TUGAS DARI :
NAMA : KASMINI
NIM : 859742328
SEMESTER : IX (SEMBILAN)
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Media Pembelajaran
A. PENGANTAR
Memahami pengertian materi dan media
Pembelajaran pada umumnya dilakukan karena konsep dasar materi dan media dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak dapat dipisahkan dari konsep dasar materi
dan media pada umumnya. Ketika menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
guru di lapangan sering mengalami kebingungan untuk membedakan kedua istilah tersebut.
Konsep dasar di antara keduanya tidak selalu dapat dipisahkan. Pada saat tertentu konsep
dasar kedua istilah itu dapat dipisahkan, tetapi pada saat yang lain konsep dasar kedua istilah
itu tidak dapat dipisahkan. Bahkan, ada satu lagi istilah yang erat kaitannya dengan materi
dan media ini, yaitu sumber bahan. Itulah sebabnya dalam perencanaan pembelajaran ketiga
istilah itu sering disatukan.
Brown, dkk. (1977) membuat klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang
mencakup:
1. sarana belajar (equipment for learning),
Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi, laboratorium
elektronik, telepon, kamera, dan lain-lain.
2. sarana pendidikan untuk belajar (educational media for learning);
Sarana pendidikan untuk belajar mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi,
majalah, surat kabar, kliping, program TV, program radio, gambar dan lukisan, peta,
globe, poster, kartun, boneka, papan planel, papan tulis, dan lain-lain.
3. fasilitas belajar (facilities for learning).
Fasilitas belajar mencakup gedung, kelas, ruang diskusi, laboratorium, studio,
perpustakaan, dan tempat bermain.
Meskipun dari pengertian dan klasifikasi di atas tampak bahwa pengertian materi, media,
dan sumber bahan sulit dipisahkan, tetapi rambu- rambu petanyaan berikut kiranya dapat
digunakan untuk memperjelas perbedaan konsep ketiganya.
1. Pertama, apa yang Anda ajarkan? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat Anda
masukkan dalam kategori materi pembelajaran.
2. Kedua, dari mana materi pembelajaran itu Anda dapatkan? Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat Anda masukkan dalam kategori sumber bahan atau sumber materi.
3. Ketiga, dengan alat bantu apa Anda mengajarkan materi itu? Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat Anda masukkan dalam kategori media pembelajaran.
KEGIATAN BELAJAR 2
Media Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Lisan
A. PENGANTAR
Untuk melihat hubungan antara media pembelajaran dan berpikir anak, kita dapat melihat
pandangan Piaget berikut tentang jalannya perkembangan intelektual pada seorang anak.
Tahap-tahap perkembangan intelektual melalui beberapa tahap:
1. Sensorimotor (kelahiran sampai usia 2 tahun);
2. Praoperasional (usia 2 tahun sampai 7 tahun);
3. Operasional (usia 7 tahun sampai 16 tahun):
a. Tahap operasional konkret (usia 7 tahun sampai 11 tahun);
b. Tahap operasional formal (usia II sampai 16 tahun).
Anak pada usia sekolah dasar (usia 7 sampai 12 tahun) masih berada pada tahap
operasional konkret. Mereka belum dapat melakukan abstraksi. Mereka masih akrab dengan
pengalaman konkret serta persepsi langsung Atas dasar ini, pemanfaatan media menjadi
sebuah kebutuhan. Denganmedia, pemahaman anak semakin baik. Sebaliknya, tanpa media
mengakibatkan pemahaman anak terhadap materi juga kurang baik pula. Pada bagian ini
Anda akan mempelajari dan mendalami penggunaan media pembelajaran untuk
mengajarkan keterampilan berbahasa lisan, yakni menyimak dan berbicara.
B. MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK
Terdapat empat media belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan
menyimak, yakni (1) media dengar, (2) lagu, (6) manusia, dan (4) teknik drama.
1. Media Dengar
Media pembelajaran pertama yang sudah banyak digunakan selama ini adalah "media
dengar". Media ini dapat berbentuk radio, tape recorder, atau laboratorium bahasa.
Khusus untuk laboratorium bahasa, di sekolah sudah harus tersedia fasilitas penunjang
utama yakni aliran listrik. Media ini memiliki beberapa kelebihan:
a. menawarkan kepada pembelajar untuk berlatih dengan materi lisan tanpa guru atau
informan lain yang sedang dihadirkan;
b. suara penutur asli dapat dihadirkan di dalam kelas;
c. dapat menghadirkan model tugas yang tak terhingga nilainya; dan
d. dapat merekam suara yang memungkinkan untuk mengecek ujaran pembelajar.
2. Lagu
Media pembelajaran lain yang dapat dipilih adalah "lagu'". Media lagu umumnya
digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Dalam pandangan saya, media lagu dapat
digunakan juga untuk pembelajaran bahasa Indonesia, termasuk sekolah dasar. Belajar
melalui lagu dapat meningkatkan motivasi dan minat. Melalui lagu siswa dapat
mengingat kosakata, frasa, ungkapan idiom, intonasi, kalimat, dan sebagainya. Melalui
lagu pula, pembelajar dapat belajar dan berlatih menyimak dan berbicara. Tidak semua
lagu dapat dipilih untuk pembelajaran menyimak bahasa Indonesia. Media lagu dapat
dipilih dengan mempertimbangkan paling tidak dua hal berikut.
a. sesuai dengan tingkat kognitif atau berpikir pembelajar;
b. sesuai dengan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku; dan
c. tidak menyinggung atau menghina suku, agama, ras, dan antargolongan.
Terkait dengan hal ini, ada baiknya guru memanfaatkan lagu-lagu anak- anak untuk
pembelajaran menyimak. Lagu yang seperti ini relatif sesuai dengan perkembangan
kognitit anak dan bahasanya mudah dipahami oleh anak.
3. Manusia
Manusia dapat juga sebagai mcdia pembelajaran menyimak. Guru dapat membacakan
sendiri sebuah berita layaknya scorang penyiar untuk Selanjutnya disimak oleh
siswanya. Jika ini yang dilakukan, beberapa hal yang perlu diperhatikan guru adalah: (1)
itonası pembacaan diusahakan mendekati pembacaan yang nyata sebagai seorang
penyiar, (2) volume suara haruslah besar agar dapat didengar secara baik oleh siswa
seluruh kelas.
KEGIATAN BELAJAR 3
Media Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Tulisan
A. PENGANTAR
Pemanfaatan berbagai media dalam pembelajaran keterampilan membaca dan menulis.
Sama dengan paparan pada kegiatan belajar sebelumnya, dalam pembelajaran keterampilan
membaca dan menulis kehadiran media pembelajaran menjadi sebuah kebutuhan. Tentu
saja, pemilihan dan penghadiran media ke dalam pembelajaran di kelas haruslah
memperhatikan ciri-ciri pembelajar dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Paparan ini
lebih merupakan paparan tentang berbagai pilihan yang dapat dilakukan guru. Bahkan,
paparan ini dapat berupa "godaan" bagi guru untuk mengembangkan media pembelajaran
secara lebih komprehensif.
B. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA
Pada bagian awal, perlu dikemukakan standar kompetensi membaca di Sekolah Dasar (SD)
adalah sebagai berikut :
1. memahami teks pendek dengan membaca nyaring;
2. memahami teks pendek dengan membaca lancar;
3. membaca puisi anak;
4. memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring:
5. membaca dalam hati;
6. memahami teks dengan membaca intensif;
7. membaca dongeng;
8. membaca puisi;
9. memahami teks petunjuk pemakaian;
10. memahami makna kata dalam kamus/ensiklopedi;
11. membaca pantun;
12. membaca teks percakapan;
13. membaca cepat 75 kata/menit;
14. membaca teks dengan membaca sekilas;
15. membaca teks dengan membaca memindai;
16. membaca cerita anak;
17. membaca teks drama.
Jika kita Iihat dan analisis kurikulum sekolah, berbagai keterampilan membaca
mencakup: membaca pemahaman/dalam hati/intensif, membaca teknik, membaca nyaring/
bersuara, membaca cepat dan memindai, serta membaca indah. Atas dasar itu, berbagai
media yang dapat dihadirkan meliputi (1) teks, (2) manusia, (3) audio-visual.
1. Teks
Media pembelajaran yang berupa teks dapat dimanfaatkan dalam membaca pemahaman,
membaca tecknik, membaca cepat, dan membaca indah. Dalam membaca pemahaman,
teks adalah bahan bacaan yang harus dibaca dan dipahami oleh siswa. Dalam membaca
teknik, teks adalah bacaan yang akan dibaca menurut nada dan irama yang benar. Teks
itu dapat berupa teks Pancasila. Dalam membaca cepat dan memindai, teks adalah
bacaan yang akan dibaca secara cepat, baik teks yang akan ditemukan intisarinya
maupun bagian penting tertentu dalam teks itu. Dalam membaca indah, teks adalah
bacaan yang doucakan menurut kaidah-kaidah artistik. Kemampuan membaca indah
yang akan dicapat meliputi: membaca puisi (anak), membaca cerita, membaca dongeng,
membaca pantun, membaca teks percakapan/drama. Teks membaca indah dapat berupa
puisi (anak), cerita pendek, dan naskah teater. Ketika membaca indah, guru idak hanya
memanfaatkan media teks (media berbasis cetakan), lebih dari itu guru dapat
memanfaatkan media berbasis manusia.
2. Manusia
Media yang berbasis manusia dihadirkan dalam pembelajaran, khususnya untuk
kompetensi dasar membaca nyaring, membaca indah,membaca teknik, dan membaca
cepat memindai. Dalam membaca nyaring. misalnya, media berbasis manusia
difungsikan ketika memberikan permodelan bagaimana membaca nyaring yang
sebenamya. Dalam membaca indah, media berbasis manusia dihadirkan ketika guru,
sastrawan, atau siswa lain memberikan contoh tentang bagaimana membaca puisi,
membaca cerita pendek, membaca pantun, membaca dongeng. Dan membaca drama.
Dengan media itu, siswa memperoleh permodelan tentang bagaimana membaca indah
yang sebenarnya. Dalam membaca teknik, media berbasis manusia dipilih ketika guru
memberikan contoh tentang bagaimana membaca teks perangkat upacara teks Pancasila
dan teks UUD 1945 seharusnya dibacakan. Dalam membaca cepat dan memindai,
media berbasis manusia dihadirkan ketika guru membernikan permodelan tentang
bagaimana membaca teks secara cepat itu. Dengan media itu siswa dapat memperoleh
contoh ideal tentang bagaimana membaca cepat dan memindai.
3. Audio-visual
Media audio-visual dihadirkan dalam pembelajaran terkait dengan kompetensi dasar
membaca indah (membaca puisi, membaca cerita pendek, dan membaca drama). Seperti
diketabui bersama, tidak semua guru memiliki kemampuan yang memadai dalam
membaca indah. Kadang-kadang sering dijumpai guru malu-malu dalam membaca indah.
Jika ini yang terjadi, siswa tidak memperoleh contoh yang tepat tentang bagaimana
membaca indah itu. Adanya kelemahan dari guru itu, kehadiran media audio-visual
menjadi sebuah kebutuhan. Perancangan media audio-visual dapat dilakukan oleh guru
dengan melibatkan ahli-ahli audio-visual atau dapat mendapatkan di toko-toko, lembaga-
lembaga pelayanan pendidikan di perguruan tinggi, atau tempat lain dengan cara
membeli.
Berikut ini media pembelajaran yang cocok digunakan oleh guru kelas Rendah (SD) dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia :
1. Gambar Seri
Guru dapat memanfaatkan foto atau gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Misalnya gambar seri. Guru memperlihatkan gambar keapada siswa, otomatis siswa akan
tahu gambar apa yang di perlihatkan oleh guru.
2. Boneka Tangan
Guru dapat menggunakan boneka tangan, sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam pembelajaran bercerita yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ini bermanfaat
meningkatkan kemampuan bercerita peserta didik.
3. Papan Tempel
Guru dapat menggunakan papan temple sebagai media pembelajaran.
Denganbantuangambar, siswa dapat menentukan abjad – abjad yang disusun.media ini di
gunakan untuk meningkatkan mengigat dan berbicara
4. Papan tulis
Media utama yang digunakan adalah papan tulis, dimana guru dapat menulis,
menggambar, membuat bagan, membuat grafik menggunakan media papan tulis. Media
ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan Menulis dan mengingat.
5. Proyektor / Televisi
Guru dapat menggunakan Proyektor atau Televisi ataupun LCD sebagai media
pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk menampilkan video, Animasi, lagu dan Audio
dan lain sebagainnya. Media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dan berbicara.
6. Lingkungan
Media lingkungan dapat di gunakan oleh guru untuk memperlihatkan secara Abstrak
tentang Alam – alam yang ada disekitar mereka. Misalnya guru merperlihatkan
perbedaan rumah, masjid, sekolah, dangedung – gedung lainnya.
7. Manusia
Media yang jadi utama sebagai media, karena manusia atau diri sendiri yang dapat
menjelaskan, menceritakan, menulis dan lain lain.
8. Masih banyak lagi media – media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pembelajaran yang dibakannya, Guru dapat mengembangkan Inovatif dan
Kreatifitasnya masing – masing.
Berikut ini media pembelajaran yang cocok digunakan oleh guru kelas Tinggi (SD) dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia :
1. Gambar
Guru dapat memanfaatkan foto atau gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Misalnya gambar seri. Guru memperlihatkan gambar keapada siswa, untuk membuat
karangan cerita berdasarkan gambar yang diperlihatkan.
2. Wayang Kertas
Guru dapat menggunakan wayang kertas, sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam pembelajaran bercerita yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ini bermanfaat
meningkatkan kemampuan bercerita / berbicara.
3. Papan Cerita
Guru dapat menggunakan Papan cerita sebagai media pembelajaran, siswa dapat
menentukan unsur unser cerita fantasi melaui papan tersebut. Media ini di gunakan untuk
meningkatkan kemampuan berbicara.
4. Papan tulis
Media utama yang digunakan adalah papan tulis, dimana guru dapat menulis,
menggambar, membuat bagan, membuat grafik dan table. menggunakan media papan
tulis. Media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan Menulis dan mengingat.
5. Proyektor / Televisi
Guru dapat menggunakan Proyektor atau Televisi ataupun LCD sebagai media
pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk menampilkan video, Animasi, lagu dan Audio
dan lain sebagainnya. Media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dan berbicara., utnuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara,
dokumentasi, dan tes lisan.
6. Lingkungan
Media lingkungan dapat di gunakan oleh guru sebagai media pemelajaran Bahasa
Indonesia. Misalnya siswa mendengarkan cerita di sekelompok masyarakat, siswa
menyimak apa yang mereka bahas dan apakah mereka menggunakan bahasa baku atau
tidak.
7. Manusia
Media yang jadi utama sebagai media, karena manusia atau diri sendiri yang dapat
menjelaskan, menceritakan, menulis dan lain lain.
8. Masih banyak lagi media – media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pembelajaran yang dibakannya, Guru dapat mengembangkan Inovatif dan
Kreatifitasnya masing – masing.