Anda di halaman 1dari 18

“JENIS DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

MAKALAH

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu
Dr. Tuti Andriani, S.Ag, M.Pd

Hendry Wahyudi
(11910312036)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

1434 H / 202i M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya serta perlindungan
dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberi
judul “Jenis dan Proses Pengambilan Keputusan” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi ujian akhir semester mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Tuti
Andriani, S.Ag, M, Pd selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan
juga kepada pihak – pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini banyak
menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis
sendiri. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu penulis terbuka dengan segala kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis.
Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Pekabaru, 27 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II ......................................................................................................................... 3

2.1 Jenis – Jenis Pengambilan Keputusan ......................................................... 3

2.2 Proses Pengambilan Keputusan ................................................................... 6

BAB III ...................................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 12

3.2 Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada banyak definisi pengambilan keputusan dan pengambilan
keputusan, pada dasarnya keputusan berarti memilih antara dua atau lebih
alternatif. Sedangkan pengambilan keputusan adalah proses memilih antara
dua atau lebih alternatif yang menjadi solusi. Terlalu banyak pilihan untuk
dipilih berhubungan dengan bagaimana situasinya. (Byrne, 2008)
Manusia secara alami akan dihadapkan pada pilihan yang bervariasi
dan juga kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan pilihan hidup
yang dialami oleh proses ini yang dinyatakan sebagai pengambilan
keputusan., pengambilan keputusan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga roda administrasi organisasi dapat terus berfungsi. Oleh karena itu,
kita dapat mengatakan bahwa keputusan adalah proses yang berkelanjutan.
Dalam suatu organisasi atau bisnis, keberhasilan atau kegagalan suatu
keputusan disebabkan oleh hasil keputusan yang dibuat dan cara kerja
keputusan itu sendiri. oleh karena itu keputusan dinyatakan yang terbaik.
Kemampuan manajer untuk mengambil keputusan sangat mempengaruhi
kemajuan organisasi atau bisnis, tetapi jika proses pengambilan keputusan
dan keterampilan gagal, maka akan berdampak negatif pada organisasi dan
administrasinya. pendekatan yang digunakan Masing-masing pendekatan
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung dari jenis
masalah yang dihadapi (Anwar, 2014)
Pengambilan keputusan bukanlah jalan satu arah.Keputusan yang
dibuat oleh seseorang berbeda-beda, tetapi tanda umumnya adalah bahwa
keputusan adalah hasil refleksi, hasil usaha intelektual, pengambilannya
melibatkan tindakan nyata meskipun pelaksanaannya dapat diabaikan atau
ditunda. (Isnaini, 2013)
Untuk membuat keputusan yang tepat, perlu diketahui jenis-jenis
pengambilan keputusan dan proses pengambilan keputusan yang benar
Menentukan jenis dan proses pengambilan keputusan ini sangat penting

1
dalam menentukan pilihan yang tepat untuk pengambilan keputusan bagi
organisasi dan bisnis. Penulis akan menjelaskannya nanti di makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana jenis – jenis pengambilan keputusan ?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis – jenis pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis – Jenis Pengambilan Keputusan


Jenis keputusan dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga sudut pandang dan
secara garis besar dikenal tiga jenis keputusan.
a. Keputusan berdasarkan tingkat keputusan
Brinckloe ( Salusu, 1996 dalam (Jaya, 2020) membuat tingkatan keputusan
antara lain :
a). Keputusan otomatis (Automatic Decision)
Keputusan ini bersifat sangat sederhan dan juga memiliki tingkat resiko
yang juga sederhana. Meski pengambilan keputusan ini terbilang
sederhana namun tetap harus membutuhkan informasi. Seperti
contohnya saat kita memutuskan untuk pergi kerumah teman atau
kerabat keputusan ini cukup sederhana untuk diambil namun kita tetap
memerlukan informasi seperti alamat, kendaraan yang digunakan,
biaya yang dibutuhkan atau siapa saja yang akan ditemui dll.
b). Keputusan berdasarkan informasi yang diharapkan (Expectetion
Informaton Decision)
Pada tingkat pengbamilan keputusan ini banyak informasi tambahan
yang dibutuhkan yang kemudian akan dianalisis secara spesifik lalu
kemudian menentukan keputusan mana yang harus diambil. Contoh
bentuk pengambilan keputusan ini adalah memilih tempat melanjutkan
sekolah, membeli mobil atau membeli rumah. Kegiatan pengambilan
keputusan – kegiatan di atas sebenarnya memutuhkan informasi yang
semakin akurat untuk dibandingkan agar dapat mengbamil keputusan
yang tepat.
c). Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan (Factor Weighting
Decision)
Pada tingkat pengambilan keputusan ini disebabkan oleh karena
semakin banyaknya informasi yang dibutuhkan yang mana antara satu
informasi dengan informasi yang lainnya perlu dilakukan pertimbangan
(Cross Check) sehingga akan memudahkan dalam pengambilan

3
keputusan yang terbaik seperti contoh hal nya kasus seseorang ingin
membeli kendaraan atau barang mewah, seseorang perlu
membandingkan beberapa informasi diantara banyaknya pilihan yang
dicari seperti melihat kualitas, kefektifitasnya, nilai jual, lokasi, dll yang
mendukung seseorang untuk memutuskan apa yang akan ia beli.
d). Keputusan berdasarkan ketidakpastian ganda (Dual Uncertainty
Decision)
Pada tingkat ini pengambilan keputusan semakin kompleks karena
membutuhkan lebih banyak informasi daripada yang lain. Secara
konseptual semakin banyak informasi diterima semakin banyak
ketidakpastian (uncertainty) dalam proses pengambilan keputusan.
Akan selalu ada ketidakpastian dan keraguan dalam mengambil
keputusan yang terbaik sehingga dapat menimbulkan bias. Anda
sering mendengar orang mengatakan bahwa seseorang memuat
keputusan yang buruk yang mengakibatkan kerugian. Maka sebagai
pengambil keputusan selain berhati-hati ia juga harus yakin dalam
pikirannya.

b. Keputusan berdasarkan regularitas


Berdasarkan regularitas dari keputusan terdapat tiga jenis keputusan yaitu :

1. Keputusan terprogram
Keputusan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan
prosedur atau algoritma yang telah ditentukan. Keputusan ini berulang
dan sering. Pengambilan keputusan jenis ini bisa dimodelkan dalam
model matematika global. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui:
Prosedur (proses atau langkah yang harus dijalankan oleh pengambil
keputusan), Aturan (berisi ketentuan yang mengatur apa yang dapat dan
tidak dapat dilakukan oleh pengambil keputusan), Keijakan (pedoman
yang menjadi parameter pengambil keputusan). Untuk mencapai tahap
keputusan terprogram solusi manual harus disiapkan untuk membantu
para pengambil keputusan. Beberapa karakteristik dari keputusan ini
adalah :
4
 Keputusan ini dapat didelegasikan
 Biaya penyelesaian masalahnya lebih rendah dibandingkan dengan
keputusan yang tidak terprogram
 Keputusan tersebut dapat dibuat dengan bantuan sistem komputer
2. Keputusan tidak terprogram
Keputusan ini artinya tidak terstruktur, dilakukan sesekali atau kadang
kadang, memiliki konsekuensi yang tinggi serta melibatkan komitmen
yang besar dan kompleks. Keputusan ini tidak memiliki program yang
telah ditentukan atau aturan pengambilan keputusan dan algoritma yang
dapat menyelesaikan masalah secara otomatis. Beberapa karakteristik
keputusannya adalah :
 Ada yang keputusan yang baru dan sulit untuk dimodelkan kedalam
model matematis
 Keputusan ini tidak bisa didelegasikan dan didasarkan pada arahan
manajemen, pemikiran serta pertimbangan
 Komputer tidak bisa digunakan secara langsung untuk keputusan
tersebut. Namun komputer dapat digunakan untuk memproses
sejumlah data yang diperlukan.
3. Keputusan semi terprogram
Peraturan semi terprogram itu ditandai dengan peraturan yang tidak
lengkap untuk mengambil keputusan, adanya kebutuhan untuk
mengambil pertimbangan dan penilaian yang subjektif sebagai pelengkap
analisis formal.

c. Keputusan berdasarkan lingkungan


Keputusan pada tingkat ini dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti mengartikan bahawa
pengambil keputusan mengetahui pasti hasil dan konsekuensi dari semua
alternatif yang diambil.
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
5
Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko artinya pengambil
keputusan mengetahui konsekuensi dari semua alternatif yang tersedia.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti artinya pengambil
keputusan tidak mengetahui dengan pasti hasil dan konsekuensi dari
alternatif yang dipilih.
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
Pengambilan keputusan ini dipilih karena keputusan yang diambil berasal
dari pertimbangan atau persaingan dari dua atau lebih alternatif.

2.2 Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan adalah urutan kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang sebagai langkah dalam memecahkan masalah yang
bersangkutan dengan menentukan alternatif yang dianggap paling masuk
akal dan sesuai untuk lingkungan informasi. (Siswanto, 2010).
Proses pembuatan keputusan tidak terjadi secara kebetulan saja, tetapi
juga menjalani proses yang rasional. Proses pengambilan keputusan tidak
bisa asal siap karena cara pendekatan dalam pengambilan keputusan harus
berdasarkan pada sistetmatika tertentu. Sistematika ini didasarkan pada; 1)
kemampuan organisasi, 2) Sumber daya manusia yang tersedia serta
kualifikasinya untuk melaksanakan keputusan yang diambil, keyakinan yang
dianut oleh organisasi, situasi lingkungan eksternal dan internal yang menurut
perhitungan dapat berpengaruh pada roda administrasi organisasi dan
manajemen organisasi, 3) mengetahui hakikat masalah itu terlebih dahulu
dengan jelas, 4) pemecahannya tidak dapat hanya diselesaikan dengan intuisi
tetapi juga harus berdasarkan pada fakta yang terkumpul secara sistemtis,
terolah dengan baik, tersimpan secara teratur dan dapat dipercaya, 5)
keputusan yang diambil adalah keputusan dari banyak alternatif yang telah
dianalisis dengan matang.
Proses pengambilan keputusan merupakan upaya rasional untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengambilan keputusan ini
dimulai dan diakhiri dengan musyawarah. Pengambilan keputusan ini
membutuhkan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman. Urutan

6
dalam proses pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi masalah,
menganalisis situasi yang ada, mengembangkan alternatif solusi,
menganalisis alternatif, memilih alternatif terbaik. (Sutisna, 2013).
Bagian tersulit tentang membuat keputusan adalah memisahkan gejala
dari masalah. Akibatnya pengambil keputusan harus dapat dengan jelas
mendefinisikan tindakan yang perlu diambil. Keputusan yang dibuat harus
dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang sedang dibahas dalam
kaitannya dengan perencanaan. Secara umum langkah – langkah
pengambilan keputusan meliputi: menulis pertanyaan, mengidentifikasi
alternatif atau solusi, mengumpulkan informasi, menganalisis alternatif
dengan memuat daftar pro dan kontra terkait keputusan (Boehm R.G &
Webb, 2002). Sementara Tohiron dalam (Anwar, 2014) menjelaskan
pengambilan keputusan meliputi sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
Dalam hal ini pengambil keputusan harus mampu merumuskan
masalah yang dimaksud. Suatu masalah dapat timbul karena adanya
kesenjangan atau gap antara kenyataan titik ukur dan tujuan atau standar
yang ingin dicapai, adanya hambatan untuk menjembatani kesenjangan
tersebut, kemampuan memecahkan masalah jika penyelesaiannya tepat.
Perumusan masalah juga melbiatkan opini. Rumusan masalah yang baik
dapat mengidentifikasi semua faktor yang terlihat, mengetahui elemen
mana yang hilang dan elemen mana yang perlu ditambahkan. Perumusan
masalah dimulai dengan memeriksa semua fakta. Seringkali orang
melupakan hal – hal yang tampaknya sederhana yang dapat menjadi
sumer kegagalan untuk membuat keputusan yang tepat. Masalah yang
sering muncul ketika mempelajari fakta adalah para pengambil keputusan
dan orang-orang di lingkungannya sering mencampuradukkan fakta
dengan interpretasinya.

2. Pengumpulan dan analisis data


Seorang pengambil keputusan diharapakan untuk mengumpulkan serta
menganalisis data dan informasi yang dapat membantu menyelesaikan
masalah. Adapun fase penyelesaian masalah dalam pengambilan
7
keputusan yaitu : 1) fase pengumpulan data dan fakta, 2) fase penemuan
ide, 3) fase penemuan solusi.
 Fase pengumpulan data/ fakta, pada fase ini meliputi kegiatan
kegiatan mendefinisikan masalah, mngumpulkan masalah dan
menganalisis data yang penting. Salah satu cara yang penting
dalam meningkatkan kemampuan mengumpulkan data adalah
dengan melihat masalah yang ada secara luas lalu dilanjutkan
dengan menentukan sub masalah yang ada. Dalam hal ini yang
terpenting adalah membedakan gejala dari masalah yang
sesungguhnya
 Fase penemuan ide adalah kumpulan ide yang dapat digunakan dan
kemudian dicari yang terbaik. Ide – ide yang digunakan juga bisa
dari ide yang digaungkan dari ide yang ada atau dimodifikasi dari
banyak ide yang berbeda. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan
brainstorming. Pada dasarnya brainstorming memiliki empat aturan
yaitu ide tidak ditentang terlebih dahulu, ide yang tampak luar biasa
dapat dikomunikasikan, semakin masuk akal ide maka semakin
baik hasilnya sangat disarankan adanya kombinasi antara satu
dengn ide lainnya.
 Fase penemuan solusi yaitu kegiatan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua solusi yang mungkin bisa digunakan dan
bagaimana mengimplementasikannya. Kegiatan yang dilakukan
pada fase ini adalah mengidentifikasi opini, menganalisis dan
mengeluarkan atau memperoleh kontra opini yang masing – masing
diberi bobot nilai.

3. Pembuatan alternatif – alternatif atau kebijakan


Setelah semua masalah diselesaikan dengan benar dan detail
langkah, selanjutnya adalah mencari solusi cara untuk mengatasi masalah
ini yaitu dengan mencari alternatif dan menganalisis konsekuensinya.
Alternatif yang dipilih harus dapat mengetahui dampak positif dan
negatifnya. Oleh karena itu, sebelum merumuskan kebijakan dan
mengambil keputusan pengambil keputusan harus mampu memuat
8
estimasi terbaik. Untuk dapat mengambil keputusan pengambil keputusan
harus memuat estimasi dengan menggunakan informasi dan metode
peramalan yang baik. Perkiraan yang dapat dibuat mencakup beberapa
arti. Estimasi dalam arti peramalan yaitu perkiraan yang menghasilkan data
yang dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam urutan kronologis. Kemudian
perkiraan dalam arti prediksi adalah perkiraan yang dibuat dengan
memakai hubungan sebab akibat. Selain itu estimasi dalam pengertian
kojeksi yaitu perkiraan yang berdasar pada kekuatan intuisi dimana intuisi
ini bersifat subjektif karena tergantung pada kemampuan yang pengambil
keputusan dalam memproses perasaan.

4. Pemilihan salah satu alterntif yang terbaik


Pemilihan salah satu alternatif terbaik adalah langkah utama dalam
pengambilan keputusan. Pemilihan alternatif ini berarti memilih keputusan
yang nantinya harus dijalani. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan atas
dasar pertimbangan yang matang. Dalam menentukan alternatif yang
terbaik pasti membutuhkan waktu yang lama karena butuh analisis yang
tepat. Analisis ini sangat penting karena menentukan alternatif yang akan
dipakai berhasil atau tidak nantinya. Dengan menemukan peluang yang
muncul, mengungkapkan resiko yang akan datang, mengungkapn
wawasan serta memperkuat kerangka dalam pengambilan keputusan. (Niu,
2021)
Memilih alternatif ini adalah kegiatan yang melibatkan banyak orang
yang terlibat dalam pemecahan masalah. Kekuatan individu pembuat
keputusan tidak dapat dioperasikan atau dijalankan jika tidak didukung dan
dibantu oleh semua staf dengan pengetahuan dan pengalaman yang
berbeda - beda. Manajemen suatu organisasi atau perusahaan harus dapat
mengembangkan kerjasama antarpriadi sehingga penerapan alternatif ini
dapat lebih cepat dan mudah. Kolaborasi dapat tercipta jika seorang
pemimpin memiliki people skill. (Hikmat, 2009 )
Pemilihan alternatif terbaik ini pasti memerlukan analisis. Karena tanpa
analisis dan pengolahan, data yang didapat tidak akan berguna karena

9
data itu memiliki kontribusi besar dalam menentukan keputusan yang akan
diambil. (Niu, 2021)

5. Pelaksanaan keputusan
Dalam melaksanakan alternatif yang diambil seorang pemimpin atau orang
yang mengambil keputusan harus mampu menerima seluruh konsekuensi
dan dampak baik positif maupun negatif. Jika seorang pemimpin menerima
dampak negatif maka pemimpin tersebut harus sudah siap untuk mencari
alternatif lain yang dapat menanggulangi permasalahan yang muncul.
Seringkali dalam pelaksanaanya pengambilan keputusan harus ditangani
oleh sedikit orang namun malah di tangani pada kelompok yang memiliki
anggota yang banyak. Oleh karena itu seringkali terjadinya perdebatan
yang tak henti – hentinya. Seharusnya agar hal ini tidak terjadi sebaiknya
menentukan terlebih dahulu bagaimana cara pengambilan keputusan
dengan masalah yang dihadapi.

6. Pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan keputusan


Setelah keputusan yang dijalankan maka pasti akan memberikan
dampak terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu sebagai seorang
pemimpin harus bisa mengukur dampak yang diterima. Melakukan
penilaian ulang dan peninjauan. Faktor – faktor yang menjadi penentu
bagian yang perlu dinilai sejak awal telah ditetapkan sebelum keputusan di
laksanakan.

Menurut (Adair, 2010) secara umum proses pengambilan keputusan adalah :


1. Mendefinisikan tujuan, salah satu tips yang bermanfaat untuk melakukan ini
adalah menuliskan permasalahan yang dihadapi, karena dengan serin menulis
akan membantu dalam mencari kejelasan yang diinginkan
2. Mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan melibatkan survei
informasi yang tersedia dan kemudian menyiapkan langkah - ;langkah untuk
mencari informasi yang hilang tetapi relevan dengan masalah yang dihadapi
3. Untuk menghasilkan alternatif yang tepat harus bisa bergerak secara sistematis
dari sejumlah kemungkianan. Beberapa kemungkinan diantaranya mungkin
10
berasal dari imajinatif. Mencari alternatif hingaa mendapatkan yang paling
masuk akal. Rangkaian tindakan untuk mencari alternatif ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
4. Dalam membuat keputusan kriteria keberhasilan sangat berperan, sangat
penting untuk bisa menilai tolak ukur kedalam keputusan yang diambil,
pengambil keputusan harus bisa menganalisis konsekuensi yang akan diterima.
5. Langkah selanjutnya adalah menerapkan dan mengevaluasi keputusan.
Kegiatan ini harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan proses pengambilan
keputusan.
6. Jika kita memiliki semua informasi yang dibutuhkan maka pengambilan
keputusan adalah hal yang mudah. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa
mengambil keputusan adalah tindakan yang diambil seorang eksekutif yang
mana saat dia tidak memiliki informasi yang dibutuhkan maka jawabannya tidak
akan ada dengan sendirinya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengambilan keputusan berarti kegiatan memilih satu dari beberapa alternatif
yang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pengambilan
keputusan tidak hanya dilakukan dengan satu cara saja keputusan yang
diambil seseorang itu berasal dari hasil berpikir, hasil usaha intelektual,
memerlukan tindakan nyata. Keputusan yang diambil oleh seorang pengambil
keputusan memiliki beberapa jenis tergantug dari sudut pandang, regulitas
dan lingkungganya. Jenis keputusan berdasarkan sudut terbagi menjadi
keputusan otomatis (Automatic Decision), keputusan berdasarkan informasi
yang diharapkan (Expectetion Informaton Decision), keputusan berdasarkan
berbagai pertimbangan (Factor Weighting Decision), keputusan berdasarkan
ketidakpastian ganda (Dual Uncertainty Decision). Dan keputusan
bedasarkan Regulitas terbagi menjadi keputusan terprogram, keputusan tidak
terprogram dan keputusan semi terprogram. Selanjutnya pembagian
keputusan berdasarkan lingkungan terbagi menjadi pengambilan keputusan
dalam kondisi pasti, pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko,
pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, pengambilan keputusan
dalam kondisi konflik.
Pada pembahasan diatas juga dapat disimpulkan proses pengambilan
adalah tindakan yang rasional karena dari awal hingga akhir proses
membutuhkan pertimbangan. Pengambilan keputusan juga memerlukan
kemampuan seperti kreatifitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman.
Secara garis besar peroses pengambilan keputusan adalah ; 1) perumusan
masalah, 2) mengumpulkan data dan informasi serta menganalisinya, 3)
membuat alternatif – alternatif yang dapat menjadi jawaban dari masalah, 4)
memilih satu dari banyak alternatif yang paling baik dan bisa menyelesaikan
permasalahan, 5) melaksanakan alternatif yang telah dipilih, 6) mengevaluasi
dan memantau alternatif yang telah dijalankan.

12
3.2 Saran
Sebaiknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin atau pengambil
keputusan dapat mengetahui jenis keputusan yang akan diambil dan
melakukan proses yang tepat dan penuh pertimbangan dan perhitungan yang
matang, sehingga keputusan yang diambil dapat menjawab permasalahan
yang dihadapi atau meminimalisir resiko yang harus dihadapi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adair, J. (2010). Decision Making And Problems Solving Strategies. India: Kogan
Page.
Anastasia, L. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam Pengambilan
Keputusan. JURNAL STIE SEMARANG,Vol 5 No 1, 33 - 36. Diakses 26
Desember 2021
Anwar, H. (2014). Proses Pengambilan Keputusan Untuk Mengembangkan Mutu
Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8 No 1, 38. Diakses 26 Desember
2021
Boehm R.G & Webb, B. (2002). Skill Handbook Using Social Studies. Colombus,
OH: SRA/ McGraw-Hill.
Byrne, B. &. (2008). Psikologi Sosial : Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Claudia, M. (2013). Peranan Informasi Akuntasi Manajemen Dalam Pengambilan
Keputusan Pada Hotel Sanado Manado. JURNAL EMBA : Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntasi, 1 No 3, 579. Diakses 27 Desember 2021
Depdiknas, R. (2002). Proses Pengambilan Keputusan . Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Lanjutan Tingkat
Pertama.
Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan . Bandung : Pustaka Setia .
Irfan, R. d. (2014). Sistem Informasi Manajemen . Bandung : Pustaka Setia.
Isnaini, J. (2013). Pengambilan Keputusan Nikah Muda . Skripsi .
Jaya, M. Y. (2020). Metode dan Model Pengambilan Keputusan ( The Ways To
Succes ). Indramayu : CV. Adanu Abimata.
Niu, Y. (2021). Organizational business intelligence and decision making using big
data analytics. Information Processing and Management. Diakses 30
Desember 2021
Rizky, M. d. (2018). Strategi Pengambilan Keputusan Dalam Pemecahan Masalah (
Studi Kasus Pada Bank XYZ Cabang Tajur Halang Cianjur Jawa Barat ).
Journal Of Economic And Business Aseanomics, 3 No 1, 82. Diakses 30
Desember 2021
Simarmata, J. (2020). Pengantar Manajemen Sistem Informasi . Medan : Yayasan
Kita Menulis.
14
Singh, S. R. (2007 ). Information Sytem Management . New Delhi : A P H Publishing
Corporation.
Siswanto, H. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutisna, O. (2013). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.
Tola, P. M. (2019). Proses Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam
Pencapaian Visi dan Misi Pendidikan. Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam, 2
No 1, 113. Diakses 29 Desember 2021
Utami, S. S. (2013). Peranan Sistem Informasi Manajemen Untuk Pengambilan
Keputusan Pengusaha Kecil. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 11 No 2,
143 - 146 . Diakses 29 Desember 2021

15

Anda mungkin juga menyukai