Anda di halaman 1dari 6

LITERASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERPIKIR SITEMIK DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN DAN PENGNALAN MASALAH SERTA
ANALISA MASALAH

EKSPLANATION WITH LITERATUR

oleh
DEWI KARTIKA MAHARANI
NPP. 29.1375

PROGRAM STUDI POLITIK INDONESIA TERAPAN


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2021/2022
Keputusan berkaitan dengan tujuan dan aspirasi yang di buat harus dapat

dilaksanakan secara efektif. Efektivitas dari pelaksanaan suatu pelaksanann

keputusan ditentukan oleh lingkungan. Penerimaan lingkungan tersebut dapat

menentukan keberhasilan sebuah keputusan. Berjalan baiknya senuah keputusan

berkaitan dengan penggunaan konsep sistem terhadap suatu keputusan. Suatu

proses berpikir sisstematik adalah suatu penyusunan prioritas dari strategi

penanganan situasi dala hal penanganan situasi pengambilan keputusan secara

tepat menjadi gerbang utama, terkait gaya pengambilan keputusan

diperkenalkan oleh Driver,dkk (1993) dengan menjelaskan bahwa pendekatan

terhadap suatu masalah sebagai suatu yang terpadu, menggunakan sejumlah

informasi memperkirakan situasu dari berbeagi prespektif dan membuahkan

sebuah alternatif untuk menangani sebuah masalah (pengambilan sebuah

keputusan). ([ CITATION Sis \l 1057 ]

            Berpikir sistemik (Systemic Thinking)  adalah  sebuah cara

untuk  memahami sistem yang kompleks dengan menganalisis bagian-bagian

sistem tersebut untuk kemudian mengetahui pola hubungan yang terdapat

didalam setiap unsur atau elemen penyusun sistem tersebut. Pada prinsipnya

berpikir sistemik mengkombinasikan dua kemampuan berpikir, yaitru

kemampuan berpikir analis dan berfikir sintesis. 


Ada beberapa istilah yang sering kita jumpai yang memiliki kemiripan

dengan berpikir sistemik (systemic thinking), yaitu Systematic thinking (berpikir

sistematik), Systemic thinking (berpikir sistemik), dan Systems thinking (berpikir

serba-sistem). Jika dikaji, maka semua istilah itu berakar dari kata yang

sama yaitu “sistem” dan “berpikir”, namun menunjukkan konotasi yang

berbeda, karena itu memiliki tujuan yang berbeda pula.

Konsep sistem setidaknya menyangkut pengertian adanya elemen atau

unsur yang membentuk kesatuan, lalu ada atribut yang mengikat mereka, yaitu

tujuan bersama. Karena itu, setiap elemen berhubungan satu sama lain (relasi)

berdasarkan suatu aturan main yang disepakati bersama. Kesatuan antar elemen

(sistem) itu memiliki batas (boundary) yang memisahkan dan membedakannya

dari sistem lain di sekitarnya.

Berpikir sistematik (sistematic thinking), artinya memikirkan segala

sesuatu berdasarkan kerangka metode tertentu, ada urutan dan proses

pengambilan keputusan. Di sini diperlukan ketaatan dan kedisiplinan terhadap

proses dan metoda yang hendak dipakai. Metoda berpikir yang berbeda akan

menghasilkan kesimpulan yang berbeda, namun semuanya dapat

dipertanggungjawabkan karena sesuai dengan proses yang diakui luas.


Berpikir sistemik (systemic thinking), maknanya mencari dan melihat

segala sesuatu memiliki pola keteraturan dan bekerja sebagai sebuah sistem.

Misalnya, bila kita melihat otak, maka akan terbayangkan sistem syaraf dalam

tubuh manusia atau hewan. Bila kita melihat jantung akan terbayangkan sistem

peredaran darah di seluruh tubuh.

Sementara itu berpikir sistemik (systemic thinking) adalah menyadari

bahwa segala sesuatu berinteraksi dengan perkara lain di sekelilingnya,

meskipun secara formal-prosedural mungkin tidak terkait langsung atau secara

spasial berada di luar lingkungan tertentu. Systemic thinking lebih menekankan

pada kesadaran bahwa segala sesuatu berhubungan dalam satu rangkaian sistem.

Cara berpikir seperti berseberangan dengan berpikir fragmented-linear-

cartesian. 

Berpikir sistemik (systemic thinking) mengkombinasikan antara analytical

thinking (kemampuan mengurai elemen-elemen suatu masalah)

dengan synthetical thinking (memadukan elemen-elemen tersebut menjadi

kesatuan). (h Sri Hendrawati, M.Pd berpikir sistemik)

Buku aplikasi periklanan [ CITATION Sya07 \l 1057 ]


Sebuah masalah di analogikan sebagai akar dari sebuah pohon yaitu

segala sesuatu yang berhubungan dengan definisi dan pengertian masalah

dengan sebuah literatur masalah adalah sebuah langkah awal yang penting

dalam pengambilan sebuah keputusan semakin akurat dalam memahamisebuah

masalah maka akan lebih mempermuda kita dalam mendapatkan ide serta

mengambil sebuah keputusan dan membuat sebuah konsep.

Pengenalan masalah di ibaratkan sebuah batang pohon yaitu studi

mengenai apa yang melatar belakangi permasalahan menegetahui tujuan dan

perenvcanaan menurut dimensi yaitu pemlik, pemakai penguna konsimen dan

lain lan. Prosesini tidak kalah penting dengan proses awal semakin akurat

memahami dan memahami masalah mkaka lebih mempermudah kita dalam

mengambil sebuah keputusan(solusi dari sebuah permasalahan )

Analisa masalah di analogikan sebagai daun dimana proses pengambilan

keputusan yang didasari oleh analisa dari batasan batasan yang telah ada dari

segi teknis dan perencanaan


Bibliografi
Iskandar, S. (2007). Aplikasi Periklana Menggunakan CorelDraw X3. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sistem Pengambilan Keputusan . (t.thn.). Pend. N.p., Grasindo.).

Anda mungkin juga menyukai