MAKALAH
Dosen Pengampu
Dr. Tuti Andriani, S.Ag, M.Pd
Hendry Wahyudi
(11910312036)
PEKANBARU
1434 H / 202i M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya serta perlindungan
dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberi
judul “Jenis dan Proses Pengambilan Keputusan” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi ujian akhir semester mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Tuti
Andriani, S.Ag, M, Pd selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan
juga kepada pihak – pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini banyak
menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis
sendiri. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu penulis terbuka dengan segala kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis.
Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
BAB I .......................................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam menentukan pilihan yang tepat untuk pengambilan keputusan bagi
organisasi dan bisnis. Penulis akan menjelaskannya nanti di makalah ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis – jenis pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keputusan yang terbaik seperti contoh hal nya kasus seseorang ingin
membeli kendaraan atau barang mewah, seseorang perlu
membandingkan beberapa informasi diantara banyaknya pilihan yang
dicari seperti melihat kualitas, kefektifitasnya, nilai jual, lokasi, dll yang
mendukung seseorang untuk memutuskan apa yang akan ia beli.
d). Keputusan berdasarkan ketidakpastian ganda (Dual Uncertainty
Decision)
Pada tingkat ini pengambilan keputusan semakin kompleks karena
membutuhkan lebih banyak informasi daripada yang lain. Secara
konseptual semakin banyak informasi diterima semakin banyak
ketidakpastian (uncertainty) dalam proses pengambilan keputusan.
Akan selalu ada ketidakpastian dan keraguan dalam mengambil
keputusan yang terbaik sehingga dapat menimbulkan bias. Anda
sering mendengar orang mengatakan bahwa seseorang memuat
keputusan yang buruk yang mengakibatkan kerugian. Maka sebagai
pengambil keputusan selain berhati-hati ia juga harus yakin dalam
pikirannya.
1. Keputusan terprogram
Keputusan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan
prosedur atau algoritma yang telah ditentukan. Keputusan ini berulang
dan sering. Pengambilan keputusan jenis ini bisa dimodelkan dalam
model matematika global. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui:
Prosedur (proses atau langkah yang harus dijalankan oleh pengambil
keputusan), Aturan (berisi ketentuan yang mengatur apa yang dapat dan
tidak dapat dilakukan oleh pengambil keputusan), Keijakan (pedoman
yang menjadi parameter pengambil keputusan). Untuk mencapai tahap
keputusan terprogram solusi manual harus disiapkan untuk membantu
para pengambil keputusan. Beberapa karakteristik dari keputusan ini
adalah :
4
Keputusan ini dapat didelegasikan
Biaya penyelesaian masalahnya lebih rendah dibandingkan dengan
keputusan yang tidak terprogram
Keputusan tersebut dapat dibuat dengan bantuan sistem komputer
2. Keputusan tidak terprogram
Keputusan ini artinya tidak terstruktur, dilakukan sesekali atau kadang
kadang, memiliki konsekuensi yang tinggi serta melibatkan komitmen
yang besar dan kompleks. Keputusan ini tidak memiliki program yang
telah ditentukan atau aturan pengambilan keputusan dan algoritma yang
dapat menyelesaikan masalah secara otomatis. Beberapa karakteristik
keputusannya adalah :
Ada yang keputusan yang baru dan sulit untuk dimodelkan kedalam
model matematis
Keputusan ini tidak bisa didelegasikan dan didasarkan pada arahan
manajemen, pemikiran serta pertimbangan
Komputer tidak bisa digunakan secara langsung untuk keputusan
tersebut. Namun komputer dapat digunakan untuk memproses
sejumlah data yang diperlukan.
3. Keputusan semi terprogram
Peraturan semi terprogram itu ditandai dengan peraturan yang tidak
lengkap untuk mengambil keputusan, adanya kebutuhan untuk
mengambil pertimbangan dan penilaian yang subjektif sebagai pelengkap
analisis formal.
6
dalam proses pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi masalah,
menganalisis situasi yang ada, mengembangkan alternatif solusi,
menganalisis alternatif, memilih alternatif terbaik. (Sutisna, 2013).
Bagian tersulit tentang membuat keputusan adalah memisahkan gejala
dari masalah. Akibatnya pengambil keputusan harus dapat dengan jelas
mendefinisikan tindakan yang perlu diambil. Keputusan yang dibuat harus
dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang sedang dibahas dalam
kaitannya dengan perencanaan. Secara umum langkah – langkah
pengambilan keputusan meliputi: menulis pertanyaan, mengidentifikasi
alternatif atau solusi, mengumpulkan informasi, menganalisis alternatif
dengan memuat daftar pro dan kontra terkait keputusan (Boehm R.G &
Webb, 2002). Sementara Tohiron dalam (Anwar, 2014) menjelaskan
pengambilan keputusan meliputi sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
Dalam hal ini pengambil keputusan harus mampu merumuskan
masalah yang dimaksud. Suatu masalah dapat timbul karena adanya
kesenjangan atau gap antara kenyataan titik ukur dan tujuan atau standar
yang ingin dicapai, adanya hambatan untuk menjembatani kesenjangan
tersebut, kemampuan memecahkan masalah jika penyelesaiannya tepat.
Perumusan masalah juga melbiatkan opini. Rumusan masalah yang baik
dapat mengidentifikasi semua faktor yang terlihat, mengetahui elemen
mana yang hilang dan elemen mana yang perlu ditambahkan. Perumusan
masalah dimulai dengan memeriksa semua fakta. Seringkali orang
melupakan hal – hal yang tampaknya sederhana yang dapat menjadi
sumer kegagalan untuk membuat keputusan yang tepat. Masalah yang
sering muncul ketika mempelajari fakta adalah para pengambil keputusan
dan orang-orang di lingkungannya sering mencampuradukkan fakta
dengan interpretasinya.
9
data itu memiliki kontribusi besar dalam menentukan keputusan yang akan
diambil. (Niu, 2021)
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam melaksanakan alternatif yang diambil seorang pemimpin atau orang
yang mengambil keputusan harus mampu menerima seluruh konsekuensi
dan dampak baik positif maupun negatif. Jika seorang pemimpin menerima
dampak negatif maka pemimpin tersebut harus sudah siap untuk mencari
alternatif lain yang dapat menanggulangi permasalahan yang muncul.
Seringkali dalam pelaksanaanya pengambilan keputusan harus ditangani
oleh sedikit orang namun malah di tangani pada kelompok yang memiliki
anggota yang banyak. Oleh karena itu seringkali terjadinya perdebatan
yang tak henti – hentinya. Seharusnya agar hal ini tidak terjadi sebaiknya
menentukan terlebih dahulu bagaimana cara pengambilan keputusan
dengan masalah yang dihadapi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengambilan keputusan berarti kegiatan memilih satu dari beberapa alternatif
yang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pengambilan
keputusan tidak hanya dilakukan dengan satu cara saja keputusan yang
diambil seseorang itu berasal dari hasil berpikir, hasil usaha intelektual,
memerlukan tindakan nyata. Keputusan yang diambil oleh seorang pengambil
keputusan memiliki beberapa jenis tergantug dari sudut pandang, regulitas
dan lingkungganya. Jenis keputusan berdasarkan sudut terbagi menjadi
keputusan otomatis (Automatic Decision), keputusan berdasarkan informasi
yang diharapkan (Expectetion Informaton Decision), keputusan berdasarkan
berbagai pertimbangan (Factor Weighting Decision), keputusan berdasarkan
ketidakpastian ganda (Dual Uncertainty Decision). Dan keputusan
bedasarkan Regulitas terbagi menjadi keputusan terprogram, keputusan tidak
terprogram dan keputusan semi terprogram. Selanjutnya pembagian
keputusan berdasarkan lingkungan terbagi menjadi pengambilan keputusan
dalam kondisi pasti, pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko,
pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, pengambilan keputusan
dalam kondisi konflik.
Pada pembahasan diatas juga dapat disimpulkan proses pengambilan
adalah tindakan yang rasional karena dari awal hingga akhir proses
membutuhkan pertimbangan. Pengambilan keputusan juga memerlukan
kemampuan seperti kreatifitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman.
Secara garis besar peroses pengambilan keputusan adalah ; 1) perumusan
masalah, 2) mengumpulkan data dan informasi serta menganalisinya, 3)
membuat alternatif – alternatif yang dapat menjadi jawaban dari masalah, 4)
memilih satu dari banyak alternatif yang paling baik dan bisa menyelesaikan
permasalahan, 5) melaksanakan alternatif yang telah dipilih, 6) mengevaluasi
dan memantau alternatif yang telah dijalankan.
12
3.2 Saran
Sebaiknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin atau pengambil
keputusan dapat mengetahui jenis keputusan yang akan diambil dan
melakukan proses yang tepat dan penuh pertimbangan dan perhitungan yang
matang, sehingga keputusan yang diambil dapat menjawab permasalahan
yang dihadapi atau meminimalisir resiko yang harus dihadapi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adair, J. (2010). Decision Making And Problems Solving Strategies. India: Kogan
Page.
Anastasia, L. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam Pengambilan
Keputusan. JURNAL STIE SEMARANG,Vol 5 No 1, 33 - 36. Diakses 26
Desember 2021
Anwar, H. (2014). Proses Pengambilan Keputusan Untuk Mengembangkan Mutu
Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8 No 1, 38. Diakses 26 Desember
2021
Boehm R.G & Webb, B. (2002). Skill Handbook Using Social Studies. Colombus,
OH: SRA/ McGraw-Hill.
Byrne, B. &. (2008). Psikologi Sosial : Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Claudia, M. (2013). Peranan Informasi Akuntasi Manajemen Dalam Pengambilan
Keputusan Pada Hotel Sanado Manado. JURNAL EMBA : Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntasi, 1 No 3, 579. Diakses 27 Desember 2021
Depdiknas, R. (2002). Proses Pengambilan Keputusan . Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Lanjutan Tingkat
Pertama.
Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan . Bandung : Pustaka Setia .
Irfan, R. d. (2014). Sistem Informasi Manajemen . Bandung : Pustaka Setia.
Isnaini, J. (2013). Pengambilan Keputusan Nikah Muda . Skripsi .
Jaya, M. Y. (2020). Metode dan Model Pengambilan Keputusan ( The Ways To
Succes ). Indramayu : CV. Adanu Abimata.
Niu, Y. (2021). Organizational business intelligence and decision making using big
data analytics. Information Processing and Management. Diakses 30
Desember 2021
Rizky, M. d. (2018). Strategi Pengambilan Keputusan Dalam Pemecahan Masalah (
Studi Kasus Pada Bank XYZ Cabang Tajur Halang Cianjur Jawa Barat ).
Journal Of Economic And Business Aseanomics, 3 No 1, 82. Diakses 30
Desember 2021
Simarmata, J. (2020). Pengantar Manajemen Sistem Informasi . Medan : Yayasan
Kita Menulis.
14
Singh, S. R. (2007 ). Information Sytem Management . New Delhi : A P H Publishing
Corporation.
Siswanto, H. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutisna, O. (2013). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.
Tola, P. M. (2019). Proses Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam
Pencapaian Visi dan Misi Pendidikan. Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam, 2
No 1, 113. Diakses 29 Desember 2021
Utami, S. S. (2013). Peranan Sistem Informasi Manajemen Untuk Pengambilan
Keputusan Pengusaha Kecil. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 11 No 2,
143 - 146 . Diakses 29 Desember 2021
15