Anda di halaman 1dari 18

i

MAKALAH
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

(Diajukan sebagai Syarat dalam Rangka Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Geografi Pembangunan dan Perencanaan Wilayah)

Disusun oleh :
Kelompok 2
Evi Ardilla (1813034002)
Muhammad Fahri Rulian (1813034004)
Miranda Agustin Lestari (1813034012)
Ali Noviansyah (1813034054)
Christofora Setya Hapsari (1853034006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan tulisan
makalah dengan judul “Strategi Pembangunan Daerah” sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Geografi Pembangunan dan Perencanaan Wilayah dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dalam menyusun makalah, kami tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan dari pihak – pihak lain. Oleh karena itu tak luput kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Zulkarnain dan Bapak M. Thoha BS Jaya, selaku dosen mata kuliah
Geografi Pembangunan dan Perencanaan Wilayah yang telah memberikan
dukungan dan sumbangsihnya dalam penyelesaian makalah ini;
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun
secara moril;
3. Teman-teman yang telah banyak berkontribusi dan membantu penyelesaian
makalah ini;

Penulis sangat menyadari bahwa materi yang tersaji dalam makalah ini mungkin
masih jauh dari apa yang diharapkan atau jauh dari kesempurnaan. Semoga
penyusunan makalah ini dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat dan
dapat mengantarkan para pembaca khususnya para mahasiswa yang ingin tahu lebih
mendalam mengenai strategi pembangunan pada suatu daerah seperti yang telah
disebutkan diatas. Saran dan kritik konstruktif sangat kami butuhkan untuk
membangun kami dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 23 Mei 2021

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Review Makalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ....................................................................... 3

II. PEMBAHASAN
A. Konsep Strategi Pembangunan Daerah .................................................... 4
B. Faktor-Faktor Strategi Pembangunan Daerah .......................................... 5
C. Karakteristik dan Pendekatan Strategi Pembangunan Daerah ................. 7
D. Teori Pembangunan Daerah ..................................................................... 8
E. Macam-Macam Strategi Pembnagunan Daerah ....................................... 10
F. Strategi Pembangunna Daerah di Indonesia ............................................ 12

III. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15


I. PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

Daerah, dalam konteks pembagian administratif di Indonesia, adalah kesatuan


masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Daerah terdiri
atas Provinsi, Kabupaten, atau Kota. Sedangkan kecamatan, desa, dan kelurahan
tidaklah dianggap sebagai suatu Daerah (daerah otonom). Daerah dipimpin oleh
Kepala Daerah (gubernur/bupati/wali kota), dan memiliki Pemerintahan Daerah
serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Suatu daerah dalam perkembanganya
memerlukan pembangunan untuk maju atau dalam artian berkembang.

Pembangunan secara umum dipandang sebagai proses multidimensional yang


mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan. Berdasarkan pengertian ini maka pada hakekatnya pembangunan harus
diarahkan kepada efisiensi (efficiency), kemerataan (equity) dan keberlanjutan
(sustainability). Dalam pelaksanaannya kegiatan ini tentunya banyak sekali
diperlukan pertimbnagan dan perdoman agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
Oleh karena itu diperlukan sebuah rumusan.

Indonesia adalah negara dengan tingkat kebhinekaan yang tinggi, dimana


perbedaan antar daerah merupakan suatu konsekuensi logis dari perbedaan
karakteristik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Wilayah-wilayah dengan potensi
Sumber Daya Alam dan lokasi yang menguntungkan, yang seharusnya berkembang
dan menciptakan percepatan pembangunan bagi wilayah-wilayah yang tertinggal
tidak hadir secara optimal. Pembangunan regional yang berimbang yang dapat
2

mendorong pertumbuhan eokonomi yang optimal yang tercipta dari sinergitas


interaksi antar wilayah juga tidak tercapai secara optimal

Secara umum aktivitas pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan dengan melalui penciptaan kemajuan diberbagai bidang. Meski
bersifat multidimensional aspek ekonomi nampak menjadi unsur pokok. Tingkat
pertumbuhan ekonomi (growth rate) yang tinggi, diwakili angka pertumbuhan
Produk Domestik (Regional) Bruto/PDRB, sering menjadi indikator kemajuan
pembangunan. Padahal, untuk menjamin terujudnya hal tersebut secara mapan dan
berkesinambungan diperlukan perkembangan (development) seluruh komponen
secara kualitatif dan kuantitatif, berupa software (sistem dan aturan main),
hardware (institusi atau kelembagaan), dan yang lebih penting brainware ( pola
pikir dan kapasitas/kapabilitas SDM).

Untuk mencapai tujuan pembangunan diperlukan strategi pembangunan daerah


yang tepat. Strategi menjadi koridor bagi berbagai langkah sistematis yang
konsisten untuk mencapai tujuan ataupun visi dan misi pembangunan. Didalamnya
tersusun prioritas-prioritas yang harus dilaksanakan sebagai kunci keberhasilan
dengan mempertimbangkan segala sumberdaya internal dan eksternal yang ada.
Strategi pembangunan nasional sejak era orde baru dikenal dengan Trilogi
Pembangunan, yang terdiri dari Pertumbuhan, Pemerataan, dan Stabilitas.
Penekanan ditetapkan secara dinamis sesuai dengan situasi dan kondisi aktual yang
dihadapi. Perwujudan jaminan keadilan ekonomi ditempuh melalui 8 (delapan)
jalur pemerataan. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pembangunan
yang ada pada sebuah daerah yang diangkat menjadi tema penulisan makalah
dengan judul “Strategi Pembangunan Daerah”.

A. Rumusan Masalah Makalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut.
1. Apa yang menjadi konsep strategi pembangunan daerah?
3

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pembangunan daerah?


3. Sebutkan karakteristik dan pendekatan strategi pembangunan wilayah?
4. Apa saja yang menjadi teori pembangunan wilayah?
5. Sebutkan macam-macam strategi pembangunan daerah?
6. Bagaimana strategi pembangunan daerah di Indonesia?

B. Tujuan Penulisan Makalah

Setelah mengetahui permasalahan yang akan diselesaikan melalui penulisan


makalah ini maka terdapat tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Mengetahui konsep strategi pembangunan daerah.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pembangunan
daerah.
3. Menyebutkan karakterstik dan pendekatan strategi pembangunan wilayah.
4. Mengetahui teori pembangunan wilayah.
5. Mengetahui dan menyebutkan macam-macam strategi pembangunan daerah.
6. Bagaimana strategi pembangunan daerah di Indonesia?
4

II. PEMBAHASAN

A. Konsep Strategi Pembangunan Daerah

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisi program-program indikatif untuk


mewujudkan visi dan misi. Strategi adalah salah satu rujukan penting dalam
perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan
strategi tersebut berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran
akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Strategi pembangunan memuat cara atau jalan terbaik untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan. Startegi pembangunan wilayah sendiri dapat diartikan
sebagai proses perubahan sebuah wilayah/darah yang terus menerus di bidang fisik,
ekonomi dan lingkungan sosial, yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan
taraf hidup semua anggota masyarakat, material dan spiritual.

Pembangunan daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai,
untuk itu kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah
harus memiliki arah yang jelas. Arah kebijakan pembangunan disusun berdasarkan
analisis kebutuhan pembangunan daerah dengan mempertimbangkan aspirasi
masyarakat, kondisi dan kemampuan daerah, termasuk kinerja pelayanan
pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya. Arah kebijakan pembangunan ini
selanjutnya menjadi pedoman perencanaan bagi seluruh stakeholder pembangunan
di daerah. Oleh karenanya, penting bagi Pemerintah Daerah menyusun Arah
Kebijakan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang memuat pernyataan-pernyataan Kebijakan Pembangunan selama lima tahun.

Strategi pembangunan daerah adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor


yang di jadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan. Stategi
pembangunan wilayah baru dapat didekati dengan dua cara yakni supply side
strategy dan atau demand side strategy. Demand side strategy adalah suatu strategi
pengembangan wilayah yang diupayakan melalui peningkatan barang-barang dan
5

jasa-jasa masyarakat setempat melalui kegiatan produksi lokal, yang bertujuan


meningkatkan taraf hidup penduduk yang baru dipindahkan ke wilayah baru.
Sedangkan supply side strategy adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang
terutama diupayakan melalui investasi modal untuk kegiatan produksi yang
berorientasi keluar. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk meningkatkan
suplai dari komoditi yang pada umumnya diproses dari sumber daya alam lokal.
Keunggulan dari supply side strategy karena prosesnya lebih cepat sehingga efek
yang ditimbulkan akan cepat terlihat. Namun permasalahan yang ditimbulkan oleh
strategi ini adalah: (1) timbulnya enclave karena keterbatasan kapasitas
(pengetahuan, keahlian dan kompetensi) penduduk lokal, sehingga seringkali hanya
masyarakat tertentu dengan jumlah yang terbatas ataupendatang dari luar kawasan
saja yang menikmatinya, dan (2) sangat peka terhadap perubahan-perubahan
ekonomi diluar wilayah. Sedangkan demand side strategy memerlukan waktu yang
relatif lebih lama untuk terjadinya pengembangan wilayah. Kelemahan dari strategi
ini adalah membutuhkan waktu yang lama karena berhubungan dengan
transformasi teknologi, transformasi struktur kelembagaan dan membutuhkan
evolusi/perombakan cara berpikir.

B. Faktor-Faktor Strategi Pembangunan Daerah

Faktor–faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan


tujuan yang hendak di capai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan
yang tinggi,maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor
tradisional yang kurang berkembang. Faktor–faktor yang mempengaruhi
diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan berdasarkan norma tertentu,
bahwa kemiskinan harus secepat mungkin diatasi. Sementara itu, strategi-strategi
pembangunan lain ternyata sangat sulit mempengaruhi/memberikan manfaat secara
langsung kepada golongan miskin ini.
6

Sebagaimana layaknya suatu aktivitas yang terkait dengan masalah sosial


kemasyarakatan dan selalu bersifat dinamis, keberhasilan atau kegagalan strategi
pembangunan daerah selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tersebut secara khusus dapat berbeda tergantung pada
situasi dan kondisi yang sedang berlaku di daerah perencanaan. Substansi
permasalahan yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya dapat
menyebabkan berbedanya faktor-faktor dimaksud. Adapun faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perencanaan pembangunan daerah antara lain meliputi :
1. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri
2. Dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya
3. Realistis, sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana
4. Koordinasi yang baik
5. Top down dan bottom up planning
6. Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus
7. Transparansi dan dapat diterima oleh masyarakat.

secara umum, dapat dikemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi


pembangunan daerah dengan merujuk pada faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pembangunan yang antara lain meliputi :
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mencakup bagian baik eksternal maupun internal, yang dapat
mencakup bidang sosial, budaya, dan politik. Sebagaimana telah dikemukakan,
lingkungan memiliki pengaruh yang kuat terhadap berhasil-tidaknya program
perencanaan pembangunan daerah. Faktor-faktor lingkungan tersebut bisa
berasal dari luar (eksternal) maupaun dari dalam (internal). Faktor eksternal
biasanya datang dari wilayah tetangga, atau pengaruh global yang berkembang
dalam lingkup nasional maupun internasional. Sedangkan faktor internal
merupakan pengaruh yang datang dari dalam wilayah perencanaan sendiri

Selain faktor diatas terdapat beberapa faktor lain diantaranya sebagai berikut.
7

1. Sumber Daya Alam (SDA), SDA adalah salah satu faktor yang sangat penting
dalam pembangunan ekonomi, jika SDA mencukupi dan di manfaatkan sebaik-
baiknya, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan cepat.
2. Sumber Daya Manusia (SDM ), SDM merupakan salah satu faktor
berikutnyayang sangat penting untuk pembangunan ekonomi, jikasemakin baik
SDM, makan akan semakin cepat jalannya suatu pembangunan.
3. Tenaga Ahli, disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli
adalah SDM yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan
keterampilan.
4. Teknologi, teknologi merupakan faktor yang sama pentingnya karena faktor ini
bisa menjadi media pendukung agar dalam berdirinya sebuah Pembangunan.

C. Karakteristik dan Pendekatan Strategi Pembangunan Daerah

Menurut Bungaran Saragih strategi pembangunan yang dikembangkan untuk


sebuah daerah hendaknya memuat beberapa karakteristik penting sebagai berikut.
1. Strategi harus memiliki jangkauan kemampuan memecahkan masalah ekonomi
yang luas sedemikian rupa, sehingga sekali strategi yang bersangkutan
diimplementasikan, sebagian besar persoalan ekonomi dapat terselesaikan.
2. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan tidak mengharuskan penggunaan
pembiayaan eksternal (pinjaman luar negeri dan impor) yang terlalu besar,
sehingga tidak menambah utang luar negeri yang telah besar saat ini.
3. Strategi yang dipilih hendaknya tidak dimulai dari nol, melainkan dapat
memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya, sehingga selain tidak
menimbulkan kegamangan di dalam masyarakat, juga hasil-hasil pembangunan
sebelumnya tidak menjadi sia-sia.
4. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan mampu membawa
perekonomian Indonesia ke masa depan yang lebih cerah.

Selain karakteristik khusus yang harus dimiliki, strategi pembangunan daerah


berbasis wilayah juga memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda dengan
sistem lain diantaranya sebagai berikut..
8

1. Pendekatan sektoral berupa pembangunan sebuah wilayah yang mengarah pada


semua sektor dalam masyarakat, seperti sektor pertanian, kesehatan, pendidikan,
dan industri.
2. Pendekatan menyeluruh (komprehensi) yang mengembangkan semua sektor
dalam satu kawasan secara bersamaan.
3. Pendekatan wilayah berupa pembangunan pada sebuah masyarakat yang terbagi
pada kawasan kegiatan pembangunan tertentu.

D. Teori Pembangunan Daerah

Saat ini tidak suatu teori pun yang mampu untuk menjelaskan pembangunan daerah
secara komprehensif. Namun demikian, ada beberapa teori yang secara parsial yang
dapat membantu untuk memahami arti penting strategi pembangunan daerah. Pada
hakikatnya, inti dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu pembahasan
yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan
teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan
ekonomi suatu daerah tertentu.
1. Teori Ekonomi Neo-Klasik
Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis
pembangunan daerah (regional) karena teori ini tidak memiliki dimensi spasial
yang signifikan. Namun demikian, teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam
pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas
faktor produksi. Artinya, sistem perekonoman akan mencapai keseimbangan
alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena
itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang
berupah rendah.
2. Teori Basis Ekonomi (Economic Basic Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation). Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada teori
9

adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang
mempunyai pasar secara nasional maupun internasional implementasi
kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-
perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah
tersebut.
3. Teori Lokasi
Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu: lokasi, lokasi, dan lokasi! Pernyataan
tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan
industri. Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara
memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.
Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik
adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Tentu saja banyak
variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas suatu lokasi
misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan pemasok, komunikasi,
fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat). Keterbatasan dari teori lokasi
ini pada saat sekarang adalah bahwa tegnologi dan komunikasi modern telah
mengubah signifikansi suatu lokasi tertentu untuk kegiatan produksi dan
distribusi barang.
4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada hirarki
tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah
tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan bahan
baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan
jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral ini
bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan
maupun di pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara
daerah-daerah yang bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi
wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah
pemukiman.seorang ahli pembangunan ekonomi daerah dapat membantu
masyarakat untuk mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem
ekonomi daerah.
10

E. Macam-Macam Strategi Pembangunan Daerah

Secara umum tujuan strategi pembangunan daerah adalah sebagai berikut: pertama,
mengembangkan lapangan kerja bagi penduduk yang ada sekarang. Kedua,
mencapai stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan akan sukses jika mampu
memenuhi kebutuhan dunia usaha (misalnya: lahan, sumber keuangan, infrastruktur,
dan sebagainya yang beragam. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kesempatan kerja masyarakat. Menurut Hanly (2019) strategi pembangunan daerah
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu:
1. Strategi pembangunan fisik/lokalitas (Locality or Physical Development
Strategy)
2. Strategi pengembangan dunia usaha (Business Development Strategy)
3. Srategi Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resource Development
Strategy), dan
4. Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-based Development Strategy).

Selain strategi-strategi diatas terdapat pula beberapa strategi pembangunan wilayah


lainnya sebagai berikut.
1. Strategi Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya
pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,
menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan pada suatu wilayah. Selanjutnya bahwa pertumbuhan wilayah akan
dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle –
down–effect) pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat terciptanya pertumbuhan pada
suatu wilayah. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa
pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan
pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui
penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
11

3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi
ketergantungan adalah Kemiskinan di daerah-daerah terbelakang dan tertinggal
lebih disebabkan karena adanya ketergantungan daerah tersebut dari pihak
lainnya. Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan
mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun
sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya
usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).
4. Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan
sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah
yang lebih kaya atau lebih maju. Menurut mereka, kurang mampunya daerah
miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan atau
pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil
daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-
wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa
Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan
tercapai. Sedangkan Hirschman, mempercayai pandangan tersebut walaupun
baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal.
Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia
(ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia
tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan
yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha
diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan
sejenisnya.
12

F. Strategi Pembangunan Daerah di Indonesia

Salah satu tujuan penting strategi pembangunan daerah di negara sedang


berkembang seperti Negara kita, Negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi.Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti
perlu juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan
tingkat pendapatan, tabungan, daninvestasi. Peningkatan laju pembentukan modal
pada Indonesia ini menghadapi berbagai kendala, salah satunya yaitu kemiskinan
masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena tingkat tabungan yang
rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakantingkat pendapatan rendah. Dan
karena itu semua berakibat pada laju investasi, lajuinvestasi juga rendah dan
berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas indonesia.

Sebelum orde baru, strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah


diarahkanpada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun,
kenyataannya terlihat adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-
tujuan politik dan kurangmemperhatikan pembangunan ekonomi. Sehingga
perkembangan ekonomi yang tadinyamenjadi perioritas utama menjadi terabaikan
dan entah bagaimana kelanjutannya.

Pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan


padatindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar,
terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi).
Inflasi pada saat itudapat dikatakan sangat tinggi. Kehidupan ekonomi masa orde
baru, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi
sehingga mematikan potensi dankreasi unit-unit ekonomi swasta. Semuanya
menyebabkan permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha
penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.Tindakan
pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadipenyebab
kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
13

Strategi-strategi tersebut kemudian di pertegas dengan ditetapkan sasaran-sasaran


dan titik berat setiap Repelita, yakni
REPELITA I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang
mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan
yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan
usaha-usaha mrnuju swasembada pangan dengan meningkatkan industrI yang
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik
industrI ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
14

II. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Strategi pembangunan daerah adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor


yang di jadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan. Stategi
pembangunan wilayah baru dapat didekati dengan dua cara yakni supply side
strategy dan atau demand side strategy. Faktor–faktor yang mempengaruhi strategi
pembangunan adalah berdasarkan tujuan yang hendak di capai. Jika yang ingin
dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pembangunan daerah harus
didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai, untuk itu kebijakan yang
dibuat dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah harus memiliki arah yang
jelas. Arah kebijakan pembangunan disusun berdasarkan analisis kebutuhan
pembangunan daerah dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat, kondisi dan
kemampuan daerah, termasuk kinerja pelayanan pemerintah pada tahun-tahun
sebelumnya.
15

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, C. F. (2018). Pembangunan ekonomi daerah: dinamika dan strategi


pembangunan. Universitas Brawijaya Press.

Deddy Supriady Bratakusuma, 2000 : Pembangunan Daerah dan Perspektif UU No.


22 Tahun 1999, dalam Prosiding Lokakarya Perencanaan Pembangunan dan
Implementasi Otonomi Daerah (Walikota/Bupati se-Sulawesi). Editor A.
Madjid Sallatu dan Agussalim.

Dewanta, A. S. (2016). Otonomi dan Pembangunan Daerah. UNISIA, (53), 325-329.

Khuzaini, K., & Suwitho, S. (2007). Analisis Swot Daya Dukung Daerah Terhadap
Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten Blitar. EKUITAS (Jurnal
Ekonomi dan Keuangan), 11(2), 193-218.

Kunarjo, 1993 : Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan, Jakarta, Lembaga


Penerbit FE-UI.

Siwu, H. F. D. (2019). Strategi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


daerah. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, 19(3).

Utomo, C. E. W., & Hariadi, M. (2016). Strategi Pembangunan Smart City dan
Tantangannya bagi Masyarakat Kota.

Anda mungkin juga menyukai