Anda di halaman 1dari 16

Metode Penelitian

“Kajian Pustaka dan Hipotesis”

Disusun oleh:
Kelompok 2

Claudia (02/20102066)
Ni Luh Putu Pramita Lestari (11/20102075)
Ni Putu Cahyani Trisna Wulandari (14/20102078)
I Gde Rangga Aditya Wardana (23/20102088)
I Gusti Ngurah Adi Surya Wijaya (24/20102089)
Luh Gde Intan Kanaya (29/20102094)

PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV PENGELOLAAN PERHOTELAN

POLITEKNIK PARIWISATA BALI


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF/BADAN EKONOMI KREATIF
2023
A. Pengertian Kajian Pustaka Menurut Para Ahli
Kajian pustaka adalah kumpulan teori yang didapatkan dari berbagai macam
sumber yang akan digunakan sebagai bahan rujukan dalam melakukan kegiatan penelitian
atau membuat karya tulis ilmiah. Dalam hal ini, landasan teori bisa diambil dari berbagai
macam media, seperti jurnal, skripsi, artikel, berita, koran, dan masih banyak lagi. Kajian
pustaka sering juga dikenal landasan teori. Kajian pustaka ini bertujuan untuk menjawab
atau menemukan solusi dari suatu topik permasalahan yang akan diteliti. Maka dari itu,
teori yang dipilih harus valid agar hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan dan bisa
memberikan manfaat serta solusi bagi pembaca terhadap topik permasalahan yang
diangkat. Berikut ini pengertian kajian pustaka menurut para ahli.
1. Muh. Fitrah, M. Pd & Dr. Lutfhiyah, M. Ag
Mengutip buku Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Studi Kasus karya Muh. Fitrah, M. Pd & Dr. Lutfhiyah, M. Ag, kajian pustaka
adalah tindakan mencermati, mendalami, dan menelaah pengetahuan.
2. Poha
Menurut Poha, kajian pustaka adalah sebuah kegiatan mengumpulkan data-data
ilmiah terutama dalam bentuk teori, metode, atau penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya, baik dalam bentuk buku, naskah dokumen, jurnal, dan
lain-lain yang sudah ada di dalam perpustakaan.
3. Nazir
Nazir mengatakan bahwa kajian pustaka adalah suatu studi kepustakaan atau
studi literatur yang memiliki fungsi untuk menunjang ketajaman penelitian
serta mendukung penelitian. Selain itu, kajian pustaka juga digunakan untuk
mengetahui sejauh mana ilmu yang memiliki keterkaitan proses penelitian
berkembang dan sejauh mana kesimpulan bisa diperoleh, sehingga situasi yang
dibutuhkan berhasil didapatkan.

Dari ketiga pengertian kajian pustaka menurut para ahli, maka dapat dikatakan
bahwa kajian pustaka adalah suatu kegiatan yang dimulai dari mencermati, medalami, dan
menelaah pengetahuan agar mendapatkan sumber-sumber data yang bisa digunakan untuk
penelitian, seperti teori, metode, atau pendekatan ilmiah.
B. Peran Kajian Pustaka
Seorang penulis dalam melakukan penelitiannya diperlukan literature untuk
mendukung penelitian tersebut. Terlepas dari beragamnya pengertian dari kajian pustaka,
alasan perlunya kajian pustaka sangat beragam. Gal, Borg, and Gall (dalam Setyosari,
2013:120) menyatakan bahwa peran dari kajian pustaka adalah sebagai berikut:
1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem)
Bila cakupan penelitian lebih luas dari yang seharusnya, maka penelitian
tersebut akan gagal. Pemilihan suatu masalah yang terbatas dan mengkajinya secara
menyeluruh jauh lebih baik serta membantu peneliti dalam memahami materinya lebih
dalam. Dengan mengkaji literature, penulis dapat menemukan bagaimana penulis lain
merumuskan alur penelitian yang berhasil dalam suatu bidang tertentu.
2. Menemukan arah baru penemuan (seeking new lines of inquiry)
Dalam melakukan kajian pustaka, penting untuk mengetahui apakah penelitian
yang akan dilakukan sesuai dengan bidang yang diinginkan atau diminati. Penulis juga
harus lebih mewaspadai atau aware terhadap kemungkinan penelitian yang selama ini
telah dilupakan atau diabaikan. Pengalaman dan latar belakang penulis itu sendiri bisa
menjadi keuntungan yang mungkin dalam pencarian atau perumusan masalah tidak
diperhatikan oleh penulis lain. Dengan begitu, penulis bisa melihat sisi lain dari
berbagai masalah yang tidak menjadi bidang kajian peneliti lain.
3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fruitless approaches)
Misalnya, penelusuran pustaka kadang mengidentifikasi kajian-kajian sejenis
yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, yang semuanya menggunakan
pendekatan yang hampir sama dan di antaranya telah gagal untuk menemukan
hubungan atau perbedaan yang signifikan. Temuan seperti ini dapat dipakai sebagai
rujukan, dan juga sebagai hal pembanding dengan temuan baru jika memang hasilnya
ternyata berbeda.
4. Memperoleh pemahaman metodologis (gaining methodological in- sights)
Dalam mengkaji laporan penelitian, kadangkala penulis hanya memberikan
sedikit perhatian terhadap sesuatu selain hasil penelitian. Ini merupakan suatu
kesalahan karena informasi yang lain. dalam laporan penelitian tersebut tetap
memberikan kontribusi kepada penulius, misalnya berkenaan tentang rancangan
penelitian.
5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (identifying
recommendations for further research)
Para peneliti sering menyimpulkan bahwa laporan penelitian dan diskusi
permasalahan yang diajukan melalui penelitian dan rekomendasinya ditujukan kepada
penelitian lain yang mungkin akan dilakukan. Isu-isu dan rekomendasi perlu
dipertimbangkan secara saksama karena hal-hal tersebut merepresentasikan
pemahaman yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan kajian permasalahan
tertentu.

C. Fungsi Kajian Pustaka


Selain peran dari kajian pustaka, adapula fungsi dari dibuatnya kajian pustaka. Setyosari
(2013: 122) memaparkan bahwa fungsi penulisan kajian pustaka atau literatur dalam suatu
esai atau penelitian yaitu:
1. Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh suatu topik tertentu dengan
cara menyeleksi artikel atau bahan kajian yang berkualitas yang relevan, bermakna,
penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.
2. Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk meng- awali penelitian
dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum,
menilai, dan membandingkan peneliti an dalam bidang tertentu.
3. Memastikan bahwa peneliti atau penulis tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang
telah dilakukan.
4. Memberikan petunjuk ke mana penelitian yang akan datang diarahkan atau
direkomendasikan.
5. Memberikan garis besar temuan kunci.
6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan, dan hal yang me ngandung
pertentangan dalam kajian pustaka.
7. Memberikan analisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan dari para
peneliti lain.
D. Jenis-jenis Kajian Pustaka
1. Kajian Pustaka Penelitian Kuantitatif
Kajian pustaka ini merupakan kajian yang digunakan pada penelitian yang
memiliki teori penelitian kuantitatif atau theory in quantitative research. Kajian dengan
teori ini diartikan sebagai seperangkat gagasan konstruk atau variabel yang saling
berhubungan satu sama lain yang kemudian berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis
yang memberi perincian hubungan antarvariabel. Fungsi dari jenis kajian ini adalah
sebagai argumentasi, pembahasan, atau juga bisa menjadi alasan yang kuat. Dalam
teori ini, peneliti bisa memberi penegasan teorinya dalam berbagai bentuk, yaitu:
a. Peneliti menegaskan teori dalam bentuk pernyataan dari berbagai hipotesis
yang saling berhubungan.
b. Peneliti mampu menyatakan teori dalam bentuk pernyataan yaitu “jika-
maka” untuk menunjukkan mengapa seseorang harus berharap pada
variabel bebas agar bisa memengaruhi variabel terikat.
c. Peneliti mampu menyajikan teori dalam bentuk visual yang penting untuk
menerjemahkan berbagai variabel ke dalam gambar visual.
2. Kajian Pustaka Penelitian Kualitatif
Kajian pustaka jenis ini biasanya digunakan untuk penelitian kualitatif, yang
mana para peneliti menggunakan teori di dalam penelitian dengan berbagai macam
tujuan, yaitu:
a. Pada penelitian kualitatif, teori yang digunakan biasanya bertujuan untuk
menjelaskan perilaku atau sikap tertentu yang kemudian akan menjadi
sempurna ketika dilengkapi dengan variabel, konstruk, dan hipotesis
penelitian.
b. Para peneliti pada penelitian kualitatif biasanya menggunakan perspektif
teoretis sebagai pedoman umumnya untuk meneliti berbagai hal, misalnya
gender, kelas, dan juga ras atau berbagai masalah lain mengenai kelompok
marginal.
c. Menggunakan teori yang dijadikan sebagai poin akhir penelitian yang mana
artinya peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang
berlangsung dari data menuju ke tema-tema umum, lalu menuju teori atau
model tertentu.
3. Kajian Pustaka Penelitian Campuran
Jenis kajian ini digunakan pada teori penelitian yang menggunakan metode
campuran yang biasa diterapkan secara deduktif, misalnya dengan melakukan
pengujian atau melakukan verifikasi terhadap teori kuantitatif atau secara induktif,
misalnya dengan memunculkan teori atau pola kuantitatif. Meski demikian, ada
beberapa cara unik yang dilakukan untuk memasukkan teori ke dalam penelitian
metode campuran, yang mana peneliti akan mengumpulkan, menganalisis, dan
menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan rancangan metode
campuran yang berbeda.
4. Kajian Pustaka Teori Normatif
Jenis kajian terakhir adalah yang digunakan untuk teori penelitian yakni teori
normatif. Kajian ini sangat cocok untuk penelitian ilmu sosial yang dapat diuji secara
empiris dan berbagai hal lainnya yang memuat berbagai pertanyaan penting tentang
politik yang berada di luar cakupan. Hal ini karena teori ini menjadi sentral bagi ilmu
politik atau filsafat politik yang juga disebut teori normatif.

E. Kriteria Pemilihan Kajian Pustaka


Untuk menilai sumber-sumber pustaka, penulis dapat menggunakan kriteria ini
sebagai acuan dalam pemilihan sumber pustaka. Kriteria untuk menilai sumber pustaka
dipaparkan oleh Tuckman (dalam Setyosari, 2013:125) yaitu sebagai berikut:
1. Ketepatan (Adequacy)
Artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan level kesesuaian antara
masalah dan sumber pendukungnya, atau variabel penelitian yang sedang dikaji
harus sesuai dengan referensi yang menjadi rujukan. Misalnya, jika dalam suatu
penelitian mempertanyakan masalah hubungan antara kecemasan dan hasil
belajar, maka sumber pustaka pendukungnya terkait dengan kecemasan dan
hasil belajar.
2. Organisasi (Organization)
Berkaitan dengan keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun
secara baik yang mencakup pendahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan atau
penyusunan tata tulis dilakukan secara sistematis sehingga menciptakan
hubungan yang masuk akal. Pengorganisasian tulisan yang baik membantu para
pembacanya untuk mengikuti jalan pikiran secara runtut.
3. Kejelasan (Clarity)
Berkaitan dengan apakah penulis sebagai peneliti dapat memahami
benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti atau penulis
memahami masalah atau variabel penelitian. Kejelasan sebagai sifat variabel
yang berhubungan "the nature of the substance" tersebut perlu dikupas secara
mendalam.
4. Empiris atau Alamiah (Empiricalness)
Empiris ini sangat terkait dengan temuan aktual (temuan lapangan),
yang didapatkan bukan pendapat semata. Dukungan empiris yang berasal dari
lapangan secara reliabel dapat meningkatkan keakuratan kajian. Kajian yang
akurat lebih dapat dipercaya daripada sekadar pendapat awam.
5. Menyakinkan (Convicingness)
Memiliki arti apakah kajian pustaka itu membantu peneliti atau penulis
memahami benar masalahnya sehingga mampu meyakinkan orang lain. Sumber
kajian pustaka memiliki keyakinan tinggi apabila memang dikerjakan oleh
pakarnya. Sumber rujukan yang meyakinkan dapat meneguhkan keyakinan
peneliti, dan sumber yang kredibel memberikan gambaran yang meyakinkan
pula bagi pembacanya.
6. Relevansi (Relevance)
Terkait dengan kutipan yang berhubungan dengan variabel dan
hipotesis yang sedang menjadi perhatian peneliti. Misalnya, variabel dan
hipotesis yang diuji dalam penelitian berkenaan dengan strategi pembelajaran
kooperatif dan hasil belajar, maka kutipan atau kajian pustaka harus sesuai atau
relevan dengan kedua variabel tersebut. atau rujukan yang digunakan memiliki
tingkat relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Relevansi ini
menjadi sangat penting karena sumber-sumber yang relevan itu menjadi
bahan,"stuff" bagi peneliti dalam mendiskusikan hasil penelitian atau pijakan
pijakan teoretis atau konseptual.
7. Kemutakhiran (Recency)
Kemutakhiran ini terkait dengan pengutipan dari sumber-sumber yang
terbaru, up-to-date. Sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasil
penelitian terkini pula. Itulah sebabnya syarat kemutakhiran ini sangat
diperlukan. Hasil penelitian mutakhir biasanya memberikan informasi yang
lebih lengkap karena menggunakan data terbaru.

F. Sumber Kajian Pustaka


Dalam membuat kajian pustaka, penulis harus menggunakan sumber-sumber yang
dapat dipercaya dan terjamin kebenarannya. Pada era sekarang ini, dimana sumber kajian
pustaka tidak hanya bisa didapat dari media cetak saja, akan tetapi bisa juga melalui media
online (internet). Berikut merupakan sumber-sumber kajian pustaka yaitu:
1. Buku.
2. Laporan resmi pemerintah.
3. Artikel dalam jurnal professional.
4. Jurnal penelitian.
5. Laporan tesis dan disertasi.
6. Majalah dan surat kabar.
7. Buku yang terbit secara umum.
8. Website serta sumber dari internet lainnya.

G. Cara Menulis Kajian Pustaka


1) Mengidentifikasi Penelitian
Ketika ingin membuat kajian pustaka, maka peneliti perlu melakukan identifikasi
penelitian terlebih dahulu. Dari identifikasi ini, maka peneliti bisa menentukan
penelitian yang sesuai dengan topik permasalahan yang sudah ditentukan juga.
2) Mencari, Membaca dan Memahami Sumber Bacaan yang Relevan
Dikarenakan kajian pustaka selalu berkaitan dengan penelitian sebelumnya, maka
untuk membuat kajian pustaka harus mencari, membaca, dan memahami penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya. Bukan hanya itu saja, tetapi peneliti juga harus
mencari bacaan yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3) Melakukan Pencatatan
Langkah ketiga dalam membuat kajian pustaka adalah melakukan pencatatan.
Langkah ini perlu dilakukan agar peneliti mengetahui hal-hal penting yang bisa
dimasukkan ke dalam kajian pustaka.
4) Meringkas dari Bacaan yang Sudah Ditemukan
Setelah melakukan pencatatan, maka langkah selanjutnya adalah membuat
ringkasan dari bacaan yang sudah ditemukan sebelumnya. Dengan adanya
ringkasan ini, peneliti bisa menghasilkan kajian pustaka yang singkat, jelas, dan
padat.
5) Membuat Kajian Pustaka
Langkah kelima, yaitu membuat kajian pustaka. Dalam membuat kajian pustaka,
sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis serta menggunakan teori yang relevan
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
6) Menulis Pandangan Umum
Langkah terakhir dalam menulis kajian pustaka adalah menulis pandangan umum
yang sesuai dan behubungan isi dari penelitian yang sudah dilakukan.

H. Contoh Kajian Pustaka


Salah satu contoh kajian pustaka untuk skripsi dapat dilihat dari skripsi berjudul
“Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya dengan Pendekatan Moderat (Modification
of Reciprocal Teaching)” yang ditulis M. Mufadiah di Institut Agama Islam Walisongo
Semarang. Dalam sub bab kajian pustaka yang ditulis Mufadiah memakai dua penelitian
terdahulu yang memiliki tema serupa. Kajian pustaka ini berisi tentang bagaimana
penerapan pendekatan reciprocal teaching di beberapa Madrasah Tsanawiyah dan
pendekatan modification of reciprocal teaching (Moderat) di SMP Negeri. Mufaidah
membandingkan dua pendekatan di dua sekolah berbeda untuk melihat efisiensi
pendekatan reciprocal teaching. Di dalam dua penelitian itu terdapat penjelasan tentang
instrumen penelitian berupa multiple choice test dan esai. Di mana kemudian penelitian
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis dilakukan untuk mengetahui
persentase siklus ketuntasan belajar siswa baik secara kognitif maupun psikomotorik.
Kajian pustaka yang diambil Mufadiah ini diambil langsung merujuk pada tema khusus
yang akan ia tulis sebagai skripsi.

I. Pengertian Hipotesis
Hipotesis (hipotesa) berasal dari bahasa Yunani. Dari arti katanya, hipotesis berasal
dari dua kata yaitu “hypo” artinya sementara dan “thesis” artinya kesimpulan. Dengan
demikian, hipotesis berarti dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
penelitian (Haris & Martawijaya, 2015). Untuk itu, diperlukan data atau fakta untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis. Hipotesis dibuat berdasarkan pemikiran teoritis
atau dari penelitian terdahulu (Timotius, 2017). Menurut Frankel dan Wallen (1990) dalam
(Arifin, 2012) menyatakan bahwa kata dugaan, prediksi, dan sementara menunjukan
bahwa suatu hipotesis harus dibuktikan kebenarannya, apakah dapat diterima menjadi
suatu pernyataan yang permanen atau tidak. Hipotesis pada dasarnya merupakan
pernyataan prediktif yang menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lainnya.
Dengan demikian rumusan hipotesis itu mengandung lebih dari satu variabel. Sebuah
hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif yang polanya
bervariatif (Didin Fatihudin, 2015).
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata "HYPO" yang
artinya "di bawah" dan "THESA" yang artinya "kebenaran jadi hipotesis yang kemudian
cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis.

Pengertian Hipotesis menurut beberapa ahli:

1. Menurut Sugiyono (2012: 96)


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
2. Menurut Trealese (1960)
Hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat
diamati.
3. Menurut Good dan Scates (1954)
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun
kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-
langkah selanjutnya.
4. Menurut Kerlinger (1973) dalam Nasir (2003: 151)
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua
atau lebih variabel.
5. Menurut Fraenkel dan Wallen
Sebagaimana dikutip dari buku Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif
(2021) karya Muhammad Darwin, dkk, Fraenkel dan Wallen mengartikan
hipotesis sebagai prediksi atas kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
6. Menurut Sudjana
Menurut Sudjana, hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara tentang hal
yang dibuat, guna menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk
pengecekan.
7. Menurut Muri Yusuf
Muri Yusuf mengartikan hipotesis sebagai kesimpulan sementara atau suatu
jawaban yang bersifat sementara, serta merupakan konstruksi peneliti mengenai
masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

J. Ciri-ciri Hipotesis
Setelah dirumuskan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu apakah sudah layak atau
belum untuk dijadikan acuan penilaian. Dikutip dari buku Metode Penelitian untuk Bisnis
(2017) oleh Dorothy Rouly H. Pandjaitan dan Aripin Ahmad, berikut beberapa ciri
hipotesis yang baik:

• Hipotesis harus menyatakan hubungan


Artinya hipotesis harus mengandung dua variabel atau lebih, yang dapat
diukur secara potensial untuk menyatakan hubungan antarvariabel.

• Hipotesis harus sesuai fakta

Hipotesis harus jelas, dapat dimengerti, dan sesuai fakta. Artinya hipotesis
baru bisa diterima jika hubungan variabelnya cocok dengan fakta.

• Hipotesis harus dapat diuji

Artinya hipotesis harus bisa diuji dengan nalar, baik dengan memberi alasan
sesuai fakta ataupun menggunakan alat-alat yang berkaitan.

• Hipotesis harus sederhana

Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas, guna
mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian.

• Hipotesis harus sesuai dengan ilmu pengetahuan

Artinya hipotesis harus tumbuh dari hubungan ilmu pengetahuan, serta


berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan.

• Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak terjadi perbedaan penafsiran
yang berbeda diantara pembaca.

• Hipotesis yang dirumuskan harus dapat diuji dengan menggunakan data yang
dikumpulkan secara ilmiah. Dengan demikian, hipotesis akan dapat dibuktikan.

• Meskipun hipotesis merupakan suatu dugaan, tidak berarti tanpa dasar yang
memadai. Hipotesis yang kuat adalah adalah hipotesis yang didasarkan pada teori
yang sudah ada atau hasil-hasil riset sebelumnya. Hipotesis harus mempunyai dasar
teori yang kuat supaya pembuktiannya tidak bersifat coba-coba.
K. Jenis-jenis Hipotesis
Bentuk hipotesis tidak dapat dipisahkan dengan jenis riset dan Riset Problem yang
dilakukan.
1. Hipotesis Exploratif
Hipotesis ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau atau teori
yang sudah dipelajari sebelumnya. Akan tetapi seringkali hipotesis ini tidak
dapat dibuat berhubung tidak ada dasar yang kuat baik mengenai teori maupun
pengalaman-pengalaman waktu lampau sebab persoalan masih baru.
2. Hipotesis Deskriptive
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian deskriptif.
Contoh:
• Kinerja Keuangan Bank BCA baik
• Semangat kerja karyawan Bank BCA tinggi.
3. Hipotesis Deskriptif juga dapat dalam bentuk deskriptif komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah deskriptif yang
komparatif.
Contoh:
• Kinerja keuangan bank BCA lebih baik dibandingkan kinerja keuangan
bank Mandiri.
4. Hipotesis Verivikatif
Mempergunakan jenis penelitian verifikatif memungkinkan peneliti
mengetahui hubungan sebab akibat (relational), sehingga jenis hipotesisnya
dapat berupa:
a. Hipotesis Eksperimental
Eksperiment adalah usaha pengumpulan data sedemikian rupa sehingga
memungkinkan untuk memperoleh suatu kesimpulan yang jelas
terutama mengenai kebenaran suatu hipotesis yang mencakup hubungan
sebab dan akibat dengan melakukan pengontrolan terhadap satu variabel
atau lebih yang pengaruhnya tidak dikehendaki.
Contoh:
• Diduga terdapat perbedaan kenaikan penjualan sebelum dan
setelah Advertising
• Diduga terdapat perbedaan skill karyawan sebelum dan setelah
diadakannya pelatihan.
b. Hipotesis Asosiatif
Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah asosiatif
(sebab akibat):
• Semangat kerja karyawan berpengaruh positif terhadap
produktifitas karyawan.
“Diduga kerja karyawan berpengaruh positif terhadap
produktifitas karyawan”.

L. Fungsi Hipotesis
Menurut Muh. Fitrah dan Luthfiyah dalam buku Metodologi Penelitian; Penelitian
Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus (2017), fungsi hipotesis adalah:
• Sebagai arahan dalam penelitian, berguna untuk mencegah pengumpulan data
yang tidak relevan atau berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
• Untuk menambah kepekaan peneliti terhadap permasalahan penelitian.
• Hipotesis memungkinkan peneliti untuk lebih memahami permasalahan yang
diteliti.
• Digunakan sebagai sebuah kerangka untuk meyakinkan peneliti.

M. Cara Menyusun Hipotesis


Menurut Gulo (2000:57) menyebutkan bahwa Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam penyusunan hipotesis adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak
normatif. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat dalam
kalimat hipotesis.
2. Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional, dalam
arti dapat diamati dan diukur.
3. Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.

Riadi (2016) menyatakan bahwa hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yang
pertama secara deduktif dan yang kedua secara induktif.

1. Penyusunan hipotesis secara deduktif, ditarik dari teori. Suatu teori terdiri dari
proposisi-proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan hubungan antara dua
konsep. Proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari padanya disusun
hipotesis.
2. Penyusunan hipotesis secara induktif, bertolak dari pengamatan empiris.
Sebagai contoh dari pengalaman kita di masa lampau, kita mengetahui bahwa
kecelakaan-kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya kebanyakan disebabkan
oleh supir yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Bertolak dari
pengalaman ini kita menyusun hipotesis: Ada hubungan positif antara kecepatan
laju kendaraan dengan kecelakaan lalu lintas.

N. Kesimpulan
Dalam sebuah penelitian, kajian pustaka memegang peranan yang penting sebagai
dasar dan penguat gagasan peneliti. Namun, literatur yang menjadi kajian haruslah dari
sumber asli. Peneliti dan kajian pustaka yang berisi kumpulan konsep, definisi serta
preposisi merupakan hal yang tak terpisahkan. Hal tersebut dikarenakan sebuah kajian
pustaka berfungsi sebagai media perantara untuk bisa melihat peristiwa secara sistematik
melalui spesifikasi relasi yang terjalin antar variabel yang kemudian membantu peneliti
untuk bisa melihat kemungkinan-kemungkinan topik utama penelitian.
Hipotesis juga tidak kalah pentingnya dalam sebuah penelitian. Hipotesis
merupakan sebuah jawaban yang masih bersifat sementara atas rumusan masalah yang
diajukan dalam sebuah penelitian yang bersifat teoritis dan belum dalam bentuk jawaban
secara empiris dan praktis dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Jadi
hipotesis dinyatakan sebagai jawaban yang teoritis terhadap rumusan masalah penelitian
belum menjadi jawaban yang empirik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2022. Kajian Pustaka: Pengertian, Manfaat, Tujuan, Cara Membuat dan Contoh.
Tersedia pada https://www.gramedia.com/literasi/kajian-pustaka/amp/#1_Pohan. Diakses
pada tanggal 25 Februari 2023.
Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT. Remaja Rosdakarya
Fatihudin, Didin. 2015. Metodologi Penelitian untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi.
Zifatama Publisher
Gal, Borg, and Gall dalam Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.
Jakarta: Prenadamedia
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Haris, A., & Martawijaya, M. A. 2015. Kemampuan Hipotesis Fisika pada Peserta Didik Kelas
XMIA SMA Barrang Lompo. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Makasar, 10.
Lestari, Anggi Putri. 2021. Tahukah Kamu Apa Itu Kajian Pustaka?. Tersedia pada
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/435817/tahukah-kamu-apa-itu-kajian-pustaka.
Diakses pada 25 Februari 2023.
Putri, Vanya. Pengertian Hipotesis Para Ahli, Ciri dan Manfaatnya. Tersedia pada
https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/10/140000969/pengertian-hipotesis-
menurut-para-ahli-fungsi-ciri-dan-manfaatnya?page=all#. Diakses pada tanggal 22
Februari 2023.
Raharja, Algonz D. B. 2022. 6 Contoh Kajian Pustaka untuk Skripsi, Tesis, Karya Ilmiah,
Makalah, Artikel dan Proposal. Tersedia pada https://www.ekrut.com/media/contoh-
kajian-pustaka. Diakses pada tanggal 26 Februari 2023.
Restu. 2020. Kajian Pustaka: Pengertian, Manfaat, Tujuan, Cara Membuat dan Contoh. Tersedia
pada https://www.gramedia.com/literasi/kajian-pustaka/. Diakses pada tanggal 26
Februari 2023
Riadi, Muchlisin. 2016. Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menyusun Hipotesis. Diakses pada 25
Februari 2023, dari https://www.kajianpustaka.com
Riyanto, Wahyu Hidayat dan Achmad Mohyi. 2020. Metodologi penelitian ekonomi. Malang:
UMM Press
Salma, 2022. Kajian Pustaka: Pengertian, Jenis, Cara Menulis dan Contoh Lengkap. Tersedia pada:
https://penerbitdeepublish.com/kajian-pustaka/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2023.
Timotius, K. H. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Tuckman dalam Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Prenadamedia

Anda mungkin juga menyukai