Anda di halaman 1dari 17

RELEVANSI TEORI TINJAUAN

PUSTAKA DAN PENGERTIAN


HIPOTESIS PENELITIAN
Alif Al Jufri (21089018)
Fadillah (21089033)
Rahmad David Saputra (21089081)
Pengertian Kajian Pustak

Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang


kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literatur, atau literature
review. Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi
tentang literatur yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia
memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau yang telah
dibicarakan oleh peneliti atau penulis, teori atau hipotesis yang
mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan,
metode dan metodologi yang sesuai.
Suatu kajian pustaka memuat rangkuman dan uraian secara lengkap
dan mutakhir tentang topik tertentu, sebagaimana ditemukan dalam
buku-buku ilmiah dan artikel jurnal. Pada bagian kajian pustaka
membicarakan hal-hal:
 Membahas teori-teori pendukung yang melandasi masalah yang kita
kaji. Teori dapat berupa teori induk (grand theory), teori turunan
(middle range theory), dan teori aplikasi (applied theory).
 Membahas hasil-hasil riset sebelumnya yang sudah dilakukan oleh
orang lain mengenai topik yang sejenis. (Sarwono, 2010).
Tujuan Kajian Pustaka

Pada saat ini untuk melakukan kajian pustaka telah mendapat kemudahan,
karena berbagai sarana dan fasilitas apakah yang berupa bahan-bahan cetak
(hard copies) maupun bahanbahan lunak (soft copies) dalam bentuk elektronik
telah tersedia banyak. 5 Seorang peneliti atau penulis, melakukan penelusuran
secara cermat dan fokus tentang hal ihwal yang menjadi perhatiannya.
Peneliti menaruh perhatian terhadap suatu masalah tertentu, perlu mengkajinya
secara mendalam. Untuk mengkaji lebih jauh, perlu adanya dukungan teoritis
konseptual berasal dari laporan-laporan hasil penelitian, jurnal ilmiah, karya
ilmiah, dokumen tertulis, atau karya-karya lain yang relevan.
Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan makna tentang kajian pustaka, alasan secara rasional
perlunya kajian pustaka sangat beragam. Gall, Borg, and Dall (2003) mengemukakan bahwa
kajian pustaka memiliki peran dalam hal sebagai berikut:

• Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem).


• Menemukan arah baru penemuan (seeking new lines of inquiry).
• Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fritless
approaches)..
• Memperoleh pemahaman metodologis (gaining methodological insights).
• Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (indentifying
recommendations for further research).
• Mencari dukungan dari teori utama (seeking support for grounded theory)..
Pentingnya Kajian Pustaka
Penulisan kajian pustaka atau literatur dalam suatu esai atau penelitian sebagai berikut:

 Memberikan kepada para pembaca kemudahan memperoleh suatu topik tertentu dengan cara menyeleksi artikel atau
bahan kajian yang berkualitas yang relevan, bermakna, penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang
lengkap.

 Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam suatu bidang tertentu dengan
cara menuntut peneliti untuk merangkum, menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.

 Memastikan bahwa peneliti atau penulis tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang telah dilakukan.

 Memberikan petunjuk ke mana penelitian yang akan datang diarahkan atau direkomendasikan

 Memberikan garis besar temuan kunci.

 Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan, dan hal yang mengandung pertentangan dalam kajian pustaka.

 Memberikan analisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan dari para peneliti lain.
Dalam kaitan dengan kajian pustaka ini, Hart (dalam Randolph, 2009) memberikan pandangan lebih jauh
tentang alasan-alasan perlunya melakukan kajian pustaka, yaitu:

 Membedakan apa yang telah dilakukan, dan apa yang perlu dilakukan

 Menemukan variabel-variabel penting yang relevan dengan topik

 Menyintesiskan dan memperoleh suatu perspektif baru

 Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktik;

 Menentukan konteks topik atau permasalahan

 Merasionalisasikan pentingnya masalah

 Meningkatkan dan menemukan kosakata subjek

 Memahami struktur isi

 Mengaitkan ide dan teori dengan penerapan.


Kesuma (2007: 36), salah seorang ahli metodologi penelitian menyebutkan
bahwa terdapat tiga fungsi dari kajian pustaka, yaitu:
 Untuk memastikan pernahnya masalah yang lagi diteliti dilakukan oleh
peneliti lain.
 Apakah masalah yang diteliti dikaji secara komprehensif, lengkap dan
hasilnya memuaskan atau tidak.
 Mengungkapkan kekhasan atau perbedaan masalah yang akan diteliti.
Berdasarkan uraian ini, penulis berpandangan bahwa kajian pustaka sangat
bermanfaat untuk memetakan posisi penilaian yang sedang dilakukan.
Aspek Kajian Pustaka

Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis tugas akhir hanya diharapkan
menjelaskan keterkaitan pustaka yang diacu dengan masalah praktis dan solusinya.
Sedangkan penulis skripsi diharapkan menjelaskan keterkaitan antara penelitian
yang dilakukan dengan penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis
tesis tidak hanya diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus
menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan
penelitian lain yang sejenis, dan celah temuan penelitian terdahulu yang diisi atau
masalah penelitian terdahulu yang belum terpecahkan.
Penulis disertasi, selain seperti yang diharapkan dari penulis tesis tersebut, juga diharapkan:
 Mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan
yang lebih luas
 Memberikan interpretasi terhadap hasil-hasil penelitian yang dikajinya
 Menggunakan kepustakaan dari disiplin ilmu lain yang memberikan implikasi terhadap penelitian yang
dilakukan
 Memaparkan hasil kajian pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan cara yang
sistematis.
Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada tugas akhir dapat berupa sumber
sekunder, sedangkan sumber acuan dalam kajian pustaka pada skripsi berupa sumber primer dan dapat
juga berupa sumber sekunder. Pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis harus berasal dari sumber-
sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian, seminar hasil kajian, artikel hasil kajian
dalam jurnal-jurnal, dan tesis atau disertasi). Dalam disertasi, sebagian besar pustaka yang dikaji harus
berupa artikel hasil kajian yang telah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal internasional mutakhir dan
bereputasi. (The learning university, 2017).
Penggunaan Kajian pustaka dalam Penelitian Kualitatif

Penggunaan Kajian pustaka yang relevan merupakan hal yang umum dilakukan
pada penelitian kualitatif setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data. Tidak
seperti para peneliti kuantitatif, pada umumnya para peneliti kualitatif tidak
menggunakan berbagai literatur untuk melatarbelakangi studi yang dilakukannya
atau sebagai kerangka konseptual dan kerangka teori studi tersebut.
Alasan tidak menggunakan literatur pada tahap awal penelitian adalah untuk
melindungi peneliti dalam mengarahkan para partisipannya tentang berbagai hal
yang sebelumnya telah diketahui oleh peneliti (Streubert & Carpenter, 2003).
Manfaat Kajian Pustaka
• Kajian pustaka yang dilakukan sebelum penulisan yang lazim disebut annotedbibiliograpy
memberikan landasan utama pada tingkat awal yang akan mengarahkan peneliti melangkah
lebih lanjut, lebih memfokuskan, lebih mempertajam persoalan yang hendak diteliti serta
model yang akan dikembangkan.
• Dalam kajian pustaka peneliti dapat melangkah setapak ke depan memformulasikan dengan
jelas yang disertai pembahasan yang mendalam dengan argumentasi yang kuat untuk
meyakinkan pembaca bahwa pemulihan teori yang dituangkan dalam hipotesis mempunyai
landasan yang kuat.
• Kajian pustaka, di samping membekali peneliti dengan landasan yang diinginkan, dan
sekaligus dapat mencerminkan ke dalam teori yang terlibat dalam penelitian.
• Kajian pustaka memuat berbagai sumber yang diacu dan yang sudah disajikan secara
komprehensif serta membahas kesimpulan-kesimpulan untuk selanjutnya dengan uraian
peneliti sendiri yang dipetik kesimpulannya berdasarkan hasil-hasil penelitian orang lain.
Pengertian Hipotesis Penelitian
Secara singkat dan sederhana, hipotesis penelitian adalah dugaan sementara. Dugaan tersebut dibuat
oleh penulis atau peneliti dengan mengacu pada data awal yang diperoleh. Kemudian dugaan benar
atau salah ditentukan berdasarkan hasil penelitian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia alias 13 KBBI, hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar
untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
Sementara itu, pengertian hipotesis berdasarkan beberapa ahli:
 Menurut Zikmund, hipotesis penelitian adalah proposisi atau dugaan belum terbukti. Artinya
dugaan masih bersifat tentatif. Dugaan tersebut menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
 Nasustion Senada dengan Rahmad, Nasution juga memiliki pandangannya sendiri tentang hipotesis
penelitian. Menurut Nasution, hipotesis penelitian adalah dugaan tentang apa yang kita amati sebagai
upaya untuk memahaminya
Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni hipotesis kerja dan hipotesis nol.
 Hipotesis Alternatif
Hipotesis kerja kerap juga disebut hipotesis alternatif (Ha). Namun, ada kalanya hipotesis
disimbolkan dengan H1. Jadi, hipotesis kerja ini berfungsi untuk menyatakan hubungan antara
variabel X dan Y. Hipotesis ini juga bisa menunjukkan adanya perbedaan antar dua kelompok.
Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Ada
hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan lowongan pekerjaan.
 Hipotesis Nol
Sedangkan hipotesis nol (null hypotheses) biasanya disimbolkan dengan Ho. Nama lain hipotesis ini
adalah hipotesis statistik. Dinamai demikian karena sering dipakai dalam penelitian kuantitatif yang
membutuhkan perhitungan statistik. Kebalikannya dengan hipotesis hipotesis Ho menerangkan tidak
ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang mencari kerja.
Macam-macam Hipotesis
 Hipotesis Relasional atau Asosiatif Hipotesis ini diartikan sebagai jawaban sementara atas
hubungan antara dua variabel atau lebih. jadi, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan
masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan. Dalam pengertian lain, hipotesis
asosiatif secara eksplisit atau terang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
contoh hipotesis adalah orang yang telah menikah memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih
tinggi ketimbang orang yang belum menikah”. Contoh tersebut menunjukkan dengan jelas kalau
ada hubungan antara status perkawinan dan tingkat kepercayaan diri seseorang.
 Hipotesis Deskriptif Berbeda dengan hipotesis asosiatif, hipotesis deskriptif justry
menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Sehingga hubungan tersebut cenderung
tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis penelitian. Jadi hipotesis deskriptif hanya memberi
gambaran tentang sampel penelitian. Contohnya, setengah penduduk pulau Jawa adalah petani.
Contoh lainnya adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki IPK yang tinggi. Dinukil dari
sosiologis.com, pada contoh pertama variabel penelitian yang ditemukan yakni jumlah penduduk
dan pekerjaan. Sementara itu, variabel dari contoh kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi
dan IPK.
 Hipotesis Komparatif Macam hipotesis yang terakhir, hipotesis komparatif.
Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan
dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Sedangkan menurut Ridwan hipotesis komparatif dirumuskan untuk
memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. Secara
ringkas, hipotesis komparatif adalah dugaan tentatif dari rumusan masalah yang
komparatif. Artinya variabelnya sama, hanya saja populasi, sampel, atau
keadaan yang berbeda. (Salma, 2023).
DAUN PANDAN DAUN
UBI
SEKIAN TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai