Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI KABUPATEN BARRU

DARWANA

105710181511

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015

i
ii

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI KABUPATEN BARRU

DARWANA

105710181511

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi pembangunan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
i
iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya yang memberikan jalan

kemudahan keteguhan hati dari kesukaran, karena pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Infrastruktur Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Barru Periode 2008-2014” dengan baik

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada jurusan

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat di atasi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walau masih jauh dari kesempurnaan.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini dan juga telah membimbing penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi dan

Bisnis terutama kepada:

1. Bapak Dr.H.Irwan Akib.MPd, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung,MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

i
v

3. IBu Hj. Naidah.SE.,MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung,MA selaku Pembimbing I dan Bapak

Salman Sahmad.SPd.,MM selaku Pembimbing II atas arahan, bimbingan,

saran dan waktu yang telah di berikan pada penulis dari penyusunan

proposal hingga penulisan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

6. Terimakasih kepada intansi-intansi yang terkait di kabupaten Barru telah

mempermudah dalam pengambilan data sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Orang tuaku tercinta dan keluarga atas kasih sayang yang tulus, perhatian

dan pengorbanan yang begitu besar serta Doa yang tiada henti di

panjatkanya untukku dan telah memberikan dorongan semangat dan

bantuan moril maupun materiil untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 2011

terimakasih atas kebersamaan dan berbagi semangat.

9. Sahabatku tercinta: Junedi, Suriadi, Fadlan Faisal, Elinda Tri Anggraeni,

Mirdawati, Ardillah, Nasriah, Alvira, Erfina untuk kesabaran yang tak

putus-putusnya menemani dan memberikan dorongan semangat yang

sangat luar biasa untuk menyelesaikan skripsi ini.


v

10. Serta semua pihak-pihak lainya yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan

segenap kerendahan hati, penulis berharap semoga segala kekurangan yang ada

pada skripsi ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk penelitian yang lebih

baik di masa yang akan datang, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya atau bagi pihak yang

berkepentingan.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal Alamin

Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khaerat

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Agustus 2015

Penulis
v

ABSTRAK

DARWANA. 2015 Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Di Kabupaten Barru Periode 2008-2014
(Dibimbing Oleh Bapak H.Mahmud Nuhung Dan Bapak Salman Sahmad selaku
pembimbing I dan pembimbing II)
Pembangunan prasarana Infrastruktur di Indonesia telah berlangsung
cukup lama dan investasi yang di keluarkan sudah sangat besar. Namun masih
cukup banyak masalah yang di alami Negara kita khususnya mengenai
perencanaan yang lemah, kuantitas yang belum mencukupi, kualitas yang rendah
dan lain sebagainya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar
pengaruh jalan, listrik dan irigasi/pengairan di kabupaten Barru. Hipotesis yang di
ajukan yaitu panjang jalan menurut kondisi, jumlah pelanggan listrik dan jumlah
saluran irigasi/pengairan apakah bepengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder. Data
tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program computer yakni SPSS 16
dengan metode analisis regresi liniear berganda.
Hasil penelitian menujukkan bahwa jalan, listrik dan irigasi/pengairan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru, hasil
regresi antara variabel dependent dengan variabel independent adalah R square =
0,974 dan F statistic 36.980 sehingga secara bersama-sama variabel jalan, listrik
dan irigasi/pengairan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di
kabupaten Barru.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Infrastruktur (jalan, listrik,irigasi/pengairan)


i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN….............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

ABSTRAK.............................................................................................................vii

DAFTAR ISI.........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi

DAFTAR GRAFIK................................................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................6

C. Tujuan Penelitian...........................................................................................7

D. Manfaat Penelitian.........................................................................................7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis Infrastruktur........................................................................8

B. Pembangunan Infrastruktur dan Peranannya...............................................9

C. Kajian Teoritis Pertumbuhan Ekonomi......................................................12

D. Faktor - Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi.......................14

E. Kajian teoritis Infrastruktur Dan Pertumbuhan Ekonomi..........................16

F. Kerangka pikir............................................................................................22
x

G. Hipotesis.....................................................................................................24

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................25

B. Metode Pengumpulan Data…...................................................................25

C. Jenis Dan Sumber Data..............................................................................26

D. Metode Analisis Data.................................................................................26

E. Defenisi Operasional..................................................................................28

BAB IV. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Letak Geografis Kabupaten Barru.............................................................30

B. Demografi Kabupaten Barru….................................................................31

C. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barru...................32

D. Struktur Ekonomi Kabupaten Barru…......................................................33

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................................36

B. Pembahasan…..............................................................................................47

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan…................................................................................................56

B. Saran….......................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59

LAMPIRAN...........................................................................................................60
x

DAFTAR TABEL

Tabel : 1 pembagian wilayah administrative Kabupaten Barru............................31

Tabel : 2 Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Barru 2008-

2014........................................................................................................32

Tabel : 3 Struktur Ekonomi Kabupaten Barru 2008-2014 (%)….........................34

Tabel :4 perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru 2008-

2014.......................................................................................................38

Tabel : 5 panjang jalan menurut pemerintah yang berwenang 2008-2014….......40

Tabel : 6 panjang jalan menurut jenis permukaanya 2008-2014 (km)…...............41

Tabel : 7 panjang jalan menurut kondisi jalan 2008-2014…................................42

Tabel : 8 jumlah produksi dan pelanggan listrik 2008-2014..................................44

Tabel : 9 jenis saluran irigasi/pengairan Kabupaten Barru 2008-2014..................46

Tabel : 10 data penelitian 2008-2014....................................................................47

Tabel : 11 hasil log dari data penelitian 2008-2014...............................................48

Tabel : 12 rangkuman hasil analisis variabel.........................................................50


x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir…..................................................................................23


x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan 2014…....................................3


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum infrastruktur pulau Sulawesi dalam konteks pembangunan

nasional sampai hari ini masih bermasalah diantaranya jalan, kelistrikan,pelabuhan

dan bandara. Jalan untuk Sulawesi sampai hari ini masih memiliki keterbatasan, hal

ini dapat di lihat dari kondisi jalan trans Sulawesi yang masih rusak parah dan belum

mampu mengubungkan ke-enam provinsi yang ada ,selain itu juga jalan belum

mampu membuka pusat-pusat ekonomi baru. kelistrikan untuk Sulawesi masih

memiliki banyak tantangan diantaranya kapasitas listrik yang ada belum mampu

memenuhi kebutuhan yang di minta, baik dari sisi rumah tangga , industry dan

pemerintah sekaligus. Hal ini dapat di lihat dari bayaknya masyarakat kita yang

belum di aliri listrik terutama di desa-desa. Namun ada tiga mega proyek yang akan

di bangun di Sulawesi selatan dan mendapat prioritas dari pemerintah pusat, proyek-

proyek tersebut masuk dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi Indonesia (MP3EI). Dari beberapa koridor, Sulawesi mendapat porsi

terbesar dengan 7 proyek senilai Rp 1 triliun. Masing-masing 2 proyek tahun 2014

dan 5 proyek tahun 2017. Untuk koridor Sulawesi khususnya di Sulawesi selatan

akan menyentuh 3 proyek yakni proyek yang menghubungkan pelabuhan hubungan

internasional bitung Makassar new port, kereta api Makassar pare-pare , dan PLTU

takalar , 2 proyek utama di Sulawesi selatan , yakni perencanaan pembangunan kereta


2

Api Trans Sulawesi di kabupaten Barru dan proyek underpass di simpang lima

bandara Internasional Sultan Hasanuddin sudah di resmikan dan jalan alternatif dari

depan gerbang BTP jalan Perintis kemerdekaan tembus kawasan pergudangan

parangloe atau Tol Ir Sutami, khusus ground breaking proyek KA Trans Sulawesi

mengambil titik awal di pelabuhan Garongkong Desa siaung kabupaten Barru. Untuk

rute KA Trans Sulawesi akan di bangun sepanjang 146 kilometer dari Pare-pare ke

Makassar dengan anggaran berkisar Rp 10 triliun. Pada tahap pertama akan di bangun

sepanjang 34 kilometer dari pelabuhan Garongkong hingga perbatasan Barru-

Pangkep. Selanjutnya rute sepanjang 50 kilometer ke arah Maros melintasi pabrik

Semen Bosowa dan Tonasa MH Atmoko. bila tahapan pembangunan berjalan lancar

maka sarana transportasi baru ini sudah bisa di nikmati pada 2016 oleh masyarakat

Sulawesi selatan.

Pembangunan infrastruktur yang sudah terlaksana di Sulawesi selatan dari

tahun 2007 – 2013 yaitu sebagai berikut :

1. Pelabuhan makassar sebagai pelabuhan hubungan internasional untuk wilayah

timur serta merupakan bagian pengembangan konektivitas wilayah melalui jalur

laut.

2. Pelabuhan Garongkong di kabupaten Barru, sekitar 100 Km dari Makassar dengan

dana Rp. 252 Miliar. Pembangunan pelabuhan Garongkong memiliki peran

strategis karena berada di jalur pelayaran alur laut kepulauan Indonesia (ALKI II)
3

serta memiliki kedalaman 12 – 15 meter sehingga bisa didarati kapal dengan

bobot hingga 60.000 DWT.

3. Di bidang Transportasi udara telah dikembangkan Bandara Sultan Hasanuddin

sehingga menjadi Bandara terbesar di Indonesia Timur, Bandara Sultan

Hasanuddin kembali dikembangkan dengan dana sekitar Rp. 1 Triliun untuk

perluasan terminal lebih 20 Hektar, pelebaran landasan pacu, serta melengkapi

rencana jangka panjang AirPort City.

4. Untuk memperkuat pasukan listrik di Sulawesi Selatan dibangun 2 PLTU di Barru

berkapasitas 100 MW, dan PLTU Jeneponto 250 MW.

Sumber : www.sulselprov.go.id Diakses tanggal 16 Februari 2015.

Grafik. 1 pertumbuhan ekonomi Sulawesi selatan 2014


4

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan secara kumulatif semester I tahun

2014 pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Sulawesi Selatan mengalami

pertumbuhan sebesar 7,67 % sementara pertumbuhan ekonomi berdasarkan triwulan

II tahun 2014 PDRB Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 3,87 % jika

di bandingkan triwulan I tahun 2014. peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi

selatan di tunjang oleh semua sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan sangat

positif , sektor ekonomi yang menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar adalah

sector pertanian yaitu sebesar 6,06 % kenaikan produksi keseluruhan subsector

pertanian membuat sector pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam

pertumbuhan ekonomi Sulawesi selatan di triwulan II tahun 2014, selain sector

pertanian yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi,sector industry

pengolahan juga menyumbang pertumbuhan sebesar 5,31 %, sementara untuk

sektor jasa-jasa, selama triwulan II tahun 2014 hanya memberikan kontribusi sebesar

1,76% sementara untuk sector tambang dan penggalian tetap mengalami penurunan

tetap 0,02%. Sementara pertumbuhan ekonomi Sulawesi selatan pada kuartal III/2014

di prediksi masih dalam level yang tinggi seiring dengan pengerjaan proyek

infrastruktur yang strategis.menurut Suhaedi,Kepala kantor BI wilayah I Sulawesi

Maluku dan papua ,mengemukakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi

Sulawesi selatan berada pada kisaran 7,1% hingga 8,1% pada kuartal III/2014. Dan

sumber pertumbuhan tertinggi akan berasal dari investasi dan komsumsi yang terus

meningkat dan ekspor Sulawesi selatan juga akan memberikan kontribusi yang

cukup besar seiring dengan pengembangan komoditas minerba serta produk-


5

produk olahan orientasi ekspor. Di sisi lain sector utama ekonomi Sulawesi selatan

yakni pertanian di perkirakan bakal melambat lantaran di pengaruhi produktivitas

yang cenderung menurun karena factor cuaca. Sedangkan sector property dan

perhotelan maupun industry terus menunjukkan kontribusi yang cukup baik bagi

ekonomi Sulawesi selatan sementara itu laju inflasi Sulawesi selatan hingga kuartal

III di prediksi tetap terjaga pada angka 4,5% plus 1%.

Sumber:www.bpssulsel.go.id Diakses tanggal 24 februari 2015

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Barru memasuki masa-masa ke emasan di

era kepemimpinan Andi Idris Syukur ,Barru mencatat kemajuan fantastis di hampir

semua sector, salah satu parameter keberhasilan itu adalah tingkat pertumbuhan

ekonominya yang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, sebenarnya

kemampuan itu dapat diliat dari tingkat pencapaian indeks pembangunan manusia

(IPM) suatu daerah dan IPM itu menetapkan tiga ukuran untuk mengetahui tingkat

keberhasilan seorang pemimpin daerah yang menjadi penilaian dunia, yakni

pencapaian di sector kesehatan ,pendidikan dan ekonomi. IPM Barru sendiri pada

2010 masih 69% dan mencapai peningkatan yang cukup signifikan pada 2013

dengan capaian sekitar 71,3%, selanjutnya di sector kesehatan bukan hanya

membangun infrastruktur dan mengadakan sarana prasarananya ,tetapi lebih dari itu

sector pelayanan kepada masyarakat selalu di kedepankan. terbukti dari system

pelayanan yang dilakukan selama ini, akhirnya membuahkan hasil setelah 3

puskesmas di anugerahi pengakuan secara internasional berupa penghargaan


6

ISO,begitu juga pelayanan di RSUD Type C Barru yang memperoleh penghargaan

sebagai rumah sakit dengan pelayanan publik berkategori A. pencapaian di sector

pendidikan sudah berhasil mengangkat tingkat rata-rata usia sekolah masyarakat

barru yang telah mencapai usia 8 tahun. Ini artinya rata-rata usia sekolah kita sudah

sampai di tingkat kelas 2 SMP. Kabupaten Barru saat ini sangat di perhitungkan

secara nasional, sehingga di tetapkan sebagai salah satu kawasan Ekonomi Khusus

(KEK), hal tersebut tidak terlepas dari dukungan pengembangan kawasan pelabuhan

Garongkong yang telah menghadirkan beberapa investor. Di sini telah di bangun

pelabuhan fery, pelabuhan curah, terminal semen dan kilang minyak. Pemerintah

pusat sudah menetapkan Barru sebagai Kawasan Ekonomi khusus (KEK) terbaik di

Indonesia Timur bersama Bitung di Sulawesi Utara.

Sumber: www.barrukab.bps.co.id Diakses tanggal 16 Februari 2015

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Infrastruktur (jalan,listrik,irigasi/pengairan) terhadap

pertumbuhan ekonomi Di kabupaten Barru ?

2. Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di kabupaten Barru ?


7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh infrastruktur ( jalan,listrik,irigasi/

pengairan) terhadap pertumbuhan ekonomi Di kabupaten Barru.

2. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Peneliti

a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis/peneliti khususnya di

bidang ekonomi pembangunan.

b. Diharapkan meningkatkan pengembangan dan pengetahuan, khususnya

mengenai Infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi.

2. Keilmuan

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi

pemerintah dalam mengambil kebijakan.

b. Di harapkan mampu memberikan sumbangan pikiran dan sebagai bahan

informasi dan pertimbangan pemerintah kabupaten Barru.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis Infrastruktur

Todaro: 2006 Secara bahasa, dalam kamus besar bahasa Indonesia

Infrastruktur dapat di artikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara

umum di ketahui sebagai fasilitas publik seperti Rumah sakit, Jalan, Jembatan,

telepon,listrik dan sebagainya. Lebih jauh lagi dalam ilmu ekonomi infrastruktur

merupakan wujud dari publik kapital (modal public) yang di bentuk dari investasi

yang di lakukan pemerintah.

Adapun beberapa pendapat menurut para ahli sebagai berikut :

1. Menurut Hirschman (1958) Infrastruktur sebagai sesuatu yang sangat di

butuhkan, tanpa infrastruktur kegiatan produksi pada berbagai sector kegiatan

ekonomi (industri) tidak dapat berfungsi.

2. Menurut Stone dalam kodoaties (2003) mendefinisikan infrastruktur sebagai

fasilitas-fasilitas fisik yang di kembangkan atau di butuhkan oleh agen-agen

public untuk fungsi-fungsi pemerintahan dan penyediaan air, tenaga

listrik,pembuangan limbah,transportasi dan pelayanan-pelayanan lainya untuk

menfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan social.

3. Menurut Todaro (2006) infrastruktur sebagai salah satu factor penting yang

menentukan pembangunan ekonomi.


9

Infrastruktur memiliki peran yang sangat signifikan ,yaitu merupakan

salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan daya

saing di dunia internasional, di samping sector lain seperti minyak dan gas bumi,

jasa ke uangan dan manufaktur. Defenisi infrastruktur secara rinci adalah suatu

rangkaian yang terdiri atas beberapa bangunan fisik yang masing-masing saling

mengkait dan saling ketergantungan satu sama lainnya, misalnya jaringan jalan, di

mana jalan adalah merupakan sarana yang salah satu fungsinya dapat di pengaruhi

dan mempengaruhi beberapa sector lainya seperti : pemukiman,perdagangan,kawasan

industry, wilayah pusat pemerintahan dan lain sebagainya, sehingga setiap kali terjadi

pembangunan infrastruktur seyogyanya di perlukan koordinasi secara mendalam dan

antisipatif antar institusi terkait agar kemanfaatanya dapat berfungsi secara maksimal

dan berdaya guna tinggi serta nyaman bagi masyarakat pengguna.

B. Pembangunan Infrastruktur Dan Peranannya

1. Pembangunan Infrastruktur

Rustian kamaluddin: 1998 Pembangunan infrastruktur di laksanakan

berdasarkan kebutuhan dan tingkat kepentingan ,sehingga di perlukan skala prioritas

pembangunannya,ada yang cukup di laksanakan sekali saja dengan perawatan yang

berlanjut, namun juga ada yang sifatnya dinamis dan berpeluang berkembang. Dalam

setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu saja terhadap
1

infrastruktur yang sudah ada maupun kemungkinannya untuk rencana pengembangan

kedepan, sehingga perlunya di buat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), RUTR

adalah acuan yang perlu di pahami dan secara konsisten harus dapat di laksanakan

sesuai yang di tetapkan Departemen pertahanan di dalam perencanaannya agar di

dalam pembangunannya terjadi ke harmonisan dan tidak tumpang tindih,siapa

berbuat apa,serta di harapkan infrastruktur yang di bangun nantinya tidak saja

bermanfaat bagi pengguna tapi juga mampu berperan dalam situasi Negara dalam

keadaan normal maupun darurat. Sampai saat ini masih sering terlihat dalam

setiap pembangunan dan pengembangan infrastruktur berjalan sendiri-sendiri, tidak

ada koordinasi dengan pemerintah,khususnya tentang bagaimana aturan yang berlaku

dan spesifikasi teknis baku misalnya irigasi, jalan, Telekomunikasi, kelistrikan,

kesehatan, pengaruh timbal balik dari dan ke wilayah di sekitarnya yang baik serta

layak untuk di terapkan. Terkadang pengembang hanya membangun sekedar

pemenuhan syarat kelengkapan semata (bukan kelayakan) dan pemerintah kurang

peduli, sehingga yang terjadi hanyalah munculnya sebuah bangunan yang kurang

dapat di pertanggung jawabkan kualitasnya dan termasuk bangunan vital seperti:

pusat distribusi listrik, menara telekomunikasi, gudang amunisi, pabrik bahan kimia,

saluran pembuangan limbah beracun dan berbahaya dan lain-lain yang berada di

sekitar pemukiman padat tanpa adanya unsur pertahanan dan ke amanan yang

memadai.
1

2. Peranannya

Pembangunan infrastruktur tentu di dasarkan atas gagasan,maksud dan tujuan

tidak saja bermanfaat untuk suatu golongan saja namun harus mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat luas. Tolak ukur keberhasilan pembangunan infrastruktur

adalah sejauh mana pemanfaatan dan dampaknya terhadap dinamika pembangunan

ekonomi masyarakat meningkat. Keterkaitan fungsi di antara infrastruktur yang ada

sangat menentukan tingkat ke manfaatanya.

Infrastruktur dapat di golongkan ke dalam beberapa kategori antara lain:

a. Obyek Rahasia: Gedung pusat pemerintahan, pusat penelitian, instansi militer,

instansi polisi dan sebagainya.

b. Obyek vital: pusat dan jaringan listrik, pusat dan jaringan komunikasi, pusat

perdagangan, pusat eksplorasi, pusat konsentrasi masyarakat, bendungan,

sarana dan prasarana transportasi, sentra Sembilan bahan pokok, kawasan

industry.

c. Obyek strategis: pabrik alat tempur militer, pabrik obat-obatan, radar

pengamatan garis perbatasan.

d. Obyek umum: bangunan fasos dan fasum (pendidikan ,peribadatan,tempat

hiburan, taman, jalur hijau dan lain-lainya).


1

Uraian di atas menggambarkan tujuan dari pada di bangunnya infrastruktur

adalah untuk mendukung kepentingan masyarakat umum, bangsa dan Negara yaitu

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk untuk memenuhi tuntutan

kebutuhan yang di akibatkan oleh kemungkinan munculnya berbagai ancaman dari

dalam dan luar negeri.

Sumber: Tunjung Hapsari 2011 Universitas UIN Syarif Hidayatullah

C. Kajian Teoritis Pertumbuhan Ekonomi

Sadono Sukirno (2010:429) Pertumbuhan ekonomi dapat di defenisikan

sebagai: perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan

jasa yang di produksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan

ekonomi dapat di pandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.

Dari satu priode ke priode lainnya, kemampuan sesuatu Negara untuk menghasilkan

barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat di sebabkan karena

faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan

kualitasnya.

1. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada 4 faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-

barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang di gunakan.
1

Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak

faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitik beratkan perhatiannya kepada

pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini

pertumbuhan mereka di misalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap

jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.

2. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di

dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu di tunjukkan bahwa para

pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan

atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan

barang-barang baru, mempertinggi efisiensi cara memproduksi dalam menghasilkan

suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang baru,

mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-

perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi ke efisienan kegiatan

perusahaan.

3. Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan

ekonomi, teori ini bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus di penuhi supaya

suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth

dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisahan berikut:


1

a. Barang modal telah mencapai kapasitas penuh.

b. Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional.

c. Rasio modal-produksi (capital-autput rasio) tetap nilainya.

d. Perekonomian terdiri dari dua sector.

4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Sebagai suatu perluasan teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan

pertumbuhan itu dari segi permintaan, pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku

apabilah pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah secara terus-

menerus pada tingkat pertumbuhan yang di tentukan. Teori pertumbuhan Neo-Klasik

melihat dari sudut pandang yang berbeda , yaitu dari segi ekonomi tergantung kepada

perkembangan faktor-faktor produksi.

D. Faktor-Faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

1. Tanah dan kekayaan alam lainya

Kekayaan alam suatu Negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan

iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutang dan hasil laut yang dapat di peroleh,

jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayaan alam akan dapat

mempermuda usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu Negara, terutama

pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.


1

2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong

maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi, penduduk yang bertambah

akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan

Negara itu menambah produksi di samping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan

pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini akan

menyebabkan produktivitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan

pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja.

3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi ke efisienan

pertumbuhan ekonomi. Dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun

barang-barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi tanpa adanya

alat-alat untuk menangkap ikan dan berburuh, alat-alat untuk bercocok tanam dan

mengambil hasil hutan. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif

dalam pertumbuhan ekonomi, oleh karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih

pesat, efek yang utama sebagai berikut:

a. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan kegiatan memproduksi

suatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan biaya produksi dan

meninggikan jumlah produksi


1

b. Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum

pernah diproduksikan sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang

dan jasa yang dapat digunakan masyarakat.

c. Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang diproduksi

tanpa meningkatkan harganya.

4. Sistem sosial dan sikap masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan

pertumbuhan ekonomi. Adat istiadat yang tradasional dapat menghambat masyarakat

untuk menggunakan cara memproduksi yang modern dan produktifitas yang tinggi.

Disebagian masyarakat juga terdapat sikap masyarakat yang dapat memberikan

dorongan yang besar kepada pertumbuhan ekonomi sikap yang demikian itu antara

lain adalah sikap berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang

untuk investasi, sikap yang sangat menhargai kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk

mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan

dan keuntungan.

E. Kajian Teoritis Infrastruktur Dan Pertumbuhan Ekonomi

Sadono sukirno (2010:442) Modernisasi ekonomi memerlukan infrastruktur

yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur untuk

berkembang. Jalan dan jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan


1

perindustrian, irigasi/pengairan dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.

Berbagai jenis infrastruktur ini sangat di perlukan oleh perusahaan-perusahaan,

rumah tangga dan sebagainya. Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan

pembangunan ekonomi. Pada tahap ini pembangunan yang rendah, infrastruktur yang

di perlukan masih terbatas. Pada tingkat ini penumpuan perkembangan adalah untuk

membangun jalan, jembatan, irigasi, listrik dan infrastruktur lain dalam taraf yang

sederhana. Semakin maju suatu perekonomian, semakin banyak infrastruktur di

perlukan. Dengan demikian mengembangkan infrastruktur harus secara terus menerus

dilakukan dan harus di selaraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah di capai dan

yang ingin di wujudkan pada masa depan.

Suparmako (2002) Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai

salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan

pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan

infrastruktur seperti jalan, listrik, irigasi/pengairan, transportasi, telekomunikasi dan

sebagainya. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari

pembangunan ekonomi selanjutnya. Ketidak cukupan infrastruktur merupakan salah

satu kunci terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan

mempunyai dampak kuat terhadap pertumbuhan ekonomi.

1. Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala jalan, termasuk

bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang di peruntukkan bagi lalu lintas, yang
1

berada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,di bawah permukaan tanah dan

atau air, serta di atas permukaan air , kecuali jalan kereta api dan jalan kabel.

Klasifikasi jalan menurut statusnya:

1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan

jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis

nasional, serta jalan tol.

2. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam system jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, atau antar ibu

kota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

3. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam system jaringan jalan

primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan provinsi yang

menghubungkan ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan, antar ibu kota

kecamatan ,dengan pusat kegiatan lokal.

Jalan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena

jalan merupakan akses untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainya

dengan mudah, contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan

baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada

masyarakat. Kondisi jalan juga mempengaruhi kecepatan perpindahan maka tanpa

adanya jalan faktor produksi tidak akan berjalan.


1

2. Listrik

Listrik adalah merupakan daya atau kekuatan yang di timbulkan oleh adanya

pergesekan ataupun melalui sebuah proses kimia dimana hasil dari proses kimia

tersebut bisa di gunakan untuk kemudian menghasilkan panas, cahaya, atau bahkan

bisa di manfaatkan untuk menggerakkan sebuah mesin. Ada banyak hal dan kata yang

berkaitan dengan listrik itu sendiri. Di mana semua hal yang berkaitan dengan listrik

sudah pasti turut memanfaatkan energy dari listrik itu sendiri.

Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan

manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan

sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

alat-alat/mesin industry.

Pelanggan adalah seorang atau lembaga yang merupakan pembeli

produk/jasa,tanpa memperhitungkan apakah sering, jarang atau hanya sesekali saja

membeli produk/jasa kita. Pelanggan listrik (PLN) adalah seseorang atau lembaga

yang menggunakan/memakai jasa listrik yang di gunakan sehari-hari menurut ke

butuhanya dan sudah terikat saling membutuhkan, PLN dan pelanggan. Pelanggan

PLN adalah rumah tangga, perusahaan dan pemerintah yang menggunakan jasa

listrik.
2

Dengan demikian tak dapat dipungkiri, khususnya bagi bangsa Indonesia,

energi listrik memegang peranan yang sangat dominan dalam kehidupan masyarakat

sehari-hari. Aktifitas yang dilakukan baik di rumah, perkantoran, pertokoan, pabrik,

fasilitas umum, sosial dan sebagainya sangat tergantung keberadaan listrik.

Ketergantungan bangsa ini terhadap energi listrik sangat besar, sehingga ketidak

tersediaan listrik akan menimbulkan masalah yang krusial, bahkan bisa

mengakibatkan lumpuhnya roda perekonomian bangsa. Apabila listrik tidak menyala

selama 1 jam saja, dampaknya sungguh luar biasa. Maka tak heran, jika terjadi

pemadaman listrik, menyebabkan aktifitas rumah tangga terganggu, perkantoran tidak

bisa menjalankan kegiatannya, sebagian besar pabrik pun berhenti beroperasi

sehingga perputaran dunia usaha praktis terganggu . Dapat dikatakan kerugian secara

ekonomi yang diakibatkan oleh pemadaman listrik sangat besar nilainya. Sehingga

tersedianya energi listrik menjadi sangat vital bagi kelangsungan aktifitas kehidupan

3. Irigasi / Pengairan

Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang

merupakan satu kesatuan yang di perlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,

penggunaan, dan pembuangan air irigasi.


2

Ada beberapa jenis jaringan irigasi yaitu:

1. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas

bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi,

bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

2. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas

saluran sekunder saluran pembuanganya, bangunan bagi, bangunan sadap, dan

bangunan pelengkapnya.

3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana

pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran

kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan

pelengkapnya.

a. Tujuan irigasi secara langsung

Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar di capai suatu

kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan

presentase kandungan air dan udara di antara butir-butir tanah, pemberian air dapat

juga mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan

tanah.
2

b. Tujuan irigasi secara tidak langsung

1) Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi

dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat di

sesuaikan dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu

tanah.

2) Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka jiang tikus

bisa di rendam dan tikus keluar, lebih mudah di bunuh.

3) Membersihkan buangan air kota (penggelontoran ), misalnya dengan prinsip

pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota

akan berpengaruh sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.

Sumber: Reza Pahlevi 2013 Universitas Gunadarma.

F. Kerangka pikir

Tidak dapat di pungkiri infrastruktur: jalan, listrik, irigasi/pengairan

merupakan kunci dari tujuan pembangunan, hal ini di dasari oleh banyaknya

prasarana infrastruktur yang selalu bertambah. Bertambahnya infrastruktur ini berarti

pertumbuhan ekonomi juga selalu bertambah. Jalan, listrik, irigasi/pengairan sangat

berperang penting dalam proses produksi dan merupakan prakondisi yang sangat di

perlukan untuk menarik akumulasi modal sector swasta, oleh karena itu,

perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk

memenuhi ke inginan dan ke butuhan tersebut. Usaha untuk menciptakan pemerataan


2

ekonomi (economic stability) melalui redistribusi pendapatan (income redistribution)

akan lebih mudah di capai dalam priode pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kenaikan

dan penurunan pertumbuhan ekonomi secara teori dapat di pengaruhi oleh jalan,

listrik dan irigasi/pengairan.

Infrastruktur

Jalan
(X1)

Listrik PDRB
(X2) (Y)

Irigasi /pengairan
(X3)

Gambar 1. Kerangka pikir


2

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan suatu konsep yang perlu diuji kebenarannya.

Maka sesuai dengan teori dan kerangka pikir, hipotesis di bawah ini merupakan

jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Di duga bahwa infrastruktur (jalan, listrik, irigasi/pengairan) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Barru.

2. Di duga bahwa infrastruktur listrik yang paling dominan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru.


2

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian mengenai skripsi ini yaitu pengaruh infrastruktur terhadap

petumbuhan ekonomi Di kabupaten Barru periode 2008-2014. Dalam penelitian ini

populasi penelitian yang digunakan adalah wilayah kabupaten Barru. Adapun waktu

penelitian direncanakan dua bulan lamanya yang akan dilakukan mulai pada bulan

maret sampai bulan april 2015.

B. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk

publikasi. Data-data sekunder yang digunakan merupakan data yang

berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber

dari dinas pekerjaan umum (PU) dan Badan pusat statistic (BPS).

2. Studi kepustakaan merupakan teknik pengambilan data yang dilengkapi

dengan membaca, mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber


2

dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian untuk

mendapatkan landasan teori dan konsep yang tersusun.

C. Jenis dan sumber data

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan, maka jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu

data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk angka-angka yang dapat di hitung.

Sedangkan data kualitatif merupakan data atau informasi yang diperoleh dalam

bentuk penjelasan-penjelasan yang relevan dengan obyek penelitian.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari instansi terkait. Adapun sumber data tersebut diperoleh dari :

1. Badan Pusat Statistik (BPS)

2. Dinas pekerjaan Umum (PU)

3. Sumber lain yang relevan.

D. Metode analisis data

Untuk mengetahui besarnya pengaruh jalan, listrik, dan irigasi/pengairan

terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru , maka digunakan rumus

persamaan regresi linear berganda dengan formula sebagai berikut:


2

Y = β0 + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + ε
Dimana:

Y : Pertumbuhan Ekonomi

X1: Jalan

X2: Listrik

X3: Irigasi/Pengairan

β1, β2, β3 : koefisien regresi (nilai peningkatan/penurunan)

ε : faktor luar

β0 : nilai kostan

Agar hasil yang diperoleh dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat, maka hasil regresi persamaan diatas akan diuji dengan

menggunakan uji statistik berikut ini :

1. Uji simultan ( Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat

kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila F hitung > F tabel berarti variabel

bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika F hitung <

F tabel berarti variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.
2

2. Uji parsial ( Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara

parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi

yang digunakan adalah 0,05. Apabila thitung >ttabel maka ini menunjukkan bahwa

variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Demikian

pula sebaliknya, apabila thitung <ttabel maka ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

3. Uji koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

persentase variasi variabel independent dapat menjelaskan variasi variabel dependent.

Nilai R2 adalah antara nol atau satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel

independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Sebaliknya

jika nilai R2 mendekati satu berarti variabel independent memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependent.

E. Defenisi Operasional

Untuk menyelaraskan pemahaman mengenai beberapa konsep yang di

gunakan dalam skripsi ini perlu di berikan defenisi secara operasional sebagai

berikut:
2

1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output dalam satu periode

tertentu, dalam 1 tahun yang dinyatakan dalam perkembangan produk

domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan selama periode

2008-2014 di kabupaten Barru dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

2. Infrastruktur adalah sarana dan prasarana umum (fasilitas public) seperti

jalan,listrik,irigasi/pengairan dan sebagainya.

3. Variabel bebas merupakan variabel yang tidak terikat pada variabel lainya.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu: jalan, listrik, irigasi/pengairan

4. Variabel terikat merupakan variabel yang mengikuti perubahan-perubahan

pada variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah

pertumbuhan ekonomi

5. Regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih,

variabel bebas dan variabel terikat.

6. Data sekunder adalah data yang di peroleh dalam bentuk jadi dan telah di olah

oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.

7. Data kuantitatif yaitu data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk

angka-angka yang dapat di hitung.

8. Data kualitatif yaitu data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk

penjelasan-penjelasan yang relevan dengan obyek penelitian.


3

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Letak Geografis Kabupaten Barru

Kabupaten Barru yang mempunyai luas wilayah 1174,72 km2, merupakan

salah satu dari 24 kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. berada

pada pesisir pantai barat Selat Makassar dengan panjang garis pantai 78 Km. secara

Geografis Kabupaten Barru terletak di antara koordinat 4 0,5’49’-4 47’35’ Lintang

selatan dan 199 35’00’-119 49’16’ Bujur timur. Kabupaten Barru terdiri dari 7

Kecamatan dan 55 Desa/Kelurahan, yang terletak di bagian tengah provinsi Sulawesi

Selatan yang berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara : Kota Pare-Pare

2. Sebelah Timur : Kabupaten Sidrap, Soppeng, Bone, Maros

3. Sebelah Barat : Selat Makassar

4. Sebelah Selatan : Kabupaten Pangkep

Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah

lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara

administratif kecamatan yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel

berikut:
3

Tabel 1

Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Barru

LUAS
No KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Km2 %

1 TANETE RIAJA 7 174,29 14,84

2 TANETE RILAU 10 79,17 6,74

3 BARRU 10 199,32 16,97

4 SOPPENG RIAJA 7 78,90 6,71

5 MALLUSETASI 8 216,58 18,44

6 PUJANANTING 6 314,26 26,75

7 BALUSU 7 112,20 9,55

TOTAL 55 1174,72 100%

Sumber: Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

B. Demografi Kabupaten Barru

Kabupaten Barru mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk yang setiap

tahunya mengalami peningkatan yang bervariasi dapat di lihat dari tabel 2 berikut

jumlah total jumlah penduduk dan kepadatan penduduk dalam 7 tahun terakhir yaitu

(2008-2014), jumlah penduduk sebesar 11.651,07 pada 7 tahun terakhir sedangkan

kepadatan penduduk dalam 7 tahun terakhir sebesar 991,86 berikut tabelnya.


3

Tabel 2

Jumlah penduduk, Kepadatan penduduk Di kabupaten Barru Tahun 2008-2014

Tahun Jumlah penduduk Kepadatan penduduk

2008 1.603,06 136,46

2009 1.629,85 138,74

2010 1.659,47 141,27

2011 1.676,56 142,72

2012 1.680,34 143,04

2013 1.693,02 144,12

2014 1.708,77 145,51

Total 11.651,07 991,86

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

C. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barru

Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka rencana

kawasan strategis pertumbuhan ekonomi terbagi atas:

1. Kawasan Strategis Kabupaten Hutan Produksi;

2. Kawasan Strategis Kabupaten Pelabuhan Terpadu Barru;

3. Kawasan Strategis Kabupaten Perikanan;

4. Kawasan Strategis Pertanian Dan Perkebunan; dan


3

5. Kawasan Strategis Kabupaten Peternakan Sapi.

Berdasarkan pengembangannya kawasan strategis kabupaten Barru terdiri atas

sebagai berikut:

1. Kawasan agropolitan Kecamatan Barru

2. Kawasan minapolitan dan hasil peternakan Kecamatan

Mallusetasi

3. Kawasan minapolitan dan pendidikan Kecamatan Tanete Rilau

4. Kawasan agropolitan pertanian, perkebunan, dan hasil ternak

Kecamatan Balusu

5. Kawasan agropolitan pertanian, perkebunan, hasil ternak, dan

hasil hutan Kecamatan Tanete Riaja

6. Kawasan terpadu pelabuhan, industri, perdagangan, pergudangan

dan peti kemas Garongkong dan simpul transportasi darat, laut,

dan kereta api.

D. Struktur Ekonomi Kabupaten Barru

Keadaan struktur perekonomian suatu wilayah dapat memberikan informasi

tentang besarnya peranan masing-masing sector kegiatan ekonomi dalam

pembentukan PDRB wilayah tersebut. Gambaran mengenai struktur ekonomi

kabupaten Barru dapat di lihat pada tabel 3


3

Tabel 3
Struktur ekonomi kabupaten Barru Tahun 2008-2014 (%)
Lapangan usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Pertanian 2,67 3,00 4,18 5,90 6,11 5,42 6,00

2. Pertambangan 8,03 10,03 12,37 21,19 15,11 9,36 9,98

3. Industri 3,00 4,16 5,40 7,09 6,45 4,18 4,47

Pengolahan

4. Listrik, Gas 5,90 7,87 9,73 11,79 16,87 15,44 16,18

& Air

5. Bangunan 3,00 3,40 12,90 17,50 14,62 18,82 18,99

6. Perdag, Resto 2,11 2,67 5,57 9,34 10,20 10,16 11,16

& Hotel

7. Angkutan & 3,40 4,49 5,64 9,29 11,32 11,08 11,08

Komunikasi

8. Bank & lemb. 11,09 14,76 10,40 11,21 13,64 13,68 14,00

Keuangan

9. Jasa-Jasa 7,24 8,24 8,34 2,15 2,65 4,74 5,00

Pertumbuhan 4,18 5,72 6,54 7,41 7,77 7,81 8,71

Sumber: Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)


3

Dari data tabel 3 menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Barru dapat

dikatakan relatif mapan karena keadaan struktur ekonominya lebih bertumpu kepada

sektor tersier. Menurut Badan Pusat Statistik (2014) Pergeseran struktur ekonomi

suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan peranan masing-masing sektor kegiatan

ekonomi pada kurun waktu tersebut. Apabila kondisi struktur ekonomi suatu wilayah

sudah mapan, perubahan peranan sektor-sektor kegiatan ekonominya biasanya tidak

terlalu besar. Sementara pada kondisi struktur ekonomi yang belum mapan,

perubahannya lebih berfluktuasi dibanding wilayah yang sudah mapan. Struktur

ekonomi Kabupaten Barru dalam kurun waktu tahun 2008-2014 nampak membaik,

hal ini disebabkan menurunnya peranan sektor pertanian, pertambangan, industry

pengolahan, jasa-jasa serta meningkatnya sektor Bangunan dan lisrik,gas,air dan

Bank serta perdagangan, restaurant, hotel dan sector angkutan dan komunikasi.

Sektor bangunan,memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan

PDRB Kabupaten Barru pada tahun 2014 yakni sebesar 18.99%. Sementara urutan

kedua adalah sektor listrik,gas & air yaitu sebesar 16,18%. Berikutnya adalah sektor

Bank &lembaga keuangan sebesar 14,00 %, sector perdagangan, resto, hotel sebesar

11,16 dan sektor angkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 11,08%, sektor

pertambangan sebesar 9,98%, sector pertanian sebesar 6,00%, sector jasa-jasa sebesar

5,00%, dan terakhir adalah sektor industry pengolahan sebesar 4,47%


3

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Deskriptif Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rill Di


Kabupaten Barru

Salah satu hal penting dalam pembangunan dan merupakan salah satu tujuan

pembangunan daerah adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam konteks

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Barru. Setiap kabupaten tentunya menginginkan

dan menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu sasaran dalam

pembangunan daerah/kabupaten. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah

dalam menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. PDRB dapat dilihat dari

tiga sisi pendekatan, yaitu produksi, penggunaan, pendapatan ketiganya menyajikan

komposisi data nilai tambah di rinci menurut sector ekonomi, komponen penggunaan,

dan sumber pendapatan. PDRB dari sisi produksi merupakan penjumlahan seluruh

tambah bruto yang mampu di ciptakan oleh sector-sektor ekonomi atas berbagai

aktivitas produksinya, sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang

penggunaan dari nilai tambah tersebut. Selanjutnya dari sisi pendapatan, nilai tambah

merupakan jumlah dari upah/gaji surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung

neto yang di peroleh. PDRB di sajikan dalam dua versi penilaianya, yaitu “ atas dasar
3

harga berlaku: yakni menggunakan harga tahun berjalan” serta “ atas harga konstan

yakni menggunakan data harga tahun tertentu (tahun dasar).

PDRB adalah seluruh nilai netto barang dan jasa (komoditi) yang di produksi

pada suatu wilayah domestic/regional tanpa memperlihatkan pemilihan faktor-faktor

produksi. PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai barang dan

jasa/pendapatan/pengeluaran yang di nilai sesuai dengan harga berlaku pada tahun

bersangkutan. PDRB atas harga konstan adalah nilai barang dan jasa/ pendapatan

/ pengeluaran yang di nilai atas dasar harga tetap (konstan).

Keadaan perekonomian Kabupaten Barru selama 7 (tujuh) Tahun terakhir ini

mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat di lihat dari peningkatan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas harga konstan maupun harga berlaku.

Perkembangan perekonomian akan mendorong kenaikan PDRB per kapita, dengan

syarat kenaikan PDRB relatif lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan penduduk,

selama kurung waktu tertentu.


3

Tabel 4

Perkembangan dan Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru


Tahun 2008-2014 ( Juta Rupiah )
Tahun PDRB Harga Perkembangan PDRB Harga Pertumbuhan

Berlaku (%) Konstan (%)

2008 1.430.054,27 17,53 646.333,96 5,71

2009 1.440.923,92 17,56 685.026,31 5,72

2010 1.665.901,72 15,61 726.210,91 6,54

2011 1.904.306,68 14,39 783.926,33 7,41

2012 2.189.892,65 15,00 844.797,31 7,77

2013 2.503.113,80 14,30 910.802,35 7,81

2014 2.535.869,72 14,40 982.017,65 8,81

Rata-Rata 1.952.866,10 15,54 797.016,40 7,11

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

Dari Tabel 4 dapat di lihat bahwa nilai PDRB dalam 7 tahun terakhir terlihat

selalu mengalami kenaikan. Nilai PDRB atas harga berlaku tahun 2014 telah

mencapai sebesar 2,535.869,72 dan tahun 2013 telah mencapai 2.503.113,80 juta

rupiah dengan laju perkembangan sebesar 14,30 %, sedangkan nilai PDRB atas dasar

harga konstan mencapai 910.802,35 juta rupiah dengan tingkat pertumbuhan 7,81 %.

Selama periode 2008-2013, laju perkembangan ekonomi Kabupaten Barru mengalami

peningkatan drastis terjadi pada tahun 2009 dengan rata-rata sebesar 15,54% per
3

tahun. Sedangkan tingkat pertumbuhan bervariasi dengan rata-rata sebesar 7,11% per

tahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi secara riil di

Kabupaten Barru. Gambaran ini sekaligus juga mengindikasikan adanya peningkatan

produktivitas masyarakat dan terkendalinya tingkat harga barang dan jasa baik di

tingkat produsen maupun konsumen Kabupaten Barru.

2. Analisa Deskriptif Infrastruktur Jalan Di Kabupaten Barru

Jalan merupakan salah satu prasarana penting dalam tranportasi darat. Hal ini

karena fungsi strategis yang dimilikinya, yaitu sebagai penghubung antar satu daerah

lain. Jalan sebagai penghubung antara sentra-sentra produksi dengan daerah

pemasaran, sangat di rasakan sekali manfaatnya dalam rangka meningkatkan

perekonomian suatu wilayah/daerah. Data panjang jalan di sajikan menurut

pemerintah yang berwenang, kondisi jalan. Jalan sangat berkaitan erat dengan

pertumbuhan ekonomi karena dengan adanya faktor produksi akan terus berjalan,

dan dapat meningkatkan perekonomian yang baik.


4

Tabel 5

Panjang jalan menurut pemerintah yang berwenang Tahun 2008-2014 (km)


Pemerintah yang 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Berwenang

Nasional 71,40 71,40 71,40 71,40 71,40 71,40 71,40

Provinsi 33,90 33,90 33,90 33,38 33,38 33,38 34,08

Kabupaten 746,32 850,12 668,17 668,12 668,12 668,12 740,32

Total 851,62 956,03 773,47 772,90 772,90 772,90 845,80

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

Dari tabel 5 dapat dilihat panjang jalan Nasional priode 2008-2014 tidak

mengalami peningkatan atau penurunan angkanya tetap dari tahun ke tahun sebesar

71,40. Panjang jalan provinsi pada tahun 2008-2010 sebesar 33,90 dan pada tahun

2011-2013 sedikit mengalami penurunan sebesar 33,38. Dan kembali mengalami

peningkatan pada tahun 2014 sebesar 34,08. Panjang jalan kabupaten pada tahun

2008 sebesar 746,32 dan tahun 2009 sebesar 850,12,dan mengalami penurunan

pada tahun 2010 sebesar 668,17 dan pada tahun 2011-2013 tetap penurunanya

sebesar 668,12, dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar

740,32.
4

Tabel 6

Panjang jalan menurut jenis permukaanya Tahun 2008-2014 (km)

Jenis 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Peemukaan

Beton _ _ _ 11,16 11,16 11,16 11,16

Aspal 306,21 406,21 410,34 413,96 413,96 413,96 413,96

Batu _ _ _ 43,84 43,84 43,84 43,84

Kerikil 11,30 12,30 10,39 10,39 10,39 10,39 10,39

Jumlah/Total 317,51 418,51 420,73 479,35 479,35 479,35 479,35

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

Dari tabel 6 dapat dilihat jenis permukaan jalan Beton hanya terjadi di tahun

2011-2013 dan angkanya tetap sebesar 11,16. dan jenis permukaan Aspal pada tahun

2008 sebesar 306,21 dan 2009 sebesar 406,21, dan mengalami sedikit peningkatan di

tahun 2010 sebesar 410,34 dan kembali lagi mengalami peningkatan sebesar 413,96

pada tahun 2011-2013. Sedangkan jenis permukaan batu hanya terjadi di tahun 2011-

2013 dan angkanya tetap yaitu sebesar 43,84. Jenis permukaan jalan kerikil pada

tahun2008 sebesar 11,30 sedangkan 2009 sebesar 12,30 dan mengalami penurunan

sebesar 10,39 dari tahun 2010-2013 angakanya tetap sama.


4

Tabel 7

Panjang jalan menurut kondisi jalan Tahun 2008-2014 (km)


Kondisi 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

jalan

Baik 272,71 284,76 298,26 315,88 315,88 326,53 336,23

Sedang 105,39 115,50 103,33 91,43 91,43 87,17 91,07

Rusak 47,03 48,10 46,82 45,74 45,74 43,25 46,07

Rusak berat 214,78 219,76 219,76 215,07 215,07 211,73 214,88

Total 639,91 668,12 668,17 668,12 668,12 668,12 688,25

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa kondisi jalan baik pada

tahun 2008 sebesar 272,71 dan tahun 2009 sebesar 284,76 dan mengalami sedikit

peningkatan sebesar 298,26 pada tahun 2010, dan tetap mengalami peningkatan

sebesar 315,88 pada tahun 2011-2012 , pada tahun 2013 mengalami peningkatan

sebesar 326,53. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 336,23. Di

ketahui kondisi jalan sedang pada tahun 2008 sebesar 105,39 pada tahun 2009

sebesar 115,50 dan menurun sebesar 103,33 pada tahun 2010 dan tetap mengalami

penurunan sebesar 91,43 pada tahun 2011-2012 kembali lagi mengalami penurunan

sebesar 87,17, pada tahun 2014 kembali lagi mengalami peningkatan sebesar 91,07.

Diketahui kondisi jalan rusak pada tahun 2008 sebesar 47,03 dan tahun 2009 sebesar

48,10 dan setiap tahunya mengalami penurunan dilihat dari tahun 2010 sebesar:
4

46,82, tahun 2011-2012 sebesar 45,74, tahun 2013 sebesar 43,25, dan kembali

mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 46,07. Diketahui kondisi jalan

rusak berat pada tahun 2008 sebesar 214,78 dan tahun 2009-2010 sebesar 219,76 dan

mengalami sedikit penurunan sebesar 215,07 pada tahun 2011-2012 dan kembali lagi

mengalami penurunan sebesar 211,73 pada tahun 2013 dan kembali mengalami

peningkatan pada tahun 2014 sebesar 214,88.

3. Analisa Deskriptif infrastruktur listrik Di kabupaten Barru

Infrastruktur dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

pertumbuhan ekonomi sendiri juga dapat menjadi tekanan bagi infrastruktur.

Pertumbuhan ekonomi yang positif akan mendorong peningkatan kebutuhan akan

berbagai infrastruktur sebagai contohnya adalah kebutuhan akan listrik. Data listrik di

sajikan adalah bayaknya pelanggan listrik. Dan produksi listrik.


4

Tabel 8
Jumlah produksi listrik dan pelanggan listrik di Kabupaten Barru Tahun
2008-2014

Tahun Produksi listrik Pelanggan listrik

2008 6.746,30 26.922

2009 8.733,32 27.952

2010 10.165,51 29.099

2011 12.152,53 30.081

2012 15.002,92 31.809

2013 18.188,05 35.293

2014 21.571,73 39.152

Total 92.560,36 2.203,08

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

Berdasarkan tabel 8 diketahui produksi listirk pada tahun 2008 sebesar

6.746,30 sedangkan pelanggan listriknya sebesar 26.922 dan tahun 2009 sebesar

8.733,32 dan dilihat dari pelanggan listriknya sebesar 27.952 dan pada tahun 2010

produksi listriknya mengalami peningkatan sebesar 10.165,51 dan pelanggan listrik

juga mengalami peningkatan sebesar 29.099. pada tahun 2011 produksi listrik

kambali meningkat sebesar 12.152,53 begitupun pelanggan listrik kembali

meningkat sebesar 30.081. tahun 2012 produksi listrik terus meningkat sebesar

15.002,92 dan pelanggan listrik terus mengalami peningkatan sebesar 31.809.


4

sedangkan tahun 2013 produksi listrik kembali meningkat sebesar 18.188,05

begitupun pelanggan listrik kembali mengalami peningkatan sebesar 35.293.dan pada

tahun 2014 produksi listrik kembali meningkat sebesar 21.571,73 begitupun

pelanggan listrik kembali meningkat sebesar 39.152.

4. Analisis Deskriptif infrastruktur irigasi/pengairan Di kabupaten Barru

Istilah irigasi/pengairan adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian atau

berkaitan dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-

lain usaha pertanian, rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut

pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara

teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi

tujuan pertanian. Data irigasi/pengairan yang di sajikan adalah jenis-jenis

irigasi/pengairan (irigasi primer, skunder, tersier dan irigasi setengah teknis, irigasi

sederhana).
4

Tabel 9

Jenis saluran irigasi/pengairan Di kabupaten Barru Tahun 2008-2014 (hektar)

Saluran 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Irigasi

Primer 12.094 13.120 14.225 15.235 16.253 17.353 18.562

Skunder 12.064 13.122 14.220 25.230 52.252 83.323 86.425

Tersier 18.634 36.533 39.188 40.955 121.810 139.825 153.628

Total 42.792 62.775 67.633 81.420 190.315 240.501 258.615

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat 7 tahun terakhir dari tahun 2008 saluran

irigasi primer sebesar 12.094 sedangkan skunder menurun menjadi 12.064 dan tersier

meningkat sebesar 18.634 dan pada tahun 2009 saluran irigasi primer sebesar 13.120

sedangkan skunder meningkat sebesar 13.122 dan tersier meningkat sebesar 36.533.

dan tahun 2010 saluran irigasi primer sebesar 14.225 dan skunder menurun 14.220

dan tersier meningkat sebesar 39.188. dan tahun 2011 saluran irigasi primer sebesar

15.235 sedangkan skunder meningkat sebesar 25.230 dan primer meningkat sebesar

40.955. dan tahun 2012 saluran irigasi primer sebesar 16.253 sedangkan skunder

meningkat sebesar 52.252. dan tersier sebesar 121.810. dan tahun 2013 saluran irigasi

primer sebesar 17.353.dan skunder meningkat sebesar 83.323. sedangkan tersier

meningkat sebesar 139.825. dan pada tahun 2014 saluran irigasi primer sebesar
4

18.562. sedangkan skunder meningkat sebesar 86.425. dan tersier meningkat sebesar

153.628.

B. Pembahasan

1. Data Penelitian

Dari data yang diperoleh mengenai pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya yaitu panjang jalan menurut kondisi jalan , jumlah pelanggan

listrik, jumlah saluran irigasi/pengairan dari tahun ke tahun dapat diliat pada tabel

berikut.

Tabel 10
Data penelitian tahun 2008-2014
Tahun Y X1 X2 X3

2008 646.333,96 639.91 26.922 42.792

2009 685.026,31 668,12 27.952 62.775

2010 726.210,91 668,17 29.099 67.633

2011 783.926,33 668,12 30.081 81.420

2012 844.797,31 668,12 31.809 190.315

2013 910.802,35 668,12 35.293 240,501

2014 982.017,65 688,25 39.152 258.615

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka (BPS)


4

Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi (PDRB Juta Rupiah)

X1 = panjang jalan menurut kondisi jalan

X2 = jumlah pelanggan listrik (satuan orang)

X3 = jumlah saluran irigasi/pengairan

Tabel 11
Hasil Log Dari Data Penelitian tahun 2008-2014
Tahun Log Y Log X1 Log X2 Log X3

2008 6,64 4,08 3,76 3,93

2009 6,66 4,10 3,78 4,07

2010 6,68 4,10 3,79 4,10

2011 6,71 4,10 3,80 4,17

2012 6,73 4,10 3,82 4,48

2013 6,76 4,10 3,86 4,57

2014 6,79 4,11 3,90 4,60

Sumber : Hasil Log

Dalam penelitian ini data diubah dalam bentuk log karena data penelitian

memiliki tingkat perbedaan yang tinggi.


4

2. Koefisien Determinasi (R2)

Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel jalan, listrik dan

irigasi/pengairan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Barru pada tahun 2008-

2014 secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi ganda atau

R2. Besarnya R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh

sebesar 0,97,4 Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel

jalan, listrik dan irigasi/pengairan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Barru secara bersama-sama sebesar 97,4 %. Sedangkan sisanya sebesar 2,6 %

dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Analisis Regresi

Analisis ini digunakan untuk menghitung arah dan besarnya pengaruh variabel

independent (jalan, listrik dan irigasi/pengairan) terhadap variabel dependent

(pertumbuhan ekonomi kabupaten Barru).

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan statistical

product and service solution (SPSS) 16.0 maka diperoleh sebagai berikut:
5

Tabel 12
Rangkuman Hasil Analisis Variabel
Colinearity statistics
Variabel Koefisien Sig Beta
Tolerance VIF
2,217
X1 0,384 0,679 0,064 0,451
8,922
X2 0,600 0,148 0,542 0,112
7,807
X3 0,083 0,213 0,412 0,128

Konstanta = 2,494
F(sig) = 0,007
R = 0,987 , R Square = 0,974
Durbin Waston = 1,951
F tabel = 36,980 , T tabel = 3,182

Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.0

Berdasarkan pada tabel hasil rangkuman analisis, maka diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = a + βx1 + βx2 + βx3

Y = 2,494 + 0,384 X1 + 0,600 X2 + 0,083 X3

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Konstanta sebesar 2,494 artinya jika jumlah kondisi jalan, pelanggan listrik dan

jumlah saluran irigasi/pengairan dan nilainya berada pada titik 0, maka nilai

pertumbuhan ekonomi akan berada pada level 2,494

b) Koefisien regresi variabel jalan (jumlah kondisi jalan) (X1) yaitu sebesar 0,384

artinya bahwa setiap peningkatan jumlah kondisi jalan sebesar 1 satuan, akan
5

menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru meningkat sebesar 0,384

satuan, ceteris paribus.

c) Koefisien regresi variabel listrik (pelanggan listrik) (X2) yaitu sebesar 0,600

artinya bahwa setiap jumlah pelanggan lisxtrik sebesar 1 satuan, maka akan

menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru meningkat sebesar 0,600

satuan, ceteris paribus.

d) Koefisien regresi variabel irigasi/pengairan (jumlah saluran irigasi) (X3) yaitu

sebesar 0,083 artinya bahwa setiap jumlah saluran irigasi sebesar 1 satuan, maka

akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru meningkat sebesar

0,083 satuan, ceteris paribus.

4. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent yaitu jalan,

listrik dan irigasi/pengairan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui apakah model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel bebas dependent atau tidak,

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ho : Secara simultan ada pengaruh signifikan antara jalan, listrik dan

irigasi/pengairan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ha : Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara jalan, listrik dan

irigasi/pengairan terhadap pertumbuhan ekonomi.


5

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu α = 5%.

Signifikan 5% atau 0,05 merupakan ukuran standar yang sering digunakan dalam

penelitian. Berdasarkan tabel anova F-hitung diperoleh sebesar 36,980. F-tabel dapat

ditentukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, α= 5%, df 1 (jumlah

variabel -1) =3 dan df 2 (n-k-1) atau 7-3-1 = 3 (n adalah jumlah kasus, dan k adalah

jumlah variabel independent), hasil F-tabel dapat dihitung pada Ms Excel dengan cara

ketik =finv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Hasil F-tabel yang diperoleh adalah

sebesar 9,276. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima bila F-hitung > F-tabel

Ho ditolak bila F-hitung < F-tabel

Nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel masing-masing dengan nilai sebesar
36.980>9,276 maka Ho di terima, artinya ada pengaruh signifikan antara jalan, listrik
dan irigasi/pengairan secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi dikabupaten
Barru.

5. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

independent yaitu jalan, listrik dan irigasi/pengairan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependent pertumbuhan ekonomi (Y).


5

a) Uji Koefisien Regresi Variabel jalan (X1)

Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh antara jalan (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi

(Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jalan (X1) terhadap

pertumbuhan ekonomi (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5% (0,05). Berdasarkan pada

tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 0,457 dan t-tabel dapat dicari pada α = 5%

: 2 = 2,5 % ( uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 7-3-1 = 3 (n adalah

jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi

(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 3,182 dapat dicari dengan

cara ketik =tinv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian

sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel

Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Nilai t hitung < t tabel ( 0,457 <3,182) maka Ho ditolak , artinya secara parsial

jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Barru.
5

b) Uji Koefisien Regresi Variabel listrik (X2)

Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh antara listrik (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi

(Y)

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh antara listrik (X2) terhadap pertumbuhan

ekonomi (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5% (0,05). Berdasarkan pada

tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 1,939 dan t-tabel dapat dicari pada α = 5%:

2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 7-3-1 = 3 (n adalah

jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi

(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 3,182 dapat dicari dengan

cara ketik =tinv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian

sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel

Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,939 ,< 3,182) maka Ho ditolak, artinya

secara parsial listrik tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Barru.
5

c) Uji Koefisien Regresi Variabel irigasih/pengairan (X3)

Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh antara irigasi/pengairan (X3) terhadap pertumbuhan

ekonomi (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh antara irigasi/pengairan (X3) terhadap

pertumbuhan ekonomi (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5% (0,05). Berdasarkan pada

tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 1,575 dan t-tabel dapat dicari pada α = 5%

: 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 7-3-1 = 3 (n adalah

jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi

(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 3,182 dapat dicari dengan

cara ketik =tinv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian

sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel

Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,575< 3,182) maka Ho ditolak, artinya

secara parsial irigasi/pengairan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Barru.


5

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh jalan, listrik dan

irigasi/pengairan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru selama priode 2008-2014. Hal ini

dilihat dari f hitung yang signifikan (36,980 > 9,276) pada tingkat kenyakinan

95%.

2. Secara partial seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Barru selama priode 2008-2014. Hal ini pengaruh

positif menunjukkan bahwa infrastruktur ( jalan, listrik dan irigasi/pengairan)

menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru selama

periode 2008-2014.

3. Besarnya nilai R square (R2) adalah 0,974 atau 97,4% artinya besarnya

pengaruh variabel independent yaitu jalan, listrik dan irigasi/pengairan

terhadap dependent yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 97,4%. Sedangkan

sisanya sebesar 2,6% di jelaskan atau di pengaruhi oleh variabel lain yang

tidak di teliti dalam penelitian ini.


5

4. Faktor yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di

kabupaten Barru selama periode 2008-2014 adalah infrastruktur listrik di lihat

secara correlations partial sebesar 74,6% di bandingkan dengan variabel

independent lainya.

B. SARAN

Adapun saran yang akan diajukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di suatu Kabupaten,

di perlukan kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang hal tersebut. Misalnya

dengan kebijakan penyediaan Infrastruktur secara gratis yang terbukti

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barru.

Khususnya Pemerintah daerah harus mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi

dapat terjadi secara merata.

2. Di perlukan upaya maksimal untuk terus mendorong masuknya investor ke

Barru, yang disertai kebijakan mempermudah akses bagi para pengusaha dan

calon pengusaha lokal terhadap lembaga keuangan bank maupun non bank dalam

rangka membuka usaha baru atau mengembangkan usaha yang telah ada.

3. Khususnya Dinas pekerjaan umum dalam hal menentukan pembangunan jalan

maupun perbaikan jalan di suatu daerah, juga harus dilakukan dengan cermat dan

tepat guna untuk mempermudah akses transaksi jual belih barang dan jasa

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


5

4. Khususnya PLN Hendaknya sambungan listrik semakin ditingkatkan,

pemadaman listrik secara bergilir di hentikan, dan tarif listrik di turunkan guna

terciptanya kualitas dan kuantitas yang baik sehingga dapat memiliki daya saing

yang tinggi.

5. Khususnya Dinas pekerjaan umum Hendaknya jaringan irigasi/pengairan lebih

di tingkatkan guna menunjang/meningkatkan pada sektor pertanian hingga dapat

memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi.


5

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.Kabupaten Barru Dalam Angka.BPS Kabupaten Barru.

Hapsari Tunjung, 2011, pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Di


Indonesia,UIN Syarif Hidayatullah Universitas, Jakarta..

http://barrukab.bps.co.id/kegiatan/6-pertumbuhan ekonomi kabupaten –Barru-


sebesar-781%, di akses jam 09:00 wita hari senin16 Februari 2015.

http://www.sulselprov.go.id/berita- diskusi- alternatif- pembiayaan- pembangunan-


infrastruktur-daerah, di akses jam 07:00 wita hari senin 16 februari 2015.

http://www. Badan pusat statistic.go.id/ pertumbuhan- ekonomi-sulawesi selatan


2014. Di akses jam 11:00 wita hari selasa 24 februari 2015.

Kamaluddin Rustian,1998, pengantar Ekonomi pembangunan,penerbit: FEUI,


Jakarta.

Pahlevi Reza,2013, pembangunan infrastruktur di Indonesia,GunadarmaUniversitas


Jakarta.

Suparmako,2002, Ekonomi public untuk keuangan dan pembangunan daerah,edisi


pertama,Andi, Yogyakarta.

Sukirno sadono,2010, makro ekonomi teori pengantar,edisi ke-3 penerbit: PT Raja


Grafindo Persada, Jakarta.

Todaro Michael P, 1999, pembangunan ekonomi,Edisi ke-6, penerbit: Erlangga,


Jakarta.
6
Notes

Output Created 07-Apr-2015 10:31:17


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 5
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV
CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI R
ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT VAR00001
/METHOD=ENTER VAR00002
VAR00003 VAR00004
/SCATTERPLOT=(VAR00001
,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN
NORM(ZRESID).

Resources Processor Time 00:00:04,259

Elapsed Time 00:00:03,930

Memory Required 1948 bytes

Additional Memory Required 552 bytes


for Residual Plots

Notes
Output Created 10-Aug-2015 11:19:56
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 7
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV
CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT VAR00001
/METHOD=ENTER VAR00002
VAR00003 VAR00004
/SCATTERPLOT=(VAR00001
,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN
NORM(ZRESID).

Resources Processor Time 00:00:01.170

Elapsed Time 00:00:00.641

Memory Required 1948 bytes

Additional Memory Required 552 bytes


for Residual Plots

[DataSet0]

Charts
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT VAR00001
/METHOD=ENTER VAR00002 VAR00003 VAR00004
/SCATTERPLOT=(VAR00001 ,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID).

Regression

Notes

Output Created 16-Aug-2015 10:01:29


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 7
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV
CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT VAR00001
/METHOD=ENTER VAR00002
VAR00003 VAR00004
/SCATTERPLOT=(VAR00001
,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN
NORM(ZRESID).

Resources Processor Time 00:00:01.279


Elapsed Time 00:00:00.687

Memory Required 1948 bytes

Additional Memory Required 552 bytes


for Residual Plots

[DataSet0]

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N

Y 6.7100 .05416 7
X1 4.0986 .00900 7
X2 3.8157 .04894 7
X2 4.2743 .26999 7

Correlations
Y X1 X2 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .752 .975 .963
X1 .752 1.000 .741 .696

X2 .975 .741 1.000 .934


X2 .963 .696 .934 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .025 .000 .000
X1 .025 . .028 .041
X2 .000 .028 . .001
X2 .000 .041 .001 .

N Y 7 7 7 7
X1 7 7 7 7

X2 7 7 7 7
X2 7 7 7 7

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X2, X1, X2a . Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .987a .974 .947 .01243 1.951

a. Predictors: (Constant), X2, X1, X2


b. Dependent Variable: Y

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .017 3 .006 36.980 .007a


Residual .000 3 .000
Total .018 6

a. Predictors: (Constant), X2, X1, X2


b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) 2.494 3.150


X1 .384 .840

X2 .600 .310
X2 .083 .053

Coefficientsa

Standardiz
ed
Coefficient
s Correlations

Zero-or Zero-or
Model Beta t Sig. der Partial Part Beta der Partial Part

1 (Consta
.792 .486
nt)
X1 .064 .457 .679 .752 .255 .043
X2 .542 1.939 .148 .975 .746 .182
X2 .412 1.575 .213 .963 .673 .148

Coefficientsa
Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF Tolerance VIF

1 (Constant)
X1 .451 2.217
X2 .112 8.922
X2 .128 7.807

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 6.6410 6.7919 6.7100 .05344 7
Residual -.01221 .01751 .00000 .00879 7
Std. Predicted Value -1.292 1.533 .000 1.000 7
Std. Residual -.983 1.409 .000 .707 7

a. Dependent Variable: Y

Charts
Collinearity Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) X1 X2 X2

1 1 3.998 1.000 .00 .00 .00 .00


2 .002 41.876 .00 .00 .00 .14

3 1.221E-5 572.278 .03 .01 .94 .85


4 1.031E-6 1968.753 .97 .99 .06 .01

a. Dependent Variable: Y

Anda mungkin juga menyukai