Anda di halaman 1dari 74

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH TERHADAP

PENDAPATAN PETANI DI DESA TOMBO-TOMBOLO


KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN
JENEPONTO

SKRIPSI

Oleh
NURFITRAWATI
NIM105711118816

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
HALAMAN JUDUL

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH TERHADAP


PENDAPATAN PETANI DI DESA TOMBO-TOMBOLO
KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN
JENEPONTO

Oleh
NURFITRAWATI
NIM105711118816

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi


pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020

i
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, tugas akhir skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Ayah dan Ibu serta Keluargaku, Yang senantiasa Memberikan Limpahan Do’a

dan kasih sayang serta mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendidik,

memberi kasih sayang dan fasilitas terbaik, mendukung, serta tidak henti-

hentinya mendoakan hingga saya berhasil melangkah sejauhini.

2. Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Hj. Naidah, SE,.

M.Sidan Endang Winarsi,SE.,M.Akyang senantiasa selalu membimbing saya

serta memberi dukungan dan Motivasi sehingga saya selaku penulis bisa

menyelesaikanSkripsi dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab.

3. Sahabat-sahabatku di Jurusan Ekonomi, yang menjadi teman berproses sejak

awal perkuliahan hingga saat ini Isma Ayu Refriana, Nur Annisa Yuliana, Nur

Annisa Syahrir, Mutmainnah, Nurfajar, Rizal Mantovani, Muh Rizal, Rahmat

Hasba.

MOTTO HIDUP

Berbahagialah tanpa perlu menyusahkan orang lain.

(Nurfitrawati)

Maka sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

(Qs. Al-Insyirah: 5-6)

ii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

LEMBAR PERSETUJUA N

Judul Proposal : Analisis Usahatani Bawang Merah

Terhadap Pendapatan Petani Di Desa Tombo-

Tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto

Nama Mahasiswa : Nurfitrawati

No. Stambuk : 105711118816

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah disetujui dan di seminarkan pada Seminar Hasil pada tanggal 23


Febeuari 2021. Dan layak diujiankan pada Ujian Skripsi

Makassar, November 2021


Menyetujui,

PembimbingI PembimbingII

Hj. Naidah, SE,. M.Si Endang Winarsi, SE., M.Ak


NIDN : 0010026403 NIDN : 0913029101

Mengetahui,
Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan

Hj. Naidah, SE, M. Si


NBM : 710 561

iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas nama Nurfitrawati, NIM 105711118816, diterima dan
disahkan oleh panitia Ujian Skripsi berdasarkan surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor
:…………………..M,Tanggal
……../………….M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, ........................... H
…...……………M

PANITIA UJIAN

1. PengawasUmum : Prof. Dr.H. Ambo Asse, M.Ag

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM

(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris

4. Penguji :

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar

Ismail Rasulong, SE., MM.


NBM :903078

v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurfitrawati

Stambuk : 10571111881

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Dengan Judul : Analisis Usahatani Bawang Merah

Terhadap Pendapatan Petani Di Desa Tombo-Tombolo

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya

sendiri,bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, November 2020

Yang membuat Pernyataan,

Nurfitrawati
10571111881
Diketahui Oleh :
Dekan Ketua Program Studi

Ismail Rasulong, SE, MM Hj. Naidah. SE., M. Si


NBM: 903078 NBM : 710 561

vi
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi yang berjudul, “Analisis Usahatani Bawang Merah Terhadap

Pendapatan Petani Di Desa Tombo-Tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto”. Tugas akhir ini disusun sebagai prasyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Ase., M.Ag selaku Rektor beserta Wakil Rektor I, II,

III dan IV Universitas MuhammadiyahMakassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. selaku Dekan beserta Wakil Dekan I, II dan

III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naida, SE., M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas MuhammadiyahMakassar.

4. Bapak Asdar, SE., M. Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas MuhammadiyahMakassar.

5. Hj. Naidah, SE,. M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna selama proses penyelesaian

skripsiini.

6. Endang Winarsi, SE., M.Ak selaku pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna selama proses penyelesaian

vii
skripsiini.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah

Makassar yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang

bermanfaat. Seluruh staf akademik, dan tata usaha, serta staf jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas MuhammadiyahMakassar.

8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan semangat,

solusi atas kendala-kendala dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir

skripsi ini.

9. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan bantuan, saran, dan kritik yangberguna.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat dibutuhkan guna menyempurnakan tugas akhir skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar,............2021

Nurfitrawati
105711118816

viii
Abstrak

Nurfitrawati, 2021. “Analisis Usahatani Bawang Merah Terhadap Pendapatan


Petani Di Desa Tombo-Tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto”. Skripsi Program Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I
Naidah dan pembimbing II Endang Winarsi.
Penelitian ini untuk mengetahui usahatani bawang merah tehadapat
pendapatan petani di desa tombo-tombolo kecamatan bangkala kabupaten
jeneponto. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive samplingBerdasarkan sampel yang telah di teliti
di mana jumlah petani sebanyak 1.236 petani. Sedangkan sampel penelitian ini
sebanyak 29 orang dengan umur 20 tahun keatas. Data yang digunakan dalam
penelitian merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei kuesioner
secara langsung. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil
penelitian ini menunjukkan biaya produksi usaha tani bawang merah
berpengaruh terhadap pendapatan petani bawang merah di Desa Tombo-
tombolo Kecamatan Bangkala KabupatenJeneponto

Kata Kunci: Bawang Merah, Pendapatan Petani.

ix
Abstract

Nurfitrawati, 2021. "Analysis of Shallot Farmers' Income in Tombo-Buttono


Village, Bangkala District, Jeneponto Regency". Thesis Development
Economics Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah
University of Makassar. Supervised by supervisor I: Hj. Naidah and II
supervisor: Endang Winarsi.
This study was to determine of onion farming and the income of farmers in the
tombo-buttono village, bangkala district, jeneponto district. This type of research
used in this research is quantitative research. The population in this study were the
people of Bangkala Subdistrict, Jeneponto Regency. The sampling method in this
study used a purposive sampling method. Based on the sample that has been
researched where the number of farmers is 1,236 farmers. While the sample of
this study were 29 people aged 20 years and over. The data used in this research
is primary data which is collected through direct questionnaire survey. Data
analysis using simple regression analysis. The results of this study indicate the
production costs of shallot farming have an effect on the income of shallot farmers
in Tombo-buttono Village, Bangkala District, Jeneponto Regency.

Keywords: Shallots, Farmers' Income.

x
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ..................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v

SURAT PERNYATAAN...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

ABSTRACT......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Tinjauan Teori .................................................................................. 6

B. Tinjauan Empiris............................................................................... 15

C. Kerangka Fikir .................................................................................. 22

D. Hipotesis ........................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 23

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 23

xi
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 23

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 23

D. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran ............................. 24

E. Jenis Data dan Sumber Data ........................................................... 24

F. Metode Dan Teknik Analisis Pengumpulan Data ............................ 25

G. Metode Analisis Data ....................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 27

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 27

B. Kondisi Geografis ............................................................................. 29

C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 45

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 48

A. Kesimpulan ....................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ................................................................................. 19

Tabel 4.1Presentase Jumlah Kecamatan dan Jumlah Penduduk di Setiap


Kecematan diKabupatenJeneponto ................................................... 28

Tabel 4.2Luas Wilayah Berdasarkan Peruntukan di Desa Tombo-tombolo

Kecamatan BangkalaKabupatenJeneponton .................................... 29

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Tiap Dusun diDesaTombo-tombolo .................... 31

Tabel 4.4 Data Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa

Tombo-tombolo Kecamatan BangkalaKabupatenJeneponto ............ 31

Tabel 4.5 Data Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tombo-tombolo

Kecamatan BangkalaKabupatenJeneponto ...................................... 32

Tabel 4.6 Tingkat Golongan Umur Petani Responden di Desa Tombo-

tombolo Kecamatan BangkalaKabupatenJeneponto ........................ 35

Tabel 4.7 Tingkat Pengaruh Pendidikan Terhadap Usahatani Bawang

Merah di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala

KabupatenJeneponto ......................................................................... 37

Tabel 4.8 Jumlah Pengaruh Tanggungan Keluarga Terhadap Usahatani

Bawang Merah di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jenponto .......................................................................... 38

Tabel 4.9 Luas Lahan Terhadap Usahatani Bawang Merah Petani

Responden di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala

KabupatenJeneponto ......................................................................... 39

Tabel 4.10 Pengalaman Bertani Bawang Merah di Desa Tombo-

ombolo Kecamatan BangkalaKabupatenJeneponto ......................... 40

xiii
Tabel 4.11 Nilai Input Biaya Pupuk .................................................................... 41

Tabel 4.12 Nilai Input Biaya Bibit ........................................................................ 42

Tabel 4.13 Nilai Input Biaya Pestisida ................................................................ 42

Tabel 4.14 Nilai Input Biaya Tenaga Kerja ......................................................... 43

Tabel 4.15 Presentase Biaya Total .................................................................... 43

Tabel 4.16 Hasil Analisis R/C ............................................................................. 44

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 KerangkaKonsep ............................................................................ 22

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia secara demografis merupakan negara yang memiliki

kekuatan ekonomi pada hasil bumi pada bidang pertanian dan hasil laut

berupa perikanan. Hal inilah yang menjadikan Indonesia terkenal tidak

hanya sebagai negara agraris tapi juga sebagai negara maritime yang

memiliki sumber daya alam yang kaya, pada bidang pertanian misalnya,

bidang pertanian/perkebunan merupakan salah satu bidang/sektor yang

mempunyai peranan yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia

karena menjadis umber yang mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi

serta menciptakan dan menyediakan lapangan kerja(Handyoko,2011).

Pembangunan di sektor pertanian dengan pola pendekatan

Agribisnis juga memiliki peran penting di dalam perekonomian Indonesia,

dimana kurang lebih 30% produk Indonesia berasal dari sektor Agribisnis.

Dalam pengembanganagribisnis khususnya Hortikultura, dengan melalui

pendekatan Agribisnis bertujuan memanfaatkan sumber daya secara

optimal (Masahid, 2015) Keunggulan lain sector pertanian dibandingkan

dengan sektor-sektorlain dalam perekonomian adalah produksi pertanian

yang berbasis pada sumber daya domestik. Selain kandungan impornya

rendah karena bahan baku atau input

yangdigunakanumumnyadaridalamnegeri,relativelebihtangguhmenghadapi

gejolak perekonomian misalnya gejolak moneter, nilai tukar maupun fiskal

(Nurhapsa et al., 2015).

Kebutuhan bawang merah nasionl tahun 2008-2012 rata-rata sebanyak

1
2

990.767 ton ( Ditjen hortikultura 2004 dalam Irani 2003). Produksi bawang

merah nasional tahun 2014-2015 rata-rata sebanyak 1.231.584 ton dengan

produktivits rata-rata nasionl 10,14 ton/Ha dan luas panen rata-rata 121.415

hektar ( Badn pusat statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura 2016). Sektor

yang menempati urutan kedua setelaht anaman pangan dalam struktur

pembentukan PDB sektor pertanian,sektor ini memperlihatkan kecenderungan

yang terus meningkat terhadap pembentukan PDB terutama produksi

sayuran.Tanaman sayuran adalah jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomi

tinggi dan berperan penting dalam pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga

petani. Hal ini dapat ditunjukkan dengan beberapa fenomena diantaranya

adalah tanaman sayur-sayuran berumur relative pendek sehingga dapat cepat

menghasilkan, dapat diusahakan dengan mudahnya mengunakan teknologi

sederhana, dan hasil produksi sayur-sayuran cepat terserap pasar karena

merupakan salah satu komponen susunan menu keluarga yang tidak dapat

ditinggalkan (Sadaruddin et al,2017).

Komoditas sayuran yang telah lama di budidayakan adalah bawang

merah. Bawang merah, selain komoditi yang masuk ke dalam kelompok

rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap

makanan sertabahan obat tradisional juga merupakan salah satu jenis

tanaman hortikulu tradarikomoditi sayuran yang sejak lama telah

diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditi ini juga merupakan

sumber pendapatan dan kesempatan kerja yangmemberikan kontribusi

cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi. Hal inilah yang menjadikan

pengembangan usaha bawang merah memiliki prospek yang cerah (Badan

Litbang Pertanian, 2006:1).


3

Beberapa provinsi yang merupakan penghasil bawang merah di

Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,Nusa Tenggara

Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara karena memandang bahwa

bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran yang memiliki nilai

ekonomi tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber

penghasilan petani, dan potensinya sebagai penghasil devisa Negara

(Nurhapsa et al., 2015). Bawang merah dapat diusahakan pada dataran

rendah maupun dataran tinggi. Seperti halnyadi Kabupaten Jeneponto,

dengan melakukan upaya diversifikasi kawasan lahan kering pertanian

maka para petani diarahkan untuk melakukan pengembangan budidaya

bawang merah di kabupaten tersebut.Salah satu sentra produksi bawang

merah di Kabupaten Jeneponto adalah Kecamatan Bangkala.

Riyanti (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mencatat potensi

produktivitas bawang merah di Indonesia yang mencapai lebihdari 20

-1
tonha sementara kebutuhan permintaan produksi bawang merah secara

nasional belum mampu terpenuhi.Hal inilah pulah yang dijadikan sebagai

alasan utama bagi pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk menggalakkan

budidaya pertanian bawang merah. Meskipun kadang dihadapkan pada

persoalan harga bibit yang terlalu tinggi, bawang merah merupakan

tanaman yang sangat sensitif sehingga tidak sedikit biaya yang di keluarkan

mulai dari proses pengolahan lahan,penanaman, pemeliharaan,

pengendalian hama dan penyakit, panen,hingga pasca panen. Meski

demikian, petani bawang merah di Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto tetap optimis dan antusias untuk tetap berusaha meningkatkan


4

hasil produksinya.

Penelitian yang terkait dengan sentra usahatani bawang merah

bukanlah penelitian yang baru dilakukan. Penelitian serupa telah banyak

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya namun yang menjadi perbedaan

utama dalam penelitian ini adalah lokasi dan waktu yang berbeda.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya menjadi alasan

utama peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan pendatapatan

atas hasil produksi usahatani bawang merah di Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto dengan judul: Analisis Usahatani Bawang Merah

Terhadap Pendapatan Petani Di Desa Tombo-tombolo Kecamatan

Bangkala Kabupaten Jeneponto.

B.Rumusan Masalah

Apakah usahatani bawang merah dapat meningkatkan pendapatan

petani di desa tombo-tombolo kecamatan bangkala kabupaten jeneponto?

C.Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai untuk

mengetahui apakah usahatani bawang merah dapat meningkatkan

pendapatan petani di desa tombo-tombolo kecamatan bangkala kabupaten

jeneponto.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diambil dalam penelitian

ini adalah:

1. ManfaatTeoretis

a. Penelitian ini dapat memperkaya informasi secara teori mengenai

pendapatan usahatani bawang merah di Desa Tombo-tombolo


5

Kecamatan Bangkala KabupatenJeneponto.

b. Penelitian ini dapat memperkaya literatur, referensi, dan bukti empiris

khususnya pendapatan usahatani bawang merah di Desa Tombo-

tombolo Kecamatan Bangkala KabupatenJeneponto.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini bagi para petani yang terlibat dalam usahatani bawang

merah di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto, untuk senantiasa meningkatkan produksi bawang merah.

b. Penelitian ini bagi pemerintah sebagai bahan masukan dan rujukan

dalam menyusun dan melakukan pengembangan program usahatani

bawang merah di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto sehingga pendapatan para petani dapat terus

meningkat.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori Human CapitalInvestment

Theodore Schultz (1961) mengatakan bahwa peningkatan

kesejahteraan kaum miskin tidak tergantung pada tanah, peralatan atau

energi namun tergantung pada pengetahuan. Human capital merupakan

kombinasi antara sifat (intelejensi, energi, sikap, reliabilitas dan komitmen),

kemampuan belajar (bakat, imajinasi, kreativitas dan kecerdikan) dan

motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan.

Konsep human capital inilah oleh Becker (1975) dalam Baron et al.

(2007) yang dalam pernyataannya mengatakan bahwa untuk menerapkan

logika ekonomi dalam menelaah keputusan investasi individual dalam

pengetahuan dan ketrampilan kerja (pendidikan di sekolah, pelatihan),

pilihan karir dan karakteristik lain yang berkaitan dengan kerja. Asumsinya

adalah bahwa setiap individu akan memilih pekerjaan yang dapat

memaksimumkan nilai saat ini (present value) dari manfaat ekonomi dan

psikis sepanjang hidupnya (Hendrawan, 2012). Investasi dapat dilakukan

bukan saja dalam bidang usaha namun juga dalam bidang sumber daya

manusia. Prinsip investasi di bidang usaha adalah mengorbankan

konsumsi saat investasi.

a. Defenisi Pendapatan

Kebutuhan dan keinginan tidak terbatas jumlahnya, hanya saja

kebutuhan dan keinginan tersebut dibatasi dengan jumlah pendapatan

yang diterima oleh seseorang. Pendapatan yang diterima oleh


7

masyarakat tentu berbeda antar satu dengan yang lainnya, hal ini

disebabkan berbedanya jenis pekerjaan yang dilakukannya. Perbedaan

pekerjaan tersebut dilatar belakangi oleh tingkat pendidikan, skill dan

pengalaman dalam bekerja. Indikator tingkat kesejahteraan dalam

masyarakat dapat diukur dengan pendapatan yang diterimanya.

Peningkatan taraf hidup masyarakat dapat digambarkan dari kenaikan

hasil real income perkapita, sedangkan taraf hidup tercermin dalam

tingkat dan pola konsumsi yang meliputi unsur pangan, pemukiman,

kesehatan, dan pendidikan untuk mempertahankan derajat manusia

secarawajar.

Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang

atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis masyarakat

bermacam ragam,seperti bertani, nelayan, beternak, buruh, serta

berdagang dan juga bekerja pada sektor pemerintah dan swasta (Nazir,

2010: 17). Pendapatan menurut ilmu ekonomi diartikan sebagai nilai

maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode

seperti keadaan semula. Definisi tersebut menitikberatkan pada total

kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan

kata lain pendapatan merupakan jumlah harta kekayaan awal periode

ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan

hanya yang dikonsumsi. Secara garis besar pendapatan didefinisikan

sebagai jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan

penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang (Zulriski,

2008: 22).

Soekartawi (2002) menjelaskan usahatani bawang merah


8

merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani.

Pengeluaran usahatani yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

1) Biaya tetap

Biaya tetap adalah yang besarnya tidak tergantung pada jumlah

produksi bawang merah yang akan di hasilkan dari kegiatan usahatani.

Biaya tetap dalam penlitian ini meliputi, biaya sewa lahan, dan

penyusutan alat pertanian. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan

petani responden perhektar adalah Rp2.870.648,-

2) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang nilainya tergantung kuantitas

produk yang dihasilkan dari kegiatan usahatani. Dalam penelitian ini,

biaya variabel yang digunakan antara lain adalah biaya bibit, pupuk,

pestisida, dn tenaga kerja, Adapun rata-rata per hektar biaya vriabel

yang dikeluarkan oleh petani responden adalah sebesar Rp 44.792.90.

3) Biaya Produksi

Total biaya produksi usahatani bawang merah di Kecamatan

Junrejo diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetapmdan biaya

variabel, sehingga total pengeluaran per hektar per musim tanam yaitu

sebear Rp 47.663.557.

2. Usahatani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani

mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,

teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinyu

untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan

usahataninya meningkat. Adapun pengertian usahatani lainnya dapat dilihat


9

dari masing- masing pendapat sebagaiberikut.

Prasetya (2006) menyatakan usahatani adalah ilmu yang mempelajari

norma-norma yang dapat dipergunakan untuk mengatur usahatani

sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pendapatan setinggi-tingginya.

Sementara menurut Daniel (2001) usahatani adalah ilmu yang mempelajari

cara-cara petani untuk mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai

faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen) serta

bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa

tanaman atau ternak yang dapat memberikan pendapatan yang sebesar-

besarnya dan secara kontinyu. Menurut Efferson (2001), usahatani adalah

ilmu yang mempelajari caracara pengorganisasian dan pengoperasian di

unit usahatani di pandang dari sudut efisiensi dan pendapatan yang

kontinyu.

Menurut Soekartawi (2002), usahatani biasa diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya

yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan

yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat

mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (kuasai)sebaik-baiknya,

dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan

keluaran (output). Dalam melakukan kegiatan usahatani, terdapat empat

faktor produksi yang harus ada agar suatu usahatani dapat berjalan. Suatu

proses produksi akan berjalan dengan baik apabilafaktor-faktor produksi

sudah terpenuhi. Keempat faktor produksi tersebut adalahlahan (tanah),

tenaga kerja, modal, dan pengelolaan (manajemen).

a. Lahan
10

Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-

hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana

hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan

paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima

oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya

(Mubyarto,2001).

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting. Suatu

usahatani tidak akan berjalan dengan baik tanpa tenaga kerja. Tenaga

kerjadalam usahatani berfungsi sebagai pelaku kegiatan produksi.

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting

dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang

cukup bukan saja dilihat dari ketersediaan, kualitas dan macam tenaga

kerja perlu pula di perhatikan.

c. Modal

Modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap adalah modal yang

tidak habis digunakan dalam sekali produksi. Hal ini berarti bahwa

modal tetap dapat digunakan lebih dari satu kaliseperti tanah dan

bangunan. Sedangkan modal bergerak adalah modal yanghabis

digunakan dalam sekali produksi. Berdasarkan sumber modal, modal

dapat berupa modal sendiri dan modal pinjaman.

Kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan

menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan

tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut.

Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering


11

dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap

didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini

terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka

panjang (Soekartawi, 2002). Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau

modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya

biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-

obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenagakerja.

Menurut (Rahim Retno, 2007).Besar kecilnya modal dalam usaha

pertanian tergantung dari:

a) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan

besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin

besar pula modal yangdipakai.

b) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi

pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yangdipakai.

c) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu

usahatani (Rahim Retno,2007)

a. Bawang merah

Tumbuhan bawang merah merupakn tumbuhan yang menyukai

daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah

disertai angin sepoi.Penanaman bawang merah ditempat terlindung dapat

mengakibatkan pembentukan umbi yang kurang baik.Daerah yangcukup

mendapa tsina rmatahari sangat diutamakan dan lebih baik jika lama

penyinaran matahar ilebih dari 12 jam dan dapat tumbuh secara optimal
12

(Wibowo, 2009).

Kecamatan Bangkala adalah daerah yang memiliki ketinggian sekitar

kurang lebih10mdpl. Ketinggian pada kisaran ini termasuk dalam ketinggian

yang optimal untuk pertumbuhan bawang merah yaitu0-800mdpl

.Disamping itu, kecamatan tersebut masuk ke dalam daerah pesisir pantai

memiliki iklim kering dengan suhu panas cerah dan berangin.

Usahatani bawang merah di lahan sawah merupakan usahatani

yang menguntungkan (Riyanto, 2000). Namun penggunaan input

produksi di lahan pasiryang berbeda dengan penggunaan input produksi

di lahan sawah akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan pada

akhirnya berpengaruh padapendapatan petani. Bawang merah

membutuhkan waktu penyinaran yang lama agar dapat tumbuh dengan

baik. Pada saat musim hujan,curah hujan yang tinggi menyebabkan

waktu penyinaran menjadi lebih sedikit. Hal ini akan mempengaruhi

output bawang merah. Bawang merah di lahan pasir dapat tumbuh

dengan baik pada musim hujan jika di sertai dengan penggunaan input

yang tepat.

i. Struktur Biaya Usahatani Bawang Merah

Input produksi yang digunaan oleh petani bawang merah akan

mempengaruhi struktur biaya yang dikeluarkan. Biaya yang

dikeluarkan petaniakan berpengaruh pada tingkat pendapatan

petani. Kontribusi biaya dalam usahatani bawang merah sangat

bervariasi. Kontribusi terbesar biaya usahatani bawang merah adalah

bibit bawang merah yang berkisar antara 63 % - 84,1 % (Riyanto

(2000) dan Apriani (2011)). Hal ini berarti biaya bibit pada usahatani
13

bawang merah cukup besar karena diatas 50 persen dari biaya total.

Jika usahatani bawang merah diukur dari skala usahataninya,

kontribusi biaya usahatani terbesar untuk lahan sempit dan lahan

sedang adalah bibit. Kontribusi biaya usahatani terkecil adalah obat-

obatan baik pada usahatani lahan sempit, sedang, dan besar

Damanah (2008).

ii. Pendapatan Usahatani Bawang Merah

Pendapatan digunakan untuk meninjau penampilan suatu

usahatani.Penampilan usahatani bawang merah dapat diukur

menggunakan pendapatan total dimana pendapatan total

menghitung biaya yang dikeluarkan secara tunai maupun non tunai.

Pendapatan total usahatani bawang merah sangat bervariasi yaitu

berkisar antara Rp9.844.561 per hektar per musim tanam sampai Rp

89.511.544per hektar per musim tanam (Riyanto (2000), Apriani

(2011), dan Pamusu et al.(2013).

Pendapatan total tertinggi ditunjukkan oleh penelitian di Desa

SukasariKecamatanArgapuraKabupatenMajalengkayaitusebesarRp

89.511.544 permusim tanam per hektar (Apriani, 2011). Diukur

berdasarkan skala usahatani bawang merah, pendapatan usahatani

bawangmerahterbesarberadapadaskalalahansedangyaitusekitarRp

25.880.100 (Damanah, 2008).R/C rasio merupakan rasio antara

penerimaan dan biaya. Rasio R/C menunjukkan efisiensi usahatani.

R/C atas biaya total usahatani bawang merah berkisar antara 1,65

sampai 2,44. Hasil ini menunjukkan bahwa usahatani bawang merah


14

efisien untuk dilaksanakan. R/C rasio usahatani bawang merah

terbesar yaitu 2,44 adalah penelitian di Desa Sukasari Kaler

Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka dengan menggunakan

varietas Balikaret (Apriani, 2011). Atas dasar uraian yang telah

dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa usahatani

bawang merah layak diusahakan, sebab 1 satuanbiaya yang

dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih dari 1 satuan.

B. Tinjauan Empiris

Untuk lebih jelasnya hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan

sebelumnya maka ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N Nama Metode
Judul Hasil Penelitian
o (Tahun) Analisis
1. Haerunnisa( Analisis Kelayakan (Kuantitatif) Usahatani Bawang Merah di
2018) Usahatani Bawang Kecamatan Sape Kabupaten
Merah Di Kecamatan Bima layak untuk
Sape Kabupaten Bima dikembangkan
(Kuantitatif)
2 Hakim,Rah Analisis Nilai Ekonomi (Kuantitatif) Rata-rata nilai R/C ratio
man Arif et Usahatani Bawang budidaya bawang merah off
al.(2017) Merah (Allium Cepa season dengan budidaya
L.)Off Season Dan In bawang merah in season
Season Pada Lahan yang berarti budidaya
Pasir Pantai bawang merah off season
(Kuantitatif) dan budidaya bawang merah
in season sama-sama layak
diusahakan.
3 Maharani,Na Pendapatan (Kuantitatif) Nilai R/C Rasio usahatani
vita (2017) Usahatani Bawang bawang merah di
Merah Di Kecamatan Kecamatan Junrejo sebesar
Junrejo Kota Batu 2, 28. Hal ini menunjukkan
(Kuantitatif) bahwa usahatani bawang
merah di Kecamatan Junrejo
Kota Batu layak secara
ekonomi (menguntungkan)
un dikembangkan karena
nilai R/C rasio>1
15

4 Herlita, Analisis Pendapatan (Kuantitatif) Manajemen usahatani


Mona et al Usahatani Bawang bawang merah diDesa
(2016) Merah (allium Sungai Geringging cukup
ascalonicum) di baik,tapi ada beberapa
DesaSei.Geringgi ng fungsi manajemenlagi yang
Kecamatan Kampar harus diperhatikan
Kiri Kabupaten sepertifungsi controling yang
Kampar (Kuantitatif) harusdiperhatikan lagi tugas-
tugasnya.
5 Marla,Hayu Analisis Pendapatan (Kuantitatif Usahatani bawang merah di
Draifi (2016) Usahatani Bawang lahan pasir sangat sesuai
Merah Di Lahan Pasir bagi petani yang tidak
Kecamatan Sanden memiliki lahan dan modal
Kabupaten Bantul yang terbatas karena
Yogyakarta menggunakan lahan pasir
(Kuantitatif) pantai yang tidak dikenakan
biaya sewa lahan
6 Nurhapsa Analisis Pendapatan (Kuantitatif Tingkat pendapatan petani
et al (2015) Dan Kelayakan masih tergolongrendah.
Usahatani Bawan Hal ini diketahui setelah
Merah Di Kecamatan melakukan analisis melalui
Anggeraja Kabupaten R/Cratio yang merupakan
Enrekang (Kuantitatif) efisiensi usahayaitu
perbandingan antara total
penerimaan (Total
Revenue) dengan total
biaya(Total Cost).
7 Rahmadona, Analisis Pendapatan (Kuantitatif Hasil pendapatan
Lolaet Usahatani Bawang usahatani bawangmerah
Al (2015 Merah Di Kabupaten disetiap Musim (Musim
Majalengka Hujan, Musim Kemarau I
(Kuantitatif) dan Musim Kemarau II),
Pendapatan usahatani
atas biaya tunai maupun
biaya total lebih besar dari
nol. Hal ini menunjukkan
bahwa usahatani bawang
merah dengan tingkat
biaya yang ada mampu
memberikan keuntungan
bagi petani. Hasil analisis
R/C rasio juga
menunjukkan bahwa
usahatani baik di ketiga
Musim rasio atas biaya
tunai maupun atas biaya
total lebih besar dari satu.
8 Idrus,Muha Analisis Pendapatan (Kuantitatif Hasil analisis R/C Ratio
mmad Usaha Tani Bawang menunjukkan usaha tani
(2013) Merah Di Kelurahan bawang merah di
Mataran Kecamatan Kelurahan Mataran
Anggeraja Kabupaten Kecamatan Anggeraja
Enrekang (Kuantitatif) Kabupaten Enrekang
memberikan keuntungan
sebesar Rp. 3,15. Setiap
16

petani bawang merah


mengeluarkan biaya
sebesar Rp. 1 dapat
menghasilkan penerimaan
sebesar 3,15. Dengan
demikian, usaha tani
bawang merah di
Kelurahan Mataran
Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekan

C. Kerangka Konsep
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka dapat disimpulkan untuk

mengetahui peningkatan pendapatan para petani dalam usahatani bawang

merah maka perlu dilakukan analisa terhadap usahatani tersebut dan

dengan adanya analisa tersebut yang didasari atas hubungan variabel

sebelumnya diharapkan dapat memberikan gambaran secara konkret atas

pendapatan para petani bawang merah di Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto.

Uraian tersebut di atas dapat digambarkan melalui kerangka fikir

sebagai berikut:

Usahatani Bawang
Merah
17

Pendapatan
Usahatani Bawang
Merah

Gambar. 2.1 Kerangka Fikir

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dan kerangka

fikir maka hipotesis penelitian adalah :

Di duga bahwa Usahatani bawang merah layak untuk di kembangkan

di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis melalui metode

kuantitatif dengan cara menganalisis pendapatan (revenue) usahatani para

petani bawang merah di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jl Poros Makassar-Jeneponto KM 60 Desa

Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Induk Kabupaten Jeneponto Provinsi

Sulawesi Selatan Oktober 2020, Sedangkan waktu dalam penelitian ini adalah

2bulan.

C. Populasi danSampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para petani bawang merah yang

terlibat langsung dalam kegiatan usahatani yang berada pada wilayah

Kecamatan bangkala Kabupaten Jeneponto Metode pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling nonrandom

sampling di mana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

Berdasarkan sampel yang telah di teliti di mna jumlah petani sebanyak

1.236 petani. Sedangkan sampel penelitian ini sebanyak 29 orang atau hanya

29 petani bawang merah dikarenakan;

18
19

1. Tidak semua petani yang totalnya 1.236 orang di desa tersebut bertani

bawang merah dimana bertani bawang merah hanya dijadikan usaha

sampingan pada saat musim hujan tiba

2. Pengambilan sampel hanya petani yang berumur 20 tahun keatas.

3. Pengambilan sampel berlaku untuk petani bawang merah yang bertani 3

tahun keatas.

D. Defenisi Operational Variabel

1. Produksi bawang merah adalah banyaknya bawang merah yang dihasilkan

oleh petani dalam satu musim panen dinyatakan dalam Kilogram

2. Pendapatan petani bawang merah adalah jumlah yang diterima (produsen)

dari hasil penjualan bawang merah dikurang total biaya produksi bawang

merah yag di ukur dengan rupiah dalam satu kali panen.

E. Jenis Data dan Sumber Data

1. Data primer

Data primer berupa hasil data sensus yang dituangkan dalam lembaran-

lembaran kegiatan sensus yang secara langsung dikumpulkan melalui para

petani yang ada di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Dalam

lembaran sensus tersebut akan memuat karakteristik para petani bawang

merah seperti tingkatan umur, tingkatan pendidikan, biaya usahatani, harga

bawang merah dan data-data lainnya yang terkait dengan analisis

pendapatan usahatani bawang merahini.

2. Datase kunder

Data sekunder berupa data yang diperoleh dari artikel, jurnal, buku, dan

literatul lainnya yang mendukung upaya kegiatan penelitian ini.


20

F. Metode Dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan cara atau teknik sensus. Teknik sensus merupakan

suatu teknik pendataan yang dibuat sedemikian rupa untuk mendapatkan

informasi secara langsung terkait hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini

sekaligus untuk mendapatkan pengamatan langsung perihal keadaan para

petani bawang merah di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Wawancara tanya jawab antara dua orang pihak yaitu pewawancara

dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapatan

tentang suatu hal, pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan

sedangkan narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau

pendapat atas pertanyaan pewawancara narasumber juga biasa di sebut

dengan informan, orang yang biasanya di jadikan narasumber adalah orang

yang ahli di bidang yang berkaitan dengan informasi yang kita cari.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunaka dalam penelitian ini adalah: Metode

analisis data yang digunaka dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Biaya Usahatani, yaitu analisis yang digunakan untuk menghitung

nilai/jumlah dan persentase input produksinya baik secara tunai maupun

non tunai. Semakin besar atau luas lahan yang digunakan maka akan

semakin besar atau tinggi biaya yang akan dikeluarkan oleh petani

(Soekartawi, 2006). Rumus yang digunakan dalam analisis iniadalah:

• Menghitung Nilai Input Produksi NIP = Jumlah xHarga

• Persentase BiayaTotal

% TC = NIP / TNIP
21

Keterangan:

NIP = Nilai InputProduksi

TC = Total Cost / Total Biaya TNIP = Total Nilai

InputProduksi

Analisis Usahatani yaitu analisis yang digunakan untuk mengukur

pendapatan/keuntungan usahatani bawang merah. Untuk mengukur

keuntungan usahatani dilakukan perhitungan pendapatan bersih usahatani

(net farm income) yaitu dengan cara mengurangkan pendapatan kotor

usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Kemudian untuk mengukur

balas jasa terhadap modal petani dengan cara mengurangkan nilai kerja

keluarga dari penghasilan bersih usahatani.

Dan untuk mengukur balas jasa terhadap modal kerja dengan cara

mengurangkan nilai kerja keluarga dari pendapatan bersih usahatani.

Sedangkan untuk menghitung balas jasa terhadap tenaga kerja dalam

keluarga dengan cara penghasilan bersih usahatani dengan bunga modal

petani (modal sendiri) (Soekartawi et al. 2011).

1. Analisis Efisiensi Usahatani, yaitu analisis yang digunakan untuk

mengetahui kelayakan usahatani bawang merah yang dilakukan

(Soekarwati et al., 2011). Rumus yang digunakanadalah:

a. R/C Ratio atas biaya tunai = TR/biayatunai

b. R/C Ratio atas biaya total = TR/TC Keterangan:

TR = Total Penerimaan Usahatani TC = Total BiayaUsahatani.


BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kabupaten Jeneponto adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi

Sulawesi Selatan,Kabupaten Jeneponto ini terletak di bagian barat wilayah

provinsi Sulsel yang jarak tempuhnya sekitar 90 km dari kota Makassar,

Indonesia. Ibu Kota Kabupaten Jeneponto yakni Bontosunggu. Kabupaten ini

memiliki luas wilayah 706,52 km² dan berpenduduk sebanyak 409.693 jiwa.

Dengan jumlah kecamatan sebanyak 11, 31 kelurahan dan 82 desa. Kabupaten

Jeneponto berbatsan dengan Kabupaten Gowa dan Takalar di mana di seblah

Utara Kabupaten Bantaeng di seblah Timur Kabupaten Takalar. Kabupaten

Jeneponto pada bagian Utara terdiri dari dataran tinggi dengan ketinggian 500

sampai dengan 1400 meter diatas permukaan laut, bagian tengah dengan

ketinggian 100 sampai dengan 500 meter dari permukaan laut, dan pada bagian

Selatan meliputi wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai dengan 150

meter di atas permukaan laut. Bagian barat dan utara pada umumnya merupakan

pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran rendah

Tingkat kemiringan rata- rata pada wilayah bagian barat dan utara 40º, dengaan

rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya,

Kabupaten ini terkenal dengan penghasil garam dan juga idenik mengkonsumsi

daging kuda dimana hampir semua masyarakat diKabupaten ini senang

mengkonsumsinya, tak hanya itu Kabupaten ini juga terkenal dengan penghasil

gula merahnya.

22
23

Tabel 4.1

Presentase Jumlah Kecamatan Dan Jumlah Penduduk Di Setiap Kecamatan Di

Kabupaten Jeneponto

NO Nama Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Bangkala Barat 28.469

2 Bangkala 53.887

3 Tamalatea 41.810

4 Bontoramba 36.242

5 Binamu 56.068

6 Turatea 32.002

7 Batang 19.494

8 Arungkeke 18.517

9 Tarowang 22.682

10 Kelara 27.269

11 Rumbia 23.347

Jumlah 359.787

Sumber data: Data Statistik Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan Tahun 2018-
2037

Berdasarkan presentase tabel di atas bisa dilihat bahwa jumlah penduduk

yang paling banyak berada pada Kecamatan Binamu Sebanyak 56.068

penduduk dan di susul oleh kecamatan Bangkala sebanyak 53.887 penduduk,

Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada pada Kecamatan

Arungkeke sebanyak18.517penduduk, adapun Kecamatan yang menempati


24

urutan terbanyak Ke 2 dengan jumlah penduduk sebanyak 53.887, Kecamatan ini

merupakan Kecamatan yang merupakan penghasil bawang merah terbanyak

kedua di Kabupaten Jeneponto, tepatnya di Desa Tombo- tombolo yang

mayoritas penduduknya itu adalah petani.

Desa Tombo-tombolo juga relatif cukup maju dan berkembang dari tahun ke

tahun, pemukiman terlihat tertata rapi. Suasana sejuk dan nyaman karena berada

di dataran rendah di dekat pegunungan dengan topografi yang berada di

ketinggian 82 m diatas permukaan laut menambah asri dan sejuk suasana di

desa tersebut.

1. Kondisi Demografis

a. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan Lahan

Rincian luas wilayah desa berdasarkan penggunaan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Luas Wilayah Berdasarkan Peruntukan di Desa Tombotombolo

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

No Peruntukan Luas Wilayah Persentase (%)


1 Tanah pemukiman 21.00 Ha 1.98
2 Tanah persawahan 311.48 Ha 29.41
3 Tanah perkebunan 14.58 Ha 1.38
4 Jalan sungai 712.09 Ha 67.23
Jumlah 1059.15 Ha 100.00
Sumber data: Data Umum Desa Tombo-tombolo

Dengan perkembangan pembangunan dan bertambahnya jumlah

penduduk, luas wilayah pemukiman makin hari makin bertambah.

Akibatnya banyak lahan perkebunan, lahan pertanian dan hutan rakyat


25

yang tergusur dan beralih fungsi menjadi pemukiman ataupun menjadi

tempat sarana ekonomi dan sosial dan bercocok tanam lainnya. Walaupun

Sebagaian besar masyarakat Desa Tombo-tombolo adalah masyarakat

yang sadar akan kelestarian hutan namun masih ada sebagian

masyarakat yang secara tidak sadar mengambil hasil hutan tanpa

memikirkan kelangsungan kelestarian hutan itu sendiri, hal ini berakibat

pada kerusakan hutan yang semakin besar dan meluas bukan hanya itu

sumber mata air bersih di desa tersebutpun dari tahun ke tahun masih

menjadi masalah yang cukup besar di mana pada saat musim kemarau

penduduk di desa tersebut akan kesusahan air bersih karna sumber air

bersih di desa tersebut akan mengering dan sumber mata air yang

tersisapun tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan para masyarakat di

desa Ini, bahkan pemerintah setempatpun masih kewalahan untuk

mengatasi masalah ini.

Mobilisasi sumber daya antar desa dan kecamatan sekitar relatif lancar.

Hal ini didukung oleh akses jalan kabupaten yang sudah ada dengan

kondisi baik, sehingga sangat mendukung lancarnya transportasi antar

desa dan kecamatan. Sementara itu,mobilisasi sumberdaya ekonomi

masyarakat terutama dari hamparan lahan perkebunan dan sawah cukup

lancar seiring dengan di bangunnya sarana dan prasarana jalan ekonomi

desa dari tahun ke tahun sehingga sangat membantu lancarnya mobilisasi

sumber-sumber ekonomi masyarakat.


26

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk dilihat dari jenis kelamin Desa Tombo-tombolo

Berdasarkan tiap Dusun yang bisa kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Tiap Dusun di Desa Tombo-tombolo

Jumlah Jiwa
Nama
No Laki-
Dusun Perempuan Total
laki
1. Tombo-tombolo 597 623 1220
2. Borongtanga 603 611 1214
3. Borong unti 694 678 1372
Total 1876 1912 3806
Sumber data umum Desa Tombo-tombolo.

Jumlah penduduk desa Tombo-tombolo adalah 3806 jiwa yang terdiri

dari 1876 orang penduduk Laki – laki dan 1912 orang penduduk

perempuan dengan total keseluruhah jumlah 3806 penduduk.

c. Jumlah Penduduk Berdasarkanumur

Komposisi penduduk Berdasarkan usia di Desa Tombo-tombolo

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Tabel 4.4

Data Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tombo-

tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

No Umur Jumlah
1. 0-5 286
2. 6-12 854
3. 13-18 668
4. 19-24 408
5. 26-60 1369
27

6. >61 169
Jumlah 3585
Sumber : Data Umum Desa Tombo-tombolo.

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa jumlah balita di

Desa Lanta masih cukup relatif yaitu 286 jiwa. Hal ini tentu saja

membutuhkan perhatian yang serius, terutama berkaitan dengan derajat

kesehatan balita. Disamping itu jumlah penduduk usia sekolah cukup

besar yaitu 854 jiwa, Disamping jumlah balita yang perlu mendapatkan

perhatian, yang perlu juga mendapatkan perhatian kesehatan bagi

penduduk usia lanjut yang mencapai jumlah 169 orang. Karena penduduk

usia lanjut juga sangat rentan denganpenyakit.

Tabel diatas juga memberikan gambaran bahwa jumlah penduduk usia

produktif di Desa Lanta masih cukup tinggi yaitu 408 jiwa. Ketersediaan

jumlah tenaga kerja produktif ini tentu saja membutuhkan program yang

dapat memberikan mereka peluang usaha ataupun peluang kerja.

Sehingga diharapkan dapat mengurangi angka penganguran di Desa

Tombo-tombolo

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Tombo-tombolo sangatlah

bervariasi, mulai dari petani, tukang, pegawai negeri sipil, honorer dan lain

sebagainya. Tabel berikut ini memberikan gambaran komposisi mata

pencaharian para penduduk :


28

Tabel 4. 5

Data Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tombo- tombolo Kecamatan

Bangkala Kab Jeneponto

No Mata Pencaharian Jumlah


1 Petani 1.236
2 Serabutan 68
3 Tukang kayu 17
4 PNS 13
5 Guru 7
6 TNI / Polri 5
7 Pedagang 70
8 Peternak 115
9 Bengkel Motor/Mobil Las 3
10 Dokter -
11 Montir -
12 Nelayan -
Jumlah 1534
Sumber : Profil Desa Tombo-tombolo Tahun .2015

Berdasarkan tabel diatas, tergambar bahwa sebagian besar penduduk

Desa Lanta bermata pencaharian sebagai petani yaitu 1.236 orang.

Disamping itu ada juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai

pedagang yaitu sebanyak 70 orang, sebagai Peternak yaitu 115 orang

Bengkel 3 orang, Tukang 17 orang. Selain itu ternyata di Desa Lanta

terdapat penduduk yang berprofesi sebagai buruh Serabutan, yaitu sejumlah

60 orang.

e. Kondisi Pertanian

Umumnya petani dilokasi penelitian menjadikan Jagung, padi dan

bawang merah sebagai tanaman utama yang mereka budidayakan. Mereka

juga menanam tanaman cabe, tomat, kacang hijau,kacang tanah dan msih
29

banyak jenis kacang-kacangan lainnya, (untuk jenis sayuran), sawi hijau,

timun, terong, labu dll, (untuk jenis tanaman palawija) sebagai selingan atau

sela di tanaman bawang merah maupun padi.Disamping bercocok tanam di

sawah, masyarakat setempat juga ada yang berternak. Ternak yang

dikembangkan cukup beragam meskipun dalam skala yang masih relative

kecil, misalnya : kambing, ayam, sapi, kuda danbebek.

Berdasarkan data dari demografis desa Tahun 2015 hingga 2020,

pertanian didesa Tombo-tombolo maju, hal ini terlihat dari produksi hasil-

hasil pertanian khususnya untuk bawang merah yang cukup tinggi. Adanya

kelompok-kelompok tani di desa tersebut telah mampu meningkatkan

tingkat produksi dan kesejahteraan petani di desa setempat, Meskipun di

tahun 2020 ini banyak skali hasil pertaniaan masyarakat desa Tombo-

tombolo yang mengalami gagal panen mulai dari jagung, padi dan masih

banyak lagi tetapi itu tidak berdampak pada hasil panen bawang merah di

desa Tombo-tombolo, karna pada tahun ini hasil panen bawang merah di

desa Tombo-tombolo sama sekali tidak mengalami masalah bahkan panen

tahun ini harga melonjak naik yang biasanya hanya kisaran 15.000 ribu

perkilo di tahun ini mencapai 20.000 ribu perkilo bahkan lebih.

B. Hasil Penelitian

a. Identitas Responden

Petani merupakan orang yang melakukan usaha dalam pemenuhan

kebutuhan dibidang pertanian. Untuk memperoleh informasi tentang usahatani

yang diusahakan, maka identitas petani responden merupakan salah satu hal
30

penting yang dapat membantu kelancaran proses penelitian, Berikut ini

merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden yang meliputi

umur, tingkat pendidikan jumlah tanggungan keluarga, pengalaman

berusahatani dan luas lahan yang dimiliki oleh petani.

a. Umur Responden

Kematangan umur serta kemampuan berfikir dan bekerja sangat

dipengaruhi oleh umur petani. Pada umumnya petani yang berumur muda

dan sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat dan relatif lebih

mudah menerima inovasi baru dibandingkan dengan petani yang berumur

lebih tua. Oleh karena itu perbedaan umur yang dimiliki seseorang dapat

dijadikan sebagai salah satu indikator untuk menilai tingkat kemampuan

kerja, sedangkan petani berumur tua mempunyai kemampuan fisik yang

sudah kurang, akan tetapi relatif mempunyai pengalaman kerja yang lebih

banyak sehingga lebih inovatif dalam menerapkan inovasi baru. Petani

responden dalam mengelola usaha taninya memiliki tingkat umur yang

berbeda-beda.

Tabel 4.6
31

Tingkatan Golongan Umur Petani Responden Di Desa Tombo-tombolo


Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
Golongan Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
21-30 3 10,3
31-40 6 20,6
41-50 2 6,8
51-60 8 27,5
Total 29 100,0
Sumber: Data Sekunder 2020

Tabel di atas menunjukan bahwa dari jumlah responden yaitu sebanyak

29 orang petani bawang merah yang dominan tingkat umur yang terlibat

didalam kegiatan ditambah pengaruh umur terhadap kegiatan usahatani

adalah tingkat umur 21-30 tahun dengan jumlah responden 3 orang dengan

presentase 10,3%, umur 31-40 tahun dengan jumlah responden 6 orang

dengan presentase 20,6%, umur 41-50 tahun dengan jumlah responden 2

orang dengan presentase 6,8%, umur 51-60 tahun dengan jumlah

responden 8 orang dengan presentase 27,5%. Hal ini menunjukkan tingkat

umur yang produktif berada pada tingkat umur 51-60 dengan demikian

dapat digambarkan bahwa golongan umur petani di Desa Tombo-tombolo

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto di masa akan datang.

b. Tingkat Pendidikan Responden

Kemajuan yang dicapai dalam segala bidang adalah hasil dari

pendidikan bahkan dapat dikatakan bahwa taraf hidup rendah adalah

pencerminan dari taraf pendidikan yang rendah. Sesuai pengamatan

masyarakat Kecematan Bangkala Desa Tombo-tombolo Kabupaten

Jeneponto telah menampakkan adanya wujud perkembangan nilai- nilai


32

positif tentang kertikan terhadap suatu masalah yang disampaikan kepada

mereka sebagai bagian dari pesan pembangunan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam

pengembangan usaha tani untuk memperoleh hasil yang optimal dan

pendapatan yang lebih menguntungkan. Jenis penddikkan yang dimaksud

adalah pendidikan formal yang diikuti petani, namu tidak menutup

kemungkinan pendidikan non formal seperti pelatihan, penyuluhan,

magang, dan sebagainya turut berpengaruh terhadap kemampuan petani

responden. Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani

dalam mengembangkan usahataninya. Semakin tinggii tingkat pendidikan

formal yang pernah ditempuh oleh petani, semakin tinggi pula tingkat

pengetahuan petani terhadapteknologi.

Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian merupakan penunjang

dalam pengembangan agribisnis bawang merah oleh karena itu klasifikasi

tingkat petani responden, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Tingkat Pengaruh Pendidikan Terhadap Usahatani


Bawang Merah di Desa Tombo-tombolo Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)


SD 15 51,7
SMP 1 3,4
SMA 12 41,4
SARJANA 1 3,4

Total 29 100,0

Tabel 4.7, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden,


33

SD sebanyak 15 orang denga presentase (51,7%), SMP 1 dengan

persentase (3,4%), SMA 12 orang dengan persentase (41,4%), dan

Sarjana1 orang dengan persentase (3,4%). Keadaan demikian adalah suatu

kemajuan bagi masyarakat di daerah penelitian, bahwa dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi merupakan indikator bagi kemajuan dalam

berbagai bidang usaha khususnya pada bidang petani. Kemajauan dalam

bidang pendidikan berarti akan mendorong terciptanya inovasi baru dalam

berusaha tani, sebagai daerah potensial bagi pengembangan bawang

merah, akan membawa pengaruh tentang bagaimana cara membudiyakan

tanaman bawang merah yang baik sehingga dapat menunjang peningkatan

pendapatan petani di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto.

Tabel4.8

Jumlah Pengaruh Tanggungan Keluarga Terhadap Usahatani Bawang

Merah Di Desa Tombo-tombolo Kecamatan BangkalaKabupaten

Jeneponto.

Jumlah Tanggungan Keluraga Jumlah (Orang) Prsentase (%)


1-2 17 58,6
3-4 11 37,9
5-6 1 3,4
Total 29 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga

responden yang terbanyak adalah petani tingkat tanggungan 1-2 orang

yaitu sebanyak 17 orang dengan presentase (58,6%), jumlah tanggungan


34

keluarga antara 3-4 sebanyak 11 orang(37,9%), jumlah tanggungan 5-6

sebanyak 1 0rang dengan presentase (3,4%). Keadaan demikian

memberikan indikasi bahwa petani responden rata-rata tan dalam

pengembangan komoditas bawang merah yang akan datang. memliki

tanggungan keluarga yang tidak terlalu besar sehingga tidak merupakan

suatu hambatan.

c. Luas Lahan Responden

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha. Dengan

ketersediaan lahan garapan yang cukup bagi petani berarti potensial lahan

lokasi penelitian dapat meningkatkan pendapatan apabila pengembangan

lebih efektif, karena luas garapan petani berpengaruh pada aktifitas petani

dan produksi usahataninya.

Adapun luas garapan petani responden adalah berpariasi mulai dari 25

sampai 150 m. Jelasnya luas usahatani bawang merah petani responden di

Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jenponto

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Luas Lahan Terhadap Usahatani Bawang Merah Petani Responden Di

Desa Tombo Tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto


35

Luas Lahan (m) Jumlah (Orang) Presentase (%)


10-25 7 24,1
26-50 15 51,7
51-100 2 6,8
101-150 5 17,2
Total 29 100,0
Tabel 4.9, menunjukkan bahwa petani responden memliki lahan

dengan luas 10-25m jumlah responden yaitu 7 orang dengan presentase

(24,1%), luas lahan 26-50m jumlah responden 15 orang presentase

(51,7%), luas lahan 51-100 jumlah responden 2 orang dengan presentasi

(6,8%), luas lahan 101-150m jumlah responden 5 orang dengan presentase

(17,2%). Petani yang memliki lahan yang luas akan memungkinkan

tingginya jumlah produksi yang akan diterima oleh petani tersebut.

d. Pengalaman Responden Dalam Berusahatani

Selain pendidikan, pengalaman berusahatani juga mempengaruhi

keberhasilan dalam pengolahan usahatani. Semakin lama orang mengelola

usahataninya, maka semakin bertambah banyak pengalaman serta ilmu

yang diperoleh demikian pula dalam hal berusahatani bawang merah.

Tabel 4.10

Pengalaman Bertani Bawang Merah Di Desa Tombolo- tombolo

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto

Pengalaman Bertani (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

1-10 6 20,7
36

11-20 3 10,3
21-30 14 48,3
>31 6 20,7
Total 29 100,0

Tabel 4.10, menunjukkan pengalaman responden bertani bawang

merah yang terbanyak adalah petani tingkat pengalaman 21-30 tahun

sebanyak 14 orang deng presentase 48,3%, jumlah pengalaman antara 1-

10 tahun sebanyak 6 orang dengan presentase 20,7%, jumlah pengalaman

11-20 tahun sebanyak 3 orang dengan presentase 10,3%, dan diatas (>) 30

tahun sebanyak6 orang dengan presentase 20,7%. Keadaan demikian

memberikan indikasi bahwa petani responden memiliki pengalaman yang

besar sehingga bukan merupakan suatu hambatan dalam pengembangan

komoditas bawang merah.

2. Analisis Usahatani Bawang Merah


Analisis Biaya Ushatani, yaitu analisis yang digunakan untuk menghitung

nilai/jumlah dan presentase input produksinya baik secara tunai maupun non

tunai. Semakin besar atau luas lahan yang digunakan maka akan semakin

besar atau tinggu biaya yang akan dikeluarkan oleh petani (Soekarwati, 2006).

Nilai Input Produksi

a) Biaya Pupuk

Tabel 4.11

Nilai Input Biaya Pupuk

Jumlah Responden Jumlah Pupuk (Kg) Harga Total


37

29 1535 5.000 Rp. 7.675.000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai input biaya

pupuk dengan jumlah pupuk yang digunakan sebesar 1.535 Kg dari 29

responden, dengan harga Rp. 5.000/Kg dengan total pengeluaran

sebesar Rp. 7.675.000. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan

untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi

lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk yang digunakan petani

responden di Desa Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto yaitu hanya jenis Urea saja.

b) Biaya Bibit
Tabel 4.12

Nilai Input Biaya Bibit

Jumlah Jumlah Bibit (Kg) Harga Total

Responden

29 2080 25.000 Rp.5.200.000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.12, menunjukkan bahwa nilai input biaya bibit

dengan jumlah bibit yang digunakan sebesar 2.080 Kg dari 29 responden,

dengan harga Rp.25.000/Kg dengan total pengeluaran sebesar

Rp.5.200.000.

c) Biaya Pestisida

Tabel 4.13
38

Nilai Input Biaya Pestisida

Jumlah Jumlah Harga Total

Responden Pestisida (Botol)

29 58 150.000 Rp.8.7000.000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan bahwa nilai input biaya

pestisida yang digunakan sebesar 58 botol/ 29 responden, dengan harga

Rp. 150.000/botol dengan total pengeluaran sebesar Rp. 8.700.000.

Pestisida adalah obat-obatan dengan substansi kimia dan bahan lain serta

jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikann dan

membasmi berbagai jenis hama yang akan nerusak tanaman mereka.

Pestisida merupakan jenis yang digunakan oleh petani responden di Desa

Tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

d) Biaya Tenaga Kerja

Tabel 4.14

Nilai Input Biaya Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja Biaya Total

Responden
39

29 91 50.000 Rp. 4.550.000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.14, menunjukkan bahwa nilai input biaya tenaga

kerja dari 29 responden jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah 91

tenaga kerja dan biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp.50.000/tenaga kerja

dengan total biaya pengeluran sebesar Rp. 4.550.000. Tenaga kerja yang

digunkan oleh para petani biasanya dari lingkungan sekitar rumah petani,

dimana tenaga kerja ini mengerjakan pengelolahan lahan, penanaman,

pembibitan, pemupukan, pemeliharaan serta panen.

e) Presentase Biaya Total

Tabel 4.15

Presentase Biaya Total

Variabel NIP TNIP Presentase

Biaya total 1.535 Rp. 7.675.000 0,02%

Bibit 2.080 Rp.5.200.000 0,04%

Pestisida 58 Rp.8.7000.000 0,006%

Tenaga Kerja 91 Rp.4.550.000 0,002%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.15, menunjukkan presentase biaya total dari

empat variabel yaitu pupuk, bibit, pestisida dan tenaga kerja

menunjukkan nilai input produksi pupuk sebanyak 1.535kg dengan total

nilai input produksi sebesar Rp.7.675.000 dan presentase 0,02%, nilai


40

input produksi bibit sebanyak 2.080kg dengan total nilai input produksi

sebesar Rp.5.200.000 dan presentase 0,04%, nilai input produksi

pestisida sebanyak 58 botol dengan total nilai input produksi sebesar

Rp.8.700.000 dan presentase 0,006%, nilai input biaya tenaga kerja

sebanyak 91 tenaga kerja dengan total nilai input biaya tenaga kerja

sebesar Rp.4.550.000 dan presentase 0,002%.

3. Analisis R/C

Dengan menganalisis kelayakan usahatani dapat diketahui apakah

usahatani tersebut layak atau tidak. Kelayakan usahatani bawang merah

dapat dihitung menggunakan R/C. R/C diketahui dengan cara pembagian

antara penerimaan dengan biaya total.

Tabel 4.16 Hasil R/C

TR TC Rasio (%)

266.000.000 26.125.000 10,18

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.16, hasil R/C yaitu 10,18 artinya setiap pengeluaran

biaya Rp.26.125.000 lalu di perkurangkan dengan total penerimaan usahatani

bawang merah sebesar Rp.266.000.000, sehingga mendapatkan hasil senilai

Rp.239.875.000 kemudian di bagi 29 orang sesuai dengan sampel sehingga

mendapatkan hasil senilai 10,18% atau senilai Rp.8.271.551

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas hal ini dapat menjelaskan bahwa

pendapatan pada usahatani bawang merah di Desa Tombolo-tombolo


41

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dapat meningkatkan pendapatan

petani karna memberikan keuntungan dan layak untuk di kembangkan di desa

tersebut, meski demikian banyak pula resiko yang rentan terjadi, misalkan resiko

gagal panen yang dapat mengakibatkan kerugiaan terhadap para petani di desa

tersebut.

“.....Salehuddin 55 tahun mengatakan bahwa setiap biaya total yang di

keluarkan memberikan keuntungan terhadap jumlah pendapatan yang di

terima...”

Dari wawancara diatas dapat kita lihat bahwa biaya yang di keluarkan akan

berpengaruh kepada pendapatan masyarakat, melihat hal ini petani sangat

bergantung kepada modal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

“....Mariana 35 ia mengatakan pendapatan petani bawang semakin

meningkat dengan biaya dan perawatan yang baik untuk kelangsungan usaha

petani”

Dari keterangan warga lainpun mengatakan biaya sangat berpengaruh

terhadapat pendapatan usahatani bawang merah yang di jalankan ini bisa kita

lihat bahwa segala yang berkaitan dengan usaha akan berkaitan dengan biaya

ini bisa kita lihat dari kebutuhan petani yang cukup banyak sebab produksi dan

alat yang di gunakan masih tergolong kurang baik.

“....Tunru 43 tahun dengan biaya yang cukup besar ini maka pendapatan

akan sebanding dengan biaya yang di keluarkan....”

Semakin besar rasio yang diperoleh maka semakin tepat pilihan-pilhan

penggunaan sumberdaya yang dilakukan untuk kegiatan usahataninya


42

“....Rusli 38 memang dalam proses yg ingin di capai kedepannya maka

kami petani harus menhgeluarkan biaya dalam persiapan bibit, pengolahan

lahan, penanaman, penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit, panen dan kegiatan pasca panen.

“....Samsuddin berkata yang penting pendapatan yang disetor sesuai

dengan hasil pengeluaran itu semua”

Hasil penelitin di atas sejalan dengan peneitian yang di lakukan oleh Nama

Peneliti Idrus (2013), dengan judul Analisis Pendapatan Usaha Tani Bawang

Merah Di Kelurahan Mataran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

dengan hasil analisis R/C Ratio menunjukkan usaha tani bawang merah di

Kelurahan Mataran Kecamatan Anggareja Kabupaten Enrekang memberikan

keuntungan sebesar Rp. 3,15. Setiap petani bawang merah mengeluarkan biaya

sebesar Rp. 1 dapat menghasilkan penerimaan sebesar 3,15. Dengan

demikian,usaha tani bawang merah di Kelurahan Mataran Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang layak (menguntungkan) untuk diusahakan. , dan penelitian

ini bertolak belakang dengan penelitian yang di lakukan oleh Nurhapsa et al.

(2015) meneliti Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bawang Merah Di

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang, menemukan bahwa bahwa tingka

pendapatan petani masih tergolong sangat rendah, dan penelitian ini berkaitan

dengan Teori Human CapitalInvestment Theodore Schultz (1961) mengatakan

bahwa peningkatan kesejahteraan kaum miskin tidak tergantung pada tanah,

peralatan atau energi namun tergantung pada pengetahuan. Human capital

merupakan kombinasi antara sifat (intelejensi, energi, sikap, reliabilitas dan


43

komitmen), kemampuan belajar (bakat, imajinasi, kreativitas dan kecerdikan) dan

motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan di atas maka dapat di ambil

kesimpulan bahwa usahatani bawang merahmemberikan peningkatan

pendapatan bagi petani dan layak untuk di kembangkan keuntungan yang di

peroleh dapat meningkatkan pendapatan petani bawang merah di Desa

tombo-tombolo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

B. Saran

Perlu upaya untuk membentuk kelompok tani di Desa Tombo-tombolo

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, guna untuk menunjang

optimalisasi produksi dan penyelesaian masalah-masalah sehingga petani

mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Penulis

menyarankan agar membudidayakan tanaman bawang merah sesuai dengan

penerapan teknologi dan juga menggunakan alat yang canggih seiring dengan

berkembangan teknologi sekarang agar dapat mempermuda segala aktivitas

usahatani bawang merah serta juga dapat meningkatkan jumlah produksi.

44
45

DAFTAR PUSTAKA

Apriani LN. 2011. Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Bawang
Merah(Studi Kasus: Desa Sukasari Kaler Kecamatan Argapura
KabupatenMajalengka Provinsi Jawa Barat) (tesis). Bogor (ID):
Institut PertanianBogor.
Baron, Angela & Amstrong Michael. (2007). Human Capital Management. United
Kingdom: Kogan Page.
Barquero, Antonio Vazquez. 2002. Endogenous development: Networking,
Innovation, Institution and Cities. New York: Routledge.
Damanah. 2008. Analisis Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani
Bawang Merah di Desa Sukasari Kaler Kecamatan Argapura
Kabupaten MajalengkaProvinsi Jawa Barat (tesis). Bogor (ID):
Institut PertanianBogor.
Hairunnisa et al. 2018.Analisis Kelayakan Uasahatani Bawang Merah Di
Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Artikel Ilmiah. Fakultas
Pertanian Universitas Mataram. 2018.
Hakim, Arif Rahman. 2017. Analisis Nilai Ekonomi Usahatani Bawang Merah
(Allium Cepa L.) Off Season Dan In Season Pada Lahan Pasir
Pantai (Studi Kasus Di Desa Srigading Kecamatan Sanden
Kabupaten Bantul DIY). SEPA. Vol. 14, No. 1. September 2017.
Handyoko A. 2011. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDB. Lembang:
BBPPLembang.
Hendrawan, Sanerya. 2012. Pengembangan Human Capital, Prespektif
Nasional, Regional dan Global. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Herlita, Mona et al. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah (Allium
Ascalonicum) Di Desa Sei.Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar. Jom Faperta. Vol. 3, No. 1. Februari 2016.
Hermanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usaha Tani.Penerbit: Penebar
Swadaya. Jakarta. Idrus, Muhammad. 2013. Analisis Pendapatan
Usaha Tani Bawang Merah Di
Kelurahan Mataran Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang.
Jurnal Economix. Vol. 1, No. 2. Desember 2013.
Maharani, Navita. 2017. Penadapatan Usahatani Bawang Merah Di Kecamatan
Junrejo Kota Batu. Journal Uniska. 2017.
Marla, Hayyu Draifi. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah Di
lahan Pasir Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Yogyakarta
(Skripsi). Departemen Agrobisnis Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor. 2016
Masahid. 2015. Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah. Fakultas
Pertanian Universitas Bojonegoro. 2015.
46

Massey. Douglas. S et al. 2011. Theories of International Migration: A Review


and Appraisal. Population and Development Review.jstor. Vol. 19,
No. 3. September 1993.
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES, Jakarta

Muhlighaus S dan Walty S. 2001. Endogenous Development in Swiss Muntain


Communities. Local Initiative in Urnasch and Schamserberg.
Mountain Research and Development. Vol. 21, No 3. August2001.
Nazir M. 2014. Metode Penelitian. GhaliaIndonesia. Bogor.

Nazir. 2010:17. Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima Di


Kabupaten Aceh Utara. Tesis. Medan. Universitas Sumatera
Utara.
Nurhapsa et al. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bawang Merah
Di Kecamatan Anggereja Kabupaten Enrekang. Jurnal Galung
Tropika. Vol. 4, No. 3 Desember 2015.
North, D.C., 1990. Institutions: Institutional Change and Economic
Performance.Cambridge: Press Syndicate of the University of
Cambridge.

North, D.C., 1993. Institutions and Credibility Commitment. Journal of


Institutional and Theoretical Economics.
Rahmadona, Lola et al. 2015. Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah Di
Kabupaten Majalengka. AGRISE. Vol. XV, No. 2. Mei 2015.
Riyanto A. 2002. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi pada Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus di Desa
KaboledanKecamatan Wanasari Kabupaten Dati II Brebes
Provinsi Dati I Jawa Tengah)(skrips). Bogor (ID): Institut
PertanianBogor.
Schultz, Theodere W. 1961. Investment Human Capital. American Economic
Review. Maret1961.
Soekartawi dan Soeharjo A. 1985. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk
Pengembangan Petani Kecil. Dillon JL, Hardaker. Penerjemah;
Jakarta: UIPress.Terjemahandari:Farm Management Research
for Small Development.
Soekartawi.2002. AnalisisUsahatani.Jakarta:UniversitasIndonesia.
Soekartiwi.(2001). Analisis efisiensi usahatani.
Wibowo S. 2009. Budidaya Bawang. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.

Yamamoto, Takashi. 2007. East Meets West in an Entrepreneurial Farming


Village in Japan: Endogenous Development Theories and
Economic Gardening Practices. Akita International
University,Japan.
47

LAMPIRAN
48

Instrumen Penelitian
Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah Di Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto

Lembaran survay

A. IDENTITASRESPONDEN

1. NamaLengkap :……………………………………

2. JenisKelamin :Laki-laki/Perempuan*

3. Alamat (Desa/Dusun) :……………………………………

4. Usia ............................................................... tahun

5. Latar Belakang Pendidikan :SD/SMP/SMU/Sarjana*

6. Status Kepemilikan Lahan : Pemilik/BukanPemilik*

7. StatusGarapanLahan : Milik Sendiri/Milik OrangLain*

8. Pengalaman berusahatani ditekuni sudah berapa lama?………..

9. Luas lahan yang digarap untuk usaha tani bawang merah………..ha/m2.

B. NILAI PENDAPATAN/PENERIMAAN USAHATANI

No Nama Petani Jumlah Herga per Total


sekali Kg setelah
panen dijual
1
2

3
4
5
49

C. BIAYA PENGGUNAAN TENAGAKERJA

No Nama Jumlah Tenaga Biaya tenaga Total biaya

petani Kerja yang kerja perorang tenaga kerja

di gunakan

D. BIAYA PEMBELIANBIBIT

No Nama Jumlah Harga Total biaya

petani Bibit yang per Kg

digunakan

sekali

tanam
50

E. BIAYA PENGGUNAANPUPUK

No Nama Jumlah pupuk Harga pupuk Total

petani yang per Kg

di gunakan

F. BIAYA PESTISIDA YANG DIGUNAKAN

No Nama Jumlah Biaya Total

petani pestisida pestisida

per/ml
51

Identitas Responden

No Nama Jenis Umur Pendidika Tanggunga


kelami n n
n Terakhir Keluarga
1 Salehuddin L 55 SMA 2
2 Tunru L 43 SD 3
3 Manriana L 35 SD 2
4 Dadang L 28 S1 1
5 Limpo L 33 SMA 3
6 Boaseng L 48 SD 1
7 Samsuddin L 52 SD 2
8 Rusli L 38 SMA 3
9 Haslam L 40 SD 3
10 Sira’ L 38 SD 3
11 Nontong L 60 SD 1
12 Talli L 45 SD 2
13 Saneru L 44 SD 3
14 Kamaruddin L 40 SD 4
15 Sapia’ P 50 SMA 2
16 Rita P 26 SMA 2
17 Suardi L 48 SMA 1
18 Sinar P 45 SMP 3
19 Tajuddin L 55 SMA 2
20 Hamsah L 45 SD 4
21 Bahar L 60 SD 1
22 Sudirman L 45 SMA 4
23 Masse’ L 60 SD 1
24 Halik L 43 SD 2
25 Nawir L 25 SMA 2
26 Bohari L 45 SD 5
27 Doding L 55 SMA 2
28 Amran L 45 SMA 3
29 Mada L 59 SD 2
Biaya Produksi (Penggunaan Bibit)

No Responden Jumlah bibit Harga bibit per Total jumlah


per Kg Kg Harga
1 40 25.000 10.000.000
2 60 25.000 15.000.000
3 40 25.000 10.000.000
4 40 25.000 10.000.000
5 50 25.000 12.500.000
6 60 25.000 15.000.000
7 75 25.000 18.750.000
8 40 25.000 10.000.000
52

9 45 25.000 11.250.000
10 40 25.000 10.000.000
11 170 25.000 42.500.000
12 45 25.000 11.250.000
13 45 25.000 11.250.000
14 45 25.000 11.250.000
15 60 25.000 15.000.000
16 30 25.000 7.500.000
17 120 25.000 30.000.000
18 45 25.000 11.250.000
19 50 25.000 12.500.000
20 60 25.000 15.000.000
21 130 25.000 32.500.000
22 150 25.000 37.500.000
23 45 25.000 11.250.000
24 60 25.000 15.000.000
25 65 25.000 16.250.000
26 40 25.000 10.000.000
27 65 25.000 16.250.000
28 250 25.000 62.500.00
29 55 25.000 13.7500
Jumlah 2020 72.500.000 50.500.000
53

Biaya Produksi Penggunaan pupuk


(Urea)

No Responden Jumlah pupuk Harga pupuk per Total Harga


Kg
1 50 5.000 250.000
2 40 5.000 200.000
3 30 5.000 150.000
4 30 5.000 150.000
5 35 5.000 175.000
6 50 5.000 250.000
7 60 5.000 300.000
8 30 5.000 150.000
9 35 5.000 175.000
10 30 5.000 150.000
11 100 5.000 500.000
12 40 5.000 200.000
13 45 5.000 225.000
14 40 5.000 200.000
15 55 5.000 275.000
16 25 5.000 125.000
17 100 5.000 500.000
18 35 5.000 175.000
19 40 5.000 200.000
20 50 5.000 250.000
21 100 5.000 500.000
22 100 5.000 500.000
23 30 5.000 150.000
24 50 5.000 250.000
25 50 5.000 250.000
26 30 5.000 150.000
27 55 5.000 275.000
28 150 5.000 750.000
29 50 5.000 250.000
Jumlah 1.535.000 145.000 26.465.5000
54

Biaya Produksi (Tenaga Kerja)

No Jumlah tenaga Biaya tenaga kerja Total


kerja yang di perorang
gunakan
1 3 50.000 300.000
2 3 50.000 300.000
3 2 50.000 200.000
4 2 50.000 200.000
5 3 50.000 300.000
6 3 50.000 300.000
7 4 50.000 400.000
8 2 50.000 200.000
9 2 50.000 200.000
10 2 50.000 200.000
11 5 50.000 500.000
12 3 50.000 300.000
13 3 50.000 300.000
14 3 50.000 300.000
15 4 50.000 400.000
16 2 50.000 200.000
17 5 50.000 500.000
18 3 50.000 300.000
19 3 50.000 300.000
20 4 50.000 400.000
21 5 50.000 500.000
22 5 50.000 500.000
23 3 50.000 300.000
24 3 50.000 300.000
25 3 50.000 300.000
26 2 50.000 200.000
27 3 50.000 300.000
28 5 50.000 500.000
29 3 50.000 300.000
Jumlah 1.450.000 9.500.000
55

BIAYA PRODUKSI PENGGUNAAN


PESTISIDA

No Jumlah Harga Total


Pestisida pestisida/botol
1 50 3 360.000
2 40 2 240.000
3 30 1 120.000
4 30 1 120.000
5 35 2 240.000
6 50 3 360.000
7 60 3 360.000
8 30 1 120.000
9 35 1 120.000
10 30 1 120.000
11 100 5 600.000
12 40 1 120.000
13 45 1 120.000
14 40 1 120.000
15 55 2 240.000
16 25 1 120.000
17 100 3 360.000
18 35 1 120.000
19 40 1 120.000
20 50 2 240.000
21 100 4 480.000
22 100 4 480.000
23 30 1 120.000
24 50 2 240.000
25 50 2 240.000
26 30 1 120.000
27 55 2 240.000
28 150 6 720.000
29 50 2 240.000
Jumlah 62 7.200.000
56

PENERIMAAN/PENDAPATAN PETANI
SEKALI PANEN

No Jumlah Harga penjualan per Total


Pendapatan Kg
Sakali panen
1 500 20.000 10.000.000
2 400 20.000 8.000.000
3 200 20.000 4.000.000
4 200 20.000 4.000.000
5 300 20.000 6.000.000
6 400 20.000 8.000.000
7 400 20.000 8.000.000
8 500 20.000 10.000.000
9 200 20.000 4.000.000
10 300 20.000 6.000.000
11 200 20.000 4.000.000
12 1000 20.000 20.000.000
13 300 20.000 6.000.000
14 300 20.000 6.000.000
15 300 20.000 6.000.000
16 250 20.000 5.000.000
17 100 20.000 2.000.000
18 1000 20.000 20.000.000
19 300 20.000 6.000.000
20 300 20.000 6.000.000
21 500 20.000 10.000.000
22 1000 20.000 20.000.000
23 1000 20.000 20.000.000
24 300 20.000 6.000.000
25 500 20.000 10.000.000
26 500 20.000 10.000.000
27 200 20.000 4.000.000
28 1500 20.000 30.000.000
29 400 20.000 8.000.000
Jumlah 5.800.000 267.000.000
57

DOKUMENTASI
58
59

BIOGRAFI PENULIS
Nurfitrawati lahir di desa kampung beru kecamatan

bangkala kabupaten jeneponto 22 november 1997.

Merupakan anak bungsu dari pasangan suami istri

Bapak Muh Salehuddin dan ibu Hj Ratna.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu

SD negri 59 kampung beru pada tahun 2003 dan tamat pada 2009

melanjutkan pendidikan di Smp negri 03 bangkala kabupaten jeneponto

pada tahun yang sama kemudian selesai pada tahun 2012 setelah itu

kemudian melanjutkan pemdidikan tingkat SMK tepatnya di SMKN 1

jeneponto pada tahun 2012 dan tamat pada tahun 2015, setelah itu

melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan di Universitas

muhammadiyah makassar ia mengambil jurusan ekonomi

pembangunan pada fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Anda mungkin juga menyukai