Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kemampuan dan ketrampilan dalam membuat
keputusan, terutama dalam masalah
kedaruratan merupakan hal yang sangat penting.
Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak
ada di tangan klien, sedangkan bidan membantu
agar keputusan yang diambil klien tersebut tepat.
Bila masalah dan kebutuhan klien telah diketahui
dengan jelas. Maka bantu klien menyelesaikan
masalahnya, terutama yang berkaitan dengan
kebidanan.
ADA EMPAT STRATEGI YANG DAPAT MEMBANTU
KLIEN MENGAMBIL KEPUTUSANNYA.
 Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. Beri
kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternative
pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap
pilihannya.
 Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan
pilihan, dengan melihat kembali keiuntungan atau
konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi
negatif.
 Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien
menetapkan pilihan, bantu klien untuk mencermati
pilihannya.
 Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk
menyelesaikan masalahnya.
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pola dasar berpikir dalam konteks organisasi meliputi:

 Penilaian situasi (Situational Approach): untuk


menghadapi pertanyaan “apa yang terjadi?”.
 Analisis persoalan (Problem Analysis): dari pola pikir
sebab-akibat.
 Analisis keputusan (Decision Analysis): didasarkan pada
pola berpikir mengambil pilihan.
 Analisis persoalan potensial (Potential Problem
Analysis): didasarkan pada perhatian peristiwa masa
depan, yang mungkin yang dapat terjadi.
INTI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses komunikasi dalam masyarakat modern
dihadapi dengan proses pengambilan keputusan,
artinya memilih antara lebih dari satu kemungkinan,
berarti memilih egarative, egarative yg terbaik (the
best alternative). Pengambilan keputusan terletak
dlm perumusan berbagai egarative tindakan sesuai
dengan yang sedang dalam perhatian & dalam
pemilihan egarative yang tepat. Pengambilan
keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi/
penilaian mengenai efektifitasnya dlm mencapai
tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan.
BEBERAPA SIFAT INDIVIDU DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YAITU SEPERTI
BERIKUT :
 Sifat pengambilan keputusan yang tergesa-
gesa.
 Sifat individu yang tidak dapat mengambil
keputusan
 Sifat yang hanya mengikuti kehendak sendiri

 Sifat yang tidak mampu berdiri sendiri.


LINGKUNGAN SITUASI KEPUTUSAN

Lingkungan eksternal meliputi aspek egara,


budaya, ekonomi, politik, alam dan pembatasan-
pembatasan suatu egara berupa “quota”.
Sedangkan lingkungan internal meliputi mutu
rendah, kurangnya promosi, pelayanan
konsumen tidak memuaskan dan sales/ agen
tidak bergairah.Pengambilan keputusan yang
baik harus mempertimbangkan kondisi,
kehendak dan konsekuensinya.
UPAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 1. Tiap individu memahami dirinya, dengan memahami


diri sendiri maka akan bisa mengatasi kesulitan-
kesulitan bidan sendiri.
 2. Untuk memperlancar komunikasi siapkan materi,
bahan, alat untuk mempermudah penerimaan
klien.
 3. Menguasai ilmu komunikasi, sehingga dapat
melakukan konseling pada semua klien dengan
bermacam karakter dan keterbatasan mereka.
 4. Meletakkan kearifan sebagai dasar kepribadian
konselor aktif.
TUJUAN ANALISIS KEPUTUSAN

 Tujuan analisis keputusan (Decision Analysis):


Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan,
mengembangkan kriteria khusus untuk
mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif yg
tersedia yg berhubungan dg kriteria &
mengidentifikasi risiko yang melekat pada
keputusan tsb.
JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Keputusan yang diprogram


Keputusan yang diprogram merupakan
keputusan yang bersifat rutin dan dilakukan secara
berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan suatu
prosedur tertentu.

 Keputusan yang tidak diprogram


Keputusan yang tidak diprogram adalah
keputusan baru, tidak terstrutur dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya.
 Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan

1.Fisik
2. Emosional
3. Rasional
5. Praktikal
6. Interpersonal
7. Struktural
ELEMEN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Menetapkan tujuan
Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya,
apakah spesifik dapat diukur hasilnya ataupun sasaran bersifat umum. Tanpa
penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih
suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh masing-
masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang.
 • Mengidentifikasi permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan
diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam
organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya
operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain.
 • Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian alternatif
untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji berbagai informasi
baik intern maupun ekstern untuk mengembangkan serangkaian alternatif yang
diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi.
TIPE-TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tipe-tipe pengambilan keputusan menurut ( Saraswati I, Tarigan L.H,
2002), antara lain:
 1. Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena
ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup.
 2. Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera, langsung
diputuskan, karena keputusan tersebut dirasakan paling tepat.
 3. Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera
dilaksanakan.
 4. Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam
situasi marah dan tergesa-gesa.
 5. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang
lain yang bertanggung jawab.
 6. Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipikirkan baik-baik,
mempertimbangkan berbagai pilihan.
 Proses Pengambilan Keputusan
Kegiatan pengambilan keputusan pada
prinsipnya meliputi setidaknya empat aktivitas,
Aktivitas yang pertama adalah kegiatan
inteligensi. Kegiatan inteligensia di sini
merupakan kegiatan mengamati lingkungan
untuk kepentingan membuat keputusan.
 Bila proses pengambilan keputusan dianalisis, maka
analisis tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
analisis proses kebijakan. Ini karena komponen proses
kebijakan juga merupakan komponen proses
pengambilan keputusan yang meliputi
(1) masalah kebijakan,
(2) alternatif kebijakan,
(3) tindakan kebijakan,
(4) hasil kebijakan, dan
(5) pola pelaksanaan kebijakan.
 Sebagai suatu proses, pengambilan keputusan
terdiri dari beberapa tahapan. Banyak
pendapat yang dapat diacu terkait tahapan-
tahapan dalam proses pengambilan
keputusan. Seperti misalnya pendapat G.R
Terry, Peter F Drucker dll. Dari semua pendapat
para ahli tentang proses pengambilan
keputusan, dapat disimpulkan bahwa tahapan
setiap proses pengambilan keputusan
senantiasa terdiri dari:
 Tahap Identifikasi masalah inti/ utama
Untuk apat mengidentifikasi masalah inti atau
utama, perlu dipahami lebih dulu apa yang
dimaksud dengan masalah. Beberapa ahli
mendefinisikan masalah sebagai pertanyaan
yang harus dijawab. Ada pula yang
mendefinisikan masalah sebagai sebuah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang
harus diatasi.
 Berikut dikemukakan beberapa kendala yang
membuat orang mengalami kesulitan dalam
mengidentifikai masalah:
1. Generalisasi

2. Emosional

3. Kurang kreatif

4. Data yang tidak valid


 Untuk meminimumkan kesalahan dalam
mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
ada baiknya, proses identifikasi masalah
dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah berikut:
1. obyek masalah harus dapat ditemukan
lebih dulu.
2. Memverifikasi masalah
3. menentukan penyebab timbulnya masalah
4. Menguji ketepatan penyebab
B. pengumpulan data dan analisis
Pengumulan data dan analisis pada tahap dua ini
berbeda dengan pengumpulan data pada tahap
identifikasi masalah. Tujuan pengumpulan data
pada tahap dua ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang kemungkinan alternatif solusi
yang bisa dilakukan, berikut analisis alternatif terkait
konsekuensi-yang timbul dari setiap
alternatif.Langkah-langkah pengumpulan data pada
tahap ini anatara lain:
 (1) menentukan metode pengumpulan data
yang tepat, cepat dalam rangka mendapatkan
data yang relevan dan valid.
 (2) menentukan skala prioritas terhadap data
yang akan dikumpulkan,
 (3) mengklasifikasi data yang terhimpun.
Bagaimanapun yang perlu dicatat adalah
bahwa data yang dikumpulkan adalah data
yang relevan dan berkualifikasi.
C. Tahap penentuan alternatif keputusan berikut
konsekuensi-konsekuensi positif/ negatif setiap
alternatif.
 Sama halnya dengan tahap identifikasi
masalah, tahap penentuan alternatif
keputusan juga memerlukan data dan
informasi. Semakin lengkap data relevan yang
tersedia, semakin baik alternatif-alternatif
keputusan yang dapat dipilih.
D. pemilihan alternatif "terbaik".
Dalam menentukan satu alternatif terbaik, ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain:
 tingkat resiko
 tenaga dan pikiran yang dibutuhkan
 jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang
dibutuhkan,
 waktu
 apek ekonomi
 Dapat dilaksanakan.
E. pelaksanaan keputusan
Mengambil keputusan merupakan salah satu
tahap dalam proses pengambilan keputusan
yakni memilih alternatif terbaik. Oleh karena itu,
keputusan yang dikeluarkan harus terdiri dari
beberapa unsur yaitu surat keputusan, orag yang
menerima/ melaksanakan keputusan,
perencanaan, distribusi tanggung jawab dan
wewenang, skedul waktu dan anggaran belanja.
Kesimpulan
 kemampuan dalam mengambil keputusan adalah
sangat penting bagi klien untuk menyelesaikan
masalah kegawat daruratan terutama yang
berhubungan dengan kebidanan. Dalam konseling
pengambilan keputusan mutlak diambil oleh klien,
bidan hanya membantu agar keputusan yang
diambil klien tepat. Oleh karena itu seorang bidan
harus mampu memahami keadaan klien, sehingga
dalam pengambilan keputusan, klien bisa
mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.

Anda mungkin juga menyukai