Anda di halaman 1dari 3

C .

Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari seorang
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
pada bagian awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir
dengan pertimbangan. Pengambilan keputusan memerlukan kreatifitas,
keterampilan kuantitatif, dan pengalaman. Proses pengambilan keputusan terdiri
atas berbagai tindakan yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan dan
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan bukanlah proses
yang mudah. Sebuah keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Risiko
dari pengambilan keputusan menjadi hal yang harus dihadapi oleh individu atau
kelompok yang mengambil keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan
secara objektif menggunakan konsep ilmu pengetahuan dan perilaku belajar,
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Masalah harus diketahui dengan jelas.
2. Pemecahan masalah harus didasarkan fakta-fakta yang terkumpul dengan
sistematis.
3. Proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
4. Keputusan telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah di analisis
secara matang.
5. Pengambilan keputusan dilakukan secara sistematis.

Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di atas, maka
akan menimbulkan berbagai masalah, seperti berikut.
1. Tidak tepatnya keputusan.
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan
organisasi baik dari segi manusia, uang, maupun material.
3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi
antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi
tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan tersebut.
D. Tahapan Proses pengambilan Keputusan

Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan keputusan
dan pengentasan masalah yang objektif.
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah terkait dengan sudut pandang, karenanya beberapa
proses harus dipastikan hadir. Sebuah perumusan yang baik
mengidentifikasikan elemen-elemen yang relevan, elemen apa yang
absen, dan elemen apa yang perlu ditambahkan. Perumusan masalah
dimulai dengan mengkaji fakta-fakta yang ada. Sering kali hal yang
kedengarannya sederhana ini menjadi sumber kegagalan pengambilan
keputusan yang benar.
Perumusan masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, misalnya sebagai berikut.
a. Masalah apa yang perlu dipecahkan?
b. Apa tujuan yang ingin dicapai?
c. Bagaimana anda akan mengukur kesuksesan?

2. Pengumpulan dan Analisis Data


Proses pengumpulan dan analisis data terbagi ke dalam tiga fase, yaitu
fase pengumpulan fakta, fase penemuan ide, dan fase penemuan solusi.
Fase pengumpulan data/fakta meliputi kegiatan mendefinisikan masalah,
mengumpulkan masalah, serta menganalisis data yang penting. Salah satu
cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan
data adalah dengan melihat masalah yang ada secara luas dan kemudian
melanjutkannya dengan menentukan submasalah yang ada. Fase
penemuan ide meliputi kegiatan pengumpulan ide-ide yang mungkin
dipakai dan kemudian mencari ide yang terbaik. Bisa juga berbagai ide
yang telah dikumpulkan dimodifikasi dan dikombinasikan.
Fase penemuan solusi, meliputi kegiatan mengidentifikasi dan
mengevaluasi pemecahan yang mungkin dilakukan dan bagaimana cara
melakukan. Kegiatan dalam fase ini meliputi penentuan pendapat,
analisis, dan penerimaan/pemberian kritik.
3. Pembuatan Alternatif-alternatif Kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan disusun dengan baik, maka
perlulah dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini
hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta
konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang
pengambil keputusan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya.

4. Pemilihan Salah Satu Alternatif Terbaik


Langkah selanjutnya adalah mengambil alternatif keputusan terbaik.
Pertimbangkan semua informasi yang telah dikumpulkan dan pengaruh
keputusan ini terhadap setiap pemangku kepentingan. Terkadang,
keputusan yang tepat bukan salah satu dari alternatif, tetapi gabungan
beberapa alternatif. Pengambilan keputusan efektif melibatkan
pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Jadi, jangan batasi diri anda dan
tim pada opsi yang jelas.

5. Pelaksanaan Keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seseorang pengambil keputusan
harus mampu menerima dampak yang positif maupun negatif. Ketika
menerima dampak yang negatif, seorang pengambil keputusan harus juga
mempunyai alternatif yang lain. Pelaksanaan pengambilan keputusan
sering menjadi masalah karena keputusan yang seharusnya ditanggapi
banyak orang justru malah ditangani oleh sedikit orang.

6. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Keputusan


Langkah penting namun paling sering diabaikan dalam proses
pengambilan keputusan adalah mengevaluasi keputusan. Apabila
keputusan yang diambil tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
segeralah tinjau kembali dan telusuri secara runtut apa yang menyimpang
dan tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai