Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN SI

MK : Sistem Informasi Manajemen

Dosen: Fransiska J. Sahadula

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Junaldi Suuda (SI20) - Ketua Kelompok

Atika Jurnalis Araro (SI20014)

Lingkan Tjali (TI20)

Feiby Tiniha (SI20)

Seny Sasauw (TI20)


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Beo, 8 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


B. Tingkatan Pengambilan Keputusan
C. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan. Setiap keputusan
mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda. Keputusan biasanya memiliki empat tingkatan
yaitu keputusan otomatis, keputusan yang berdasarkan informasi yang diharapkan, keputusan
yang berdasarkan pertimbangan, serta keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda. Keputusan
otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan sangat sederhana. Contohnya
seorang pengemudi mobil memperoleh informasi di perempatan jalan berupa lampu merah,
secara langsung seorang pengemudi tersebut membuat keputusan otomatis untuk berhenti.
Keputusan berdasarkan informasi yang diharapkan merupakan tingkatan keputusan yang telah
mempunyai informasi yang sedikit kompleks, artinya informasi yang ada telah memberi aba- aba
untuk mengambil keputusan. Akan tetapi keputusan belum dibuat karena informasi perlu
dipelajari terlebih dahulu. Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan merupakan tingkat
keputusan yang lebih banyak membutuhka informasi dan informasi tersebut dikumpulkan serta
dianalisis untuk dipertimbangkan agar menghasilkan keputusan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh
hasil yang akan dilaksanakan.Peranan Sistem Informasi merupakan alat bantu untuk mempermudah
manajemen dalam menentukan pengambilan suatu keputusan, namun tidak menggantikannya. Karena
manajemen perusahaanlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah keputusan. Dengan adanya SIM,
menyebabkan perubahan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dalam
setiap tingkat. Oleh karena itu, manajemen harus memahami sistem sepenuhnya dan memperoleh
informasi yang memiliki kredibilitas tinggi untuk menjawab permasalahan dalam organisasi. Setiap
organisasi membutuhkan sistem informasi manajemen untuk membantu manajer dalam mengambil
berbagai macam keputusan yang dibutuhkan. Sistem informasi berperan dalam proses pengambilan
keputusan operasional harian (perencanan jangka pendek) sampai perencanaan jangka panjang.
Pengambilan keputusan, dalam praktek, sangat bergantung dari macam permasalahan yang sedang
dihadapi dan situasi kondisi yang melingkupinya. Terkait hal tersebut, dasar yang digunakan untuk
pengambilan keputusan pun juga bermacam-macam. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi. Artinya, sebuah keputusan dibuat dengan


berdasarkan intusi atau perasaan. Jadi bersifat subyektif. Kelemahan utama dari
pengambilan keputusan yang didasarkan pada intuisi atau perasaan adalah mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, preferensi dan situasi kejiwaan seseorang saat pengambilan
keputusan.Kelemahan lain adalah dalam hal kesulitan mengukur kebenaran dari keputusan
intuitif karena kesulitan mencari alat pembanding. Selebihnya, bila keputusan diambil
berdasarkan intusi, maka dasar pertimbangan yang lain sering kali terabaikan.Namun
demikian sifat subyektif dari pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan perasaan juga
ada sisi baiknya, yaitu keputusan dapat diambil dengan segera. Untu hal-hal yang
dampaknya terbatas, pengambilan keputusan intuitif cenderung memuaskan. Lain dari itu,
bila orang yang mengambil keputusan memiliki olah rasa yang tinggi, maka keputusannya
akan tepat. Terkait plus minus pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan perasaan
tersebut, maka keputusan intuitif akan cocok digunakan saat menghadapi masalah-masalah
yang bersifat kemanusiaan.
2) Pengambilan keputusan berdasarkan rasio, Pengambilan keputusan berdasarkan rasio atau
disebut pengambilan keputusan rasional adalah pengambilan keputusan yang menggunakan
pertimbangan daya guna atau manfat dari keputusan yang diambil. Pengambilan keputusan
rasional sering digunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang juga bersifat rasional.
Pengambilan keputusan berdasarkan rasio lebih bersifat obyektif. Keputusan rasional dapat
terasa berhasil bila kepuasan optimal dapat terwujud dalam arti manfaat lebih besar dari
pengorbanan.
3) Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (data), Artinya bahwa pengambilan kebutusan
didasarkan pada fakta atau data-data. Keputusan yang diambil dengan berdasarkan fakta
data atau informasi relevan yang memadai sering kali merupakan keputusan yang sehat dan
baik. Namun, juga merupakan fakta bahwa untuk mendapatkan data informasi yang valid
merupakan sesuatu yang sulit terlebih bila tidak memiliki sistem informasi yang baik. Fakta
juga bahwa sekalipun telah memiliki sistem informasi yang baik sekalipun, kadang kala
masih mengalami kesulitan dalam hal penyediaan data informasi yang relevan dan
terpercaya untuk kepentingan pengambilan keputusan.
4) Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, Sebagaimana kata pepatah bahwa
pengalaman adalah guru yang baik. Demikian halnya dalam pengambilan keputusan,
seseorang bisa saja mengambil keputusan berdasarkan pengalamannya mengahadapi
masalah yang serupa. Berkaca dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengalaman
dapat menjadi pedoman dalam menyelesaikan masalah. Pengalaman menjadi sangat
bermanfaat sebagai pengetahuan praktis dalam pengambilan keputusan. Pengalaman akan
berhubungan dengan kemampuan memperkirakan apa yang menjadi latar belakang
masalah dan bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Ini sangat membantu dan
memuahkan dalam pengambilan keputusan.Melalui pengalaman, seseorang bisa saja
memiliki kemampuan menduga permasalahan walau hanya dengan melihat secara sepintas
dan sudah dapt menduga penyelesaian apa yang sekiranya dianggap baik. Kelemahan utama
dari pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah seringnya orang lupa dan
tidak menyadari bahwa sekalipun permasalahan yang dihadapi mirip atau bahkan sama
dengan apa yang pernah ditemui di masa lalu, tidak serta merta solusi yang sama yang
pernah dilakukan di masa lalu akan menghasilkan dampak yang sama pula. Hal demikian
karena adanya perbedaan karakteristik situasi dan kondisi yang melingkupi. Pengalaman
sering membuat orang mengabaikan perbedaan situasi dan kondisi yang melingkupi
permasalahan antara masa lalu dan masa kini.
5) Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang. Setiap orang yang berada pada posisi
tertentu dalam struktur organisasi senantiasa memiliki tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam lingkup bidang kerja tertentu. Hal ini guna
menjamin berjalannya kegiatan untuk mencapai tujuan oranisasi. beberapa sisi positif
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang antara lain adalah lebih mudah diterima
oleh bawahan terlepas penerimaan dilakukan dengan sepenuh hati atau terpaksa. Kedua,
memiliki otentifikasi, dan memiliki sifat yang lebih permanen bila didasari oleh wewenang
yang formal/ resmi. Namun demikian pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga
mengandung kelemahan yaitu menimbulkan sifat rutinitas dan diasosiasikan sebagai praktek
diktator. terlebih, keputusan berdasarkan wewenang terkadang diambil melewati
permasalahan yang seharusnya dipecahkan atau bersifat eksesif sehingga malah
mengaburkan inti permasalahan. (Hendra Poerwanto G)

B. Tingkatan Pengambilan Keputusan.

Dalam pengambilan keputusan dikenal ada tiga tingkatan, yaitu:


a. pengambilan keputusan otomatis. Keputusan otomatis merupakan keputusan yang bersifat
biologis atau fisis. Sebuah keputusan yang didasarkan semata oleh gerak refleks atau insting.
Keputusan yang demikian biasanya tidak berubah dan dilakukan secara mendadak dan cepat.
Pengambilan keputusan otomatis merupakan tingkatan pengambilan keputusan yang paling
rendah aatau sederhana. Penerapan pengambilan keputusan otomatis sering kali dijumpai pada
penanganan peralatan yang bersifat mekanistik dengan menggunakan bantuan komputer.
Misalnya pemrosesan produk dengan menggunakan perlatan yang terotomatisasi.
b. pengambilan keputusan memoris. Pengambilan keputusan memoris adalah pengambilan
keputusan tingkat kedua. keputusan ini diambil berdasarkan kemampuan seseorang mengingat
wewenang an tugas yang diberikan. Keputusan memoris dapat dilatihkan, seperti halnya melatih
binatang. Penerapan pengambilan keputusan memoris dalam organisasi adalah menyangkut
keputusan terkait tugas wewenang. Artinya seseroang diberi kebebasan dalam batas-batas
kewenangan yang dimiliki.
c. pengambilan keputuan kognitif. Pengambilan keputusan tingkat ketiga atau tingkat tertinggi
adalah pengambilan keputusan kognitif. Pengambilan keputusan kognitif merupakan
pengambilan keuputsan yang dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keberhasilannya
bergantung pada sejauhmana faktor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman menjadi
perhatian saat pengambilan keputusan dilakukan. Yag perlu diingat adalah bahwa pengetahuan
dan pengalaman tidak selalu menjamin diperolehnya pengambilan keputusan yang tepat.
Bagaimanapun, bila berdasarkan pertimbangan pengetahuan, misalnya pengetahuan ekonomi,
maka segala keputusan dalam perusahaan harus diorientasikan pada pertimbangan keuntungan.
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa sering kali keputusan bisnis tidak semata
didasarkan pada pertimbangan terebut melainkan berdasarkan pertimbangan politik atau hal-
hal lain diluar pertimbangan ekonomi.
C. Jenis Jenis Keputusan
1. Keputusan Terstruktur, Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan
secara berulang-ulang danbersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal,
sempit, interaktif, real time,internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sangat jelas.Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.
Contoh: Keputusanpemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan
kelayakan lembur,mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semi terstruktur, Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang
mempunyai sifat yakni sebagiankeputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang
lain tetap harus dilakukan olehpengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus,
spesifik, interaktif, internal, realtime, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi danpengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan
mengembangkan anggarandepartemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur, Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang
penanganannya rumit karena tidakterjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.
Keputusan ini menuntut pengalaman danberbagai sumber yang bersifat eksternal.
Keputusan ini umumnya terjadi padamanajemen tingkat atas. Informasi yang
dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal.Contoh: Pengembangan teknologi baru,
keputusan untuk bergabung dengan perusahaanlain, perekrutan eksekutif.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk
memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.Peranan Sistem Informasi merupakan alat bantu
untuk mempermudah manajemen dalam menentukan pengambilan suatu keputusan, namun
tidak menggantikannya.
 Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan pun juga bermacam-macam, yaitu
1. Berdasarkan Intuisi
2. Berdasarkan Rasio
3. Berdasarkan Fakta
4. Berdasarkan Pengalaman
5. Berdasarkan Wewenang
 Dalam pengambilan keputusan dikenal ada tiga tingkatan, yaitu, otomatif, memoris, dan
kognitif.
 Jenis jenis keputusan ada 3, yaitu Terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/teoridecision/dasar-dan-tingkatan-pengambilan-keputusan

https://www.researchgate.net/publication/341767458_Jenis-jenis_Keputusan

Anda mungkin juga menyukai