PENGELOLAAN
KEBIJAKAN SECARA
SISTEMIK
37
PENGELOLAAN KEBIJAKAN SECARA SISTEMIK
nyata. Dalam hubungan ini kemampuan pengelola dalamn
mengelola masalah menjadi pemecahan memegang peranan
penting. Inilah inti dari pengelolaarn kebijakan.
38
BERPIKIR SISTEMIK
pengertian dan pemahaman. Dalam analisis, pekerjaan otak
tersebut adalah suatu proses memilah dan mengelompokkan
obyek ke dalam bagian yang lebih rinci sehingga diperoleh
pengetahuan tentang ciri dan cara kerja dari obyek tersebut.
39
PENGELOLAAN KEBIJAKAN SECARA SISTEMIK
tertentu, di daerah tertentu dan pada waktu dulu. Contohnya,
cetakan pikiran tentang pembangunan ekonomi nasional
berbasis modal fisik dirumuskan abad lalu, sejauh mana itu
masih cocok dipakai untuk menganalisis kerumitan masalah
perekonomian lintas-nasional atau jejaring sejagat berbasis
modal ilmu pengetahuan dalam abad ke-21.
40
BERPIKIR SISTEMIKK
yang mantap umumnya terdapat dalam benda-benda fisik,
mekanik, dan perekayasaan. Sebaliknya, sistem yang bergerak
umumnya terdapat dalam benda-benda hidup, sosial, dan
kemanusiaan. Dalam kehidupan, benda nyata dan samar itu
adalah suatu kesatuan. Keadaan mantap tidak dapat
dipisahkan dengan proses bergerak, seperti halnya kita tidak
dapat memisahkan keadaan dan proses antara barang, produk/
jasa, teknologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Berpikir
sistemik yang baik adalah berpikir yang dapat menangani dua
benda nyata dan samar secara berimbang. Salah satu alat
berpikir sistemik tersebut adalah dinamika sistem, yang telah
diuraikan dalam bab terdahulu. Dinamika sistem adalah alat
yang baik untuk menangani sistem yang rumit, berubah, dan
bergelombang akibat percampuran benda nyata dan samar.
Dari sisi pengelolaan kebijakan, penerapan dinamika sistem
cocok untuk perencanaan kebijakan jangka panjang, yang me-
merlukan kelenturan terhadap tanggapan tak terduga di dalam
sistem dan perubahan cepat lingkungan. Lihat Gambar 7.
Masalah Masalah
(Keadaan) (Keadaan
Pilihan Kegiatan Pilihan
KebijakanD Pelaku Kebijakan
Kebijakan) Kebijakan
Masalah
Keadaán )(+
Pilihan
Kebijakan
(
Kebijakan
Gambar 7
CORAK ANALISIS SISTEM DALAM PENGELOLAAN KEBIJAKAN
42
BERPIKIR SISTEMIK
Selanjutnya, proses analisis kebijakan dengan dinamika
sistem dilakukan dengan permainan tiruan. Mengapa analisis
kebijakan dengan permainan tiruan? Dengan membuat
permainan tiruan itu proses analisis akan lebih cepat, bersitat
menyeluruh, hemat, dan dapat dipertanggugjawabkan.
Sebaliknya, analisis kebijakan dengan percobaan langsung
terhadap sistem nyata akan lebih lama, sifat terbatas, mahal
dan risikonya kurang diperhitungkan. Contoh-contoh yang
sederhana adalah:
43
PENGELOLAAN KEBUAKAN SECARA SISTEMIK
2. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DANN
ANALISIS KEBIJAKAN
Pengembangan kebijakan membuka sembarang pilihan-pilihan
kebijakan yang mungkin dilakukan untuk membawa sistem
menuju keadaan diinginkan. Perubahan keadaan tersebut
dapat sebagai pemecahan masalah atau menuju perbaikan.
Pilihan-pilihan kebijakan tersebut dalam dinamika sistem ada-
lah titik-titik campur tangan terhadap tiruan sistem. Titik-titik
tersebut adalah tempat yang peka mernggerakkan perubahan
memecahkan masalah atau memperbaiki keadaan. Penggunaan
dinamika sistem tidak hanya bermanfaat untuk memahami
suatu sistem, tetapi yang lebih penting dalam dinamika sistem,
yang merupakan keunggulannya, adalah bagaimana men-
ciptakan dan membawa perubahan sistemik ke arah yang
diinginkan dengan memperhatikan sifat-sifat sistem untuk
pengembangan dan analisis kebijakan strategis.
i) Pengembangan Kebijakan
Pengembangan kebijakan adalah suatu proses berpikir
menciptakan gagasan baru tentang tindakan yang diperlukan
dalam mempengaruhi sistem mencapai tujuan. Mengapa
gagasan baru? Karena mengikuti masalah sering merupakan
akibat dari gagasan lama, yang sudah tidak cocok lagi untuk
menangani masalah sekarang. Sekurangnya, dalam pengem-
bangan kebijakan diperlukan pembaruan gagasan lama yang
lebih dari sekedar pengulangan gagasan lama. Ada tiga cara
untuk pengembangan gagasan kebijakan baru dengan
permainan tiruan dari sistem nyata:
44
BERPIKIR SISTEMIK
a. Pembaruan Ciri Unsur Sistem
Pembaruan ciri unsur adalah mengubah faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja dan kinerja sistem. Campur tangan
dengan mengunakan faktor-faktor yang mengubah kekuatan
dan kecepatan fungsi unsur ini disebut pilihan kebijakan
fungsional. Beberapa contoh kebijakan adalah:
45
PENGELOLAAN KEBJAKAN SECARA SISTEMIK
Memotong rantai lingkaran dinamika sistem dengan
)
merubah ketentuan dan acuan proses dalam sistem dalam
menanggapi kebutuhan perubahan lingkungan, misalnya
kebijakan sistem rangsangan yang dikaitkan dengan proses
penciptaan dan pembaruan dalam industri;
46
BERPIKIR SISTEMIK
iv) kemudian lakukan permainan terhadap bangunan pikiran
itu untuk melihat kecenderungan dan dampaknya. Proses
ini disebut pengembangan pilihan kebijakan mendasar.
Contohnya adalah langkah kebijakan keuangan yan8
berani oleh Perdana Menteri Mahathir Muhammad dengan
penerapan "nilai tukar tetap terhadap mata uang Ringgit
Malaysia" untuk meredam tekanan dari gejolak keuangan
sejagat terhadap perekonomian di Malaysia.
i) Analisis Kebijakan
a. Kebijakan Fungsional dan Struktural
Seperti telah dijelaskan, analisis kebijakan pada dasarnya adalah
menemukan langkah strategis untuk mempengaruhi sistem.
Dalam upaya mempengaruhi sistem tersebut ada dua pilihan,
yaitu sistemnya tetap atau berubah. Jika sistemnya tetap, maka
analisis terhadap langkah-langkah yang diambil menghasilkan
pilihan langkah yang mempengaruhi fungsi dari unsur sistem
atau disebut sebagai kebijakan fungsional. Sebaliknya, apabila
sistemnya diubah, maka analisis terhadap langkah-langkah
yang diambil menghasilkan pilihan langkah yang menciptakan
suatu rangka sistem yang berbeda dengan sistem semula atau
disebut juga kebijakan penyesuaian/perubahan struktural.
Pada umumnya, pemilihan langkah ini dikaitkan dengan
prakiraan kecenderungan lingkungan sistem ke depan.
47
PENGELOLAAN KEBIJAKAN SECARA SISTEMIK
fungsional dalam lingkungan sistem yang berubah cepat
umumnya suatu tindakan bersifat menahan, misalnya campur
tangan bank sentral untuk memantapkan nilai tukar rupiah
terhadap karena gejolak keuangan kawasan Asia. Sebaliknya,
pengambilan langkah kebijakan struktural dalam lingkungan
sistem yang berubah cepat umumnya suatu tindakan yang
besifat penyesuaian, misalnya pelepasan pita batas nilai tukar
rupiah terhadap dolar menurut kemauan pasar dalam gejolak
keuangan yang penuh ketidakpastian.
b. Pemilihan Kebijakan
Gagasan kebijakan baru, baik yang bersifat fungsional maupun
struktural, sebagai hasil proses berpikir untuk membawa
perubahan mestinya bersifat nalar dan masuk akal. Nalar
artinya didukung oleh penalaran yang jelas. Masuk akal
artinya didukung oleh alat kebijakan yang dapat dilaksanakan
dalam dunia nyata. Dalam pemilihan kebijakan, faktor masuk
akal penting sehingga suatu gagasan kebijakan yang semula
kurang nalar akan diterima sebagai nalar dengan dukungan
alat yang masuk akal. Contoh sederhana adalah, banyak
kejahatan penodongan di lampu merah yang luput dari peng-
awasan aparat sehingga penanganan oleh aparat selalu
terlambat. Gagasan kebijakan yang dikembangkan misalnya,
dengan keterbatasan jumlah aparat, mestinya mata aparat
bukan dua, tetapi tiga, satu di belakang, ini gagasan yang tidak
nalar. Dalam permainan tiruan, penambahan satu mata aparat
di belakang ini, dapat diterjemahkan dengan alat:
i) Pengalihan profesi pengamen jalanan sebagai satuan
pengawas ketertiban umum merupakan tambahan dari
mata aparat, dan
i) pemasangan kamera video pada setiap lampu merah juga
merupakan tambahan mata aparat.
48
BERPIKIR sISTEMIK
sejauh mana keberlanjutan sistem yang lama tetap bertahan
dalam perubahan lingkungan sistem ke depan. Sebaliknya,
pemilihan kebijakan perubahan struktural dalam lingkungan
yang tetap, umumnya mempertimbangkan sejauh mana perge
seran dari sistem lama menjadi sistem baru dapat bekerja dan
cocok untuk menciptakan sebuah lingkungan sistem yang baru.
Inti dari pertimbangan tersebut adalah soal keinginan dan
kelayakan terhadap suatu kebijakan. Pengertian dinginkan
adalah memperoleh dukungan dari semua pihak, sedangkan
pengertian layak adalah kebijakan itu dapat dilaksanakaan
dalam dunia nyata.
49
PENGELOLAAN KEBJAKAN SECARA SISTEMIK
Dari pengelompokan di atas, tampak bahwa setiap pilihan
langkah akan menghadapi dua kemungkinan, yaitu berhasil
atau gagal, yang bergantung pada keadaan lingkungan sistem
dan ciri yang melekat pada langkah kebijakan tersebut. Dengan
pertimbangan terhadap kemungkinan berhasil atau gagal
tesebut, yang perlu dianalisis adalah seberapa besar tingkat
keberhasilan atau kegagalannya dalam pelaksanaan. Analisis
menyeluruh terhadap hasil dan dampak ke depan dari suatu
kebijakan tersebut dilakukan dengan permainan tiruan. Dengan
pengertian dan pemahaman terhadap segala kemungkinan
baik dan buruk, maka akan dapat dirumuskan alat yang
diperlukan untuk memperoleh sebanyak-mungkin hasil dan
dampak baik dan memberikan sesedikit-mungkin hasil dan
dampak buruk. Alat kebijakan yang diperlukan tersebut juga
sebaiknya diterapkan setelah diuji dengan permainan tiruan.
Intinya, proses permainan dinamika kebijakan adalah salah
satu upaya menemukan pengungkit terbaik, yaitu aman dan
manjur mendorong perubahan secara sistemik ke arah yang
diinginkan.
50
BERPIKIR SISTEMIK
dengan sembilan pola lingkaran umpan balik yang telah
dijelaskan dalam bab terdahulu, di sini juga ada sembilan hal
yang perlu dihindari dalam mengelola kebijakan secara sis-
temik. Dalam penerapannya, sembilan hal tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu acuan berpikir sistemik dalam
pengelolaan kebijakan.
51
PENGELOLAAN KEBIJAKAN SECARA SISTEMIK
i) Menghindari Pemerosotan Tujuan
Membuat penyesuaian tujuan karena godaan lingkungan
kadang-kadang tidak dapat dihindarkan untuk memperta-
hankan keberadaan didalam lingkungan. Namun menikmati
godaan lingkungan dapat mengaburkan tujuan dan meng-
hancurkan keberadaan. Misalnya, meningkatkan kesejahteraan
petani dengan meningkatkan daya guna pertanian. Pelaksana-
annya dengan membuka pasar dalam negeri, yaitu membebas-
kan impor barang pertanian seluas-luasnya untuk kenikmatan
pengakuan ikut perdagangan bebas sejagat. Ini dapat meng-
gagalkan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani karena
memiskinkan petani setempat yang kalah bersaing. Penye-
suaian tujuan menjelaskan kelakuan tentang menikmati
keadaan pemburukan, umumnya juga terjadi dalam berbagai
segi pengelolaan, misalnya pemerosotan sasaran proyek pada
berbagai pekerjaarn pemerintah dan swasta karena tekanan
lingkungan Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN). Pengelolaan
kebijakan dalam sistem berciri penyesuaian tujuan tersebut
adalah menghindari pemerosotan tujuan karena tekanan
lingkungan. Caranya adalah menahan pemerosotan tujuan
dengan keteguhan berpegang pada wawasan yang menjadi
dasar dari tujuan. Dalam ekonomi wawasan pembangunan
yang memihak rakyat kecil, mestinya terungkap dalam
pengelolaan kebijakan ekonomi yang melindungi kepentingan
rakyat kecil. Dalam pemerintahan wawasan kelembagaan
pemerintah yang terpercaya, mestinya itu tercermin dalam
pengelolaan kebijakan penggunaan anggaran pembangunan
yang menjamin kelurusan, kerterbukaan, dan tanggung gugat.
52
BERPIKIR SISTEMIK
tumbuh kebablasan keluar batas daya dukung menuju
penghancuran, misalnya kelebihan pengadaan ruang bisnis/
perkantoran dalam pasar yang berujung pada runtuhnya
bisnis ini karena dililit utang dalam krisis tahun 1997. Penge-
lolaan kebijakan dalam sistem berciri batas pertumbuhan
adalah dengan menghindari jebakan pertumbuhan. Caranya.
adalah:
sekarang
53
PENGELOLAAN KEBIJAKAN SECARA SISTEMIK
Pengelolaan kebijakan dalam sistem berciri batas pertumbuhan
semu dan kekurangan penanaman modal ini adalah meng.
hindari jebakan pertumbuhan semu yang tidak didukung
penanaman modal. Caranya, mengelola kebijakan penanaman
modal yang dapat menjaga keseimbangan antara penanaman
modal dengan prakiraan permintaan atau konsumsi. Kelebihan
penanaman modal dan kelebihan produksi tidak dikonsumsi
mengakibatkan krisis permintaan seperti kejadian sebelum krisis
ekonomi. Sebaliknya, kekurangan penanaman modal dan
konsumsi yang tinggi mengakibatkan krisis penyediaan
(seperti
kejadian dalam pemulihan ekonomi) sehingga bergantung pada
impor. Jika krisis penyediaan menyangkut barang publik,
seperti listrik dan sembako, hal ini dapat membawa krisis
kepercayaan publik kepada kemampuan pemerintah menye-
diakan dan melindungi kebutuhan barang publik.
54
BERPIKIR SISTEMIK
Dalam masalah kemiskinan, pemecahan dilakukan dengan
pengelolaan kebijakan peningkatan kemampuan bekerja untuk
mandiri dan melawan kemalasan. Dalam masalah kemacetan,
pemecahan dengan pengelolaan kebijakan peningkatan jumlah
dan kenyaman pengangkutan umum dan penambahan jalan
baru. Pada umumnya, pengulangan perbaikan yang gagal
akan berlangsung terus bila pengambil kebijakan tidak belajar
dari kesalahan kebijakan dan mempertahankan kebijakan yang
salah.
55
PENGELOLAAN KEBIJAKAN SECARA SISTEMIK
vii) Menghindari Permainan Menang-Kalah
56
BERPIKIR SISTEMIK
kekuatan. Proses percepatan adu kekuatan di sini tanpa batas
dengan anggapan masing-masing pelaku selalu dapat
memperbarui sumber kekuatan untuk berlomba. Ini adalah
pikiran persaingan pasar bebas dalam ekonomi dan semangat
tempur dalam pertarungan. Dalam kenyataannya, pada saat
masing-masing pelaku tidak dapat lagi memperbarui sumber
kekuatannya karena sama-sama merugi maka semua akan
hancur. Misalnya persaingan saling menurunkan harga sesama
pebisnis jasa penerbangan, petarungan saling menguras tenaga,
dan perlombaan saling merusak dalam pertentangan antar-
kaum/daerah. Namun, apabila hanya satu pelaku yang dapat
memperbarui sumber kekuatan maka yang lainnya akan
hancur, kelompok bisnis yang tetap kuat dan menang bersain8
mengambil alih yang melemah dan kalah bersaing. Penge-
lolaan kebijakan berciri percepatan pemburukan keadaan
adalah membangun kesepakatan mencapai tujuan bersama.
Caranya membuat peredaan pertentangan, perundingan cara
peredaan pertentangan, kesepakatan tentang tujuan bersama,
pemecahan cara mencapai tujuan bersama. Dalam pereko-
nomian melalui kesepakatan dalam pengelolaan kebijakan
kerja sama perekonomian. Dalam pertentangan antarkaum/
daerah melalui kesepakatan dalam pengelolaan kebijakan kerja
sama antarkaum/daerah itu.
57
PENGELOLAAN KEBIUAKAN SECARA SISTEMIK
misalnya kesulitan bersama akibat habisnya sumber daya
hutan, sumber daya laut, dan lain-lain. Pengelolaan kebijakan
berciri kemunculan kesulitan bersama adalah dengan menemu-
kan cara menguras sumber daya yang tidak menimbulkan
kehancuran dalam jangka panjang. Caranya menerapkan
pengelolaan kebijakan pengendalian pengurasan sumber daya
yang tepat sasaran, yaitu membuat setiap orang dapat
menahan diri untuk menguras sumber daya bagi keuntungan
jangka pendek.
4. RANGKUMAN
Sebagai rangkuman, dapat dikemukakan bahwa analisis
kebijakan melalui permainan tiruan dinamika sistem akan
berguna untuk merngurai dan memahami masalah dunia nyata
yang mengandung kerumitan, perubahan cepat, dan ketidak-
pastian. Campur tangan dalam suatu permainan tiruarn, sistem
dapat dilakukan secara fungsional maupun struktural. Hasil
permainan memberikan informasi tentang pandangan ke
depan, menyangkut hasil dan dampak suatu kebijakan ter-
hadap sistem dalam jangka panjang. Pengelolaan kebijakan
secara sistemik adalah menemukan titik peka tertentu dalam
sistem, sehingga sistem dapat dikendalikan dan masalah dapat
dipecahkan. Dalam pemecahan kerumitan masalah secara
sistemik, ada sembilan hal yang perlu dihindari yang dapat
menjadi pedoman umum untuk pengelolaan kebijakan. Intinya,
pengelolaan kebijakan secara sistemik adalah langkah-langkah
keputusan yang bersifat pembaruan dan mendasar. Tentang
penerapan pengelolaan kebijakan untuk pemecahan kerumitan
masalah sistemik akan dibahas dalam Bab 4, yaitu pengelolaan
kebijakan publik dan pengembangan kelembagaan terpercaya.
58
BERPIKIR SISTEMIK