Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

“ PEMBANGUNAN DAERAH ”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu : Meirani Betriana, S.E, M.Si.

Disusun oleh :
1. Depa Rati Puspa Nim : 2022120034
2. Rosalia Septiasari Nim : 2022120025
3. Nabilah Marsyanda Nim : 2022120026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PRABUMULIH
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,karena atas limpahan


rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Meirani Betriana, S.E, M.Si.
Sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Prabumulih, 11 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................3

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI


DAERAH...............................................................................3
B. TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI DAERAH...........................................................4
C. PARADIGMA BARU TEORI PEMBANGUNAN
DAERAH...............................................................................8
D. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH................10
E. TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH..............................................................................12
F. PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN
DAERAH..............................................................................15

BAB III PENUTUP........................................................................17

A. KESIMPULAN.....................................................................17
B. SARAN.................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan harus seimbang jangan

sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

perhatian pemerintah ke tiap daerah-daerah yang dimilikinya, karena hal

tersebut dapat memunculkan potensi disintegrasi bangsa dari wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama


untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah .
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut , pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara bersama - sama mengambil inisiatif pembangunan
daerah . Oleh karena itu , pemerintah daerah ( beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan setiap sumberdaya yang ada ) harus mampu menaksir
potensi setiap sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah?


2. Bagaimana Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah?
3. Bagaimana Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi Daerah?
4. Bagaimana Perencanaan Pembangunan Daerah?
5. Jelaskan Tahap – Tahap Perencanaan Pembangunan Daerah?

1
6. Apa Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah?


2. Untuk mengetahui Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah?
3. Untuk mengetahui Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi
Daerah?
4. Untuk mengetahui Perencanaan Pembangunan Daerah?
5. Untuk mengetahui Tahap – Tahap Perencanaan Pembangunan
Daerah?
6. Untuk mengetahui Peran Pemerintah Dalam Pembangunan
Daerah?

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pembangunan Daerah atau biasa disebut juga dengan Pembangunan


Ekonomi Daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi ( pertumbuhan ekonomi ) dalam wilayah tersebut .

Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanannya


terhadap kebijakan - kebijakan pembangunan yang didasarkan pada ciri khas
( unique value ) dari daerah yang bersangkutan ( endogenous development )
dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia , kelembagaan , dan
sumberdaya fisik secara lokal ( daerah ) . Orientasi ini mengarahkan kita kepada
pengambilan inisiatif - inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses
pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang
peningkatan kegiatan ekonomi .

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses . Yaitu suatu proses


yang mencakup pembentukan institusi - institusi baru , pembangunan industri -
industri alternatif perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik , identifikasi pasar - pasar baru ,
ilmu pengetahuan , dan pengembangan perusahaan perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama


untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah .
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut , pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara bersama - sama mengambil inisiatif pembangunan

3
daerah . Oleh karena itu , pemerintah daerah ( beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan setiap sumberdaya yang ada ) harus mampu menaksir
potensi setiap sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah .

B. TEORI PERTUMBUHAN DAERAH

Saat ini, tidak ada suatu teori pun yang mampu untuk menjelaskan
tentang pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif. Meskipun
demikian, ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu kita untuk
memahami arti penting pembangunan ekonomi derah. Pada hakekatnya, inti
dari pembahasan teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yat metode analisis
perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor
yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.

Pengembangan metode yang menganalisis perekonomian suatu daerah


penting sekali kegunaannya untuk mengumpulkan data tentang perekonomian
daerah yang bersangkutan serta proses pertumbuhannya, yang kemudian dapat
dipakai sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus
diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Namun di sisi lain
harus diakui, menganalisis perekonomian suatu daerah sangatlah sulit, karena:

1. Data tentang daerah sangatlah terbatas, terutama jika kita menggunakan


daerah nodal. Dengan keterbatasan data yang tersedia, sangat sulit bagi
kita untuk menggunakan metode yang telah dikembangkan dalam
memberikan gambaran mengenai perekonomian suatu daerah.
2. Data yang tersedia umumnya tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan
untuk analisis daerah, karena data yang terkumpul biasanya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan analisis perekonomian secara nasional.
3. Data tentang perekonomian daerah sangat sulit dikumpulkan, karena
perekonomian daerah lebih terbuka dibandingkan dengan perekonomian

4
nasional. Hal tersebut menyebabkan data tentang aliran-aliran yang
masuk dan keluar dari suatu daerah
4. Bagi NSB, di samping kekurangan data sebagai suatu hal yang umum,
data yang ada dan terbatas itu pun seringkali sulit untuk dipercaya,
sehingga akan menyulitkan bagi kita dalam melakukan analisis yang
memadai mengenai keadaan perekonomian suatu daerah.

Jika saja dilakukan perbandingan antara analisis pembangunan nasional dan


analisis pembangunan daerah, maka akan nampak bahwa analisis pembangunan
ekonomi daerah sangat jauh ketinggalan, baik ditinjau dari cakupan analisis
maupun kedalamannya. Di sisi lain, selama ini analisis daerah bertitiktolak pada
analisis permasalahan dan kebijakan pembangunan daerah di negara maju,
padahal seperti kita ketahui struktur perekonomian negara maju sangat berbeda
dengan struktur perekonomian NSB, demikian juga dengan Struktur
perekonomian daerahnya. Perbedaan struktur ini mengakibatkan perlunya
analisis dan cara pendekatan yang berbeda pula.

Jika kita buat suatu ringkasan, teori-teori tersebut dapat disajikan sebagai
berikut:

1. Teori Ekonomi Neo Klasik


Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam
menganalisis pembangunan daerah (regional), karena teori ini tidak
memiliki dimensi spasial yang signifikan. Namun demikian, teori ini
memberikan dua konsep penting dalam pembangunan ekonomi
daerah, yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor
produksi. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan
alamiahnya jika modal dapat mengalir tanpa restriksi (pembatasan).
Oleh karena itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi
menuju ke daerah yang berupah rendah.

5
2. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan
permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan
industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk
tenaga kerja dan bahan baku untuk kemudian diekspor, sehingga akan
menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation) baru.
Strategi pembangunan daerah yang didasarkan pada teori ini
biasanya memberikan penekanan terhadap arti penting bantuan (aid)
kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun
internasional. Implementasi kebijakannya mencakup pengurangan
hambatan atau batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang
berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut.
Kelemahan model ini adalah bahwa model ini didasarkan pada
permintaan eksternal bukan internal, yang pada akhirnya akan
menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-
kekuatan pasar secara nasional maupun global. Meskipun demikian,
model ini sangat bermanfaat dalam menentukan keseimbangan antara
jenis-jenis industri dan sektor yang dibutuhkan masyarakat untuk
mengembangkan stabilitas ekonomi.
3. Teori Lokasi
Para ekonom regional sering mengatakan bahwa ada tiga faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu: lokasi,
lokasi, dan lokasi! Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika
dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri. Perusahaan
cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara memilih
lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.
Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi pasar.

6
yang terbaik adalah lokasi dengan biaya termurah, antara bahan baku
dan pasar.
4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) memandang bahwa ada
hirarki tempat (hierarchy of place) yang didukung oleh sejumlah
tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan
bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu permukiman
yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang bersangkutan.
Teori ini dapat diterapkan pada pembangunan daerah, baik di
daerah perkotaan maupun pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan
diferensiasi fungsi antar daerah-daerah yang bertetangga. Beberapa
daerah dapat menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan daerah lainnya
hanya senagai permukiman.
5. Teori Kausasi Kumulatif
Gunnar Myrdal dalam dalah satu tulisannya, Economic Theory and
Underdeveloped Regions (1957), mengungkapkan sebuah konsep
yang kemudian sekarang kita kenal sebagai proses kausasi kumulatif.
Dalam konsepnya tersebut, Myrdal dengan gamblang menjelaskan
tentang sebab-sebab dari bertambah memburuknya perbedaan dalam
tingkat pembangunan di berbagai daerah dalam suatu negara.
Jika teori Neo Klasik berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang,
mekanisme pasar akan menciptakan suatu keseimbangan dalam
pembangunan di daerah. Namun, Myrdal tidak sependapat dengan hal
itu, dia berkeyakinan bahwa dalam proses pembangunan terdapat
faktor-faktor yang akan memperburuk perbedaan tingkat
pembangunan di berbagai daerah. Keadaan tersebut muncul sebagai
akibat dari berlangsungnya proses kausasi kumulatif.
Menurut Myrdal, pembangunan di daerah-daerah yang lebih maju
akan menyebabkan suatu keadaan yang akan menimbulkan hambatan

7
yang lebih besar pada daerah-daerah yang lebih terbelakang untuk
dapat maju dan berkembang. Suatu keadaan yang menghambat
pembangunan ini digolongkannya sebagai backwash effects. Di sisi
lain, perkembangan di daerah-daerah yang lebih maju ternyata juga
dapat menimbulkan suatu keadaan yang akan mendorong
perkembangan bagi daerah-daerah yang lebih miskin. Suatu keadaa
yang akan dapat mendorong pembangunan ekonomi di daerah-daerah
yang lebih miskie ini dinamakan sebagai spread effects.

6. Model Daya Tark ( Attraction )


Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang
mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki
posisi pasarnya terhadap para industrialis melalui pemberian subsidi
dan insentif.

C. PARADIGMA BARU TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI


DAERAH

Pengertian pembanguan yang bercirikan pada tingginya angka


pertumbuhan ekonomi sangat berkaitan dengan masalah alokasi sumber daya
yang dimiliki. Sumber daya yang diperlukan sebagai faktor produksi utama,
yaitu sumber daya alam, tenaga kerja dan modal. Paradigma yang terdapat pada
teori-teori ekonomi tersebut ampuh dalam mendongkrak angka pertumbuhan
ekonomi. Meskipun demikian, seiring dengan kemajuan dibidang teknologi,
saat ini banyak orang mulai tidak puas dengan pola pembangunan yang
diterapkan selama ini (konvensional) dan mempertanyakan keberhasilan
pembangunan itu sendiri.

8
Pola pembangunan yang dilaksanakan tersebut dinilai telah melampaui
batas kegunaannya dan bahkan sekarang sedang menjurus ke hal yang
merugikan umat manusia. Keberhasilan dengan ciri pertumbuhan ekonomi yang
tinggi ternyata mulai dirasakan dampak negatifnya. Menipisnya sumber daya
alam dan lingkungan serta berbagai jenis pencemaran yang timbul dianggap
akan menghambat pembangunan pada masa yang akan datang.

Paradigma ekonomi pun mulai bergeser, asumsi bahwa sumber daya alam
dan lingkungan demikian berlimpah dan mudah tercipta kembali sudah tidak
tepat lagi. Eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan secara maksimal untuk
mengejar nilai produksi nasional yang tinggi sudah saatnya dikaji ulang dengan
memperhatikan aspek lingkungan.

Teori pembangunan yang ada sekarang ini sudah tidak mampu untuk
menjelaskan kegiatan-kegiatan pebangunan ekonomi daerah secara tuntas dan
komprehensip. Oleh karena itu, perlu dirumuskan suatu pendekatan alternatif
untuk kepentingan pembangunan ekonomi daerah. Rumusan ini sebenarnya
merupakan sintesa dan perumusan kembali konsep-konsep yang telah ada.
Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi kerangka pikir dan
rencana tindakan yang akan diambil dalam konteks pembangunan ekonomi
daerah. Berikut pendekatan Pembangunan Ekonomi Daerah :

KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU


Perusahaan harus
Semakin banyak
mengembangkan
perusahaan maka
Kesempatan Kerja pekerjaan yang sesuai
semakin banyak peluang
dengan "kondisi"
kerja
penduduk daerah
Pengembangan sektor Pengembangan lembaga-
Basis Pembangunan
ekonomi lembaga ekonomi baru

9
Keunggulan kompetitif
Keunggulan komparatif
Aset-aset Lokasi didasarkan pada kualitas
didasarkan pada aset fisik
lingkungan
Ketersediaan angkatan Pengetahuan sebagai
Sumberdaya Pengetahuan
kerja pembangkit ekonomi

D. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuan pembangunan adalah untuk mengubah kondisi masyarakat


menjadi lebih baik. Hal ini dapat dicapai apabila pembangunan memiliki arah
dan sasaran yang tepat. Salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan perencanaan yang baik dan pengerahan sumber daya yang tepat.

Perencanaan Pembangunan Daerah tidak bisa lepas dari Perencanaan


Pembangunan Nasioanal.Pembangunan Daerah merupakan bagian dari
Pembangunan Nasional yang perencanaannya diatur dalam Undang-Undang
No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan hal yang sangat penting


dikarenakan dengan perencanaan yang tepat pembangunan dapat diarahkan
secara terarah dan berkesinambungan,sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 8
tahun 2008 bahwa pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyaraat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing maupun indeks pembangunan manusia.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan proses penyusunan


tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan
wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

10
Rencana pembangunan daerah dirumuskan secara:

a. Transparan yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk


memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
b. Responsif yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan
perubahan yang terjadi di daerah.
c. Efisien yaitu pencapaian keluaran (output) tertentu dengan masukan
terendah atau masukan terendah dengan keluaran (output) maksimal.
d. Efektif yaitu kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang
dimiliki, melalui cara atau proses yang paling optimal.
e. Akuntabel yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan
pembangunan daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
f. Partisipatif merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap
proses tahapan perencanaan pembangunan daerah dan bersifat inklusif
terhadap kelompok masyarakat rentan termarginalkan, melalui jalur
khusus komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat
yang tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan.
g. Terukur yaitu penetapan target kinerja yang jelas dan dapat diukur serta
cara untuk mencapainya.
h. Berkeadilan merupakan prinsip keseimbangan antar wilayah, sektor,
pendapatan, gender dan usia.
i. Berwawasan lingkungan yaitu untuk mewujudkan kehidupan adil dan
makmur tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan dalam
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia.
j. Berkelanjutan yaitu pembangunan yang mewujudkan keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan

11
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan dengan
memperhatikan potensi dampak pembangunan dalam mengoptimalkan
sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Setidaknya ada tiga


implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah, yaitu:

a. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan


pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara daerah dengan
lingkungan nasional, di mana daerah tersebut merupakan bagian darinya,
adanya keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan apa
konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.
b. Sesuatu yang nampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk
daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara
nasional.
c. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan (misalnya
administrasi, proses pengambilan keputusan, dan otoritas) biasanya
sangat berbeda antara tingkat daerah dan tingkat pusat. Selain itu, derajat
pengendalian kebijakan seringkali juga berbeda pada kedua tingkatan
tersebut. Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus dapat
membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat
dilakukan, dengan menggunakan setiap sumberdaya pembangunan sebaik
mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari
adanya informasi yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan
para perencananya dengan obyek perencanaan.

E. TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menurut Blakely 1989 ada enam tahap dalam proses perencanaan pembangunan
ekonomi daerah. Hal tersebut seperti yang disajikan pada tabel 12.2 berikut ini.

12
TAHAP KEGIATAN

I Pengumpulan dan analisis data

a. Penentuan basis ekonomi

b. Analisis struktur tenaga kerja

c. Evaluasi kebutuhan tenaga kerja

d. Analisis peluang dan kendala pembangunan

e. Analisis kapasitas kelembagaan

II Pemilihan strategi pembangunan daerah

a. Penentuan tujuan dan kriteria

b. Penentuan kemungkinan – kemungkinan tindakan

c. Penyusunan strategi

III Pemilihan proyek – proyek pembangunan

a. Identifikasi proyek

b. Penilaian Viabilitas proyek

IV Pembuatan rencana tindakan

a. Prapenilaian hasil proyek

13
b. Pengembangan input proyek

c. Penentuan alternative sumber pembiayaan

d. Identifikasi struktur proyek

V Penentuan rincian proyek

a. Pelaksanaan studi kelayakan secara rinci

b.Penyiapan rencana usaha ( business plan)

c. Pengembangan, monitoring dan pengevaluasian program

VI Persiapan perencanaan secara keseluruhan dan implementasi

a. Penyiapan skedul implementasi rencana proyek

b. Penyusunan program pembangunan secara keluruhan

c. Targeting dan marketing asset – asset masyarakat

d. Pemasaran kebutuhan keuangan

Tabel 12.1

Sementara itu , Bendavid - Val ( 1991 ) menyajikan suatu model tahap - tahap
perencanaa yang sedikit agak berbeda dengan skema di atas . Jika kita melihat
uraian yang dijelaskan Bendavid - Val maka setidaknya ada tiga hal yang cukup
menarik jika dilakukan perbandingan dengan penjelasan Blakely yang tersaji
pada Tabel 12.1 . Ketiga hal tersebut adalah:

1. Pengumpulan dan analisis data bukan merupakan suatu tahap dalam proses
perencanaan secara keseluruhan , namun secara terus - menerus berfungsi
mendukung dan menyediakan informasi pada setiap tahap perencanaan .

14
2. Semua tahap dalam proses perencanaan merupakan bagian dari siklus di
mana tujuan tujuan secara periodik perlu ditinjau kembali , sasaran - sasaran
juga perlu dirumuskan kembali , dan seterusnya.

3. Suatu rencana yang sudah disosialisasikan bukanlah merupakan akhir dari


suatu proses, namun suatu yang dihasilkan dari waktu ke waktu untuk
kepentingan-kepentingan praktis.

F. Peran Pemerintah dalam pembangunan daerah

Tahap pertama perencanaan bagi setiap organisasi yang tertarik dalam


pembangunan ekonomi daerah adalah menentukan peran ( role ) pemerintah
daerah terkait dalam proses pembangunan . Ada empat peran yang dapat
diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah ,
yaitu sebagai entrepreneur , koordinator , fasilitator , dan stimulator bagi
lahirnya inisiatif - inisiatif pembangunan daerah .

a. Entrepreneur

Dengan perannya sebagai entrepreneur , pemerintah daerah


bertanggungjawab dalam menjalankan suatu usaha bisnis . Pemerintah daerah
dapat mengembangkan suatu usaha sendiri , misalnya melalui pembentukan
BUMD . Aset - aset pemerintah daerah juga harus dapat dikelola dengan lebih
baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.

b. Koordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator dalam


menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi - strategi bagi pembangunan
di daerahnya . Perluasan dari peranan ini dalam pembangunan ekonomi dapat
melibatkan kelompok - kelompok dalam masyarakat dalam proses pengumpulan
dan pengevaluasian informasi ekonomi , misalnya tingkath kesempatan kerja ,
angkatan kerja , pengangguran , dan sebagainya . Dalam perannya sebagai

15
koordinator , pemerintah daerah dapat juga melibatkan lembaga - lembaga
pemerintah lainnya , dunia usaha , dan masyarakat dalam penyusunan sasaran -
sararan ekonomi , rencana - rencana , dan strategi - strategi . Pendekatan ini
sangat potensial dalam menjaga konsistensi pembangunan daerah dengan
nasional ( pusat ) menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan
manfaat yang maksimum daripadanya .

c. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan di daerahnya


melalui adanya perbaikan lingkungan attitudinal di daerahnya . Hal ini akan
mempercepat proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan
penetapan daerah ( zoning ) yang lebih baik .

d. Stimulator

Tindakan - tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan -


perusahaan untuk masuk Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan
pengembangan usaha melalui ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan -
perusahaan yang telah ada tetap berada di brosur , pembangunan kawasan
industri , pembuatan outlets untuk produk - produk industri daerah tersebut .
Stimulasi ini dengan cara antara lain : pembuatan brosur kecil , serta membantu
industri - industri kecil melakukan pameran .

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya pembangunan ekonomi ditujukan untuk mengatasi


kemiskinan, penggangguran, dan ketimpangan. Sehingga dapat terwujudnya
masyarakat yang sejahtera, makmur, dan berkeadilan. Agar tercapai
kesejahteraan tersebut, maka harus diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, pemerataan pembangunan, dan adanya stabilitas nasional yang mantap
dan dinamis atau yang pada masa orde baru disebut dengan Trilogi
Pembangunan. Pembangunan ekonomi diupayakan tidak lepas dari pada trilogi
pembangunan, karena dengan adanya pembangunan ekonomi maka
pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan yang tepat akan memungkinkan
terjadinya distribusi yang merata dan tercapai kesejahteraan.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah


daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut.

B. SARAN

Makalah ini masih banyak memiliki keterbatasan. Baik dalam segi


penulisan maupun penyusunan kalimat banyak yang perlu ditambahkan. Oleh
karena itu disarankan untuk pembuatan makalah selanjutnya sebagai bahan

17
pertimbangan terhadap pembangunan daerah diharapkan memberikan perhatian
pada masalah kesenjangan melalui pendekatan spasial atau wilayah. Dan Untuk
melancarkan suatu pembangunan daerah maka pemerintah perlu memperhatikan
tahapan – tahapan perencanaan pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135518-T%2027958-Analisis
%20kesenjangan-Kesimpulan%20dan%20Saran.pdf

https://www.neliti.com/publications/42401/peranan-pemerintah-daerah-dalam-
perencanaan-pembangunan-daerah#:~:text=Peranan%20pemerintah%20daerah
%20dalam%20perencanaan%20pembangunan%20daerah%20adalah
%20mempunyai%20wewenang,pemerintahan%20dan%20pembangunan%20di
%20daerah

https://m.kumparan.com/amp/feradis-nurdin/perencanaan-pembangunan-
daerah-1v9HZuNiF2T#amp_tf=From
%20%251%24s&aoh=16793742268525&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan; Proses, Masalah dan


Kebijakan. Jakarta. Kencana.

18

Anda mungkin juga menyukai