Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL (BRAIN BASED LEARNING)
UNTUK MENGOPTIMALKAN FUNGSI OTAK KANAN DAN
OTAK KIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Neuroscience
dalam Pembelajaran
(Dengan dosen pengampu : Drs. Sunaryo, M.Ds)

Disusun Oleh :
Noer Khotijah Faizha 1786206217
Kelas 7 D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat, inayah, dan taufiknya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata
kuliah “Neuroscience dalam Pembelajaran”. Makalah ini berisikan tentang
pembahasan mengenai merancang pembelajaran dalam rangka memaksimalkan
fungsi otak kanan dan otak kiri.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan penulisan
makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurakan makalah ini,
namun tidak dapat dipungkiri apabila makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan pembelajaran, menambah pengetahuan
dan wawasan tentang membuat rancangan pembelajaran agar fungsi otak kanan
dan otak kiri dapat maksimal.

Tangerang, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Model Brain Based Learning....................................................................3
B. Mengoptimalkan Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri.................................5
C. Implementasi Pembelajaran di Kelas........................................................7
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Sisdiknas No. 23 tahun 2003 berbunyi
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan yang lain
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan”.
Guru adalah tenaga kependidikan yang memiliki peran penting dan
bertanggung jawab dalam menentukan dan meningkatkan sumber daya
manusia. Tugas guru adalah mengajarkan ilmu kepada siswanya dengan
cara menyampaikan materi pada proses pembelajaran. Dalam
penyampaian materi guru harus membuat perencanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran yang baik dan tepat agar pembelajaran
tidak monoton. Pemilihan model yang tepat dapat mempermudah guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran siswa diharuskan terlibat aktif
agar kemampuan berfikir siswa dapat berkomunikasi secara efisien untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan suatu masalah yang bisa
mengoptimalkan fungsi otak. Otak manusia dirancang sebagai pusat untuk
memproses dan mengola berbagai sumber informasi. Bagian otak kanan
dan otak kiri memiliki bagian otak dan fungsi yang berbeda-beda. Otak
kanan memiliki daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi, memiliki
kemampuan visual yang baik, lebih mengandalkan perasaan, mempunyai
selera dibidak seni dan musik, memiliki intuisi dan lebih peka terhadap
perasaan/emosi di lingkungan sekitar. Sedangkan otak kiri akan lebih
banyak menggunakan hal-hal yang bersifat logika, analitis dan unggul
dalam Bahasa dan numerik (angka).
Salah satu pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi dan
fungsi otak siswa yaitu pembelajaran berbasis otak (brain based learning).
Pembelajaran ini menyajikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan
efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
menyenangkan juga bisa menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri.
Model brain based learning dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kritis, menjadikan siswa lebih aktif, dan respon yang positif. Kemampuan

1
siswa dalam pembelajaran brain based learning menunjukan hasil yang
lebih baik dari pada menggunakan pembelajaran konvensional. (Karunia,
2014)
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis menggunakan
model brain based learning untuk merancang sebuah pembelajaran.
Karena model pembelajaran ini melibatkan fungsi otak kanan dan otak kiri
sehingga dalam proses pembelajarannya siswa dituntut untuk berfikir kritis
dan kreatif untuk memecahkan suatu masalah. Dengan model ini juga
dapat mengoptimalkan kemampuan otak kanan dan otak kiri pada saat
kegiatan pembelajaran didalam kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil beberapa
rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran brain based learning ?
2. Sebutkan cara mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri ?
3. Bagaimana implementasi model brain based learning dalam
mengoptimalkan fungsi otak pada pembelajaran di kelas ?
C. Tujuan Penulisan
Berikut ini adalah beberapa tujuan penulisan yang diambil dari
rumusan masalah diatas, yaitu :
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran brain based learning ?
2. Sebutkan cara mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri ?
3. Bagaimana implementasi model brain based learning dalam
mengoptimalkan fungsi otak pada pembelajaran di kelas ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Brain Based Learning


Model pembelajaran merupakan seluruh rangkaian penyajian materi
ajar sebagai suatu rencana yang digunakan dalam menyusun kurikulum
untuk petunjuk atau cara mengajar bagi pendidik dalam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (rpp). Setiap pembelajaran belajar didalam
kelas pasti berhubungan dengan kinerja otak siswa. Jadi, penulis
menggunakan model Brain Based Learning dalam merancang kegiatan
pembelajaran.
1. Pengertian Brain Based Learning
[ CITATION Jen08 \l 1033 ] Pembelajaran Brain Based Learning
adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain
secara alamiah untuk belajar. Sedangkan menurut Given dalam
[ CITATION Pra19 \l 1033 ] pengembangan rencana pembelajaran
model belajar berorientasi kemampuan otak diawali dengan
menentukan apa yang perlu diketahui atau yang bisa dilakukan oleh
siswa (sistem kognitif). Sehingga siswa aktif untuk membangun
pengetahuannya yang dilandasi struktur kognitif yang telah
dimilikinya serta didasarkan pada cara kerja otak, sehingga diharapkan
pembelajaran dapat diserap oleh otak secara maksimal.
Selanjutnya [ CITATION Rul17 \l 1033 ] mengartikan brain based
learning sebagai suatu pembelajaran yang berdasarkan kepada
struktur, kinerja, dan fungsi otak dalam pembelajaran. Dimana brain
based learning dapat memberikan kondisi ideal dalam pembelajaran
sesuai dengan kemampuan otak.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan
model pembelajaran brain based learning adalah pembelajaran dengan
menggunakan otak yang dapat diserap oleh siswa. Berdasarkan
struktur, kinerja dan fungsi otak baik otak kanan ataupun otak kiri
yang memiliki kemampuan dominan masing-masing agar aktivitas
belajar dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kemampuan otak
masing-masing.
2. Ciri-ciri Brain Based Learning
Proses pembelajaran brain based learning cenderung penuh
kegembiraan. Kondisi tersebut mendorong kemampuan otak untuk
mengintegrasikan sejumlah informasi yang luas serta melibatkan siswa
didalam suatu proses pembelajaran secara serempak melibatkan akal,
kreativitas dan ilmu psikologi. Model brain based learning berkaitan
erat dengan pemberdayaan potensi otak dan kesiapan siswa dalam
proses pembelajaran. Ada lima ciri-ciri brain based learning yang

3
dikemukakan oleh[ CITATION Pra19 \l 1033 ] yaitu sebagai berikut :
(1) kelas yang rileks; (2) pembelajaran yang kontruktivistik; (3)
menekankan aspek kerjasama antar siswa; (4) adanya cukup waktu
bagi siswa untuk merefleksikan matari yang telah diterimanya; (5)
pembelaajaran yang bermakna dan konseptual.
3. Kelebihan dan Kekurangan Brain Based Learning
Pembelajaran dengan menggunakan model brain based learning
dapat menciptakan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kinerja
otak siswa, berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari model
brain based learning yaitu :
a. Kelebihan brain based learning
[ CITATION Sus14 \l 1033 ] berpendapat bahwa kelebihan
brain based learning antara lain : (1) pemecahan masalah
merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi
pembelajaran; (2) pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan kemampuan baru; (3) pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa; (4) pemecahan
masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata; (5) pemecahan masalah dapat membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan;
(6) pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
diskusi siswa; (7) pemecahan masalah dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan
kemampuan siswa untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru; (8) pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan
siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
di dunia nyata.
b. Kekurangan brain based learning
[ CITATION Jen08 \l 1033 ] berpendapat bahwa
kekurangan brain based learning antara lain : (1) memerlukan
waktu yang tidak sedikit untuk dapat memahami bagaimana
otak kita bekerja; (2) memerlukan fasilitas yang memadai
dalam mendukung praktek pembelajaran; (3) memerlukan
biaya yang tidak sedikit dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang baik bagi otak.
4. Tahapan Brain Based Learning
Menurut [ CITATION Jen08 \l 1033 ] mengungkapkan ada tujuh
tahap garis besar perencanaan berbasis kemampuan otak yaitu : (1)
Pra-paparan, memberikan otak suatu tinjauan atas pembelajaran baru
sebelum benar-benar digali,. Tahap ini membantu otak
menggembangkan peta konseptual yang lebih baik; (2) Persiapan,

4
menciptakan keingintahuan atau kesenangan atau “mengatur kondisi
antisipatif”; (3) Inisiasi dan akuisisi, memberikan penanaman atau
tahap penciptaan koneksi (saraf-saraf saling berkomunikasi satu sama
lain). Tahap ini membantu siswa utuk membangun pengetahuan dan
pemahaman awal; (4) Elaborasi, pemerosesan informasi untuk
memastikan siswa tidak membuang fakta-fakta yang dihafalkan,
melainkan mengembangkan jalur saraf yang kompleks dan
menghubungkan koneksi subjek-subjek pelajaran dengan cara yang
bermakna; (5) Inkubasin dan pengkodean memori, menekankan
pentingnya waktu istirahat dan waktu untuk mengulang
kembali/tinjauan.dikarenakan otak paling efektif dari waktu ke waktu,
bukan berlangsung hanya sesaat; (6) Verifikasi, guru mengecek tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarai. Selain itu
siswa menginformasikan pembelajaran diri untuk siswa itu sendiri; (7)
Selebrasi dan integrasi, menanamkan semua arti penting rasa cinta
dari belajar (melibatkan emosi).
Sedangkan menurut [ CITATION Nga16 \l 1033 ] berpendapat
bahwa mengimplentasikan brain based learning ada 5 tahapan yaitu :
(1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasi siswa
untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya: (5)
menganalisis dan mengevakuasi proses pemecahan masalah. Model
pembelajaran brain based learning diterapkan untuk membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah,
keterampilan intelektual, belajar berperan sebagai orang dewasa
melalui perlibatan siswa dalam pengalaman simulasi atau nyata.
B. Mengoptimalkan Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri
1. Pengertian Otak Kanan dan Otak Kiri
a. Otak kanan
Otak manusia terbagi menjadi otak besar dan otak kecil. Otak
besar terbagi menjadi dua yaitu otak kanan dan otak kiri. Dalam
dunia kesehatan, otak kanan disebut Right helisphere. Sesuai
dengan namanya, bagian otak ini secara anatomi berada pada
belahan kanan pada otak besar yang berfungsi mengatur seluruh
aktifitas serta kesehatan tubuh bagian kanan. Tidak hanya
berfungsi mengatur seluruh aktifitas dari kesehatan tubuh bagian
kanan, otak kanan juga mengatur serta bertanggung jawab pada
seluruh aktifitas kesehatan tubuh bagian kanan. Otak kanan lebih
mengarah ke pembentukan pola, holistic, emosional, spasial,
musical. Sisi kanan banyak berkaitan dengan seni, imajinasi dan
daya cipta.
b. Otak kiri
Otak kiri bagian dari otak besar yang berada pada posisi
sebelah kiri. Otak kiri juga salah satu organ terpenting pada bagian
tubuh yang memiliki peran dalam mengontrol seluruh pusat dari

5
sistem syaraf serta struktur sel saraf. Otak kiri ini mempunyai tugas
regulasi sebagian tindakan yang dilakukan oleh tubuh serta
megatur fungsi dari berbagai organ. Otak kiri lebih mengarah
kepada berfikir secara analitis, logika, bahasa, numerik, Sisi kiri
sangat teratur bersifat logis, rasional dan linear.

2. Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri


a. Otak kanan
Setiap ciptaan Tuhan memiliki fungsi yang luar biasa
berpengaruh pada tubuh secara keseluruhan , adapun fungsi dari
otak kanan adalah sebagai berikut : (1) perkembangan kecerdasan
emosi atau EQ (emotional quotient) seperti pengendalian emosi
dan sosialisasi; (2) kemampuan dalam berinteraksi dengan manusia
lain
(intuitif) keampuan merasakan dan memadukan; (3) ekspersi
tubuh seperti menyanyi, menari dan melukis; (4) melakukan tugas
matematika mengenai perbandingan serta estimasi; (5) membantu
membayangkan dalam visual secara lengkap dan mengekspresikan
apa yang dilihat; (6) kemampuan berbahasa karena memiliki
kemampuan memori jangka panjang; (7) berhubungan dengan
sengala sesuatu yang membutuhkan kreativitas dalam
pelaksanaannya.
b. Otak kiri
Otak kiri mempunyai fungsi yang luas dalam aktifitas
manusia, tanpa otak kiri manusia tidak akan mungkin untuk bisa
hidup dan berkembang. Adapun fungsi otak kiri adalah sebagai
berikut : (1) pengontrolan; (2) keterampilan angka-angka; (3)
sebagai pengambil tindakan yang mengandalkan logika dan rasio;
(4) pusat IQ (inteligent quotient); (5) obyektifitas; (6) menulis dan
membaca.
3. Cara Mengoptimalkan Otak Kanan dan Otak kiri
a. Membagi proses
Layaknya kerja otak kanan dan otak kiri, untuk menghindari
terlalu banyak fokus pada suatu proses pengembangan pengasahan
anda dalam dua tahap. Pertama, tahapan kreatif seperti
brainstorming, membangun konten, membuat visual, sampai hal
yang bersifat analisis. Keduan, tahap analitis seperti melakukan
pelaporan atau mengetahui segmentasi pasar. Jika kedua tahap
dilakukan oleh tim berbeda anda mesti memastikan kedua tim
saling berkoordinasi.
b. Berkomitmen
Berkomitmen lah untuk menyeimbangkan kegiatan otak kanan
dan otak kiri. Jika perusahaaan anda terlihat seimbang, itu artinya
perusahaan butuh perubahan dalam hal budaya dan operasi. Cara
terbaik untuk melakukan perubahan dengan menjadi teladan.
Tunjukan komitmen anda untuk melakukan perubahan dan

6
komitmen untuk menyeimbangkan kegiatan otak kanan dan otak
kiri.
c. Seimbang membangun tim
Ketika merekrut atau melakukan promosi carilah individu
yang menunjukan kemampuan menyeimbangkan kedua fungsi
otak. Selain itu, didorong anggota tim yang dominan otak kanan
dan otak kiri untuk berkolaborasi. Cari tau pelatih apa yang cocok
untuk masing-maing tim. Pemasaran atau marketing memang
sering dianggap sebagai kegiatan otak kanan karena menuntut
kreativitas dan kemampuan artristik. Tapi ingat, untuk mengetahui
apakah kampanye pemasaran efektif anda butuh data dan analisis
yang banyak dilakukan oleh otak kiri. Jadi jika anda tidak bisa
menyeimbangkan kerja otak anda maka carilah tim yang dapat
mendukung otak dominan anda.
C. Implementasi Pembelajaran di Kelas
Dalam penerapannya, model pembelajaran brain based learning
memiliki tahapan-tahapan perencanaan sebagai berikut :
1. Tahap pra pemaparan
Tahap pra pemaparan merupakan tahap dimana seorang guru
memberikan gambaran umum melalui media mind map mengenai
materi pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan guru menyiapkan kondisi kelas agar siswa
merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu guru
berusaha untuk mengikuti materi pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan realita yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tahap inisiasi dan akuisisi
Tahap inisiasi dan akuisis, guru dituntut untuk memberikan sedikit
penjelasan kepada siswa dan membimbingnya untuk mencari
informasi mengenai materi yang dipelajari dan memahami materi
tersebut.
4. Tahap elaborasi
Tahap ini merupakan tahap pemerosesan, dimana siswa diberi leluasa
untuk mencari, menyaring, menganalisis, dan memperdalam materi
pelajaran. Hal ini merupakan saatnya untuk membuat kesan intelektual
dalam pembelajaran.
5. Tahap inkubasi dan memasukan memori
Tahap inkubasi menekankan pentingnya waktu istirahat dan waktu
untuk mengulang kembali. Otak belajar paling efektif dari waktu ke
waktu bukan langsung pada suatu yang sesaat.
6. Tahap verifikasi dan pengecekan keyakinan
Tahap ini guru mengecek apakah siswa sudah paham dengan materi
yang dipelajari atau belum begitupun siswa merasa dirinya sudah
mengerti dengan apa yang telah dipelajari atau belum.
7. Tahap perayaan dan integrasi

7
Tahap ini sangat penting untuk melibatkan emosi. Pembelajaran akan
terasa sangat berkesan bagi siswa jika apa yang telah mereka
perjuangkan diberi penghargaan. Selain itu dari bentuk penghargaan,
perayaan kecil pun diperlukan agar pembelajaran ditutup dengan hal
yang menyenangkan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model brain based learning merupakan model yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan otak siswa agar menjadi berkembang serta
dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki setiap siswa. Dengan
menggunakan model pembelajaran ini kegiatan pembelajaran terpusat
pada siswa sehingga pembelajaran menjadi aktif dan bermakna juga siswa
dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan memanfaatkan dan
memberdayakan kemampuan otak yang dimilikinya.
B. Saran
Pembuatan rancangan yang baik dan pemilihan sterategi yang tepat
dapat mempermudah guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menyiapkan dan
membuat perencanaan terlebih dahulu. Karena perencanaan memiliki
peran penting dalam proses kegiatan pembelajaran agar tujuan
pembelajaran tercapai. Pada saat kegiatan pembelajaran dikelas siswa
diharuskan terlibat aktif dalam kemampuan berfikir agar siswa dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan suatu masalah untuk
mengoptimalkan fungsi otak

9
DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. (2020). Right Brain Method. Jawa Tengah: CV. Pena Persada.
Jensen, E. (2008). Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Khairuntika. (2015). Implementasi Model Problem Based Learning. Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 339.
Kumala, F. N., Firdayani, K., & Hudha, M. N. (2018). Keterampilan Berfikir
Kritis Siswa SD: Brain Based Learning (BBL) dan Problem Based
Learning (PBL). JIP, 54.
Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran . Yogyakarta: Aswaja
Persindo.
Prastuti, E. D., Mardiyanah, & Pambudi, D. (2019). Penerapan Model Brain
Based Learning (BBL) pada Pembelajaran Matematika untuk
Meningkatkan Ketuntasan dan Aktifitas Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikaan Matematika dan Matematika (JPMM), 12.
Rulyansyah, A., Hasanah, U., & Wardana, L. A. (2017). Model Pembelajaran
Brain Bassed Learning Bermuatan Multiple Intelligences. Banyuwangi:
LPPM Institut Agama Islam .
Susanto, A. (2014). Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Prenada
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai