Anda di halaman 1dari 73

MEKANISME PEMBENTUKAN HARGA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

(Studi Kasus Penetapan Harga pada Petani Garam di Jeneponto)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Ekonomi Islam (S.E) Jurusan Ekonomi Islam
Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SRI AYU LESTARI


NIM: 90100116088

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Sri Ayu Lestari

Nim : 90100116088
TTL : Togo-Togo 25/07/1998
Jurusan : Ekonomi Islam

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam


Alamat : Jeneponto
Judul : Mekanisme Pembentukan Harga dalam Persfektif Islam (studi
kasus penetapan harga pada tingkat petani garam di Jeneponto)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

adalah benar hasil karya sendiri, jika dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, Sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, Februari 2021


Penyusun

Sri Ayu Lestari


Nim: 90100116088

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat limpahan rahmat

dan hidayah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Mekanisme Penetapan Harga Dalam Persfektif Islam (Studi Kasus

Penetapan Harga Pada Tingkat Petani Garam di Jeneponto)”. Serta shalawat

dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw,

keluarga dan para sahabatnya.

Suksesnya penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari adanya

Kerjasama, bantuan, bimbingan, arahan ,doa dan tentunya dari pihak-pihak yang

terlibat langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga saya yaitu, Ayahanda Syahrir dan Ibunda Hernawati serta ke dua

saudaraku Rahmat dan Astrid yang telah memberikan cinta dan kasih

sayangnya, yang selalu menjadi penyemangat dan terus memberikan doanya

serta pengorbanan tiada hentinya demi keberhasilan saya.

2. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhanis, M.A, Ph.D, selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar dan para wakil Rektor serta seluruh staf

dan jajarannya.

3. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas. M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

iv
4. Bapak Akramunas, SE., M.M, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam dan

Ibu Ayu Ruqayyah Yunus, S.EI, M.E.K, selaku Sekertaris Jurusan

Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Makassar.

5. Bapak Dr. Amiruddin K, M.E.I, selaku dosen pembimbing 1 dan bapak

Muh. Akil Rahman, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan,

petunjuk, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Syahruddin, M.Si, selaku penguji I dan bapak Akramunnas,

SE., M.M. selaku penguji II yang telah memberikan saran dan masukan

dalam menyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag, Bapak Akramunnas, SE.,

M.M, dan Bapak Dr. Ir. H. Parakassi, MM. Selaku penguji Komprehensif

yang telah mengajarkan saya bahwa dalam proses pembelajaran ketekunan

merupakan landasan utama seseorang dalam penghadapi dan menjalaninya.

8. Seluruh Dosen, Staf Akademik, Staf Jurusan Ekonomi Islam, Staf

Perpustakaan, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberikan penulis ilmu

pengetahuan yang sangat berharga dan selalu siap membantu kebutuhan

mahasiswa dalam hal pengurusan berkaitan yang berhubungi perkuliahan.

9. Para Pimpinan Kantor Kecamatan Bangkala yang telah pemberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian. Hal yang sama juga penulis

sampaikan kepada masyarakat Kecamatan Bangkala khususnya para petani

v
atau penjual garam yang telah membantu saya dan semoga apa yang

diberikan oleh semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT.

10. Kepada teman-teman seperjuanganku Padliani SE, Astuti Lahaming SE,

Nur Rahmatullah SE yang selalu mendampingi dan memberikan semangat

serta banyak memberi masukan, saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terima kasih untuk teman- teman Ekonomi Islam 2016 khusunya teman-

teman dari kelas Ekonomi Islam B yang juga memberikan motivasi kepada

saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk Teman-teman KKN Angkatan-62 Kecamatan Gantarang Kab.

Bulukumba terkhusus kepada teman-teman dari posko Desa Bontomasila

saya ucapkan terima kasih yang telah memberikan banyak pengalaman,

memberikan semangat, serta masukan kepda saya.

13. Untuk semua teman dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu yang turut memberikan bantuan, semangat dan pengertian secara

tulus dalam menyeleseaikan skripsi ini.

Wassalamu „alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Gowa, Februari 2021


Penyusun

Sri Ayu Lestari


Nim: 90100116088

vi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Deskripsi Fokus ................................................................................. 9
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 9
D. Tujuan dan Kegunaan Peneitian........................................................ 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................... 11


A. Teori Harga ....................................................................................... 11
B. Teori Pasar ........................................................................................ 16
C. Mekanisme Pembentukan Harga Garam ........................................... 19
D. Konsp Permintaan dan Penawaran .................................................... 20
E. Teori Kebutuhan Manusia ................................................................. 21
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Komsumsi ........................ 23
G. Ekonomi Islam .................................................................................. 24
H. Teori Harga Dalam Islam .................................................................. 28
I. Mekanisme Harga adil ...................................................................... 29
J. Gambaran Umum tentang Petani Garam .......................................... 29
K. Kerangka Fikir .................................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32


A. Jenis dan Lokasi Penelitian ............................................................... 32
B. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 32
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 33

vii
D. Jenis Pengumpulan Data ................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ........................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 38


A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian .................................................. 38
B. Mekanisme Pembentukan Harga Garm di Jeneponto ....................... 42
C. Mekanisme Pembentukan Harga dalam Persfektif Islam ................. 44

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 50


A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran.................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

LAMPIRAN ....................................................................................................... 56

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 64

viii
ABSTRAK

NAMA : Sri Ayu Lestari

NIM : 90100116088

JUDUL : Mekanisme Pembentukan Harga Dalam Persfektif Islam (studi


kasus penetapan harga pada tingkat petani garam di Jeneponto)

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana para petani atau
penjual garam di Jenenponto menetapkan harga, studi kasus para petani ini
dikaitkan dalam persfektif islam. Pokok masalah tersebut dijadikan submasalah
atau pertanyaan peneliti, yaitu : 1) Bagaimana mekanisme pembentukan harga
petani garam di Jeneponto?, 2). Apakah mekanisme penetapan harga petani garam
di Jeneponto sesuai persfektif Islam?
Jenis penelitian ini tergolong kualitatif deskriptif dengan pendekatan
sosiologis dan normatif. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
masyarakat setempat atau para petani dan penjual garam di Kecamatan Bangkala
dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan studi
Pustaka. Lalu teknik pengelohan dan analisis dilakukan dengan melalui empat
tahapan, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme penetapan harga yang
dilakukan oleh petani atau penjual garam tidak dibenarkan dalam Islam karena
adanya pihak yang merasa dirugikan.
Kata Kunci: Penetapan Harga

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam hadir sebagai agama rahmatanlilalamin, yang secara komplek setelah

menyempurnakan ajaran-ajaran agama sebelumya dan telah meletakkan al-Quran

dan Hadist sebagai sumber hukum utamanya, ajaran Islam memuat semua dimensi

kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia

dengan manusia, maupun manusia dengan seluruh alam. Islam yang diakui

pemeluknya sebagai agama terakhir dan penutup dirangkaikan dengan petunjuk

Tuhan untuk membimbing kehidupan manusia, peradaban Islam dipahami sebagai

akumulasi terpadu antara normanitas Islam dan historitas manusia dimuka bumi

yang selalu berubah-ubah maka setiap zaman akan terjadi reinterpretasi dan

reaktualisasi atas ajaran Islam yang disesuaikan dengan tingkat pemikiran

manusia saat ini.1

Akidah islam, ,menjadi jawaban terhadap pertanyaan mendasar pada setiap

manusia (al-uqdatul al-qubra) yaitu pertanyaan tentang dari mana asal muasal

manusia, alam semesta dan kehidupan, untuk apa yang tercipta dan kemana

setelah kehidupan dunia ini berakhir. Jawaban terhadap pertanyaan mendasar di

atas akan menuntun manusia untuk mengarungi kehidupan dunia dan

1
Eva Suminar Dan Tatik Meiyuntari, “Konsep Diri Konformitas Dan Perilaku
Konsumtif Pada Remaja”, Psikologi, Vol. 4, No. 2 (2015), H. 147

1
2

menyelesaikan setiap problematika kehidupan yang mereka hadapi. Termasuk

problem ekonomi dan bagaimana menyelesaikannya. 2

Tujuan hukum Islam adalah kebahagian hidup manusia di dunia dan di

akhirat dengan jalan mengambil segala yang bermanfaat dan mencegah atau

menolak yang mudharat yaitu yang tidak berguna bagi hidup dan kehidupan,

dengan kata lain tujuan hukum islam adalah kemaslahatan hidup manusia baik

rohani maupun jasmani, individual dan sosial, kemaslahatan itu tidak hanya untuk

kehidupan manusia di dunia ini saja tapi juga untuk di akhirat kelak.3

Manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam

aktivitas pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan ketentuan dan kaidah-kaidah

yang di tuangkan dalam ajaran-ajaran agama yang menjadi pemikat dalam hal

bermuamalah.

Muamalah secara bahasa berarti pergaulan atau hubungan antar manusia,

sedangkan menurut istilah muamalah adalah aturan Allah yang mengatur

hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam usaha untuk mendapatkan alat-

alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik.4 Muamalah menekankan

keharusan untuk menaati aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan untuk

mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur,

mengelolah dan mengembangkan harta benda. Dalam muamalah terdapat

beberapa prinsip dasar antara lain yaitu: hokum asal dari kegiatan muamalah
2
Dirwan, ”Kelangkaan, Teori Nilai dan Teori Harga dalam Persfektif Ekonomi Islam”
Tesis ( Pascasarjana Universitas Islam Makassar (UIN) 2015), h. 66
3
H. Mohammad Daud Ali. Hukum Islam (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,1993),H.53.
4
Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi Dan FiqhKontemporer(Jakarta:PT Raja Gafindo
Persada,2008),H.289.s
3

adalah boleh sepanjang tidak ada dalil yang menunjukkan pelarangan atau

pengharaman, tidak ada paksaan, menghindari kemudharatan dan mengutamakan

kemaslahatan, tidak melakukan perbuatan aniaya dan tidak boleh dianiaya.5

Muamalah mencakup berbagai macam hubungan manusia termasuk salah

satunya adalah tindakan jual beli, sebagaimana yang kita ketahui bahwa landasan

hukum jual beli dalam Islam berpijak pada landasan hukum yang pasti untuk

mengatur kemaslahatan manusia sesuai ketentuan yang telah dibenarkan syara‟

maksudnya ialah memenuhi persyaratan, rukun, dan lain-lain yang ada kaitanya

dengan jual beli. Ajaran Islam memberikan pedoman terhadap pelaksanaan jual

beli agar sesama manusia saling membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan

hidupnya dengan jalan yang baik dan benar, suka sama suka dan saling meridhohi

sebagaimana dijelaskan dalam surah An-Nisa/4:29.

          

              

Terjemahanya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.

Dalam transaksi jual beli harga menjadi tolak ukur terjadinya kesepakatan

antara produsen dan konsumen sebab harga merupakan komponen penting atas

suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga

5
Ahmad AzharBasyir, Asas-asasHukumMu‟amalat (HukumPerdata Islam)
(Yokyakarta:UII Press,2000),h.15-16.
4

juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu

pertimbangan khusus untuk menentukan harga tersebut. Harga adalah kesepakatan

nilai yang menjadi persyaratan bagi pertukaran dalam sebuah transaksi pembelian.

Harga dapat juga diartikan dengan sesuatu yang harus dikeluarkan pembeli untuk

menerima produk. Ia juga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

memberikan pendapatan bagi organisasi. Secara sederhana harga dapat diartikan

sebagai jumlah (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang

mengandung utilitis atau kegunaan tertentu untuk mendapatkan suatu produk.6

Harga menjadi suatu hal yang penting, maka bila harga suatu barang

terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan kemudian

jika menjual terlalu murah, keuntungan yang didapatkan menjadi berkurang.

Penetapan harga yang dilakukan penjual atau pedagang akan mempengaruhi

pendapatan atau penjualan yang akan diperoleh, maka jika dalam penetapannya

tidak dipertimbangkan berbagai hal dengan baik akan menyebabkan kerugian.

Pada dasarnya proses terbentuknya harga terjadi ketika tercapainya tingkat

keseimbanagan antara permintaan dan penawaran. Dengan demikian harga

keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah harga yang terjadi

apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Namun banyak kasus yang pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan hal tersebut

karena ketidaksehatan pasar, seperti adanya penimbunan, penipuan, dan

kecurangan dalam transaksi jual beli lainnya. Dalam keseimbangan harga pasar

berlaku hukum permintaan dan penawaran yaitu bila jumlah permintaan lebih

6
Arief Adi Satria “pengaruh harga, promosi, dan kualitas produk terhadap minat beli
konsumen pada perusahaan A-36” Jurnal manajemen dan start-up bisnis, vol 2,no.1 (2017),h.46
5

besar dari pada jumlah penawaran, maka harga akan naik, sedangkan jika jumlah

penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, maka harga akan turun.

Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan individu

untuk melakukan transaksi barang dan jasa sesuai dengan yang ia sukai. Ibn

taimiyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi bagi individu dalam

kegiatan ekonomi, walaupun beliau juga memberikan batasan-batasannya, batasan

yang dimaksud adalah tidak bertentangan dengan Syari‟ah islam dan tidak

menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain sehingga tidak

terjadi konflik kepentingan.7

Pasar adalah tempat untuk beraktifitas ekonomi dimana kegiatan ekonomi

berlangsung secara alamiah sehingga aturan mainnya pun terjadi secara alamiah.

Namun demikian mengingat sifat manusia ada yang baik dan buruk dan

perkembangan zaman, juga ideologi, maka pasar tidak lagi dapat dianggap

sederhana, sehingga pembahasan mekanisme pasar menjadi penting. Sejarah

mencacat pasar adalah tempat aktifitas ekonomi sehingga dari pasar inilah kita

akan melihat bagaimana mekanisme islam menjadi dasar aktifitasnya.

Pasar merupakan tempat orang berjual beli, kekuatan penawaran dan

permintaan, tempat penjual ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan

pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa. Dalam konsep

ekonomi islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan

permintaan dan penawaran. Pertemuan permintaan dengan penawaran tersebut

haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk

7
Riantika Larasati “Mekanisme penetapan harga komoditas pokok dalam perspektif
ekonomi islam, h.1
6

melakukan transaksi pada suatu tingkat harga. Keadaan rela sama rela merupakan

kebalikan dari keadaan aniaya yaitu manakah salah satu pihak senang di atas

kesedihan pihak lain.8

Dalam berbagai usaha, penentuan harga barang dan jasa merupakan suatu

strategi kunci sebagai akibat dari berbagai hal seperti deregulasi, persaingan yang

semakin ketat, rendah dan tingginya pertumbuhan ekonomi, dan peluang bagi

suatu usaha untuk memantapkan posisinya di pasar. Harga sangat mempengaruhi

posisi dan kinerja keuangan, dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan

penentuan posisi merek. Harga menjadi suatu ukuran bagi konsumen tatkala ia

mengalami kesulitan dalam menilai mutu produk produk yang kompleks yang

ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Apabila yang diinginkan

oleh konsumen adalah barang dengan kualitas atau mutu yang baik, maka

tentunya harga barang tersebut adalah mahal. Sebaliknya apabila yang diinginkan

oleh konsumen adalah barang dengan kualitas biasa-biasa saja atau tidak terlalu

baik, maka harga barang tersebut adalah tidak terlalu mahal.

Dalam pandangan ekonomi Islam harga hanya bisa di atur bila kondisi

pasar tidak memungkinkan adanya keadilan bagi kedua belah pihak. Untuk

menghindari kecurangan di pasar, Islam memperbolehkan melakukan intervensi

dalam penetapan harga pasar agar tercipta harga yang adil. Harga pasar yang adil

8
M. Zia ulhaq dan Siti Achiria “pemikiran ibnu taymiyyah tentang mekanisme pasar”
jurnal ekonomi syariah,vol.3,no.4,(2018),h.61
7

adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan sehingga

merugikan salah satu pihak.9

Kesalahan dalam penentuan harga dapat menimbulkan berbagai

konsekuensi dan dampaknya berjangkauan jauh. Tindakan penetapan harga yang

melanggar etika dapat menyebabkan para pelaku usaha tidak disukai oleh para

pembeli, bahkan para pembeli dapat melakukan suatu reaksi yang dapat

menjatuhkan nama baik pelaku usaha. Apabila kewenangan harga tidak berada

pada pelaku usaha melainkan berada pada kebijakan pemerintah, maka penentuan

harga yang tidak diinginkan oleh para pembeli (dalam hal ini sebagian

masyarakat) bisa mengakibatkan suatu reaksi penolakan oleh banyak

orang/kalangan. Reaksi penolakan itu bisa diekspresikan dalam berbagai tindakan

yang kadang-kadang mengarah kepada tindakan-tindakan anarkis/kekerasan yang

melanggar norma/hukum. 10

Seperti halnya yang terjadi pada penetapan harga garam oleh petani di

Kabupaten Jeneponto yang menetapkan harga jauh diatas harga pasar. Harga

garam juga biasa merosot pada saat musimnya, harga garam merosot ketika

pembeli datang langsung namun ketika dijual kembali tetap pada harga jualnya

sehingga tidak terjadi keseimbangan atau salah satu pihak mengalami penurunan

pendapatan namun disisi lain ada pihak yang mendapatkan keuntungan lebih,

kegiatan seperti inilah yang tidak sesuai dengan Syariat Islam.

9
Budi solihin “konsep mekanisme pasar dan persaingan harga dalam islam” jurnal ilmu-
ilmu agama,vol.1,no.2,(2019),h.27
10
Muhammad birusman nuryadin “harga dalam perspektif islam” jurnal
mazahib,vol.4,no.1,(2017),h.86
8

Petani Garam yang berada di Kabupaten Jeneponto dalam menentukan

harga harus sesuai dengan harga pasar agar tidak terjadi ketidaksehatan pasar.

Namun sebagian Petani melakukan penetapan harga tidak sesuai harga pasar.

Contohnya terjadi penurunan dan peningkatan harga garam dalam setahun.

Dimana harga garam satu karung untuk ukuran besar normalnya seharga Rp.

85.000 ribu Rupiah untuk kualitas yang baik, namun harga garam juga biasa

mencapai Rp. 100.000 ribu rupiah atau harganya sangat mahal, bulan berikutnya

harganya menjadi Rp. 75.000 ribu rupiah disebabkan terjadinya persaingan

produk garam impor sehingga petani mengambil langkah dengan menurunkan

harga, tetapi kualitas garam sudah tidak bagus, dimana Petani melakukan

manipulasi dengan mencampur kualitas garam yang bagus dengan yang tidak

bagus sehingga merugikan konsumen yang merasa harga yang dibayarkan tidak

sesuai dengan apa yang didapatkan. Beberapa bulan kedepan petani kembali

menurunkan harga sampai mencapai Rp. 20.000 ribu rupiah untuk satu karung

ukuran besar, ini terjadi karena jumlah garam yang semakin banyak.

Pelanggaran terhadap harga pasar, misalnya penetapan harga dengan cara

dan karena alasan yang tidak tepat, merupakan suatu ketidakadilan (injustice)

yang akan dituntut pertanggung jawabannya dihadapan Allah dan begitu pun

sebaliknya. Penghargaan Islam terhadap mekanisme pasar berdasar pada

ketentuan Allah SWT bahwa perniagaan harus dilakukan secara baik dengan rasa

suka sama suka serta nilai moralitas mutlak harus ditegakkan. Secara khusus nilai

moralitas yang mendapat perhatian penting dalam pasar adalah persaingan yang

sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Oleh sebab itu penulis tertarik
9

menuangkan permasalahan tersebut kedalam bentuk skiripsi yang berjudul:

Mekanisme Pembentukan Harga Dalam Persfektif Islam (Study Kasus

Penetapan Harga Pada Petani Garam di Jeneponto)

B. Deskripsi Fokus

Berdasarkan pada focus penelitian maka dapat di deskripsikan sebagai

berikut:

1. Penulis memfokuskan penelitian terhadap mekanisme pembentukan harga

pasar yang melibatkan produsen garam dan konsumen dalam perspektif

Islam karena dianggap sejalan dengan latar belakang Pendidikan penulis

yaitu Mahasiswa jurusan Ekonomi Islam.

2. Penulis memfokuskan penelitian tersebut terkhusus pada petani Garam

yang berdomisili di Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kab.

Jeneponto karena merupakan Kelurahan dengan petani Garam terbesar di

Kabupaten Jeneponto dan dianggap menjadi patokan utama penentuan

harga Garam Para petani Garam di kabupatenJeneponto.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatarbelakangmasalah yang telah di kemukakan, maka

rumusan masalah yang dijadikan sebagai focus pembahasan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Bagaimana mekanisme pembentukan harga petani garam di Jeneponto?

2. Apakah mekanisme pembentukan harga petani garam di Jeneponto Sesuai

Perspektif Islam ?
10

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Mekanisme Pembentukan Harga dalam Islam dan mekanisme penetapan

harga Petani Garam yang berdomisili di Kelurahan Pallengu Kecamatan

Bangkala Kabupaten Jeneponto dalam Persfektif Islam.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi teori dalam

pelaksanaan penelitian- penelitian selanjutnya.

b. Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangsi bagi

pengembangan dan pemahaman dalam proses studi Mahasiswa di

Jurusan Ekonomi Islam dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Harga

Harga secara Bahasa adalah nilai barang yang ditentukan dengan uang

atau jumlah uang atau alat tukar yang diserupakan dengan uang. Secara umum

harga adalah nilai tukar barang dan jasa apabila dipertukarkan dengan uang. 11

Adapun teori Harga (teory of price) yang dikenal dalam kajian ekonomi

adalah nilai barang yang dinisbatkan kepada uang. Karena itu, harga berbeda

dengan nilai tukar. Harga hanyalah salah satu dari nilai tukar, yakni Ketika barang

atau jasa di nisbatkan kepada uang saja. Sebagai salah satu nilai tukar secara pasti

harga merupakan tolak ukur barang atau jasa, apakah mempunyai nilai guna

(utility) atau tidak (disutility). Selain itu harga jug merupakan standar bagi tingkat

kegunaan brang atau jasa.

Peran harga dalam proses produksi, konsumsi dan distribusi menurut

politik ekonomi kapitalisme sangatlah penting, sebab sturkur harga adalah metode

yang paling ideal dalam mengatur distribusi barang dan jasa kepada anggota

masyarakat, stuktur harga juga berperan untuk mewujudkan kesimbangan antara

produksi da konsumsi dan selanjutnya struktur harga juga berperan sangat penting

dalam supply and demand.12

11
Dirwan, ”Kelangkaan, Teori Nilai Dan Teori Harga Dalam Persfektif Ekonomi
Islam” Tesis ( Pascasarjana UIN Alauddin Makassar (UIN) 2015), h.46.
12
Dirwan, “Kelangkaan Teori Nilai Dan Teori Harga Dalam Prespektif Ekonomi Islam”,
Tesis (Pascasarjana UIN Alauddin Makassar (UIN), h. 47.

11
12

Adanya struktur harga (price apparatus), atau mekanisme harga akan dapat

menciptakan keseimbangan ekonomi (economic equilibrium) secara otomatis,

sebab hal tersebut memberikan kebebasan kepada konsumen untuk menentukan

sendiri distribusi bahan-bahan dasar yang mereka miliki pada cabang-cabang

aktivitas ekonomi yang berangan sesuai dengan keinginan masyarakat.

Struktur harga juga menentukan siapa produsen-produsen yang bisa masuk

ke area produksi dan siapa diantara mereka yang akan tersingkir.

Mengapa demikian ? karena hargalah yang menentukan produsen tertarik

untuk memproduksi barang tertentu dengan volume tertentu. Jika harga barang

tersebut dipasaran bagus dan produsen bisa mendapatkan keuntungan dari

produksi yang dilakukannya, maka para produsen akan memutuskan untuk

memproduksi barang tersebut. Demikian sebaliknya, jika harga barang tersebut

turun dipasaran, maka produsen akan mengurangi volume produksi atau bahkan

menghentikannya.

1. Pengertian Harga

Harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan pe-

nawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan

sebagai bagian dari fungsi diferensiasi barang dalam pemasaran. Harga juga

bersifat sangat relatif. Jika seorang pembeli mempunyai kesempatan untuk

membeli barang dan jasa yang sama dengan harga lebih rendah, maka ia akan
13

melakukannya.13 Harga merupakan salah satu dari sarana bauran pemasaran yang

digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran .14

Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual

maupun bagi pembeli. Harga dalam bahasa arab tsaman dan price dalam bahasa

inggris yang artinya harga atau selalu dihubungkan dengan besarnya jumlah uang

yang mesti dibayar sebagai nilai beli pengganti tehadap barang dan jasa. Secara

etimologi, harga diartikan sebagai nilai banding atau tukar suatu komoditi.

Sedangkan secara terminilogi yang dimaksud dengan harga adalah nilai barang

yang dipersetujui untuk ditukar oleh kedua pihak yang berjual beli, sama adanya

lebih banyak dari pada nilai ataupun kurang atau sama dengannya. Harga adalah

jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah

produk dan pelayanan yang menyertainya.15

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa harga adalah

jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai zsxwdc, yang harus dibayarkan untuk

produk atau jasa, pada waktutertentu dan di pasar tertentu. Dalam Islam dikenal

dua istilah berbeda mengenai harga, yaitu ats-tsaman (patokan harga barang) dan

ats-si‟r (harga yang berlaku secara aktual di pasar) Ats-tsaman untuk mencari

13
Santri Zulaicha dan Rusda Irawati ”Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Di Morning Bakery Batam” Jurnal Inovasi dan
Bisnis,Vol.4,No.2(2016),h.125
14
Septian Indra Giri dan Lia Afriza”Pengaruh Strategi Penetapan Harga Terhadap
Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu malakasari Baleendah Kabupaten
Bandung” Jurnal Manajemen Resort dan Leisure,Vol.12,No.2,(2015),h.59
15
Rianti Larasati “Mekanisme Penetapan Harga Komoditas Pokok Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” skripsi, (2018),h14
14

keuntungan dalam bisnis pada prinsipnya merupakan suatu perkara yang jaiz

(boleh) dan dibenarkan ssyara‟.16

2. Pengertian Harga Pasar

Pada dasarnya proses terbentuknya harga terjadi ketika tercapainya tingkat

keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Dengan demikian harga

keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah harga yang terjadi

apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Namun banyak kasus yang pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan hal tersebut

karena adanya ketidaksehatan pasar, seperti adanya penimbunan, penipuan, dan

kecurangan dalam transaksi jual beli lainnya.

Dalam keseimbangan harga pasar berlaku hukum permintaan dan

penawaran yaitu bila jumlah permintaan lebih besar dari pada jumlah penawaran,

maka harga akan naik, sedangkan jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah

permintaan, maka harga akan turun. Di Indonesia, pada saat menjelang bulan

Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri hal tersebut terjadi, karena permintaan

masyarakat terhadap barang pokok meningkat, maka harga pun melonjak tinggi.

Namun yang jadi permasalahan adalah ketika tiba-tiba harga melonjak

tinggi secara tidak adil sehingga terjadi distorsi pasar yang kompleks, dalam

prakteknya banyak perilaku yang merusak keseimbangan pasar (moral hazard).

Sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia dimana secara rasional

keseimbangan pasar dirusak oleh kolomerasi dan monopoli yang merugikan

masyarakat konsumen, seperti halnya penimbunan BBM maupun bahan pokok

16
Budi solihin “konsep mekanisme pasar dan persaingan harga dalam islam” jurnal
ilmu-ilmu agama,vol.1,no.2,(2019),h.25
15

lainnya seperti beras, serta banyaknya masuk bahan pokok impor yang

dimasukkan oleh pemodal besar.17

3. Regulasi Harga

Regulasi harga merupakan aturan pemerintah terhadap harga-harga barang

yang ada di pasar. Tujuannya adalah untuk menegakkkan keadilan serta

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat (Amalia, 2005:210).

Penentuan harag dalam campur tangan pemerintah pada saat ini,

diperlukan regulasi yang mengatur hal tersebut dengan tujuan untuk memelihara

kejujuran dan kemungkinan rakyat bisa memenuhi kebutuhan pokoknya .18

4. Persaingan Harga

Persaingan harga adalah persaingan antara para penjual dengan tujuan

menarik para konsumen dengan menawarkan suatu produk dengan harga yang

lebih rendah dari penjual lainnya. Di dalam persaingan harga tersebut diperlukan

penetapan harga dari suatu produk. Di dalam Islam hal tersebut diperbolehkan

agar persaingan harga adil dan tidak merugikan pihak manapun.19

5. Indikator Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:52) di dalam variable Harga ada

beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi daftar harga, diskon,

potongan harga, dan periode pembayaran. Menurut Kotler dan Amstrong

(2008:278) adaempat indicator yang mencirikan harga yaituu: keterjangkauan

17
Budi Solihin, “Konsep Mekanisme Pasar dan Persaingan Harga Dalam Islam”, Jurnal
ilmu-ilmu agama, Vol. 1, No. 2, (2019), h.26
18
Junia Farma “Mekanisme Pasar dan Regulasi Harga: Telah Atas Pemikiran Ibnu
Taimiyah” jurnal studi islam,Vol.13,No.2(2018),h.182
19
Budi Solihin, “Konsep Mekanisme Pasar dan Persaingan Harga Dalam Islam”, Jurnal
ilmu-ilmu agama, Vol. 1, No. 2, (2019), h.28
16

harga, kesesuaian harga dengan produk, dayasaing harga, kesesuaian harga

dengan manfaat.20

B. Teori Pasar

1. Pengertian Pasar

Pasar merupakan tempat pertemuan antara pembeli dan penjual. Dalam

ilmu ekonomi pengertian pasar lebih luas daripada hanya sekedar tempat

pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual-beli

barang/jasa. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh

kontak atau interaksi antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang

dan jasa.21

Pasar merupakan tempat dimana terjadi pertukaran jasa maupun barang

yang sudah terjadi secara alamiah sejak awal peradaban manusia.22Pasar adalah

sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah

berlangsung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada

kedudukan yang penting dalam perekonomian. Kegiatan ekonomi pada masa

Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan dalam

pembentukan masyarakat Islam pada masa itu. Rasulullah sangat menghargai

harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Dalam perekonomian,

pasar berperan sangat penting khususnya dalam sistem ekonomi bebas/liberal.

Pasarlah yang berperan untuk mempertemukan produsen (yang memproduksi dan

20
Riyono dan GigihErlikBudiharja “PengaruhKualitasProduk, Harga, Promosi dan
Image Terhadap Keputusan PembelianProduk Aqua”,JurnalStieSemarang,Vol.8,No.2(2016),h.101
21
Toti Indrawati dan Indri Yovita “Analisis Sumber Modal Pedagang Pasar Tradisional
di Kota Pekanbaru” Jurnal Ekonomi ,Vol.22,No.1,(2014),h.1
22
Kendro Pratomo dan Trisna Taufik”Mekanisme Pasar dan Penetapan Harga Dalam
perekonomian islam”Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,Vol.4,No.3(2018),h.213
17

menawarkan barang) dan konsumen (yang menentukan jumlah dan jenis

barang/komoditas yang dikehendakinya).23

a. Pengertian Mekanisme Pasar

Mekanisme harga pasar adalah proses yang berjalan atas dasar gaya Tarik-

menarik antara konsumen dan produsen baik dari pasar output (barang) ataupun

input (factor-faktor produksi).24

Mekanisme dapat diartikan sebagai langkah atau tata cara dalam

menentukan dan mencapai tujuan yang inginkan. Sedangkan Mekanisme pasar

adalah suatu cara menentukan harga melalui permintaan dan penawaran.

Pada intinya Mekanisme pasar adalah mekanisme harga, turun dan

naiknya harga sebagai akibat dari suatu dinamika permintaan (supply) dan

penawaran (demand) dari pihakpihak terkait. suatu permintaan dan penawaran

adalah dua kekuatan yang saling tariik menarik seingga membentuk suatu

komoditas pasar. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk

suatu barang, jasa atau sumber daya.25

b. Struktur Pasar

Struktur pasar memiliki bentuk-bentuk yang dibedakan menjadi empat

yaitu (Sukirno, 2010):

1) Pasar Persaingan Sempurna merupakan struktur pasar yang paling

ideal, karena dianggap sebaga struktur pasar yang akan menjamin


23
M. Zia Ulhaq dan Siti Achiria “Pemikiran Ibnu Taymiyyah tentang Mekanisme Pasar”
jurnal ekonomi syariah,Vol.3,No.1,(2018),h.59
24
Euis “Mekanisme Pasar dan KebijakanPenetapanHarga Adil” jurnal Al-iqtishad ,
Vol.V,no.1 (2013),h.6
25
Budi solihin “konsep mekanisme pasar dan persaingan harga dalam islam” jurnal
ilmu-ilmu agama,vol.1,no.2,(2019),h.28
18

terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi

(optimal) efisiensinya. (Sukirno, 2010). Dimana sudah terjadi di pasar

dan penjual hanya dapat menerima harga yang telah terjadi di pasar

dan penjual hanya dapat menerima harga atau merubahnya.

2) Pasar Monopoli suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu

perusahaan saja, perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak

mempunyai barang pengganti yang sangat dekat (Sukirno, 2010).

3) Pasar Persaingan Monopolistik, pasar ini merupakan gabungan dari

pasar monopoli dan pasar persaingan sempurna. Pasar ini memiliki

tipe familiar atau sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari,

karena bentuk pasar yang masih murni (Rizkyanti, 2010). Dalam

pasar persaingan monopolistik terdapat produk subtitusi, sehingga

setiap keputusan yang diambil oleh produsen dapat memberikan

keuntungan bagi satu perusahaan yang akan diikuti oleh perusahaan

lainnya.

4) Pasar Oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen

dan memiliki beraneka ragam sifat yang berbeda, dimana barang

yang hasilkan semuanya berbeda corak. (Setyowati, E., R.

Damayanti, Subagyo, R. Badrudin, S.K, Algifari, H. Subiyakto, S.

Fatmawati, 2003).26

26
Orsidia Aminursita dan M. Faisal Abdullah ”Identifikasi Struktur Pasar Pada Industri
Keramik di Kota Malang” Jurnal Ilmu ekonomi ,Vol.2,No.2(2018),h.412
19

C. Mekanisme Pembentukan Harga Pasar

Mekanisme penetapan harga adalah suatu cara pertimbangan yang

digunakan untuk menentukan bagaimana suatu produk atau barang yang dijual

bisa laku dipasaran setelah adanya intraksi permintaan dan penawaran dan juga

untuk bisa bersaing dengan perusahaan atau pedagang lainya. Abu Yusuf

mengatakan bahwa mekanisme dalam penetapan harga tidak terlepas dari

mekanisme pasar, ia mengatakan peningkatan dan penurunan produksi dalam

kaitannya dengan perubahan harga, pemahamannya saat itu bahwa bila tersedia

sedikit barang maka harga akan mahal dan demikian sebaliknya.27

Penerapan Harrga berrtujuan untuk mencapai memperoleh keuntungan,

penetapan harga sangatlah berpengaruh pada penetapan posisi produknya yang

berdasarkan kualitas. Menurut Basu Swastha (2003:241) “Harga merupakan

sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen atau pembeli untuk

mendapatkan produk yang ditawarkan oleh penjual. Penetapan harga harus

disesuaikan dengan daya beli konsumen yang dituju dan dengan

mempertimbangkan factor biaya, laba, pesaing, dan peruubahan keinginan pasar.28

Rasulullah sebagai pemimpin umat pernah diminta untuk menentukan

harga komoditas di pasar, namun Rasulullah mengatakan bahwa yang paling

berhak menentukan harga pasar adalah Allah SWT. Hal tersebut jika keadaan

pasar seimbang dan tidak ada penyimpangan Para ulama berbeda pendapat dalam

memaknai jawaban Rasulullah tersebut. Salah satunya adalah ibnu Taimiyah.

27
Kamalia “Mekanisme Penetapan Harga Dalam Pandangan Ekonomi Islam”
skripsi(2011)
28
Riyono dan GigihErlikBudiharja “PengaruhKualitasProduk, Harga, Promosi dan
Image Terhadap Keputusan PembelianProduk Aqua”,JurnalStieSemarang,Vol.8,No.2(2016),h.100
20

Dimana menurutnya terkadang perlu adanya intervensi pemerintah apabila terjadi

distorsi pasar.

Pendapat Ibnu Taimiyah tersebut telah diterapkan di Indonesia, namun

intervensi yang seharusnya dapat menstabilkan harga dan mencapai keadilan

dalam persaingan harga, yang terjadi adalah selalu ada saja pihak yang dirugikan

baik dari sisi produsen maupun konsumen. Sehingga pendapat Ibnu Taimiyah

tersebut tidak tercapai.29

D. Konsep Permintaan dan Penawaran

Permintaaan adalah proses dimana terjadi perubahan yang ditandai dengan

turunnya harga dan permintaan semakin banyak akan barang tersebut. Hukum

permintaan menyatakan “bila harga suatu barang naik, maka permintaan barang

tersebut turun, sebaliknya jika harga suatu barang turun maka permintaan

terhadap suatu barang tersebut akan naik”.

Jumlah permintaan barang menurun ketika harga barang naik dan

meningkat ketika harga barang turun.Hal ini berarti jumlah permintaan barang

berbanding terbalik dengan harga. Hubungan antara harga dengan jumlah

permintaan ini berlaku untuk hamper semua barang dalam ekonomi, dan dalam

kenyataannya, para ekonom dimanapun menyebut hal ini sebagai hukum

permintaan. Jika hal-hal lain tetap, ketika suatu barang naik jumlah permintaan

untuk barang tersebut akan turun. Sebaliknya ketika harga turun jumlah

permintaan naik.30

29
Budi Solihin, “Konsep Mekanisme Pasar dan Persaingan Harga Dalam Islam”, Jurnal
ilmu-ilmu agama, Vol. 1, No. 2, (2019), h.27
30
An‟im Fattach “teori permintaan dan penawaran dalam islam” jurnal penelitian ilmu
manajemen, vol. II, No.3, (2017), h.453
21

Sedangkan Penawaran (supply) dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya

barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada

konsumen pada setiap waktu tertentu.Jadi penawaran dapat didefinisikan yaitu

banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada

periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. Hukum penawaran menerangkan

apabila harga sesuatu barang meningkat, kuantitas barang ditawar akan meningkat

dan apabila harga sesuatu barang menurun, kuantitas barang yang ditawar akan

menurun.

Hukum ini menunjukkan wujud hubungan positif antara tingkat harga dan

kuantitas barang yang ditawar. Hal ini disebabkan karena harga yang tinggi

member keuntungan yang lebih kepada produsen, jadi produsen akan menawarkan

lebih banyak barang. Harga yang tinggi menyebakan produsen berpendapat

barang tersebut sangat diminta oleh konsumen tetapi penawarannya kurang di

pasaran. Produsen akan menambahkan penawaran untuk memenuhi permintaan.

E. Teori kebuthan Manusia

Adapun berbagai kebutuhan manusia dari dua teori yang penulis temukan

yakni kebutuhan menurut intessitasnya yang meliputi kebutuhan primer, sekunder

dan tersier. Serta lebih di spesifikan lagi pada teori hirarki kebuthan manusia

menurut Dr. Abraham Masslow yang meliputi kebutuhan psiologis, rasa aman dan

keamanan, sosial, ego dan aktualisasi diri dengan penjelasan sebagai berikut:
22

Jika dilihat dari intensitasnya kebutuhan manusia terbagi atas tiga yaitu:

1. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus atau wajib

terpenuhi,artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka manusia

akan mengalami kesulitan. Contohnya sandang (pakaian), pangan

(komsumsi), papan (tempat tinggal), pendidikan, transportasi umum,

keamanan, kesehatan dan pekerjaan

2. Kebutuhan Sekunder

kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah

kebutuhan Primer terpenuhi, agar kebutuhan manusia tetap berjalan

dengan baik. Contohnya pariwisata, rekreasi, dan hiburan

3. Kebutuhan Tersier.31

. kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang terpenuhi setelah kebutuhan

primer dan kebutuhan sekunder terpenuhi. Contohnya kendaraan pribadi,

barang-barang elektronik, dan barang modern lainnya.

Sementara teori hirarki sebagaimana yang telah penulis rangkum dalam

buku Ujan Samarwan, beliau mengemukakan lima kebutuhan manusia menurut

Dr. Abraham Masslow yang di uraikan sebagai berikut:

a. Kebutuhan Psiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan

tubuh manusia untuk mempertahankan hidupnya yang meliputi makanan,

air, udara, rumah, pakaian dan sex

31
“Kebutuhan” Wikipedia bahasa indinesia, Ensiklopedia bebas.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan(8 juli 2018), diakses 22 februari 2020
23

b. Kebutuhan rasa aman dan keamanan adalah kebutuhan tingakat ke dua

setelah kebutuhan tingkat dasar yang meliputi perlindungan, peraturan dan

undang-undang

c. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan manusia untuk berhubungan antara satu

dengan yang lainnya, seperti: kebutuhan akan teman, rasa memiliki dan

dihormati

d. Kebutuhan ego adalah kebutuhan untuk berprestasi sehingga mendapat

derajat yang lebih tinggi dari pada yang lainnya. Manusia tidak hanya puas

dengan telah terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman dan sosial.

Kebutuhan ego meliputi: status dalam masyarakat, pecaya diri dan harga

diri.

e. Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan seorang individu untuk

menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan

kemampuan yang dimilikinya, seperti sukses dan berkuasa.32

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Jika diamati secara impiris pola konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

1. Besarnya pendapatan keluarga (setelah dipotong pajak dan potongan-

potongan lainnya

2. Jumlah keluarga dalam rumah tangga, hari keagamaan dan adat kebiasaan

(idul fitri natal dan tahun baru)

3. Musim (panen, paceklik, masa ujian dan pendaftaran sekolah).

32
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004),h.38
24

4. Lingkungan (kota besar,kota kecil,desa,orang-orang besar,rakyat biasa).

5. Kebijaksanaan dalam mengatru keuangan keluarga.

6. Pengaruh psikologi (iklim yang menarik, mode-mode baru, pandangan

tentang gensi).

7. Harta yang dimiliki (tanah,rumah,uang).33

G. Ekonomi islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

Secara etimologi kata ekonomi berasal dari bahasa oikononemia (Greek

atau Yunanai) yang terdiri dari dua suku kata: oicos yang berarti rumah dan

nomos yang berarti aturan. Jadi ekonomi ialah aturan-aturan untuk

menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik rumah

tangga rakyat (volkshuishouding), maupun rumah tangga negara

(staathuishouding), yang dalam bahasa inggris disebut sebagai economics.34

Menurut An-Nabhani kata ekonomi berasal dari bahasa yunani kuno

(greek) yang bermakna “mengatur urusan rumah tangga” dimana anggota

keluarga yang mampu ikut terlibat dalam menghasilkan barang-barang berharga

dan membantu memberikan jasa, lalu seluruh anggota keluarga yang ada ikut

menikmati yang mereka peroleh. Populasinya kemudian semakin banyak, mulai

dari rumah ke rumah, menjadi kelompok yang diperintah oleh negara.35

33
Haroni Doli H. Ritonga, “Pola Komsumsi dalam Perpektif Ekonomi Islam”Jurnal
Ekonomi, Vol. 13,No.3 (2010) , h. 89
34
Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (cet.1;Bandung:
PT.PustakaSetiaPertama,2002),h.18.
35
Taqyuddin An-Nabhani Membangun Ekonomi Alternatif Perspektif Islam,
Penerjemah, Maghfur Wachid (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h.47.
25

Pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi) terdapat

pengertian menurut beberapa ahli ekonmi Islam diantaranya yaitu:

1) Yusuf Qardhawi mendefinisikan ekonomi Islam sebagai ekonomi yang

berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah swt., bertujuan

akhir kepada Allah swt., dan menggunakan saran yang tidak lepas dari

syariat Allah swt.36

2) Menurut Monzer Kahf ekonomi Islam merupakan kajian tentang proses

dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi,

distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.37

3) Menurut Umar Chapra ekonomi Islam merupakan cabang ilmu-ilmu

pengetahuan yang membantu manusia dalam mewujudkan

kesejahteraannya melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya

langka yang sesuai dengan al-„iqtisad al-syariah atau tujuan yang

ditetapakan syariah, tanpa mengekang kebebasan individu secara

berlebihan, menciptakan ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi,

atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jalinan moral dari

masyarakat.38

Dari beberapa definisi ekonomi Islam tersebut diatas yang relatif dapat

secara lengkap menjelaskan dan mencakup kriteria dari definisi yang

komprehensif adalah yang dikemukakan oleh Hasanuzzaman yaitu;

36
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Penerjemah Zaenal Arifin,
(Jakarta:Gema Insani Press,1997),h.31.
37
Khoirul Taqwin, Relevansi Pemikirran Ibnu Khaldun dengan Ekonomi Islam,
yogyakarta: fakultas dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijga, (skripsi 2009), h. 23.
38
https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertianekonomi-islam-menurut-
beberapa-ahli/.(diakses pada hari sabtu 20 februari 2020,pukul 23.30 WITA)
26

Ekonomi Islam merupakan suatu pengetahuan dan aplikasi dari perintah

dan peraturan dalam syariah, yaitu untuk menghindari ketidakadilan dalam

perolehan dan pembagian sumber daya material agar memberikan

kepuasan manusia sehingga memungkinkan manusia melaksanakan

tanggung jawabnya terhadap Tuhan dan masyarakat.39

2. Tujuan Ekonomi Islam

Aturan-aturan yang diturunkan oleh Allah swt. dalam Islam semuanya

mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, menghapuskan kejahatan dan

kesengsaraan serta menghapuskan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian

pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai

kemenangan di dunia dan dan di akhirat.

Menurut Prof. Muhammad Abdu Zahrah ada tiga sasaran hukum Islam

diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh ummat manusia, yaitu:

1) Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi

masyarakat dan lingkungannya.

2) Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup

seluruh aspek kehidupan dibidang hukum dan muamalah.

3) Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati

ssbahwa maslahah yang menjadi puncak sasaran mencakup lima dasar,

yaitu:

a) Keselamatan keyakinan agama (al din)

b) Keselamatan jiwa (al nafs)

39
Mamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2006), h.8.
27

c) Keselamatan akal (al aql)

d) Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)

e) Keselamatan harta benda (al mal)40

3. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Secara garis besar ekonomi islam memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar,

diantaranya adalah:

1) Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari

Allah kepada manusia.

2) Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batasan-batasan tertentu.

3) Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama.

4) Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai

oleh segelintir orang saja.

5) Ekonomi islam menjamin kepemilikan masyarakat dan pengguanaanya

direncanakan untuk orang banyak.

6) Seoarang muslim harus takut kepada Allah swt. Dan hari penentuan

akhir nanti.

7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas

(nisab)

8) Islam melarang segala bentuk riba.41

40
Muhammad, Nizar.Pengantar Ekonomi Islam.(Cet.1; Malang:KurniaAdvertising,
2012), h. 125.
41
Muhammad Nizar, Pengantar Ekonomi Islam, h.125
28

H. Teori Harga Dalam Ekonomi Islam

Ekonomi Islam memiliki konsep bahwa suatu pasar dapat berperan efektif

dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara

normal. Pasar tidak membutuhkan suatu intervensi dari pihak manapun tidak

terkecuali negara dengan otoritas penentuan harga dengan kegiatan monopolistic

atau yang lainnya. Untuk mewujudkan pasar yang ideal harus didukung dengan

dua faktor : Pertama, harga kompetitif pada komoditas perdagangan sehingga

terjangkau oleh masyarakat secara umum, Kedua, tidak adanya monopoli,

oligopoly maupun kartel dalam komoditas tertentu, sehingga bisa dimaknai bahwa

adanya beberapa pedagang dalam jenis barang tertentu tidak dilarang selama tidak

mengambil keuntungan diatas keuntungan normal atau the price of the

equivalent.42

Mekanisme pasar pada intinya adalah mekanisme harga, turun dan naiknya

harga sebagai akibat dari suatu dinamika permintaan (suply) dan penawaran

(demand) dari pihak-pihak terkait. Suatu permintaan dan penawaran adalah dua

kekuatan yang saling tarik-menarik sehingga membentuk suatu komunitas

pasar.21 Bila suatu permintaan terjadi secara alami dan normal, maka suatu

kegiatan pasar akan berjalan stabil dan kondusif, tetapi sebaliknya bila pasar

berjalan tidak normal dan penuh rekayasa, maka pasar akan rusak. Teori

permintaan22 menerangkan karakter dan sifat permintaan para pembeli terhadap

suatu barang dan jasa. Sedangkan teori penawaran23 menjelaskan karakter

penjual dalam menawarkan barang dan jasa yang akan diperjual-belikan. Kedua

42
Syamsul Hilal, “Konsep Harga Dalam Ekonomi Islam”, ASAS, Vol. 6, No. 2, (2014),
h. 18
29

aktifitas permintaan dan penawaran dalam menentukan harga keseimbangan atau

harga pasar dan jumlah barang yang dijual, akan memunculkan suatu realitas

apakah yang terjadi pasar bebas atau distorsi24 pasar

I. Mekanisme Harga Adil

Harga yang adil menurut Ibnu Taimiyah adalah nilai harga dimana orang-

orang menjual barangnya dan diterima secara umum sebagai hal yang sepadan

dengan barang yang dijual ataupun barang-barang yang sejenis lainnya di tempat

dan waktu tertentu. Adapun pembahasan Ibnu Taimiyah mengenai masalah harga

adalah sebagai berikut:

1. Kompensasi yang setara/adil („iwad al-mitsl) yaitu penggantian sepadan

yang merupakan nilai harga yang setara dari sebuah benda menurut adat

kebiasaan.

2. Harga yang setara/adil (tsaman al-mitsl) yaitu nilai harga dimana orang-

orang menjual barangnya dapat diterima secara umum sebagai hal yang

sepadan dengan barang yang dijual itu ataupun barang-barang yang

sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu .43

J. Gambaran Umum Tentang Petani Garam

Secara umum Petani garam merupakan pekerjaan menjual produk atau

barang kepada konsumen sebagai pembeli. Dalam kegiatan jual beli tentunya

terjadi mekanisme penetapan harga setelah terjadinya intraksi permintaan dan

penawaran. Setelah terjadi keseimbangan permintaan dan penawaran maka

tercipta harga pasar (equilibrium price) atau harga yang terjadi apabila jumlah

43
Budi Solihin, “Konsep Mekanisme Pasar dan Persaingan Harga Dalam Islam”, Jurnal
ilmu-ilmu agama, Vol. 1, No. 2, (2019), h.31
30

barang yang diminta dengan barang yang ditawarkan sama. Upaya ini dilakukan

agar suatu barang dapat laku dipasaran.

K. Kerangka Pikir

Mekanisme penetapan Harga


garam

Petani Harga

Dalam Perspektiif Islam

Keterangan: Mekanisme penetapan harga merupakan suatu cara yang digunakan

untuk menentukan agar suatu produk atau barang yang dijual bisa

laku di pasaran dan dapat bersaing dengan perusahaan atau pedagang

lainnya. Penetapan harga dapat dilakukan apabila tercapainya

keseimbangan permintaan dan penawaran yaitu harga pasar

(equilibrium price). Dalam hal ini petani garam yang berada di


31

Kabupaten Jeneponto dalam menentukan harga garam terkadang

sangat mahal dan ketika garam tidak laku maka petani menurunkan

harga tetapi agar tetap untung Petani menjual garam yang

kualitasnya sudah dicampur dengan kualitas yang sudah tidak bagus,

sedangkan dalam islam melakukan kegiatan ekonomi kedua belah

pihak tidak boleh ada merasa dirugikan dan yang perlu diperhatikan

adalah kejujuran, keterbukaan dan keadilan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif

yaitu penelitian yang mendeskripsikan suatu keadaan terhadap masalah-

masalah berupa fakta fakta yang terjadi dari suatu populasi yang berupaya

menganalisis kehidupan sosial dari sudut pandang atau interpretasi

individu (informan) dalam latar ilmiah. Dengan kata lain, penelitian

kualitatif berupaya memahami bagaimana seorang individu melihat,

memaknai, atau menggambarkan dunia sosialnya. 44

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah yang dekat dengan laut yang

bertempat di Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto. Peneliti memilih lokasi tersebut karena merupakan daerah

yang cukup luas yang ada di Kabupaten Jeneponto yang sebagian besar

masyarakatnya merupakan bekerja sebagai penjual garam atau petani

garam.

B. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

44
Dr. Suryono. Metodologi Penelitian, (Depok: Rajawali Pers,2018), h. 91

32
33

1. Pendekatan Normatif

Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif, karena peneliti

mengambil landasan dari Al-Qur‟an, yang terdapat dalam Qs. An-

Nisa:4/29 tentang jual beli.

2. Pendekatan Sosiologis

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis karena peneliti

melakukan interaksi dengan individu, kelompok dan masyarakat.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi yaitu

pengambilatn data dan informasi secara langsung sesuai fakta atau

fenomena yang terjadi.

2. Sumber data

a. Data Primer, adalah data-data yang merupakan dari sumber utama. Dalam

penelitian ini data primer diperoleh dari para petani garam yang ada di

Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto melalui

wawancara.

b. Data Sekunder, adalah data-data yang diperoleh dari buku-buku atau jurnal

penelitian, dokumen-dokumen dan artikel-artikel yang bekaitan dengan

tema yang sama dalam penelitian ini, yang tentunya sangat membantu

hingga terkumpulnya data yang berguna untuk penelitian ini.


34

D. Jenis Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis pengumpulan data yang dilakukan peneliti ada dua

yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian Pustaka

Yaitu pengumpulan data dengan mengkaji literature, karya-karya

yang memuat informasi ilmiah yang memiliki permasalahan yang sama

dengan yang diteliti dan mengutip pendapat para ahli dengan dua cara,

yaitu:

a. Kutipan langsung, yaitu mengutip pendapat secara langsung dari berbagai

pendapat literature seperti buku-buku dan lain-lain.

b. Kutipan tidak langsung, yaitu penulis mengutip idea atau maksud buku atau

karangan kemudian menuangkan kedalam penelitian ini dengan redaksi

penulis sendiri.

Adapun kutipan tidak langsung ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Ulasan, menggapai kata atau pendapat yang diambil dari buku-buku yang

memiliki permasalahan dengan penelitian ini.

2) Ikhtiar, yaitu menanggapi pendapat dalam buku dengan cara

menyimpulkan dan meringkas suatu pendapat sehngga diperoleh pendapat

baru.

2. Penelitian lapangan

Yaitu suatu bentuk yang dilakukan dilapangan dengan cara sebagai

berikut:
35

a. Observasi

b. Wawancars

c. Dokumentasi

E. Teknik Pengumpulan Data

Merupakan langkah yang strategis dalam penelitian ini, karena tujuan

utamanya adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, Adalah metode pengumpulan data primer yang dilakukan

dengan mendatangi langsung objek yang diteliti. Dengan tujuan

mendapatkan informasi atau gambaran lansung tentang kondisi para

petani dengan maksud mencari jawaban, serta bukti terhadap fenomena

sosia yang terjadi pada daerah tersebut.

2. Wawancara, adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. 45 Wawancara adalah

proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi

dengan cara tanya jawab antara penelitit dengan informan atau subjek

penelitian.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Informan

terbagi menjadi 3 yang pertama adalah informan kunci ialah mereka

45
Dr. Suryono. Metodologi Penelitian, (Depok: Rajawali Pers,2018), h.212
36

yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian, yang kedua adalah informan utama yaitu

mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteiti dan

yang ketiga adalah informan tambahan. Penulis akan memilih 3 orang

pertama sebagai narasumber utama dan meminta rekomendasi untuk

informan selanjutnya.

Jenis wawancara yang digunakan oleh penulis yaitu wawancara

tidak terstruktur. Dimana Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara

yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar

permaalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur,

dimana peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan

diperoleh, sehngga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang

diceritakan oleh informan. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban

dari informan tersebut, maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan

berikutnya yang lebih terarah pada satu tujuan.

3. Dokumentasi ,adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa

catatan, gambaran, notulen, dan lain sebagainya 46. Dalam penelitian ini

menggunakan kamera smartphone untuk melakukan dokumentasi.

4. Studi Pustaka, adalah teknik pengumpulan data dengan mnggunakan

buku atau referensi sebagai penunjang dalam penelitian ini.

46
Lexy J. Moeleong, metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarta,2000), h. 178
37

F. Teknik Pengelohan dan Analisi Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data harus sesuai dengan apa yang

terjadi dilapangan yang telah dikumpulkan agar analisis data dapat digunakan

pada saat proses penelitian dengan mengggunakan Teknik sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan tujuan merangkum, memilih hal-

hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal penting pada saat meneliti.

Mencari pola dan temanya agar tersusun secara sistematis dan mudah

dipahami.

2. Penyajian Data

Penyajian Data adalah kegiatan mengumpulkan informasi yang

telah disusun, sehingga bias dilakukan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat

dilakukan dengan uraian singkat (texsnarative).

3. Verifikasi Data

Merupakan Teknik analisi data yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka

mencari makna data dan mencoba untuk menyimpulkannya


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Jeneponto terletak antara 5° 16‟13‟‟ - 5° 39‟35” Lintang

Selatan dan 12° 40‟19” - 12° 7‟31” Bujur Timur. Berbatasan dengan Kabupaten

Gowa dan Takalar di sebelah Utara, Kabupaten Bantaeng di sebelah Timur,

Kabupaten Takalar sebelah Barat dan Laut Flores di sebelah Selatan. Luas

wilayah Kabupaten Jeneponto tercatat 749,79 km2 yang meliputi 114 desa dan

kelurahan, 11 kecamatan yaitu Kecamatan Bangkala, Kecamatan Batang,

Kecamtan Kelara, Kecamatan Binamu, Kecamatan Tamalatea, Kecamatan

Bontoramba, Kecamatan Rumbia, Kecamatan Turatea, Kecamatan Tarowang,

Kecamatan Arungkeke dan Kecamatan Bangkala Barat.

Kabupaten Jeneponto termasuk salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi

selatan yang termasuk daerah penghasil padi. Namun bukan hanya padi yang

dapat dihasilkan dari sektor pertanian tetapi juga jagung, ubi kayu, mangga dan

lain-lainnya. Kabupaten Jeneponto memiliki potensi lainnya yaitu penghasil

Garam. Dari sebelas Kecamatan yang ada di Jeneponto terdapat empat Kecamatan

sebagai penghasil garam, antara lain Kecamatan Bangkala Barat, Kecamatan

Bangkala, Kecamatan Tamalatea dan Kecamatan Arungkeke.

Sebagian penduduk yang berada di Kelurahan Pallengu bekerja sebagai

penghasil garam atau menggantungkan kehidupannya sebagai Petani garam.

Garam merupakan salah satu pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan

38
39

sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Dengan dilaksanakannya penelitian ini

maka perlu diketahui letak geografis dan demografinya.

1. Keadaan Geografi

Kelurahan Pallengu adalah salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan

Bangkala dengan luas 5000 km2 yang terdiri atas 6 Lingkungan yaitu;

a. Lingkungan Pallengu

b. Lingkungan Sawitto

c. Lingkungan Kampung Beru

d. Lingkungan Paccelanga

e. Lingkungan Tompo Lando

f. Lingkungan Sodoa

Pallengu merupakan lingkungan yang memiliki wilayah terluas yaitu 2,3

km2 dan wilayah yang paling kecil adalah Lingkungan Kampung Beru dengan

luas wilayah 0,7 km2. Adapun batas-batas Kelurahan Pallegu secara Geografis

adalah sebagai berikut;

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kalimporo

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pantai Bahari

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Benteng

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bontorannu

2. Keadaan Demografi

Berdasarkan data sekunder pada tahun 2016 yang diperoleh dari kantor

Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, jumlah penduduk

di Kelurahan Pallengu pada tahun 2016 adalah sebanyak 4345 jiwa. Penduduk
40

laki-laki sebanyak 1964 jiwa dan perempuan 2381 jiwa dari 961 rumah tangga.

Adapun jumlah rumah tangga di setiap wilayah Kelurahan Pallengu adalah;

a. Lingkungan Pallengu sebanyak 257 KK

b. Lingkungan Sawitto sebanyak 110 KK

c. Lingkungan Kampung Beru sebanyak 180 KK

d. Lingkungan Paccelanga sebanyak 187 KK

e. Lingkungan Tompo Lando sebanyak 129 KK

f. Lingkungan Sodoa sebanyak 98 KK

3. Deskripsi Informan

a. Bunga dg Kebo – umur 42 tahun – bekerja sebagai Pejual garam

b. Sudi – umur 52 tahun – bekerja sebagai Petani garam

c. Pudding dg Lewa – umur 45 tahun – bekerja sebagai Petani garam

d. Hj. Sitti dg Kanang – umur 42 tahun – bekerja sebagai Penjual garam

e. Herlina dg Ngada – umur 31 tahun – bekerja guru

f. Halima dg Coa – umur 50 tahun – Ibu rumah tangga

B. Mekanisme Pembentukan Harga Garam di Kabupaten Jeneponto

Indosesia sebagai negara kepulauan dengan Panjang garis pantai 81.000

km merupakan Kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya

hayati yang sangat besar. Lautan yang merupakan 70% dari luasan total negara,

menyimpan banyak potensi yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah

komoditas garam, tetapi sejak dahulu hanya beberapa daerah yang dikenal sebagai
41

produsen utama garam,47 termasuk di dalamnya adalah Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto.

Kecamatan Bangkala merupakan salah satu wilayah di Kabupaten

Jeneponto yang dikenal sebagai daerah pesisir. Oleh karena itu Sebagian besar

penduduknya bekerja sebagai penghasil garam. Sebagaimana yang kita ketahui

pembuatan garam memanfaatkan air laut sebagai bahan baku utama dan garam

juga sebagai salah satu kebutuhan pelengkap dari kebutuhan pangan, menjadi

sumber elektrolit bagi tubuh manusia.48 Garam merupakan komoditi strategis

yang dibutuhkan manusia dalam empat bentuk yaitu garam konsumsi, aneka

pangan, aneka industry, dan garam sejalan dengan kebutuhan manusia terhadap

makanan.

Hasil Produksi garam oleh petani garam di Kecamatan Bangkala pada

umumnya menetapkan harga tertentu. Dimana Harga memegang peranan penting

dalam pemasaran baik itu bagi penjual maupun bagi pembeli. Harga merupakan

suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para

pesaing.49 Penentuan harga juga adalah salah satu strategi sekaligus peluang bagi

suatu usaha untuk memantapkan posisinya dipasar dan mempengaruhi presepsi

pembeli.

Harga itu sendiri terbentuk Ketika tercapai tingkat keseimbangan antara

permintaan dan penawaran. Sehingga harga keseimbangan atau sering kita sebut

47
Try Suherman Dkk “Analisis Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus Desa Kertasada,
Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep)” Embryo, Vol.8, No. 2, (2011), H. 73
48
Andi Kurniawan dkk,”analisis kualitas garam hasil produksi prisma rumah kaca di
desa sedayu lawas kabupaten lamongan”, jurnal kelautan nasional, vol.14, no.2, (2019), h. 96
49
Santri Zulaicha dan Rusda Irawati ”Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Di Morning Bakery Batam” Jurnal Inovasi dan
Bisnis,Vol.4,No.2(2016),h.125
42

dengan harga pasar dicapai apabila jumlah barang yang diminta sama dengan

jumlah barang yang ditawarkan. Penerapan harga bertujuan untuk mencapai atau

memperoleh keuntungan, penetapan harga sangatlah berpengaruh pada penetapan

posisi produknya yang berdasarkan kualitas. Penetapan harga harus disesuaikan

dengan daya beli konsumen yang dituju dan dengan mempertimbangkan faktor

biaya, laba, pesaing, dan perubahan keinginan pasar.50

Dari hasil penelitian yang penulis dapatkan bahwa penetapan harga garam

yang terjadi dilapangan ditentukan oleh petani garam dan penjual garam atau

mereke menentukan harga sendiri, tanpa melihat keseimbangan antara permintaan

dan penawaran. Dalam hal ini petani dan penjual garam tidak mengikuti

mekanisme penetapan harga pasar. Dalam wawancara salah satu informan

mengatakan;

Menurut Bapak Sudi yang sudah bekerja selama 10 tahun menjadi petani

garam

“kita ini yang hidup didaerah pesisir tentu mengandalkan garam sebagai
mata pencaharian walaupun tidak seberapa tetapi ada hasil yang ditunggu
jadi semisal kita kekurangan kebutuhan mau tidak mau kita naikkan harga
garam supaya kita bisa penuhi kebutuhan karena kalau kita ikuti harga dari
pemerintah padahal mereka tidak tahu bagaimana kondisi yang kita alami
sehingga saya pribadi dalam menentukan harga garam sesuai dengan
kondisi ekonomi saya saat itu”
Menurut Ibu Bunga dg Kebo yang sudah 3 tahun menjadi penjual garam

“harga yang saya pasang pada barang dagangan saya tergantung siapa
yang jual, karena kalau saya beda anak saya juga beda, disini dikampung

50
Riyono Dan Gigih Erlik Budiharja “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan
Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua”, Jurnal Stie Semarang, Vol. 8, No. 2
(2016), H.100
43

tidak ada harga dari pemerintah dan yang jelas kita untung jadi kita disini
pasang harga sesuai kebutuhan individu”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

mekanisme pembentukan harga garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto ditentukan oleh petani atau padagang garam itu sendiri. Mereka

berpendapat bahwa dalam hal menentukan harga barang jualan mereka, sudah

pasti menjadi tugas si penjual karena mereka lebih paham kerugian dan

keuntungannya.

Mekanisme penentuan harga yang dilakukan petani hanya melihat dari

segi keuntungan tanpa memikirkan hal lain yang mungkin terjadi , mereka

berasumsi bahwa yang berhak menentukan harga adalah si petani atau penjual

garam bukan pemerintah atau sesuai dengan harga pasar. Ketika mereka merasa

sudah mencapai keuntungan maka terciptalah harga. Jika dikaitkan dengan teori-

teori yang ada dimana harga ditentukan dari kondisi pasar pasar atau sering

disebut dengan harga pasar dimana harus terjadi keseimbangan antara permintaan

dan penawaran sehingga terbentuklah harga pasar. Namun faktanya yang ada di

lapangan yang didapat oleh peneliti bahwa pengimplementasian tentang harga

tidak terjadi sebagaimana mestinya.

Dari wawancara dengan salah satu petani garam yaitu bapak Pudding Dg

Lewa yang sudah menjadi petani garam betahun-tahun mengatakan;

“harga garam disini berbeda-beda kadang sesuai dengan musimnya kadang


juga kalau jumlah garam banyak maka harganya murah kalau jumlahnya
menurun harganya jelas naik, kadang juga harga garam mengalami
perubahan ketika orang dari luar yang beli karena tidak tahu harganya jadi
kita kasih harga tinggi. Kita juga sebagai petani sekaligus penjual tahu
bagaimana cara menentukan harga yang benar atau harga pasar tapi kita
44

juga melihat kondisi keuangan saat itu ,banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi anak-anak juga sekolah kalau bukan hasil dari menjual garam
kami tidak punya pemasukan yang lain jadi mungkin pemerintah bisa
mengerti kondisi kami.

Dalam wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Sebagian masyakarat

yang menjadi petani garam sebenarnya paham dalam menentukan harga pasar.

Namun Ketika kondisi ekonomi mereka mengalami kekurangan maka mereka

mengabaikan hal tersebut. Hal ini terjadi karena kebutuhan mereka dengan hasil

dari penjual garam mereka tidak dapat memenuhi atau mengikuti perkembangan

perekonomian mereka sehingga salah satu Langkah mereka tetap bisa bertahan

yaitu dengan hasil dari menjual garam.

C. Mekanisme Pembentukan Harga Dalam Perspektif Islam

Tidak dapat dipungkiri bahwa Islam adalah agama yang sangat jelas.

Segala bentuk aturan dan penjelasannya telah diatur sedemikian rupa dalam

kitabnya yaitu Al-Quran. Yang diciptakan oleh sang Pencipta Allah SWT dan

diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril sebagai petunjuk

untuk umat manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah

ayat 185 yang berbunyi:

          

             

             

        


45

Terjemahannya:

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
dalamnya diturunkan (permulaan) A-Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil).
Ayat diatas menjelaskan bahwa Al-quran diturunkan sebagai petunjuk bagi

umat manusia. Setiap perkara kecil sampai perkara besar akan dijelaskan secara

terperinci didalam Al-Quran. Segala bentuk perbuatan baik dan tidak baik sudah

pasti tertuang dengan jelas didalam-Nya.

Islam memberikan kemudahan bagi setiap individu dalam melakukan

aktivitasnya. Setiap apa yang dikerjakan telah di atur dan memiliki aturan didalam

agama kita Dalam hal perdagangan atau kegiatan ekonomi pun Islam telah

memberikan solusi dalam setiap permasalahannya, seperti dalam setiap usaha

penentuan harga pun harus ditentukan sebaik mungkin agar penjual dan pembeli

tidak ada yang merasa dirugikan.

Dalam islam penentuan harga harus dilakukan dengan memperhatikan

aspek etika dan moral islam itu sendiri. Setiap muslim harus berperilaku sesuai

dengan ajaran islam. Dimana moral (akhlaq) menjadi pegangan pokok dari setiap

perilaku ekonomi yang akan menjadi panduan untuk menentukan kegiatan itu baik

atau buruk.

Ekonomi Islam Memiliki konsep bahwa suatu pasar dapat berperan efektif

dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara

normal. Pasar tidak membutuhkan suatu intervensi dari pihak manapun tidak

terkecuali negara dengan otoritas penentuan harga dengan kegiatan monopolistic


46

atau yang lainnya. Untuk mewujudkan pasar yang ideal harus didukung dengan

dua faktor: Pertama, harga kompetitif pada komoditas perdagangan sehingga

terjangkau oleh masyarakat secara umum. Kedua, tidak adanya monopoli,

ologopoli maupun kartel dalam komuditas tertentu, sehingga bisa dimaknai bahwa

adanya bebarapa pedagang dalam jenis barang tertentu tidak dilarang selama tidak

mengambil keuntungan diatas keuntungan normal atau the price of the

equivalent.51

Dalam perjalanan Rasulullah Ketika berdakwah, ia pernah ditanya oleh

seorang sahabat tentang siapakah yang paling berhak menentukan harga

komoditas perdagangan dalam suatu wilayah atau yang lebih spesifik pasar?

Rasulullah SAW menjawab: pihak yang berhak menentukan harga pasar adalah

Allah SWT. Jawaban tersebut, dalam pandangan ilmu ekonomi modern dikenal

dengan istilah “kekuatan pasar”, yaitu kondisi pasar yang berjalan secara alami

tanpa ada intervensi pihak tertentu pada kenaikan dan penurunan harga. Dengan

kata lain bahwa pasar berjalan normal adalah bila tidak ada intimidasi, pemaksaan

dan kezaliman dalam setiap transaksi yang terjadi serta setiap permintaan dan

penawaran atau jual-beli didasarkan asas suka sama suka.

‫اض ِّمى ُكمۡۚۡ َو ََل‬ َٰٓ َّ ‫ىا ََل ت َۡأ ُكلُ َٰٓى ْا أَمۡ َٰ َىلَ ُكم بَ ۡيىَ ُكم ِب ۡٱل َٰبَ ِط ِل ِإ‬
َ ‫َل أَن تَ ُك‬
ٖ ‫ىن ِت َٰ َج َزةً َعه تَ َز‬ َ ‫َٰيََٰٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫يه َءا َمى‬

‫ان ِب ُكمۡ َر ِح ٗيما‬ َّ ‫ت َۡقتُلُ َٰٓى ْا أَوفُ َس ُكمۡۚۡ ِإ َّن‬


َ ‫ٱَّللَ َك‬

Terjemahan:
“ hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

51
Syamsul Hilal, “Konsep Harga Dalam Ekonomi Islam” ASAS , Vol. 6, No. 2, (2014)
h.18
47

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu sendiri; sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang
kepadamu.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan ekonomi harus

didasari suka sama suka atau tidak ada pihak yang merasa di rugikan. Oleh karena

ini setiap pedagang tidak boleh mengambil keuntungan yang terlalu tinggi agar

tidak merugikan konsumen atau pembeli, tidak boleh mengambil keutungan diatas

keuntungan normal atau the price of the equivalent.

Namun fakta yang didapatkan penulis terkait apa yang terjadi dilapangan

bahwa menerapan dalam menentukan harga sudah keluar dari sisi islam atau tidak

benar. Hal ini dibenarkan dalam wawancara dengan salah satu informan yaitu Ibu

Hj. Sitti dg kanang yang bekerja sebagai petani garam sekaligus penjual

garam:

”sekarang ini kalau kita lihat harga garam yang begitu begitu saja kadang
tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi karena tidak ada tambahan
keuntungan didapat jadi biasanya saya sendiri kadang kunaikkan harga
garam untuk tambah-tambah penghasilan, tapi karena banyak juga penjual
yang menjual dibawah harga yang kupasang jadi saya akali lagi kutambah
porsinya atau ukurannya, semisal yang satu karung besar itu kalau
dipenjual lain biasa 85 saya kukasih jadi 70 tapi tidak rugi karena
kucampur dengan yang hitam atau mau mi rusak, sebenarnya kita paham
bahwa hal seperti itu tidak dibolehkan karena melanggar tapi pasti Allah juga
mengerti”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

penjual yang dalam menentukan harga tidak memperhatikan etika dalam

penetapan harga , mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri tanpa

memikirkan pihak lain. Sedangkan sudah jelas dalam islam dikatakan bahwa tidak

boleh ada pihak yang merasa dirugikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
48

dalam wawancara salah satu informan yaitu Ibu Herlina selaku konsumen atau

pembeli garam yang mengatakan;

”penjual sekarang itu asal sudah dapat untung tidak dia pedulikan lagi
orang lain atau pembelinya, karena rata-rata orang sekarang pikirannya
uang dan laku barangnya. Jadi kalau kita tidak jeli dalam membeli bisa
saja tertipu dengan strateginya penjual. Kalau murah itu barang liat juga
kualitasnya jangan sampai tidak bagus kuliatasnya atau dia campur
kualitas bagus dulu baru yang buruk.

Sedangkan menurut Halima Dg Coa yang juga merupakan salah satu

konsumen atau pembeli mengatakan;

”saya pernah beli garam itu harganya beda 5 ribu sama penjual yang lain
karena harganya lebih murah saya tertarik dan akhirnya beli. Pas saya
sampai dirumah saya lihat garamnya ternyata bagus tetapi 1 bulan kedepan
garamnya mulai berair padahal yang biasanya saya beli itu tahan sampai 3
bulan tetapi yang harga aslinya yang beda 5 ribu tadi, setelah saya cek
ternyata garamnya tercampur yang bagus dengan yang tidak bagus. Hanya
perbedaan harga yang sangat sedikit bisa membuat saya tertipu dan merasa
dirugikan karena jumlah uang yang saya keluarkan tidak sebanding dengan
yang harusnya saya dapat”

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu pihak

merasa dirugikan, mereka mengatakan apa yang dikeluarkan tidak sesuai dengan

hasil yang di inginkan.

Dari apa yang terjadi dilapangan dengan semua teori yang ada dimana

penetapan harga adalah hasil dari sebuah kesepakan yang dimana kedua belah

pihak sama-sama tidak boleh ada yang merasa terintimidasi. Masyarakat pun pada

dasarnya paham dan tahu bahwa islam melarang hal tersebut namun mereka

beramsumsi bahwa islam akan mengerti keaadan mereka karena hal ini dilakukan

hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka yang mengandalkan


49

pekerjaan mereka. Walaupun pada akhirnya mereka harus keluar dari ajaran Islam

atau ketentuan Islam.


BAB V

PENTUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai mekanisme pembentukan harga

dalam persfektif islam (studi kasus penetapan harga pada tingkat petani garam di

Jeneponto) dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab 1 maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Petani dan Penjual Garam di Jenenponto dalam melakukan penetapan

harga terhadap barang jualannya sesuai dengan keiinginan sendiri atau

masing-masing individu memiliki hak dalam menetapkan harga, hal ini

dilakukan semata-mata untuk mencapai keuntungan yang lebih sehingga

tidak tercapai harga pasar dan ketidaksehatan pasar.

2. Penetapan harga yang dilakukan oleh petani garam di Jeneponto tidak

sesuai dengan mekanisme pembentukan harga dalam persfektif Islam atau

cara yang digunakan oleh petani dengan tidak memikirkan pihak lain

dalam hal ini untuk kepentingan diri sendiri dengan hanya memikirkan

keuntungan sudah jelas tidak dibenarkan dalam Islam.

B. Saran

1. Perlu diadakan sosialisasi mengenai mekanisme penetapan harga dan

campur tangan pemerintah juga harus lebih ditingkatkan dengan tetap

memperhatikan kondisi masyarakat atau petani garam.

2. Perlu dilakukan lagi pemahaman tentang penetapan harga dalam

Persfektif Islam bagi masyarakat setempat, khususnya para petani dan

50
51

penjual garam agar dalam melakukan kegiatan ekonomi sudah sesuai

dengan apa yang dianjurkan Islam.


DAFTAR PUSTAKA

“Kebutuhan” Wikipedia bahasa indinesia, Ensiklopedia bebas.


http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan(8 juli 2018), diakses 22 februari
2020
Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (cet.1;Bandung:
PT.PustakaSetiaPertama,2002)
Ahmad AzharBasyir, Asas-asasHukumMu‟amalat (HukumPerdata Islam)
(Yokyakarta:UII Press,2000).

Arief Adi Satria “pengaruh harga, promosi, dan kualitas produk terhadap minat
beli konsumen pada perusahaan A-36” Jurnal manajemen dan start-up
bisnis, vol 2,no.1 (2017)

An‟im Fattach “teori permintaan dan penawaran dalam islam” jurnal penelitian
ilmu manajemen, vol. II, No.3, (2017)

Andi Kurniawan dkk,”analisis kualitas garam hasil produksi prisma rumah kaca di
desa sedayu lawas kabupaten lamongan”, jurnal kelautan nasional, vol.14,
no.2, (2019)

Budi solihin “konsep mekanisme pasar dan persaingan harga dalam islam” jurnal
ilmu-ilmu agama,vol.1,no.2,(2019),

Dr. Suryono. Metodologi Penelitian, (Depok: Rajawali Pers,2018)

Dirwan, ”Kelangkaan, Teori Nilai dan Teori Harga dalam Persfektif Ekonomi
Islam” Tesis ( Pascasarjana Universitas Islam Makassar (UIN) 2015)

Euis “Mekanisme Pasar dan KebijakanPenetapanHarga Adil” jurnal Al-iqtishad ,


Vol.V,no.1 (2013),

Eva SuminarDan TatikMeiyuntari, “KonsepDiriKonformitasDan


PerilakuKonsumtif Pada Remaja”, Psikologi, Vol. 4, No. 2 (2015)

H. Mohammad Daud Ali. Hukum Islam (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1993)

52
53

Haroni Doli H. Ritonga, “Pola Komsumsi dalam Perpektif Ekonomi Islam”Jurnal


Ekonomi, Vol. 13,No.3 (2010)

Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi Dan FiqhKontemporer(Jakarta:PT Raja


Gafindo Persada,2008)

https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertianekonomi-islam-menurut-
beberapa-ahli/.(diakses pada hari sabtu 20 februari 2020,pukul 23.30
WITA)

Junia Farma “Mekanisme Pasar dan Regulasi Harga: Telah Atas Pemikiran Ibnu

Taimiyah” jurnal studi islam,Vol.13,No.2(2018)

Kamalia “Mekanisme Penetapan Harga Dalam Pandangan Ekonomi Islam”

skripsi(2011)

Kendro Pratomo dan Trisna Taufik”Mekanisme Pasar dan Penetapan Harga

Dalam perekonomian islam”Jurnal Ilmiah Ekonomi

Islam,Vol.4,No.3(2018),

Khoirul Taqwin, Relevansi Pemikirran Ibnu Khaldun dengan Ekonomi Islam,

yogyakarta: fakultas dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijga,

(skripsi 2009)

Lexy J. Moeleong, metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarta,2000)

M. Zia ulhaq dan Siti Achiria “pemikiran ibnu taymiyyah tentang mekanisme
pasar” jurnal ekonomi syariah,vol.3,no.4,(2018),

M. Zia Ulhaq dan Siti Achiria “Pemikiran Ibnu Taymiyyah tentang Mekanisme
Pasar” jurnal ekonomi syariah,Vol.3,No.1,(2018),

Mamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2006)


54

Muhammad birusman nuryadin “harga dalam perspektif islam” jurnal


mazahib,vol.4,no.1,(2017)

Muhammad, Nizar.Pengantar Ekonomi Islam.(Cet.1; Malang:KurniaAdvertising,

2012)

Orsidia Aminursita dan M. Faisal Abdullah ”Identifikasi Struktur Pasar Pada


Industri Keramik di Kota Malang” Jurnal Ilmu ekonomi ,Vol.2,No.2(2018),

Rianti Larasati “Mekanisme Penetapan Harga Komoditas Pokok Dalam Perspektif


Ekonomi Islam” skripsi, (2018),

Riyono dan Gigih Erlik Budiharja “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi

dan Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua”,Jurnal Stie

Semarang, Vol.8, No.2 (2016)

Santri Zulaicha dan Rusda Irawati ”Pengaruh Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Di Morning Bakery Batam” Jurnal
Inovasi dan Bisnis,Vol.4,No.2(2016)

Septian Indra Giri dan Lia Afriza”Pengaruh Strategi Penetapan Harga Terhadap
Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu malakasari
Baleendah Kabupaten Bandung” Jurnal Manajemen Resort dan
Leisure,Vol.12,No.2,(2015)

Taqyuddin An-Nabhani Membangun Ekonomi Alternatif Perspektif Islam,


Penerjemah, Maghfur Wachid (Surabaya: Risalah Gusti, 1996)

Try Suherman Dkk “Analisis Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus Desa
Kertasada, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep)” Embryo, Vol.8,
No. 2, (2011)

Toti Indrawati dan Indri Yovita “Analisis Sumber Modal Pedagang Pasar
Tradisional di Kota Pekanbaru” Jurnal Ekonomi ,Vol.22,No.1,(2014),
55

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam


Pemasaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004)

Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Penerjemah Zaenal Arifin,
(Jakarta:Gema Insani Press,1997)
56

LAMPIRAN
57

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Mekanisme Pembentukan Harga Dalam Persfektif Islam (Studi Kasus Penetapan

Harga Garam Pada Tingkat Petani Garam Di Jeneponto)

Wawancara ini dilakukan dengan tujuan mencari data dan fakta yang

terjadi dilapangan terhadap penetapan harga yang dilakukan oleh para petani garam di

Jeneponto dengan memberikan beberapa pertanyaan dasar tentang mekanisme

pembentukan harga. Wawancara yang digunakan adalah wawancara yang bersifat tentatif,

karena dalam pelaksanaan pertanyaan dalam wawancara bisa berubah dengan situasi dan

kondisi di lapangan.

A. Identitas Responden

Masyarakat di sekitar pembuatan garam

1. Nama

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Lama bekerja

5. Jumlah Anak

B. Pertanyaan Dasar

1. Bagaimana mekanisme pembentukan harga yang dilakukan petani garam?

2. Apa penyebab terjadinya perubahan harga?

3. Apakah pembentukan harga yang dilakukan sesuai dengan perspektif islam?


58

Lampiran 2

A. Dokumentasi Penelitian
59
60
61
62
63
64

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Sri Ayu Lestari

TTL : Togo-togo 25 juli 1998


Agama : Islam

Email : ayu250798@gmail.com
Alamat : Jeneponto

DATA ORANG TUA


Ayah : Syahrir
Ibu : Hernawati

PEKERJAAN ORANG TUA


Ayah : Petani
Ibu : Ibu Rumah Tangga

PENDIDIKAN

 2004 – 2010 : SD NEGERI NO 04 TOGO-TOGO


 2010 – 2013 : SMP NEGERI 1 ARUNGKEKE
 2014 -2016 : SMA NEGERI 1 BATANG
 2016 -2021 : S1 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN
MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai