Dividends vs Repurchase
Calista Fredlina Irma Thahirah
216020201111011
Table of Content
Tender Offer
Dengan metode tender offer perusahaan mengumumkan
kepada seluruh pemegang saham bahwa perusahaan akan Prosedur Stock
Repurchase
membeli kembali beberapa lembar sahamnya pada harga
dan periode tertentu yang telah ditetapkan. Harga yang
ditawarkan perusahaan biasanya adalah harga di atas
harga pasar
Menurut teori ini, para pemegang saham punya sudut pandang berbeda
terhadap kebijakan dividen sebuah perusahaan. Dividend Payout
Ratio yang tinggi lebih disukai oleh investor yang butuh penghasilan saat
ini. Sedangkan investor yang tidak begitu butuh uang saat ini lebih
memilih jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih
perusahaan.
Signaling Hypothesis
Signalling hypothesis menyatakan bahwa value perusahaan tergantung dari sinyal perusahaan yang
diberikan mengenai kegiatan stock repurchase, apakah negatif ataupun positif. Jika berupa sinyal
positif diharapkan akan meningkatkan value perusahaan, dan sebaliknya jika sinyal negatif akan
menurunkan value perusahaan.
Stabilitas Dividen
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih
baik daripada perusahaan yang membayar dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan
yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut stabil
dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan
perusahaan yang kurang baik.
Dividend Payout Ratio
Rasio pembayaran dividen digunakan dalam berbagai situasi. Misalnya, rasio tersebut digunakan dalam penilaian sebagai
suatu cara untuk menduga besarnya dividen ditahun mendatang. Nilai rasio ini menunjukkan besarnya presentase total laba
yang tersedia bagi pemilik saham yang akan dibayarkan dalam bentuk dividen. Semakin tinggi dividend payout ratio, investor
akan semakin untung, tetapi bagi perusahaan hal ini akan memperlemah internal financial karena akan memperkecil laba
ditahan.
The Residual Distribution Model
The Residual Distribution adalah model kebijakan dimana besaran dividen ditetapkan sama dengan
pendapatan aktual dikurangi jumlah laba ditahan yang diperlukan untuk membiayai anggaran modal
optimal perusahaan. Jadi, perusahaan mendanai pengeluaran modal dengan pendapatan yang
tersedia sebelum membayar dividen kepada pemegang saham. Cara menentukan:
1. Menetapkan penganggaran modal optimum. Semua usulan investasi dengan Net Present Value
positif diterima.
2. Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiayai investasi baru sambil menjaga
struktur modal ideal (target)
3. Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan modal semaksimal mungkin
4. Membayar dividen jika ada sisa laba, setelah semua usulan investasi ber-NPV positif diterima.
Dividen = laba bersih– [(struktur modal target)(total anggaran modal)]
The Residual Distribution in Practice
Penetapan Kebijakan Dividen
tindakan perusahaan memecah saham yang beredar menjadi tindakan perusahaan memberikan saham baru sebagai
bagian yang lebih pembayaran
kecil. dividen.
1. Stock split dilakukan untuk menjaga agar harga saham tetap berada pada optimal price range. Harga saham yang tinggi akan
menyulitkan investor untuk membeli saham tersebut sehingga dapat menurunkan permintaan.
2. Stock dividend digunakan perusahaan yang ingin menghemat kas atau perusahaan dalam kesulitan keuangan. Masalah yang
muncul jika perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi terhadap emiten. Akibatnya harga saham bisa
turun, sehingga untuk menghindari efek negatif ini perusahaan dapat membagi stock dividend sebagai pengganti dividen kas.
Effect on Stock Prices
1. Rata-rata, harga saham sebuah perusahaan naik sesaat setelah mengumumkan stock split dan stock dividend
2. Hanya manajer yang berpikir bahwa “pendapatan masa depan akan lebih tinggi” yang cenderung melakukan stock split ini,
sehingga investor sering memandang informasi stock split sebagai sinyal positif. Dengan demikian, ini adalah sinyal prospek yang
menguntungkan untuk pendapatan dan dividen yang menyebabkan harga meningkat.
3. Jika suatu perusahaan mengumumkan stock split dan stock dividen, harganya akan cenderung bangkit. Namun, jika selama
beberapa bulan ke depan tidak terjadi peningkatan dalam laba dan dividen, maka harga sahamnya akan turun kembali ke tingkat
sebelumnya.
4. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komisi broker umumnya lebih tinggi dalam persentase saham dengan harga lebih
rendah. Ini berarti lebih mahal untuk berdagang saham harga rendah daripada saham berharga tinggi yang mengartikan bahwa
stock split dapat mengurangi likuiditas saham perusahaan.
Rencana Penginvestasian Kembali Dividen
Dividend Reinvenstment Plan (DRIP) adalah rencana yang ditawarkan oleh perusahaan yang memungkinkan investor untuk
menginvestasikan kembali dividen tunai mereka ke saham tambahan atau pecahan saham dari saham yang mendasarinya
pada tanggal pembayaran dividen. Kebanyakan DRIP memungkinkan investor untuk membeli saham tanpa komisi dan
dengan diskon yang signifikan terhadap harga saham saat itu.
Faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen
1. Perjanjian hutang
2. Pembatasan saham preferen
3. Posisi Likuiditas Perusahaan
4. Ketersediaan uang tunai
5. Pajak denda atas akumulasi pendapatan yang tidak semestinya
Ketersediaan dan Biaya Sumber Modal Alternatif
1. Biaya penjualan saham baru. Jika suatu perusahaan dirasa perlu membiayai tingkat investasi
tertentu, perusahaan dapat memperoleh ekuitas dengan menahan laba atau dengan
menerbitkan
saham baru.
2. Kemampuan untuk menggantikan hutang dengan ekuitas. Sebuah perusahaan dapat
membiayai
tingkat investasi tertentu baik dengan utang atau ekuitas.
3. Kontrol. Jika manajemen mempertahankan kontrol pengawasan, perusahaan dimungkinkan
tidak menjual saham baru, sehingga perusahaan dapat mempertahankan lebih banyak
pendapatan daripada yang seharusnya.
REVIEW JURNAL
Pendahuluan
Persentase Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di BEI yang membagikan dividen secara berturut turut pada
periode 2011-2015 dapat ditunjukan pada gambar berikut ini :
Cont’d
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa fenomena Dividend Payout Ratio yang terjadi pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 yang membagikan dividen secara berturut - turut pada periode tersebut mengalami
fluktuasi pada setiap tahunnya. Persentase Dividend Payout Ratio yang berfluktuasi setiap tahunnya dapat disebabkan oleh
faktor – faktor tertentu yang ditentukan oleh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen, untuk mengetahui
signifikansi pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen, untuk mengetahui signifikansi pengaruh
tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap kebiijakan dividen dan untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran
perusahaan terhadap kebijakan dividen.
Tinjauan Literatur
Profitabilitas
Menurut Kasmir (2016:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Profitabilitas pada penelitian ini, diproksikan dengan return on equity (ROE). Menurut Deitiana (2009), return on
equity (ROE) merupakan indikator yang tepat dalam mengukur suatu keberhasilan bisnis dengan mensejahterakan pemegang
sahamnya.
Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendeknya tepat pada waktunya,
likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas,
surat berharga, piutang, persediaan (Sartono, 2014:116). Likuiditas pada penelitian ini diproksikan dengan current ratio (CR).
Current Ratio merupakan ukuran yang secara umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka
pendek.
Cont’d
Tingkat Pertumbuhan
Menurut Brigham dan Houston (2013:211) pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen dimana tingkat
pertumbuhan yang baik perusahaan tentunya akan mengalokasikan dana yang di dapat perusahaan untuk berinvestasi sehingga
akan mengurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham. Tingkat pertumbuhan pada penelitian ini diproksikan dalam
growth dengan melihat jumlah aset pada saat ini dengan aset sebelumnya
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah rata - rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian
(Brigham dan Houston, 2013:117). Ukuran perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan logaritma dari total aset, untuk
dapat mengukur jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan.
Metode Penelitian
• Variabel terikat pada penelitian ini yaitu Kebijakan Dividen (Y). Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini yaitu Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2),
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (X3) dan Ukuran Perusahaan (X4).
• Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 dengan jumlah populasi
sebanyak 143 perusahaan manufaktur.
• Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria peneliti sebanyak 9 perusahaan manufaktur.
• Penelitian ini menggunakan Teknik analisis model regresi linear berganda
Hipotesis dan Hasil
HIPOTESIS HASIL
H2: Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap positif dan signifikan
kebijakan dividen.
H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan positif dan signifikan