Anda di halaman 1dari 113

DAMPAK PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


DI DESA TERONG TAWAH KECAMATAN LABUAPI

Oleh
ROYANI
NIM: 170501080

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2021
DAMPAK PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
DI DESA TERONG TAWAH KECAMATAN LABUAPI

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi

Oleh
ROYANI
NIM: 170501080

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2021
iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Royani, NIM: 170501080 dengan judul “Dampak Program Keluarga
Harapan (PKH) Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong
Tawah Kecamatan Labuapi” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal :

Dibawah bimbingan

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. Syukriati, S.Pd., M.Hum.


NIP. 197111041997031001 NIP. 198509152015032004
v

NOTA DINAS

Mataram,

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
di Mataram

Assalamualaikum, Wr. Wb.


Disamaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Royani
NIM : 170501080
Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah
Judul : Dampak Program Keluarga Harapan (PKH)
Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di
Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyahkan-kan.
Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. Syukriati, S.Pd., M.Hum.


NIP. 197111041997031001 NIP. 198509152015032004
vii

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Royani, NIM: 170501080 dengan judul “Dampak Program Keluarga

Harapan (PKH) Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong

Tawah Kecamatan Labuapi” telah dipertahankan di depan dewan penguji Program

Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram pada

tanggal 2 Juni 2021 dan dinyatakan sah untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

(S.E).

Dewan Penguji

Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag.


(Ketua Sidang/Pemb. I)

Syukriati, S.Pd., M.Hum.


(Sekretaris Sidang/Pemb. II)

Naili Rahmawati, M.Ag.


(Penguji I)

Dahlia Bonang, M.SI.


(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag.


NIP. 197111041997031001
viii

MOTTO

َ َ
ُ‫خ ْيرُ الناسُ أ َنفعه ل َلناس‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits
Riwayat ath-Thabrani)
ix

PERSEMBAHAN

“Dengan ucapan rasa syukur alhamdulillah dan


penuh kasih sayang kupersembahkan karya ini
kepada Bapak dan Ibuku, Muhsinin dan Rabiatul
Adawiyah yang selalu mendo’akan dan memberikan
segalanya sehingga melalui beliau Allah berikan
kemudahan dalam segala urusanku. Abuya TGH.
Zaenal Arifin, S.Ag, selaku pengasuh Ponpes
Syamsul Falah serta semua guru dan dosenku. Dan
terimakasih untuk seluruh keluargaku dan sahabatku
yang terus memberikan motivasi dan semangat, dan
untuk almamaterku.”
x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian


alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabat serta semua
pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bimbingan, bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih
kepada:

1. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. sebagai pembimbing I dan Ibu Syukriati,
S.Pd., M.Hum. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan di tengah
kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang
dan cepat selesai;
2. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataran yang telah
memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan
dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa selesai;
3. Bapak H. Bahrur Rosid, MM. selaku Ketua Jurusan;
4. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam;
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram yang telah
memberikan kuliah dan ilmunya selama mengikuti program kuliah di Fakultas;
6. Kedua orang tuaku dan adik-adikku yang selalu mendo’akan dan memberi
dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini:
7. Sahabatku Linda, Yuli, Sanah, dan Nena yang telah memberikan dukungan dan
menemani dalam suka dan duka.
8. Pak Muhammad Waris Zainal, S.Pd. selaku Kepala Desa Terong Tawah yang
telah memberikan izin serta kemudahan dalam mengambil data penelitian;
xi

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-ganda dari Allah Swt. Karena peneliti menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih banyka kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan selanjutnya. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak, terkhusus bagi oeneliti sendiri.

Mataram, 10 Mei 2021

Peneliti
xii

Daftar Isi

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN LOGO .........................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR & TABEL .................................................................. xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Dan Manfaat .................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ....................................... 8
E. Telaah Pustaka .............................................................................. 9
F. Kerangka Teori ........................................................................... 15
G. Metode Penelitian ........................................................................ 36
H. Sistematika Pembahasan ............................................................ 44

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 46


B. Dampak Program Keluarga Harapan Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong Tawah ..................... 52
xiii

C. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Keluarga Harapan 67

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 71

A. Analisis Dampak Program Keluarga Harapan Terhadap


Kesejahteraan Keluarga ............................................................. 71
B. Analisis Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Keluarga
Harapan ........................................................................................ 83

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 88


A. Kesimpulan .................................................................................. 88
B. Saran ............................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91


LAMPIRAN .................................................................................................... 94
xiv

DAFTAR GAMBAR & TABEL

Gambar 5.1 Komponen PKH


Tabel 1.1 Struktur Organisasi pemerintah Desa Terong Tawah.
xv

DAMPAK PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)


TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
DI DESA TERONG TAWAH KECAMATAN LABUAPI

Oleh:
Royani
170501080

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak tepatnya penggunaan bantuan sosial


uang yang diberikan untuk keperluan yang seharusnya dipenuhi. Dan sudah
lamanya program keluarga harapan ini berlangsung terhitung dari 2007 hingga
sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program keluarga
harapan terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga di Desa Terong Tawah
Kecamatan Labuapi. Dengan jenis penelitian kualitatif menggunakan pendekatan
kualitatif deskriftif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif dilakukan dengan metode tringulasi dan meningkatkan
ketekunan dan kecukupan referensi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak program keluarga harapan


terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga di Desa Terong Tawah yaitu ada dua
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang timbulkan yakni,
mengurangi beban pengeluaran, meningkatkan Pendidikan anak, meningkatkan
kesehatan keluarga, mengubah perilaku dan kemandirian keluarga penerima
manfaat (KPM). Sedangkan dampak negatif yang timbul dalam pelaksanaan
program keluarga harpan yang ada di Desa Terong Tawah yaitu ketergantungan
terhadap bantuan yang diberikan pemerintah. Selain itu juga menimbulkan
kecemburuan sosial di masyarakat.

Kata Kunci : Dampak, Program Keluarga Harapan, Kesejahteraan Keluarga.


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk

terbesar ke empat di dunia setelah Amerika Serikat, memiliki jumlah

penduduk sekitar 268 juta jiwa proyeksi pada tahun 2020. Hal ini membuat

Indonesia rentan terhadap masalah ekonomi yang berdampak langsung pada

kemiskinan.

Di Indonesia masih banyak penduduk saat ini yang hidup dalam

keadaan miskin dan bahkan sangat miskin, yang membuat mereka tidak

mampu dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-harinya. Dan di tengah

keadaan pandemi yang melanda dunia termasuk juga negara kita saat ini

membuat semua tatanan yang biasanya normal menjadi berubah, sesuai

dengan protocol yang telah ditetapkan.

Kemiskinan merupakan keadaan yang sifatnya multidimensi dan

susah untuk didefinisikan dalam definisi tunggal. Dari banyaknya pakar di

berbagai disiplin ilmu yang telah mencoba mendefinisikan konsep

kemiskinan, tetapi belum ada dari mereka yang menyepakati konsep

kemiskinan secara bersama. Dan berbagai macam persfektif yang

digunakan mulai dari perspektif ekonomi, perspektif sosiologi, sampai

perspektif moralitas.1 Kemiskinan secara umum didefinisikan sebagai

1
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Edisi 5, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015),
hlm. 299.
2

ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimum

untuk hidup layak, baik dilihat dasi segi ekonomi, sosial, maupun spiritual.2

Pengertian tersebut difokuskan pada ketidakmampuan individu dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut pengertian yang lain dalam paparannya bahwa

“Kemiskinan adalah suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, sementara

lingkungan pendukungnya kurang memberikan peluang untuk

meningkatkan kesejahteraan secara berkesinambungan atau untuk keluar

dari keturunan”.3 Dapat kita ketahui dari hal tersebut bahwa apabila

kemiskinan itu terjadi dan mampu ditangani dengan baik bisa memberikan

dan meningkatkan kesejahteraan.

Rumah tangga miskin pada umumnya terpusat di daerah pedesaan

dan berpendidikan rendah. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan

produktivitas penduduk turut rendah sehingga imbalan yang diperoleh tidak

memadai untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, kesehatan,

perumahan, dan pendidikan. Akibatnya, rumah tangga miskin akan

menghasilkan keluarga- keluarga miskin pula pada generasi berikutnya.

Mengingat begitu banyaknya persoalan kemiskinan di Indonesia,

pemerintah mengeluarkan berbagai program penanggulangan kemiskinan

2
Aain Mahaeni, et. al. “Evaluasi Program-Program Pengentasan Kemiskinan di Provinsi
Bali”, Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Vol. X, No. 1:8-18, 4 Juli
2014.
3
Ade Cahyat, dkk, Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga: Sebuah
Panduan dengan Contoh dari Kutai Barat, (Bogor: CIFOR, 2007), hlm. 3.
3

yang diupayakan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Namun kehadiran berbagai program tersebut

selama ini cenderung menjadikan masyarakat menjadi ketergantungan

terhadap bantuan dari pemerintah karena tidak diimbangi dengan sosialisasi

dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang lain.

Salah satu program yang diharapkan tepat sasaran adalah Program

Keluarga Harapan (PKH). PKH merupakan program pemberian bantuan

sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang rentan yang terdapat

dalam data terpadu program penanganan fakir miskin yang diolah oleh pusat

data dan ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.

Program Keluarga Harapan (PKH) diberikan kepada Keluarga

Penerima Manfaat (KPM), di mana seluruh KPM dalam 1 rumah tangga

berhak menerima bantuan apabila memenuhi kriteria kepesertaan program

dan mampu memenuhi kewajibannya. Kewajiban yang harus dilaksanakan

terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, khususnya di bidang

kesehatan dan pendidikan. Dibidang kesehatan kewajibannya berkaitan

dengan pemeriksaan ibu hamil/menyusui dan anak usia nol sampai enam

tahun dengan memberikan asupan gizi dan imunisasi. Kewajiban di bidang

Pendidikan terkait dengan mengikuti kegiatan belajar dengan tingkat

kehadiran paling sedikit 85% dari hari belajar efektif. Dan mengikuti
4

pertemuan kelompok atau Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga

(P2K2) setiap bulan.4

Sasaran PKH yang sebelumnya berbasis Rumah Tangga menjadi

berbasis Keluarga. Perubahan ini bertujuan untuk mengakomodasi prinsip

keluarga yaitu 1 orang tua yang memiliki tanggung jawab terhadap

pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan masa depan anak. Sehingga

keluarga adalah unit yang relevan untuk peningkatan kualitas sumber daya

manusia dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar generasi. Sasaran

PKH merupakan keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam Data

Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang memiliki komponen

kesehatan dengan kriteria ibu hamil/menyusui, anak berusia nol sampai

dengan enam tahun. Komponen pendidikan dengan kriteria anak SD/MI

atau sederajat, anak SMA/MTs atau sederajat, anak SMK /MA atau

sederajat, dan anak usia enam sampai 21 tahun yang belum menyelesaikan

wajib belajar 12 tahun. Sejak tahun 2016 terdapat penambahan komponen

kesejahteraan sosial dengan kriteria lanjut usia diutamakan mulai dari 60

(enam puluh) tahun, dan penyandang disabilitas diutamakan penyandang

disabilitas berat.5

Sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan

Program Keluarga Harapan (PKH), sebagai upaya percepatan

penanggulangan kemiskinan. Bantuan tunai bersyarat atau Conditional

4
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pedoman Pelaksanaan PKH 2020,
(Jakarta: Kementerian Sosial, 2020), hlm. 6.
5
www.kemsos.go.id diakses pada tanggal 05 November 2020.
5

Cash Transfer (CCT) di kenal juga di dunia internasional ini terbukti cukup

berhasil dalam mengatasi kemiskinan yang dialami negara-negara tersebut,

lebih-lebih dalam masalah kemiskinan kronis.

Program keluarga harapan di kabupaten Lombok Barat baru

dilaksanakan sejak tahun 2011, seperti yang dilaporkan Kepala Dinas Sosial

Lobar, Ahdiat Subiantoro (Serkarang; Kesbanglinmaspol). Kabupaten

Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten dari 15 kabupaten yang

melaksanakan PKH di lokasi pengembangan PKH tahun 2011. Kegiatan ini

dilakukan bersama-sama dengan kabupaten Lombok Tengah dan Lombok

Timur. Desa Terong Tawah juga termasuk Desa yang melaksanakan

program PKH. Data awal jumlah penerima manfaat sebanyak 100 Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) yang tersebar di 10 dusun di Desa Terong Tawah.

Dan data terakhir pada tahun 2019-2020 KPM-PKH betambah menjadi 354

keluarga yang berasal dari basis data terpadu (BDT).6

Menurut hasil suatu penelitian menunjukkan bahwa PKH

memberikan dampak terhadap perubahan konsumsi rumah tangga, seperti

di beberapa negara pelaksana CCT (Conditional Cash Transfer) lainnya.

PKH berhasil meningkatkan konsumsi rumah tangga penerima manfaat di

Indonesia sebesar 4,8%. (sumber: www.kemsos.go.id) Dalam penelitian

yang lain PKH memberikan dampak positif terhadap Keluarga Penerima

Manfaat (KPM), pada orang-orang yang bukan kelompok sasaran karena

6
Sekarwadi, Wawancara dengan Kasi Kesejahteraan Desa Terong Tawah, Terong Tawah, 1
Februari 2021.
6

dapat mengurangi beban dalam membantu keluarga miskin terutama

keluarga rentan, pada kondisi masyarakat sekarang yaitu mewujudkan

kemajuan dalam masyarakat, serta tidak berdampak pada biaya langsung

program karena semua biaya dianggarkan dari pemerintah pusat.7

Penelitian ini ingin mengetahui dampak dari Program Keluarga

Harapan tersebut, baik kepada keluarga dan/atau orang miskin dan rentan

yang terdaftar dalam data terpadu sebagai Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) PKH. Program Keluarga Harapan berbeda dari bantuan sosial

lainnya, seperti disebutkan di atas mempunyai syarat kepesertaan dan

kewajiban yang harus dilaksanakan. Dari observasi awal terdapat peserta

PKH yang tidak mematuhi kewajibannya, seperti mengalokasikan dana

yang diberikan tidak sesuai dengan peruntukannya yang telah ditetapkan,

dan tidak mematuhi kewajiban dibidang Pendidikan dan jarang hadir dalam

pertemuan.

Dari permasalahan tersebut peneliti mengangkat tema penelitian

terkait: “Dampak Program Keluarga Harapan Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi

Kabupaten Lombok Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas

adalah sebagai berikut :

7
Cahyani Permata Wumu, Florence Daicy Lengkong, Salmin Dengo, “Dampak Program
Keluarga Harapan Di Kecamatan Kemakabupaten Minahasa Utara”, Jurnal Administrasi Publik
UNSRAT, Vol. 5, No. 77, 2019, hlm. 8.
7

1. Bagaimana dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap

peningkatan kesejahteraan keluarga di Desa Terong Tawah Kecamatan

Labuapi?

2. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan Program Keluarga Harapan

sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak

yang diberikan Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap peningkatan

kesejahteraan keluarga. Dan faktor apa saja yang mendukung

pelaksanaan Program Kekuarga Harapan ini.

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dalam mengetahui dampak pelaksanan Program

Keluarga Harapan (PKH) terhadap penigkatakan kesejahteraan

keluarga bagi keluarga penerima manfaat (KPM) PKH di

Kecamatan Labuapi.

2) Dapat memberikan gambaran umum bagi semua pihak, terutama

bagi mahasiswa jurusan ekonomi Islam di bidang mata kuliah

ekonomi mikro maupun makro.


8

b. Manfaat secara praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan

rujukan bagi pemerintah setempat maupun pihak terkait untuk

perbaikan layanan bagi penerima manfaat dan sebagai bahan

pegangan bagi masyarakat sebagai keluarga penerima manfaat

(KPM).

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup
Agar penelitian ini terarah dengan baik, maka peneliti membatasi

ruang lingkup dan setting penelitian yaitu hanya berfokus pada hal-hal

yang berkaitan dengan fokus masalah sebagaimana telah diuraikan di

atas, seperti bagaimana dampak program keluarga harapan terhadap

peningkatan kesejahteraan keluarga di Desa Terong Tawah Kecamatan

Labuapi dan faktor apa saja yang mendukung dan menghambat

pelaksanaan PKH terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga.

Sehingga pembahasan yang disampaikan menjadi lebih terukur, tajam

dan menghindari kekaburan dalam memahami konteks penelitian

sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi yang akan dijadikan

objek penelitiannya.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan uraian tentang latar alamiah (tempat

atau lokasi) penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Desa

Terong Tawah Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.

Penelitian ini mulai laksanakan pada bulan Januari 2021 dalam bentuk
9

Observasi awal untuk mengetahui informasi terkait keadaan desa

dengan mewawancarai kasi kesejahteraan desa dan keluarga penerima

manfaat. Adapun lama penelitian ini terhitung dari bulan Januari 2021

hingga bulan Februari 2021, sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian

ini dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Karena penelitian ini merupakan penelitian pertama kali dan belum

pernah ada yang melakukan penelitian sebelumnya pada fokus

kajian yang sama.

b. Karena terus bertambahnya masyarakat yang menjadi peserta PKH

di Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya terdahulu yang

berdekatan atau berkaitan topiknya dengan penelitian yang sedang

dilakukan dan sebagai pedoman penelitian lebih lanjut, sehingga bisa

mendapatkan data yang valid guna untuk menghindari plagiasi, duplikasi,

repitasi serta untuk menjamin keabsahan dan keaslian dari penelitian ini.

Berdasarkan dari penelusuran yang telah peneliti lakukan ada

beberapa penelitian yang dijadikan rujukan diantaranya adalah:

1. Muhammad Hambali, judul skripsinya “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Penyalahgunaan Uang Program Keluarga Harapan (PKH)

(studi kasus di Desa Pejanggik Kec. Praya Tengan Kab. Lombok


10

Tengah)”. Hasil penelitian yang dilakukan yakni masih banyak RTSM

(Rumah Tangga Sangat Miskin menggunakan uang bantuan dari PKH

untuk kepentingan lain seperti membeli kebutuhan pribadi, membeli

mainan anak atau membayar hutang piutang. Penerima manfaat tidak

menggangap penggunaan dana bantuan sebagai bentuk

penyalahgunaan, mereka menganggap itu sebagai hak milik seutuhnya

dan untuk kemaslahatan keluarga. Selain digunakan untuk kebutuhan

sehari-hari, pemerima manfaat juga mengalokasikannya untuk

melunasi hutang, baik yang berhubungan dengan biaya Pendidikan

maupun tidak sama sekali, yakni untuk melunasi hutang dalam

membiayai kebutuhan keluarga.8

Persamaan dari penelitian oleh Muhammad Hambali yakni subjek

yang dibahas dalam penelitian yaitu PKH. Penelitian skripsi yang

dilakukan peneliti berbeda dengan Muhammad Hambali terletak pada

objek yang dibahan dan lokasi penelitian, penelitian di atas membahas

tentang tinjauan hukum Islam terhadap penyalahgunaan uang PKH

sedangkan yang diteliti dalam penelitian ini mengenai dampak PKH

dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2. Kartiawati, dengan judul skripsi: “Analisis Efektivitas Program

Keluarga Harapan (PKH) dalam Pengentasan Kemiskinan Ditinjau dari

Perspektif Ekonomi Islam (studi pada peserta PKH Kampung Bonglai

8
Muhammad Hambali, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyalahgunaan Uang Program
Keluarga Harapan (PKH) (studi kasus di Desa Pejanggik Kec. Praya Tengan Kab. Lombok
Tengah)”, (Skripsi Fakultas Syariah UIN Mataram, 2018).
11

Kec. Banjit Kab. Way Kanan)”. Berdasarkan hasil penelitiannya

disimpulkan bahwa, efektivitas Program Keluarga Harapan dengan

tujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang sudah berjalan selama 4

tahun dari 2014-2017 kurang terlaksana secara efektif. Hal ini

disebabkan karena masih ditemukan kurang tepatnya sasaran dalam

penetuan peserta PKH dan juga kurang efektifnya pengalokasian dana

PKH yang diterima membuat PKH menjadi tidak tepat guna dan tidak

sesuai dengan tujuan program PKH, sehingga PKH belum bisa

mengurangi kemiskinan yang ada di Kampung Bonglai. Dalam

implementasinya PKH dalam mengentaskan kemiskinan dilihat dari

sudut pandang nilai-nilai dasar Ekonomi Islam yaitu keadilan, tanggung

jawab dan takaful, masih kurang dalam pelaksanaannya, PKH hanya

sebagai bentuk jaminan sosial pemerintah kepada masyarakat sehingga

program PKH tidak dapat terlaksana secara efektif.9

Persamaan dari penelitian oleh Kartiawati antara lain adalah

subjek yang dibahas sama yakni PKH. Perbedaan dari skripsi

Kartiawati tersebut dengan peneliti terletak pada lokasi dan objek yang

diteliti, penelitian di atas membahas tentang efektivitas PKH dan yang

diteliti dalam penelitian ini yakni mengurai dampak PKH dalam

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

9
Kartiawati, “Analisis Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Pengentasan
Kemiskinan Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (studi pada peserta PKH Kampung Bonglai
Kec. Banjit Kab. Way Kanan”, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan
Lampung, 2017).
12

3. Shella Yulia Rosalina (2019) dengan skripsinya yang berjudul:

“Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Upaya

Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program keluarga

harapan dalam upaya pengentasan kemiskinan dilakukan dengan 9

tahap yakni: 1. Target penetapan sasaran calon penerima PKH

(targeting) yang dipilih berdasarkan rangking kemiskinan terendah. 2.

Penetapan lokasi penerima PKH, yang ditetapkan berdasarkan proposal

daerah dan ketersediaan data awal melalui dan surat keputusan direktur

jenderal perlindungan dan jaminan. 3. Proses persiapan pertemuan awal

dan validasi, UPPKH pusat melakukan valisadi calon peserta PKH. 4.

Penyaluran bantuan diberikan kepada peserta PKH berdasrkan

komponen kepesertaan. 5. Pembentukan kelompok peserta PKH setelah

penyaluran dana bantuan pertama dilakukan. 6. Verifikasi komitmen.

7. Penangguhan dan pembatalan. 8. Pemuktakhiran data adalah

perubahan sebagian atau seluruh data awal yang tercatat pada Master

Database. 9. Pengaduan peserta yang dapat ditempuh oleh masyarakat

untuk menyampaikan keluhan terkait pelaksanaan PKH. 10

Persamaan dari penelitian di atas adalah garis besar yang dibahas

yakni tentang PKH. Perbedaan penelitian terdahulu tersebut dengan

peneliti yakni objek dan permasalahn yang diteliti, penelitian di atas

10
Shella Yulia Rosalina, “Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Upaya
Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”, (Skripsi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2019).
13

menguraikan tahapan pelaksanaan PKH dan peneliti akan meneliti

terkait dampak dari PKH dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

4. Dyah Ayu Virgoreta, Ratih Nur Pratiwi, Suwondo, dalam Jurnalnya

yang berjudul “Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam

Upaya Meningkatkan Kesejajteraan Masyarakat (studi pada Desa Beji

Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban)”. Dari hasil penelitian

implementasi PKH di Desa Beji berjalan dengan baik hal tersbut dilihat

dari masyarakat di sana antusias dan mendukung implementasi

tersebut. Dan terus terjadinya penurunan jumlah peserta PKH dari tahun

ke tahun hal ini menunjukkan bahwa implementsi PKH di Desa Beji

berjalan dengan baik sehingga berdampak pada berkurangnya

kemiskinan dan kualitas SDM di Desa tersebut meningkat. Serta

Kondisi sosial ekonomi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)

semakin meningkat meskipun perubahan yang terjadi terhadap kondisi

sosial ekonomi RTSM tidak signifikan, namun setidaknya terjadi

peningkatan.11

Perbedaan penelitian terdahulu dengan rencana penelitian yang

akan dilaksanakan yaitu terletak pada objek permasalahan yang akan

diteliti yaitu pada penelitian terhadulu membahas Implementasi

Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan

11
Dyah Ayu Virgoreta, Ratih Nur Pratiwi, Suwondo, “Implementasi Program Keluarga
Harapan (PKH) dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (studi pada Desa Beji
Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 12, 2015, hlm.
3-4.
14

kesejahteraan masyarakat. Dan penelitian yang akan dilaksanakan ini

terkait dengan Dampak Program Keluarga Harapan dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga.

5. Nur Khoiriyah, Kunarti, dengan judul jurnal “Graduasi Mandiri:

Bentuk Keberdayaan Penerima Manfaat (KPM) Perogram Keluarga

Harapan (PKH) di Kabupaten Pati”. Hasil penelitian yang dilakukan

adalah bentuk keberdayaan keluarga penerima manfaat PKH graduasi

mandiri dilihat dari delapan indicator, tetapi ada lima indicator yang

termasuk dalam keberdayaan keluarga penerima manfaat, yaitu:

kebebasan mobilitas, kemampuan membeli komoditas kecil, terlibat

dalam pembuatan keputusan rumah tangga, memiliki kebebasan

relative dari dominasi keluarga, dan memiliki jaminan ekonomi serta

kontribusi terhadap keluarga. Sedangkan tiga indicator yang lain yakni

kemampuan membeli komoditas besar, kesadaran hukum dan politik,

keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes tidak termasuk atau

kurang dalam pemberdayaan. Sebelum mengajukan graduasi mandiri

oleh KPM PKH umumnya memiliki usaha ekonomi produktif baik

yang dirintis sendiri, dengan pasangan, maupun dengan berkelomok

dalam KUBE yang telah berjalan dan bahkan berkembang. 12

Perbedaan penelitian terdahulu dengan rencana penelitian yang

akan dilaksanakan yaitu terletak pada objek permasalahan yang akan

12
Nur Khoiriyah, Kunarti, “Graduasi Mandiri: Bentuk keberdayaan penerima manfaat
(KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Pati”, Jurnal Pengembangan Masyarakat
Islam, Vol. 10, No. 2, Desember 2019, hlm. 146-155.
15

diteliti yaitu pada penelitian terhadulu membahas Graduasi Mandiri:

bentuk keberdayaan penerima manfaat (KPM) Program Keluarga

Harapan (PKH). Dan penelitian yang akan dilaksanakan ini terkait

dengan Dampak Program Keluarga Harapan dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Dampak

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif

maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuaru

(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan sesorang.13

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau

akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seseorang atasan

biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif

maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan

dari sebuah penyelenggaraan suatu kebijakan.

Pengertian dampak kebijakan menurut Thomas R. Dye adalah

keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan/program

dalam kondisi kehidupan nyata. Charles O. Jones mengartikan dampak

13
https://kbbi.web.id/dampak.html
16

kebijakan adalah akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang

ditimbulkan dengan dilaksanakannya suatu kebijakan atau program.14

2. Program Pengentasan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan dalam Peraturan Presiden no. 15

Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan adalah

kebijakan dan program yang dilakukan secara sistematis, terencana

oleh pemerintah dan pemerintah daerah, dan bersinergi dengan dunia

usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin

dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Program

penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,

pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi makro dan

kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan

ekonomi.15

Pemerintah saat ini memiliki berbagai macam program

penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi diantaranya program

penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, berbasis

pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan

yang berbasis pemberdayaan usaha kecil yang dijalankan oleh berbagai

elemen pemerintah baik pusat maupun daerah. Untuk meningkatkan

14
Islamy, M. Irfan, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 15.
15
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, dalam https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41038/perpres-no-
15-tahun-2010 diakses tanggal 12 November 2020, pukul 11.17.
17

efektivitas pengentasan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan

Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang percepatan Penanggulangan

Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka

kesmiskinan hingga 8% sampai 10% pada akhir tahun 2014.16

Ada empat strategi dasar yang dilakuakan dalam percepatan

penanggulangan kemiskinan yaitu penyempurnaan program

perlindungan sosial, pengingkatan akses pelayanan dasar unutk

masyarakat miskin, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan

inklusif.

Program Penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh

pemerintah terbagi menjadi 3 klaster, diantaranya adalah: 17

a. Klaster I, termasuk kelompok program penanggulangan

kemiskinan yang berbasis bantuan dan perlindungan sosial dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan hak dasar, mengurangi beban

hidup, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin.

Karakteristik kelompok program ini adalah mekanisme

pelaksanaan kegiatan yang bersifat langsung dan manfaatnya

langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Program ini berbentuk

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Program

16
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dalam
http://www.tnp2k.go.id/program/at-a-glance diakses tanggal 12 November 2020, pukul 11.48.
17
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dalam
http://www.tnp2k.go.id/acceleration-policies/cluster-i diakses tanggal 12 November 2020 pukul
12.25.
18

Keluarga Harapan (PKH) Tunai dan Non Tunai, dan Bantuan

Siswa Miskin (BSM).

b. Klaster II, merupakan program penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan masyarakat yang merupakan tahap lanjut

dalam proses penanggulangan kemiskinan. Kategori program ini

yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

c. Klister III merupakan program penanggulangan kemiskinan yang

berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil dengan tujuan untuk

memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha kecil

dan berskala mikro. Dengan memberikan akses seluas-luasnya

kepada masyarakat miskin untuk dapat berusaha dan meningkatkan

kualitas hidupnya. Kategori program ini yaitu KUR (Kredit Usaha

Rakyat).

3. Program Keluarga Harapan

a. Pengertian Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH

adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada

Keluarga Miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima

manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan

kemiskinan dan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial

penduduk miskin sekaligus sebagai upaya memutus rantai

kemiskinan.
19

b. Landasan Hukum

Landasan Hukum yang mendasari adanya Program Keluarga

Harapan (PKH) antara lain:

1) Undang-undang Nomor 13 tahun 2011 tentang penanganan

fakir miskin.

2) Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

4) Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan

yang Berkeadilan poin lampiran ke 1 tentang penyempurnaan

pelaksanaan Program Keluarga Harapan.

5) Inpres nomor 1 tahun 2013 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Poin lampiran ke 46 tentang

Pelaksanaan Transparansi Penyaluran Bantuan Langsung Tunai

Bersyarat bagi Keluarha Sangat Miskin (KSM) sebagai peserta

PKH.

6) Keputusan Direktur Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial

Nomor BJS/85/05/04/V/2009 tentang Pedoman Umum Program

Keluarga Harapan Tahun 2009. (www.kemsos.go.id)


20

c. Tujuan Program Keluarga Harapan

Misi dan tujuan umum PKH adalah untuk menurunkan

kemiskinan dan menurunkan kesenjangan, seraya meningkatkan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Adapun tujuan PKH

dijelaskan sebagai berikut:18

1) Meningkatkan taraf hidup Keluarga Penerima Manfaat melalui

akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial;

2) Mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan

keluarga miskin dan rentan;

3) Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian Keluarga

Penerima Manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan

pendidikan serta kesejahteraan sosial;

4) Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan;

5) Mengenalkan manfaat produk dan jasa keuangan formal

kepada Keluarga Penerima Manfaat.

d. Sasaran Program Keluarga Harapan

Sasaran PKH merupakan keluarga yang miskin dan rentan

serta terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir

miskin, memiliki komponen kesehatan, Pendidikan, dan/atau

kesejahteraan sosial.19

18
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pedoman Pelaksanaan PKH 2019,
(Jakarta: Kementerian Sosial), 2019, hlm. 25.
19
Ibid,. hlm. 26.
21

e. Kriteria Komponen Program Keluarga Harapan

Gambar 5.1. Komponen PKH

Kriteria komponen PKH terdiri atas:

1) Kriteria komponen kesehatan meliputi ibu hamil/menyusui

dan anak usia 0 (nol) sampai dengan 6 (enam) tahun termasuk

anak penyandang disabilitas ringan/ sedang.

2) Kriteria komponen pendidikan meliputi anak SD/MI atau

sederajat, anak SMP/MTs atau sederajat, anak SMA/MA atau

sederajat, anak usia 6 sampai dengan 21 tahun yang belum

menyelesaikan wajib belajar 12 (dua belas) tahun.

3) Kriteria komponen kesejahteraan sosial meliputi

i. Lanjut usia mulai dari 60 tahun ke atas pada tahun

validasi.

ii. Penyandang disabilitas berat adalah mereka yang

mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,

dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam

berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami


22

hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh

dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan

persamaan hak.20

f. Hak dan Kewajiban Keluarga Penerima Manfaat PKH21

1) Hak KPM PKH

Keluarga Penerima Manfaat berhak mendapatkan:

a) Menerima bantuan sosial,

b) Pendampingan sosial;

c) Mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan, Pendidikan,

dan kesejahteraan sosial; dan

d) Program bantuan komplementer di bidang pangan,

kesehatan, Pendidikan, subsidi energi, ekonomi,

perumahan, aset kepemilikan tanah dan bangunan, dan

pemenuuhan kebutuhan dasar lainnya.

2) Kewajiban KPM PKH

Kewajiban yang harus dijalani peserta PKH ada 4 hal yaitu:

a) Anggota keluarga yang termasuk dalam kategori ibu

hamil/menyusui dan anak berusia nol sampai dengan

enam tahun, memeriksakan kesehatan pada fasilitas

pelayanan kesehatan sesuai dengan protocol kesehatan;

20
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pedoman Pelaksanaan PKH…,
(Jakarta: Kementrian Sosial), 2020, hlm. 8.
21
Ibid,. hlm. 27-28.
23

b) Anggota keluarga yang termasuk dalam kategori anak usia

sekolah wajib belajar 12 tahun, mengikuti kegiatan belajar

dengan tingkat kehadiran paling sedikit 85% (delapan

puluh lima persen) dari hari belajar efektif; dan

c) Anggota keluarga yang termasuk dalam kategori lanjut

usia dan/atau penyandang disabilitas berat, mengikuti

kegiatan di bidang kesejahteraan sosial sesuai kebutuhan.

d) KPM hadir dalam pertemuan kelompok atau Pertemuan

Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) setiap bulan.

Berdasarkan kriteria tersebut komponen kewajiban

peserta PKH antara lain:

i. Komponen kesehatan: bagi ibu hamil/ nifas,

memeriksakan kandungan di fasilitas kesehatan

minimal sebanyak 4 kali semasa kehamilan,

melahirkan di fasilitas layanan kesehatan, pemeriksaan

kesehatan ibu nifas 4 kali selama 42 hari setelah

melahirkan; bagi bayi usia 0-11 bulan: pada 1 bulan

pertama memeriksakan kesehatan sebanyak 3 kali,

memberikan ASI Ekslusif selama 2 tahun, tiap

bulannya menimbang berat badan dan mengukur tinggi

badan, mendapat imunisasi lengkap, pada usia 6-11

bulan mendapatkan suplemen vitamin A satu kali,

minimal 2 kali pemantauan perkembangan dalam


24

setahun; unutk bayi usia 1-5 tahun: mendapatkan

imunisasi tambahan, setiap bulan menimbang berat

badan, pengukuran tinggi badan minimal 2 kali dalam

setahun, pemberian kapsul vit A 2 kali dalam setahun;

usia 5-6 tahun: penimbangan berat badan, dan

pemantauan perkembangan minimal 2 kali dalam

setahun.

ii. Komponen Pendidikan usia sekolah 6-21 tahun yang

belum menyelesaikan Pendidikan dasar (SD/MI,

SMP/MTS, SMA/MA) terdaftar di sekolah atau

Pendidikan kesetaraan dengan kehadiran dikelas

minimal 85%.

iii. Komponen kesejahteraan sosial yang terdiri dari

disabilitas berat: pihak keluarga atau pengurus

melayani, merawat, dan memastikan minimal 1 tahun

sekali melakukan pemeriksaan kesehatan bagi

penyandang disabilitas berat denga menggunakan

layanan home visit (tenaga kesehatan dating ke rumah

KPM penyandang disabilitas berat), dan layanan home

care (pengurus merawat, memandikan, dan mengurus

KPM PKH); lanjut usia 60 tahun ke atas: minimal 1

tahun sekali memastikan pemeriksaan kesehatan serta

penggunaan layanan Puskesmas Santun Lanjut Usia,


25

layanan home care (pengurus memandikan,

mengurusi, dan merawat KPM lanjut usia), dan day

care (mengikuti kegiatan sosial di lingkungan tempat

tinggal, lari pagi, senam sehat dan sebagainya).

g. Mekanisme Pelaksanaan PKH

1) Perencanaan

Perencanaan dilakukan untuk menentukan lokasi dan

jumlah calon Keluarga Penerima Manfaat. Lokasi dan jumlah

calon Keluarga Penerima Manfaat bersumber dari data terpadu

program penanganan fakir miskin.

2) Penetapan calon peserta PKH

Penetapan calon peserta PKH dilakukan untuk

menetapkan wilayah kepesertaan dan jumlah Keluarga

Penerima Manfaat menurut daerah provinsi, daerah

kabupaten/kota, dan kecamatan dan ditetapkan oleh Direktur

Jaminan Sosial Keluarga.

Sumber data penetapan sasaran berasal dari Data

Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin sesuai Permen

nomor 10/HUK/2016 tentang Mekanisme Penggunaan Data

Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

3) Pertemuan Awal dan Validasi Data

Pertemuan awal bertujuan untuk melakukan sosialisasi

program kepada calon KPM. Validasi data dilakukan untuk


26

mencocokkan Data Awal calon KPM PKH yang berasl dari

penetapan calon peserta PKH, dengan bukti dan fakta kondisi

terkini sehingga diperoleh data KPM PKH yang valid dan

sesuai dengan kriteria komponen PKH (eligible). Data yang

tidak ada dalam data awal tidak menjadi calon Keluarga

Penerima Manfaat, namun dapat diusulkan oleh pemangku

kepentingan daerah tingkat kabupaten/kota kepada

Kementerian Sosial dengan mekanisme tersendiri

4) Penetapan Keluarga Penerima Manfaat PKH

Keluarga Penerima Manfaat PKH yang ditetapkan

adalah keluarga yang memenuhi komponen dan kriteria PKH

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penetapannya

melalui keputusan Direktur Jenderal Jaminan Sosial Keluarga

Kementerian Sosial RI.

h. Penyaluran Dana PKH

Penyaluran bantuan sosial PKH diberikan berdasarkan

penetapan KPM PKH yang memiliki komponen kepesertaan

(eligible), memenuhi kewajiban berdasarkan kriteria komponen

PKH dan mengikuti pertemuan kelompok arau Pertemuan

Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) setiap bulan. Nilai

bantuan ditetapkan melalui Surat Jeputusan Kuasa Pengguna

Anggaran Direktorat Jaminan Sosial Keluarga. Penyaluran bantuan

diberikan empat tahap dalam satu tahun, dengan jumlah bantuan


27

maksimal 4 orang dalam satu keluarga. Bantuan sosial PKH pada

tahun 2019 terbagi menjadi dua jenis yaitu Bantuan Tetap dan

Bantuan Komponen yang diberikan dengan ketentuan sebagai

berikut:22

1) Bantuan tetap untuk setiap keluarga:

a) Reguler : Rp. 550.000,-/keluarga/tahun

b) PKH AKSES : Rp. 1.000.000,-/keluarga /tahun

2) Bantuan komponen untuk setiap jiwa dalam keluarga:

a) Ibu hamil : Rp. 3.000.000,-

b) Anak usia dini : Rp. 3.000.000,-

c) SD : Rp. 900.000,-

d) SMP : Rp. 1.500.000,-

e) SMA : Rp. 2.000.000,-

f) Disabilitas berat : Rp. 2.400.000,-

g) Lanjut usia : Rp. 2.400.000,-

Bantuan komponen diberikan maksimal untuk 4 jiwa

dalam satu keluarga.

4. Konsep Kesejahteraan

a. Pengertian Kesejahteraan

Kata “kesejahteraan” menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) berasal dari kata “sejahtera” yang berarti aman

22
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam
https://www.kemsos.go.id/program-keluarga-harapan diakses tanggal 18 April 2020, pukul 23:15.
28

Sentosa, makmur, dan selamat. Sedangkan pengertian dari

kesejahteraan itu sendiri adalah hal atau keadaan aman, sejahtera,

kedamaian, keselamatan, ketentraman hidup, dan Makmur.23 Di

dalam UU Republik Indonesia No. 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah

suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial masyarakat sehingga bisa hidup dengan layak berupaya

mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya. 24

Kesejahteraan sebagai tujuan utama pembangunan dapat

diraih apabila aspek kedaulatan ekonomi dan tata kelola

perekonomian yang baik dapat diwujudkan secara nyata. Oleh

karena itu, membangun kedaulatatan ekonomi dan tata kelola

perekonomian yang baik, merupakan prasyarat utama bagi

tercapainya kondisi kesejahteraan masyarakat dan bangsa.

b. Keluarga Sejahtera

Keluarga adalah orang-orang yang memakai sumber daya

secara bersama yang memiliki ikatan sosial-biologis melalui

pernikahan, kelahiran atau adopsi, tidak hidup bersama, dan

memiliki tujuan untuk dicapai secara bersama.25 Dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 dijelaskan

23
https://kbbi.web.id/sejahtera.html
24
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejaheraan Sosial dalam
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38601/uu-no-11-tahun-2009 diakses tanggal 12
November 2020, pukul 14.02.
25
Shinta Doriza, Ekonomi Keluarga, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 3.
29

bahwa Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk

berdasarkan atas perkawinan yang sah, yang dapat memenuhi

kebutuhan hidup material dan spiritual yang layak, bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi,

selaras dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan

masyarakat dan lingkungan. 26

Berdasarkan paparan BAPPENAS, status kesejahteraan

seseorang dapat diukur berdasarkan proporsi pengeluaran rumah

tangga. Rumah tangga yang sejahtera dapat dikatakan apabila

proporsi pengeluaran kebutuhan pokok sebanding atau lebih

rendah dari proporsi pengeluaran untuk kebutuhan bukan pokok.

BKKBN mengemukakan bahwa kesejahteraan keluarga

adalah kondisi dinamis suatu keluarga dimana terpenuhinya semua

kebutuhan fisik materil, mental spiritual dan sosial yang

memungkinkan keluarga dapat hidup nyaman sesuai dengan

lingkungannya, memungkinkan anak-anak tumbuh dan

berkembang, serta memperoleh perlindungan yang dibutuhkan

untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang mantap dan

matang sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.27

26
UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Pendudukan dan Pembangunan
Keluarga
27
Intan Indira Natalia, “Kajian Tingkat Kesejahteraan dan Pendidikan Anak Petani Salak
Pondoh di Desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu Kab. Banjar Negara”, (Skripsi FKIP
Universitas Muhammadiyah Purwekerto, 2016), hlm. 6.
30

Menurut BKKBN tingkat kesejahteraan keluarga

dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:28

1) Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)

2) Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)

3) Tahapan Keluarga Sejahtera II

4) Tahapan Keluarga Sejahtera III

5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

Berikut ini adalah indicator tahapan keluarga yang dapat

dikategorikan sebagai keluarga sejahtera sesuai dengan tingkat

kesejahteraan menurut BKKBN, yaitu:

1) Enam indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs):

a) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari

atau lebih.

b) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di

rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

c) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai

dan dinding yang baik.

d) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana

kesehatan.

e) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi.

28
BkkbN dalam http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx diakses tanggal 12
November 2020, pukul 15.05.
31

f) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

2) Delapan indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological

needs) keluarga, yaitu :

a) Anggota keluarga pada umumnya melaksanakan ibadah

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

b) Seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur paling

kurang sekali seminggu.

c) Paling kurang seluruh anggota keluarga memperoleh satu

stel pakaian baru dalam setahun.

d) Paling kurang luas lantai rumah 8 m2 untuk setiap penghuni

rumah.

e) Tiap tiga bulan terakhir anggota keluarga dalam keadaan

sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-

masing.

f) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan.

g) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun seluruhnya

bisa baca tulisan latin.

h) Menggunakan alat/obat kontrasepsi unutk pasangan usia

subur dengan anak dua atau lebih.

3) Lima indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental

needs), yaitu :

a) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.


32

b) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang

atau barang.

c) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang

seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

d) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan

tempat tinggal.

e) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/

radio/tv/internet.

4) Dua indicator ”aktualisasi diri” (self esteem), yaitu:

a) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan

sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.

b) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus

perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat.

Berbeda dengan Badan Pusat Statistik, indicator kesejahteraan

yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik ada delapan bidang yang

mencakup kependudukan, kesehatan dan gizi, Pendidikan,

ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan

lingkungan, kemiskinan. Sehingga indicator kesejahteraan menurut

BKKBN dengan BPS hamper sama.

5) Konsep Kesejahteraan dalam Islam

Sebagai agama kemanusiaan yang bersifat universal, Islam

mempercayai adanya kesuksesan manusia di dunia ini dan di akhirat

nanti. Di dalam Islam pemeluknya diarahkan untuk mencapai


33

kesejahteraan baik materil maupun spiritual. Seperti yang telah

disebutkan oleh Allah dalam kitab sucinya Al-Qur’an mengajak

kaum mukminin untuk berdoa:29

ٰ ‫ن يق ا لِ ربنِ ٰاتن ف الد اني حسنةِ ف ا‬


ِ‫اْخرةِ حسنةِ قن عذا ِ الن ر‬ ِ‫منا اِم م ا‬
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS. Al-
Baqarah [2]: 201).30

Oleh sebab itu, menegakkan suatu masyarakat yang ideal di

dasarkan pada keadilan, persamaan, dan kebaikan merupakan tujuan

primer suatu negara Islam. Karena negara Islam tidak hanya

menegakkan sistem penyembahan kepada Allah (yakni menunaikan

shalat atau sembahyang) melainkan juga menegakkan sistem zakat.

Dengan kata lain, yang dituju oleh negara Islam adalah kesejahteraan

setiap individu baik kesejahteraan spiritual maupun material.

Dengan demikian, negara Islam adalah negara kesejahteraan

yang menjalankan sejumlah fungsi di samping fungsi-fungsi

tradisional sebuah negara. Untuk mencapai kesejahteraan material

yang mencakup penyediaan kebutuhan dasar bagi semua orang ialah

dengan menjamin pelaksanaan dari sistem jaminan sosial, dan

sebagainya. Sedangkan fungsi untuk mencapai kemampuan spiritual

29
QS. Al-Baqarah [2]: 201.
30
QS. Al-Baqarah [2]: 201, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: PT.
Suara Agung, 2018), hlm. 320.
34

bagi rakyatnya mencakup ditegakkannya sistem hidup Islam bagi

kaum muslimin dan kebebasan dalam beragama bagi non-Muslim.31


32
Ada empat indikator utama kesejahteraan yaitu: pertama

adalah basis dari kesejahteraan. Basis dari kesejahteraan adalah

ketika nilai ajaran Islam menjadi panglima dalam kehidupan

perekonomian suatu negara. Jika kita menentang secara diametral

aturan Allah SWT kesejahteraan sejati tidak akan pernah bisa kita

raih. Penentangan terhadap Allah SWT justru menjadi sumber

penyebab hilangnya kesejahteraan manusia. Hal ini tertuang dalam

(QS. Thaha: 124).

ٰ‫ن ذ اكر اِ ف نِ لهِ معياشةِ ض انك نحاشرهِ ي ا مِ االق ٰيم ِة اعام‬


ِ‫ن اعارضِ ع ا‬
ِ‫م ا‬
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan
buta”. (QS. Thaha: 124)33

Yang kedua kesejahteraan tidak akan mungkin diraih ketika

kegiatan ekonomi tidak berjalan sama sekali. Inti dari kegiatan

ekonomi terletak pada sektor riil, yaitu bagaimana memperkuat

industri dan perdagangan. Sektor riil inilah yang menyerap angkatan

kerja paling banyak dan menjadi inti dari ekonomi syariah. Bahkan

sektor keuangan dalam Islam didesain untuk memperkuat kinerja

31
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, (Jakarta: Kencana,
2012), hlm. 305-306.
32
Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah Edisi Revisi,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 29-31.
33
QS. Taha [20]: 124, Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, (Jakarta: PT. Suara Agung:),
2018, hlm. 320.
35

sektor riil, karena seluruh akad dan transaksi keuangan syariah

berbasis pada sektor riil.

Indikator yang ketiga adalah pemenuhan kebutuhan dasar dan

sistem distribusi. Suatu masyarakat dikatakan tidak sejahtera apabila

tidak memenuhi kebutuhan dasar mereka. Begitu pula apabila yang

bisa memenuhi kebutuhan dasar hanya sebagian dari masyarakat,

sementara sebagian yang lain tidak bisa. Dengan kata lain, sistem

distribusi ekonomi memegang peranan penting dalam menentukan

kualitas kesejahteraan. Dalam Islam diajarkan bahwa sistem

distribusi yang baik adalah sistem distribusi yang dapat menjamin

rendahnya angka kemiskinan dan kesenjangan, serta menjamin

perputaran roda perekonomian sehingga bisa dinikmati semua

lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Dan indikator yang terakhir yakni aspek keamanan dan

ketertiban sosial yang juga dipakai untuk mengukur kesejahteraan.

Masyarakat disebut sejahtera apabila bisa mencegah dan

meminimalisir perpecahan dan konflik destruktif antar kelompok

dan golongan dalam masyarakat. Kesejahteraan tidak mungkin dapat

diraih melalui rasa takut dan tidak aman.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif


36

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Yang dimaksud

dengan pendekatan kualitatif deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengumpulkan data untuk menguji atau menjawab

pertanyaan mengenai status terakhir suatu objek yang diteliti.34

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud memberikan gambaran

tentang Dampak Program Keluarga Harapan Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti adalah sasaran untuk mendapatkan suatu data

yang diteliti. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai objek adalah

peserta PKH yang diberikan bantuan berdasarkan persyaratan dan

ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk memberikan

informasi.

Kehadiran peneliti secara langsung dalam mengumpulkan data

banyak sekali manfaatnya karena peneliti langsung mengetahui data

dan informasi yang ada dilapangan, baik itu melalui wawancara secara

langsung maupun dengan menggunakan alat bantu yang lain seperti

34
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Roadakarya,
2010), hlm 5.
37

daftar pertanyaan kepada masyarakat setempat. Sehingga mengetahui

fenomena yang terjadi secara rinci dan data yang diperoleh lebih

lengkap bagi penulis.

3. Sumber Data

Menentukan sumber data merupakan langkah awal yang harus

dialakukan peneliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek

dari mana data bisa diperoleh dengan jelas. Adapun yang menjadi

sumber data untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui dan memahami,

serta ada hubungannya dengan masalah peneliti. Dimana sumber data

dibedakan menjadi dua yakni:

a. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan

secara langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.

Data primer diperoleh dari data hasil wawancara peneliti dengan

subjek atau informan yang mewakili populasi. Dalam hal ini yang

menjadi data primer penelitian ini adalah pendamping PKH,

Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Kasi Bidang Kesejahteraan

Desa Terong Tawah dan Ketua Kelompok PKH.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lainadalah data yang di kumpulkan atau diperoleh dari sumber-


38

sumber yang telah ada dan berkaitan dengan penelitian ini. Data

diperoleh dari kepustakaan, studi dokumentasi atau dari laporan

penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini data sekunder diambil

dari website Kemensos RI, buku Pedoman PKH, majalah ilmiah,

artikel, jurnal dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan

dengan masalah dalam penelitian ini.

4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif, yang berupa tulisan-tulisan, suara dan gambar.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan

data yang diperlukan dalam penelitian secara seksama, yaitu dengan

cara:

a. Observasi

Strisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dapat dibedakan


35
menjadi participation observation (observasi partisipatif)

dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019),
hlm. 203.
39

sedang diamati. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh

akan lebih lengkap, tajam, dan mendalam.

Dalam hal ini penulis menggunakan observasi non

partisipan, dimana observasi ini menuntut peneliti untuk tidak

terlibat langsung dalam kegiatan tersebut melainkan hanya menjadi

pengamat independent saja.36

Metode observasi ini digunakan untuk melihat atau mengamati:

1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Terong Tawah.

2) Perubahan perilaku dan kemandirian Keluarga Penerima

Manfaat.

3) Koordinasi dan partisipasi keluarga penerima manfaat (KPM)

terhadap Program Keluarga Harapan.

b. Interview / wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang unutk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.37 Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan keterangan-keterangan secara lisan melalui

bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat

memberikan keterangan kepada peneliti.

36
Ibid,. hlm. 298.
37
Ibid,. hlm. 304.
40

Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti yakni

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bersifat bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

tersusun secara rinci, yang digunakan hanya berupa garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.38

Dalam hal ini peneliti mewawancarai secara langsung para

subyek atau informan dalam penelitian, yaitu: Kasi Bidang

Kesejahteraan Desa Terong Tawah, Pendamping PKH, Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) PKH, dan Ketua Kelompok PKH.

Adapun Data yang digali dan diperoleh melalui wawancara

mencakup:

1) Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima

Manfaat (KPM).

2) Besaran dana PKH yang diterima serta peruntukannya.

3) Beban Pengeluaran dan Pendapatan Keluarga Penerima

Manfaat.

4) Penggunaan akses layanan yang diberikan

5) Koordinasi dan partisipasi keluarga penerima manfaat (KPM)

terhadap Program Keluarga Harapan.

6) Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan PKH

38
Ibid,. hlm. 306.
41

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Yang berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Misalnya catatan harian, majalah

ilmiah, artikel, jurnal dan dokumen-dokumen lainnya yang

berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.39 Metode ini

digunakan untuk mendapatkan data-data terkait PKH dan

pemerintahan Desa Terong Tawah yang diharapkan mampu

memperkaya teori, pendapat serta pemikiran peneliti.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.40 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan analisis deskriptif.

Adapun proses analisis data menurut Miles dan Huberman,

bahwa aktivitas dalam analisis data ada tiga alur, yakni:

39
Ibid., hlm. 314.
40
Ibid., hlm. 320.
42

1. Reduksi data

Pada tahap ini data yang diperoleh dari lapangan cukup

banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan

merangkum, memilah dan memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting seperti bagaimanakah

dampak dari program keluarga harapan terhadap peningkatan

kesjehteraan keluarga, dicari tema dan polanya,

2. Penyajian data

Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi yang tersusun

sehingga memberikan kemungkinan asanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian ini penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategoti, flowchart dan sejenisnya. 41

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Merupakan kegiatan akhir dari penelitian kualitatif. Pada

tahap ini peneliti harus merumuskan kesimpulan dan melakukan

verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran dari

kesimpulan yang telah disepakati oleh tempat penelitian itu

dilaksanakan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.42

41
Ibid,. hlm. 325.
42
Ibid,. hlm. 329.
43

Dari data-data yang diperoleh dan jawaban-jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat wawancara

dengan subyek, peneliti melakukan verifikasi pada tahap penarikan

kesimpulan.

7. Keabsahaan Data

Keabsahaan data adalah usaha yang dilakukan peneliti untuk

membuktikan apa yang telah diamati dalam penelitian sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya, untuk memperoleh keabsahaan data peneliti

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Tringulasi

Tringulasi adalah Teknik pemeriksaaan keabsahaan data

yang memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu untuk keperluan

pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data yang

ditemukan.43 Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil

temuannya dengan data-data dari hasil pengamatan, seperti data

hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Sehingga dengan cara

tersebut kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam

secara pasti dan sistematis.44 Dengan meningkatkan ketekunan,

43
Ibid., hlm. 368.
44
Ibid., hlm. 367.
44

maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data

yang telah ditemukan salah atau tidak.

3. Kecukupan referensi

Kecukupan refernsi menggunakan bahan dokumentasi,

catatan lapangan yang tersimpan untuk melihat apakah masih ada

yang diragukan atau tidak ada antara data informasi dan

kesimpulan hasil penelitian, referensi berfungsi sebagai bahan

pemeriksaan guna meningkatkan kepercyaan dan kebenaran.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini memiliki sistematika penelitian yang telah disusun oleh

peneliti sesuai dengan Pedoman penulisan skripsi UIN Mataram tahun

2020. Adapaun sistematika penulisan skripsi ini di susun sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul,

persetujuan pembimbing, nota dinas pembimbing, pernyataan keaslian

skripsi, pengesahan dewan penguji, halaman motto, halaman

persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan abstrak.

2. Bagian Isi

Bagian isi dibagi menjadi tiga bagian yaitu pertama, bab I

pendahuluan, yang termasuk di dalam bab ini adalah latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang

lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori,

metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Kedua, paparan


45

data dan temuan dari penelitian yang dilakukan di lapangan. Pada

bagian ini dipaparkan secara deskriptif tentang gambaran lokasi

penelitian dan temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.

Ketiga pembahasan, dibagian ini peneliti menguraikan pembahasan

hasil jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam

rumusan masalah mengenai dampak program keluarga harapan

terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga di Desa Terong Tawah

Kecamatan Labuapi.

3. Bagian Akhir

Penutup, terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.

Pada akhir penelitian ini juga mencantumkan daftar pustaka, lampiran-

lampiran, dan daftar riwayat hidup peneliti.


46

BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi Kabupaten

Lombok Barat

1. Sejarah dan Struktur Organisasi Desa Terong Tawah

Desa Terong Tawah merupakan salah satu Desa dari 12 Desa yang

ada di wilayah Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat, dari

sejarahnya Desa Terong Tawah adalah pemekaran dari Desa Bajur sejak

tahun 1998, Desa Terong Tawah menjadi desa definitif pada tanggal 15

Maret 2000, Bersama dengan Desa Karang Bongkot dan Desa Merembu

yang berada di wilayah Kecamatan Labuapi dengan cikal bakal berdirinya

adalah inisiatif para masyarakat dan pemuda Bajur Selatan pada masa itu,

untuk memekarkan Desa Bajur dan Desa Terong Tawah. Luas wilayah Desa

Terong Tawah 210,153 Ha, yang terdiri dari 10 Dusun. Desa Terong Tawah

sebelum menjadi desa merupakan wilayah yang tertinggal tidak adanya

sarana pendukung, sarana infrastruktur dan akses jalan akibat kurangnya

pemerataan pembangunan wilayah pada masa itu.

Tabel 1.1 Struktur Organisasi pemerintah Desa Terong Tawah.

No Nama Jabatan
1 Muhammad Waris Zaenal, S.Pd Kepala Desa
2 Khawalul Fahmi, S.Pd. Sekretaris Desa
3 Mustajab Kasi Pemerintahan
4 Sekarwadi Kasi Kesejahteraan
5 Zulhijjah Kasi Pelayanan
47

6 Eka Wirtan Kaur keuangan


7 Nahri Kaur Perencanaan
8 Musniati Kaur TU danUmum
9 M.Yadi Staf Pembantu
10 Ajiburrahman Staf pembantu
11 Ibnu Otoillah Operator
12 Jumahir Kepala Dusun
13 H.Muhti Kepala Dusun
14 H.Zohri Abdillah Kepala Dusun
15 Istiham Ali Kepala Dusun
16 Hamka Kepala Dusun
17 Saefudin Kepala Dusun
18 H.Sulton Kepala Dusun
19 Anwar Adam Kepala Dusun
20 Sanusi Kepala Dusun
21 Munakip Kepala Dusun
Sumber tabel: Profil Desa Terong Tawah 2020

2. Kondisi Geografis Desa Terong Tawah

Secara geografis Desa Terong Tawah terletak pada posisi -8.628199

Lintang Selatan dan 116.109226 Bujur Timur. Secara administratif, wilayah

Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat, terletak

dibagian barat wilayah Kecamatan Labuapi dengan batas-batas wilayah :

• Sebelah Utara : Desa Bajur dan Kelurahan Pagutan Kota Mataram

• Sebelah Selatan : Desa Telagawaru

• Sebelah Barat : Desa Perampuan

• Sebelah Timur : Desa Labuapi


48

Kantor Kepala Desa berada di wilayah Dusun Terong Tawah Barat

sebagai pusat Pemerintahan, mempunyai luas wilayah ± 210.153 Ha. yang

terdiri dari areal persawahan seluas ± 85 Ha, tanah perkebunan seluas ± 5

Ha, dan areal permukiman seluas ± 120.153 Ha.

Jarak tempuh Desa Terong Tawah ke ibu kota kecamatan adalah 3 km,

yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 menit. Sedangkan jarak

tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 12km, yang dapat ditempuh dengan

waktu sekitar 20 menit.

3. Kondisi Demografi Desa Terong Tawah

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa Tahun 2020,

Jumlah Penduduk Desa Terong Tawah adalah terdiri dari:

a. Jumlah penduduk menurut

1) Jenis kelamin

Laki-laki : 3462 jiwa

Perempuan : 4755 jiwa

2) Kepala Keluarga : 2167 Orang

b. Jumlah penduduk menurut kelompok

1) Kelompok Pendidikan

a) 00-02 tahun : 300 Orang

b) 03-05 tahun : 572 Orang

c) 06-12 tahun : 225 Orang

d) 13-15 tahun : 463 Orang

e) 16-18 tahun : 475 Orang


49

f) 19 tahun keatas : 2.979 Orang

2) Kelompok Tenaga Kerja

a) 10-14 tahun : 1.975 Orang

b) 15-19 tahun : 1.243 Orang

c) 20-26 tahun : 2.495 Orang

d) 27-40 tahun : 825 Orang

e) 41-56 tahun : 50 Orang

f) 57 tahun keatas : 27 Orang

c. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

1. Pendidikan umum

a) Buta Huruf : 1.952 Orang

b) Taman Kanak-kanak : 275 Orang

c) SD Sederajat : 697 Orang

d) SLTP/Sederajat : 444 Orang

e) SLTA/Sederajat : 338 Orang

f) Akademi/D1-D3 : 121 Orang

g) Sarjana/S1-S3 : 175 Orang

3. Keadaan Sosial Ekonomi Desa Terong Tawah

Keadaan ekonomi masyarakat Desa Terong Tawah tergolong

ekonomi menengah ke bawah dengan tingkat pendapatan rata-rata

penduduk Desa Terong Tawah Rp. 900.000,-. Berdasarkan data yang ada

mata pencaharian masyarakat di Desa terong Tawah adalah sebagai berikut:

a. PNS : 584 Orang


50

b. ABRI/Polri : 34 Orang

c. Karyawan Swasta : 27 Orang

d. Tani : 228 Orang

e. Peternakan : 150 Orang

f. Buruh tani : 660 Orang

g. Buruh Ternak : 247 Orang

h. Pedagang : 88 Orang

i. Ojek : 0 Orang

j. Montir : 20 Orang

k. Tukang Pijit : 20 Orang

l. Tukang cukur : 2 Orang

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat sebagian besar

menjadi buruh tani, tapi dengan berkurangnya lahan pertanian disebabkan

perkembangan Perumahan (BTN) membuat masyarakat Terong Tawah

banyak yang tidak punya pekerjaan tetap sehingga sangat mempengaruhi

perkembangan ekonomi masyarakat. Dan masih banyak kepala keluarga

yang mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu unutk mendapatkan

rekomendasi pembebasan dari biaya di Rumah Sakit atau Pendidikan

anaknya.

Persentase tingkat pendidikan Desa Terong Tawah rata-rata

berpendidikan SD atau sedarajat sampai SMA atau sederajat. Sarana

pendidikan di Desa Terong Tawah yang tersedia adalah 3 SD (SDN 1

Terong Tawah, SDN 2 Terong Tawah, SD 3 Terong Tawah), 2 SMP (SMP


51

Islam Abhariyah Jerneng, SMP ASWAJA Syamsul Falah Jerneng) dan 1

SMA (SMA Islam Abhariyah Jerneng) dan 1 SMK (SMA Islam Abhariyah

Jerneng).

Desa Terong Tawah awalnya memiliki potensi sumber daya alam

yang cukup terutama lahan pertaniaan (sawah) yang luas tapi sekarang

sudah berkurang karena dibangun menjadi perumahan. Gambaran Sumber

Daya Manusia Desa Terong Tawah adalah:

a. Kehidupan warga masyarakat masih kental dengan adat istiadat dan

aman.

b. Besarnya penduduk usia produktif disertai SDM yang baik.

c. Terpeliharanya budaya musyawarah di desa dalam penyelesaian

permasalahan

d. Cukup tingginya partisipasi gotong royong dalam pembangunan desa.

e. Besarnya sumber daya perempuan usia produktif tetapi kebanyakan

bekerja ke luar negeri sebagai TKI.

f. Terpeliharanya budaya saling membantu diantara warga masyarakat.

g. Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi

lahan pertanian semakin sedikit.

h. Adanya kader kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di

posyandu yang ada di setiap RT/RW.

i. Adanya penduduk yang punya ketrampilan dalam pembuatan meubeler

kayu dan pertukangan.


52

j. Adanya penduduk yang punya ketrampilan dalam pembuatan makanan

ringan.

k. Adanya penduduk yang ahli dalam berdagang.

B. Dampak Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap

Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong Tawah Kecamatan

Labuapi

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendamping PKH Desa Terong

Tawah Kecamatan Labuapi jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) per

Maret 2021 sejumlah 354 keluarga penerima manfaat yang pelaksanaannya

dimulai pada tahun 2011 bersamaan dengan kabupaten-kabupaten lain yang

ada di Nusa Tenggara Barat. Program keluarga harapan di Desa Terong Tawah

berjalan dengan baik dan lancar, tanpa ada masalah-masalah setelah berjalan 5

tahun. Dan pembagiannya sesuai komponen menjadi 128 komponen anak usia

dini dan 5 ibu hamil, 62 komponen kesejahteraan lanjut usia, 2 komponen

disabilitas, 422 komponen Pendidikan diantaranya 203 Sekolah Dasar (SD),

113 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 106 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Serta terdapat satu orang pendamping penerima manfaat PKH.

Dari data penerima PKH di Desa Terong Tawah dan wawancara dengan

koordinator kesejahteraan Desa Terong Tawah menyatakan bahwa jumlah

penerima manfaat PKH cenderung mengalami peningkatan setelah 5 tahun

program PKH dijalankan. Penambahan mulai terjadi pada tahun 2016-2020,

yang data awal jumlahnya kurang lebih 100 orang.


53

Data calon penerima PKH bersumber dari BDT (Basis Data Terpadu)

yang terintegrasi dengan data DDKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)

yang ada di Desa, dan pada awal pelaksanaannya data calon penerima PKH

pada waktu lalu bersumber dari hasil sensusnas BPS yang terakhir. BDT itu

data dari Kementrian Sosial yang diperoleh dari hasil PPLS 2011, dan sumber

datanya diinput oleh petugas BDT desa yang menge-link ke BDT pusat.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Bu Mifta pendamping PKH di Desa

Terong Tawah,

“Pertamanya dia harus terdaftar di data BDT nah di BDT itu tidak semua
bisa menjadi peserta PKH, karena di BDt itu ada kriterianya lagi ada desil
1-4 nah di desil itu ada lagi pembagiannya yaitu persentil 1-10 masuk ke
desil 1, persentil 11-20 masuk ke desil 2 begitu seterusnya. Untuk kriteria
yang masuk PKH itu adalah persentil 1-4 kalo yang 4+ sudah termasuk
mampu, besar kemungkinan kalo sudah masuk ke data BDT akan
mendapat PKH jika termasuk kriteria.”45

Tidak hanya penambahan penerima manfaat terdapat juga pengurangan

jumlah penerima manfaat PKH di Desa Terong Tawah. Pada tahun 2020

pengurangan sebanyak 7 orang yang terbagi diantaranya 4 meninggal dan 3

dianggap sudah mampu dan komponennya hanya satu yang dihitung dari bulan

Oktober November Desember. Untuk graduasi alami atau meninggal

pesertanya langsung dikeluarkan sebagaimana yang disampaiakn pada

wawancara berikut.

“Dan bagi yang meninggal terutama lansia tanpa pertimbangan langsung


dikeluarkan karena komponennya tidak ada. Tapi seandainya yang
meniggal itu salah satu dari orangtuanya maka tetap mendapatkan karena

45
Bu Mifta, Pendamping PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah, 10 Maret 2021
54

komponennya masih ada. seperti anaknya dan pengurusnya masih ada


yang lain.”46

Graduasi mandiri belum terjadi di Desa Terong Tawah tetapi jika

dianggap mampu dan memiliki aset yang lumayan, mereka dimasukkan ke data

orang yang dibidik untuk dikeluarkan dan dicari informasinya dengan sebenar-

benarnya tidak langsung mengeluarkannya secara langsung.

“Untuk mengeluarkannya saya menggali informasi dahulu ke pihak-


puhak terkait ke kadus ke RT dan tetangga-tetangga apakah benar ibu itu
mampu barulah kita masukkan ke data bidik yang akan dibidik sebagai
KPM yang mampu, baru pendekatan dengan KPM dan menanyakan
kebenarannya, dan jawabannya memang benar dan barulah saya meminta
untuk dikeluarkan sebagai keluarga yang sudah mampu. Karena memang
komponennya tinggal satu dan tidak terlalu membutuhkan sehingga kami
berhentikan. Mereka tidak ada keberatan dengan keputusan tersebut.
Baru kemudian menandatangani surat pernyataan mengundurkan diri
dari kepesertaan yang telah dibuat oleh pendamping. 47

Adapun proses dari awal hingga menjadi penerima manfaat PKH adalah,

calon penerima manfaat terdaftar di BDT desa yang mengelink ke pusat, baru

dari pusat yang menentukan penambahan atau tidaknya atau menunggu kuota

yang ada dari kementrian baru data-data penambahan tersebut dikirim ke

pihak-pihak yang terkait mulai dari kementerian koreg (koordinator regional),

korwil (koordinator wilayah), koordinator kabupaten yakni dinas terkait dan

terakhir disampaikan ke pendamping untuk di validasi. Untuk memvalisadi

tersebut pendamping melakukan pertemuan dengan mengirimkan SUPA (surat

undangan pertemuan awal) beserta form validasi untuk diisi oleh calon

46
Bu Mifta, Pendamping PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah, 10 Maret 2021
47
Bu Mifta, Pendamping PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah, 10 Maret 2021
55

penerima. Selanjutnya peserta tersebut membawa berkas-berkas yang diminta

seperti (KK, KTP, Raport anak dan kartu-kartu yang lain) untuk

mencocokkannya dengan data yang ada dalam BDT, kalau semua cocok

kemudian di entri lagi ke aplikasi e-PKH. Setelah dimasukkan ke aplikasi e-

PKH, tidak langsung menjadi peserta tetapi masih harus menunggu persetujuan

berjenjang dari pihak-pihak terkait, sebagaimana yang disampaikan dalam

wawancara dibawah.

“Kalo semua sudah dicocokkan baru di entri lagi ke aplikasi e-PKH di


aplikasi itu juga setelah di entri harus mendapat persetujuan berjenjang
mulai dari coordinator kabupaten sampai kementrian terkait. Baru
selanjutnya prosesnya pembuatan rekening bagi yang belum mempunyai,
tapi kalo sudah mempunyai rekening pada waktu BPNT itu jadi tinggal
dicocokkan lagi dengan form yang tadi nanti dananya masuk ke rekening
itu.”48

Tidak hanya mendapatkan bantuan sosial PKH. Berdasarkan observasi di

lapangan, keluarga penerima manfaat juga mendapatkan Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) yang dimulai pada tahun 2017 yang secara bertahap disalurkan

di 44 Kota di Indonesia termasuk Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi,

selain itu juga mendapatkan KIS (Kartu Indonesia Sehat), PIP (Program

Indonesia Pintar) yang dapat digunakan secara gratis sesuai dengan

peruntukannya. Banyak perubahan yang terjadi semenjak dilaksanakannya

PKH pada tahun 2011, yang awalnya tidak ada komponen lanjut usia dan

disabilitas sekarang ada. Ditambah lagi dengan bantuan yang lain yang telah

tertera sebelumnya.

48
Bu Mifta, Pendamping PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah, 10 Maret 2021
56

Penerima manfaat mengambil dananya melalui ATM (Automated Teller

Machine) yang ditransfer pertahap pencairan. Seluruh KPM mempunyai Kartu

Keluarga Sejahtera (KKS) yang sekaligus berfungsi sebagai ATM untuk

mengambil dana yang ditransfer pertahap pada tanggal pencairan bantuan.

Sesuai dengan teori dampak kebijakan yang yang dikemukakan oleh

Thomas R. Dye dan James Anderson Program Keluarga Harapan memberikan

dampak positif dalam mengurangi beban pengeluaran dan pendapatan,

peningkatan kesehatan dan Pendidikan, serta perubahan pada perilaku dan

kemandirian keluarga peserta PKH.

Dampak positif dalam mengurangi beban pengeluaran dan pendapatan

dilihat dari pencairan dana PKH yang dilakukan sebanyak 4 kali/tahap per tiap

tiga bulan dalam satu tahun dan dana yang didapat sesuai dengan komponen

yang masuk. Sehingga peserta PKH dapat mengatur pengeluaran untuk

kebutuhan hidup.

Dalam hal peningkatan kesehatan keluarga penerima PKH dapat

mengakses layanan kesehatan yang disediakan pemerintah dengan gratis, dan

menciptakan pola hidup sehat bagi keluarga dengan menyediakan makanan

yang sehat dan bergizi sehingga hal tersebut dapat meningkatkan derajat

kesehatan keluarga penerima manfaat. Sesuai dengan hasil wawancara dengan

keluarga penerima manfaat “menjaga kesehatan, makanan yang bergizi dan

selalu beribadah dan berdo’a.”49

49
Jamilah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Induk, 11 Maret 2021
57

Begitu juga yang diampaikan oleh penerima manfaat yang lain “sebisa

mungkin memberikan 4 sehat 5 sempurna dan untuk saat ini lebih banyak

memberikan vitamin dan buah-buahan untuk menambah imunitas.”50

Demikian juga dengan peningkatan Pendidikan, dengan adanya

kemudahan dalam mengakses layanan Pendidikan, dapat membantu anak-anak

keluarga penerima manfaat dapat menempuh Pendidikan dengan mudah dan

gratis mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA sehingga dapat

mengurangi anak tidak sekolah atau putus sekolah dari anak-anak keluarga

miskin. Dan dengan adanya kartu Program Indonesia Pintar (PIP) dapat

meringankan beban keluarga dalam membiayai anak-anaknya selama

bersekolah terutama anak SMA/SMK. Dan dengan kartu tersebut anak dari

keluarga manfaat dapat menggunakannya ketika ingin mendaftar kuliah untuk

mendapatkan bantuan biaya kuliah.

Berdasarkan indikator kesejahteraan keluarga menurut BKKBN

perubahan yang dialami oleh peserta PKH dapat dilihat dari:

1. Perubahan pada kebutuhan dasar keluarga (Basic Needs)

a. Konsumsi makanan sehari-hari

Menurut versi BKKBN jumlah standar konsumsi makanan

pokok keluarga yang dikatakan sejahtera adalah anggota makan dua

kali sehari atau lebih pada umumnya. Dan berdasarkan hasil

wawancara dengan keluarga penerima manfaat PKH di Desa Terong

50
Endang, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Induk, 10 Maret 2021
58

Tawah rata-rata mereka makan 3 kali sehari. Seperti yang

diasampaikan dalam wawancara berikut, “untuk kita (orang tua) kalo

gak terlalu lapar 2 kali sehari, tetapi kalo anak kadang 4 kali kadang

juga 3 kali, karena anak kan gak tentu makannya.”51

Dengan adanya bantuan sosial dan bantuan pangan non tunai

dapat memenuhi kebutuhan keluarga penerima manfaat untuk

mendapatkan makanan bergizi setiap hari sehingga bisa mencukupi

gizi dan tumbuh kembang anggota keluarga menjadi lebih sehat. Ibu

Endang mengatakan, “sebisa mungkin saya memberikan makanan 4

sehat 5 sempurna.”52

b. Meringankan biaya Pendidikan

Salah satu tujuan dari program keluarga harapan adalah

meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses

Pendidikan. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan biaya yang

lumayan banyak terutama untuk keperluan sehari-hari.

Seperti yang telah disebutkan di atas, dengan adanya bantuan

PKH ini keluarga penerima manfaat mendapatkan keringanan dalam

biaya Pendidikan anaknya.

“PKH ini membantu dari segi belanja sekolah anak ada yang
kita harapkan, dan PKH ini paling banyak digunakan unutk
keperluan sekolah mulai dari beli tas, sepatu dan seragam si
kecil.”53

51
Raodatul Jannah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah
Dusun Jerneng Kalijaga, 12 Maret 2021
52
Endang, Keluarga Penerima Manfaat, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 10 Maret 2021
53
Endang, Keluarga Penerima Manfaat, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 10 Maret 2021
59

Terutama anak TK/PAUD dan SMA/SMK yang memerlukan

biaya yang lebih untuk biaya SPP dan kebutuhannya. Berdasarkan

hasil wawancara dengan penerima manfaat PKH, Ibu Jamilah

mengatakan bahwa setelah mendapatkan PKH ada yang dipakai untuk

membeli kebutuhan anak seperti kalo dia minta sepatu dan buku. Dan

jika anaknya berprestasi akan mendapatkan uang sangu dari

sekolahnya, seperti hasil wawncara yang disampaikan oleh Ibu

Jamilah yakni, “alhamdulillah tahun kemarin Aena dikasih uang sama

gurunya, saya tanya dia siapa yang kasi uang dijawab katanya dia

dapet juara satu di kelasnya.” 54

c. Meningkatkan kesehatan

Dengan memanfaatkan layanan kesehatan yang telah diberikan

oleh pemerintah, keluarga penerima manfaat dapat memeriksakan

kesehatannya dengan gratis dan dengan mudah, menggunakan kartu

Indonesia sehat yang telah didapatkan selain menerima kartu keluarga

sejahtera. Penerima manfaat juga menggunakan dana yang didapat

untuk kesehatan anggota keluarga. Seperti yang diungkapkan oleh ibu

Endang, “untuk kesehatan terutama kesehatan gigi, karena anak saya

paling rentan dengan masalah gigi.”55

54
Jamilah, Keluarga Penerima Manfaat, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 11 Maret 2021
55
Endang, Keluarga Penerima Manfaat, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 10 Maret 2021
60

Bagi lansia yang tidak dapat mengurus dirinya, keluarga selaku

pengurus dapat menggunakan layanan posyandu lansia yang telah

diadakan tiap bulan. Dan untuk ibu hamil memeriksakan

kesehatannya di posyandu yang ada di setiap dusun, untuk terus

memantau perkembangan dan kesehatan bayi. Sebagaimana dalam

hasil wawancara dengan oleh pendamping PKH Desa Terong Tawah

berikut ini, “saya menyambangi posyandu-posyandu di dusun yang

banyak balitanya. Untuk memastikan ibu-Ibu balita itu datang

memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan.”56

2. Perubahan pada Kebutuhan Psikologis (Psychological Needs)

Ada 9 indikator kebutuhan psikologis dalam keluarga sejahtera II

sehingga dikatakan keluarga sejahtera yakni melaksanakan ibadah sesuai

dengan agama masing-masing, paling kurang sekali seminggu makan

daging/ikan/telur, seluruh anggota keluarga memperoleh satu stel pakaian

dalam satu tahun, luas lantai rumah paling kurang 8m2, tiga bulan terakhir

anggota keluarga dalam keadaan sehat, terdapat keluarga yang

memperoleh penghasilan, anggota keluarga umur 10-60 tahun dapat

membaca, PUS menjadi peserta KB. Perubahan itu diantaranya yaitu:

a. Perubahan dalam pembelian baju dalam satu tahun

Sebagian keluarga penerima manfaat lebih banyak

menggunakan dana yang di dapat untuk Pendidikan anak-anaknya.

sehingga untuk pembelian baju mereka hanya membeli pakaian baru

56
Bu Mifta, Pendamping PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah, 10 Maret 2021
61

satu kali setahun pada saat idul fitri akan tiba yang digunakan untuk

lebaran dan silaturrahmi ke tetangga. Namun ada juga yang membeli

pakaian tidak perlu menunggu lebaran tiba baru membeli pakaian

baru, ketika anak menginginkan baju tertentu baru mereka

membelikannya dengan berusaha mengumpulkan uang sebelumnya.

seperti yang disampaikan Ibu Mustirah, “yah kalo ada uang untuk beli

baju yah kita beli apalagi itu diminta oleh anak.”57

Selain itu Ibu Enon mengatakan membeli pakaian baru saat

acara besar Islam seperti Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad Saw.,

“dua kali aja setiap maulid dan hari raya, tidak yang setiap hari atau

tiap bulan.”58

b. Mencapai batas minimal konsumsi daging/ikan/telur satu minggu satu

kali

Keluarga penerima manfaat juga mendapatkan Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) sebagai bentuk bantuan komplementer yang

diberikan sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan makanan

pokok berupa beras, telur sebagai bentuk pencairannya dan dilakukan

setiap satu bulan seklai. Keluarga penerima manfaat merasakan

perubahan dalam hal mengurangi pengeluaran. Penghasilan yang

didapatkan digunakan dengan sebik-baiknya dengan membagi

pengeluarannya, terutama pengeluaran sehari-hari. Cukup denkatnya

57
Mustirah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Darmaji, 4 Maret 2021
58
Enon, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 14 Maret 2021
62

laut dengan desa Terong Tawah membuat keluarga penerima manfaat

sering kali mengkonsumsi ikan. Keluarga penerima manfaat yang ada

di Desa Terong Tawah rata-rata 2-3 kali mengkonsumsi ikan/telur

sedangkan daging kalo ada uang lebih baru dikonsumsi. Adapun

wawancara dengan Ibu Raodatul Jannah terkait konsumsi

daging/ikan/telur, “kalo telur/ikan jak sering kita konsumsi dalam

seminggu kalo daging baru jarang paling sekali seminggu.” 59

Hal yang sama juga disampaikan oleh keluarga penerima

manfaat Ibu Mudrikah, “kadang sekali kadang tidak, jarang lah tidak

yang seminggu sekali, tapi kalo tidak ada yang dibeli adanya

daging/ikan yang ada baru kita beli.”60

c. Peningkatan pendapatan keluarga

Dengan adanya bantuan sosial PKH ini menjadikan keluarga

penerima manfaat mendapatkan tambahan penghasilan. Yang mana

pencairan dananya dilakukan 4 kali dalam setahun yakni tahap

pertama dimulai dari Oktober November Desember pencairannya di

bulan Januari begitu pun seterusnya. Dana yang didapatkan sesuai

dengan ketentuan komponen yang diterima. Dari sekian banyak KPM,

terdapat KPM yang memanfaatkan dana yang didapatkan untuk

membuat usaha kecil-kecilan untuk menambah penghasilan. Yang

59
Raodatul Jannah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah
Dusun Jerneng Kalijaga, 12 Maret 2021
60
Mudrikah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Kalijaga, 12 Maret 2021
63

sebelumnya hanya suami yang bekerja sekarang Ibupun dapat menjual

bahan masakan seperti cabai, tomat, bawang-bawangan dan

semacamnya. Salah satu penuturan keluarga penerima manfaat di

dusun Kalijaga Ibu Masnah, “tambah modal untuk jualan cabai, tomat,

bawang merah, bawang putih di pasar.”61

Selain itu Ibu Enon mengatakan ia juga menggunakan sebagian

dana yang didapat untuk modal ngojek online, “saya pakai ngojek kalo

dapat uang PKH, ada modal untuk isi saldo, Namanya kan ojol modal

dulu untuk membayarkan orang pesanannya.”62

Tetapi tidak dapat dipungkiri juga masih ada keluarga penerima

manfaat yang tidak memanfaatkan dananya untuk meningkatkan

penghasilan karena tidak ada bakat dan kemampuannya kurang.

3. Perubahan pada kebutuhan pengembangan (Development Needs)

Ada 5 indidkator yang termasuk kategori kebutuhan pengembangan

untuk mencapai keluarga sejahtera III yang meliputi, keluarga berupaya

meningkatkan pengetahuan agama, sebian hasil di tabung dalam bentuk

uang ataupun barang, keluarga makan bersama untuk berkomunikasi,

mengikuti kegiatan di masyarakat tempat tinggal, serta memperoleh

informasi dari surat kabar/majalah/tv/interning, dan hasil observasi dan

wawncaranya terkait perubhan pada kebutuhan pengembangan dipaparkan

di bawah ini:

61
Masnah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Kalijaga, 12 Maret 2021
62
Enon, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 14 Maret 2021
64

a. Bisa menyisihkan uang untuk menabung

Menabung bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan mau dan

tekun, begitu juga dengan KPM PKH mereka dapat menyisihkan

sebagian dana yang didapatkan untuk menabung untuk keperluan

yang akan datang. Sebagian dari KPM mengaku dapat menyisihkan

uangnya untuk menabung. Jika terdapat sisa uang dari kebutuhan

sekolah dan pokok barulah mereka tabung untuk keperluan yang lain

atau saat keadaan mendesak. Sebagaimana pengakuan keluarga

penerima manfaat berikut, “alhamdulillah bisa kita nabung di rumah,

ketika nanti saat tidak ada.”63

Selain Ibu Mustirah terdapat juga Ibu Mudrikah yang dapat

menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung untuk digunakan

ketika belum dapat penghasilan, “kalo dulu sebelum pandemic dapat

lah kita menysihkannya sedikit, untuk kalo belum ada pekerjaan atau

penghasilan itu kita ambil.”64

b. Bisa ikut andil dalam kegiatan masyarakat/agama

Karena adat di Dusun Jerneng masih kental dengan syukuran

dan makan bersama untuk acara-acara besar Islam, seperti misalnya

di bulan Rajab orang Islam memperingati Isra’ dan Mi’raj Nabi

Muhammad Saw, perkeluarga membawa dulang makanan untuk

63
Mustirah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Darmaji, 4 Maret 2021
64
Mudrikah, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun
Jerneng Kalijaga, 12 Maret 2021
65

syukuran di masjid dan disantap bersama setelah pembacaan zikir dan

do’a-do’a. Dengan adanya bantuan sosial PKH, penerima manfaat

dapat mengikuti kegiatan/acara yang diselenggarakan di Dusun.

Keluarga penerima manfaat bisa ikut andil dalam memeriahkan acara

tasyakuran tersebut yang selalu diadakan oleh masyarakat di Masjid

Al-Hakim Jerneng tiap tahunnya. Sebagaimana penuturan Ibu Enon,

“alhamdulillah dapat ikut di acara isra’ mi’raj kemarin” 65

Sehingga dengan peringatan acara-acara besar tersebut dapat

memberi kerukunan terhadap sesama masyarakat, kebersamaan dan

kedamaian.

4. Perubahan pada indicator aktualisasi diri (Selft Esteem)

a. Dapat memeberikan sumbangan untuk kegiatan sosial maupun agama

Sering kali masyarakat memberikan sumbangan baik materil

maupun barang, begitu juga halnya dengan penerima manfaat PKH.

Sebagian dari mereka yang telah peneliti waancarai dapat

memberikan sumbangan terlebih pada kegiatan ataupun acara

keagamaan. Sumbangan yang diberikan oleh Keluarga Penerima

Manfaat adalah sumbangan untuk acara Isra’ Mi’raj di Masjid Al-

Hakim Jerneng, keluarga penerima manfaat juga kerap kali

memberikan sumbangan berupa materil untuk masjid di setiap malam

Jum’at pada saat pengurus masjid datang ke setiap rumah untuk

65
Enon, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 14 Maret 2021
66

memungut sumbangan dari masyarakat setempat untuk masjid, dan

makanan untuk orang-orang atau pengurus yang memberihkan

masjid. Seperti yang dismpaikan keluarga penerima manfaat oleh Ibu

Jamilah, “setiap malam jum’at memberi sumbangan ke masjid berapa

pun uang yang ada misal 100 ribu 50 ribu.”66

Senada dengan yang disampaikan oleh penerima manfaat yang

lain Ibu Endang, “selalu menyisihkan untuk maulid nabi, isra’ mi’raj

dan kegiatan apapun sebisa mungkin kalo untuk desa ada saja, apalagi

di setiap malam jum’at diusahakan harus ada.”67

b. Aktif dalam pengurus organisasi

Dengan adanya PKH dan menjadi Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) PKH, sudah pasti KPM tersebut masuk dalam kepengurusan

kelompok keluarga penerima manfaat. Sehingga memberikan

kesempatan kepada keluarga tidak mampu yang biasanya berdiam diri

di rumah tidak mengikuti kegiatan organisasi, dapat ikut andil dalam

organisasi P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga).

Yang mana pengurus KPM harus hadir di setiap kegiatan P2K2 yang

dilaksanakan setiap bulannya dan KPM yang ada di Desa Terong

Tawah rajin mengikuti kegiatan rutinan tersebut. Ada 5 modul materi

pokok dalam P2K2 yang sifatnya berjenjang. Materi tersebut

membahas tentang pengasuhan anak dan Pendidikan anak,

66
Jamilah, Keluarga Penerima Manfaat, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 11 Maret 2021
67
Endang, Keluarga Penerima Manfaat, Wawancara, Desa Terong Tawah Dusun Jerneng
Induk, 10 Maret 2021
67

pengelolaan keuangan dan pengelolaan usaha, kesehatan dan gizi,

perlindungan anak, dan kesejahteraan lansia dan sosial/disabilitas.

Selain adanya dampak positif tentunya terdapat juga dampak negative

dari suatu kebijakan. Setelah peneliti melakukan observasi dampak negative

yang timbul dari pelaksanaan program keluarga harapan di Desa Terong Tawah

yakni adanya ketergantungan dari keluarga penerima manfaat terhadap bantuan

pemerintah. Selalu merasa kurang dengan penghasilan yang didapatkan saat

ini. Seperti yang disampaikan oleh salah satu penerima manfaat “butuh kita

bantuan dari pemerintah setelah adanya covid-19 ini, begitu dah keadaaannya,

kita mengharapkan pemerintah soalnya berdagang orang belanja sedikit, gitu

keadaannya”

Keluarga penerima manfaat terus berharap program keluarga harapan

(PKH) ini tetap berlanjut sehingga dapat membantu dalam perekonomian

mereka.

C. Faktor pendukung pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa Terong

Tawah Kecamatan Labuapi

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan di

lapangan dapat dirumuskan faktor pendukung dari pelakasanan Program

Keluarga Harapan adalah sebagai berikut

1. Peran pendamping PKH

Pendamping merupakan ujung tombak Program Keluarga Harapan

dimana pendamping adalah seseorang yang direkrut dan ditetapkan oleh

Kementrian Sosial RI untuk melaksanakan tugas-tugas pendampingan


68

PKH. Pendamping PKH adalah mata dan telinga bagi PKH untuk

memberikan jaminan dalam proses kerja dilapangan, dengan begitu tujuan

program keluarga harapan dapat tercapai. Untuk dapat melaksanakan

program tersebut dan menjalankannya dengan baik, pendamping PKH

memiliki fungsi utama yaitu; fungsi fasilitas, mediasi dan advokasi

terutama memotivasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dalam

mengakses layanan fasilitas kesehatan, Pendidikan, dan kesejahteraan

sosial. Pendamping PKH juga harus memastikan KPM PKH untuk

memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan untuk

perubahan perilaku KPM PKH. Sebagaimana peran yang disampaikan

oleh Pendamping PKH Desa Terong Tawah.

“Memvalidasi, pemuktahiran, memastikan peserta PKH


mendapatkan bantuan sesuai komponen yang didapatkan,
memastikan KPM mepergunakan ini dengan baik tidak
menggunakannya untuk yang tidak-tidak. Setiap tiga bulan
pendamping datang ke sekolah memastikan kehadiran anak KPM
mengikuti kegiatan belajar karena bantuan ini tergantung dari
kehadirannya di sekolah karena kan kehadiran peserta didik minimal
85% dan kehadirannya di posyandu jadi kalo dia tidak pernah
hadir/kurang jumlah kehadirannya di sekolah akan ditunda
bantuannya. Berkoordinasi dengan pihak-pihak baik desa,
kecamatan sampai ke kabupaten. Dan hampir setiap minggu ke desa
untuk memberikan informasi terkait PKH ini, baik itu terkait
graduasi peserta maupun penambahan. Dan menyambangi
posyandu-posyandu di dusun yang banyak balitanya, untuk
memastikan ibu-Ibu balita itu datang memeriksakan anaknya ke
fasilitas kesehatan.”

Sebelum melakukan validasi oleh pendamping, terlebih dahulu data

PKH tersebut di verifikasi kelayakannya oleh apparat Desa setempat

dalam bentuk koordinasi awal oleh pendamping ke aparat Desa. Karena


69

aparat Desa sebagai pihak yang lebih tau dengan keadaan sosial ekonomi

calon penerima manfaat. Setelah dinilai kelayakannya oleh Desa baru

pendamping melakukan verifikasi dan validasi dengan turun kelapangan

jika waktunya cukup luang.

Pendamping PKH dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk

kelompok KPM PKH sesuai dengan wilayah dampingannya. Untuk

memudahkan pendamping dalam memantau dan mengadakan pertemuan,

sehingga pengaduan-pengaduan yang akan dilakukan oleh keluarga

penerima manfaat tersampaikan dengan baik dan tepat. Pengaduan-

pengaduan yang dilakukan bida berupa apa saja, yang terkait dengan

bantuan sosial program keluarga harapan. Dengan adanya kelompok di

setiap dusun juga dapat memudahkan pendamping dalam meningkatkan

kemampuan keluarga penerima manfaat, pemutakhiran data, monitoring

penyaluran bantuan, serta untuk penyelesaian masalah dalam pelaksanaan

PKH.

2. Partisipasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Ada kewajiban yang mengikat KPM untuk turut berpartisipasi dalam

pelaksananan PKH. Partisipasi KPM tak lepas dari peran pendamping

dalam mengarahkan KPM. KPM memiliki kesempatan untuk ikut

berpartisipasi dalam PKH, dengan menghadiri Pertemuan Peningkatan

Kemampuan Keluarga (P2K2) yang rutin dilaksanakan setiap bulan sekali.

Begitu juga dengan partisipasi KPM dalam pengambilan manfaat. Hampir

seluruh KPM yang ada di Desa Terong Tawah rajin menghadiri P2K2 yang
70

dilaksanankan di beberapa tempat di setiap dusun. Yang pelaksanaannya

dilakukan dengan pemberitahuan ke ketua kelompok baru disampaikan ke

KPM, sebagaimana yang disampaikan oleh ketua kelompok PKh di

Jerneng

“Menyampaikan himbauan dari pendamping PKH ke peserta yang


mendapat PKH terkait program PKH, misalnya ada pertemuan setiap
bulan sekali saya informasikan bahwa kita akan kumpul jam segini
dan disini.”

Jika terdapat KPM yang tidak mengetahui adanya pertemuan karena

itulah mereka tidak hadir bukan malas ikut pertemuan. Begitulah yang

disampaikan Ibu Misnah.

“Ikut pertemuan, kadang ikut nanti kalau diberitahukan, tetapi kalau


tidak ikut itu karena tidak ada yang memberitahu kita adanya
pertemuan, kalo kita diberikan informasi kita pasti pergi ikut lah
pertemuan itu.”68

Untuk faktor penghambat pelaksanaan program keluarga harapan di

Desa Terong Tawah yang jelas adalah protes masyarakat yang tidak

menerima bantuan dan merasa kurang mampu namun tidak menerima

bantuan tersebut atau kata lainnya kecemburuan masyarakat. Sehingga

membuat pendamping terus memberikan pengertian untuk mayarakat

selain penerima manfaat, karena bukan pendampinglah yang menentukan

siapa yang mendapat bantuan tersebut. Seperti yang dikatakan

pendamping PKH,

68
Misnah Keluarga Penerima Manfaat Dusun Jerneng Kalijaga, Wawancara, Desa Terong
Tawah, 18 Maret 2021
71

“Ketika turun ke lapangan, ibu-ibu sering berkeluh kesah atau


melakukan pengaduan tentang kenapa dia tidak dapat padahal
anaknya banyak, keadaan ekonomi masih memprihatinkan, kalau dulu
kades memprotes kalau ada yang di keluarkan ada yang dimasukkan
sedangkan saya kan wewenang saya tidak bisa seperti itu.”69

69
Bu Mifta, Pendamping PKH, Wawancara, Desa Terong Tawah, 10 Maret 2021
72

BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis Dampak Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap

Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa Terong Tawah Kecamatan

Labuapi

Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi salah satunya adalah

mengurangi angka kemiskinan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial

masyarakat. Dimana kesejahteraan sosial yang tercantum dalam Undang-

undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

adalah suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan

sosial masyarakat sehingga bisa hidup dengan layak berusaha mengembangkan

diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya. 70

Salah satu program yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan

kemiskinan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat adalah Program

Kelurga Harapan (PKH) yang termasuk dalam klaster 1 kelompok program

penanggulangan kemiskinan yang berbasis bantuan dan perlindungan sosial.

Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya bahwa

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan sosial

bersyarat kepada keluarga miskin dan rentan yang terdapat dalam data terpadu

program penanganan fakir miskin. Program Keluarga harapan diupayakan

untuk menanggulangi kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

70
Undang-undang No. 11 Tahun2009 tentang Kesejahteraan Sosial
73

sosial penduduk miskin dan sekaligus sebagai upaya memutus rantai

kemiskinan. Dengan hal ini PKH memberikan keringanan dan membantu

keluarga penerima manfaat dalam mendapatkan akses Pendidikan kesehatan

dan kesejahteraan. Tidak ada satu pun masyarakat yang merasa dirugikan

dengan adanya bantuan PKH ini, baik itu keluarga penerima manfaat sendiri

maupun masyarakat yang tidak menerima manfaat.

Dari teori dampak kebijakan yang yang dikemukakan oleh Thomas R.

Dye dan James Anderson, Program Keluarga Harapan di Desa Terong Tawah

memberikan dampak positif juga dampak negatif terhadap keluarga penerima

manfaat PKH. Dampak positif yang dialami oleh keluarga penerima manfaat

yakni:

1. Mengurangi beban pengeluaran dan pendapatan

Tingkat kesejahteraan keluarga penerima manfaat dikatakan

membaik apabila pendapatan meningkat dan sebagian

pendapatan/penghasilan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan dasar keluarga (pangan dan non pangan). Bantuan sosial PKH

ini dapat memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan

kesejahteraan sesuai dengan tujuannya yaitu dengan meningkatnya

pendapatan melalui pencairan dana PKH setiap tiga bulan sekali dimana

besaran dananya sesuai dengan komponen yang didapatkan seperti anak

sekolah SD, SMP, SMA, ibu hamil dan balita, lansia dan penyandang

disabilitas berat, dan pendapatan tersebut bisa digunakan untuk memenuhi

kebutuhan dasar non pangan.


74

Dengan adanya bantuan PKH yang didapatkan berupa uang tunai,

selain itu juga mendapat bantuan komplementer berupa Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) yang didapatkan setiap bulan sekali sehingga dapat

mengurangi pengeluaran konsumsi pangan, dan keluarga penerima

manfaat PKH dapat mengatur pengeluaran dan mengelola keuangan

keluarga dengan baik, serta memberdayakan potensi keluarga untuk

memenuhi kebutuhan. Sehingga tidak kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Dengan mendapatkan bantuan pangan non tunai

keluraga penerima manfaat dapat menggunakan sebagian uang yang

didapat untuk memenuhi kebutuhan yang lain atau non pangan seperti

(Pendidikan, kesehatan, pakaian dan barang-barang tahan lama).

Keluarga penerima manfaat menggunakan dana yang didapatkan

dengan sebaik-baiknya. Dimana mereka membagi pendapatan yang

didapatkan untuk kebutuhan yang diperlukan, bukan yang diinginkan.

Terutama memberikan perhatian sepenuhnya untuk Pendidikan anak-

anaknya sehingga penggunaannya sesuai dengan komponen yang

didapatkan. Ada juga dari KPM yang mengelola bantuan uang tunai yang

diberikan sebagiannya digunakan untuk modal membuat usaha sehingga

dengan begitu Ibu sebagai pengurus keluarga bisa menambah pendapatan

yang mereka peroleh tidak selalu mengandalkan pendapatan dari suami.

Dengan begitu sedikit demi sedikit kebutuhan anggota keluarga dapat


75

terpenuhi hingga nanti pada tahap pencairan selanjutnya. Sebagaimana

yang dijelakan oleh Allah dalam Al-Qur’an yakni.71


َ ٰ َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ
- ‫ن ا اُ ان َفق ْ ا ل ُْ ي ْس ف ْ ا َ ل ُْ َي ْقتر ْ ا َ كا َ ُ َب ْي َ ُ ل َ ُ ق َ ًاما‬
ُ ‫ال ي‬
“(Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya kepada
anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula
kikir), dan adalah diantara yang demikian itu (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah.”(QS. Al-Furqon: 67)72

2. Meningkatkan Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah senjata yang sangat penting

bagi bangsa untuk bisa bersaing di era globalisasi. Pendidikan harus

dilaksanakan dengan teratur dan sistematis agar mendapatkan hasil yang

baik. Melalui program keluarga harapan ini anak-anak penerima manfaat

dipantau dalam pendidikannya sehingga mereka bisa berhasil dan sukses

dalam program sekolah sehingga selesai. Karena Pendidikan adalah kunci

terbesar dalam meraih kesuksesan. Keluarga penerima manfaat PKH yang

ada di Desa Terong Tawah lebih banyak diisi oleh komponen Pendidikan

sebanyak 422 komponen Pendidikan. Oleh karena itu dalam menggunakan

dananya keluarga penerima manfaat lebih memperioritaskan Pendidikan

anak-anaknya.

Dengan adanya bantuan PKH ini keluarga penerima manfaat

mendapatkan keringanan dalam membiayai sekolah anak-anaknya seperti

71
QS. Al-Furqon [25]: 67
72
QS. Al-Furqon [25]: 67. Departemen Agama RI, Al-Qur’an..., (Jakarta: PT. Suara Agung),
2018, hlm. 365.
76

keperluan anak sekolah mulai dari sepatu, seragam, buku dan

semacamnya. Dan ditunjang dengan bantuan komplementer berupa Kartu

Indonesia Pintar (KIP) dari Kementerian Pendidikan, dapat membantu

anak-anak mereka untuk menempuh Pendidikan dengan mudah mulai dari

tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA. Dengan begitu, dapat

mengurangi anak tidak sekolah atau putus sekolah dari anak-anak keluarga

miskin. Dan anak KPM dapat bersekolah dengan lancar hingga tuntas

sehingga berdampak pada motivasi belajar, peningkatan prestasi dan

kualitas Pendidikan anak KPM. Seperti hasil penelitian yang dilakukan

oleh Zaenudin yang berjudul Dampak Program Keluarga Harapan

terhadap Pendidikan Anak di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Tahun

2016/2017,

Ada tiga pencapaian PKH yang didapatkan yakni:


1) PKH dapat membantu keluarga kurang mampu membiayai
Pendidikan anak sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA
sederajat;
2) PKH meningkatkan partisipasi anak untuk sekolah, dan
3) Meningkatkan partisipasi dan motivasi anak untuk belajar. 73

Apalagi dengan adanya monitoring kehadiran belajar anak disetiap

sekolah dalam 3 bulan sekali, anak KPM harus memenuhi kewajibannya

untuk rajin datang ke sekolah dan aktif disekolahnya dengan minimal

kehadiran disekolah sebanyak 85%. Karena dengan begitu bantuannya

tidak dikurangi atau ditiadakan.

73
Zaenudin, “Dampak Program Keluarga Harapan terhadap Pendidikan Anak di Desa
Pengembur Kecamatan Pujut Tahun 2016/2017”, (Skripsi Universitas Islam Negri Mataram, 2017).
77

Dengan adanya bantuan komplementer Kartu Program Indonesia

Pintar (PIP) dapat meringankan beban keluarga dalam membiayai anak-

anaknya selama bersekolah terutama anak SMA/SMK. Bagi yang ingin

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah, dapat

memberitahukan pendamping untuk dibantu dalam pendaftaran. Karena

dinas sosial mengadakan kerjasama dengan beberapa universitas untuk

penerima manfaat program keluarga harapan jika akan melanjutkan.

Sehingga keluarga penerima manfaat PKH dapat dengan mudah

mendaftarkan anaknya jika ingin melanjutkan.

Kartu PIP tersebut juga bisa digunakan oleh anak-anak dari keluarga

penerima manfaat ketika ingin mendapatkan keringanan dalam biaya

kuliah setelah dinyatakan lulus di universitas negeri maupun swasta yang

telah dipilih.

3. Meningkatkan kesehatan

Kesehatan sama pentingnya dengan Pendidikan, kesehatan

merupakan aspek penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Dan merupakan unsur yang harus dipenuhi untuk menjunjung nilai-nilai

kemanusiaan. Tidak mampu dalam membayar biaya pengobatan menjadi

penyebab banyak masyarakat cerdas yang yang tidak terselamatkan

sehingga bangsa kehilangan orang-orang yang berpotensi untuk

mengantarkan Indonesia bisa berperan serta di era globalisai.

Bantuan sosial program keluarga harapan hadir untuk memudahkan

masyarakat menggunakan layanan kesehatan yang disediakan pemerintah,


78

terutama untuk keluarga penerima manfaat. Keluarga penerima manfaaat

PKH yang ada di Desa Terong Tawah berhak memperoleh dan

menggunakan layanan kesehatan tersebut dengan gratis. Keluarga

penerima manfaat dapat melaksanakan kewajiban dengan baik terutama

komponen ibu hamil/menyusui dan balita diharuskan untuk rutin

memeriksakan kesehatan janin, pemberian imunisasi lengkap

penimbangan dan sebagainya pada posyandu-posyandu yang dilakukan

setiap satu bulan sekali di setiap dusun yang akan dipantau langsung oleh

pendamping PKH. Karena hal tersebut sebagai bentuk partisipasi peserta

PKH untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan keluarga. Sebagaimana

yang terdapat dalam Al-Qur’an yang menyiratkan perintah untuk menjaga

kesehatan. Firman Allah Swt:74


َ ْ َْ َ ٰ َ ًٰ َ ٰ ََ
- ُ ْ ‫ل طي ًبا ۖ َ َاتق ا الل َُ ال ْ ُ انت ُْ ب ُ م من‬
ُ ‫َ كل ْ ا م َما َ قك ُ الل ُ حل‬

“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepada kalian
sebagai rezeki hal dan baik, dan bertakwalah kamu kepada Allah
yang kamu beriman kepada-Nya.”(QS. Al-Maidah: 88)75

Dengan adanya bantuan pangan non tunai yang diberikan bagi

peserta PKH dapat menciptakan pola hidup sehat dan memastikan

pemberian makanan sehat dan asupan gizi bagi anggota keluarga, dan

menjaga kebersihan keluarga dan lingkungan tempat tinggal.

74
QS. Al-Furqon [5]: 88.
75
QS. Al-Maidah [5]: 88. Departemen Agama RI, Al-Qur’an..., (Jakarta: PT. Suara Agung),
2018, hlm. 122.
79

4. Merubah perilaku dan kemandirian KPM

Tampak bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) telah cukup

mampu memperbaiki perilaku KPM dalam meningkatkan Pendidikan dan

mengakses layanan kesehatan. Hal tersebut tidak lepas dari peran

pendamping dalam mengedukasi keluarga penerima manfaat dalam

program FDS (Family Development Session) yang dilakukan satu kali

dalam satu bulan. Melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga

(P2K2) sebagai langkah untuk peserta PKH mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan dalam mengurus dan meningkatkan

kesejahteraan keluarga baik aspek ekonomi, Pendidikan, dan kesehatan.

Seperti yang dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sunit

Agus Siti Wahyu.

Keberhasilan kontribusi PKH di Kecamatan Candimulyo tidak


hanya ditandai dengan meningkatnya taraf kesejahteraan pada
komponen kesehatan, Pendidikan, dan ekonomi KPM tetapi juga
terjadi perubahan perilaku dan kemandirian KPM.76

Kehadiran keluarga penerima manfaat dalam P2K2 telah mengubah

perilaku dalam mengakses layanan yang diberikan. Perubahan perilaku

kemandirian KPM tersebut tampak dari kemampuan KPM dalam

mengakses layanan yang disediakan baik itu layanan kesaehatan, layanan

Pendidikan dan kesejahteraan sosial. Dimana ibu selaku pengurus rumah

tangga memberikan dukungan terhadap Pendidikan anak dengan

76
Sunit Agus Tri Cahyono1, Siti Wahyu Iryani, “Gerak Langkah Program Keluarga
Harapan:Konstribusi Program Keluarga HarapanTerhadap Kesejahteraan Keluarga Penerima
Manfaat”, Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol 17, No, 4, 2018. hlm. 15.
80

memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam memperlancar kegiatan

belajar anak, baik itu alat tulis, buku, tas dan sebagainya.

Begitu juga dengan layanan kesehatan, adanya kesadaran keluarga

penerima manfaat ibu hamil dan balita terhadap pemenuhan kewajiban

untuk memeriksakan kesehatan janin, tumbuh kembang anak di layanan

posyandu. Serta memahami tata cara pengelolaan keuangan keluarga

sehingga dapat memperoleh pendapatan selain dari bantuan PKH. Yaitu

dengan menggunakan sebagian dana yang didapat untuk modal usaha

untuk meningkatkan dan menambah pendapatan keluarga. Mampunya

keluarga penerima manfaat dalam memberikan sumbangan materil pada

saat dibutuhkan merupakan perubahan perilaku keluarga penerima

manfaat menjadi lebih baik. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.77


ْ َ َ َ َ َ ْ َْ ْ َ َ َْ
ُ َ ‫الت ْهلكةُ ۛ َ أ ْحسن ا ۛ َ ُ الل َُ يح ُ اْ ْحسني‬ ‫يل الل ُ َ ُل تلق ا بأي يك ُ ل‬
ُ ‫َ أنفق ا في َسب‬

“Infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri,
dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.”QS. Al-Baqarah [2]: 195)78

Dampak negatif yang timbulkan dari bantuan sosial PKH yang ada di

Desa Terong Tawah yakni adanya ketergantungan terhadap bantuan dari

pemerintah ini. Tidak ada usaha yang dilakukan untuk membantu keluarga

yang bekerja untuk memperoleh pendapatan yang lain. Menunggu setiap

pencairan bantuan PKH dan mengharapkan bantuan PKH ini bisa terus berjalan

77
QS. Al-Baqarah [2]: 195.
78
QS. Al-Baqarah [2]: 195. Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, (Jakarta: PT. Suara
Agung), 2018, hlm. 30.
81

dan berkembang. Ada beberapa keluarga penerima manfaat yang menunggu

bantuan PKH ini yang pencairannya dilakukan tiap 3 bulan sekali.

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan terhadap Peningkatan

Kesejahteraan menurut perspektif Islam dilihat dari tujuan yang ingin dicapai

oleh negara Islam yang mana konsep negara Islam adalah negara kesejahteraan.

Sebagai agama kemanusiaan yang bersifat universal, Islam mempercayai

adanya kesuksesan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. Di dalam Islam

pemeluknya diarahkan untuk mencapai kesejahteraan baik materil maupun

spiritual. Seperti yang telah disebutkan oleh Allah dalam kitab sucinya Al-

Qur’an mengajak kaum mukminin untuk berdoa:79

َ ً ْٰ ً ْ ٰ
َ ‫اب‬
ُ ‫النا‬ ُ َ ‫ن َيق ْ ُ َ َب َناُ ات َنا ف ال ن َيا َح َس َنةُ َ ف الخ َ ُ َح َس َن ُة َ ق َنا َع‬
ُ ْ ‫َ م ْنه ُْ َم‬

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS. Al-Baqarah [2]: 201). 80

Kesejahteraan memiliki empat indicator utama, salah satunya adalah

pemenuhan kebutuhan dasar dan system distribusi. Suatu masyarakat

dikatakan tidak sejahtera apabila tidak memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Begitu pula apabila yang bisa memenuhi kebutuhan dasar hanya sebagian dari

masyarakat, sementara sebagian yang lain tidak bisa. Dengan kata lain, sistem

distribusi ekonomi memegang peranan penting dalam menentukan kualitas

kesejahteraan. Dalam Islam diajarkan bahwa sistem distribusi yang baik adalah

sistem distribusi yang dapat menjamin rendahnya angka kemiskinan dan

79
QS. Al-Baqarah [2]: 201.
80
QS. Al-Baqarah [2]: 201. Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, (Jakarta: PT. Suara
Agung), 2018, hlm. 31.
82

kesenjangan, serta menjamin perputaran roda perekonomian sehingga bisa

dinikmati semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.81

Salah satu yang dilakukan pemerintah dalam sistem distribusi untuk

mengurangi kemiskinan dan kesenjangan adalah dengan memberikan jaminan

sosial Program Keluarga Harapan (PKH) kepada keluarga miskin agar bisa

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Sesuai dengan yang tercantum dalam

tujuan PKH, sebagai upaya pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan.

Bantuan PKH diberikan kepada keluarga miskin yang rentan dan terdaftar

dalan data terpadu program penanggulangan fakir miskin, yang memiliki

komponen kesehatan, Pendidikan, dan kesejahteraan. Sebagaimana firmam

Allah Swt. dalam Al-Qur’an.82

َْ ْ ْ ٰ َ ْ َ ْ ٰ ٰ ََۤ
ُ ‫َ ال َي ٰت ٰم َ اْ ٰسك ْي‬ ‫ن ا ْهلُ الق ٰ ُ فلل ُ َ لل َ س ْ ُ َ ل الق ْ ٰبى‬ ُ ‫َماُ افا َُء الل ُ َعل َ س ْ ل ُ م‬
َ َ ْ َ َْ ً َْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ
ْ ‫ال ْغن َي ُۤاءُ م ْنك ُْ َ َماُ ٰا ٰتىك ُ ال َ س‬
‫ُ فخ ْ هُ َ َما‬ ُ ‫َ ْابنُ السبيلُ ك ُي ُل يك ُ د ل ُة ۢ بي‬
ْ َ ٰ ٰ ْ َ
- ُ‫َن ٰهىك ُْ َع ْن ُ فان َته ْ اُ َ َاتق ا الل َُ ا َ ُ الل َُ ش ْي ُ الع َقاب‬
“Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah
untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu
jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr:
7).83

81
Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi…, hlm. 29-31.
82
QS. al-Hasyr [59]: 7.
83
QS. al-Hasyr [59]: 7. Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, (Jakarta: PT. Suara Agung),
2018, hlm. 546.
83

Salah satu konsep untuk mengentaskan kemiskinan yang lain adalah

dengan berusaha dan bekerja keras. Bekerja keras untuk menjemput nafkah

untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga dalam Islam merupakan

perbuatan yang sangat mulia. Selanjutnya Allah memerintahkan hambanya

untuk tidak bergantung terhadap sesuatu, dan selalu berusaha tidak menunggu-

nunggu pemberian orang lain. Sebagimana dalam hadis


َ ْ َ َْ ْ َ َ
ُ‫ن خال ُ ْبنُ َم ْع َ ا َ ُ َع ْن‬ ُ ‫نث ُع‬ ُ ‫سع‬ ُ ‫يس ْبنُ ي ن‬ َ ‫َح َ َث َنا ْب َ اهي ُ ْبنُ م َس َأ ْخ َب َرَنا ع‬
َ ََ َ َ َ َ ََ َ َ ْ
ُ ‫صل الل ُ َعل ْي ُ َ َسل َُ قا َُ َما أك َُل أ َح‬ ُ ‫ن َ س ُ الل‬ ُ ْ ‫اْ ْق َ امُ َ ض َُ الل ُ َع ْن ُ َع‬
ْ َ َ َ ََْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ ْ ًَْ َ ً َ َ
ُ‫السلم كا َ ُ َيأكل‬ ُ ‫ن عملُ ي هُ ُ نب ُ الل ُ دا ُد علي‬ ُ ‫ن أ ُ يأك ُل م‬ ُ ‫طعاما قطُ خيرا م‬
ُْ ‫م‬
ُ‫ن َع َملُ َي ه‬

“Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah


mengabarkan kepada kami 'Isa bin Yunus dari Tsaur dari Khalid bin
Ma'dan dari Al Miqdam radliallahu 'anhu dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang yang
memakan satu makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha
tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS memakan
makanan dari hasil usahanya sendiri".(HR. Bukhari: 1930)84

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan oleh Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) diharapkan terus berjalan dan lebih baik lagi. Dengan

demikian masih besar harapan KPM untuk terus mendapatkan bantuan dari

pada lebih giat bekerja keras dan berusaha sehingga lepas dari bantuan

pemerintah.

84
https://hadits.net/hadits/bukhari/1930/ diakses pada tanggal 24 Maret 2021 pukul 23.18
WITA.
84

B. Analisis Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di

Desa Terong Tawah

Program keluarga harapan sebagai model pemberdayaan dan

perlindungan sosial berbasis keluarga. Pelaksanaan suatu kebijakan tidak

terlepas dari kerjasama dari berbagai pihak baik itu pemerintah selaku pembuat

kebijakan dan masyarakat sebagai pelaksana atau penerima kebijakan. Dimana

pelaksanaan kebijakan dalam pandangan luas merupakan alat administrasi

hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik-teknik yang

bekerja secara bersama-sama untuk menjalankan kebijakan untuk mencapai

tujuan atau dampak yang diinginkan.85 Untuk mencapai suatu tujuan yang

diinginkan tentunya ada faktor-faktor yang mendukung terlaksananya suatu

program dengan baik.

PKH di Desa Terong Tawah dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari

adanya faktor pendukung program tersebut berjalan, sehingga bisa mencapai

tujuan yang diinginkan. Untuk itu Factor yang pendukung pelaksanaan PKH di

Desa Terong Tawah yaitu:

1. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan

Pendampingan memerankan peranan penting dalam pelaksanaan

Program Keluarga Harapan (PKH). Pendamping berperan aktif dalam

melakukan koordinasi baik itu pada dengan pemerintah terkait dan dengan

penerima manfaat saat pertemuan FDS (Family Development Session) atau

85
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2002),
hlm. 102.
85

P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga) secara rutin tiap

bulan, memperlancar kegiatan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.

Dengan kecakapan dan keterampilan yang dimiliki oleh pendamping

dalam menjalankan tugas dengan bagus dan baik, dapat merubah perilaku

peserta PKH dan meningkatkan partisipasi KPM dalam menggunakan

fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Hal yang sama juga

dikemukakan dalam penelitian tentang keberhasilan PKH ditinjau dalam

kaitannya dengan keterampilan pendamping dan pertisipasi KPM: studi di

Sijunjung Sumatera Barat yang mengemukakan bahwa:

Keterampilan pendamping berpengaruh signifikan terhadap


keberhasilan PKH. Semakin meningkatnya keterampilan
pendamping juga dapat meningkatkan keberhasilan PKH.
Keterampilan pendamping juga dapat meningkatkan partisipasi
KPM baik dalam proses pengambilan manfaat maupun proses
keterlibatan dalam P2K2. Pengaruh ini disebabkan pendamping
berinteraksi dan berhubungan langsung dengan KPM sehingga lebih
mengertahui dan mengerti kondisi KPM. 86

Pendamping PKH terus berusaha dalam memastikan bantuan yang

diterima sesuai dengan komponen yang didapat dan tepat sasaran.

Memantau dan memastikan keluarga penerima manfaat dapat mengakses

layanan fasilitas kesehatan, Pendidikan, dan kesejahteraan sosial dengan

rutin satu bulan sekali mendatangi posyandu untuk memenuhi kewajiban

pada bagian kesehatan, maupun di sekolah-sekolah yang terdaftar peserta

PKH tiap tiga bulan sekali.

86
Tyas Wardani Nurwan dan Helmi Hasan, “Keberhasilan PKh Ditinjau dalam Kaitannya
dengan Keterampilan Pendamping dan Pertisipasi KPM: Studi di Sijunjung Sumatera Barat”, Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 10, No 1, 2020, hlm 12.
86

Pendamping PKH juga terus memotivasi Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan

dan syarat untuk merubah perilaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

PKH melalui pertemuan yang dilakukan setiap bulan yakni Pertemuan

Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Dengan mendengarkan

pengaduan dan masalah-masalah yang dihadapai dan solusinya dirembuk

secara bersama ketika kegiatan diadakan.

Disamping itu pendamping membuat kelompok dan ketua sesuai

dengan wilayah dampingannya untuk membantu pendamping dalam

memperlancar kegiatan PKH, memudahkan dalam berinteraksi dan

berkomunikasi dengan KPM sehingga timbul ikatan sosial yang erat antara

peserta dengan pendamping. Selain itu juga agar lebih mudah dalam

menampung pengaduan-pengaduan terkait masalah yang dialami oleh

peserta PKH yang disampaikan oleh keluarga penerima manfaat ketika

melakukan pertemuan. Dengan adanya ketua kelompok tersebut

memudahkan pendamping dalam memantau dan meningkatkan

kemampuan keluarga penerima manfaat, monitoring penyaluran bantuan,

pemutakhiran data, serta untuk penyelesaian masalah dalam pelaksanaan

PKH.

2. Partisipasi Keluarga Penerima Manfaat

Partsisipasi peserta PKH merupakan salah satu factor yang

mendukung pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Keaktifan keluarga

penerima manfaat untuk mengikuti program P2K2 (Pertemuan


87

Peningkatan Kemampuan Keluarga) dalam menyampaikan masalah dan

perubahan yang dialami keluarga sehingga memudahkan pendamping

dalam memutakhirkan data. Komitmen keluarga penerima manfaat dalam

mengikuti P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga) yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga

penerima manfaat. Sehingga mereka bisa memperbaiki kualitas hidup

anggota keluarga dimasa depan.

Keluarga penerima manfaat memiliki motivasi yang tinggi dan

kesadaraan dalam menggunakan fasilitas yang diberikan dan memenuhi

komitmennya dalam bidang kesehatan, Pendidikan dan kesejahteraan

sosial, dapat mensukseskan pelaksanaan program keluarga harapan. Hal

ini tak lepas dari peran pendamping dalam mempengaruhi proses

pengambilan keuputusan dari keluarga penerima manfaat.

Bantuan PKH dapat mempengaruhi partisipasi Pendidikan anak-

anak keluarga penerima manfaat. Terlihat dari rata-rata partisipasi

kehadiran anak keluarga penerima manfaat PKH dalam pendidikan sudah

sesuai dengan syarat kehadirannya di sekolah yakni 85%, meski jadwal

masuk sekolahnya bergilir dan tak menutup kemungkinan ada juga anak

dari keluarga penerima manfaat yang berprestasi di sekolahnya. Hal ini

juga disampaikan dalam penelitian yang dikemukakan oleh Rusydi dengan

metode angka atau kuantitatif,

Dari hasil hipotesis baik secara parsial maupun simultan


menunjukkan bahwa bantuan PKH berpengaruh signifikan terhadap
partisipasi pendidikan anak-anak RTSM (Rumah Tangga Sangat
88

Miskin) di Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dengan pengaruh


sebesar 96,8 persen.87

Dengan adanya bantuan PKH, keluarga penerima manfaat dapat

memberikan fasilitas yang menunjang pendidikannya dan terus

memotivasi anak-anaknya untuk bisa mengenyam Pendidikan setinggi-

tingginya. Dan sebagian anak-anak peserta PKH melanjutkan

pendidikannya ke jenjang berikutnya.

Dibidang kesehatan keluarga penerima manfaat berkewajiban

menghadiri dan memeriksakan kesehatannya dengan rutin setiap satu

bulan sekali bagi Ibu hamil/menyusui dan balita di posyandu yang ada di

setiap dusun. Dengan kemauan dan berkomitmen dalam bidang kesehatan,

Pendidikan, dan kesejahteraan sosial ini keluarga penerima manfaat dapat

mensukseskan program keluarga harapan.

Sementara itu, faktor penghambat dari pelaksanaan program

keluarga harapan yang ada di Desa Terong Tawah yaitu kecemburuan

sosial dari masyarakat yang tidak mendapat bantuan. Masih ada yang

menilai bantuan ini belum tepat sasaran. Masyarakat yang tidak

mendapatkan bantuan dan merasa dirinya cocok untuk dapat bantuan

tersebut mengadu ke pendamping kenapa mereka tidak mendapat bantuan

tersebut. Yang sebenarnya bukan ranah pendamping untuk bisa membuat

mereka mendapat bantuan tersebut, namun pendamping memberikan

87
Rusydi, “Pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap Partisipasi Pendidikan di
Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie”, Jurnal Manajemen Ekonomi dan Bisnis, Vol 17, No. 1,
April 2016.
89

pengertian pada masyarakat tersebut bahwa dari pusatlah yang

menentukan calon/peserta PKH.


90

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah di paparkan di atas, kesimpulan yang dapat

ditarik adalah sebagai berikut:

1. Dampak pelaksanaan Program Keluarga Harapan terhadap kesejahteraan

keluarga di Desa Terong Tawah ada positif dan negatifnya. Dampak positif

yang ditimbulkan yakni: mengurangi beban pengeluaran dan pendapatan

dimana dengan adanya bantuan sosial PKH, keluarga penerima manfaat

PKH dapat mengatur pengeluaran dan mengelola keuangan keluarga

dengan baik, serta memberdayakan potensi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan.

Meningkatkan Pendidikan, penerima manfaat mendapatkan

keringanan biaya sekolah dan dapat sekolah dengan lancar hingga tuntas.

Dan dapat memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak mereka sehingga bisa

menempuh Pendidikan dengan mudah mulai dari tingkat SD/MI,

SMP/MTS, dan SMA/MA.

Meningkatkan kesehatan, melalui layanan kesehatan yang

disediakan pemerintah, keluarga penerima manfaat yang ada di Desa

Terong Tawah dapat mengaksesnya dengan gratis. Keluarga penerima

manfaat wajib melaksanakan kewajibannya dengan baik terutama

komponen ibu hamil/menyusui dan balita untuk rutin memeriksakan


91

kesehatan dan tumbuh kembang anak pada posyandu yang diadakan setiap

satu bulan sekali.

Mengubah perilaku dan kemandirian KPM terlihat dari peningkatan

kemampuan KPM dalam mengakses layanan yang disediakan baik itu

layanan kesehatan, layanan Pendidikan dan kesejahteraan sosial. Yang

ditandai dengan mendukung Pendidikan anak setinggi-tingginya, menjaga

dan memperhatikan kesehatan ibu hamil, bayi dan balita, merawat dan

meningkatkan kesadaran terhadap hak lansia dan disabilitas, serta

memahami tata cara pengelolaan keuangan keluarga.

Dampak negatif yang timbulkan dari bantuan sosial PKH yang ada

di Desa Terong Tawah yakni adanya ketergantungan terhadap bantuan dari

pemerintah ini. Agar bantuan PKH ini bisa terus berjalan dan berkembang.

2. Faktor pendukung pelaksanaan program keluarga harapan yakni Peran

Pendamping Program Keluarga Harapan PKH dalam memberikan

pendampingan sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan sesuai

dengan pedoman pelaksanaan pendampingan Program Keluarga Harapan.

Partisipasi Keluarga Penerima Manfaat terlihat dari keaktifan keluarga

penerima manfaat dalam mengikuti program P2K2 yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga penerima manfaat.

Sehingga mereka bisa memperbaiki kualitas hidup anggota keluarga

dimasa depan.
92

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian diatas, maka

peneliti memberi saran yang dapat dijadikan masukan bagi keluarga penerima

manfaat di Desa Terong Tawah. Adapun saran peneliti sebagai berikut:

1. Untuk keluarga penerima manfaat, untuk terus mengembangkan

pengetahuannya dalam mendidik anak, mengelola keuangan, dan berfikir

maju agar bisa membuka usaha Bersama atau KUBE di Desa Terong

Tawah sehingga tidak selalu bergantunng dengan bantuan PKH.

2. Bagi Pemerintah dalam menentukan calon peserta hendaknya

menggunakan data yang valid sehingga programnya tepat sasaran dan

mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Bagi Masyarakat

Untuk masyarakat agar lebih peduli dan mendukung program yang

dijalankan pemerintah sehingga bisa berjalan dengan baik, aman dan

sukses.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan

referensi ilmiah bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan

topik penelitian ini.


93

DAFTAR PUSTAKA

Ade Cahyat, dkk, Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga:


Sebuah Panduan dengan Contoh dari Kutai Barat, Bogor: CIFOR, 2007.

Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses, Yogyakarta: Media Pressindo,
2002.

Aain Mahaeni, et. al. “Evaluasi Program-Program Pengentasan Kemiskinan di


Provinsi Bali”, Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Vol. X, No. 1:8-18, 4 Juli 2014.

Cahyani Permata Wumu, Florence Daicy Lengkong, Salmin Dengo, “Dampak


Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kemakabupaten Minahasa Utara”,
Jurnal Administrasi Publik UNSRAT, Vol. 5, No. 77, 2019.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: PT. Suara Agung, 2018

Dyah Ayu Virgoreta, Ratih Nur Pratiwi, Suwondo, “Implementasi Program


Keluarga Harapan (PKH) dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat (studi pada Desa Beji Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban)”,
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 12, 2015.
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga, Petunjuk Teknis Program Keluarga Harapan
Tahun 2019, (Kementrian Sosial RI, 2019).
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx diakses tanggal 12 November
2020, pukul 15.05.

https://hadits.net/hadits/bukhari/1930/ diakses pada tanggal 24 Maret 2021 pukul


23.18 WITA

https://kbbi.web.id/

https://www.kemsos.go.id/program-keluarga-harapan diakses tanggal 18 April


2020 pukul 23:15.

http://www.tnp2k.go.id/program/at-a-glance diakses tanggal 12 November 2020


pukul 11.48.

Intan Indira Natalia, “Kajian Tingkat Kesejahteraan dan Pendidikan Anak Petani
Salak Pondoh di Desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu Kab. Banjar
Negara”, Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah Purwekerto, 2016.
94

Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah Edisi
Revisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Islamy, M. Irfan, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Kartiawati, “Analisis Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) dalam
Pengentasan Kemiskinan Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (studi pada
peserta PKH Kampung Bonglai Kec. Banjit Kab. Way Kanan”, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, 2017.

Kementrian Sosial, Pedoman PKH, Jakarta: 2013.


Kementrian Sosial, Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2019, Jakarta: 2019. Dalam
https://pkh.kemensos.go.id, diakses tanggal 19 April 2020 pukul 20:25.

Kementrian Sosial, Pedoman Pelaksanaan PKH 2020, Jakarta: 2020, dalam


https://pkh.kemensos.go.id, diakses tanggal 11 Desember 2020, pukul 12:40.

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Roadakarya, 2010.

Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Edisi 5, Yogyakarta: UPP STIM YKPN,


2015.

Muhammad Hambali, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyalahgunaan Uang


Program Keluarga Harapan (PKH) (studi kasus di Desa Pejanggik Kec. Praya
Tengan Kab. Lombok Tengah)”, Skripsi Fakultas Syariah UIN Mataram,
2018.

Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, Jakarta:


Kencana, 2012.

Nur Khoiriyah, Kunarti, “Graduasi Mandiri: Bentuk keberdayaan penerima


manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Pati”,
Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam UIN Mataram, Vol. 10, No. 2,
Desember 2019.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan


Penanggulangan Kemiskinan.
Rusydi, “Pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap Partisipasi Pendidikan di
Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie”, Jurnal Manajemen Ekonomi dan
Bisnis, Vol. 17, No. 1, April 2016.

Shella Yulia Rosalina, “Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam


Upaya Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”,
95

Skripsi Program Sarjana Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,


2019.

Shinta Doriza, Ekonomi Keluarga, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015, Cet.
Ke-1.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2019.
Sunit Agus Tri Cahyono1, Siti Wahyu Iryani, “Gerak Langkah Program Keluarga
Harapan:Konstribusi Program Keluarga HarapanTerhadap Kesejahteraan
Keluarga Penerima Manfaat”, Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol
17, No, 4, 2018.
Tyas Wardani Nurwan dan Helmi Hasan, “Keberhasilan PKh Ditinjau dalam
Kaitannya dengan Keterampilan Pendamping dan Pertisipasi KPM: Studi di
Sijunjung Sumatera Barat”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial, Vol 10, No 1, 2020.

UU RI No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejaheraan Sosial

UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Pendudukan dan Pembangunan


Keluarga
Zaenudin, “Dampak Program Keluarga Harapan terhadap Pendidikan Anak di Desa
Pengembur Kecamatan Pujut Tahun 2016/2017”, Skripsi Universitas Islam
Negeri Mataram, 2017.
96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DOKUMENTASI FOTO
97
98
101
102

Anda mungkin juga menyukai