Anda di halaman 1dari 15

(TUGAS 3)

Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia sd


(PDGK4504)

TUGAS DARI :

NAMA : KASMINI

NIM : 859742328

SEMESTER : IX (SEMBILAN)

PROGRAM STUDI : S1 – PGSD

NAMA DOSEN : DR. ISHAK BAGEA, M.Hum

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT KENDARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
POKJAR RAROWATU UTARA
KABUPATEN BOMBANA
MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Media Pembelajaran
A. PENGANTAR
Memahami pengertian materi dan media
Pembelajaran pada umumnya dilakukan karena konsep dasar materi dan media dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak dapat dipisahkan dari konsep dasar materi
dan media pada umumnya. Ketika menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
guru di lapangan sering mengalami kebingungan untuk membedakan kedua istilah tersebut.
Konsep dasar di antara keduanya tidak selalu dapat dipisahkan. Pada saat tertentu konsep
dasar kedua istilah itu dapat dipisahkan, tetapi pada saat yang lain konsep dasar kedua istilah
itu tidak dapat dipisahkan. Bahkan, ada satu lagi istilah yang erat kaitannya dengan materi
dan media ini, yaitu sumber bahan. Itulah sebabnya dalam perencanaan pembelajaran ketiga
istilah itu sering disatukan.
Brown, dkk. (1977) membuat klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang
mencakup:
1. sarana belajar (equipment for learning),
Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi, laboratorium
elektronik, telepon, kamera, dan lain-lain.
2. sarana pendidikan untuk belajar (educational media for learning);
Sarana pendidikan untuk belajar mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi,
majalah, surat kabar, kliping, program TV, program radio, gambar dan lukisan, peta,
globe, poster, kartun, boneka, papan planel, papan tulis, dan lain-lain.
3. fasilitas belajar (facilities for learning).
Fasilitas belajar mencakup gedung, kelas, ruang diskusi, laboratorium, studio,
perpustakaan, dan tempat bermain.
Meskipun dari pengertian dan klasifikasi di atas tampak bahwa pengertian materi, media,
dan sumber bahan sulit dipisahkan, tetapi rambu- rambu petanyaan berikut kiranya dapat
digunakan untuk memperjelas perbedaan konsep ketiganya.
1. Pertama, apa yang Anda ajarkan? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat Anda
masukkan dalam kategori materi pembelajaran.
2. Kedua, dari mana materi pembelajaran itu Anda dapatkan? Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat Anda masukkan dalam kategori sumber bahan atau sumber materi.
3. Ketiga, dengan alat bantu apa Anda mengajarkan materi itu? Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat Anda masukkan dalam kategori media pembelajaran.

B. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN


Berikut dikemukakan beberapa pengertian media.
1. Dalam Dictionary of Education, misalnya, dikemukakan bahwa instructional media is
devices and other materials which present a complete body of information and are
largely self-supporting rather than supplementary in the teaching-learning process
(Media pembelajaran adalah alat atau materi lain yang menyajikan bentuk informasi
secara lengkap dan dapat menunjang proses belajar mengajar).
2. Media adalah "semua bantuan yang mungkin digunakan oleh guru maupun pembelajar
untuk mencapai tujuan pendidikan" (van Els, 1984:280). Media digunakan dalam
pembelajaran terkait dengan aspek motivasi dan minat pembelajar.
3. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap (Arsyad, 1997:3). pembelajaran. Dengan demikian, guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah meruoakan media.
4. Sementara itu, Hamidjojo memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju (Arsyad, 1997:4).
Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan istilah, media pembelajaran pada dasarnya
merupakan senmua alat bantu yang dimanfaatkan guru dalam rangka mempermudah
pembelajaran. Apabila Anda akan mengadakan pembelajaran agar siswa Anda mempunyai
kompetensi dalam menyimak wacana tertentu, media pembelajaran Anda dapat berupa kaset
rekaman tentang wacana dan tape recorder. Wacana dalam kaset rekaman itu merupakan
materi pembelajaran, sedangkan kaset rekaman dan tape recorder merupakan media
pembelajaran.
C. MEDIA PEMBELAJARAN DAN TEORI BELAJAR BAHASA
Ada dua teori/hipotesis yang dapat dihubungkan dengan media pembelajaran, yakni (1) teori
akomodasi, dan (2) hipotesis saringan afektif.
1. Teori Akomodasi Ellis dan Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa, motivasi merupakan penentu utama kemahiran berbahasa
kedua (Ellis, 1986:255). Teori akomodasi ini memberikan penjelasan bahwa motivasi
yang tinggi pada diri pembelajar akan menghasilkan kemahiran berbahasa yang lebih
dibandingkan dengan motivasi yang rendah. Atas dasar pandangan seperti ini, tugas guru
adalah merancang bagaimana pembelajar memiliki motivasi yang tinggi serta
mengeliminasi segala hal yang dapat menurunkan motivasi. Penggunaan media
pembelajaran adalah bagian dari usaha meningkatkan dan memelihara motivasi itu.
2. Hipotesis Saringan Afektif Krashen dan Media Pembelajaran
Menurut Krashen (1985:3), saringan afektif yang dimiliki pembelajar bahasa akan
menentukan seberapa banyak pembelajar bisa berhubungan dengan input bahasa dan
bagaimana pembelajar dapat mengubah input menjadi intake (input yang dikuasai). Atas
dasar hipotesis ini, tugas guru adalah merancang pembelajaran yang dapat mengubah
input menjadi intake itu. Sudah tentu, pembelajaran yang dimaksudkan adalah
pembelajaran yang input kebahasaannya dapat meningkatkan afeksi anak untuk
mencapai dan memperoleh sesuatu. Penggunaan media pembelajaran adalah bagian dari
usaha meningkatkan afeksi anak atau siswa itu. Beberapa kata kunci terkait dengan
media, yaitu :
a. hakikat informasi dibawa melalui media (misalnya informasi lingual dan
nonlingual);
b. media sebagai saluran informasi (media pandang, media dengar, dan media
pandang – dengar) ;
c. media berperan dalam tahapan proses pengajaran dan pengujian (digunakan untuk
presentasi, pengulangan, dan eksploitasi bahan pembelajaran, atau untuk
pengujian);
d. media memiliki fungsi didaktik (memotivasi siswa, membawa informasi, dan
menstimulasi penggunaan bahasa);
e. kemungkinan media dapat mendukung, melengkapi, bahkan yang lebih ekstrem
berfungsi untuk menggantikan guru (?).

D. MENGHADIRKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN


Ada enam tahap yang dapat dilakukan agar media yang dihadirkan itu efektif, yaitu :
Pertama, menganalisis cirl-ciri pembelajar atau siswa. Guru harus mengetahui bagaimana
karakteristik peserta didiknya.
Kedua, merumuskan tujuan. Tujuan dirumuskan dari Kompetensi Dasar (KD) yang ada di
kurikulum.
Ketiga, memilih, mengubah, dan merancang bahan.
Keempat, menggunakan bahan.
Kelima, mengukuhkan respon siswa, Guru meminta anak-anak secara bergiliran untuk
menyampaikan iawaban terhadap pemahaman teks.
Keenam, mengevaluasi media. Guru mengevaluasi kualitas jawaban siswa.

E. PRINSIP PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Berkaitan dengan media pembelajaran itu, berikut dikemukakan beberapa prinsip yang
dapat gunakan sebagai pertimbangan untuk memilih dan menentukan media pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia.
1. Fungsional
Salah satu aspek yang perlu Anda pertimbangkan dalam memilih dan menentukan
penggunaan media pembelajaran adalah kefungsionalan media tersebut. Media
pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang benar-benar fungsional dalam
arti cocok dengan tujuan pembelajaran dan benar-benar berfungsi untuk menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Tersedia
Pertimbanagan lain dalam pemilihan dan penentuan media pembelajaran adalah
ketersediaan media itu. Artinya, pada saat Anda perlukan dalam pembelajaran, media
itu dapat Anda dapatkan. Misalnya, ketika Anda akan melatih siswa agar siswa Anda
memiliki kompetensi dalam menyimak berita dan Anda memutuskan untuk
menggunakan media pembelajaran berupa kaset rekaman berita dan tape recorder, kaset
rekaman berita dan tape recorder itu benar-benar tersedia.
3. Murah
Media pelajaran yang Anda gunakan untuk melatih siswa berbahasa dan bersastra tidak
harus yang mahal. Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di lingkungan siswa, sekolah,
dan lingkungan Anda dapat digunakan untuk media pembelajaran bahasa dan sastra.
4. Menarik
Pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya dalam pemilihan dan penentuan media
pembelajaran adalah tingkat kemenarikan. Artinya, media pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran Anda adalah media yang menarik bagi siswa sehingga termotivasi
untuk terlibat dalam proses pembelajaran secara lebih inten.

F. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media pembelajaran bahasa dan sastra yang seharusnya digunakan pembelajaran bahasa
dan sastra di sekolah adalah media pembelajaran memungkinkan siswa berlatih
menggunakan bahasa secara alamiah, dengan kenyataan berkomunikasi, siswa menjadi aktif,
senang. Contoh media pembelajaran bahasa yang sesuai dengan prinsip itu adalah TV yang
dimanfaatkan untuk pembelajaran agar siswa memiliki Kompetensi dasar mampu menulis.
Berikut dikemukakan beberapa prinsip penggunaan dan pengembangan media
pembelajaran.
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan
dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila
tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan
pemantauan pembelajaran siswa. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan
media berbasis manusia ialah rancangan pembelajaran yang interaktif. Manusia sebagai
Pemeran utama dalam proses pembelajaran memiliki kesempatan yang banyak untuk
berinteraksi.
Beberapa jenis pembelajaran yang akan mengoptimalkan media berbasis manusia
meliputi (1) pembelajaran partisipatori, (2) pembelajaran main peran, (3) pembelajaran
kuis tim, (4) pembelajaran kooperatif, dan (5) pembelajaran 99 detik.
2. Media Berbasis Cetakan
Yang termasuk media berbasis cetakan antara lain buku teks, buku penuntun, Junal,
majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu
diperhatikan pada saat merancang : (1) konsistensi, (2) format, (3) organisasi, (4) daya
tarik, (5) ukuran huruf, dan (6) penggunaan spasi kosong.
Beberapa cara yang digunakan untuk menarik pernatian pada media berbasis teks adalah
warna, huruf, dan Piranti visual lainnya. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan
penarik perhatian kepada informasi yang penting, misalnya kata kunci dapat diberi
tekanan dengan cetakan warna yang mencolok. Selanjutnya, huruf yang dicetak tebal,
dicetak miring, atau mungkin digaris bawah memberikan penekanan pada kata-kata
Kunci atau judul.
Dalam merancang media yang berupa lembaran teks yang berupa kutipan dari sebuah
dongeng untuk Sekolah Dasar (SD), misalnya, beberapa Catatan yang harus dilakukan
guru adalah sebagai berikut.
a. Pilih dongeng yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif dan psikologis
anak.
b. Terkait dengan huruf, pilihlah dongeng yang ditulis dalam ukuran yang cukup
"besar untuk siswa SD, misalnya ukuran 12 atau 14, Jarak spasi yang tidak terlalu
rapat.
c. Agar menarik bagi anak, pilih dongeng yang menyertakan gambar visual yang
menarik. Jika ada yang berwarna, pilihlah cerita yang gambarnya berwarma.
d. Guntinglah kutipan dongeng itu dan tempelkan dalam sebuah kertas dengan posisi
tertentu agar menarik.
3. Media Berbasis Visual
Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat
pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan atara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada
konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk
meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual dapat berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau foto
yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda, (b) diagram yang melukiskan
nudungan-nubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi, (c) peta yang
menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam ist materi, (d) grafik,
seperti tabel, grafik, dan bagan yang menyajikan gambaran kecenderungan data atau
antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
4. Media Berbasis Komputer
Program simulasi dengan bantuan komputer berusaha menyamai proses dinamis yang
terjadi di dunia nyata, misalnya siswa menggunakan komputer untuk menstimulasikan
menerbangkan pesawat terbang Program ini berusaha memberikan pengalaman masalah
"dunia nyata yang diprediksi akan dialami siswa.
Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan
meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya. Permainan dalam pembelajaran yang
berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dengan Keterampilan
menggunakan papan ketik pada komputer. Misalnya, Sekarang banyak program
permainan menyusun kata-kata dalam bahasa- bahasa tertentu.

KEGIATAN BELAJAR 2
Media Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Lisan
A. PENGANTAR
Untuk melihat hubungan antara media pembelajaran dan berpikir anak, kita dapat melihat
pandangan Piaget berikut tentang jalannya perkembangan intelektual pada seorang anak.
Tahap-tahap perkembangan intelektual melalui beberapa tahap:
1. Sensorimotor (kelahiran sampai usia 2 tahun);
2. Praoperasional (usia 2 tahun sampai 7 tahun);
3. Operasional (usia 7 tahun sampai 16 tahun):
a. Tahap operasional konkret (usia 7 tahun sampai 11 tahun);
b. Tahap operasional formal (usia II sampai 16 tahun).
Anak pada usia sekolah dasar (usia 7 sampai 12 tahun) masih berada pada tahap
operasional konkret. Mereka belum dapat melakukan abstraksi. Mereka masih akrab dengan
pengalaman konkret serta persepsi langsung Atas dasar ini, pemanfaatan media menjadi
sebuah kebutuhan. Denganmedia, pemahaman anak semakin baik. Sebaliknya, tanpa media
mengakibatkan pemahaman anak terhadap materi juga kurang baik pula. Pada bagian ini
Anda akan mempelajari dan mendalami penggunaan media pembelajaran untuk
mengajarkan keterampilan berbahasa lisan, yakni menyimak dan berbicara.
B. MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK
Terdapat empat media belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan
menyimak, yakni (1) media dengar, (2) lagu, (6) manusia, dan (4) teknik drama.
1. Media Dengar
Media pembelajaran pertama yang sudah banyak digunakan selama ini adalah "media
dengar". Media ini dapat berbentuk radio, tape recorder, atau laboratorium bahasa.
Khusus untuk laboratorium bahasa, di sekolah sudah harus tersedia fasilitas penunjang
utama yakni aliran listrik. Media ini memiliki beberapa kelebihan:
a. menawarkan kepada pembelajar untuk berlatih dengan materi lisan tanpa guru atau
informan lain yang sedang dihadirkan;
b. suara penutur asli dapat dihadirkan di dalam kelas;
c. dapat menghadirkan model tugas yang tak terhingga nilainya; dan
d. dapat merekam suara yang memungkinkan untuk mengecek ujaran pembelajar.
2. Lagu
Media pembelajaran lain yang dapat dipilih adalah "lagu'". Media lagu umumnya
digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Dalam pandangan saya, media lagu dapat
digunakan juga untuk pembelajaran bahasa Indonesia, termasuk sekolah dasar. Belajar
melalui lagu dapat meningkatkan motivasi dan minat. Melalui lagu siswa dapat
mengingat kosakata, frasa, ungkapan idiom, intonasi, kalimat, dan sebagainya. Melalui
lagu pula, pembelajar dapat belajar dan berlatih menyimak dan berbicara. Tidak semua
lagu dapat dipilih untuk pembelajaran menyimak bahasa Indonesia. Media lagu dapat
dipilih dengan mempertimbangkan paling tidak dua hal berikut.
a. sesuai dengan tingkat kognitif atau berpikir pembelajar;
b. sesuai dengan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku; dan
c. tidak menyinggung atau menghina suku, agama, ras, dan antargolongan.
Terkait dengan hal ini, ada baiknya guru memanfaatkan lagu-lagu anak- anak untuk
pembelajaran menyimak. Lagu yang seperti ini relatif sesuai dengan perkembangan
kognitit anak dan bahasanya mudah dipahami oleh anak.
3. Manusia
Manusia dapat juga sebagai mcdia pembelajaran menyimak. Guru dapat membacakan
sendiri sebuah berita layaknya scorang penyiar untuk Selanjutnya disimak oleh
siswanya. Jika ini yang dilakukan, beberapa hal yang perlu diperhatikan guru adalah: (1)
itonası pembacaan diusahakan mendekati pembacaan yang nyata sebagai seorang
penyiar, (2) volume suara haruslah besar agar dapat didengar secara baik oleh siswa
seluruh kelas.

C. MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA


Terdapat tiga media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara:
(1) gambar, (2) peraga bercerita, dan (3) teks.
1. Gambar
Media pembelajaran yang dapat dipilih untuk pengembangan keterampilan berbicara
adalah gambar. Terdapat dua macam gambar yakni ilustrasi, dan gambar asli.
Yang pertama, ilustrasi adalah gambar dari hasil karya seseorang. Sebuah lukisan
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan berbicara.
Yang Kedua, gambar asli adalah hasil foto dari media kamera. Gambar-gambar ini
amat efektif untuk pembelajaran bahasa kedua dan asing, gambar-gambar tetap
memiliki nilai guna dan relevansi yang tinggi. Sebuah toto dapat digunakan untuk
pembelajaran. Misalnya "menceritakan tokoh yang dikagumi". Foto K.H. Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur, misalnya, dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk
mengembangkan keterampilan berbicara ini.
2. Peraga Bercerita
Peraga bercerita dapat berupa boneka, wayang, atau media lainnya. Dengan boneka,
misalnya, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan berbicara.
3. Teks
Teks yang dimaksud pada bagian ini adalah bahan bacaan yang harus dibaca oleh siswa.
Dari hasil membaca itu, guru selanjutnya memberi tugas kepada siswa untuk
menyampaikan apa yang dibacanya secara lisan. Tugas berbicara dapat berbentuk: (1)
berbicara singkat, (2) menceritakan kembali, dan (3) berbicara secara bebas.

KEGIATAN BELAJAR 3
Media Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Tulisan
A. PENGANTAR
Pemanfaatan berbagai media dalam pembelajaran keterampilan membaca dan menulis.
Sama dengan paparan pada kegiatan belajar sebelumnya, dalam pembelajaran keterampilan
membaca dan menulis kehadiran media pembelajaran menjadi sebuah kebutuhan. Tentu
saja, pemilihan dan penghadiran media ke dalam pembelajaran di kelas haruslah
memperhatikan ciri-ciri pembelajar dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Paparan ini
lebih merupakan paparan tentang berbagai pilihan yang dapat dilakukan guru. Bahkan,
paparan ini dapat berupa "godaan" bagi guru untuk mengembangkan media pembelajaran
secara lebih komprehensif.
B. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA
Pada bagian awal, perlu dikemukakan standar kompetensi membaca di Sekolah Dasar (SD)
adalah sebagai berikut :
1. memahami teks pendek dengan membaca nyaring;
2. memahami teks pendek dengan membaca lancar;
3. membaca puisi anak;
4. memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring:
5. membaca dalam hati;
6. memahami teks dengan membaca intensif;
7. membaca dongeng;
8. membaca puisi;
9. memahami teks petunjuk pemakaian;
10. memahami makna kata dalam kamus/ensiklopedi;
11. membaca pantun;
12. membaca teks percakapan;
13. membaca cepat 75 kata/menit;
14. membaca teks dengan membaca sekilas;
15. membaca teks dengan membaca memindai;
16. membaca cerita anak;
17. membaca teks drama.
Jika kita Iihat dan analisis kurikulum sekolah, berbagai keterampilan membaca
mencakup: membaca pemahaman/dalam hati/intensif, membaca teknik, membaca nyaring/
bersuara, membaca cepat dan memindai, serta membaca indah. Atas dasar itu, berbagai
media yang dapat dihadirkan meliputi (1) teks, (2) manusia, (3) audio-visual.
1. Teks
Media pembelajaran yang berupa teks dapat dimanfaatkan dalam membaca pemahaman,
membaca tecknik, membaca cepat, dan membaca indah. Dalam membaca pemahaman,
teks adalah bahan bacaan yang harus dibaca dan dipahami oleh siswa. Dalam membaca
teknik, teks adalah bacaan yang akan dibaca menurut nada dan irama yang benar. Teks
itu dapat berupa teks Pancasila. Dalam membaca cepat dan memindai, teks adalah
bacaan yang akan dibaca secara cepat, baik teks yang akan ditemukan intisarinya
maupun bagian penting tertentu dalam teks itu. Dalam membaca indah, teks adalah
bacaan yang doucakan menurut kaidah-kaidah artistik. Kemampuan membaca indah
yang akan dicapat meliputi: membaca puisi (anak), membaca cerita, membaca dongeng,
membaca pantun, membaca teks percakapan/drama. Teks membaca indah dapat berupa
puisi (anak), cerita pendek, dan naskah teater. Ketika membaca indah, guru idak hanya
memanfaatkan media teks (media berbasis cetakan), lebih dari itu guru dapat
memanfaatkan media berbasis manusia.
2. Manusia
Media yang berbasis manusia dihadirkan dalam pembelajaran, khususnya untuk
kompetensi dasar membaca nyaring, membaca indah,membaca teknik, dan membaca
cepat memindai. Dalam membaca nyaring. misalnya, media berbasis manusia
difungsikan ketika memberikan permodelan bagaimana membaca nyaring yang
sebenamya. Dalam membaca indah, media berbasis manusia dihadirkan ketika guru,
sastrawan, atau siswa lain memberikan contoh tentang bagaimana membaca puisi,
membaca cerita pendek, membaca pantun, membaca dongeng. Dan membaca drama.
Dengan media itu, siswa memperoleh permodelan tentang bagaimana membaca indah
yang sebenarnya. Dalam membaca teknik, media berbasis manusia dipilih ketika guru
memberikan contoh tentang bagaimana membaca teks perangkat upacara teks Pancasila
dan teks UUD 1945 seharusnya dibacakan. Dalam membaca cepat dan memindai,
media berbasis manusia dihadirkan ketika guru membernikan permodelan tentang
bagaimana membaca teks secara cepat itu. Dengan media itu siswa dapat memperoleh
contoh ideal tentang bagaimana membaca cepat dan memindai.
3. Audio-visual
Media audio-visual dihadirkan dalam pembelajaran terkait dengan kompetensi dasar
membaca indah (membaca puisi, membaca cerita pendek, dan membaca drama). Seperti
diketabui bersama, tidak semua guru memiliki kemampuan yang memadai dalam
membaca indah. Kadang-kadang sering dijumpai guru malu-malu dalam membaca indah.
Jika ini yang terjadi, siswa tidak memperoleh contoh yang tepat tentang bagaimana
membaca indah itu. Adanya kelemahan dari guru itu, kehadiran media audio-visual
menjadi sebuah kebutuhan. Perancangan media audio-visual dapat dilakukan oleh guru
dengan melibatkan ahli-ahli audio-visual atau dapat mendapatkan di toko-toko, lembaga-
lembaga pelayanan pendidikan di perguruan tinggi, atau tempat lain dengan cara
membeli.

C. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS


Pada bagian awal, perlu dikemukakan standar kompetensi membaca di Sekolah Dasar (SD)
adalah sebagai berikut :
1. menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan
menyalin;
2. menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte dan
menyalin;
3. menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerița dan dikte;
4. menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar;
5. menyalin puisi anak;
6. mengungkapkan pikiran dalam bentuk paragraf;
7. mengungkapkan pikiran dalam bentuk puisi,
8. mengungkapkan pikiran dalam bentuk karangan sederhana;
9. mengungkapkan pikiran dalam bentuk percakapan/dialog;
10. mengungkapkan pikiran dalam bentuk petunjuk;
11. mengungkapkan pikiran dalam bentuk cerita;
12. mengungkapkan pikiran dalam bentuk surat (undangan, resmi);
13. mengungkapkan pikiran dalam bentuk pengumuman;
14. mengungkapkan pikiran dalam bentuk pantun anak;
15. mengungkapkan pikiran dalam bentuk ringkasan;
16. mengungkapkan pikiran dalam bentuk laporan;
17. mengungkapkan pikiran dalam bentuk formulir;
18. mengungkapkan pikiran dalam bentuk parafrase;
19. mengungkapkan pikiran dalam bentuk naskah pidato.
Beberapa media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Keterampilan menulis
adalah (1) gambar, (2) foto, (3) lingkungan sekitar, dan (4) benda model.
1. Gambar
Gambar menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran keterampilan
menulis. Potongan gambar ada dua bentuk: potongan tunggal dan potongan berseri.
Potongan gambar tunggal menjadi media pembelajaran yang efektif untuk pusat
mengembangkan tema tulisannya. Potongan gambar berseri sering dijadikan media
pembelajaran keterampilan menulis, khususnya menulis yang memiliki urutan waktu
atau kronologis. Dari aspek kebebasan berekspresi, potongan gambar tunggal memberi
keleluasaan siswa untuk mengembangkan tulisannya. Potongan gambar sebagai pokok
tulisan menjadi sumber inspirasi.
2. Foto
Foto juga dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran menulis.
Dalam kompetensi dasar "mendeskripsikan benda-benda sekitar", foto dapat dipilih
menjadi sumber tulisan. Foto tentang sebuah gedung atau pohon, misalnya, menjadi
media yang efektif untuk pengembangan tulisan siswa. Foto yang dihadirkan dapat
berupa foto yang sudah ada. Selain itu, foto Juga dapat berupa hasil pengambilan
gambar sendiri oleh guru.
3. Lingkungan Sekitar
Dalam pembelajaran keterampilan menulis, guru juga dapat memanfaatkan lingkungan
yang ada di sekitar sekolah. Padi di sawah yang sedang menguning. taman di sekolah,
sungai di sekitar sekolah, pegunungan, dan pantai adalah media yang mudah ditemukan.
Media-media itu dapat digunakan ketika guru dan siswa akan mencapai kompetensi
dasar menulis puisi dan mendeskripsikan benda-benda sekitar. Yang penting adalah
bagaimana guru memiliki sifat kreatif dalam memanfaatkan apa yang sudah disediakan
oleh ingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Media lingkungan sekitar tidak akan
menyita banyak biaya. Media seperti ini relatif murah dan terjangkau oleh seluruh
siswa.
4. Benda-benda Model
Benda model adalah benda-benda contoh yang akan ditulis oleh anak. Benda-benda
model itu antara lain: contoh tulisan yang akan dijiplak, contoh teks puisi, contoh teks
pantun, contoh teks pengumuman, contoh teks formulir, contoh teks petunjuk, contoh
ringkasan, contoh teks parafrase, dan contoh laporan. Dalam pembelajaran, benda-
benda model itu dapat dijadikan "model" yang akan dijiplak, "divariasikan", dan
dikembangkan" oleh siswa. Dengan mengetahui sebuah model, siswa dapat
mengembangkan tulisannya secara lebih terarah. Dengan media benda-benda model itu
pula, tugas guru dalam pembelajaran dapat lebih mudah untuk memahamkan siswa
terhadap sebuah kompetensi dasar.

Berikut ini media pembelajaran yang cocok digunakan oleh guru kelas Rendah (SD) dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia :
1. Gambar Seri
Guru dapat memanfaatkan foto atau gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Misalnya gambar seri. Guru memperlihatkan gambar keapada siswa, otomatis siswa akan
tahu gambar apa yang di perlihatkan oleh guru.

2. Boneka Tangan
Guru dapat menggunakan boneka tangan, sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam pembelajaran bercerita yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ini bermanfaat
meningkatkan kemampuan bercerita peserta didik.
3. Papan Tempel
Guru dapat menggunakan papan temple sebagai media pembelajaran.
Denganbantuangambar, siswa dapat menentukan abjad – abjad yang disusun.media ini di
gunakan untuk meningkatkan mengigat dan berbicara

4. Papan tulis
Media utama yang digunakan adalah papan tulis, dimana guru dapat menulis,
menggambar, membuat bagan, membuat grafik menggunakan media papan tulis. Media
ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan Menulis dan mengingat.

5. Proyektor / Televisi
Guru dapat menggunakan Proyektor atau Televisi ataupun LCD sebagai media
pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk menampilkan video, Animasi, lagu dan Audio
dan lain sebagainnya. Media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dan berbicara.
6. Lingkungan
Media lingkungan dapat di gunakan oleh guru untuk memperlihatkan secara Abstrak
tentang Alam – alam yang ada disekitar mereka. Misalnya guru merperlihatkan
perbedaan rumah, masjid, sekolah, dangedung – gedung lainnya.
7. Manusia
Media yang jadi utama sebagai media, karena manusia atau diri sendiri yang dapat
menjelaskan, menceritakan, menulis dan lain lain.
8. Masih banyak lagi media – media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pembelajaran yang dibakannya, Guru dapat mengembangkan Inovatif dan
Kreatifitasnya masing – masing.

Berikut ini media pembelajaran yang cocok digunakan oleh guru kelas Tinggi (SD) dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia :
1. Gambar
Guru dapat memanfaatkan foto atau gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Misalnya gambar seri. Guru memperlihatkan gambar keapada siswa, untuk membuat
karangan cerita berdasarkan gambar yang diperlihatkan.

2. Wayang Kertas
Guru dapat menggunakan wayang kertas, sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam pembelajaran bercerita yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ini bermanfaat
meningkatkan kemampuan bercerita / berbicara.
3. Papan Cerita
Guru dapat menggunakan Papan cerita sebagai media pembelajaran, siswa dapat
menentukan unsur unser cerita fantasi melaui papan tersebut. Media ini di gunakan untuk
meningkatkan kemampuan berbicara.

4. Papan tulis
Media utama yang digunakan adalah papan tulis, dimana guru dapat menulis,
menggambar, membuat bagan, membuat grafik dan table. menggunakan media papan
tulis. Media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan Menulis dan mengingat.

5. Proyektor / Televisi
Guru dapat menggunakan Proyektor atau Televisi ataupun LCD sebagai media
pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk menampilkan video, Animasi, lagu dan Audio
dan lain sebagainnya. Media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dan berbicara., utnuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara,
dokumentasi, dan tes lisan.

6. Lingkungan
Media lingkungan dapat di gunakan oleh guru sebagai media pemelajaran Bahasa
Indonesia. Misalnya siswa mendengarkan cerita di sekelompok masyarakat, siswa
menyimak apa yang mereka bahas dan apakah mereka menggunakan bahasa baku atau
tidak.
7. Manusia
Media yang jadi utama sebagai media, karena manusia atau diri sendiri yang dapat
menjelaskan, menceritakan, menulis dan lain lain.
8. Masih banyak lagi media – media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pembelajaran yang dibakannya, Guru dapat mengembangkan Inovatif dan
Kreatifitasnya masing – masing.

Anda mungkin juga menyukai