TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV DESAIN KAWASAN BINAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA
REKADENA BERBABIS WISATA ATRAKSI DI KEC.
SUNGAI KAKAP, KAB. KUBU RAYA.
TUGAS AKHIR
Oleh:
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV DESAIN KAWASAN BINAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
PRAKATA
Segala puji kita panjatkan atas kehadiran Allah S.W.T atas berkat dan
rahmatnya kita diberikan kekuatan dan kemudahan sehingga bisa menyelesaikan
kegiatan Tugas
Akhir yang berjudul “Perencanaan Objek Wisata Alam Riam Rayo Berbasis Sport
Tourism Di Desa Beringin Rayo Kabupaten Ketapang Kecamatan Tumbang Titi”.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara lain, agrowisata bahkan dapat menjadi salah satu faktor dalam
mempromosikan negaranya, seperti salah satunya adalah New Zealand yang dikenal
memiliki hasil pertanian seperti buah apel, kiwi, pear, dan lainnya. Lalu contoh lainnya
adalah Thailand yang cukup terkenal dengan buah durian, jeruk, apel, dan lainnya. Di
Indonesia sendiri telah berkembang banyak sekali kawasan agrowisata yang tersebar
di berbagai provinsi dengan berbagai keunikannya yang menjadi ciri khas bagi setiap
destinasi wisata. Salah satu contohnya, Indonesia kini tengah menggarap konsep
agrowisata yang dapat berpotensi memiliki daya saing tinggi, seperti pengembangan
agrowisata kopi. Dilansir dari Kumparan, Kemenparekraf saat ini tengah
menyusun travel pattern untuk pengembangan coffee yard di Indonesia. Hal ini
diupayakan untuk dapat mendukung Indonesia sebagai negara penghasil kopi
terbesar kedua di dunia dan diharapkan akan dapat menjadi ikon utama yang menjadi
ciri khas Indonesia.
Kalimantan Barat menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak
wisata untuk dikunjungi seperti air terjun, gunung/bukit, pantai, pulau dan masih
banyak yang lainnya. Dan dari banyak wisata yang ada di Kalimantan Barat, terdapat
Kecamatan Sungai Kakap yang memiliki salah satu desa yang dicap sebagai Desa
Wisata oleh pemerintah dikarenakan banyaknya proyek pengembangan pariwisata
yang akan dibangun disana yaitu desa jeruju besar. Dan salah satunya proyeknya
adalah Pengembangan Kawasan Agrowisata Rekadena yang Berbasis Wisata Atraksi
di Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya. Dari potensi yang terdapat dalam kawasan
objek wisata Agro Rekadena, masih banyak ruang yang bisa digunakan untuk
menunjang dan meningkatkan Kawasan wisata agro ini menjadi lebih baik dan
menarik pengunjung. Potensi wisata Agro Rekadena yang ada dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik.
Pengelolaan harus dilakukan agar menciptakan keseimbangan dalam
pengembangan objek-objek wisata di Kecamatan Sungai Kakap, dengan demikian
minat masyarakat untuk mengunjungi objek wisata yang berlokasi di Kecamatan
Sungai Kakap menjadi lebih tinggi.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, Batasan masalah yaitu terdiri dari
kondisi, potensi dan permasalahan pada eksisting di lapangan tentang
Pengembangan Kawasan Agrowisata Rekadena yang Berbasis Wisata Atraksi.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,
Batasan masalah, dan sistematika laporan.
Pada bab ini membahas mengenai pengumpulan data fisik dan non fisik, serta
analisis.
Pada bab ini membahas mengenai visi pengembangan, konsep struktur tata
bangunan dan lingkungan, pembagian blok pengembangan dan konsep komponen
perancangan/rencana umum.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diberikan mahasiswa dari
keseluruhan Tugas Akhir sebagai penutup tugas akhir ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Lokasi
Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan dan 117 desa. Pada
tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 601.356 jiwa dengan luas wilayah
6.958,22 km² dan sebaran penduduk 86 jiwa/km². Daftar kecamatan dan
kelurahan di Kabupaten Kubu Raya, adalah sebagai berikut: Batu Ampar,
Kuala Mandor B, Kubu, Rasau Jaya, Sungai Ambawang, Sungai Raya, Teluk
Pakedai, Terentang dan Sungai Kakap.
• Jenis Pariwisata
Menurut Ismayanti (2010), berdasarkan jenis-jenis objek wisatanya,
pariwisata dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Wisata Pantai, wisata ini merupakan kegiatan wisata yang ditunjang
oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan
olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan
minum.
2. Wisata Etnik, wisata ini merupakan perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.
3. Wisata Cagar Alam, wisata ini merupakan wisata yang banyak
dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, Kesegaran hawa di
pegunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta
tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.
4. Wisata Buru, wisata ini merupakan wisata yang dilakukan di negeri-
negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang
dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro
perjalanan.
5. Wisata Olahraga, wisata ini memadukan kegiatan olahraga dengan
kegiatan wisata. Kegiatan dalam wisata ini dapat berupa kegiatan olahraga
aktif yang mengharuskan wisatawan melakukan gerak olah tubuh secara
langsung. Kegiatan lainnya dapat berupa kegiatan olahraga pasif. Dimana
wisatawan tidak melakukan gerak olah tubuh, melainkan hanya menjadi
penikmat dan pecinta olahraga saja.
6. Wisata Kuliner, wisata ini Motivasi dalam jenis wisata ini tidak semata-
mata hanya untuk mengenyangkan dan memanjakan perut dengan aneka
ragam masakan khas dari daerah tujuan wisata, melainkan pengalaman yang
menarik juga menjadi motivasinya. Pengalaman makan dan memasak dari
aneka ragam makanan khas tiap daerah membuat pengalaman yang didapat
menjadi lebih istimewa.
7. Wisata Religius, wisata ini dilakukan untuk kegiatan yang bersifat religi,
keagamaan, dan ketuhanan.
8. Wisata Agro, wisata ini memanfaatkan usaha agro sebagai objek
wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, dan
rekreasi. Dimana usaha agro yang biasa dimanfaatkan bisa berupa usaha di
bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perhutanan, maupun perikanan.
9. Wisata Gua, wisata ini merupakan kegiatan melakukan eksplorasi ke
dalam gua dan menikmati pemandangan yang ada di dalam gua.
10. Wisata Belanja, wisata ini menjadikan belanja sebagai daya tarik
utamanya.
11. Wisata Ekologi, wisata ini merupakan bentuk wisata yang menarik
wisatawan untuk peduli kepada ekologi alam dan sosial.
12. Wisata Budaya, wisata ini menjelaskan peninggalan sejarah
kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk golongan budaya,
monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa, bangunan-bangunan
keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya.
a. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata mencakup beberapa komponen-komponen
utama (Dimitrios Buhalis 2000 : 98) sebagai berikut:
Buhalis mengemukakan teori yang berbeda bahwa komponen pariwisata
terdiri dari 6A yaitu Attraction, Amenities, Ancillary, Activity, accessibility dan
Available Package. Pada penelitian ini penulis melakukan sintesis teori
sehingga didapatkan 6 Komponen Pariwisata yaitu Attraction, Accomodation,
Amenities, Ancillary Services, Activity dan Accessibility.
1) Attraction (Atraksi)
Atraksi adalah segala hal yang mampu menarik wisatawan untuk
berkunjung ke kawasan wisata. Atraksi terdiri dari apa yang pertama kali
membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung ke sebuah kawasan. Atraksi
dapat didasarkan pada sumber daya alam yang memiliki bentuk ciri-ciri fisik
alam, dan keindahan kawasan itu sendiri. Selain itu, budaya juga dapat
menjadi atraksi untuk menarik minat wisatawan datang, seperti hal-hal yang
besejarah, agama, cara hidup masyarakat, tata cara pemerintahan, dan
tradisi-tradisi masyarakat baik dimasa lampau maupun di masa sekarang (Mill,
2000). Hampir setiap destinasi memiliki atraksi khusus yang tidak dapat dimiliki
oleh destinasi lainnya.
2) Accessibilities (Akses)
Akses mencakup fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
wisatawan untuk menuju destinasi wisata, sehingga harus tersedia jasa seperti
penyewaan kendaraan dan transportasi lokal, rute atau pola perjalanan
(Cooper dkk, 2000). Menurut Sugiama (2011) aksesibilitas adalah tingkat
intensitas suatu daerah tujuan wisata atau destinasi dapat dijangkau oleh
wisatawan. Fasilitas dalam aksesibilats seperti jalan raya, rel kereta api, jalan
tol, terminal, stasiun kereta api, dan kendaraan roda empat. Menurut Brown
dan Stange (TT) Akses adalah bagaimana seseorang untuk mencapai tujuan
dari tempat asalnya. Apakah aksesnya mudah atau sulit.
3) Amenities (fasilitas pendukung)
Amenities adalah berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh
wisatawan di destinasi wisata. Amenities meliputi beragam fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman (food
and Beverage), tempat hiburan, tempat perbelanjaan (retailing), dan layanan
lainnya seperti bank, rumah sakit, keamanan dan asuransi (Cooper dkk, 2000).
Menurut Inskeep (1991) fasilitas (facilities) dan pelayanan lainnya (other
services) di destinasi bisa terdiri dari biro perjalanan wisata, restaurant, retail
outlet kerajinan tangan, souvenir, keunikan, keamanan yang baik, bank,
penukaran uang (money changer), (tourist infomation office), rumah sakit, bar,
tempat kecantikan. Setiap destinasi memiliki fasilitas yang berbeda, namun
untuk melayani kebutuhan dasar wisatawan yang berkunjung, destinasi
melengkapinya sesuai dengan karakteristik destinasi tersebut.
4) Accommodation (Penginapan)
Akomodasi dapat diartikan sebagai penginapan yang tentunya di satu
destinasi dengan destinasi lainnya akan berbeda. Akomodasi yang umum
dikenal adalah hotel dengan beragam fasilitas didalamnya. Akomodasi di desa
wisata berbeda dengan akomodasi di destinasi lain. Akomodasi di desa wisata
biasaya terdiri dari sebagian tempat tinggal para penduduk setempat atau unit-
unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk atau biasa
dikenal dengan homestay. Akomodasi untuk mendukung terselenggaranya
kegiatan wisata di destinasi dapat terletak di lokasi desa wisata tersebut atau
berada di dekat desa wisata. Jenis akomodasi di desa wisata dapat berupa
bumi perkemahan, villa atau sebuah pondok wisata (Hadiwijoyo, 2012).
5) Activities (aktivitas)
Aktifitas berhubungan dengan kegiatan di destinasi yang akan
memberikan pengalaman (experience) bagi wisatawan. Setiap destinasi
memiliki aktivitas yang berbeda sesuai dengan karakteristik destinasi wisata
tersebut (Brown and Stange, TT). Aktivitas wisata di destinasi merupakan
kegiatan yang salah satunya menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke
destinasi. Begitu juga dengan desa wisata, jenis aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan karakteristik desa tersebut. Aktivitas yang umumnya
dilakukan di desa wisata adalah mengikuti kegiatan kehidupan sehari-hari
desa wisata.
6) Ancillary Services
Ancillary adalah dukungan yang disediakan oleh organisasi, pemerintah
daerah, kelompok atau pengelola destinasi wisata untuk menyelenggarakan
kegiatan wisata (Cooper dkk, 2000). Hal yang sama juga disampaikan oleh
Wargenau dan Deborah dalam Sugiama (2011) bahwa ancillary adalah
organisasi pengelola destinasi wisata. Organisasi pemerintah, asosiasi
kepariwisataan, tour operator dan lain-lain. Dalam hal ini organisasi dapat
berupa kebijakan dan dukungan yang diberikan pemerintah atau organisasi
untuk terselenggaranya kegiatan wisata. Sama hal nya dengan desa wisata,
tentunya penyelenggaraan desa wisata didukung oleh kebijakan pemerintah
baik daerah maupun pusat untuk terselenggaranya kegiatan wisata.
• Prinsip-Prinsip Agrowisata
Pengertian urban design dapat ditinjau dari segi profesi maupun dari segi
disiplin keilmuan. Dari segi profesi, Beckley menjelaskan bahwa urban design
merupakan suatu jembatan antara profesi perencana kota dengan arsitektur
dengan perhatian utama pada bentuk fisik kota (catanese, 1986:45).
Berdasarkan disiplin keilmuan, urban design merupakan bagian dari proses
perencanaan yang berhubungan dengan kualitas lingkungan fisik kota
(shirvani,1985:6). Panduan Rancang Kota adalah suatu set perangkat
panduan dan peraturan yang digunakan untuk mengatur dan membatasi
penggunaan dan pengembangan ruang kota dan arsitektur kota
(yusuf,2001:50). Lebih jauh lagi hamid shirvani mengatakan bahwa urban
design (perancangan kota) merupakan kelanjutan dari urban planning
(perencanaan kota) sebab bagaimana pun hasilnya perencanaan kota belum
“selesai” atau belum dapat dilaksanakan tanpa rancangan desain dari rencana
yang telah disusun.
a. Figure Ground
Teori Figure Ground adalah teori yang mengambarkan total suatu
kawasan. Sedangkan fungsi teori ini adalah untuk menunjukan tekstur
kota melalui bentuk massa bangunan (building massa) sebagai solid dan
ruang terbuka (open space) sebagai void.
b. Linkage
Teori Linkage adalah teori yang mengambarkan bentuk suatu kota
yang tidak dapat lepas dari jaring-jaring sirkulasi kota (network
circulation). Jaring - jaring tersebut dapat berupa jalan, jalur pedestrian,
ruang terbuka yang berbentuk linier dan bentuk-bentuk yang secara fisik
menjadi penghubung antar bagian kota atau suatu kawasan.
c. Place
Proses rancang kota harus dapat merespon dan mewadahi nilai-nilai
konstekstual yang ada dengan memperhatikan nilai budaya, sejarah,
dan halhal yang lain secara arsitektural. Dalam teori ini membahas
mengenai makna sebuah kawasan di perkotaan secara arsitektural.
Manusia memerlukan suatu tempat untuk mengembangkan kehidupan
dan budayanya, tidak hanya sekedar space tetapi lebih dirasakan
sebagai place. Kebutuhan itu timbul karena adanya kesadaran orang
terhadap suatu tempat yang lebih luas daripada hanya sekedar masalah
fisik saja.
2.3 Tinjauan Kebijakan
1. Survey Lapangan
Melakukan pengambilan data secara langsung ke lapangan dengan
melihat kondisi eksisting data yang ada, dengan menggunakan 8 elemen
Hamid Shirvani yaitu, tata guna lahan, bentuk dan masa bangunan,
sirkulasi dan parkir, jalur pejalan kaki, ruang terbuka, penanda, aktivitas
pendukung, dan preservasi dan konservasi.
2. Wawancara
Wawancara langsung secara bertatap muka (face to face) kepada
masyarakat setempat atau ke aparat desa tentang data yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Cara untuk mengambil data berupa foto maupun video tentang kawasan
yang sedang diamati.
Rata-rata tata guna lahan yang ada di kawasan lokasi studi ini di
dominasi oleh permukiman dan komersil, dan ada beberapa pendidikan dan
kantor.
Pada are Agro rekadena terdapat sirkulasi dan parkir yang baik dan
cukup untuk menampung para pengunjung yang lumayan banyak.
4. Ruang Terbuka
Pada area Agro rekadena terdapat ruang terbuka yang sangat luas
dengan kegunakan yang beragam seperti lahan parkir, taman bermain anak
dan sebagainya.
5. Jalur Pejalan Kaki
Untuk jalur pejalan kaki yang ada di wisata agro rekadena ini sangat baik
dikarenakan menggunakan bentuk yang beragam dan masih bagus.
6. Signage
Untuk signage pada area wisata agro sangat baik, terdapat signage
identitas berupa papan nama kawasan. Juga terdapat signage nama pohon,
signage lokasi dan lainnya.
7. Aktivitas Pendukung
Untuk akses menuju wisata Agro Rekadena sangat baik, jalan yang
ada sudah menggunakan aspal dengan lebar sekitar 7 meter. Untuk akses
didalam wisata agro juga baik dengan jalan yang menggunakan paving block
dan semen.
4. Accommodation (Penginapan)
Aktivitas yang dapat dilakukan pada wisata agro ini adalah mempelajari
tentang apa itu agropolitan, memberi makan pada hewan yang ada disana,
bermain flying fox dan wahana yang ada, serta bersantai dan makan di
gazebo.
3. Data Pariwisata
Kabupaten Kubu Raya memiliki banyak potensi wisata sumber daya
alam yang dapat dikembangkan. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kubu Raya Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2016–2036 yakni
Kecamatan Sungai Kakap termasuk ke dalam Kawasan pengembangan
pariwisata kawasan pengembangan wisata inti difokuskan sebagai
wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus, wisata
religi dan wisata sejarah; dan kawasan penyangga wisata difokuskan
sebagai wisata agro, ekowisata, wisata pesisir, dan wisata buatan.
Pengembangan wisata yang telah dilakukan di Sungai Kakap antara lain
wisata alam hutan mangrove dan menara suar yang ada di Desa Sungai
Kupah, Jeruju Equator Park dan Taman Rekreasi Rekadena di Desa
Jeruju Besar.
Desa Jeruju Besar memiliki kelompok sadar wisata dan karang taruna
dalam mengembangkan ekowisata. Adanya partisipasi masyarakat
dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki ditandai dengan
banyaknya kegiatan yang dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya
yang diinisasi oleh masyarakat dan pemerintah namun potensi-potensi
yang dimiliki Desa Jeruju Besar belum diketahui oleh masyarakat luas,
khususnya masyarakat Kubu Raya. Oleh karena itu, untuk dapat
mengoptimalkan sumber daya alam dan lingkungan pesisir perlu
dilakukan pengkajian untuk mengetahui potensi, permasalahan, strategi
pengelolaan berkelanjutan. Adapula tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi potensi ekowisata di Desa Jeruju Besar,
mengidentifikasi partisipasi masyarakat dalam pengembangan
ekowisata di Desa Jeruju Besar, dan merumuskan strategi
pengembangan ekowisata berbasis partisipasi masyarakat di Desa
Jeruju Besar.
3.2 Analisis
2. Accessibilities
Potensi & Masalah
Akses menuju ke wisata agro sudah sangat baik dengan jalan aspalnya
hanya saja jalur yang dilalui memiliki jalan yang berbelok-belok, hal ini
membuat pengunjung kesulitan menemukan lokasi wisata yang ada di
desa Jeruju Besar.
Untuk permasalahan yang ada yaitu tidak adanya penunjuk arah lokasi
wisata di sepanjang jalan menuju area wisata.
Respon: Memberikan signage arah lokasi disetiap persimpangan jalan
menuju lokasi Agrowisata, dan juga memberikan peta lokasi kawasan
pada sudut tertentu di Kawasan agar mempermudah pengunjung
mencari lokasi yang diinginkan.
3. Amenities
Potensi & Masalah
Fasilitas Pendukung yang terdapat pada wisata agro sudah ada
beberapa seperti mushola, toilet, aula, foodcourt dan tempat belajar
tentang agro.
Permasalahannya adalah masih ada beberapa fasilitas pendukung yang
masih kurang seperti toko cinderamata/oleh-oleh, ruang kesehatan,
tempat sampah yang kurang dan pos security.
Respon: Membangun dan mengembangkan fasilitas yang kurang pada
kawasan agro mengikuti standar peraturan pariwisata.
4. Accommodation
Potensi & Masalah
Banyaknya lahan yang kosong dan tidak digunakan bisa berpotensi
sebagai tempat penginapan bagi para pengunjung yang ingin menginap.
Permasalahan yang ada ialah tidak terdapatnya penginapan ataupun
homestay pada kawasan area wisata Agro Rekadena.
Respon: Menyediakan tempat penginapan berupa Homestay dan
Camping Ground pada kawasan untuk para pengunjung yang ingin
bermalam disana.
5. Activities
Potensi & Malasah
Aktivitas yang ada di wisata agro sudah baik dengan adanya Flying fox,
taman bermain anak, foodcourt, wahana perahu dan juga ruang belajar
tentang agrowisata.
Permasalahannya adalah tidak adanya edukasi tentang apa itu
Agrowisata secara langsung ke taman dan mempelajari tentang
tanaman yang ada. Dan juga menambah beberapa sarana yang mampu
menampung aktivitas para pengunjung.
Respon: Menerapkan edukasi yang mempelajari tentang agrowisata
untuk para pengunjung yang mau belajar, dan juga membangun sarana
wahana yang dapat menampung aktivitas pengunjung.
6. Ancilliary Services
Kurangnya layanan pendukung yang ada di wisata terutama di bagian
atraksi maupun bagian pengenalan wilayah wisata.
Respon: Menyediakan Tour Guide kawasan untuk para pengunjung
dengan memperkerjakan masyarakat sekitar.
BAB IV
HASIL PERANCANGAN
4.1 Visi Misi Pembangunan
4.1.1 Visi Misi Kabupaten Kubu Raya
A. Visi Kabupaten Kubu Raya
• Bahagia: Optimis harapan masa depan masyarakat akan ada
peningkatan derajat kesehatan, pendidikan, ketersediaan lapangan
pekerjaan yang memadai, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu
luang, rumah dan aset yang layak, lingkungan berkualitas serta
keamanaan yang kondusif.
• Bermartabat: Harga diri masyarakat Kubu Raya yang ditandai dengan
peningkatan kesejahteraan, peningkatan kehidupan sosial kebudayaan
dngan berlandaskan pada kearifan lokal, kemandirian sumber daya
manusia,serta jaminan keadilan akan hak dan kewajiban, politik dan
pebangunan.
• Terdepan: Kabupaten Kubu Raya yang menjadi terdepan di Kalimantan
Barat dalam hal tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa
serta peningkatan inovasi, kreativitas, dan kualitas masyarakat.
• Berkualitas: Kabupaten Kubu Raya untuk terus meningkatkan prestasi
baik di Pemerintah, swasta maupun masyarakat dengan wujud lahirnya
SDM yang unggul dan kompetitif.
• Religius: Mengembangkan karakter sumber daya manusia dengan
senantisa menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan di masyarakat.
Untuk Blok 2 lebih fokus sebagai penunjang wisata Agro berbasis atraksi
dengan menyediakan fasilitas wahana yang berinteraksi langsung dengan
alam.
4.4 Konsep Komponen Perancangan / Rencana Umum
4.4.1 Struktur Peruntukan Lahan
Pada blok 1 akan menerapkan untuk KDH sebesar 60% dan KDB
sebesar 40%.
Pada blok 2 akan menerapkan KDH 70% dan KDB 30%.
Pada blok 3 akan menerapkan KDH 80% dan KDB 20%.
4.4.3 Tata Bangunan
Pengaturan Bangunan.
Untuk pengelompokan bangunan didasarkan fungsi lahan, pada blok 1
adalah pengelompokan bangunan Mix Use yang dipenuhi fasilitas umum
dan bangunan edukasi agrowisata.