Anda di halaman 1dari 12

PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Disusun Oleh :
Fauziyah Nur Zahidah (10221742)
Muhammad Hafizh Ikhbal M. (11221291)
Rangga Rizki Putranto (11221683)
Sarah Chronika Philia (12221329)
Syalaisha Kayla Saputra (12221010)
Wulan Fitriani (12221130)

Kelas : 2EA32
Mata Kuliah : Perilaku Keorganisasian
Universitas Gunadarma
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tukan Yang Maha Esa atas segala
berkah dan karunia-Nya. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Adapun tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu Wiarsih Febriani,
SE.,MM pada Perilaku Keorganisasian, selain itu makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Proses Organisasi kepada pembaca dan juga penulis.
Kami berterima kasih kepada Ibu Wiarsih Febriani, SE.,MM yang telah
memberikan tugas ini sehingga bisa memberi wawasan khusus nya kepada kami
sebagai penulis dan juga pembaca.
Kami juga meminta maaf atas ketidak sempurnaan makalah ini apabila terjadi
kesalahan dalam pengetikan atau kurang jelas nya informasi. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini kami
sambut dengan senang hati. Kami juga berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat
bagi pihak yang membaca.

Bekasi, 20 Oktober 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses komunikasi menggunakan bahasa yang menghasilkan tindak
tutur baik lisan maupun tulisan. Bahasa memainkan peran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia karena memungkinkan orang untuk berinteraksi
dengan orang lain. Pengambilan keputusan berkaitan dengan ketidakpastian
hasil keputusan yang dibuat. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian,
pengambilan keputusan memerlukan informasi ahli tentang situasi yang telah
atau kemungkinan akan terjadi. Kemudian mengolah informasi tersebut
menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangan
dalam memutuskan langkah-langkah yang akan diambil.
Penilaian prestasi kerja adalah ukuran dan standar yang digunakan
karyawan untuk dievaluasi secara kompetitif, adil, dan objektif yang
dengannya mereka dievaluasi oleh organisasi. Dalam suatu organisasi,
karyawan memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda ketika mereka
bergabung dengan perusahaan, yang dapat dilihat dari hasil pekerjaan yang
mereka lakukan. Salah satu peningkatan tenaga kerja organisasi terlihat pada
peran SDM. Proses sosialisasi berkaitan dengan pengembangan karir. orang
melihat organisasi sebagai tempat mencari peluang untuk memperoleh
pengalaman kerja berupa karir yang memuaskan. Proses sosialisasi mendorong
orang sebagai aktivitas yang mengarah pada kerja yang lebih efektif, baik
sebagai hasil kerja kelompok maupun organisasi. Dengan kata lain, proses
pembentukan karir individu berkaitan erat dengan proses sosialisasi suatu
organisasi.

2.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses komunikasi?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan yang baik?
3. Bagaimana proses evaluasi prestasi?
4. Bagaimana proses sosialisasi dan karier?

3.1 Tujuan
1. Mengetahui proses komunikasi
2. Mengetahui proses pengambilan keputusan yang baik
3. Mengetahui proses evaluasi prestasi
4. Mengetahui proses sosialisasi dan karier
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Komunikasi


Secara umum, pengertian komunikasi adalah suatu aktivitas
penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke
pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau
lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.
Sementara itu, komunikasi terjadi tidak tanpa melalui sebuah proses.
Proses komunikasi biasanya dimulai dengan adanya bahan pembicaraan yang
dilontarkan oleh pembaca yang kemudian diterima oleh penerima.

A. Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam Purwanto (2011), proses komunikasi terdiri
dari 6 tahap, sebagai berikut :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
3. Pengirim menyampaikan pesan
4. Penerima menerima pesan
5. Penerima menafsirkan pesan
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim

B. Fungsi Komunikasi
1. Sebagai alat kendali
Berarti dengan komunikasi maka perilaku individu dapat dikontrol
dengan penyampaian aturan yang harus dipatuhi.
2. Sebagai alat motivasi
Komunikasi yang baik dan persuasif dapat meningkatkan motivasi
seseorang dalam melakukan sesuatu.
3. Sebagai ungkapan emosional
Berbagai perasaan yang ada di dalam diri seseorang dapat diungkapkan
kepada orang lain dengan cara berkomunikasi
4. Sebagai alat komunikasi
Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh orang lain atau kelompok
sehingga dengan informasi itu maka proses pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan baik.
2.2 Proses Pengambilan Keputusan
Upaya seseorang mengambil pilihan yang dianggap tepat, efektif dan
efisien. Saat mengambil keputusan, ada beberapa pertimbangan sasaran
diantaranya adalah memecahkan masalah.
Menurut Solso, Maclin & Maclin (2008) pengambilan keputusan
merupakan proses penemuan individu untuk memberi solusi yang memuaskan
semua pihak secara optimis dan menunjukkan secara terbuka yang segala
kemungkinan bias dan praduga mungkin akan muncul dalam suatu keputusan
yang diambil.

A. Aspek-Aspek Pengambilan Keputusan


Menurut Siagian (dalam Bowo, 2008) aspek proses pengambilan keputusan
dibagi menjadi 2 aspek, yaitu :
1) Internal
Faktor internal dibagi menjadi 2, yaitu : aspek pengetahuan yang
diperolehnya selama dibawah kepemimpinan pendahulunya, serta aspek
kepribadian yang wujudnya tidak nampak oleh mata namun prosesnya
terus berlangsung sejak lahir.
2) Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu : aspek kultus yang dianut oleh
individu di lingkungan tempat dimana ia bertumbuh dan berkembang,
aspek yang kedua ialah orang lain yang ada disekitarnya menjadi contoh
dan tokoh yang diteladani karena hidup bersama setiap hari.

B. Dasar Pengambilan Keputusan


1. Intuisi, pengalaman yang dimiliki seseorang atau pengalaman masa lalu
yang dimiliki seseorang. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
umumnya dilakukan karena terbatasnya informasi yang tersedia.
2. Aturan Praktis, pernyataan eksplisit yang membatasi yang bisa
dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa tidak semua pemimpin bisa membuat keputusan sepanjang
masalah.
3. Pengalaman, bagi pemimpin yang sudah memiliki pengalaman dan jam
terbang tinggi, menghadapi permasalahan hal yang biasa karena
pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi seorang pemimpin
membuat pengambilan keputusan.
4. Fakta, seorang pemimpin yang membuat keputusan berdasarkan fakta
lebih aman, daripada mengacu pada intuisi. Setidaknya fakta yang
diambil berdasarkan kondisi di lapangan lebih objektif dan
menggambarkan selera konsumen (jika konteks untuk perusahaan), jika
kontaknya untuk perusahaan setidaknya membantu dalam mengetahui
kondisi di lapangan.
5. Wewenang, pengambilan keputusan jenis ini lebih tepatnya diberikan
oleh atasan ke bawaan mereka. Dimana pengambilan keputusan
seringkali mengalami kendala wewenang yang diberikan oleh sang
atasan.
6. Logika/rasional, pengambilan keputusan berdasarkan logika atau
rasional wajib dilakukan. Dengan logika dan rasional mampu
menghasilkan keputusan yang objektif, transparan, konsisten dan
masuk akal. Setidaknya cara ini lebih efektif karena mendekati
kebenaran.

C. Tujuan Pengambilan Keputusan


Berdasarkan sifatnya, tujuan pengambilan keputusan dibagi menjadi 2,
yaitu:
a) Tujuan bersifat tunggal : Mengacu pada pengambilan keputusan
yang dilakukan karena hanya ada satu permasalahan saja.
b) Tujuan bersifat ganda : Pengambilan keputusan yang didasari
karena terjadi lebih dari satu permasalahan.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, sebagai berikut :
a) Posisi Kedudukan
b) Masalah
c) Situasi
d) Kondisi
e) Tujuan

E. Tahapan Pengambilan Keputusan


Beberapa aktivitas dalam proses pengambilan keputusan yaitu :
a) Intelligence, pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
b) Design, tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
c) Choice, tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yang
disediakan.
d) Implementation, tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan
hasilnya.

2.3 Proses Evaluasi Prestasi


Penilaian prestasi kerja adalah proses organisasi mengevaluasi kinerja
karyawannya. Kegiatan ini dapat memperbaiki kebijakan-kebijakan divisi
personalia dan dapat memberikan umpan balik kepada para karyawan
mengenai kinerja mereka.
T. Hani Handoko menjelaskan, manfaat penelitian prestasi kerja :
 Perbaikan prestasi kerja
 Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
 Keputusan-keputusan penempatan
 Kesempatan kerja yang adil
 Tantangan-tantangan eksternal

Langkah-langkah dalam evaluasi prestasi kinerja karyawan


Ada tiga langkah dalam penilaian prestasi kerja, yaitu :
1. Persiapan,
2. Penilaian,
3. Wawancara evaluasi.
Persiapan ini seperti menyiapkan hal apa saja yang akan dinilai, penetapan
standart dan tatacara penilaian. Penilaian melaksanakan hal-hal yang telah
direncanakan dalam persiapan.

A. Metode Penilaian Kerja


Metode penilaian kerja dibagi menjadi 2, yaitu : Metode berorientasi masa
lalu, Metode berorientasi masa depan.
1) Metode Berorientasi Masa Lalu
Metode ini memiliki kelemahan dimana kinerja dimasa lalu yang
dievaluasi tidak dapat diubah, tetapi dengan metode ini karyawan
mendapat umpan balik dari kinerja mereka untuk bisa lebih baik lagi.
a. Rating Scale, dengan beberapa kriteria yang dilakukan oleh penilai
yang dinyatakan dalam skala.
b. Check List, penilaian tingal memilih (menandai) kalimat-kalimat
yang menggambarkan prestasi kerja karyawan.
c. Metode Peristiwa Kritis, metode yang mendasarkan pada catatan-
catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan baik atau
buruk.
d. Field Review Method, ahli departemen personalia turun ke lapangan
dan membantu para penyelia dalam penelitian mereka.
e. Test dan Observasi Prestasi Kerja, penilaian didasarkan pada tes
pengetahuan dan ketrampilan.

Metode Evaluasi Kelompok


a. Metode Rangking, membandingkan karyawan satu dengan
karyawan lain
b. Grading/Forced Distributions, memisahkan karyawan dalam
berbagai klasifikasi
c. Point Alocation Method, penilaian memberikan nilai total kepada
pada karyawan yang nantinya diklasifikasikan seperti pada metode
grading.
2) Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
Metode berorientasi masa lalu hanya untuk mengetahui posisi kita saat
ini, sedangkan metode berorientasi masa depan digunakan untuk
mengetahui target-target yang mampu dicapai berdasarkan penilaian
potensi karyawan.
a. Penilaian diri (Self-Appraisals )
b. Penilaian Psikologis ( Pyschological Appraisals ), psikotes yang
bertujuan mengevaluasi intelektual, emosi dan motivasi karyawan
c. Pendekatan Management By Objectives ( MBO), setiap karyawan
dan penilai secara bersama menetapkan tujuan, kemudian dengan
tujuan tersebut penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama
pula.

2.4 Proses Sosialisasi dan Karier


Sosialisasi merupakan proses belajar individu untuk mengenal norma-
norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk
berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakat. Salah satunya
adalah yang terjadi pada karir seseorang yang membutuhkan proses sosialisasi
agar dapat meningkatkan karirnya tersebut ke jabatan yang lebih tinggi.
Karir menurut Edwin B. Flippo dalam bukunya Personal Management
merupakan serangkaian kegiatan pekerjaan yang terpisah tetapi ada
hubungannya, yang memberikan kelangsungan, kedudukan dan arti dalam
riwayat hidup seseorang. Karir menunjukkan perkembangan para pegawai
secara individual dalam jenjang jabatan yang dapat dicapai selama masa kerja
dalam suatu organisasi. Pengembangan karir sangat diharapkan oleh setiap
karyawan, karena dengan pengembangan ini akan mendapatkan hak-hak yang
lebih baik dari apa yang diperoleh sebelumnya baik material maupun non
material seperti kenaikan pendapatan, perbaikan fasilitas dan sebagainya.
Pengembangan karir meliputi perencanaan karir (career planning), dan
manajemen karir (career management). Memahami pengembangan karir dalam
sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses yaitu
bagaimana masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-
tujuan karirnya dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan
program-program pengembangan karir atau manajemen karir. Perencanaan
karir adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan
mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.
Sedangkan manajemen karir adalah proses dimana organisasi memilih, menilai,
menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu
kumpulan orang-orang yang bermutu untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang
akan datang.
Setiap karyawan yang ingin meniti karirnya diperlukan adanya
perencanaan karir untuk menggunakan kesempatan karir yang ada.
Perencanaan karir berfungsi untuk menentukan tujuan peningkatan karyawan
secara sistematis. Peningkatan karir harus dilalui dengan penyusunan prasyarat
yang harus dimiliki oleh seorang karyawan untuk mendukung peningkatan
karirnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, pengertian komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian
informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya.
Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga
memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.
Fungsi Komunikasi
1. Sebagai alat kendali
2. Sebagai alat motivasi
3. Sebagai ungkapan emosional
4. Sebagai alat komunikasi
Proses Pengambilan Keputusan adalah upaya seseorang mengambil pilihan
yang dianggap tepat, efektif dan efisien. Saat mengambil keputusan, ada
beberapa pertimbangan sasaran diantaranya adalah memecahkan masalah.
Aspek-Aspek Pengambilan Keputusan menurut Siagian (dalam Bowo, 2008)
yaitu :
1. Internal
2. Eksternal
Dasar Pengambilan Keputusan anataara lain :
1. Intuisi
2. Aturan Praktis
3. Pengalaman
4. Fakta
5. Wewenang
6. Logika/rasional
Tahapan Pengambilan Keputusan yaitu :
a. Intelligence
b. Design
c. Choice
d. Implementation
Proses evaluasi prestasi/Penilaian prestasi kerja adalah proses organisasi
mengevaluasi kinerja karyawannya. Kegiatan ini dapat memperbaiki kebijakan-
kebijakan divisi personalia dan dapat memberikan umpan balik kepada para
karyawan mengenai kinerja mereka.
Metode penilaian kerja dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Metode Berorientasi Masa Lalu
2. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
Sosialisasi merupakan proses belajar individu untuk mengenal norma-norma
serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku
sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakat. Salah satunya adalah yang
terjadi pada karir seseorang yang membutuhkan proses sosialisasi agar dapat
meningkatkan karirnya tersebut ke jabatan yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Trisnawaty, Y. (2017). Pengambilan Keputusan. Pengertian pengambilan


keputusan,14-16. Diakses 19 Oktober 2022, dari Perpustakaan Universitas
Islam Riau. https://repository.uir.ac.id/2634/5/BAB II.pdf

Makalah Penilaian Prestasi Kerja adalah proses organisasi mengevaluasi


kinerja karyawannya oleh Bagus Nur Muhammad

Handoko, Hani. 1995. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: bpfe.

Abdhul, Yusuf. (2021). Proses Pengambilan Keputusan. Diakses pada 22


Oktober 2022, dari https://deepublishstore.com/materi/pengambilan-keputusan/

Sumaryanto. (2011). Upaya Pengambilan Keputusan Yang Tepat. Hal 3-8.


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131873957/pengabdian/4-upaya-pengambilan-
keputusan-yang-tepat.pdf

Yunisda Dwi Saputri. (2019). Proses Komunikasi dan Pengertiannya Menurut


Para Ahli. Diakses pada 22 Oktober 2022, dari
https://m.liputan6.com/citizen6/read/3877665/proses-komunikasi-dan-
pengertiannya-menurut-para-ahli

Teori Komunikasi, diakses pada 21 Oktober 2022, Hal 8


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17073/2/
T1_522014050_BAB%20II.pdf

Anggriana. (2012). Proses Sosialisasi dan Karier. Diakses pada 22 Oktober


2022, dari
http://anggriana246.blogspot.com/2012/04/proses-sosialisasi-dan-karier.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai