PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana pengelolaan kebijakan dengan dinamika sistem
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa itu pegelolaan kebijakan dengan dinamika sistem
2. Menjelaskan bagaimana pengembangan kebijakan dengan analisis kebijakan
3. Menjelaskan bagaimana pengelolaan kebijakan dengan dinamika sistem
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menggunakan cetakan baku. Sebaliknya, jalan berpikir sistem lunak adala
pemecahan masalah berdasarkan proses. Utamanya yang melibatkan kegiatan
manusia.
Dalam berpikir sistem keras, masalah kebijakan di pikirkan sebagai sesuatu
yang tidak sesuai dengan cetakan pikiran yang baku. Disini penekannya adalah pada
analisis isi kebijakan. Dalam analisis isi kebijakan, cetakan pikiran yang baku
menjadi acuan. Masalah kebijakan adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan cetakan
pikiran itu kemudian dirumuskan pilihan saran kebijakan yang nalar untuk mencapai
keadaan yang sesuai dengan cetakan pikiran tersebut. Kelemahannya adalah masalah
dan pemecahan dibatasi sesuai cetakan pikiran. Pertanyaannya sejauh mana cetakan
pikiran itu mewakili kerumitan dunia nyata pada ruang, tempat dan waktu sekarang.
Mungkin saja cetakan itu cocok dalam keadaan tertentu, di daerah tertentu dan pada
waktu dulu. Contohnya, cetakan pikiran tentang pembangunan ekonomi nasional
berbasis modal fisik di rumuskan abad lalu, sejauh mana itu masih cocok dipakai
untuk menganalisis kerumitan masalah perekonomian lintas-nasional atau jejaring
sejagat berbasis modal ilmu pengetahuan dalam abad ke-21.
Selanjutnya, dalam berpikir sistem lunak, masalah kebijakan di pikirkan
sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan pikiran yang tidak berkembang. Disini
penekannya adalah analisis proses kebijakan. Dalam analisi proses kebijakan,
penyatupaduan pikiran yang berkembang menjadi acuan. Masalah kebijakan adalah
sesuatu yang tidak sesuai dengan kesatupaduan pikiran berkembang, kemudian
dirumuskan pilihan saran kebijakan yang diinginkan dan layak untuk mencapai
keadaan sesuai pikiran berkembang. Kelemahannya adalah masalah dan pemecahan
dapat meluas sesuai perkembangan pikiran. Pertanyaannya sejauh mana pikiran yang
berkembang itu dalam batas kerumitan yang masih dapat ditangani secara terpadu.
Mungkin saja pikiran yang berkembang itu melezat jauh menciptakan kerumitan dan
ketidak pastian. Contohnya, zaman informasi sekarang telah mengubah nilai,
wawasan, pendapat, kelakuan, sikap, tindakan dalam masyarakat, hal-hal yang dulu
diabaikan sekarang di butuhkan. Perkembangan pemikiran yang menonjol sekarang
adalah kebutuhan demokrasi dalam segala bidang kehidupan. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat tersebut, banyak hal yang telah diubah mulai dari undang-
undang dasar, administrasi pemerintahan, perencanaan dan kebijakan pembangunan
sesuai dengan semangat demokrasi, yang maknanya adalah kebebasan dengan
banyak kemungkinan kejadian rumit susul-menyusul untuk ditangani.
Pada umumnya, berpikir sistem keras cocok untuk analisis sistem yang nyata
dan mantap sebaliknya berpikir sistem lunak cocok untuk analisis sistem yang samar
dan bergerak. Sistem yang mantap umumnya terdapat dalam benda-benda fisik,
mekanik, dan perekayasaan. Sebaliknya, sistem yang bergerak umunya terdapay
dalam benda-benda hidup, sosial, dan kemanusiaan. Dalam kehidupan, benda nyata
dan samar itu adalah suatu kesatuan. Keadaan mantap tidak dapat dipisahkan dengan
proses bergerak, seperti halnya kita tidak dapat memisahkan keadaan dan proses
4
antara barang, produk/jasa, teknologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Berpikir
sistemik yang baik adalah berpikir yang dapat menangani dua benda nyata dan samar
secara berimbang. Salah satu alat berpikir sistemik tersebut adalah dinamika sistem,
yang telah di uraikan dalam bab terdahulu. Dinamika sistem adalah alat yang baik
untuk menangani sistem yang rumit, rubah, dan bergelombang akibat percampuran
benda nyata dan samar. Dari sisi pengelolaan kebijakan,penerapan dinamika sistem
cocok untuk perencaan kebijakan jangka panjang yang memerlukan kelenturan
terhadap tanggapan tak terduga didalam sistem dan perubahan cepat lingkungan.
Proses analisis dinamika sistem dimulai dari kejadian, dan apabila kejadian
berulang menurut waktu akan membentuk pola, kemudian dibelakang pula itu
dipetakan rangkaian unsur yang membentuk pola kejadian. Rangkaian unsur tersebut
dalam dunia nyata sangat rumit dan penuh ketidak pastian karena berubah menurut
waktu. Untuk memperoleh dan pemahaman terhadap rangkaian unsur yang rumit dan
dinamis itu, diperlukan gambar tiruan sebagai penyederhanaan dari kerumitan.
Tiruan ini bisa berbentuk susunan kata, angka, sketsa, gambar, cetakan, dan benda
yang menirukan keadaan dan proses nyata. Langkah pertama analisis dinamika
sistem adalah membangun gambar tiruan. Berikut ini proses membangun gambar
tiruan.
i) Pengungkapan semua gejala yang berhubungan dengan kegiatan para pihak
terkait, menghasilkan rumusan berbagai gejala.
ii) Pembahasan saling-hubungan antara gejala-gejala, arakan perhatian
menghasilkan suatu rangka masalah yang dalam berbagai bidang, kelompok, dan
sifat.
iii) Pembahasan saling peranguh antara gejala, arakan perhatian untuk menghasilkan
berbagai kemungkinan hasil dan dampak yang tidak terduga dari para pihak
terkait.
iv) Pengembangan kemungkinan kejadian itu dalam ketidak pastian, dengan
memikirkan secara berdaya cipta tentang berbagai kemungkinan, terutama
kemungkinan kecil yang berdampak besar pada rencana semula. Hal ini penting
karena dalam ketidak pastian dapat muncul kejadian sepeleh yang dapat
memberantakan rencana besar.
Selanjutnya, proses analisis kebijakan dengan dinamika sistem dilakukan
dengan permainan tiruan. Mengapa analisis kebijakan dengan permainan tiruan?
Dengan membuat permainan tiruan itu proses akan lebih cepat, bersifat menyeluruh,
hamat, dan dapat di pertanggung jawabkan. Sebaliknya, analisis kebijakan dengan
pecobaan langsung terhadap sistem nyata akan lebih lama sifat terbatas, mahal dan
resikonya kurang diperhitubgkan. Contoh-contoh yang sederhana adalah:
i) Percobaan kebijakan penggunaan sabuk pengaman tidak dapat dijalankan,
akhirnya di tunda dan dikaji lagi atau perlu waktu lebih lama;
5
ii) Percobaan kebijakan menaikan BBM sesuai saran IMF menimbulkan gejolak
sosial, akhirnya dicabut kembali akibat percobaan di titik beratkan terbatas pada
aspek efisiensi ekonomi;
iii) Percobaan pembubaran bank sesuai saran IMF dalam waktu yang tidak tepat
menimbulkan kepanikan masyarakat, akhirnya biaya yang mahal (BLBI)
ditanggung pemerintah untuk menjamin dana masyarakat;
iv) Percobaan serangkaian kebijakan keuangan sesuai sasaran IMF diperbincangkan
gagal menyehatkan ekonomi yang sakit, akhirnya skala akibat buruk yang kuat
diperhitungkan IMF ditanggung masyarakat.
Hal itu terjadi akibat percobaan kebijakan dengan menggunakan masyarakat
sebagai obyek, atau seolah-olah dijadikan kelinci dalam percobaan. Sebaliknya,
dalam permainan tiruan, percobaan kebijakan menggunakan laboratorium sebagai
tempat percobaan, biasanya seperangkat program komputer atau permainan lainnya
sehingga dalam percobaan tersebut tidak ada unsur obyek yang dirugikan.
6
iii) Pembaruan rangka dasar sistem menghasilkan suatu rangka baru yang
mengandung gagasan perubahan mendasar.
7
iii) Menambah unsur baru dengan rantai baru dengan lingkaran dinamika sistem,
yaitu menambah/menghilangkan faktor yang mempengaruhi unsur tertentu
dengan pengubahan rantai kinerja sistem, mjsalnya kebijakan pembangunan
sungai buatan untuk mengatasi banjir. Contoh lain adalah pelibatan masyarakat
dalam pengendalian terhadap dampak buruk program, mjsalnya kebijakan
membuka arus informasi, yaitu saluran penghubung cepat mengetahui hal yang
merugikan masyarakat untuk pemecahan masalah lebih awal.
c. Pembaruan Rangka Dasar Sistem
Pembaruan rangka dasar sistem sehingga menciptakan sistem yang bernilai lebih,
dengan cara perubahan tujuan dan perubahan nilai menjadi kekuatan atau kelemahan
sistem. Pembaruam rangka dasar dengan mempertanyakan sejauhmana kinerja sistem
yang berlaku masih cocok dengan lingkungan sistem.
Prosedurnya adalah sebagai berikut :
i) Ungkapkan pola lingkaran umpan balik yang menyusun sistem;
ii) Ungkapkan perubahan yang telah terjadi dalam lingkungan sistem, baik dimasa
lampau maupun prakiraan kedepan;
iii) Kembangkan pilihan rangka sebagai bangunan pikiran baru yang diinginkan dan
layak.
iv) Kemudian lakukan permainan terhadap bangunan pikiran itu untuk melihat
kecenderungan dan dampaknya. Proses inj disebut pengembangan pilihan
kebijakan mendasar. Contohnya adalah langkah kebijakan keuangan yang berani
oleh Perdana Menteri Mahathir Muhammad dengan penerapan ”nilai tukar tetap
terhadap mata uang Ringgit Malaysia” untuk meredam tekanan dari gejolak
keuangan sejagat terhadap perekonomian di Malaysia.
8
Pengambilan langkah kebijakan fungsional dalam prakiraan lingkungan yang
tetap umumnya tindakan yang bersifat giat, misalnya suku bunga bank untuk
menekan inflasi dan menurunkan suku bunga bank untuk meningkatkan investasi.
Sebaliknya, pengambilan langkah kebijakan struktural dalam prakiraan lingkungan
yang mantap umumnya suatu tindakan yang bersifat berjaga-jaga, misalnya
penstruktural ulang perbankan dalam menghadapi kecenderungan keuangan sejagat.
Pengambilan langkah kebijakan fungsional dalam lingkungan sistem yang berubah
cepat umunya suatu tindakan bersifat menaham, misalnya campur tangan bank
sentral untuk memantapkan nilai tukar rupiah terhadap karena gejolak keuangan
kawasan Asia. Sebaliknya, pengambilan langkah kebijakan struktural dalam
lingkungan sistem yang berubah cepat umumnya suatu tindakan yang bersifat
penyesuaian, misalnya pelepasan pita batas nilai tukar rupiah terhadap dolar menurut
kemauan pasar dalam gejolak keuangan yang penuh ketidakpastian.
b. Pemilihan Kebijakan
Gagasan kebijakan baru, baik yang bersifat fungsional maupun struktural, sebagai
hasil proses berpikir untuk membawa perubahan mestinya bersifat nalar dan masuk
akal. Nalar artinya didukung oleh penalaran yang jelas. Masuk akal artinya didukung
oleh alat kebijakan yang dapat dilaksanakan artinya lam dunia nyata. Dalam
pemilihan kebijakan, faktor masuk akal penting sehingga suatu gagasan kebijakan
yang semula kurang nalar akan diterima sebagai nalar dengan dukungan alat yang
masuk akal. Contoh sederhana adalah, banyak kejahatan penodongan di lampu merah
yang luput dari pengawasan aparat sehingga penanganan oleh aparat selalu terlambat.
Gagasan kebijakan yang dikembangkan misalnya, dengan keterbatasan jumlah
aparat, mestinya mata aparat bukan dua, tetapi tiga, satu di belakang, ini gagasan
yang tidak nalar. Dalam permainan tiruan, penambahan satu mata aparat di belakang
ini, dapat diterjemahkan dengan alat
i) Pengalihan profesi pengamen jalanan sebagai satuan pengawas ketertiban umum
merupakan tambahan dari mata aparat, dan
ii) Pemasangan kamera video pada setiap lampu merah juga merupakan tambahan
mata aparat
Pemilihan terhadap kebijakan fungsional dalam suatu lingkungan yang
berubah cepat umumnya mempertimbangkan, sejauh mana berkelanjutan sistem yang
lama tetap bertahan dalam perubahan lingkungan sistem ke depan. Sebaliknya,
pemilihan kebijakan perubahan struktural dalam lingkungan yang tetap, umumnya
mempertimbangkan sejauh mana pergeseran dari sistem lama menjadi sistem baru
dapat bekerja dan cocok untuk menciptakan sebuah lingkungan sistem yang baru.
Inti dari pertimbangan tersebut adalah soal keinginan dan kelayakan terhadap suatu
kebijakan. Pengertian diinginkan adalah memperoleh dukungan dari semua pihak,
sedangkan pengertian layak adalah kebijakan itu dapat dilaksanakan dalam dunia
nyata.
9
Apabila suatu kebijakan diinginkan dan layak maka kebijakan tersebut
dapat :
i) Menghasilkan sesuatu, misalnya kebijakan subsidi pupuk untuk petani, dan
ii) memperbaiki sesuatu, misalnya kebijakan pemotongan mata rantai distribusi
sembako.
10
yang penting untuk pengelolaan kebijakan. Dengan pengenalan titik peka tersebut
maka sistem dapat dikendalikan menuju arah yang diinginkan. Sesuai dengan
sembilan pola lingkaran umpan balik yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu,
disini juga ada sembilan hal yang perlu dihindari dalam pengelolaan kebijakan secara
sistemik. Dalam penerapannya, sembilan hal tersebut dapat digunakan sebagai salah
satu acuan berpikir sistemik dalam pengelolaan kebijakan.
11
tekanan lingkungan. Caranya adalah menahan pemerosotan tujuan dengan keteguhan
berpegang pada wawasan yang menjadi dasar dari tujuan. Dalam ekonomi wawasan
pembangunan yang memihak rakyat kecil, mestinya terungkap dalam pengelolaan
kebijakan ekonomi yang melindungi kepentingan rakyat kecil. Dalam pemerintahan
wawasan kelembagaan pemerintah yang terpercaya, mestinya mestinya itu tercermin
dalam pengelolaan kebijakan penggunaan anggaran pembangunan yang menjamin
kelurusan, keterbukaan, dan tanggung gugat.
12
atau konsumsi. Kelebihan penanaman modal dan kelebihan produksi tidak
dikonsumsi mengakibatka krisis permintaan seperti kejadian sebelum krisis ekonomi.
Sebaliknya, kekurangan penanaman modal dan konsumsi yang tinggi mengakibatkan
krisis penyediaan (seperti kejadian dalam pemulihan ekonomi) sehingga bergantung
pada impor. Jika krisis penyediaan menyangkut barang publik, seperti listrik dan
sembako, hal ini dapat membawa krisis kepercayaan publik kepada kemampuan
pemerintah menyediakan dan melindungi kebutuhan barang publik.
13
dan membuat surat utang. Dalam pembangunan daerah, hal ini bisa dilakukan dengan
menuguhkan hati dalam pengelolaan kebijakan pelaksanaan otonomi daerah. Bila
kita melihat kebijakan tersebut ada dan sudah berjalan, tetapi belum menunjukan
hasil, maka itu berarti sesuatu yang belum ada. Adalah soal keteguhan hati para
pelaksana kebijakan untuk melaksanakan pemecahan mendasar yang umumnya sulit
dan berat.
14
yang melemah dan kalah beersaing. Pengelolaan kebijakan berciri percepatan
pemburukan keadaan adalah membangun kesepakatan mencapai tujuan bersama.
Caranya membuat peredaan pertentangan, perundingan cara peredaan pertentangan,
kesepakatan tentang tujuan bersama, pemecahan cara mencapai tujuan bersama.
Dalam perekonomian melalui kesepakatan dalam pengelolaan kebijakan kerja sama
perekonomian. Dalam pertentangan antarkaum/daerah melalui kesepakatan dalam
pengelolaan kebijakan kerja sama antarkaum/daerh itu.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis kebijakan melalui permainan tiruan dinamika sistem akan berguna untuk
mengurai dan memahami masalah dunia nyata yang mengandung kerumitan,
perubahan cepat, dan ketidakpastian. Campur tangan dalam suatu permainan tiruan,
sistem dapat dilakukan secara fungsional maupun struktural. Hasil permainan
memberikan informasi tentang pandangan kedepan, menyangkut hasil dan dampak
suatu kebijakan terhadap sistem dalam jangka panjang. Pengelolaan kebijakan secara
sistemik adalah menemukan titik peka tertentu dalam sistem, sehingga sistem dapat
dikendalikan dan masalah dapat dipecahkan. Dalam pemecahan kerumitan masalah
secara sistemik, ada semilan hal yang perlu dihindari yang dapat menjadi pedoman
umum untuk pengelolaan kebijakan. Intinya pengelolaan kebijakan secara sistemik
adalah langkah-langkah keputusan yang bersifat pembaruan dan mendasar.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
16