Oleh
Ni Wayan Wirayuni
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Ganesha,
Singaraja, Indonesia
e-mail: wirayuni@ymail.com
Abstract: This research aimed to determine the effect of hollow sprint training
of the speed and leg muscle strength. This research type is a real experiment
research design with randomized control goup pre-test post-test design. The
research population was man’s of seventh grade students in SMP Negeri 1
Tegallalang school year 2012/2013 with total 118 people. Sample’s was 30
students who selected by random sampling technique. Speed is measured with
a 50 meter sprint, while the leg muscle strength was measured with back and leg
dynamometer, followed the data were analyzed by independent t-test using SPSS
16.0. The independent t-test results showed: (1) the speed variable value t =
0.503 with significant value of 0.000. (2) the value of the variable leg muscle
strength t = 2.398 with significant value of 0.000. The significance value is
smaller than the value of α (0.05), thus the research hypothesis "hollow sprint
training influence the speed and strength of leg muscle" acceptable. From the
results of this study concluded: (1) hollow sprint affect the increase in speed, (2)
hollow sprint affect the increase in leg muscle strength.
3
tercapai tujuan yang diharapkan. tahan dari tubuh, kekuatan otot,
Dalam memberikan program kecepatan dan kelentukan.
pelatihan guna meningkatkan
Sampel penelitian adalah siswa
kekuatan dan kecepatan otot tungkai
putra kelas VII SMP Negeri 1
hendaknya diterapkan pelatihan yang
berbasis ilmu pengetahuan. Sehingga Tegallalang tahun pelajaran
prestasi yang maksimal dapat dicapai, 2011/2012. Peneliti mengambil siswa
dengan demikian suatu alternatif putra kelas VII SMP Negeri 1
pelatihan yang bisa digunakan dan Tegallalang tahun pelajaran
diterapkan adalah pelatihan hollow 2011/2012 sebagai sampel penelitian
sprint. dikarenakan siswa putra SMP Negeri
Terkait dengan hal tersebut 1 Tegallalang berada pada masa
maka akan ditawarkan suatu bentuk adolesensi yaitu masa transisi dari
pelatihan untuk melatih kemampuan masa anak-anak menuju dewasa dan
kecepatan dan kekuatan yaitu merupakan masa pertumbuhan yang
pelatihan hollow sprint. Pelatihan pesat, yang ditandai dengan
hollow sprint merupakan suatu perkembangan biologis yang
bentuk latihan yang terdiri dari dua kompleks (Sugiyanto, 1998: 197).
periode lari cepat yang diselingi Adolesensi atau remaja adalah
dengan periode jogging atau jalan individu-individu yang berusia 10
(Hazeldine, 1985: 102). Pelatihan sampai 18 tahun untuk perempuan
hollow sprint dengan lari dan 12 sampai 20 tahun untuk laki-
secepatcepatnya (sprint) kemudian laki. Sugiyanto (1998: 197)
lari pelan (jogging atau jalan ) dan mengatakan dengan kecenderungan
dilanjutkan dengan lari secepat- peningkatan kemampuan fisik, masa
cepatnya (Kanca, I Nyoman. 1990: adolesensi merupakan masa yang
47). Pada latihan hollow sprint yang tepat untuk mengikuti berbagai
di tekankan adalah melatih macam kegiatan olahraga dan saat
banyaknya frekuensi langkah. yang paling tepat untuk
Hollow sprint selain menghasilkan meningkatkan kemampuan fisik yang
perubahan-perubahan positif pada optimal. Pada masa adolesensi
kemampuan motorik juga perkembangan kemampuan fisik
memperbaiki secara serempak daya yang menonjol adalah kekuatan,
4
kecepatan, dan ketahanan a. Apakah pelatihan hollow sprint
kardiorespirasi. Kekuatan meningkat berpengaruh terhadap peningkatan
sejalan dengan perkembangan kecepatan?
jaringan otot yang cepat. Kecepatan
b. Apakah pelatihan hollow sprint
berkembang sejalan dengan
berpengaruh terhadap peningkatan
peningkatan jaringan otot-otot dan kekuatan otot tungkai?
ukuran memanjang pada tulang-
tulang rangka yang berperan sebagai
a. Tujuan Umum
organ penggerak tubuh dan
Untuk mengetahui pengaruh
ketahanan kardiorespiratori
pelatihan hollow sprint terhadap
berkembang sejalan dengan
unsur kebugaran jasmani.
perkembangan besarnya rongga dada.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kondisi fisik secara optimal melalui b. Tujuan Khusus
pelatihan fisik sangat tepat diberikan
1. Untuk mengetahui pengaruh
pada masa adolesensi atau dimana
pelatihan hollow sprint terhadap
anak tersebut duduk di bangku
peningkatan kecepatan.
tingkat Sekolah Menengah Pertama
2. Untuk mengetahui
(SMP). pengaruh
pelatihan hollow sprint terhadap
Bertitik tolak dari uraian di
peningkatan kekuatan otot
atas, peneliti terdorong untuk
tungkai.
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pelatihan Hollow Sprint
Terhadap Kecepatan dan Kekuatan METODE
Otot Tungkai Pada Siswa Putra Kelas
Penelitian ini
VII SMP Negeri 1 Tegallalang Tahun termasuk ke dalam
penelitian eksperimen
Pelajaran 2012/2013”.
sungguhan yang bertujuan
untuk mengetahui kemungkinan
Berdasarkan uraian di atas, hubungan sebab akibat dengan cara
dapat dirumuskan permasalahan memberikan satu atau lebih perlakuan
kepada satu atau lebih kelompok
sebagai eksperimental, dan
membandingkannya dengan satu atau
berikut: lebih kelompok kontrol yang tidak
diberikan perlakuan (Kanca I
5
Nyoman, 2006: 52). Rancangan diberikan pelatihan hollow sprint
penelitian yang digunakan dalam
selama 12 kali latihan dengan tes
penelitian ini yaitu ” the
randomized pre-test post- yang sama seperti tes awal (pre-test).
tes control group design
Selanjutnya dianalisis berdasarkan
(Kanca I Nyoman, 2006: 73).
Populasi dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran dari masing-masing
siswa putra kelas VII SMP Negeri 1
kelompok.
Tegallalang tahun pelajaran
2012/2013 sebanyak 118 orang yang
terbagi dalam 6 kelas. Dalam Sampel penelitian dari
penelitian ini sampel yang akan penelitian ini adalah siswa putra kelas
digunakan sebanyak 25% dari jumlah
populasi sebanyak 118 orang adalah: VII SMP Negeri 1 Tegallalang Tahun
n = P. N Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
30 orang. Analisis data dilakukan
Keterangan:
n : Jumlah Sampel P : dengan uji persyaratan yang harus
Proporsi Sampel dipenuhi yaitu uji normalitas data dan
N : Jumlah Populasi
uji homogenitas data. Untuk hasil
Sampel penelitian dibagi kedalam dari penelitian digunakan Uji
dua kelompok setelah dilakukan pre- Hipotesis yaitu uji-t Independent.
test (tes awal) dengan teknik
pembagian kelompok secara ordinal
HASIL DAN PEMBAHASAN
pairing. Kelompok I diberikan
Hasil
perlakuan berupa pelatihan hollow
sprint, kelompok II merupakan Berdasarkan hasil pelatihan
meter dan tes kekuatan otot tungkai pertemuan dan pelaksanaan tes akhir
data tes awal (pretest), dan tes akhir Pada Kelompok Perlakuan kecepatan
7
Dari hasil uji-t independen didapat otot tungkai, kelompok kontrol
nilai t hitung variable kecepatan sebesar maupun
0,503 dengan signifikansi thitung
kelompok perlakuan mengalami
(0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig <
peningkatan nilai rata-rata.
0,05), sehingga hipotesis penelitian
pelatihan hollow sprint variabel Dari deskripsi di atas, terlihat
kecepatan diterima. adanya peningkatan nilai variabel
kecepatan dan kekuatan pada
kelompok kontrol maupun kelompok
Table 4.3 Hasil Uji-t Independen
perlakuan, dengan peningkatan rata-
Kecepatan
rata kelompok perlakuan yang lebih
Sumber data thitung Df Sig
tinggi dari pada kelompok kontrol
Kecepatan 0,503 28 0,000
untuk kedua variabel penelitian. Hal
ini menunjukkan adanya pengaruh
Hasil uji-t independen didapat nilai
dari pelatihan yang diberikan
thitung variable kekuatan sebesar
terhadap peningkatan kecepatan dan
2,398 dengan signifikansi thitung
kekuatan sampel penelitian.
(0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig <
Peningkatan pada kelompok
0,05), sehingga hipotesis penelitian
perlakuan diakibatkan oleh
pelatihan hollow sprint variabel
pemberian pelatihan hollow sprint
kekuatan otot tungkai diterima.
selama 4
9
Kekuatan adalah ”kekampuan dari sel-sel serta serabut-serabut otot.
otot atau sekelompok otot untuk Melalui peningkatan dalam ukuran
mengatasi latihan” (Irianto, 2002: dan jumlah sel-sel serabut otot
66). Sedangkan menurut Ismaryati tungkai, maka akan menambah atau
(2009: 111), kekuatan merupakan meningkatkan kekuatan otot tungkai.
tenaga kontraksi otot yang dicapai
Pelatihan hollow sprint
dalam sekali usaha maksimal.
dilaksanakan selama 4 minggu atau
Pelatihan hollow sprint 12 kali pertemuan dengan frekuensi 3
merupakan bentuk pelatihan kali per minggu. Dengan frekuensi
yang dan lamanya pelatihan yang telah
diprogramkan tersebut, maka
terdiri dari lari cepat 30 meter
penelitian ini sudah mampu
diselingi dengan lari pelan atau jalan
menjawab beberapa hipotesis yang
30 meter dan lari cepat lagi 30 meter.
ada.
Pelatihan hollow sprint dalam
pelaksanaannya banyak melibatkan
otot-otot kaki. Pelatihan hollow SIMPULAN
sprint ini memiliki jenis beban kerja Berdasarkan hasil analisis data
yang terpusat pada gerakan lari cepat, dan pembahasan maka dalam
joging atau jalan dan lari cepat penelitian ini dapat disimpulkan
melibatkan otot-otot gluteus, sebagai berikut:
hamstring quadriceps, gastrocnemius
fleksor pinggul, abductor paha, dan a. Terdapat pengaruh pelatihan
10
DAFTAR RUJUKAN Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Fox, Edward. 1993 The
Physiological Basis For
Exercise And Sport Athletics
Fifteen edition. United States of
America: Wrn. C.
Brown Communications, Inc.
Widjaja, Surja.1998,
Kinesiologi. Jakarta:
11