Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER 2

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Nama : Kurnia Pratama Lubis

NIM : 201902198

Mata Kuliah : Analisis Kebijakan Publik

Semester :2

Tanggal : 30 Januari 2021

1. Bentuk-Bentuk Forecasting
- Proyeksi Yaitu ramalan yang didasarkan pada ekstrapolasi atau kecenderungan masa lalu
maupun masa kini ke masa depan, dengan asumsi bahwa masa yang akan dating memiliki pola
yang sama dengan masa lalu. Biasanya, penggunaan bentuk proyeksi di peroleh melalui kasus
parallel, dimana asumsi mengenai validitas metode tertentu atau kemiripan kasus digunakan
untuk memperkuat pernyataan.
- Prediksi Yaitu ramalan yang didasarkan pada asumsi teoritis yang tegas. Asumsi ini dapat
berbentuk hukum teoritis, proposisi, atau analogi. Sifat terpenting dari prediksi adalah
menspesifikasikan kekuatan generative (penyebab) dan konsekuensi (akibat).
- Perkiraan Yaitu ramalan yang didasarkan pada penilaian yang normative atau penilaian para
pakar tentang situasi masyarakat masa depan. Penilaian ini dapat berbentuk penilaian intuitif
yang dilandaskan pada kekuatan batin dan kreatif dari para intelektual.

Manfaat Forecasting
- Mampu meningkatkan perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan
yang dilakukan perusahaan.
- Membantu dalam proses pembuatan perencanaan bisnis guna sebagai landasan agar
menghasilkan sesuatu yang baik untung waktu yang akan datang.
- Menciptakan kerja sama tim yang semakin baik.

2. Karena informasi dipakai untuk menunjang pembuatan keputusan. Untuk membuat kebijakan
diperlukan informasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang memiliki kualitas tinggi akan
menentukan sekali efektifitas kebijakan publik.

Informasi yang baik ialah sebagai berikut:


Ketersediaan, mudah dipahami, relevan, bermanfaat, tepat waktu, keandalan, akurat, konsisten.
Pentingnya informasi dalam pembuatan kebijakan yaitu suatu disiplin ilmu social yang
menggunakan berbagai macam metode penelitian dan argument untuk menghasilkan dan
mentransformasikan informasi yang relevan dengan kebijakan yang digunakan dalam lingkungan
politik tertentu untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Data memiliki fungsi yang sangat penting bagi kinerja dan kelancaran kerja suatu instansi
pemerintah. Instansi pemerintah membutuhkan penyusunan data yang baik agar dapat
membantu para pimpinan/pengambil kebijakan dalam menyusun rencana kegiatan dan
mengambil sebuah keputusan.

3. Langkah-langkah dalam analisis/formulasi kebijakan publik adalah :


1.Agenda setting, yaitu menempatkan masalah pada agenda publik. Dalam hal ini harus
dilihat apakah masalah tersebut adalah benar-benar masalah yang menyangkut kebutuhan
masyarakat banyak. Hal ini juga sering disebut dengan istilah analisa masalah.
2. Formulasi kebijakan yaitu merumuskan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah.
Alternatif kebijakan melihat perlunya membuat perintah eksekutif, keputusan peradilan dan
tindakan legislatif..
3. Adopsi kebijakan yaitu memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ada untuk
selanjutnya dijadikan sebagai keputusan bersama. Dalam memutuskan alternatif mana yang
terbaik , dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Yang paling besar kemungkinan dapat memecahkan masalah yang ada.
b. Yang memiliki resiko paling kecil.
c. Yang paling sesuai dengan budaya masyarakat atau tempat di mana kebijakan tersebut akan
diterapkan.
d. Ada kesesuaian antara input dengan output.
4. Implementasi Kebijakan yaitu mengimplementasikan kebijakan yang telah diambil
oleh berbagai instansi atau pihak-pihak yang berhubungan dengan isi ketentuan tersebut.
Penilaian kebijakan yaitu unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam pemerintahan
menentukan apakah badan-badan eksekutif, legislatif, dan peradilan memenuhi persyaratan
undang-undang dalam pembuatan kebijakan dan pencapaian tujuan.
5. Evaluasi kebijakan. Yaitu menilai sejauh mana keputusan yang diambil dapat
menjawab berbagai permasalahan yang muncul. Dan bila ternyata masih belum membuahkan
hasil seperti yang diharapkan atau masih ditemukan berbagai kekurangan, maka kebijakan
tersebut perlu dibenahi kembali.

4. Kebijakan yang akan saya ambil adalah pemberlakuan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan tetap memberlakukan program 3M dan 3T . Pemerintah
berupaya menangani pandemi Covid-19 dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dan
perekonomian secara bersamaan. Dari berbagai kebijakan yang ada menurut saya kebijakan
PPKM ini adalah pilihan yang tepat yang memenuhi beberapa kriteria, tidak mematikan sector
ekonomi tetapi tetap memperhatikan sector kesehatan dan kebijakan ini memiliki skor yang baik
dari berbagai aspek apabila diterapkan secara maksimal dan konsisten.
Menurut hemat saya, kebijakan PPKM ini walaupun banyak pihak yang menilai tidak efektif
karena makin melonjaknya kasus baru bukan karena kebijakan yang salah tetapi kurangnya
kesadaran masyarakat untuk mematuhi kebijakan yang diterapkan pemerintah, sosialisasi dan
edukasi pemerintah tentang virus covid19 serta protocol kesehatan yang masih minim, dan
kurangnya ketegasan pemerintah dalam memberikan sanksi yang adil dan terukur,serta
banyaknya perbedaan pendapat kebijakan diantara pemerintah baik eksekutif maupun yudikatif
yang membuat masyarakat bingung salah satunya ada yang menerima vaksin da nada yang
menolak,penggunaan sanksi pidana bagi yang menolak vaksin dan banyak aspek lain. Oleh
karena itu, dalam rangka menekan lonjakan kasus covid ini diperlukan kerjasama dan koordinasi
semua pihak, ketegasan pemerintah, kesatuan kebijakan, edukasi dan sosialisasi yang massif,
dan kesadaran masyarakat.
5. Ada 6 (enam) langkah dalam evaluasi kebijakan yaitu :
1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi.
2. Analisis terhadap masalah.
3. Deskripsi dan standardisasi kegiatan.
4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi.
5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan tersebut atau
karena penyebab lain.
6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak
Dari kebijakan PPKM, dapat diidentifikasikan tujuan program tersebut yaitu untuk mengurangi
jumlah kasus covid yang terus bertambah.
Pada intinya. Kegiatan PPKM dirasa kurang efektif karena implementasi dilapangan tidak sesuai
dengan aturan yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai