Nur Alfanisah
A1A019175
UNIVERSITAS MATARAM
2023
SKRIPSI
PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2014-2022
Nur Alfanisah
A1A019175
Setelah membaca naskah skripsi ini dengan seksama maka menurut pertimbangan
kami telah memenuhi syarat untuk diuji
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini telah di terima sebagai kebulatan studi program Strata Satu (S1) Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitass Mataram
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Mataram batal saya
terima.
Rp 10.000,-
Nur Alfanisah
A1A019175
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat
Ayahanda Amrin serta Ibunda tercinta Nurhayati yang telah mendidik, mendoakan
dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan senantiasa memberikan
dukungan moril dan materil yang tak terhingga dan terimakasih karena telah selalu
sabar dan selalu mengingatkan akan kebaikan, Semoga Allah karuniakan kemuliaan
Basuki,MA selaku Pembimbing Ketua dan Bapak Irwan Suriadi, SE.,M.Si. selaku
masukan dan dorongan yang diberikan dengan penuh kesabaran, semoga Bapak dosen
Pembimbing sekalian selalu diberikan kesehatan serta selalu dalam lindungan Allah
SWT.
Dalam kesempatan ini saya juga ingin berterimakasih kepada berbagai pihak
yang turut memberikan sumbangan pikiran guna penyelesaian skripsi, dan turut
1. Rektor Universitas Mataram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agri,St., Ph.D.,
atas kesempatan, waktu dan ijin yang diberikan untuk menempuh studi pada
vi
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mataam selaku ketua Program Studi
Sarjana Ekonomi, Bapak Dr. Ihsan Rois., S.T., M.Si atas kesempatan yang
Universitas Mataram.
Universitas Mataram, Ibu Dr. Luluk Fadliyanti SE., M.Si dan Sekertaris Program
Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Ibu Baiq Saripta W. M, SE, M.Si serta
seluruh dosen dan staff administrasi yang ada di Program Ilmu Ekonomi Studi
4. Keluarga besar yang senantiasa membantu dalam hal moril dan material semasa
5. Teman-teman dan sahabat yang selalu mendukung dan selalu ada dalam suka
maupun duka menghadapi dunia perkuliahan serta semua pihak yang terlibat
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
x
3.2 Lokasi dan waktu penelitian .......................................................................... 42
3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................................. 42
3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 43
3.4.1 Jenis Data ...................................................................................................... 43
3.4.2 Sumber Data .................................................................................................. 43
3.5 Variabel penelitian ........................................................................................ 43
3.5.1 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel ............................................................. 43
3.5.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 43
3.6 Prosedur Analisis Data .................................................................................. 44
3.6.1 Analisis Regresi Data Panel .......................................................................... 44
3.6.2 Estimasi Model Regresi ................................................................................ 45
3.6.3 Uji Spesifikasi Model ...................................................................................... 46
3.6.4 Uji Asumsi Klasik .......................................................................................... 47
3.6.5 Uji Statistik t .................................................................................................. 49
3.6.6 Uji Statistik F .................................................................................................. 50
3.6.7 Analisis Koefisien Determinan (R2) .............................................................. 50
Bab IV Hasil Dan Pembahasan ................................................................................. 51
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 51
4.1.1 Data Penelitian .............................................................................................. 51
4.1.2 Analisis dan Hasil Penelitian......................................................................... 61
4.1.2.1 Estimasi Model Regresi ................................................................................ 61
4.1.2.2 Uji Spesifikasi Pemilihan Model................................................................... 62
4.1.2.3 Pemilihan Model Regresi Data Panel............................................................ 62
4.1.2.4 Estimasi Model Regresi Data Panel .............................................................. 64
4.1.2.5 Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 66
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 74
Bab V Penutup .......................................................................................................... 80
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 80
5.2 Implikasi Penelitian ....................................................................................... 81
5.3 Keterbatasan dan Saran Penelitian ................................................................ 82
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 84
Lampiran ................................................................................................................... 87
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2014-2022
(Ribu Rupiah) ………………………………………………….………………………….......… 52
Tabel 4.3 Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air
Minum Layak Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi NTB Tahun 2014-
2022 ………………………………………………….…………………………………………..…… 56
Tabel 4.4 Jumlah Sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK) Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi NTB Tahun 2014-2022 (Unit) ……………………………………………… 58
Tabel 4.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2014-2022 (Unit)
……………………………………………….……………………………………………………………. 60
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Model dengan Pendekatan CEM, FEM dan REM………. 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier (LM) ……. 63
Tabel 4.8 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) …………….……………. 64
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(persen) Periode 2014-2022……………………………………………………………...…….4
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
apabila terjadi peningkatan GNP (Gross National Product) riil di Negara tersebut,
fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan
barang modal.
dalam teknologi. Namun peran teknologi dalam model ini masih eksogenous,
yang artinya teknologi itu sendiri bukan merupakan hasil dari pertumbuhan
1
2
desa. Menelisik salah satu yang menghambat perekonomian Indonesia saat ini
kualitas dan kuantitas infrastruktur atau prasarana. Baik infrastruktur keras (yang
merujuk kepada jaringan fisik seperti jalan dan bandara) maupun infrastruktur
non-fisik atau lunak (seperti pasokan listrik, kesejahteraan sosial dan kesehatan)
pembangunan infrastruktur pada empat bidang utama yaitu: sumber daya air, jalan
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki dua pulau besar yaitu Pulau
Lombok dan Pulau Sumbawa yang memiliki budaya serta kondisi alam yang
masyarakat. Pulau Sumbawa memiliki kontur berbukit dan dataran rendah yang
serta nelayan. Sedangkan Pulau Lombok memiliki potensi pariwisata yang besar,
khususnya pantai dan pulaunya yang sangat terkenal hingga dikunjungi oleh
3
banyak wisatawan dalam negeri dan mancanegara. Namun, tak dapat dipungkiri
adanya aksebilitas dan konektivitas yang semakin terbuka dan lancar. Melalui hal
Jangka Menengah (RPJMD) yang tertuang dalam salah satu misinya adalah
Strategis. Hal ini selaras dengan arah kebijakan umum pembangunan nasional
dan Pemerataan. Sebagai wujud konkrit dari kebijakan tersebut, telah banyak
sebagai daerah “Pendukung Penyedia Stok Pangan Nasional” hal tersebut adalah
Grafik 1.1
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ADHK 2010 Menurut
Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat (persen) Periode 2014-2022
25
20
15
10
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
(5)
(10)
PDRB
yaitu Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2022 mengalami arah pertumbuhan ekonomi
Provinsi NTB sebesar 5,06 persen, dimana nilai tersebut mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebesar 5,16 persen. Pada tahun
2015 menunjukkan arah pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 21,34 persen,
Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi konsetrat bijih logam yang cukup
tinggi. Namun, pada tahun 2016, 2017 dan 2018 laju pertumbuhan ekonomi
semakin menurun. Pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,81
penggalian yang cukup dalam sehingga pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 0,12
persen. Pada tahun 2018 terjadi musibah gempa bumi yang menyebabkan
5
sehingga menjadi -4,50 persen. Pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi naik
menjadi 3,90 persen. Pada tahun 2020, pandemi global Covid-19 mengganggu
Provinsi NTB menjadi -0,62 persen. Kemudian meningkat pada tahun 2021
sebesar 2,30 persen dan pada tahun 2022 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,95
Tabel 1.1
Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Jalan, Infrastruktur Air,
Infrastruktur Pendidikan dan Infrastruktur Kesehatan di Provinsi NTB
Tahun 2014-2022
Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur
Tahun Jalan Air Pendidikan Kesehatan
NTB pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2022. Pada infrastruktur jalan dilihat
jalan yang mengalami kerusakan. Selain itu, dana untuk pemeliharaan atau dana
kemantapan jalan melambat, sehingga panjang jalan di Provinsi NTB pada tahun
2022 adalah 4.195 Km. Pada infrastruktur air dilihat berdasarkan persentase
rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum layak di Provinsi
NTB yang selalu mengalami peningkatan terlepas dari penurunan yang terjadi
pada tahun 2016 sebesar 0,02 persen serta persentase pada tahun 2017 dan tahun
2018 mengalami kondisi yang stagnan (stabil) sebesar 75,63 persen. Kemudian
terpenuhinya akses layanan air minum layak atau SPAM (Sistem Penyediaan Air
Minum).
dan SMK) di Provinsi NTB dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2022
mengalami kondisi selalu meningkat. Pada tahun 2014 jumlah sekolah sebanyak
541 unit, tahun 2015 sejumlah 577 unit, tahun 2016 sejumlah 606 unit, tahun 2017
sejumlah 620 unit, tahun 2018 sejumlah 635 unit, tahun 2019 sejumlah 654 unit,
tahun 2020 sejumlah 665 unit, tahun 2021 sejumlah 686 unit dan tahun 2022
sejumlah 735 unit. Hal ini didorong oleh rancangan Pemerintah dalam bidang
7
kesehatan (RS, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu) yang ada di Provinsi NTB
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2020 mengalami kondisi fluktuatif yang
prasarana yang rusak hingga pada tahun 2022 jumlah fasilitas kesehatan sebanyak
746 unit.
Terlepas dari hal tersebut, jika menelisik berdasarkan isu-isu yang menjadi
adalah sarana dan prasarana pelayanan publik (sosial dasar) yang belum memadai,
Ketersediaan sarana dan prasarana sumber daya air yang mendukung ketahanan
pangan juga belum merata, dan tingkat kemantapan jalan yang tinggi belum
dan Program Unggulan (seperti Percepatan Jalan Mantap, SPAM Regional, NTB
belum sepenuhnya dapat teratasi sehingga menjadi isu permasalahan yang dituang
di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014-2022 yang akan diuraikan dalam
yang ditandai dengan mobilitas penduduk yang tinggi, percepatan laju arus
efisiensi dari sarana pembangunan tersebut. Dengan infrastruktur yang baik dan
9
proses pembangunan.
sudah baik, meskipun masih perlu perbaikan serta pembangunan infrastruktur lain
perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan kontribusi
Barat?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ilmu
Adapun manfaat praktis pada penelitian ini yaitu: 1) Bagi Penulis, sebagai
syarat akademik dalam memperoleh gelar studi program Strata Satu (S1) pada
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi
TINJAUAN PUSTAKA
dahulu daripada pembagian kerja agar pekerjaan dapat dibagi lebih lanjut
secara seimbang jika stok lebih dulu diperbesar setelah itu diikuti dengan
output total. Makin banyak input maka akan banyak output (Jhingan, 2012
Sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok; a) sumber
daya alam yang tersedia, b) jumlah penduduk, c) stok kapital yang ada.
yang kedua adalah jumlah penduduk, dalam proses pertumbuhan output unsur
penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari
masyarakat tersebut. Penduduk meningkat bila tingkat upah yang berlaku lebih
tinggi dari pada tingkat upah subsisten dan begitu juga sebaliknya. Upah
11
12
penawaran. Lalu untuk stok kapital sendiri memiliki pengaruh langsung dan
menerus. Keuntungan ini berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik
Pada akhirnya proses pertumbuhan ini akan mencapai posisi stasioner sampai
Pada posisi ini semua proses pertumbuhan berhenti: kapital, penduduk dan
pasar dan adanya tingkat keuntungan diatas tingkat keuntungan minimal agar
b. Teori Solow-Swan
berpengaruh pada modal dan hasil. Jika tingkat tabungan tinggi, modal dan
Menurut Solow, pertumbuhan ekonomi berasal dari satu atau lebih dari
tiga faktor berikut: peningkatan dalam kuantitas dan kualitas pekerja (labor),
dalam teknologi. Namun peran teknologi dalam model ini masih eksogenous,
yang artinya teknologi itu sendiri bukan merupakan hasil dari pertumbuhan
komoditi gabungan yang diproduksi; (2) Yang dimaksud output ialah output
netto yaitu sesudah dikurangi biaya penyusutan modal; (3) Return to scale
bersifat konstan (fungsi produksi homogen pada derajat pertama); (4) Dua
faktor produksi tenaga kerja dan modal dibayar sesuai dengan produktivitas
fisik marjinalnya; (5) Harga dan upah fleksibel; (6) Tenaga kerja terpekerjakan
secara penuh; (7) Stok modal yang ada juga terpekerjakan secara penuh; (8)
Tenaga kerja dan modal dapat disubstitusikan satu sama lain; (9) Kemajuan
c. Teori Harrod-Domar
modal maka dengan begitu setiap tambahan netto terhadap stok modal dalam
bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau
GDP.
pertumbuhan dari GNP (∆Y/Y) ditentukan oleh rasio tabungan nasional (s)
dan rasio capital ouput nasional (k). Sementara, infrastruktur disini dapat
masyarakat.
derah tersebut (Tanah, Modal, Tenaga kerja, dan Teknologi), hal ini berarti
wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah
tersebut juga ditentukan oleh seberapa besar terjadi Transfer Payment, yaitu
bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana
pendapatan ekonomi wilayah yang telah dicapai semakin meningkat dari tahun
baik jika jumlah fisik barang dan jasa yang dihasilkan menjadi semakin besar
tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar.
dasar harga konstan dengan tahun dasar tertentu untuk mengeliminasi faktif
16
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
produk barang dan jasa akhir yang dhasilkan oleh seluruh unit produksi
itu, data statistik dan indikator ekonomi dapat digunakan untuk menganalisis
sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Oleh karena itu,
yang tidak terpisahkan satu sama lain yang didefinisikan dalam suatu sistem.
pembangunan.
Infrastruktur keras yang merupakan infrastruktur yang bisa dilihat dari segi
fisiknya yang berupa bentuk secara nyata. Kedua, Infrastruktur keras non fsik
yang mencakup berbagai upaya untuk mendukung sarana dan prasarana secara
dalam suatu aturan, sistem dan juga norma yang disediakan oleh pemerintah
dan sumber daya alam (sebagai bahan baku) yang mana dalam prosesnya akan
Pasal 5 Ayat 2 Tahun 2015), 2015) Adapun jenis infrastruktur ekonomi dan
sarana dan prasarana olahraga, serta kesenian; 15) Infrastruktur kawasan; 16)
ekonomi yang akan menjadi fokus utama pada penelitian ini yaitu:
1. Infrastruktur Jalan
fisik yang merupakan faktor input dalam fungsi produksi, sehingga kenaikan
memiliki fungsi ganda. Di suatu sisi, jalan memiliki fungsi sebagai pendorong
lain, jalan berfungsi untuk mengurangi isolasi kegiatan sosial ekonomi pada
2012).
jalan akses atau pembangunan jalan baru akses perdesaan berdampak cukup
2. Infrastruktur Air
keberadaan air bersih secara kontinue terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dengan demikian infrastruktur air merupakan salah satu bagian penting dalam
dalam tiga kelompok besar yaitu kebutuhan domestik, irigasi pertanian dan
membutuhkan investasi yang besar untuk menjaga tingkat penyediaan air dan
3. Infrastruktur Pendidikan
Sebagai salah satu aspek yang penting dalam proses pengembangan pola pikir
4. Infrastruktur Kesehatan
sebuah kondisi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, dan bukan sekedar bebas
antara lain tingkat harapan hidup. Ukuran ini merupakan salah satu dari tiga
22
sosial, budaya, politik, dan konteks lainnya. Salah satu infrastruktur yang
jaringan listrik, dan air bersih sangatlah penting dalam rangka meningkatkan
digunakan oleh pihak rumah tangga tetapi juga digunakan oleh pihak swasta,
infrastruktur seperti adanya akses jalan, listrik, dan air bersih diperlukan untuk
prasarana minim.
24
yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan
variabel listrik, air bersih, prasarana pendidikan dan kesehatan memiliki efek
ini adalah terletak pada model analisis data yang digunakan adalah regresi data
panel dengan pendekatan Fixed Effect Model dan terletak pada variabel
dependen yaitu PDRB dan variabel independen yaitu air bersih, prasarana
Provinsi NTB. Serta time series yang digunakan yaitu tahun 2008-2017
yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan pendekatan Fixed
dengan penelitian ini adalah terletak pada model analisis data yang digunakan
adalah regresi data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model dan
NTB. Serta time series yang digunakan yaitu tahun 2008-2017 sedangkan
dengan penelitian ini adalah variabel dependen yaitu PDRB dan variabel
yang dilakukan oleh Panema dengan penelitian ini adalah terletak pada objek
penelitian ini terletak pada Provinsi NTB. Perbedaan juga terletak pada time
series yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Panama yaitu
Metode analisis data yang digunakan oleh Panama adalah regresi linier
berganda sedangkan pada penelitian ini adalah analisis dengan regresi data
panel.
Ekonomi Di Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda dengan software SPSS versi 23. Hasil penelitian ini menunjukan
Jawa Timur, namun ada hubungan positif antara variabel Independen dengan
pada objek penelitian yaitu di Jawa Timur, metode analisis data yang
Tetap (Fixed Effect Model). Hasil dari penelitian ini menyatakan infrastruktur
listrik dan infrastruktur air berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
dependen yaitu PDRB dan variabel independen yaitu infrastruktur air dan
pendekatan Model Efek Tetap (Fixed Effect Model). Perbedaan penelitian oleh
Winey dan Siregar dengan penelitian ini adalah terletak pada objek penelitian
data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model. Hasil penelitian dimana
Mu’minin dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel yaitu PDRB dan
terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada objek penelitian yaitu
analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah
pertama, panjang jalan (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel dependen yaitu
PDRB dan variabel independen yaitu panjang jalan dan jumlah air bersih.
Utara, metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
sebesar 0,737163 atau 73,71%, dan sisanya sebesar 26,29% dipengaruhi oleh
PDRB dan vairabel independen yaitu infrastruktur jalan dan infrastruktur air
analisis data yang digunakan adalah regersi data panel dengan metode estimasi
adalah penelitian yang dilakukan oleh Mu’minin tahun 2020 dengan judul
dilakukan oleh Sari tahun 2021 dengan judul Pengaruh Infrastruktur Terhadap
dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil pengujian
31
secara simultan.
Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu
3. Panama et al. (2019) Menggunakan alat regresi Variabel dependen yaitu Infrastruktur air, listrik dan
meneliti dengan judul linier berganda dengan PDRB dan variabel pendidikan berpengaruh positif
Pengaruh Infrastruktur pendekatan Common Effect independen yaitu dan signifikan terhadap
33
8. Pane et al. (2020) Analisis data dilakukan Variabel dependen yaitu Secara simultan variabel
meneliti dengan judul dengan menggunakan PDRB infrastruktur kesehatan,
“Pengaruh metode OLS (Ordinary Variabel independen yaitu infrastruktur pendidikan dan
Pembangunan Least Square) dengan model infrastruktur kesehatan, jumlah penduduk berpengaruh
Infrastruktur Kesehatan, estimasi regresi linear infrastruktur pendidikan dan signifikan terhadap
Pendidikan dan Jumlah berganda dengan jumlah penduduk. pertumbuhan ekonomi di
Penduduk Terhadap menggunakan bantuan Provinsi Sumatera Utara.
Pertumbuhan Ekonomi program Eviews 7.
Di Sumatera Utara”. Sedangkan secara parsial
disimpulkan bahwa variabel
infrastruktur kesehatan dan
jumlah penduduk berpengaruh
positif dan signifikan;
infrastruktur pendidikan
berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Sumatera Utara.
9. Sari (2021) meneliti Metode analisis yang Menggunakan variabel Hasil pengujian secara parsial
dengan judul “Pengaruh digunakan dalam penelitian dependen yaitu PDRB dan menunjukkan bahwa
Infrastruktur Terhadap ini adalah dengan metode variabel independen yaitu infrastruktur jalan, infrastruktur
Pertumbuhan Ekonomi regresi linier berganda dan infrastruktur jalan, listrik, dan infrastruktur PDAM
Di Sumatera Selatan”. metode Ordinary Least infrastruktur listrik, dan tidak mempengaruhi
Square (OLS) infrastruktur PDAM. pertumbuhan ekonomi dan
menggunakan E-views 10. secara simultan infrastruktur
jalan, infrastruktur listrik dan
infrastruktur air berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Sumatera Selatan.
36
10. Angelina dan Wahyuni Analisis yang dilakukan Variabel dependen yaitu Hasil penelitian menunjukkan
(2021) meneliti dengan menggunakan regresi data PDRB dan variabel bahwa kelima variabel
judul “Pengaruh panel dengan metode independen yaitu infrastruktur infrastruktur berpengaruh
Infrastruktur Ekonomi estimasi Fixed Effect Model jalan, listrik, air, kesehatan, positif dan signifikan terhadap
dan Sosial terhadap SUR. dan TIK. pertumbuhan ekonomi di
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada tahun 2015-
Indonesia, 2015-2019”. 2019.
Sumber : Penelitian terdahulu diolah
37
prasarana penting dalam transportasi darat. Hal ini karena fungsi strategi yang
dimilikinya, yaitu sebagai penghubung antara satu daerah dengan daerah yang
ekonomi karena dengan dana jalan faktor produksi akan terus berjalan, dan
penelitian Suswita dkk menyatakan bahwa infrastruktur jalan dalam hal ini
menyatakan jalan memiliki fungsi ganda. Satu sisi, jalan memiliki fungsi
dan jasa antara pusat produksi dan daerah pemasaran dan sebaliknya.
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
yang menyatakan infrastruktur air bersih merupakan dasar salah satu bagian
penyediaan air yang besar dan peningkatan pelayanan dan peyediaan akan
konsumsi air bersih dengan tujuan kepuasan masyarakat yang nantinya akan
Sebagai salah satu aspek yang penting dalam proses pengembangan pola pikir
tersebut.
Sumatera Utara.
konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti serta
Infrastruktur Jalan
(X1)
Infrastruktur Air
(X2 ) PDRB
(Y)
Infrastruktur
Pendidikan
(X3)
Infrastruktur
Kesehatan
(X4)
41
BAB III
METODE PENELITIAN
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih
(Sugiyono, 2022).
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
42
43
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data yang sudah ada, dikumpulkan dan diolah
Data sekunder pada penelitian ini bersumber dari buku, jurnal, artikel,
skripsi dan dokumen – dokumen instansi. Adapun sumber data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS),
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB dan stakeholders yang berkaitan dengan
Provinsi NTB.
PDRB perkapita atas harga konstan dalam satuan ribu rupiah pada tahun 2014-
2022.
Infrastruktur air yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu jumlah persentase
rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum layak di
sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMA dan SMK per unit yang masih aktif
dalam hal ini adalah jumlah RS, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per unit
regresi data panel. Menurut Gujarati (2012) dalam Afriyana (2023) data panel
(pooled data) atau yang disebut juga data longitudinal merupakan gabungan
45
antara data silang waktu (cross section) dan data runtun waktu (time series).
menganalisis data. Persamaan dasar regresi data panel secara umum adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Log = Logaritma
α = Konstanta
β = Intersep (Intercept)
Yit = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
X1 = Panjang Jalan
X2 = Persentase rumah tangga dengan air minum layak
X3 = Jumlah sekolah
X4 = Jumlah fasilitas kesehatan
Ɛ = galat (error)
i = 10 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
t = Periode waktu penelitian yaitu dari tahun 2014-2022
beberapa langkah yang harus ditempuh dengan memilih pendekatan yang tepat
Common Effect Model (Pooled Least Square) merupakan model data panel
yang mengkombinasikan data time series dan cross section. Model ini dapat
koefisien yang sama. Untuk membedakan antara objek satu dengan yang
lain dapat menambah variabel dummy atau variabel semu pada data panel.
Pada metode ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan
mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. model ini
Pemilihan pendekatan yang tepat dapat menggunakan ketiga uji sebagai berikut:
a. Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk mengetahui apakah model Common Effect Model
(CEM) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan dipakai untuk estimasi
model yang digunakan. Uji ini dapat dilakukan dengan uji Chow-test dengan
1 Jika nilai Probability cross-section F > 0,05 maka model yang diplih
2 Jika nilai Probability cross-section F < 0,05 maka model yang diplih
b. Uji Hausman
Random Effect atau Fixed Effect yang akan dipakai untuk estimasi model yang
1 Jika nilai Probability cross-section random < 0,05 maka model yang diplih
2 Jika nilai Probability cross-section random > 0,05 maka model yang diplih
Uji LM adalah menentukan fungsi terbaik dari Common Effect Model (CEM)
dan Random Effect Model (REM). Jika nilai signifikansi pada Bot > 0.05
model yang terbaik adalah Random Effect Model (REM). Sedangkan, Jika
nilai signifikansi pada Bot < 0.05, maka model yang paling tepat adalah model
CEM.
yang tidak biasa. Terutama untuk data yang banyak, perlu menggunakan uji
regresi tersebut. Ada empat tahap dalam pengujian asumsi klasik menurut
autokorelasi.
48
1. Uji Normalitas
dengan ketentuan data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05 dan data
2. Uji Multikolinieritas
Adapun persamaan regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Suatu model regresi yang
bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,10. Jika nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi dilakukan dengan
autokorelasi.
Tabel 1.1
Autokolerasi
pengujian data yaitu apabila nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0<R²< 1). Nilai R2 yang
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
2021).
BAB IV
berupa data-data dari seluruh variabel yang akan diteliti, yaitu PDRB sebagai
51
52
Tabel 4.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2022 (Ribu Rupiah)
52
53
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa PDRB Atas Dasar Harga Konstan
setiap tahunnya, yaitu Kabupaten Dompu, dimana pada tahun 2014 sebesar Rp
3.915, tahun 2015 sebesar Rp 4.130, tahun 2016 sebesar Rp 17.970, tahun
2017 sebesar Rp 18.910, tahun 2018 sebesar Rp 19.461, tahun 2019 sebesar
Rp 19.721, tahun 2020 sebesar Rp 20.700, tahun 2021 sebesar Rp 20.902 dan
tahun 2022 sebesar Rp 21.377. PDRB pada Kota Mataram tahun 2014
2016 sebesar Rp 25.111, tahun 2017 sebesar Rp 26.604, tahun 2018 sebesar
tahun 2021 sebesar Rp 31.192, hingga tahun 2022 menjadi sebesar Rp 32.123.
tahun 2015 sebesar Rp 2.436, tahun 2016 sebesar Rp 15.816, tahun 2017
17.223, tahun 2020 sebesar Rp 18.571, tahun 2021 sebesar Rp 18.814 dan
2 Infrastruktur Jalan
Provinsi NTB tahun 2014-2022 yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
53
54
Tabel 4.2
Tingkat Kemantapan Jalan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2022 (Km)
54
55
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Tingkat Kemantapan Jalan pada
Dimana tingkat kemantapan jalan tertinggi pada tahun 2014 yaitu 656,83 Km,
tahun 2015 sebesar 632,72 Km, tahun 2017 yaitu sebesar 868,77 Km dan
tahun 2018 sebesar 798,63 Km serta tahun 2020 yaitu 903,82 Km berada di
Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan tahun 2016 yaitu 770,53 Km, tahun
2019 yaitu sebesar 782,77 Km, tahun 2021 yaitu 727,90 Km dan tahun 2022
adapun tingkat kemantapan jalan terendah pada tahun 2014 yaitu sebesar
Sedangkan tahun 2017 sebesar 134,53 Km, tahun 2018 sebesar 195,02 Km
pada tahun 2020 sebesar 40,16 Km dan tahun 2021 sebesar 192,00 Km serta
3 Infrastruktur Air
Data infrastruktur jalan pada penelitian ini menggunakan data
persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum
55
56
Tabel 4.3
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2022
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak
No. Kabupaten/Kota
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Kab. Lombok Barat 84,00 86,03 86,03 71,81 71,81 92,74 91,03 91,76 91,12
2 Kab. Lombok Tengah 65,56 72,00 71,61 72,48 72,48 88,94 91,62 92,52 90,45
3 Kab. Lombok Timur 74,70 86,00 86,04 67,13 67,13 96,57 94,62 95,00 97,99
4 Kab. Sumbawa 75,54 77,00 77,25 77,69 77,69 88,93 91,75 96,88 96,77
5 Kab. Dompu 81,22 85,00 85,01 69,70 69,70 97,97 95,73 96,57 98,30
6 Kab. Bima 20,91 54,00 53,58 71,08 71,08 98,59 99,07 96,40 98,21
7 Kab. Sumbawa Barat 96,00 94,00 94,10 86,09 86,09 92,00 94,33 95,41 99,02
8 Kab. Lombok Utara 72,89 86,00 86,38 62,32 62,32 88,60 91,38 88,35 90,74
9 Kota Mataram 92,62 92,00 91,75 94,80 94,80 99,68 98,85 98,16 100,00
10 Kota Bima 88,18 94,00 94,01 83,20 83,20 97,77 99,25 99,93 99,37
Sumber: BPS Dalam Angka di Provinsi NTB Tahun 2014-2022
56
57
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap sumber air minum layak dengan kondisi selalu
meningkat tiap tahunnya adalah Kabupaten Sumbawa yaitu pada tahun 2014,
2015 dan 2016 yaitu sebesar 75,54 persen, 77,00 persen dan 77,25 persen,
tahun 2017 dan tahun 2018 stagnan sebesar 77,69 persen, tahun 2019 sebesar
88,93 persen, tahun 2020 sebesar 91,75 persen dan tahun 2021 sebesar 96,88
persen. Namun, terjadi penurunan sebesar 0,11 persen pada tahun 2022
4 Infrastruktur Pendidikan
Data infrastruktur pendidikan pada penelitian ini menggunakan data
jumlah sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK menurut Kabupaten/Kota
yang masih aktif dan menjadi kewenangan pemerintah di Provinsi NTB tahun
57
58
Tabel 4.4
Jumlah Sekolah (SD,SMP,SMA dan SMK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2022 (Unit)
58
59
selain dari Kabupaten Lombok Tengah dann Kabupaten Lombok Timur yang
selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dimana pada tahun 2014 jumlah
sekolah yang berada di Kabupaten Lombok Tengah adalah 85 unit, tahun 2015
sejumlah 99 unit, tahun 2016 sejumlah 111 unit, tahun 2017 sejumlah 113
unit, tahun 2018 sejumlah 117 unit, tahun 2019 sejumlah 121 unit, tahun 2020
sejumlah 125 unit, tahun 2021 sejumlah 132 unit dan tahun 2022 sejumlah 144
tertinggi, dimana tahun 2014 sejumlah 115 unit, tahun 2015 sejumlah 126 unit,
tahun 2016 sejumlah 139 unit, tahun 2017 sejumlah 141 unit, tahun 2018
sejumlah 148 unit, tahun 2019 sejumlah 154 unit, tahun 2020 sejumlah 161
unit, tahun 2021 sejumlah 168 unit dan tahun 2022 sejumlah 177 unit. Adapun
yaitu tahun 2014 sampai dengan 2017 sejumlah 18 unit, tahun 2018, 2019 dan
2021 turun menjadi 16 unit, dan naik menjadi 18 unit pada tahun 2022.
5. Infrastruktur Kesehatan
Data infrastruktur jalan pada penelitian ini menggunakan data jumlah
fasilitas kesehatan dalam hal ini adalah RS, Puskesmas dan Puskesmas
59
60
Tabel 4.5
Jumlah Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2022 (Unit)
60
61
2014, 2015, 2016, 2017 dan tahun 2018, sedangkan tahun 2019, 2020 dan
analisis regresi data panel dengan variabel dependen yaitu, Produk Domestik
data panel terdiri dari estimasi model regresi, uji asumsi klasik, uji hipotesis
akan diteliti, maka perlu dilakukan estimasi terhadap model-model yang akan
dipilih. Penelitian dalam data panel menggunakan tiga model, yaitu Common
Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model
(REM) dengan menggunakan uji Chow, uji Hausman dan uji Langrange
Multiplier (LM). Data panel pada penelitian ini adalah data panel seimbang
(balanced data panel) dikarenakan jumlah unit waktu sama untuk setiap
model regresi data panel tersebut, kemudian akan dipilih salah satu model
yang selanjutnya akan digunakan untuk uji hipotesis dan uji koefisien
61
62
versi 12.
Berikut merupakan hasil estimasi ketiga model regresi data panel untuk
Tabel 4.6
Hasil Estimasi Model dengan Pendekatan CEM, FEM dan REM
(CEM), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM),
data panel. Uji yang digunakan adalah uji Chow, uji Hausman dan uji
dari ketiga uji tersebut adalah Fixed Effect Model (FEM) yang dapat dilihat
Tabel 4.7
Hasil Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier (LM)
Uji Chow
Cross-section Chi-square 0.0000
Keputusan < 0.05
Model Terpilih FEM
Uji Hausman
Cross-section Random 0.0347
Keputusan < 0.05
Model Terpilih FEM
Uji Lagrange multiplier (LM)
Breusch-Pagan (Both) 0.0000
Keputusan < 0.05
Model Terpilih REM
Sumber: Hasil Olah Data dengan Eviews versi 12
CEM dan FEM. Berdasarkan hasil uji Chow dimana 0.0000 < 0.05
sehingga model yang terpilih adalah FEM, sehingga dapat dilakukan uji
Hausman.
FEM dan REM. Berdasarkan hasil uji Hausman dimana 0.0347 < 0.05
model terbaik antara CEM dan REM. Berdasarkan hasil Uji Lagrange
Multiplier dimana 0.0000 < 0.05 maka model yang digunakan adalah
REM.
64
model diperoleh model terbaik yaitu Fixed Effect Model (FEM). Hasil
Tabel 4.8
Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)
Effects Specification
Keterangan:
Log = Logaritma
α = Konstanta
Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
X1 = Infrastruktur Jalan
65
X2 = Infrastruktur Air
X3 = Infrastruktur Pendidikan
X4 = Infrastruktur Kesehatan
Ɛ = galat (error)
a. Nilai konstanta (α) bertanda negatif, yaitu -1.8275 artinya apabila variabel
maka akan meningkatkan variabel PDRB (Y) sebesar 30.57 persen dengan
c. Nilai Infrastruktur Air (X2) bertanda positif sebesar b2 = 0.5595. Nilai ini
konstan (tetap).
1 persen maka akan meningkatkan variabel PDRB (Y) sebesar 24.75 persen
persen maka akan meningkatkan variabel PDRB (Y) sebesar 211.98 persen
Model regresi data panel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
model Fixed Effect Model dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS).
Oleh karena itu, uji asumi klasik yang digunakan dalam regresi data panel
1. Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data yang didapat berasal
dari populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak, dikarenakan model
regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal. Uji normalitas
pada dasarnya tidak merupakan syarat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator
atau Estimator Terbaik, Linier, dan Tidak Bias), dan beberapa pendapat juga
tidak mengharuskan syarat ini sebagai sesuatu yang wajib dipenuhi. Namun
mengikuti distribusi normal (Gujarati dan Porter, 2012) maka uji normalitas
tetap dilakukan dalam penelitian ini. Hasil dari pengujian normalitas yaitu:
67
24
Series: Standa rdized Res idua ls
Sa mpl e 2014 2022
20
Obs erva ti ons 90
16 Mea n -3.39e-17
Medi a n 0.075535
12 Ma xi mum 1.069336
Mi ni mum -1.504715
8 Std. Dev. 0.482372
Skewnes s -1.349609
Kurtos i s 5.498700
4
Ja rque-Bera 50.73478
0 Proba bi l i ty 0.000000
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0
Uji Normalitas dilihat dari nilai P-Value Jarque-Bera atau nilai Probabilitas
dimana pada penelitian ini yaitu sebesar 0.000000 < 0,05 yang menyatakan
dalam bukunya yang berjudul Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi
menyatakan bahwa uji Normalitas bukan merupakan syarat dari BLUE (Best
Linier Unbias Estimator) sehingga data yang tidak berdistribusi normal bisa
diabaikan.
2. Multikolinieritas
Adapun persamaan regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas
C 0.500579 98.86771 NA
LOG(X1) 0.033671 231.3980 2.393178
LOG(X2) 0.137369 1.936937 1.147430
LOG(X3) 0.037226 117.6519 3.131467
LOG(X4) 0.066372 231.2458 4.131474
Dari hasil uji multikolinieritas diatas dapat dilihat berdasarkan nilai VIF dari
multikolinieritas.
3. Heteroskedastisitas
pengamatan lain (Ghozali, 2021). Model yang baik adalah model yang tidak
Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/07/23 Time: 00:33
Sample: 2 90
Included observations: 89
4. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/07/23 Time: 00:31
Sample: 2 90
Included observations: 89
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Berdasarkan hasil pada tabel diatas, uji Autokorelasi dapat dilihat berdasarkan
dari pengujian statistik t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik t (Parsial)
Pada tabel diatas menunjukkan nilai t-hitung beserta nilai probabilitas dari
uji hipotesis satu arah dengan tingkat signifikansi yaitu 0.05 atau sebesar 5%
dengan nilai t-tabel sebesar 1.66298 dan nilai df sebesar 85 (dimana Df=n-k).
sebagai berikut:
Nilai probabilitas Infrastruktur Jalan (X1) yaitu sebesar 0.0522 > 0.05 dan
nilai t hitung > t tabel yaitu 1.972612 < 1.66298 maka variabel Infrastruktur
Nilai probabilitas Infrastruktur Air (X2) yaitu sebesar 0.0883 > 0.05 dan
nilai t hitung > t tabel yaitu 1.726625 < 1.66298 maka variabel Infrastruktur
72
PDRB (Y).
Nilai probabilitas Infrastruktur Pendidikan (X3) yaitu sebesar 0.6015 > 0.05
dan nilai t hitung < t tabel yaitu 0.524414 < 1.66298 maka variabel
Nilai probabilitas Infrastruktur Kesehatan (X4) yaitu sebesar 0.0108 < 0.05
dan nilai t hitung > t tabel yaitu 2.613221 > 1.66298 maka variabel
Pada penelitian ini, didasarkan pada nilai Probabilitas (F-statistic) hasil olah
data dengan regresi Fixed Effect Model dan dengan menggunakan nilai F tabel
yaitu 2.479 dimana nilai signifikansi adalah 0.05 atau sebesar 5% dengan nilai
df1 sebesar 4 dan nilai df2 sebesar 85. Dimana data hasil pengujian Statistik F
Tabel 4.13
Hasil Uji Statistik F (Simultan)
Effects Specification
0.000000 < 0.05 atau berdasarkan nilai F hitung > F tabel (9.652 > 2.479)
hasil data dari analisis koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini dapat
Tabel 4.14
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Effects Specification
hasil regresi dengan Fixed Effect Model, yaitu nilai Adjusted R-squared (jika
PDRB (Y) sebesar 0.558251 atau 55.82 persen. Sehingga terdapat 44.18
persen variabel lain yang tidak dijelaskan didalam model regresi yang
Limbah.
4.2 Pembahasan
Provinsi NTB. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Provinsi NTB tidak lepas dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2019
keseluruhan, jalan mantap (terdiri dari jalan dengan kondisi baik dan sedang) di
Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 84 persen. Hal ini tentu saja
barang dan jasa ekonomi ini nantinya yang akan berkonstribusi besar dalam
memiliki akses terhadap sumber air minum layak memiliki pengaruh yang
Dimana, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suswita
et al. (2020) yang menyatakan secara parsial bahwa infrastruktur jumlah air
ekonomi.
Hal ini sejalan dengan data yang diperoleh dari website NAWASIS
air minum layak di Provinsi NTB tahun 2022 adalah sebesar 94,13 persen
dengan jumlah SPAM yang terbangun adalah sebanyak 94 unit. Hal ini
menunjukkan bahwa akses air minum layak di Provinsi NTB sudah dapat
sarana yang dibangun dapat berfungsi dalam jangka panjang. Kemudian hal
pertumbuhan ekonomi.
77
(PDRB)
hal ini yaitu SMA dan SMK menurut Kabupaten/Kota tidak berpengaruh
cukup baik, dimana jika dilihat berdasarkan jumlah fasilitas sarana dan
masyarakat terutama didaerah pedesaan masih banyak yang tidak mau lagi
membantu orang tua dan sebagian memilih nikah diusia dini sehingga tidak
(PDRB)
di Indonesia.
manusia dalam pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia dengan fisik dan
Demikian pula sebaliknya, ketika sumber daya manusia dengan kondisi yang
kesehatan, obat, dan bahan habis pakai), serta pemerataan pelayanan didaerah
terpencil.
jalan, Infrastruktur air dan infrastruktur kesehatan sejalan dengan teori yang
meningkat dan tentu saja akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Namun,
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan dalam proposal penelitian ini, maka peneliti
kualitas serta kuantitas jalan yang rusak. Sehingga jalan memiliki konstribusi
2 Variabel Infrastruktur Air (X2) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan
80
81
kualitas pendidikan. Dimana, masih banyak masyarakat yang tidak mau dan
tidak melanjutkan sekolah dengan alasan ingin bekerja, pernikahan dini dan
keterbatasan biaya.
penting untuk masyarakat selalu dalam kondisi yang sehat jasmani dan rohani
ekonomi (Stone, 1974 dalam Kodoatie, R.J., 2005). Hasil penelitian ini
82
prasarana jalan, air dan pendidikan) yang masih kurang layak dan
masyarakat juga berperan penting dalam menjaga fasilitas pelayanan publik agar
Provinsi NTB. Hal ini mengandung implikasi agar kedepannya Pemerintah lebih
pembangunan infrastruktur pada penelitian ini hanya terdiri dari empat variabel,
infrastruktur air secara individu berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
menjadi fokus pada penelitian ini merupakan sebagian kecil faktor yang ada
oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain
yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2022 sehingga disarankan bagi
tahun guna memperoleh hasil yang komprehensif pada tahun penelitian yang
berbeda.
84
DAFTAR PUSTAKA
Agung Budi Luhur Wibowo. (2016). Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2006-2013. Skripsi Prodi
Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2023). Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2022.
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2023). Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam
Angka 2023. Diakses pada tanggal 22 Mei 2023 (14.06 wita).
Divia Angelina, Krismanti Tri Wahyuni (2021) Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan
Sosial terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2015-2019.
Ghozali. (2021). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 26.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herlina Yakha Panama, Idah Zuhroh, Ida Nuraini (2019) Pengaruh Infrastruktur
Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Ekonomi (JIE) Vol. X, No. Y, Bulan Tahun, pp. X~Y.
Intan Suswita, Darwin Damanik, & Pawer Darasa Panjaitan. (2020). Pengaruh
Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Simalungun. Jurnal
Ilmu Ekonomi, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.36985/ekuilnomi.v2i1.346
Lina Afriyana, Emi Salmah, Siti Sriningsih dan Iwan Harsono. (2023). Analisis
Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016-2021.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 5 No. 1, Maret 2023. Diakses pada tanggal
8 Mei 2023 (12.04 wita).
Tarigan, R. (2012). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (Edisi revi). PT Bumi
Aksara.
Lampiran 1
Data Pertumbuhan Ekonomi (Y), Infrastruktur Jalan (X1), Infrastruktur Air
(X2), Infrastruktur Pendidikan (X3) Dan Infrastruktur Kesehatan (X4) Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
No Kabupaten/Kota Tahun Y X1 X2 X3 X4
1 Kabupaten Lombok Barat 2014 8688 247 84% 69 77
2 Kabupaten Lombok Barat 2015 9246 425 86% 68 74
3 Kabupaten Lombok Barat 2016 14722 668 86% 68 77
4 Kabupaten Lombok Barat 2017 15450 358 72% 72 78
5 Kabupaten Lombok Barat 2018 15313 358 72% 72 80
6 Kabupaten Lombok Barat 2019 15425 393 93% 74 79
7 Kabupaten Lombok Barat 2020 14082 398 91% 78 80
8 Kabupaten Lombok Barat 2021 14310 398 92% 79 82
9 Kabupaten Lombok Barat 2022 14556 429 91% 53 82
10 Kab. Lombok Tengah 2014 9733 618 66% 85 123
11 Kab. Lombok Tengah 2015 10264 618 72% 99 121
12 Kab. Lombok Tengah 2016 11722 771 72% 111 122
13 Kab. Lombok Tengah 2017 12412 795 72% 113 125
14 Kab. Lombok Tengah 2018 12685 795 72% 117 124
15 Kab. Lombok Tengah 2019 12880 783 89% 121 118
16 Kab. Lombok Tengah 2020 11216 761 92% 125 118
17 Kab. Lombok Tengah 2021 11467 728 93% 132 124
18 Kab. Lombok Tengah 2022 11674 806 90% 144 124
19 Kabupaten Lombok Timur 2014 11250 657 75% 115 117
20 Kabupaten Lombok Timur 2015 11914 633 86% 126 118
21 Kabupaten Lombok Timur 2016 10684 676 86% 139 119
22 Kabupaten Lombok Timur 2017 11261 869 67% 141 121
23 Kabupaten Lombok Timur 2018 11557 799 67% 148 122
24 Kabupaten Lombok Timur 2019 11823 745 97% 154 123
25 Kabupaten Lombok Timur 2020 10577 904 95% 161 123
26 Kabupaten Lombok Timur 2021 10723 688 95% 168 123
27 Kabupaten Lombok Timur 2022 10881 703 98% 177 123
28 Kabupaten Sumbawa 2014 8001 552 76% 45 118
29 Kabupaten Sumbawa 2015 8446 555 77% 45 119
30 Kabupaten Sumbawa 2016 20139 592 77% 45 120
31 Kabupaten Sumbawa 2017 21320 607 78% 45 120
32 Kabupaten Sumbawa 2018 22005 635 78% 45 120
33 Kabupaten Sumbawa 2019 22512 659 89% 49 113
34 Kabupaten Sumbawa 2020 19753 659 92% 48 121
35 Kabupaten Sumbawa 2021 19740 206 97% 50 113
36 Kabupaten Sumbawa 2022 19993 206 97% 85 113
87
88
No Kabupaten/Kota Tahun Y X1 X2 X3 X4
37 Kabupaten Dompu 2014 3915 348 81% 44 57
38 Kabupaten Dompu 2015 4130 348 85% 47 57
39 Kabupaten Dompu 2016 17970 348 85% 47 57
40 Kabupaten Dompu 2017 18910 135 70% 49 57
41 Kabupaten Dompu 2018 19461 195 70% 49 57
42 Kabupaten Dompu 2019 19721 228 98% 49 39
43 Kabupaten Dompu 2020 20700 293 96% 49 48
44 Kabupaten Dompu 2021 20902 293 97% 51 48
45 Kabupaten Dompu 2022 21377 312 98% 53 48
46 Kabupaten Bima 2014 6408 306 21% 70 111
47 Kabupaten Bima 2015 6743 280 54% 75 111
48 Kabupaten Bima 2016 15074 334 54% 78 113
49 Kabupaten Bima 2017 15848 628 71% 82 113
50 Kabupaten Bima 2018 16321 628 71% 86 113
51 Kabupaten Bima 2019 15587 283 99% 87 108
52 Kabupaten Bima 2020 15489 429 99% 85 110
53 Kabupaten Bima 2021 15536 462 96% 85 106
54 Kabupaten Bima 2022 15749 457 98% 90 106
55 Kabupaten Sumbawa Barat 2014 11170 72 96% 18 37
56 Kabupaten Sumbawa Barat 2015 22924 291 94% 18 37
57 Kabupaten Sumbawa Barat 2016 178993 171 94% 18 38
58 Kabupaten Sumbawa Barat 2017 140349 339 86% 18 42
59 Kabupaten Sumbawa Barat 2018 89405 339 86% 16 38
60 Kabupaten Sumbawa Barat 2019 84701 339 92% 16 41
61 Kabupaten Sumbawa Barat 2020 113476 339 94% 26 42
62 Kabupaten Sumbawa Barat 2021 110576 339 95% 16 41
63 Kabupaten Sumbawa Barat 2022 134274 339 99% 18 41
64 Kabupaten Lombok Utara 2014 2828 180 73% 25 35
65 Kabupaten Lombok Utara 2015 2958 80 86% 25 36
66 Kabupaten Lombok Utara 2016 14560 158 86% 25 39
67 Kabupaten Lombok Utara 2017 15303 291 62% 25 39
68 Kabupaten Lombok Utara 2018 15030 305 62% 26 39
69 Kabupaten Lombok Utara 2019 15543 285 89% 26 34
70 Kabupaten Lombok Utara 2020 13056 285 91% 26 41
71 Kabupaten Lombok Utara 2021 12973 329 88% 26 38
72 Kabupaten Lombok Utara 2022 13165 408 91% 28 38
73 Kota Mataram 2014 9890 380 93% 45 31
74 Kota Mataram 2015 10681 88 92% 46 29
75 Kota Mataram 2016 25111 298 92% 46 40
76 Kota Mataram 2017 26604 298 95% 46 40
77 Kota Mataram 2018 27398 301 95% 48 44
78 Kota Mataram 2019 27915 301 100% 50 41
79 Kota Mataram 2020 30377 338 99% 51 43
80 Kota Mataram 2021 31192 343 98% 53 41
81 Kota Mataram 2022 32123 343 100% 59 41
89
Lampiran 2
Hasil Log Dari Data Pertumbuhan Ekonomi (Y), Infrastruktur Jalan (X1),
Infrastruktur Air (X2), Infrastruktur Pendidikan (X3) Dan Infrastruktur
Kesehatan (X4) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
Lampiran 3
Pendekatan Common Effect Model (CEM)
Lampiran 4
Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)
Effects Specification
Lampiran 5
Pendekatan Random Effect Model (REM)
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Lampiran 6
Uji Chow
Lampiran 7
Uji Hausman
Effects Specification
Lampiran 8
Uji Lagrange Multiplier (LM)
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Lampiran 9
Uji Normalitas
24
Series: Standa rdized Res idua ls
Sa mple 2014 2022
20
Obs ervations 90
16 Mean -3.39e-17
Median 0.075535
12 Maximum 1.069336
Minimum -1.504715
8 Std. Dev. 0.482372
Skewnes s -1.349609
Kurtos is 5.498700
4
Jarque-Bera 50.73478
0 Probability 0.000000
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0
97
Lampiran 10
Uji Multikolinieritas
C 0.500579 98.86771 NA
LOG(X1) 0.033671 231.3980 2.393178
LOG(X2) 0.137369 1.936937 1.147430
LOG(X3) 0.037226 117.6519 3.131467
LOG(X4) 0.066372 231.2458 4.131474
Lampiran 11
Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/07/23 Time: 00:33
Sample: 2 90
Included observations: 89
Lampiran 12
Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/07/23 Time: 00:31
Sample: 2 90
Included observations: 89
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Lampiran 13
Uji Statistik t (parsial), Uji F (Simultan) dan
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Effects Specification