Anda di halaman 1dari 4

Administrasi Publik Pandhu Yuanjaya

Aprizal Pramudya Perdana Analisis Kebijakan Publik, S. Sos., MPA.

18417141037 Semester 5

Ringkasan Chapter 31 dan Chapter 32

Chapter 31 Analisis Cost-Benefit

Analisis Cost-Benetfit itu salah satu bentuk evaluasi kebijakan publik. Kriteria yang
dianalisis beragam, seperti: efektivitas program dalam mencapai tujuannya, efisiensi biaya
diberbagai bidang, kemampuan program untuk menyelesaikan masalah, pendekatan yang
digunakan program dan responsivitas program untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Analisis ini berguna untuk menentukan alternatif kebijakan mana yang paling baik dan
memiliki manfaat yang paling banyak. Analisis ini berbeda dengan Cost –effectiveness
analysis dan risk analysis.

Ada beberapa cara untuk menentukan pilihan kebijakan, yaitu:

 Economic feasiblity
Efisiensi program dilihat dari segi manfaat dan biaya. Secara ekonomi program akan
efisien jika manfaat (keuntungan dalam ekonomi) melebihi biaya dari program.
 Pareto criterion
Dalam pareto criterion efisiensi ekonomi diartikan sebagai tidak ada yang dihasil
(tidak untung) ini dianggap lebih adil karena tidak ada program yang akan merugi
tapi ada program yang tidak untung.
 Kaldor criterion
Metode ini mengharuskan pihak yang diuntungkan dalam program untuk
memberikan kompensasi kepada pihak yang tidak untung atau dirugikan dalam
program.
 Voting
Metode ini menggunakan system voting untuk memilih alternative kebijakan yang
akan diterapkan. Voting terjadi di lembaga legislatif

Analisis cost-benefit bukan hanya menghitung biaya keuangan dan manfaat dari suatu
program. Tapi juga memperhitungkan aspek sosialnya. Bagaimana dampaknya kepada
masyarakat. Disini analisis kebijakan menjadi lebih kompleks

Selain dari jumlah, manfaat juga diperhitungkan berdasarkan nilai dari waktu ke waktu.
Analisis cost-benefit menggunakan perhitungan future value pada manfaat lalu diterapkan
pada waktu sekarang. Sehingga nilai manfaat tidak turun dari waktu ke waktu.
Chapter 32 Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment)

Analisis dampak lingkungan menjadi bahasan di tingkat legislatif pada proses perumusan
kebijakan pada 1 Januati 1970 yang diawali oleh National Environmental Protection Act
(NEPA). Pembangunan yang pesat pada abad 20-an menimbulkan kekhawatiran akan
dampak pada lingkungan dan kesehatan manusia. Ini membuat pemerintah harus
merumuskan aturan baru mengenai dampak lingkungan. Tujuan utama NEPA adalah untuk
mereformasi proses perumusan kebijakan. Untuk itu NEPA membuat rangkaian analisis
dampak lingkungan. Terdiri dari tiga hal, yaitu:

1. Analisis dampak lingkungan pada kebijakan yang dirumuskan, termasuk nalisis


mengenai residu/sisa sisa/polusi yang tidak bisa dikurangi dan alternatif kebijakan
2. Hubugnan antara ekonomi jangka pendek dengan pembaharuan lingkungan jangka
panjang
3. Semua analisis dampak lingkungan atau sosial yang diusulkan harus diterapkan

Analisis dampak lingkungan terdiri dari enam tahap proses, yaitu:

1. Pemilihan proposal proyek


2. Pembidangan
a. Mendefinisikan masalah/isu
b. Menentukan parameter pengukuran
c. Pengumpulan data
3. Analisis dampak
a. Identifikasi dan memprediksi dampak
b. Evaluasi dampak
c. Rekomendasi mitigasi dan manajemen strategi
d. Menerbitkan analisis lingkungan
4. Review analisis lingkungan
5. Penerapan
6. Monitoring dan auditing
Sejak Amerika memasukan analisis dampak lingkungan di perumusan kebijkannya pada
1970 negara lain seperti Perancis, Kanda, Australia dan Thailand mengikuti langkah
Amerika. Pada 1985 analisis dampak lingkungan menjadi hal wajib dalam pembangunan di
dunia.

Kritik dari Environmental Impact Assessment (EIA) adalah dokumennya/draftnya yang


terlalu teknis dan banyak membuatnya tidak terlalu informatif bagi masyarakat. Pada
tingkatan terendah dalam perumusan kebijakan informasi merupakan hal yang penting
bagi masyarakat. Diperlukannya feedback dari masyarakat sebagai bentuk partisipasi
publik.

Pelaksanaan Environmental Impact Assessment yang baik

 Timing
Analisis dilakukan sebelum kebijakan ditetapkan
 Teknik analisis
Analisis dilakukan menggunakan berbagai disiplin ilmu dan dilihat dari berbagai
bidang seperti sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi
 Independen
Analisis dilakukan secara obyektif
 Keterbukaan publik
Hasil analisis dipublish sebelum kebijakan dibuat
 Partisipasi publik
Publik diberi ruang berpartisipasi disetiap tahap penyusunan kebijakan
 Follow up
Hasil analisis di follow up dan dimonitor

Analisis lingkungan merupakan salah satu alat pertimbangan dalam proses perumusan
kebijakan. Analisis lingkungan merupakan komponen penting dalam mewujudkan
sustainable development.

Anda mungkin juga menyukai