Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN

Rangkuman ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah

Perilaku Organisasional

Joko Suyono, SE, M.Si

Disusun oleh :
Rayhandhia Afiary (F0218094)
Reni Saadah (F0218095)
Sahid Dipa Wedha Marsudi (F0218103)

Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2018
A. Apakah yang Disebut dengan Kepemimpinan?

Kemimpinan sering didefinisikan sebagai kemmpuan untuk memengaruhi suatu


kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan.

B. Teori Sifat

Teori sifat kepemimpinan adalah teori yang mempertimbangkan kualitas dan


karakteristik personel yang mendiferensiasikan para pemimpin dari yang bukan
para pemimpin.

Salah satu studi menemukan bahwa para pemimpin yang memiliki skor sangat tinggi
dalam ketegasan akan kurang efektif dibandingkan dengan mereka yang tingginya
moderat. Sifat teliti dan keterbukaan pada pengalaman memperlihatkan hubungan
yang kuat dengan kepemimpinan, meskipun tidak cukup kuat seperti ekstraversion.
Orang-orang akan cenderung lebih mengikuti seseorang yang percaya diri karena
dia akan merasa menuju jalan yang benar.

C. Teori-Teori Mengenai Perilaku

1. Teori Mengenai Perilaku Kepemimpinan


Yaitu teori yang mengusulkan perilaku spesifik yang mendefinisikan para
pemimpin dari bukan pemimpin.

2. Memprakarsai Struktur
Yaitu sampai sejauh mana seseorang pemimpin akan mendefinisikan dan
menstruktur peranannya dan para bawahannya dalam pencarian untuk
pencapaian tujuan. Hal ini meliputi perilaku yang berupaya untuk
mengorganisai kerja, hubungan kerja, dan tujuan.

3. Keramahan
Yaitu sampai sejauh mana seorang pemimpin akn memiliki hubungan
pekerjaan yang dicirikan oleh rasa saling percaya, menghormati gagasan
para bawahannya, dan menghargai perasaan mereka. Seorang pemimpin
yang ramah akan membantu pekerja dengan permasalahan pribadi, adalah
seorang yang ramah dan yang mudahuntuk ditemui, memperlakukan
karyawannya dengan sama, serta mengekspresikan penghargaan dan
dukungan.

4. Pemimpin yang Berorientasi pada Pekerja


Yaitu seorang pemimpin yang menekankan hubungan interpersonal,
menempatkan kepentingan pribadinya dalam kebutuhan dari para karyawan,
dan menerima perbedaan individual antara para anggota.

5. Pemimpin yang Berorientasi pada Produksi


Yaitu seorang pemimpin yang menekankan pada aspek teknis atau tugas dari
pekerjaan, kepemimpinan yang berorientasi pada produksi sama dengan
memprakarsai struktur.

Ringakasan dari Teori MengenaiSifat dan Teori Perilaku


Para pemimpin yang memiliki sifat-sifat tertentu dan orang yang
memperlihatkan keramahan dan membangun struktur perilaku akan terlihat
lebih efektif. Beberapa pemimpin mungkin saja memiliki sifat-sifat yang tepat
atau memperlihatkan perilaku yang tetap tetapi masih gagal. Sama
pentingnya antara perilaku dan sifat adalah dalam mengidentifikasi para
pemimpin yang efektif atay tidak efektif, mereka tidak dapat menjamin
keberhasilan.

D. Teori Kontingensi
1. Model Fiedler
Model kotingensi fiedler merupakan teori yang menyatakan kelompok efektif
bergantung pada kecocokan yang tepat di antara gaya kepemiminan dalam
berinteraksi dengan para bawahan dan seberapa besar situasi memberikan
kendali dan pengaruh kepada pemimpin.

 Mengidentifikasi Gaya Kepemimpinan


Fiedler meyakini sebuah faktor kunci dalam keberhasilan
kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan dasar individu. Dia
menciptakan, Kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai adalah
sebuah instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur apakah
seseorang berorientasi pada tugas atau hubungan.
Fiedler mengamsusikan bahwa gaya kepemimpinan pada individu
adalah tetap.

 Mendefinisikan Situasi
Fiedler mendefinisikan tiga dimensi kontingensi atau situasional:
- Hubungan pemimpin-anggota
Adalah derajat kepercayaan diri, kepercayaan, dan penghormatan
yang para bawahan miliki dalam diri pemimpin mereka.
- Struktur organisasi
Adakah keadaan yang mana penugasan pekerjaan dibuatkan
prosedur.
- Kekuatan posisi
Adalah pengaruh yang diperoleh dari posisi struktural formal
seseorang dalam organisasi; meliputi kekuatan untuk merekrut,
disiplin, mempromosikan, dan memberikan gaji.
Fiedler mengatakan semakin tinggi hubungan pemimpin-anggota,
maka semakin tinggi pula pekerjaan menjadi terstruktur, dan
semakin kuat posisi pemimpin dalam kendali kekuasaan dan
kepemimpinan.

 Mococokkan antara Para Pemimpin dengan Situasi


Para pemimpin yang berorientasi pada tugas dapat bekerja dengan
sangat baik dalam situasi dengan tingkat kendali yang tinggi dan
rendah, sementara para pemimpin yang berorientasi pada hubungan
dapat bekerja dengan sangat baik dalam situasi dengan tingkat kendali
secara moderat.

 Evaluasi
studi yang menguji keseluruhan validitas dari model Fiedler
menemukan bukti yang cukup besar untuk mendukung bagian yang
substansial dari model tersebut. Tetapi logika yang mendasari
kuesioner LPC tidak dapat dipahami dengan aik, dan skor dari para
responden tidak stabil.

2. Teori-Teori Kontingensi Lainnya


 Teori Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan situasional adalah teori kotingensi yang
menitikberatkan pada kesiapan dari para pengikutnya. Teori ini
mengatakan bahwa kepemiminan yang berhasil akan bergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan kontingen si yang tepat terhadap
kesiapan dari para pengikutnya, sampai sejauh mana mereka bersedia
dan mampu untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.

 Teori Jalur-Tujuan
Yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa merupakan tugas dari
pemimpin untuk membantu para pengikut dalam memperoleh tujuan-
tujuan mereka dan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka dan
untuk menyediakan pengarahan atau dukungan untuk memastikan
bahwa tujuan-tujuan mereka sesuai dengan keseluruhan tujuan dari
kelompok atau organisasi.
Teori ini memprediksikan:
- Kepemimpinan yang mengarahkan (directive leadership) akan
menghasilkan kepuasan yang lebih tinggi pada tugas yang bersifat
ambigu atau penuh tekanan dibandingkan pada tugas-tugas yang
terstruktur dan ditata dengan baik.
- Kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership) akan
menghasilkan kinerja dan kepuasan yang tinggi ketika para pekerja
mengerjakan tugas yang terstruktur.
- Kepemimpinan yang mengarahkan (directive leadership) lebih
cenderung dipandang sebagai faktor yang mubazir jika berada
antara para pekerja yang memiliki kemampuan yang tinggi atau
pengalaman yang luas.
 Model Pemimpin-Partisipasi
Yaitu suatu teori mengenai kepemimpinan yang menyediakan
serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dari jumlah pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam situasi yang berbeda.

E. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota


Yaitu suatu teori yang mendukung penciptaan para pemimpin di dalam kelompok
dan di luar kelompok; para bawahan dengan status di dalam kelompok yang akan
memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi, tingkat perputaran pekerja yang rendah,
dan kepuasan kerja yang lebih tinggi. Hubungan pemimpin-pengikut akan menjadi
lebih kuat ketika para pengikut memiliki peran aktif dalam membentuk kinerja
pekerjaan mereka sendiri.

F. Kepemimpinan Karismatik dan Kepemimpinan Transformasional


1. Kepemimpinan Karismatik
 Apa yang Dimaksud dengan Kepemimpian Karismatik?
Dalam teori kepemimpinan karismatik dijelaskan bahwa teori ini
menyatakan para pengikut membuat atribut kepahlawanan atau
kemampuan dalam kepemimpinan yang luar biasa ketika mereka
mengamati perilaku-perilaku tertentu.

 Apakah Para Pemimpin yang karismatik Dibawa sejak Dilahirkan


atau Karena Diasah?
para pemimpin emenjak dilahirkan membawa sifat-sifat yang dapat
menjadikan mereka karismatik. Pada keyataannya, studi terhadap
anak kembar menunjukkan bahwa mereka memiliki hasil
kepemimpinan skor yang sama meski mereka dibesarkan pada
lingkungan yang berbeda. Kepribadian juga terkait dengan
kepemimpinan yang karismatik; para pemimpin yang karismatik
cenderung ekstrovert, percaya diri, dan berorientasi pada pencapaian.
Untuk mengembangkan aura karisma dengan mempertahakan
pandangan yang optimis, gunakan keinginan yang besar sebagai
sebuah katalisator untuk menghasilkan antusiasme, dan
berkomunikasi dengan sekuruh anggota, bukan hanya dengan kata-
kata.

 Bagaimana Pemimpin yang Karismatik Mempengaruhi


Pengikutnya
Yaitu dengan menyampaikan visi yang menarik serta strategi dalam
jangka waktu yang panjang untuk memperoleh suatu tujuan engan
mengaitkan masa sekarang dan masa depan yang lebih baik bagi
organisasi.

 Apakah Kepemimpinan Karismatik yang Efektif Bergantung pada


Situasi?
Riset menunjukkan bahwa ketika sesorang sedang termotivasi, mereka
cenderung untuk memberikan tanggapan kepada para pemimpin yang
karismatik. Hal ini menjelaskan mengapa pemimpin karismatik muncul
biasanya pada area politik atau agama, atau selama masa perang atau
ketika bisnis mengalami suatu krisis. Faktor lain yang membatasi
karisma adalah level di organisasi. Terakhir, orang-orang akan lebih
mudah menerima kepemimpinan yang karismatik ketika mereka
merasakan adanya suatu krisis, dibawah tekanan, atau ketika
ketakutan.

 Sisi Gelap dari Kepemimpinan Karismatik


Para pemimpin karismatik yang sangat besar pengaruhnya dalam
kehidupan tidak serta merta bertindak untuk kepentingan terbaik
organisasi mereka. Banyak yang memungkinkan tujuan pribadi mereka
dan mengesampingkan tujuan dari organisasi.

2. Kepemimpinan Transformasional
Studi oleh Ohio State, model Fiedler dan teori jalur-tujuan menggambarkan
para pemimpin yang transaksional, yaitu para pemimpin yang membimbing
atau memotivasi para pengikut mereka yang diarahkan menuju tujuan yang
ditetapkan dengan menjelaskan peranan tugas yang dibutuhkan. Para
pemimpin transformasional, yaitu para pemimpin yang menginspirasi para
pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan yang
berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara mendalam dan luar biasa
terhadap para pengikutnya.
Kepemimpinan yang traksasional dan transformasional saling melengkapi
satu sama lain; mereka tidak saling mempertentangkan pendekatan untuk
menyelesaikan segala sesuatu.
 Model Kepemimpinan yang Lengkap
Para pemimpin yang dapat memotivasi para pengikut untuk
melaksanakan di atas ekspektasi dan melampaui kepentingan diri
mereka sendiri untuk kepentingan organisasi. Keramahan secara
individual, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, dan pengaruh
yang ideal semuanya menghasilkan upaya ekstra dari para pekerja,
produktivitas mejadi lebih tinggi.

 Bagaimana Kepemimpinan Transformasional Bekerja


Para pemimpin yang transformasional lebih efektif karena mereka
kreatif, selin itu mereka mendorong para pengikutnya agar menjadi
kreatif juga. Perusahaan-perusahaan dengan para pemimpin yang
transformasionalnya
 Evaluasi atas Kepemimpinan yang Transformasional
Kepemimpinan transformasional lebih kuat dikorelasikan daripada
kepemimpinan yang transaksional dengan tingkat perutaran yang lebih
rendah, produktivitas yang lebih tinggi, tekanan stres pekerja dan
kejenuhan yang lebih rendah serta kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Studi menunjukkan bahwa pelatihan kepemimpinan transformasional
secara signifikan dapat ekerja dengan lebih baik daripada cabang-
cabang yang manajernya tidak menerima pelatihan kepemimpinan.

G. Kepemimpinan yang Autentik: Etika dan Kepercayaan


1. Apakah yang Dimaksud dengan Kepemimpina Autentik?
Pemimpin yang autentik adalah para emimpin yang mengetahui siapakah
mereka, mengetahui apa yang mereka yakini dan nilai, serta bertindak
dengan nilai tersebut dan berterus terang. Para pengikut mereka akan
mempertimbangkan mereka menjadi orang-orang yang memiliki etika.
Riset terbaru menunjukkan bahwa kepemilikan yang autentik, khususnya
ketika dibagikan di antara para anggota tim manajemen puncak, menciptakan
pengaruh ketika dibagikan diantara para anggota tim manajemen puncak,
menciptakan pengaruh positif yang meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Kepemimpinan yang Beretika


Etika dan kepemimpinan saling beririsan pada sejumlah titik waktu.
Kepemimpinan yang transformasional memiliki implikasi etika ketika para
pemimpin ini mengubah cara bepikir dari para pengikutnya. Karakteristik dari
pemimpn yang beretika lainnya sering kali sama dengan pemimpin yang
autentik. Para pemimpin yang memiliki perilaku etis cenderung memiliki para
pengikut yng lebih berperilaku kewargaan organisasi dan lebih bersedia
mengarahkan permasalahan-permasalahan agar diselesaikan pemimpin.
Para ahli berupaya untuk mengintegrasikan kepemimpinan yang beretika dan
karismatik denggan memajukan gagasa mengenai kepemimpinan karismatik
yang bersosialisasi yaitu kepemimpinan yang menyatakan bahwa para
pemimpin menyampaikan nilai yang terpusat pada lainnya versus terpusat
pada diri sendiri dan yang melakukan teladan yang bersedia.

3. Kepemimpinan yang Melayani


Yaitu suatu gaya kepemimpinan yang ditandai dengan melampaui
kepentingan pemimpin sendiri dan akan menitikberatkan pada kesempatan
untuk membantu para pengikutnya agar bertumbuh dan berkembang.
Sebuah studi menunjukkan bahwa hal ini enghasilkan komitmen yang lebih
tinggi pada supervisor, efektivitas diri, dan persepsi mengenai keadilan, yang
semua terkait dengan kewargaan organisasi.

4. Kepercayaan dan Kepemimpinan


Kepercayaan adalah suatu ekspektasi positif yang orang lain tidak akan
bertindak secara oportunis. Para pengikut yang mempercayai seorang
pemimpin memiliki kepercayaan diri bahwa hak dan kepentingan mereka
tidak akan disalahgunakan.

5. Bagaimana Kepercayaan dapat Dikembangkan?


Terdapat tiga karakteristik yang membuat seorang pemimpin lalyak untuk
dipercayai:
 Integritas, mengacu pada kejujuran dan kebenaran.
 Kebajikan, orang yang dipercaya akan memikat ketertarikan di hati
walaupun dia tidak sejajar dengan kita.
 Kemampuan, mencakup pengetahuan dan keahlian teknik dan indivisu
serta interpersonal.

6. Kepercayaan sebagai Sebuah Proses


Kecenderungan untuk mempercayai mengacu pada bagaimana mungkin
pekerja tertentu mempercayai seorang pemimpin. Kita dapat mempercayai
orang-orang didasarkan pada pengamatan perilaku mereka selama suatu
periode waktu tertentu. Para pemimpin perlu menujukkan bahwa mereka
memiliki periode waktu tertentu. Para pemimpin perlu menunjukkan integritas,
kebajikan dan kemampuan dalam situasi di mana kepercayaan adalah hal
penting.

7. Apakah Konsekuensi dari Keercayaan?


 Kepercayaan mendorong pengambilan resiko
 Kepercayaan memfasilitasi pembagian informasi
 Mempercayai kelompok lebih efektif
 Kepercayaan mendorong produktivitas

H. Terdepan untuk Masa Mendatang: Pendmpingan


Pendampingan
Seorang pendamping adalah pekerja senior yang menyokong dan
mendukung pekerja yang kurang berpengalaman, yang disebut degan anak
didik. Para pemimpin yang berhasil merupakan para pengajar yang baik.
Mereka menyajikkan gagasan-gagasan secara jelas, mendengarkan dengan
baik, dan berempati dengan permasalahan yang dihadapi oleh para anak
didiknya. Hubungan pendampingan menjalankan fungsi karier dan fungsi
psikososial.

I. Tantangan bagi Membangun Kepemimpinan


1. Kepemimpinan sebagai Sebuah Atribut
Teori atribut kepemimpinan merupakan sebuah teori kepemimpinan yang
mengatakan bahwa kepemimpinan hanyalah sekedar sebuah atribut yang
orang-orang akan ambil mengenai individu lainnya.
Teori atribut menyarankan bahwa apa yang penting adalah memproyeksikan
penampilan untuk menjadi seorang pemimpin dan bukan menitikberatkan
pada pencapapian aktual.

2. Substitusi dab Menetralisasi Kepemimpinan


Salah atu teori kepemimpinan menyatakan bahwa dalam banyak situasi
tindakan dari para pemimpin adalah tidak relevan. Pengalaman dan pelatihan
diantara substitusi yag dapat menggantikan kebutuhan akan dukungan dari
seorang pemimpin atau kemampuan untuk menciptakan struktur.
Substitusi merupakan atribut seperti misalnya pengalaman dan pelatihan,
yang dapat menggantikan kebutuhan akan dukungan atau kemampuan dari
seorang pemimpin untuk menciptakan struktur.
Sementara penetrasi merupakan atribut yang menjadikannya tidak mungkin
bagi perilaku pemimpin untuk membuat beberapa perbedaan tehadap hasil
dari pengikut.

3. Kepemimpinan Secara Online


Para pemimpin secara online harus berpikir dengan hati-hati mengenai
tindakan apa yang mereka inginkan dari pesan digital mereka untuk
dijalankan.
Mereka akan berhadapan dengan tantangan-tantangan yang unik, yang
terbesar muncul pada pengembangan dan mempertahankan kepercayaan.
Kepercayaan yang didasarkan pada identifikasi, merupakan kepercayaan
yang didasarkan pada saling memahami niatan satu sama lain dan
menghargai keinginan serta kehendak orang lain. Dalam komunikasi lewat
elektornik, keahlian menulis cenderung menjadi perluasan dari keahlian
interpersonal.

J. Menemukan dan Menciptakan Para Pemimpin yang Efektif


1. Memilih Para Pemimpin
Proses organisasi yang harus dijalankan untuk mengisi posisi dalam
manajemen merupakan latihan dalam mengidentifikasi para pemimpin yang
efektif. Dimulai dari meninjau ulang pengetahuan, keahlian, dan kemampuan
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Kandidat dengan
kecerdasan emosional yang tinggi akan memperoleh keuntunga, terutama
dalam situasi yang memerlukan pemimpin yang transformasional.

2. Pelatihan Para Pemimpin


Bagaimana seorang manajr mendapatkan hasil yang baik dari elatihan
kepemimpinan? Pertama, pelatihan kepemiminan akan cenderung berhasil
dengan pengawasan diri sendiri yang tinggi. Kedua, organisasi dapat
mengajarkan keahlian implementasi. Ketiga, kita dapat mengajarkan keahlian
misalnya seperti membangun kepercayaan dan pendampingan. Keempat,
pelatihan perilaku melalui pemodelan latihan-latihan dapat meningkatkan
kemampuan perorangan untuk memperlihatkan kualitas pemimpin yang
karismatik.
Para pemimpin yang transformasional dapat dilatih shingga dapat mencapai
hasil dasar, seperti pada kinerja keuangan bank-bank di Kanada atau
efektivitas para tentara yang tergabung dalam pasukan pertahanan Israel.

Anda mungkin juga menyukai