Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Kajian Pustaka/Literatur Review

Kajian pustaka adalah proses umum yang kita lalui untuk mendapatkan teori terdahulu. Mencari
kepustakaan yang terkait merupakan tugas yang harus segera dilakukan, lalu menyusunnya secara
teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian. Dalam penyusunan kajian pustaka ini
melakukan identifikasi secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen dokumen yang memuat atau
berhubungan dengan masalah dalam penelitian yang anda lakukan.

Untuk lebih memperkaya dan memahami akan teori mengenai kajian pustaka/literatiu review, penulis
akan sajikan beberapa definisi kajian pustaka menurut para ahli antara lain:

Triyono mengatakan bahwa kajian pustaka mencakup uraian mengenai kajian literatur yang
menimbulkan gagasan untuk menyusun kerangka pemecahan masalah.

Chamidy mengatakan bahwa Kajian pustaka adalah proses umum yang dilakukan peneliti dalam upaya
menemukan teori.[2]

Punaji mengatakan kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang
relevan dengan bidang atau topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku-buku ilmiah dan artikel
jurnal. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan oleh peneliti atau
penulis, teori-teori dan hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau
ditanyakan, metode dan metodologi yang sesuai.[3]

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas, dapat diketahui bahwa kajian pustaka memiliki peranan
penting dalam penelitian, yakni untuk mendasari dan memperkokoh gagasan peneliti. Idealnya, literatur
yang dikaji merupakan sumber asli dari jurnal ilmiah.

Pentingnya Kajian Pustaka/Literatur Review

Salah satu tujuan dalam melakukan telaah pustaka adalah untuk menemukan penelitian terdahulu
yang ada hubungan dengan penelitian. Menemukan hasil penelitian lain yang terkait dengan variabel
utama atua kunci dalam penelitian anda dilaksanakan karna beberapa alasan:

Memperkirakan apakah suatu penelitian akan berhasil. Bayangkan seorang peneliti ingin menentukan
apakah suatu program konseleling akan efektif dalam meningkatkan harga diri. Denagn membaca hasil
penelitian lain yang telah dilakukan harga diri, peneliti dapat memperoleh imformasi awal tentang
apakah program konseling mereka efektif. Jika penelitian telah dilakukan tersebut tidak menemukan
hubungan antara keduanya, maka tidak mungkin suatu penelitian baru akan menemukan hubungan
antar keduanya. Oleh karena itu seorang peneliti harus merubah topik penelitiannya agar tidak
membuang-buang waktu mereka.

Hubungan peneliti tersebut ke databesa ilmu pengetahuan tentang topik tersebut yang ada di seluruh
dunia.

Pelaksanaan penelitian paling bermanfaat jika dia dapat dikaitkan dengan penelitian lain yang telah
dilakukan sebelumnya. Misalnya, jika salah seorang peneliti mendefenisikan kata “prestasi
akademik”dengan seberapa banyak siswa telah menguasai ilmu disekolah sedangkan penelitian lain
mendefenisikannya seberapa pintar siswa tersebut, maka hal inikan berbahaya dalam kajian psikologi
pendidikan. Sedangkan penelitian yang menggunakan defenisi kedua berpendapat bahwa prestasi
akademik meningkatkan denga meningkatnya usia.

Menambah bobot tentang pentingnya pelaksanaan penelitian tersebut. Sepanjang pengetahuan tentang
penelitian, suatu penelitian yang langka akan terasa kurang bermanfaat. Maka penelitian tersebut
menjadi lebih penting karena dia dapat berbagi informasi bahkan dapat menjadi dialog internasional
tentang topik yang diamati.

Membantu peneliti dalam pengembangan pemahaman yang lebih baik dari setiap variabel. Pemahaman
yang lebih baik dari setiap variabel utama/kunci variabel tersebut dapat meningkatkan kualitas
penelitian anda.

Memberikan informasi bagaimana variabel harus diukur. Informasi ini dapat membantu anda dalam
menemukan suatu instrumen yang telah dikembangkan dan divalidasi oleh peneliti sebelumnya , disisi
lain, denagn membaca bagaimana peneliti lainnya mengukur variabel tersebut akan dapat memberi
panduan kepada anda tentang bagaimana anda bisa mengembangkan intsrumen tersebut.

Menuliskan laporan penelitian terdahulu merupakan bagian penting dari tinjuan atau kajian pustaka

Membantu anda dalam menulis bagian lain dari laporan penelitian,termasuk latar belakang, kerangka
teoritis, dan kesimpulan.

Menyiapkan tips bagi sumber-sumber signifikan yang dapat membantu anda dalam mengembangkan
proyek penelitian.[4]

Fungsi dan Tujuan Kajian Pustaka/Literatur Review

Suatu kegiatan yang dilakukan tentunya memilki fungsi/kegunaan yang berbeda. Mengenai fungsi
dari kajian pustaka, menurut Leedy menerangkan bahwa suatu kajian pustaka mempunyai kegunaan
untuk :
Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam
hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang
metode penelitiannya.

Membantu memberi gambaran tentang metode dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang
mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi.

Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum
kita ketahui sebelumnya.

Mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin
dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait).

Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan
konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada.

Mengungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya.

Membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian-
penelitian sebelumnya).[5]

Mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihak-pihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya
untuk meneliti topik tersebut.[6]

Adapun tujuan utama melakukan studi literatur adalah menemukan variabel-variabel yang akan diteliti,
membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan, melakukan
sintesa dan memperoleh persepektif baru, serta menentukan makna dan hubungan antar variabel.[7]
Sedangkan tujuan kajian pustaka menurut Cooper dalam Creswell bahwa kajian pustaka memiliki
beberapa tujuan antara lain :

menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian
yang dilakukan saat itu.

Menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan

Mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.[8]

Menurut Ibnu dk, tujuan kajian pustaka dalam penelitian kuantitatif antara lain:

Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.


Memperdalam pengetahuan penelitian mengenai hal-hal yang menyangkut masalah dan bidang yang
akan diteliti maupun berbagai metode yang termasuk dalam rancangan penelitian, pengembangan
instrumen, penarikan sampel, maupun teknik analisis data.

Mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti sebagai landasan dan acuan teoritis
yang tepat.

Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan,
sehingga dapat diketahui apa saja yang sudah diteliti, apa saja temuan-temuannya, dan bagian-bagian
mana yang diteliti.

Mendapatkan informasi tentang aspek-aspek mana saja dan topik yang sama yang barangkali sudah
pernah diteliti, agar tidak terjadi duplikasi.[9]

Setelah melihat tujuan dan fungsi dari kajian pustaka maka dapat disintesakan bahwa fungsi
utamanya adalah untuk membantu peneliti dalam memecahkan masalah yang akan diteliti oleh si
peneliti dengan tujuan utama kajian pustaka untuk menentukan apa yang telah dilakukan orang yang
berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Selain itu dengan kajian pustaka tidak hanya
mencegah duplikasi penelitian orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman dan wawasan yang
dibutuhkan untuk menempatkan topik penelitian yang kita lakukan dalam kerangka logis. Dengan
mengkaji penelitian sebelumnya, dapat memberikan alasan untuk hipotesis penelitian, sekaligus
menjadi indikasi pembenaran pentingnya penelitian yang akan dilakukan.

Sumber Dalam Menyusun Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang merupakan kegiatan menghimpun informasi dapat diperoleh dari berbagai
sumber. Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria yaitu relevansi, kelengkapan dan
kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah yang menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi
berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan
berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, dan kemutakhiran berkenaan dengan dimensi
waktu, makin baru sumber yang digunakan makin mutakhir teori yang dikemukakan. Sugiyono
menyebutkan ada 3 sumber-sumber kajian pustaka berdasarkan isinya antara lain:

Sumber primer. Sumber primer adalah deskripsi langsung dari suatu kejadian oleh seseorang yang
benar-benar mengamati atau menyaksikan peristiwa-peristiwa tersebut. Sumber primer berasal dari
karangan asli yang ditulis oleh orang yang mengalami, mengamati atau mengerjakan sendiri. menurut
Ibnu contohnya yaitu buku harian, tesis/disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara.[10]
Sedangkan menurut Howard dan Sharp yang merupakan sumber primer yaitu, artikel jurnal, laporan,
publikasi dari pemerintah, dan katalog.[11]
Sumber sekunder. Sumber sekunder adalah setiap publikasi yang ditulis oleh pengarang yang bukan
merupakan hasil pengamatan langsung dari peristiwa-peristiwa yang dilukiskan. Menurut Ibnu
contohnya yaitu ensiklopedia, textbooks, kamus dan buku pegangan. sedangkan menurut Howard dan
Sharp yang merupakan sumber sekunder yaitu buku teks, review dari jurnal dan indeks publikasi.

Sumber tersier. Sumber tersier bisa digunakan sebagai informasi awal dan untuk penelurusan lebih
lanjut. Menurut Ibnu, dkk contohnya yaitu indeks, abstrak dan bibliografi (sejenis daftar pustaka).
Sedangkan menurut Howard dan Sharp yang merupakan sumber tersier berupa handbooks, bibliografi
dan ensiklopedia.

Untuk lebih memahami tentang sumber kajian pustaka secara detail berikut penjelasan menurut
Nazir dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperoleh teori-teori
yang relevan antara lain : (1) Buku Teks, (2) Jurnal, (3) Periodical (majalah terbitan berkala), (4)
Yearbook, (5) Buletin, (6) Circular, (7) Leaflet, (8) Annual Review, (9) Off Print, (10) Reprint, (11) Recent
Advance, (12) Bibliografi, (13) Handbook, (14) Manual, (15) Skripsi Tesis dan Disertasi.[12]

Langkah-Langkah Dalam Menyusun Kajian Pustaka/Literature Review

Secara umum dalam menyusun kajian pustaka memiliki beberapa strategi kajian pustaka yang
diperlukan peneliti untuk menentukan langkah-langkah apa yang harus dijalankan. Langkah yang efektif
untuk kajian pustaka dapat dimulai dengan mencari referensi yang bersifat umum sebelum melakukan
pencarian informasi-informasi yang lebih bersifat khusus. Adapun langkah-langkah-langkah itu adalah
sebagai berikut.

Formulasi permasalahan. Dalam formulasi ini penulis akan memilih topik yang sesuai dan menarik.
Selain itu, permasalahan yang diangkat harus ditulis dengan lengkap dan tepat dan akurat.

Mencari literatur. Dalam mencari literature harus relevan dengan penelitian. Sehingga membantu kita
untuk mendapatkan gambaran (overview) dari suatu topik penelitian. Sumber-sumber penelitian
tersebut akan sangat membantu bila didukung dengan pengetahuan tentang topik yang akan dikaji.
Karena sumber-sumber tersebut akan memberikan berbagai macam gambaran tentang ringkasan dari
beberapa penelitian terdahulu.

Evaluasi data. Melihat dari literature yang ada, apa saja yang menjadi kontribusi tentang topik yang
dibahas. Penulis harus mencari dan menemukan sumber data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Data bisa berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun kombinasi dari keduanya.

Menganalisis dan menginterpretasikan mendiskusikan dan meringkas literature yang sudah ada.
Untuk lebih memperdalam dan memahami langkah kajian pustaka, berikut ini adalah sintesis dari
langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut Ary dan Creswell dalam Prastowo antara lain
sebagai berikut:

Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi, referensi, dan
bahan pustaka yang terkait.

Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari sumber
perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.

Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature map) urutan dan
keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.

Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan urutan dan
keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.

Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-
konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.

Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian yang dilakukan
berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan
dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.[13]

Dengan adanya langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai
jenis metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup penelitian yang
di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan dengan
maksimal.

Relevansi Antara Tinjauan Pustaka dengan Daftar Pustaka

Dalam pengacuan pustaka dalam tinjauan pustaka dapat dilakukan dengan cara yang bermacam-
macam, antara lain: penulisan catatan kaki, dan penulisan nama pengarang dan tahun saja. Setiap cara
mempunyai kelebihan dan kekurangan, tapi peninjauan tentang kelebihan dan kekurangan tersebut di
luar lingkup tulisan ini. Dalam tulisan ini hanya akan dibahas pemakaian cara penulisan nama akhir
pengarang dan tahun penerbitan (sering ditambah dengan nomor halaman). Misalnya: Dalam hal
organisasi tinjauan pustaka, Syafaruddin dan Asrul (2017: 120) menyarankan tentang bagian-bagian
tinjauan pustaka, yang meliputi: (1) pendahuluan, (2) pembahasan, dan (3) kesimpulan.
Pengacuan cara di atas mempunyai kaitan erat dengan cara penulisan daftar pustaka. Penulisan
daftar pustaka umumnya tersusun menurut abjad nama akhir penulis, dengan format: nama penulis,
tahun penerbitan dan seterusnya. Susunan dan format daftar pustaka tersebut memudahkan untuk
membaca informasi yang lengkap tentang yang diacu dalam tinjauan pustaka. Misal, dalam tinjauan
pustaka: “. . . .Pidarta (2009) dst…” Dalam daftar pustaka, tertulis sebagai berikut:

Pidarta, M. (2009). Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta

Sering terjadi, seorang penulis ingin menunjukan bahwa bahan bacaannya banyak; meskipun tidak
dibahas dan tidak diacu dalam tulisannya, semuanya ditulis dalam daftar pustaka. Maksud yang baik ini
sebaiknya ditunjukan dengan membahas dan mengemukakan secara jelas (menurut aturan pengacuan)
apa yang diacu dari pustaka-pustaka tersebut dalam tulisannya. Tentunya hal yang sebaliknya, yaitu
menyebut nama pengarang yang diacu dalam tinjauan pustaka tanpa menuliskannya dalam daftar
pustaka (karena lupa) tidak perlu terjadi.

Anda mungkin juga menyukai