PENDAHULUAN
1
membantu untuk memperkirakan atau membayangkan kmungkinan-kemungkinan
yang disertai asumsi-asumsi sehingga dapat dilihat dengan lebih jelas situasi dan
kondisi serta arah kemungkinan yang akan terjadi
Sehingga dengan adanya model dalam pengambilan keputusan tentunya
sangat membantu dalam memilih alternative terbaik dari segala alternative yang
ada ,dimana alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik. Dengan adanya
model pengambilan keputusan tentunya akan sangat membantu menentukan serta
mencapai tujuan yang ada .
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran
matematika atau sasaran fisik.
Dengan demikian pada hakikatnya model itu merupakan pengganti hal yang
nyata, mewakili kejadian sesungguhnya, dengan harapan agar dapat mengatasi
masalah apabila timbul masalah yang sesungguhnya. Model ini sendiri dibuat
dengan menyesuaikan pada situasi dimana model itu akan dibuat. Di samping itu,
model pun dibuat sesuai dengan tujuan penggunaan model itu sendiri.
Para ahli terus berusaha untuk mempelajari berbagai pendekatan dan cara
yang digunakan oleh para pengambil keputusan, baik yang berhasil maupun yang
tidak, khususnya dalam menghadapai situasi problematis yang kompleks.
Mempelajari berbagai kegagalan sama pentingnya dengan mempelajari
keberhasilan. Sesuatu keputusan merupakan keputusan apabila alternatif-alternatif
penting tidak dipertimbangkan, terdapat kekeliruan dalam memperkirakan
keadaan yang akan timbul pada lingkungan, ketidaktepatan dalam
memperhitungkan hasil yang secara potensial mungkin diperoleh pilihan
4
dijatuhkan pada alternatif yang tidak paling tepat dan bahkan kesalahan dalam
menempatkan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai.
Dengan kata lain, mempelajari mengapa pengambilan keputusan
adakalanya membuat keputusan yang tidak baik untuk dikaji. Dengan ini dapat
mengetahui sifat-sifat berbagai model dan teknik pengambilan keputusan
sehingga apabila diterapkan mendatangkan hasil yang diharapkan.
Pada dasarnya terdapat dua cara untuk melakukan penilaian keputusan:
1. Menggunakan pendekatan yang sifatnya pragmatis
yaitu melihat hasil yang dicapai. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan
harapan dan keinginan, keputusan yang diambil dapat dikatakan sebagai
keputusan yang baik, dan sebaliknya. Secara pragmatis, beberapa tolok ukur
tambahan yang dapat dan biasa digunakan dalam menilai tepat tidaknya
suatu keputusan antara lain:
a. Mutu keputusan yang diambil dalam arti penggabungan yang tepat antara
rasionalitas dan kreativitas oleh pengambil keputusan.
b. Dipertimbangkannya berbagai alternatif yang wajar dan relevan untuk
dipertimbangkan.
c. Tersedianya informasi yang relevan, mutakhir, dapat dipercaya dan
lengkap serta digunakan sebgai dasar untuk melakukan analisis yang
diperlukan.
d. Pemanfaatan yang ekonomis dari berbagai sumber daya, dana, dan tenaga
dalam proses pengambilan keputusan.
e. Akseptabilitas keputusan yang diambil oleh mereka yang diharapkan
akan menjalankan keputusan tersebut dan oleh mereka yang akan terkena
oleh keputusan yang diambil.
5
pengambil keputusan telah mengidentifikasikan dan mempertimbangkan semua
alternatif yang secara sadar dibatasi, dan telah melalui semua langkah dalam
proses pengambilan keputusan, serta menerima konsekuensi tindakan yang
diambil, proses pengambilan keputusan demikian dapat dipandang sebagai proses
yang tuntas.
1. Model Rasional
Model rasional juga didasarkan atas teori ekonomi atau konsep manusia
ekonomi , yang memandang bahwa semua individu tau tentang berbagai macam
alternative yang tersedia pada suatu situasi tertentu dan juga tentang konsekuensi
yang ada seiap alternative tersebut .
6
kemudian kita bisa melakukan pengembangan alternatif solusi atau keputusan apa
yang akan diambil. Masing-masing alternatif tersebut tentu perlu dievaluasi secara
seksama untuk kemudian dapat dipilih alternatif terbaik yang dapat memberikan
hasil yang paling maksimal dan optimal.
Sehubungan dengan itu maka setiap orang akan berprilaku secara rasional
yaitu bahwa mereka akan membuat pilihan-pilihan sedemikian rupa sehingga
mencpai nilai yang tinggi
2. Model Inkremental
Menurut Simon ( 1984) bahwa, tidak benar semua orang selalu berprilaku
secara rasional sebagaimana dinyatakannya dalam konsep manusia- ekonnomi,
karena itu yang valid adalah konsep manusia-administrasi.
3. Model Agregatif
Model agregatif juga disebut metode agregatif seringkali model ini
dimanfaatkan konsulatan dan tim stafyang merumuskan kebijakan kebijakan
politik.
4. Model Keranjang Sampah
Model ini menolak model rasional, bahkan rasional-inkremental yang
sederhana sekalipun. Model ini lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan
7
dalam pengambilan keputusan, pada isu yang bermacam – macam dari para
partisipan dalam pengambilan keputusan dan pada masalah yang timbul pada saat
itu.
5. Model Pengamatan terpadu ( mixed Scanning )
6. Model Optimasi
Sasaran yang ingin dicapai dengan model optimasi adalah bahwa dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada, organisasi memperoleh hasil terbaik
yang paling mungkin dicapai. Sikap pengambil keputusan, norma-norma serta
kebijaksanaan organisasi berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang
dimaksud dengan hasil terbaik yang mungkin dicapai itu.
8
7. Model satisficing
Salah satu perkembangan baru dalam teori pengambilan keputusan ialah
berkembangnya pendapat yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki
kemampuan untuk mengoptimalkan hasil dengan menggunakan berbagai kriteria
yang telah dibahas diawal.
Tidak dapat disangkal bahwa aksentuasi pada pendekatan kuantitatif
mempunyai tempat dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidak
dapat didekati semata-mata dengan prosedur yang sepenuhnya didasarkan pada
rasionalitas dan logika.
Model satisficing berarti pengambil keputusan memilih alternative solusi
pertama yang memenuhi criteria keputusan minimal. Dengan tidak berusaha untuk
mengejar seluruh alternative untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk
memaksimalkan pengembalian ekonomi
8. Model Heuritis
Pada hakikatnya model ini berarti, bahwa faktor-faktor internal yang terdapat
dalam diri seseorang pengambil keputusan lebih berpengaruh dari pada faktor-
faktor eksternal. Dengan kata lain, seorang pengambil keputusan lebih
mendasarkan keputusannya pada konsep-konsep yang dimilikinya, berdasarkan
persepsi sendiri tentang situasi problematic yang dihadapi.
Dalam praktek model ini digunakan apabila para pengambil keputusan tidak
tersedia kemampuan untuk melakukan pendekatan yang matematikal atau apabila
bagi pengambil keputusan tidak tersedia kesempatan untuk memanfaatkan
berbagai sumber oraganisasional untuk melakukan pengkajian yang sifatnya
kuantitatif.
9. Model pengambilan berdasarkan perilaku
Model ini didasarkan pada seberapa jauh keputusan itu dapat memberikan
kepuasan.Model ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar
rasionalitas kontekstual dan rasionalitas respektif.Rasionalitas kontekstual artinya
keputusan tidak hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat (tekstual) tetapi juga
yang tersurat (kontekstual).
9
10. Model pengambilan keputusan Carnegie
Model ini lebih mengakui akan kepuasan, keterbatasan rasionalitas, dan
koalisi organisasi. menggambarkan pengambilan keputusan yang berlangsung di
lingkungan yang tidak pasti, dimana informasi sulit didapat, tidak utuh, dan sering
kali memiliki sifat ganda. Model ini juga menggambarkan proses pengambilan
keputusan secara real-life, dimana manajer dihadapkan pada keterbatasan proses
pengolahan informasi oleh karena factor rasionalitas yang dibatasi.Perbedaan
antara pengambilan keputusan rasional dengan Carnegie adalah sebagai berikut :
10
wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
11
lalu, tidak serta merta solusi yang sama yang pernah dilakukan di masa lalu akan
menghasilkan dampak yang sama pula.
Hal demikian karena adanya perbedaan karakteristik situasi dan kondisi
yang melingkupi. Pengalaman sering membuat orang mengabaikan perbedaan
situasi dan kondisi yang melingkupi permasalahan antara masa lalu dan masa kini.
1. Model kuantitatif
Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-
asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa
menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik)
atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2. Model kualitatif
1. Model Probabilitas
12
Umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan
konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and
expected value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan
yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event
occuring).
3. Model Matriks
13
1. Model Matematika
Merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan
peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya.
4. Model verbal
14
secara pribadi. Ini berarti bahwa birokrasi itu menghadapi masalah
administratif substansial.
2. Bagian terbesar dari anggotanya adalah karyawan penuh yang sangat
menggantungkan dari pada kesempatan kerja dan gajinya pada organisasi
itu. Ini berarti bahwa pada anggotanya sangat terikat pada pekerjaannya.
3. Upahnya, kenaikan pangkatnya, dan sebagainya itu sangat tergantung pada
prestasinya dalam organisasi itu atau ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh
organisasi tersebut.
4. Sebagian besar dari hasil itu secara tidak langsung dinilai dalam pasaran.
Prestasi kerja para anggota atau karyawan secara tidak langsung juga ikut
menentukan pasaran hasil organisasinya/perusahaannya.
Dengan demikian, maka faktor intern (fungsi) dan faktor ekstern (lingkungan)
ikut berperan dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian. Dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pimpinan, maka analogi terhadap berlakunya dalil
dan faktor-faktor tersebut harus juga menjadi bahan pertimbangan.
5. Model fisik
15
1.Model Preskiptif
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
2.Model Deskriptif
16
dipecahkan bersifat teknis , yaitu berupa prosedur dan langkah langkah yang perlu
ditempuh telah dituangkan dalam buku pedoman .meskipun sifatnya repetitive dan
rutin , tidak berarti bahwa pengambilan keputusan terprogram dilaksanakan
semata mata berdasarkan metode metode yang bersifat tradisional
17
Pengambilan keputusan biasanya dibutuhkan sebuah model yang dapat
membantu dalam prosesnya. perlu diperhatikan bahwa tidak ada satu model pun
yang cocok digunakan untuk mengatasi semua jenis situasi problematik yang
dihadpi oleh organisasi. Karena itu kemahiran yang perlu dikembangkan oleh para
pengambil keputusan ialah memilih secara tepat satu atau gabungan beberapa
model, dan menyesuaikannya dengan tuntutan situasi yang dihadapi.
Biasanya dalam mengambil keputusan digunakan model yang
sederhana .Alasan mengapa para pengambil keputusan cenderung memilih model
pengambilan keputusan yang sederhana dan rasional ialah karena mereka tidak
bisa tidak harus mempertimbangkan berbagai faktor intern, terutama nilai-nilai
organisasional yang dianut dan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh
para manajer yang lebih tinggi kedudukannya
Sehingga dengan pemilihan model yang tepat pengambiln keputusan dapat
dilakukan guna mencapai tujuan yang ada. Adapun langkah langkah dalam
mengambil keputusan yang tepat yaitu yang sesuai dengan :
1. Konsep dasar dalam pengambilan keputusan
2. Tujuan dan factor dalam pengambilan keputusan
3. Langkah-langkah pengambilan keputusan
4. Model-model pengambilan keputusan
5. Dan mempertimbangkan dampak dan akibatnya
BAB III
18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
19
Basyaib, Fachmi,. 2006. Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Grasindo
Siagian, Sondang. 1990. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji
Masagung.
http://lalanurmala-lalanurmala.blogspot.co.id/2015/09/teori-pengambilan-
keputusan-model.html, diakses tanggal 24 Maret 2018 pukul 19.80 WITA.
https://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-objektif-
dan-konstruktif/ diakses tanggal 24 Maret 2018 pukul 19.80 WITA.
20