Anda di halaman 1dari 64

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

KELAPA SAWIT DI KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK


KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Gelar sarjana Ekonomi

OLEH
WARDIATI
NIM : 11C20101118

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
2016

xi
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS EKONOMI
MEULABOH, ACEH BARAT
Website: www.utu.ac.id Email: fekon_utu@yahoo.ac.id Kode Pos:23615

Meulaboh, 27 September 2016

Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN


Jenjang : Strata (S1)

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara :

Nama : WARDIATI
Nim :11C20101118

Dengan Judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa


Sawit Di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten
Aceh Barat

Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh


gelar sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar
Meulaboh

Mengesahkan:

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Zulbaidi, SE, MM Said Mahdani, SE.,M.Si.AK

Mengetahui:
Zulbaidi, MM Said Mahdani, SE. M.Si. AK
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan

Dr. Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M. Si

xi Zulbaidi, MM
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS EKONOMI
MEULABOH, ACEH BARAT
Website: www.utu.ac.id Email: fekon_utu@yahoo.ac.id Kode Pos:23615

Meulaboh, 27 September 2016


Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN
Jenjang : Strata (S1)

LEMBAR PERSETUJUAN KOMISI UJIAN


Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:

Nama : WARDIATI
Nim : 11C20101118

Dengan judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi


Kelapa Sawit Di Kecamatan Arongan Lambalek
Kabupaten Aceh Barat

Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada 27 September 2016

Menyetujui
Komisi Ujian

TandaTangan

1. Ketua : Dr. Ishak Hasan, M.Si ……………………..

2. Sekretaris : Zulbaidi, SE, M.Si ……………………..

3. Anggota : Said Mahdani, SE, M.Si, Ak ……………………..

4. Anggota : Mahrizal, SE, M.Si ……………………..

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Yasrizal, M. Si

xi
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : WARDIATI
Nim : 11C2010118

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi adalah hasil karya
saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,
tesis, disertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya
sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah
karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian
yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan untuk
dibatalkan sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, 27 September 2016


Saya yang membuat pernyataan,

Materai 6000

Nama : WARDIATI
Nim : 11C20101118

xi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan


laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah
(kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(Q.S. Luqman:27)

Dengan ridhaMu ya Allah


Amanah ini telah selesai, sebuah langkah telah usai,
Namun itu bukanlah akhir dari perjalananku,
Melainkan awal dari sebuah perjalanan

Ayahanda dan Ibunda……..


Hari ini ananda muliakan untuk mu, bermula dari belaian kasih dan pengorbanan
mu ananda lahir menjadi besar dan dewasa, maka kemuliaan ini kupersembahkan
kepada keluargaku terutama untuk Ayahanda A.Hakim dan Ibunda Marziah
serta kakandaku Hendri Yanti, dan Muslidar serta abang dan kakak iparku Abd.
Rani, , Yusniar dan keponakanku Toni Fiki, Rahma Mulia, Lili Diana atas
segala bimbingan dan semangatnya”.

“Thank’s buat teman-temanku seluruh angkatan 2011 dan buat Best friend
Yeni, Ria, Ijas, Ihar, Asnidar, Neli, Igus, dan Irma dan lain-lain yang tak
bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan bantuannya,
serta yang paling special buat seseorang yang ada dalam hidupku terima
kasih atas semangat dan dukungannya.

WARDIATI

xi
ABSTRACT

xi
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten


Aceh Barat dengan tujuan untuk melihat Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, dimana data ini
didapat langsung dari petani kelapa sawit yang ada di Kecamatan Arongan
lambalek. Metode yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linier Berganda.
Menurut hasil uji t yang diolah membuktikan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek
Kabupaten Aceh Barat yaitu luas lahan dan modal mempengaruhi produksi kelapa
sawit, dimana diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel.

Kata Kunci : Produksi Kelapa Sawit, Luas Lahan, Modal dan Tenaga Kerja.

xi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kuasa-Nya

yang telah memberikan nikmat sehat dan lapang kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam penulis

sanjungsajikan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umat

manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat agar dapat

menyelesaikan studi dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi di

Universitas Teuku Umar.

Dalam kesempatan ini pula, penulis dengan kerendahan hati yang amat

dalam dan ketulusan hati ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini. Ucapan Terima Kasih terutama kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dengan penuh cinta penulis

persembahkan untuk Ayahanda A.Hakim dan Ibunda tercinta Marziah serta

Kakanda Hendri Yanti dan Kakanda Muslidar yang telah memberikan segala

bentuk pengorbanan, nasihat, kasih sayang tiada batas dan do’a tulusnya demi

keberhasilan penulis.

2. Bapak Alisman, SE, M.Si dan Bapak Yasrizal, M.Si selaku dosen

pembimbing yang begitu penulis sanjung dan banggakan yang telah menjadi

orang tua ke dua yang membimbing, memberi arahan, memotivasi, dan

xi
bersedia meluangkan waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar di Meulaboh.

4. Bapak Yasrizal, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar yang telah

membantu penulis selama proses perkuliahan.

6. Seluruh ahli famili yang turut memberikan dukungan baik dukungan moril

maupun materil kepada penulis.

7. Teman-teman penulis khususnya angkatan ’08 yang telah memberikan

semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh pihak yang ikut serta memberikan dukungan kepada penulis yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik

langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-

persatu. Semoga amal kebaikan dan keikhlasan ini mendapat balasan dari Allah

SWT. Dengan kebaikan yang berlipat ganda dan mudah-mudahan skripsi ini ada

manfaatnya. Amin yarabbal’alamin.

Meulaboh , September 2016


Penulis,

( WARDIATI )

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN KOMISI UJIAN .............................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRACT......................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................ 4
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 5
1.5 Sistematika Pembahasan ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7


2.1 Lahan ......................................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Lahan............................................................................. 7
2.1.2 Klasifikasi Lahan ............................................................................ 8
2.1.3 Penggunaan Lahan .......................................................................... 8
2.1.4 Metode Pengolahan Lahan .............................................................. 9
2.2 Modal ........................................................................................................ 10
2.2.1 Pengertian Modal ............................................................................ 10
2.2.2 Jenis-Jenis Modal ............................................................................ 10
2.2.3 Manfaat Modal ................................................................................ 11
2.2.4 Sumber-Sumber Pembentukan Modal ........................................... 12
2.3 Tenaga Kerja ............................................................................................ 12
2.3.1 Pengertian Tenaga Kerja ................................................................ 12
2.3.2 Klasifikasi Tenaga Kerja ................................................................ 13
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja .............................................................. 14
2.2.4 Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Di Indonesia ............. 16
2.4 Produksi .................................................................................................... 17

xi
2.4.1 Pengertian Produksi ........................................................................ 17
2.4.2 Teori Produksi ................................................................................ 18
2.4.3 Fungsi Produksi .............................................................................. 19
2.4.4 Proses Produksi............................................................................... 20
2.4.5 Tujuan Produksi .............................................................................. 21
2.4.6 Faktor-Faktor Produksi .................................................................. 22
2.5 Perumusan Hipotesis ............................................................................... 26
2.6. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 26

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 28


3.1 Populasi dan Sampel ................................................................................ 28
3.2 Data Penelitian ......................................................................................... 28
3.2.1 Jenis Dan Sumber Data ............................................................. 28
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 28
3.3 Model Analisis Data ................................................................................ 29
3.3.1 Analisis Regresi Berganda ............................................................ 30
3.4 Definisi Operasional Variabel ................................................................. 30
3.5 Pengujian Hipotesis ................................................................................. 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 33


4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................................................ 33
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 36
4.2.1 Regresi Linier Berganda .............................................................. 37
4.2.2 Analisis Koefisien Korelasi ( r) ................................................... 37
4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi ................................................... 37
4.2.4 Uji Regresi Linier berganda ......................................................... 38
4.2.5 Uji Signifikansi Parsial (uji t) ...................................................... 39

V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 41


5.1 Simpulan ................................................................................................... 41
5.2 Saran ......................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43


LAMPIRAN ....................................................................................................... 45

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan


Lambalek Kabupaten Aceh Barat .......................................................... 3

2. Jumlah Produksi Kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek


Kabupaten Aceh Barat ............................................................................. 33

3. Luas Lahan Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten


Aceh Barat ............................................................................................... 34

4. Jumlah Modal Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek


Kabupaten Aceh Barat ............................................................................. 34

5. Jumlah Tenaga Kerja Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek


Kabupaten Aceh Barat ............................................................................. 35

6. Standar Deviasi rata-rata dan observasi .................................................. 36

7. Hasil akhir Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit


di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat .................. 37

8. Regresi Linier Berganda dan uji partial (uji t) ....................................... 38

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Input Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit


di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat .................. 45

2. Hasil regresi .......................................................................................... 46

3. Uji t ........................................................................................................ 50

4. Kuisioner ............................................................................................... 51

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu harus diarahkan pada

sektor industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lainnya. Bagi Indonesia,

alternatif terbaik adalah menetapkan pembangunan ekonomi jangka panjangnya

pada sektor pertanian yang merupakan sektor dimana masyarakat Indonesia paling

banyak berada di dalamnya. Pembangunan jangka panjang yang terpadu akan

mengembangkan sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources)

melalui sektor pertanian pada umumnya dan agribisnis khususnya dalam

mendukung kerangka pembangunan Sumber Daya Alam (SDM) seutuhnya di

Indonesia (Simanjuntak, 2007, h. 2).

Sektor perkebunan salah satunya kelapa sawit memegang peranan penting

dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh

penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan kesempatan kerja

dan mendukung perkembangan sektor lain terutama dalam penyediaan bahan

baku bagi industri. Pembangunan pertanian merupakan bagian yang diandalkan

dalam mencapai pertanian yang tangguh dan juga sebagai wahana untuk mencapai

peningkatan pertanian.

Sektor pertanian yang diunggulkan adalah sektor perkebunan seperti

kelapa sawit. Pembangunan perkebunan dapat dilakukan oleh pihak swasta dalam

bentuk perkebunan besar ataupun oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat.

Perkebunan merupakan sub sektor yang berperan penting dalam perekonomian

nasional dan perkebunan memiliki kontribusi besar dalam pendapatan nasional,

1
2

penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor dan penerimaan pajak. Dalam

perkembangannya, sub sektor ini tidak terlepas dari berbagai dinamika nasional

dan global (Hasibuan, 2008, h. 17).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan

produktivitas kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat yaitu dengan intensifikasi lahan. Namun, dalam intensifikasi lahan terdapat

kendala yaitu permasalahan budidaya. Dalam budidaya kelapa sawit, salah satu

faktor yang menghambat produktivitas kelapa sawit yaitu gulma. Gulma

merupakan suatu tumbuhan yang pertumbuhannya tidak diinginkan dan

merugikan bagi petani sehingga perlu dikendalikan.

Pada usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup

panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidaklah sama,

tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan contohnya komoditas kelapa

sawit. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun turut sebagai penentu

pencapaian produksi. Keberhasilan budidaya komoditas kelapa sawit tergantung

pada proses penyeleksian tanaman yang ditanam, agroekologi atau lingkungan

tempat tumbuh tempat melakukan budidaya tanaman dan pengelolaan yang

dilakukan oleh petani atau pengusaha tani di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat.

2
3

Berikut dapat dilihat luas lahan dan produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1
Luas lahan dan Produksi Kelapa Sawit
Di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat
No Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)
1 2011 648,00 2495,64
2 2012 648,00 2495,64
3 2013 1015,00 6107,00
4 2014 1021,00 6151,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat

Proses produksi kelapa sawit di Kecamatan arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi,

persyaratan ini lebih dikenal dengan faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari

empat komponen yaitu tanah, modal, tenaga kerja dan skill atau manajemen.

Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu

sama lainnya. Kalau salah satu faktor tidak tersedia, maka poses produksi tidak

akan berjalan, terutama tiga faktor tersebut. Faktor-faktor produksi tersebut

merupakan sesuatu yang mutlak harus tersedia yang akan lebih sempurna.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Kelapa Sawit Di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

a. Apakah lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi kelapa

sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat?

3
4

b. Manakah diantara lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap

produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan yang hendak dicapai

adalah:

a. Untuk mengetahui apakah lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap

produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat.

b. Untuk mengetahui dari ketiga variabel tersebut manakah diantara lahan, modal

dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas manfaat yang akan diperoleh

dengan diadakan penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis / peneliti

Manfaat peneliti bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan tentang seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh lahan, modal

dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat. Serta sebagai salah satu sarana untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah dalam menyusun berbagai

kajian literatur untuk menjadikan suatu wacana baru kedepan.

4
5

b. Bagi Pihak Lain

Manfaat penelitian bagi pihak lain adalah memberikan wawasan dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perpustakaan

Fakultas Ekonomi, serta sebagai bahan acuan untuk kedepannya dalam melakukan

penelitian yang lebih mendalam bagi para mahasiswa atau mahasiswi, khususnya

kalangan Fakultas Ekonomi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis bagi pihak luar dari penelitian ini adalah khususnya untuk

pemerintah di Kabupaten Aceh Barat diharapkan Adanya peran untuk membantu

kelancaran kelanjutan dari usaha perkebunan kelapa sawit maupun bantuan

sarana-sarana lainnya serta memberikan penyuluhan tentang pembangunan

pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit.

1.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan masing-masing bab dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Bagian Pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawitdi Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat, serta rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Bagian Kedua merupakan tinjauan pustaka dari berjudul “faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat” mengenai pengertian antar variabel dalam judul tersebut,

serta perumusan hipotesis dan penelitian terdahulu.

5
6

Bagian Ketiga metode penelitian berisi tentang ruang lingkup, data

penelitian yang didalamnya mengenai jenis dan sumber data serta pengumpulan

data, model analisis data, dan definisi operasional variabel.

Bagian keempat Hasil dan Pembahasan yang terdiri dari statistik deskriptif

variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

Bagian kelima simpulan dan saran.

6
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan

2.1.1 Pengertian Lahan

Menurut Daryanto (2012, h. 4) lahan merupakan lingkungan fisif dan

biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan

kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisif meliputi relief (topografi), iklim,

tanah dan air. Sedangkan bioltik meliputi hewan dan tumbuhan.

Menurut Bamualim (2004, h. 7) lahan merupakan sumber daya alam fisik

yang mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan manusia. Karena lahan

diperlukan manusia untuk tempet tinggal dan hidup, melakukan kegiatan

pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya.

Menurut Djaenudin (2007, h. 14) lahan merupakan suatu sistem

mempunyai komponen-komponen yang terorganisir secara spesifik dan

perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan

ini dapat dipandang sebagai sumber daya dalam hubungannya dengan aktivitas

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa lahan

merupakan lingkungan fisif dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya

terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia atau suatu sistem

mempunyai komponen-komponen yang terorganisir secara spesifik dan

perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran tertentu.

7
8

2.1.2 Klasifikasi Lahan

Menurut Hermanto (2009, h. 20) klasifikasi lahan terbagi atas :

a. Lahan potensial, yaitu lahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi serta dapat

menghasilkan hasil pertanian yang tinggi walaupun dengan biaya pengolahan

yang rendah. Ciri-ciri lahan ini adalah :

1. Tingkat kesuburan tinggi.

2. Memiliki sifat fisif yang baik.

3. Belum terjadi erosi.

b. Lahan kritis, yaitu lahan yang telah mengalami kerusakan secara fisif, kimia,

dan biologis atau lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Ciri-ciri lahan

ini adalah :

1. Tidak subur.

2. Miskin humus.

2.1.3 Penggunaan Lahan

Menurut Suprianto (2010, h. 4) Penggunaan lahan untuk pertanian secara

umum dapat dibedakan atas :

a. Penggunaan lahan tanaman musiman, yaitu diutamakan untuk tanaman

musiman yang dalam polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen

dilakukan setiap musim dengan periode biasanya kurang dari setahun.

b. Penggunaan lahan tanaman tahunan, yaitu penggunaan tanaman jangka panjang

yang pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi

tidak produktif lagi seperti pada tanaman perkebunan.

8
9

c. Penggunaan lahan tanaman permanen, yaitu diarahkan pada lahan yang tidak

diusahakan untuk pertanian seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa,

dan sarananya, lapangan terbang dan pelabuhan.

2.1.4 Metode Pengolahan Lahan

Menurut Mayunar dan Subrata (2009, h. 17) metode pengolahan lahan

terdiri atas :

a. Pengolahan lahan secara konvensional

Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk

lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak

dilakukan dilingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak

menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran.

Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar,

karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasanya dilakukan secara gotong

royong. Tetapi pengolahan lahan dengan sistem ini banyak mengalami

kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya.

b. Pengolahan lahan secara modern

Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk

tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara

ini biasanya menggunakan mesin.

Kelebihan dari metode ini yaitu lebih cepat dalam proses pengerjaannya,

serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari sistem ini yaitu

dibutuhkan modal yang besar dalam pengupayaannya.

9
10

2.2 Modal

2.2.1 Pengertian Modal

Menurut Munawir (2008, h. 19) modal merupakan hak atau bagian yang

dimiliki oleh pemilik perusahaan yaitu ditunjukkan dalam pos modal (modal

saham), surplus dan laba ditahan, atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

Menurut Rianto (2010, h. 17) modal merupakan bersifat klasik dan non

physical oriented, modal yang bersifat klasik adalah sebagai hasil produksi yang

digunakan untuk memproduksi lebih lanjut, sedangkan yang bersifat non physical

oriented adalah modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai

atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.

Menurut Hadiyanto (2012, h. 4) modal merupakan dana yang berasal dari

pemilik bank, atau pemegang saham ditambah dengan agio saham dan hasil usaha

yang berasal dari kegiatan usaha bank.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa modal

merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan atau dana yang

berasal dari pemilik bank, atau pemegang saham ditambah dengan agio saham dan

hasil usaha yang berasal dari kegiatan usaha bank.

2.2.2 Jenis-Jenis Modal

Menurut Prayogi (2013, h. 2) jenis-jenis modal terdiri atas :

a. Modal Investasi

Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan

berulang-ulang, biasanya umur lebih dari satu tahun. Penggunaan modal

10
11

investasi jangka panjang untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah, bangunan,

mesin-mesin, peralatan, kendaraan, bersumber dari perbankan.

b. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional

perusahaan pada saat sedang beroperasi. Modal kerja digunakan untuk jangka

pendek dan beberapa kali pakai dalam satu proses produksi.

2.2.3 Manfaat Modal

Menurut Meiner (2006, h. 7) manfaat modal terdiri atas :

a. Mempermudah pendirian perusahaan baru

Salah satu kesulitan pendirian usaha baru adalah adanya kesulitan memperoleh

modal, dengan adanya modal ventura kendala dapat dihilangkan.

b. Membantu Perkembangan Perusahaan

Perusahaan yang sedang mengadakan ekspansi membutuhkan dana yang besar

dan dana ini tak selalu tersedia secara cukup. Modal ventura dapat mengatasi

kesulitan ini dengan keikutsertaan dalam permodalan perusahaan.

c. Meningkatkan Investasi

Dalam sebuah ekonomi yang sedang berkembang sangat dibutuhkan investasi,

dengan adanya pendirian usaha baru yang dipermudah oleh modal ventura

tingkat investasi akan meningkat.

d. Memperlancar Alih teknologi

Teknologi yang dimiliki perusahaan belum tentu teknologi yang terbaik

sementara untuk memperoleh teknologi yang terbaik tersebut dibutuhkan dana

yang cukup besar. Modal ventura berfungsi membantu mendapatkan teknologi

tersebut dengan meberikan tambahan dana bagi perusahaan tersebut.

11
12

2.2.4 Sumber-Sumber Pembentukan Modal

Menurut Jhingan (2012, h. 344-350) sumber-sumber pembentukan modal

adalah :

a. Sumber Internal

1. Kenaikan pendapatan nasional.

2. Penggalakan tabungan.

3. Pendirian lembaga keuangan

4. Tabungan desa

5. Simpanan emas.

6. Mempertahankan kepincangan pendapatan.

7. Peningkatan keuntungan.

8. Tindakan fisikal.

9. Inflasi.

10. Keuntungan badan usaha negara.

11. Pemanfaatan Pengangguran tersembunyi.

b. Sumber Eksternal

Menurut Jhingan (2012, h. 350-351) sumber eksternal adalah :

1. Bantuan luar negeri.

2. Pembatasan import.

3. Term of trade yang menguntungkan.

2.3 Tenaga Kerja

2.3.1 Pengertian Tenaga Kerja

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tenaga kerja merupakan

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan

12
13

atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja

dapat juga diartinya sebagai penduduk yang berada dalam batas usia kerja, tenaga

kerja tersebut juga golongan produktif yakni dari usia 15-65 tahun.

Menurut Ritonga dan Firdaus (2007, h. 2) tenaga kerja merupakan

penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka

yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang

bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

Menurut Harahap et. al (2014, h. 2) tenaga kerja merupakan setiap orang

laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun ke atas yang sedang dalam dan atau

akan melakukan pekerjaan, baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna

menghasilkan barng atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa tenaga kerja merupakan

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan

atau jasa dan penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara

lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka

yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

2.3.2 Klasifikasi Tenaga Kerja

Menurut Asyhadie (2007, h. 22) klasifikasi tenaga kerja terdiri dari :

a. Berdasarkan Penduduknya.

1. Tenaga kerja, yaitu seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja

dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan bekerja.

2. Bukan tenaga kerja, yaitu mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak

mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.

13
14

b. Berdasarkan Batas Kerja.

1. Angkatan kerja, yaitu penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun

yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun

yang sedang aktif mencari pekerjaan.

2. Bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang berumur 10 tahun keatas yang

kegiatannya hanya sekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.

c. Berdasarkan Kualitasnya.

1. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau

kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara bersekolah atau pendidikan

formal dan nonformal.

2. Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam

bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja.

3. Tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja kasar yang hanya

mengandalkan tenaga saja.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Sumarsono (2008, h. 105) faktor-faktor yang mempengaruhi

penyerapan tenaga kerja terdiri atas :

a. Tingkat Upah

Perubahan tingkat akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi

perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan

terjadi hal-hal sebagai berikut :

1. Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi perusahaan, yang

selanjutnya akan meningkatkan pula harga perunit barang yang diproduksi.

14
15

2. Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak

berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat

modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga

kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal seperti mesin dan lain-lain.

b. Nilai Produksi

Menurut Sudarsono (2008, h. 35) nilai produksi adalah tingkat produksi

atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada

suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ketangan konsumen.

Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang

bersangkutan.

Apabila permintaan hasil produksi perusahaan atau industri meningkat,

produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya, untuk maksud

tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan yang

mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain naik turnnya permintaan

pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui

besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau

alat yang digunakan dalam proses produksi.

c. Nilai Investasi

Menurut Sukirno (2008, h. 107) dalam praktek usaha tercatat nilai

penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu yang digolongkan

sebagai investasi atau penanaman modal meliputi :

1. Pembelanjaan pokok berbagai jenis barang modal yaitu mesin dan peralatan

produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

15
16

2. Pembelanjaan penujang untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan

kantor, bangunan pabrik dan lain-lain.

Menurut Sukirno (2008, h. 109) faktor utama untuk menentukan tingkat

investasi adalah :

1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.

2. Tingkat bunga.

3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa akan datang.

4. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

5. Keuntungan yang diperoleh perusahaan.

2.3.4 Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Di Indonesia

Menurut Irfan (2013, h. 13) upaya peningkatan kualitas tenaga kerja di

Indonesia terdiri atas :

a. Meningkatkan tenaga kerja terampil dengan meningkatkan pendidikan formal

maupun informal bagi setiap penduduk.

b. Mengintensifkan pekerjaan didaerah pedesaan yang bersifat padat karya untuk

mengurangi pengangguran tenaga kerja kasar dipedesaan.

c. Mendirikan pusat-pusat atau balai latihan kerja, untuk mendapatkan tenaga

terampil dan kreatif.

d. Menggiatkan program keluarga berencana, untuk mengurangi atau

menghambat pertambahan jumlah penduduk sehingga pertambahan jumlah

angkatan kerja bisa terkendali.

e. Mendorong pembangunan didaerah pedesaan untuk bisa menyerap tenaga kerja

dipedesaan.

16
17

f. Penyediaan dana kredit secara lebih meluas dan merata bagi peningkatan

kegiatan produksi padat karya.

g. Pengeluaran pemerintah ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja

produktif sebanyak mungkin.

h. Pendidikan umum melalui pendidikan formal guna meningkatkan kualitas

sumber daya manusia.

i. Kursus-kursus keterampilan, baik yang dilaksanakan pemerintah atau

masyarakat.

j. Meningkatkan kegiatan pembangunan yang banyak diperlukan tenaga kerja

dan mendirikan industri didaerah.

2.4 Produksi

2.4.1 Pengertian Produksi

Menurut Huki (2012, h. 1) produksi merupakan kegiatan yang

menciptakan, mengolah, mengupayakan pelayanan, menghasilkan barang dan jasa

atau usaha untuk meningkatkan suatu benda agar menjadi lebih berguna bagi

kebutuhan manusia. Orang atau badan yang mengolah, menciptakan, dan

menghasilkan barang atau jasa disebut sebagai produsen.

Menurut Syawal (2012, h. 2) Produksi merupakan suatu proses mengubah

input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa

terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output

adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi.

Menurut Nicholson (2005, h. 50) menyatakan produksi merupakan hasil

akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan

atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi

17
18

mengandung hubungan antar tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan

produk atau hasil yang akan diperoleh. Sehingga produksi merupakan hasil akhir

dari proses atau aktivitas dengan memanfaatkan beberapa masukan alat input.

Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah, mengupayakan

pelayanan, menghasilkan barang, jasa dan hasil akhir dari proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.

2.4.2 Teori Produksi

Dalam upaya memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan barang dan jasa.

Barang dan jasa tersebut tidak tersedia begitu saja, tetapi harus dibuat dengan

pengorbanan tertentu. Daging sapi yang menjadi bahan pangan untuk kepuasan

manusia tidak tersedia secara langsung tetapi melalui proses yang panjang.

Bermula dari rumput kemudian melibatkan kegiatan manusia untuk mengelola

lahan, sapi dan modal sampai menjadi daging yang siap dimakan telah terjadi

perubahan bentuk, sifat, tempat dan waktu. Perubahan-perubahan tersebut

mengarah pada suatu perubahan barang dan jasa yang kurang berguna menjadi

barang yang lebih berguna untuk memenuhi kepuasan manusia

(http://www.google.com/teori produksi dan biaya produksi) diakses 15 Februari

2015.

Produksi dalam artian yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan

yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda untuk

memenuhi kebutuhan kepuasan manusia. Setiap proses untuk menghasilkan

18
19

barang dan jasa dinamakan “Proses Produksi”. Produksi dalam artian lebih

“operasional” adalah suatu proses dimana satu atau beberapa barang dan jasa yang

disebut “input” diubah menjadi barang dan jasa yang disebut “output”.

Dalam suatu proses produksi digunakan berbagai jenis input. Konsep dari

fungsi fungsi produksi didefinisikan sebagai persamaan matematika yang

menunjukkan kuantitas maksimum output yang dapat dihasilkan dari serangkaian

input. Produksi dapat dinyatakansebagai perangkat prosedur dari kegiatan yang

terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan usaha salak maupun lainnya

(http://www.google.com/teori produksi dan biaya produksi) diakses 15 Februari

2015.

2.4.3 Fungsi Produksi


Menurut Sa’dyah (2009, h. 434) di dalam proses produksi, faktor produksi

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk

sebagai output dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai

input dalam proses produksi tersebut. Sedangkan proses produksi tergantung pula

dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Hal ini berarti nilai produk yang

dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang digunakan dalam

proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dalam proses

produksi disebut fungsi produksi.

Menurut Sa’dyah (2009, h. 434) fungsi produksi dapat mencerminkan

keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun

perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan mengubah

bentuk fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi sepatu. Dalam fungsi

produksi, sepatu itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah

19
20

satu komposisi faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan berubah.

Namun, output akan tetap sama apabila perubahan satu faktor produksi diganti

dengan faktor produksi lainnya.

2.4.4 Proses Produksi

Menurut Assauri (2008, h. 184) proses produksi dapat dibedakan menjadi:

1. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent process)

Perencanaan produksi dalam perusahaan pabrik yang mempunyai proses

produksi yang terputus-putus, dilakukan berdasarkan jumlah pesanan (order) yang

diterima. Oleh karena kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan

(order), maka jumlah produknya biasanya sedikit atau relatif kecil, sehingga

perencanaan produksi yang dibuat semata-mata tidak berdasarkan ramalan

penjualan (sales forecasting), tetapi terutama didasarkan atas pesanan yang masuk.

Perencanaan produksi dibuat untuk menentukan kegiatan produksi yang perlu

dilakukan bagi pengerjaan setiap pesanan yang masuk.

Ramalan penjualan ini membantu untuk dapat memperkirakan order yang

akan diterima, sehingga dapat diperkirakan dan ditentukan bagaimana mesin dan

peralatan yang ada agar mendekati optimum pada masa yang akan datang, dan

tindakan-tindakan apa yang perlu diambil untuk menutupi kekurangan-

kekurangan yang mungkin terdapat. Perencanaan produksi yang disusun haruslah

fleksibel, supaya peralatan produksi dapat dipergunakan secara optimal.

2. Proses produksi yang terus-menerus (continuous process)

Perencanaan produksi pada perusahaan yang mempunyai proses produksi

yang terus menerus, dilakukan berdasarkan ramalan penjualan. Hal ini karena

kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan pesanan akan tetapi untuk

20
21

memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta berulang-ulang dan telah

mempunyai rancangan selama jangka waktu tertentu.

2.4.5 Tujuan Produksi

Menurut Widjajanta dan Widyaningsih (2009, h. 170) tujuan produksi

adalah sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam kebutuhan

terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi.

Apalagi jumlah manusia terus bertambah.

b. Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa,

produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan

memperoleh laba sebanyak-banyaknya.

c. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan

jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan

produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup

perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.

d. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha

memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat

kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu

sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya.

e. Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena

bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi barang yang baru.

f. Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.

g. Meningkatkan kemakmuran.

h. Memperluas lapangan usaha.

21
22

2.4.6 Faktor-Faktor Produksi

Menurut Griffin (2006, h. 41) dalam ilmu ekonomi, faktor

produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi

barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok,

yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada

perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi

seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan

oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).

Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah

faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi

ini. Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi yaitu:

a. Sumber Daya Fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam

semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi.

Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw

material).

b. Tenaga Kerja

Menurut Griffin (2006, h. 42-44) tenaga kerja merupakan faktor

produksi manusia yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan

kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor

produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran,

serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja

dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan

berdasarkan sifat kerjanya.

22
23

1. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi :

a. Tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan

tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter,

insinyur, akuntan, dan ahli hukum.

b. Tenaga kerja tidak terdidik

Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau

latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di

bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.

c. Tenaga kerja tidak terlatih

Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga

kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan

pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.

2. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi :

a. Tenaga kerja rohani

Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa,

dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.

b. Tenaga kerja jasmani

Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik

dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pendayung becak, dan sopir.

23
24

c. Modal

Menurut Griffin (2006, h. 44-46) modal adalah barang-barang atau

peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat

digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta

berdasarkan sifatnya. Yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi :

a. Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri.

Misalnya, setoran dari pemilik perusahaan.

b. Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya,

modal yang berupa pinjaman bank.

2. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi :

a. Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses

produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan.

b. Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi

mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak

merek.

3. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi :

a. Modal individu

Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan

hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah

rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank.

b. Modal masyarakat

Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan

digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya

24
25

adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau

pelabuhan.

4. Berdasarkan sifatnya, modal menjadi :

a. Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-

ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.

b. Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses

produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

d. Kewirausahaan

Menurut Griffin (2006, h. 47) faktor kewirausahaan adalah keahlian atau

keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor

produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun

faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam

proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.

e. Skill

Menurut Griffin (2006, h. 47) faktor produksi keahlian (skill) atau

kewirausahaan adalah keahlian seorang pengusaha untuk mengelola faktor-faktor

produksi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa. Hal-hal

pokok yang harus dikuasai pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi yaitu

sebagai berikut :

1. Planning atau perencanaanmencakup penetapan tujuan, penyusunan strategi,

rencana modal dan biaya, strategi bisnis, visi dan misi, serta kebijakan

alternatif.

25
26

2. Organizing atau pengorganisasian mencakup pengelolaan semua sumber daya

yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan yang meliputi struktur organisasi,

spesialisasi kerja, hubungan kerja.

3. Actualing atau Pengarahan mencakup pengarahan dan bimbingan serta motivasi

terhadap karyawan dalam menjalankan tugas masing-masing meliputi

pengawasan tugas pekerjaan.

4. Controlling atau Pengawasan mencakup kesesuaian pelaksanaan pekerjaan

dengan tujuan perusahaan terhadap pekerjaan masing-masing bagian.

2.5 Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Diduga lahan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

b. Diduga modal berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

c. Diduga tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kelapa

sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

2.6 Penelitian Terdahulu

Menurut Ririn Wirdasari Saragih (2010) yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit (Studi Kasus : PTPN IV

Kebun Pasir Mandoge)” menjelaskan bahwa dalam menganalisis besarnya

pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model

ekonometrika dengan meregresikan variabel yang ada. Hasil regresi antara

variabel luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh positif dan secara statistik

26
27

signifikan terhadap hasil produksi kelapa sawit, variabel pupuk berpengaruh

positif dan secara statistik tidak signifikan terhadap jumlah produksi. Hasil uji

koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel hasil produksi kelapa

sawit sebagai variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel variabel luas

lahan, tenaga kerja dan pupuk sebesar 93,51% dan sisanya 6,49 % dijelaskan oleh

variabel lain diluar model.

Selanjutnya menurut Engelbertus Turot ( 2007) yang berjudul “ Faktor-

faktor yang mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan

Nusantara IT Prafi Kabupaten Manokwari” menjelaskan bahwa dalam penelitian

ini digunakan pendekatan fungsi produksi yang masih dengan fungsi trans log.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi (independent) secara

bersama-sama berpengaruh nyata atau signifikan terhadap produksi kelapa sawit.

Variabel umur tanaman berpengaruh positif terhadap produksi kelapa sawit.

Menurunnya penerimaan total yang disebabkan karena karena menurunnya

produksi kelapa sawit. Sementara menurunnya keuntungan yang disebabkan

rendahnya penerimaan total yang mana biaya produksi total cenderung semakin

bertambah.

27
28

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh penduduk yang

mempunyai perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat, sedangkan sampel yang diambil adalah luas lahan, jumlah

modal, jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh barat yang terdiri dari 30 sampel.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


a. Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli atau pihak pertama, seperti masyarakat yang mempunyai

perkebunan kelapa sawit.

b. Data Sekunder merupakansumber data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara, seperti Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Aceh Barat serta instansi-instansi yang terkait.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka (Library Research)

Metode ini digunakan untuk mengadakan studi penelaahan terhadap buku,

literatur, catatan, dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti.

28
29

b. Pengamatan (observasi)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung ke objek

penelitian sehingga dapat melihat dari dekat tentang hal-hal yang menjadi tujuan

pengamatan. Objek penelitian bisa berupa aktivitas manusia, fenomena alam,

proses kerja dan lain sebagainya.

c. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Cara wawancara adalah dengan

bertanya langsung kepada orang yang menjadi narasumber.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dari tempat penelitian meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, dan data-data dari penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah

atau tujuan penelitian.

e. Angket (Quesioner)

Quisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti dengan tujuan

mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah yang berkaitan.

3.3 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda, yang akan diolah dengan menggunakan program SPSS dengan

penjelasan berikut :

29
30

3.3.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis besarnya hubungan dan

pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua. Dengan rumus

(Suharyadi dan Purwanto, 2004, h. 508) sebagai berikut :

Y = a + b1 X1+ b2 X2 +b3 X3 + e.............................. (1)

Dimana :

Y = Variabel terikat (Produksi Kelapa Sawit)

a = Intercept

b = Koefisien Regresi

X1 = Lahan

X2 = Modal

X3 = Tenaga Kerja

e = Error Term

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam definisi operasional variabel ini menjelaskan tentang definisi dari

variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini.

a. Lahan (X1) adalah tempat yang ditujukan atau cocok untuk dijadikan lahan

perkebunan yang diukur dengan hektar di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat.

b. Modal (X2) adalah uang yang digunakan untuk memulai usaha perkebunan

yang diukur dengan rupiah di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat.

30
31

c. Tenaga Kerja (X3) adalah sekelompok orang yang bekerja pada perkebunan

kelapa sawit yang diukur dengan satuan orang di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

d. Produksi Kelapa Sawit (Y) adalah jumlah kelapa sawit yang dihasilkan

perbulannya yang diukur dengan ton atau kilo di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

3.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian hipotesis ini maka, apabila :

a. H0 ; β = 0, artinya tidak terdapat dampak yang signifikan antara variabel

bebas (Lahan, Modal dan tenaga kerja) terhadap variabel terikat (Produksi

Kelapa Sawit) di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

b. H1 ; β ≠ 0, artinya terdapat dampak yang signifikan antara variabel bebas

(Lahan, Modal dan tenaga kerja) terhadap variabel terikat (Produksi Kelapa

Sawit) di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

Uji hipotesis secara individual (uji t) dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila t hitung ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara lahan, modal dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa

sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

b. Apabila t hitung ttabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara lahan, modal dan tenaga kerja terhadap

produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat.

31
32

Uji hipotesis secara bersama (uji F) dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila Fhitung Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara lahan, modal dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa

sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

b. Apabila Fhitung Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara lahan, modal dan tenaga kerja terhadap

produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat.

32
33

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Kecamatan Arongan Lambalek merupakan salah satu Kecamatan yang di

Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 130.06 Km2 dengan persentase

4.44% dan memiliki 27 desa. Berikut merupakan data jumlah produksi kelapa

sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 1
Jumlah Produksi Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek
Kabupaten Aceh Barat
No Produksi (Kg) Jumlah Responden
1 100 – 200 7
2 201 - 301 12
3 302 – 402 4
4 > 403 7
Jumlah 30
Sumber : Data Primer diolah Juni 2016

Berdasarkan tabel 1 (satu) diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi

sawit diperoleh sebesar 100 – 200 kg dengan jumlah petani kelapa sawit sekitar 7

(tujuh) orang. Sementara dengan jumlah petani kelapa sawit sebanyak 12 orang

menghasilkan produksi kelapa sawit sekitar 201 – 301 kg. Selanjutnya jumlah

petani kelapa sawit sebanyak 4 (empat) orang menghasilkan produksi sawit

sebesar 302 - 402 kg. Sedangkan pada jumlah petani kelapa sawit sebanyak 7

orang menghasilkan produksi sawit diatas 403 kg.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa besar kecilnya jumlah produksi kelapa sawit yang didapat merupakan hasil

atau pemeliharaan dari usaha yang selama ini dilakukan oleh para petani sawit,

dimana semakin bagus cara pemeliharaan dan perawatannya maka akan semakin

33
34

besar pula peningkatan produksinya serta tidak terlepas dari pemberian pupuk

yang baik dan rutin.

Tabel 2
Luas Lahan Kelapa Sawit Kecamatan Arongan Lambalek
Kabupaten Aceh Barat
No. Luas Lahan (ha) Jumlah Responden (orang)
1 1,5 - 2 16
2 2,5 – 3 11
3 >3,5 3
Jumlah 30
Sumber : Data Primer diolah Juni 2016

Dari tabel 2 (dua) diatas menjelaskan bahwa luas lahan kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat. Luas lahan kelapa sawit

dari 1,5 – 2 ha dimiliki oleh 16 orang petani. Selanjutnya pada luas lahan 2,5 – 3

ha dimiliki oleh 11 orang petani. Sedangkan luas lahan > 3,5 ha dimiliki oleh 3

orang petani.

Penulis menyimpulkan bahwa luas lahan merupakan tempat atau awal

mula seorang petani yang nantinya akan menanam sebuah pohon, dimana lahan

tersebut nantinya akan menentukan hasil akhir atau produksi. Semakin baik

keadaan lahan yang digunakan maka akan semakin baik pula hasil yang didapat.

Tabel 3
Jumlah Modal Petani Kelapa Sawit Kecamatan Arongan Lambalek
Kabupaten Aceh Barat
No Modal (Rupiah) Jumlah Responden (Orang)
1 150.000 – 200.000 1
2 250.000 – 300.000 17
3 350.000 – 400.000 8
4 >450.000 4
Jumlah 30
Sumber : Data Primer diolah Juni 2016

Pada tabel 3 (tiga) dapat dilihat jumlah modal dari 30 orang responden

menunjukkan bahwa modal terendah sebesar Rp 150.000 – Rp 200.000 sebanyak

1 (satu) orang petani kelapa sawit. Jumlah modal menengah sebesar Rp 250.000 –

34
35

Rp 300.000 sebanyak 17 orang petani kelapa sawit. Jumlah modal petani kelapa

sawit antara Rp 350.000 –Rp 400.000 sebanyak 8 (delapan) orang. Sedangkan

jumlah modal tertinggi sebesar >Rp 450.000 sebanyak 4 (empat) orang petani

kelapa sawit.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa modal yang digunakan oleh para petani kelapa sawit baik dalam jumlah

besar maupun jumlah kecil merupakan dana awal untuk memulai kegiatan bertani

kelapa sawit sehingga semua keperluan bisa dipenuhi.

Tabel 4
Jumlah Tenaga Kerja Kelapa Sawit Kecamatan Arongan Lambalek
Kabupaten Aceh Barat
No Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Responden
1 2–4 27
2 5–7 3
3 >8 -
Jumlah 30
Sumber : Data Primer diolah Juni 2016

Tabel 4 (empat) diatas menjelaskan tentang jumlah tenaga kerja pada

setiap lahan kelapa sawit bervariasi diantaranya jumlah tenaga kerja 2 - 4 orang

dipekerjakan oleh 27 orang pemilik kebun kelapa sawit, sedangakan pada jumlah

tenaga kerja 5 - 7 orang dipekerjakan oleh pemilik kebun kelapa sawit sebanyak 3

(tiga) orang.

Penulis menyimpulkan bahwa setiap kegiatan atau pekerjaan apa saja

sudah pasti membutuhkan tenaga kerja yang sangat penting dalam menjalankan

sebuah usaha.

35
36

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat, analisis ini dilakukan dengan menggunakan model

analisis regresi berganda yang diolah melalui program SPSS 18. Dari hasil

penelitian diperoleh hasil akhirnya sebagai berikut :

Tabel 5
Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi
Mean Std. Deviation N
Produksi 304.1667 207.45271 30
Lahan 2.4423 .65161 30
Modal 312166.6667 75048.06889 30
TK 2.6000 1.03724 30
Sumber : Data primer (diolah Juni 2016)

Pada tabel 5 (lima) diatas terlihat bahwa rata-rata produksi kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebesar 304,17 kg dengan

standar deviasi 207,45 persen. Selanjutnya rata-rata luas lahan sebesar 2,44 ha

dengan standar deviasi sebesar 0,65 persen. Sementara rata-rata modal sebesar

Rp312.166 dengan standar deviasi 75.048,07 persen. Kemudian tenaga kerja

sebesar 2,600 orang dengan standar deviasi 1,04 persen. Kemudian N menyatakan

jumlah observasi yang masing-masing berjumlah 30 responden.

36
37

4.2.1. Regresi Linier Berganda

Dari data-data hasil penelitian masing-masing variabel, maka diperoleh

hasilnya pada tabel 6 (enam).

Tabel 6
Hasil akhir faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit di Kecamatan
Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat
No Variabel Koefisien Standar Nilai t Nilai t
Akhir Error hitung tabel
1. Konstan -332.281 131.398 -2.529 1.697
2. Luas Lahan 139.193 69.585 2.000 1.697
3. Modal .001 .001 1.870 1.697
4. Tenaga Kerja -9.224 42.093 -.219 1.697
5. Koefesien Korelasi (R) 0.707
6. Koefesien Determinasi (R2) 0.500
7. Koefesien Determinasi Adjusted 0.443
Sumber : Data primer diolah Juni 2016

4.2.2. Analisis Koefesien Korelasi (r)

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan

atau arah hubungan antara produksi kelapa sawit dengan luas lahan, modal dan

tenaga kerja. Dari hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS maka diperoleh

R = 0,707 artinya bahwa hubungan antara luas lahan (X1), modal (X2) dan luas

lahan (X3) terhadap produksi kelapa sawit (Y) adalah positif.

4.2.3. Analisis Koefesien Determinasi

Koefesien determinasi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan

penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut :

Koefesien determinasi = r2 × 100%

Koefesien determinasi = (0,707)2 × 100%

Koefesien determinasi = 0, 499849x 100 %

Koefesien determinasi = 0,500

37
38

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai koefesien determinasi (R²)

bernilai 0,500 artinya bahwa produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan

Lambalek berpengaruh dengan hasil 50 persen, dimana hasil ini disumbangan

oleh variabel luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap naik turunnya produksi

sedangkan sisanya sebesar 50 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar

penelitian ini.

4.2.4. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 7
Regresi Linier Berganda dan Uji Parsial (Uji t)

Model Unstandardized Standardized 95.0% Confidence Collinearity

Coefficients Coefficients Interval for B Correlations Statistics

Lower Upper Zero- Tolera

B Std. Error Beta t Sig. Bound Bound order Partial Part nce VIF

1 (Constant) -332.281 131.398 -2.529 .018 -602.373 -61.188

Lahan 139.193 69.585 .437 2.000 .056 -3.842 282.227 .656 .365 .277 .402 2.486

Modal .001 .001 .371 1.870 .073 .000 .002 .638 .344 .259 .487 2.052

TK -9.224 42.093 -.046 -.219 .828 -95.748 77.300 .510 -.043 -.030 .434 2.305
Sumber : Data primer diolah Juni 2016

Dari hasil perhitungan regresi berganda maka persamaan akhirnya

diperoleh Y = -332.281 + 139.193 X1 + 0.001X2 – 9.224 X3.

Dari persamaan diatas menjelaskan bahwa:

a. Konstanta sebesar -332.281 artinya apabila variabel luas lahan, modal, dan

tenaga kerja dianggap konstant (tetap) maka produksi kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebesar -332.281

persen.

38
39

b. Koefisien variabel luas lahan

Apabila terjadinya kenaikan sebesar 1 ha terhadap variabel luas lahan maka

akan berpengaruh terhadap meningkatnya produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebesar 139.193 hektar.

c. Koefisien variabel modal

Apabila terjadi kenaikan sebesar 1 rupiah terhadap variabel modal maka akan

berpengaruh terhadap meningkatnya produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp 0,001.

d. Koefisien variabel tenaga kerja

Apabila terjadinya kenaikan sebesar 1 orang terhadap variabel tenaga kerja

maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya produksi kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Kabupaten Aceh Barat sebesar -9,224 orang.

4.2.5. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji t) membuktikan bahwa variabel luas lahan, modal, dan

tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat dilakukan pengujian secara partial

dengan uji-t pada jumlah kepercayaan (level of confidence 95% persen) pada

taraf nyata (α) = 0,05 yaitu :

a. Variabel luas lahan di peroleh t-hit sebesar 2,000 lebih besar dari t-tabel sebesar

1,697 artinya secara partial variabel luas lahan berpengaruh secara nyata

terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat.

39
40

b.Variabel modal diperoleh t-hit sebesar 1,870 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,697

artinya secara partial variabel modal berpengaruh secara nyata terhadap

produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

c. Variabel tenaga kerja di peroleh t-hit sebesar -0,219 lebih kecil dari t-tabel sebesar

1,697 artinya secara partial variabel tenaga kerja tidak berpengaruh secara nyata

terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat.

40
41

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan yaitu:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit di Kecamatan

Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat adalah faktor luas lahan, modal, dan

tenaga kerja.

b. Hasil estimasi diperoleh Y = -332.281 + 139.193 X1 + 0.001X2 – 9.224 X3,

dimana konstanta sebesar -332.281 yang artinya apabila variabel luas lahan,

modal, dan tenaga kerja dianggap konstanta maka produksi kelapa sawit di

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebesar -332.281

persen.

c. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,707 yang menggambarkan bahwa variabel luas

lahan, modal, dan tenaga kerja sangat erat hubungannya terhadap produksi

kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebesar

70,7 persen.

d. Koefisien determinasi (R2) Square bernilai 0,500 dalam hal ini menunjukkan

bahwa variabel luas lahan, modal, dan tenaga kerja sangat berpengaruh

terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat sebesar 50 persen.

e. Variabel luas lahan di peroleh t-hit sebesar 2,000 lebih besar dari t-tabel sebesar

1,697 artinya secara partial variabel luas lahan berpengaruh secara signifikan

41
42

terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat.

f. Hasil pengujian hipotesis secara partial untuk variabel modal, Variabel modal

di peroleh t-hit sebesar 1,870 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,697 artinya secara

partial variabel modal berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kelapa

sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

a. Untuk Variabel tenaga kerja di peroleh t-hit sebesar -0,219 lebih kecil dari t- tabel

sebesar 1,697 artinya secara partial variabel tenaga kerja tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran untuk:

1. Pemerintah daerah agar lebih memperhatikan para petani kelapa sawit di

Kabupaten Aceh Barat.

2. Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Barat agar selalu memberikan penyuluhan

dan motivasi kepada para petani kelapa sawit agar lebih memperhatikan cara

perawatan atau cara pemeliharaa kelapa sawit.

3. Kepada peneliti berikutnya yang akan kembali meneliti dengan permasalahan

ini, disarankan agar dapat melihat faktor lain sehingga perkembangan

penelitian akan lebih luas serta pengetahuan terhadap perkebunan bisa lebih

baik.

4. Kepada pihak kampus diharapkan selalu memberikan bimbingan dan arahan

agar para peneliti dapat lebih memahami akan penelitiannya.

42
43

DAFTAR PUSTAKA

Asyhadi, Heri. 2007. Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah dan


Ketenagakerjaan. Balai Pustaka. Jakarta.

Assauri, Soyjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. LPFEUI. Jakarta.

Bamualim, A. 2004. Strategi Pengembangan Peternakan pada Daerah Kering.


IPB. Bogor.

Daryanto, Subagjo. 2012. Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian.


Akademik Presindo. Jakarta.

Djaenudin, D. 2007. Petuntuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian.


Badan Penelitian dan Pengembangan. Bogor.

Engelbertus Turot. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi kelapa


Sawit pada PT. Perkebunan Nusantara IT Prafi Kabupaten Manokwari.
Jurnal Ilmiah Sutisning No.01/vol.2/September 2007. Universitas
Kristen Papua.

Griffin, Jill. 2006. Customer Loyalty, Menumbuhkan dan Mempertahankan


Kesetiaan Pelanggan. Erlangga. Jakarta.

Hadiyanto. 2012. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta.

Harahap, Santoso et. al. 2014. Sistem Penempatan Tenaga Kerja di Indonesia.
Harvarindo. Jakarta.

Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara.


Jakarta.

Hermanto, Wijaya. 2009. Klasifikasi Tanah dan Air. Bhintara Karya Aksara.
Jakarta.

Huki, Santoso. 2012. Jenis-Jenis Tenaga Kerja. FEUI. Jakarta.

Irfan, Soepomo. 2013. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Mandar


Maju. Bandung.

Jhingan, L. M. 2012. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE. Yogyakarta.

Mainer, Gibson. 2006. Penggolongan tenaga Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.

Mayunar dan Subrata. 2009. Metode Penggunaan Lahan. Grafindo Media


Pratama. Bandung.

43
44

Munawir, Sunarto. 2008. Pengantar Pasar Modal. Andi Yogyakarta.

Nicholson. 2005. Produksi Barang Jadi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Prayogi, Rusyadi. 2013. Pengantar Keuangan Perusahaan. Alfabeta. Bandung.


Rianto, Irham. 2010. Manajemen Keuangan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Ririn Wirdasari Saragih. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil


Produksi Kelapa Sawit ( Studi Kasus; PTPN IV Kebun Pasir Mandoge).
Skripsi. Ekonomi Pembangunan. Universitas Sumatera Utara.

Ritonga & Firdaus. 2007. Ketenagakerjaan. Armico. Bandung.

Sa’dyah. 2009. Fungsi Produksi. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan


Nasional. Jakarta.

Simanjuntak, Parulian. 2007. Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap


Tingkat Produksi TBS Kelapa Sawit (Studi Kasus Pada Ptpn Iii Distrik
Asahan). UI. Jakarta.

Sudarsono. 2008. Pengantar Ekonomi Mikro. Lembaga Penelitian Pendidikan dan


Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.
Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Salemba Empat. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT Grafindo Persada.


Jakarta.

Sumarsono, Sony. 2008. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan


Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suprianto. 2010. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Kanisius. Yogyakarta.

Syawal, Naufal. 2012. Pengertian Produksi. Universitas Gunadarma. Depok.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Widjajanta, Bambang & Widyaningsih, Fitri. 2009. Manajemen Produksi dan


Operasi. Citra Praya. Bandung.
Http://www.google.com/teori produksi dan biaya produksi. diakses 15 Februari
2015.

44
45

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Input Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi


Kelapa Sawit di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten
Aceh Barat

No Produksi Kelapa Sawit Luas Lahan Modal (Rp) Tenaga Kerja


(Kg) (Ha) (Orang)
1 700 3,25 500.000 5
2 225 2 250.000 2
3 250 2 275.000 4
4 350 3 350.000 3
5 675 4 450.000 6
6 240 3 280.000 3
7 215 2,35 350.000 2
8 235 2 285.000 2
9 200 2,05 245.000 2
10 250 2 300.000 2
11 750 3 400.000 2
12 145 1,35 275.000 3
13 400 3 250.000 2
14 200 2 245.000 3
15 298 2,27 350.000 2
16 290 3 200.000 3
17 302 3 350.000 2
18 350 2 250.000 2
19 980 3 400.000 3
20 130 2 300.000 2
21 120 2 225.000 2
22 185 2 235.000 2
23 200 2 250.000 3
24 200 2 300.000 2
25 200 3 400.000 3
26 210 2 250.000 2
27 400 4 450.000 5
28 150 2 300.000 2
29 125 2 350.000 2
30 150 2 300.000 2
Sumber : Data Primer diolah Juni 2016

45
46

Lampiran 2 : Hasil Olahan Regresi

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Produksi 304.1667 207.45271 30
Lahan 2.4423 .65161 30
Modal 312166.6667 75048.06889 30
TK 2.6000 1.03724 30

Correlations
Produksi Lahan Modal TK
Pearson Produksi 1.000 .656 .638 .510
Correlation Lahan .656 1.000 .679 .721
Modal .638 .679 1.000 .647
TK .510 .721 .647 1.000
Sig. (1-tailed) Produksi . .000 .000 .002
Lahan .000 . .000 .000
Modal .000 .000 . .000
TK .002 .000 .000 .
N Produksi 30 30 30 30
Lahan 30 30 30 30
Modal 30 30 30 30
TK 30 30 30 30

b
Variables Entered/Removed
Model Variables
Variables Entered Removed Method
d
i
a
1 TK, Modal, Lahan . Enter
m
e
n
s
i
o
n
0

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Produksi

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.707a
d
i

1 .500 .443 154.85002


m
e
n
s
i
o
n
0

a. Predictors: (Constant), TK, Modal, Lahan


b. Dependent Variable: Produksi

b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 624620.440 3 208206.813 8.683 .000
Residual 623441.727 26 23978.528
Total 1248062.167 29
a. Predictors: (Constant), TK, Modal, Lahan
b. Dependent Variable: Produksi

46
47

Coefficientsa

Model Standar

dized

Unstandardized Coeffic 95.0% Confidence Collinearity

Coefficients ients Interval for B Correlations Statistics

Std. Lower Upper Zero- Partia Toler

B Error Beta t Sig. Bound Bound order l Part ance VIF

1 (Constant) -332.281 131.398 -2.529 .018 -602.373 -62.188

Lahan 139.193 69.585 .437 2.000 .056 -3.842 282.227 .656 .365 .277 .402 2.486

Modal .001 .001 .371 1.870 .073 .000 .002 .638 .344 .259 .487 2.052

TK -9.224 42.093 -.046 -.219 .828 -95.748 77.300 .510 -.043 -.030 .434 2.305

a. Dependent Variable: Produksi

Coefficient Correlationsa
Model TK Modal Lahan
1 Correlations TK 1.000 -.310 -.504
Modal -.310 1.000 -.402
Lahan -.504 -.402 1.000
Covariances TK 1771.861 -.007 -1475.123
Modal -.007 3.013E-7 -.015
Lahan -1475.123 -.015 4842.121
a. Dependent Variable: Produksi
a
Collinearity Diagnostics
Model Dimension Variance Proportions
Eigenvalue Condition Index (Constant) Lahan Modal TK
1 1 3.890 1.000 .00 .00 .00 .00
d
i
m
e
n
s
2 .070
d im e ns io n1
7.440 .28 .00 .01 .46
i
o

3 .021 13.504 .68 .36 .24 .53


n
0

4 .018 14.620 .04 .64 .75 .01


a. Dependent Variable: Produksi

a
Casewise Diagnostics
Case Number Std. Residual Produksi Predicted Value Residual
1 .728 700.00 587.2827 112.71732
2 .263 225.00 184.3103 40.68967
3 .318 250.00 200.7517 49.24833
4 -.432 350.00 416.9404 -66.94041
5 .283 675.00 631.1224 43.87755
6 -.679 240.00 345.0774 -105.07741
7 -.779 215.00 335.6892 -120.68920
8 d im e ns io n0

.095 235.00 220.2418 14.75817


9 .090 200.00 186.1369 13.86311
10 .093 250.00 235.6410 14.35895
11 1.760 750.00 477.4951 272.50485
12 .224 145.00 110.2764 34.72356
13 .494 400.00 323.5030 76.49700
14 .134 200.00 179.1773 20.82274
15 -.171 298.00 324.5538 -26.55379

47
48

16 .175 290.00 262.9483 27.05174


17 -.802 302.00 426.1644 -124.16443
18 1.070 350.00 184.3103 165.68967
19 3.305 980.00 468.2711 511.72887
20 -.682 130.00 235.6410 -105.64105
21 -.250 120.00 158.6450 -38.64497
22 .104 185.00 168.9111 16.08888
23 .161 200.00 175.0863 24.91369
24 -.230 200.00 235.6410 -35.64105
25 -1.732 200.00 468.2711 -268.27113
26 .166 210.00 184.3103 25.68967
27 -1.552 400.00 640.3465 -240.34647
28 -.553 150.00 235.6410 -85.64105
29 -1.046 125.00 286.9718 -161.97177
30 -.553 150.00 235.6410 -85.64105
a. Dependent Variable: Produksi

a
Residuals Statistics
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 110.2764 640.3465 304.1667 146.76047 30
Residual -268.27112 511.72888 .00000 146.62193 30
Std. Predicted Value -1.321 2.291 .000 1.000 30
Std. Residual -1.732 3.305 .000 .947 30
a. Dependent Variable: Produksi

48
49

49
50

Lampiran 3 : Tabel Uji t

50
51

Lampiran 4 : Kuisioner

KUESIONER
JUDUL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI


KELAPA SAWIT DI KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK
KABUPATEN ACEH BARAT

Identitas Responden

Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :

1. Sudah berapa lama bapak bekerja sebagai petani sawit ?


2. Berapa hektar luas lahan kelapa sawit bapak ?
3. Berapa banyak modal yang bapak keluarkan untuk bertani kelapa sawit ?
4. Berapa orang yang bapak pekerjakan ?
5. Berapa gaji yang bapak berikan untuk para pekerja ?
6. Bagaimana cara bapak menanam kelapa sawit ?
7. Kapan bibit sawit tersebut diberi pupuk ?
8. Berapa lama setelah penanaman sawit tersebut bisa di panen ?
9. Berapa kilogram yang bapak peroleh dalam satu kali panen ?
10. Berapa pendapatan bersih yang bapak dapatkan dari hasil penjualan kelapa
sawit ?
11. Jenis pupuk apa yang bapak gunakan dalam merawat kelapa sawit ?
12. Berapa banyak pupuk yang bapak gunakan dalam 1 hektar ?
13. Jenis racun apa yang bapak gunakan dalam penyemprotan kelapa sawit ?
14. Dalam 1 hektar berapa batang sawit yang bapak tanam ?
15. Kendala apa saja yang bapak alami selama proses penanaman kelapa sawit ?
16. Bagaimana cara bapak mengatasi hama?

51

Anda mungkin juga menyukai