NIM : 201902198
Semester :2
1. Bentuk-Bentuk Forecasting
- Proyeksi Yaitu ramalan yang didasarkan pada ekstrapolasi atau kecenderungan masa lalu
maupun masa kini ke masa depan, dengan asumsi bahwa masa yang akan dating memiliki pola
yang sama dengan masa lalu. Biasanya, penggunaan bentuk proyeksi di peroleh melalui kasus
parallel, dimana asumsi mengenai validitas metode tertentu atau kemiripan kasus digunakan
untuk memperkuat pernyataan.
- Prediksi Yaitu ramalan yang didasarkan pada asumsi teoritis yang tegas. Asumsi ini dapat
berbentuk hukum teoritis, proposisi, atau analogi. Sifat terpenting dari prediksi adalah
menspesifikasikan kekuatan generative (penyebab) dan konsekuensi (akibat).
- Perkiraan Yaitu ramalan yang didasarkan pada penilaian yang normative atau penilaian para
pakar tentang situasi masyarakat masa depan. Penilaian ini dapat berbentuk penilaian intuitif
yang dilandaskan pada kekuatan batin dan kreatif dari para intelektual.
Manfaat Forecasting
- Mampu meningkatkan perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan
yang dilakukan perusahaan.
- Membantu dalam proses pembuatan perencanaan bisnis guna sebagai landasan agar
menghasilkan sesuatu yang baik untung waktu yang akan datang.
- Menciptakan kerja sama tim yang semakin baik.
2. Karena informasi dipakai untuk menunjang pembuatan keputusan. Untuk membuat kebijakan
diperlukan informasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang memiliki kualitas tinggi akan
menentukan sekali efektifitas kebijakan publik.
4. Kebijakan yang akan saya ambil adalah pemberlakuan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan tetap memberlakukan program 3M dan 3T . Pemerintah
berupaya menangani pandemi Covid-19 dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dan
perekonomian secara bersamaan. Dari berbagai kebijakan yang ada menurut saya kebijakan
PPKM ini adalah pilihan yang tepat yang memenuhi beberapa kriteria, tidak mematikan sector
ekonomi tetapi tetap memperhatikan sector kesehatan dan kebijakan ini memiliki skor yang baik
dari berbagai aspek apabila diterapkan secara maksimal dan konsisten.
Menurut hemat saya, kebijakan PPKM ini walaupun banyak pihak yang menilai tidak efektif
karena makin melonjaknya kasus baru bukan karena kebijakan yang salah tetapi kurangnya
kesadaran masyarakat untuk mematuhi kebijakan yang diterapkan pemerintah, sosialisasi dan
edukasi pemerintah tentang virus covid19 serta protocol kesehatan yang masih minim, dan
kurangnya ketegasan pemerintah dalam memberikan sanksi yang adil dan terukur,serta
banyaknya perbedaan pendapat kebijakan diantara pemerintah baik eksekutif maupun yudikatif
yang membuat masyarakat bingung salah satunya ada yang menerima vaksin da nada yang
menolak,penggunaan sanksi pidana bagi yang menolak vaksin dan banyak aspek lain. Oleh
karena itu, dalam rangka menekan lonjakan kasus covid ini diperlukan kerjasama dan koordinasi
semua pihak, ketegasan pemerintah, kesatuan kebijakan, edukasi dan sosialisasi yang massif,
dan kesadaran masyarakat.
5. Ada 6 (enam) langkah dalam evaluasi kebijakan yaitu :
1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi.
2. Analisis terhadap masalah.
3. Deskripsi dan standardisasi kegiatan.
4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi.
5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan tersebut atau
karena penyebab lain.
6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak
Dari kebijakan PPKM, dapat diidentifikasikan tujuan program tersebut yaitu untuk mengurangi
jumlah kasus covid yang terus bertambah.
Pada intinya. Kegiatan PPKM dirasa kurang efektif karena implementasi dilapangan tidak sesuai
dengan aturan yang ditetapkan.