MAKALAH
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
Disusun oleh :
Kelompok 2
Evi Ardilla (1813034002)
Muhammad Fahri Rulian (1813034004)
Miranda Agustin Lestari (1813034012)
Ali Noviansyah (1813034054)
Christofora Setya Hapsari (1853034006)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan tulisan
makalah dengan judul “Strategi Pembangunan Daerah” sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Geografi Pembangunan dan Perencanaan Wilayah dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dalam menyusun makalah, kami tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan dari pihak – pihak lain. Oleh karena itu tak luput kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Zulkarnain dan Bapak M. Thoha BS Jaya, selaku dosen mata kuliah
Geografi Pembangunan dan Perencanaan Wilayah yang telah memberikan
dukungan dan sumbangsihnya dalam penyelesaian makalah ini;
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun
secara moril;
3. Teman-teman yang telah banyak berkontribusi dan membantu penyelesaian
makalah ini;
Penulis sangat menyadari bahwa materi yang tersaji dalam makalah ini mungkin
masih jauh dari apa yang diharapkan atau jauh dari kesempurnaan. Semoga
penyusunan makalah ini dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat dan
dapat mengantarkan para pembaca khususnya para mahasiswa yang ingin tahu lebih
mendalam mengenai strategi pembangunan pada suatu daerah seperti yang telah
disebutkan diatas. Saran dan kritik konstruktif sangat kami butuhkan untuk
membangun kami dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Review Makalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ....................................................................... 3
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Strategi Pembangunan Daerah .................................................... 4
B. Faktor-Faktor Strategi Pembangunan Daerah .......................................... 5
C. Karakteristik dan Pendekatan Strategi Pembangunan Daerah ................. 7
D. Teori Pembangunan Daerah ..................................................................... 8
E. Macam-Macam Strategi Pembnagunan Daerah ....................................... 10
F. Strategi Pembangunna Daerah di Indonesia ............................................ 12
III. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 14
B. Latar Belakang
II. PEMBAHASAN
Pembangunan daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai,
untuk itu kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah
harus memiliki arah yang jelas. Arah kebijakan pembangunan disusun berdasarkan
analisis kebutuhan pembangunan daerah dengan mempertimbangkan aspirasi
masyarakat, kondisi dan kemampuan daerah, termasuk kinerja pelayanan
pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya. Arah kebijakan pembangunan ini
selanjutnya menjadi pedoman perencanaan bagi seluruh stakeholder pembangunan
di daerah. Oleh karenanya, penting bagi Pemerintah Daerah menyusun Arah
Kebijakan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang memuat pernyataan-pernyataan Kebijakan Pembangunan selama lima tahun.
Selain faktor diatas terdapat beberapa faktor lain diantaranya sebagai berikut.
7
1. Sumber Daya Alam (SDA), SDA adalah salah satu faktor yang sangat penting
dalam pembangunan ekonomi, jika SDA mencukupi dan di manfaatkan sebaik-
baiknya, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan cepat.
2. Sumber Daya Manusia (SDM ), SDM merupakan salah satu faktor
berikutnyayang sangat penting untuk pembangunan ekonomi, jikasemakin baik
SDM, makan akan semakin cepat jalannya suatu pembangunan.
3. Tenaga Ahli, disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli
adalah SDM yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan
keterampilan.
4. Teknologi, teknologi merupakan faktor yang sama pentingnya karena faktor ini
bisa menjadi media pendukung agar dalam berdirinya sebuah Pembangunan.
Saat ini tidak suatu teori pun yang mampu untuk menjelaskan pembangunan daerah
secara komprehensif. Namun demikian, ada beberapa teori yang secara parsial yang
dapat membantu untuk memahami arti penting strategi pembangunan daerah. Pada
hakikatnya, inti dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu pembahasan
yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan
teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan
ekonomi suatu daerah tertentu.
1. Teori Ekonomi Neo-Klasik
Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis
pembangunan daerah (regional) karena teori ini tidak memiliki dimensi spasial
yang signifikan. Namun demikian, teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam
pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas
faktor produksi. Artinya, sistem perekonoman akan mencapai keseimbangan
alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena
itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang
berupah rendah.
2. Teori Basis Ekonomi (Economic Basic Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation). Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada teori
9
adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang
mempunyai pasar secara nasional maupun internasional implementasi
kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-
perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah
tersebut.
3. Teori Lokasi
Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu: lokasi, lokasi, dan lokasi! Pernyataan
tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan
industri. Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara
memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.
Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik
adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Tentu saja banyak
variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas suatu lokasi
misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan pemasok, komunikasi,
fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat). Keterbatasan dari teori lokasi
ini pada saat sekarang adalah bahwa tegnologi dan komunikasi modern telah
mengubah signifikansi suatu lokasi tertentu untuk kegiatan produksi dan
distribusi barang.
4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada hirarki
tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah
tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan bahan
baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan
jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral ini
bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan
maupun di pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara
daerah-daerah yang bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi
wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah
pemukiman.seorang ahli pembangunan ekonomi daerah dapat membantu
masyarakat untuk mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem
ekonomi daerah.
10
Secara umum tujuan strategi pembangunan daerah adalah sebagai berikut: pertama,
mengembangkan lapangan kerja bagi penduduk yang ada sekarang. Kedua,
mencapai stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan akan sukses jika mampu
memenuhi kebutuhan dunia usaha (misalnya: lahan, sumber keuangan, infrastruktur,
dan sebagainya yang beragam. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kesempatan kerja masyarakat. Menurut Hanly (2019) strategi pembangunan daerah
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu:
1. Strategi pembangunan fisik/lokalitas (Locality or Physical Development
Strategy)
2. Strategi pengembangan dunia usaha (Business Development Strategy)
3. Srategi Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resource Development
Strategy), dan
4. Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-based Development Strategy).
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi
ketergantungan adalah Kemiskinan di daerah-daerah terbelakang dan tertinggal
lebih disebabkan karena adanya ketergantungan daerah tersebut dari pihak
lainnya. Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan
mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun
sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya
usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).
4. Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan
sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah
yang lebih kaya atau lebih maju. Menurut mereka, kurang mampunya daerah
miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan atau
pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil
daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-
wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa
Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan
tercapai. Sedangkan Hirschman, mempercayai pandangan tersebut walaupun
baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal.
Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia
(ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia
tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan
yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha
diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan
sejenisnya.
12
II. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Khuzaini, K., & Suwitho, S. (2007). Analisis Swot Daya Dukung Daerah Terhadap
Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten Blitar. EKUITAS (Jurnal
Ekonomi dan Keuangan), 11(2), 193-218.
Utomo, C. E. W., & Hariadi, M. (2016). Strategi Pembangunan Smart City dan
Tantangannya bagi Masyarakat Kota.