Anda di halaman 1dari 7

Judul buku : Public Policy Analysis : An Introduction 6st edition.

Pengarang : William N. Dunn

Part 1. Metodologi Analisis Kebijakan


1. Proses Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan merupakan sebuah proses multidisiplin ilmu yang memiliki
tujuan menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang
relevan dengan kebijakan. Ketika menganalisis kebijakan perlu adanya standar,
aturan, dan prosedur untuk membuat penilaian secara kritis dan mengkomunikasikan
informasi yang relevan dengan kebijakan. Analisis Kebijakan dirancang untuk
memberikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan terkait lima jenis pertanyaan
beserta contoh kebijakan terkait minyak bumi dan kendaraan di bumi.
1. Masalah kebijakan.
Apa masalah yang dicari solusi potensial? Apakah pemanasan global buatan manusia
konsekuensi dari emisi kendaraan, atau konsekuensi dari fluktuasi periodik dalam
suhu atmosfer? Apa alternatif yang tersedia untuk mengurangi pemanasan global?
Apa saja potensi hasil dari alternatif dan apa nilai mereka ?
2. Hasil kebijakan yang diharapkan.
Apa saja hasil yang diharapkan dari kebijakan yang dirancang untuk mengurangi
emisi berbahaya di masa depan? Karena fluktuasi alami yang periodik sulit
Jika tidak mustahil untuk mengontrol, apa kemungkinan bahwa emisi dapat dikurangi
dengan menaikkan harga bahan bakar bensin dan Diesel atau membutuhkan bahwa
pesawat menggunakan biofuel?
3. Pilihan kebijakan
Kebijakan mana yang harus dipilih, mengingat tidak hanya hasil yang diharapkan
dalam mengurangi emisi berbahaya, tetapi nilai emisi berkurang dalam hal biaya dan
manfaat? Keadilan lingkungan harus dihargai bersama dengan efisiensi ekonomi?
4. Hasil kebijakan yang diperkirakan.
Apa hasil kebijakan yang diperkirakan, dibedakan dengan hasil yang diharapkan
sebelum mengadopsi kebijakan yang dipilih? Apakah kebijakan yang dipilih
sebenarnya menghasilkan pengurangan emisi atau tidak berkurang di dunia produksi
minyak bumi dan konsekuen kenaikan harga bensin dan mengurangi mengemudi juga
mengurangi emisi?
5. Kinerja kebijakan
Sejauh mana kinerja kebijakan telah tercapai, sebagaimana didefinisikan oleh hasil
kebijakan yang dihargai menandakan pengurangan pemanasan global melalui kontrol
emisi? Sejauh mana kebijakan telah mencapai ukuran lain dari kinerja kebijakan,
misalnya pengurangan biaya emisi karbon dan pemanasan global untuk generasi
mendatang?
Ada tiga bentuk utama analisis kebijakan yakni prospektif, retrospektif, dan
terintegrasi. Analisis kebijakan prospektif mencakup apa yang akan terjadi dan apa
yang harus dilakukan. Analisis kebijakan Retrospektif mencakup apa yang terjadi dan
perbedaan apa yang dibuat. Analisis kebijakan terintegrasi mencakuppenemuan
masalah dan pemecahan masalah.
Ada banyak metode analisis kebijakan seperti Operasionisme berganda,
penelitian multimedia, sintesis analisis berganda, analisis multivariat, analisis pelaku
berganda,analisis perspektif berganda, dan komunikasi multimedia. Dengan
banyaknya pilihan metode analisis tersebut maka analisis membutuhkan pemikiran
kritis berdasarkan masalah, solusi, dan peluang yang ada. Dalam penyelesaian
dibutuhkan analisis multidisiplin karena tidak ada metode yang sesuai untuk semua
atau sebagian besar masalah.

2. Analisis Kebijakan dalam Proses Pembuatan Kebijakan


Analisis Kebijakan (Policy Analysis) dalam arti historis yang paling luas
merupakan suatu pendekatan terhadap pemecahan masalah sosial dimulai pada satu
tonggak sejarah ketika pengetahuan secara sadar digali untuk dimungkinkan
dilakukannya pengujian secara eksplisit dan reflektif kemungkinan menghubungkan
pengetahuan dan tindakan. Secara historis tujuan analisis kebijakan yakni supaya
pembuat kebijakan dengan pengetahuannya dapat digunakan untuk memecahkan
masalah praktis. Analisis Kebijakan adalah aktivitas intelektual yang tertanam dalam
proses sosial. Metodologi analisis kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan dapat
bersifat deskriptif, normatif, dan valuatif. Bersifat deskriptif dikarenakan dalam
proses pembuatan mencari pengetahuan tentang sebab dan akibat kebijakan publik
yang dibuat. Bersifat normatif karena ada unsur menciptakan dan melakukan kritik
terhadap suatu pengetahuan, pandangan kebijakan untuk keadaan yang lalu, sekarang,
dan masa depan. Bersifat valuatif karena pemilihan terhadap nilai-nilai yang saling
bersaing.
Langkah-langkah dalam proses pembuatan kebijakan ada lima yakni penyusunan
agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian
kebijakan.
1. Penyusunan agenda
Pada tahap ini ditentukan oleh pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan
masalah pada agenda publik.
2. Formulasi kebijakan
Para pejabat merumuskan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah.
3. Adopsi kebijakan
Pada tahap ini, alternatif kebijakan yang diadopsi dengan dukungan dri mayoritas
legislatif atau eksekutif.
4. Implementasi kebijakan
Keijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh untit-unit administrasi yang
memobilisasikan sumber daya.
5. Penilaian kebijakan
Unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam pemerintahan menentukan apakah
implementasi memenuhi persyaratan peraturan dalam pembuatan kebijakan dan
pencapaian tujuan.

Part 2. Metode Analisis Kebijakan


3. Menyusun masalah kebijakan
Lima informasi yang relevan dalam kebijakan yakni perumusan msalah, hasil-
hasil kebijakan, kinerja kebijakan, dan masa depan kebijakan. Semua itu saling
mempengaruhi yang berdampak dalam penyelesaian suatu masalah. Lima prosedur
analisis kebikan yakni perumusan masalah, peramalan/memperkirakan, rekomendasi,
pemantauan, dan evaluasi. Perumusan masalah mencakup informasi mengenai
kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Pemrediksian mencakup
kemungkinan konsekuensi yang akan datang ketka suatu kebijakan diterapkan.
Rekomendai konsekuensi dari penerapan kebijakan pada saat ini dan masa lalu.
Evaluasi mencakup kegunaan dari konsekuensi pemecahan masalah. Mempersoalkan
asumsi-asumsi yang mendasari proses pembuatan kebijakan melalui agenda yang
direncanakan. Menemukan asumsi yang tersembunyi, mendiagnosa penyebab-
penyebab, memetakan tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan-
pandangan yang bertentangan,dan merancang peluang-peluang kebijakan baru.
Tahapan perumusan masalah secara umum ada delapan yakni masalah formal,
pengenalan masalah, situasi masalah, pencarian masalah, meta masalah, pendefinisian
masalah, masalah substantif, spesifikasi masalah, masalah formal, kemudian kembali
lagi ke tahap awal dan seterusnya. Dengan banyaknya siklus perumusan masalah
maka salah satu tantangan terpenting yang dihadapi analis kebijakan adalah untuk
mengurangi kemungkinan mendefinisikan masalah yang salah. Untuk menghindari
salah dalam mendefinisikan masalah, ada empat ciri-ciri masalah yaknisaling
ketergantungan (interdependence), subjektivitas (subjectivity), sifat buatan
(artificiality), dan dinamis (dinamic). Dalam penentuan kebijakan, terdapat enam
model kebijkan yakni model-model deskriptif, model-model normatif, model-model
verbal, model-model simbolik, model-model prosedural, dan model pengganti dan
model perspektif.

4. Memperkirakan kebijakan yang diharapkan


Memperkirakan kebijakan merupakan suatu prosedur untuk membuat informasi
faktual tentang situasi sosial masa depan atas dasar informasi yang telah ada tentang
masalah kebijakan. Pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang
akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif, termasuk
tidak melakukan sesuatu. Mengestimasi akibat dari kebijakan yang diusulkan,
mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan, dan
mengestimasi kelayakan politik (dukungan dan oposisi) dari berbagai pilihan. Dalam
tahap memperkirakan ini terdapat tiga bentuk utama yakni proyeksi, prediksi, dan
perkiraan (conjecture).
Pada tahap ini terdapat keterbatasan yang perlu diperhatikan yakni ketepatan
ramalan, kelebihan komparatif, dan konteks. Akurasi ramalan maksudnyaketepatan
ramalan yang relatif sederhana atau kompleks tetap terbatas. Kelebihan komparatif
maksudnya ketepatan prediksi sesuai dengan model teoritis tidak lebih tinggi
dibandingkan proyeksi dan penilaian sederhana oleh pakar. Konteks maksudnya
semakin lama kerangka waktunya maka semakin kurang akurat ramalannya.

5. Menentukan kebijakan yang diamati


Maksud dari tahap ini yaitu proses membangun informasi dari kebijakan yang
diamati yang telah diselenggarakan untuk kebijakan masa depan. Menentukan
kebijakan yang diharapkan sesuai dengan hasil pengamatan membantu mengestimasi
tingkat resiko (cost and benefit) dan ketidakpastian, mengenali eksternalitas,
menentukan kriteria dalam menentukan pilihan dan menentukan pertanggungjawaban
administratif bagi implementasi kebijakan. Sehingga pada yajap ini ada pertanyaan
besar yakni “apakah kebijakan ini akan bermanfaat ?”
Dalam menentukan kebijakan yang diamati, terdapat lima rekomendasi yakni
rekomendasi dan advokasi ganda, model pilihan yang sederhana, model pilihan yang
kompleks, bentuk-bentuk rasionalitas, dan kriteria untuk rekomedasi kebijakan.
Sedangkan untuk jenis pendekatan pada tahap ini ada tujuh yakni antara pilihan
publik dan pilihan privat (swasta), penawaran dan permintaan, pilihan publik, aalisis
manfaat biaya, jenis-jenis biaya dan manfaat, tugas-tugas dalam analisis manfaat
biaya, dan analisis efektivitas biaya. Pada tahap ini terdapat metode dan teknik dalam
menentukan kebijakan berdasarkan perkiraan yakni pemetaan sasaran, klarifikasi
nilai-nilai, kritik nilai, perumusan elemen biaya, estimasi biaa, bayangan harga,
pemetaan batas, internalisasi biaya, pemotongan, analisis sensitifitas, analisis fortiori,
dan analisis hal-hal yang masuk akal. Jadi dalam tahap ini berusaha untuk mengukur
biaya dan manfaat bagi masyarakat, hanya biaya-analisis manfaat, mengukur manfaat
dan biaya di unit umum. Ada beberapa tugas dalam analisis biaya dan manfaat: yakni
masalah penataan; Spesifikasi tujuan; identifikasi alternatif; pengumpulan, analisis,
dan interpretasi informasi; Spesifikasi kelompok sasaran dan penerima manfaat;
identifikasi jenis biaya dan manfaat; diskon biaya dan manfaat; dan spesifikasi kriteria
untuk memilih di antara kebijakan.

6. Memantau hasil kebijakan yang diamati


Maksud daari pemantauan kebijakan yang diamati yakni prosedur analisis
kebijakan yang digunakan untuk membentuk informasi tentang kasus dan konsensus
dari kebijakan publik. Pemantauan membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan
akibat-akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan program, mengidentifikasi
hambatan dan rintangan implementasi, dan menemukan letak pihak-pihak yang
bertanggungjawab pada setiap tahap kebijakan. Pada tahap ini dapat tergambarkan
mekanisme kausal yang menghubungkan input, aktivitas, output, hasil, dan dampak,
dan kontras enam pendekatan untuk pemantauan. Secara garis besar, pada tahap
pemantauan kita menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”. Sehingga masalah utama
pemantauan adalah menentukan apakah kebijakan mencapai hasil dan dampak.
Pendekatan yang ada pada tahap pemantauan yakni pendekatan sistem akuntansi
sosial dengan jenis pengendalian kuantitatif, dan jenis informasi yang dibutuhkan
berupa informasi lama dan atau informasi baru, pendekatan sistem eksperimen sosial
dengan jenis pendekatan manipulasi langsung dan jenis informasi yang dibutuhkan
yakni informasi baru dan kuantitatif, pendekatan pemeriksaan sosial dengan jenis
pengendalian kuantitatid dan atau kualitatif, dan jenis informasi baru, dan pendekatan
sintesis riset praktek dengan jenis pengendalian kuantitatif dan atau kualitatif dan
membutuhkan jenis informasi lama.

7. Mengevaluasi kinerja kebijakan


Kinerja kebijakan adalah tingkatan sesuai dengan hasil kebijakan yang ada dab
memberi kontribusi terhadap pencapaian nilai-nilai. Pada tahap evaluasi,
menghasilkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian
antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar dihasilkan.
Sehingga akan tampak seberapa jauh masalah yang telah terselesaikan, tetapi juga
menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari
kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali masalah.
Pertanyaan yang terjawab pada tahap evaluasi yakni “apakah kebijakan ini bernilai ?”.
Nilai dalam tahap evaluasi yakni menilai objek dan menilai objek dan kriteria.
Sedangkan etika dan metaetik ada deskriptif, metaetik, dan normatif. Etika deskriptif
yaitu deskripsi, klasifikasi, dan pengukuran nilai-nilai dan etika-etika. Etika normatif
yaitu etika perkembangan dan aplikasi kriteria untuk menilai tingkah laku etika. Etika
metaetik yaitu perkembangan dan aplikasi kriteria tambahan untuk menilai etika
normatif itu sendiri. Kriteria-kriteria evaluasi kebijakan yakni efektivitas, efesiensi,
kecukupan, perataan, responsivitas, dan ketepatan.
Pendekatan pada evaluasi kebijakan adatiga yakni pendekatan evaluasi semu,
evaluasi formal, dan evaluasi keputusan teoritis. Yang perlu diperhatikan, dalam
praktiknya masalah kebijakan biasanya tidak langsung terpecahkan tapi dibutuhkan
pengulangan perumusan.

Part 3. Metode komunikasi kebijakan


8. Mengembangkan argumen kebijakan
Argumentasi kebijakan merupakan hal penting dalam analisa kebijakan dan
proses pembuatan kebijakan. Mengembangkan argumen kebijakan adalah faktor
utama dalam pembuatan kebijakan untuk dapat menyajikan informasi yang relevan
terhadap kebijakan. Jenis-jenis pertanyaan dalam tahap ini dibagi dalam tiga sisi yaitu
desainatif, evaluatif, dan advokasi. Contoh pertanyaan desainatif yakni “Apa hasil-
hasil dari suatu kebijakan ?”. Contoh pertanyaan jenis evaluatif yakni “Apakah
kebijakan sudah layak digunakan ?”. Contoh pertanyaan jenis advokasi yakni
“Kebijakan mana yang sebaiknya diambil ?”.
.
9. Mengkomunikasikan analisis kebijakan
Komunikasi kebijakan adalah proses empat thap yang melibatkan analisis
kebijakan, pembuatan materi, komunikasi interaktif, dan pemanfaatan pengetahuan.
Memoranda sebagai salah satu bentuk pengkomunikasian kebijakan yang disiapkan
untuk jawngka waktu pendek dan memiliki sifat singkat, terfokus, dan tersusun
dengan baik. Memoranda kebijakan terdiri dari dua jenis yaitu ringkasan eksekutif
dan surat pengantar. Bentuk mengkomunikasikan kebijakan dapat dengan lisan dan
tampilan visual dengan langkah sebagai berikut:
1. Kata pembuka dan ucapan terimakasih
2. Menjelaskan latar belakang diadakannya pertemuan
3. Menjelaskan temuan pokok dalam papaer atau penelitian
4. Menjelaskan pendekatan dan metode yang digunakan
5. Data yang didapatkan digunakan sebagai bahan analisis
6. Memberitahu rekomendasi yang kita punya
7. Memberi waktu bagi peserta untuk bertanya
8. Penutup

Berdasarkan pemaparan dembilan bab dari buku Kebijakan Publik yang ditulis
oleh Willliam Dunn, maka dapat kita simpulkan bahwa analisis sebagai langkah awal
dalam pembuatan kebijakan dan sangat penting dilakukan khususnya oleh pembuat
kebijakan. Keterampilan dalam melakukan analisis kebijakan tidak hanya
membutuhkan pengetahuan tetapi juga keterampilan dalam mengembangkan
dokumen kebijakan..

Anda mungkin juga menyukai