Disusun oleh:
Kelompok 2
Claudia (02/20102066)
Ni Luh Putu Pramita Lestari (11/20102075)
Ni Putu Cahyani Trisna Wulandari (14/20102078)
I Gde Rangga Aditya Wardana (23/20102088)
I Gusti Ngurah Adi Surya Wijaya (24/20102089)
Luh Gde Intan Kanaya (29/20102094)
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV PENGELOLAAN PERHOTELAN
Dari ketiga pengertian kajian pustaka menurut para ahli, maka dapat dikatakan
bahwa kajian pustaka adalah suatu kegiatan yang dimulai dari mencermati, medalami, dan
menelaah pengetahuan agar mendapatkan sumber-sumber data yang bisa digunakan untuk
penelitian, seperti teori, metode, atau pendekatan ilmiah.
B. Peran Kajian Pustaka
Seorang penulis dalam melakukan penelitiannya diperlukan literature untuk
mendukung penelitian tersebut. Terlepas dari beragamnya pengertian dari kajian pustaka,
alasan perlunya kajian pustaka sangat beragam. Gal, Borg, and Gall (dalam Setyosari,
2013:120) menyatakan bahwa peran dari kajian pustaka adalah sebagai berikut:
1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem)
Bila cakupan penelitian lebih luas dari yang seharusnya, maka penelitian
tersebut akan gagal. Pemilihan suatu masalah yang terbatas dan mengkajinya secara
menyeluruh jauh lebih baik serta membantu peneliti dalam memahami materinya lebih
dalam. Dengan mengkaji literature, penulis dapat menemukan bagaimana penulis lain
merumuskan alur penelitian yang berhasil dalam suatu bidang tertentu.
2. Menemukan arah baru penemuan (seeking new lines of inquiry)
Dalam melakukan kajian pustaka, penting untuk mengetahui apakah penelitian
yang akan dilakukan sesuai dengan bidang yang diinginkan atau diminati. Penulis juga
harus lebih mewaspadai atau aware terhadap kemungkinan penelitian yang selama ini
telah dilupakan atau diabaikan. Pengalaman dan latar belakang penulis itu sendiri bisa
menjadi keuntungan yang mungkin dalam pencarian atau perumusan masalah tidak
diperhatikan oleh penulis lain. Dengan begitu, penulis bisa melihat sisi lain dari
berbagai masalah yang tidak menjadi bidang kajian peneliti lain.
3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fruitless approaches)
Misalnya, penelusuran pustaka kadang mengidentifikasi kajian-kajian sejenis
yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, yang semuanya menggunakan
pendekatan yang hampir sama dan di antaranya telah gagal untuk menemukan
hubungan atau perbedaan yang signifikan. Temuan seperti ini dapat dipakai sebagai
rujukan, dan juga sebagai hal pembanding dengan temuan baru jika memang hasilnya
ternyata berbeda.
4. Memperoleh pemahaman metodologis (gaining methodological in- sights)
Dalam mengkaji laporan penelitian, kadangkala penulis hanya memberikan
sedikit perhatian terhadap sesuatu selain hasil penelitian. Ini merupakan suatu
kesalahan karena informasi yang lain. dalam laporan penelitian tersebut tetap
memberikan kontribusi kepada penulius, misalnya berkenaan tentang rancangan
penelitian.
5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (identifying
recommendations for further research)
Para peneliti sering menyimpulkan bahwa laporan penelitian dan diskusi
permasalahan yang diajukan melalui penelitian dan rekomendasinya ditujukan kepada
penelitian lain yang mungkin akan dilakukan. Isu-isu dan rekomendasi perlu
dipertimbangkan secara saksama karena hal-hal tersebut merepresentasikan
pemahaman yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan kajian permasalahan
tertentu.
I. Pengertian Hipotesis
Hipotesis (hipotesa) berasal dari bahasa Yunani. Dari arti katanya, hipotesis berasal
dari dua kata yaitu “hypo” artinya sementara dan “thesis” artinya kesimpulan. Dengan
demikian, hipotesis berarti dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
penelitian (Haris & Martawijaya, 2015). Untuk itu, diperlukan data atau fakta untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis. Hipotesis dibuat berdasarkan pemikiran teoritis
atau dari penelitian terdahulu (Timotius, 2017). Menurut Frankel dan Wallen (1990) dalam
(Arifin, 2012) menyatakan bahwa kata dugaan, prediksi, dan sementara menunjukan
bahwa suatu hipotesis harus dibuktikan kebenarannya, apakah dapat diterima menjadi
suatu pernyataan yang permanen atau tidak. Hipotesis pada dasarnya merupakan
pernyataan prediktif yang menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lainnya.
Dengan demikian rumusan hipotesis itu mengandung lebih dari satu variabel. Sebuah
hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif yang polanya
bervariatif (Didin Fatihudin, 2015).
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata "HYPO" yang
artinya "di bawah" dan "THESA" yang artinya "kebenaran jadi hipotesis yang kemudian
cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis.
J. Ciri-ciri Hipotesis
Setelah dirumuskan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu apakah sudah layak atau
belum untuk dijadikan acuan penilaian. Dikutip dari buku Metode Penelitian untuk Bisnis
(2017) oleh Dorothy Rouly H. Pandjaitan dan Aripin Ahmad, berikut beberapa ciri
hipotesis yang baik:
Hipotesis harus jelas, dapat dimengerti, dan sesuai fakta. Artinya hipotesis
baru bisa diterima jika hubungan variabelnya cocok dengan fakta.
Artinya hipotesis harus bisa diuji dengan nalar, baik dengan memberi alasan
sesuai fakta ataupun menggunakan alat-alat yang berkaitan.
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas, guna
mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian.
• Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak terjadi perbedaan penafsiran
yang berbeda diantara pembaca.
• Hipotesis yang dirumuskan harus dapat diuji dengan menggunakan data yang
dikumpulkan secara ilmiah. Dengan demikian, hipotesis akan dapat dibuktikan.
• Meskipun hipotesis merupakan suatu dugaan, tidak berarti tanpa dasar yang
memadai. Hipotesis yang kuat adalah adalah hipotesis yang didasarkan pada teori
yang sudah ada atau hasil-hasil riset sebelumnya. Hipotesis harus mempunyai dasar
teori yang kuat supaya pembuktiannya tidak bersifat coba-coba.
K. Jenis-jenis Hipotesis
Bentuk hipotesis tidak dapat dipisahkan dengan jenis riset dan Riset Problem yang
dilakukan.
1. Hipotesis Exploratif
Hipotesis ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau atau teori
yang sudah dipelajari sebelumnya. Akan tetapi seringkali hipotesis ini tidak
dapat dibuat berhubung tidak ada dasar yang kuat baik mengenai teori maupun
pengalaman-pengalaman waktu lampau sebab persoalan masih baru.
2. Hipotesis Deskriptive
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian deskriptif.
Contoh:
• Kinerja Keuangan Bank BCA baik
• Semangat kerja karyawan Bank BCA tinggi.
3. Hipotesis Deskriptif juga dapat dalam bentuk deskriptif komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah deskriptif yang
komparatif.
Contoh:
• Kinerja keuangan bank BCA lebih baik dibandingkan kinerja keuangan
bank Mandiri.
4. Hipotesis Verivikatif
Mempergunakan jenis penelitian verifikatif memungkinkan peneliti
mengetahui hubungan sebab akibat (relational), sehingga jenis hipotesisnya
dapat berupa:
a. Hipotesis Eksperimental
Eksperiment adalah usaha pengumpulan data sedemikian rupa sehingga
memungkinkan untuk memperoleh suatu kesimpulan yang jelas
terutama mengenai kebenaran suatu hipotesis yang mencakup hubungan
sebab dan akibat dengan melakukan pengontrolan terhadap satu variabel
atau lebih yang pengaruhnya tidak dikehendaki.
Contoh:
• Diduga terdapat perbedaan kenaikan penjualan sebelum dan
setelah Advertising
• Diduga terdapat perbedaan skill karyawan sebelum dan setelah
diadakannya pelatihan.
b. Hipotesis Asosiatif
Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah asosiatif
(sebab akibat):
• Semangat kerja karyawan berpengaruh positif terhadap
produktifitas karyawan.
“Diduga kerja karyawan berpengaruh positif terhadap
produktifitas karyawan”.
L. Fungsi Hipotesis
Menurut Muh. Fitrah dan Luthfiyah dalam buku Metodologi Penelitian; Penelitian
Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus (2017), fungsi hipotesis adalah:
• Sebagai arahan dalam penelitian, berguna untuk mencegah pengumpulan data
yang tidak relevan atau berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
• Untuk menambah kepekaan peneliti terhadap permasalahan penelitian.
• Hipotesis memungkinkan peneliti untuk lebih memahami permasalahan yang
diteliti.
• Digunakan sebagai sebuah kerangka untuk meyakinkan peneliti.
1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak
normatif. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat dalam
kalimat hipotesis.
2. Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional, dalam
arti dapat diamati dan diukur.
3. Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.
Riadi (2016) menyatakan bahwa hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yang
pertama secara deduktif dan yang kedua secara induktif.
1. Penyusunan hipotesis secara deduktif, ditarik dari teori. Suatu teori terdiri dari
proposisi-proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan hubungan antara dua
konsep. Proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari padanya disusun
hipotesis.
2. Penyusunan hipotesis secara induktif, bertolak dari pengamatan empiris.
Sebagai contoh dari pengalaman kita di masa lampau, kita mengetahui bahwa
kecelakaan-kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya kebanyakan disebabkan
oleh supir yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Bertolak dari
pengalaman ini kita menyusun hipotesis: Ada hubungan positif antara kecepatan
laju kendaraan dengan kecelakaan lalu lintas.
N. Kesimpulan
Dalam sebuah penelitian, kajian pustaka memegang peranan yang penting sebagai
dasar dan penguat gagasan peneliti. Namun, literatur yang menjadi kajian haruslah dari
sumber asli. Peneliti dan kajian pustaka yang berisi kumpulan konsep, definisi serta
preposisi merupakan hal yang tak terpisahkan. Hal tersebut dikarenakan sebuah kajian
pustaka berfungsi sebagai media perantara untuk bisa melihat peristiwa secara sistematik
melalui spesifikasi relasi yang terjalin antar variabel yang kemudian membantu peneliti
untuk bisa melihat kemungkinan-kemungkinan topik utama penelitian.
Hipotesis juga tidak kalah pentingnya dalam sebuah penelitian. Hipotesis
merupakan sebuah jawaban yang masih bersifat sementara atas rumusan masalah yang
diajukan dalam sebuah penelitian yang bersifat teoritis dan belum dalam bentuk jawaban
secara empiris dan praktis dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Jadi
hipotesis dinyatakan sebagai jawaban yang teoritis terhadap rumusan masalah penelitian
belum menjadi jawaban yang empirik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2022. Kajian Pustaka: Pengertian, Manfaat, Tujuan, Cara Membuat dan Contoh.
Tersedia pada https://www.gramedia.com/literasi/kajian-pustaka/amp/#1_Pohan. Diakses
pada tanggal 25 Februari 2023.
Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT. Remaja Rosdakarya
Fatihudin, Didin. 2015. Metodologi Penelitian untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi.
Zifatama Publisher
Gal, Borg, and Gall dalam Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.
Jakarta: Prenadamedia
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Haris, A., & Martawijaya, M. A. 2015. Kemampuan Hipotesis Fisika pada Peserta Didik Kelas
XMIA SMA Barrang Lompo. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Makasar, 10.
Lestari, Anggi Putri. 2021. Tahukah Kamu Apa Itu Kajian Pustaka?. Tersedia pada
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/435817/tahukah-kamu-apa-itu-kajian-pustaka.
Diakses pada 25 Februari 2023.
Putri, Vanya. Pengertian Hipotesis Para Ahli, Ciri dan Manfaatnya. Tersedia pada
https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/10/140000969/pengertian-hipotesis-
menurut-para-ahli-fungsi-ciri-dan-manfaatnya?page=all#. Diakses pada tanggal 22
Februari 2023.
Raharja, Algonz D. B. 2022. 6 Contoh Kajian Pustaka untuk Skripsi, Tesis, Karya Ilmiah,
Makalah, Artikel dan Proposal. Tersedia pada https://www.ekrut.com/media/contoh-
kajian-pustaka. Diakses pada tanggal 26 Februari 2023.
Restu. 2020. Kajian Pustaka: Pengertian, Manfaat, Tujuan, Cara Membuat dan Contoh. Tersedia
pada https://www.gramedia.com/literasi/kajian-pustaka/. Diakses pada tanggal 26
Februari 2023
Riadi, Muchlisin. 2016. Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menyusun Hipotesis. Diakses pada 25
Februari 2023, dari https://www.kajianpustaka.com
Riyanto, Wahyu Hidayat dan Achmad Mohyi. 2020. Metodologi penelitian ekonomi. Malang:
UMM Press
Salma, 2022. Kajian Pustaka: Pengertian, Jenis, Cara Menulis dan Contoh Lengkap. Tersedia pada:
https://penerbitdeepublish.com/kajian-pustaka/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2023.
Timotius, K. H. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Tuckman dalam Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Prenadamedia