“ PEMBANGUNAN DAERAH ”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ekonomi Pembangunan
Disusun oleh :
1. Depa Rati Puspa Nim : 2022120034
2. Rosalia Septiasari Nim : 2022120025
3. Nabilah Marsyanda Nim : 2022120026
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Meirani Betriana, S.E, M.Si.
Sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN................................................2
A. KESIMPULAN.....................................................................17
B. SARAN.................................................................................17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan
B. RUMUSAN MASALAH
1
6. Apa Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
daerah . Oleh karena itu , pemerintah daerah ( beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan setiap sumberdaya yang ada ) harus mampu menaksir
potensi setiap sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah .
Saat ini, tidak ada suatu teori pun yang mampu untuk menjelaskan
tentang pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif. Meskipun
demikian, ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu kita untuk
memahami arti penting pembangunan ekonomi derah. Pada hakekatnya, inti
dari pembahasan teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yat metode analisis
perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor
yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.
4
nasional. Hal tersebut menyebabkan data tentang aliran-aliran yang
masuk dan keluar dari suatu daerah
4. Bagi NSB, di samping kekurangan data sebagai suatu hal yang umum,
data yang ada dan terbatas itu pun seringkali sulit untuk dipercaya,
sehingga akan menyulitkan bagi kita dalam melakukan analisis yang
memadai mengenai keadaan perekonomian suatu daerah.
Jika kita buat suatu ringkasan, teori-teori tersebut dapat disajikan sebagai
berikut:
5
2. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan
permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan
industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk
tenaga kerja dan bahan baku untuk kemudian diekspor, sehingga akan
menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation) baru.
Strategi pembangunan daerah yang didasarkan pada teori ini
biasanya memberikan penekanan terhadap arti penting bantuan (aid)
kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun
internasional. Implementasi kebijakannya mencakup pengurangan
hambatan atau batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang
berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut.
Kelemahan model ini adalah bahwa model ini didasarkan pada
permintaan eksternal bukan internal, yang pada akhirnya akan
menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-
kekuatan pasar secara nasional maupun global. Meskipun demikian,
model ini sangat bermanfaat dalam menentukan keseimbangan antara
jenis-jenis industri dan sektor yang dibutuhkan masyarakat untuk
mengembangkan stabilitas ekonomi.
3. Teori Lokasi
Para ekonom regional sering mengatakan bahwa ada tiga faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu: lokasi,
lokasi, dan lokasi! Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika
dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri. Perusahaan
cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara memilih
lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.
Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi pasar.
6
yang terbaik adalah lokasi dengan biaya termurah, antara bahan baku
dan pasar.
4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) memandang bahwa ada
hirarki tempat (hierarchy of place) yang didukung oleh sejumlah
tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan
bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu permukiman
yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang bersangkutan.
Teori ini dapat diterapkan pada pembangunan daerah, baik di
daerah perkotaan maupun pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan
diferensiasi fungsi antar daerah-daerah yang bertetangga. Beberapa
daerah dapat menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan daerah lainnya
hanya senagai permukiman.
5. Teori Kausasi Kumulatif
Gunnar Myrdal dalam dalah satu tulisannya, Economic Theory and
Underdeveloped Regions (1957), mengungkapkan sebuah konsep
yang kemudian sekarang kita kenal sebagai proses kausasi kumulatif.
Dalam konsepnya tersebut, Myrdal dengan gamblang menjelaskan
tentang sebab-sebab dari bertambah memburuknya perbedaan dalam
tingkat pembangunan di berbagai daerah dalam suatu negara.
Jika teori Neo Klasik berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang,
mekanisme pasar akan menciptakan suatu keseimbangan dalam
pembangunan di daerah. Namun, Myrdal tidak sependapat dengan hal
itu, dia berkeyakinan bahwa dalam proses pembangunan terdapat
faktor-faktor yang akan memperburuk perbedaan tingkat
pembangunan di berbagai daerah. Keadaan tersebut muncul sebagai
akibat dari berlangsungnya proses kausasi kumulatif.
Menurut Myrdal, pembangunan di daerah-daerah yang lebih maju
akan menyebabkan suatu keadaan yang akan menimbulkan hambatan
7
yang lebih besar pada daerah-daerah yang lebih terbelakang untuk
dapat maju dan berkembang. Suatu keadaan yang menghambat
pembangunan ini digolongkannya sebagai backwash effects. Di sisi
lain, perkembangan di daerah-daerah yang lebih maju ternyata juga
dapat menimbulkan suatu keadaan yang akan mendorong
perkembangan bagi daerah-daerah yang lebih miskin. Suatu keadaa
yang akan dapat mendorong pembangunan ekonomi di daerah-daerah
yang lebih miskie ini dinamakan sebagai spread effects.
8
Pola pembangunan yang dilaksanakan tersebut dinilai telah melampaui
batas kegunaannya dan bahkan sekarang sedang menjurus ke hal yang
merugikan umat manusia. Keberhasilan dengan ciri pertumbuhan ekonomi yang
tinggi ternyata mulai dirasakan dampak negatifnya. Menipisnya sumber daya
alam dan lingkungan serta berbagai jenis pencemaran yang timbul dianggap
akan menghambat pembangunan pada masa yang akan datang.
Paradigma ekonomi pun mulai bergeser, asumsi bahwa sumber daya alam
dan lingkungan demikian berlimpah dan mudah tercipta kembali sudah tidak
tepat lagi. Eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan secara maksimal untuk
mengejar nilai produksi nasional yang tinggi sudah saatnya dikaji ulang dengan
memperhatikan aspek lingkungan.
Teori pembangunan yang ada sekarang ini sudah tidak mampu untuk
menjelaskan kegiatan-kegiatan pebangunan ekonomi daerah secara tuntas dan
komprehensip. Oleh karena itu, perlu dirumuskan suatu pendekatan alternatif
untuk kepentingan pembangunan ekonomi daerah. Rumusan ini sebenarnya
merupakan sintesa dan perumusan kembali konsep-konsep yang telah ada.
Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi kerangka pikir dan
rencana tindakan yang akan diambil dalam konteks pembangunan ekonomi
daerah. Berikut pendekatan Pembangunan Ekonomi Daerah :
9
Keunggulan kompetitif
Keunggulan komparatif
Aset-aset Lokasi didasarkan pada kualitas
didasarkan pada aset fisik
lingkungan
Ketersediaan angkatan Pengetahuan sebagai
Sumberdaya Pengetahuan
kerja pembangkit ekonomi
10
Rencana pembangunan daerah dirumuskan secara:
11
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan dengan
memperhatikan potensi dampak pembangunan dalam mengoptimalkan
sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Menurut Blakely 1989 ada enam tahap dalam proses perencanaan pembangunan
ekonomi daerah. Hal tersebut seperti yang disajikan pada tabel 12.2 berikut ini.
12
TAHAP KEGIATAN
c. Penyusunan strategi
a. Identifikasi proyek
13
b. Pengembangan input proyek
Tabel 12.1
Sementara itu , Bendavid - Val ( 1991 ) menyajikan suatu model tahap - tahap
perencanaa yang sedikit agak berbeda dengan skema di atas . Jika kita melihat
uraian yang dijelaskan Bendavid - Val maka setidaknya ada tiga hal yang cukup
menarik jika dilakukan perbandingan dengan penjelasan Blakely yang tersaji
pada Tabel 12.1 . Ketiga hal tersebut adalah:
1. Pengumpulan dan analisis data bukan merupakan suatu tahap dalam proses
perencanaan secara keseluruhan , namun secara terus - menerus berfungsi
mendukung dan menyediakan informasi pada setiap tahap perencanaan .
14
2. Semua tahap dalam proses perencanaan merupakan bagian dari siklus di
mana tujuan tujuan secara periodik perlu ditinjau kembali , sasaran - sasaran
juga perlu dirumuskan kembali , dan seterusnya.
a. Entrepreneur
b. Koordinator
15
koordinator , pemerintah daerah dapat juga melibatkan lembaga - lembaga
pemerintah lainnya , dunia usaha , dan masyarakat dalam penyusunan sasaran -
sararan ekonomi , rencana - rencana , dan strategi - strategi . Pendekatan ini
sangat potensial dalam menjaga konsistensi pembangunan daerah dengan
nasional ( pusat ) menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan
manfaat yang maksimum daripadanya .
c. Fasilitator
d. Stimulator
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
17
pertimbangan terhadap pembangunan daerah diharapkan memberikan perhatian
pada masalah kesenjangan melalui pendekatan spasial atau wilayah. Dan Untuk
melancarkan suatu pembangunan daerah maka pemerintah perlu memperhatikan
tahapan – tahapan perencanaan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135518-T%2027958-Analisis
%20kesenjangan-Kesimpulan%20dan%20Saran.pdf
https://www.neliti.com/publications/42401/peranan-pemerintah-daerah-dalam-
perencanaan-pembangunan-daerah#:~:text=Peranan%20pemerintah%20daerah
%20dalam%20perencanaan%20pembangunan%20daerah%20adalah
%20mempunyai%20wewenang,pemerintahan%20dan%20pembangunan%20di
%20daerah
https://m.kumparan.com/amp/feradis-nurdin/perencanaan-pembangunan-
daerah-1v9HZuNiF2T#amp_tf=From
%20%251%24s&aoh=16793742268525&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com
18