Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen karena
disitulah aktivitas manajemen menjadi salah satu sub sistem dari sistem
organisasi.1Manajemen menjadi tehnik atau alat yang menggerakkan
organisasi menuju tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam konteks tugas
manajer, pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang
disebut peranan desisional. Dalam menentukan tindakan manajerial seorang
manajer dituntut untuk berani mengambil keputusan baik atas pertimbangan
individu dengan kewenangannya sebagai pimpinan, maupun keputusan dari
hasil musyawarah dengan memperhatikan pemikiran, perasaan atau masukan
dari anggota organisasi.2
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
individu maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah
tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil
keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin
banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda, ada
keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada
keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh
karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengambilan keputusan ?
2. Bagaimana dasar-dasar pengambilan keputusan ?
1 Salah satu ciri utama dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah
dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.
Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 73.

2 Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), hlm.
44.

1
3. Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan ?
4. Bagaimana peran kepemimpinan dalam mengambil sebuah
keputusan dalam sebuah pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendefinisikan secara jelas pengambilan keputusan.
2. Mengetahui dasar-dasar pengambilan keputusan.
3. Mengetahi lengkah-langkah pengambilan keputusan.
4. Mengetahui peran kepemimpinan dalam mengambil sebuah
keputusan dalam sebuah pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembilan Keputusan


Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus
dihadapi dengan tegas. Istilah “Pengambilan Keputusan” sesungguhnya

2
adalah terjemahan dari bahasa Inggris decision maker, yang berasal dari kata
decision dan maker keduanya berasal dari bahasa Inggris. Decision berarti
keputusan dan maker adalah pembuat.3 Dalam bahasa Latin, kata decide
berasal dari prefik de yang berarti off, dan kata caedo yang berarti to cut. Hal
ini berarti proses kognitif cut off sebagai tindakan memilih di antara beberapa
alternatif yang mungkin. 4
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan
(Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan
yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau
lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu
keputusan yang akan diambil.5 Menurut J.Reason, Pengambilan keputusan
dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau
kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia.6 Setiap proses pengambilan keputusan
selalu menghasilkan satu pilihan final.
G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.7 Sedangkan Claude S. Goerge, Jr Mengatakan
proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses
pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi
kedepan. Berarti seorang pemimpin atau ketua adalah orang yang berwenang

3 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1990), hlm. 168 dan 371.

4 Ety Rohaety, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Jakarta : Penerbit Bumi Akasara,2010),
hlm. 150-151.

5 Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), hlm 185

6 Reason, James. 1990. Human Eror. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2

7 Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara), hlm
5

3
dalam membuat keputusan. Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang
selalu ditemukan dalam setiap kegiatan kepemimpinan. Bahkan dapat juga
dikatakan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang dilalukan oleh
seorang pemimpin. Dengan demikian, pengambilan keputusan merupakan
fungsi kepemimpinan yang turut menentukan proses dan tingkat keberhasilan
kepemimpinan itu sendiri.8
Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara
institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.9 Tujuan Pengambilan
Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak
berkaitan dengan masalah lain). Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling
berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat
berjalan lancar dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun,
kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini
merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh pimpinan organisasi.
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
B. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam, tergantung dari
permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-
mata dapat pula keputusan dibuat berdasarkan rasio. Selain tergantung kepada
permasalahannya, pengambilan keputusan juga tergantung kepada individu
yang membuat keputusan.
George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan
yang berlaku, antara lain :10
1. Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih
bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor

8 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Sepervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2006), hlm. 67.

9 Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan, Bogor : Ghalia Indonesia,
hlm 10

10 Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara),
hlm 16

4
kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa
keuntungan, yaitu :
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah
untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang
bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu
yang singkat untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada
umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan
kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya
karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan
pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga
hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengalaman
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman
dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman
sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan
untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecahan masalah.
3. Fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang
cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun
untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan
sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas.
5. Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan
rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang

5
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. Jadi,
dasar-dasar pengambilan keputusan antara lain berdasarkan intuisi,
pengalaman, fakta, wewenang dan rasional11
Dalam pandangan Islam, pengambilan keputusan adalah suatu proses
pilihan yang diambil oleh seorang pemimpin dari berbagai alternatif untuk
memecahkan berbagai permasalahan kehidupan umat berdasarkan al-Qur’an
dan Sunnah Rasul, dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
Islam, yang mencakup: musyawarah, mufakat, adil, jujur dan amanah. Prinsip
musyawarah misalnya, sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan
tanggung jawab bersama pada setiap proses pengambilan keputusan, sehingga
setiap keputusan yang dikeluarkan akan menjadi tanggung jawab bersama.
Sikap musyawarah merupakan sebentuk penghargaan terhadap orang
lain, karena pendapat-pendapat yang disampaikan menjadi pertimbangan
bersama Allah SWT, berfirman :

‫ف ععمنههههمم‬ ‫ضوما لممن عحموللهه ع‬


‫ك فعههاَمع ه‬ ‫ظ املقعمل ل‬
َ‫ب لعنَافع ض‬ ‫ت فع ظ‬
‫ظاَ عغلليِ ع‬ ‫ت لعههمم عولعمو هكن ع‬ ‫فعبلعماَ عرمحعمةة ممعن ظ‬
‫ال للن ع‬
‫ب املهمتععومكلليِعن‬
‫اع يهلح ظ‬‫ال إلنن ظ‬ ‫ت فعتععونكمل عععلىَ ظ‬ ‫عوامستعمغفلمر لعههمم عوعشاَلومرههمم لفيِ العمملر فعإ لعذا عععزمم ع‬
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159).
C. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan
Seorang manajer perlu memahami langkah-langkah pengambilan
keputusan sebagaimana dikemukakan oleh Menurut M. Gene Newport,
langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, adalah12 :
1. Penentuan tujuan

11 Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
hlm. 16-17. M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan (Jakarta: Bina Aksara,
2002), hlm. 16.

12 Piet Suhertian, Dimensi Administrasi Pendidikan (Jakarta: Usaha Nasional, 1994), hlm. 278-
279.

6
Pemimpin berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai dalam
pengambilan keputusan. Tujuan tersebut menjadi tolok ukur dalam memilih
alternatif pilihan.
2. Pembatasan masalah
Sebelum membuat keputusan, harus ditegaskan secara akurat apa
permasalahan pokok yang dihadapi. Kemampuan merumuskan masalah
secara tepat merupakan faktor utama dalam menetapkan suatu keputusan.
3. Menentukan alternatif pemecahan
Apabila perumusan masalah pokok sudah terlaksana, maka dicari
berbagai alternatif pemecahan masalah. Pimpinan sebaiknya berpikir dan
mengidentifikasi berbagai kemungkinan pemecahan.
4. Memilih alternatif yang terbaik
Yaitu melalui pemilihan dari pertimbangan yang rasional, maka
pimpinan menentukan pilhan dari berbagai kemungkinan yang dianggap
paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar
pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Pilihan itu harus ada alasan
atau perhitungan yang rasional dan inilah yang menjadi inti pengambilan
keputusan yaitu memilih alternatif.

5. Implementasi
Yaitu setelah diambil atau dipilih sebuah alternatif, maka selanjutnya
adalah penerapan dari alternatif tersebut. Dalam pelaksanaan keputusan
berarti seorang pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang
positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus
juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Tindak lanjut
Yaitu memonitoring, suatu proses belajar di mana pimpinan
merefleksikan setelah tindakan yang telah dilaksanakan apakah terlaksana
atau tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dapat
mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat
D. Pengambilan Keputusan di Lembaga Pendidikan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat urgen bagi setiap
orang terutama bagi para pimpinan atau manajer. Eksistensi seorang
pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilihat dari berbagai bentuk
kebijakan dan keputusan yang diambilnya. Seorang pimpinan atau manajer
yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat kebijakan

7
dan mengambil keputusan yang relevan. Hadari Nawawi mengatakan bahwa
organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin memiliki kemampuan
mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota
organisasi sesuai dengan bidang tugas dantanggung jawabnya.13
Kepemimpinan dalam Islam dipandang sebagai sesuatu yang bukan
diinginkan secara pribadi, tetapi lebih dipandang sebagai kebutuhan tatanan
sosial. Hal ini antara lain dapat dipahami dari QS. al-Nisa’:

‫اع عوأعلطيِهعوا النرهسوعل عوهأوللههيِ املعممهلر لممنهكهمم ْ فع إ لمن تععنهاَعزمعتهمم‬ ‫عياَ أعضَيعهاَ النلذيعن آعمهنوا أعلطيِهعوا ن‬
‫ال عوالنرهسولل إلمن هكمنتهمم تهمؤلمهنوعن بلههاَنلل عوامليِعههمولم امللخههلر ِ ذعذللهه ع‬
‫ك عخميِههرْر‬ ‫لفيِ عشميِةء فعهرضَدوهه إلعلىَ ن‬
‫عوأعمحعسهن تعأملويظل‬
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. al- Nisa’ : 59).
Ayat-ayat al-Qur’an tersebut telah menjelaskan bahwa makna
kepemimpinan bukan sebagai sesuatu yang sembarang atau sekedar senda
gurau, tetapi lebih sebagai kewenangan yang dilaksanakan oleh pribadi yang
amat dekat dengan prinsip-prinsip yang digariskan al-Qur’an dan
Sunnah.14Kepala sekolah sebagai tenaga fungsional guru atau pemimpin suatu
sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di
mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.15 Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah memiliki peran
dan tugas sebagai berikut: Educator, Manager, Administrator, Innovator,
Motivator, Supervisor dan Leader.16

13 Hadari Nawawi, Kepemimpinan.., hlm. 55-56.

14 Muhammad Abdullah al-Burey, Islam Landasan Alternatif Administrasi Pembangunan


(Jakarta: CV. Rajawali, 1996), hlm. 375.

15 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya


(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 83.

8
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan
kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan
yang menunjang program sekolah.17
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah. Berkat kepemimpinan di lembaganya, maka
dia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu
melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang kebih baik. Kepala
sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberasilan semua
urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya
atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak-anak
didiknya.18
Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus
memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah
dengan bijak dan terarah serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang
maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolahnya
yang tentu saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak didik sehingga
membanggakan dan menyiapkan masa depan yang cerah. Oleh karena itu,
kepala sekolah harus mempunyai wawasan, keahlian manajerial, mempunyai
karisma kepemimpinan dan juga pengetahuan yang luas tentang tugas dan
peran sebagai kepala sekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki seperti itu,
kepala sekolah tentu saja akan mampu mengantarkan dan membimbing segala
komponen yang ada di sekolahnya dengan baik dan efektif menuju ke arah
cita-cita sekolah.19

16 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Selolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 100-115.

17 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Selolah Profesional…, hlm. 103

18 Marno, Islam by Manajement and Leaderdhip (Jakarta: Lintas Pustaka, 2007), hlm. 54.

19 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2008),

9
Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap masa depan organisasi
melalui pengambilan keputusan sesuai tingkatan kedudukannya. Proses
pengambilan keputusan dilakukan saat perencanaan, penggerakan,
pengawasan, dan pengorganisasian. Pengambilan keputusan ini tidak hanya
bersifat substantif untuk menyusun rencana-rencana strategis tetapi juga
dalam menangani pelaksanaan tugas-tugas operasional serta mengatasi
masalah-masalah yang menyimpang dari rencana. Para kepala sekolah perlu
mempelajari atau mengenali masalah apa saja yang dihadapi atau peluang apa
saja yang harus ditangkap oleh organisasi. Kepala sekolah harus dapat
merumuskan masalah yang tepat agar proses pengambilan keputusan menjadi
baik.
Para kepala sekolah menilai keuntungan atau kerugian dan kelemahan
atau kekuatan dari setiap alternatif jawaban dalam memecahkan
permasalahan diperlukan kejelian dalam memilih alternatif jawaban guna
mengambil keputusan. Tidak saja pikiran, perasaan, penindraan dan intuisi
yang baik dalam memilih alternatif jawaban tersebut. Para kepala sekolah
memilih jawaban dari perumusan masalah yang dianggap paling
menguntungkan organisasi dan siap untuk ditetapkan dalam organisasi.
Selanjutnya dilaksanakan sebagai keputusan yang diambil oleh organisasi.
Para kepala sekolah harus mengevaluasi keputusan yang sudah diambil
apakah sudah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. Jika belum maka
perlu ada perbaikan dengan melihat kembali alternatif jawaban yang dibuat
atau menambah dengan melengkapi alternatif jawaban yang lain.
Umumnya di dunia pendidikan ada jenjang wewenang dari seorang
pengawas hingga guru. Timbulnya banyak permasalahan karena sebuah
sekolah yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah tidak mempunyai sebuah
keputusan yang tepat dalam hal mengelola. Seorang kepala sekolah
hendaknya terampil dalam mengambil keputusan, tentu banyak hal-hal yang
perlu dipertimbangkan.20Seorang kepala sekolah ketika sudah mempunyai
alternatif keputusan perlu dipertimbangkan dari segi perasaan dan intuisi.
hlm. 7.

20 Lipman JM. Dan Rankiin LE, The Principalship Concepts, Competencies, and Cases(New
York: Longman 1985), hlm. 90.

10
Syafaruddin mengungkapkan bahwa seorang pemimpin dalam proses
mengambil keputusan selain berfikir ilmiah (rasional) juga berpikir kreatif
artinya berpikir didasarkan pada perasaan, pengalaman, dan intuisi
seseorang.21 Keseimbangan antara pikiran, perasaan, intuisi, dan pengindraan
sering diungkapkan dalam kalimat “iman, pelayanan dan doa”. Manusia yang
hidup secara sosial tentu akan saling berinteraksi satu dengan lainnya. Dalam
interaksinya akan ada melayani dan dilayani. Oleh karena itu seorang
pemimpin yang baik tentu akan mengambil keputusan bukan untuk
kepentingan pribadi melainkan untuk kesejahteraan bersama.

BAB III

PENUUTUP

A. Kesimpulan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan
tegas. Suatu keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang
dibicarakan dalam hubungan dengan perencanaan. Pengambilan keputusan
yaitu perumusan beberapa alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang
dihadapi serta menetapkan pilihan yang tepat antara tujuan para pengambil
keputusan. Pengambilan dilakukan atas dasar fungsi dan tujuan yang telah
ditentukan sebelum pengambilan keputusan tersebut dilakukan. Jenis-jenis
pengambilan keputusan dapat dibedakan atas tingkat kepentingannya,
regularitasnya, dan lingkungannya. Inti dalam langkah-langkah pengambilan
keputusan itu adalah mengidentifikasi masalah, menganalisis alternatif yang
ada, pemilihan alternatif yang terbaik, dan implementasi dari alternatif
tersebut.

21 Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan..., hlm. 67.

11
Dalam kepemimpinan seorang kepala sekolah, dia harus mampu
memilih alternatif-alternatif keputusan yang tepat sehingga tujuan organisasi
sekolah untuk meningkatkan kinerja pendidikannya dapat tercapai secara
optimal. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
pimpinan akan berpengaruh besar tehadap kelangsungan organisasi sekolah.
Disamping itu, perilaku dan cara kepala sekolah sebagai pimpinan dalam pola
pengambilan keputusan sangat mempengaruhi perilaku dan sikap dari
pengikutnya. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pimpinan harus mampu
memilih alternatif-alternatif keputusan yang tepat sehingga tujuan organisasi
sekolah untuk meningkatkan kinerja pendidikannya dapat tercapai secara
optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Prajudi Atmosudirdjo, Pengambilan Keputusan, Jakarta: Balai Aksara,


1987.
Ralph C. Davis, Fundamentals of Top Management, New York: Harper &
Row, 1999.
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit, Jakarta: Grasindo, 2007.
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 1993.
Syafaruddin dan Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan,
Jakarta: PT Grasindo, 2008.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2005.
Lipman JM. Dan Rankiin LE, The Principalship Concepts,
Competencies, and Cases, New York: Longman, 1985.

12

Anda mungkin juga menyukai