18417141037 Semester 5
Analisis Cost-Benetfit itu salah satu bentuk evaluasi kebijakan publik. Kriteria yang
dianalisis beragam, seperti: efektivitas program dalam mencapai tujuannya, efisiensi biaya
diberbagai bidang, kemampuan program untuk menyelesaikan masalah, pendekatan yang
digunakan program dan responsivitas program untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Analisis ini berguna untuk menentukan alternatif kebijakan mana yang paling baik dan
memiliki manfaat yang paling banyak. Analisis ini berbeda dengan Cost –effectiveness
analysis dan risk analysis.
Economic feasiblity
Efisiensi program dilihat dari segi manfaat dan biaya. Secara ekonomi program akan
efisien jika manfaat (keuntungan dalam ekonomi) melebihi biaya dari program.
Pareto criterion
Dalam pareto criterion efisiensi ekonomi diartikan sebagai tidak ada yang dihasil
(tidak untung) ini dianggap lebih adil karena tidak ada program yang akan merugi
tapi ada program yang tidak untung.
Kaldor criterion
Metode ini mengharuskan pihak yang diuntungkan dalam program untuk
memberikan kompensasi kepada pihak yang tidak untung atau dirugikan dalam
program.
Voting
Metode ini menggunakan system voting untuk memilih alternative kebijakan yang
akan diterapkan. Voting terjadi di lembaga legislatif
Analisis cost-benefit bukan hanya menghitung biaya keuangan dan manfaat dari suatu
program. Tapi juga memperhitungkan aspek sosialnya. Bagaimana dampaknya kepada
masyarakat. Disini analisis kebijakan menjadi lebih kompleks
Selain dari jumlah, manfaat juga diperhitungkan berdasarkan nilai dari waktu ke waktu.
Analisis cost-benefit menggunakan perhitungan future value pada manfaat lalu diterapkan
pada waktu sekarang. Sehingga nilai manfaat tidak turun dari waktu ke waktu.
Chapter 32 Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment)
Analisis dampak lingkungan menjadi bahasan di tingkat legislatif pada proses perumusan
kebijakan pada 1 Januati 1970 yang diawali oleh National Environmental Protection Act
(NEPA). Pembangunan yang pesat pada abad 20-an menimbulkan kekhawatiran akan
dampak pada lingkungan dan kesehatan manusia. Ini membuat pemerintah harus
merumuskan aturan baru mengenai dampak lingkungan. Tujuan utama NEPA adalah untuk
mereformasi proses perumusan kebijakan. Untuk itu NEPA membuat rangkaian analisis
dampak lingkungan. Terdiri dari tiga hal, yaitu:
Timing
Analisis dilakukan sebelum kebijakan ditetapkan
Teknik analisis
Analisis dilakukan menggunakan berbagai disiplin ilmu dan dilihat dari berbagai
bidang seperti sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi
Independen
Analisis dilakukan secara obyektif
Keterbukaan publik
Hasil analisis dipublish sebelum kebijakan dibuat
Partisipasi publik
Publik diberi ruang berpartisipasi disetiap tahap penyusunan kebijakan
Follow up
Hasil analisis di follow up dan dimonitor
Analisis lingkungan merupakan salah satu alat pertimbangan dalam proses perumusan
kebijakan. Analisis lingkungan merupakan komponen penting dalam mewujudkan
sustainable development.