Anda di halaman 1dari 68

PENYULIT DAN KOMPLIKASI

NEONATUS, BAYI,BALITA DAN ANAK


PRASEKOLAH

KELOMPOK : 5

1. EFRANIA BINSASI (19.003)


2. TRIVONIA M.K.KOLI (19.017)
POKOK PEMBAHASAN
• Asuhan pada neonatus dan bayi, dengan
masalah serta penatalaksanaanya
• Asuhan Pada Bayi Dengan Resiko Tinggi
•  Asuhan Pada Neonatus Dengan Jejas
Persalinan Serta Penatalaksanaanya
• Asuhan pada neonatus dengan kelainan
bawaan serta penatalaksanaanya
A. Asuhan Pada Neonatus Dan Bayi, Dengan Masalah Serta
Penatalaksanaanya

1. Bercak mongol

 Pengertian : pigmentasi datar dan berwarna gelap didaerah sekitar punggung

bawah dan bokong yang biasanya di temukan saat lahir dan akan menghilang

secara perlahan dalam waktu satu/dua tahun.

Bercak mongol muncul pada umur kehamilan sekitar 38 minggu di daerah

punggung bawah sampai pantat,paha,tungkai dan kadang-kadang dibahu. Lesi

berisi sel melanosit dilapisan dermis,sekitar folikel rambut, yang menimbulkan

warna khas abu-abu atau kebiruan pada lesi. Lebar lesi berfariasi,dengan

diameter 1-15 cm.


 Klasifikasi

• Nevus of ito : lesi atau bercak nerfus brakialis kutaneus lateralis dan

supraklafikularis posterior diatas bahu, biasanya hanya satu sisi disebut

nevus fuscoceruleus.

• Nevus of ota : lesi yang muncul didaerah kelopak mata dan konjungtifa,kulit

muka,sclera,otot okuler dan periosteum dan hanya pada satu sisi,jarang

dapat timbul sebagai melanoma maligna

 Penatalaksanaan : lesi pada bercak mongol tidak memerlukan pengobatan

khusus, hanya di perlukan tindakan koservatif, jika berkaitan dengan

kosmetik dapat dilakukan terapi dengan sinar laser ( konsultasi dengan ahli

kulit.)
2. Hemangioma

 Pengertian : tumor jinak pada bayi atau anak yang terjadi pada

pembuluh darah yang diakibatkan gangguan perkembangan dan

pembentukan pembuluh darah. Hemangioma dapat terjadi pada

beberapa organ seperti kulit,hati,limpa,otak dan tulang.

 Klasifikasi

• hemangioma kapiler : strawberry hemangioma/ hemangioma simpleks

terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari setalah lahir.tampak

sebagai bercak merah yang makin lama makin besar, warnanya menjadi

merah menyalah ,tegang,dan berbentuk lobular,berbatas tegas dan

tegas pada perabaan.

• etiologi : hemangioma terjadi pada 10% anak kulit putih 20 % pada

bayi prematur denga bb kurang 1.000 gram.


 Tanda dan gejalah
•Adanya lesi
•Terjadinya pertumbuhan cepat selama 2tahun pertama kehidupan
•Regresi lambat
•Pada hemangioma hati;icterus, muntah,diare,pembesaran perut
•Hemengioma kavernosa: rongga vaskuler tak bersepta, lumen berisi
tombus thrombus
•Hemngioma leher dan kepala : nodul etitemarosa, lesi keungguan,nekrisi
akibta tekanan, sulit makan.

 Penatalaksanaan :
•Umumnya lesi hilang sendri
•Dianjurkan pengobatan awal dengan prednisone,bila terjadi perubahan
bentuk diobservasi.
•Intervensi di eksisi ,dengan indikasi.
•Radiasi,beresiko bila situasi mengancam jiwa
•Perubahan elastic : mengecilkan distorsi jaringan akibat pertumbuhan
yang cepat dan hemangioma besar tertentu
3. Muntah dan gumoh

 Pengertian:
Muntah: keluarnya kembali atau sebagian isi lambung yang terjadi setelah makanan
beberapa saat masuk ke lambung.
 Penyebab:
• Kelainan kongenital saluran cerna
• Infeksi
• Infaginasi
• Kelainan intra cranial
• Intoksikasi
 Sitat muntah
• Keluar cairan terus menerus: obstruksi esophagus.
• Muntah proyektif: stenosis pylorus
• Muntah hijau kekuningan: obstruksi ampula vateri
• Muntah setelah lahir dan menetap ; peningkatan TIK/ obstruksi usus
 Kompliksi muntah
•Kehilangan cairan dan elektrolit
•Ketosis - ketoasidosis- syok
•Ketegangan dinding perut atau otot perut
•Perdarahan konjungtiva
•Aspirasi
 Penatalaksanaan
•Kaji faktor penyebab muntah
•Kaji sifat muntah
•Berikan suasana nyaman
•Diet yang sesuai, jarang merangsang muntah
•Pengobatan simptomatik ; anti emetic dan pengobatan sifat muntah
•Bila ada kelainan dilakukan rujukan

4. Diaper rush

 Pengertian: ruam kulit yang terjadi karena popok


 Etiologi
• Pemakaian popok yang terlalu lama, lembab, kasar
• Kebersihan kurang terjaga
• Infeksi
 Penatalaksanaan
• Segera mengganti popok bila basah
• Penggunaan diapers tidak terlalu lama
• Jaga kebersihan dan kelembapan daerah bokong
• Kolaborasi bila ada tanda-tanda infeksi
5. Dermatitis seboroika

 Pengertian: suatu istilah yang dipakai untuk kelainan kulit di kepala


(sebroik), muka, telinga, punggung di tandai dengan skuama.
 Etiologi :
• Disfungsi kelenjar sebacea
• Pengaruh hormone sisa kehamilan
• Faktor mikrobiologis
 Gejalah : Terdapat skuama kering, basah dan kasar pada minggu
pertama menutupi saluran permukaan kepala.
PERHATIAN :
• Pada kasus berat terjadi pembesaran kelenjar getah bening, hepar,
limpa, anemi, trombositopeni.
• Tumor
 Penatalaksanaan
• Pemakaian sampo anti seboroica yang mengandung sulfur 3-5 %
• Krusta tebal dan lengket di bersikan dengan lemak
• Kortikosteroid topical : salep hidrokortison, hidrokart, kalviokor
6.Bisulan

 Pengertian: bisul / furunkel adalah suatu radang folikel rambut dan jaringan
sekitar yang Nampak berupa pembengkakan di kulit berisi nanah dan di kelilingi
oleh suatu bagian yang merah.
• Korbunkel yaitu sekumpulan bisul yang berdekatan sekali atau berkonfluensi
menjadi satu yang kemudian membentuk satu bisul yang amat besar dengan
beberapa lubang besar di permukaan
 Etiologi
• Infeksi kuman : stafilokokus aureus.
• Jammur
• Ragi
• Amuba
 Tanda dan gejalah:
• Keras
• Kemerahan , sakit, bengkak pada permukaan seperti jerawat
• Nyeri, demam, pergerakan terganggu
 Predileksi/ daerah yang terkena bisul
• Furunkel : muka, leher, punggung dan pantat
• Korbunkel : punggung, pundak da nada indikasi DM
 Penatalaksanaan

• Tutup bisul dengan kasa kering dan steril untuk mengetahui apakah
nanah dapat mengalir keluar
• Kompres dengan air hangat untuk mempercepat pengeluaran push
• Bisul tidak boleh dipencet karena dapat menyebabkan infeksi
• Jika disekitar bisul terjadi selulitis yang luas atau banyak bisul, beri
penicillin
• Bila bisul sudah matang di keluarkan nanahnya dengan jarum steril
• Bersikan nanah yang keluar dengan kapas
• Beri larutan yodium atau betadine 2 % di atas dan disekitarnya
• Tutup luka dengan kain kasa kering, usahakan push bisa keluar
• Anjurkan pada keluarga untuk memberi bubuk Kristal PK untuk
mencuci luka anak, mencegah infeksi dan timbulnya bisul baru
7. Moniliasis (oral trust)

 Pengertian: moniliasis : penyakit yang disebabkan oleh jamur yang


menyerang selaput lendir mulut .
Candida albicans merupakan jamur yang sering di temukan pada
neonatus, biasanya tidak menimbulkan diare.
 Gejalah Mukosa mulut mengelupas
•Luka- luka banyak pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih
seperti bekuan susu yang melekat bila dihilangkan akan berdarah
•Bila terjadi kronis maka akan terjadi granulasitosa atau luka benjol-
benjol. Menyerang sejak bayi – anak
 Penatalaksanaan
•Mulut bayi dibersikan dengan kapas lembab
•Pengobatan dengan secara oral dan topical atau ( miscostatin )
•Biasakan setelah di beri minum PASI diberi minum air putih untuk
membersikan mulut bayi dari sisa - sisa susu
8. Miliariasis /biang keringat

 Pengertian: suatu kondisi dimana terjadi pembendungan saluran kelenjar


keringat, akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat
 Etiologi
 Udara panas atau lembab
 Keluarnya keringat yang berlebihan
 Pencegahan
• Hygiene kulit
 Hindari pemakaian sabun keras yang banyak mengandung soda
 Hindari keringat berlebihan
 Fentilasi
 Pakaian yang menyerap keringat
Pengobatan
 Mengurangi produksi keringat, membatasi aktifitasi fisik, pakaian yang
menyerap keringat, beri bedak di daerah yang terserang
 Lotion untuk mengurangi gatal, panas
 Antibiotic bila terjadi infeksi sekunder
9. Diare
 Pengertian: kehilangan cairan /elektrolit yang berlebihan karena frekuensi
1 x lebih , BAB konsistensi cair/ encer
 Etiologi
• Faktor infeksi : bakteri , virus, jamur, parasit, protozoa
• Faktor non infekksi : alergi makanan, malabsorbsi, iritasi saluran cerna,
obat-obatan, penyakit colon, stres, obstruksi usus
 Penatalaksanaan
• Penanganan focus pada etiologi
• Therapy cairan, oral/parentera
• Pada bayi ASI dilanjutkan, bila etiologi bukan dari ASI

10. Obstipasi

Pengertian: keadaan gangguan eliminasi berupa feses kering dan keras yang

melewati usus besar karena jumlah air yang di absorbsi sangat sedikit

sehingga feses kering dan keras


11. Syndrome kematian mendadak (suddent inflant dead syndrome/said)

Pengertian: kematian mendadak yang sering terjadi pada bayi. Penyebab kematian ketiga pada masa
anak yang terjadi pada usia 1 bulan -1 tahun
Insiden
•Bayi premature, BBLR
•Kelahiran ganda
•Bayi dengan apgar skor rendah
•Bayi dengan ganggguan system saraf pusat
•Bayi dengan ganggguan pada pernapasan atau dispalsia broncobul monary
•Ibu dengan merokok, ANC kurang baik, usia muda kurang 20 tahun
•Suhu yang terlalu tinggi
Pencegahan
•pindakan bayi pada kasur yang keras, bantal/kasur air/tempat yang empuk
•cegah kepanasan pada bayi, selimut bayi jangan terlalu tebal
•hindari meroko, minum alkohol, obat-obatan selama hamil
•melakukan asuhan prenatal secara teratur
•pada pemberian minum atau dot hindari terjadinya resiko aspirasi –SIDS
 
B. ASUHAN PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI

1. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Pengertian : Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 (satu) jam setelah lahir .
Etiologi (Faktor Penyebab)
• Faktor Ibu- Hipertensi- perokok- Gizi Buruk- Riwayat terdahulu- Malnutrisi- Hidramnion-
umur ibu < 20 tahun dan >35 tahun- jarak dua kehamilan yang terdekat- infeksi dan trauma
• Faktor Janin - kehamilan ganda - kelainan kromosom - cacat bawaan - infeksi dalam
kandungan - hidramnion - ketuban pecah dini
Klasifikas:
• Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai berat badan untuk usia kehamilan
• Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
kehamilan
• Tanda Dan Gejala
• Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37
mingguBerat badan sama dengan atau kurang dari
2500 gramPanjang badan sama dengan atau
kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan
atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan
atau kurang dari 30 cm Rambut lanugo masih
banyakJaringan lemak subkutan tipis atau
kurangTulang rawan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannyaTumit mengkilap, telapak kaki
halusGenetalia belum sempurnaTonus otot lemah
sehingga bayi kurang aktif
2. ASFIKSIA

 Pengertian Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan

teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir , umumnya akan mengalami asfiksia pada

saat dilahirkan.Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara

spontan dan teratur setelah lahir.

 Etiologi (faktor penyebab)

• Faktor ibu : Pre eklampsia dan eklampsia, perdarahan abnormal ( plasenta previa dan solutio

plasenta), partus lama atau partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis,

TBC, HIV) kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan).

• Faktor Tali pusat : Lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat atau prolapsus tali pusat.

• Faktor Bayi : bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan), Persalinan dengan tindakan (sungsang,

bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps), kelainan bawaan (kongenital), air

ketuban bercampur mekonium /warna kehijau.


• DIAGNOSIS Anamnesis : gangguan /
kesulitan waktu lahir, lahir tidak
bernafas/ menangisPemeriksaan
fisikNilai Apgar.
• Kriteria penilaian skor Apgar adalah :
sebuah metode yang Apgar skor
sebagai metode sederhana untuk
secara cepat menilai kondisi kesehatan
bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
3. SINDROM GAWAT NAFAS

• Pengertian sindrom gawat nafas pada


neonatus (SGN) atau respiratory distress
syndrome, merupakan kumpulan gejala klinis
pada bayi baru lahir berupa kesulitan
bernafas, yang ditandai dengan gejala utama
takipnea (frekuensi pernafasan >60 x/menit)
sianosis sentral (lidah biru pada suhu
ruangan), retraksi dan merintih.
C. Asuhan Pada Neonatus Dengan Jejas Persalinan
Serta Penatalaksanaanya
1. Caput succsedaneum

• Pengertia : benjolan yang difus dikepala terletak pada prosentasi kepala


pada waktu bayi lahir.
• Etiologi : kelainan ini timbul akibat tekanan yang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi- kapler dan
limfe disertai pengeluaran cairan tubuh kejarngan ekstra vasa. Secara
klinis benjolan di temukan di daerah presentase lahir, pada perabaan
teraba lunak, berbatas tidak tegas, tidak berfluktuasi tetapi bersifat
edema tekan. Caput succsedaneum dapat terlihat segera setelah bayi lahir
dan akan hilang sendiri dalam waktu 2-3 hari umumnya tidak memerlukan
pengobatan khusus.
2. Cephal hematoma
• Pengertian : Cephal hematoma adalah
pendarahan yang terjadi pada lapisan di selaput
otak yang menyebabkan terperangkapnya darah
pada lapisan tersebut. Cephal hematoma
menimbulkan pembengkakan akibat darah
menumpuk di periosteum. Kondisi ini terjadi
pada bayi akibat terganggunya jalan lahir.
 Penyebab Cephal hematoma
• Kondisi utama hematoma adalah disebabkan oleh adanya
trauma pada bagian kepala. Penyebab utama dari
munculnya pembengkakan tersebut antara lain:
 Persalinan cunam
• Persalinan cunam atau ekstraksi cunam adalah cara dalam
membantu persalinan dengan alat cunam. Penarikan yang
kuat dapat memicu terjadinya cephalohematoma pada
pembuluh darah di lapisan otak bayi baru lahir.
 Persalinan Vacum
• Persalinan vacum dilakukan pada proses persalinan yang
sulit pada posisi kepala sehingga diperlukan alat vacum
untuk menarik bayi keluar.
• Gejala Cephal hematoma
• Gejala cephal hematoma menimbulkan kelainan
pada bentuk kepala bayi. Gejala mulai muncul
sekitar 6 hingga 8 jam setelah lahir dan biasanya
hilang sebelum 24 jam atau minggu berikutnya.
Gejala yang ditemukan antara lain:
• Adanya fluktuasi atau pelunakan pada daerah kepala saat
palpasi
• Adanya pembengkakan yang terbatas tidak sampai melewati
sutura
• Lokasi pembengkakan menetap dan batas yang jelas
• Kulit kepala tampak berwarna kemerahan akibat terisi darah
• Benjolan dapat membesar hingga hari ketiga
• Tatalaksana Cephal hematoma
• Tatalaksana cephal hematoma dapat
dilakukan melalui konsultasi dokter
sehingga ibu dapat mengenai tata cara
terbaik pada bayi. Sebenarnya
cephalohematoma tidak memerlukan
penanganan khusus karena kondisi ini
dapat menghilang sekitar 2 hingga 6
minggu bergantung ukuran benjolan.
Intinya ibu perlu mengetahui
perbedaan antara cepahlohematoma
dan kaput suksedaneum melalui
diagnosa dokter.
3. fraktur klafikula

• Terserting di temukan di letak kepala yang mengalami


kesukaran waktu melahirkan bahu,letak sungsang
 Gejala:
• Gerakan tangan kanan dan kiri tidak sama
• Reflek moro asimetris
• Bayi menangis pada perabaan tulang klafikula
 Pengobtan :
• Imobilisasilengan untuk mengurangi sakit dan mempercepat
pembentukan kalus
• Lengan difiksasi pada tubuh anak dalam posisi abduksi 60
derajat dan fleksi pergelangan siku 90 derajat.
• 7-10 hari rasa sakit berkurang
4. trauma pada fleksus brakialis
• Pengertian :Terjadi pada persalinan yang
mengalami kesukaran dalam melahirkan
kepala dan bahu, sungsang karena sukar
melahirkan kepala
• Gejala :
• Paralisi otot lengan bagian dalam fungsi otot
ekstremitas atas akan hilang
• Ekstremitas atas terlukai lemah, semua reflek
otot hilang, defisi sensori pada lengan
5. faktur humerus

 Pengertian : terjadi pada kelahiran sungsang dengan


tangan menyungkit keatas
 Ciri :
• berkurangnnya gerakan tangan yang sakit
• reflek moro asimetris
• devormitas dan krepitasi daerah fraktur
• menagis pada gerakan pasif
• pentalaksanaan :
• imobilisasi 2-4 minggu dengan fiksasi bidai
• proknosis penyembuhan bayi
HIPOTERMI
PENGERTIAN : Hipotermi adalah bayi dengan suhu badan
dibawah normal. Suhu normal pada bayi adalah 36,5°C – 37 °C
ETIOLOGI:
• Jaringan lemak subkutan tipis
• Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar
• Cadangan glikogen dan brown fat sedikit
• BBL tidak mempunyai respon shivering pada reaksi kedinginan
PENCEGAHAN DAN PENAGANAN HIPOTERMI
• Keringkan untuk menghilangkan panas melalui evaporasi
• Tutup kepala
• Bungkus tubuh segera
• Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini mungkin stelah
bayi lahir dapat disusukan
HIPERTERMI
 PENGERTIAN :Suhu tubuh yang tinggi dan
bukan disebabkan oleh mekanisme
pengaturan panas hipotalamus.
 ETIOLOGI
Disebabkan oleh meningkatnya produksi
panas, pengurangan kehilangan panas, atau
terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi
(sengatan panas).
GEJALA
 Gejala Hipertermi; Suhu badan tinggi, terasa kehausan, mulut kering-
kering, kedingan, lemas, anoreksia (tidak selera makan), nadi cepat, dan
pernafasan tidak teratur.

 TINDAKAN ATAU PENGOBATAN


1. Letakkan bayi diruangan dengan suhu lingkungan normal
2.Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila perlu
. Periksa suhu axila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
4. Bila suhu sangat tinggi (39°C), bayi dikompres atau dimandikan selama
10-15 menit dalam air yang suhunya 4°C lebih rendah dari suhu bayi.
5. Turunkan suhu alat penghangat, bila bayi dalam inkubator, buka
inkubator sampai suhu dalam batas normal
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak dapat menyusui,
beri ASI peras dengan salah satu alternatif cara pemberian minum.
HIPOGLIKEMI
 PENGERTIAN : Suatu keadaan dimana kadar gula
darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar
gula darah antara 70-110 mg/dL.
 PENYEBAB
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi
3. Kelainan pada kelenjar hipofisia atau kelenjar
adrenal
PENATALAKSANAAN
Prosedur penatalaksanaan bayi dengan hipoglikemia
adalah sebagai berikut; berikan bayi air gula 30cc
setiap kali pemberian dan observasi keadaanya,
pertahankan suhu tubuh dengan membungkus bayi
dengan kain hangat , jauhkan dari hal-hal yang
dapat menyerap panas bayi, segera berikan ASI,
lakukan observasi TTV,warna kulit, reflek dan gejala
hipoglikemi. Bila dalam 24 jam tidak ada perubahan,
rujuk bayi ke rumah sakit.
TETANUS NEONATRUM
 DEFENISI
Suatu penyakit toksemik akut dan fatal yang disebabkan oleh
“Clostridium tetani” dengan tanda spasme tanpa gangguan kesadaran.
 GEJALA
• Rahang dan otot wajah bayi mengencang pada hari ke 2-3 pasca
kelahiran.
• Mulut bayi terasa kaku seakan terkunci dan bayi tidak bisa menyusui.
• Spasme atau kaku otot tubuh menyeluruh yang menyebabkan tubuh
bayi menegang atau tampak melengkung ke belakang
 PENCEGAHAN DINI DARI TETANUS NEONATORUM
• Pencegahan yang umum dilakukan adalah pemberian vaksinasi TT bagi
para ibu hamil, yang berguna sebagai proteksi tubuh dari penyakit
tetanus.
Lahir Dari Ibu Yang Menderita HIV dan AIDS

• Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu


gejala penyakit yang menunjukkan kelemahan atau
kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit
infeksi tertentu / keganasan tertentu yang timbul
sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh
(kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV.
Sedang Human Imuno Deficiency Virus merupakan
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia yang kemudian mengakibatkan AIDS.
• ETIOLOGI
• Resiko HIV utama pada anak-anak
yaitu:
• Air susu ibu yang merupakan
sarana transmisi
• Pasangan sexual dari ibunya yang
memakai obat intravena
• Daerah asal ibunya yang tingkat
infeksi HIV nya tinggi 
Penatalaksanaan umum

Bayi yang dilahirkan ibu dengan HIV positif maka :

1.        Hormati kerahasiaan ibu dan keluarganya, dan lakukan konseling pada keluarga;

2.        Rawat bayi seperti bayi yang lain, dan perhatian khususnya pada pencegahan infeksi;

3.        Bayi tetap diberi imunisasi rutin, kecuali terdapat tanda klinis defisiensi imun yang berat,

jangan diberi vaksin hidup (BCG, OPV, Campak, MMR);

4.        Pada waktu pulang, periksa DL, hitung Lymphosit T, serologi anti HIV, PCR DNA/RNA  HIV

5.  Beri dukungan mental pada orang tuanya

6.  Anjurkan suaminya memakai kondom, untuk pencegahan        penularan infeksi.

Tatalaksana bayi dari ibu HIV positif pada saat persalinan :

1.      Dengan menerapkan universal precaution/ terhidar dari alat yang sudah terinfeksi

2.      Bila obat antiretroviral tersedia dapat diberikan kepada bayi

3.      Obat yang dianjurkan untuk mengurangi transmisi vertikal pada neonatus adalah Zidovudine

selama 6 minggu atau nevirapine sebanyak 1 kali pemberian.


INFEKSI UMBILIKAL (OMFALITIS)

 DEFINISI
Omfalitis merupakan     Infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit
di sekitar tali pusat ditandai dengan tali pusat merah, bengkak,
dan mengeluarkan nanah atau berbau busuk.
 MACAM INFEKSI
1. Bila tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah atau berbau busuk
tapi kemerahan dan bengakak terbatas pada saerah kurang dari
1 cm di sekitar pangkal tali pusat maka disebut sebagai infeksi
tali pusat lokal atau terbatas
2.   Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi
area 1 cm atau kulit di sekitar tali pusat bayi mengeras dan
memerah serta bayi mengalami pembengakan perut, disebut
sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas
 
D. Asuhan Pada Neonatus Dengan Kelainan Bawaan Serta Penatalaksanaanya

1. OBSTUKSI BILIALIS

 Pengertian : suatu kelainan bawaan dimana terjadi penyumbatan pada


saluran empedu sehingga cairan empedu tidak dapat mengalir
kedalam usus untuk di keluarkan dalam feses.
 Penyebab : tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak
dapat mengalir dalam usus untuk dikeluarkan dalam feses
 Tanda dan gejala:
• Icterus pada umur 2-3 minggu
• Peningkatan bilirubin dicet dalam serum
• Bilirubinuria
• Feses berwarna seperti dempul ( pucat)
• Penatalaksanaanya :
• Medis : untuk mengeluarkan sumbatan
dapat dengan tindakan endoskopi baik
melalui papilla vater atau dengan
laparaskopi.
• Kebidanan: berikan penatalaksanaan seperti
bayi normal lainnya, seperti nutrisi adekuat,
pencegahan hipotermi, pencegahan infeksi
dan lain-lain.
2. Omfalokel
• Pengertian: herniasi isi perut kedasar umbilicus
yang di tutupi lapisan transparan yang terdiri dari
selaput amnion dan peritoneum.
• Penyebab : kegagalan alat dalam untuk kembali
rongga abdomen pada waktu janin berumur 10
minggu sehingga dapat menyebabkan timbulnya
omfalokel
• Penanganannya : secara operatif dengan menutup
lubang pada pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak
mengijinkan, isi perut yang keluar di bungkus steril
dulu setelah itu baru dioperasi.
3. Hernia Diafragmatika

 Pengertian : penonjolan organ perut kedalam rongga dada suatu lubang pada
diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga
perut.
 Penyebab : pada neonatus hernia di sebabkan oleh gangguan pembentukan
diafragma
 Klasifikasi :
• Hernia diafragma kongenital
• Hernia akuisita( hernia hiatal)
• Hernia diafragmatik tramatika
 Penganganan :
• Medis : untuk mencegah tekanan lebih jauh pada jantung dan paru-paru dengan
posisi kepala dan dada di atur lebih tinggi dari pada abdomen, posisi sisi yang
terkena di atur di bagian bawah, selang nasogastric terbuka keudara,atau
pengisapan rendah dilakukan secara intermiten.
• Kebidanan : anak ditidurkan dalam posisi duduk dan di pasang pipa nasogastric
yang dengan teratur dihisap.
4. Atresia Duodeni
• Pengertian : tidak terbentuknya duodenum
( bagian terkecil dari usus halus) sehingga
tidak dapat dilalui makanan yang akan ke usus.
• Penyebab : kelainan bawaan yang
penyebabnya belum di ketahui secara jelas.
Namun kerusakan pada duodenum terjadi
karna suplei darah yang rendah pada masa
kehamilan sehingga duodenum mengalami
penyempitan.
 Tanda dan gejala :
• Perutnya menggelembung
• Muntah pertama sangat banyak, barwarna
kehijauan
• Muntah berikutnya ketika tidak mendapatkan
makanan selama bebrapa waktu
• Tidak kencing setelah di susui
• Tidak ada gerakan usus setelah pengeluaran
meconium
 Penatalaksanaan : pembedahan suatu duodena
–duodenostomi mengurangi penyempitan
obstruksi dan sisa usus di periksa karna sering
kali di temukan obtruksi lanjut.
5. Atresia Esophagus

 Pengertian : esophagus yang tidak terbentuk secara sempurna.


 Gejala :
• Kasus polihidramniom ibu
• Kateter yang digunakan untuk resusitasi pada waktu lahir tidak
bisa di masukan kedalam lambung
• Bayi mengeluarkan sekresi mulut yang berlebihan
• Tersendak,sianosis atau batuk pada waktu berupaya menelan
makanan
 Penatalaksanaan : penderita seharusnya di tengkurapkan untuk
mengurangi kemungkinan isi lambung masuk ke paru-paru.
Kantong esophagus harus secara teratur di kosongkan dengan
pompa untuk mencegah aspirasi secret.
6. Hidro Sefalus
 Pengertian : penimbunan cairan sereprospinal
yang berlebihan di dalam otak
 Tanda dan gejala awal :
• Kepala membesar
• Ubun-ubun menenjol dengan atau tanpa
pembersan kepala
• Sutura terpisah
 Tanda dan gejala lanjutan :
• Rewel, tidak dapat menahan emosi
• Penurunan fungsi mental
• Gangguan perkembangan
• Penurunan pergerakan
• Gerakan menjadi lambat atau terhambat
• Tidak mau makan atau menyusu
• Lemas atau tidur trus
 Penatalaksanaan : pembedaan adalah pengobatan
pertama pada hidro sefalus. jika memungkinkan, sumber
penyumbatan di angkat. Jika tidak memungkinkan, maka
di buat suatu shunt sehingga cairan sereprospinal tidak
perlu melewati daerah yang tersumbat.
7. Ensefalokel
 Pengertian :Encephalocele atau ensefalokel adalah kelainan atau
cacat lahir bawaan ketika tengkorak bayi tidak berkembang
dengan sempurna atau tabung sabar tidak menutup sepenuhnya
selama kehamilan
 Etiologi
 Kegagalan penutupan tabung syaraf selama perkembangan janin
 Kegagalan tabung syaraf ini disebabkan oleh gangguan
pembentukan tulang kranium saat dalam uterus seperti
kurangnya asupan asam folat selama kehamilan
 obat-obatan yang mengandung bahan yang terotegenik
 Gejalah
• Mengalami kelainan sistem saraf (masalah neurologis)
• Mengalami penumpukan cairan serebrospinal di otak (hidrosefalus)
• Mengalami kelumpuhan anggota gerak
• Mengalami ukuran lingkar kepala kecil yang tidak normal (mikrosefalus)
• Mengalami gerakan otot yang tidak terkoordinasi (ataksia)
• Mengalami keterlambatan dalam perkembangan
• Mengalami gangguan penglihatan
• Mengalami masalah atau kesulitan bernapas bila ensefalokel ada di bagian hidung
• Mengalami kesulitan saat menelan
• Rasa sakit di sekitar jendolan encephalocele
• Bayi kejang
• Bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangan mental
 Penatalaksanaan
• Pengobatan encephalocele biasanya dilakukan dengan
operasi atau pembedahan. Operasi encephalocele bertujuan
untuk memperbaiki bagian otak yang menonjol di luar
tengkorak agar bisa kembali ke tempatnya kemudian
menutup lubang pada tengkorak.
• Proses operasi dilakukan oleh seorang ahli bedah saraf di
beberapa bulan pertama setelah bayi lahir. Bila kulit yang
menutupi encephalocele bayi membantu melindungi
tengkorak, dokter mungkin menyarankan pembedahan
ditunda beberapa bulan lagi.
8. Labioskizis dan labiopalatoskizis
 Pengertian : kelainan kotak palatine (bagian depan serta samping muka
serta langit-langit mulut) tidak menutup dengan sempurna. Labioskizis
dan labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut berupa celah
atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa
perkembangan embrional di mana bibir atas bagian kanan dan bagian kiri
tidak tumbuh bersatu.
 Etiologi :
• Faktor Genetik
• Kurang Nutrisi
• Radiasi
• terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
• Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
• Pengaruh obat teratogenik
• Multifaktoral dan mutasi genetic.
• Diplasia ektodermal
 Tanda dan Gejala
• Terjadi pemisahan langit-langit
• Terjadi pemisahan bibir
• Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
• Infeksi telinga berulang, berat badan tidak bertambah
• Pada bayi tidak terjadi regurgitas nasal ketika menyusui yaitu
keluarnya air susu dari hidung
 Klasifikasi berdasarkan organ yang terlibat
 Celah di bibir ( labioskizis )
 Celah di gusi ( gnatoskizis )
 Celah di langit ( palatoskizis )
 Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya terjadi di
bibir dan langit langit (labiopalatoskizis)
 Penatalaksanaan
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini
dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat,
dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik untuk
melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)
yaitu, Berat badan bayi minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal
10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/u
9. Pengertian Spina Bifida

 Pengertian : kelainan bawaan yang terjadi apabila tulang belakang


dan saraf tulang belakang tidak terbentuk secara sempurna.
Spina bifida merupakan bagian dari kelompok penyakit yang
disebut defek tuba neural.
 Etiologi
• Mengalami kekurangan asam folat. Asam folat adalah vitamin yang
sangat penting untuk perkembangan janin.
• Memiliki riwayat keluarga dengan spina bifida.
• Memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan anti-kejang, seperti 
asam valproat.
• Menderita diabetes atau obesitas.
• Mengalami hipertermia pada minggu-minggu awal kehamilan.
 Gejala Spina Bifida

• Gejala spina bifida berbeda-beda, tergantung jenisnya. Spina bifida


occulta jarang menimbulkan gejala karena tidak melibatkan saraf tulang
belakang. Tanda dari spina bifida occulta adalah terlihat sejumput
rambut di punggung bayi baru lahir, atau ada lekukan (lesung) kecil di
punggung bawah bayi baru lahir
• selain adanya kantung di punggung bayi, penderita mielomeningokel yang
baru lahir juga dapat mengalami sejumlah gejala di bawah ini:
• Tidak dapat menggerakkan tungkainya sama sekali.
• Bentuk kaki, pinggul, atau tulang belakangnya tidak normal.

• Mengalami kejang.

• Mengalami gangguan berkemih.


 Penanganan Spina Bifida
• Spina bifida membutuhkan penanganan yang berbeda-beda,
tergantung pada jenis yang dialami, tingkat keparahan
gejala, serta kondisi pasien.
• Operasi adalah pilihan utama dalam menangani kondisi spina
bifida. Tindakan operasi umumnya dilakukan segera setelah
bayi lahir, dalam waktu 1-2 hari. Tujuannya untuk menutup
celah yang terbentuk sekaligus menangani hidrosefalus.
• Setelah operasi, pengidap spina bifida biasanya menjalani
beberapa perawatan lanjutan, yang meliputi:
• Terapi untuk membantu pasien dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya terapi okupasi atau terapi fisik (fisioterapi).
• Penggunaan alat bantu jalan atau untuk mendukung postur.
• Penanganan untuk gangguan saluran kemih
10.Hipospadia

 Pengertian : suatu kelainan yang menyebabkan letak lubang


kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal.
Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir.Pada
kondisi normal, uretra terletak tepat di ujung penis. Akan
tetapi, pada bayi dengan hipospadia, uretra berada di
bagian bawah penis.
 gejala seperti di bawah ini:
• Percikan urine tidak normal saat buang air kecil
• Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis
• Bentuk penis melengkung ke bawah
 faktor penyebab
• Menderita obesitas dan diabetes saat hamil
• Menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan
• Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil
• Selain karena faktor di atas, memiliki keluarga yang pernah
mengalami hipospadia dan kemungkinan anak terlahir secara
prematur, juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami
hipospadia.
 Penanganan Hipospadia
• Jika posisi lubang kencing sangat dekat dari posisi yang seharusnya,
dan bentuk penis tidak melengkung, penanganan mungkin tidak
diperlukan. Namun, bila letak lubang kencing jauh dari posisi
normalnya, operasi perlu dilakukan. Idealnya, operasi dilakukan
ketika bayi berusia 6 sampai 12 bulan.
• Operasi bertujuan untuk menempatkan lubang kencing ke posisi yang
seharusnya, dan untuk memperbaiki kelengkungan penis. Operasi
dapat dilakukan lebih dari sekali, tergantung pada tingkat
11.Epispadia
 Epispadia adalah suatu kelainan bawaan dimana
lubang saluran kemih terdapat di bagian punggung
atau sisi atas penis. Lubang saluran kemih tidak
berbentuk tabung, tetapi terbuka sehingga
membentuk saluran yang tidak sempurna.
 Gejalah
kondisi pada laki-laki adalah penis pendek dan lebar
dengan lengkungan yang tidak normal. Uretra paling
sering terbuka di bagian atas atau samping penis,
bukan di ujung. Uretra terbuka di sepanjang penis
juga mungkin terjadi
 Faktor penyebab
• Epispadia terjadi karena pembentukan
organ genital yang tidak sempurna ketika
memasuki minggu ke-5 kehamilan.
Seringkali sulit atau tidak mungkin
mengetahui apa yang menyebabkan
janin tidak berkembang dengan benar
selama hari-hari perkembangan
tertentu.
• Walaupun epispadia disebabkan karena
kelainan pada proses pembentukan
organ, kondisi ini jarang ditemukan pada
dua orang dalam keluarga yang sama.
 pengobatan epispadia
• Pada kasus epispadia dan hipospadia, dokter akan melakukan
tindakan berupa operasi rekonstruksi. Operasi tersebut dilakukan
untuk mengembalikan bentuk penis seperti pada umumnya. Operasi
dilakukan juga agar penis dapat tumbuh dengan normal.
• Terdapat berbagai metode operasi rekonstruksi mulai dari yang
satu tahap hingga dua tahap. Tindakan operasi ini dianjurkan pada
anak usia prasekolah agar tidak mengganggu kegiatan belajar pada
saat operasi. Berikut ulasannya:
• Tahap 1: Operasi ini dapat dilakukan saat bayi Anda berusia 48 jam.
Kandung kemih dimasukkan ke dalam tubuh dan perut ditutup. 
• Tahap 2: Operasi ini dapat dilakukan pada usia 6 bulan. Tindakan ini
termasuk memperbaiki epispadia dan masalah genital lainnya. 
• Tahap 3: Tindakan ini dilakukan sekitar usia 4 hingga 5 tahun. Ini
ketika kandung kemih sudah cukup besar. Umur ini juga waktu di
mana anak-anak siap untuk tetap kering. Operasi terakhir ini
dilakukan untuk membangun kembali saluran kemih, termasuk
kandung kemih dan tabungnya
PERTANYAAN

1. Penyebab bercak mongol dan apakah itu barbahaya bagi bayi atau tidak
( jety amaral )
Jawaban :
• Penyebab Bercak Mongol
• Bercak mongol terjadi saat melanosit, yaitu sel penghasil melanin yang
memberi warna kulit, terperangkap di dalam lapisan kulit bagian dalam
(dermis) saat janin berkembang dalam kandungan. Kondisi ini menyebabkan
sel tersebut tidak dapat mencapai lapisan kulit bagian luar (epidermis),
sehingga menimbulkan bercak di bawah kulit.
• Bercak mongol tidak berbahaya kerna :
• Bercak Mongol bukan merupakan tanda sebuah penyakit atau kelainan. Oleh
karena itu, tidak perlu diobati.
• Umumnya, bercak Mongol akan hilang dengan sendirinya saat anak beranjak
remaja. Jika bercak mengalami perubahan warna, bentuk, atau tekstur.
segera konsultasikan dengan dokter
2. Bagaimana penaganan diaera pada bayi yang terjadi
karna faktor non infeksi ( siska meol )
• jawaban
1. Berikan obat zinc 10 hari berturut-turut untuk
mengurangi keparahan diare pada anak dan mencegah
kekambuhan setelah beberapa lama
2. Berikan antibiotic selektif untuk juga mengurangi
keparahan diare pada anak
3. Berikan makanan atau minum berkuah atau jus segar
sebagai upaya untuk mengembalikan cairan yang hilang
4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering agar tidak
membebani kerja organ pencernaan
3. Sebutkan kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa ( mesri ama)
Jawaban :
• Hepatitis
Hepatitis adalah suatu keadaan ketika hati mengalami inflamasi sehingga menyebabkan
hipoglikemia. Hepatitis menyebabkan gangguan pada hati, sehingga fungsinya untuk memproduksi
dan melepas glukosa untuk tubuh terganggu. Akhirnya, kondisi tersebut menyebabkan
menurunnya kadar gula darah dan berakhir pada hipoglikemia.
• Ginjal Bermasalah
Seseorang dengan ginjal yang bermasalah dapat menyebabkan hipoglikemia. Ginjal berfungsi
untuk membantu tubuh untuk memproses obat dan membuang zat-zat yang tidak bermanfaat
untuk tubuh. Ketika ginjal bermasalah, obat-obatan menjadi bertumpuk dalam aliran darah.
Penumpukan tersebut dapat menurunkan kadar gula darah, sehingga seseorang mengalami
hipoglikemia.
• Tumor Pankreas
Tumor pankreas juga salah satu hal yang dapat menyebabkan hipoglikemia. Tumor langka ini dapat
membuat pankreas mengalami kelainan, sehingga memproduksi terlalu banyak insulin. Karena
kadar insulin yang terlalu tinggi, kadar gula darah akan menurun dan hipoglikemia pun muncul.
4. Mengapa bayi yang di lahirkan dari ibu HIV positif tidak di
berikan vaksin BCG,MMR
Jawaban:
Bayi yang dilahirkan ibu dengan HIV positif maka :
Bayi tetap diberi imunisasi rutin, kecuali terdapat
tanda klinis defisiensi imun yang berat, jangan diberi
vaksin hidup (BCG, OPV, Campak, MMR)
Gejala klinis imun yang berat seperti:
• Mata merah
• Infeksi sinus
• Pilek
• Diare
• Pneumonia
• Infeksi jamur
5. Faktor fese menjadi kering dan keras dan penagananya (selibertha moni )
Jawaban :
• Penyakit pada usus atau rektum, seperti penyumbatan usus, kanker usus besar,
fisura ani, dan kanker rektum.
• Gangguan saraf, yang biasanya terjadi pada pengidap penyakit Parkinson, cedera
saraf tulang belakang, stroke, dan multiple sclerosis.
• Gangguan pada otot penggerak usus, seperti pada dyssynergia.
• Gangguan hormon, yang bisa disebabkan oleh diabetes, hiperparatiroidisme,
kehamilan, atau hipotiroidisme.
Pencegahan Konstipasi
• Membiasakan diri untuk ke toilet pada waktu yang sama setiap hari
• Perbanyak makan makanan berserat tinggi, termasuk kacang-kacangan, sayuran,
buah-buahan, sereal, dan dedak.
• Minum banyak air putih.
• Cobalah untuk berolahraga secara teratur.
• Coba atasi stres.
• Jangan menahan keinginan untuk buang air besar.
6. Apa faktor penyebab hidro sefalus ( decin )
Jawab :
• Aliran cairan otak yang tersumbat.
• Produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding
penyerapannya.
• Penyakit atau cedera pada otak, yang
memengaruhi penyerapan cairan otak.
7. Tindakan apa yang dilakukan untuk menangani
BBLR (delia)
Jawaban :
• Hampir seluruh bayi BBLR memerlukan perawatan
di rumah sakit setelah lahir. Penanganan dapat
dilakukan sesuai dengan usia kehamilan, kondisi
kesehatan, serta respons bayi terhadap
pengobatan atau prosedur tertentu.
• Untuk bayi BBLR, dokter sangat menganjurkan
pemberian ASI, karena dapat mendukung
pertumbuhan dan kenaikan berat badan. Jika
ibunya tidak bisa memberikan ASI, bayi dapat
diberikan ASI dari donor.

Anda mungkin juga menyukai