Anda di halaman 1dari 5

MEMAHAMI PENDEKATAN DAN DISIPLIN-DISIPLIN ILMU YANG

BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PARIWISATA

RUANG LINGKUP PERENCANAN PARIWISATA

Perencanaan Pariwisata adalah proses mendefinisikan tujuan, membuat strategi untuk


mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja dalam mencapai tujuan.

Ruang lingkup untuk sebuah rencana kepariwisataan (Mill and Morrison, 2012) atau
10A, antara lain :

1 Awareness (Kesadaran) : Pemasaran dan promosi meliputi: Branding destinasi,


strategi pemasaran

2 Attractiveness (Daya tarik) : Pengembangan produk meliputi: Atraksi baru dan atraksi
yang diperbaiki

3 Availability (Tersedianya) : Pemasaran dan promosi meliputi: Saluran-saluran


distribusi, teknologi komunikasi dan informasi (TIK).

4 Access (Akses ):

 Transportasi meliputi: Bandara dan layanan penerbangan.

 Infrastruktur: Jalan, rel kereta api dan akses air bersih.

5 Appearance (Penampilan) :

 Zonasi kepariwisataan meliputi: Keindahan pintu masuk utama

 Pengembangan produk meliputi: Rencana zona kedatangan dan pemeliharaan


ruang publik secara menyeluruh.

6 Activities (Aktivitas) :

 Pengembangan produk meliputi: Festival-festival dan Peristiwa-peristiwa


pariwisata (Events).

 Program meliputi: aktivitas-aktivitas individu

7 Assurance (Jaminan) :
 Standar kualitas layanan-layanan pariwisata meliputi: program jaminan kualitas.

 Keselamatan dan Keamanan meliputi: Program kesehatan masyarakat dan


ketersediaan suplai makanan.

 Infrastruktur meliputi: Program keamanan umum

 Legislasi dan regulasi meliputi: regulasi tentang praktik-praktik operasional.

8 Appreciation (Apresiasi) :

 Sumber daya manusia meliputi: pelatihan keterampilan perhotelan.

 Sikap-sikap komunitas meliputi Pelatihan bahasa asing dan kesadaran pariwisata


bagi komunitas

9 Action (Aksi) : Statistik dan riset meliputi: Rencana jangka panjang  kepariwisataan,
rencana pemasaran, program riset, dan implementasi.

10 Accountability (Akuntabilitas) :

 Kerangka institusional meliputi struktur organisasional.

 Statistik dan riset meliputi evaluasi kinerja dan statistik besaran pasar pariwisata
serta dampak-dampak pariwisata.

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PERENCANAAN


PARIWISATA
Inskeep (1991) menyatakan bahwa dalam melakukan perencanan pariwisata perlu
dilakukan dengan menggunakan pendekatan, berikut ini :

a. Pendekatan yang berkesinambungan, incremental, dan fleksibel. (Continous,


incremental, and flexible approach).
Perencanaan pariwisata dipandang sebagai suatu proses yang berlangsung
terus-menerus dengan dimungkinkan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan berdasarkan hasil monitoring dan umpan balik (feedback)  dalam kerangka
pemeliharaan tujuan dasar dan kebijakan pengembangan pariwisata.

b. Pendekatan sistem (Systems approach).


Pariwisata dipandang sebagai suatu sistem yang saling terkait dan harus
direncanakan menggunakan teknik analisis sistem.

c. Pendekatan komprehensif (Comprehensive approach).


Berkaitan dengan pendekatan sistem, seluruh aspek pengembangan pariwisata,
termasuk unsur-unsur institusional, implikasi sosio-ekonomi dan lingkungan
dianalisis dan direncanakan secara komprehensif. Karena itu pendekatan ini disebut
juga sebagai pendekatan holistik.

d. Pendekatan yang terintegrasi (Integrated approach).


Berkaitan dengan pendekatan sistem dan komprehensif, pariwisata
direncanakan dan dikembangkan sebagai suatu sistem terintegrasi, baik antar unsur di
dalam sistem itu sendiri maupun dengan rencana dan pola-pola pembangunan secara
keseluruhan.
e. Pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
(Environmental and sustainable development approach).
Pariwisata direncanakan, dikembangkan, dan dikelola sedemikian rupa
sehingga sumber daya alam (natural resources) dan budaya tidak habis atau menurun,
tetapi terpelihara sebagai sumber daya yang hidup terus menjadi dasar permanen
untuk penggunaan terus-menerus di masa depan.

f. Pendekatan komunitas (Community approach).


Terdapat keterkaitan maksimum komunitas lokal dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan kepariwisataan dan, lebih jauh lagi, terdapat partisipasi
maksimum komunitas dalam pengembangan dan manajemen pariwisata, serta
keuntungan-keuntungan sosio-ekonominya.         
                                    
g. Pendekatan implementable (Implementable approach).
Kebijakan, rencana dan rekomendasi pengembangan pariwisata
diformulasikan menjadi realistik dan dapat diimplementasikan. Formulasi kebijakan
dan rencana itu menggunakan teknik-teknik implementasi, yang mencakup strategi
atau program aksi dan pengembangan.

h. Aplikasi proses perencanaan sistematik.


Proses perencanaan sistematik diterapkan dalam perencanaan pariwisata
berdasarkan pada urutan logik aktivitas-aktivitas (Inskeep, 1991:29). Urutan tingkatan
itu dimulai dari tingkat perencanaan internasional, perencanaan nasional, perencanaan
regional/provinsial, perencanaan subregional provinsial, perencanaan daerah wisata,
perencanaan fasilitas pariwisata, dan design fasilitas pariwisata.

DISIPLIN ILMU YANG BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN DAN


PENGEMBANGAN PARIWISATA

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri, dan mengacu kepada ketiga aspek


ilmu pariwisata, terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya,
maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata sebagai berikut :

1. Pengembangan Jasa Wisata.

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi,


metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran
perjalanan wisata. Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan
jasa, seperti fasilitas akomodasi, atraksi, akses dan amenitas, serta jasa-jasa yang bersifat
intangible lainnya.

2. Organisasi Perjalanan.

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan


wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan
wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan
sumberdaya pariwisata. Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada perjalanan
wisata, pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kerberlanjutan.

3. Kebijakan Pembangunan Pariwisata.

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat


sosial, ekonomi, budaya, psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan
evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana. Termasuk
dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
. Beberapa pendekatan ilmiah yang digunakan dalam ilmu pariwisata adalah
(Kusmayadi, 2008) :

(1) Pendekatan sistem, yang menekankan bahwa baik pergerakan wisatawan, aktivitas
masyarakat yang memfasilitasnya maupun implikasi dari kedua-duanya terhadap
kehidupan masyarakat secara luas, merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan atau pengaruh-mempengaruhi.

(2) Pendekatan kelembagaan, di mana setiap perjalanan wisata melibatkan wisatawan,


penyedia jasa transportasi, penyedia jasa akomodasi, jasa atraksi. Antara satu dengan
yang lain memiliki hubungan fungsional dan berdasarkan hubungan itulah kegiatan
perjalanan wisata dapat berlangsung.

(3) Pendekatan produk, yang digunakan untuk mengkategorikan bahwa pariwisata


sebagai suatu komoditas yang sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai