DARWANA
105710181511
i
ii
DARWANA
105710181511
kemudahan keteguhan hati dari kesukaran, karena pada akhirnya penulis dapat
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada jurusan
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat di atasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walau masih jauh dari kesempurnaan.
penyusunan skripsi ini dan juga telah membimbing penulis selama menempuh
Muhammadiyah Makassar
i
v
3. IBu Hj. Naidah.SE.,MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi
saran dan waktu yang telah di berikan pada penulis dari penyusunan
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Makassar.
7. Orang tuaku tercinta dan keluarga atas kasih sayang yang tulus, perhatian
dan pengorbanan yang begitu besar serta Doa yang tiada henti di
10. Serta semua pihak-pihak lainya yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
segenap kerendahan hati, penulis berharap semoga segala kekurangan yang ada
pada skripsi ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk penelitian yang lebih
baik di masa yang akan datang, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya atau bagi pihak yang
berkepentingan.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
v
ABSTRAK
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN….............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR GRAFIK................................................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................7
F. Kerangka pikir............................................................................................22
x
G. Hipotesis.....................................................................................................24
E. Defenisi Operasional..................................................................................28
A. Hasil Penelitian............................................................................................36
B. Pembahasan…..............................................................................................47
A. Simpulan…................................................................................................56
B. Saran….......................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
LAMPIRAN...........................................................................................................60
x
DAFTAR TABEL
2014........................................................................................................32
2014.......................................................................................................38
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan bandara. Jalan untuk Sulawesi sampai hari ini masih memiliki keterbatasan, hal
ini dapat di lihat dari kondisi jalan trans Sulawesi yang masih rusak parah dan belum
mampu mengubungkan ke-enam provinsi yang ada ,selain itu juga jalan belum
memiliki banyak tantangan diantaranya kapasitas listrik yang ada belum mampu
memenuhi kebutuhan yang di minta, baik dari sisi rumah tangga , industry dan
pemerintah sekaligus. Hal ini dapat di lihat dari bayaknya masyarakat kita yang
belum di aliri listrik terutama di desa-desa. Namun ada tiga mega proyek yang akan
di bangun di Sulawesi selatan dan mendapat prioritas dari pemerintah pusat, proyek-
dan 5 proyek tahun 2017. Untuk koridor Sulawesi khususnya di Sulawesi selatan
internasional bitung Makassar new port, kereta api Makassar pare-pare , dan PLTU
Api Trans Sulawesi di kabupaten Barru dan proyek underpass di simpang lima
bandara Internasional Sultan Hasanuddin sudah di resmikan dan jalan alternatif dari
parangloe atau Tol Ir Sutami, khusus ground breaking proyek KA Trans Sulawesi
mengambil titik awal di pelabuhan Garongkong Desa siaung kabupaten Barru. Untuk
rute KA Trans Sulawesi akan di bangun sepanjang 146 kilometer dari Pare-pare ke
Makassar dengan anggaran berkisar Rp 10 triliun. Pada tahap pertama akan di bangun
Semen Bosowa dan Tonasa MH Atmoko. bila tahapan pembangunan berjalan lancar
maka sarana transportasi baru ini sudah bisa di nikmati pada 2016 oleh masyarakat
Sulawesi selatan.
laut.
strategis karena berada di jalur pelayaran alur laut kepulauan Indonesia (ALKI II)
3
II tahun 2014 PDRB Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 3,87 % jika
selatan di tunjang oleh semua sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan sangat
sektor jasa-jasa, selama triwulan II tahun 2014 hanya memberikan kontribusi sebesar
1,76% sementara untuk sector tambang dan penggalian tetap mengalami penurunan
tetap 0,02%. Sementara pertumbuhan ekonomi Sulawesi selatan pada kuartal III/2014
di prediksi masih dalam level yang tinggi seiring dengan pengerjaan proyek
Sulawesi selatan berada pada kisaran 7,1% hingga 8,1% pada kuartal III/2014. Dan
sumber pertumbuhan tertinggi akan berasal dari investasi dan komsumsi yang terus
meningkat dan ekspor Sulawesi selatan juga akan memberikan kontribusi yang
produk olahan orientasi ekspor. Di sisi lain sector utama ekonomi Sulawesi selatan
yang cenderung menurun karena factor cuaca. Sedangkan sector property dan
perhotelan maupun industry terus menunjukkan kontribusi yang cukup baik bagi
ekonomi Sulawesi selatan sementara itu laju inflasi Sulawesi selatan hingga kuartal
era kepemimpinan Andi Idris Syukur ,Barru mencatat kemajuan fantastis di hampir
semua sector, salah satu parameter keberhasilan itu adalah tingkat pertumbuhan
kemampuan itu dapat diliat dari tingkat pencapaian indeks pembangunan manusia
(IPM) suatu daerah dan IPM itu menetapkan tiga ukuran untuk mengetahui tingkat
pencapaian di sector kesehatan ,pendidikan dan ekonomi. IPM Barru sendiri pada
2010 masih 69% dan mencapai peningkatan yang cukup signifikan pada 2013
membangun infrastruktur dan mengadakan sarana prasarananya ,tetapi lebih dari itu
barru yang telah mencapai usia 8 tahun. Ini artinya rata-rata usia sekolah kita sudah
sampai di tingkat kelas 2 SMP. Kabupaten Barru saat ini sangat di perhitungkan
secara nasional, sehingga di tetapkan sebagai salah satu kawasan Ekonomi Khusus
(KEK), hal tersebut tidak terlepas dari dukungan pengembangan kawasan pelabuhan
pelabuhan fery, pelabuhan curah, terminal semen dan kilang minyak. Pemerintah
pusat sudah menetapkan Barru sebagai Kawasan Ekonomi khusus (KEK) terbaik di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
2. Keilmuan
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infrastruktur dapat di artikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara
umum di ketahui sebagai fasilitas publik seperti Rumah sakit, Jalan, Jembatan,
telepon,listrik dan sebagainya. Lebih jauh lagi dalam ilmu ekonomi infrastruktur
merupakan wujud dari publik kapital (modal public) yang di bentuk dari investasi
3. Menurut Todaro (2006) infrastruktur sebagai salah satu factor penting yang
salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan daya
saing di dunia internasional, di samping sector lain seperti minyak dan gas bumi,
jasa ke uangan dan manufaktur. Defenisi infrastruktur secara rinci adalah suatu
rangkaian yang terdiri atas beberapa bangunan fisik yang masing-masing saling
mengkait dan saling ketergantungan satu sama lainnya, misalnya jaringan jalan, di
mana jalan adalah merupakan sarana yang salah satu fungsinya dapat di pengaruhi
industry, wilayah pusat pemerintahan dan lain sebagainya, sehingga setiap kali terjadi
antisipatif antar institusi terkait agar kemanfaatanya dapat berfungsi secara maksimal
1. Pembangunan Infrastruktur
berlanjut, namun juga ada yang sifatnya dinamis dan berpeluang berkembang. Dalam
setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu saja terhadap
1
kedepan, sehingga perlunya di buat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), RUTR
adalah acuan yang perlu di pahami dan secara konsisten harus dapat di laksanakan
bermanfaat bagi pengguna tapi juga mampu berperan dalam situasi Negara dalam
keadaan normal maupun darurat. Sampai saat ini masih sering terlihat dalam
kesehatan, pengaruh timbal balik dari dan ke wilayah di sekitarnya yang baik serta
peduli, sehingga yang terjadi hanyalah munculnya sebuah bangunan yang kurang
pusat distribusi listrik, menara telekomunikasi, gudang amunisi, pabrik bahan kimia,
saluran pembuangan limbah beracun dan berbahaya dan lain-lain yang berada di
sekitar pemukiman padat tanpa adanya unsur pertahanan dan ke amanan yang
memadai.
1
2. Peranannya
tidak saja bermanfaat untuk suatu golongan saja namun harus mampu meningkatkan
b. Obyek vital: pusat dan jaringan listrik, pusat dan jaringan komunikasi, pusat
industry.
adalah untuk mendukung kepentingan masyarakat umum, bangsa dan Negara yaitu
ekonomi dapat di pandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Dari satu priode ke priode lainnya, kemampuan sesuatu Negara untuk menghasilkan
barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat di sebabkan karena
kualitasnya.
barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang di gunakan.
1
pertumbuhan mereka di misalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap
2. Teori Schumpeter
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu di tunjukkan bahwa para
perusahaan.
3. Teori Harrod-Domar
ekonomi, teori ini bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus di penuhi supaya
suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth
pertumbuhan itu dari segi permintaan, pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku
melihat dari sudut pandang yang berbeda , yaitu dari segi ekonomi tergantung kepada
Kekayaan alam suatu Negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan
iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutang dan hasil laut yang dapat di peroleh,
jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayaan alam akan dapat
Negara itu menambah produksi di samping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan
pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini akan
pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja.
barang-barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi tanpa adanya
alat-alat untuk menangkap ikan dan berburuh, alat-alat untuk bercocok tanam dan
suatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan biaya produksi dan
untuk menggunakan cara memproduksi yang modern dan produktifitas yang tinggi.
dorongan yang besar kepada pertumbuhan ekonomi sikap yang demikian itu antara
lain adalah sikap berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang
untuk investasi, sikap yang sangat menhargai kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk
mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan
dan keuntungan.
pembangunan ekonomi. Pada tahap ini pembangunan yang rendah, infrastruktur yang
di perlukan masih terbatas. Pada tingkat ini penumpuan perkembangan adalah untuk
membangun jalan, jembatan, irigasi, listrik dan infrastruktur lain dalam taraf yang
dilakukan dan harus di selaraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah di capai dan
salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan
sebagainya. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari
satu kunci terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan
1. Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala jalan, termasuk
bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang di peruntukkan bagi lalu lintas, yang
1
berada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,di bawah permukaan tanah dan
atau air, serta di atas permukaan air , kecuali jalan kereta api dan jalan kabel.
1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis
2. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam system jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, atau antar ibu
primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan provinsi yang
menghubungkan ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan, antar ibu kota
jalan merupakan akses untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainya
dengan mudah, contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan
baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada
2. Listrik
Listrik adalah merupakan daya atau kekuatan yang di timbulkan oleh adanya
pergesekan ataupun melalui sebuah proses kimia dimana hasil dari proses kimia
tersebut bisa di gunakan untuk kemudian menghasilkan panas, cahaya, atau bahkan
bisa di manfaatkan untuk menggerakkan sebuah mesin. Ada banyak hal dan kata yang
berkaitan dengan listrik itu sendiri. Di mana semua hal yang berkaitan dengan listrik
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan
penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan
alat-alat/mesin industry.
membeli produk/jasa kita. Pelanggan listrik (PLN) adalah seseorang atau lembaga
butuhanya dan sudah terikat saling membutuhkan, PLN dan pelanggan. Pelanggan
PLN adalah rumah tangga, perusahaan dan pemerintah yang menggunakan jasa
listrik.
2
energi listrik memegang peranan yang sangat dominan dalam kehidupan masyarakat
Ketergantungan bangsa ini terhadap energi listrik sangat besar, sehingga ketidak
selama 1 jam saja, dampaknya sungguh luar biasa. Maka tak heran, jika terjadi
sehingga perputaran dunia usaha praktis terganggu . Dapat dikatakan kerugian secara
ekonomi yang diakibatkan oleh pemadaman listrik sangat besar nilainya. Sehingga
tersedianya energi listrik menjadi sangat vital bagi kelangsungan aktifitas kehidupan
3. Irigasi / Pengairan
1. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
2. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan pelengkapnya.
3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan
pelengkapnya.
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar di capai suatu
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan
presentase kandungan air dan udara di antara butir-butir tanah, pemberian air dapat
tanah.
2
1) Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi
dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat di
tanah.
F. Kerangka pikir
merupakan kunci dari tujuan pembangunan, hal ini di dasari oleh banyaknya
berperang penting dalam proses produksi dan merupakan prakondisi yang sangat di
perlukan untuk menarik akumulasi modal sector swasta, oleh karena itu,
perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk
akan lebih mudah di capai dalam priode pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kenaikan
dan penurunan pertumbuhan ekonomi secara teori dapat di pengaruhi oleh jalan,
Infrastruktur
Jalan
(X1)
Listrik PDRB
(X2) (Y)
Irigasi /pengairan
(X3)
G. Hipotesis
Maka sesuai dengan teori dan kerangka pikir, hipotesis di bawah ini merupakan
BAB III
METODE PENELITIAN
populasi penelitian yang digunakan adalah wilayah kabupaten Barru. Adapun waktu
penelitian direncanakan dua bulan lamanya yang akan dilakukan mulai pada bulan
sebagai berikut :
1. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk
dari dinas pekerjaan umum (PU) dan Badan pusat statistic (BPS).
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu
data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk angka-angka yang dapat di hitung.
Sedangkan data kualitatif merupakan data atau informasi yang diperoleh dalam
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari instansi terkait. Adapun sumber data tersebut diperoleh dari :
Y = β0 + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + ε
Dimana:
Y : Pertumbuhan Ekonomi
X1: Jalan
X2: Listrik
X3: Irigasi/Pengairan
ε : faktor luar
β0 : nilai kostan
Agar hasil yang diperoleh dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat, maka hasil regresi persamaan diatas akan diuji dengan
kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila F hitung > F tabel berarti variabel
bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika F hitung <
F tabel berarti variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
2
parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi
yang digunakan adalah 0,05. Apabila thitung >ttabel maka ini menunjukkan bahwa
pula sebaliknya, apabila thitung <ttabel maka ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh
Nilai R2 adalah antara nol atau satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel
jika nilai R2 mendekati satu berarti variabel independent memberikan hampir semua
E. Defenisi Operasional
gunakan dalam skripsi ini perlu di berikan defenisi secara operasional sebagai
berikut:
2
domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan selama periode
3. Variabel bebas merupakan variabel yang tidak terikat pada variabel lainya.
pertumbuhan ekonomi
5. Regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih,
6. Data sekunder adalah data yang di peroleh dalam bentuk jadi dan telah di olah
7. Data kuantitatif yaitu data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk
8. Data kualitatif yaitu data atau informasi yang di peroleh dalam bentuk
BAB IV
salah satu dari 24 kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. berada
pada pesisir pantai barat Selat Makassar dengan panjang garis pantai 78 Km. secara
selatan dan 199 35’00’-119 49’16’ Bujur timur. Kabupaten Barru terdiri dari 7
Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah
lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara
administratif kecamatan yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel
berikut:
3
Tabel 1
LUAS
No KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Km2 %
tahunya mengalami peningkatan yang bervariasi dapat di lihat dari tabel 2 berikut
jumlah total jumlah penduduk dan kepadatan penduduk dalam 7 tahun terakhir yaitu
Tabel 2
sebagai berikut:
Mallusetasi
Kecamatan Balusu
Tabel 3
Struktur ekonomi kabupaten Barru Tahun 2008-2014 (%)
Lapangan usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pengolahan
& Air
& Hotel
Komunikasi
8. Bank & lemb. 11,09 14,76 10,40 11,21 13,64 13,68 14,00
Keuangan
dikatakan relatif mapan karena keadaan struktur ekonominya lebih bertumpu kepada
sektor tersier. Menurut Badan Pusat Statistik (2014) Pergeseran struktur ekonomi
suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan peranan masing-masing sektor kegiatan
ekonomi pada kurun waktu tersebut. Apabila kondisi struktur ekonomi suatu wilayah
terlalu besar. Sementara pada kondisi struktur ekonomi yang belum mapan,
ekonomi Kabupaten Barru dalam kurun waktu tahun 2008-2014 nampak membaik,
Bank serta perdagangan, restaurant, hotel dan sector angkutan dan komunikasi.
PDRB Kabupaten Barru pada tahun 2014 yakni sebesar 18.99%. Sementara urutan
kedua adalah sektor listrik,gas & air yaitu sebesar 16,18%. Berikutnya adalah sektor
Bank &lembaga keuangan sebesar 14,00 %, sector perdagangan, resto, hotel sebesar
11,16 dan sektor angkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 11,08%, sektor
pertambangan sebesar 9,98%, sector pertanian sebesar 6,00%, sector jasa-jasa sebesar
BAB V
A. Hasil Penelitian
Salah satu hal penting dalam pembangunan dan merupakan salah satu tujuan
dalam menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. PDRB dapat dilihat dari
komposisi data nilai tambah di rinci menurut sector ekonomi, komponen penggunaan,
dan sumber pendapatan. PDRB dari sisi produksi merupakan penjumlahan seluruh
tambah bruto yang mampu di ciptakan oleh sector-sektor ekonomi atas berbagai
penggunaan dari nilai tambah tersebut. Selanjutnya dari sisi pendapatan, nilai tambah
merupakan jumlah dari upah/gaji surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung
neto yang di peroleh. PDRB di sajikan dalam dua versi penilaianya, yaitu “ atas dasar
3
harga berlaku: yakni menggunakan harga tahun berjalan” serta “ atas harga konstan
PDRB adalah seluruh nilai netto barang dan jasa (komoditi) yang di produksi
produksi. PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai barang dan
bersangkutan. PDRB atas harga konstan adalah nilai barang dan jasa/ pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas harga konstan maupun harga berlaku.
syarat kenaikan PDRB relatif lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan penduduk,
Tabel 4
Dari Tabel 4 dapat di lihat bahwa nilai PDRB dalam 7 tahun terakhir terlihat
selalu mengalami kenaikan. Nilai PDRB atas harga berlaku tahun 2014 telah
mencapai sebesar 2,535.869,72 dan tahun 2013 telah mencapai 2.503.113,80 juta
rupiah dengan laju perkembangan sebesar 14,30 %, sedangkan nilai PDRB atas dasar
harga konstan mencapai 910.802,35 juta rupiah dengan tingkat pertumbuhan 7,81 %.
peningkatan drastis terjadi pada tahun 2009 dengan rata-rata sebesar 15,54% per
3
tahun. Sedangkan tingkat pertumbuhan bervariasi dengan rata-rata sebesar 7,11% per
tahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi secara riil di
produktivitas masyarakat dan terkendalinya tingkat harga barang dan jasa baik di
Jalan merupakan salah satu prasarana penting dalam tranportasi darat. Hal ini
karena fungsi strategis yang dimilikinya, yaitu sebagai penghubung antar satu daerah
pemerintah yang berwenang, kondisi jalan. Jalan sangat berkaitan erat dengan
pertumbuhan ekonomi karena dengan adanya faktor produksi akan terus berjalan,
Tabel 5
Berwenang
Dari tabel 5 dapat dilihat panjang jalan Nasional priode 2008-2014 tidak
mengalami peningkatan atau penurunan angkanya tetap dari tahun ke tahun sebesar
71,40. Panjang jalan provinsi pada tahun 2008-2010 sebesar 33,90 dan pada tahun
peningkatan pada tahun 2014 sebesar 34,08. Panjang jalan kabupaten pada tahun
2008 sebesar 746,32 dan tahun 2009 sebesar 850,12,dan mengalami penurunan
pada tahun 2010 sebesar 668,17 dan pada tahun 2011-2013 tetap penurunanya
sebesar 668,12, dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar
740,32.
4
Tabel 6
Peemukaan
Dari tabel 6 dapat dilihat jenis permukaan jalan Beton hanya terjadi di tahun
2011-2013 dan angkanya tetap sebesar 11,16. dan jenis permukaan Aspal pada tahun
2008 sebesar 306,21 dan 2009 sebesar 406,21, dan mengalami sedikit peningkatan di
tahun 2010 sebesar 410,34 dan kembali lagi mengalami peningkatan sebesar 413,96
pada tahun 2011-2013. Sedangkan jenis permukaan batu hanya terjadi di tahun 2011-
2013 dan angkanya tetap yaitu sebesar 43,84. Jenis permukaan jalan kerikil pada
tahun2008 sebesar 11,30 sedangkan 2009 sebesar 12,30 dan mengalami penurunan
Tabel 7
jalan
Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa kondisi jalan baik pada
tahun 2008 sebesar 272,71 dan tahun 2009 sebesar 284,76 dan mengalami sedikit
peningkatan sebesar 298,26 pada tahun 2010, dan tetap mengalami peningkatan
sebesar 315,88 pada tahun 2011-2012 , pada tahun 2013 mengalami peningkatan
sebesar 326,53. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 336,23. Di
ketahui kondisi jalan sedang pada tahun 2008 sebesar 105,39 pada tahun 2009
sebesar 115,50 dan menurun sebesar 103,33 pada tahun 2010 dan tetap mengalami
penurunan sebesar 91,43 pada tahun 2011-2012 kembali lagi mengalami penurunan
sebesar 87,17, pada tahun 2014 kembali lagi mengalami peningkatan sebesar 91,07.
Diketahui kondisi jalan rusak pada tahun 2008 sebesar 47,03 dan tahun 2009 sebesar
48,10 dan setiap tahunya mengalami penurunan dilihat dari tahun 2010 sebesar:
4
46,82, tahun 2011-2012 sebesar 45,74, tahun 2013 sebesar 43,25, dan kembali
mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 46,07. Diketahui kondisi jalan
rusak berat pada tahun 2008 sebesar 214,78 dan tahun 2009-2010 sebesar 219,76 dan
mengalami sedikit penurunan sebesar 215,07 pada tahun 2011-2012 dan kembali lagi
mengalami penurunan sebesar 211,73 pada tahun 2013 dan kembali mengalami
berbagai infrastruktur sebagai contohnya adalah kebutuhan akan listrik. Data listrik di
Tabel 8
Jumlah produksi listrik dan pelanggan listrik di Kabupaten Barru Tahun
2008-2014
6.746,30 sedangkan pelanggan listriknya sebesar 26.922 dan tahun 2009 sebesar
8.733,32 dan dilihat dari pelanggan listriknya sebesar 27.952 dan pada tahun 2010
juga mengalami peningkatan sebesar 29.099. pada tahun 2011 produksi listrik
meningkat sebesar 30.081. tahun 2012 produksi listrik terus meningkat sebesar
berkaitan dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-
lain usaha pertanian, rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut
teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi
irigasi/pengairan (irigasi primer, skunder, tersier dan irigasi setengah teknis, irigasi
sederhana).
4
Tabel 9
Irigasi
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat 7 tahun terakhir dari tahun 2008 saluran
irigasi primer sebesar 12.094 sedangkan skunder menurun menjadi 12.064 dan tersier
meningkat sebesar 18.634 dan pada tahun 2009 saluran irigasi primer sebesar 13.120
sedangkan skunder meningkat sebesar 13.122 dan tersier meningkat sebesar 36.533.
dan tahun 2010 saluran irigasi primer sebesar 14.225 dan skunder menurun 14.220
dan tersier meningkat sebesar 39.188. dan tahun 2011 saluran irigasi primer sebesar
15.235 sedangkan skunder meningkat sebesar 25.230 dan primer meningkat sebesar
40.955. dan tahun 2012 saluran irigasi primer sebesar 16.253 sedangkan skunder
meningkat sebesar 52.252. dan tersier sebesar 121.810. dan tahun 2013 saluran irigasi
meningkat sebesar 139.825. dan pada tahun 2014 saluran irigasi primer sebesar
4
18.562. sedangkan skunder meningkat sebesar 86.425. dan tersier meningkat sebesar
153.628.
B. Pembahasan
1. Data Penelitian
yang mempengaruhinya yaitu panjang jalan menurut kondisi jalan , jumlah pelanggan
listrik, jumlah saluran irigasi/pengairan dari tahun ke tahun dapat diliat pada tabel
berikut.
Tabel 10
Data penelitian tahun 2008-2014
Tahun Y X1 X2 X3
Keterangan :
Tabel 11
Hasil Log Dari Data Penelitian tahun 2008-2014
Tahun Log Y Log X1 Log X2 Log X3
Dalam penelitian ini data diubah dalam bentuk log karena data penelitian
2014 secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi ganda atau
R2. Besarnya R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh
sebesar 0,97,4 Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel
dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Analisis Regresi
Analisis ini digunakan untuk menghitung arah dan besarnya pengaruh variabel
product and service solution (SPSS) 16.0 maka diperoleh sebagai berikut:
5
Tabel 12
Rangkuman Hasil Analisis Variabel
Colinearity statistics
Variabel Koefisien Sig Beta
Tolerance VIF
2,217
X1 0,384 0,679 0,064 0,451
8,922
X2 0,600 0,148 0,542 0,112
7,807
X3 0,083 0,213 0,412 0,128
Konstanta = 2,494
F(sig) = 0,007
R = 0,987 , R Square = 0,974
Durbin Waston = 1,951
F tabel = 36,980 , T tabel = 3,182
a) Konstanta sebesar 2,494 artinya jika jumlah kondisi jalan, pelanggan listrik dan
jumlah saluran irigasi/pengairan dan nilainya berada pada titik 0, maka nilai
b) Koefisien regresi variabel jalan (jumlah kondisi jalan) (X1) yaitu sebesar 0,384
artinya bahwa setiap peningkatan jumlah kondisi jalan sebesar 1 satuan, akan
5
c) Koefisien regresi variabel listrik (pelanggan listrik) (X2) yaitu sebesar 0,600
artinya bahwa setiap jumlah pelanggan lisxtrik sebesar 1 satuan, maka akan
sebesar 0,083 artinya bahwa setiap jumlah saluran irigasi sebesar 1 satuan, maka
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent yaitu jalan,
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel bebas dependent atau tidak,
Ha : Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara jalan, listrik dan
Signifikan 5% atau 0,05 merupakan ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian. Berdasarkan tabel anova F-hitung diperoleh sebesar 36,980. F-tabel dapat
variabel -1) =3 dan df 2 (n-k-1) atau 7-3-1 = 3 (n adalah jumlah kasus, dan k adalah
jumlah variabel independent), hasil F-tabel dapat dihitung pada Ms Excel dengan cara
ketik =finv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Hasil F-tabel yang diperoleh adalah
Nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel masing-masing dengan nilai sebesar
36.980>9,276 maka Ho di terima, artinya ada pengaruh signifikan antara jalan, listrik
dan irigasi/pengairan secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi dikabupaten
Barru.
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
Ho : Secara parsial ada pengaruh antara jalan (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi
(Y).
Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jalan (X1) terhadap
tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 0,457 dan t-tabel dapat dicari pada α = 5%
: 2 = 2,5 % ( uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 7-3-1 = 3 (n adalah
jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 3,182 dapat dicari dengan
cara ketik =tinv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
Nilai t hitung < t tabel ( 0,457 <3,182) maka Ho ditolak , artinya secara parsial
Barru.
5
Ho : Secara parsial ada pengaruh antara listrik (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi
(Y)
Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh antara listrik (X2) terhadap pertumbuhan
ekonomi (Y).
tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 1,939 dan t-tabel dapat dicari pada α = 5%:
2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 7-3-1 = 3 (n adalah
jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 3,182 dapat dicari dengan
cara ketik =tinv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,939 ,< 3,182) maka Ho ditolak, artinya
Kabupaten Barru.
5
ekonomi (Y).
tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 1,575 dan t-tabel dapat dicari pada α = 5%
: 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 7-3-1 = 3 (n adalah
jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 3,182 dapat dicari dengan
cara ketik =tinv(0,05;3) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,575< 3,182) maka Ho ditolak, artinya
BAB VI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh jalan, listrik dan
dilihat dari f hitung yang signifikan (36,980 > 9,276) pada tingkat kenyakinan
95%.
periode 2008-2014.
3. Besarnya nilai R square (R2) adalah 0,974 atau 97,4% artinya besarnya
sisanya sebesar 2,6% di jelaskan atau di pengaruhi oleh variabel lain yang
independent lainya.
B. SARAN
Barru, yang disertai kebijakan mempermudah akses bagi para pengusaha dan
calon pengusaha lokal terhadap lembaga keuangan bank maupun non bank dalam
rangka membuka usaha baru atau mengembangkan usaha yang telah ada.
maupun perbaikan jalan di suatu daerah, juga harus dilakukan dengan cermat dan
tepat guna untuk mempermudah akses transaksi jual belih barang dan jasa
pemadaman listrik secara bergilir di hentikan, dan tarif listrik di turunkan guna
terciptanya kualitas dan kuantitas yang baik sehingga dapat memiliki daya saing
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Notes
Output Created 10-Aug-2015 11:19:56
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 7
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV
CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT VAR00001
/METHOD=ENTER VAR00002
VAR00003 VAR00004
/SCATTERPLOT=(VAR00001
,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN
NORM(ZRESID).
[DataSet0]
Charts
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT VAR00001
/METHOD=ENTER VAR00002 VAR00003 VAR00004
/SCATTERPLOT=(VAR00001 ,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID).
Regression
Notes
[DataSet0]
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 6.7100 .05416 7
X1 4.0986 .00900 7
X2 3.8157 .04894 7
X2 4.2743 .26999 7
Correlations
Y X1 X2 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .752 .975 .963
X1 .752 1.000 .741 .696
N Y 7 7 7 7
X1 7 7 7 7
X2 7 7 7 7
X2 7 7 7 7
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X2, X1, X2a . Enter
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
X2 .600 .310
X2 .083 .053
Coefficientsa
Standardiz
ed
Coefficient
s Correlations
Zero-or Zero-or
Model Beta t Sig. der Partial Part Beta der Partial Part
1 (Consta
.792 .486
nt)
X1 .064 .457 .679 .752 .255 .043
X2 .542 1.939 .148 .975 .746 .182
X2 .412 1.575 .213 .963 .673 .148
Coefficientsa
Collinearity Statistics
1 (Constant)
X1 .451 2.217
X2 .112 8.922
X2 .128 7.807
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 6.6410 6.7919 6.7100 .05344 7
Residual -.01221 .01751 .00000 .00879 7
Std. Predicted Value -1.292 1.533 .000 1.000 7
Std. Residual -.983 1.409 .000 .707 7
a. Dependent Variable: Y
Charts
Collinearity Variance Proportions
a. Dependent Variable: Y