Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Nanda Maharani Putri

Nim : 5160211122

m.k : Kepemimpinan (B)

Tugas 1

Soal 1.

Pengambilan keputusan yang dilakukan pemimpin memiliki peluang persepsi positif


atau negatif, sehingga memungkinkan terjadi bias.

a. Berikan gambar tahap-tahap pengambilan keputusan secara umum sertakan


penjelasannya.

Jawab : pendapat G.R Terry, Peter F Drucker dll. Dari semua pendapat para ahli tentang proses
pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa tahapan setiap proses pengambilan keputusan
senantiasa terdiri dari:

1. Identifikasi Masalah Inti/


Utama

2. Pengumpulan Data Dan


Analisis

3. Penentuan Alternatif
Keputusan

4. Pemilihan Alternatif "Terbaik"

5. Pelaksanaan Keputusan

6. Pemantauan Dan Evaluasi


Pelaksanaan Keputusan
Penjelasannya :

1. tahap pertama adalah Identifikasi masalah inti/ utama. Untuk apat mengidentifikasi
masalah inti atau utama, perlu dipahami lebih dulu apa yang dimaksud dengan masalah.
Beberapa ahli mendefinisikan masalah sebagai pertanyaan yang harus dijawab. Ada pula
yang mendefinisikan masalah sebagai sebuah kesenjangan antara harapan dan kenyataan
yang harus diatasi. Juga ada yang mengartikan masalah sebagai penyimpangan dari
kondisi normal.
Apapun definisi masalah yang digunakan, bagaimanapun Identifikasi masalah tetaplah
merupakan tahapan yang kritis. Sekali terjadi kesalahan dalam penentuan masalah, maka
keputusan yang dihasilkan tidak akan pernah dapat memperbaiki keadaan. Ibarat dokter
memberikan obat berdasarkan diagnosis penyakit yang salah. Akibatnya, pasien tidak akan
sembuh dengan obat tersebut.
Identifikasi masalah yang diurakan di atas adalah agar identifikasi dilakukan tidak hanya
menyangkut identifikasi masalah baik hasil, sebab maupun faktor-faktornya, tetapi juga
meliputi identifikasi kondisi masalah untuk mengetahui kondisi sekarang dan kondisi yang
diharap., identifikasi indikasi-indikasi yang berkaitan dengan masalah, dan dapat
membedakan antara masalah yang sebenarnya dengan indikasi-indikasinya.
Jadi, dapatlah dikatakan bahwa pada tahap identifikasi, terdapat tiga langkah yang harus
dilakukan yaitu 1) langkah orientasi masalah atau langkah menyadari adanya masalah. 2)
langkah preferensi, yakni langkah mengumpulkan data dan informasi, dan 3) langkah
definisi, yaitu mengklasifikasi, identifikasi dan merumuskan masalah.
2. Tahap kedua adalah tahap pengumpulan data dan analisis. Pengumulan data dan analisis
pada tahap dua ini berbeda dengan pengumpulan data pada tahap identifikasi masalah.
Perbedaannya ada pada tujuan. Tujuan pengumpulan data pada tahap dua ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan alternatif solusi yang bisa dilakukan,
berikut analisis alternatif terkait konsekuensi-yang timbul dari setiap alternatif.
3. Tahap ketiga yaitu tahap penentuan alternatif keputusan berikut konsekuensi-konsekuensi
positif/ negatif setiap alternatif. Sama halnya dengan tahap identifikasi masalah, tahap
penentuan alternatif keputusan juga memerlukan data dan informasi. Semakin lengkap data
relevan yang tersedia, semakin baik alternatif-alternatif keputusan yang dapat dipilih.
Brdasarkan data yang diperoleh, dicoba dicari berbagai alternatif keputusan.
Dalam tahap penentuan alternatif, terdapat setidaknya ada dua langkah yang harus
dilakukan untuk mendapatkan alternatif-alternatif keputusan yang efektif. Pertama,
langkah pemetaan alternatif yang dilakukan untuk mendapatkan berbagai kemungkinan
alternatif keputusan Kedua langkah penilaian alternatif dimana setiap alternatif dinilai plus
minusnya.
4. Tahap Keempat adalah tahap pemilihan alternatif "terbaik". Dalam menentukan satu
alternatif terbaik, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain: (i) tingkat resiko
(ii) tenaga dan pikiran yang dibutuhkan (iii) jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang
dibutuhkan, (iv) waktu. Bila dua alternatif memiliki kualitas yang sama, maka dipilih
alternatif yang memiliki jangkauan waktu yang lebih luas. (v)apek ekonomi. Artinya
memilih alternatif yang memiliki dampak ekonomi yang paling menguntungkan. (vi)
Dapat dilaksanakan. Pemecahan masalah harus bersifat praktis, tidak terlalu spekulatif
namun juga tidak takut berinovasi.
5. Selanjutnya tahap kelima yaitu pelaksanaan keputusan. Pertama-tama perlu dibedakan
lebih dulu antara istilah-istilahmembuat keputusan, mengambil keputusan, dan
mengeluarkan keputusan. Membuat keputusan merupakan proses dari awal sampai akhir
untuk mencapai sebuah hasil yang baik yaitu pemecahan masalah.
Mengambil keputusan merupakan salah satu tahap dalam proses pengambilan keputusan
yakni memilih alternatif terbaik. Mengeluarkan keputusan merupakan langkah yang
komplit diantara langkah-langkah manajemen yang terdiri dari perencanaan, hingga
pengawasan dan penilaian. Kelayakan sebuah keputusan terletak pada pelaksanaannya.
Oleh karena itu, keputuan yang dikeluarkan harus terdiri dari beberapa unsur yaitu surat
keputusan, orang yang menerima/ melaksanakan keputusan, perencanaan, distribusi
tanggung jawab dan wewenang, skedul waktu dan anggaran belanja.
6. Tahap keenam atau tahap terakhir adalah pemantauan dan evaluasi pelaksanaan keputusan.
Proses supervisi dan evaluasi diperlukan untuk memastikan bahwa fase pelaksanaan
keputusan tetap terjaga dan penuh vitalitas. Sekaligus sebagai upaya untuk mengantisipasi
adanya perubahan situasi atau hal-hal yang terjadi dan diluar perkiraan.
Bagaimana tahapan tersebut dilalui, dalam banyak hal, akan sangat menentukan kualitas
keputusan yang diambil. Soal kecepatan proses tahapan itu dilalui adalah soal lain. Makin
sering orang terlibat dalam pengambilan keputusan, makin rutin masalah yang dihadapi
untuk diputuskan, makin cepat tahapan itu dilalui dengan hasil keputusan yang tetap
berkualitas.

b. Hidden trap pengambilan keputusan memiliki pengaruh terhadap keputusan yang


dibuat pimpinan. Sebut serta jelaskan apa sajakah hidden trap tersebut, dan
bagaimana pengaruhnya pada hasil sebuah keputusan.

Jawab :
bermacam-macam bentuk jebakan antara lain:
a) Anchoring TrapThe
b) Status-Quo
c) TrapThe Sunk-Cost
d) TrapThe Confirming-Evidence
e) TrapThe Framing
f) Trap Estimating and Forecasting Traps

a. Anchoring TrapUji coba secara sederhana menggambarkan secara umum dan fenomena
mental yang rusak/jahat yang disebut dengan anchoring. Ketika mempertimbangkan suatu
keputusan, pikiran kita memberi bobot yang tidak seimbang untuk informasi awal yang
kita terima. Anchor mengambil beberapa samaran Anchor dapat sederhana dan kelihatan
tidak merusak komentar yang ditawarkan. Berpengaruh secara luas dan tidak seorangpun
yang dapat menghindari pengaruh ini.
Manajer dapat mengurangi dampaknya dengan beberapa tehnik antara lain:Selalu
memandang masalah dari perspektif yang berbeda. Berpikiran terbuka. Selalu berhati-hati
untuk menghindari anchor dari pihak lain .Berhati-hati dalam bernegosiasi.
b. The Status-Quo TrapKita mungkin percaya bahwa membuat keputusan harus secara
rasional dan objective. Kenyataannya kadang-kadang kita terbawa oleh bias yang akan
mempengaruhi pilihan yang kita buat Sumber jebakan status-quo terletak didalam hati kita,
keinginan kita untuk melindungi ego kita dari gangguan.
Mengatasi status-quo berarti mengambil aksi dan ketika kita mengambil aksi kita
mengambil tanggung jawab dan membuka diri kita untuk suatu kritik dan penyesalan.
What can you do about it? Selalu ingat untuk tujuan diri sendiri dan menguji bagaimana
orang lain akan menjalankan status-quo.Tidak pernah berpikir bahwa status-quo hanya
sebagai suatu alternatif(ku) saja.
Menanyakan pada diri sendiri apakah saya akan memilih status-quo jika kenyataannya
tidan berstatus-quo.Menghindari usaha yang berlebihan atau cost yang meliputi pergantian
dari status-quo.Ingat bahwa status-quo akan berubah dalam waktu yang lama.Berjalan
dengan status-quo karena kita mengambil alternatif yang terbaik, jika kita mempunyai
beberapa alternatif yang lebih mengenai status-quo ini.
c. The Sunk-Cost TrapYaitu membuat keputusan dengan cara disesuaikan dengan pilihan
yang lalu, ketika pilihan yang lalu tidak kelihatan valid.Sunk-cost ini secara rasional tidak
relevan dengan keputusan sekarang, hal ini mengarahkan kita untuk membuat keputusan
yang tidak sesuai.
Melihat keluar dan mendengarkan secara hati-hati cara pandang orang-orang yang tidak
terlibat dengan keputusan awal. Dengan demikian kita tahu pengaruh dari bias sunk-cost
pada keputusan dan rekomendasi yang dibuat oleh bawahan. Menguji bagaimana cara
mengakui kesalahan awal yang menyusahkan kita.Jangan mengolah budaya ketakutan dan
kegagalan yang menjadi contoh pegawai untuk mengabadikan kesalahan.
d. The Confirming-Evidence Trap. Merupakan salah satu bentuk bias yang berdampak pada
tempat kita mengumpulkan bukti dan bagaimana cara kita menginterpretasikan bukti yang
kita terima.Hal ini menuntun kita untuk mendukung informasi dan memperkecil konflik
informasi. selalu memeriksa untuk melihat lokasi dimana kita menguji semua bukti dengan
kekerasan yang seimbang. Memilih seseorang yang baik untuk berperan sebagai devil
advocated, untuk menentang keputusan yang anda renungkan. Jujur pada diri sendiri
tentang alasan andaMelihat nasihat orang lain ,jangan menanyakan sesuatu yang
mengundang pembuktian.
e. The Framing Tra. Membuat keputusan dengan berdasar pada batasan pertanyaan terhadap
suatu masalah.Ini sangat berbahaya karena batasan masalah dapat berpengaruh besar
terhadap pilihan yang dibuat. The Framing Trap dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk:
Frames sebagai gain & losesFraming dengan sudut pandang referensi
Mencoba menempatkan masalah adalah netral, tidak dengan jalan yang berlebih-lebihan
yang mengkombinasikan gain & loses. Berpikir keras melalui proses pembuatan keputusan
tentang suatu batasan masalah tertentu. Menguji cara orang lain membatasi masalah ketika
ada rekomendasi keputusan yang lain.

f. Trap Estimating and Forecasting Traps. Suatu jebakan ketika kita membuat perkiraan atau
peramalan. Terdapat tiga jebakan yang tidak tertentu yang berpengaruh pada cara kita
membuat keputusan: The Overconfidence Trap, The Prudence Trap, The Recallability
Trap.
Kita terlalu yakin terhadap suatu akurasi. Hal ini dapat mendorong untuk suatu kesalahan
dalam membuat judgement dan pengambilan keputusan yang buruk.Merupakan jebakan
untuk peramalan dalam bentuk kebijaksanaan. Ketika taruhan keptsan tinggi maka kita
cenderung untuk menyesuaikan dengan perkiraan atau peramalan yang paling
aman.Jebakan ketika kita membuat perkiraan atau peramalan karena kita terlalu tidak
percaya atau terlalu bijaksana.Karena kita sering mendasarkan pada prediksi kita tentang
kejadia-2 masa lalu dan kita dapat dipengaruhi oleh kejadian yg dramatik.
Mengambil suatu pendekatan yang disiplin untuk membuat peramalan dan kemungkinan
judgementMengurangi pengaruh overconfidence dalam membuat suatu estimasi.Selalu
mengawali dengan mempertimbangkan secara ekstrim, kelemahan dan kelebihan dari jarak
nilai yang memungkinkan.

Soal 2.

Perhatikan gambar berikut dan berikan penjelasan gambar tersebut.

Penjelaasan :
1. Waktu , dari sesuatu yang di putuskan maka diperlukan mengambil keputusan yang tepat
dalam waktu yang tepat. Menurut sifatnya keputusan dapat dikategorikan diantaranya :
a. Keputusan mendesak, keputusan yang diambil memerlukan waktu sesegera mungkin,
apabila tidak segera di putusankan maka akan berakibat timbul masalah lain.
Contohnya : ada karyawan sekantor tiba-tiba pingsan, apa yang perlu dilakukan?
Apakah langsung dibawa ke rumah sakit? atau di kroscek penyebabnya pingsan
kenapa?
Jika salah penanganan akibatnya akan fatal, tetapi jika tepat penanganan maka akan
segera selesai masalahnya, maka perlu keputusan mendesak.
Penyebab pingsan bisa karena kondisinya stress, atau kondisi badan kurang sehat oleh
karena itu perlu keputusan yang tepat dalam waktu yang tepat supaya nyawa korban
bisa di selamatkan.
b. Keputusan mutlak, keputusan yang bisa atau tidak bisa harus di putuskan akan tetapi
dalam hal waktu bisa di rencanakan (tidak terikat waktu).
Contohnya: memuutuskan dalam menilai hasil kinerja karyawan, hal tersebut mutlak
untuk diputuskan karena menyakut karir karyawan yang akan dinilai.
Jika tidak diputuskan maka karir karyawan tersebut akan berhenti, jika dinilai maka
ada dua kemungkinan lanjut atau berhenti. Keputusan secara lisan sebagi contoh
memutuskan pemenang dalam suatu pertandingan, dengan mengumpulakan data yang
ada maka sudah diketahui siapa pemenangnya dan saat itu juga bisa diputuskan
biasanya disebutkan “ pemenangnya adalah……”.
c. Keputusan bersama, keputusan yang diambil secara musyawarah. Hal ini sudah jelas
bahwa keputusan didasari kepentingan bersama dan untuk dilaksanakan bersama.
Contohnya : memutuskan untuk gathering ketempat rekreasi. Jika semua pihak
dilibatkan pasti pelaksanaan gathering akan lebih mudah dan ringan karena semua
pihak dengan rela membantu jalan nya gathering mulai awal hingga akhir.
d. Keputusan tidak ada kepastian, keputusan yang diambil belum pernah dijalani atau baru
pertama kali dialami. jika menghadi hal tersebut harus mengumpulkan banyak data
untuk dijadikan bahan pertimbangan atau referensi agar hal yang diputuskan mendekati
kebenaran.
Contohnya : apabila memutuskan pindah bagian, misalnya dari bagian HRD pindah ke
bagian finance, hal tersebut baru pertama kali.
2. Kompetisi, dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berani dalam
melakukan pengambilan keputusan dimana seorang pemimpin mampu untuk melihat
persaingan/kompetensi. Missal nya dalam :
Pengambilan keputusan dalam suasana konflik (game theory). Memusatkan analisis
keputusan dalam suasana konflik dimana pengambil keputusan menghadapi berbagai
peristiwa yang aktif untuk bersaing dengan pengambil keputusan lainnya, yang rasional,
tanggap dan bertujuan memenangkan persaingan/ kompetisi.
3. Pemanfaatn IT, Teknologi informasi dapat mendukung proses pengambilan keputusan
pada keempat langkah tersebut. Pada tahap intelligence, teknologi informasi dapat
mendukung untuk menemukan masalah, kebutuhan, maupun kesempatan melalui
kemudahan penyajian data atau informasi yang dibutuhkan. Pada tahap design, teknologi
informasi dapat menjadi salah satu alternatif cara memecahkan masalah, memenuhi
kebutuhan, maupun memanfaatkan kesempatan, selain dapat pula menjadi pembanding
antar berbagai metode yang ada.
Pada tahap choice, kemampuan penilaian secara obyektif melalui teknologi informasi
dapat membantu dalam menentukan pilihan. Penggunaan teknologi informasi juga
memungkinkan kolaborasi dengan berbagai pihak secara real-time. Pada tahap
implementation, teknologi informasi dapat menjadi pelengkap bahkan menjadi sarana
utama dalam menjalankan suatu keputusan. Pengawasan dan koreksi dapat dilakukan
secara real-time, membuat teknologi informasi unggul dibanding dengan metode lain.
Secara umum keunggulan yang bisa diberikan dengan pemanfaatan teknologi informasi
dalam proses pengambilan keputusan adalah:
 Proses komunikasi makin cepat dan tidak terbatas ruang atau wilayah sehingga
meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
 Dapat digunakan oleh hampir semua orang karena mampu memberikan layanan
yang spesifik terhadap masing-masing pengguna, dapat disesuaikan berdasarkan
kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi
4. Kreativitas membuat membuat pengambilan keputusan untuk secara penuh menilai dan
memahami masalah, termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.
Meskipun semua aspek dari perilaku organisasi memiliki kompleksitas, hal itu sangat benar
adanya untuk kreativitas. Perilaku Kreatif Perilaku kreatif terjadi dalam empat langkah,
yang masing-masing mengarah pada yang berikutnya:

 Formulasi Masalah
Setiap tindakan kreativitas dimulai dengan masalah yang memunculkan perilaku
dirancang untuk memecahkannya. Oleh karena itu, formulasi masalah
didefinisikan sebagai tahapan perilaku kreatif dimana kita mengidentifikasi sebuah
masalah atau peluang yang membutuhkan solusi yang belum diketahui.
 Pengumpulan Informasi
Dengan adanya masalah, solusinya jarang ada sekali ditangan. Kita membutuhkan
waktu untuk belajar lebih dan memproses pembelajaran itu. Oleh karena itu,
pengumpulan informasi adalah tahapan perliaku kreatif ketika solusi-solusi yang
mungkin atas masalah diinkubasi dalam pikiran individu.
 Pemunculan Ide
Jika kita telah mengumpulkan informasi yang relevan, saatnya untuk
mentransisikan pengetahuan menjadi ide-ide. Oleh karena itu, pemunculan ide
adalah proses perilaku kreatif di mana kita mengembangkan solusi-solusi yang
mungkin atas sebuah masalah dari informasi dan pengetahuan yang relevan.
Semakin meningkat, pemunculan ide bersifat kolaboratif.
 Evaluasi Ide
Terakhir, saatnya memilih ide-ide yang dimunculkan. Oleh karena itu, evaluasi ide
adalah proses perilaku kreatif dimana kita mengevaluasi solusi-solusi potensial
unukk mengidentifikasi yang terbaik. Kadang-kadang metode memilih bisa jadi
Inovatif.
..

5. Belajar mengambil keputusan secara tepat adalah salah satu hal yang penting bagi orang-
orang yang ingin maju, dan maraih kesuksesan hidup. Di sadari atau tidak, kita selalu di
hadapakan pada berbagai macam setiap hari, setiap waktu dan setiap saat. Dan keputusan
yang kita ambil tersebut akan berdampak pada kehidupan kita saat itu atau di masa yang
akan datang. Salah mengamabil keputusan maka anda harus bersiap untuk menaggung
resiko dari keputusan tersebut. Dengan kata lain kemampuan mengambil keputusan butuh
proses belajar dan pengalaman yang memadai, hingga akhirnya seseorang mampu
mengambil keputusan secara tepat.

Anda mungkin juga menyukai