SKRIPSI
OLEH
DIWAN
08C20101125
ii
PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Oleh
DIWAN
08C20101125
iii
ABSTRAK
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui Komisi
Pembimbing
Mengetahui :
v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 September 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
2. Jufri, SE
(AnggotaPenguji I) ...........................................
vi
RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Diwan
TTL : Jambak, 14 mai 1990
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
No Hp : 085276164781
E-mail : Dewok.Aceh@yahoo.com
B. PENDIDIKAN
2002 : SD Negeri Alue Lhok
2005 : SMP Negeri 5 Pante Cermin
2008 : SMA Negeri 3 Meulaboh
C. TRAINING/PELATIHAN
2007 : Training Komputer di profCom Meulaboh
2008 : Pelatihan HMI (Himpunan Mahasiswa
Islami) Cabang Meulaboh
D. ORGANISASI
Pengurus LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Ekonom Pembangunan
Universitas Teuku Umar.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Aceh Barat” .
Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, dan kepada sahabat
beliau sekalian yang telah berjuang menegakkan agama Islam membawa kita dari
alam kebodohan menuju kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang
skripsi ini penulis susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
Umar.
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti
1. Jufri, SE selaku ketua pembibing satu dan Ibu Lilis Marlina,SE selaku
Umar.
viii
4. Bapak Dewan Penguji yang terdiri dari Bapak Abd. Jamal, SE,M.Si, Bapak
Syahril, SE, M.Si, Bapak Jufri, SE, Lilis Marlina,SE, yang telah banyak
skripsi ini
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar serta Civitis Akademik Fakultas Ekonomi
Teuku Umar
semangat baik moril, materil, serta fasilitas dan do’a sehingga penulis dapat
Peneliti merasa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini.
Diwan
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN TUJUAN ....................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. v
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii
MOTTO / PERUNTUKAN............................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................... 5
1.5. Sistematika Penulisan ......................................................................... 5
I. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Infrastruktur .......................................................................... 7
2.1.1. Pendekatan Pembangunan Infratruktur Nasional ...................... ..... 8
2.1.2. Pembanguna Infrastruktur Untuk Pengembangan Wilayah ...... 9
2.1.3. Konsep Tualisasi Peran Infrastruktur ......................................... 9
2.1.4. Pengaruh Pembanguna Infrastruktur Keterkaitan Timbal Balik
Antara Infrastruktur dan ekonomi .............................................. 10
2.2.Perkembangan ekonomi ....................................................................... 11
2.2.1. Definisi atau indikasi Perkembangan Ekonomi ......................... 11
2.3. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembangunan Ekonomi ..... 12
2.3.1. Pengertian Umum Pertumbuhan Ekonomi ................................ 12
2.3.2. Pembangunan Ekonomi .............................................................. 13
2.4.Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................................. 15
2.4.1 Aliran Klasik................................................................................. 16
2.5 Model Dan Strategi EkonomiWilayah .................................................. 18
2.5.1 Model Pembangunan Ekonomi Wilayah .................................... 21
2.6. Model Pembangunan I........................................................................... 22
2.6.1. Model Pembangunan II ............................................................... 22
2.6.2. Model Pembangunan III ............................................................. 23
2.6.4. Model Pembangunan IV ............................................................. 23
2.7. Strategi Pembangunan Wilayah ........................................................... 24
2.7.1. strategi Pembangunan Prasarana ................................................ 24
x
2.8. Hipotesis ................................................................................................. 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 41
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Infrastruktur .............................................................................................. 41
2. Pertumbuhan Ekonomi............................................................................. 42
3. Hasil Regresi............................................................................................. 43
xiii
I. PENDAHULUAN
dalam visi dan misi Indonesia dimasa depan, agar bangsa ini menjadi negara yang
ikut andil dalam persaingan global. Pembenahan yang dilakukan guna perubahan
yang makin meningkat, jumlah penduduk yang makin banyak, dan dinamika
mencakup berbagai aspek penting kehidupan berbangsa dan bernegara, yang akan
yang hendak dicapai. Dan permasalahan yang di hadapi sekarang adalah contoh
kasus yang dapat kita lihat kemacetan yang melanda di ibukota, ini diakibatkan
karena peningkatan industri otomotif yang dari tahun ke tahun nya terus
maksimal termanfaatkan dan dibangun dengan biaya seefisien mungkin. Hal ini
2
sangat penting untuk digarisbawahi mengingat kebutuhan yang begitu besar serta
juga biaya yang cukup besar. Disamping itu perlu juga diingat bahwa
biaya investasi yang besar, tetapi juga biaya operasi dan perawatan yang besar
dalam penggunaannya.
tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta
peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini
mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat
sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi pondasi
pembangunan nasional dan daerah. Secara ekonomi makro ketersediaan dari jasa
kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan
berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja (Abdul
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial
2007, h 3)
Dilihat dari potensi yang ada di Kabupaten Aceh Barat maka dipandang
meningkat. melihat dari realita yang ada di Aceh Barat terus terbenah dari segi
a. Bagi Penulis
wilayah yang berkelanjutan dan sebagai visi dan misi Diwilayah Kabupaten Aceh
Barat.
sistematika pembahasan.
Bagian kedua berisi tentang Tinjauan Pustaka dari penilitian ini yang
Data Penelitian, Jenis Sumber Data, Teknik Penggumpulan Data, Model Analisis
awal pembangunan disuatu negara hal tersebut akan dipikul sepenuhnya oleh
Pada saat itupun infrastruktur masih bersifat sebagai pure public good,
dengan dua ciri pokok yaitu non-rivalry (masyarakat pengguna tidak saling
menjadi semi public good (sudah mulai bersaing). Data empiris menunjukkan
2. polusi lingkungan
3. ketidaknyamanan hidup
untuk mendukung program ketahanan pangan dan penyediaan air untuk berbagai
berperan vital dalam mendukung daya saing ekonomi global terutama dalam
sumber produksi, pasar dan para konsumen, yang secara sosial juga merupakan
bagian ruang publik yang dapat digunakan untuk melakukan sosialisasi antar
budaya. Dalam konteks yang lebih luas, jaringan jalan juga dapat berfungsi
9
yang dapat memberikan pelayanan terhadap aktivitas ekonomi yang ada dan
menjadi kekuatan pembentuk struktur ruang pada kawasan tersebut. Konsep kota
dari satu atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi,
membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih kota besar
sebagai pusat dalam keterkaitan ekonomi dan sosial, dan mempunyai kegiatan
ekonomi jasa dan industri yang beragam. Untuk itu pada kawasan Metropolitan,
baik yang berbentuk monosentris maupun polisentris, jaringan jalan yang ada
dari kota pusat ke kota satelit maupun di antara kota satelit yang ada. Pola
jaringan jalan yang dikembangkan sebaiknya terdiri dari jaringan jalan radial dan
jaringan jalan lingkar yang merupakan pola jaringan yang paling efisien untuk
budaya, politik, dan konteks lainnya. Salah satu infrastruktur yang besar perannya
(established).
2004 menunjukan, hasil uji Granger causality dengan menggunakan data tahun
11
1999-2003 yang dilakukan dengan basis wilayah pulau besar menyatakan bahwa
(Setiawan,2006, h 9).
perubahan jangka panjang. Akan tetapi beberapa para ahli ekonomi tertentu,
seperti Schumpoter dan Nyonya Ursala Hicks, telah menarik perbedaan yang lebih
nasional nyata dalam suatu jangka waktu yang panjang. Jadi didalam indikasi
perubahan dalam nilai uang serta pertumbuhan penduduk. Disamping itu ada
12
pembangunan ekonomi, pada ahirnya istilah itu akan sering digunakan secara silih
berganti. Namun demikian secara umum kedua istilah tersebut sering dibeda
mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Menurut bonne,
nasional riil dalam suatu jangka waktu yang panjang. Definisi ini tidak
dibarengi dengan pertumbuhan penduduk yang lebih cepat, maka yang terjadi
pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang”. Prof.
14
penduduk.
panjang, untuk memproduksi aneka barang dan jasa bagi rakyatnya. Aneka ini
ini mencakup pula modernisasi kelembagaan, baik yang bersifat ekonomi maupun
yang bukan ekonomi, seperti pemerintah, kota, desa, cara berfikir, tidak saja yang
berkenan dengan tujuan agar dapat memproduksi secara efisien, melainkan juga
agar mengkomsumsi secara rasional dan hidup lebih baik. Kesmuanya itu
dengan bersandar pada seperangkat nilai- nilai yang dianutnya yang mengarahkan
daya, inisiatif, daya kreasi, dan kepribadian dari setiap warga masyarakat. Dalam
proses ini, pada hakekatnya merupakan proses transportasi sosial, maka perlu
masyarakat
disertai dengan pembangunan diberbagai bidang dan disektor lain. Demikian pula
pembangunan wilayah regional merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam,
tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal,sarana dan prasarana,
pembangunan secara luas, semua faktor diatas adalah penting, tetapi masih
16
dianggap terpisah-pisah untuk sama lain, dan belum menyatu sebagai komponen
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 di pelopori oleh Adam Smith
Doktrin atau semboyan aliran klasik adalah (laisser fair laisser passer) atau
dan perekonomian.
Pemikiran dan pandangan beberapa tokoh atau pengikut aliran klasik dapat
alat atau mesin-mesin baru yang pada akhirnya dapat mempercepat dan
berlangsung terus dan semakin meningkat, bila ada pasar yang cukup besar dan
bertambah terus menerus, maka ketersediaan tanah (lahan) yang subur menjadi
kurang jumlanya atau semakin langka. Maka akibatnya sewa tanah yang subur
akan lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur. Perbedaan tingkat sewa
tanah adalah karena perbedaan adalah karena perbedaan tingkat kesuburan tanah.
Pengelola tanah yang subur akan memperoleh penghasilan dan keuntungan yang
tinggi sehingga mampu untuk membayar sewa tanah yang tinggi. (Mukhsin 2011,
h. 20)
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung artinya akan terjadi (gap) atau
ketimpangan yang semakin besar antara jumlah penduduk dan jumlah bahan
yang di tulis Malthus “pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan
menentukan jenis barang dan jasa yang hendak mereka komsumsi. Pilihan itu
jalan dapat dilakukan dengan menggunakan pasir dan kerikir saja (berkulitas
“asal lewat saja” atau ALS), atau dengan mencampur bahan-bahan ini dengan
19
aspal (hot mik) atau semen (boton). Pembangunannya dapat dilakukan dengan
mengarahkan banyak orang yang khusus dan tenaga manusia yang sedikit
atau udara, dan memilih yang cpat, terjamin keselamatannya, murah dan
nyaman.
pendek) tapi juga untuk masa yang akan dating (jangka panjang). Penduduk
canggih, dapat pula bersifat padat tenaga kerja atau padat modal (sukirno,
2006 h 27)
(kualitas) penduduk sebagai faktor produksi adalah rendah, yang tercermin dari
produktifitas tenaga kerja yang rendah dan mobilitas factor yang terbatas.
20
dimamfaatkan secara optimal, akan tetapi kurang memiliki kemauan dan daya
masyarakat lokal.
yang multi dimensional dan multi sektoral, bukan hanya dalam bidang ekonomi,
tetapi harus pula melipti bidang sosial-budaya, bukan hanya bersifat fisik, tetapi
juga bersifat mental spritual, yang dilakukan secara serentak dan serampak,
terlihat ketimpangan atau kesenjangan antar sub wilayah yang maju dengan sub
wilayah) harus dikurangi menjadi sekecil mungkin. Daerah yang relatif maju
yang kurang maju didorong agar tingkat pertumbuhan lebih tinggi. Daerah yang
(yang memiliki sumber daya alamnya yang terbatas), demikian pula daerah-
2006 h 39).
dan rasional berdasarkan konsep, teori dan paradigma dalam bentuk konstruksi
dimensi, dilihat dari dimensi poliik, ekonomi, sosial, budaya, administrasi dan
b. Model II, menitik beratkan pada pemerataan dan pemenuhan pada kebutuhan
d. Model IV, yang berkembang pada abat ke-20 dan memasuki abat ke-21,
era globalisasi dan liberalisasi perdagangan bebas dan persaingan bebas antar
Negara akan menjadi ketat, maka diperlukan penguatan daya saing ekonomi
masing-masing wilayah.
digunakan dalam model ini mendapat pengaruh kuat dari teori Harrod-domar dan
secara luas. Model pembangunan ini menekan pada peningkatan daya saing dan
24
Agar berkembang dengan cepat dan selaras dengan potensi sumber daya
yang dimiliki dan sasaran ekonomi dan sosial yang telah ditetapkan, strategi
apakah yang harus ditetapkan oleh suatu wilayah. Pertanyaan tersebut adalah
Prasarana ekonomi merujuk pada investasi yang berupa jalan umum, sistem
2.8 Hipotesis
Barat.
25
1. Field Research
Data tersebut didapat melalui data-data yang sudah ada artinya data
2. Library Reserch
antara teori-teori dengan sumber-sumber data yang ada dan telah didapat.
26
(X), Dengan pertumbuhan ekonomi wilayah Aceh Barat (Y). Dengan rumus
Y = a + bX
Dimana :
Y : pertumbuhan ekonomi
a : intercept
b : koefisien regresi
X : pembangunan infrastruktur
mengukur (kuat, lemah, atau tidak kuat) hubungan antara variabel yang datanya
berbentuk data interval atau rasio disimbulkan dengan r dan dapat dirumuskan
Dimana :
r : koefisien korelasi
n : jumlah tahun
X : belanja infrastruktur
pengaruh nilai suatu variabel (variabel x) terhadap naik turunnya (variasi) nilai
2002, h. 236)
KP = r² x 100 %
Dimana :
r : koefisien korelasi
3.3.4. Uji t
pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel sebagai
berikut.
Aceh Barat.
Aceh Barat.
29
akan dapat memberi gambaran mengenai kebijakan yang harus diambil dalam
Tabel 1
Perkembangan Realisasi Belanja Infrastruktur
Kabupaten Aceh Barat
Belanjainfrastruktur Laju Pertumbuhan
No Tahun
(rupiah) (%)
1 2003 5.740.784.912
2 2004 3.168.025.300
3 2005 28.372.862.981
4 2006 46.474.558.916
5 2007 147.199.358.371
6 2008 93.584.417.000
7 2009 85.326.127.571
8 2010 86.820.639.885
9 2011 71.513.741.975
10 2012 54.587.910.547
Jumlah 622.788.427.458 100
Sumber : DPKKD Aceh Barat
30
sesuai realisasi anggaran pendapatan dan belanja berfruktuasi, pada tahun 2003
dari total belanja daerah, pada tahun 2004 terjadi penurunan realisaasi belanja
0,51 persen dari total belanja daerah, pada tahun 2005 meningkat ralisasi anggaran
Rp 28.372.862.981 atau sebesar 4,56 persen, kemudian pada tahun 2006 yang
persen dari total belanja daerah, pada tahun 2007 dengan total belanja
93.584.417.000 atau sebesar 15,03 persen, pada tahun 2009 realisasi belanja
Tabel 2
1 2003 4,92
2 2004 7,00
3 2005 6,59
4 2006 8,30
5 2007 9,61
6 2008 12,09
7 2009 13,51
8 2010 15,05
9 2011 16,36
10 2012 6,56
Jumlah 100
Sumber : BAPPEDA Aceh Barat
Aceh Barat berfruktuasi Dapat kita lihat bahwa pada tahun 2003 tingkat
pada tahun 2004 terjadi peningkatan hingga menjadi sebesar 7,00 persen,
kemudian pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat, terus
mengalami penurunan hingga menjadi 6,59 persen, pada tahun 2006 pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Aceh Barat melonjak dratis hingga 8,30 persen keadaan ini
Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2006-2011 antara lain disebabkan oleh aliran
dana kemasyarakat yang sangat besar dalam rangka rehabilitasi dan rekontruksi
pasca gempa dan tsunami dari berbagai Negara dan lembaga masyarakat.
32
Tabel 3
ekonomi dalam jangka kurun waktu 2003-2012 sebesar 9.9990 dengan standar
Barat membaik.
dengan standar deviasi adalah .54872, ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti
sedangkan N adalah dinyatakan jumlah Obsevasi yang selama (10) sepuluh tahun
tahun.
33
Tabel 4
1 Person Corelation
a. Infrastruktur 1.000 .634
b. Pertumbuhan Ekonomi .634 1.000
2 Model
a. Koefesien Korelasi R .634
b. Koefesien diterminasi adjeted .328
c. Koefesien determinasi R 2 .402
peninkatan.
ekonomi di Kabupaten Aceh Barat yang sedang yaitu 40.2 % yang disumbangkan
34
oleh sektor infrastruktur (X), sedangkan sisanya adalah 50.8 % yang akan
Tabel 5
Regresi Linier Sederhana dan Uji persial
a
Coefficients
1 (Cons 24.25
9.728 .401 .000 8.803 10.652
tant) 8
P.eko
.087 .037 .634 2.321 .049 .001 .174 .634 .634 .634 1.000 1.000
nomi
Berdasarkan table 5 dapat kita lihat bahwa hasil penelitian ini maka
Y = a + bX
Y = 6,704 +0,329
a. Konstanta
Berdasarkan persamaan diatas dapat kita lihat bahwa nilai koefisien variabel
infrastruktur (X) bernilai positif adalah .087 hal ini menyatakan bahwa setiap
pengaruh antara variabel bebas Infrstruktur (X) dan variabel terikat pertumbuhan
95 persen yaitu:
nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 (derajat signifikan ) yaitu 0.105 .> 0.05
dan investasi yang secara horizontal akan menyerap tenaga kerja maka
dilakukan bahwa nilai koefien variable (x) bernilai positif 0.87 hal ini menyatakan
ekonomi di Kabupaten Aceh Barat, terdapat t hitung 2.321 > dari ttabel 1.859 dengan
36
pertumbuhan ekonomi.
37
5.1 Simpulan
kurun waktu yang sama sebesar 9,9990 persen dengan dengan standar
c. Hasil yang diperoleh dari nilai t hitung sebesar 2.321> ttabel 1,859 pada
Barat.
38
5.2 Saran-saran
implikasi yang dapat memberikan dan mungkin juga dapat bermamfaat bagi
PROPOSAL
SKRIPSI
Oleh:
IRWANDI
NIM: 08C20101024
PENDAHULUAN
rumah tangga. Dalam welfare economics, pendapatan rumah tangga tidak terlepas
diperoleh rumah tangga berkaitan dengan usaha atau pekerjaan yang dilakukan
oleh anggota rumah tangga. Dengan pendapatan yang diperoleh maka rumah
anggotanya.
sejauh mana kebutuhan ini dipenuhi tergantung pada kemampuan negara atau
1
2
dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi yang ada. Bagi setiap daerah, indikator
dicapai, serta berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan
datang.
bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan
modal manusia atau sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang
atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani suatu pekerjaan (Todaro
2003).
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2005) bahwa ada empat faktor sebagai
manusia, (2) sumber daya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi.
Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi social
overhead capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. SOC
ini sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau menyediakan berbagai
3
fasilitas publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini maka pihak swasta
Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Barat sebagai wilayah pertanian, perkebunan, dan
perikanan dapat memberikan potensi yang sangat besar dalam upaya pelaksanaan
Aceh Barat diletakan pada bidang ekonomi kerakyatan melalui peningkatan dan
perluasan pertanian dalam arti luas sebagai pengerak utama pembangunan yang
hasil yang sangat memuaskan bagi pertumbuhan ekonomi dan juga pembangunan
2014 yaitu mencatat sebesar 7,3 persen. Tahun selanjutnya pertumbuhan ekonomi
turun drastis yaitu pada tahun 2011 menjadi 2,4 persen dan tahun 2012 sebesar
0,56 persen. Namun demikian pada tahun 2013 Kabupaten Aceh Barat kembali
4
menjadi 3,9 persen dan pada tahun 2014 turun sedikit di posisi 3,3,8 persen.
Gambar 1.1.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat Menurut Lapangan
Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2010-2014 (Persen)
7,3
3,9
3,38
2,4
0,56
2010 2011 2012 2013 2014
kesempatan kerja. Faktor kesempatan kerja dianggap faktor yang penting yang
menunjukkan seberapa besar produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam
Dari tabel 1.1. di atas dapat dilihat bagaimana jumlah angkatan kerja terus
jumlah angkatan kerja yang bekerja, sedangkan jumlah angkatan kerja yang tidak
bekerja mengalami penurunan. Dan bila dilihat dari tingkat kesempatan kerja terus
Tabel 1.1.
Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2012-2014
Tahun
Uraian
2012 2013 2014
Jumlah penduduk Usia 15 Tahun ke Atas 128,639 130,867 135,693
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk
Pemerintah
mahasiswa ataupun pihak lain yang ingin meneliti penelitian yang berkaitan
dengan ini.
STUDI KEPUSTAKAAN
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur dengan tinggi rendahnya
pendapatan riil per kapita. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi
ekonomi.
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi
yang digunakan juga makin berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah
7
8
dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan pada tiga aspek, iayu
tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
jangka panjang dan mempunyai beberapa definisi. Definisi tersebut antara lain
nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang dan dapat
produksi barang dan jasa dalam kegiatan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
jasa secara nasional, sedang pembangunan berdimensi lebih luas. Salah satu
bergantung pada faktor-faktor produksi. Unsur pokok dari faktor produksi suatu
a. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari
kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang
b. Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses
pertumbuhan output.
berkembang, model ini tetap menjadi titik acuan dasar dalam kepustakaan
bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antar kapital (k) dan tenaga
yakni:
Δy = f (δ , δ , δ )
pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja, tetapi faktor yang paling
kemajuan ekonomi dapat dijelaskan dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui
oleh semua negara (Todaro, 2004:129). Menurut teori ini negara-nagara maju
yang masih terbelakang, pada umumnya masih berada dalam tahapan masyarakat
tradisional atau tahapan kedua, yaitu tahap penyusunan kerangka dasar tinggal
menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, jumlah
dalam jumlah yang besar, hal ini disebabkan pada tahap ini pemerintah harus
dilakukan oleh sektor swasta, namun demikian pada tahap ini pemerintah tetap
memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan, hal ini disebabkan jika
pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih
bersifat sosial seperti halnya, program kesejahteraan hari tua, program pelayanan
yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem
bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen,
berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari
pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi
modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal
dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses
modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka
GDP1 = (Gross Domestic Bruto atau PDB) adalah pendapatan nasional riil, yaitu
pendapatan nasional yang dihitung pada harga tetap yang dicapai pada saat
ekonomi mengambarkan sampai di mana barang dan jasa telah bertambah dalam
penduduk. Apabila tingkat pertumbuhan selalu rendah dan tidak melebihi tingkat
(Todaro, 2004:92):
1. Akumulasi modal
dari bagian pendapatan waktu sekarang untuk dapat memperbesar produksi dan
pendapatan di waktu yang akan datang. Peralatan dan bahan baku yang baru akan
meningkatkan persediaan modal fisik suatu bangsa dan akan memungkinkan bagi
demikian itu ditunjang oleh infrastruktur sosial ekonomi yang akan memudahkan
Demikian juga investasi dalam sumber daya manusia yang akan dapat
sangat kuat bahkan lebih besar dibandingkan dengan jumlah manusia yang terus
sambil bekerja serta berbagai jenis pendidiakan di luar sekolah (informal) lainnya
dapat secara efektif meningkatkan ketrampilan dan kualitas sumber daya manusia.
banyak pula tenaga kerja yang produktif, serta jumlah penduduk yang lebih besar
dapat meningkatkan luasnya pasar dalam negeri. Namun jelaslah bahwa hal ini
3. Kemajuan teknologi
bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi dapat disebut sebagai cara
baru dan cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja atau hemat modal, yaitu
tingkat produksi yang lebih tinggi akan dapat dicapai dengan jumlah
keseluruhan faktor produksi baik barang maupun jasa di samping faktor produksi
modal, teknologi, dan sumberdaya alam. Tenaga kerja adalah orang yang
Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun
atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa (Hizam, 2008 : 4).
10 tahun ke atas (hasil sensus penduduk 1971, 1980 dan 1990). Namun sejak
sensus penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja
memperoleh jaminan hari tua. Jadi dapat dikatakan bahwa tenaga kerja adalah
bagian penduduk dalam usia kerja tertentu yang dianggap layak dan mampu untuk
melaksanakan pekerjaan.
Secara praktis dan garis besar pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja dibedakan hanya pada batas usia, akan tetapi setiap negara mempunyai
kategori sendiri dalam menetapkan batas usia, dan setiap negara mempunyai corak
Yang dimaksud dengan angkatan kerja (labor force) adalah penduduk usia
kerja 15 tahun atau lebih yang bekerja atau punya pekerjaan namun untuk
adalah jumlah yang bekerja dan mencari pekerjaan, jumlah orang yang bekerja
dari: (1) golongan yang bekerja (2) golongan yang menganggur dan mencari
pekerjaan.
kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam golongan angkatan kerja
adalah golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau sedang
mencari kerja, serta yang termasuk dalam bukan angkatan kerja terdiri dari
golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan
Gambar 2.1.
Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Tingkat Upah
Wi
We E
D Tenaga kerja
Ld Le Ls
Sumber : Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Sukirno (2005 : 359)
18
penawaran tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Ini
tenaga kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan
mengenai pasar kerja, maka Teori Neo Klasik beranggapan bahwa jumlah
penawaran tenaga kerja selalu sama dengan permintaannya. Ini ditandai dengan
adalah sama, sehingga tidak ada pengangguran ini biasanya terjadi jika pasar
terhadap tingkat upah yang lebih tinggi terhadap tenaga yang mereka tawarkan
tidak pernah tercapai karena informasi memang tidak pernah sempurna dan
hambatan-hambatan institusional selalu ada. Karena itu tingkat upah yang mereka
inginkan (Wi) pada umumnya lebih besar dari pada upah keseimbangan (W e).
Pada tingkat upah Wi, jumlah penawaran tenaga kerja adalah sebesar Ls,
pengangguran.
Jadi, semakin tinggi mereka menuntut upah, maka akan semakin sedikit
permintaan tenaga kerja oleh perusahaan karena efisiensi tenaga kerja dengan
upah yang tinggi, dengan sendirinya akan menambah pengangguran. Di sisi lain
mereka akan keluar dari serikat buruh dan bekerja kembali dengan upah yang
lebih rendah, kondisi seperti ini dengan sendirinya akan mengembalikan pasar
lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain,
kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
produktif yaitu memperoleh hasil produksi barang dan jasa. Angkatan kerja terdiri
dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau mencari
umumnya pengertian tenaga kerja diartikan sebagai angkatan kerja yang bersifat
homogen.
dianggap bisa bergerak dan beralih dari sektor tradisional ke sektor modern secara
lancar dan dalam jumlah tidak terbatas. Dalam keadaan demikian, peranan tenaga
tenaga kerja (dari sektor tradisional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor
bersamaan dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi, sumber daya alam dan kapasitas
20
produksi. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari tanaga kerja
yang sesungguhnya terlibat dalam proses produksi. Angkatan kerja terdiri dari
golongan yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan
angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun tidak
mencari pekerjaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tenaga kerja
adalah angkatan kerja seperti yang didefinisikan oleh BPS tersebut. Jumlah tenaga
kerja yang besar dapat berarti menambah jumlah tenaga produktif. Dengan
barang atau jasa tertentu (q) adalah q = f (K,L) dimana K merupakan modal dan L
adalah tenaga kerja memperlihatkan jumlah maksimum sebuah barang / jasa yang
apabila salah satu masukan ditambah satu unit tambahan dan masukan lainnya
Tambahan keluaran yang diproduksi inilah yang disebut dengan produk fisik
jumlah tenaga kerja ditambah terus menerus sedang faktor produksi lain
namun pada suatu tingkat tertentu akan memperlihatkan penurunan output serta
21
secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti ukuran pasar
Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tenaga kerja dan akumulasi modal, dan
kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan
pasar tenaga kerja sangat di tentukan permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar kerja. Pada penelitian ini permintaan tenaga kerja di pengaruhi oleh upah,
PDRB dan inflasi, sedangkan penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh upah dan
inflasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode Two Stage Least Squares
22
(TSLS) dengan menggunakan data time series dari tahun 1991-2010. Dari hasil
negatif dan signifikan dimana setiap kenaikan 1 persen upah akan menyebabkan
penurunan permintaan tenaga kerja kerja sebesar 0,15 persen. Variabel PDRB
berpengaruh positif dan signifikan dimana setiap kenaikan 1 persen PDRB akan
penawaran tenaga kerja variabel upah berpengaruh positif dan signifikan dimana
kerja kerja sebesar 0,06 persen. Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan
variabel stasioner pada diferensial pertama baik di tingkat konstan dan konstan
ditambah trend pada uji stasioner ADF dan Phillips-Perron. Prosedur Johansen-
dengan Vector Error Correction Model (VECM). Hasil empiris antara hubungan
ekuilibrium jangka panjang yang kuat antara tingkat pertumbuhan PDB dan
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perubahan PDB riil. Tingkat
policies dan memastikan tingkat pembentukan modal yang lebih tinggi untuk
dan signifikan terhadap kesempatan kerja, dengan luasnya kesempatan kerja akan
pengangguran.
tinggi tidak saja membawa dampak pada jumlah penduduk yang semakin lama
mana pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih besar dari pertumbuhan kesempatan
kerja. Dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan, maka dapat digambarkan bahwa
fluktuasi, angka rata-rata ini masih berada di bawah angka rata-rata nasional
sebesar 1,89 persen setiap tahunnya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat
ekonomi.
Almost Ideal Demand System (AIDS). Hasil yang diperoleh adalah bahwa
24
tetap akan meningkatkan pengeluaran sektor swasta dimana respon pada pasar
barang bersifat positif dengan begitu ouput nasional tidak mengalami penurunan.
Gambar 2.2.
Kerangka Pemikiran dalam Penelitian
Kabupaten Aceh Barat yang pada akhirnya akan lebih banyak menyerap tenaga
kerja
25
2.6. Hipotesis
kegunaan penelitian serta landasan teoritis yang telah dikemukakan di atas maka
METODE PENELITIAN
terkait seperti Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Kabupaten Aceh
Barat dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat. Selain itu penulis
penelitian ini.
kuantitatif (data yang dapat diukur, diuji dan diinformasikan dalam bentuk
estimasi model regresi dengan menggunakan data time series, regresi persamaan
26
27
linier dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), uji asumsi
ekonomi terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat. Pada penelitian ini,
analisis regresi dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) ) melalui
alat analisis data Eviews 7. Data yang digunakan dalam analisis ini berupa data
AK = β0 + β1 Y + ei
Di mana :
AK = Angkatan Kerja/Kesempatan Kerja di Aceh Barat
Y = Pertumbuhan Ekonomi di Aceh Barat
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien regresi untuk pertumbuhan ekonomi
e = Error Term
i = jumlah data dari 1 sampai dengan N
1. Angkatan kerja adalah tenaga kerja usia kerja 15-55 tahun di Kabupaten
atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Aceh Barat yang dihitung
dalam persen
28
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik
Uji auto korelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi
berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model
pada periode lain yang bermakna variabel error-term tidak random. Pelanggaran
terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi
melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat. Uji ini dilakukan pada penelitian yang
menggunakan data time series. Oleh karena data dalam penelitian ini merupakan
gabungan antara data cross section dan time series, maka harus dilakukan uji
auto korelasi terlebih dahulu. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan
tidak ada autokorelasi bila DW lebih besar dari DU dan lebih kecil dari 4-DU,
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan lawannya
(b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Jad inilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance).
multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atas sama dengan nilaiVIF > 10.
pengujiannya adalah :
digunakan yaitu 0,075. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 (satu)
PEMBAHASAN
Utara dan 95º52´ - 96º30´ Bujur Timur dengan luas mencapai 2.927,95 Km2.
Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 12 kecamatan, 33 mukim dan 322 gampong.
Sebanyak 192 desa berada di dataran dan 83 desa terletak dilembah. Hanya 47
Samudera Indonesia
Raya.
wilayah Aceh Barat. Wilayah ini sebagian besar masih berupa hutan. Sedangkan
Kabupaten Aceh Barat. Luas Kecamatan ini hanya 44,91 Km2 atau hanya 1,53
terdekat dari pusat kota Meulaboh adalah Meureubo, Samatiga dan Kaway XVI.
Sedangkan Kecamatan terjauh adalah Woyla Timur, Panton Reu dan Sungai Mas.
32
33
Suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2012 adalah 26ºC dengan suhu terendah
18ºC pada bulan Januari dan suhu tertinggi 30ºC di Bulan Mai. Kelembapan
dipakai untuk melihat kemajuan suatu kegiatan pembangunan dapat dihitung dari
tertentu.
Tabel. 4.1.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2004-2015
Tahun Pertumbuhan
Ekonomi
2004 9.4
2005 -13.15
2006 8.65
2007 8.06
2008 5.91
2009 5.46
2010 5.04
2011 5.18
2012 5.03
2013 5.22
2014 5.46
2015 6.02
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
2004 sampai dengan tahun 2015 menunjukan terjadinya penurunan yang drastis
pada tahun 2005. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 sebesar 9.4 persen
34
sedangkan pada tahun 2005 turun sangat drastic hamper mencapai kelipatan dua
sebesar -13.15 persen. Ini disebabkan karena pada akhir tahun 2004 Kabupaten
Aceh Barat merupakan wilayah yang terbesar terkena dampak bencana alam
gempa bumi dan tsunami yang melanda Provinsi Aceh. Hampir 2/3 wilayahnya
ekonomi Aceh Barat perlahan-lahan bangkit lagi, ini dapat dilihat dari terjadinya
Kepada masyarakat juga dituntut untuk turut berperan aktif mengikuti dan
kesejahteraannya.
tahunnya. Tenaga kerja dipandang sebagai salah satu faktor produksi yang mampu
untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya. Tenaga kerja yang
yang besar yang besar pula, namun pertumbuhan jumlah penduduk yang besar dan
ekonomi. Yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur
didalam batas usia kerja. Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu
dengan negara lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 15
Gambar 4.1.
Perkembangan Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2004-2015
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2004-2015 sangat fluktuatif, namun secara
keseluruhan mengalami trend yang meningkat. Pada tahun 2005 tingkat jumlah
36
tenaga kerja di Provinsi Aceh meningkat sebesar 13.266 orang dari tahun
sebelumnya yang hanya 13.088 orang. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan
yang signifikan yaitu jumlah kesempatan kerja hanya sebesar 7.818 orang saja.
begitu signifikan.
baiknya dibahas uji statistik dan uji asumsi klasik terlebih dahulu, yakni sebagai
berikut:
analisa data, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi
klasik ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi yang digunakan
memenuhi asumsi linier klasik. Dimana dalam penelitian ini ada tiga jenis asumsi
a. Uji Autokorelasi
tertentu berkorelasi dengan variabel error-term pada periode lain yang bermakna
variabel error-term tidak random. Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji
asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar
37
sehingga uji signifikansi tidak kuat. Model regresi yang baik adalah model yang
didasarkan pada nilai F dan Obs*R-squared, dimana jika nilai probabilitas dari
ada masalah autokorelasi. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.2.
Hasil Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/21/16 Time: 20:51
Sample: 2004 2015
Included observations: 12
Presample missing value lagged residuals set to zero.
PERTUMBUHAN_EKONOM
I -53.24574 161.8566 -0.328969 0.7506
C 333.0130 1176.436 0.283069 0.7843
RESID(-1) 0.591267 0.327559 1.805071 0.1087
RESID(-2) -0.488868 0.320341 -1.526086 0.1655
squared = 0.1167 > 0,05 maka Ho diterima. Kesimpulannya adalah dengan tingkat
b. Uji Heteroskedasitas
muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Uji
dilakukan uji White Heteroscedasticity. Hasil yang diperhatikan dalam uji ini
adalah nilai F dan Obs *R- Squared. Jika nilai Obs *R- Squared lebih kecil dari
Ha : ada Heteroskedastisitas
Jika P-value Obs *R-square < α, maka Ho di tolak, Oleh karena P-value
Tabel 4.3.
Hasil Uji Heteroskedasitas
Heteroskedasticity Test: White
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/23/16 Time: 07:04
Sample: 2004 2015
Included observations: 12
persen. sementara 42,6 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian.
Uji F menunjukkan bahwa F hitung sebesar 30,03 dan uji Ftabel sebesar 3,95
dengan demikian maka nilai F hitung 30,03> Ftabel 3,95 hal ini berarti bahwa variabel
Aceh Barat.
40
ekonomi terhadap kesempatan kerja. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.4.
Hasil Analisis Data
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja di Aceh
Barat
Dependent Variable: ANGKATAN_KERJA
Method: Least Squares
Date: 04/22/16 Time: 20:43
Sample: 2004 2015
Included observations: 12
PERTUMBUHAN_EKONOM
I 635.5892 159.7595 3.978413 0.0026
C 4602.587 1163.655 3.955285 0.0027
Pertumbuhan Ekonomi yang terjadi adalah sebesar 4602.587. sementara itu, jika
41
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
drastis pada tahun 2005. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 sebesar
9.4 persen sedangkan pada tahun 2005 turun sangat drastic hamper
mencapai kelipatan dua sebesar -13.15 persen. Ini disebabkan karena pada
akhir tahun 2004 Kabupaten Aceh Barat merupakan wilayah yang terbesar
terkena dampak bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda
2. Tingkat tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2004-2015 sangat
Pada tahun 2005 tingkat jumlah tenaga kerja di Provinsi Aceh meningkat
sebesar 13.266 orang dari tahun sebelumnya yang hanya 13.088 orang.
Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan yang signifikan yaitu jumlah
42
43
di Aceh Barat.
4. Uji F menunjukkan bahwa F hitung sebesar 30,03 dan uji Ftabel sebesar 3,95
dengan demikian maka nilai F hitung 30,03> Ftabel 3,95 hal ini berarti bahwa
57,4 persen. sementara 42,6 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain
di luar penelitian.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini
yang baik.
sehingga dapat lebih terserap dipasar tenaga kerja, yang kemudian membawa
Agus Syarip Hidayat. 2005. Analisis Kepekaan Sektor Swasta terhadap Kebijakan
Fiskal Ekspansif. Jurnal Ekonomi, Vol.7. Desember 2005
Ali, Zulfikar. 2004. Analisis Kesemparan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
Antar Sektor di Kabupaten Aceh Utara. Skripsi. Banda Aceh : Fakultas
Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Syiah Kuala
Badan Pusat Statistik Propinsi. (2014). Statistik Indonesia. Kabupaten Aceh Barat
Dornbusch, R dan Fisher, Stanley. (2004). Makro Ekonomi. Edisi IV, Cetakan VI,
Alih Bahasa : Julius A. Muliadi. Erlangga. Jakarta.
Kencana. 2010. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja di Kota Solok (Sebuah
Kajian dengan Menggunakan Metode Kausalitas dan Kointegrasi). Skripsi.
Sumatera Barat: Universitas Andalas
45
46
Samuelson, (2004). Makro Ekonomi. Edisi kedua. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Sukirno, Sadono. (2006). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.