Anda di halaman 1dari 6

Dasar Dan Tingkatan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan, dalam praktek, sangat bergantung dari macam permasalahan yang sedang
dihadapi dan situasi kondisi yang melingkupinya. Terkait hal tersebut, dasar yang digunakan untuk
pengambilan keputusan pun juga bermacam-macam. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi.

Artinya, sebuah keputusan dibuat dengan berdasarkan intusi atau perasaan. Jadi bersifat subyektif.
Kelemahan utama dari pengambilan keputusan yang didasarkan pada intuisi atau perasaan adalah
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, preferensi dan situasi kejiwaan seseorang saat pengambilan
keputusan.Kelemahan lain adalah dalam hal kesulitan mengukur kebenaran dari keputusan intuitif
karena kesulitan mencari alat pembanding. Selebihnya, bila keputusan diambil berdasarkan intusi, maka
dasar pertimbangan yang lain sering kali terabaikan.Namun demikian sifat subyektif dari pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi dan perasaan juga ada sisi baiknya, yaitu keputusan dapat diambil dengan
segera. Untu hal-hal yang dampaknya terbatas, pengambilan keputusan intuitif cenderung memuaskan.
Lain dari itu, bila orang yang mengambil keputusan memiliki olah rasa yang tinggi, maka keputusannya
akan tepat. Terkait plus minus pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan perasaan tersebut, maka
keputusan intuitif akan cocok digunakan saat menghadapi masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

2) Pengambilan keputusan berdasarkan rasio

Pengambilan keputusan berdasarkan rasio atau disebut pengambilan keputusan rasional adalah
pengambilan keputusan yang menggunakan pertimbangan daya guna atau manfat dari keputusan yang
diambil. Pengambilan keputusan rasional sering digunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang
juga bersifat rasional. Pengambilan keputusan berdasarkan rasio lebih bersifat obyektif. Keputusan
rasional dapat terasa berhasil bila kepuasan optimal dapat terwujud dalam arti manfaat lebih besar dari
pengorbanan.

3) Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (data)

Artinya bahwa pengambilan kebutusan didasarkan pada fakta atau data-data. Keputusan yang diambil
dengan berdasarkan fakta data atau informasi relevan yang memadai sering kali merupakan keputusan
yang sehat dan baik. Namun, juga merupakan fakta bahwa untuk mendapatkan data informasi yang
valid merupakan sesuatu yang sulit terlebih bila tidak memiliki sistem informasi yang baik. Fakta juga
bahwa sekalipun telah memiliki sistem informasi yang baik sekalipun, kadang kala masih mengalami
kesulitan dalam hal penyediaan data informasi yang relevan dan terpercaya untuk kepentingan
pengambilan keputusan.
4) Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman

Sebagaimana kata pepatah bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Demikian halnya dalam
pengambilan keputusan, seseorang bisa saja mengambil keputusan berdasarkan pengalamannya
mengahadapi masalah yang serupa. Berkaca dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
pengalaman dapat menjadi pedoman dalam menyelesaikan masalah. Pengalaman menjadi sangat
bermanfaat sebagai pengetahuan praktis dalam pengambilan keputusan. Pengalaman akan
berhubungan dengan kemampuan memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Ini sangat membantu dan memuahkan dalam
pengambilan keputusan.Melalui pengalaman, seseorang bisa saja memiliki kemampuan menduga
permasalahan walau hanya dengan melihat secara sepintas dan sudah dapt menduga penyelesaian apa
yang sekiranya dianggap baik. Kelemahan utama dari pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
adalah seringnya orang lupa dan tidak menyadari bahwa sekalipun permasalahan yang dihadapi mirip
atau bahkan sama dengan apa yang pernah ditemui di masa lalu, tidak serta merta solusi yang sama
yang pernah dilakukan di masa lalu akan menghasilkan dampak yang sama pula. Hal demikian karena
adanya perbedaan karakteristik situasi dan kondisi yang melingkupi. Pengalaman sering membuat orang
mengabaikan perbedaan situasi dan kondisi yang melingkupi permasalahan antara masa lalu dan masa
kini.

5) Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.

Setiap orang yang berada pada posisi tertentu dalam struktur organisasi senantiasa memiliki tugas,
tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam lingkup bidang kerja tertentu. Hal ini
guna menjamin berjalannya kegiatan untuk mencapai tujuan oranisasi. beberapa sisi positif
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang antara lain adalah lebih mudah diterima oleh bawahan
terlepas penerimaan dilakukan dengan sepenuh hati atau terpaksa. Kedua, memiliki otentifikasi, dan
memiliki sifat yang lebih permanen bila didasari oleh wewenang yang formal/ resmi. Namun demikian
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga mengandung kelemahan yaitu menimbulkan sifat
rutinitas dan diasosiasikan sebagai praktek diktator. terlebih, keputusan berdasarkan wewenang
terkadang diambil melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan atau bersifat eksesif sehingga
malah mengaburkan inti permasalahan. (Hendra Poerwanto G)

Tingkatan Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan dikenal ada tiga tingkatan. Pertama, pengambilan keputusan otomatis.
Keputusan otomatis merupakan keputusan yang bersifat biologis atau fisis. Sebuah keputusan yang
didasarkan semata oleh gerak refleks atau insting. Keputusan yang demikian biasanya tidak berubah dan
dilakukan secara mendadak dan cepat. Pengambilan keputusan otomatis merupakan tingkatan
pengambilan keputusan yang paling rendah aatau sederhana. Penerapan pengambilan keputusan
otomatis sering kali dijumpai pada penanganan peralatan yang bersifat mekanistik dengan
menggunakan bantuan komputer. Misalnya pemrosesan produk dengan menggunakan perlatan yang
terotomatisasi. Kedua, pengambilan keputusan memoris. Pengambilan keputusan memoris adalah
pengambilan keputusan tingkat kedua. keputusan ini diambil berdasarkan kemampuan seseorang
mengingat wewenang an tugas yang diberikan. Keputusan memoris dapat dilatihkan, seperti halnya
melatih binatang. Penerapan pengambilan keputusan memoris dalam organisasi adalah menyangkut
keputusan terkait tugas wewenang. Artinya seseroang diberi kebebasan dalam batas-batas kewenangan
yang dimiliki. Ketiga, pengambilan keputuan kognitif. Pengambilan keputusan tingkat ketiga atau tingkat
tertinggi adalah pengambilan keputusan kognitif. Pengambilan keputusan kognitif merupakan
pengambilan keuputsan yang dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keberhasilannya bergantung
pada sejauhmana faktor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman menjadi perhatian saat pengambilan
keputusan dilakukan. Yag perlu diingat adalah bahwa pengetahuan dan pengalaman tidak selalu
menjamin diperolehnya pengambilan keputusan yang tepat. Bagaimanapun, bila berdasarkan
pertimbangan pengetahuan, misalnya pengetahuan ekonomi, maka segala keputusan dalam perusahaan
harus diorientasikan pada pertimbangan keuntungan. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa
sering kali keputusan bisnis tidak semata didasarkan pada pertimbangan terebut melainkan berdasarkan
pertimbangan politik atau hal-hal lain diluar pertimbangan ekonomi. (Hendra Poerwanto G)

Model Pengambilan Keputusan

Kompleksitas kehidupan membuat manusia kesulitan untuk memahami semua aspek kehidupan dan
segala kaitannya secara utuh dan komprehensif. Untuk dapat memahami kehidupan ini secara lebih
baik, manusia menciptakan model sebagai bentuk penyederhanaan agar kehidupan yang komleks ini
dapat dipahami dengan lebih baik. Model dibuat dengan berdasarkan unsur-unsur yang relevan dan
dominan sehingga tetap dapat mewakili kehidupan nyata yang hendak dibahas. Demikian halnya dalam
hal pengambilan keputusan. Untuk dapat memahami persoalan yang hendak dalam konteks
pengambilan keputusan dengan lebih baik, diperlukan model. Meskipun model belum tentu dapat
digunakan untuk meramalkan konsekuensi dari keputusan, namun model dapat membantu untuk
memperkirakan atau membayangkan kmungkinan-kemungkinan yang disertai asumsi-asumsi ehigga
dapat dilihat dengan lebih jelas situasi dan kondisi serta arah kemungkinan yang akan terjadi. Dengan
demikian, langsung atau tidak langsung, secara eksplisit atau implisit, setiap pengambilan keputusan
senantiasa menggunakan model. Manfaat yang dapat diambil dari penggunaaan model dalam
pengambilan keputusan diantaranya adalah 1) untuk mengetahui apakah ada hubungan yang bersifat
tunggal dari unsur-unsur dan apakah hubungan tersebut memiliki relevansi terhadap masalah yang
akan diselesaikan. 2) untuk memperjelas hubungan diantara unsur-unsur, dan 3) untuk merumuskan
hipotesis mengnai hakekat hubungan antar unsur. Hubungan-hubungan fungsional akan lebih mudah
dilihat dan dijelaskan bila dinyatakan secara matematik.

Ada berbagai model yang telah dikemukakan oleh para ahli seperti Quade dan Robert D Speech. Dari
begitu banyak model yang ada, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1) Model Kuantitatif

Model ini sering disebut sebagai model matematik. Model matematik ini merupakan model dengan
srangkaian asumsi-asumsi yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matemats yang pasti.
Bentuknya bisa berupa persamaan atau analisis lain. engan demikian ciri utama model matematik
adalah penggunaan serangkaian asumsi. Kesimpulan yang diperoleh breupa konsekuensi logis dari
asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau asumsi proses dunia nyata. Hal yang disebut terkahir
menjadi salah satu kelemahan dari model kuantitatif dimana kesimpulan yang dihasilkan sering kurang
manusiawi. Yang termasuk dalam model kuantitatif diantaranya adalah model probabilitas, model
matrik, model kurva indiferen. model fisik.

Model probabilitas. Model probabilitas adalah model yang menggunakan konsep probabilitas dan
konsep nilai harapan. Kedua konsep tersebut dapat digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan yang menyangkut kemungkinan-kemungkinan suatu situasi dan kondisi terjadi. Adapun nilai
harapan dari setiap peristiwa adalah hasil yang diharap yang merupakan perkalian antara kemungkinan
terjadinya peristiwa dengan nilai kondisionalnya.

Model matrik. Model matrik merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang
digunakan dan hasil yang diharap.. Model matrik terdiri dari dua komponen yakni baris dan kolom.
Bagian baris menunjukkan macam alternatif strategi yang akan diambil sedangkan sisi kolom, biasanya
menunjukkan kondisi dan nilai harapan untuk setiap kondisi dan situasi yang berlainan.

Model kurva indiferen.Model kurva indiferen merupakan model yang mengacu pada konsep ekonomi.
Kurva indeferen sendiri merupakan kurva dimana setiap titik sepanjang kurva menunjukkan tingkat
kepuasan yang sama

Model Fisik. Model ini banyak digunakan dalam bidang pembangunan fisik dengan menggunakan
metode PERT. Model yang digunakan untuk menyusun rangkaian kegiatan sehingga diperoleh gambaran
mengenai urutan kegiatan, waktu memulai suatu kegiatan dan waktu penyelesaian seluruh kegiatan.

2) Model Kualitatif

Model kualitatif didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatannya bisa diperdebatkan jika
dibandingkan dengan model kuantitatif. Ciri odel ini adalah penggambaran situasi kondisi dan
permasalahan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi dan dengan pertimbangan yang ebih
berifat subyektif mengenai proses atau masalah yang dibuat model. Contoh model kualitatif diantaranya
model pohon keputusan, model permainan operasional, model simulasi komputer, model verbal.

Model pohon keputusan adalah model berbentuk diagram yang visualnya menyerupai pohon. Diagram
tersebut menggambarkan sutu proses merinci masalah-masalah yang dihadapi berikut kemungkinan
penyebab serta kemungkinan pemecahan masalah dan konsekuensinya. Dengan demikian, jenis diagram
pohon setidaknya ada tiga macam yaitu 1) diagram pohon permasalahan, 2) diagram pohon pemecahan
dan 3) diagram pohon permasalahan dan pemecahan yang digambarkan dalam satu diagram. diagram
pohon memiliki setidaknya empat unsur pokok yaitu simpul keputusan, simpul kesempatan, hasil dari
kombinasi dan kemungkinan akibat.

Model permainan operasional merupakan model yang sering disbut sebagai model gaming/ game. Pada
model ini, manusia berperan sebagai elemen atau unsur yang harus mengambil keputusan. Informai
diperoleh dari komputer atau video game. Dalam hal ini komputer atau video menyajikan masalah dan
manusia yang harus menyelesaikannya. Contoh-contoh model ini antara lain permainan perang-
perangan, permainan bisnis, permainan saham, permainan politik dll.

Model simulasi komputer. Model ini merupakan model tiruan dari kasus riil. Model dibuat dengan
kondisi, situasi, peralatan dan ukuran yang sama dengan yang sesungguhnya. Misalnya simulasi cookpit
untuk melatih para calon pilot. Simulasi berkendaraan untuk ujian mendapatkan surat ijin mengemudi.
Contoh lain simulasi pembebanan lalulintas dengan menggunakan miniatur atau sketsa jalan kota yang
dilengkapi dengan data tentang kepadatan lalulintas, panjang-lebar jalan, dan data lain. Berdasarkan hal
tersebut perancang dapat membuat alternatif-alternatif keputusan pemecahan masalah lalu lintas.
Dengan cara simulasi ini, lalu lintas sehari-hari tetap dapat berjalan sementara sambil menunggu
keputusan.

Model Verbal. Model verbal adalah model pengmbilan keputusan berdasarkan analogi-analogi yang
bersifat kualitatif. Dari analogi tersebut dibuat dalil-dalil yang kemudian diterapkan untuk membuat
kesimpulan dan pengambilan keputusan.

3) Model kombinasi Kuantitatif dan Kualitatif

Model ini merupakan kombinasi antara model kuantitatif dan kualitatif. Misalnya model pohon
keputusan yang dilengkapi dengan probabilitas dari setiap cabang kemungkinannya. Contoh lain, seperti
model indiferen yang dikombinasikan dengan model matematik. Contoh lain lagi adalah model fisik yang
digambung dengan model matematik. Praktek kehidupan nyata merupakan praktek yang kompleks dan
sulit diketahui secara lengkap. Untuk itu perlu disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang
relevan agar lebih mudah diurai dan dipahami. Untuk keperluan penyederhanaan tanpa kehilangan
aspek-aspek yang relevan diperlukan model sebagaimana telah diuraikan. (Hendra Poerwanto G)

https://sites.google.com/site/teoridecision/efektivitas-pengambilan-keputusan

Anda mungkin juga menyukai