Pengambilan
Keputusan
Manajerial
Modul Mid Semester 1-7
Semester
Abstract Kompetensi
Mampu mengidentifikasi masalah dan Mampu merespon sebuah masalah
memahami model-model pengambilan dalam keputusan, dalam berbagai
keputusan dalam berbagai situasi situasi yang dihadapi
Modul 1
Latar Belakang
Isi
1. Pendahuluan
2. Masalah dan Keputusan, Model Pengambilan Keputusan
3. Keputusan Dalam Situasi Pasti & Tidak Pasti – Pohon Keputusan (EMV/EVPI)
4. Keputusan Dalam Situasi Risiko (Nilai Harapan Informasi)
5. Pengambilan Keputusan Dengan Lawan Berhadapan.
6. Motode Grafik & Simpleks
7. Dualitas & Sensitivitas.
Pendahuluan
Pengambilan keputusan adalah serangkaian proses mental yang dilakukan seseorang dalam
menentukan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapinya. Seseorang harus
memutuskan langka-langkah mana yang pantas diambil dengan keterbatasan biaya yang
ada dan secara relative langkah-langkah itu memeiliki hasil dibandingkan dengan langkah
lain.
Semua pengambil keputusan memiliki keterbatasan. Pada saat yang sama, mereka harus
kelaur dari persoalan yang dihadapi.
Persepsi adalah cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang muncul sebagai cara orang
itu mengorganisasikan berbagai informasi yang dianggap relevan dan bagaimana orang itu
mengambil kesimpulan atas organisasi informasi tersebut. Sering kali, persepsi menyesatkan
karena ketidaklengkapan informasi dan cara pengorganisasian informasi.
Banyak persoalan manajer bersifat tersetruktur dengan model pengambilan keputusan yang
telah dikenali, dengan variable keputusan yang lazim dan situasi yang pasti. Ketika hal ini
menjadi sesuatu hal yang pasti, pengambil keptusan akan menjadikan pola pikirnya ke
dalam pola heuristis.
Situasi keputusan
Situasi pengambilan keputusan terbagi menjadi 7, sbb:
1. Situasi yang pasti (certainty), dimana hukum dalam situasi ini mirip dengan perhitungan
2 + 3 dan hasilnyapasti sama dengan 5. Contohnya; dalam situasi rutin/persoalan
terstruktur, seperti menambah atau mengurangi jumlan loket antrian pada sistem
pelayanan.
2. Situasi yang tidak pasti (uncertainty), dimana nilai hasil yang diperkirakan memiliki
berbagai pola yang tidak teridentifikasi. Contohnya, membuka sebuah kantor (cabang
baru)/bisnis baru, tidak ada jaminan akan selalu sukses atau berhasil.
3. Situasi dibawah risiko, bentuk pertengahan antara situasi kepastian dan ketidakpastian.
Contohnya, sama dengan kondisi uncertainty tetapi memiliki probabilitaskejadian
berbagai kemungkinan nilai hasil dapat diidentifikasi.
4. Situasi berhadapan lawan tunggal, dalam kondisi pengambil keputusan hanya
mempunyai tujuan (objective) tunggal dan strategi lawan dapat diidentifikasi.
5. Situasi pengambilan keputusan tujuan jamak, situasi di mana pengambil keputusan
memiliki tujuan jamak sehingga harus mencari solusi terhadap perioritas berabagai
tujuan tersebut.
Kejelasan mengenai apa yang diinginkan oleh pengambil keputusan bukanlah sekedar
penrnyataan tujuan belaka. Akan tetapi, kejelasan tersebut secara esensial memiliki
implikasi pada kriteria dengan apa alternatif-alternatif yang layak dikembangan diputuskan.
Namun demikian, tujuan yang jelas bukan satu-satunya hal yang harus ditetapkan dalam
pengambilan keputusan. Hal yang tidak kalah pentingnya untuk ditetapkan adalah kesediaan
untuk melakukan berbagai langkah implementasinya yang diperlukan agar keputusan yang
diambil bisa berjalan.
Modul 2
Masalah dan keputusan
Persoalan selanjutnya dalah seberapa besar hubungan antara keputusan yang diambil dam
masalah yang timbul? Sering sekali, orang hanya mengatasi gejalanya saja dan tidak
menyelesaikan masalah yang sesungguhnya. Bukan berarti bahwa mengatasi gejala
bukanlah hal yang penting, tetapi tidak menyelesaikan masalah tetaplah harus menjadi
tujuan utama agar persoalan yang sama tidak lagi muncul di masa depan.
Isi
Bagian tersulit dari proses pengambilan keputusan adalah memisahkan gejala (symptom)
dari masalah (problem). Dengan demikian, pengambilan keputusan secara jernih akan
mampu mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil.
Adanya kesenjangan (Gap) antara situasi yang dikehendaki dan situasi yang tengah terjadi.
Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kerusakan barang yang di produksi dan
meningkatnya putaran tagihan (receivable turnover) adalah gejala dari berbagai masalah
manajerial yang masih harus diidentifikasi lebih lanjut.
Gejala dapat langsung dapat dikenali secara langsung karena keberadaannya dapat
dirasakan oleh pancaindera. Selain itu, seorang pengamat dapat juga ditugaskan untuk
mencatat berbagai fenomena yang terjadi dengan statistic kejadiannya.
Setidaknya, ada 2 cara untuk memisahkan gejala dengan masalah. Pertama, menggunakan
diagram ikan (fishbone diagram). Kedua, menggunakan why-why diagram (kedua cara
tersebut terbukti efektif dalm dunia konsultasi (dikenal dengan istilah company trouble
shooting).
Diagram tulang ikan (dalam situasi yang bersifat pasti/certainty- dimana hubungan antara
gejala dan masalh bersifat determenistik) sering disebut juga disebut Ishikawa Diagram
yang ditemukan oleh Kaoru Ishikawa (1990), teknik yang sering digunakan dalam
identifikasi masalah manajemen mutu.
Dalam diagram tulang ikan, masalah (cause) dalam rantai produksi umumnya dikategoriakn
ke dalam 8M, sbb:
1. Man
2. Machine
3. Material
4. Method
5. Measuremen
6. Milieu
7. Management
8. Maintenance
Sementara itu, masalah dalam rantai pemasaran dikelompokkan ke dalam 8P, sbb:
1. Product/services
2. Price
3. Place
4. Promotions
5. People
6. Physical evidence
7. Productivity and quality
Why-why Diagram
Why-why diagram memetakan gejala dan masalah sebagai sebuah diagram interaktif. Why-
why diagram selain lebih interaktif juga lebih intuitif jika dibandingkan dengan diagram
tulang ikan, sehingga biasanya lebih mampu mengungkap persoalan riil yang terjadi.
Gambar 2.2
Dalam melakukan elaborasi alternatif, pihak-pihak yang terlibat perlu dipikirkan, yang pada
umumnya memiliki tujuan berbeda dalam konteks masalah yang sama. Misalkan, dalam
persoalan turunnya penjualan di identifikasi adanya penyebab yang berakar pada tingginya
penggunaan telepon kantor untuk urusan pribadi karyawan sehinga kontak bisnis yang
seharusnya memiliki prioritas tinggi menjadi sukar untuk menghubungi perusahaan.
Dalam masalah ini, pihak yang relevan perlu diidentifikasi, yaitu manajemen, karyawan dan
pelanggan yang nmasing-masing memiliki tujuan yang sama.
Ada 5 model pengambilan keputusan: (1) model rasional, (2) model rasional terbatas, (3)
model kaleng sampah (garbage can model), (4) model transeden dan(5) model intuitif.
Model Rasional
Model rasional mengasumsikan 4 hal, yaitu pengambil keputusan bersikap rasional, memiliki
pengetahuan yang tak terbatas dan informasi luas dalam konteks pemecahan masalah,
mampu menghitung profitabilitas kesuksesan masing2x alternative serta memiliki preferensi
yang konsisten dalam memilih alternative terbaik, antara lain sbb:
Menurut Herbert A. Simon, tidak ada manusia yang seperti itu. Manusia memiliki preferensi
yang tidak konsisten. Pengetahuan dan informasi yang memreka miliki umumnya terbatas.
Keterbatasan rasionalitas ini dinamakan bounded rationality.
Model Rasional
Model rasional mengasumsikan 4 hal, yaitu (1) pengambil keputusan bersikap rasional, (2)
memiliki pengetahuan yang tak terbatas dan informasi luas dalam konteks pemecahan
masalah, (3) mampu menghitung profitabilitas kesuksesan masing2x alternative serta (4)
memiliki preferensi yang konsisten dalam memilih alternative terbaik.
Menurut Herbert A. Simon, tidak ada manusia yang seperti itu. Manusia memiliki sistem
preferensi yang tidak selalu konsisten.
Model kaleng sampah sebagai model keputusan ketiga, tidak memperdulikan hubungan
keteraturan di antara masalah yang terjadi-solusi yang ada-pelaku-alternatif, namun
pengambilan keputusan bersifat acak (random) dan tidak sistematik. Seperti memungut
seuatu dalam kaleng dan bisa memperoleh apapun tak terduga.
Contoh: Menggunakan guru spritual
Model Transeden
Model transenden tidak pernah ditemukan dalam referensi pengambilan keputusan yang
pernah ada. Transenden mengandung arti diluar sistem yang dibicarakan. Jika pada model
garbage can, pengambil keputusan mempercayai apa yang dikatakan guru spiritualnya dan
melakukan apa yang dikatakan. Pada model transenden melakukan penegmbangan
alternatif dengan keterbatasan dalam dirinya dan menyerahkan keputusan alternatif yang
ada kepada kekuatan yang lebih tinggi.
Contoh: kepada sang maha pencipta
Model Intuitif
Model intuitif. Merupakan kebalikan dari model rasional. Apabila dalam metode rasional
berlaku hukum “rasionalitas terbatas” maka model intuitif “ketidakterbatasan di luar
rasionalitas” –subsconscious knowledge--.
Subsconscious knowledge, merupakan pola sosial, alam (natural), psikologis, moral.
Contoh: Bob Sadino, Jusuf Kalla.
Model rasional diterapkan karena memiliki validitas eksternal-internal paling tinggi jika
dibandingkan dengan model pengambilan keputusan lainnya. Artinya, siapa pun dengan
teknik yang sama akan memberikan keputusan yang nyaris sama dan model rasionl memiliki
keputusan paling pasti, namun belum tentu paling baik.
Modul 3
Pengambilan keputusan Lawan Alam
Situasi dimana keputusan diambil memiliki paling tidak tiga kemungkinan: keserbapastian,
ketidak pastian, atau mengandung risiko. Situasi semacam ini dalam bahasa inggris
dinamakan state of nature kata tersebut diartikan sebagai situasi pascakeputusan diambil
atau setelah periode pengambilan keputusan.
Isi
Pengambilan keputusan dalm situasi pasti dapat kita temukan dalm keputusan investasi.
Dalam situasi kepastian, kondisi ekonomi mendatang dapat diprediksi pertumbuhannya
dengan tepat, seperti menghitung internal rate of return (IRR) atau net present value (NPV)
dalam situasi pertumbuhan ekonomi mendatang yang dapat diduga/diramalkan
(predictable).
Situasi in terjadi ketika pengambil keputusan memahami bahwa situasi masa depan adalah
divergen dengan banyak kemungkinan dan setiap kemungkinan tidak bisa diperkirakan kans
terjadinya.
Dalam kasus investasi, pengambil keputusan menyadari bahwa nilai NPV akan bersifat unik
bergantung pada kondisi ekonomi di masa depan, ketika kondisi ekonomi berada dalam
situasi resesi, nilai NPV akan mencapai titik nadir dibanding apabila kondisi ekonomi dalam
situasi bertumbuh atau prosper.
1. Istilah
a. Alternatif, sebuah tindakan atau strategi yang dapat dipilih
b. Kondisi alami, dimana pengambil keputusan tidak punya kendali atau sedikit kendali
2. Alternative
a. , sebuah titk keputusan dimana terdapat alternative
b. , sebuah titik kondisi alami yang mungkin terjadi
Jika terdapat ketidakpastian, yang sangat besar di mana kondisi alamiah dalam sebuah table
keputusan dapat terjadi, pengambilan keputusan dilakukan dengan 3 metode sbb:
1. Maximax, sebuah criteria yang menemukan sebuah alternative yang memaksimalkan
hasil maksimal.
2. Maximin, sebuah criteria yang menemukan sebuah alternative yang memaksimalkan
hasil maksimal.
3. Sama rata (equally likely), sebuah criteria yang memberikan kemungkinan setiap kondisi
alamiah secara merata.
4. Minimax regret, pengambil keputusan bermaksud menghindari penyesalan yang timbul
setelah memilith alternatif lain; membuat opportunity lost table.
5. Kriteria Hurwicz, mencari kompromi anatar metode maximax dan maximin; kondisi tidak
sepenuhnya optimis/pesimis; terdapat koefisien optimisme α (0 ≤ α ≤1); α merupakan
subjektivitas.
Dengan diberikannya tabel keputusan di contoh Gambar 3.2, tentukan kriteria keputusan
maximax, maximin dan sama rata.
Penjelasan:
4. Berdasarkan kriteria minimax regret, pilih hasil maksimum dari setiap kondisi pasar,
dalam hal ini adalah $200,000 dan $0, masing-masing dikurangkan dengan alternatif
yang ada. Berikut adalah opportunity loss table nya;
Berdasarkan kriteria minimax regret, yang dipilih dari loss yang ada ($180,000, $100,000
dan $0) adalah membangun pabrik kecil.
5. Berdasarkan hurwicz kriteria α =0.4, maka;
a. $200,000 (.4) + (- $180,000) (.6) = $72,000
b. $100,000 (.4) + ( - $20,000) (.6) = $28,000
c. $ 0
Keputusan yang dipilih adalah, bangun pabrik besar.
Menggunakan scenario
Buku ini mengartikan cognitive mapping sebagai upaya untuk menggambarkan hubungan
driving forces (kekuatan pendorong) pada sejumlah factor kunci dan interelasinya dengan
berbagai kondisi di alam di masa depan. Ini adalah logika scenario yang unik bagi setiap
pengambil keputusan. Determinannya adalah pengetahuan yang dimiliki pengambil
keputusan dalam permasalahan tersebut dan alur logika yang dimilikinya.
Merumuskan scenario
Tidak ada aturan baku mengenai menysusun sebuah scenario masa depan. Namun,
penulis menyukai untum memulainya dengan dengan menentukan key factor dan dan
driving factors – Porter five forces (Faktor Eksternal).
Modul 4
Keputusan dibawah Situasi Risiko
1. Presensi kondisi alam adalah jamak namun probabilita tiap kondisi alam dapat
diperkirakan.
2. Pengambil Keputusan memiliki sedikit informasi sehingga mampu menentukan
probabilita masing-masing kondisi alam.
3. Informasi pihak ke-3.
Penentuan menggunakan EMV (expected monetary value)/ nilai harapan moneter situasi
dibawah risiko, sbb:
a. Setiap kejadian alami diasumsikan memiliki probabilitas
b. Kejadian alami bersifat mutually exclusive
c. Probabilitas x, 0≤ x ≤1.
EMV sebuah alternatif merupakan jumlah semua keuntungan alternatif, yang masing-masing
diberikan bobot kemungkinan terjadinya.
Pengambilan keputusan dalam keadaan pasti, dapat terjadi untuk kondisi diatas (pemilihan
kapasitas pabrik), jika pihak user ternyata mendapat bantuan atau menggunakan pihak ke-
3, contohnya seperti konsultan atau informasi dari pihak ke-3 lainnya yang dapat di
pertimbangkan validitasnya tentunya dengan kompensasi biaya. Dengan kata lain, hal ini
akan mengubah kondisi dari sebuah pengambilan keputusan yang mengandung risiko
menjadi pengambilan keputusan dalam kepastian. Ini merupakan konsep nilai yang
diharapkan dari informasi yang tepat (expected value of perfect information – EVPI).
Expected Value of Perfect Information (EVPI); perbedaan antara tingkat pengembalian pada
pengambilan keputusan dalam kepastian dan pengambilan keputusan yang mengandung
risiko.
Nilai harapan pada keadaan pasti = (hasil terbaik atau konsekuensi kondisi alamiah
1) x (kemungkinan terjadi konsisi alamiah 1) + .... + = (hasil terbaik atau konsekuensi
kondisi alamiah n) x (kemungkinan terjadi konsisi alamiah n).
Pohon keputusan, adalah sebuah cara yang menggunakan gambar untuk menganalisis
alternatif keputusan dan kondisi alamiah yang ada. Menganalisis masalah dengan
menggunakan pohon keputusan mencakup lima langkah:
1. Mendefinisikan masalah.
2. Menggambar pohon keputusan.
3. Menentukan peluang bagi kondisi alamiah.
4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi
alamiah yang mungkin.
5. Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik kombinasi alamiah.
Modul 5
Prinsip-Prinsip Keputusan Menghadapi Lawan
Dalam melakukan pekerjaan sehari hari, manajer sering kali berhadapan dengan lawan
sehingga apapun keputusan yang diambilknya harus mempertimbangkan strategi dan
respons mereka. Dalam konteks tersebut, paling tidak ada tiga prinsip keputusan yang bisa
Isi
Game theory
Zero sum game, Dalam teori permainan dan teori ekonomi, permainan zero-sum adalah
representasi matematis dari situasi di mana keuntungan peserta (atau rugi) adalah persis
sama/seimbang dengan kerugian (atau keuntungan) dari peserta lain. Jika total keuntungan
dari peserta yang ditambahkan, dan total kerugian dikurangi, mereka akan berjumlah nol.
Seperti memotong kue, di mana jika mengambil bagian yang lebih besar maka akan
mengurangi jumlah kue yang tersedia untuk orang lain, adalah permainan zero-sum jika
semua peserta menghargai setiap unit kue sama (lihat utilitas marjinal).
Atau dalam kasus, permainan adu strategi, misalnya dalam memperebutkan pangsa pasar
(market share) seperti yang terjadi antara indomie dengan mie sedap. Indomie yang semula
raja mie instan 90% market, digempur mie sedap sehingga kehilangan 15% marketnya,
bagi indomie hal tersebut masih tergolong kecil, pertanyaanya apakah akan terus
didiamkan.
b. Game of the sexes, proses tawar menawar antara vendor dengan manajer pengadaan,
vendor meminta kenaikan untuk kontrak baru dan manajer pengadaan meminta tidak
ada perubahan, dalam hal ini keduanya sudah bekerjasama sejak lama dan terdapat
toleransi atau give and take.
Gambar 4.4
c. Prisoners dilemma. Atau permainan adu domba, contoh antara 2 tahan dengan polisis
sebagai interogator, dimana tahanan diletakkan di ruang terpisah untuk dimintai
keterangan dan polisi memberikan keringanan apabila mengaku/jujur kepada keduanya
di ruang terpisah.
Modul 6
Pemrograman Linear
Secara Umum :
Program linier merupakan salah satu teknik penyelesaian riset operasi dalam hal ini adalah
khusus menyelesaikan masalah-masalah optimasi (memaksimalkan atau meminimumkan)
tetapi hanya terbatas pada masalah-masalah yang dapat diubah menjadi fungsi linier.
Demikian pula kendala-kendala yang ada juga berbentuk linier.
Secara khusus :
Persoalan program linier adalah suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-
masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan atau objektif (objective
function) yang linier menjadi optimum (max atau min) dengan memperhatikan kendala yang
ada. Kendala ini harus dinyatakan dengan ketidaksamaan yang linier (linear inequalities).
Isi
Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel
keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model
matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel keputusan
akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada
model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya
yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang
terbatas.
Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang penting
adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi
tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimisasi atau minimisasi,
keputusan untuk memilih salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus
bisa menjadi batasan pada kasus yang lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan,
koefisien fungsi tujuan, batasan dan koefisien pada fungsi pembatas.
Pada sub bab ini terdapat 10 kasus dengan karakteristik berbeda yang sudah
diselesaikan untuk memperkaya pembaca dalam ilmu dan seni permodelan. Pahami dan
perhatikan teknik permodelannya dengan hati-hati.
1. Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang
dikerjakan hanya merakit meja dan kursi. Dibutuhkan waktu 2 jam untuk merakit 1
unit meja dan 30 menit untuk merakit 1 unit kursi. Perakitan dilakukan oleh 4 orang
karyawan dengan waktu kerja 8 jam perhari. Pelanggan pada umumnya membeli
paling banyak 4 kursi untuk 1 meja. Oleh karena itu pengrajin harus memproduksi
kursi paling banyak empat kali jumlah meja. Harga jual per unit meja adalah Rp 1,2
juta dan per unit kursi adalah Rp 500 ribu.
Solusi :
Ada dua variabel keputusan dan dua sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan
meru[pakan maksimisasi, karena semakin besar pendapatan akan semakin disukai oleh
pengrajin. Fungsi kendala pertama (batasan waktu) menggunakan pertidaksamaan ≤,
karena waktu yang tersedia dapat digunakan sepenuhnya atau tidak, tapi tidak mungkin
melebihi waktu yang ada. Fungsi kendala yang kedua bisa menggunakan ≤ atau ≥
tergantung dari pendefinisianvariabelnya.
Kita definisikan :
x1 = jumlah meja yang akan diproduksi
x2 = jumlah kursi yang akan diproduksi
Kendala :
2x1 + 0.5 x2 ≤ 32
x1/x2 ≥ ¼ atau 4x1≥ x2 atau 4x1 – x2 ≥ 0
x1 , x 2 ≥ 0
Kebutuhan pakan kambing setiap harinya adalah paling banyak 1% kalsium, paling
sedikit 30% protein dan paling banyak 5% serat.
Formulasikan permasalahan di atas kedalam model matematiknya !
Solusi :
3. Suatu bank kecil mengalokasikan dana maksimum Rp 180 juta untuk pinjaman
pribadi dan pembelian mobil satu bulan kedepan. Bank mengenakan biaya suku
bunga per tahun 14% untuk pinjaman pribadi dan 12% untuk pinjaman pembelian
mobil. Kedua tipe pinjaman itu dikembalikan bersama dengan bunganya satu tahun
kemudian. Jumlah pinjaman pembelian mobil paling tidak dua kali lipat dibandingkan
pinjaman pribadi. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa 1% pinjaman
pribadi merupakan kredit macet.
Formulasikan masalah di atas kedalam bentuk model matematiknya !
Ada dua variabel keputusan yaitu jumlah anggaran untuk pinjaman pribadi dan
pinjaman pembelian mobil, dan dua sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan
merupakan maksimisasi , karena semakin besar pendapatan akan semakin disukai
oleh manajemen bank.
Kita definisikan :
x1 = jumlah anggaran untuk pinjaman pribadi
x2 = jumlah anggaran untuk pinjaman pembelian mobil.
4. Suatu pabrik perakitan radio menghasilkan dua tipe radio, yaitu HiFi-1 dan HiFi-2
pada fasilitas perakitan yang sama. Lini perakitan terdiri dari 3 stasiun kerja. Waktu
perakitan masing-masing tipe pada masing-masing stasiun kerja adalah sebagai
berikut :
HiFi-1 HiFi-2
1 6 4
2 5 5
3 4 6
Waktu kerja masing-masing stasiun kerja adalah 8 jam per hari. Masing-masing
stasiun kerja membutuhkan perawatan harian selama 10%, 14% dan 12% dari total
waktu kerja (8 jam) secara berturut-turut untuk stasiun kerja 1,2 dan 3.
Formulasikan permasalahan ini kedalam model matematiknya !
5. Dua produk dihasilkan menggunakan tiga mesin. Waktu masing-masing mesin yang
digunakan untuk menghasilkan kedua produk dibatasi hanya 10 jam per hari. Waktu
produksi dan keuntungan per unit masing-masing produk ditunjukkan table di
bawah ini :
Solusi :
Alternatif keputusan adalah : produk 1 (x1) dan produk 2 (x2).
Tujuannya adalah memaksimumkan keuntungan
Sumber daya pembatas adalah : jam kerja masing-masing mesin.
6. Empat produk diproses secara berurutan pada 2 mesin. Waktu pemrosesan dalam
jam per unit produk pada kedua mesin ditunjukkan table di bawah ini :
Biaya total untuk memproduksi setiap unit produk didasarkan secara langsung pada
jam mesin. Asumsikan biaya operasional per jam mesin 1 dan 2 secara berturut-turut
adalah $10 dan $5. Waktu yang disediakan untuk memproduksi keempat produk
pada mesin 1 adalah 500 jam dan mesin 2 adalah 380 jam. Harga jual per unit
keempat produk secara berturut-turut adalah $65, $70, $55 dan $45. Formulasikan
permasalahan di atas ke dalam model matematiknya !
Solusi :
Alternatif keputusan adalah : jumlah produk 1,2,3 dan 4 yang dihasilkan.
Tujuannya adalah memaksimumkan keuntungan. Perhatikan, keuntungan diperoleh
dengan mengurangkan biaya dari pendapatan.
Keuntungan per unit dari produk 1 = 65 – (10x2 + 3x5) = 20
Keuntungan per unit dari produk 2 = 70 – (10x3 + 2x5) = 30
Keuntungan per unit dari produk 3 = 55 – (10x4 + 1x5) = 10
Keuntungan per unit dari produk 4 = 45 – (10x2 + 2x5) = 15
Sumber daya pembatas adalah waktu kerja yang disediakan kedua mesin.
Definisikan :
x1 : jumlah produk 1 yang dihasilkan
x2 : jumlah produk 2 yang dihasilkan
x3 : jumlah produk 3 yang dihasilkan
x4 : jumlah produk 4 yang dihasilkan
7. Suatu perusahaan manufaktur menghentikan produksi salah satu produk yang tidak
menguntungkan. Penghentian ini menghasilkan kapasitas produksi yang menganggur
(berlebih). Kelebihan kapasitas produksi ini oleh manajemen sedang dipertimbangkan
untuk dialokasikan ke salah satu atau ke semua produk yang dihasilkan (produk 1,2 dan
3). Kapasitas yang tersedia pada mesin yang mungkin akan membatasi output
diringkaskan pada table berikut :
Tipe mesin Waktu yang dibutuhkan produk pada Waktu yang tersedia
masing-masing mesin (jam) (jam per minggu)
Solusi :
Alternatif keputusan :
Jumlah produk 1 yang dihasilkan = x1
Jumlah produk 2 yang dihasilkan = x2
Jumlah produk 3 yang dihasilkan = x3
Metode Grafik
Contoh soal:
Langkah ke-2:
Dapatkan koordinat (X1, X2), dengan memasukkan angka 0 ke dalam persamaan (X1 dan
X2), sebagai berikut:
(1) 4 (0) + 3X2 ≤ 240, Maka koordinatnya (0,80) dan sebaliknya dapat (60,0).
(2) 2 (0) + X2 ≤ 100, maka didapat koordinat (0,100) dan sebaliknya (50,0).
Gambar grafik.
2X1 + X2 ≤ 100
Garis 2
Garis 1
Titik Optimal
Setelah proses iterasi 4 kali, maka untuk titik paling optimal adalah (30,40) pada garis ke-4
dengan profit $410.
Corner point method adalah dengan menguji setiap sudut/corner dari grafik, sampai
ditemukan yang paling optimal, sbb:
Dengan menggunakan metode eliminasi, sudut No.3 dapat diperoleh sbb.:
Jika kita dapatkan X2 = 40, Maka X1 diperoleh dari, 2X1 + 40 = 100, X1 = 30.
Langkah 1:
1. Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasan;
Fungsi tujuan:
Z = 3X1 + 5X2 diubah menjadi Z - 3X1 - 5X2 = 0
2. Fungsi batasan (diubah menjadi kesamaan & di + slack variable (S))
(1) 2X1 8 menjadi 2X1 + S1 = 8
(2) 3X2 15 menjadi 3X2 + S2 = 15
(3) 6X1 + 5X2 30 menjadi 6X1 + 5X2 + S3 = 30
Slack variabel adalah variabel tambahan yang mewakili tingkat pengangguran atau kapasitas
yang merupakan batasan
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 8
S2 0 0 3 0 1 0 15
S3 0 6 5 0 0 1 30
Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk mengubah tabel simplek. Pilihlah
kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang bernilai negatif dengan
angka terbesar. Dalam hal ini kolom X2 dengan nilai pada baris persamaan tujuan –5.
Berilah tanda segi empat pada kolom X2, seperti tabel berikut;
Variabel
Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Dasar
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 8
S2 0 0 3 0 1 0 15
S3 0 6 5 0 0 1 30
Jika suatu tabel sudah tidak memiliki nilai negatif pada baris fungsi tujuan, berarti tabel itu
tidak bisa dioptimalkan lagi (sudah optimal).
Salah satu penemuan yang penting dalam perkembangan linier programming sebagai
alat analisa adalah konsep dualitas dengan berbagai manfaat yang ditimbulkannya. Bagian
ini akan membahas bagaimana menyusun “dual” dari setiap LP dengan bentuk yang mudah
I. Teori Dualitas.
Menyatakan bahwa setiap masalah linier programming terdapat masalah yang asli
(primal) dan dual-nya.
X1 X2
Y1 2 0 ≤8
Y2 0 3 ≤ 15
Y3 6 5 ≤ 30
Dalam 10,000 an ≥3 ≥5
Primal Dual
Batasan-batasan:
2X1 ≤8 2Y1 + 6Y3 ≥ 3
3X2 ≤ 15 3Y2 + 5X2 ≥ 5
6X1 + 5X2 ≤ 30
Dan; Dan;
X1, X2 ≥ 0 Y1,Y2,Y3 ≥ 0
Apabila masalah dual tersebut diselesaikan maka akan diperoleh Y1=0; Y2=5/6; Y3=1/2.
Yang tak lain adalah koefisien-koefisien slack variable pada baris pertama tabel simpleks
bagian terakhir (optimal).
Jadi dual dapat diapakai untuk meemriksa kembali tabel optimal pada masalah primal.
Dengan demikian teori dualitas sangat berguna dalam penerapan metode linier
programming dengan manfaatnya yaitu:
a. Untuk menginterpretasikan (terutama dalam artian ekonomis) angka-angka yang
terdapat pada tabel optimal dari masalah primal, dan
b. Untuk memeriksa kembali apakah ada kesalahan dalam melakukan perubahan pada
setiap langkah dalam menggunakan metode simpleks bagi masalah primal.
Dengan teori dualitas dikenal kaidah simetris yaitu segala bentuk hubungan antara suatu
masalah primal dalam LP dengan masalah dualnya adalah simetris. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahawa dual daripada suatu masalah dual ttidak lain adalah masalah primalnya.
Akibatnya hubungan antara dual dengan primal dapat diterapkan kebalikannya. Akibat lain
adalah adanya kebebasan untuk menetapkan mana masalah primal dan mana dualnya.
Setelah ditemukan penyelesaian yang optimal dari suatu masalah LP, kadang perlu untuk
menelaah lebih jauh kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seandainya terjadi
perubahan pada koefisien-koefisien di dalam model.
Untuk menghindari perhitungan ulang , maka digunakan analisa sensitivitas yang pada
dasarnya memanfaatkan kaidah-kaidah primal-dual metode simpleks semaksimal
mungkin.
Karena analaisa dilakukan setelah tercapainya penyelesaian optimal, maka analisa ini
disebut juga Post Optimality Analysis. Jadi tujuan analisa sensitivitas adalah mengurangi
perhitungan-perhitungan dan menghindari perhitungan ulang bila terjadi perubahan-
perubahan satu atau beberapa koefisien model LP pada saat penyelesaian optimal telah
tercapai.
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 NK
Dasar
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
Pada setiap iterasi pada simpleks (baik primal ataupun dual), matriks yang berisi variabel-
variabel starting solution (tidak termasuk baris tujuan) dapat dipakai untuk menghitung
koefisien-koefisien baris tujuan yang berhubungan dengan matriks tersebut. Langkah 1:
pilih koefisien-koefisien dari fungsi tujuan yang berhubungan dengan variabel dasar
iterasi yang bersangkutan, lalu disusun dalam suatu vektor baris.
Pada tabel diatas variabel dasar adalah X2 dan X1 dimana fungsi tujuan adalah 3X1
+5X2. Sehingga koefisien fungsi tujuan tersebut dinyatakan dengan (5,3).
Tampak bahwa 5/6 daan ½ merupakan koefisien-koefisien baris 1 (fungsi tujuan) yang
berhubungan dengan matriks tersebut.
Kaidah II:
Pada setiap iterasi dalam simpleks (baik primal maupun dual), nilai kanan (kecuali untuk
baris tujuan) dapat dihitung dengaan mengalikan matriks yang dimaksud pada kaidah I,
dengan vektor kolom yang berisi nilai kanan dari fungsi-fungsi batasan mula-mula.
Kaidah III;
Pada setiap iterasi dalam simpleks baik primal maupun dual, koefisien-koefisien batasan
yang terletak di bawah setiap variabel merupakan hasil kali matriks pada kaidah I dengan
vektor kolom untuk setiap variabel pada tabel awal.
Berikut beberapa kemungkinan perubahan pada saat tahap optimal telah dicapai
1. Perubahan Nilai Kanan Fungsi Batasan
Perubahan nilai kanan suatu fungsi batasan menunjukkan adanya pengetatan ataupun
pelonggaran batasan tersebut.
apabila terjadi demikian apa pengaruh terhadap optimal solution dan terhadap laba total?
sesuai dengan kaidah II maka:
Ternyata, X1 berubah dari 5/6 menjadi 5/9 dan X2 berubah dari 5 menjadi 5 1/3. Artinya
karena mesin 2 yang khusus dipakai untuk barang X2 diperbesar kapasitasnya, sedangkan
mesin 3 yang dipakai bersama oleh barang X1 dan X2 tetap maka jelas jumlah barang X1
berkurang. Meskipun demikian laba total yang diperoleh bertambah sebagai berikut:
perubahan kontribusi laba per unit tersebut mengakibatkan laba total yang diperoleh
berubah menjadi:
4(5/6)+6(5)= 33 1/3
Fungsi-fungsi Batasan
Fungsi batasan :
1. 4X1 + 5X2 + 6X3 ≤ 60.000
2. 4X1 + 6X2 + 8X3 ≤ 75.000
3. 2X1 + 5X2 + 5X3 ≤ 45.000
4. X1, X2, X3 ≥ 0
Fungsi batasan :
1. 4Y1 + 4Y2 + 2Y3 ≥ 30
2. 5Y1 + 6Y2 + 5Y3 ≥ 40
3. 6Y1 + 8Y2 + 5Y3 ≥ 60
4. Y1, Y2, Y3 ≥ 0
Jika setelah tercapainya tahap optimal terjadi perubahan pada koefisien teknis X2 dari:
akibatnya nilai X2 pada baris Z (pada tabel optimal) akan berubah menjadi :
3(0) + 4(30/4) + 6(0) -40= -10
Ternyata dengan adanya perubahan koefisien teknis X2, tabel tersebut tidak optimal lagi
karena ada nilai negatif pada baris tujuannya yaitu -10. Akibatnya perlu dilanjutkan sampai
tahap optimal tercapai.
maka 5(3.750) + 3(0) + 7(7.500) = 71.250. dimana 71.250 lebih kecil daripada 75.000
sehingga jawaban optimal tidak berubah.