Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH EKSPOR IMPOR DAN INVESTASI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI PROVINSI


SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh
M. IKHSAN FAJAR
NIM 105710228315

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN INVESTASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI PROVINSI
SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh
M. IKHSAN FAJAR
NIM 105710228315

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

ii
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Pengaruh Ekspor, Impor dan Investasi


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Provinsi
Sulawesi selatan ini kupersembahkan untuk orang tua dan
teman-teman yang terlibat membantu menyelesaikan
Skripsi ini.

MOTTO HIDUP

“Saat rasa percaya dirimu sudah kuat maka tidak ada yang
akan bisa mengalahakanmu”

iii
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Alamat :Jln. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866972

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : M.Ikhsan Fajar
Nim : 105710228315
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
DenganJudul :“ Pengaruh Ekspor, Impor dan Investasi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan ”

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi ini saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya

sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima

sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar,08 Juli 2021


Yang Membuat Pernyataan,

M.Ikhsan Fajar

Diketahui Oleh:

Dekan, Ketua Program Studi,

Dr.H.Andi Jam’an,SE.,M.Si Hj. Naidah, SE., M.Si


NIDN: 0902116603 NBM: 710b 551

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya milik Allah SWT atas segala
rahmat, nikmat, hidayah dan taufik-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salam dan shalawat
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para
sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa mengikuti ajaran dan
risalahnya hingga akhir zaman.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya terkhusus kepada orang tua Bapak Kamaruddin dan
Ibu Salma yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih
saying dan doa tulus kepada penulis, semoga keduanya senantiasa diberikan
kesehatan dan dilimpahkan keberkahan dari Allah SWT. Aamin. Dan juga
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara dan
keluarga besar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa restu
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima
kasih juga yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang ikut andil dalam
penyusunan skripsi ini :

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Makassar.
2. Dr. H Andi Jam’an. SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Hj. Naidah, SE., M., Si, selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Prof. Dr. Akhmad, SE., M. Si, selaku pembimbing I yang telah berkenan
membimbing penulis dengan sabar.

vi
5. Sitti Marhumi,SE.,MM., selaku pembimbing II yang telah berkenan
membimbing penulis dengan sabar.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta asisten Dosen yang telah menuangkan
ilmunya kepada penulis.
7. Segenap Staf pegawai dalam lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

8. Teman seperjuangan Prodi Ekonomi pembangunan 2015, rekan-rekan di


kelas ekonomi pembangunan 5 yang membantu dan menemani penulis
selama proses perkuliahan di Kampus Universitas Muhammadiyah
Makassar.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang belum sempat tertuliskan satu
persatu yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat
merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih


jauh dari kesempurnaan oleh Karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis mengharapkan saran dan kritikannya demi
kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Muhammadiyah
Makassar.

BillahifiiSabililHaq, FastabiqulKhairat, Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Makassar, 11 Januari 2021


PENULIS
,

M.IKHSAN FAJAR

vii
ABSTRAK

M. IKHSAN FAJAR, 2021. Pengaruh Ekspor Impor dan Investasi Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan, Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Achmad dan
Pembimbing II Sitti Marhumi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekspor impor dan


investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Provinsi Sulawesi selatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dengan riset kepustakaan dan diperoleh
data sekunder. Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data
menggunakan SPSS maka tahap selanjutnya akan dilakukan tahap analisis
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mendapatkan
sebuah hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai t sebesar 4,243 < 2,447 dengan
nilai sig 0,005 > 0,05 , impor berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi dengan nilai nilai t sebesar 0,470 < 2,447 dengan sig sebesar 0,655 >
0,05 dan investasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan
nilai t sebesar 0,778 > 2,447 dengan nilai sig 0,466 < 0,05. Namun secara umum
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah signifikan
pada level signifikansi 5%. Hal ini ditunjukkan dengan angka probolitas F statistik
sebesar 14.122 dengan signifikansi F sebesar 0,004 yang lebih besar dari 0,05.
Artinya bahwa minimal ada satu variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ekspor berpengaruh
signifikan sedangkan impor dan investasi berpengaruh tidak signifikan.

Kata Kunci : Pertumbuhan ekonomi, Ekspor, Impor, Investasi.

viii
ABSTRACT

M. IKHSAN FAJAR, 2021. The Effect of Export Import and Investment on Economic
Growth in the Province of South Sulawesi Province, Thesis of Development
Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of
Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Achmad and Supervisor II Sitti
Marhumi.

This study aims to analyze the effect of export, import and investment on
economic growth in the province of South Sulawesi Province. The method used in this
study is a quantitative descriptive approach. Collecting data with library research and
obtained secondary data. After collecting data and processing data using SPSS, the next
step will be the analysis phase using multiple linear regression analysis to get a result.
The results showed that exports had a positive effect on economic growth with a t value
of 4.243 < 2.447 with a sig value of 0.005 > 0.05, imports had a negative effect on
economic growth with a t value of 0.470 < 2.447 with a sig of 0.655 > 0.05 and
investment has a negative effect on economic growth with a t value of 0.778 > 2.447 with
a sig value of 0.466 < 0.05. However, in general, the effect of the independent variable on
the dependent variable is significant at the 5% significance level. This is indicated by the
probability F statistic of 14,122 with a significance of F of 0.004 which is greater than
0.05. This means that at least one independent variable has a significant effect on the
dependent variable. The calculation results show that exports have a significant effect
while imports and investment have no significant effect.

Keywords : Economic growth, Export, Import, Investment.

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

A. Landasan Teori ............................................................................... 6

B. Tinjauan Empiris ........................................................................... 48

C. Kerangka Pikir .............................................................................. 50

D. Hipotesis ....................................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 53

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 53

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 53

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ........................... 53

x
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 56

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 56

F. Teknik Analisis Data .......................................................................58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................60

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .......................................... ..60

B. Deskripsi Variabel Penelitian .........................................................65

C. Hasil Penelitian ...............................................................................72

D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................77

BAB V PENUTUP ................................................................................................79

A. Kesimpulan .....................................................................................79

B. Saran ..............................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................81

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi merupakan titik dimana kebebasan dalam

perdagangan dan berinvestasi yang dapat dilakukan dalam skala

domestik, nasional maupun internasional. Kegiatan perekonomian tidak

lagi sekedar pada aspek-aspek perdagangan dan keuangan, tetapi

meluas ke aspek produksi dan pemasaran, bahkan sumber daya manusia.

Efek dari kebebasan perekonomian ini menjadikan perekonomian antar

negara semakin berkaitan erat, peristiwa ekonomi di sebuah negara

dengan cepat dan mudah merambah ke negara-negara lain karena

adanya kerja sama antara setiap negara.

Pada saat ini tidak ada satupun negara yang terbebas dari

permasalahan perekonomian. Globalisasi mengubah struktur

perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi (saling

ketergantungan) perekonomian negara semakin erat, keeratan

interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga

antara negara berkembang seperti indonesia daerah Sulawei Selatan yang

melakukan kegiatan ekspor, impor, dan investasi terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Sulawesi selatan.

Ekspor sangat berperan dalam memasarkan produk dalam negeri

ke luar negeri semakin besar kegiatan produksi yang berlangsung di dalam

negeri seperti di Provinsi Sulawesi selatan khas dengan rempah-rempah

dan buah-buahan ketika dilakukan pemasaran baik diluar negeri dari

1
2

permintaannya meningkat secara otomatis kegiatan produksi baik di

indonesia pun akan meningkat pula. Ekspor secara luas ke berbagai

negaramemungkinkan peningkatan jumlah produksi yang mendorong

pertumbuhan ekonomi sehingga di harapkan dapat memberikan andil

yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomiannya.

Apalagi Indonesia yang baru saja bangkit dari keterpurukan akibat krisis

ekonomi dan krisis multidimensional senantiasa berupaya untuk

mengembangkan ekspornya untuk menopang pemulihan ekonomi melalui

peningkatan pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan jaminan

pemerataan, stabilitas dan kepastian hukum.

Impor adalah tindakan membeli barang-barang dari luar negeri

sesuai dengan ketentuan pemerintah, yang dibayar dengan menggunakan

valuta asing (Astuti Purnamawati, 2013). Kegiatan impor di Sulawei

Selatan terjadi karena persediaan bahan baku yang akan digunakan

dalam produksi tidak terdapat didalam negeri. Kegiatan produksi

seringkali membutuhkan bahan baku tertentu yang tidak tersedia atau

terbatas di dalam negeri. Untuk memastikan tersedianya pasokan bahan

baku untuk kegiatan produksi, maka negara tersebut mengimpor bahan

baku yang dibutuhkan oleh negara lain. Dalam berbagai kegiatan ekonomi

dan bisnis, misalnya untuk memproduksi barang/jasa tertentu, seringkali

membutuhkan dukungan alat dengan teknologi terbaru yang tidak tersedia

di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan produksi barang/ jasa dengan

lebih efisien maka Provinsi Sulawesi selatan mengimpor alat tersebut dari

negara lain. Selain ekspor, kegiatan impor juga dapat menambah

pendapatan devisa suatu negara. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai


3

faktor, misalnya dari nilai pendapatan bea masuk barang impor yang

cukup besar.

Investasi yang dilakukan pemerintah Provinsi Sulawesi selatan

dengan membeli bahan dan alat perlengkapan produksi guna menambah

kemampuan produksi barang dan jasa saat ini dengan harapan

memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi asing langsung

adalah salah satu bentuk investasi asing, yang bersifat jangka menengah

atau panjang, yang dilakukan oleh investor asing baik mengunakan modal

asing sepenuhnya maupun berpatungan dengan investor domestik (joint

venture). Hal tersebut tidak hanya berbentuk pengeluaran aset finansial

saja (kememilikan saham 10 persen atau lebih), tetapi juga berbentuk

pengeluaran aset riil (kepemilikan modal-modal tetap), yang disertai

dengan adanya kontrol langsung dari pemilik aset atau investor atau induk

perusahaan di negara penerima investasi tersebut. Pertambahan jumlah

barang modal ini memungkinkan parekonomian tersebut menghasilkan

lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Faktor-faktor

utama yang menentukan tingkat Investasi adalah suku bunga, prediksi

tingkat keuntungan prediksi mengenai kondisi ekonomi kedepan,

kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan keuntungan

perusahaan.

Kegiatan ekspor, impor, dan investasi dilakukan untuk melihat

pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi

selatan. Berdasarkan latar belakang yang telah disediakan diatas, maka

penulis ingin menganalisis pengaruh masing-masing variabel independen


4

terharap variabel dependen dengan judul “Pengaruh Ekspor, Impor dan

Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi selatan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan?

2. Apakah impor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan?

3. Apakah investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

2. Untuk mengetahui pengaruh impor terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

3. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi

di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah

akademis bagi khasanah kepustakaan pada bidang studi Ekonomi

Pembangunan.
5

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi,

dan masukan bagi pemerintah Provinsi Provinsi Sulawesi selatan

dalam mengambil kebijaksanaan dalam merumuskan strategi

pengembangan ekspor daerah di waktu yang akan datang.

3. Penelitian ini di harapkan dapat di pergunakan sebagai bahan

referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Perdagangan Internasional

a. Pengertian Perdagangan Internasional

Menurut Christianto ( 2013 ) Perdagangan Internasional

dapat diartikan sebagai perdagangan yang terjadi anatara dua

negara atau lebih. Perdagangan internasional menjadi semakin

penting tidak hanya dalam pembangunan negara yang berorientasi

keluar akan tetapi juga dalam mencari pasar di negara lain bagi -

bagi hasil produksi didalam negeri serta pengadaan barang-barang

modal guna mendukung perkembangan industry di dalam negeri.

Secara umum, perdagangan internasional terdiri dari kegiatan

ekspor dan impor. Ekspor merupakan penjualan barang dan jasa

yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain, sebaliknya impor

merupakan barang dan jasa yang masuk ke suatu negara. Negara

yang memproduksi lebih dari kebutuhan dalam negerinya dapat

mengekspor kelebihan produksi tersebut ke negara lain. Akan tetapi,

negara yang tidak mampu memproduksi sendiri dapat mengimpor

dari negara lain.

Pengaruh perdagangan internasional terhadap ekonomi

internasional dapat dilihat dengan dua macam pendekatan, yaitu

pendekatan supply dan demand dan pendekatan perhitungan

pendapatan nasional. Menurut pendekatan supply dan demand,

keseimbangan ekonomi nasional suatu negara dirumuskan sebagai

6
7

keseimbangan antara jumlah barang atau jasa yang ditawarkan

dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Dalam hal ini total

supply (St) terdiri dari penawaran oleh produsen dalam negeri

(domestic product/Pd) dan produsen luar negeri (impor/M).

Sedangkan total demand (Dt) terdiri dari permintaan dari konsumen

dalam negeri (domestic consumption/Cd) dan permintaan dari

konsumen luar negeri atau ekspor (X). Berdasarkan uraian tersebut

terbukti bahwa keseimbangan ekonomi nasional suatu Negara sangat

dipengaruhi oleh ekonomi internasional, lebih spesifik lagi

perdagangan internasional yaitu impor sebagai supply di domestik

dan ekspor untuk memenuhi demand dari luar negeri.

Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional

sebagai salah satu bagian dari analisa ekonomi pembangunan,

memegang peranan penting dalam usaha peningkatan pendapatan

perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah

melaksanakan perdagangan internasional.

Salah satu komponen dalam perdagangan internasional;

yaitu ekspor, sering disebut juga sebagai komponen

pembangunan utama (export-led-development) artinya ekspor

memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses

pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali

adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai

pertumbuhan ekspor yang tinggi dalam beberapa dekade dan

kemudian menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar.


8

b. Faktor Pendorong Perdangan Internasional

Faktor pendorong perdagangan internasional terdiri atas :

1) Memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam


negeri .

2) Mengimpor teknologi yang lebih modern dari negara lain.

3) Mengimpor teknologi yang lebih modern dari negara lain .

4) Memperluas pasar produk-produk dalam negeri.

5) Memperoleh keuntungan dari spesialisai (Sukirno, 2004) .

2. Teori Ekspor

a. Pengertian Ekspor

Menurut ( Sutedi, 2014 ) Ekspor adalah sistem perdagangan

dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri

keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor

merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara

ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan

jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. Kegiatan ekspor adalah

sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang

dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

yang berlaku. Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian

yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar

antara beberapa negara, di mana dapat mengadakan perluasan

dalam suatu industri, sehingga mendorong dalam industri lain,

selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian.

Dengan demikian, ekspor adalah proses mengeluarkan barang

atau jasa dari suatu negara ke negara lain yang telah melakukan
9

kesepakatan dan telah memenuhi standar ketentuan yang

berlaku.

b. Peranan Ekspor

Peranan Sektor Ekspor Ekspor salah satu sektor

perekonomian yang memegang peranan penting dalam melalui

perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industri

lainnya dan perekonomian (Meier, 1996). Kesimpulannya ekspor

sangat berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah yang

mengakibatkan kurs rupiah melemah maupun menguat. Peranan

sektor ekspor antara lain:

1) Mempeluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang

tertentu, seperti yang ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik,

suatu industri dapat tumbuh dengan cepat jika industry itu dapat

menjual hasilnya diseberang lautan daripada hanya dalam pasar

negeri yang sempit.

2) Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya

barang-barang dipasar dalam negeri mencari inovasi yang

ditujukan untuk menaikkan produktivitas.

3) Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan,

karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi

dalam capital social sebanyak yang dibutuhkan seandainya

barang-barang tersebut akan dijual didalam negeri, misalnya

karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan

rill yang rendah atau hubungan transportasi yang memadai.


10

c. Prosedur Ekspor Prosedur ekspor

langkah-langkah atau persyaratan-persyaratan yang

harus dipenuhi untuk melaksanakan kegiatan ekspor barang.

Dalam hal ini prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-

dokumen ekspor, persiapan barang ekspor, dan hal pembiayaan.

Berikut adalah langkah-langkah untuk melengkapi prosedur

ekspor ( Sutedi,2014 ) :

1) Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi

dengan importir di luar negeri untuk menawarkan komoditas yang

mau dijual.

2) Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan

semua kondisi yang ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang

segera dibuat.

3) Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C

melalui bank koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C

tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir di Indonesia.

4) Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C,

eksportir segera mempersiapkan barang yang dipesan importir.

5) Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB),

pendaftaran dilakukan ke bank devisa dengan melampirkan

keterangan sanggup membayar apabila barang ekspornya

terkena pajak ekspor.


11

6) Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan.

Pelayaran Samudera atau perusahaan penerbangan.

7) Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan

oleh eksportir sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman

barang.

8) Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa

barang-barang yang akan di ekspor beserta dokumennya.

Setelah itu ia akan mendatangani pernyataan persetujuan muat

yang ada pada PEB.

9) Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh

pihak Bea Cukai, barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak

pelayaran akan memberikan B/L kepada Eksportir.

10) Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh

dari Kanwil Depperindag atau kantor Depperindag setempat.

11) Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir

bisa mencairkan L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L,

faktur, packing list.

12) Pengiriman barang ke importir.

d. Dokumen Ekspor

Menurut ( Sutedi, 2014 ) ada beberapa jenis dokumen

yang diperlukan dalam melakukan ekspor antara lain:

1) Invoice adalah dokumen nota/ faktur penjualan barang

ekpor/impor. Diterbitkan oleh penjual/ eksportir/ pengirim barang.

Di dalam invoice ini wajib mencantumkan: nomer dan tanggal


12

dokumen invoice, Nama pembeli/ importir/ penerima barang/

consignee/ applicant, Nama barang, harga per unit (dijual

berdasarkan, pcs/ kgm/ cbm/ dozen/ lainnya), harga total seluruh

barang, cara penyerahan barang (FOB, CNF, CIF / lainnya). Hal-

hal diatas perlu ditulis didalam invoice, adapun informasi lain

dapat disertakan seperti: nama kapal/ pesawat, no container,

tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Invoice ini juga

digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak / pungutan

negara.

2) Packing List adalah merupakan dokumen packing / kemasan

yang menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang

ekspor/impor. Juga merupakan penjelasan dari uraian barang

yang disebut di dalam commercial invoice. Diterbitkan oleh

penjual/ eksportir/ pengirim barang. Di dalam Packing List ini wajib

mencantumkan: nomer dan tanggal dokumen packing list, nama

pembeli / importir / penerima barang / consignee / applicant, nama

barang, jumlah dan jenis pengemas, berat bersih dan kotor dari

barang barang tercantum. Hal-hal diatas perlu ditulis, adapun

informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/ pesawat, no.

container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Packing list

ini juga digunakan sebagai dasar pemeriksaan barang oleh pihak-

pihak terkait.

3) COO/ SKA COO (Certificate of origin) atau dalam bahasa

Indonesia disebut dengan Surat Keterangan Asal (SKA)

merupakan suatu dokumen yang berdasarkan kesepakatan dalam


13

suatu perjanjian antar negara baik perjanjian bilateral, regional

maupun multilateral. Dokumen tersebut fungsinya sebagai “surat

keterangan” yang menyatakan bahwa barang yang diekspor (atau

diimpor) berasal dari suatu negara yang telah membuat suatu

kesepakatan (agreement) dengan negara tersebut. Biasanya

aggreement tersebut berkaitan dengan skema Free Trade Area

dalam perdagangan internasional. Berdasarkan pemaparan

tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Certificate Of Origin (COO)

atau Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan dokumen yang

dibuat oleh eksportir (seller) dan disertakan pada saat mengirim

/mengekspor barang ke suatu negara tertentu dimana negara

penerima barang tersebut telah menyepakati suatu perjanjian

untuk memberikan suatu kemudahan bagi barang dari negara asal

(origin) untuk memasuki negara tujuan tersebut, sebagai contoh

kemudahan berupa keringanan bea masuk atau dengan kata lain

fasilitas preferensi berupa pembebasan sebagian atau

keseluruhan bea masuk impor yang diberikan oleh negara

tertentu. Selain itu SKA juga berfungsi sebagai dokumen yang

menerangkan bahwa barang ekspor tersebut benar-benar berasal,

dihasilkan atau diolah di negara asal yang disebutkan di

dalamnya.

4) Letter of credit (L/C) adalah surat dari bank ditujukan kepada

eksportir yang menyatakan atas nama nasabah mereka (importir)

akan membayar atau mengaksep draft yang diterbitkan oleh

eksportir, dengan ketentuan semua syarat yang ditentukan dalam


14

L/C telah dipenuhi. L/C pada umumnya cenderung ditujukan untuk

kepentingan eksportir dan sebagai akibatnya eksportir akan

mendesak importir agar menerbitkan L/C guna kepentingannya

sebelum pengapalan barang terjadi. L/C dapat dikeluarkan oleh

pedagang importir sendiri (merchant’s L/C) tetapi

mengingatresikonya maka sering dikehendaki L/C yang

dikeluarkan oleh bank (banker’s L/C). Dari sudut pandangan

importir, L/C yang ia minta untuk diterbitkan oleh sebuah bank

tertentu adalah import credit (outward credit) dan biasanya L/C

tersebut dinamakan demikian oleh importir dan bank penerbit L/C

(opening/ issuing bank). Sebaliknya dari sudut pandangan

advising bank yang meneruskan L/C tersebut kepada eksportir

atau melakukan pembayaran bertindak sebagai Letter of credit

(L/C) adalah surat dari bank ditujukan kepada eksportir yang

menyatakan atas nama nasabah mereka (importir) akan

membayar atau mengaksep draft yang diterbitkan oleh eksportir,

dengan ketentuan semua syarat yang ditentukan dalam L/C telah

dipenuhi. L/C pada umumnya cenderung ditujukan untuk

kepentingan eksportir dan sebagai akibatnya eksportir akan

mendesak importir agar menerbitkan L/C guna kepentingannya

sebelum pengapalan barang terjadi. L/C dapat dikeluarkan oleh

pedagang importir sendiri (merchant’s L/C) tetapi

mengingatresikonya maka sering dikehendaki L/C yang

dikeluarkan oleh bank (banker’s L/C). Dari sudut pandangan

importir, L/C yang ia minta untuk diterbitkan oleh sebuah bank


15

tertentu adalah import credit (outward credit) dan biasanya L/C

tersebut dinamakan demikian oleh importir dan bank penerbit L/C

(opening/ issuing bank). Sebaliknya dari sudut pandangan

advising bank yang meneruskan L/C tersebut kepada eksportir

atau melakukan pembayaran bertindak sebagai negotiating bank,

L/C tersebut dinamakan export credit (inward credit).

5) Bill of lading (B/L) adalah dokumen perjalanan atau pemuatan.

B/L agennya yang menunjukkan bahwa pengirim mengirimkan

barangnya dengan kesepakatan yang tertulis di dalam B/L

tersebut. B/L ini jika oleh pelayaran lazim disebut Bill Of Lading

(B/L) namun untuk maskapai penerbangan disebut Airwaybill, atau

bahkan ada sebutan lain Ocean B/L, Marine B/L, Sea waybill.

Apapun sebutan itu pada dasarnya sama adalah dokumen

pengangkut, dan semua itu adalah dalam kategori B/L.

Pendeknya B/L adalah bukti penyerahan / pengiriman barang dari

pengirim kepada pelayaran untuk mengirimkan barangnya

sampai ke tempat tujuan yang ditunjuk oleh si pengirim. Jadi B/L

dapat berfungsi sebagai: Dokumen penyerahan barang dari

eksportir kepada pihak ekspedisi, Dokumen kontrak perjalanan

antara eksportir dengan perusahaan ekspedisi, Dokumen

kepemilikan barang yang tertera dalam dokumen B/L. Dalam B/L

wajib disebutkan: nomer dan tanggal B/L dan ditandatangani

yang mengeluarkan, nama pengirim, penerima barang,

pelabuhan muat, bongkar, nama sarana pengangkut, nama kapal

atau pesawat dan nomor perjalanannya, nama, jumlah dan jenis


16

barangnya, berat bersih atau kotor barang model penyerahan

barang, ongkos perjalanan dibayar dimuka atau dibelakang.

6) Sales contract adalah dokumen/surat persetujuan antara

penjual dan pembeli yang merupakan follow-up dari purchase

order yang diminta importer. Isinya mengenai syarat-syarat

pembayaran barang yang akan dijual, seperti harga, mutu,

jumlah, cara pengangkutan, pembayaran asuransi dan

sebagainya. Kontrak ini merupakan dasar bagi pembeli untuk

mengisi aplikasi pembukaan L/C kepada Bank.

e. Strategi Ekspor

Secara Umum Strategi ekspor berkaitan dengan masalah

strategi yang dapat memberikan peluang lestarinya status

komoditi ekspor sebagai market leader. Menurut ( Sutedi, 2014 )

ada empat alternatif strategi yang lain dikenal dengan fou Generic

International Strategis secara ringkas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Dynamic high Technology Strategy (DHTS) Yaitu strategi yang

dapat memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi

market leader melalui inovasi teknologi yang tepat dan dilakukan

secara terus-menerus. Untuk menjalankan strategi ini perusahaan

harus memberikan perhatian dan prioritas yang tinggi terhadap

masalah R dan D (Research and Development) dan melakukan

strategic partnership.

2) Low of Stable Technology Strategy (LSTS) Strategi ini

memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market


17

leader karena kemampuannya memelihara brand identity

economic of scale, manufacturing knowhow, standar produksi, dan

penyediaan suku cadang yang terdapat secara global. Kalau

dilihat persyaratan strateginya, sebenarnya yang diperlukan oleh

perusahaan adalah bagaimana dapat memelihara citra

perusahaan dan reputasi bisnisnya. Advanced Management Skills

Strategy (AMMS) Yaitu strategi yang memberikan peluang pada

perusahaan untuk menjadi market leader karena kemampuannya

menerapkan manajemen yang tepat, khususnya dalam hal

pemasaran dan koordinasi, untuk itu, perusahaan harus memiliki

perencanaan yang baik dalam bidang manajemen pemasaran,

keuangan, dan organisasi.

f. Jenis-Jenis Ekspor

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekspor dapat dibedakan

menjadi dua jenis. Menurut ( N. Gregory Mankiw, 2006) kegiatan

ekspor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1). Ekspor Langsung

Definisi ekspor langsung adalah cara menjual suatu

produk (barang atau jasa) dengan bantuan perantara atau

eksportir yang ada di negara tujuan ekspor. Pada

pelaksanaannya, penjualan terjadi melalui distributor atau

perwakilan penjualan perusahaan. Kelebihan cara ini adalah

proses produksi yang terpusat di negara asal serta kontrol yang

baik dalam proses distribusi. Sedangkan kelemahannya adalah

adanya hambatan perdagangan dan proteksionisme dari negara


18

tujuan ekspor, serta biaya akomodasi yang lebih besar untuk

produksi dengan skala besar.

2) . Ekspor Tidak Langsung

Definisi ekspor tidak langsung adalah cara menjual

barang dengan melalui perantara/ eksportir di negara asal,

kemudian dijual oleh perantara tersebut. Pada pelaksanaannya,

kegiatan ekspor dilakukan melalui perusahaan manajemen

ekspor (export managementcompanies) dan perusahaan

pengekspor (export trading companies). Kelebihan cara ini adalah

sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak harus menangani

kegiatan ekspor secara langsung. Sedangkan kelemahannya

adalah kurangnya kontrol dan pengetahuan akan operasi di

negara lain.

g. Indikator Ekspor

Adapun indikator yang dilihat untuk melakukan kegiatan

ekspor sebagai berikut :

1. Mengerti seluk beluk barang yang akan di ekspor

Ketika Anda akan mengekspor barang, maka bisa

dikatakan Anda adalah pemilik atau orang yang dikuasakan oleh

pihak tertentu untuk melakukan ekspor barang tersebut. Oleh

sebab itu, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ekspor, ia harus

paham serta mengerti tentang barang apa yang ia ekspor baik dari

sisi jenis dan jumlah serta harus paham tentang deskripsi barang

yang di ekspor. Pastinya, pengekspor tidak akan berani bertindak


19

sebagai eksportir ketika tidak mengetahui barang apa yang akan

di ekspor.

2. Memberitahukan barang yang di ekspor ke KPPBC

Jika pengekspor mengerti seluk beluk barang ekspornya,

tentu mudah untuk melakukan laporan atau memberitahukan

barang ekspor sesuai dengan data PEB atau Pemberitahuan

Ekspor Barang. Penyampaian PEB kepada KPPBC (Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai). Penyampaian PEB

ini bisa berupa tulisan di atas sebuah formulir atau secara manual

bisa juga dengan data elektronik. Jika dengan data elektronik, bisa

dengan Pertukaran Data Elektronik (PDE) atau media penyimpan

data elektronik seperti flash disk dan CD.

3. Memahami ketentuan barang ekspor

Setiap barang yang akan diekspor, tentunya memiliki

ketentuan tersendiri. Ada barang yang termasuk kategori barang

dilarang, ada juga yang dibatasi. Jadi, tidak serta merta Anda ingin

mengekspor barang kemudian langsung saja melakukan kegiatan

ekspor. Perlunya memahami kriteria ketentuan barang yang akan

diekspor bisa menjamin bahwa Anda tidak melanggar ketentuan

hukum yang berkaitan dengan larangan atau pembatasan barang

ekspor.

4. Memahami barang dilarang ekspor

Tidak semua barang bisa dieskpor. Ada beberapa barang yang

dilarang diekspor ke luar negeri dimana dilarang bagi perorangan,


20

badan usaha atau siapapun bisa melakukan kegiatan ekspor untuk

beberapa barang yang dilarang seperti;

a) rotan mentah

b) bijih timah serta konsentratnya

c) kayu dalam bentuk log

d) sisa serta skrap yang diambil dari besi tuang\

e) bantal trem atau rel kereta api dari kayu

f) pasir silica atau kuar

5. Memahami barang yang dibatasi untuk diekspor

Selain mengetahui barang yang dilarang diekspor,

eksportir juga harus memahami apakah barang yang akan

diekspor termasuk kategori barang yang dibatasi atau tidak. Jika

barangnya masuk kategori ini, maka saat terjadi kegiatan eskpor

harus ada perizinan khusus yang didapatkan dari intansi yang

berwenang. Izin ini harus dibuat sebelum mengajukan PEB. Jika

perizinan ini tidak dibuat maka PEB juga tidak bisa dibuat. Artinya,

izin ini menentukan barang yang masuk kategori dibatasi bisa

diekspor.

6. Memahami barang bebas ekspor

Barang bebas ekspor artinya tidak termasuk dalam dua

kategori sebelumnya yakni dilarang dan dibatasi. Kegiatan ekspor

barang ini sesuai dengan prosedur normal atau tidak ada izin

khusus yang berkaitan.


21

7.Memahami adanya pengenaan bea keluar untuk beberapa

barang eskpor

Ada beberapa barang yang terkategori dikenai bea keluar.

Bea keluar merupakan pungutan negara sesuai dengan UU

kepabeanan. Tidak semua barang bisa dikenai bea keluar, hanya

beberapa saja seperti;

a) Kulit (kulit mentah, kulit jangat, kulit disamak)

b) Biji Kakao

c) Kayu (kayu olahan, serpih kayu, veneer)

d) Kelapa sawit serta CPO beserta Produk Turunannya

e) Produk Mineral Hasil Pengolahan

Jadi, jika Anda akan melakukan kegiatan eskpor barang ke

luar negeri, perhatikan 7 poin di atas. Jika Anda masih ragu untuk

melakukan kagiatan ekspor karena kurang modal atau dana, tidak

sedikit yang yang mengambil pinjaman tunai segera. Namun, akan

lebih baik jika Anda mempersiapkan modal ekspor Anda terlebih

dahulu.

8. Manfaatkan Akses Permodalan dari KoinWorks

Apabila dalam prosesnya, ketika Anda ingin mengekspor barang

ke luar negeri, membutuhkan tambahan permodalan usaha, tenang

saja, KoinWorks bisa membantu Anda dengan memberikan akses

permodalan yang mudah dan terjangkau. Kembangkan bisnis Anda

bersama koin bisnis dari koin works dengan akses permodalan

hingga Rp 2 miliar, dengan mulai dari 0.75% per bulan.


22

3. Teori Impor

a. Pengertian Impor

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah

pabean. Transaksi impor adalah perdagangan dengan cara

memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean Indonesia

dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan yang

berlaku . Menurut ( Susilo, 2013 ) impor bisa diartikan sebagai kegiatan

memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah

pabean negara lain.

kegiatan impor berarti melibatkan dua negara. Dalam hal ini bisa

diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar dua negara tersebut,

yang berbeda dan pastinya juga peraturan serta bertindak sebagai

supplier dan satunya bertindak sebagai negara penerima. Impor adalah

membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan

pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing. Dasar

hukum peraturan mengenai Tatalaksana Impor diatur dalam Keputusan

Direktur Jendral Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003. Tentang

petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor dan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang

Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor. Komoditi yang dimasukkan ke

dalam peredaran bebas di dalam wilayah pabean (dalam negeri), yang

dibawa dari luar wilayah pabean ) dikenakan bea masuk kecuali

dibebaskan atau diberikan pembebasan. Dengan kata lain seseorang

atau badan usaha yang ditetapkan sebagai importir wajib membayar bea

masuk dan pajak sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah.


23

Sehingga dapat disimpulkan bahwa impor yaitu kegiatan perdagangan

internasional dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean

Indonesia yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang

bergerak dibidang ekspor impor dengan mematuhi ketentuan peraturan

perundangundangan yang berlaku yang dikenakan bea masuk.

b. Prosedur Impor

Menurut ( Marolop, 2011 ) prosedur impor barang adalah sebagai

berikut:

1) Importir dalam negeri dan supplier dari luar negeri mengadakan

korespondensi dan tawar-menawar harga yang akan di impor.

2) Jika sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat

perjanjian jual-beli (sales contract).

3) Importir membuka LC ke Bank Devisa dalam negeri.

4) Bank Devisa dalam Negeri memberitahukan kepada Bank

Korespondensi Luar Negeri tentang pembukaan LC nya.

5) Bank Koresponden Luar Negeri menghubungi Eksportir Luar Negeri.

6) Eksportir Luar Negeri pesan tempat (ruangan) ke agen-agen

pelayaran, dengan maksud agar dapat dimuat-dikirim.

7) Eksportir menyerahkan Invoice, Packing List lembar asli kepada Bank

Luar Negeri dan menarik weselnya sedangkan duplikat dokumen-

dokumen di atas dikirim langsung kepada importir.

8) Bank Luar Negeri mengirim dokumen kepada Bank Devisa dalam

negeri.

9) Bank Devisa dalam negeri menyerahkan dokumen-dokumen asli

kepada importir.
24

10) Importir menyerahkan dokumen-dokumen surat kuasa ke EMKL.

11) EMKL menukar konosemen asli dengan DO kepada agen

perkapalan dan membuat PPUD berdasarkan dokumen, serta membayar

bea masuk PPN importir dll.

12) Barang keluar ke peredaran bebas/diserahkan kepada importir.

c. Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengawasan atau lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah

pabean dan pemungutan bea masuk (UU.No.10/95). Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Kep. Menkeu No.

453/KMK 04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor,

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Kep. Menkeu

No.112/KMK 04/2003. Kep. DJBC No. KEP-07/BC/2003 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor yang

telah beberapa kali di ubah terakhir dengan peraturan DJBC No.112/mk

04/2003.

1) Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi

wilayah daratan, perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat-

tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang

di dalamnya berlaku Undang-Undang No.10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan.

2) Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di

pelabuhan laut, bandar udara atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu

lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat


25

Jendral Bea dan Cukai.

3) Impor untuk dipakai untuk:

(a) Memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk

dipakai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.

(b) Memasukan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau

dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.

4) Pengeluaran barang impor untuk dipakai setelah :

(a) Diserahkan pemberitahuan pabean dan dilunasi bea masuk dan

PDRI.

(b) Diserahkan pemberitahuan pabean dan jaminan.

(c) Diserahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan

5) Penjaluran dan Kriteria Penjaluran Barang impor yang telah diajukan

PIB dilakukan pemeriksaan pabean secara selektif, dalam rangka

pemeriksaan pabean secara selektif inilah ditetapkan jalur pengeluaran

barang, yaitu :

(a) Jalur merah

Jalur merah adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran

barang impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik, dan dilakukan

penelitian dokumen sebelum diterbitkannya Surat Persetujuan

Pengeluaran Barang (SPPB). Berikut adalah kriteria jalur merah:

(1) Importir baru adalah orang atau perusahaan yang memasukkan

barang-barang dari luar negeri atau mengimpor barang untuk

pertama kalinya.
26

(2) Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi adalah importir

yang tingkat pelanggarannya tinggi atau importir yang telah banyak

melakukan pelanggaran ketentuan pabean.

(3) Barang impor sementara adalah barang yang di impor untuk

sementara waktu yang selanjutnya akan diekspor kembali.

(4) Barang re-impor adalah barang ekspor yang karena sebab tertentu

diimpor kembali. Sebab-sebab barang re-impor adalah sebagai

berikut:

- Terkena pemeriksaan acak.

- Barang impor tertentu yang ditetapkan pemerintah.

- Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi

dan/atau berasal dari negara yang berisiko tinggi.

(5) Pemberitahuan pabean

- Pemberitahuan Impor Barang (PIB), dibuat dengan modul

importir/PPJK ,

- Dokumen pelengkap pabean antara lain:

 PIB adalah pemberitahuan pabean untuk pengeluaran barang

yang diimpor untuk dipakai.

 Invoice adalah daftar barang kiriman yang dilengkapi dengan

nama, jumlah dan harga yang harus dibayar oleh pembeli.

 Packing List adalah dokumen yang menerangkan tentang jenis,

jumlah, berat dan volume barang/komoditi dalam perdagangan

internasional.

 Bill of Lading adalah dokumen perjalanan barang melalui

laut/dokumen pengapalan yang menyatakan bukti penerimaan


27

barang bukti kepemilikan barang dan bukti adanya

kontrak/perjanjian pengangkutan.

 Polis Asuransi adalah suatu perjanjian asuransi ataupun

pertanggungan untuk melindungi barang dari berbagai macam

resiko.

 Surat Setoran Pabean Cukai Pajak (SSPCP) adalah formulir yang

digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan penyetoran

pungutan serta pajak-pajak dalam rangka impor seperti cukai,

bea masuk, PPN/PPn-BM, PPh pasal 22 impor.

 Surat Kuasa adalah sebuah surat yang menyatakan pemberian

wewenang untuk melakukan sebuah kegiatan dari pemberi kuasa

kepada penerima kuasa yang keduanya menyertakan bukti sah

dengan pernyataan disetai materai atau tanda tangan sebagai

bukti.

(b) Jalur hijau

Jalur hijau adalah proses pelayanan dan pengawasan

pengeluaran barang impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan

fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah diterbitkannya

Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Jalur hijau

memiliki kriteria sebagai berikut:

- Importir yang berisiko menengah yang mengimpor komoditi

beresiko rendah.

- Importir yang beresiko rendah yang mengimpor komoditi

beresiko rendah atau menengah.


28

(c) Jalur kuning

Jalur kuning adalah proses pelayanan dan pengawasan

pengeluaran barang impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan

fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen sebelum diterbitkannya

Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Kriteria jalur

kuning adalah sebagai berikut:

- Importir yang beresiko tinggi yang mengimpor komoditi beresiko

rendah, artinya importir tersebut belum terlalu dikenal

kejujurannya oleh aparat Bea dan Cukai. Lazimnya, mereka

adalah importir pemula atau importir yang pernah melakukan

illegal activities dan masuk dalam daftar hitam.

- Importir yang beresiko menengah yang mengimpor komoditi

beresiko menengah.

(d) Jalur prioritas

Jalur Prioritas adalah proses pelayanan dan pengawasan

pengeluaran barang impor yang tidak dilakukan pemeriksaan fisik

dan penelitian dokumen, setelah ada penetapan dari Pemerintah

terhadap importir jalur prioritas tersebut. Berikut adalah kriteria

jalur prioritas:

- Importir yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai importir jalur

prioritas.

- Barang impor yang terkena pemeriksaan acak.


29

c. Jenis-Jenis Impor

Berdasarkan kegiatannya, impor dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis. Adapaun jenis-jenis impor ( Sutedi, 2014 ) adalah

sebagai berikut:

1). Impor untuk Dipakai; kegiatan memasukkan barang/ jasa ke

dalam wilayah pabean Indonesia dengan tujuan untuk dipakai,

dimiliki atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.

2). Impor Sementara; kegiatan memasukkan barang/ jasa ke dalam

wilayah pabean Indonesia dimana tujuannya adalah untuk diekspor

kembali ke luar negeri paling lama 3 tahun.

3).Impor Angkut Lanjut/ Terus; kegiatan mengangkut barang dengan

menggunakan sarana pengangkut melalui suatu kantor ke kantor

lain tanpa adanya proses pembongkaran terlebih dahulu.

4). Impor untuk Ditimbun; kegiatan mengangkut barang dengan

menggunakan sarana pengangkut melalui suatu kantor ke kantor

lain dengan melakukan proses pembongkaran terlebih dahulu.

5). Impor untuk Re-ekspor; kegiatan mengangkut barang impor yang

masih berada di dalam wilayah pabean untuk diekspor kembali ke

luar negeri. Hal ini dilakukan terhadap barang impor dengan kondisi;

tidak sesuai pesanan, salah kirim, rusak, tidak memenuhi syarat

teknis, terjadi perubahan peraturan.

d. Indikator Impor

Adapun indikator yang dilihat saat melakukan kegiatan impor

sebagai berikut :
30

1) Tentukan jenis barang impor serta negara asal barang impor

tersebut

Penting untuk mengenal HS Code yakni kodifikiasi barang

impor yang tercantum di BTKI (Buku Tarif Kepabeanan Indonesia)

tahun 2012. Ada cara yang bisa dilkaukan untuk menentukan HS

Code yakni;

- Hitung biaya-bea masuk, PPH dan PPN

- Hindari masalah pengeluaran barang di kantor Bea dan Cukai

- Aspek perijinan impor barang bisa diurus sebelum melakukan

kegiatan impor

2). Menentukan cara penyarahan barang impor

Disini ada tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan

oleh importir dalam mengurus barang impor. Hal ini bisa

dinegosiasikan dengan seller. Namun, biasanya ada beberapa hal

dimana biaya dan resikonya ditanggung oleh importir. Sebagai

contoh, ketika membeli barang dari Shanghai, importir memiliki

kewajiban untuk mengurus barang tersebut dari mulai barang itu

dimuat di kapal di pelabuhan di Shanghai. Kemudian, urus

pengangkutan, baya bea masuk, termasuk PPN dan PPH. Lalu,

urus pengeluaran barang dari pelabuhan bongkar sampai

mengantar barang tersebut ke tempat importir.

3. Tentukan cara pembayaran impor

Cara pembayaran impor bisa dilakukan dengan beberapa cara

seperti;

Non LC, yakni;


31

- Cash in Advance Payment

- Documentary Collection

- Open Account

atau dengan Documentary Credit-LC, seperti;

- Usance

- Sight LC

- Red Clause

4. Urus Perijinan Impor

Perijinan impor dibagi menjadi dua yakni perijinan pokok dan

perijinan khusus. Perijinan pokok meliputi;

- Legalitas perusahaan seperti CV dan PT

- API atau Angka Pengenal Impor seperti API-P atau API-U

- NIK atau Nomor Induk Kepabeanan

Adapun perijinan khusus yang terkait dengan jenis barang

impor tertentu. Contoh, impor buah-buahan maka pihak importir

harus memiliki ijin IP Hortikultura (Importir Produsen) atau IT

Hortikultura (Importir Terdaftar).

5. Tentukan transporter atau freight forwarder

Importir harus secara tepat memilih siapa pihak transporter

atau yang mengurus barang impor. Apa saja yang menjadi

tanggungjawab importir yang diberikan kepada transporter atau

freight forwarder tergantung dari kesepakatan awal dengan seller.

6. Menentukan jadwal importasi atau pengiriman barang

Jadwal importasi adalah hal yang sangat krusial. Importir

harus paham berapa lama barang akan sampai dari mulai


32

perjalanan dari pelabuhan seller sampai ke pelabuhan tujuan,

berapa lama proses di kantor Bea dan Cukai sampai barang itu

sampai di tangan importir. Jangan sampai barang impor yang

sudah dibutuhkan ternyata belum sampai karena beberapa hal

atau masih ada dalam proses bea cukai. Pastinya, sangat penting

memilih transporter yang tepat dan pastikan barang impor tepat

waktu.

7. Melakukan kegiatan pengiriman atau importasi barang

Kegiatan pengiriman barang impor diberikan kepada

transporter yang sudah ditunjuk importir. Kegiatan ini sangat

dipengaruhi dari tipe transaksi yang sudah disepakati oleh seller

dan buyer atau importir. Kegiatan importasi barang ini meliputi;

- Pengurusan pengangkutan barang

- Pengurusan pengambilan dokumen barang impor

- Melakukan Custom Clearance Process atau proses

pengeluaran barang

- Melakukan importasi barang ke gudan atau tempat importir.

Jadi, kegiatan importasi barang dari luar negeri ke dalam

negeri memang harus sesuai dengan prosedur yang berlaku agar

terhindar dari berbagai masalah di kemudian hari. Hal ini

dikarenakan Pemerintah telah melakukan kebijakan khusus untuk

menjaga atau mengontrol barang impor yang ada di pasaran lokal

untuk daya saing yang sehat. Selain itu, perhatikan bahwa untuk

melakukan kegiatan impor ini membutuhkan modal yang cukup

tergantung barang yang akan diimpor.


33

3. Teori Investasi

a. Pengertian investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber

daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.

Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam

aktivitas. Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas,

mesin atau bangunan) maupun asset finansial (deposito, saham

atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di lakukan.

Menurur Jogiyanto (2003), investasi dapat didefinisikan sebagai

penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi

yang efesien selam periode waktu tertentu. Menurut Sukirno

kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus

menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan

kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

kemakmuran masyarakat. Umumnya investasi dibedakan menjadi

dua yaitu:

1) Investasi pada financial assets, biasanya dilakukan di pasar

uang, contohya berapa sertifikat deposito, surat berharga pasar

uang, commercial paper dan sebagainya.

2) Investasi pada real assets, dilakukan dalam bentuk pendirian

pabrik, pembelian aset produktif, pembukaan perkubunan, dan

pembukaan tambang.
34

b. Jenis-jenis Investasi

Jenis-jenis Investasi Pada dasarnya investasi dapat dibagi

menjadi dua ( Tendelin, 2001 ), yaitu investasi pada asset finansial

dan investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat

dibagi menjadi dua, yaitu investasi langsung dan investasi tidak

langsung:

1. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli

aktiva keuangan yang dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar

modal, atau pasar turunan. Investasi langsung juga dapat

dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak diperjual belikan,

biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat berupa

tabungan dan sertifikat deposito.

2. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli

surat berharga dari perusahaan investasi, seperti reksadana. 3.

Investasi Syariah Investasi syariah adalah sebuah investasi

berbasis syariah yang menggunakan instrumen Islam dalam

pelaksanaannya.

c. Pengaruh Investasi Terhadap Perekonomian

Investasi dalam berbagi bentuknya akan memberikan banyak

pengaruh terhadap perekonomian suatu negara atau dalam

cakapan yang lebih kecil. Karena dengan terciptanya suatu

investasi akan membawa suatu negara/daerah pada kegiatan

ekonomi tertentu. Investasi akan berlanjut dengan suatu proses

produksi akan menciptakan lapangan kerja, menciptakan barang

dan jasa untuk dipasarkan kepada konsumen. Dan interaksi


35

terhadap produsen. Dalam hal ini investor dan konsumen dalam

menawarkan dan mengkonsumsikan barang atau jasa pada

gilirannya akan menciptakan kemajuan perekonomian dalam

suatu negara/daerah.

Investasi yang ditanamkan di dalam suatu perekonomian

salah satunya ditentukan oleh adanya permintaan (demand) dari

masyarakat, yaitu berupa konsumsi barang-barang dan jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan. Sehingga merangsang tumbuhnya

investasi baru seperti yang kita ketahui bahwa pendapatan yang

diperoleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi dan

mungkin sebagian lagi untuk ditabung. Sehingga apabila

penggunaan pendapatan untuk konsumsi di lambangkan dengan

C, dan penggunaan pendapatan untuk ditabungkan

dilambangkan dengan I, sedangkan pendapatan yang diterima

dilambangkan dengan Y, maka investasi merupakan bagian dari

output aggregate, yaitu perumusannya menjadi Y=C+I.

Pembentukan modal merupakan faktor yang paling penting

dan strategis didalam proses pembangunan ekonomi.

Pembentukan modal ini dapat juga disebut sebagai kunci utama

menuju pembangunan ekonomi. Dalam proses pembentukan

modal ini, ada tiga proses tingkatan yang dilewati, yaitu pertama,

kenaikan tabungan nyata yang bergantung pada kemauan dan

kemampuan untuk menabung dari masyarakat. Kedua,

keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakan

dan menyalurkan tabungan agar dapat menjadi dana yang di


36

investasikan. Ketiga, penggunaan tabungan untuk tujuan

investasi pada barang- barang modal diperusahaan.

d. Indikator Investasi

Ada 2 indikator Investasi saham yaitu Lagging dan

Leading. Lagging yaitu peninjauan harga saham masa lalu supaya

investor tahu pergerakan momentum harga sekarang. Leading

merupakan indeks prediksi pergerakan harga saham di masa

yang akan datang. Adapun gambaran indeks stok sebagai berikut:

1) Indikator Moving Average

Morning Average merupakan indikator Investasi saham

yang vital bagi para trader. MA biasanya digunakan untuk

mengetahui harga trend stock terkini dengan melakukan

perbandingan antara rata-rata harga sebelumnya dan

dibandingkan dengan kondisi harga stock saat ini. Dengan

menggunakan indikator Investasi Moving Average, para trader

dapat mengenal seberapa jauh titik krusial di pergerakan saham

melalui level resistance dan level support. Melalui garis MA, maka

trader bisa mengetahui kapan garis MA menjadi level support atau

kapan garis MA menjadi level resistance. Para trader yang akan

mengetahui investasi saham bisa mengetahui perubahan tren

menjadi bullish dan tren menjadi bearish. Trader bisa memakai

satu atau lebih garis MA dalam sebuah grafik saham. Anda juga

bisa mengenal peluang jual atau peluang beli menggunakan MA.

MA juga dipakai sebagai pondasi untuk indikator lain.


37

2) Relative Strength Index

RSI merupakan indikator dalam Investasi saham untuk

mengetahui waktu di mana stock sudah sampai pada titik

overbought maupun oversold. Saat RSI sudah masuk dalam level

ekstrem beli atau ekstrim jual, maka harga akan mengalami

perubahan arah. Misalnya RSI sudah menunjukkan jenuh beli,

maka harga cenderung turun. Anda bisa melihat RSI pada bagian

sub-window bagian bawah grafik saham. Para trader biasanya

menggunakan patokan RSI di grafik tersebut. Untuk menentukan

titik jenuh beli, ditandai apabila RSI mencapai angka 70 atau lebih.

Untuk harga jenuh jual, RSI bisa jatuh hingga mencapai angka

30. Meski demikian RSI merupakan indikator yang lemah dalam

Investasi saham. Bisa jadi harga saham mengalami kondisi jenuh

beli maupun kondisi jenuh jual dalam kurun waktu yang sangat

lama. Sebagai pengimbang, investor bisa memadukannya dengan

indikator lagging. Trader juga bersiap untuk hold stock melebihi

waktu ekspektasi.

3) Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Indikator MACD merupakan indeks yang bisa dipakai untuk

mengenali perubahan momentum. Untuk mengenali MACD, trader

dapat menggunakan 2 garis MA sebagai perbandingannya.

Dengan begitu MACD dapat mengenali tekanan jual, tekanan beli

serta seberapa tingkat resistance maupun tingkat supportnya. Ada

3 komponen utama MACD dalam Investasi saham, yaitu garis biru

(MACD) serta garis MA yang berwarna oranye, serta histogram,.


38

Bila histogram menunjukkan posisi ke atas dan berwarna hijau,

maka bisa menunjukkan tanda beli. Semakin kuat tekanan beli

atau jual pada sebuah stock ditunjukkan dengan semakin besar

histogram yang muncul. Sebaliknya, bila menunjukkan warna

merah berarti menunjukkan tendensi aksi jual. Bila histogram

positif hijau dan MACD naik, maka menandakan tren bullish.

Sinyal beli biasanya ditandai dengan histogram negatif dan MACD

memotong MA dari bawah menuju ke atas atau golden cross.

4) Indikator Stochastic Oscillator

Indikator selanjutnya yang bisa Anda kenal dan pakai

dalam Investasi saham secara teknikal adalah indikator stochastik

oscillator. Indikator ini bisa Anda temui pada bagian sub window

bawah grafik seperti indikator RSI. Anda bisa mengenali

perbedaan RSI dan Stochastic Oscilator dari warna grafik.

Biasanya Grafik Stochastic memiliki garis warna merah dan garis

berwarna biru. Perbedaan lainnya adalah Stochastik menunjukkan

garis %K untuk warna biru. Sedangkan garis berwarna merah

menunjukkan %D. Kedua garis ini menunjukkan sinyal beli

maupun sinyal jual dari sebuah saham. Sinyal beli Investasi

saham serta sinyal jual ditunjukkan melalui perpotongan di antara

kedua garis. Misalnya sinyal beli, maka garis %K akan memotong

bagian garis %D dari arah bawah menuju atas. Grafik Stochastic

bisa dikatakan cukup kuat apabila berada di kondisi pasar yang

tidak terlalu mengalami gejolak.


39

5) Indikator Bollinger Bands

Satu lagi indikator Investasi saham teknikal adalah

Bollinger Bands. Indikator Bollinger Bands digunakan untuk

mengetahui rentang pergerakan saham melalui pita. Dengan

dasar ini trader bisa menentukan lebih lanjut gejolak pergerakan

harga hingga level jenuh akibat minat jual atau minat beli saham

tersebut. Ada 3 garis indikator Bollinger Bands yaitu lower band,

middle band serta upper band. Middle band dikenal sebagai MA

dan 2 garis lainnya menggambarkan deviasi yang terjadi. Semakin

lebar pita, maka semakin tinggi pula volatilitas harga saham

tersebut. Jika pita menyempit maka menandakan ada perubahan

harga baik bearish menjadi bullish atau sebaliknya. Anda bisa

menggunakan lower band serta upper band dalam Investasi

saham sebagai patokan level jenuh beli atau level jenuh jual.

Ketika harga saham di atas upper band, maka menandakan jenuh

beli dan harga bisa turun. Berinvestasi tidaklah semudah yang

orang-orang kira. Salah satu opsi investasi yang aman dan

memberi return 15% - 25% tiap tahunnya adalah P2P Lending

Modal Rakyat. Jika Anda masih bingung menganalisis Investasi

saham, bisa memilih P2P lending Modal Rakyat dahulu supaya

lebih aman.

4. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Boediono (2009) pertumbuhan ekonomi juga

merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun
40

tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada

umumnya pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan

perbandingan “Gross Domestic Product” (GDP) atau “Product

Domestic Regional Bruto” (PDRB) untuk daerah, dan “Gross

National Product” (GNP) untuk skala nasional.

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses

kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang

diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya

pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi

barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang

waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi

maka semakin cepat proses pertambahan output wilayah

sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik.

Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai suatu ukuran

kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu

perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi diartikan

sebagai kenaikan PDB atau PNB tanpa memandang apakah

kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau

perbaikan sistem kelembagaan atau tidak.


41

b. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Boediono (2010) Para ekonomi yang

mengemukakan teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu penyelidikan yang

telah lama dibahas oleh para ahli ekonomi. Terdapat banyak tokoh

beserta pemikiran atau teori mereka mengenai pembangunan

atau pertumbuhan ekonomi sejauh ini. Berikut ialah teori

mengenai pertumbuhan ekonomi, antara lain:

1) Teori Pertumbuhan Klasik Dalam sejarah pemikiran ekonomi

para penulis ekonomi pada bagian kedua abad ke-18 dan

permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai kaum

Klasik. Kaum Klasik itu sendiri di bedakan atas dua golongan

yaitu Klasik dan Neo-Klasik. Tokoh yang termasuk kedalam

golongan Klasik diantaranya adalah Adam Smith, David

Ricardo, Robert Malthus, dan John Stuart Mill.

2) Ahli-ahli ekonomi Klasik dalam menganalisis masalah-

masalah pembangunan mempunyai pandangan yang agak

berbeda antara satu dengan yang lain. Pandangan Adam

Smith dalam bukunya yang berjudul An Inqury into the Nature

and Causes of the Wealth of Nations. Tulisan tersebut

terutama menganalisis sebab-sebab berkembangnya

ekonomi suatu negara. Menurut pandangan Adam Smith,

kebijakan laissez-faire atau sistem mekanisme pasar akan

memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat

dicapai oleh suatu masyarakat.


42

3) Mengenai faktor yang menentukan pembangunan, Smith

berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan

mendorong pembangunan ekonomi dan mengenai corak

proses pertumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa

apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut

akan terus menerus berlangsung secara kumulatif.

Pandangan Ricardo dan Mill bertentangan dengan

pandangan Smith mengenai pola proses pembangunan yang

sangat optimis, mereka memiliki pandangan yang lebih

pesimis tentang akhir dari proses pembangunan dalam jangka

panjang. Kedua ahli ekonomi klasik ini berpendapat bahwa

dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai

stationary state yaitu suatu keadaan dimana perkembangan

ekonomi tidak terjadi sama sekali. Menurut pandangan para

ekonom klasik terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi seperti jumlah penduduk, jumlah stok

barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat

teknologi.

4) Akan tetapi, dalam teori klasik ini, para ahli ekonomi

menempatkan pertambahan penduduk yang sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Para ahli

ekonomi memiliki pandangan bahwa hasil tambahan yang

semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi, yang berarti di sini pertumbuhan ekonomi tidak

terjadi secara terus-menerus. Mereka menggambarkan,


43

apabila jumlah penduduk sedikit, dan kekayaan alam relatif

berlebihan (banyak), maka tingkat pengembalian modal dari

investasi yang dihasilkan tinggi, sehingga di sini para

pengusaha akan mendapatkan keuntungan besar, yang akan

menciptakan investasi baru, dan pada akhirnya akan

mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, ketika

pertumbuhan penduduknya terlalu banyak, maka

pertambahan penduduk tersebut akan menurunkan tingkat

kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk

menjadi negatif, kemakmuran masyarakat menurun, dan

tingkat pertumbuhan ekonomi akan rendah.

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Rangkuman dari pendapat berbagai ahli ekonomi lintas

zaman menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi

oleh beberapa faktor:

1). Tanah atau kekayaan sumber daya alam dan proses

pengolahannya

2). Sumber daya manusia

3). Sistem ekonomi

4). Barang modal (investasi)

5). Kemajuan teknologi suatu negara

6). Iklim politik

7). Budaya suatu negara

8). Faktor bencana alam dan non-alam


44

Membicarakan soal pertumbuhan ekonomi memang bukan

perkara mudah. Kenaikan atau penurunan angka pertumbuhan

ekonomi yang terjadi pada setiap kuartal dipengaruhi oleh banyak

hal sehingga kualitas pemerintahan dari suatu negara tidak bisa

hanya dinilai dari naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi per

kuartal.

d. Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Adapun indikator untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu

negara sebagai berikut :

1) Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah indikator pertama yang

biasanya menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Caranya adalah dengan membandingkan pendapatan nasional

dari satu periode dengan periode dengan periode sebelumnya.

Suatu negara bias dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi

jika pendapatan nasionalnya meningkat dari periode sebelumnya.

Peningkatan pendapatan nasional ini menandakan adanya

peningkatan output secara keseluruhan.

2) Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata

penduduk suatu negara pada periode tertentu, yang biasanya satu

tahun. Pendapatan per-kapita bias juga diartikan sebagai jumlah

nilai barang dan jas rata-rata yang ada atau tersedia bagi setiap

penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan

per-kapita dapat diperoleh darri pendapatan nasional pada tahun


45

tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun

tersebut. Jika suatu negara memiliki pendapatan per-kapita yang

meningkat daripada periode sebelumnya maka dapat dikatakan

negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi.

3) Tanaga Kerja dan Pengangguran

Indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara ketiga

adalah jumlah antara jumlah tenaga kerja dan pengangguran.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang dapat melakukan

pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan baik guna

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Sedangkan pengangguran merupakan kebalikan dari tenaga

kerja. Suatu negara dikatakan memiliki pertumbuhan ekonomi jika

jumlah tenaga kerjanya lebih tinggi dari jumlah penganggurannya

atau dapat juga dikatakan tingkat penganggurannya berkurang

dari periode sebelumnya. Tingkat pengangguraan dapat

berkurang jika terdapat kesempatan kerja yang banyak.

4) Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahtraan masyarakat merupakan indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Kesejahteraan

masyarakat ini bisa dilihat dari tingkat kemiskinan yang semakin

berkurang dan daya beli masyarakat yang semakin meningkat.

Daya beli yang meningkat dan merata salah satunya bisa dilihat

dari distribusi barang dan jasa yang lancar diseluruh wilayah

negara yang bersangkutan. Kesejahteraan masyarakat juga


46

ditandai dengan pendapatan perkapita yang tinggi dan

kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Untuk dapat mengukur sejauh mana pembangunan

maupun sasaran serta target pembangunan yang ingin dicapai,

maka diperlukan berbagai alat analisis salah satu diantaranya

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan

konsep dari BPS dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan PDRB

adalah nilai yang ditimbulkan oleh aktifitas faktor-faktor produksi

dalam merubah/memproses bahan-bahan baku/penolong

sehingga lebih dekat pada pengguna atau nilai yang ditimbulkan

oleh faktor-faktor produksi dalam wilayah tertentu dan dalam

jangka waktu tertentu.

Nilai-nilai dari PDRB tersebut dapat dihitung dengan

melalui tiga pendekatan yaitu: Segi produksi, PDRB

merupakan jumlah netto atas suatu barang dan jasa yang

dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu wilayah dan

biasanya dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Segi

pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa (pendapatan)

yang diterima faktor-faktor produksi karena ikut serta dalam

proses produksi dalam suatu wilayah (satu tahun). Dan segi

pengeluaran, PDRB merupakan jumlah pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga, pemrintah dan lembaga swasta

non profit serta ekspor netto (setelah dikurangi impor), dan

biasanya dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).


47

Dari segi penyajiannya, PDRB selalu dibedakan kepada

dua pendekatan yaitu, PDRB atas harga berlaku dan PDRB atas

harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah

nilai produksi, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai

dengan harga berlaku pada tahun yang bersangkutan, sedangkan

PDRB atas harga konstan merupakan jumlah niali produksi,

pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga

pasar yang tetap pada tahun dasar dan dalam publikasi ditetapkan

tahun dasar adalah tahun 1993.

Nilai PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk

mengukur pertumbuhan ekonomi karena nilai PDRB atas dasar

harga konstan ini tidak dipengaruhi oleh perubahan harga,

sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk

melihat besarnya perekonomian suatu daerah.

Selanjutnya dapat dijelaskan pula bahwa dalam

penyusunan PDRB akan diperoleh beberapa manfaat. Yang

pertama untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pertumbuhan setiap sektor, untuk mengetahui struktur

perekonomian suatu daerah, untuk mengetahui tingkat

pertumbuhan harga (inflasi/deflasi), dan sebagai suatu indikator

mengenai tingkat kemakmuran.


48

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1

Tinjauan Empiris

Pengarang/
C. N Judul Metode Hasil Penelitian
Tahun
o Penelitian Penelitian

1 Mubasysyir “Pengaruh Kuantitatif. Hasil Penelitian ini dilakukan


. A, Tahun Ekspor Impor untuk mengetahui dan
Penelitian dan Investasi menganalisis: (1) Bagaimana
2013. terhadap ekspor impor dan investasi
Pertumbuhan terhadap pertumbuhan ekonom
Ekonomi di di Provinsi Sulawesi selatan.
Provinsi (2) Bagaimana pengaruh
Provinsi ekspor impor dan investasi
Sulawesi terhadap pertumbuhan
selatan ekonomi di Provinsi Sulawesi
Periode selatan. Penelitian ini
(2002- mendeskripsikan fenomena
2011)”. apa adanya yang diperoleh dari
hasil pengolahan data secara
statistik.

2 Mustika, “ Pengaruh Kuantitatif Hasil Penelitian Pertumbuhan


. Haryadi, Ekspor ekonomi diartikan sebagai
Hodijah, Impor proses kenaikan output per
Siti. Tahun Minyak kapita dalam jangka panjang,
Penelitian Bumi yang meliputi aspek: (1)
2015. terhadap Proses, (2) output per kapita,
Pertumbuhan dan (3) jangka waktu.
Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah
Indonesia”. suatu proses, bukan suatu
gambaran ekonomi pada suatu
saat.
49

3 Pridayanti, “Pengaruh Kuantitatif Hasil Penelitian secara parsial


Ayunia. Ekspor Impor menunjukkan bahwa ada
Tahun dan Nilai pengaruh signifikan dari
Penelitian Tukar variabel ekspor, impor, dan
2014. Terhadap nilai tukar terhadap
Pertum pertumbuhan ekonomi terbukti
buhan dari hasil uji t yang memiliki
Ekonomi di harga signifikan lebih kecil dari
Indonesia taraf nyata 0,05 maupun
Periode secara bersama sama yang
2002-2012”. dibuktikan dari uji f yang
memperoleh harga signifikansi
kurang dari taraf nyata 0,05
yaitu sebesar 0,003.
4 Agustina. “Pengaruh Kuantitatif Hasil Penelitian (1) Pengaruh
Tahun Ekspor Ekspor terhadap Cadangan
Penelitian Impor Nilai Devisa Indonesia. (2)
2012. Tukar Pengaruh Impor terhadap
Rupiah Dan Cadangan Devisa Indonesia.
Tingkat (3) Pengaruh Nilai Tukar
Inflasi Rupiah terhadap Cadangan
Terhadap Devisa Indonesia. (4)
Cadangan Pengaruh Tingkat Inflasi
Devisa terhadap Cadangan Devisa
Indonesia”. Indonesia.
.
5 Atmaja, “Analisis Kuantitatif Hasil Penelitian indonesia yang
Bayu Tri. Pengaruh sudah menjadi negara
Tahun Timbal Balik pengimpor bersih minyak dari
Penelitian Ekspor tahun 2004 harus lebih
2016. Impor mengutamakan alokasi volume
Minyak dan migas ke konsumsi domestik
Gas yang sangat tinggi hingga
terhadap dapat menkan jumlah impor
Pertumbuha khususnya minyak yang
n Ekonomi sedemikian besar sehingga
Indonesia pengeluaran devisa atas
(Studi pada pembelian impor minyak bisa
Bank berkurang. Pada sisi indikator
Indonesia ekspor gas indonesia pada
Periode awal hingga akhir periode
2006-2014. penelitian menunjukkan
performa yang cukup baik dan
dapat diandalkan dalam
menunjang tambahan
pendapatan negara.
50

C. Kerangka Pikir

Ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan

barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi

ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang

dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-

barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. Kegiatan

ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-

barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan

yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh

sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang,

asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu.

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah

pabean. Transaksi impor adalah perdagangan dengan cara

memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean

Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan

yang berlaku . Menurut Susilo impor bisa diartikan sebagai kegiatan

memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah

pabean negara lain. Kegiatan impor berarti melibatkan dua negara.

Dalam hal ini bisa diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar dua

negara tersebut, yang berbeda dan pastinya juga peraturan serta

bertindak sebagai supplier dan satunya bertindak sebagai negara

penerima.

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

sejumlah keuntungan dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan

dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan dana pada sektor


51

rill (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun asset finansial

(deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di

lakukan

Berdasarkan asumsi bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan adalah

ekspor, impor dan investasi, maka disususn kerangka pemikiran seperti

pada gambar dibawah ini:

Ekspor
(X1)

Indikator :
Nilai Ekspor Provinsi Sul-Sel
Periode 2010-2019

Pertumbuhan Ekonomi
Impor (Y)
(X2) Indikator :
Indikator : Nilai Produk Domestik
Nilai Impor Provinsi Sul-Sel Regional Bruto Terhadap
Periode 2010-2019 Pertumbuhan Ekonomi Di
Provinsi Sul-Sel Periode
2010-2019
Investasi
(X3)
Indikator :
Nilai Investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri
Menurut Provinsi Sul- Sel
Periode 2010-2019

Gambar 2.1
Kerangka Pikir
52

D. Hipotesis

Berdasarkan Hal di atas maka dalam penelitian ini akan dirumuskan

hipotesis guna memberikan arah dan pedoman dalam melakukan

penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1: Diduga ekspor berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

2: Diduga impor berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

3: Diduga investasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu metode

yang digunakan untuk menganalisis Pengaruh Ekspor Impor dan Investasi

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

Penentuan jenis dan sumber data dilakukan agar data penelitian menjadi

valid dan sesuai dengan data yang dibutuhkan data yang digunakan dalam

penelitian ini.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor BPS Provinsi Provinsi Sulawesi selatan

pemilihan provinsi tersebut sebagai objek dan lokasi penelitian

dikarenakan untuk memudahkan mengetahui kondisi masyarakat Provinsi

Provinsi Sulawesi selatan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan kurang lebih 2 bulan yaitu: Oktober –

Desember 2020

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Untuk memudahkan penulis dalam mencari data dan menentukan

variabel penelitian sekaligus untuk menyamakan persepsi tentang istilah-

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka batasan variabelnya yaitu:

53
54

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel Defenisi Indikator

Pertumbuhan proses perubahan 1.Pendapatan nasional


Ekonomi ( Y ) kondisi perekonomian
suatu negara secara 2.Pendapatan
berkesinambungan perkapita
menuju keadaan yang
lebih baik selama 3.Tenaga kerja dan
periode tertentu. pengangguran
Pertumbuhan ekonomi 4.Kesejahteraan
dapat diartikan juga masyarakat
sebagai proses
kenaikan kapasitas
produksi suatu
perekonomian yang
diwujudkan dalam
bentuk kenaikan
pendapatan nasional.
Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi
dalam kehidupan
masyarakat.

Ekspor ( X1 ) upaya untuk 1.Mengerti seluk beluk


melakukan penjualan barang yang akan di
komoditi yang kita ekspor.
miliki kepada negara 2.memberitahukan
lain atau bangsa asing barang yang akan
sesuai dengan diekspor.
peraturan pemerintah 3.Memahami
dengan mengharapkan ketentuan barang
pembayaran dalam ekspor.
valuta asing. Ekspor 4.Memahami barang
sangat berpengaruh dilarang ekspor`
terhadap pertumbuhan 5.Memahami barang
ekonomi suatu negara, yang dibatasi diekspor.
seperti yang telah 6.Memahami barang
dijelaskan dalam teori bebas ekspor.
Hecksher-Ohlin (dalam 7.Memahami adanya
Appleyeard, Field dan pengenaan bea keluar
Cobb, 2008) bahwa untuk barang ekspor.
suatu negara akan
mengekspor produknya
55

yang produksinya
menggunakan faktor
produksi yang murah
dan berlimpah secara
intensif. Ekspor sangat
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
Impor ( X2 ) pembelian atau 1.Tentukan jenis
pemasukan barang barang impor serta
dari luar negeri ke negara asal impor
dalam suatu tersebut.
perekonomian dalam 2.Menentukan cara
negeri (Sukirno, 2006) penyarahan barang
Impor sangat impor.
berpengaruh terhadap 3.Tentukan cara
pertumbuhan ekonomi pembayaran impor.
suatu negara, seperti 4.Urus perijinan impor.
yang telah dijelaskan 5.Tentukan transporter
dalam teori Hecksber- 6.Menentukan jadwal
Ohlin (dalam importasi`
Appleyeard, Field dan 7.Melakukan kegiatan
Cobb, 2008) pengiriman.
menyatakan bahwa
suatu negara akan
mengimpor
produk/barang yang
menggunakan faktor
produksi yang tidak
atau jarang dimiliki oleh
negara tersebut
dibandingkan
melakukan produksi
sendiri namun tidak
secara efisien. Impor
sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara.

Investasi ( X3 ) Investasi merupakan 1.Moving


penempatan sejumlah average,untuk
data yang digunakan mengetahui harga
untuk membeli barang- terkini.
barang modal dan 2.Relative strength
perlengkapan produksi index,untuk
guna menambah mengetahui waktu
kemampuan produksi dimana stok telah
barang dan jasa saat sampai.
ini dengan harapan 3.Moving average
56

memperoleh convergence
keuntungan di masa divergence,untuk
mendatang. Investasi mengenali momentum.
sangat berpengaruh 4.Stochastic oscillator,
terhadap pertumbuhan untuk meliha grafik
ekonomi suatu negara. pada saham.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain) selama kurun waktu 2010-

2019 (10 tahun) dan dalam penggunaannya pada penelitian diatur dan

diolah oleh penulis. Sumber data yang dipergunakan adalah data-data yang

berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), penelitian kepustakaan, dan riset

internet. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Provinsi Sulawesi selatan, Ekspor, Impor,

Investasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan riset kepustakaan (Library Research), riset internet (Online

Research) dan teknik dokumentasi dengan cara pencatatan laporan data

yang telah dipublikasikan dan studi pustaka. Studi pustaka merupakan

teknik untuk mendapatkan informasi melalui catatan, literatur, dokumentasi

dan lain-lain yang masih relevan dalam penelitian ini.

Menurut Prajitno (2012) terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai

landasan dalam penelitian kuantitatif yaitu penjabaran (menguraikan atau

menerangkan secara terperinci), penjelasan, dan perkiraan.


57

1. Uji t (Uji Parsial)

Menurut Ghozali dalam (Trilaksana, 2015) uji t digunakan untuk

menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan variabel Y secara

parsial atau dapat dikatakan uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi-variasi dependen.

2. Uji F

Menurut Ghozali dalam (Trilaksana, 2015) uji F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat.

Dengan menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitung,

Apabila Ftabel > Fhitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak,

Apabila Ftabel < Fhitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi

Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H 1 diterima dan

Haditolaklitas signifikansi < 0,05, maka H 0 ditolak dan H1 diterima,

(Ghozali dalam Trilaksana 2015).

3. R-Square (R )

Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independen

dalam mempengaruhi variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 dan

1 (0 ≤ R2≤ 1). Semakin besar nilai R2, maka semakin besar variasi
58

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel

independent.

Sifat dari koefisien determinasi adalah:

a. R2merupakan besaran yang non negatif.

b.Batasannya adalah (0 ≤ R2≤ 1).

Apabila R2bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-

variabel independen dengan variabel dependen. Semakin besar nilai R 2

maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai

observasi.

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda, yaitu analisis tentang studi ketergantungan satu

variabel (variabel terikat) pada dua atau lebih variabel lain (bebas). Maksud

analisis regreasi berganda adalah untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kanaikan atau penurunan. Regresi linier berganda dinyatakan

dengan persamaan.

Y = f (X1, X2, X3)

Y =β0+β1 X1 +β2 X2 + β3 X3 + et

Keterangan :

Y : Pertumbuhan Ekonomi

X1 : Ekspor

X2 : Impor
59

X3 : Investasi

β0 : Konstanta

β1, β2, β3 : Koefisien Regresi

et : Variabel Pengganggu

Manfaat dari transformasi logaritma ini adalah bahwa koefisien

kemiringan β mengukur elastisitas dari Y sebagai variabel dependen

terhadap X sebagai variabel independen, yaitu ukuran persentase

perubahan dalam Y bila diketahui persentase perubahan dalam X.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1 Geografis

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan yang beribukota di Makassar

terletak antara 00 12’– 80 lintang selatan dan 1160 48’ – 1220 36’ bujur

timur. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Provinsi Sulawesi Barat

2. Sebelah Timur : Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Sebelah Selatan : Selat Makassar

4. Sebelah Barat : Laut Flores

Secara geografis Provinsi Provinsi Sulawesi selatan membujur

dari selatan ke utara dengan panjang garis pantai mencapai 2500 km.

Mempunyai 67 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di

Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat

ada satu sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi

Kabupaten Tana Toraja, Enrekang dan Pinrang. Panjang sungai

tersebut masing-masing 150 km. Di Provinsi Sulawesi selatan terdapat

empat danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng yang berada di

Kabupaten Wajo, serta Danau Matana dan Towuti berada di

Kabupaten Luwu timur. Adapun jumlah gunung tercatat sebanyak 7

gunung, dengan yang tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan

ketinggian 3.470 m di atas permukaan air laut yang berdiri tegak di

perbatasan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Luwu. Berdasarkan

letak geografisnya, Provinsi Sulawesi selatan mempunyai dua

60
61

kabupaten kepulauan, yaitu Kepulaan Selayar dan Pangkajene dan

Kepulauan (Pangkep).

Luas wilayah Provinsi Provinsi Sulawesi selatan tercatat

46.083,944 km2 yang meliputi 21 Kabupaten dan 3 Kota. Kabupaten

Luwu Utara merupakan Kabupaten terluas dengan luas 7.365,51

km2 atau luas kabupaten tersebut merupakan 15,98 persen dari

seluruh wilayah Provinsi Provinsi Sulawesi selatan.

Berdasarkan pengamatan di tiga Stasiun Meteorologi

(Hasanuddin dan Maritim Paotere) dan Klimatologi Maros selama

tahun 2017 rata-rata suhu udara 27,40 C di Kota Makassar dan

sekitarnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Suhu udara

maksimum di stasiun klimatologi Hasanuddin 28,020 C dan suhu

minimum 26,990 C.

2. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Provinsi Provinsi Sulawesi selatan merupakan salah satu

Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak. Kota Makassar menjadi

kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Sulawesi selatan

dengan jumlah penduduk yang meningkat tiap tahunnya. Pada tahun

2010 jumlah penduduk Kota Makassar 1.342.826 jiwa, lalu tahun 2015

laju pertumbuhan meningkat 1,54% menjadi 1.449.401 jiwa, akan

tetapi pada tahun 2017 laju pertumbuhan penduduknya mengalami

penurunan 1,36% hingga jumlah penduduknya hanya meningkat

menjadi 1.489.011 jiwa.

Tahun 2017, Rasio jenis kelamin yang dimiliki Provinsi Sulawesi

Selatan berjumlah 95,54% dengan jumlah laki-laki 4.260.101 jiwa dan


62

perempuan 4.444.193 jiwa. Rasio jenis kelamin paling besar di

kabupaten adalah TanaToraja dengan jumlah rasio 102,22%, akan

tetapi jumlah jenis kelamin perempuan dan laki-laki paling banyak

dimiliki oleh kabupaten bone.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk dan Ratio Jenis Kelamin menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan, 2017

Sumber : BPS Provinsi Provinsi Sulawesi selatan 2018


63

Kepadatan penduduk di Provinsi Sulawesi selatan terbanyak di

tingkat kota yaitu Kota Makassar dengan jumlah 8.471 perkm 2, hal ini

tentu saja dapat terjadi dengan melihat melihat perkembangan kota

Makassar sebagai kota metropolitan dan Semakin banyak masyarakat

yang berpindah dari daerah ke kota membuat pusat kota menjadi

padat penduduk. Lalu ditingkat kabupaten yang paling tinggi tingkat

kepadatan penduduknya yaitu kabupaten takalar dengan jumlah 517

orang/km2. Hal ini tentu membuat kabupaten takalar menjadi padat

karena luas daerahnya berukuran kecil.

3. Struktur Ekonomi

Manfaat lain dari angka perkembangan PDRB adalah untuk

mengetahui struktur perekonomian suatu daerah dengan melihat

kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB daerah tersebut.

Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi selatan pada kurun waktu 2014-

2018 tidak mengalami pergeseran yang berarti. Peranan sektor

pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian terhadap

perekonomian Provinsi Sulawesi selatan masih cukup besar yakni

15,22 persen ditahun 2014, walaupun terus menurun hingga tahun

2018 menjadi 14,04 persen. Tingginya peranan ini ditopang oleh sub-

sektor tanaman pangan dengan kontribusi rata-rata 7,58 persen setiap

tahunnya. Hal ini menunjukkan sebagian besar penduduk Provinsi

Sulawesi selatan perekonomiannya masih mengandalkan pada

pertanian.
64

Tabel 4.2
Distribusi PDRB tahunan Provinsi Sulawesi selatan atas dasar
Tabel 4.2 Distribusi PDRB Tahunan Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku
harga berlaku menurut Lapangan Usaha, 2014-2018 (persen)
Menurut Lapangan Usaha, 2014-2018 (Persen)

Kate-
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
gori

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 22,97 23,14 23,43 23,12 22,50


B Pertambangan dan Penggalian 7,11 6,32 5,19 4,95 4,91
C Industri Pengolahan 13,98 13,88 14,06 13,82 12,86
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06
E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,12 0,11 0,10 0,10 0,10
F Konstruksi 12,08 12,39 12,63 12,88 13,54
G Perdagangan Besar dan Eceran; 12,62 12,86 13,27 13,70 14,37
H Transportasi dan Pergudangan 3,97 4,19 4,29 4,21 4,27
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 1,38 1,34 1,32 1,37 1,41
J Informasi dan Komunikasi 4,90 4,62 4,66 4,79 4,93
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,63 3,60 3,81 3,80 3,74
L Real Estate 3,87 3,99 3,95 3,82 3,71
M,N Jasa Perusahaan 0,44 0,44 0,44 0,44 0,46
O Administrasi Pemerintahan, 4,57 4,78 4,47 4,38 4,47
P Jasa Pendidikan 5,20 5,08 5,07 5,23 5,28
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,85 1,91 1,94 1,97 1,99
R,S,T, Jasa lainnya 1,25 1,28 1,31 1,34 1,41
UPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 99,06 99,20 99,34 99,42 99,55
TANPA MIGAS
Sumber: PDRB BPS Provinsi Sulawesi selatan tahun 2018

Selain Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebagai

penyumbang PDRB terbesar dengan rata-rata 23,03 persen setiap

tahunnya, sektor Pertambangan dan Penggalian menyumbang PDRB

sebesar 5,69 persen rata-rata pertahun, industri pengolahan dengan

penyumbang PDRB terbesar kedua dengan rata-rata 13,71 persen

pertahun. Perdagangan Besar dan Eceran sebagai penyumbang

PDRB terbesar ketiga dengan rata-rata sebesar 13,36 persen pertahun

dan Konstruksi penyumbang terbesar keempat dengan rata-rata

sebesar 12,70 persen pertahun.

Bila dicermati lebih dalam, maka selama kurun waktu 2014-2018,

tampak bahwa kontribusi sektor Perdagangan Besar dan Eceran

mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 12,62 persen

menjadi 14,37 ditahun 2018, dan Sektor Konstruksi meningkat dari

tahun 2014 sebesar 12,08 persen menjadi 13,54 persen ditahun 2018.
65

B. Deksripsi Hasil Penelitan

1. Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Perkembangan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan. Penggunaan atas

dasar harga konstan dimaksud untuk menghindari pengaruh perubahan

harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan rill

ekonomi. Angka PDRB suatu daerah dapat memperlihatkan kemampuan

daerah tersebut dalam mengelolah sumber daya alam yang dimiliki

melalui proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu. Oleh

karena itu, besar kecilnya PDRB suatu daerah sangat tergantung pada

potensi sumber daya alam dan factor-faktor yang terdapat di daerah

tersebut.

Pada tabel dibawah ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan

perkembangan ekonomi Provinsi Sulawesi selatan selama periode 2010-

2019.

Tabel 4.3
Perkembangan PDRB di SUL-SEL Periode 2010-2019
( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Total PDRB Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 117.862,21 - -
2011 137.519,81 19.658 16,67
2012 159.859,93 22.340 16,24
2013 184.783,06 24.923 15,59
2014 300.124,22 115.341 62,41
2015 340.390,21 40.266 13,41
2016 377.108,91 36.719 10,78
2017 415.588,49 38.480 10,20
2018 461.719,49 46.131 11,10
2019 504.746,87 43.028 9,31

Sumber :BPS,Sul-Sel dalam angka,2020


66

Pada tahun 2010-2011 Produk Domestik Regional Bruto

mengalami pertumbuhan sebesar 16,67 %. Hal tersebut didukung oleh

bahan baku yang cukup besar dimiliki sektor pertanian, pertambangan,

dan penggalian. Selanjutnya pada tahun 2012 PDRB mengalami

penurungan sebesar 16,24%. Pertumbuhan ini disebabkan oleh semakin

membaiknya semua sektor ekonomi terutama sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan dimana kemudian masyarakat dan

dunia usaha dapat lebih mudah mengakses sumber-sumber pembiayaan

dan modal usaha dalam hal ini perbankan.

Pada tahun 2013 PDRB mengalami penurungan ekonomi

sebesar 15,59 % hal ini disebabkan memburuknya kondisi perekonomian

akibat dari regulasi pemerintah yang menaikkan harga BBM. Pada tahun

2014 mengalami kenaikan sebesar 62,41 % yang disebabkan semakin

sabilnya kondisi keamanan dalam negeri sehingga keamanan investasi

dalam negeri. Pada tahun 2015 PDRB mengalami penurungan sebesar

13,41% didorong oleh upaya pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui program peningkatan kualitas dan

kuantitas hasil-hasil pertanian yang memiliki nilai jual ekspor yang tinggi.

Pada tahun 2016 PDRB mengalami penurungan sebesar 10,78% yang

diakibatkan menurunnya hasil pertanian,sektor listrik,gas,dan air bersih

serta industri pengolahan. Pada tahun 2017 PDRB sebesar 10,20%

mengalami penurungan yang disebabkan kontibusi sektor

perdagangan,hotel dan restoran serta sektor jasa lainnya. Pada tahun

2018 PDRB mengalami penurungan signifikan sebesar 11,10 %

disebabkan tidak stabilnya kondisi keamanan dalam negeri sehingga

keamanan investasi dalam negeri termasuk juga sektor perdagangan dan

lembaga keuangan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun

2019 pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi selatan sedikit mengalami


67

penurunan yakni sebesar 9,31% hal ini akibat penurunan hampir di

semua sektor-sektor ekonomi.

2.. Perkembangan Ekspor

Ekspor adalah salah satu komponen pengeluaran agregat, oleh

karena itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan

dicapai, dalam hal ini PDRB pada wilayah Provinsi Sulawesi selatan,

apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan

menaikkan pendapatan tetapi tidak dapat mengalami perubahan

walaupun pendapatan tetap.

Tabel. 4.4

Ekspor Provinsi Sulawesi selatan Menurut Komodity

No. Jenis barang


1 Nikel

2 Kakao

3 Ikan,udang,hewan air lainnya

4 Kayu, barang dari kayu, arang kayu

5 Minyak dan lemak hewan

6 Garam, belerang, tanah, batu

7 Barang dari batu,gips,semen,semacamnya

8 Kopi, teh,mente,rempah-rempah

9 Karet, terbuat dari padanya

10 Lainnya
Sumber: BPS,Sul-Sel dalam angka,2020

Untuk melihat perkembangan ekspor di Provinsi Sulawesi selatan

yang terealisasi selama periode tahun 2010-2019 dapat dilihat dari tabel

berikut:
68

Tabel. 4.5

Perkembangan Ekspor di Provinsi Sulawesi selatan Periode 2010-2019

( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Ekspor Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 375.458.964 - -

2011 286.009.221 -89.450 -23,82

2012 217.145 -68.864 -24,07

2013 1.209.230.328 992.085 456,87

2014 739.580,88 -469.649 -38,83

2015 830.389 90.808 12,27

2016 1.087.748 257.359 30,99

2017 1.266.295,22 179.000 16,45

2018 2.081.063,00 814.768 64,34

2019 2.058.584,29 -22.479 -1,08

Sumber : BPS, SUL-SEL Dalam angka 2020

Berdasarkan data diatas, selama 10 tahun yaitu pada tahun 2010-

2019 ekspor Provinsi Sulawesi selatan menunjukkan penurunan

persentase pertumbuhan sebesar yang bila diamati dari tahun 2010-2012

mengalami penurungan ekspor masing-masing sebesar -23,82 , -24,07%

yang diakibatkan oleh menurunnya volume produksi pemerintah di

Provinsi Sulawesi selatan. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar

456,87 yang disebabkan harga ekspor. Pada tahun 2014-2017 mengalami

penurungan sebesar -38,83%, 12,27%, 30,99%, 16,45% dan pada tahun

2018 mengalami kenaikan sebesar 64,34% yang berangsur-angsur pulih


69

nilai ekspor. Pada tahun 2019 terjadi penurunan sebesar -1,08% yang

dissebabkan turunnya harga ekspor.

3. Perkembangan Impor

Impor adalah proses transportasi barang atau jasa suatu negara

ke nengara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan.

Proses impor umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau

komoditas dari negara lain kedalam negeri. Impor barang secara besar

umumnya membutuhkan campur tangan bea cukai di negara pengirim

maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan

internasional.

Tabel. 4.6

Jenis barang impor Provinsi Sulawesi selatan Menurut Komodity

No. Jenis barang


1 Gandum dan sejenisnyaa

2 Gula

3 Kembang gula

4 Bahan baku mineral

5 Produk keramik

6 Kapal, bahtera, dan bangunan terapung

7 Reactor, ketel,uap,dsb

8 Pupuk

9 Produk industry penggilingan

10 Kertas/karton
Sumber : BPS, SUL-SEL dalam angka 2020

Untuk melihat perkembangan impor di Provinsi Sulawesi selatan

yang terealisasi selama periode tahun 2010-2019 dapat dilihat pada tabel

berikut:
70

Tabel. 4.6

Impor Provinsi Sulawesi selatan Menurut Komodity

( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Impor Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 1.680.784.871 - -

2011 1.761.135,36 80.350 4,78

2012 1.780.871,31 19.736 1,12

2013 1.206,73 -574.141 -32.23


2014 1.377.559,39 170.829 14,15

2015 1.622.251 244.692 17,76

2016 1.644.341 22.090 1,36

2017 2.002.200,13 357.859 21,76

2018 2.395.324,00 393.124 19,63

2019 2.161.572,87 -233.751 -9,75

Sumber: BPS,SUL-SEL dalam angka 2020

Berdasarkan data diatas, selama 10 tahun yaitu pada tahun 2010-

2011 impor Provinsi Sulawesi selatan menunjukkan perkembangan

dengan persentase pertumbuhan sebesar 4,78 %. Pada tahun 2012

impor Provinsi Sulawesi selatan mengalami penurunan dengan

persentase pertumbuhan sebesar 1,12%. Pada tahun 2013 impor

Provinsi Sulawesi selatan mengalami penurungan sebesar -32,23%.

Pada tahun 2014 impor Provinsi Sulawesi selatan mengalami

pertumbuhan yang begitu pesat sebesar 14,15%. Pada tahun 2015 impor

Provinsi Sulawesi selatan sebesar 17,76%. Pada tahun 2016 impor

Provinsi Sulawesi selatan mengalami penurunan sebesar 1,36%. Pada

tahun 2017 impor Provinsi Sulawesi selatan menunjukkan perkembangan


71

yang begitu pesat dengan persentase pertumbuhan sebesar 21,76%.

Pada tahun 2018 impor Provinsi Sulawesi selatan mengalami penuruan

sebesar 19,63% dan pada tahun 2019 impor Provinsi Sulawesi selatan

mengalami penurunan dengan persentase pertumbuhan sebesar -9,75%.

4. Perkembangan Investasi

Investasi adalah kegiatan menabung dengan cara bisnis, dari

investasi seseorang akan mendapat hasil yang memuaskan sesuai

dengan target.

Untuk melihat perkembangan investasi di Provinsi Sulawesi

selatan selama periode 2010-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.6

Investasi Provinsi Sulawesi selatan Menurut Komodity

( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Investasi Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 3.212.295.181 - -

2011 3.986.302.703 774.008 24,09

2012 2..318.863.400 -1.667.440 -41,82

2013 921.017 -1.397.846 -60,28


2014 4.949.546,8 4.028.530 437,40

2015 9.215.326,60 4.265.780 86,18

2016 3.334.583,14 -5.880.774 -63,81

2017 1.969.431,23 -1.365.152 -40,93

2018 3.275.876.300 1.306.445 66,33

2019 8.270.319.356 4.994.443 152,46

Sumber : BPS,SUL-SEL dalam angka 2020


72

Pada tahun 2010-2011 investasi Provinsi Sulawesi selatan

mengalami kenaikan dengan persentase pertumbuhan ekonomi sebesar

24,09%. Tahun 2012-2013 investasi Provinsi Sulawesi selatan mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya dengan persentase pertumbuhan

sebesar -41,82%, -60,28%. Pada tahun 2014-2015 investasi Provinsi

Sulawesi selatan mengalami pertumbuhan investasi sebesar 437,40%,

86,18%. Pada tahun 2016-2017 investasi mengalami penurunan yang

begitu pesat sebesar -63,81%, -40,93% yang yang diakibatkan

melambatnya pertumbuhan dana masyarakat yang dihimpun perbankan

serta kualitas kredit yang bermasalah terhadap total pembiayaan.

Pada tahun 2018 investasi Provinsi Sulawesi selatan mengalami

pertumbuhan yang signifikan sebesar 66,33% yang membuat berangsur-

ansur perekonomian membaik kemudian pada tahun 2019 investasi

Provinsi Sulawesi selatan mengalami kenaikan sebesar 152,46%.

C. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengenai pengaruh ekspor, impor, dan investasi

terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Provinsi Sulawesi selatan

dengan menggunakan metode kuantatif deksriptif Berdasarkan data

penelitian yang telah ada. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah

analisis regresi linear berganda.

Dengan menggunakan time series (deret waktu) selama periode

2010-2019 tentang pengaruh ekspor, impor, dan investasi terhadap

pertumbuhan ekonomi di provinsi Provinsi Sulawesi selatan.


73

1. Uji Hipotesis

a. Hasil Analisis Regresi

Berdasarkan analisis dengan program SPSS 21 for Windows

diperoleh hasil regresi seperti terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 10.833 3.175 3.412 .014

X3 .013 .017 .120 .778 .466


1
X2 -.101 .215 -.097 -.470 .655

X1 .103 .024 .899 4.243 .005

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Sekunder diolah SPSS 21

Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi

berganda sebagai berikut:

Y =β0+β1 X1 +β2 X2 + β3 X3 + e

Y = 10.833+(0,103)+(-0,101)+(0,013)

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

a. Nilai koefisien (β0) = Ketika semua variabel dianggap konstan

maka pertumbuhan ekonomi akan tetap atau naik 10.833 .

b. Nilai koefisien (β1) = Ketika Ekspor terjadi kenaikan 1% maka

pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0.103 atau

sebaliknya dengan suatu anggapan variabel lainnya

dianggap konstan.

c. Nilai koefisien (β2) = Ketika Impor terjadi kenaikan sebesar

1% maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan


74

-0,101 atau sebaliknya dengan suatu anggapan variabel

independen lainnya diangap konstan.

d. Nilai koefisien (β3) = Ketika Invetasi terjadi kenaikan sebesar

1% maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan

0,013atau sebaliknya dengan suatu anggapan variabel

independen lainnya diangap konstan.

b. Uji Statistik t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu

(parsial) variabel independen mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan atau tidak. Uji ini digunakan untuk menentukan

analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial, yang dapat dilihat dari besarnya t hitung

terhadap t tabel. Dengan uji 2 sisi dari hasil output SPSS pada

tabel 4.10 tersebut.

Berdasarkan tabel output SPSS diatas diketahui Coefficients

di atas diketahui nilai signifikansi (Sig) variabel Ekspor (X1) adalah

sebesar 0,005. Karena nilai Sig. 0,005 < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa H1 diterima atau H1. Artinya Ekspor (X1)

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y),

diketahui nilai signifikansi (Sig) variabel Impor (X2) adalah sebesar

0,655. Karena nilai Sig. 0,655 > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa H2 ditolak . Artinya Impor (X2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) dan diketahui nilai

signifikansi (sig) variabel Investasi adalah sebesar 0,466. Karena

nilai sig 0,466 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak.

Artinya Investasi (X3) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi (Y).


75

Berdasarkan tabel output SPSS diatas diketahui

Coefficients di atas diketahui nilai t hitung variabel Ekspor (X1)

adalah sebesar 4,243. Karena nilai t hitung. 4,243 > t tabel 2,447

maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau H0 diterima.

Artinya Ekspor (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Y), diketahui nilai t hitung variabel Impor

(X2) adalah sebesar -0,470. Karena nilai t hitung -0,470 < 2,447

maka dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak atau H0 diterima.

Artinya Impor (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) dan diketahui nilai t hitung

variabel Investasi (X3) adalah sebesar 0,778 karena t hitung

0,778 < 2,447 maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak atau H0

ditolak. Artinya Investasi (X3) berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).

c. Uji Statistik F

Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen atau

sering disebut uji kelinieran persamaan regresi.Hasil output dari

SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik F
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

b
Regression 2236.073 3 745.358 14.122 .004

1Residual 316.673 6 52.779

Total 2552.746 9

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X1, X3, X2


Sumber : Data Sekunder diolah SPSS 21
76

Pada tabel Anova diperoleh nilai F hitung sebesar

14.122 dan lebih kecil dari F tabel yaitu 5,14 dan sig = 0.004 >

5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ekspor (X1), Impor

(X2),dan Investasi (X3) memberikan indikasi bahwa terdapat

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan

signifikan pada level signifikansi 0,05%. Artinya bahwa minimal

ada satu variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Ekspor

berpengaruh signifikan sedangkan ekspor dan impor berpengaruh

tidak signifikan.

d. Koefisien Determinasi

Tabel 4.11

Hasil Uji Determinasi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

a
1 .936 .876 .814 7.26491

a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2

Sumber : Data Sekunder diolah SPSS 21

Pada tabel 4.11 Diperoleh nilai R2 = 0,876 =87,6% ini berarti

terdapat pengaruh ekspor, impor, dan investasi terhadap Pertumbuhan

Ekonomi yang dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi (R 2).

Hasil koefisien determinasi R2 yaitu sebesar 0,876 menerangkan

bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen yang sebesar 87,6%, sedangkan sisanya 12,4 %

(100%- 87,6%) dijelaskan oleh sektor lain di luar model.


77

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka interpretasi model

secara rinci atau spesifik mengenai hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa

hipotesis H1 Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif

dan signifikan, hal ini dibuktikan dengan probabilitas signifikan diatas 0,05

menunjukkan bahwa nilai sig lebih besar dari nilai variabel Ekspor

sebesar 0,005 < 0,05 dan nilai t variabel sebesar 4.243 > nilai F tabel

2.447.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wahyudin Rachman (2014) dengan judul penelitian “ pengaruh investasi

dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi selatan

”Menyatakan bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

2. Pengaruh Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa

hipotesis H2 Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif

dan tidak signifikan, hal ini dibuktikan dengan probabilitas signifikan diatas

0,05 menunjukkan bahwa nilai sig lebih kecil dari nilai variabel Impor

sebesar 0,655 > 0,05 dan nilai t variabel sebesar 0,470 < nilai F tabel

2.447.

Hasil penelitian ini berbanding terbalik pada penelitian yang

dilakukan oleh A. Mubasysyir dengan judul penelitian “ Pengaruh Ekspor,

Impor, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Sulawwesi Selatan ( Periode 2002-2011) yang mengatakan bahwa impor


78

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi

Sulawesi selatan.

3. Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa

hipotesis H3 Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh

negatif dan tidak signifikan, hal ini dibuktikan dengan probabilitas

signifikan diatas 0,05 menunjukkan bahwa nilai sig lebih kecil dari nilai

variabel Investasi sebesar 0,466 < 0,05 dan nilai t variabel sebesar 0,778

< nilai F tabel 2.447.

Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh A. Mubasysyir dengan judul penelitian “ Pengaruh Ekspor,

Impor, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Sulawwesi Selatan ( Periode 2002-2011) menyatakan bahwa invetasi

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian tentang pengaruh

ekspor, impor, dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi

Provinsi Sulawesi selatan yang dilakukan, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Ekspor Secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi selatan yang ditunjukkan

dari nilai sig sebesar 0,005 < 0,05.

2. Impor secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi selatan yang

ditunjukkan dengan nilai sig sebesar 0,655 > 0,05.

3. Investasi secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi selatan yang

ditunjukkan dengan nilai sig sebesar 0,466 > 0,05.

B. Saran

Setelah melakukan serangkaian pengujian dan Setelah

melakukan serangkaian pengujian dan pembahasan mengenai “Pengaruh

Ekspor, Impor, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Provinsi Sulawesi selatan” yaitu dengan mengukur pengaruh variabel

independen

( ekspor, impor, dan investasi) terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Sulawesi selatan.

Adapun saran dari penulis sebagai berikut:

79
80

1. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan

meningkatkan ekspor, impor, dan investasi, hal ini sangat membantu

pada pertumbuhan ekonomi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk

mengetahui pengaruh ekspor, impor,dan investasi terhadap

pertumbuhan ekonomi.
81

DAFTAR PUSTAKA

Alam S, 2006, Ekonomi. Jakarta: Esis.

Arsyad, Lincolin. 1992. Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua. Yogyakarta :


Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN 2004.Ekonomi
Pembangunan. Edisi Kelima. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Andi dan Susilo, 2008, Buku Pintar Ekspor-Impor. Transmedia Pustaka.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, United Nation Development

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Kondisi Ekspor dan Impor Provinsi Provinsi
Sulawesi selatan, 2020 .Kondisi Investasi di Provinsi Provinsi Sulawesi
selatan.

Badan Pusat Statistik Sul-Sel.

Boediono. 2009. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.

Boediono. 2010. Teori Pertumbuhan Ekonomi.Yogyakarta: BPFEBuniarto. 2012.

Christianto, Edward. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Volume Beras di


Indonesia. Jurnal JIBEKA NO.2.vol.7

Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III, Cetak 1.
Yogyakarta : BPFE.

Nizar, Chairul, Abubakar, Hamzah, Sofyan Syahnur, 2013, Pengaruh Investasi


dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya
Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pascasarjana
Universitas Syah Kuala, Volume 1,No.2.

Mankiw,N.Gregory. 2006. Makroekonomi.(Terj.) Fitri Liza dan Imam Nurmawan.


Jakarta: Erlangga.

Mubasysyir.A. PENGARUH Ekspor, Impor, Dan Investasi Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Provinsi Sulawesi selatan Periode
(2002-2011), Skripsi, UIN Alauddin Makassar. 2013.

Meier,G.M. 1996, Dalam Juniartha R, Pinem ( 2009 ): Analisis Pengaruh Ekspor ,


Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia,
USU Repository

Purba, Hadiks, 1983, Pengetahuan Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Jakarta:


Pustaka Dian.
82

Purnamawati, Astuti, 2013, Dasar-Dasar Ekspor Impor. Yogyakarta : UPP STIM


YKPN.

Sasono,Didik dan Setyadi, 2012, Aspek Hukum Administrasi Kegiatan Usaha


Hulu Migas di Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta: Wisnu Inter Sains
Hakiki.

Shukri, Ahmad Mohd Nain, 2003, Konsep, Teori, Dimensi, dan Isu
Pembangunan. Universitas Teknologi Malaysia.

Sutedi, Andrian, 2014, Hukum Ekspor Impor. Cetakan 1. Jakarta : Raih Asa
Sukses.

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Syeh, Fajar Ibnu, 2013, Pengaruh Ekspor Impor Dan Indeks Harga Konsumen
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.

Tanjung, Marolop. 2011, Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor. Jakarta : Salemba


Empat.

Tendelin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi 1,


Cetak 1. Yogyakarta: BPFE.

Todaro, Umar dan La Sulo. 2008. Pengantar . Mikro dan Makro. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Blog Modal Rakyat. Kunjungi https://www.modalrakyat.id/blog/indikator-investasi-


saham

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/140815/.BAB%20II.pdf

Noviyanto (https://koinworks.com/blog/mengekspor-barang-ke-luar-negeri/)

Noviyanto (https://koinworks.com/blog/mengimpor-barang-ke-luar-negeri/)

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/09/indikator-pertumbuhan-ekonomi.html
83

LAMPIRAN
84

LAMPIRAN 1

DATA PENELITIAN

Perkembangan PDRB di SUL-SEL Periode 2010-2019


( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Total PDRB Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 117.862,21 - -
2011 137.519,81 19.658 16,67
2012 159.859,93 22.340 16,24
2013 184.783,06 24.923 15,59
2014 300.124,22 115.341 62,41
2015 340.390,21 40.266 13,41
2016 377.108,91 36.719 10,78
2017 415.588,49 38.480 10,20
2018 461.719,49 46.131 11,10
2019 504.746,87 43.028 9,31

Sumber :BPS,Sul-Sel dalam angka,2020

Perkembangan Ekspor di Provinsi Sulawesi selatan Periode 2010-2019

( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Ekspor Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 375.458.964 - -

2011 286.009.221 -89.450 -23,82

2012 217.145 -68.864 -24,07

2013 1.209.230.328 992.085 456,87

2014 739.580,88 -469.649 -38,83

2015 830.389 90.808 12,27

2016 1.087.748 257.359 30,99


85

2017 1.266.295,22 179.000 16,45

2018 2.081.063,00 814.768 64,34

2019 2.058.584,29 -22.479 -1,08

Sumber : BPS, SUL-SEL Dalam angka 2020

Impor Provinsi Sulawesi selatan Menurut Komodity

( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Impor Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 1.680.784.871 - -

2011 1.761.135,36 80.350 4,78

2012 1.780.871,31 19.736 1,12

2013 1.206,73 -574.141 -32.23


2014 1.377.559,39 170.829 14,15

2015 1.622.251 244.692 17,76

2016 1.644.341 22.090 1,36

2017 2.002.200,13 357.859 21,76

2018 2.395.324,00 393.124 19,63

2019 2.161.572,87 -233.751 -9,75

Sumber: BPS,SUL-SEL dalam angka 2020

Investasi Provinsi Sulawesi selatan Menurut Komodity

( Milliar rupiah )

Persentase
Tahun Investasi Selisih Pertahun Pertumbuhan (%)

2010 3.212.295.181 - -

2011 3.986.302.703 774.008 24,09

2012 2..318.863.400 -1.667.440 -41,82

2013 921.017 -1.397.846 -60,28


86

2014 4.949.546,8 4.028.530 437,40

2015 9.215.326,60 4.265.780 86,18

2016 3.334.583,14 -5.880.774 -63,81

2017 1.969.431,23 -1.365.152 -40,93

2018 3.275.876.300 1.306.445 66,33

2019 8.270.319.356 4.994.443 152,46

Sumber : BPS,SUL-SEL dalam angka 2020


87

LAMPIRAN 2

HASIL PENGOLAHAN DATA SPSS 21

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

a
1 .936 .876 .814 7.26491

a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

b
Regression 2236.073 3 745.358 14.122 .004

1 Residual 316.673 6 52.779

Total 2552.746 9

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X1, X3, X2

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 10.833 3.175 3.412 .014

X3 .013 .017 .120 .778 .466


1
X2 -.101 .215 -.097 -.470 .655

X1 .103 .024 .899 4.243 .005

a. Dependent Variable: Y
88

RIWAYAT HIDUP PENULIS

M.Ikhsan Fajar, lahir di Makassar tanggal 22 Mei 1997,

merupakan anak pertama dari pasangan Kamaruddin dan

Salma. Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam.

Kini penulis beralamat di Maipa Kelurahan Losari Kecamatan

Ujung Pandang.

Adapun riwayat pendidikan penulis yaitu pada tahun 2009 lulus

dari SD Negeri Mangkura V . Kemudian melanjutkan di SMP

Perguruan Islam Makassar dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan

di SMA Negeri 16 Makassar dan lulus pada tahun 2015. Setelah itu kuliah di Universitas

Muhammadiyah Makassar, pada tahun 2021 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “ Pengaruh Ekspor, Impor dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Sulawesi Selatan”.

Anda mungkin juga menyukai