Anda di halaman 1dari 9

NAMA : DIAN AMALIA DAMAYANTI

NIM : 7774200009
KLS : 3A MAGISTER AKUNTANSI
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. H. AGUS ISMAYA HASANUDIN, SE., SH., M.Si
UTS TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MANAJEMEN RISIKO

1. Pengambilan keputusan yang optimal adalah intuisi. Artinya suatu proses tak sadar yang
diciptakan dari dalam pengalam yang tersaring. Coba jelaskan oleh saudara 8 kondisi yang
menyebabkan seseorang mengambil keputusan intuisi
Jawab :
1. Ketika seseorang berada didalam resiko yang tinggi dan membutuhkan keputusan, maka
seseorang mengambil keputusan dengan cara keputusan intuisi
2. Keputusan intuisi biasanya lebih kepada masalah - masalah yang menyangkut kemanusiaan
3. Bila waktu tak terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan. Pada hal tersebut
maka seseorang mengandalkan intuisi atau pikiran nya untuk mengambil keputusan dengan
segera
4. Bila data analisis kurang berguba juga dapat membuat seseorang mengambil keputusan secara
intuisi. Kenapa? Karena jika data analisis tidak berguna apabila kita tidak segera maka akan
terjadi permasalahan baru, sehingga seseorang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman
sebelum dan atau menggunakan pikiran (intuisi)
5. Bila ada beberapa penyelesaian alternativ yang masuk akal untuk dipilih. Hal ini juga bisa
menjadi kondisi seseorang mengambil keputusan secara intuisi
6. Ketika fakta –fakta tersebut tidak menunjukan titik terang . pada hal ini adalah masalah yang
dihadapi Ketika terdapat fakta fakta yang sudah dijabarkan tetapi tidak menemukan titik terang
dalam menyelesaikan masalah atau susah dalam pengambilan keputusan , keputusan intuisi lah
yang dapat di ambil oleh seseorang dalam menyelesaikan masalah nya tersebut
7. Ketika hanya sedikit teladan yang bisa digunakan, teladan yang dimaksud adalah orang yang
berkompeten. Maka dibutuhkan keputusan intuisi dalam pengambilan keputusan
8. Ketika fakta –fakta dibatasi
2. Kewaspadaan dapat meningkatkan kualitas keputusan. Kewaspadaan yang dimaksud disini adalah
adanya perhatian terhadap prosedur pengambilan keputusan yang benar. Berdasarkan pernyataan
tersebut jelaskan oleh saudara pengambilan keputusan melalui analisi PRoACT (Problem,
objectives, Alternatives, Consequences, Tradeoffs)
Jawaban :
• Problem :
o Cara kita menetapkan problem menunjukkan kerangka keputusan kita
o Solusi yang baik bagi penempatan permasalahan suatu keputusan yang pas akan
menjadi smarter choice daripada excellent solution untuk penempatan permasalahan
yang lemah
o Kelemahan utama dalam memformulasikan permasalahan pengambilan keputusan
adalah sifat malas . Oleh karena itu dianjurkan untuk senantiasa kreatif dalam
merumuskan solusi – ubahlah permasalahan menjadi peluang ciptakan alternatif
kreatif
Langkah-langkah
1. tanya: mengapa perlu membuat keputusan?
2. apa kendala dalam membuat keputusan
3. identifikasi elemen dasar dalam membuat keputusan
4. temu-kenali faktor terkait dengan masalah
5. rumuskan definisi permasalahan yang aplikatif
6. uji rumusan permasalahan dengan pihak lain
• Objectives
o Specific
o Measurable
o Achievable
o Reach
o Time-bound
Langkah-langkah :
1. Tulis seluruh hal yang menjadi perhatian untuk mengarahkan pada Objectives
2. Ubah perhatian2 tadi menjadi Objectives
3. Bedakan antara hasil akhir dan makna hasil, contoh atlit lari mencapai garis finis di
Olimpiade
4. Klarifikasi makna tadi menjadi Objectives
5. Uji alakah Objectives tadi masih tercakup dalam perhatian2 di atas
• Alterantives
Kunci memperoleh alternatif lebih baik
o manfaatkan rumusan Objectives, tanyakan bagaimana mencapainya?
o kaji kemungkinan hambatan-hambatan
o tumbuhkan aspirasi
o gunakan pikirin sendiri terlebih dulu
o belajar dari pengalaman
o tanya pendapat pihak lain
o identifikasi alternatif-alternatif baru
o susun alternatif tersebut baru kaji/evaluasi
o jangan pernah berhenti mencari alternatif
• Consequences
o Siapkan mental anda untuk kondisi masa yang akan datang
o Buat jabaran ‘free-form’ konsekuensi untuk setiap alternatif
o Hindari / kurangi setiap alternatif yang kurang menguntungkan berdasarkan kajian
konsekuensi
o Organisir jabaran konsekuensi dari setiap alternatif terpilih
• Trade offs :
o Siapkan mental anda untuk kondisi masa yang akan datang
o Buat jabaran ‘free-form’ konsekuensi untuk setiap alternatif
o Hindari / kurangi setiap alternatif yang kurang menguntungkan berdasarkan kajian
konsekuensi
o Organisir jabaran konsekuensi dari setiap alternatif terpilih
3. Mengapa pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam kehidupan berorganisasi, terangkan
dengan singkat dan jelas !
Jawaban :

Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik secara individu
ataupun secara kelompok, terutama dalam suatu organisasi.Pengambilan keputusan mempunyai
arti penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan keputusan yang tepat
akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih baik, namun
sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda organisasi
dan administrasinya.

4. Gambarkan dengan skema dan penjelasan detail cara melakukan penilaian kematangan
manajemen resiko sebelum melaksanakan project dilihat dari sisi target, budget, dan proses
auditnya setelah project selesai dilakukan !
Jawaban :

A. Komunikasi dan konsultasi


pemangku kepentingan internal maupun eksternal harus dilaksanakan se-ekstensif mungkin, sesuai
dengan kebutuhan pada setiap tahapan proses manajemen risiko. Komunikasi dan konsultasi
dengan pemangku kepentingan sangat penting karena dapat memberikan pertimbangan dan
penilaian terhadap risiko yang didasarkan atas persepsi pemangku kepentingan terhadap risiko
tersebut. Rencana komunikasi dan konsultasi diharapkan merupakan forum untuk bertukar
informasi diantara para pemangku kepentingan, tempat menyampaikan pesan secara jujur, akurat,
mudah dimengerti dan didasarkan pada fakta yang ada dan bermanfaat terhadap peningkatan nilai
perusahaan. Komunikasi dan Konsultasi dapat dilakukan dalam semua tahap penerapan
manajemen risiko; mulai dari tahap identifikasi risiko, analisa, evaluasi, penanganan dan
monitoring/pemantauan risiko. Komunikasi dapat dilakukan melalui email, telpon,surat resmi
maupun melalui forum diskusi dengan Pemilik Risiko terkait.
B. Menetapkan Konteks
Manajemen perusahaan menentukan tujuan perusahaan dan menentukan parameter internal dan
eksternal yang akan dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan risiko, menentukan lingkup kerja,
dan kriteria risiko untuk proses-proses selanjutnya. Penetapan Konteks dapat mengacu pada RJP-
RKAP-KPI Kompartemen/Divisi –KPI Departemen. Penetapan konteks/sasaran akan
memudahkan dalam proses identifikasi risiko dan proses-proses selanjutnya. Penetapan konteks
berdasarkan RKAP tahun berjalan dilengkapi dengan identifikasi risiko sehingga menunjukkan
penerapan Risk Based Budgeting.
C. Identifikasi Resiko
Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang harus dikelola perusahaan melalui
proses sistematis dan terstruktur. Identifikasi dilakukan secara komprehensif,ekstensif dan intensif
mengenai risiko apa saja yang dapat terjadi, dimana, dan bilamana. Dokumen utama yang
dihasilkan dalam proses ini adalah Daftar Risiko/Risk Register. Proses identifikasi dilaksanakan
oleh seluruh Pemilik Risiko setingkat Manager dengan metode FGD (Focus Group of Discussion)
dengan seluruh staf terkait atau dilaksanakan antara Pemilik Risiko dengan staf terkait dengan
Unit Kerja Manajemen Risiko. Proses identifikasi risiko dilaksanakan bersamaan dengan saat
penyusunan RKAP tahun berjalan.
D. Analisis Resiko
Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan kemungkinan semua risiko yang
dapat menghambat tercapainya sasaran organisasi, juga semua peluang yang mungkin dihadapi
organisasi.
Setelah seluruh risiko teridentifikasi dan menghasilkan keluaran/output Daftar Risiko/Risk
Register, maka dilakukan analisa risiko berdasarkan kriteria kemungkinan dan kritera dampak
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil analisa risiko adalah level (tingkat) risiko yang ditetapkan dalam 3 (tiga) kriteria yaitu
Tinggi/High, Sedang/Medium, Rendah/Low dan ditetapkan dalam bentuk Peta Risiko/Risk Map.

E. Evaluasi Resiko
Evaluasi risiko merupakan pembandingan antara level risiko yang ditemukan selama proses
analisis dengan kriteria risiko yang ditetapkan sebelumnya. Dalam evaluasi risiko,
level risiko dan kriteria risiko harus diperbandingkan dengan menggunakan basis yang sama. Hasil
dari evaluasi risiko adalah daftar prioritas untuk tindakan lebih lanjut Jika hasilnya risiko-risiko
masuk dalam kategori rendah atau risiko yang dapat diterima, maka risiko-risiko tersebut diterima
dengan sedikit perlakukan lanjutan. Risiko-risiko yang rendah atau dapat diterima harus dipantau
dan ditelaah secara periodik untuk menjamin bahwa risiko-risiko tersebut tetap dapat diterima.
Dengan demikian tidak seluruh risiko yang teridentifikasi memerlukan rencana pengendalian lebih
lanjut.
Risiko dikatakan memiliki tingkat yang dapat diterima bila:
✓ Level risiko rendah sehingga tidak perlu penanganan khusus.
✓ Tidak tersedia penanganan untuk risiko.
✓ Biaya penanganan termasuk biaya asuransi tidak lebih tinggi dari manfaat yangdiperoleh
bila risiko tersebut diterima.
Hasil dari evaluasi risiko akan disampaikan kepada penanggung jawab tertinggi pengelola risiko
di tingkat unit kerja untuk dilakukan validasi. Validasi dapat dilakukan mulai dari penetapan
sasaran, risiko – risiko yang telah teridentifikasi hingga tingkat risiko yang telah ditetapkan. Hasil
validasi dengan General Manager akan menetapkan rencana langkah – langkah sistem
pengendalian untuk menurunkan kemungkinan terjadinya risiko maupun untuk menurunkan
dampak terjadinya risiko.
F. Perlakuan Risiko
Secara umum, perlakuan terhadap risiko dapat berupa salah satu dari berikut:
1. Menghindari risiko (risk avoidance), berarti tidak melaksanakan atau meneruskan kegiatan
yang menimbulkan risiko tersebut
2. Berbagi risiko (risk sharing/transfer), yaitu suatu tindakan untuk mengurangi kemungkinan
timbulnya risiko atau dampak risiko. Hal ini dilaksanakan antara lain melalui asuransi,
outsourcing subcontracting, tindak lindung (hedging) transaksi nilai mata uang asing dll.
3. Mitigasi (mitigation), yaitu melakukan perlakuan risiko untuk mengurangi kemungkinan
timbulnya risiko, atau mengurangi dampak risiko bila terjadi, atau mengurangi keduanya, yaitu
kemungkinan dan dampak.
4. Menerima risiko (risk acceptance), yaitu tidak melakukan perlakuan apapun terhadap risiko
tersebut.
G. Memantau dan Menelaah
Proses ini bertujuan agar :
1) Terdapat proses pembelajaran dan analisis dari setiap peristiwa, perubahan, dan
kecenderungan (trend) yang terjadi;
2) Terdeteksi perubahan dalam lingkup internal maupun eksternal, termasuk perubahan risiko itu
sendiri yang memerlukan perubahan atau revisi perlakuan risiko, atau bahkan perubahan
prioritas risiko;
3) Memastikan bahwa pengendalian risiko dan perlakuan risiko masih tetap efektif, baik secara
desain maupun cara pelaksanaan;
4) Mengidentifikasi terjadinya risiko-risiko yang baru. Pelaksanaan memantau dan menelaah
dilakukan secara berkelanjutan dan terpisah. Pemantauan/monitoring risiko dilakukan setiap
3 (tiga) bulan untuk menilai efektifitas pelaksanaan system pengendalian yang telah
direncanakan sebelumnya. Hasil pemantauan/monitoring dan menelaah didokumentasikan
dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan bisnis proses.
5. Group decision making is becoming more common as organizations focus on improving customer
service and push decision making to lower levels. Berdasarkan pernyatan tersebut jelaskan lah oleh
saudara :
a. Kelebihan dan Kekurangan Group Decision Making
b. Guidelines For Decision Making
c. Teknik yang digunakan untuk menghasilkan “quality in group decision making”
Jawab :
- Kelebihan Group Decision making :
◼ Berbagi pengalaman dan keahlian dari beberapa individu
◼ Lebih banyak data, informasi, dan pengetahuan yang terakumulasi
◼ Masalah dipandang dari berbagai sektor
◼ Lebih banyak anggota yang dapat memperoleh kepuasan
◼ Lebih banyak dapat diterima dan sepakat dengan keputusan yang diambil

- Kekurangan Group decision making :


◼ Butuh waktu lebih banyak
◼ Ada dominasi minoritas
◼ Ada kecenderungan kompromi
◼ Ada kecenderungan anggota grup lebih terkonsentrasi pada kepentingan individual dari tujuan
kelompok
◼ Tidak terhindar dari tekanan sosial
◼ Ada kecenderungan lebih sebagai kelompok pemikir (bukan pengambil keputusan)
- Guidelines For Decision making
✓ Jaga komitmen dalam proses pengambilan keputusan; manfaatkan komitmen ini dan biarkan
data/informasi yang terpercaya bukan emosi yang mengarahkan keputusan
✓ Dapatkan asupan dari staf, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan kerja yang
bersangkutan, sebelum membuat keputusan kunci
✓ Hindari sebisa mungkin pola pengambilan keputusan ‘top-down’
✓ Yakin terhadap dukungan kelompok pengambil keputusan dalam organisasi
- Teknik yang digunakan untuk menghasilkan “quality in group decision making”
◼ Brainstorming
→ membuka segala kemungkinan pemikiran tanpa harus dievaluasi
◼ Nominal Group Technique
→ suatu proses rancangan struktural untuk mensimulasi secara kreatif ‘group decision making’
manakala ada kelemahan dalam pencapaian kesepakatan atau ada kelemahan penguasaan pengetahuan
terhadap permasalahan yang dihadapi dari para anggota
◼ Delphi Technique
→ Suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa depan tanpa harus
melibatkan pertemuan dengan ‘group decision making’ secara langsung (tatap muka)
◼ Devil’s Advocacy Approach
→ seseorang atau subkelompok diutus untuk mengkritisi rumusan tindakan dan mengidentifikasi
permasalahan yang perlu menjadi perhatian sebelum adanya keputusan final
◼ Dialectical Inquiry
→ Approaches a decision from two opposite points and structures a debate between conflicting views

Anda mungkin juga menyukai