Anda di halaman 1dari 16

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
Oleh Kelompok 7:
• Saskia (921423056)
• Febrianty Potabuga
(921423057)
Perumusan Masalah
 Konsep Dasar Pengambilan Keputusan.
 Proses Pengambilan Keputusan.
 Gaya Pengambilan Keputusan Manajemen.
 Kerangka kerja dan konsep untuk
pengambilan keputusan.
 Pengambilan keputusan dalam organisasi
sederhana.
 Sistem Informasi Manajemen.
KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis (tersusun)


terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut
menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional
(masuk akal/logis).

Pengertian lain tentang Pengambilan Keputusan adalah, serangkaian aktivitas


yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang
sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling
rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Alternatif yang ditetapkan
merupakan sebuah bentuk keputusan.

.
Hebert A. Simon (1980: 5-6) telah mengembangkan klasifikasi jenis keputusan
yang sudah diterima umum, yaitu:

1. Keputusan yang sudah diprogram (Programmed Decisions)


Keputusan yang terprogram merupakan keputusan yang berulang dan rutin serta telah
dikembangkan prosedur untuk menanganinya. Keputusan terprogram telah ditangani dengan norma,
prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang mengembangkan prosedur spesifik
(khusus/tertentu) untuk menanganinya.

2. Keputusan yang tidak terprogram (Nonprogrammed Decisions)


Keputusan tak terprogram merupakan keputusan baru dan tidak tersusun. Maka, keputusan
tersebut tidak memiliki prosedur yang pasti dalam menangani suatu permasalahan. Keputusan tak
terprogram telah ditangani dengan proses pemecahan umum, pertimbangan, intuisi, dan kreativitas.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan yang telah ditetapkan bukanlah tujuan organisasi, keputusan tersebut lebih tepat dilaksanakan sebagai cara untuk
merealisasikan tujuan. Herbert A. Simon (Davis, 1970) mengajukan model dasar dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
.

Penelitian Pemilihan
Desain/Perancangan
mempelajari lingkungan atas menetapkan arah tindakan
kondisi yang memerlukan mendaftar, mengembangkan, dan tertentu dari keseluruhan yang
keputusan.. ada.
menganalisis arah tindakan yang
mungkin.
James L. Gibson, dkk. (1984) mengajukan proses pengambilan keputusan yang terdiri dari
tujuh tahapan. Tahapan-tahapan tersebut lebih sesuai bagi jenis keputusan yang tak
terprogram. Proses pengambilan keputusan tersebut adalah:
I. Penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya
Apabila tujuan telah ditetapkan secara memadai (memenuhi syarat/mencukupi) maka
tujuan akan menentukan hasil yang harus dicapai, dan ukuran yang akan digunakan
untuk menunjukkan tercapai tidaknya tujuan tersebut.
II. Identifikasi permasalahan
Salah satu syarat yang sangat urgen bagi keputusan adalah permasalahan. Apabila tidak
ada permasalahan maka tidak perlu keputusan. Tahap ini meliputi pengumpulan
informasi, proses informasi dan pertimbangan yang mendalam.
III. Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian di mana lingkungan internal dan
eksternal yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat
dikembangkan menjadi alternatif yang akan dipilih.
IV. Evaluasi alternatif
Pada setiap situasi keputusan, sasaran dalam mengambil keputusan adalah memilih alternatif yang akan
lebih menguntungkan dan yang paling kecil kerugiannya. Hubungan antara alternatif keluaran didasarkan
pada tiga kondisi berikut:
Kepastian, Ketidakpastian, Resiko.
V. Seleksi alternatif
seleksi Alternatif dilakukan dengan maksud untuk memecahkan permasalahan sehingga mampu
merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
VI. Implementasi Keputusan
Pilihan harus dilaksanakan secara efektif untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi
keputusan merupakan aktivitas yang lebih penting daripada aktivitas nyata memilih alternatif.
VII. Pengendalian dan evaluasi
System pengendalian dan evaluasi tertentu perlu untuk menjamin bahwa keluaran nyata adalah konsisten
dengan keluaran yang direncanakan pada waktu keputusan tersebut diambil.
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN
Gaya pengambilan keputusan manajemen meliputi hal-hal berikut:
1) Manajer mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang
tersedia pada waktu tertentu.
2) Manajer memperoleh informasi yang diperlukan dari bawahan dan kemudian menetapkan
keputusan yang dipandang relavan.
3) Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahan
secara individual dan mendapatkan gagasan dan saran-saran tanpa melibatkan bawahan
sebagai satu kelompok.
4) Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok
dan mengumpulkan gagasan dan saran-saran para bawahan tersebut dalam suatu
pertemuan kelompok.
5) Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok
dan kelompok menyusun serta menilai alternative.
KERANGKA KERJA DAN KONSEP UNTUK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

System Pengambilan Keputusan


System pengambilan keputusan adalah suatu cara atau prosedur tertentu, ketika suatu
keputusan diambil oleh pembuatnya. System pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara terbuka dan secara tertutup.
Pertama, system keputusan terbuka memandang suatu keputusan berada dalam suatu
lingkungan yang kompleks dan sebagian tidak diketahui.
Kedua, system keputusan tertutup menganggap bahwa suatu keputusan dipisah dari
masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Model kuantitatif (berfokus pada angka
atau alat ukur tertentu) pengambilan keputusan biasanya adalah model system keputusan
tertutup.
Pengetahuan Mengenai Keluaran
Dalam analisis pengambilan keputusan, terdapat tiga kategori dasar pengetahuan
yang sangat berhubungan dengan keluaran, yaitu:
a. Kepastian, yaitu pengetahuan yang akurat danlengkap mengenai keluaran
setiap alternative. Apabila keluarannya diketahui dan dampak keluaran adalah
pasti, permasalahan pengambilan keputusan adalah menghitung alternative
atau keluaran optimum, tetapi kalkulasinya menjadi berat dan kurang praktis.
b. Risiko, yaitu keluaran yang mungkin timbul dapat dilekatkan pada setiap
keluaran. Pengembangan keputusan rasional dilakukan apabila hanya
kemungkinan berbagai keluaran saja yang diketahui adalah identik dengan
kepastian.
c. Ketidakpastian, yaitu beberapa keluaran mungkin timbul dan dapat
diidentifikasi tapi tidak ada pengetahuan kemungkinan yang dapat dilekatkan
pada setiap keluaran. Keputusan dan ketidakpastian menimbulkan
permasalahan karena criteria pemaksimuman tidak dapat diterapkan.
Tanggapan Keputusan
Pada umumnya, keputusan dapat digolongkan menjadi:
a. Keputusan tidak terprogram, yaitu keputusan yang dapat dispesifikasikan
sebelumnya sebagai seperangkat norma atau prosedur keputusan.
b. Keputusan tidak terprogram, yaitu keputusan yang terjadi hanya satu kali atau
berubah setiap saat diperlukan.

Salah satu strategi untuk meningkatkan jumlah keputusan terprogram adalah


menspesifikasikan norma untuk seluruh kondisi normal dan membiarkan norma
keputusan terprogram menangani kasus-kasus normal tersebut. Apabila kondisi
tidak cocok dengan norma keputusan, maka keputusan menjadi tidak terprogram
dan dinaikkan pada hierarki pengambilan keputusan lebih tinggi.
Deskripsi Mengenai Pengambilan
Keputusan
Model pengambilan keputusan yang sangat
sering terdapat dalam suatu organisasi adalah:
a. Model Normatif, dan
b. model Deskriptif.

Criteria untuk Pengambilan


Keputusan
Pandangan alternative pada kriteria pengambilan
keputusan adalah pemuasan. Pandangan tersebut Relevansi Konsep Keputusan terhadap Design
berasal dari model perilaku deskriptif yang Sistem Informasi Manajemen
menyatakan bahwa, manajer sebagai pengambil Sistem informasi manajemen didesain untuk
keputusan tidak mengetahui seluruh alternative dan memantau keputusan terprogram dan untuk
harus mencarinya. mengenal yang tampaknya tidak dapat
diaplikasikan oleh norma keputusan atau yang
tampaknya tidak memberikan keluaran sesuai
dengan rencana.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI SEDERHANA

Biasanya permasalahan yang dihadapi oleh organisasi sederhana adalah masalah strategis (permasalahan penting, siasat
supaya tidak mati terjepit oleh organisasi lain), dan langsung pada permasalahan organisasi atau permasalahan kerja.
Permasalahan utamanya adalah hubungan dengan pihak yang memberikan dukungan kepada manajer dalam menghadapi
pesaingnya.

Permasalahan yang datangnya tidak menentu,


Permasalahan yang bersifat yang bersifat incidental
rutin dan repetitive Untuk menghadapi permasalahan demikian
Untuk menghadapi permasalahan hanya akan mampu menentukan tata cara
tersebut harus dibuat semacam penanganan permasalahan yang sangat umum dan
program atau system yang terdiri atas menunjuk manajemen yang memiliki otoritas
berbagai macam proses atau apabila muncul. Keputusan yang dapat diambil
prosedur penanganan yang spesifik.
umumnya bersifat kebijakan, yaitu pendirian
contohnya berpikir untuk waktu yang akan datang.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tujuan utama system informasi manajemen yaitu, untuk membantu seluruh hierarki
kepengurusan dalam organisasi dari manajemen hierarki puncak yang bertanggung jawab atas
keberhasilan atau kegagalan secara keseluruhan sampai pada manajemen hierarki pertama yang
hanya bertanggung jawab atas operasi sehari-hari dari departemen tertentu saja. Metode yang
bermanfaat dalam klasifikasi operasi adalah konsepsi siklus pengolahan data. Siklus pengolahan
data dapat disimpulkan sebagai siklus yang memiliki lima tahap, yaitu:
1. Tahap Pengumpulan Data, tahap ini meliputi dua aktivitas utama yaitu, Observasi lingkungan yang menimbulkan data
dan pencatatan data dalam bentuk sumber tertulis
2. Tahap Pengahalusan Data, tahap ini meliputi sejumlah operasi yang dilaksanakan atas data dengan maksud dapat
membantu tahap pengolahan berikutnya.
3. Tahap Pengolahan Data, akumulasi meliputi bentuk operasi matematis, perbandingan dan pemeriksaan simultan
(serentak) pada dua atau lebih golongan data, pengikhtisaran, penyaringan, pencarian aktivitas untuk tujuan keluaran.
4. Tahap Pemeliharaan Data, penyimpanan data untuk penggunaan pada waktu yang akan datang, pemutakhiran data yang
disimpan, pemberian indeks data, perlindungan atau pengamanan data yang disimpan.
5. Tahap Keluaran Data, tahap ini biasanya dalam bentuk yang umum, yaitu laporan atau dokumen. Aktivitas keluaran lain
yang dipandang sangat penting adalah pembuatan laporan yang merupakan penyajian formal dan distribusi data atau
informasi yang diolah, biasanya dalam bentuk ikhtisar atau ringkasan.
System informasi manajemen mendayagunakan sumber daya manusia maupun
sumber daya modal. Sumber daya modal terdiri atas peralatan atau mesin pengolah
data. Dalam pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya modal tersebut
terdapat dua kategori pengolahan data, yaitu:

1. System Pengolahan Data Secara Manual


System pengolahan data secara manual dilaksanakan seluruhnya oleh manusia.
System semacam ini biasanya dipaktikkan pada organisasi kecil. Keunggulan
utama manusia sebagai pengolah data adalah fleksibilitas atau kemampuannya
mengoperasikan berbagai macam fungsi system pengolahan data. Sedangkan
kelemahan manusia sebagai pengolah data adalah kelambanannya dan kurang
memiliki tingkat keterandalan yang dapat dipercaya.
2. System Pengolah Data Secara Otomatis
System pengolahan data tersebut memiliki kecepatan yang tinggi dan
keterandalan yang lebih besar daripada yang manual, tetapi dengan
mengorbankan beberapa hierarki fleksibilitas dan adaptasi.

Anda mungkin juga menyukai