TADRIS MATEMATIKA
PONTIANAK
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Teori Belajar” dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahayu Pratiwi selaku dosen mata
kuliah problematika pembelajaran matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesepurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Teori
B. Pengertian Belajar
C. Pengertian Teori Belajar
D. Jenis-jenis Teori Belajar Menurut Para Ahli
E. Kekurangan, Kelebihan, Dan Perbedaan Yang Menonjol Pada Masing-Masing Teori
Belajar
F. Teori Konstruktivisme Dalam Pendidikan
G. Perbedaan Teori Belajar Konstruktivisme Dengan Teori Belajar Lainnya Dalam
Pendidikan Matematika
H. Persamaan Teori Belajar Konstruktivisme Dengan Teori Belajar Lainnya Dalam
Pendidikan Matematika
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami
kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog
menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses
belajar. Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu.
Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya.
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi utuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut :
A. Pengertian Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn
mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan
sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan
hubungan dapat saling berhubungan.
Pengertian teori dapat pula diartikan sebagai kumpulan pernyataan yang memiliki
keterkaitan yang masuk akal. Dimana teori itu sendiri bentuk cerminan dari peristiwa
ataupun sifat yang sudah terjadi.
1. Kornblum
2. Snelbecker
Dimana preposisi ini juga dapat digunakan untuk meramalkan sekaligus menjelaskan
peristiwa apa yang sedang diamati.
3. Turner
Pengertian teori menurut Turner dan Kornblum adalah proses mental peneliti dalam
memgembangkan ide. Sehingga peneliti atau ilmuwan tersebut mampu mendeskripsikan
secara jelas, gamblang dan mudah dipahami.
Sementara menurut Glaser dan Straus teori itu sendiri sebenarnya berbentuk data yang
didapatkan ilmuan atau peneliti lewat proses analisis secara sistematis dan menggunakan
metode-metode komparatif.
5. Marx dan Goodson
Lebih spesifik dan lengkap lagi, Marx dan Goodson mengartikan bahwa teori sebagai
aturan yang mencoba menjelaskan preposisi yang memiliki keterkaitan dengan fenomena
alamiah, ataupun representasi simbolik.
6. McLaughlin
McLaughlin menjelaskan lebih sederhana, jadi teori adalah cara seorang peneliti
menafsirkan atau menggeneralisasi, penyatuan, kerapatan dan penilaian yang dilakukan
dengan cara melakukan penelitian.
B. Pengertian Belajar
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal ini
adalah lingkungan kelas pada saat proses pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
Belajar adalah proses sadar seorang individu untuk merubah perilaku menjadi lebih
baik.Menurut Skinner belajar adalah suatu perilaku.pada saat belajar,maka responnya
menjadi lebih baik.Sebaliknya,bila ia tidak belajar maka responya menurun.
Pengertian belajar menurut Winkel dalam (Purwanto, 2016, hlm. 39) adalah aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam diri seseorang dan proses interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Dengan kata lain, belajar merupakan upaya dari seseorang agar dapat berubah menjadi
berwawasan, berketerampilan, dan bersikap lebih baik. Perubahan selalu menjadi kata kunci
dari belajar, karena perubahan adalah yang dituju, bukan hanya mendapatkan atau ditransferi
ilmu.
Sementara itu menurut Slameto dalam (Nurjaman, 2016, hlm. 14) belajar adalah suatu
proses usaha yang dikerjakan seorang untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku
yang baru dengan cara menyeluruh, sebagai akibat dari pengalaman yang dirasakan seseorang
itu sendiri saat berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, masih senada dengan
Winkel, belajar juga bisa ditafsirkan sebagai kegiatan yang berlangsung disebabkan hadirnya
interaksi secara aktif antara individu dengan lingkungan sekelilingnya.
Selanjutnya, menurut Sardiman dalam (Nurjaman, 2016, hlm. 15) belajar adalah suatu
perubahan perilaku atau tampilan, dengan rangkaian aktivitas seperti membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lainnya. Perubahan tersebut dibuktikan dari seluruh tingkah laku
dari individu yang belajar, dan aktivitas pembelajaran seperti membaca dan mengamati
menjadi cara konkret untuk meraihnya.
Berdasarkan definisi para ahli mengenai belajar yang sudah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu runutan aktivitas yang dilakukan dengan interaksi
terhadap suatu lingkungan yang akan membawa perubahan terhadap seseorang, baik itu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Teori belajar adalah satu teori suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Teori belajar merupakan upaya untuk menjaleskan bagaimana manusia belajar, sehingga
dapat membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar.
Dalam dunia psikologi pendidikan, anda akan berkenalan dengan teori belajar yang selalu
jadi topik menarik unuk diperbincangkan. Teori belajar sendiri didefinisikan sebagai metode
yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar.
Teori behavioristik merupakan salah satu dari beberapa teori belajar yang ada.
Seperti namanya yang berasal dari kata “behavior” yang berarti “perilaku” dalam
bahasa Inggris, teori belajar ini mengedepankan perilaku sebagai indikator atau
hal utama yang diperhatikan dalam proses belajar. Menariknya, teori ini juga
mengatakan bahwa manusia dikendalikan oleh lingkungannya. Hal tersebut
karena lingkungan dianggap menjadi stimulus, dan tingkah laku kita adalah
respons terhadap stimulus tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa manusia hidup untuk berpikir, akan tetapi manusia
hidup bukan sekedar sebagai makhluk yang berpikir (belajar), karena manusia
juga berusaha untuk menentukan identitas dirinya untuk mencapai apa yang
didambakannya, berdasarkan observasinya terhadap lingkungan.
Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang fokus terhadap perubahan
tingkah laku individu sebagai perolehan dari pengalaman yang diakibatkan adanya
stimulus dan respons. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Thobroni
(2015, hlm. 55) yang mengungkapkan bahwa teori belajar behavioristik
merupakan suatu teori perihal perubahan perilaku sebagai perolehan dari
pengalaman.
Faktor terpenting dari teori ini adalah faktor penguatan. Penguatan yang
dimaksud adalah pemberian stimulus positif yang dapat memancing respons yang
lebih kuat. Seperti yang diungkapkan oleh Thobroni (2015, hlm. 56) apabila
penguatannya (positive reinforcement) ditambah, maka respons akan bertambah
kuat juga. Begitu pula sebaliknya, apabila respons dikurangi atau hilang
(negative reinforcement), respon juga tidak akan bertambah kuat.
Menurut Rusli (dalam Sumarsono dkk, 2020, hlm. 12) Teori behavioristik
memiliki ciri-ciri tersendiri yang khusus dalam pembelajaran yakni:
Teori belajar kognitif berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam proses
belajar. Sebenarnya teori ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran behaviorik
yang memandang bahwa perubahan perilaku seseorang dapat diamati dan diuji
berdasarkan hal terlihat jelas.
Secara umum prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut :
Perkembangan Kognitif
1. Pengetahuan (C1)
2. Pemahaman (C2)
3. Aplikasi (C3)
4. Analisis (C4)
5. Evaluasi (C5)
6. Kreasi (C6)
Teori Konstruktivisme
Pengertian teori konstruktivisme secara umum memandang ilmu
pengetahuan tidak sebatas mengungkap tentang fakta, kaidah dan konsep yang
harus diingat secara baku. Konstruktivisme justru lebih menekankan bahwa
manusialah yang harus mengkonstruksikan pengetahuan itu sendiri.
Pengertian teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang
mengedepankan kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah
dipelajari. Kegiatan membangun (konstruktif) dapat memacu siswa untuk
selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan turut meningkat.
Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan
aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini,
guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan membri
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide
mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan
siswa anak tangga yang membawasiswa ke tingkat pemahaman yang lebih
tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata
– kata mereka sendiri.
Selain itu yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata
memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses
ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat
bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan
mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana
tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat
pemahaman yang lebih tinggi , tetapi harus diupayakan agar siswa itu sendiri
yang memanjatnya.
a) Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas
dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum
mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi
kepada siswa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya
tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar
tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena,
hanya dengan usaha yang keras para siswa sendirilah para siswa akan
betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan.
b) Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga
pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa
sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara
aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam
kerangka kognitifnya
c) Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model
mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan
penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk
mendukung model-model itu.
d) Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk
masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar
bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk
memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi
siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-
konstruksi mental yang diperlukan.
e) Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadisituasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik.
f) Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
g) Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara
belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator,
mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya
konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.
Teori Belajar Humanistik
Setiap orang memiliki kemampuan belajar yang berbeda, oleh karena itu bagi
para tenaga pengajar tidak dapat memukul rata satu pendekatan belajar yang sama
untuk semua muridnya. Ada sejumlah teori belajar yang bisa disesuaikan dengan
karakter dan kemampuan murid, salah satunya yakni teori belajar humanistik.
Teori humanistik atau sering juga disebut teori belajar humanistik adalah satu
dari beberapa teori belajar yang sering digunakan oleh guru maupun tenaga
pengajar lainnya. Secara garis besar teori belajar humanistik adalah teori belajar
bertujuan menghasilkan hal baik bagi kemanusiaan supaya bisa mencapai
aktualisasi diri dan membuat orang mampu mengenali diri sendiri.
Pada dasarnya, teori belajar humanistik adalah sebuah teori belajar yang
memanusiakan manusia. Pembelajaran hendaknya dipusatkan pada pribadi
seseorang atau siswa. Teori ini menekankan pada pendidikan yang berfokus pada
bagaimana menghasilkan sesuatu yang efektif, bagaimana belajar yang bisa
meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan potensi yang ada pada seseorang.
Teori humanistik ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap teori belajar
sebelumnya, yaitu Teori Behavioristik, yang dianggap terlalu kaku, pasif, bahkan
penurut ketika menggambarkan manusia.
Teori belajar humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak
mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan
mampu mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa, teori ini beranggapan bahwa
proses belajar dinilai lebih penting daripada hasil belajar itu sendiri.
saja dan menghasilkan sesuatu bagi dirinya. Pada kegiatan belajar, seseorang bahkan
guru tidak boleh memaksakan sesuatu hal yang tidak disukai oleh individu yang
bersangkutan.
Menurut Maslow, belajar merupakan serangkaian proses yang harus dilalui untuk
Menurut Rogers, pada proses belajar dibutuhkan sikap saling menghargai dan tanpa
prasangka antara individu yang sedang belajar dan pihak yang memberi pembelajaran.
a) Ciri teori humanistik yang pertama adalah lebih memfokuskan pada proses
belajar itu sendiri. seseorang akan menjadi yang lebih bisa mengeksplorasi
diri. Fokus belajar ada dalam prosesnya saat seseorang menjalankan
pendekatan belajar.
b) Adanya peranan aspek kognitif dan aspek afektif.
c) Mementingkan pemahaman dan juga pengetahuan dalam proses belajar.
d) Mementingkan sikap dan perilaku diri ketika menjalankan proses belajar.
e) Tidak seorangpun mampu mengatur atau mendikte proses belajar yang benar
pada setiap individu.
Prinsip Teori Humanistik
Secara umum, teori belajar sosial mengemukakan bahwa belajar dalam situasi
sosial kehidupan sehari-hari akan memberikan penguatan (reinforcement) yang
baik. Penguatan tersebut hadir karena individu yang belajar mampu mengamati
berbagai macam model, seperti model-model di dalam keluarga sendiri, teman-
teman sejawat, televisi (selebriti), dsb. Semua situasi sosial (pergaulan) tersebut
berpengaruh penting terhadap belajar.
Salah satu asumsi paling awal mendasari teori belajar sosial Bandura adalah
bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana kecakapan
bersikap maupun berperilaku. Titik pembelajaran dari semua ini adalah
pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences). Meskipun manusia
dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung, namun lebih banyak
yang mereka pelajar dari aktivitas mengamati perilaku orang lain (Feist dalam
Lesilolo, 2019, hlm. 190).
Dengan memiliki latar belakang ilmu yang berbeda, ada beberapa para ahli
yang memiliki definisi sendiri mengenai pengertian dari sibernetika, mari kita lihat
penjelasannya di bawah ini:
Norbert Wiener: Merupakan orang pertama yang menggunakan istilah
sibernetika dalam bahasa Inggris yaitu “cybernetics”. Norbet Wiener memiliki
pengertian mengenai sibernetika yaitu sebuah ilmu kontrol dan komunikasi dalam
dunia hewan dan mesin. Ia menyadari bahwa potensi revolusioner dari sibernetika
bagi perkembangan teknologi dan ilmu-ilmu biologi serta ilmu sosial tingkat
lanjut. Dalam perkembangannya sendiri, sibernetika menawarkan berbagai kosa
kata yang unik bagi bidang studi ilmu komunikasi.
Stafford Beer: Menurutnya sibernetika bertindak sebagai ilmu organisasi yang
efektif.
Stephen W. Littlejohn: Memiliki pengertian sendiri mengenai sibernetika, yaitu
salah satu studi mengenai kontrol dan aturan diri pada suatu sistem tertentu.
Karena sangat penting, sibernetika menjadi sinonim dengan teori sistem.
Robert Craig: Merupakan sistem berpikir sebagai tradisi dalam teori komunikasi.
Para ahli teori organisasi: Sedangkan menurut mereka, sibernetika adalah
sebuah ilmu untuk dapat memproses informasi, mengambil keputusan,
pembelajaran, pengadaptasian dan organisasi yang terjadi dalam kelompok,
individu, organisasi, bangka ataupun mesin.
Gregory Bateson: Memiliki pendapat bahwa sibernetika adalah sebuah bentuk
yang lebih dari substansi.
Gordon Pask: Dan menurutnya sibernetika adalah seni memanipulasi berbagai
macam metafora yang dapat dipertahankan. Ia menggunakan sebuah pendekatan
teori sibernetika untuk konsep jaringan dan interaksi dengan sebuah komputer
dalam menciptakan sebuah kerangka kerja dimana berbagai sudut pandang yang
berlawanan lalu dikirim ulang dan didiskusikan terlebih dahulu sebelum
memutuskan kesimpulan. Kerangka kerja dapat menjelaskan proses dimana
pengetahuan itu dapat dibentuk. Sistem sibernetika pertama-tama akan
mempengaruhi lingkungan, dan setelah itu mereka akan merasakan apa saja
perubahan yang terjadi. Secara inisial, teori sibernetika dapat digunakan untuk
memperlihatkan bagaimana suatu sistem bisa mendapatkan pengetahuan secara
berkelanjutan melalui interaksi baik dengan pengguna ataupun mesin dan lalu
diaplikasikan oleh Gordon Pask untuk menjelaskan peran percakapan dalam
bidang pembelajaran.
Prinsip Teori Sibernetik
Teori Konstruktivisme
1. Sulitnya mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur
menggunakan pendekatan tradisional selama bertahun-tahun.
2. Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus
memiliki kreativitas dalam merencakan pelajaran dan memilih
atau menggunakan media. Guru yang malas dan tidak mau
berkembang akan sulit menerapkan teori belajar
Konstruktivisme.
3. Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan
proses belajar dan mengajar yang baru.
Teori Humanistik
1. Proses belajar bisa saja mengalami kegagalan jika tidak ada
kesungguhan dari setiap individu.
2. Memunculkan sikap individulisme.
3. Peran pendidik atau guru menjadi sangat terbatas karena hanya
sebagai fasilitator.
4. Memicu kesenjangan keberhasilan setiap individu, terlebih jika
individu tersebut memiliki kesulitan untuk mengenali potensi
dirinya.
5. Tidak dapat dijadikan metode pembelajaran secara praktis.
6. Guru harus terus menerus memotivasi siswanya dan tidak boleh
lelah dalam melakukannya.
Teori Sosial
1. Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah
laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
2. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah
lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti
terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan
ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk
perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Teori Sibernetik
1. Ada kekurangan yang dimiliki teori belajar sibernetik ini yaitu
memang sulit untuk diterapkan atau diaplikasikan dalam suatu
proses pembelajaran karena pembahasan proses belajarnya
tidak secara langsung dilakukan.
Kelebiahan
Teori Behavioristik
Teori Konstruktivisme
1. Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan
mampu memecahkan masalah.
2. Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta
suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif.
3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam
melakukan kegiatan.
4. Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan
menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa karena memiliki
kebanggaan dapat menemukan sendiri konsep yang sedang
dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan hasil
temuannya.
5. Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.
Teori Humanistik
1. Penekanan ada pada pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap setiap individu.
2. Menumbuhkan minat seseorang untuk terus belajar.
3. Membuat seorang individu memiliki pengalaman yang berarti.
4. Menumbuhkan kreativitas individu/seseorang.
5. Mengubah sikap dan pola pikir individu.
6. Semakin lama waktu yang dilalui, seseorang pembelajar bisa
mencapai aktualisasi dirinya dengan baik.
Teori Sosial
1. Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar
sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang
tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan
semata – mata reflex atas stimulus (S-R bond), melainkan juga
akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan
dengan kognitif manusia itu sendiri.
2. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasan merespon) dan imitation
(peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses
yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan
kognitif.
Teori Sibernetik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara pribadi kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan atau pun kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kelancaran dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/macam-macam-teori-belajar-dan-
pembelajaran-yang-harus-guru-tahu
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/macam-macam-teori-belajar-dan-
pembelajaran-yang-harus-guru-tahu
https://serupa.id/teori-teori-belajar-menurut-para-ahli/
https://www.akseleran.co.id/blog/teori-belajar/
https://serupa.id/teori-belajar-kognitif-pengertian-ciri-prinsip-dsb/
https://www.zenius.net/blog/teori-belajar-kognitif
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kognitif/
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teori-belajar-konstruktivisme#:~:text=Pengertian
%20teori%20belajar%20konstruktivisme%20adalah,sehingga%20kecerdasannya%20akan
%20turut%20meningkat
https://binus.ac.id/knowledge/2019/07/teori-konstruktivisme-dan-behaviorisme-dalam-
perancangan-elearning/
https://penerbitbukudeepublish.com/teori-konstruktivisme/
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-konstruktivisme/amp/
#aoh=16521210538395&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s
https://www.sariksa.com/2021/12/teori-belajar-konstruktivisme-menurut.html?m=1
https://www.kompasiana.com/akmala-04/5508e72e8133118c1cb1e1f4/teori-belajar-
konstruktivisme
https://adoc.pub/keefektifan-pembelajaran-matematika-berbasis-kontruktivisme-.html
https://www.ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/17/17#:~:text=Teori
%20humanistik%20berasumsi%20bahwa%20teori,optimal%20(Assegaf%2C%202011)
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengenal-teori-humanistik-dalam-
pembelajaran#:~:text=Ciri%2DCiri%20Teori%20Belajar%20Humanistik&text=Menekankan
%20pada%20proses%20aktualisasi%20diri,penting%20dan%20menjadi%20fokus%20belajar
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-humanistik/
https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-sosial-dalam-pandangan-
albert-bandura-dan-lev-vygotsky/
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2017/01/16/teori-belajar-sosial-albert-bandura/
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-sosial/
https://e-journal.iaknambon.ac.id/index.php/KNS/article/view/67
https://carlz185fr.wordpress.com/2013/04/23/ciri-ciri-teori-pemodelan-bandura-teori-belajar-
sosial/
https://www.sariksa.com/2021/12/teori-belajar-sibernetik.html?m=1
https://www.academia.edu/38513335/TEORI_BELAJAR_SIBERNETIK
https://journal.uny.ac.id/index.php/epistema/article/download/40383/pdf
https://santuynesia.com/teori-belajar-sibernetik
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Lantip%20Diat%20Prasojo,%20ST.,
%20M.Pd./KONSTRUKTIVISME%20DALAM%20PENDIDIKAN%20TINGGI.pdf
https://www.kompasiana.com/indri_naneng/552a35e9f17e613c6cd62423/metode-
pembelajaran-kontruktivisme
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/sncp/article/download/1051/788
http://seminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id.semnasmatematika/files/
banner/PM-84.pdf
https://serupa.id/teori-belajar-sosial/
https://serupa.id/teori-belajar-sibernetik-pengertian-proses-dan-penerapan/
https://dwiekasite.wordpress.com/2016/06/24/49/
https://santuynesia.com/teori-belajar-sibernetik
https://ojs.unida.ac.id/jtdik/article/viewFile/302/173
https://www.kompasiana.com/jumiati/5508df9d813311941cb1e17a/adakah-perbedaan-antara-
teori-teori-pembelajaran
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/29274/
pdf#:~:text=Konstruktivisme%20adalah%20teori%20belajar%20yang,Bada
%20%26%20Olisegun%2C%202015)
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-konstruktivistik.html
https://bdkpalembang.kemenag.go.id/upload/files/10.%20Syarif%2C%20Web%2C%20Edisi
%20Jan-Maret%202020%2C%20Teori%20Kontruksivisme%20Dalam%20Pendidikan
%20Agama%20Islam.pdf
https://onlinelearning.uhamka.ac.id/mod/resource/view.php?id=212127
https://serupa.id/teori-belajar-behavioristik-pengertian-ciri-kelebihan-kekurangan/