Anda di halaman 1dari 126

SKRIPSI

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN


PANTAI PATAWANA, DESA KOTAM, KECAMATAN
KRABELANG, KABUPATEN FAKFAK

Oleh :
ALMI MADANI LAITUPA
201874083

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMB0N
2023

i
ii
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
PANTAI PATAWANA, DESA KOTAM, KECAMATAN
KRABELANG, KABUPATEN FAKFAK

Oleh : Almi Madani Laitupa


Pembimbing I: Stevianus Titaley, ST., M.Si
Pembimbing II: Adnan A.A. Botanri, ST, M.Eng

Pantai Patawana merupakan salah satu objek wisata yang berada di Desa
Kotam Kecamatan Krabelang mempunyai potensi yang cukup untuk
dikembangkan karena letak pantai yang berada tidak jauh dari pusat kota. Adapun
fasilitas umum yang sudah terdapat di area Pantai Patawana, yaitu rumah-rumah
honai yang dijadikan untuk tempat bersantai pengunjung, aula, serta toilet dan
beberapa penampungan air bersih yang masih layak untuk digunakan. Namun
fasilitas pendukung pada pantai ini masih sangat kurang, seperti sarana
peribadatan, areal parkir kendaraan, fasilitas perdagangan seperti minimarket,
warung-warung makan yang belum tersedia di pantai Patawana. Serta minimya
jaringan telepon maupun internet pada area pantai, dan akses jalan ke area pantai
Patawana masih tergolong kurang baik dikarenakan kondisi jalan yang rusak.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan pengembangan kawasan pantai yang
terencana agardapat dikembangkan dengan semaksimal mungkin, hal ini dapat
didukung dengan adanya pembagian zonasi kawasan pada pantai ini berdasarkan
fungsi kawasannyaserta didukung dengan pembangunan fasilitas-fasilitas
penunjang pantai.
Penelitian ini dilakukan mengetahui kondisi eksisting Kawasan Pantai
Patawana di Desa Kotam, Kecamatan Krabelang Kabupaten Fakfak dan
Merencanakan arahan Pengembangan Kawasan Pantai Patawana di Desa Kotam,
Kecamatan Krabelang Kabupaten Fakfak. Maka akan dilakukan analisis data
dengan menggunakan analisis tapak dan analisis persepsi masyarakat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting pada kawasan pantai Patawana
ditinjau dari aspek fisik dan non fisik menunjukan bahwa berdasarkan aspek fisik
kawasan wisata pantai Patawana memiliki topografi wilayahnya sangat cocok
untuk mendukung aktivitas wisatawan seperti berenang, bersantai, memancing
maupun melakukan snorkeling namun dari segi sarana dan prasarana masih belum
tersedia dengan maksimal. Sedangkan berdasarkan aspek non fisik menunjukan
bahwa wisata pantai Patawana perlu untuk dilakukan perencanaan penataan
kawasan yang terarah secara optimal. Arahan rencana pengembangan wisata
pantai Patawana akan diarahkan dengan konsep pengembangan wisata pantai
berbasis ekowisata yang didalamnya akan menghadirkan unsur kebudayaan Desa
Kotam melalui penataan kawasanya. Pada kawasan pengembangan dibuat suatu
desain siteplan bangunan fasilitas pendukung seperti home stay, toilet, resto,
gazebo, toko souvenir, taman dan lain-lain.

Kata Kunci: Kondisi Eksiting, Arahan Pengembangan Wisata

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Rencana Pengembangan Kawasan Pantai Patawana Desa Kotam,
Kecamatan Krabelang, Kabupaten Fakfak. Adapun tujuan dari penulisan skripsi
ini adalah untuk untuk mengetahui bagaimana Rencana Pengembangan Kawasan
Pantai Patawana di Desa Kotam, Kecamatan Krabelang Kabupaten Fakfak.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya banyak mendapatkan banyak masalah,
akan tetapi dengan arahan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Pieter. Th. Berhitu, ST,MT., selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Pattimura Ambon, yang telah memimpin dan mengayomi
Fakultas ini sehingga mahasiswa/mahasiswi dapat menyelesaikan studi
dalam proses penyusunan skripsi yang dilakukan.
2. Bapak Stevianus Titaley, ST, M.Si selaku dosen pembimbing I dan juga
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik
Universitas Pattimura Ambon, yang telah membantu, memberikan saran,
dan juga masukan guna membenarkan proses dalam penyusunan skripsi
ini.
3. Bapak Adnan A.A. Botanri, ST, M.Eng selaku dosen pembimbing II yang
senantiasa telah menyediakan waktu, membantu, memberikan arahan, dan
juga masukan guna membenarkan proses dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Kreisson Larwuy, Bapak Francois Lekransy dan Bapak Rifyan
Ruman yang selalu membantu saya dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen, staf dan pegawai Fakuktas Teknik, Universitas Pattimura
Ambon, untuk segala ilmu dalam menjalani masa perkuliahan.
6. Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak yang telah membantu dan
memberikan data secara lisan maupun tertulis guna menambah aspek
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Yusup Laitupa dan Ibu Siti S Kilkusa
yang telah membiayai dan membantu saya selama perkuliahan.

iv
8. Untuk sahabat-sahabat terkasih Eka Mouharani, Dian Ayu, Nurul Isma,
Ali, Hasna Ely, Sitna Aisyah, Afhia Laitupa, Irmal Kastela, Edi Lamak,
Irsan Woretma, Muh Alif, dan Taufik Kastela, yang selalu membantu dan
menyemangati penulis dalam menyelesaikan perkulihan dari awal hingga
akhir.
9. Untuk keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan hingga dapat
menyusun skripsi ini dengan baik.
10. Untuk semua pihak yang telah terlibat dalam membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Untuk teman-teman prodi Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2018
yang telah berjuang bersama dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan dari semester awal sampai semester akhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan skripsi selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Ambon, 06 November 2023

Almi Madani Laitupa

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ....................................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................................................ 3
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3
1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
2.1. Pariwisata ............................................................................................................ 5
2.2. Konsep Wisata Pantai ....................................................................................... 14
2.3. Konsep Strategi Perencanaan Pariwisata .......................................................... 15
2.4. Ekowisata (Greem tourism atau altervative tourism) ....................................... 19
2.5. Kelayakan dan Pengembangan Ekowisata ...................................................... 22
2.6. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 23
2.7. Penelitian Yang Sekarang ....................................................................................
2.8. Kerangka Pikir Teoritis..................................................................................... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 33
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 33
3.2. Variabel dan Definisi Operasional ................................................................... 35
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 37
3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 38

vi
3.5. Metode Analisis Data ...................................................................................... 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 43
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 43
4.2 Kondisi Eksiting Lokasi Pantai Patawana ...................................................... 51
4.3 Analisis Persepsi Masyarakat .......................................................................... 53
4.4 Analisis Tapak ................................................................................................. 62
4.5 Konsep Ekowisata ............................................................................................ 87
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 97
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 97
5.2 Saran ............................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 99
LAMPIRAN ..................................................................................................... 101

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 24


Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian .................................................................... 35
Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Penelitian .............................................................. 36
Tabel 3.3 Responden Populasi dan Sampel .............................................................. 37
Tabel 3.4 Keterkaitan Tujuan Penelitian dan Metode Analisis ................................. 42
Tabel 4.1 Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari Di Kabupaten
Fakfak ........................................................................................................ 48
Tabel 4.2 Suhu Udara dan Kelembaban di Kabupaten FakFak ............................... 49
Tabel 4.3 Tekanan Udara, Kecepatan Angin di Kabupaten Fakfak ........................... 50
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................................. 54
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 54
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...................................... 55
Tabel 4.7 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai ................................. 55
Tabel 4.8 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Pemandangan
Pantai
dan Kebersihan) ......................................................................................... 56
Tabel 4.9 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Tumbuhan Pantai
Yang Memberi Kesejukan) ........................................................................ 56
Tabel 4.10 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Penataan pantai).... 57
Tabel 4.11 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Akses Menuju
Pantai) ...................................................................................................... 57
Tabel 4.12 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Keamanan
Dan kenyamanan) .................................................................................... 58
Tabel 4.13 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Perilaku
Masyarakat) .............................................................................................. 58
Tabel 4.14 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Melibatkan
Pemuda Dalam Pembangunan Pantai) .................................................... 59
Tabel 4.15 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Pembedayaan
Masyarakat) .............................................................................................. 59
Tabel 4.16 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Promosi

viii
Melalui Media Sosial) .............................................................................. 60
Tabel 4.17 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan ........................ 61
Tabel 4.18 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan ........................ 61
Tabel 4.19 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan ........................ 61
Tabel 4.20 Vegetasi Pantai Patawana ........................................................................ 74

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Teoretis ........................................................................ 32


Gambar 3.1 Peta Administrasi Wilayah Desa Kotam ............................................... 34
Gambar 4.1 Peta Topografi Desa Kotam ................................................................. 44
Gambar 4.2 Peta Topografi Desa Kotam ................................................................. 45
Gambar 4.3 Peta Sebaran Iklim Kabupaten Fakfak ................................................... 47
Gambar 4.4 Daya Tarik Alam Pantai Patawana ........................................................ 51
Gambar 4.5 Atraksi Pantai Patawana ......................................................................... 52
Gambar 4.6 Kondisi Jalan Pantai Patawana ............................................................... 52
Gambar 4.7 Topografi Pantai Patawana .................................................................... 63
Gambar 4.8 Topografi Pantai Patawana..................................................................... 64
Gambar 4.9 Zoning Kawasan ..................................................................................... 66
Gambar 4.10 Analisis Kebisingan Pantai Patawana .................................................. 68
Gambar 4.11 Analisis Lintas Matahari Pantai Patawana ........................................... 71
Gambar 4.12 Vegetasi Pantai Patawana..................................................................... 73
Gambar 4.13 Vegetasi Pantai Patawana..................................................................... 76
Gambar 4.14 View To Site......................................................................................... 78
Gambar 4.15 View To Site ........................................................................................ 79
Gambar 4.16 Sarana dan Prasarana Pantai Patawana ................................................ 81
Gambar 4.17 Toilet Pantai Patawana ......................................................................... 82
Gambar 4.18 Tempat Bilas Pantai Patawana ............................................................. 82
Gambar 4.19 Gazebo Pantai Patawana ...................................................................... 83
Gambar 4.20 Aula Pantai Patawana ........................................................................... 84
gambar 4.21 Kondisi Jalan Pantai Patawana.............................................................. 87
Gambar 4.22 Gazebo Dan Tempat Duduk ................................................................. 88
Gambar 4.23 Aula ...................................................................................................... 89
Gambar 4.24 Plaza Kuliner ........................................................................................ 89
Gambar 4.25 Loket..................................................................................................... 90
Gambar 4.26 Tempat Parkir ....................................................................................... 91
Gambar 4.27 Pusat Informasi..................................................................................... 92
Gambar 4.28 Kios Cendramata .................................................................................. 93

x
Gambar 4.29 Toilet .................................................................................................... 93
Gambar 4.30 Musholah .............................................................................................. 94
Gambar 4.31 Tambatan .............................................................................................. 95
Gambar 4.32 Couttage ............................................................................................... 95
Gambar 4.33 Site Plan Kawasan Pantai Patawana..................................................... 96

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Penelitian ............................................................... 101


Lampiran 2 Kuesioner ............................................................................................. 103
Lampiran 3 Surat Penelitian ..................................................................................... 111

xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum di
kembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Untuk
lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung
pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan
kepariwisataan berkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan
berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan
budaya bangsa. Dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan
alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total tetapi lebih
berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada.
Dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata (Santoso.B
2009).
Pariwisata ialah salah satu faktor yang ikut berperan berarti dalam usaha
peningkatan pemasukan nasional. Ada berbagai macam potensi pariwisata
baikwisata alam maupun wisata tentang budaya. Hal ini karena Indonesia
memiliki banyak ras, suku, adat istiadat, serta merupakan negara tropis dan
kepulauan sehingga menghasilkan aneka keindahan alam dan satwa. (Pramono,
2017)
Pengembangan wisata alam merupakan salah satu pemanfaatan wisata yang
dilakukan untuk membuat kawasan wisata tersebut menjadi lebih baik sehingga
dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pengembangan kawasan wisata ini
dimaksudkan untuk menambah keindahan dari tempat wisata tanpa harus merusak
ekosistem alam yang ada.
Pantai Patawana merupakan salah satu objek wisata yang berada di Desa
Kotam Kecamatan Krabelang mempunyai potensi yang cukup untuk
dikembangkan karena letak pantai yang berada tidak jauh dari pusat kota.Luas
Kawasan Pantai Patawana 2,411(berdasarkan Geographic Information
System/GIS)wisata ini juga memiliki daya tarik tersendiri dikarenakan kondisi
pantai yang masih alami dengan gelombang laut yang tenang. Pengunjung juga
dapat melakukan berbagai aktifitaslainnya di pantai ini seperti mandi, bersantai

1
dengan keluarga maupun teman, dan juga snorkeling sambil menikmati
keindahan bawah laut.

2
2

Adapun fasilitas umum yang sudah terdapat di area Pantai Patawana, yaitu
rumah-rumah honai yang dijadikan untuk tempat bersantai pengunjung, aula,
serta toilet dan beberapa penampungan air bersih yang masih layak untuk
digunakan. Namun fasilitas pendukung pada pantai ini masih sangat kurang,
seperti sarana peribadatan, areal parkir kendaraan, fasilitas perdagangan seperti
minimarket, warung-warung makan yang belum tersedia di pantai Patawana. Serta
minimya jaringan telepon maupun internet pada area pantai, dan akses jalan ke
area pantai Patawana masih tergolong kurang baik dikarenakan kondisi jalan yang
rusak.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan pengembangan kawasan pantai
yang terencana agar dapat dikembangkan dengan semaksimal mungkin, hal ini
dapat didukung dengan adanya pembagian zonasi kawasan pada pantai ini
berdasarkan fungsi kawasannyaserta didukung dengan pembangunan fasilitas-
fasilitas penunjang pantai agar melalui pengembangan wisata pantai Patawana
maka fungsi kawasan sebagai tempat rekreasi dapat bekerja secara maksimal dan
wisatawan dapat menikmati keindahan pantai ini dengan baik. Terlebih objek
wisata pantai Patawana merupakan salah satu objek wisata yang terdapat dalam
RIPPAR (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata) Kabupaten Fakfak tahun
2021-2026 dan masuk dalam Kawasan Strategi Pariwisata (KSP) Kecamatan
Fakfak Timur Tengah. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulisan ini
berjudul “Rencana Pengembangan Kawasan Pantai Patawana, Desa Kotam,
Kecamatan Krabelang Kabupaten Fakfak” diharapkan melalui penulisan ini
wisata pantai Patawana dapat berkembang lebih pesat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini adalah:
1. Bagaimana kondisi eksisting serta sarana dan prasarana wisata pantai
Patawana Desa Kotam, Kecamatan Krabelang, Kabupaten Fakfak?
2. bagaimana Rencana Pengembangan Kawasan Pantai Patawana di Desa
Kotam,Kecamatan Krabelang,Kabupaten Fakfak ?
3

1.3 Batasan Masalah


1.3.1 Batasan Materi
Penelitian ini memiliki batasan pembahasan ruang lingkup mengenai
rencana yang digunakan untuk pengembangan objek wisata Pantai Patawana.
Pembahasan pada penelitian ini meliputi aspek fisik dasar, pengelolaan daya tarik
wisata, aksesibilitas, dan yang terakhir membahas terkait kelembagaan pariwisata.
1.3.2 Batasan Wilayah
Batasan wilayah pada penelitian ini yaitu di objek wisata Pantai Patawana
pantai terletak di Desa kotam, Kecamatan KrabelangKabupaten Fakfak.
1.4 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya maka dalam penilitian iniyaitu :
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting Kawasan Pantai Patawana di Desa
Kotam, Kecamatan Krabelang Kabupaten Fakfak
2. Merencanakan arahan Pengembangan Kawasan Pantai Patawana di
Desa Kotam, Kecamatan Krabelang Kabupaten Fakfak.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
perencanaan wilayah dan kota, sehingga dapat memperkaya kajian ilmiah atau
sebagai bahan referensi/literatur mengenai Rencana Pengembangan Kawasan
Pantai.
1.5.2 Manfaat Penilitian
Manfaat praktis bagi peneliti dan pembaca yaitu untuk dapat mengetahui
Rencana Pengembangan Kawasan Pantai Patawana di Desa Kotam, Kecamatan
Krabelang,Kabupaten Fakfak. Serta penelitian ini diharpakan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang konsep pengembangan kawasan pantai dan
semoga penilitian dapat menjadi masukan bagi stakeholder terkait yaitu
pemerintah daerah untuk dapat mengembangkan wisata Pantai Patawana, Desa
Kotam, Kabupaten Fakfak.
4

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi atas limaba dengan
rincian sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terdiri dari
manfaatteoritis dan manfaat praktis, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan terkait teori-teori yang berikaitan
denganpenelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut diantaranya seperti
pariwisata, rencana pengembangan pariwisata, dan penelitian sebelumnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lokasi dan waktu penelitian,
variabledan definisi operasionalnya, populasi dan sampel, metode pengumpulan
data, metode analisis data, dan diagram alur penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum wilayah dan pembahasan tentang
perencanaan pengembangannya dalam penataan ruang kawasan pantai Patawana
agar dapat meningkatkan pendapatan serta minat wisatawan untuk berkunjung ke
pantai ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini Mengemukakan kesimpulan dan saran yang dihasilkan setelah
penulisan telah selesai diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pariwisata
2.1.1 Pengertian Pariwisata
Pada dasarnya istilah pariwisata telah lama dikenal oleh masyarakat
umum, bahkan dapat dikatakan merupakan salah satu industri, karena merupakan
salah satu penghasil devisa. Kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke tempat yang lain,
yang dalam bahasa inggrisnya disebut tour.
a. Pariwisata
Pariwisata ditinjau secara etimologi berasal dari kata sansekerta yaitu dari
kata “pari” dan “wisata”. Kata “pari” berarti banyak berkali-kali, berputar-putar,
lengkap. Sedangkan kata “wisata” berarti perjalanan berpergian yang bersinonim
dengan kata “travel” dalam bahasa inggris dengan demikian pariwisata dapat
diartikan sebagai perjalanan berputarputar dari suatu tempat ketempat lain, yang
dalam bahasa inggrisnya disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk kata
jamaknya kepariwisataan digunakan kata “tourism” atau “tourisme”.
Dari definisi-definisi dan batasan-batasan yang berkaitan dengan
pariwisata dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Usaha peningkatan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata,
tamanrekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi,makam), museum,
pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah,
seperti: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.
3. Usaha peningkatan sarana dan jasa pariwisata, seperti biro perjalanan wisata,
agen perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, akomodasi, rumah makan, bar,
angkutan wisata dan usaha-usaha jasa lain.
Adapun beberapa pengertian pariwisata menurut para ahli :
1) Spillane (1987:21): “Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke
tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,

5
6

sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan


lingkungan hidup dalam dimensi social budaya dan ilmu.”
2) Pandit (1986:29): “Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu
menghasilkan ekonomi cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan dan standar hidup serta mengstimulasi sektor-sektor produktivitas
lainnya selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri
yang klasik yang sebenarnya, seperti industri kerajinan tangan dan cendara
mata, penginapan dan transportasi secara ekonomis dipandang sebagai
industri.”
3) Yoeti (1985:109): “Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
maksud untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya dan berekreasi atau memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.”
Dalam UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, dinyatakan
bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,
dan Pemerintah Daerah. Apabila dikaitkan dengan pariwisata air berarti segala
sesuatu yang berhubungan dengan wisata air, termasuk pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata air, misalnya pemanfaatan pemandangan alam dan keindahan
kawasan perairan karena letak geografis yang didukung dengan adanya kegiatan
rekreasi dan atraksi wisata air seperti memancing, berenang, berperahu, atau
olahraga air.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun
2009, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh 45 seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara dari beberapa pengertian pariwisata di
atas terdapat satu kesamaan dalam pengertian tentang pariwisata yaitu bahwa
kegiatan ini merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk
kegiatan manusia yaitu kegiatan perjalanan/travelling.
7

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, kegiatan manusia yang


dilakukan dalam rangka rekreasi/wisata atau untuk mencari menikmati suasana
yang berbeda membutuhkan suatu obyek atau tempat untuk singgah Pariwisata
ditinjau secara etimologi berasal dari kata sansekerta yaitu dari kata “pari” dan
“wisata”. Kata “pari” berarti banyak berkali-kali, berputar-putar, lengkap.
Sedangkan kata “wisata” berarti perjalanan berpergian yang bersinonim dengan
kata “travel” dalam bahasa inggris
. Dengan demikian pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan
berputarputar dari suatu tempat ketempat lain, yang dalam bahasa inggrisnya
disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk kata jamaknya kepariwisataan
digunakan kata “tourism” atau “tourisme”. Dari definisi-definisi dan batasan-
batasan yang berkaitan dengan pariwisata dapat disimpulkan bahwa pariwisata
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2) Usaha peningkatan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata,
taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum,
pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah,
seperti: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.
3) Usaha peningkatan sarana dan jasa pariwisata, seperti biro perjalanan wisata,
agen perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, akomodasi, rumah makan,
bar, angkutan wisata dan usaha-usaha jasa lain yang terkait.
2.1.2 Pelaku Pariwisata
Dalam pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber objek wisata yang ada,
banyak pelaku yang memiliki kepentingan terhadap pariwisata meskipun peran
mereka berbeda-beda. (Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006)
a. Wisatawan
Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.
Wisatawan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kegiatan kepariwisataan.
Pariwisata ada karena adanya wisatawan. Wisatawan adalah orang yang
melakukan kegiatan wisata (UU RI No 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab
1 pasal 1). Wisatawan pada intinya adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau
sedang berlibur, dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan
8

sesuatu yang ”lain” (Smith, 1977). Murphy (1985) memandang bahwa tipologi
wisatawan dapat dikelompokkan atas dua, yaitu atas dasar interaksi (interactional
type) dan atas dasar kognitif-normatif (cognitive-normative models). Pada tipologi
atas dasar interaksi, penekanannya adalah sifat-sifat interaksi antara wisatawan
dengan masyarakat lokal, sedangkan tipologi atas dasar kognitif-normatif lebih
menekankan pada motivasi yang melatar belakangi perjalanan.
b. Industri Pariwisata
Pelaku berikutnya adalah penyedia jasa atau sering disebut industri
pariwisata. Industri pariwisata artinya semua usaha yang menghasilkan barang
dan jasa bagi pariwisata (Freyer, 1993: 121). Dapat dikelompokkan ke dalam dua
golongan utama berikut ini:
1) Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara
langsung kepada wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan oleh
wisatawan. Termasuk dalam kategori ini hotel, restoran, biro perjalanan,
pusat informasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain).
2) Pelaku tidak langsung, yakni usaha yang mengkhususkan diri pada produk-
produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya usaha
kerajinan tangan, penerbit buku atau lembar panduan wisata, penjual roti dan
lain-lain.
c. Pemerintah
Pemerintah memiliki otoritas dalam pengaturan, penyediaan, dan
peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan 49 pariwisata.
Tidak hanya itu, pemerintah bertanggungjawab dalam menentukan arah yang
dituju dalam pariwisata.
d. Masyarakat Lokal
Penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu
pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang akan
menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata.
Selain itu, masyarakat lokal merupakan ”pemilik” langsung atraksi wisata
yang dikunjungi sekaligus dikonsumsi wisatawan tidak jarang masyarakat lokal
ini sudah lebih dahulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada
kegiatan pengembangan dan perencanaan.
9

e. Lembaga Swadaya Masyarakat


Banyak lembaga swadaya masyarakat, baik lokal, regional, maupun
internasional yang melakukan kegiatan di kawasan wisata. Bahkan jauh sebelum
pariwisata berkembang, organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan
aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat
2.1.3 Tujuan Penyelenggaraan Pariwisata
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan
pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Tujuan penyelenggaraan pariwisata di Indonesia terdapat pada Pasal 4
Undang-undang No.10 Tahun 2009 yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
mengurangi kemiskinan, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya,
meningkatkan rasa cinta tanah air, mengatasi pengangguran, meningkatkan
kesejahteraan rakyat, memajukan kebudayaan, mempererat jati diri dan kesatuan
bangsa, mengangkat citra bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa.
2.1.4 Jenis-jenis Pariwisata
Jenis pariwisata dapat dibagi berdasarkan objek dan daya tariknya. Jenis
pariwisata dapat dibagi menjadi 3 yaitu pariwisata alam, budaya, dan minat
khusus. Pariwisata alam adalah jenis pariwisata yang mendasarkan objek dan daya
tariknya pada keindahan alam, pariwisata budaya adalah jenis pariwisata yang
mendasarkan objek dan daya tariknya ada keindahan hasil budaya, pariwisata
minat khusus adalah jenis pariwisata yang mendasarkan objek dan daya tariknya
pada minatminat khusus.
Selain Jenis-jenis Pariwisata di atas Spillane (1987) dalam kajiannya adalah
bentuk-bentuk pariwisata yang ditemukan di lokasi wisata yang menarik
pelanggan untuk dikunjungi, dan juga dapat dikenal sebagai jenis-jenis pariwisata
yang dapat dikembangkan dan dibangun, serta sarana dan prasarana yang
mendukung wisatawan. Jenis-jenis tersebut adalah.
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk
memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan
10

sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam,
atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar
kota.

2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)


Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali
kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan
kelelahannya.
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk mempelajari
adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain selain itu untuk
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu,
pusatpusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam
festivalfestival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan
lainlain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi
mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian
gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.
c. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism) Perjalanan
usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada
kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada
pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.
d. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)Konvensi sering
dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal
beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
5. Pariwisata untuk urusan usaha ( Business Tourism )
11

Untuk jenis pariwisata ini telah menimbulkan berbagai persoalan banyak ahli
teori, ahli sosiologi maupun ekonomi beranggapan bahwa perjalanan untuk
keperluan usaha ini adalah bentuk profesonal travel atau perjalanan karena
ada kaitanya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada
pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan, ide
pilihan yang dianggap fundamental dari individual liberty atau kebebasan
individu yang merupakan bagian penting dari pariwisata tidak Nampak.
6. Pariwisata Untuk Berkovensi ( Convention Tourism )
Jenis pariwisata ini makin lama makin penting. Banyaknya symposium
maupun siding yang diadakan setiap tahun di berbagai pertemuan dari badan
atau organisasi intenational. Konvensi dan pertemuan bentuk ini sering
dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal di
beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
2.1.5 Fungsi Pariwisata
Ditinjau dari perkembangan dunia, pariwisata mengandung pengertian
yang luas, mencakup banyak aspek dan segi kehidupan masyarakat. Demikian
pula fungsi pariwisata , baik social, politik, ekonomi maupun budaya.
1. Fungsi Sosial
Dengan saling mengunjungi, maka akan saling mengenal adat istiadat,
kebiasaa, kebudayaan, dan aspirasi tiap daerah. Dengan demikian akan saling
mengenal dan mempertebal rasa cinta tanah air dan terciptanya kehidupan
national yang satu.
2. Fungsi Politik
Fungsi stabilitas politik, keamanan dan ketertiban ekonomi, social dan budaya
menjadi perhatian dan garapan utama. Dalam hubungan inilah maka pariwisata
akan memegang peranan dan dapat merupakan kekuatan yang besar.
3. Fungsi Ekonomi
Perkembangan pariwisata akan menumbuhkan industri pariwisara dan industry
lainnya sehingga industri itu akan bertautan satu sama lain. Berarti bukan saja
memberikan pendapatan nasional dari segi devisa dan pajak-pajak, akantetapi
juga memberikan kesempatan gairah ekonomi pada masyarakat
4. Fungsi Budaya
12

Unsur budaya dalam hubungan pariwisata bukan sjaja berfungsi sebagai modal
dasar ataupun sebagai tourist object akan tetapi juga berfungsi sebagai
pendorong perkembangan bagi kebudayaan itu sendiri.

2.1.6 Manfaat Pariwisata


Pariwisata merupakan industri yang terus berkemban di dunia. Bagi
negara-negara maju, pariwisata sudah merupakan bagian dari kehidupan hidup.
Kegiatan kepariwisataan bahkan sudah merupakan suatu aktivitas dan permintaan
yang wajar untuk dipenuhi. Kegiatan kepariwisataan bukanlah merupakan
kegiatan yang berdiri sendiri dan tidak berpengaruh pada kegiatan yang
mempunyai dampak dan manfaat erat pada segi-segi kehidupan sosial-ekonomi,
sosial-budaya, dan lingkungan hidup masyarakat.
2.1.7 Peran Pariwisata
Sektor pariwisata memiliki peranan penting sebagai salah satu sumber bagi
penerimaan devisa, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,
khususnya dalam mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan
produktivitas suatu negara. Peran pariwisata juga sebagai pendorong
perkembangan beberapa sektor perekonomian nasional. Damanik & Helmut
(2006), menjelaskan peran pariwisata sebagai berikut:
a. Peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunnya prasarana
dan sarana demi pengembangan pariwisata, sehingga memungkinkan orang-
orang melakukan aktivitas ekonominya dari suatu tempat ke tempat lainnya,
baik dalam suatu wilayah negara tertentu, maupun dalam kawasan
internasional sekalipun.
b. Meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata,
misalnya: Transportation, Accomodation (Hotel, Motel, Holiday Village,
Camping ites, dll).
c. Meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan
restoran, seperti sayur, buah-buahan, bunga, telur, daging, dll. Karena
semakin banyaknya orang-orang melakukan perjalanan wisata.
13

d. Meningkatkan permintaan terhadap: Handicraft, Souvenir Goods, Art


Painting.
e. Memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh dunia internasional
termasuk makanan dan minuman.
f. Meningkatkan perolehan devisa negara sehingga dapat mengurangi beban
defisit neraca pembayaran.
g. Memberikan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan
penerimaan pajak bagi pemerintah dan peningkatan pendapatan nasional.
h. Membantu membangun daerah-daerah terpencil yang selama ini tidak
tersentuh pembangunan.
i. Mempercepat perputaran perekonomian pada negara-negara penerima
kunjungan wisatawan (tourist receiving countries)
2.1.6 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata sejatinya merupakan kata lain dari objek wisata, namun
sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata objek wisata sudah tidak
relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka
digunakanlah kata “Daya Tarik Wisata” Menurut Harahap (2018) Objek Wisata
merupakan tempat yang menjadi pusat daya tarik dan dapat memberikan kepuasan
khususnya pengunjung. 12 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Siregar (2017)
mengenai definisi objek wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata,
objek wisata sangat erat hubungannya dengan daya tarik wisata.
Daerah yang merupakan objek wisata harus memiliki keunikan yang
menjadi sasaran utama apabila berkunjung ke daerah wisata tersebut. Daya Tarik
Wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang
tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu. (Gusti
Bagus Rai Utama,2016)
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu disuatu tempat yang memiliki
keunikan, keindahaan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman
kekayaan alam maupun buatan manusia yang menarik dan mempunyai nilai untuk
dikunjungi dan dilihat oleh wisatawan. Besarnya daya tarik wisata suatu objek
akan mempengaruhi jumlah wisatawanyang datang berkunjung.
14

Besarnya jumlah pengunjung yang datang merupakan salah satu hal yang
akan berpengaruh terhadap perkembangan suatu objek wisata.Terdapat banyak
jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi.
Secara garis besar daya tarik wisata dibagi ke dalam tiga jenis (Pitana, 2009)
1. Daya tarik alam
2. Daya tarik budaya
3. Daya tarik buatan manusia

2.2 Konsep Wisata Pantai


2.2.1 Pengertian Pantai
Beberapa definisi yang berkaitan dengan daerah pantai yang telah
disepakati disuatu lokakarya di Manado mengenai Perlindungan/Penanganan
Manajemen Pantai Sulawesi Utara pada bulan Agustus 1992, adalah sebagai
berikut:
a. Pantai adalah daerah di tepi peraiaran (laut atau danau) sebatas antara surut
terendah dengan pasang tertinggi.
b. Daerah Pantai adalah suatu pesisir beserta perairannya dimana pada daerah
tersebut terpengaruh baik oleh aktivitas darat maupun marin.
c. Pesisir adalah daerah tepi laut yang masih terpengeruh oleh aktivitasmarin.
d. Perairan Pantai adalah daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan.
e. Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi
pengamanan dan pelestarian pantai. Pantai secara formal didefinisikan sebagai
suatu ruang daratan rendah yang mendapat pengaruh kondisi lautan. Jadi
kawasan pantai mencakup sebagian daratan dan lautan yang keduanya saling
berinteraksi. Selanjutnya definisi tersebut dapat berubah-bah disesuaikan
dengan jenis kepentingannya seperti militer, ekonomi, politik dan ilmiah.
(Rochmanto, 1995) Carter (1988), mengatakan bahwa pantai adalah suatu
kawasan yang merupakan pertemuan antara lingkungan darat, laut maupun
udara. Dengan demikian maka sebaiknya pantai dipandang sebagi suatu zona
percampuran atau perbatasan. Lebih lanjut dikatan bahwa, pengetian yang
lebih tentang pantai adalah zona pantai merupakan suatu ruang yang dapat
15

mengalami perubahan baik pertambahan luas areal daratan, karean sedimentasi


(akrasi) ataupun pengurangan luas areal daratan karean pengikisan (abrasi).
Wilayah pantai merupakan wilayah laut yang masih menerima pengaruh dari
daratan. Pengaruh yang dimaksud meliputi fenomena transportasi material
sedimen yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara ke laut atau ke
wilayah yang masih sering atau masih dimanfaatkan oleh manusia
(Purnomosidi, 1997:11). Wilayah pantai merupakan wilayah pertemuan antara
daratan dan lautan. Perubahan perubahan yang terjadi sebagai akibat proses
endogen dan exogen akan dapat terlihat pada wilayah tersebut, baik perubahan
dari geomorfologi, proses-proses erosi dan sedimentasi, jenis tanah dan batuan
sedimen yang terbentuk, kondisi hidrogeologi, berbagai proses bencana alam,
dan perubahan ekosistem maupun lingkungan manusia. Wilayah pantai yang
umumnya datar, berbatasan dengan laut, banyak sungai, air tanah yang relatif
dangkal, serta terkadang mengandung mineral ekonomis, berpandangan indah
dan mempunyai terumbu karang tentu sangat menarik dan dapat mendukung
berbagai pembangunan. Kepres No. 32 tahun 1990 dan Surat Kepmen
Pertanian No. 837/KPTS/UM/1980 menjelaskan mengenai kriteria lokasi
kawasan lindung dan termasuk di dalamnya adalah sempadan pantai yang
merupakan kawasan perlindungan setempat. Sempadan pantai adalah kawasan
tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Tujuan perlindungan adalah
melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang menggangu kelestarian fungsi
pantai. Kriteria sempadan pantai adalah sederetan tepi pantai sekurang-
kurangnya berjarak 100 meter diukur dari pasang tertinggi kearah darat,
dengan pertimbangan pertahanan keamanan, kepentingan umum dan
permukiman yang sudah ada.
2.2.2 Wisata pantai
Wisata pantai merupakan salah satu objek wisata alam yang mempunyai
daya tarik dan keindahan tersendiri. Apabila diolah dan ditata sedemikian rupa,
sehingga menjadi tempat yang indah dan mengesankan untuk dikunjungi. Pada
hakikatnya wisata atau rekreasi pantai adalah suatu objek wisata atau rekreasi
yang dikembangkan dan ditata sedemikian rupa dengan penyediaan berbagai
16

fasilitas penunjang sehingga menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan


untuk dikunjungi. Pemanfaatan lahan dalam perencanaan kawasan wisata pantai
ditinjau dari potensi dan daya dukung lahan, setiap kawasan pantai mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda sehingga perencanaan setiap kawasan disesuaikan
dengan potensi dan kebutuhan wilayah yang ingin dikembangkan. Kawasan
wisata pantai terletak pada kawasan/ wilayah pesisir dengan fungsinya sebagai
pemenuhan kebutuhan wisatawan.
2.3 Konsep Strategi Perencanaan Pariwisata
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Allison dan Kaye (Alqershi 2020)
perencanaan strategis atau strategic planning ialah mekanisme yang digunakan
guna menentukan visi dan misi yang terbentuk dalam strategi untuk
mengalokasikan sumber daya dalam lingkungannya sebagai proses yang
melibatkan serangkaian dan keputusan yang mengarah terhadap perumusan
perencanaan.
Selanjutnya, menurut (Allen dan Swanson 2008) perencanaan pariwisata
atau yang dimaksud dengan strategic planning tourism ialah proses kelompok
atau organisasi yang dicapai untuk melakukan pembangunan lingkungan, social
ekonomi local dengan memberikan dampak yang berkelanjutan dengan mengajak
keterlibatan stake holder yang bergerak di bidang pariwisata. Oleh karenanya,
strategic planning tourism brupa kebijakan untuk membantu pemerintah daerah,
masyarakat local dan swasta untuk mencapai tujuan yang memilki titik focus pada
sumber daya.
Menurut Veal (2002) mengemukakan bahwa strategic planning tourism
adalah proses dan program dari aktivitas yang konsen terhadap implementasi
dengan bertumpu terhadap pengambilan keputusan pariwisata dengan
menghasilkan perencanaan pariwisata dalam bentuk kebijakan dengan oreientasi
kerbelanjutan lingkungan dengan mengikut sertakan stake holder dalam prinsip
parawista berkelanjutan dengan mempertimbangkan sosio-ekonomi,sosio-politik,
dan kemampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya alam.
2.3.1 Strategi Pengembangan Wisata
Tregoe dan Zemmerman (1980) mendefinisikan strategi sebagai suatu
kerangka yang membimbing serta mengendalikan pilihan-pilihan yang
17

menetapkan sifat dan arah suatu organisasi. Menurut Stephanie dalam Husein
(2001) mendefinisikan strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, yang
disertai penyusunan suatu cara atau tujuan yang dapat dicapai. Menurut Chandler
dalam Rangkuti (2002) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang. Program tindak lanjut serta
prioritas alokasi sumber daya. Cristensen dalam Rangkuti (2002) mendifinisikan
strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Begitu pula halnya
Porter dalam Rangkuti (2002) mendifinisikan strategi adalah alat yang sangat
penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Freddy Rangkuti (2002)
sebagaimana mengutip pendapat Chandler, strategi merupakan suatu alat untuk
mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Selanjutnya menurut Gamal Suwantoro
(1997) ada beberapa langkah pokok dalam melakukan strategi pengembangan
pariwisata yaitu:
a. Dalam Jangka pendek dititikberatkan pada optimasi
b. Dalam Jangka menengah dititikberatkan pada konsolidasi
c. Dalam Jangka panjang dititikberatkan pada pengembangan dan penyebaran
menurut Happy Marpaung (2002)
Perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik
bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan
yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat
dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas
rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya
kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Hal
tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf
perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam
pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik
dari tempat wisata.
Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam
perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan
pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah
18

yang ada. Strategi yang tepat didasarkan pada kemampuan menemukenali diri dan
lingkungannya, sehingga strategi benar-benar dapat terwujud dari kekuatan yang
dimilikinya dan peluang yang dihadapinya.
2.3.2 Pengembangan Objek Wisata
Pada hakekatnya pengembangan adalah suatu proses untuk memperbaiki
dan meningkatkan sesuatu yang ada. Pengembangan obyek wisata merupakan
kegiatan membangun, memelihara, dan melestarikan pertanaman, sarana dan
prasarana maupun fasilitas lainnya. Menurut Oka (2008), pengembangan
merupakan proses atau usaha untuk memajukan dan mengembangkan apa yang
ada saat ini. Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan
atau memajukan objek wisata agar lebih baik dan menarik ditinjau dari segi
tempat dan segala yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya (Anindita, 2015).
Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, Pengembangan pariwisata
adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk meningkatkan dan melengkapi
fasilitas dan pelayanan yang diperlukan untuk menjamin kenyamanan wisatawan
selama perjalanannya.
2.3.3 Rencana Pengembangan Objek Wisata
Rencana adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan perencanaan menurut Tjokroamidjojo
(dalam Syafalevi, 2011) dalam arti seluas-luasnya merupakan suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana
mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih
efektif dan efisien.
Dalam Peraturan Menteri Kehutanan No.4 Tahun 2012 menyebutkan bahwa
kegiatan pengelolaan dan pengembangan pariwisata alam dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan alam. Rencana penataan kawasan wisata masih sering terlihat
kurang mengikuti kaedah teknis penataan ruang, misalnya memanfaatkan kawasan
yang mempunyai kemiringan lereng tidak layak untuk dikembangkan namun tetap
dibangun menjadi objek pariwisata, seperti pembangunan sarana akomodasi, yang
dapat menimbulkan dapak negatif terhadap upaya pariwisata itu sendiri.
19

Semua pengembangan daerah wisata dilakukan untuk membantu


kesejahteraan dan meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar daerah tersebut
untuk lebih peduli terhadap kegiatan pariwisata dan bisa lebih mengeksplore
potensi-potensi wisata yang ada tanpa merusak wilayah disekitar. Aspek-aspek
dalam perencanaan pengembangan pariwisata.
Dalam melakukan rencana pengembangan objek wisata, kita harus
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan aspek pengembangan. Aspek
pengembangan pariwisata yang dikemukakan Santoso dalam Kurniawan (2015)
yaitu sebagai berikut:
1. Atraksi Wisata, yaitu merupakan daya tarik yang timbul dari keadaan alam
(keindahan panorama, flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau, dan
lain sebagainya), objek buatan manusia (museum, masjid kuno, dan lain
sebagainya), ataupun unsur-unsur budaya (kesenian, adat istiadat, makanan
dan lain sebagainya).
2. Transportasi merupakan sesuatu yang berpengaruh atas arus wisatawan dan
juga perkembangan akomodasi.
3. Akomodasi, merupakan salah satu sarana untuk menyediakan jasa pelayanan
penginapan yang dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa
lainnya.
4. Fasilitas Pelayanan, yaitu penyediaan fasilitas dan pelayanan dan bervariasi
sejalan dengan perkembangan.
5. Infrastruktur, yaitu untuk mendukung jasa pelayanan dan fasilitas pendukung,
pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga memberi manfaat bagi
masyarakat sekitar.
Selain aspek di atas, Samsuridjal (1997) berpendapat bahwa suatu obyek
wisata bisa dikembangkan apabila memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Attraction atau Atraksi Wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi ciri khas
ataupun keunikan dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang
berkunjung ke tempat wisata.
2. Accessibility atau Aksesibilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat
wisata wisata tersebut.
20

3. Amenity atau Fasilitas Pendukung, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah


objek wisata seperti akomodasi penginapan dan restoran.
4. Institution atau Kelembagaan, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah
objek wisata tersebut.
2.4 Ekowisata ( green tourism atau alternative tourism)
Yaitu wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani
kepentingan perlindungan sumber daya alam/lingkungan dan industry
kepariwisataan.
Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baikalam
yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan
partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya.
Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam
atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat
diterima dalam kehidupan sosial masyarakat (Subadra, 2008). (Tuwo 2011)
mengatakan ekowisata didefinisikan sebagai suatu bentuk wisata yang
menekankan tanggung jawab terhadap kelestarian alam, memberi manfaat
secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat
setempat. Jika dikaji, definisi ini menekankan pada pentingnya gerakan
konservasi.
Menurut (Subadra 2008) pada dasarnya konsep ekowisata menjadi
salah satu alternative dalam membangun pariwisata berkelanjutan yaitu
memperhatikan masalah ekologi yang dapat memberikan manfaat secara
ekonomi dan adil serta memberikan manfaat sosial terhadap masyarakat.
Kebutuhan wisatawan dapat dipenuhi dengan tetap memperhatikan
kelestarian kehidupan sosial-budaya, dan memberi peluang bagi generasi muda
sekarang dan yang akan datang untuk memanfaatkan dan mengembangkannya.
Saat ini ekowisata merupakan salah satu usaha yang dapat
dilakukan dalam mempromosikan lingkungan yang khas, mempertahankan
keaslian suatu wilayah dan menjadi suatu kawasan perlindungan dengan
pengelolaan yang berbasis konservasi lingkungan serta menjadi kawasan yang
dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Dalam hal ini ekowisata menjadi
salah satu pilihan yang tepat sebagai bentuk perlindungan alam dan
21

pembelajaran serta menjadi sumber perekonomian yang baru bagi masyarakat


setempat.
Indonesia melalui pemerintah telah membuat peraturan mengenai
ekowisata, dengan dibuatnya Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 Tahun
2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Dalam tugas ini
penulis akan mengulas mengenai Permendagri tersebut.
Pasal 1 angka (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009
tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, memberi definisi
ekowisata sebagai berikut: “Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah
yang bertanggung jawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman,
dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam, serta
peningkatan pendapatan masyarakat lokal”.
Berdasarkan pengertian para ahli dan Permendagri Nomor 33 Tahun
2009, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ekowisata merupakan suatu
bentuk wisata alam yang masih alami, yang memberikan manfaat secara ekonomi
dan mepertahankan kebudayaan serta masyarakat willayah tersebut.
Latar belakangi lahirnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33
Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah ini terdapat
dalam preambel-preambel di dalam peraturan tersebut, yaitu ekowisata merupakan
potensi sumberdaya alam, lingkungan, serta keunikan alam dan budaya, yang
dapat menjadi salah satu sektor unggulan daerah yang belum dikembangkan
secara optimal. Pengembangan ekowisata di daerah secara optimal perlu strategi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, penguatan kelembagaan, dan
pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial, ekonomi,
ekologi, dan melibatkan pemangku kepentingan.
Pengembangan Ekowisata di Daerah terdiri dari 9 Bab dan berisi 26 Pasal.
Pada Bab 1 (Pasal 1) mengatur tentang ketentuan umum. Pada bab ini salah
satunya dijelaskan tentang pengertian ekowisata, pengertian pengembangan
ekowisata dan lain-lain. Jenis dan prinsip ekowisata terdapat dalam Bab 2 (Pasal
2-Pasal3). Pada pasal. Jenis-jenis ekowisata di daerah antara lain ekowisata
bahari, ekowisata hutan, ekowisata pegunungan, dan/atau ekowisata karst.
22

Pengembangan ekowisata dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang


meliputi:
1) Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata;
2) konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara lestari
sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata;
3) ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi
penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usaha
ekowisata dapat berkelanjutan;
4) edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi
seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya;
5) memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung;
6) partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan menghormati
nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di sekitar kawasan; dan
7) menampung kearifan lokal. Pada Bab 3 (Pasal 4-Pasal 11) Permendagri
mengatur mengenai Perencanaan,

Prinsip dan kriteria pengelolaan ekowisata dalam Standar Nasional


Indonesia (SNI -8013:2014) dapat berupa :
1. Kelestarian fungsi ekosistem
2. Kelestarian obyek daya tarik wisata alam
3. Kelestarian sosial budaya
4. Kepuasan, keselamatan dan kenyamanan pengunjung
5. Prinsip manfaat ekonomi
2.5 Kelayakan dan Pengembangan Ekowisata
a. Parameter Lingkungan
Beberapa parameter lingkungan yang dijadikan sebagai potensi
pengembangan ekowisata pantai adalah daya tarik wisata pantai.
b. Masyarakat dan Pengunjung
Pengelolaan ekowisata dengan melibatkan masyarakat sejalan dengan
manajemen berbasis masyarakat (community based-management) yang
melibatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat lokal sebagai dasarnya.
23

Ekowisata juga merupakan alternatif dalam pariwisata yang konsisten


dalam pengelolaan lingkunga, sosial, nilai-nilai dalam komunitas dan
membuat tuan rumah (host) dan tamu (guest) menikmati secara positif,
interaksi yang bermanfaat serta berbagi pengalaman (Triwibowo, 2015).
Pengelolaan diartikan sebagai rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam
mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan
yang berintikan perencanaan, pengorganisasian pergerakan dan pengawasan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelolaan
ekowisata merupakan penyelanggaraan kegiatan wisata yang bertanggung
jawab di tempat tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat
berdasarkan pada keindahan alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang
mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat (Triwibowo, 2015).

2.6 Penilitian Terdahulu


Penilitian terdahulu diperlukan sebagai bahan perbandingan dan refrensi
dalam penilitian ini terapat beberapa penilitian terdahulu yang relevan, sehingga
membantu dan memudahkan penulis dalam penulisan penilitian ini.
24

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Penulis Judul Jurnal/Skripsi Metode Kesimpulan
1 Misella Maria Rencana Penataan Metode analisis Analisis Pantai Lasiana memiliki potensi yang bisa
Fransiska Kawasan Destinasi yang digunakan adalah: dikembangkan, baik secara fisik terletak di
Dampun, Wisata Pantai  Analisis lokasi yangstrategis dan dekat dengan pusat
Suryono Lasiana Kebijakan/Regulasi, kota dan bandara. Secara sosial dan budaya,
Herlambang, Kota  Analisis Daya Dukung digunakansebagai tempat wisata unggulan
Suryadi Kupang,Provinsi Lingkungan, yang menampilkan keindahan alam dan
Santoso Nusa Tenggara  Analisis Lokasi, kesenian budaya.Secara ekonomi, kegiatan
Jurnal Timur Analisis Tapak, masyarakat setempat yaitu menyadap pohon
Perencanaan  Analisis lontar yang ada diPantai Lasiana bisa
Wilayah dan Competitiveness, menambah penghasilan dan kreativitas dalam
Kota,2020  Analisis Persepsi mengolah hasil sumber dayaalam. Kawasan

Pengunjung, Pantai Lasiana perlu adanya ketersediaan


sarana prasarana dan atraksi/kegiatanyang
 Analisis Best Practice,
ditawarkan untuk meningkatkan jumlah
 Analisis Daya Tarik
pengunjung. Hal ini didasarkan pada
Wisata Di Kota
kebutuhandan keinginan pengunjung.
Kupang,
Rencana Penataan Pantai Lasiana perlu
25

 Analisis Kebutuhan memperhatikan lima lapisankonsep


Ruang. perencanaan. Lapis pertama menjadi dasar
 Metode Analisis untuk peencanaan selanjutnya yaitu
Kualitatif mitigasidan adaptasi bencana tsunami, lapis
kedua yaitu pelestarian lingkungan, lapis
ketiga yaitupengembangan pariwisata, lapis
keempat yaitu peningkatan konektivitas dan
integrasi dalamkawasan, dan lapis kelima
yaitu pengembangan kawasan strategis.
2 Fitria Agistya Rencana Metode analisis Analisis Dalam Rencana Induk Pembangunan
Ningrum, B. Pengelolaan Objek yang digunakan adalah: Kepariwisataan Provinsi DIY 2012-2025,
Irwan Wisata Pantai Baron  Analisis Lokasi kawasanBarondikembangkan sebagai
Wipranata, Untuk  Analisis Karakteristik destinasi wisata rekreasi keluarga,
Sylvie Meningkatkan Tapak pendidikan, dan kuliner hasil laut dan
Wirawati Daya Tarik  Analisis Kondisi Dalam Rencana Induk dan Detail Kawasan
Jurnal Pengunjung (Objek Sarana dan Prasarana Strategis Pariwisata Nasional Karst Gunung
Perencanaan Studi : Objek Wisata  Analisis Daya Tarik Kidul danSekitarnya, pantai Baron
Wilayah dan Pantai Baron Desa  nalisis Persepsi dan dikembangkan sebagai kawasan wisata pantai
Kota,2021 Kemadang, Referensi Pengunjung berbasis pendaratanikan, kuliner hasil laut dan
Kabupaten wisata keluarga, dengan pengembangan Desa
 Analisis Biaya
26

Gunungkidul  Metode Analisis Kemadang sebagaidesa wisata untuk


Kualitatif menikmati keindahan pantai. Kondisi fisik
baik sarana maupun prasarana yangada di
objek wisata Pantai Baron sudah dapat
dikatakan baik hanya ada beberapa bangunan
sajayang sudah tua tetapi hal itu sudah
direncanakan oleh pemerintah dalam
masterplan bahwa adaperbaikan bangunan
yang sudah tua dan tak layak.Dari hasil
kuesioner didapatkan bahwa pengunjung
menginginkan adanya kegiatan wisata
baru,seperti permainana anak (kolam renang
buatan, ayunan, tempat edukasi,dll), pendopo,
dan spotfoto. selain kegiatan baru dari hasil
kuesioner juga di dapatkan kendala yang di
rasakanpengunjung saat berwisata ke Objek
Wisata Pantai Baron, yaitu fasilitas
Transportasi, jalan yangberliku, dan
pencahayaan yang kurang baik. Jika dilihat
dari biaya, semua pembangunan dapattidak
27

menjadi penghalang pada biaya pendapatan di


Pantai Baron. Selin itu Pantai Baron juga
telah mendapatkan biaya bantuan BAPPEDA
(Badan Perencanaan Pembangunana Daerah)
sebesar 5 milyar dari dana APBG (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Gampong)
3 Tri Rizkal Kajian Metode analisis Analisis Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian
Warang, Pengembangan yang digunakan adalah yang dilakukan maka dapat disimpulkan
Dwigth M. Wisata Pantai Di Analisis pendekatan 4A sebagai
Rondonuwu Pulau Sulabesi (Atraksi, Aksesibilitas, berikut:
ST, MT, Fella Kabupaten Amenitas, dan Aktifitas) 1.Karakteristik wisata Pantai
Warouw ST, Kepulauan Sula a. Potensi Karakteristik
M.Eng, Ph.D Provinsi Maluku Karakteristik wisata pantai di pulau sulabesi
Jurnal Utara memiliki atraksi berupa alam yang cukup
Perencanaan indahyaitu, berupa posisi pantai yang
Wilayah dan menghadap kearah laut lepas dengan
Kota,2021 hamparan pasir putih, pasirhitam, dan juga
ada yang berkerikir yangmenghiasi pantai,
adapun pantai yang dihiasidengan deretan
pohon kelapa maupun pohon-pohon penedu
28

lain yang rindang yang berada di


sepanjang pesisir pantai. Adapun satu lokasi
wisata yaitu lokasi wisata Pantai Fatkauyon
yang memiliki potensi alam bawa laut dengan
terumbu karang yang masi alami.
b.KendalaKelima lokasi wisata tersebut hanya
satulokasi wisata yang memiliki Aksesibilitas
yangcukup baik yaitu Wisata Pantai Wai
Ipa,sedangkan di lokasi wisata lain masi
memilikiAkses yang sulit karena kondisi jalan
yangmulai-mulai rusak, dan tiap lokasi wisata
juga masi sangat terbatas sarana dan
prasaranawisata. Sehingga membuat
pengunjung merasakurang nyaman di lokasi
wisata. Untuk itulahperlu adanya upaya-upaya
pengembangan danpeningkatan sarana
prasarana di lokasi ObjekWisata Pantai. yang
melibatkan peranmasyarakat sekitar, pihak
pemerintah serta pihakswasta.
2. Strategi PengembanganDalam
29

pengembangan Obyek Wisata Pantaidi Pulau


Sulabesi sampai saat ini masih
terbenturdengan beberapa masalah dan
kendala yangsangat berpengaruh. Kendala itu
sendiri antara lain; rendahnya kesadaran
wisatawan akanatraksi alam lingkungan,
aksesibilitas belummaksimal, kurangnya
pengadaan saranaprasarana, terbatasnya dana,
serta rendahnyaSDM kepariwisataan baik dari
pihak masyarakatsekitar lokasi wisata pantai
maupun dari pihakDinas kebudayaan dan
pariwisata KabupatenKepulauan Sula. Untuk
itulah pihak Dinaskebudayaan dan pariwisata
perlu adanya upayadalam penambahan dan
perbaikan segi saranaprasarana serta akses
menuju lokasi, menjalinhubungan kerjasama
yang konsisten denganpihak swasta maupun
masyarakat sekitar, sertadalam menarik
wisatawan baik dalam negerimaupun luar
negeri, maka pihak Dinaskebudayaan dan
30

pariwisata KabupatenKepulauan Sula harus


mengoptimalkan kegiatanpromosi dan
pemasaran dari potensi yang ada dilokasi-
lokasi wisata pantai.
4 Risky Ananda Politik ekowisata: Metode kualitatif Strategi KEK parawisata singailat yang
Putri strategi rencana merupakan misi daerah dalam bidang
Jurnal pengembangan pembangunan hingga saat ini berda dalam
dinamika wisata pesisir di tahap perencanaan dan belum proses
pemerintahan, kawasan Pantai kejenjang implementasi.namun,ditilik dari sisi
2022 Timur Sungailat perencanaan, pemerintah daerah Nampak
belum optimal dalam menyusun strategi
pengembangan KEK parawisata sungailat
atau dapat dikatakn sebagai perencanaan
setengan hati, tidak konsisten dan bermkana
ganda.kondisi ini dapat diidentifikasikan
bahwa, lokasi parawisata sungailat yang
merupakan zona wisata beririsan dengan zona
pertambangan diwilayah laut serta terdapat
izin perusahan tambang yang aktif yang
beroperasi.
31

5 Deny Kajian Analisi swot Untuk Mewujudkan Objek Wisata Yang


Yarusain Pengembangan Berdaya Saing, Mampu Memberikan Manfaat
Amin Obyek Wisata Kepada Masyarakat Dan Daerah Maka
Jurnal Bahari Pantai Strategi Pengembangannya Adalah Dengan
Ekonomi Hunimua Kabupaten Mengakomodir Aspirasi (Kepentingan)
Syariah, 2019 Maluku Tengah Berbagai Stake Holder Yang Sesuai Dengan
Kondisi Saat Ini Dengan Memperhatikan
Asas Keberlanjutan. Berdasarkan Strategi
Pengembangan Yang Telah Disusun Maka
Konsep Pengembangan Obyek Wisata Bahari
Pantai Hunimua Dirumuskan Dalam Empat
(4) Kebijakan Sebagai Berikut:
1. Pembangunan Dan Pengembangan
Kualitas Produk Wisata.
2. Peningkatan Perang Pemangkuh
Kepentingan Stake Holder.
3. Pengembangan Lingkungan.
4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Alam.
32

2.7 Penilitian Yang Sekarang


Pada penilitian ini peneliti membahas tentang Rencana Pengembangan
Kawasan Pantai Patawana yang pertama yaitu bagaimana Rencana Pengembangan
Kawasan Pantai Patawana. Penelitian ini juga menggunakan Analisis Deskriptif
Kualitatif guna untuk mencapai setiap tujuan dari penelitian ini.

2.8 Kerangka Pikir Teoritis

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Teoretis


Sumber : Hasil Analisis Penulis ,2022
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penilitian


3.1.1 Lokasi Penilitian
Penilitian ini dilaksanakan di Pantai Patawana Desa Kotam, Kecamatan
Krabelang, Kabupaten Fakfak, jumlah penduduk yang berada di Desa Kotam
sebanyak 306 jiwa. Berikut letak dan batas wilayah Desa Kotam sebagai berikut:
 Pada bagian utara berbatasan dengan Laut Seram
 Pada bagian selatan berbatasan dengan Distrik Mbahamdandara
 Pada bagian timur berbatasan dengan Kampung Wambar
 Pada bagian barat berbatasan dengan Kampung kwama
Berdasarkan beberapa objek wisata yang ada di dalam Desa Kotam, maka
penelitian ini akan dilakukan pada salah satu objek wisata yaitu objek wisata
pantai Patawana. Pantai Patawana memiliki luas sebesar 2,411 ha selain itu pantai
Patawana memiliki pesona keindahan pantai yang berbeda dari pantai lainnya
yang ada di kecamatan Krabelang dan juga memiliki potensi yang menarik untuk
dikembangkan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi
pantai Patawana.

33
34

Gambar 3.1 Peta Administrasi Wilayah Desa Kotam


Hasil Penilitian 2022
35

3.1.2 Waktu Penilitian

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian


No Kegiatan Bulan
9 10 11 12 1 2 3 4
1 PROPOSAL
a. Pengajuan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Konsultasi Revisi
d. Seminar Proposal
2 PENELITIAN
a. Perbaikan Proposal
b. Prapenelitian
c. Pelaksanaan Penelitian
1) Pengambilan Data
2) Pengolahan Data
3) Analisa Data
4) Draft Laporan
5) Laporan Hasil
Penelitian
d. Seminar Hasil Penelitian
3 SKRIPSI
a. Perbaikan
b. Pembuatan Artikel
c. Ujian Skripsi

3.2 Variabel Dan Definisi


3.2.1 Variabel Yang Diteliti
Variable penilitian menurut sugiyono (2006) adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang terapkan oleh peniliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Ada 2 variabel
36

yang penulis gunakan untuk peniltian ini adalah variable bebas dan variable
terikat sebagai berikut :
a. Variable terikat : Rencana pengembangan kawasan pantai Patawana.
b. Variable bebas : Aspek Fisik dan Aspek Non Fisik

3.2.2 Variabel Dan Indikator Penilitian


Tabel 3.2. Variabel dan Indikator Penelitian
Definisi Sumber/
No Variabel Indikator
Operasional Referensi
1. Aspek Fisik - Sarana Prasarana (jalan, toilet, Untuk mengetahui Survey
rumah rekreasi, kamar ganti, kondisi sarana dan
jaringan listrik, air bersih, prasarana, di pantai
telekomunikas) Patawana dan.
- Topografi
- Kebisingan
- Vegetasi pantai
- Lintasan arah angin dan lintasan
matahari
- View to site
- Zoning kawasan
2. Aspek - Keamanan dan kenyamanan pantai Untuk mengetahui Survey,
Non-Fisik - Pendapat masyarakat mengenai kondisi Keamanan Wawancara
pengembangan objek wisata pantai dan kenyamanan &
Patawana serta pendapat Koesioner
- Pendapat wisatawan mengenai tentang
pengembangan objek wisata pantai pengembangan objek
Patawana wisata pantai
- Pendapat pemerintah daerah tentang Patawana
pengembangan objek wisata pantai
Patawana
37

3.3 Populasi Dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penilitian,
merupakan keseluruhan unsur yang dimiliki satu atau beberapa ciri atau
karakteristik yang sama (Kusmayadi dan E.Sugiarto,2000 : 27). Sehubungan
dengan hal ini maka yang dijadikan populasi pada penilitian ini adalah wisatawan
yang sudah pernah berkunjung dan sementara berada di objek wisata Pantai
Patawana.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi tersebut Sugiyono (2016). Sampel merupakan teknik purposive sampling
yang berarti teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dan teknik
accidental sampling yang berarti penentuan sampel berdasarkan kebetulan.
Tabel 3.3 Responden Populasi Dan Sampel
Populasi Sampel Presenstasi
No Responden Metode
(Orang) (Orang) (%)
Pemerintah Desa
1 10 2 3,17% Purposive Sampling
Kotam
Masyarakat Desa
2 306 40 63,49% Purposive Sampling
Kotam
Kadis/sekertaris/kabid
3 2 1 1,59% Purposive Sampling
dispar
4 Wisatawan - 20 31,75% Accidental Sampling
Total 318 63 100%
( Sumber : Analisis Penulis )
Populasi dan sampel yang diambil dari beberapa elemen-elemen seperti
Pemerintah Desa Kotam dengan populasi jumlah anggota yang bekerja yaitu
sebanyak 10 orang dengan pengambilan sampel sebanyak 2 yang akan di bagikan
kepada Kepala Desa Kotam dan Staf yang berhubungan dengan penegmbangan
pantai Patawana. Selanjutnya masyarakat kampong kotam yang memiliki jumlah
penduduk 306 orang dengan pengambilan sampel sebanyak 40 orang berdasarkan
kriteria yang akan dipakai yaitu masyarakat yang menetap lebih dari 10 tahun.
38

Kadis/Sek Dispar dengan populasi 2 dan sampel yang dipakai yaitu 1 yang
merupakan lembaga yang mempunyai kepentingan lebih untuk mengetahui
tentang kebijakan terkait pariwisata. Sedangkan wisatawan termasuk dalam
Accidental Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel secara
kebetulan dan tidak diketahui berapa populasinya dengan sampel sebanyak 20
orang. Banyaknya jumlah keseluruhan sampel yang ada dalam penilitian ini
berjumlah 63 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data pada penilitian ini adalah data Kualitatif, berdasarkan jenis data
diats,maka data-data yang dibutuhkan pada penilitian ini yaitu:
a. Metode Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini berupa hasil observasi lapangan,lokasi
penilitian maupun hasil wawancara dengan pengelola objek wisata dan dinas
terkait yang setelah itu diolah dalam bentuk narasi.
Jenis data pada penilitian ini ada 2 yaitu data Primer dan Sekunder.
Berdasarkan sumber data diatas, maka data-data yang dibutuhkan pada penilitian
ini yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian yang didapat melalui proses observasi lapangan, wawancara langsung
dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Fakfak, Kepala Desa Kotam , dan pengelola
objek wisata serta pemberian kuesioner kepada wisatawan yang sudah pernah
berkunjung maupun yang sedang mengunjungi objek wisata Pantai Patawana
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan studi literatur
melalui peninjauan terhadap buku, jurnal, penelitian terdahulu, dan informasi
yang diperoleh dari internet yang berkaitan dengan objek wisata pantai Patawana.
Selain itu juga terdapat beberapa dokumen pemerintah yang perlu ditelah seperti
dokumen RTRW Kabupaten Fakfak , dokumen RIPPARKAB Kabupaten Fakfak ,
dan dokumen RDTR.
39

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data adalah metode yang dilakukan oleh seorang
peneliti untuk dapat mengumpulkan data dan informasi yang nantinya akan
berguna sebagai fakta pendukung dalam memaparkan penelitiannya. Adapun
teknik pengumpulan data yang penulis pakai antara lain :
a. Observasi/Survey
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan
data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna
dari perilaku tersebut.
Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi Pantai Patawana sehingga peneliti
dapat merumuskan rencana pengembangan pada objek wisata ini.
b. Wawancara
Wawancara (Interview) Adalah teknik percakapan yang dilakukan oleh
dua pihak, yaitu antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan narasumber yang bertugas memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Teknik ini pada dasarnya dilakukan,dengan tujuan memperoleh
data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis tentang bagaimana upaya-upaya
yang dilakukan untuk pengembangan Obyek wisata bagi para wisatawan untuk
mengunjungi Pantai Patawana .
c. Kuisioner
Kuisioner adalah jenis alat pengumpulan data dimana responden diberi
serangkaian pertanyaan untuk dijawab. Kuisioner ini dapat diberikan baik secara
langsung atau melalui internet. Dalam penelitian ini, kuisioner yang digunakan
adalah kuisioner tertutup dengan jawaban yang sebelumnya telah ditentukan,
sehingga memungkinkan responden untuk memilih dan merespon dengan cepat
(Sujiyono, 2008). Penyebaran kuesioner dilakukan kepada wisatawan yang
bersedia menjadi responden dan mau mengisi kuesioner, baik yang sudah pernah
berkunjung maupun yang sedang mengunjungi objek wisata Pantai Patawana.
40

d. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2016: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi dilakukan pada saat penelitian untuk mengumpulkan semua bukti
fisik berupa foto atau bukti yang berkaitan dengan informasi dan data penelitian
pada saat survei lapangan.
3.4.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Kertas dan pena, digunakan untuk mencatat semua informasi ataupun data
terkaitu rencana pengembangan pantai batu kuda.
2. Laptop, aplikasi Microsoft Office, dan ArcGIS yang digunakan untuk
memasukan, menyusun dan mengolah data penelitian yang telah
dikumpulkan.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengancara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukansintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, danmembuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkanmenurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses
mengorganisasikan danmengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukanema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Pada penelitian ini, metode analisis data yang
digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitaif untuk mengetahui arahan rencana
pengembangan kawasan pantai Patawana Agar tujuan penelitian tersebut tercapai
maka teknik analisis data yang dipakai sebagai berikut:
a. Analisis Tapak
41

Dalam penelitian ini digunakan analisis tapak untuk mengambarkan kondisi


eksiting pada lokasi pantai Patawana berdasarkan aspek fisik yang dimana
teknik pengumpulannya dilakukan dengan melakukan kegiatan survey dengan
cara mengamati keadaan sarana, prasarana, vegetasi pantai dan view to site
yang kemudian akan disajikan dalam bentuk deskriptif.
b. Analisis Persepsi Masyarakat
Analisis persepsi dipakai untuk mengetahui kepuasan terhadap daya tarik
wisata Pantai Patawana melalui penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner
dilakukan kepada wisatawan dan masyarakat yang tinggal disekitar Pantai
Patawana
Hasil dari kuesioner akan dilakukan analisa data dengan mengolah data
menggunakan skala likert melalui MS Excel. Alternatif jawaban yang
digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 5 yaitu Sangat Tidak Setuju
(STS), Tidak Setuju (TS) Kurang Setuju (KS), Setuju (S), dan Sangat Setuju
(SS). Dari alternative jawaban responden diatas, maka perlu dilakukan
pengelompokan responden berdasarkan nilai indeks. Nilai indeks tersebut
akan diperoleh dari angka rentang skala (RS). Adapun rumus untuk
menghitung rentang skala (RS) yang dikemukakan Simamora dalam Prasetia
2015, yaitu sebagai berikut :
RS = 𝑀−𝑛
𝑏
= 5−1
5
= 0,8
Dimana: RS = Rentang Skala.
M = Angka maksimal dari poin skala dalam kuesioner.
n = Angka minimal dari poin skala dalam kuesioner.
b = Jumlah poin skala dalam kuesioner.

Penilaian tersebut dimuat dalam bentuk indeks rata-rata yaitu sebagai berikut
:
1. Nilai indeks antara 60 – 108 dikategorikan sangat buruk
2. Nilai indeks antara 109 – 157 dikategorikan buruk
3. Nilai indeks antara 158 – 206 dikategorikan cukup
4. Nilai indeks antara 207 – 255 dikategorikan baik
5. Nilai indeks antara 255 – 300 dikategorikan sangat baik
42

Tabel 3.4 Keterkaitan Tujuan Penelitian dan Metode Analisis


No Tujuan Penilitian Metode Analisis Hasil

1 Untuk mengetahui  Deskriptif Kondisi eksisting


kondisi eksisting serta
sarana dan prasarana
pantai patawana
2 Untuk mengkaji  Deskriptif Konsep
arahan rencana  Analisis persepsi Perencanaan
pengembangan pantai  Analisis Tapak
patawana
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah
Secara geografis,wilayah administrasi pemerintahan Desa Kotam
memiliki kondisi fisik wilayah berada di dataran tinggi dengan luas wilayah
sebesar 102 km², dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Utara berbatasan dengan Distrik Mbahamdandara
b. Selatan berbatasan dengan Laut Selatan
c. Timur berbatasan dengan Desa Wambar
d. Bagian barat berbatasan dengan Desa Kwama

4.1.2 Topografi Desa Kotam


Desa kotam berada pada ketinggian pada 0-1500 mdpl dengan kondisi
topografinya terdiri dari daerah pegunungan yang terjal. Lokasi daerah
permukiman dan aktivitas masyarakat desa Kotam tersebar di daerah pesisir
maupun pegunungan.

44
45

( Sumber : Hasil analisis 2023

Gambar 4.1 Peta Topografi Desa Kotam


(Sumber: Hasil Peneliti)
46

(Sumber : Hasil analisis 2023)

Gambar 4.2 Peta Topografi Desa Kotam


(Sumber: Hasil Peneliti)
47

Untuk kondisi topografi di desa kotam ini terdiri dari 5 klasifikasi


kawasan yakni dataran rendah dengan ketinggian 0- 50 meter yang merujuk pada
warna hijau tua, untuk warna hijau muda termasuk dalam kawasan datar dengan
tingkat ketinggian 60-200 meter, kawasan agak curam di warnai dengan warna
kuning dengan ketinggian 300-500 meter, kemudian kawasan curam yang
berwarna orange dengan ketinggian 500-950 meter, selanjutnya kawasan yang
berwarnah merah merupakan kawasan sangat curam dengan ketinggian 950-1500
meter. Berdasarkan topografi kawasan Desa Kotam terlihat jelas bahwa pantai
Patawana berada pada dataran rendah dimana kawasan ini memiliki ketinggian 0-
50 meter dimana aktivitas atraksi yang cocok dan sesuai pada area pantai
Patawana yaitu berenang, memancing, dan menikmati pemandangan alam.

4.1.2. Iklim dan curah hujan


Kabupaten Fakfak memiliki beberapa tipe iklim berdasarkan klasifikasi
Oldeman, yaitu tipe iklim A1, B1, dan C1 dengan jumlah bulan kering yang
umumnya terjadi rata-rata lebih kurang dua bulan dalam setahun. Berdasarkan
klasifikasi tipe iklim Oldeman tersebut, jenis tanaman yang cocok berdasarkan
tipe iklim tersebut adalah tanaman padi maupun palawija dengan tingkat intensitas
panen minimal dua tahun sekali. Gambaran sebaran wilayah tipe iklim Kabupaten
Fakfak disajikan pada gambar Peta berikut.
48

Gambar 4.3 Peta Sebaran Iklim Kabupaten Fakfak


Sumber: RTRW Kabupaten Fak fak Tahun 2011 - 2031
49

Curah hujan di Kabupaten Fakfak yang terjadi sepanjang tahun 2022


berdasarkan data BPS mencapai 4.619,1 mm/tahun dengan tingkat terjadinya
hujan dalam satu bulan lebih dari 20 kali. Data BPS tersebut juga menunjukkan
tingkat curah hujan terbesar terjadi pada bulan Juli hingga bulan Desember,
dimana tercatat kejadian hujan pada bulan Juli cukup besar dan intens. Secara
lebih lengkap data curah dan jumlah hari hujan yang terjadi di Kabupaten Fakfak
pada tahun 2022 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Curah Hujan,Hari Hujan dan Penyinaran Matahari di Kabupaten Fakfak
Tahun 2022

Bulan Jumlah Curah Jumlah Hari Penyinaran


Hujan (mm) Hujan Matahari
(%)
Januari 273,5 25 47,0
Februari 328,9 22 36,0
Maret 397,0 24 45,0
April 271,1 23 60,0
Mei 279,1 27 55,0
Juni 233,9 26 57,0
Juli 1167,0 29 27,0
Agustus 642,5 28 44,0
September 371,9 27 50,0
Oktober 242,0 25 65,0
November 157,2 59,0
Desember 255,0 23 47,0
Sumber: Kabupaten Fakfak dalam Angka Tahun 2022

Rata-rata suhu udara di Kabupaten Fakfak pada tahun 2022 berada pada
kisaran 26 - 27°C setiap bulannya. Suhu terendah berdasarkan data BPS tahun
2022 pada bulan Juni hingga bulan September dengan temperatur rata-rata 25°C.
Suhu udara tertinggi dirasakan pada bulan November hingga Maret yang
diakibatkan dari daerah gurun yang berada di Benua Australia dan musim panas
yang terjadi di benua tersebut. Daerah Kabupaten Fakfak juga memiliki
50

kelembaban udara yang cukup tinggi, di atas 80% hampir setiap bulannya. Secara
lebih lengkap suhu dan kelembaban udara di Kabupaten Fakfak sepanjang tahun
2022 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Suhu Udara dan Kelembaban di Kabupaten Fakfak Tahun 2022

Bulan Suhu Kelembaban


Minimum Rata- Maksimum Minumum Rata- Maksimum
Rata Rata
Januari 22,1 26,4 33,0 49 82 97
Februari 23,0 26,4 29,7 59 84 95
Maret 23,0 26,6 32,7 49 84 99
April 22,4 26,8 30,5 64 82 98
Mei 22,4 26,7 33,4 49 85 98
Juni 22,1 26,1 30,4 62 82 98
Juli 22,0 25,2 29,8 49 84 99
Agustus 21,1 25,5 31,7 49 85 99
September 21,5 25,9 30,0 60 82 99
Oktober 21,8 27,1 32,4 49 83 98
November 22,5 27,2 32,5 60 82 98
Desember 22,0 27,2 33,2 49 81 98
Sumber: Kabupaten Fakfak dalam Angka Tahun 2022

Sedangkan tekanan udara di Kabupaten Fakfak pada tahun 2022 berkisar


dari 1.010,0 - 1.010,4 mb setiap bulannya. Kecepatan angin yang tercatat rata-rata
setiap bulan berkisar pada 4 knot dengan intensitas rata-rata penyinaran matahari
perbulan antara 30,2 – 51,6%. Secara lebih lengkap tekanan udara, kecepatan
angin, dan penyinaran matahari di Kabupaten Fakfak pada tahun 2022 diisajikan
pada tabel berikut.
51

Tabel 4.3 Tekanan Udara, Kecepatan Angin, di Kabupaten Fakfak Tahun 2022

Bulan Kecepatan Angin Tekanan Udara


Minimum Rata- Maksimum Minimum Rata- Maksimum
Rata Rata
Januari 0 2 8 1008,8 1010,1 1014,1
Februari 0 2 9 1005,1 1009,4 1012,8
Maret 0 2 13 1004,9 10-9,7 1013,8
April 0 2 9 1005,5 1009,8 1013,0
Mei 0 2 8 1005,3 1010,5 1014,4
Juni 0 2 9 1006,4 1010,7 1013,9
Juli 0 2 8 1007,5 1011,0 1014,2
Agustus 0 2 8 1007,1 1011,1 1015,3
September 0 2 11 1006,4 1011,4 1014,8
Oktober 0 2 10 1006,0 1010,2 1014,5
November 0 2 8 1005,7 1010,4 1014,0
Desember 0 2 12 1003,1 1008,7 1014,2
Sumber: Kabupaten Fakfak dalam Angka Tahun 2022

Kondisi iklim, angin, pasang surut, dan curah hujan sangat berpengaruh
bagi kepariwisataan Kabupaten Fakfak, mengingat wilayahnya merupakan daerah
pesisir dan pulau-pulau kecil. Transportasi laut yang berperan penting dalam
perjalanan menuju pulau-pulau kecil akan terpengaruh oleh musim angin maupun
penghujan. Hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam menyediakan informasi
bagi keselamatan transportasi laut dan musim terbaik bagi wisatawan dalam
menikmati daya tarik wisata di wilayah pesisir dan kepulauan di Kabupaten
Fakfak.

4.1.3. Demografi Desa Kotam


Jumlah penduduk yang berada di Desa Kotam sebanyak 306 jiwa dengan
jumlah dari penduduk laki-laki sebanyak 146 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 160 jiwa.
52

4.2. Kondisi Eksisiting Lokasi Pantai Patawana


4.2.1. Komponen 4A
1. Attraction
Daya tarik sebagai komponen pariwisata berperan untuk menarik perhatian
wisatawan yang datang berkunjung ke suatu daerah wisata. Pantai Patawana
adalah objek wisata alam dengan luas wilayah sebesar 2,411 Ha atau 24.108 m²
yang menawarkan keindahan alam sebagai salah satu daya tarik utama dalam
kegiatan wisata.
a) Daya tarik alam
Pantai Patawana merupakan pantai yang memiliki keindahan alam yang
belum tersentuh dalam hal pengembangan. Daya tarik yang dimiliki pantai ini
berupa keindahan alam seperti pesona alam pesisir pantai dengan pasir pantai
berwarna putih, halus dan bersih dan juga keindahan laut berwarna biru kehijauan.

Gambar 4.4 Daya Tarik Alam Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
b) Atraksi
Pantai Patawana memiliki pemadangan pantai yang indah hal ini juga perlu
didukung dengan atraksi yang mampu menarik wisatawan. Namun atraksi yang
ditawarkan bagi wisatawan sampai saat ini masih kurang. Adapun atraksi yang di
tawarkan yaitu berenang, memancing, snorkeling, melakukan kegiatan upacara
dan menikmati pemandangan alam.
53

Gambar 4.5 Atraksi Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
2. Accessibility
Aksesibilitas merupakan aspek terpenting dalam mendukung perkembangan
objek wisata pantaiPatawana. Berikut ini gambaran terkait aksesibilitas wisata
pantai Patawana diantaranya:
1. Jalan

Pantai Patawana merupakan objek wisata pantai yang berada di Desa


Kotam. Pada saat ini ketersediaan akses jalan menuju desa Kotam telah
tersedia dengan kondisi jalan telah diaspal. Di butuhkan waktu ±1 jam
dengan jarak 37km dari pusat Kota Fakfak. Wisata pantai ini berada pada
Desa Kotam dimana jalan menuju pantai searah dengan Desa Kotam. Dan
arah jalan menuju lokasi Pantai Patawana kurang lebih 10 menit dengan
jarak 15m dari atas jalan utama.

Gambar 4.6 Kondisi Jalan Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
2. Transportasi

Transportasi adalah sarana yang dapat digunakan oleh wisatawan


untuk mencapati lokasi wisata pantai Patawana. Wisatawan yang ingin
datang berkunjung ke lokasi pantai Patawana pada umumnya dapat
54

menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Bagi


wisatawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi maka transportasi
angkutan umum menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh
wisatawan yang dimana angkutan umum tersebut berwarna Hijau dengan
tulisan “Sebrang” tarif yang dikenakan yaitu Rp.35.000- sekali naik dan
untuk dapat mengakses transportasi ini maka wisatawan dapat
menemukanya pada terminal Pasar Kelapa Dua.
3. Amenities
Amenitas merupakan fasilitas pendukung yang dimiliki oleh suatu
destinasi wisata. Pada saat ini fasilitas pendukung yang berada di lokasi
pantai Patawana masih minim hal ini terlihat dari ketersediaan fasilitas yang
dibangun. Fasilitas yang sudah dibangun saat ini diantaranya terdapat 3
gazebo imana 2 diantaranya sudah tidak layak pakai,1 tempat bilas ,2 toilet,
dan 1 Aula.
4. Aniclliary
Anciclliary atau pelayanan tambahan adalah mencakup keberadaan dari
berbagai organisasi yang memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta
pemasaran dari suatu destinasi wisata. Pantai Patawana termasuk dalam
destinasi pariwisata kota fakfak yang dikelola oleh pihak pemerintah desa.
Dari segi pemasaran dan pengembangan objek wisata ini masih kurang
maksimal
4.3 Analisis Presepsi masayarakat

Analisis Persepsi merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui


tingkat kepuasan berdasarkan pendapat wisatawan melalui pertanyaan tentang
kondisi Fisik, kondisi Non Fisik, dan Rencana pengembangan. Output dari
analisis persepsi ini menunjukkan kepuasan tiap-tiap indikator yang kemudian
dari tingkat kepuasan tersebut mana saja yang akan dilakukan peningkatan baik
kinerja maupun fasilitas sehingga dapat melayani wisatawan dan masyarakat
dengan lebih baik.
4.3.1 Karakteristisk Responden
Responden yang berada dalam penelitian ini berjumlah 60 responden yang
terdiri dari pemerintah desa Kotam, masyarakat Desa Kotam, Kadis/sekretaris
55

dinas pariwisata Kota Fakfak dan juga wisatawan yang datang berkunjung di
pantai Patawana. dalam penelitian ini penulis menganalisis responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan.
A. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah persentase
1 16-30 tahun 35 orang 58%
2 31-45 tahun 15 orang 25%
3 46-60 tahun 10 orang 16%
Jumlah 60 orang 100%
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat jumlah responden dengan rentang
usia tertinggi berada pada rentang usia 16-30 tahun dengan presentase sebesar
58% sedangkan rentang usia yang sedang berada pada rentang usia 31-45 tahun
dengan presentase 25% dan rentang usia 46-60 tahun memiliki presentase 16% .
Berikut merupakan diagram persentase responden berdasarkan usia:

B. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis
No jumlah Persentase
kelamin

1 Laki-laki 25 orang 41%

2 Perempuan 35 orang 58%

Jumlah 60 orang 100%


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Berdasarkan tabel diatas jumlah responden terbanyak berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah 35 jiwa dengan presentase sebesar 58% sedangkan
untuk responden laki-laki berjumlah 25 jiwa dengan presentase sebesar 41%.
Berikut ini merupakan diagram persentase responden berdasarkan jenis kelamin :
56

C. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Petani 3 5%
2 PNS/TNI-Polri 15 25%
3 Swasta 7 11%
4 Pelajar/Mahasiswa 25 41%
5 Lainnya 10 16%
Jumlah 60 100%
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Berdasarkan tabel diatas diatas pengunjung tertinggi yang datang
didominasi oleh pelajar/Mahasiswa dengan presentase 41%, petani memiliki
jumlah presentase yang sama yaitu 5% sedangkan pegawai swasta 11% dan
PNS/TNI-Polri sebesar 25%% dan untuk pekerja lainnya seperti ibu rumah
tangga,guru, dosen berjumlah 16%.
4.3.2 Karakteristik Persepsi Masyarakat
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai ( Sarana dan Prasarana)
Tabel 4.7 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai
Alternatif Skor Jumlah Presentase(%) Total Skor
Jawaban Responden
(Orang)
Sangat Setuju 5 5 8% 25
Setuju 4 21 35% 84
Netral 3 5 8% 15
Tidak Setuju 2 27 45% 54
Sangat Tidak 1 2 3% 2
Setuju
Jumlah 60 100% 180
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 27 orang dengan persentase 45% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan Tidak Setuju bahwa sarana dan prasarana di pantai
Patawana yang memadai. skor yang didapatkan adalah 180 , termasuk dalam
kategori Netral.
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Pemandangan Pantai dan
kebersihan)
57

Tabel 4.8 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai


(Pemandangan Pantai dan kebersihan)
Alternatif Skor Jumlah Presentase(%) Total Skor
Jawaban Responden
(Orang)
Sangat Setuju 5 10 17% 50
Setuju 4 47 78% 188
Netral 3 1 2% 3
Tidak setuju 2 2 3% 4
Sangat tidak - - - -
setuju
Jumlah 60 100% 245
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 47 orang dengan persentase 78% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa Pemandangan Pantai Patawana Bersih Dan
Menarik. skor yang didapatkan adalah 245 , termasuk dalam kategori Baik.
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Tumbuhan Pantai Yang
Memberikan Kesejukan)

Tabel 4.9 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Tumbuhan


Pantai Yang Memberikan Kesejukan)

Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor


Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 16 27% 80
Setuju 4 44 73% 176
Netral 3 - - -
Tidak setuju 2 - - -
Sangat tidak - - - -
setuju
Jumlah 60 100% 256
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 44 orang dengan persentase 73% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa Pepohonan Yang Rindang Memberikan
Susana di Pantai Terasa Sejuk. skor yang didapatkan adalah 256 , termasuk dalam
kategori Sangat Baik.
4. Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Penataan Pantai)
58

Tabel 4.10 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Penataan


Pantai)
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 3 5% 15
Setuju 4 19 10% 76
Netral 3 6 10% 18
Tidak setuju 2 32 53% 64
Sangat tidak - - - -
setuju
Jumlah 60 100% 173
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 32 orang dengan persentase 53% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan tidak setuju bahwa Kondisi Pantai Patawana sudah tertata
rapi. skor yang didapatkan adalah 76 , termasuk dalam kategori Sangat Buruk.
5. Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Akses Menuju Pantai)
Tabel 4.11 Persepsi Masyarakat Terhadap Fisik Wisata Pantai (Akses
Menuju Pantai)
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 3 5% 15
Setuju 4 40 67% 160
Netral 3 12 20% 36
Tidak setuju 2 5 8% 10
Sangat tidak - - - -
setuju
Jumlah 60 100% 221
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 40 orang dengan persentase 67% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa akses menuju lokasi pantai Patawana mudah
ditempuh. skor yang didapatkan adalah 221 , termasuk dalam kategori Baik.
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Keamanan dan
Kenyamanan)
Tabel 4.12 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai
(Keamanan dan Kenyamanan)
59

Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor


Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 30 50% 150
Setuju 4 24 40% 96
Netral 3 3 5% 9
Tidak setuju 2 3 5% 6
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 261
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 30 orang dengan persentase 73% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan sangat setuju bahwa Kondisi pantai Patawana
memberikan rasa aman dan nyaman pada saat berkunjung. skor yang didapatkan
adalah 261 , termasuk dalam kategori Sangat Baik
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Perilaku Masyarakat)
Tabel 4.13 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai
(Perilaku Masyarakat)
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 11 18% 55
Setuju 4 38 63% 152
Netral 3 8 13% 24
Tidak setuju 2 3 5% 6
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 237
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 38 orang dengan persentase 63% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa perilaku masyarakat sekitar yang terbuka dan
menerima perubahan-perubahan dalam pengembangan wisata pantai Patawana.
skor yang didapatkan adalah 237 , termasuk dalam kategori Baik
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Melibatkan Pemuda
Dalam Pengembangan Pantai)
Tabel 4.14 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai
(Melibatkan Pemuda Dalam Pengembangan Pantai)
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
60

Jawaban Responden (%)


(Orang)
Sangat Setuju 5 16 27% 55
Setuju 4 33 55% 152
Netral 3 8 13% 24
Tidak setuju 2 3 5% 6
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 237
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu


sebanyak 33 orang dengan persentase 55% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa pemuda dilibatkan sebagai penggerak
pembangunan desa melalui pengembangan wisata pantai Patawana. skor yang
didapatkan adalah 237 , termasuk dalam kategori Baik.
4. Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Pemberdayaan
Masyarakat)
Tabel 4.15 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai
(Pemberdayaan Masyarakat)
Alternatif Jawaban Skor Jumlah Presentase Total Skor
Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 24 40% 120
Setuju 4 22 37% 88
Netral 3 3 5% 9
Tidak setuju 2 10 17% 20
Sangat tidak setuju 1 1 2 -
Jumlah 60 100% 227
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 24 orang dengan persentase 40% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan sangat setuju bahwa pemberdayaan masyarakat dalam
memajukan perekonomian desa melalui pengembangan wisata pantai Patawana.
skor yang didapatkan adalah 227 , termasuk dalam kategori Baik.
5. Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Promosi Melalui Media
Sosial)
61

Tabel 4.16 Persepsi Masyarakat Terhadap Non Fisik Wisata Pantai (Promosi Melalui
Media Sosial)
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 20 33% 100
Setuju 4 37 62% 148
Netral 3 - - -
Tidak setuju 2 3 5 6
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 254
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 37 orang dengan persentase 62% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa Promosi melalui media sosial sebagai wadah
dalam peningkatan pengembangan objek wisata pantai Patawana. skor yang
didapatkan adalah 254 , termasuk dalam kategori Baik.
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan
Tabel 4.17 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 41 68% 205
Setuju 4 19 32% 76
Netral 3 - - -
Tidak setuju 2 - - -
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 281
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 41 orang dengan persentase 68% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan sangat setuju bahwa adanya pemanfaatan potensi pantai
Patawana melalui penambahan fasilitas seperti toilet, gazebo,kamar ganti,tempat
perdagangan maupun penginapan yang dapat menjadikan pantai ini sebagai icon
desa agar dapat dikenal wisatawan luar. skor yang didapatkan adalah 281,
termasuk dalam kategori Sangat Baik
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan
62

Tabel 4.18 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan


Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 52 87% 260
Setuju 4 8 13% 32
Netral 3 - - -
Tidak setuju 2 - - -
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 292
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 52 orang dengan persentase 87% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan sangat setuju bahwa adanya pengembangan wisata pantai
Patawana dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat. skor yang didapatkan
adalah 292 , termasuk dalam kategori Sangat Baik.
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan
Tabel 4.19 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan
Alternatif Skor Jumlah Presentase Total Skor
Jawaban Responden (%)
(Orang)
Sangat Setuju 5 25 42% 125
Setuju 4 28 47% 112
Netral 3 7 13 21
Tidak setuju 2 - - -
Sangat tidak 1 - - -
setuju
Jumlah 60 100% 258
(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
Pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 28 orang dengan persentase 47% masyarakat dan wisatawan di pantai
Patawana menyatakan setuju bahwa adanya pengembangan wisata pantai
Patawana dapat menarik minat investor untuk bekerja sama. skor yang didapatkan
adalah 258 , termasuk dalam kategori Sangat Baik.
Berdasarkan hasil pembagian kusioner dan diolah dalam metode skala
linkert dapat dilihat bahwa Skor yang paling banyak ialah skor yang masuk dalam
kategori baik. Maka dari itu Pantai Patawana layak dilakukan pengembangan
63

dengan melihat hal hal dan masukan dari masyarakat dan wisatawan yang datang
ke Pantai Patawana.
4.4 Analisis Tapak
Analisis tapak adalah sebagian tahap dalam merancang sebuah objek
perancangan berdasarkan fakta empiris berupa kondisi eksisting tapak. Analisis
ini juga bertujuan untuk menyesuaikan objek perancangan dengan kondisi
eksisting tapak dengan tanggapan yang terdiri dari beberapa alternative. Ada
beberapa analisa tapak yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi eksisting
tapak. Analisis-analisis berupa: Analisa View, Analisa Iklim dan Lintasan
Matahari, Analisa Kebisingan, Analisa Topografi.
1. Analisis Topografi
Analisi Topografi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
besar dari kelerengan ataupun ketinggian dari suatu kawasan sehingga dapat
digunakan sebagai dsar untuk menentukan fungsi kawasan dan peletakan
daerah yang akan di bangun.
64

Gambar 4.7 Topografi Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
65

Gambar 4.8 Topografi Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
66

Berdasarkan peta topografi objek penelitian maka dapat dilihat


ketinggian objek penelitian yaitu 0-100 mdpl. Sedangkan untuk kemiringan lereng
objek penelitian yaitu berdasarkan warna yang ada di dalam peta yaitu
kemeringan 0-2% diwarna dengan warna hijau tua, kemeringan 2% - 5% di
warnai dengan warna hijau muda, kemeringan 5% - 15% diwarnai dengan warna
kuning. Untuk warna orange memiliki kemiringan lereng 15% - 40% dan untuk
kemiringan lereng yang berwarna memiliki kemeringan < 40% Berdasarkan
topografi dan kemiringan pantai Pattawan terlihat jelas bahwa pantai ini berada
pada dataran rendah dimana aktivitas atraksi yang cocok dan sesuai pada area
pantai Patawana yaitu berenang, memancing, dan menikmati pemandangan alam.
2. Analisis Zoning Kawasan
Analisis zoning kawasan merupakan hasil overlay dari analisis lingkungan,
analisis topografi, analisis aksebilitas dan analisis kebisingan. Berikut adalah hasil
dari masing-masing analisis yang akan di overlay menjadi zoning kawasab pada
perencanaan tapak.
67

Gambar 4.9 Zoning Kawasan


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
68

 Public space (zona publik) selain bersifat umum zona public, juga
merupakan area atau ruang yang dapat diakses oleh semua orang
tanpa adanya batasan apapun. Zona public di dalam pemetaan ini di
tandai dengan warna hijau dimana zona public ini akan di bangun aula
(gedung serbaguna), gazebo, cafe dan resto, loket, taman, tambatan
perahu, dan tempat parkir.
 Zona semi public Area ini merupakan area yang menerima limpahan
beban kerja dari zona luar atau publik tetapi tidak langsng
berhubungan dengan lingkungan luar zona public di dalam pemetaan
ini di tandai dengan warna cream dimana pada zona ini akan dibangun
gedung TIC, toilet, toko cendra mata, dan mushollah
 Zona Privat
Merupakan area atau ruang yang hanya orang yang miliki izin dapat
mengakses ruang tersebut. Pada umumnya, zona privat ditempatkan
pada lokasi yang sulit diakses dan sangat tertutup. Zona privat dalam
pemetaan ini ditandai dengan warna merah muda dimana di zona ini
akan di bangun couttage.
69

3. Analisis Kebisingan

Gambar 4.10 Analisis Kebisingan Pantai Patawana

(Sumber : Hasil Peneliti 2023)


70

Analisis kebisingan digunakan untuk mengetahui intensitas suara yang


ada dilokasi tapak yang disesuaikan dengan batas yang telah ditentukan sesuai
dengan tingkat kebisinganya. Dalam analisis kebisingan terdapat (3) klasifikasi
kebisingan yaitu kebisingan tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan dari hasil
observasi dilapangan, dimana tingkat kebisingan tinggi berasal pada area pintu
masuk pantai Patawana karenakan sering dilalui pengunjung yang menggunakan
kendaraan ke kawasan pantai Patawana. Area kebisingan sedang dapat ditemukan
diarea timur kawasan pantai Patawana dikarenakan terdapat beberapa fasilitas
yang ada diare tersebut seperti, aula, gazebo, tempat bilas, dan toilet. Sedangkan
tingkat kebisingan rendah pada area pantai Patawana berada pada barat kawasan
pantai dimana belum adanya fasilitas diarea tersebut. Dan untuk rencana
pengembangan pantai ini diperlukan penanaman pohon yang sesuai dengan
kondisi tanah di pantai patawana untuk mengurangi kebisingan.
2. Analisis Lintasan Matahari
Analisis arah matahari dilakukan untuk mengetahui tindakan atau strategi
yang dapat menimalisir panas matahari, namun sinar matahari juga masih dapat
masuk ke dalam bangunan tampa menganggu kegiatan yang ada di dalam
bangunan.dalam analisis lintasan matahari harus memperhatikan beberapa hal yang
orientasi bangunan, ventilasi,(lubang-lubang pembukaan didalam ruang untuk
masuknya penghawaan), sun shading (penghalang cahaya matahari), penggunaaan
bahan-bahan bangunan, bentuk dan ukuran ruang, dan pengaturan vegetasi.
Sedangkan analisis arah angina adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
tindakan atau strategi yang dapat dilakukan agar angin dapat masuk ke lokasi tapak
dengan mudah.
Sinar matahari akan memanaskan seluruh bidang bangunan yang
menghadap ke arahnya. Arah timur sebagai arah terbit matahari memberikan efek
panas yang tidak menyenangkan antara jam 09.00 – 11.00. Sedangkan arah barat
sebagai arah terbenamnya matahari memancarkan panasnya secara maksimal pada
jam 13.00 – 15.00. Matahari memberikan radiasi yang berpengaruh terhadap
bangunan. Matahari juga dapat menimbulkan gangguan dari panas dan silau
cahayanya (Wijaya, 1988) Maka dari itu untuk rencana pengembangan, bukaan
71

bangunan akan menghadap pada arah matahari terbit dan tidak menutupi view
yang indah pada pada pantai Patawana.
72

Gambar 4.11 Analisis Lintas Matahari Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
73

3. Analisis Vegetasi pantai


Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui jenis tanaman yang
tepat dan dapat dikembangkan pada kawasan yang ada dalam site sebagai
pendukung seperti pengurang polusi dan kebisingan. Pada saat ini terdapat
beberapa jenis tanaman yang tumbu di sekitar area pantai Patawana
diantaranya pohon ketapang, pohon kelapa, pohon pala dan rumput liar
namun di area pantai Patawana di dominasi oleh pohon ketapang dimana
tanaman ini tumbuh rindang di daerah pesisir pantai sehingga wisatawan yang
berkunjung ke pantai Patawana dapat berteduh sambil menikmati
pemandangan pantai Patawana
74

Gambar 4.12 Vegetasi Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
75

Vegetasi yang tersebar terbagi menurut manfaat dan jenis vegetasinya yang dapat
dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.20 Vegetasi Pantai Patawana

No Jenis Nama Tumbuhan Gambar


Vegetasi (Latin) Dan
Manfaat
1 Tumbuhan (Ipomoea pes-caprae)

katang- Manfaat dari tanaman

katang ini yaitu sebagai


pencegah erosi dan
abrasi pantai serta
dapat meminimalisir
dampak dari
gelombang tsunami.
Sehingga tanaman ini
perlu untuk
dilestarikan dan
ditanam disekitar
pesisir pantai
Patawana.
2 Tumbuhan (Cocos nucifera L)
Pohon manfaat pohon kelapa
Kelapa yang di tanam di
pesisir pantai ialah
untuk menahan abrasi
dan gelombang
pasang.
76

3 Tumbuhan (Terminalia catappa)


pohon manfaat ini sebagai

ketapang peneduh.

(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)


77

Gambar 4.13 Vegetasi Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
78

Berdasarkan peta diatas, Kelas tanah di pantai Patawana yaitu kelas Tanah
litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru
terbentuk sehingga butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara
dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur
sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Terkait dengan objek
penelitian yang merupakan wilayah pesisir pantai maka tanaman yang sesuai
dengan jenis tanah adalah pohon kelapa. Pohon cemara udang, pohon beringin
begitupun tanaman tanamn ini juga memiliki fungsi untuk meredam kebisingan,
dan juga sebagai penahan abrasi pantai.

4. View to site
Analisis view berfungsi untuk mengetahui mempertimbangkan posisi view
pada bangunan baik jika dilihat dari luar kawasan pantai atau dalam kawasan
pantai mengacu dengan kondisi pemandangan yang ada di sekitar site,
memaksimalkan posisi site yang ada, dan menyalaraskan denagn lingkungan serta
alam yang ada. Pada kawasan penelitian ini view site yang paling baik dapat
dilihat dari area luar kawasan pantai.
A. View dari luar site :
1. View tapak sebelah barat yaitu hutan
2. View tapak sebelah selatan yaitu hutan
3. View tapak sebelah utara yaitu pantai Patawana
4. View tapak sebelah timur yaitu hutan
B. View dari dalam site
1. View tapak sebelah barat yaitu fasilitas gazebo, aula, tempat bilas,toilet
2. View tapak sebelah selatan yaitu hutan
3. View tapak sebelah utara Air Laut
4. View tapak sebelah timur yaitu Hutan
79

Gambar 4.14 View To Site


(Sumber : Hasil Peneliti 2023
80

Gambar 4.15 View To Site


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
81

5. Sarana Dan Prasarana


Menurut aturan Pemerintah No.50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 menyatakan bahwa
fasilitas pariwisata merupakan semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan
untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan
dalam melakukan kunjungan ke destinasi Pariwisata. Berikut ini beberapa sarana
yang telah di bangun pada pantai Patawana
82

(Sumber : Hasil Peneliti 2023)

Gambar 4.16 Sarana dan Prasarana Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
83

1) Toilet
Toilet merupakan fasilitas umum yang kerap digunakan oleh wisatawan
ketika datang berkunjung ke suatu objek wisata. Pada saat ini jumlah toilet yang
berada pada Pantai Patawana yaitu 2 buah dengan kondisi bangunan.toilet sudah
tidak layak digunakan wisatawan yang berkunjung ke pantai karena kondisi
bangunan yang kumuh dan tidak terawat. Maka dari diperlukan pembangunan
toilet yang jauh lebih layak.

Gambar 4.17 Tiolet Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

2) Tempat Bilas
Tempat Bilas merupakan fasilitas yang kerap ditemukan pada objek wisata
pantai. Pada saat ini pantai Patawana memilki 1 tempat bilas dengan kondisi
bangunan yang masih bagus dan layak digunakan. Namun dalam perencanaan
tempat bilas ini akan dihilangkan dan di alihfungsikan ke pembangunan toilet.

Gambar 4.18 Tempat Bilas Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
84

3) Gazebo
Gazebo adalah tempat peristirahatan yang dapat di nikmati oleh wisatawan
yang berkunjung. Pada saat ini gaezebo yang ada di area pantai Patawana memilki
jumlah 3 buah dimana 2 diantaranya memilki kondisi yang tidak layak digunakan,
sedangkan saat ini 1 buah gazebo yang memilki kondisi bangunan yang masih
bagus dan layak digunakan. Berdasarkan hasil dari survey yang dilakukan
masyarakat menginginkan adanya penambahan dan perbaikan fasilitas gazebo.

Gambar 4.19 Gazebo Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
4) Aula
Gedung Serbaguna merupakan bangunan yang dapat dipergunakan oleh
umum untuk berbagai macam kepentingan sesuai dengan kapasitas bangunannya.
Dimana pantai Patawana memiliki 1 Aula (gedung serbaguna) dengan kondisi
bangunan yang masih begitu baik dan masih layak untuk digunakan.
85

Gambar 4.20 Aula Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

c) Prasarana
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025 menyatakan bahwa
aspek-aspek yang perlu diatur dalam pembangunan kepariwisataan daerah
meliputi pembangunan destinasi pariwisata yang terdiri atas pembangunan
prasarana, aksesibilitas dan fasilitas pendukung pariwisata.
1. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan aspek penting dalam pengembangan pariwisata
yang berkaitan dengan pola pergerakan dan perjalanan wisatawan meliputi
penggunaan sarana dan prasarana sebagai penghubung wisatawan untuk
mencapai objek wisata. Menurut UU No.10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan pasal 14 disebutkan bahwa aksesibilitas sebagai aspek
pengembangan pariwisata diantaranya meliputi ketersediaan jasa
transportasi dan jasa perjalanan wisata.
86

a) Jalan
Pantai Patawana merupakan objek wisata yang berada pada Desa Kotam.
Dimana pada saat ini akses jalan menuju desa Kotam sudah tersediakan
tetapi ada beberapat titik jalan dengan kondisi yang kurang baik, rusak,
dan berlubang.waktu tempuh perjalanan dari pusat Kota Fakfak ke Desa
Kotam yaitu kurang lebih 1 jam. Sedangakan letak pantai Patawana berada
sebelum desa Kotam dimana akses jalan menuju pantai Patawana berjarak

Gambar 4.21 Kondisi Jalan Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
87

Gambar 4.16 Sarana dan Prasarana Pantai Patawana


(Sumber : Hasil Peneliti 2023)
88

b) Transportasi
Transportasi adalah sarana yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk
mencapati lokasi wisata pantai Patawana. Wisatawan yang ingin datang
berkunjung ke lokasi pantai Patawana pada umumnya dapat menggunakan
angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Bagi wisatawan yang tidak memiliki
kendaraan pribadi maka transportasi angkutan umum menjadi salah satu alternatif
yang dapat digunakan oleh wisatawan yang dimana angkutan umum tersebut
berwarna Hijau dengan tulisan “Sebrang” tarif yang dikenakan yaitu Rp.35.00-
sekali naik dan untuk dapat mengakses transportasi ini maka wisatawan dapat
menemukanya pada terminal Pasar Kelapa Dua
4.5 Konsep Ekowisata
Ekowisata merupakan suatu pemanfaatan ekosistem wisata pantai secara
lestari melalui kegiatan wisata yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Penerapan konsep ekowisata pada kawasan pantai di Desa Kotam diharapkan
dapat mengurangi kerusakan ekosistem dengan meningkatkan kepedulian
masyarakat umum tentang keberadaanya. Yang berbasis wisata Sehingga perlunya
menyusun rencana ekowisata wisata pantai melalui rencana – rencana yang sudah
di rancang.
Pada konsep perancangan ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan
letak zona pada kawasan perancangan Ekowisata pantai di Desa Kotam. Di dalam
ini di berikan kebutuhan ruang dengan penempatan mengikuti akses jalan dan pola
mengikuti kontur tanah guna mendapatkan view yang menarik. Akses dalam
penempantan kawasan-kawasan ini saling berdekatan akan tetapi semua
berhubungan dengan jalur jalan yang mengikuti bentuk aslinya. Berikut rencana
pengembangan berdasarkan zona:
1. Zona Publik
Public space (zona publik) selain bersifat umum, juga merupakan area atau
ruang yang dapat diakses oleh semua orang tanpa adanya batasan apapun.
Ciri public space adalah suatu area yang terbuka, dapat dilihat dan diakses
dari depan maupun belakang, dan terkadang dapat dianggap sebagai area
pusat pada suatu perancangan yaitu:
89

 Gazebo dan Tempat Duduk


Membangun gazebo dan tempat duduk pada sekitar pantai patawana
dengan pemandangan langsung ke lautan bebas. Gazebo dibangun sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan teknis kawasan wisata yang termuat pada
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk
Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata
Tahun Anggaran 2022. Salah satu ketentuannya menyebutkan bahwa
gazebo yang dirancang mampu memperlihatkan nilai budaya lokal sebagai
identitas. Berdasarkan hasil wawancara desa Kotam “untuk katong pu
gazebo masyarakat disini juga ingin ada identitas katong snediri bisa pake
atap honai biar orang yang berkunjung juga dng lihat kalau pantai ini beda
dari yang lain ” Sehingga desain atap gazebo pada kawasan wisata pantai
Patawana akan merujuk atau mentransformasikan arsitektur tradisional
setempat dengan penggunaan material lokal yakni gazebo yang berbentuk
rumah Honai.

Gambar 4.22 Gazebo dan Tempat Duduk


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

 Aula
Bangunan yang sudah ada pada pantai Patawana ini dapat
dipergunakan oleh umum untuk berbagai macam kepentingan saat
kegiatan berwisata.
90

Gambar 4.23 Aula


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

 Plaza Kuliner
Plaza Kuliner dibangun sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
teknis kawasan wisata yang termuat pada Peraturan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana
Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata Tahun Anggaran 2022 Plaza
Kuliner merupakan fasilitas dimana terdapat kegiatan layanan jual beli
makanan dan minuman. Berdasarkan hasil wawancara desa Kotam”dan
dong harap ada tempat untuk mama mama bajual makanan” maka dari itu
rencana pengembangan kawasan ini akan di bangun plaza kuliner. Plaza
Kuliner merupakan toko kecil yang menjual hasil olahan berupa lauk-
pauk, makanan (panganan), maupun minuman khas budaya atau kearifan
lokal suatu destinasi pariwisata.

Gambar 4.24 Plaza Kuliner


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
91

 Loket
Loket adalah platform yang memiliki Ticketing Management Service
(TMS) teknologi unggul dalam mendukung seluruh penyelenggara event
mulai dari distribusi & manajemen tiket masuk pada pantai Patawana
dimana untuk penjualan tiket karcis masuk pada pantai Patawana dapat
menjadi sumber pendapatan untuk desa Kotam, mendorong pengunjung,
dan mengontrol jumlah pengunjung.

Gambar 4.25 Loket


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
 Tempat Parkir
Parkir merupakan kondisi tidak bergeraknya suatu kendaraan yang
bersifat sementara. Tempat parkir merupakan lokasi yang ditentukan
sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang bersifat sementara untuk
melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Tempat Parkir dibangun
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan teknis kawasan wisata yang
termuat pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang
Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang
Pariwisata Tahun Anggaran 2022.
92

Gambar 4.26 Tempat Parkir


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

 Ruang Terbuka Hijau


Berdasarkan hasil wawanacara” berdasarkan hasil katong kumpul
dengan masyarakat kotam sendiri, dong ingin nantinya rencana
pengembangan pantai ini tidak menghilangkan vegetasi pohon pala
dimana dong ingin jangan hilangkan itu dari pantai” membangun area
terbuka hijau yaitu taman dengan desain yang dibuat berbentuk buah Pala
sebagai salah satu unsur budaya yang ingin ditampilkan di dalam area
rencana. Untuk fasilitas yang disediakan ditaman ini yaitu kursi santai,
tempat sampah, salain itu para pengunjung bisa dapat melihat proses
memanen buah pala yang berlangsung pada bulan oktober

2. Zona Semi Public


Semi private space (zona semi privat) merupakan area perantara antara
zona publik dan zona privat. Semi private space diciptakan karena adanya
93

kebutuhan manusia akan area untuk sendiri dan berkonsentrasi meski di


suatu area publik, sehingga tercipta area bersifat semi privat karena
manusia juga memiliki perasaan tidak ingin diganggu (Hall, 1990). Sifat
area semi privat ini setengah umum, karena orang dapat mengakses dan
menggunakan ruang tersebut tetapi pada kondisi tertentu tidak bisa dengan
bebas digunakan. Yaitu:

 TIC (Tourism Information Center/Pusat Informasi Pariwisata)


TIC merupakan salah satu amenitas yang akan dibangun pada
kawasan wisata berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus
Fisik Bidang Pariwisata Tahun Anggaran 2022. Bangunan ini akan
menyediakan fasilitas layanan informasi pariwisata yang akurat dan
terbaru kepada siapa saja yang membutuhkan. Informasi yang disediakan
seperti waktu terbaik untuk berkunjung, bagaimana Patawana ini dijadikan
kawasan wisata, serta budaya-budaya yang ada. Sarana ini merupakan
sarana yang akan ditemui para pengunjung ketika tiba di dalam kawasan
wisata.dimana letak sarana ini berada pada zona semi public

Gambar 4.27 Pusat Informasi


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
94

 Kios Cendra Mata


Kios cendera mata dibangun sebagai sarana dan media promosi
budaya atau kearifan lokal di Desa Kotam. Kios cendera mata dapat
digunakan sebagai sarana bagi masyarakat lokal untuk mendapatkan
sumber penghasilan tambahan. Cendera mata yang dijual dapat berupa
produk makanan dan atau minuman hasil olahan masyarakat, maupun
juga produk kerajinan khas hasil karya masyarakat atau komunitas lokal
yang ada di Desa Kotam. Kios cendra mata ini akan dibangun berdasarkan
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk
Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata
Tahun Anggaran 2022.

Gambar 4.28 Kios Cendramata


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)

 Toilet
Toilet umum akan dibangun kembali pada lokasi strategis, mudah
dilihat, dan mudah dijangkau oleh pengunjung. Luas bangunan sebesar
Melayani orang dengan kebutuhan budaya dan jenis kelamin yang berbeda
yakni perempuan dan laki-laki, serta seluruh kelompok umur.
Pembangunan toilet ini akan dilayani oleh air bersih, jaringan listrik, serta
jalur pembuangan. Toilet ini akan di bangun berdasarkan Peraturan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Operasional
Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata Tahun
Anggaran 2022
95

Gambar 4.29 Toilet


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
 Mushollah
Tempat ibadah merupakan bangunan yang disediakan untuk
pengunjung umat muslim yang hendak menunaikan kewajiban ibadahnya.
Bangunan yang dimaksud adalah musholla. Ketentuan teknis tempat
ibadah ini mengacu dalam Peraturan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Nomor 1 tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Dana Pelayanan Kepariwisataan.,Bangunan ini dilengkapi dengan
saniter (keran) pada tempat wudhu. Sumber air bangunan tempat ibadah
ini menyambung dengan sumber air yang sudah ada.

Gambar 4.30 Musholah


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
96

 Tambatan
Tambatan perahu adalah tempat untuk mengikat/menambat perahu-
perahu saat berlabuh/parkir sebelum dan setelah bongkar muat muatan
(barang dan orang, dll). Floating bridge merupakan jembatan yang
dirancang di atas perairan berfungsi untuk menghubungkan ponton atau
floating dock dengan sirkulasi (dermaga, dek, dll) disekitarnya. Dapat
berupa konstruksi struktur permanen atau struktur non permanen. Ponton
atau floating dock merupakan bangunan konstruksi di ataa perairan yang
dirancang untuk memberikan daya apung, konstruksi ini dapat
ditenggelamkan atau diapungkan dalam arah vertikal, dan dilengkapi
dengan perlengkapan tambat kapal.Tambatan perahu ini akn di bangun
berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang
Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang
Pariwisata Tahun Anggaran 2022 ( Gambar)

Gambar 4.31 Tambatan


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
3. Zona privat
Ruang privat merujuk pada kepemilikan pribadi, pengendalian secara
pribadi, dan keterbatasan akses terhadap publik.
 Couttage
Cottage adalah rumah kecil yang juga dikenal sebagai rumah
musiman. Couttage juga dapat di temukan pada pedesaan atau di
pantai dan sering digunakan sebagai tempat peristirahatan.
97

Gambar 4.32 Couttage


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
98

Gambar 4.33 Site Plan Kawasan Pantai Patawana


(Sumber: Hasil Peneliti, 2023)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
yaitu:
1. Kondisi eksisting pada kawasan pantai Patawana ditinjau dari aspek fisik dan
non fisik menunjukan bahwa berdasarkan aspek fisik kawasan wisata pantai
Patawana memiliki topografi wilayahnya sangat cocok untuk mendukung
aktivitas wisatawan seperti berenang, bersantai, memancing maupun
melakukan snorkeling namun dari segi sarana dan prasarana masih belum
tersedia dengan maksimal. Sedangkan berdasarkan aspek non fisik
menunjukan bahwa wisata pantai Patawana perlu untuk dilakukan
perencanaan penataan kawasan yang terarah secara optimal.
2. Arahan rencana pengembangan wisata pantai Patawana akan diarahkan
dengan konsep pengembangan wisata pantai berbasis ekowisata yang
didalamnya akan menghadirkan unsur kebudayaan Desa Kotam melalui
penataan kawasanya. Pada kawasan pengembangan dibuat suatu desain
siteplan bangunan fasilitas pendukung seperti home stay, toilet, resto, gazebo,
toko souvenir, taman dan lain-lain.
5.2 Saran
Dalam proses pengembangan wisata pantai Patawana, Desa Kotam,
Kecamatan Krabelang saran dari peneliti yaitu berupa rekomendasi yang akan
ditindaklanjuti dari penelitian ini dan kemudian menjadi suatu acuan dalam
pengembangan wisata pantai Patawana kedepanya. Adapun beberapa rekomendasi
yakni :
1. Pemerintah Desa Kotam dapat membuat serta merancang program-program
yang berkaitan dengan pengembangan wisata pantai Patawana agar wisata ini
dapat saling terintegrasi dengan objek wisata lainnya yang ada di sekitarnya
sehingga tercipta sebuah sistem kepariwisataan yang saling mendukung dan
melengkapi. Selain itu perlu adanya kordinasi

99
100

2. antara instansi terkait sehingga proses pengembangan wisata pantai ini dapat
menjadi wisata yang berkelanjutan kedepannya.
3. Bagi masyarakat Desa Kotam diperlukan rasa memiliki terhadap wisata
pantai Patawana sehingga masyarakat dapat ikut peduli dan bertanggung
jawab terhadap pengelolaan dan pemeliharaan pada area pengembangan agar
kawasan wisata pantai Patawana tetap terjaga kelestarian dan keamanan di
lingkungannya selain itu perlu melatih kemampuan dalam berkomunikasi,
berwawasan tinggi, dan memiliki ide-ide baru dalam proses pengembangan
wisata pantai ini kedepannya.
101

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N.K.D dan Suryawan, I.B. 2018. ”Perencanaan Pengembangan Kawasan


Parawisata Lebih, Desa Lebih,Kabupaten Gianyar” Destinasi Parawisata.

Bovy, M.B. dan Lawson, F. (1997). Tourism and Recreation Development: A


Handbook of Physical Planning. Great Britain: The Architectural Press
Ltd.

Janianton, D. dan Weber, H.F. (2006). Perencanaan Ekowisata.Yogyakarta :


PUSBAR UGM & ANDI YOGYAKARTA

Fandeli, C. (1995). Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:


Liberty

Ningrum, F. A, ( 2021) Rencana Pengelolaan Objek Wisata Pantai Baron Untuk


Meningkatkan Daya Tarik Pengunjung. Vol 3, No. 2.

Nugraheni, D. dan Yusman, F. 2013. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan


Wisata Pantai Suwuk Kabupaten Kebumen Ditinjau Dari Segi Pengelolaan
Dan Pemasarannya. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), (Volume
2(1),Hal. 110-123.

Ola, O. 2015. “Pengembangan Mobile Augmented Reality Berbasis Lokasi Untuk


Pencarian Tempat Wisata Di Pulau Ambon”. Tesis. Yogyakarta:
UniversitasAtma Jaya Yogyakarta.

Peraturan Menteri Kehutanan No.4 Tahun 2012 tentang Lembaga Konservasi.

Pitana, I. G. dan Surya Diarta, I. K. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.


Yogyakarta: Penerbit Andi.
102

Pramono, A. dan Dwimawanti, I. H. (2017). Strategi Pengembangan Obyek


Wisata
Pantai di Kabupaten Gunungkidul. Journal of Public Policy and
ManagementReview, (Volume 6, Nomer 3), Hal. 1

Rai Utama, I. G. B. 2017. Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Samsuridjal, dan Kaelany.1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Mutiara Sumber.

Kurniawan , 2015. Aspek-aspek pengembangan pariwisata.

Siregar, Y.C. 2017. Fasilitas pada ekowisata naga sakti di kabupaten siak sri
indrapura riau. Jurnal Organisasi dan Manajemen. 4(2): 1-11. 42

Tjokroamidjojo, B. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan. Lembaran RI Tahun 2009 No.10. Jakarta: Sekretariat
Negara.

Utama, I. G. B. R, 2016, Pengantar Industri Pariwisata, Deepublish, Yogyakarta.

World Tourism Organization (WTO), 1999, International Tourism A Global


Perspective, Madrid, Spain.

Yoeti, O. A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa, Bandung.


103

Lampiran 1
Daftar pertanyaan Penelitian (Pemerintah Desa Kotam)
RENCANA PENGEMBANGAN PANTAI PATAWANA DESA KOTAM
KECAMATAN KRABELANG KABUPATEN FAKFAK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
Nama Responden :
Umur : …. Tahun
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
1. Bagaimana gambaran wisata pantai patawana dan faktor apa yang
membuatnya unggul ?
2. Apa yang mendasari pengembangan objek wisata pantai patawana rini,
dan
apa tujuan pengembangannya ?
3. Menurut data base, bagaimana grafik pengunjung yang datang ke objek
wisata ini setiap tahunnya ? Dari mana saja asal wisata tersebut?
4. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam upaya pengembangan
objek wisata pantai Patawana ini ?
5. Apakah ada kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain untuk
mempromosikan objek wisata?
6. Apakah ada bantuan dari pemerintah atau pihak luar ( LSM, Perguruan
Tinggi dan Lembaga lainnya ) terkait pengembangan wisata pantai
Patawana?
7. Bagaimana pengelolaan terhadap pemasukan yang diperoleh? Apakah ada
tim khusus yang ditugaskan untuk menanggungjawab pengelolaan
tersebut?
8. Apa yang menjadi harapan Bapak terhadap pengembangan objek wisata
ini di masa mendatang sehingga kawasan wisata ini menjadi salah satu
104

sumber andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa


Kotam?
9. Kebijakan seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh Pemda lebih lanjut?

Daftar pertanyaan Penelitian (Bupati/Kadis/Sekretaris Dinas Pariwisata Kota


Fakfak)
RENCANA PENGEMBANGAN PANTAI PATAWANA DESA KOTAM
KECAMATAN KRABELANG KABUPATEN FAKFAK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA

Nama Responden :
Umur : …. Tahun
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
1. Bagaimana pendapat bapak tentang pariwisata yang ada di Kota Fakfak
khususnya Desa Kotam,dengan objek wisata alam yang dimiliki yakni
pantai Patawana ?
2. Bagaimana tanggapan bapak tentang sarana dan prasarana yang ada di
lokasi pantai Patawana dan Apakah sudah pernah melakukan kerja sama
dalam hal penyediaan fasilitas dalam mendukung pengembangan pantai
ini?
3. Bagaimana keterlibatan pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata Kota
Fakfak dalam pengembangan objek wisata ini?
4. Apa saja upaya-upaya yang sudah dilakukan dinas pariwisata Kota Fakfak
dalam mendukung pengembangan objek wisata ini?
5. Apakah ada kendala yang dihadapai oleh pihak dinas pariwisata Kota
Fakfak dalam pengembangan objek wisata ini seta bagaimana solusi yang
dilakukan untuk mengatasinya?
6. Apakah sudah ada program dan kebijakan yang dibuat oleh dinas
pariwisata dalam mendukung pengembangan objek wisata ini?
105

7. Bagaimana harapan bapak kedepanya terkait pengembangan pantai


Patawana ini dimasa yang akan datang?

Lampiran 2
Form Kuesioner Penelitian masyarakat
Form Kuesioner Penelitian (Masyarakat)
RENCANA PENGEMBANGAN PANTAI PATAWANA DESA KOTAM
KECAMATAN KRABELANG KABUPATEN FAKFAK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA

Identitas Responden
Nama :
Umur : a. 0-15 Tahun b. 16-30 Tahun c. 31-45 Tahun d. 46-60 Tahun
e. >60 Tahun
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Pendidikan Terakhir : a. SD b.SMP c. SMA d. D3 e. S1
f. Pascasarjana
Pekerjaan : a. Petani b. Nelayan c. PNS/TNI-Polri d. Pedagang e.Swasta
e. Pelajar/Mahasiswa f. Lainnya ...........
SS : Sangat Setuju (5) S : Setuju (4)
N: Netral (3) TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)
 Petunjuk Pengisian
Ceklist pada jawaban yang Anda pilih dan isi ( ) sesuai dengan pendapat Anda.
 Kuesioner mengenai fISIK wisata PANTAI PATAWANA DESA KOTAM
106

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Terdapat sarana dan prasarana yang memadai

2 Pemadangan pantai bersih dan menarik

3 Terdapat pepohonan yang rindang memberikan suasana


pantai terasa sejuk
4 Kondisi pantai sudah tertata dengan rapi

5 Akses menuju lokasi pantai mudah

 Kuesioner mengenai Non fISIK wisata PANTAI PATAWANA DESA


KOTAM

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Kondisi pantai yang tenang memberikan rasa aman dan


nyaman pada saat berkunjung
2 Perilaku masyarakat sekitar yang terbuka dan menerima
perubahan-perubahan dalam pengembangan wisata pantai
patawana.
3 pemuda dilibatkan sebagai pengerak pembangunan desa
melalui pengembangan wisata pantai patawana
4 pemberdayaan masyarakat dalam memajukan
perekonomian desa melalui pengembangan wisata pantai
patawana
5 Promosi melalui media social sebagai wadah dalam
peningkatan pengembangan objek wisata pantai patawana
107

 kuesioner mengenai rencana pengembangan wisata PANTAI PATAWANA


DESA KOTAM

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Adanya Pemanfaatan potensi pantai patawana melalui


penambahan fasilitas seperti toilet, gazebo, kamar ganti,
tempat perdagangan maupun penginapan yang dapat
menjadikan pantai ini sebagai icon desa agar dapat dikenal
wisatawan luar
2 Adanya Pengembangan wisata pantai patawana dapat
membuka lapangan kerja bagi masyarakat
3 Adanya pengembangan wisata pantai patawana dapat
menarik minat inverstor untuk bekerja sama
108

Form Kuesioner Penelitian Wisatawan


Form Kuesioner Penelitian (Wisatawan)
RENCANA PENGEMBANGAN PANTAI PATAWANA DESA KOTAM
KECAMATAN KRABELANG KABUPATEN FAKFAK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA

Identitas Responden
Nama :
Umur : a. 0-15 Tahun b. 16-30 Tahun c. 31-45 Tahun d. 46-60 Tahun
e. >60 Tahun
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Pendidikan Terakhir : a. SD b.SMP c. SMA d. D3 e. S1
f. Pascasarjana
Pekerjaan : a. Petani b. Nelayan c. PNS/TNI-Polri d. Pedagang e.Swasta
e. Pelajar/Mahasiswa f. Lainnya ...........
SS : Sangat Setuju (5) S : Setuju (4)
N: Netral (3) TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)
 Petunjuk Pengisian
Ceklist pada jawaban yang Anda pilih dan isi ( ) sesuai dengan pendapat Anda.
 Kuesioner mengenai fISIK wisata PANTAI PATAWANA DESA KOTAM

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Terdapat sarana dan prasarana yang memadai

2 Pemadangan pantai bersih dan menarik

3 Terdapat pepohonan yang rindang memberikan suasana


109

pantai terasa sejuk

4 Kondisi pantai sudah tertata dengan rapi

5 Akses menuju lokasi pantai mudah

 Kuesioner mengenai Non fISIK wisata PANTAI PATAWANA DESA


KOTAM

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Kondisi pantai yang tenang memberikan rasa aman dan


nyaman pada saat berkunjung
2 Perilaku masyarakat sekitar yang terbuka dan menerima
perubahan-perubahan dalam pengembangan wisata pantai
patawana.
3 pemuda dilibatkan sebagai pengerak pembangunan desa
melalui pengembangan wisata pantai patawana
4 pemberdayaan masyarakat dalam memajukan
perekonomian desa melalui pengembangan wisata pantai
patawana
5 Promosi melalui media social sebagai wadah dalam
peningkatan pengembangan objek wisata pantai patawana

 kuesioner mengenai rencana pengembangan wisata PANTAI PATAWANA


DESA KOTAM

NO PERNYATAAN STS TS N S SS
110

1 Adanya Pemanfaatan potensi pantai patawanaa melalui


penambahan fasilitas seperti toilet, gazebo, kamar ganti,
tempat perdagangan maupun penginapan yang dapat
menjadikan pantai ini sebagai icon desa agar dapat dikenal
wisatawan luar
2 Adanya Pengembangan wisata pantai patawana dapat
membuka lapangan kerja bagi masyarakat
3 Adanya pengembangan wisata pantai patawana dapat
menarik minat inverstor untuk bekerja sama
111

Daftar pertanyaan Penelitian (Pemerintah Desa Kotam)


RENCANA PENGEMBANGAN PANTAI PATAWANA DESA KOTAM
KECAMATAN KRABELANG KABUPATEN FAKFAK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
Nama Responden : 01
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Pendidikan Terakhir :
1. Bagaimana gambaran wisata pantai patawana dan faktor apa yang
membuatnya unggul ?
Jawaban : “pantai patawana ini masih begitu alami, katong sendiri bias
lihat dimana pantai patawana ini masih belum ada perkembangan”
2. Apa yang mendasari pengembangan objek wisata pantai patawana rini, dan
apa tujuan pengembangannya ?
Jawaban : “ tujuan dari pengembangan pantai ini juga untuk dapat
menarik orang orang dari kota dan juga luar daerah fakfak biar bias datang
berkunjung”
3. Menurut data base, bagaimana grafik pengunjung yang datang ke objek
wisata ini setiap tahunnya ? Dari mana saja asal wisata tersebut?
Jawaban : “ untuk jumlah orang yang datang ini setiap hari senin – jumat
itu 5-10 orang , tapi untuk hari libur orang yang datang bisa sampe 30-50
orang”
4. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan daya tarik objek wisata
pantai patawana ini sehingga lebih bernilai dan menarik untuk dikunjungi
oleh wisatawan?
5. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam upaya pengembangan
objek wisata pantai Patawana ini ?
112

Jawaban : “ untuk factor penghambat pengembangan ini masih ada


oknum yang merasa kalau itu tanah sendiri dan dari situ masih suka ada
pemalangan-pemalangan
6. Apakah ada kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain untuk
mempromosikan objek wisata?
Jawaban : “ Belum ada kerja sama untuk promosi pantai ini”
7. Apakah ada bantuan dari pemerintah atau pihak luar (LSM, Perguruan
Tinggi dan Lembaga lainnya) terkait pengembangan wisata pantai
Patawana?
Jawaban : “ Pada tahun 2018 itu memang ada bantuan dari dinas
pariwisata untuk pembangunan aula,gazebo dan tempat bilas”
8. Bagaimana pengelolaan terhadap pemasukan yang diperoleh? Apakah ada
tim khusus yang ditugaskan untuk menanggungjawab pengelolaan
tersebut?
Jawaban : “ pemasukan yah cuman penagihan retribusi tetapi tanpa karcis
dan itu biasanya bisa bayar di kantor desa atau masyarakat yang ada “
9. Apa yang menjadi harapan Bapak terhadap pengembangan objek wisata ini
di masa mendatang sehingga kawasan wisata ini menjadi salah satu sumber
andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kotam?
Jawaban : “ berdasarkan hasil katong kumpul dengan masyarakat kotam
sendiri, dong ingin nantinya rencana pengembangan pantai ini tidak
menghilangkan vegetasi pohon pala dimana dong ingin jangan hilangkan
itu dari pantai, dan untuk katong pu gazebo masyarakat disini juga ingin
ada identitas katong sendiri bisa pake atap honai biar orang yang datang
juga dong lihat kalau pantai ini beda dari yang lain, dong harap untuk
tambah lapangan parkir, tempat mama mama bajual makanan , dan juga
tolong ada nama pantai yang ada katong pu semboyan satu tungku tiga
batu, mama mama bajual dong pu kerajinan noken,dan tomang, bila perlu
dong tambah tempat sholat lagi, dan kalau bisa ada tempat menginap lagi.
113

Anda mungkin juga menyukai