Anda di halaman 1dari 102

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

DESA BAROKO KECAMATAN BAROKO


KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh
HUSNAENI HUSAIN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NIM 105731109816
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR

2020
HALAMAN JUDUL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN


PEMERINTAH DESA BAROKO KECAMATAN
BAROKO KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh HUSNAENI HUSAIN NIM 105731109816

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh


gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

i
PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah sederhana ini kupersembahkan untuk:


 Bapak, Ibu, dan saudara-saudariku yang tercinta yang senantiasa
selalu memberikan do’a, kasih sayang, keikhlasan, motivasi,
pengorbanan dan dukungan.
 Pembimbing yang senantiasa selalu membimbing dan
memberikan bantuan kepada kami.
 Segenap Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telah
berjasa dalam mendidik dan membimbing kami.
 Sahabat, orang terdekat, teman seperjuangan “Akuntansi C 2016
yang selalu memberikan dukungan dan dorongan.
 Almamaterku.

MOTTO HIDUP

Selalu jadi diri sendiri, Tidak peduli apa yang mereka katakan
dan jangan pernah jadi orang lain
meskipun mereka tampak baik dari anda

Orang bodoh belajar dari penglaman


Orang pintar belajar dari sejarah

Gapailah pendidikan setinggi langit jangan pernah


Berhenti meskipun pernah dalam Fase gagal

i
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
l)NIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JI. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian : "Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko


Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang".
Nama Mahasiswa : HUSNAENI HUSAIN
No. Stambuk/ NIM : 105731109816
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah akassar

Te/ah dlujiankan serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skrlpsi


yang di/aksanakan pada tanggal 06 November 2020 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung /qra Unismuh Makassar.

Mak-assar, 14 November 2020


Me ujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ansyarif Khalid, E.,M.Si.Ak.Ca mail Rasulong, SE.,MM ION: 0905107302


NIDN: 01966096601

llahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP
NBM. 1 073428

I
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JI. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama HUSNAENI HUSAIN, NIM : 105731109816, diterima

dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar omor: /1442H/2020 M, Pada tanggal 20

Rabi'ul Awai 1442 H/ 06 November 2020 M, sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

20 Rabi'ul Awai 1442 H


Makassar,

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag


(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM


(Dekan FakuHas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM


(WD I Fakuttas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. Muh. Rum, SE.,M.Si

2. Linda Arisanty Razak, SE.,M.Si,Ak.Ca

3. Nurul Fuada, S.ST.,M.Si

4. Ismail Rasulong, SE.,MM

V
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JI. Sultan Alaud<jin No. 295 9edung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

'- Yff{f· ' .


/

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Husnaeni Husain

Stambuk 105731109816

Jurusan : Akuntansi

Dengan Judul :• Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko

Kecama an Baroko Kab paten Enrekang«.

Dengan ini menyatakan bahwa :


Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASL/ hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pemyataan ini saya buat de an sebenamya dan saya


bersedia menerima sa ksi apabila pemyataan 1ni tidak benar.

Makassar, 14 November 2020


mbuat Pernyataan

o , F707 771391
•P,AH•
.
Husnaeni Husain
NIM.105731109816

Diketahui Oleh :

Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. I mail Badollahi SE M.Si.Ak.CA.CSP


NBM 1073428

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

pada keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan

Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Husain B dan ibu Nurdamianti yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan saudara-saudariku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberi

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka yang telah berikan

kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

vi
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA. CSP selaku Ketua

Jurusan Akuntansi

4. Bapak Dr. Ansyarif Khalid, SE., M.Si. Ak. CA selaku dosen

pembimbing 1 yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing

dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M selaku dosen pembimbing 2 yang

dengan ketulusan hati dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan

dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dosen-dosen dan staf di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unismuh

Makassar, yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada

penulis selama mengikuti kuliah. Dan saya yakin terus mendoakan

kami menjadi yang terbaik selaku mahasiswa tingkat akhir

7. Bapak Muslimin dan staf-staf di kantor Desa Baroko Kecamatan

Baroko yang telah banyak membantu memberikan informasi dan

data-data yang di perlukan penulis.

8. Buat Jusnidar yang tiada henti dalam membantu menyelesaikan

penulisan Skripsi ini dan terimah kasih atas suport, motivasi, serta

bantuannya selama ini.

9. Semua teman-teman angkatan 2016, khususnya untuk kelas

AK.C.2016 yang telah membuat saya bahagia pernah menjadi

“bagian dari kalian”. Terimah kasih atas doa dan kenangan selama ini.

vi
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulis Skripsi

ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada pihak utamanya pada

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 05 Agustus 2020

Penulis

ix
ABSTRA

HUSNAENI HUSAIN, 105731109816, Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah


Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Skripsi Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis dibimbing oleh Ansyarif Khalid
(pembimbing 1) dan Ismail Rasulong (pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Pemerintah


Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang berdasarkan rasio
efektivitas, rasio efisiensi, dan rasio pertumbuhan. Jenis analisis data yang di
gunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data sekunder
yang berupa laporan keuangan realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa (APBDes) dari Kantor Desa Baroko dari tahun 2016 sampai dengan 2019.
Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa teknik
analisis rasio keuangan daerah.

Hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa Kinerja Keuangan


Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dari tahun
2016-2019 jika dilihat dari analisis rasio keuangan sudah baik dalam mengelola
laporan realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APDes). Hal ini
dilihat dari hasil perhitungan Rasio Efektivitas dikategorikan Efektif, karena rata-
rata Efektivitasnya yaitu sebesar 91,73%. Pada Rasio Efesiensi dikategorikan
Kurang Efisien, karena rata-rata Efesiennya yaitu sebesar 98,14%. Sedangkan
Rasio Pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan secara positif rata-rata
pertumbuhannya yaitu sebesar 78,46%.

Kata Kunci : Efektifitas, Efisiensi, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan

x
ABSTRAC

HUSNAENI HUSAIN, 105731109816, Financial Performance Analysis of the


Government of Baroko Village, Baroko District, Enrekang Regency. Thesis of the
Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, supervised by
Ansyarif Khalid (supervisor I) and Ismail Rasulong (supervisor II).

The aims of this study to analyze the financial performance of the Baroko
Village Government, Baroko District, Enrekang Regency based on the
effectiveness ratio, efficiency ratio, and growth ratio. The type of data analysis
used in this research is descriptive analysis with a quantitative approach. In this
study, researchers obtained secondary data in the form of financial reports on the
realization of the Village Budget (APBDes) from the Baroko Village Office from
2016 to 2019. The data collection techniques used in this study were regional
financial ratio analysis techniques..

The results of this study that the Financial Performance of the


Government of Baroko Village, Baroko District, Enrekang Regency from 2016-
2019 when viewed from the analysis of financial ratios has been good in
managing reports on the realization of the Village Budget (APDes). This can be
seen from the results of the calculation of the effectiveness ratio in the effective
category, because the average effectiveness is 91.73%. The efficiency ratio is
categorized as Less Efficient, because the average efficiency is 98.14%.
Meanwhile, the growth ratio shows a positive growth with an average growth of
78.46%.

Keywords: Effectiveness, Efficiency, Financial Performance, Growth

x
DAFTAR

SAMPUL........................................................................................................i

HALAMAN JUDUL........................................................................................ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................vi

KATA PENGANTAR......................................................................................vii

ABSTRAK.....................................................................................................x

ABSTRACK...................................................................................................xi

DAFTAR ISI...................................................................................................xii

DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................6

C. Tujuan Penelitian.............................................................................6

D. Manfaat Penelitian...........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7

A. Tinjauan Teori.................................................................................7

1. Pengertian Akuntansi Sektor Publik...........................................7

2. Laporan Keuangan....................................................................8

3. Pengukuran Kinerja Sektor Publik.............................................12

4. Pemerintahan Desa...................................................................14

5. Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes)........................16

6. Analisis Rasio Keuangan...........................................................20


x
DAFTAR
B. Penelitian Terdahulu........................................................................23

C. Kerangka Pikir.................................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31

A. Jenis Penelitian...............................................................................31

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...........................................................31

C. Definisi Operasional Variabel..........................................................31

D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................32

E. Metode Analisis Data.......................................................................33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................35

A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................35

B. Hasil Penelitian................................................................................46

C. Pembahasan...................................................................................55

BAB V KESIMPULAN...................................................................................62

A. Kesimpulan......................................................................................62

B. Saran...............................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................65

LAMPIRAN

x
DAFTAR

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................23

Tabel 3.1 Rasio Efektifitas..............................................................................33

Tabel 3.2 Rasio Efisiensi................................................................................34

Tabel 4.1 Laporan Realisasi APBDes Desa Baroko.......................................47

Tabel 4.2 Rasio Efektifitas Kantor Desa Baroko............................................48

Tabel 4.3 Laporan Realisasi APBDes Desa Baroko.......................................50

Tabel 4.4 Rasio Efisiensi Kantor Desa Baroko...............................................51

Tabel 4.5 Laporan Realisasi APBDes Desa Baroko.......................................53

Tabel 4.6 Rasio Pertumbuhan Pendapatan Kantor Desa Baroko..................54

xi
DAFTAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir............................................................................30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Desa Baroko....................................39

x
DAFTAR

Lampiran

1. Surat Permohonan Izin Penelitian

2. Surat Keterangan Penelitian

3. Laporan APBDes Desa Baroko Tahun 2016

4. Laporan APBDes Desa Baroko Tahun 2017

5. Laporan APBDes Desa Baroko Tahun 2018

6. Laporan APBDes Desa Baroko Tahun 2019

7. Dokumentasi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan sektor publik tidak bisa dilepaskan dari peran

pemerintah mengingat pemerintah merupakan entitas sektor publik yang

paling besar dan dominan di Negara. Sektor publik merupakan sebuah

entitas ekonomi yang memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan

bisa dikatakan sangat besar. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan

urusan pemerintah memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah lainnya (Nordiawan, 20012:4).

Perkembangan sektor publik karena adanya pelaksanaan otonomi

daerah dan desentralisasi. Otonomi daerah dapat mendorong masyarakat

agar dapat mengatur dan mengurus daerahnya, maka pemerintah daerah

harus memiliki tingkat kemandirian keuangan daerah yang lebih besar.

Dalam tingkat kemandirian keuangan yang lebih besar yang dimaksud yaitu

daerah tidak akan lagi bergantung pada bantuan dari pemerintahan pusat

dan provinsi melalui dana pertimbangan. Dana pertimbangan masih sangat

diperlukan untuk mempercepat pembangunan di daerah (Nordiawan,

20012:5).

Sistem pemerintahan Indonesia yang paling kecil yaitu pemerintahan

desa. Desa yang dipimpin oleh kepala desa serta memiliki tanggung jawab

yang sangat besar dan memiliki peran dalam mengelola pemerintahannya.

Pemerintah pusat memberikan kebebasan kepada Pemerintah desa dalam

menerapkan prinsip yang mengelola pemerintahannya, dimana semua

1
2

kegiatan kegiatannya yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat desa sesuai dengan keputusan yang berlaku.

Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah pertanggungjawaban dalam

pengelolaan dana desa. Pemerintahan desa meliputi pemerintahan desa dan

badan permusyawaratan desa (BPD). Dalam pemerintahan desa mencakup

kepala desa dan perangkat desa, sedangkan dalam perangkat desa

mencakup sekretaris desa dan pelaksana kewilayahan (Wiratna, 2015:120).

Tata pemerintahan yang baik untuk kesejahterakan masyarakat dapat

diukur melalui pertanggungjawaban dan penyusunan APBDes. Untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa pembangunan Desa

diharapkan memiliki kualitas yang baik serta positif bagi masyarakat Desa.

Desa memiliki wewenang dalam mengelola keuangannya, dan juga memiliki

kewajiban untuk menyusun APBDes dan mempertanggungjawabkan segala

pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diarahkan dari pemerintah pusat maka

Desa harus menyusun APBDes (Sobaruddin, 2019).

Laporan keuangan Desa merupakan suatu bentuk kebutuhan

transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang

berupa keterbukaan pemerintah Desa atas aktivitas pengelolaan sumber

daya publik yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa. Tujuan

akuntansi keuangan desa adalah menyediakan berbagai informasi keuangan

secara akurat sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan

sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan keuangan masa lalu.

Pengukuran kinerja sangat penting untuk akuntabilitas dalam

mewujudkan kinerja pemerintah, dimana pengukuran kinerja dapat

membantu dalam mengelola dan memperbaiki kinerja pemerintah.


3

Pengukuran kinerja sangatlah penting bagi pemerintah. Pengukur kinerja

laporan keuangan pemerintah digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi

laporan keuangan untuk mengetahui baik buruk laporan keuangan.

Pengukuran kinerja juga digunakan untuk mengetahui secara efektif laporan

keuangan, dimana dapat diketahui perkembangan laporan keuangan dari ke

masa yang akan datang (Mardiasmo, 2009:121).

Menilai kinerja pemerintah daerah dalam mengelola laporan keuangan

daerah dengan melakukan analisis rasio terhadap laporan keuangan

pemerintah daerah. Kinerja laporan keuangan pemerintah Desa akan

membantu kepala desa dalam mengambil keputusan untuk menggunakan

dana APBDes secara baik yang telah disediakan pemerintah pusat. Tujuan

analisis laporan keuangan yaitu mengetahui informasi mengenai perubahan

posisi keuangan dan posisi keuangan suatu pemerintah daerah (Wiratna,

2015:106).

Analisis kinerja keuangan pemerintah daerah digunakan untuk

membandingkan hasil dari satu periode dengan periode sebelumnya untuk

mengetahui bagaimana pengelolaan keuangannya. Analisis kinerja keuangan

Pemerintah Desa merupakan bagian terpenting untuk pengelolaan

keuangannya dalam menilai kinerja pemerintahan untuk mengelolah

keuangan Desa (Sobaruddin, 2019).

Tujuan analisis laporan keuangan adalah menyediakan informasi

mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan atau pemerintahan daerah yang berguna bagi para

penggunaannya untuk membuat suatu keputusan. Untuk mengetahui posisi

laporan keuangan dengan menganalisis rasio keuangan. Rasio yang


4

digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan pemerintah desa sebagai

acuan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu pemerintah desa selama

satu periode. Rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan

pemerintah Desa memiliki fungsi, tujuan, dan maksud yang berbeda. Rasio

keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan daerah yaitu

Rasio Efektivitas, Rasio Efisiensi dan Rasio Pertumbuhan.

Beberapa penelitian telah dilakukan khusus yang berkaitan dengan

keuangan desa seperti pada penelitian Vilmia Farida Dkk (2018) dengan

judul Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kecamatan

Candipuro Kabupaten Lumajang, yang menyimpulkan bahwa berdasarkan

dari hasil penelitian menunjukkan tahap perencanaan Alokasi Dana Desa

(ADD) di sepuluh desa telah menerapkan asas-asas Akuntabilitas, prinsip

partisipasi dan transparansi. Adapun penelitian lainnya oleh Siti Ainul Wida

Dkk (2017) dengan judul Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD) di Desa-Desa Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi yang

menyimpulkan bahwa Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di 9

Desa di Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014 adalah

Sistem Akuntabilitas dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di 9 Desa

Kecamatan Rogojampi telah berlangsung sebesar 100% dan memperoleh

nilai AA. Hal ini berarti akuntabilitas pengelolaannya telah berlangsung

dengan memuaskan, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Dalam perencanaan ADD telah dilakukan kegiatan

musyawarah perencanaan dan pembangunan dengan baik di tingkat dusun,

di tingkat desa, maupun di tingkat kecamatan dengan melibatkan BPD,

LPMD, serta perwakilan dari masyarakat.


5

Pengelolaan keuangan Pemerintah Desa Baroko yang semakin

transparan, jujur, efektif dan efisiensi maka penulis melihat perlu untuk

mengevaluasi atau menganalisis kinerja keuangan pemerintah Desa Baroko

selama ini, sehingga menjadi suatu bentuk informasi yang penting dalam

pengelolaan keuangan terutama dalam menilai apakah pemerintah Desa

mampu dan berhasil dalam mengelola keuangannya dengan baik serta

memberi dampak positif terhadap masyarakat desa, atau sebaliknya yang

menyebabkan rendahnya tingkat pelayanan dan tidak mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Analisis kinerja keuangan pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang merupakan suatu proses penilaian mengenai tingkat

kemajuan pencapaian pelaksanaan pemerintahan desa dalam bidang

keuangan. Pembagunan yang ada di Desa Baroko semakin meningkat dan

berkembang di setiap pedukuhan. Dengan tingkat kemajuan pencapaian

mampu memberikan dorongan kepada masyarakat desa sehingga

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan Desa yang

diharapkan memiliki kualitas yang baik bagi masyarakat Desa.

Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang menjadi objek

yang akan diteliti. Analisis rasio keuangan terhadap APBDes yang telah

ditetapkan dan dilaksanakan merupakan suatu alat dalam menganalisis

kinerja keuangan pemerintah desa.

Berdasarkan dari pembahasan diatas penulis tertarik untuk mengambil

judul penelitian yaitu “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Desa

Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka

permasalahan yang akan di teliti adalah “bagaimanakah penilaian kinerja

keuangan pada Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan

menganalisis kinerja keuangan pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko

Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis:

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan terhadap pengembangan ilmu terutama yang berhubungan

dengan kinerja keuangan pemerintah desa.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan penulis dalam menerapkan ilmu

serta dapat menambah wawasan pengetahuan kinerja keuangan

pemerintah desa.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

untuk memperoleh gambaran desa dalam menentukan arah dan

strategi dalam memperbaiki kinerja keuangan pemerintah desa

yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TinjauanTeori

1. Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik merupakan aktivitas jasa yang terdiri dari

mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan kejadian atau transaksi

ekonomi yang akhirnya akan menghasilkan suatu informasi keuangan

yang akan dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk pengambilan

keputusan, yang diterapkan pada pengelolaan dana publik di lembaga-

lembaga tinggi negara departemen-departemen dibawahnya menurut

(Sujarweni, 2015:1).

Akuntansi sektor publik menurut Bastian (2010:3) adalah

mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada

pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan

departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN,

BUMD, LSM, dan yayasan sosial pada proyek-proyek kerja sama sektor

publik dan swasta.

Akuntansi sektor publik menurut Mardiasmo (2009:2) merupakan

alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

informasi bagi publik.

Akuntansi sektor publik merupakan proses pengumpulan,

pencatatan, pengklasifikasian, analisis, serta pembuatan laporan

keuangan dalam sebuah perusahaan/lembaga/organisasi baik itu

swasta maupun negeri yang digunakan untuk menyediakan informasi

7
8

keuangan untuk pihak-pihak yang membutuhkan pada saat

pengambilan sebuah keputusan.

Beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi

sektor publik adalah proses mencatat, mengklasifikasikan, dan

melaporkan informasi baik bagi pemerintah dalam pengelolaan

keuangan untuk pengambilan sebuah keputusan.

Secara umum, adapun tujuan akuntansi sektor publik yaitu:

1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara

tepat, efisiensi, dan ekonomis dan alokasi sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

2) Memberikan informasi kepada manajer untuk melaporkan

pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif

dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan

memungkinkan bagi para pegawai pemerintah untuk melaporkan

kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan

dana publik.

3) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerima periode

berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

2. Laporan keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan sektor publik menurut Wiratna (2015:88)

merupakan posisi keuangan yang sangat penting yang berasal dari

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh organisasi publik. Laporan

keuangan ini untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Tuntutan

yang besar terhadap akuntabilitas publik ini digunakan untuk


9

memberikan informasi tentang keuangan dari suatu entitas yang

berguna bagi sejumlah besar pemakai dalam membuat dan

mengevaluasi keputusan mengenai sumber daya yang dibutuhkan oleh

suatu entitas dan aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal 184, bahwa kepala Daerah

menyampaikan rancangan Perda tentang pelaksanaan APBD kepada

DPRD berupa laporan keuangan (BPK) paling lambat enam bulan

setelah tahun anggaran berakhir. Dimana Laporan Keuangan

pemerintah daerah tersebut diri dari: neraca, laporan realisasi

anggaran, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan pemerintah daerah menurut Fuad (2016:5)

adalah laporan keuangan oleh pemerintah yang tidak dibuat secara

serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan

dan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang disajikan

perusahaan sangat penting bagi pemerintahan dan pihak terkait.

Laporan keuangan merupakan kewajiban setiap pemerintah daerah

untuk membuat dan melaporkan keuangannya pada suatu periode.

Laporan keuangan juga akan menentukan, langkah apa yang dilakukan

pemerintah daerah sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai

persoalan yang ada, baik kelemahan maupun yang dimiliki

Berdasarkan pengertian dapat disimpulkan laporan keuangan

pemerintah daerah adalah laporan keuangan yang disajikan oleh

daerah yang merupakan kewajiban pemerintah daerah dalam membuat

laporan keuangannya pada satu periode tertentu yang terdiri dari

neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas
1

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan aturan dan standar

yang berlaku.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan pemerintah menyajikan informasi

yang relevan dan bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik (Nordiawan, 2006:35-36):

1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode

berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh

sumber daya ekonomi dan pengalokasianya dengan anggaran

yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi

yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil

yang telah dicapai.

4) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi

entitas pelaporan keuangan mendanai seluruh kegiatannya dan

mencukupi kebutuhan kasnya.

5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi

entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber

penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,

termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan

entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan


1

sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode

pelaporan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP)

Nomor 1, tujuan utama laporan keuangan adalah menyajikan informasi

mengenai posisi keuangan, arus kas, realisasi anggaran, dan kinerja

keuangan entitas pelaporan terhadap pengguna yang membuat dan

mengevaluasi keputusan terhadap alokasi sumber daya.

c. Peran Pelaporan Keuangan

Menurut Nordiawan (2006:35) Laporan keuangan disusun untuk

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan

seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama

satu periode. Laporan keuangan dilakukan untuk membandingkan

realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan

anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,

mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta

menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan

upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan kegiatan secara sistematik dan terstruktur pada suatu

periode pelaporan untuk kepentingan:

1) Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas

pelaporan.
1

2) Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan

kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan

sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian atas seluruh aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana

pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3) Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka atas

pertanggungjawaban pemerintah.

4) Keseimbangan Antargenerasi

Membantu para pengguna mengetahui kecukupan penerimaan

pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh

pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan

datang diasumsikan ikut menanggung beban pengeluaran

tersebut.

3. Pengukuran Kinerja Sektor Publik

a. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Menurut Wiratna (2015:107) kinerja merupakan hasil kerja yang

telah dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan dengan tujuan untuk

mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Menurut Bastian (2006) dalam penelitian Dian (2017:28)

mendefinisikan kinerja sebagai profesi yang dicapai oleh organisasi

dalam periode tertentu. Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang


1

direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi. Perhatian yang

sangat besar terhadap pengukuran kinerja disebabkan oleh opini bahwa

pengukuran kinerja dapat meningkatkan efisiensi, keefektivan,

penghematan, produktivitas pada organisasi publik.

Menurut Mardiasmo (2009:121) sistem pengukuran kinerja sektor

publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer

sektor publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur

finansial dan nonfinansial.

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi 3

(tiga) maksud yaitu, pertama pengukuran kinerja sektor publik dimaksud

untuk memperbaiki kinerja pemerintahan, kedua ukuran kinerja sektor

publik untuk mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan,

ketiga, ukuran kinerja sektor publik mewujudkan pertanggungjawaban

publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

b. Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Sujarweni

(2015-107) adalah sebagai berikut:

1) Akan memperbaiki kinerja masa yang akan datang agar lebih baik

untuk mencapai tujuan organisasi sektor publik.

2) Pengukuran kinerja sebagai pengambil keputusan seperti

mempertahankan pimpinan dan mengganti kebijakan.

3) Mewujudkan tanggungjawab publik.

4) Untuk mengkomunikasikan strategi antara atasan dan bawahan.

5) Mengalokasikan sumber daya.


1

6) Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara

berimbang untuk menelusuri perkembangan pencapaian strategi.

7) Pengukuran kinerja merupakan pendorong akuntabilitas publik.

4. Pemerintahan Desa

a. Pengertian Pemerintah Desa

Menurut Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa

merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah,

hak asal usul, dan tradisional yang diakui dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa,

pemerintahan desa adalah suatu sistem pemerintahan Negara Republik

Indonesia dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dan seluruh

kepentingan masyarakat setempat.

Pemerintah desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah

pusat yang memiliki peran strategi untuk mengatur dan mengukur

masyarakat yang ada di pedesaan demi mewujudkan pembangunan

pemerintah. Berdasarkan peranannya, maka diterbitkan peraturan-

peraturan atau undang-undang yang berkaitan dengan pemerintahan

desa yang mengatur tentang pemerintahan desa, sehingga roda

pemerintahan berjalan dengan optimal menurut Wiratna (2015:121).

Pemerintahan desa merupakan kepala desa atau yang disebut

dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintah desa.


1

Beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah

desa adalah lembaga pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala

desa yang diatur menurut undang undang, serta mengatur dan

mengurus masyarakatnya di desa dalam membangun pemerintahan

untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Laporan Keuangan Desa

Menurut Wiratna (2015:124) tahap laporan keuangan desa adalah

sebagai berikut:

1) Membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituangkan dalam

penyusunan anggaran.

2) Anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan, belanja,

pembiayaan.

Setelah anggaran disahkan maka perlu dilaksanakan. Dalam

pelaksanaan timbul transaksi. Transaksi tersebut harus dilakukan

pencatatan lengkap dengan pengumpulan bukti-bukti transaksi,

kemudian berdasarkan transaksi ini dicatat dalam jurnal, buku

besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca. Neraca berfungsi

untuk mengetahui kekayaan atau posisi keuangan desa.

3) Selain menghasilkan neraca bentuk pertanggungjawaban

pemakaian anggaran dibuat laporan realisasi anggaran desa.

c. Keuangan Desa

Menurut Wiratna (2015:123) keuangan desa adalah semua hak

dan kewajiban dalam bentuk satuan uang, serta segala sesuatu baik

berupa uang maupun barang yang dapat menjadi milik desa. Keuangan

desa terdiri atas:


1

1. Pendapatan

a. Pendapatan Asli Desa

- Hasil usaha Desa

- Hasil kekayaan Desa

- Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat

- Lain-lain pendapatan Asli Desa

Bagi Hasil Pajak Daerah

Bagian dari Retribusi Daerah

Alokasi Dana Desa

Hibah dan sumbangan pihak ketiga

Belanja Desa

Kelompok Belanja Langsung

Kelompok Belanja Tidak langsung

Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes)

Pengertian APBDes

Menurut Halim (2007:19) Anggaran Pendapatan didefinisikan

sebagai rencana operasional Pemerintah daerah, dimana satu pihak

menggambarkan perkiraan pengeluaran yang setinggi-tingginya guna

membiayai kegiatan dan proyek daerah selama satu tahun anggaran

tertentu dan pihak lain menggambarkan perkiraan sumber-sumber

penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran tersebut.


1

Menurut Mahsun et.al. (2015:81) APBD merupakan daftar yang

memuat rincian penerimaan daerah dan pengeluaran belanja daerah

selama satu tahun yang ditetapkan oleh peraturan daerah (Perda)

dalam masa satu tahun.

Menurut Wijaya (2018:54) Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDes) adalah rencana anggaran keuangan tahunan

pemerintah desa yang ditetapkan untuk menyelenggarakan program

dan kegiatan yang menjadi kewenangan desa.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) menurut (Jan

Hoesada 2019:96) adalah rencana keuangan tahunan desa yang

bersumber dari pendapatan desa. Kepala desa adalah pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan desa (Pasal 75 UU Nomor 6 tahun

2014 tentang desa) secara implisit bertanggungjawab atas realisasi

anggaran desa, perbendaharaan desa, akuntansi, dan pelaporan

keuangan desa.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah

pertanggungjawaban dari pemegang manajemen desa untuk

memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan desa

kepada masyarakat dan pemerintahan atas pengelolaan dana desa

pelaksanaan rencana-rencana program yang dibiayai dengan uang

desa. APBDes berisi pendapatan, belanja dan pembiayaan desa (Laily

et. al. 2018:19).

Jadi, berdasarkan dari pengertian maka kita dapat simpulkan

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah

rencana keuangan pemerintah desa yang memuat penerimaan dan


1

pengeluaran desa serta merupakan pertanggungjawaban untuk

memberikan informasi kepada desa atas segala aktivitas dan kegiatan

desa selama satu tahun.

b. Penyusunan Rancangan APBDes

Setelah RKP Desa ditetapkan, dilanjutkan dengan penyusunan

APBDes. Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya yang sudah

ditetapkan dalam RKP Desa menjadi pedoman proses

penganggarannya.

Secara umum proses penyusunan APBDes adalah sebagai

berikut:

1) Pelaksana kegiatan menyampaikan usulan anggaran kegiatan

pada Sekretaris Desa berdasarkan RKP Desa yang telah

ditetapkan.

2) Sekretaris Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang

APBDes (RAPBDes) dan menyampaikan kepada Kepala Desa.

3) Kepala Desa menyampaikan pada Badan Permusyawaratan Desa

untuk dibahas bersama dan disepakati.

4) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang sudah

disepakati bersama lalu disampaikan oleh kepala desa kepada

bupati melalui camat.

5) Bupati menetapkan hasil evaluasi dari Rancangan APBDes paling

lama 20 hari sejak diterima Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDes. Bupati tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas

waktu. Peraturan Desa berlaku dengan sendirinya.


1

6) Peraturan Desa tentang APBDes ditetapkan paling lambat tanggal

31 Desember tahun anggaran berjalan.

c. Pelaksanaan APBDes

Pelaksanaan keuangan desa harus ditaati melalui penerimaan

dan pengeluaran desa yang dilaksanakan melalui rekening kas desa.

Pencairan dana dalam rekening kas desa ditandatangani oleh Kepala

Desa dan Bendahara Desa. Semua penerimaan dan pengeluaran harus

memiliki bukti yang sah dan lengkap. Pendapatan desa yang diterima

oleh bendahara harus disetorkan ke rekening kas desa, dimana

pendapatan itu merupakan hasil usaha pendapatan yang berasal dari

Badan Usaha Milik Desa.

Pendapatan asli desa antara lain yang diperoleh dari hasil

pungutan desa. Hasil pungutan yang ada di desa adalah pungutan

seperti penggunaan balai desa, pungutan atas pembuatan surat-surat

keterangan, pungutan atas calon penduduk desa, dan lain-lain.

Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan

desa selain yang ditetapkan oleh peraturan desa.

Belanja desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan yang telah disepakati dalam desa dan sesuai dengan

prioritas pemerintah pusat. APBDes ditetapkan dalam bentuk peraturan

desa, program dan kegiatan yang direncanakan bias dilaksanakan.

Pelaksanaan APBDes dilakukan sesuai dengan kewenangan yang

dimiliki berdasarkan peraturan yang berlaku.


2

d. Perubahan APBDes

APBDes yang sudah ditetapkan di dalam Peraturan Desa

dimungkinkan untuk perubahan. Perubahan APBDes dapat dilakukan

dalam satu tahun anggaran. Perubahan APBDes dapat dilakukan

apabila terjadi:

1) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar

jenis belanja.

2) Keadaan yang menyebabkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SilPA) pada tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun

berjalan.

3) Penambahan dan pengurangan dalam pendapatan desa pada

tahun berjalan.

4) Peristiwa khusus yang meliputi bencana alam, kritis publik, kritis

ekonomi, dan kerusuhan sosial yang berkepanjangan.

5) Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah

desa.

6. Analisis Rasio Keuangan

a. Analisis rasio keuangan

Rasio keuangan (Wiratna, 2017:59) merupakan aktivitas untuk

menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu

akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan,

perbandingan tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan neraca

maupun rugi laba. Analisis rasio keuangan ini dimaksudkan untuk

mengetahui hubungan antara akun-akun dalam laporan keuangan, baik

dalam neraca maupun dalam laporan-laporan laba rugi. Analisis rasio


2

keuangan menggambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara

jumlah satu akun dengan jumlah akun lain dalam laporan keuangan.

Dengan menggunakan metode analisis seperti berupa rasio ini akan

dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.

Hasil rasio dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan

untuk mengetahui baik buruknya laporan keuangan suatu daerah. Rasio

keuangan digunakan untuk membandingkan laporan keuangan

pemerintah daerah dalam mengelolah sumber daya secara efektif

selama satu tahun periode anggaran.

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan dalam mengukur kinerja

keuangan pemerintah daerah. Rasio keuangan bertujuan untuk

menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah. Untuk mengukur

kinerja pemerintah daerah rasio keuangan memiliki fungsi dan tujuan

yang berbeda. Sedangkan dalam pengambilan keputusan tentang hasil

dari setiap rasio yang diukur harus dikelolah dengan baik agar dapat

mencapai tujuan dan keputusan yang disepakati. Jenis-jenis rasio

keuangan:

1) Rasio Efektivitas

Menurut Mahmudi (2016:141) rasio Efektivitas

menggambarkan kemampuan pemerintah Desa dalam merealisasi

pendapatan asli Desa yang direncanakan dibandingkan dengan

target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil Desa.


2

Berikut rumus dari Rasio Efektivitas:

2) Rasio Efisiensi

Menurut Mahmudi (2016:143) rasio efisiensi adalah rasio

yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi

pendapatan yang diterima.

Berikut rumus dari rasio Efisiensi:

3) Rasio pertumbuhan

Menurut Mahmudi (2016:137) rasio Pertumbuhan mengukur

seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam

mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah

dicapai dari periode ke periode berikutnya.

Rasio Pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui apakah

pemerintah desa dalam tahun anggaran bersangkutan atau

selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya

mengalami pertumbuhan pendapatan atau belanja secara posotif

atau negatif.
2

Berikut rumus dari rasio Pertumbuhan:

Keterangan : = Tahun yang dihitung

= Tahun sebelumnya

B. Tinjauan Empiris

Penelitian ini dilakukan lebih banyak menganalisis pengguanaan

laporan keuangan. Penelitian ini yang berhubungan dengan analisis kinerja

keuangan pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang

telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil Penelitian


Penelitian penelitian Penelitian
Yang
Digunakan
1. Vilmia Akuntabilitas Deskriptif Berdasarkan dari hasil
Farida, dkk Pengelolaan kualitatif penelitian
(2018) Alokasi Dana menunjukkan tahap
Desa (ADD) Di perencanaan Alokasi
Kecamatan Dana Desa (ADD) di
Candipuro sepuluh desa telah
Kabupaten menerapkan asas-asas
Lumajang Akuntabilitas, prinsip
partisipasi dan
transparansi. Hal
tersebut dapat dilihat
dari tingkat hadir
masyarakat yang
cukup partisipatif
dalam mengikuti
musyawarah.
2

2. Arthaingan Analisis Deskriptif Berdasarkan


H.Mutiha Kinerja kuantitatif hasil analisis
(2016) Keuangan penelitian ini
Pemerintah rata-rata
Daerah Kota kinerja pengelolaan
Bogor Tahun kota Bogor
Anggaran berdasarkan
2010-2014 rasio keuangan adalah
baik. Rasio tingkat
kemandirian keuangan
kota Bogor memiliki
hubungan yang
konsultatif, di sisi lain,
pemerintahan kota
Bogor sangat
efektif dalam
pemerintah kota Bogor

masih memprioritaskan
anggarannya dalam
belanja tidak langsung
dibandingkan dengan
belanja langsung.
3 Tia Setiani, Analisis Deskriptif Hasil penelitian
dkk (2019) Realisasi pendekatan menunjukkan
Anggaran Kualitatif bahwa
Pendapatan 1)Realisasi
Dan Belanja pendapatan
Daerah Pada telah melebihi jumlah
Pemerintah yang dianggarkan
Kota Cimahi dengan
Periode 2009 presentase rata-rata
-2018 sudah diatas 90%.
Artinya, Pemerintah
Kota Cimahi dari tahun
2009-2018 sudah
dikatakan cukup baik
dalam mengelola
sumber pendapatan
daerah 2) Realisasi
belanja tidak melebihi
jumlah
yang
dianggarkan. Artinya,
Pemerintah Kota
Cimahi dari tahun
2009-2018 sudah
dikatakan cukup baik
dalam mengelola
sumber pengeluaran
daerah. 3) Tingkat
Kemandirian
pemerintah
Kota Cimahi
dari tahun
2009-2018 rata-rata
2
sebesar 22,65%. Hal
2

ini menunjukkan bahwa


tingkat kemandirian
masih tergolong sangat
rendah.
4 Fachrul A Analisis Kuanlitatif Pelaksanaan otonomi
Siregar, Efektivitas Dan desa mendorong
dkk (2017) Efisiensi pemerintahan dan
Pengelolaan masyarakat desa untuk
Keuangan lebih mandiri dalam
Desa (studi mengatur dan
Pada Desa Di mengurus rumah
Kabupaten tangga desa, termasuk
Deli Serdang) dalam hal ini adalah
mengatur dan
mengurus Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Desa
(APBDes), terkhusus
dalam hal pengelolaan
keuangan desa yang
bersumber dari Alokasi
Dana Desa dan Dana
Desa merupakan dana
yang bersumber dari
APBN, yang sangat
penting dalam
pembangunan desa
dan bagi pelaksanaan
otonomi desa. Oleh
karena itu, penting
adanya penguatan
peran lembaga-
lembaga di desa dalam
penyelenggaraan
pembangunan.
5. Siti Ainul Akuntabilitas Kualitatif Akuntabilitas
Wida, dkk Pengelolaan Pengelolaan Alokasi
(2017) Alokasi Dana Dana Desa di 9 Desa
Desa (ADD) di di Kecamatan
Desa-Desa Rogojampi Kabupaten
Kecamatan Banyuwangi Tahun
Rogojampi 2014 adalah Sistem
Kabupaten Akuntabilitas
Banyuwangi dalam perencanaan
Alokasi Dana
Desa di 9 Desa
Kecamatan Rogojampi
telah
berlangsung sebesar
100% dan
memperoleh nilai AA.
Hal ini berarti
2

akuntabilitas
pengelolaannya telah
berlangsung
dengan memuaskan,
dan
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan
yang
berlaku. Dalam
perencanaan ADD
telah dilakukan
kegiatan musyawarah
perencanaan dan
pembangunan baik di
tingkat dusun, di
tingkat desa, maupun
di tingkat kecamatan
dengan melibatkan
BPD, LPMD, serta
perwakilan dari
masyarakat.
6 Dizzy Analisis Rasio Deskriptif Hasil analisis rasio
Asrinda Keuangan kuantitatif keuangan Desa Bulak
Siswi Untuk Menilai tahun 2015-2017 yang
Ramadhani Kinerja Dilakukan
,dkk (2019) APBDes (studi menunjukkan dari
kasus Desa aspek kemandirian
Bulok masih sangat rendah
Kecamatan yaitu sebesar 3,04%
Bendu (2015), 1,73% (2016),
Kabupaten dan 1,45% (2017),
Magetan) sedangkan dari aspek
keserasian juga masih
kurang baik yaitu
belanja rutin sebesar
42% (2015), 38%
(2016), dan 43%
(2017), untuk belanja
modal sebesar 41%
(2015), 33% (2016),
dan 42% (2017).
7 Alfred Labi Analisis kinerja Kuantitatif Pemerintah daerah
(2019) Anggaran Dan Kualitatif kabupaten pulau
Pendapatan Morotai dalam
Dan Belanja membiayai kegiatan
Daerah Pada pemerintahan,
Pemerintahan pembangunan dan
Daerah pelayanan kepada
Kabupaten masyarakat masih
Pulau Morotai mengandalkan sumber
Tahun dana eksternal yaitu
2

Anggaran dana transfer dari


2013-2015 pemerintah pusat,
dimana rasio
kemandirian keuangan
daerahnya masih
sangat rendah dengan
capaian hanya berkisar
1,21% sampai 1,36%
dan masih
berada pada
pola hubungan
instruktif, dimana pola
hubungan ini
menggambarkan
peranan pemerintahan
pusat lebih dominan
dari pada kemandirian
Pemerintahan daerah.
8 Rigel Nurul Analisis Rasio Deskriptif Hasil penelitian
Fathah Keuangan Kuantitatif menunjukkan bahwa
(2017) untuk penilaian kinerja keuangan
kinerja pada daerah Kabupaten
pemerintah Gunung Kidul jika
Daerah dilihat dari Rasio
Kabupaten Efektifitas PAD
Gunung Kidul tergolong Efektif,
karena rata-rata
efektivitasnya di atas
100% yaitu 131,8%.
Rasio
Efisiensi
Keuangan daerah
belum Efisien karena
selama lima tahun
bertururt-turut skalanya
di atas 100%. Rata-
rata rasio Efisiensi
keuangan daerah
selama lima tahun
yaitu 109,8%. Rasio
keserasian masih
banyak menglokasikan
Belanja Operasi
daripada Belanja
Modalnya, rata-rata
rasionya sebesar
71,26%, dibandingkan
dengan rata-rata
rasionya Belanja Modal
sebesar 9,92%. Rasio
pertumbuhan PAD
tumbuh secara positif.
2

Rata-rata
kemandiriannya masih
tergolong rendah sekali
dan dalam kategori
pola hubungan
instruktif, yaitu peranan
pemerintah pusat
masih sangat dominan
dibandingkan
pemerintah daerah,
karena masih tergolong
interval 0-25%.
9 Ni Ketut Analisasi Kuantitatif Hasil penelitian ini
Erna dkk Kinerja dan Kualitatif menunjukan bahwa
(2017) Keuangan tingkat kemandirian
Pemerintah keuangan Kabupaten
Kabupaten Sumbawa tergolong
Sumbawa rendah sekali, rata-rata
Tahun tingkat efektivitas PAD
Anggaran dari tahun 2010-2012
2010-2012 tergolong kurang
efektif, rata-rata tingkat
efisiensi keuangan
dengan daerah
Kabupaten Sumbawa
tergolong tidak efisien,
rata-rata tingat
pertumbuhan PAD
menunjukkan
pertumbuhan
yang positif, tingkat
proporsi pada
pemerintah
Kabupaten Sumbawa
menunjukan kontribusi
terbesar untuk
mendapatkan daerah
ditempati oleh dana
perimbangan,
sedangkan kontribusi
terbesar untuk belanja
daerah ditempati oleh
belanja tidak langsung,
rata-rata tingkat
belanja daerah
pemerintah Kabupaten
Sumbawa tahun
anggaran 2010-2012
tergolong ekonomis.
10 Hendra Analisasi Deskriptif Tingkat kemandirian
Mizkan dkk Kinerja Kuantitatif masih dalam kriteria
3

(2015) Pengelolaan “kurang” dengan pola


Keuangan hubungan dengan
Daerah dan pemerintah pusat yang
Pengaruhnya bersifat “instruktif”.
Terhadap Tingkat kemampuan
Tingkat masih dalam kriteria
Kemiskinan di “kurang”. Aktivitas
Kota keuangan untuk
Pekanbaru pembangunan
termasuk dalam kriteria
“baik”.
Efektifitas keuangan
termasuk
dalam kriteria efektif.
Efisiensi keuangan
termasuk dalam kriteria
“efisien”.
Pertumbuahan
keuangan termasuk
dalam kriteria “baik”.
Tingkat kemiskinan
tidak sepenuhnya
mengalami penurunan
dari tahun-ketahun.
Namun demikian
penurunan tingkat
kemiskinan Kota
Pekanbaru terjadi pada
tahun 2011 dan 2012.

C. Kerangka Pikir

Kinerja keuangan pemerintah daerah dapat diukur dengan

menggunakan alat analisis dengan menggunakan analisis rasio keuangan

untuk menilai kinerja pemerintah dalam satu periode. Dalam menganalisis

kinerja keuangan, rasio keuangan yang digunakan yaitu Rasio Efektivitas,

Rasio Efisiensi dan Rasio Pertumbuhan. Dengan melihat hasil rasio tersebut

maka dapat diketahui kinerja keuangan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan

Baroko.

Untuk memperjelas konsep dan arah penelitian, maka peneliti membuat

kerangka pikir sebagai berikut :


3

Kantor Desa Baroko

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes)

Analisis Rasio Keuangan Desa

Rasio Efektivitas
Rasio Efisiensi
Rasio Pertumbuhan

Kinerja Keuangan Pemerintah Desa

Gambar 2.1
Kerangka
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:8) mengemukakan bahwa

penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian ini

dimaksudkan untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah Desa Baroko.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan kegiatan

penelitian untuk memperoleh data laporan realisasi APBDes. Adapun lokasi

penelitian ini adalah di Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang. Dengan waktu penelitian kurang lebih selama dua bulan (Bulan

Juli – September 2020).

C. Definisi Operaional Variabel

Guna menghindari terjadinya kesalahpahaman pengertian penafsiran

konsep yang digunakan dalam analisis dan pembahasan, sehingga dapat

membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Beberapa

batasan dan pengertian dasar atau konsep operasional dan variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

31
3

1. Variabel independen

Menurut Widoyoko (2012:4) mengemukan bahwa variabel

independen merupakan suatu variabel bebas yang mempengaruhi

terjadinya perubahan pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel independen adalah rasio keuangan seperti rasio

efektivitas, rasio efisiensi dan rasio pertumbuhan.

2. Variabel dependen

Menurut Widoyoko (2012:4) mengemukakan bahwa variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel

bebas. Penelitian ini menggunakan varaibel dependen untuk mengetahui

objek variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi objek

variabel dependen adalah kinerja keuangan pemerintah Desa Baroko.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data sekunder yang berupa observasi dan dokumentasi. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengamatan secara langsung pada kantor Desa Baroko.

2. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-

dokumen yang menyangkut data yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

jenis data yang diperlukan adalah data laporan realisasi APBDes dari

kantor Desa Baroko. Data laporan realisasi APBDes yang digunakan

untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah Desa.


3

E. Metode Analisis Data

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, metode analisis data yang

digunakan untuk mendeskripsikan APBDes dengan menggunakan Rasio

Keuangan Daerah sebagai berikut:

1. Rasio Efektivitas

Menurut Mahmudi (2016:141) rasio efektivitas menggambarkan

kemampuan pemerintah Desa dalam merealisasi Pendapatan Asli Desa

yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan

berdasarkan potensi riil Desa.

Semakin tinggi rasio efektivitas kinerja akan semakin baik, dan

semakin rendah rasio efektivitas berarti akan semakin buruk.

Menilai tingkat rasio Efektivitas keuangan Pemerintah Desa

digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Efektivitas Keuangan Desa

Kemampuan Keuangan Rasio Efektivitas (%)

Sangat Efektif >100

Efektif >90-100

Cukup Efektif >80-90

Kurang Efektif >60-80

Tidak Efektif 60

Sumber : Buku Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


3

2. Rasio Efisiensi

Menurut Mahmudi (2016:143) rasio Efisiensi menggambarkan

perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.

Menilai tingkat Rasio Efisiensi keuangan Pemerintah Desa

digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Efisiensi Keuangan Desa

Kemampuan Keuangan Rasio Efisiensi (%)

Tidak Efisien 100% keatas

Kurang Efisien 90%-100%

Cukup Efisien 80%-90%

Efisien 60%-80%

Sangat Efisien Kurang dari 60%

Sumber: Buku Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

3. Rasio pertumbuhan

Menurut Mahmudi (2016:137) rasio Pertumbuhan bermanfaat untuk

mengetahui apakah pemerintah desa dalam tahun anggaran mengalami

pertumbuhan pendapatan atau belanja secara posotif atau negatif.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Geografi

Kabupaten Enrekang adalah ibukota Enrekang terletak kurang lebih

235 Km sebelah utara Makassar. Secara geografi Kabupaten Enrekang

terletak pada koordinat antara 30 14’ 36” sampai 30 50’ 00”. Dengan luas

wilayah sebesar 1.786,01 Km2 atau sebesar 2,83 persen dari luas

Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Enrekang mempunyai batas

wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja

Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu

Sebelah Timur : Kabupaten Sidrap

Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang

Perubahan wilayah administrasi pemerintahan baik pada tingkat

kecamatan maupun level desa/kelurahan. Pada tahun 1995 di Kabupaten

Enrekang hanya terdapat 54 desa/kelurahan yang tersebar pada 5

kecamatan. Dengan adanya perubahan situasi dan kondisi wilayah, maka

pemekaran desa/kelurahan sudah menjadi keharusan. Pada tahun 1997

desa dan kecamatan bertambah menjadi 108 desa yang tersebar di 9

kecamatan. Pada tahun 2003 terjadi penambahan 111 desa/kelurahan.

Sementara pada akhir tahun 2006 terjadi penambahan menjadi 112

desa/kelurahan dan 11 kecamatan. Terakhir pada tahun 2008 mekar

kembali menjadi 129 desa/kelurahan dan 12 kecamatan. Dari 12

kecamatan tersebut, kecamatan terluas adalah Kecamatan Maiwa

35
3

dengan luas 392,87 Km2, sedangkan kecamatan yang terkecil yaitu

Kecamatan Alla’ dengan luas 34,66 Km2.

Desa Baroko merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Baroko dan di Kabupaten Enrekang yang didirikan pada

tahun 1963 pada masa pemerintahan orde baru. Luas wilayah Desa

Baroko 9,4 km2. Wilayah Desa Baroko terdiri dari 3 Dusun, yaitu dusun

Buntu Ampang, dusun To’tallang dan dusun Sitarru dengan jumlah

penduduk sebanyak 2.428 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga yang

tercatat sebanyak 651 kepala keluarga.

Batas Wilayah Desa Baroko :

Utara : Desa Sumillan

Selatan : Kelurahan Buntu Sugi

Timur : Desa Tongko

Barat : Desa Batu Ke’de

Pemerintahan orde baru Desa Baroko yang pertama di pimpin oleh

Antong mulai tahun 1963-1965 kemudian digantikan oleh Pulindi pada

tahun 1965-1967. Pada tahun 1967-1976 yang di pimpin oleh Djama

melalui pemilihan Kepala Desa dengan masa jabatan 10 tahun.

Pemerintahan diberlakukannya otonomi daerah yang pertama di pimpin

oleh Djohan TB pada tahun 2000-2005 dengan masa jabatan 5 tahun.

Kemudian pada tahun 2006-2011 digantikan oleh Saudy Gali. Pada tahun

2012-2017 digantikan oleh Muslimin yang telah memimpin selama 2 (dua)

periode sampai pada saat pemerintahan sekarang. Yang terdiri dari (3)

tiga dusun.
3

2. Visi Dan Misi Kantor Desa Baroko

a. Visi Kantor Desa Baroko

Terbentuknya tata kelola pemerintahan yang berbasis

Pelayanan, Transparan, Berkeadilan dan Akuntabel sehingga

terciptanya masyarakat yang Religius, Mandiri, Maju, Aman dan

Sejahtera.

b. Misi Kantor Desa Baroko

Untuk mewujudkan Visi Kepala Desa Baroko tersebut dirumuskan

Misi sebagai berikut:

1) Menjadikan pelaksanaan pembangunan dalam pengelolaan

keuangan yang transparan dan akuntabel.

2) Melibatkan semua unsur masyarakat dalam bermusyawarah,

perencanaan, pelaksanaan dan pembangunan serta pengawasan

pembangunan di Desa.

3) Melakukan pembagian anggaran yang berkeadilan terhadap

setiap Dusun.

4) Melibatkan dan memperdayakan semua Aparatur Desa sesuai

Tupoksi dalam pembangunan.

5) Melibatkan dan mengaktifkan semua Aparatur Desa sesuai

Tupoksi dalam pembangunan.

6) Menjadikan pemerintahan Desa sebagai fasilitas dalam pelayanan

masyarakat untuk pengurusan Administrasi seperti Akte Kelahiran,

Kartu Keluarga dll, demi memperlancar urusan masyarakat serta

pembinaan sosial keagamaan dan meningkatkan kapasitas


3

perempuan melalui pembinaan Majelis Takwin, Kesenian dan

PKK.

7) Melakukan pembinaan Generasi Muda melalui Olahraga,

Keagamaan, dan Kesenian.

8) Mendorong dan membina pengusaha kecil, kelompok tani, usaha

kreatif dalam meningkatkan usahanya dalam menopang ekonomi

masyarakat Desa.

9) Membangun sarana perekonomian, masyarakat, sarana

kesehatan, sarana pendidikan, sarana olahraga, pertanian,

peternakan, dan infrastruktur di Desa.

10) Mewujudkan persatuan dan kesatuan masyarakat Desa Baroko

dan penyelesaian permasalahan melalui musyawarah mufakat

berdasarkan asas kekeluargaan.

3. Stuktur Organisasi

Sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku untuk kelancarkan

dan keberhasilan suatu kantor desa perlu di bentuk struktur organisasi

dengan tujuan agar terlaksananya tugas dengan lancar dan baik. Dengan

adanya struktur organisasi maka kita bisa melihat pembagian kerja dan

bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda bisa di koordinasikan

dengan baik.

Adapun susunan struktur organisasi pada kantor Desa Baroko

sebagai berikut:
KEPALA DESA BAROKO
BPD

SEKRETARIS DESA BAROKO


Struktur Organisasi Kantor Desa
Gambar 4.1

KAUR PERENCANAAN KASI PELAYANAN KASI PEMERINTAHANKASI KESEJAHTERAAN


KAUR
KEUANGA

KADUS BT. AMPANG KADUS SITARRU KADUS TO’ TALLANG

3
4

4. Daftar Perangkat Desa Baroko

a. Ketua BPD : Anzari, S.Pd, MM

b. Kepala Desa : Muslimin

c. Sekretaris Desa : Disra, S.Pd

d. Kaur Keuangan : Herawati, AMd. Kom

e. Kaur Perencanaan : Rahmat Tawakkal AZ, S.Pd

f. Kasi Pelayanan : Agus Salim

g. Kasi Pemerintahan : Mustari

h. Kasi Kesejahteraan : Dedi Kurniawan

i. Kadus Buntu Ampang : Mardan. B

j. Kadus To’tallang : Jumain Oge

k. Kadus Sitarru : Idris. K

5. Fungsi Perangkat Desa

a. Kepala Desa

Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai

tugas, wewenang, dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah

tangga desanya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan

pemerintahan daerah. Kepala desa berkedudukan sebagai kepala

pemerintah desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan

desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,

pemberdayaan masyarakat. Adapun fungsi dari kepala desa dalam

melaksanakan tugasnya sebagai berikut :

1) Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan

motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik,


4

lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga,

dan karang taruna.

2) Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana

prasarana pedesaan, dan pembangunan bidang pendidikan

kesehatan.

3) Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan

lembaga lainnya.

4) Menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja

pemerintahan, penataan peraturan di desa, pembinaan masalah

pertahanan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan

upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan,

dan penataan dan pengelolaan wilayah.

5) Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

b. Sekretaris Desa

Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa dalam

bidang administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana sekretaris desa mempunyai fungsi :

1) Perencanaan Penyelenggaraan pemerintahan Desa.

2) Perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan Desa.

3) Pengkoordinasikan pelaksanaan tugas bagian.

4) Pelaksanaan urusan surat-menyurat, kearsipan, dan

perpustakaan.

5) Pelaksanaan personalian perangkat desa.


4

6) Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga

pemerintahan Desa.

7) Penataan administrasi kepala desa dan perangkat desa

8) Penyiapan rapat-rapat.

9) Menyusun rencana anggran pendapatan dan belanja desa

10) Pelayanan umum.

c. Kepala Urusan

Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

Kepala urusan bertugas membantu sekretaris desa dalam urusan

pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan, kepala urusan sebagai berikut :

1) Melaksanakan urusan tata naskah.

2) Pengelolaan arsip desa.

3) Penyediaan prasarana kantor.

4) Penyiapan rapat-rapat.

5) Pelayanan Umum.

6) Penyiapan kegiatan perjalanan dinas.

7) Pengadministrasian aset dan inventarisasi.

8) Pengadministrasian penghasilan kepala desa, prangkat desa,

BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

9) Pengadministrasian sumber pendapatan dan pengeluaran.

10) Penyusunan laporan.

11) Pengurusan administrasi keuangan.

12) Menyusun rancana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes).
4

d. Bagian pemerintahan

1) Penyusunan rencana kegiatan kegiatan pemerintahan.

2) Pembinanaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3) Pelaksanaan administrasi kependudukan.

4) Pelaksanaan administrasi pertahanan.

5) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan bidang pemerintahan

Desa.

6) Menyusun dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bagian

pemerintahan.

e. Bagian Perencanaan Pembangunan

1) Penyusunan rencana kegiatan bagian pembangunan.

2) Pembinaan pembangunan sarana dan prasarana.

3) Pembinaan peningkatan penghasilan tanah-tanah milik desa.

4) Pembinaan pengembangan sumber-sumber pendapatan desa.

5) Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang pembangunan.

6) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang

pembangunan.

f. Bagian Keuangan

1) Penyusunan rencana kegiatan bagian keuangan.

2) Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

3) Pelaksanaan pungutan desa.

4) Kengelolaan keuangan desa.

5) Penggalian sumber pendapatan desa.

6) Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang keuangan.


4

7) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang

keuangan.

g. Bagian Kesejahteraan Masyarakat

1) Penyusunan rencana kegiatan bagian kemasyarakatan.

2) Pembinaan dan pencatatan administrasi nikah, talak, cerai, dan

rujuk.

3) Pembinaan bidang kesejahteraan keluarga dan

kemasyarakatan.

4) Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang

kemasyarakatan.

5) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang

kemasyarakatan.

h. Pelaksanaan Kewilayahan

Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala

desa sebagai satuan tugas kewilayahan. Jumlah unsur pelaksanaan

kewilayahan sebagaimana dimaksud ditentukan secara proporsional

antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dengan kemampuan

keuangan desa serta memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik,

geografis, jumlah kepadatan penduduk, serta sarana prasarana

penunjang tugas. Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud

dilaksanakan oleh kepala dusun.

Kepala dusun bertugas membantu kepala desa di bidang

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat di

wilayahnya.
4

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud kepala

dusun memiliki fungsi :

1) Pembinaan ketentraman dan ketertiban.

2) Pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat.

3) Pembinaan mobilitas kependudukan.

4) Penataan dan pengelolaan wilayah.

5) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

6) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam

meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungannya.

7) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

i. Pelaksana Teknisi

Pelaksana teknisi merupakan unsur pembantu kepala desa

sebagai pelaksana tugas operasional dan berdudukan. Pelaksana

teknisi sebagai mana dimaksud dipimpin oleh terdiri dari seksi

pemerintahan, seksi pelayanan, dan seksi kesejahteraan. Untuk

melaksanakan tugas kepala seksi mempunyai fungsi :

1) Membina masalah pertahanan

2) Pendataan dan pengelolaan profil desa

3) Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat

4) Melaksanakan penyuluhan dan motivasi

5) Melaksanakan pembangunan sarana prasarana pedesaan

6) Pembangunan bidang pendidikan, dan kesehatan


4

B. Hasil Penelitian

Analisis kinerja keuangan Kantor Desa Baroko Kecamatan Baroko

dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian mengenai tingkat

kemajuan pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam bidang keuangan. Rasio

yang digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan Kantor Desa Baroko

Kecamatan Baroko adalah rasio Efektivitas, rasio Efisiensi dan rasio

Pertumbuhan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan realisasi

anggaran pendapatan dan belanja desa. Data tersebut dapat memberikan

gambaran informasi mengenai kinerja keuangan kantor Desa Baroko

Kecamatan Baroko dari tahun 2016-2019. Adapun hasil dari analisis rasio

adalah sebagai berikut:

1. Rasio Efektivitas

Menurut Mahmudi (2016:141) rasio efektivitas menggambarkan

kemampuan pemerintah Desa dalam merealisasi Pendapatan Asli Desa

yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan

berdasarkan potensi riil Desa.

Rasio Efektivitas Desa dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebagai

berikut:
4

Tabel 4.1

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko

Tahun Realisasi Pendapatan Target Pendapatan (Rp)


(Rp)
2016 340.063.200 510.094.800

2017 1.048.514.656 1.047.810.500

2018 1.307.769.503 1.305.112.000

2019 1.678.572.000 1.678.572.000

Sumber Data : Laporan Realisasi Anggaran Desa Baroko (diolah2020)

Berdasarkan tabel 4.1 Laporan Realisai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko pada tahun

2016 target pendapatan lebih besar daripada realisasi pendapatan. Pada

tahun 2017 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya disebabkan

karena realisasi pendapatan lebih besar daripada target pendapatan.

Kemudian pada tahun 2018 kembali mengalami peningkatan realisasi

pendapatan lebih besar daripada target pendapatan. Sedangkan pada

tahun 2019 target pendapatan dan realisasi pendapatan memiliki nilai

yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun ini anggaran

pendapatan tidak mengalami penurunan dan peningkatan.

Berdasarkan tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes) Desa Baroko dari tahun 2016-2019 terlihat

bahwa terjadi peningkatan setiap tahun, hal ini menunjukkan karena

program kerja yang semakin baik sehingga pembangunan yang ada di

Desa Baroko Kecamatan Baroko semakin meningkat dan

mensejahterakan masyarakat Desa. Dengan tingkat kemajuan mampu


4

memberikan dorongan kepada masyarakat desa sehingga meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan Desa yang diharapkan

memiliki kualitas yang baik bagi masyarakat Desa. Dengan meningkatkan

kualitas bagi masyarakat Desa dalam memenuhi pembangunan

masyarakat Desa dapat mendorong kemajuan masyarakat desa.

Perhitungan Rasio Efektivitas Kantor Desa Baroko Kabupaten

Enrekang Tahun Anggaran 2016-2019, sebagai berikut :

Tabel 4.2

Rasio Efektivitas Keuangan Kantor Desa Baroko

Tahun Realisasi Target Rasio Kemampuan


Pendapatan Pendapatan Efektivitas Keuangan
(Rp) (Rp) (%)
2016 340.063.200 510.094.800 66,67% Kurang Efektif

2017 1.048.514.656 1.047.810.500 100,07% Sangat Efektif

2018 1.307.769.503 1.305.112.000 100,20% Sangat Efektif

2019 1.678.572.000 1.678.572.000 100% Efektif

Sumber Data : Laporan Realisasi Anggaran Desa Baroko (diolah 2020)

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa perhitungan rasio efektivitas

diketahui pada tahun 2016 memiliki nilai sebesar 66,67 persen yang

dikategorikan kurang efektif, disebabkan karena target pendapatan lebih

tinggi dibandingkan realisasi pendapatan. Pada tahun 2017 mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 100,07 persen yang

dikategorikan sangat efektif, disebabkan karena kenaikan realisasi

pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan target pendapatan.

Kemudian pada tahun 2018 kembali mengalami peningkatan sebesar

100,20 persen yang dikategorikan sangat efektif, disebabkan karena


4

kenaikan realisasi pendapatan lebih tinggi dibandingkan target

pendapatan. Sedangkan pada tahun 2019 memiliki nilai sebesar 100

persen dikategorikan efektif, disebabkan karena nilai target pendapatan

dan realisasi pendapatan memiliki nilai yang sama. Hal ini menunjukkan

bahwa pada tahun ini anggaran pendapatan tidak mengalami

peningkatan dan penurunan.

Kinerja keuangan pemerintah Desa apabila sudah efektif

berdampak baik pada pengembangan dan pembangunan dalam suatu

desa. Apabila pengelolaan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Desa (APBDes) yang terealisasikan tidak efektif dapat membuat

suatu desa tidak mengalami perkembangan atau mengalami penurunan.

Kemampuan desa dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif. Hal ini

menunjukkan dalam penerimaan PAD sesuai dengan yang telah

dianggarkan.

2. Rasio Efisiensi

Menurut Mahmudi (2016:143) rasio Efisiensi menggambarkan

perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.

Rasio Efisiensi Desa dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:
5

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko

Tahun Realisasi Belanja PADes Realisasi Pendapatan


(Rp) (Rp)
2016 324.063.200 340.063.200

2017 1.047.989.494 1.048.514.656

2018 1.305.386.868 1.307.769.503

2019 1.637.097.925 1.678.572.000

Sumber Data : Laporan Realisasi Anggaran Desa Baroko (diolah2020)

Berdasarkan tabel 4.3 Laporan Realisai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko pada tahun

2016 realisasi pendapatan lebih besar daripada realisasi belanja. Pada

tahun 2017 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya disebabkan

karena realisasi pendapatan lebih besar daripada realisasi belanja.

Kemudian pada tahun 2018 kembali mengalami kenaikan hal ini

disebabkan karena realisasi pendapatan lebih besar daripada realisasi

belanja. Sedangkan pada tahun 2019 realisasi belanja dan realisasi

pendapatan memiliki nilai yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada

tahun ini anggaran pendapatan tidak mengalami penurunan dan

peningkatan.

Berdasarkan tabel 4.3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa Baroko dari tahun 2016-2019 terlihat bahwa terjadi


5

peningkatan setiap tahun, hal ini terjadi karena program kerja dan

pembagunan yang semakin berkembang dengan baik sehingga mampu

mensejahterakan masyarakat dan diharapkan memiliki kualitas yang baik.

Dengan meningkatkan kualitas bagi masyarakat Desa dalam memenuhi

pembangunan masyarakat Desa dapat mendorong kemajuan masyarakat

desa.

Perhitungan Rasio Efisiensi Kantor Desa Baroko Kabupaten

Enrekang Tahun Anggaran 2016-2019, sebagai berikut :

Tabel 4.4

Rasio Efisiensi Kantor Desa Baroko

Tahun Realisasi Realisasi REKD Kemampuan


Belanja PADes Pendapatan (%) Keuangan
(Rp) (Rp)
2016 324.063.200 340.063.200 95,29% Kurang Efisien

2017 1.047.989.494 1.048.514.656 99,94% Kurang Efisien

2018 1.305.386.868 1.307.769.503 99,82% Kurang Efisien

2019 1.637.097.925 1.678.572.000 97,52% Kurang Efisien

Sumber Data : Laporan Realisasi Anggaran Desa Baroko (diolah 2020)

Perhitungan rasio efisiensi diketahui bahwa pada tahun 2016

memperoleh nilai sebesar 95,29 persen dikategorikan kurang efisien,

disebabkan kerena total belanja lebih tinggi dibandingkan dengan

realisasi pendapatan. Pada tahun 2017 memperoleh nilai sebesar 99,94

persen dikategorikan kurang efisien, disebabkan karena jumlah total

belanja lebih tinggi dibandingkan realisasi pendapatan. Kemudian pada

tahun 2018 memperoleh nilai sebesar 99,82 persen dikategorikan kurang

efisien, yang disebabkan karena peningkatan total belanja yang lebih


5

tinggi dibandingkan realisasi pendapatan. Sedangkan pada tahun 2019

memperoleh nilai sebesar 97,52 persen dikategorikan kurang efisien,

disebabkan karena peningkatkan jumlah total belanja lebih tinggi

dibandingkan realisasi pendapatan. Secara keseluruhan jika dilihat dari

tahun 2016-2019 kinerja keuangan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan

Baroko dikategorikan kurang efisien.

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa tingkat rasio Efisiensi

dikategorikan kurang efisien karena tingkat realisasi pendapatan lebih

tinggi dibandingkan biaya pemerolehan PAD. Hal ini terjadi kerena

pendapatan asli desa yang diterima oleh Desa Baroko lebih besar dari

pada biaya yang diperoleh untuk mendapatkan pendapatan asli desa

maka keuangan desa kurang efisien. Apabila pendapatan asli desa yang

diterima oleh desa lebih kecil dari pada biaya yang diperoleh untuk

mendapatkan pendapatan asli desa maka keuangan desa sangat efisien.

3. Rasio Pertumbuhan Pendapatan

Rasio Pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan

pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan

keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya.

Rasio pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui pemerintah desa

dalam mengalami pertumbuhan pendapatan secara posotif atau negatif.

Rasio petumbuhan pendapatan Pendapatan dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:


5

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko

Tahun Realisasi Pendapatan


(Rp)
2016 340.063.200

2017 1.048.514.656

2018 1.307.769.503

2019 1.678.572.000

Sumber Data : Laporan Realisasi Anggaran Desa Baroko (diolah2020)

Berdasarkan tabel 4.5 Laporan Realisai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko pada tahun

2016 ke tahun 2017 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya pada

realisasi pendapatan. Kemudian pada tahun 2018 kembali mengalami

peningkatan realisasi pendapatan daripada tahun sebelumnya.

Sedangkan pada tahun 2019 mengalami peningkatan realisasi

pendapatan dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan dari tabel 4.5 jika dilihat dari Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa Baroko

Kecamatan Baroko setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini terjadi

meningkatnya pendapatan asli desa setiap tahun, serta pembangunan

yang semakin baik. Meningkatnya pendapatan asli desa dapat


5

berdampak baik terhadap program kerja serta dapat mendorong

masyarakat desa dalam mensejahterakan pembangunannya.

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Kantor Desa Baroko

Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2016-2019, sebagai berikut :

Tabel 4.6

Rasio Pertumbuhan Pendapatan Kantor Desa Baroko

Tahun Realisasi Realisasi Rasio


Pendapatan Pendapatan Pertumbuhan
Tahun (Rp) Pendapatan (Rp)
Sebelumnya
(Rp)
2016 - 340.063.200 -

2017 340.063.200 1.048.514.656 208,32%

2018 1.048.514.656 1.307.769.503 24,72%

2019 1.307.769.503 1.678.572.000 28,35%

Sumber Data : Laporan Realisasi Anggaran Desa Baroko (diolah 2020)

Perhitungan tabel 4.6 terlihat bahwa perhitungan Rasio

Pertumbuhan Pendapatan pada tahun 2017 dengan presentase 208,32

persen disebabkan karena realisasi pendapatan tahun berjalan lebih

besar dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu. Kemudian pada

tahun 2018 memiliki presentase sebesar 24,72 persen, disebabkan

karena realisasi pendapatan tahun berjalan lebih besar daripada realisasi

pendapatan tahun lalu, pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2019 memiliki presentase 28,35

persen, disebabkan karena realisasi pendapatan tahun lalu lebih tinggi

dari pada realisasi Pendapatan tahun berjalan, pada tahun ini mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan dari tahun 2016-


5

2019 memiliki rata-rata 78,46 persen yang berarti tumbuh secara positif,

artinya kinerja keuangan pemerintah Desa Baroko sudah baik.

Kinerja keuangan pemerintah Desa dikatakan baik, jika setiap

tahunnya pertumbuhan pendapatan yang dihasilkan bernilai positif.

Sehingga diharapkan Desa Baroko selalu meningkatkan PAD dengan

cara mengoptimalkan berbagai macam potensi yang dimilikinya dan

berusaha sehingga tidak terlalu bergantung pada bantuan pemerintah.

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa tingkat rasio pertumbuhan yang

positif, hal ini menunjukkan bahwa kinerja pendapatan Desa Baroko

Kecamatan Baroko sudah mampu dalam merealisasi PAD. Pemerintah

Desa Baroko mengevaluasi kembali mana saja yang perlu mendapat

perhatian untuk penyusunan APBD dan realisasinya pada tahun-tahun

anggran berikutnya.

C. Pembahasan

1. Rasio Efektivitas

Laporan keuangan Realisasi Anggaran Dan Pendapatan Belanja

Desa (APBDes) Desa Baroko menunjukkan bahwa anggaran Pendapatan

Asli Desa (PAD) mengalami penurunan dan kenaikan dari tahun 2016-

2019. Pada tahun 2016 anggaran pendapatan asli desa sebesar

Rp.510.094.800. Pada tahun 2017 anggaran pendapatan asli desa

mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.047.810.500. Pada tahun 2018

pendapatan asli desa mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.305.112.000.

Kemudian pada tahun 2019 anggaran pendapatan asli desa kembali

mengalami kenaikan menjadi Rp. 1.678.572.000.


5

Realisasi Pendapatan Asli Desa (PAD) kantor Desa Baroko dari

tahun 2016-2019 mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2016

realisasi Pendapatan Asli Desa sebesar Rp. 340.063.200. Pada tahun

2017 realisasi pendapatan asli desa mengalami kenaikan sebesar

Rp.1.048.514.656. Sedangkan pada tahun 2018 realisasi pendapatan asli

desa kembali mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.307.769.503. Kemudian

pada tahun 2019 realisasi pendapatan asli desa mengalami kenaikan

menjadi Rp. 1.678.572.000.

Berdasarkan perhitungan dari Rasio Efektivitas dapat diketahui

bahwa Rasio Efektivitas realisasi anggaran Pendapatan Asli Desa (PAD)

Desa Baroko Kecamatan Baroko Efektif. Pada tahun 2016 sebesar 66,67

persen, pada tahun 2017 sebesar 100,07 persen, tahun 2018 sebesar

100,20 persen, kemudian pada tahun 2019 sebesar 100 persen.

Berdasarkan Rasio Efektivitas kinerja keuangan Pemerintah Kantor Desa

Baroko Kecamatan Baroko pada tahun 2016 dikategorikan Kurang Efektif

karena nilai yang diperoleh diatas 60 persen. Pada tahun 2017 dan tahun

2018 dikategorikan Sangat Efektif karena nilai yang diperoleh diatas 100

persen. Pada tahun 2019 dikategorikan Efektif karena nilai yang diperoleh

100 persen.

Laporan keuangan dikatakan efektif jika nilai rata-ratanya diatas 100

persen. Berdasarkan uraian dari hasil perhitungan pada Rasio Efektivitas,

Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko Efektif

karena rata-rata efektivitasnya diatas 90 persen yaitu 91,73 persen.

Rasio Efektivitas dari tahun 2016-2019 terjadi kenaikan disebabkan

karena jumlah realisasi anggaran pendapatan yang besar berbanding


5

balik dengan jumlah anggaran pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa

kinerja keuangan kantor Desa Baroko Kecamatan Baroko sudah baik

dalam merealisasikan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) yang telah direncanakan.

Meningkatnya rasio ini menunjukkan bahwa pemerintah kantor

Desa Baroko Kecamatan Baroko dapat dikatakan memiliki kinerja yang

Efektif dalam mengelola Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes). Dengan meningkatnya rasio ini dapat menunjukkan bahwa

pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko dapat dikatakan Efektif

dalam mengelola kinerja keuangan pemerintah desa.

Analisis Efektivitas dapat diketahui seberapa besar realisasi

pendapatan daerah terhadap target yang harus dicapai pada periode

tertentu. Dengan adanya target realisasi pendapatan daerah dimaksud

untuk mendorong kinerja pemerintah daerah dalam mencapai

penerimaan daerah yang tinggi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rigel Nurul Fathah (2017) yang melakukan penelitian di Daerah

Kabupaten Gunung Kidul dijelaskan bahwa Kinerja Keuangan Daerah

Kabupaten Gunung Kidul jika dilihat dari rasio efektivitas tergolong Efektif

karena, rata-rata Efektivitasnya diatas 100% yaitu 131,8%. Dari hasil

penelitian ini menunjukkan Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko

Kecamatan Baroko Efektif karena rata-rata efektivitasnya diatas 90

persen yaitu 91,73 persen.

2. Rasio Efisiensi

Laporan keuangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes) Kantor Desa Baroko Kecamatan Baroko menunjukkan bahwa


5

mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2016 realisasi

pendapatan asli desa sebesar Rp. 340.063.200, pada tahun 2017

realisasi pendapatan asli desa sebesar Rp. 1.048.514.656, kemudian

pada tahun 2018 realisasi pendapatan asli desa sebesar Rp.

1.307.769.503, sedangkan pada tahun 2019 realisasi pendapatan asli

desa sebesar Rp. 1.678.572.000.

Realisasi Anggaran Belanja Kantor Desa Baroko Kecamatan

Baroko pada tahun 2016 realisasi anggaran belanja sebesar Rp.

324.063.200, pada tahun 2017 realisasi anggaran mengalami kenaikan

menjadi Rp. 1.047.989.494. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan

dengan nilai Rp. 1.305.386.868. Kemudian pada tahun 2019 kembali

mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 1.637.097.925.

Berdasarkan perhitungan rasio efisiensi dapat diketahui bahwa rasio

efisiensi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes) Desa

Baroko Kecamatan Baroko dari tahun 2016-2019, dimana pada tahun

2016 memperoleh nilai sebesar 95,29 persen. Pada tahun 2017 memiliki

nilai sebesar 99,94 persen, kemudian pada tahun 2018 dengan nilai

99,82 persen, sedangkan pada tahun 2019 sebesar 97,52 persen. Hal ini

terjadi karena dari tahun 2016-2019 realisasi pendapatan lebih besar

daripada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan.

Berdasarkan dari perhitungan rasio efisiensi dari tahun 2016-2019

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes), kinerja keuangan

Realisasi Pendapatan Asli Desa Kurang Efisien sehingga masyarakat

perlu lebih meningkatkan pendapatan asli desa di kantor Desa Baroko.

Hal itu terjadi dikarenakan biaya yang dikeluarkan Desa Baroko


5

Kecamatan Baroko untuk memperoleh pendapatan asli desa lebih besar

daripada biaya yang diperoleh untuk mendapatkan pendapatan Asli Desa

yang diterima oleh Desa Baroko Kecamatan Baroko. Laporan keuangan

dikatakan efisien jika nilai rata-ratanya di bawah 100 persen.

Penurunan rasio efisiensi dari tahun 2016-2019 terjadi disebabkan

karena jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan

berbanding terbalik dengan jumlah realisasi pendapatan. Dengan

menurunnya rasio ini juga menunjukkan Pemerintah Desa Baroko

Kecamatan Baroko dapat dikatakan memiliki kinerja yang kurang efisien

dalam mengelola kinerja keuangan pemerintah desa.

Menurut uraian dari perhitungan diatas Rasio Efisiensi Kinerja

Keuangan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko rata-rata efisiensi

keuangan Desa Baroko Kecamatan Baroko diatas 90 persen yaitu 98,14

persen. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli desa yang diterima

Desa Baroko Kecamatan Baroko dalam mendapatkan Pendapatan Asli

Desa (PAD) lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan oleh Desa

Baroko Kecamatan Baroko, maka keuangan desa kurang efisien. Apabila

pendapatan asli desa yang diterima oleh desa lebih kecil dari pada biaya

yang diperoleh untuk mendapatkan pendapatan asli desa maka keuangan

desa sangat efisien.

Analisis Rasio Efesiensi dapat diketahui seberapa besar biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan

yang diterima. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut

Erna Rahma, dkk (2016) yang melakukan penelitian di Daerah Kabupaten

Sumbawa dijelaskan bahwa Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten


6

Sumbawa jika dilihat dari rasio efesiensi tergolong tidak efisien karena,

rata-rata efesiensinya diatas 100 persen yaitu 101,98 persen. Dari hasil

penelitian ini menunjukkan Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko

Kecamatan Baroko Kurang Efesien karena rata-rata efesiensinya diatas

100 persen yaitu 98,14 persen.

3. Rasio Pertumbuhan Pendapatan

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes) Desa Baroko Kecamatan Baroko pada tahun 2016 realisasi

pendapatan sebesar Rp. 340.063.200. Pada tahun 2017 realisasi

pendapatan mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.048.514.565. Kemudian

pada tahun 2018 memiliki nilai sebesar Rp. 1.307.769.503. Sedangkan

pada tahun 2019 realisasi pendapatan memiliki nilai sebesar Rp.

1.678.572.000.

Berdasarkan perhitungan Rasio Pertumbuhan dapat diketahui

bahwa Rasio Pertumbuhan PAD keuangan Kantor Desa Baroko

Kecamatan Baroko pada tahun 2017 sebesar 208,32 persen, mengalami

penurunan dari tahun 2018 sebesar 24,72 persen. Kemudian mengalami

kenaikan pada tahun 2019 sebesar 28,35 persen.

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa Pertumbuhan PAD kantor Desa Baroko

menunjukkan pertumbuhan yang positif dan negatif. Pertumbuhan

Pendapatan Asli Desa yang tertinggi ada pada tahun 2017 yaitu sebesar

208,32 persen dan mengalami penurunan pertumbuhan di tahun 2018

sebesar 24,72 persen.

Menurut uraian dari perhitungan diatas Rasio Pertumbuhan Kinerja

Keuangan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko menunjukkan


6

pertumbuhan secara positif dari tahun 2016-2019 karena rata-rata

pertumbuhan keuangan Desa Baroko Kecamatan Baroko 78,46 persen

diatas 90 persen.

Analisis Rasio Pertumbuhan pendapatan dapat diketahui seberapa

besar tingkat kemampuan dalam meningkatkan kesuksesan yang telah

diperoleh dari satu periode ke periode selanjutnya. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Alfred Labi (2019) yang melakukan

penelitian Daerah Kabupaten Pulau Morotai dijelaskan bahwa Kinerja

Keuangan Daerah Daerah Kabupaten Pulau Morotai jika dilihat dari rasio

pertumbuhan menunjukan pertumbuhan yang positif. Dari hasil penelitian

ini menunjukkan Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan

Baroko tingkat rasio pertumbuhan yang positif, hal ini menunjukkan

bahwa kinerja pendapatan Desa Baroko Kecamatan Baroko sudah

mampu dalam merealisasi PAD. Pemerintah Desa Baroko mengevaluasi

kembali mana saja yang perlu mendapat perhatian untuk penyusunan

APBD dan realisasinya pada tahun-tahun anggran berikutnya.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dari tahun 2016-2019 sudah baik.

Hal itu dapat dilihat dari perhitungan Rasio Efektifitas, dan Rasio Efisiensi

sebagai berikut :

1. Kinerja Keuangan Desa Baroko Kecamatan Baroko jika dilihat dari

Rasio Efektivitas dikategorikan efektif, kerena rata-rata Efektivitas dari

tahun 2016-2019 yaitu sebesar 91,73 persen. Hal menunjukkan

bahwa Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang dapat dikatakan memiliki kinerja yang efektif dalam

mengelola Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) yang telah

direncanakan. Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Baroko

Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sudah baik dalam

merealisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes) yang

telah direncanakan.

2. Kinerja Keuangan Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang jika dlihat dari Rasio Efisiensi dikategorikan kurang efisien,

karena rata-rata Efisiensi dari tahun 2016-2019 yaitu 98,14 persen.

Hal ini menunjukkan masyarakat perlu lebih meningkatkan

pendapatan asli Desa Baroko Kecamatan Baroko. Pendapatan asli

desa yang diterima Desa Baroko lebih besar dari pada biaya yang

dikeluarkan oleh Desa Baroko.

62
6

3. Kinerja Keuangan Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten

Enrekang jika dlihat dari Rasio Pertumbuhan tumbuh secara positif.

Rata-rata Rasio Pertumbuhan Pendapatan Realisasi Aggaran dari

tahun 2016-2019 sebesar 78,46 persen, hal ini menunjukkan bahwa

kinerja pendapatan Desa Baroko Kecamatan Baroko sudah mampu

dalam merealisasi PAD.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko :

a. Laporan keuangan Desa Baroko masih terbatas dan informasi

tentang Kantor Desa Baroko yang masih kurang sehingga masih

perlu diperbaiki untuk meningkatkan laporan keuangan.

b. Pendapatan Asli Desa (PAD) Desa Baroko ditingkatkan lebih

lanjut dan Pemerintah Desa Baroko Kecamatan Baroko

mengefektifkan dana secara berkelanjutan sehingga Desa memliki

sumber dana sendiri. Pemerintah Desa Baroko Kecamatan

Baroko harus terus meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD)

dari tahun ke tahun dan di harapkan pemerintah Desa juga perlu

meningkatkan realisasi Pendapatan Asli Desa (PAD) sehingga

dapat melaksanakan otonomi desa yang baik.

c. Pemerintah Desa masih perlu meningkatkan dalam mengelola

laporan keuangan sehingga dapat terwujudnya kinerja keuangan

yang baik tahun berikutnya.


6

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang

sama diharapkan menggunakan lebih banyak rasio-rasio keuangan

agar hasil penelitiannya bisa akurat dan mengetahui kinerja keuangan

Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang. Diharapkan

menambahkan periode tahun anggaran yang dianalisi untuk

mengetahui Kinerja Keuangan Desa Baroko Baroko.


Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA

Asrinda, Dizzy, S. R, et. al. 2019. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja
APBDes (studi kasus Desa Bulok Kecamatan Bendu Kabupaten
Magetan). Jurnal Akuntansi Universitas Jember. Volume 17.Nomor.
1

Bastian, 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Erlangga.PT. Gelora


Aksara Pratama.

Bre Mamana, K. H. 2018. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintahan Desa Periode


2013-2016 (Studi Kasus di Desa Margorejo). Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.

Ch. E. Sasuwuk, Nathania, et.al, 2016. Analisis Kinerja Realisasi Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Daerah Serta Potensi Pendapatan Asli
Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Minahasa Utara.
Universitas Sam Ratulangi Manado.

Faradhiba, L., & Diana, N. 2018. Akuntansi Pemerintahan Desa Dalam


Pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) (Studi
Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo-
Jombang). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi. Volume 7. Nomor 07.

Fathah, Rigel Nurul. 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja
Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal
EBBANK. Volume 8 Nomor 1.

Farida, V., Jati, A. W., & Harventy, R. 2018. Analisis Akuntabilitas Pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kecamatan Candipuro Kabupaten
Lumajang. Jurnal Akademi Akuntansi. Volume 1. Nomor 1

Fuad, 2016. Analisis Laporan keuangan Pemerintah Daerah. Bogor. Penerbit:


Ghalia Indonesia

Halim, Abdul, 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Ketiga Jakarta. Penerbit: Salemba Empat

Hoesada Jan. 2019. Akuntansi Desa. Jakarta. Penerbit: Salemba Empat

Irmawati, 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Batu Karaeng


Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng. Universitas
Muhammadiyah Makassar

Istyanngtias Dian, 2017. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Dan


Pemerintah Kota Di Jawa Tengah Tahun 2010-2014. Institut Agama
Islam Negeri Surakarta.

Khoirul, Arifa Naima, 2017. Analisis Kinerja Anggaran Pendapatan Belanja


Daerah Dalam Laporan Realisasi Anggaran Dan Kesesuaian
Penyajian Laporan Terhadap PSAP 02 Pada Badan Keuangan

65
6

Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun Anggaran 2011-2015. Institut


Agama Islam Negeri Surakarta

Labi, Alfred. 2019. Analisis kinerja Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Pulau Morotai Tahun
Anggaran 2013-2015. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi.
Volume 5 Nomor 1.

Mahmudi. 2019. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta.


Penerbit: Unit Dan Percetakan

2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta:


UPP STIM YKPN

Mahsun., et.al. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Penerbit BPFE-
Yogyakarta

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. C. Andi Offset

Mizkan, Hendra., et.al. 2015. Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah


Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota
Pekanbaru. Jurnal Sorot. Volume 10 Nomor 1.

Mutiha, A. 2016. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bogor


Tahun Anggaran 2010-2014. Jurnal Vokasi Indonesia. Volume 4.

Nordiawan. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta. Penerbit: Salemba Empat.

Rahmawati, Ni Ketut Erna., et.al. 2016. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah


Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2010-2012. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.Volume 15 Nomor 3.

Ratmono, et.al. 2017. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Yogyakarta.


Penerbit: UPP STIM YKPN

Setiani Tia., et.al. 2019. Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Pada Pemerintah Kota Cimahi Peride 2009-2018. Jurnal
Akuntansi Tahun XII No.02

Sri Eva, Y. 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Rasio Efektivitas Dan Rasio Pertumbuhan Pada
Kantor Desa Jambu Kabupaten Soppeng. Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Siregar, F. A. 2017. Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan


Desa (studi Pada Desa Di Kabupaten Deli Serdang). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. Volume 2.Nomor 4.93-106

Sobaruddin, 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Desa (Studi Kasus


Pada Desa Mergosari Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo
Tahun 2015-2018). Universitas Widya Wiwaha
6

Sujarweni, A. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Penerbit: Pustaka Baru


Press

2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Penerbit: Pustaka


Baru Press

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta

Wida, S. A., Supatmoko, D., & Kurrohman, T. 2017. Akuntabilitas Pengelolaan


Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa-Desa Kecamatan Rogojampi
Kabupaten Banyuwangi. E-jurnal Ekonomi Bisnis Akuntansi. Volume
4.Nomor 2. 148-152

Wijaya David, 2018. Akuntansi Desa. Yogyakarta. Penerbit: Gava


Media
HWSNAENI HUSAIN
10573 jQ9816
by- -

Submission date: 19-0ct-2020 03:34PM (UTC+0700)


Submission ID: 1419630308
File name: Husnaeni_Husain.docx (4.5BM)
Word count: 11740
Character count: 79431
HUSNAENI HUSAIN - 105731109816
ORIGINALITY REPORT

SIMILARITY INDEX INTERNET SOURCES PUBLICATIONS STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES


digilibadmin.unismuh.ac.id
Internet Source

repository.usd.ac.id
I Internet Source

eprints.iain-surakarta.ac.id
E Internet Source

eprint.stieww.ac.id
I Internet Source

www.scribd.com
Internet Source

jurnal.unej.ac.id
• Internet Source

ejurnal.poltekpos.ac.id
Internet Source

II journal.widyatama.ac.id
Internet Source

II docplayer.info
Internet Source
hi3nnycute.blogspot.com
II Internet Source

m Submitted to Universitas Terbuka


Student Paper

m repository.radenintan.ac.id
Internet Source

m jvi.ui.ac.id
Internet Source 1%
adoc.tips
---
II Internet Source

m eprints.umm.ac.id
internet Source
---
1%
repository.unhas.ac.id
II Internet Source

digilib.unila.ac.id
II Internet Source
---
.
1
eprints.undip.ac.id
• Internet Source

Exclude quotes On Exclude matches < 1%


Exclude bibliography 0
Lampiran 1

Surat Permohonan Izin Penelitian


PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
JI.J,nderal Sudlrman Km. 3 Plnang Enrekano Telp/fox (0420)-11079
ENREKANG
Enrekang, 16 Juh 2020
Kepada
Nemer : 198/DPMPTSP/IP/Vl/2020 Yth. Kepala Des.i B.iroko
Lampiran Di-
Perihal : lzin Penelitian Kec. Baroko

Berdasarkan surat dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uni11ersitas Muhammadiyah
Makassar, Nemer: 20105/05/C.4-II/V /2020 tanggal 15 Juli 2020, menerangkan bahwa mahasiswi
tersebut di bawah ini :
Nama
: HUSNAENI HUSAIN
TempatTanggal Lahir
: Buntu Ampang, 30 Oktober 1997
lnstansi/Pekerjaan
: Mahasiswi
Alamat
: Dusun Buntu Ampang, Desa Baroko Kee. Baroko
Bermaksud akan mengadakan penelitian di daerah/kantor saudara dalam rangka penyusunan
Skripsi dengan judul: "Analisis Kinerja Keuangan Pemerlntah Desa Baroko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang. #

Dilaksanakan mulai, Tanggal 16 Juli 2020 s/d 18 September 2020

Pengikut/ Anggota : -

Pada Prinsipnya dapat menyetujui kegiatan tersebut diatas dengan ketentuan:


1. Sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan harus melaporkan diri kepada
Pemerintah/lnstansi setempat.
2. ndak menyimpang dari masalah yang telah diizinkan
3. Mentaati semua peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mengindahkan adat
istiadat setempat
4. Menyerahkan 1 (satu) berkas fotocopy hasil Skripsi kepada Bupati Enrekang Up. Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Enrekang.

Demikian untuk mendapat perhatian

A.n. BUPATI ENREKANG


nrekang

Tembusan Yth:
1. Bupatf Enrekang (Sebagal laporan).
2. Kepala BAKESBANG POL Kab. Enrekang.
3. Camat Baroko.
4. Unlversltas Muhammdlyah Makassar.
S, Yang Bersangkutan {Husn1ttni Husain).
6. Pertlngal.
Lampiran
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran
Laporan APBDes Desa Baroko 2016
Cc,
!;l" Q "
¥

'
§_

i !
,;),

§'

i l
I

I ' '
l
I -· .I .
1·: I
I
I

I
...

t l

i':i : i
j
gi
i ,,
Q

i
:,
"'
Iii
B
·i
"' h ;,

.. .-,
N «
Lampiran
Laporan APBDes Desa Baroko 2017
Lampiran
Laporan APBDes Desa Baroko 2018
Lampiran
Laporan APBDes Desa Baroko 2019
Dokumenta
BIOGRAFI PENULIS

Husnaeni Husain lahir di Buntu Ampang, 30 Oktober


1997 dari suami istri bapak Husain B dan Ibu
Nurdamianti. Peneliti adalah anak pertama dari 4
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di
Buntu Ampang Kabupatn Enrekang.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu Tk
Aisyah Buntu Ampang lulus tahun 2003, SDN Buntu
Ampang lulus tahun 2010, SMP Negeri 2 Alla’ lulus
tahun 2013, SMAN 1 Alla’ lulus tahun 2016, dan mulai tahun 2016
mengikuti program S1 Akuntansi Kampus Unismuh sampai dengan
sekarang. Sampai dengan penulis skripsi ini penulis masih terdaftar
sebagai mahasiswi program S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Makassar (UNISMUH).

Anda mungkin juga menyukai