MBAT DAYA
A SAING
KULIN
NER DALA
AM MENGH
HADAPI RE
EVOLUSI INDUSTRI 4.0
DI KECAM
MATAN TE
ELANAIPUR
RA KOTA JAMBI
SKRIPSI
S
FADHUL
F
NIM:: EES 1506448
mbimbing:
Pem
PROGR
RAM STUD OMI SYARIAH
DI EKONO
FAKULT
TAS EKON
NOMI DAN BISNIS ISL
LAM
UN
NIVERSITA
AS ISLAM NEGERI
SU
ULTHAN THAHA
T SAIIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
1
Q.S An Nahl (16) : 14
iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt, Skripsi ini penulis
persembahkan kepada :
1. Abahku A. Syukri Haulani serta mamakku Rojiah Hasan yang telah memberi
kepercayaan kepada saya dalam menuntut ilmu, serta pengorbananmu yang
tak bisa saya hitung satu persatu, serta mendidik saya dari kecil hingga
sekarang .
2. Abang-abangku serta ayukku, dan adikku yang terus tak henti henti untuk
memberi support hingga bisa menyelesaikan tulisan ini
3. Najla Yuniar yang telah mendukung dalam perkuliahan saya
4. Teman Temanku dari sebelum masuknya kuliah hingga lulus bersama terima
kasih atas semangatnya
5. Teman temanku yang tercinta yang ada di kelas A angkatan 2015 yang mana
suka duka kita lalui serta motivasi yang kalian berikan kepada saya
6. Sahabat Akrab saya yang dari masa MTS hingga sekarang masih tetap
berkumpul hingga canda ria bersama saya (MayawTeam), yaitu M. Husnul
Arief, Rijalludin Al-Asyrof, A. Syahnan.
7. Terima kasih kepada sahabatku ilham rosadi yang sudah membantuku hingga
turun untuk melakukan riset bersama.
v
ABSTRAK
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor-faktor yang
menghambat daya saing para pelaku usaha dibidang kuliner diantaranya :
Pemasaran, Sumber daya manusia, keuangan yang mempengaruhi perkembangan
usaha, metode pemasaran yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk memajukan
usahanya, kurang tanggapnya pemerintah dalam mencari solusi menghadapi era
digitalisasi atau revolusi industri 4.0 dan kurangnya pemahaman mengenai istilah
dari revolusi industri 4.0, dikarenakan masih sedikit pelaku UMKM kuliner yang
menerapkan digitalisasi dalam usahanya. Sebagian UMKM dari segi promosi dan
penjualannya menggunakan aplikasi pembantu sehingga pelaku UMKM merasa
terbantu akan hal itu.
vi
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis diberikan kekuatan dan
pada daya saing Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) Kuliner dalam
beserta para sahabat, keluarga dan umatnya sepanjang zaman. Selama penyusunan
dan penulisan skripsi, penulis banyak mendapat bantuan, dukungan dan masukan
baik berupa ide ataupun saran dari berbagai pihak. Selanjutnya dalam rangka
penyelesaian dan penyusunan skripsi ini, maka penulis tidak lupa mengucapkan
1. Bapak Prof Dr. Subhan, M.Ag, selaku pembimbing I dan ibu Efni Anita
2. Bapak Prof. Dr. Subhan,M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Dr. Rafida, S.E, M.EI WakilDekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
4. Dr. Novi Mubyarto, S.E, ME. WakilDekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis
vii
6. Bapak Dr. Sucipto, M.Ag dan ibu G.W.I Awal Habibah, S.E, ME.Sy selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
7. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam semoga ilmu yang
8. Seluruh Staff dan karyawan khususnya di bagian Tata Usaha (TU) Fakultas
atas motivasi dan ilmunya, sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
viii
DAFTAR ISI
NOTADINAS.............................................................................................................ii
MOTTO .....................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN.......................................................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...................................................................................8
E. Batasan Masalah.......................................................................................8
F. Landasan Teori.........................................................................................8
G. Tinjauan Pustaka...................................................................................19
ix
B. Setting dan Subjek Penelitian................................................................24
A. Kesimpulan...............................................................................................69
B. Saran.........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
x
DAFTAR TABEL
2019.......................................................................................34
industri 4.0.................................................................................58
Tabel 4.2 : Klasifikasi UMKM Kuliner yang belum siap menghadapi Revolusi
Industri 4.0................................................................................58
xi
Daftar Gambar
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan daya dan taraf
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam
nasional. Pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan mencapai 62,9 juta unit
1
Skripsi Ade Muhamad alimul basar, IAIN Syekh Nurjati Cirebon : Peranan Usaha kecil
menengah (UKM) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan cibeureum kabupaten
kuninga.( 4 agustus 2015)
2
Sepris Yonaldi : Kewirausahaan Menumbuhkembangkan umkm di era digital, 2018
2
dan sebagian besar merupakan usaha berskala mikro (98,73 persen). Pertumbuhan
“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
Sektor usaha kecil dan menengah memiliki peranan yang sangat penting
pemberdayaan ekonomi masyarakat dan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap
oleh usaha kecil dan menengah tersebut. Maka dari itu, usaha kecil dan menengah
perlu dilindungi agar suatu saat tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta usaha
mengakses pasar. Untuk masalah perizinan masih sulit dan rumit, sehingga bagi
para pelaku usaha merupakan kendala yang mereka hadapi. Selain masalah
3
Http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1562040307_Sandingan_Data_umkm2012-
2017.pdf
4
Wikipedia : Usaha Kecil dan Menengah, diakses pada 15 februari 2019
5
Prihatin Lumbanraja, Arlina Nurbaity Lubis, Sitti Raha Agoes Salim ”Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) Kerajinan Menjahit dan Bordir di Kecamatan
Medan Area Kota Medan”2017.
3
mana bunga kredit bank dinilai masih sangat tinggi, masalah akses informasi dan
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya saing produk antara lain dipengaruhi
Tabel 1.2
6
World Forum Economic https://www.weforum.org/ , diakses pada 8 Maret 2019
4
dampak yang buruk bagi pertumbuhan ekonomi sehingga hal itu dapat
Salah satu strategi pemasaran yang sedang dilakukan oleh banyak orang,
yaitu menggunakan media sosial. Melalui media sosial kita bisa memperkenalkan
barang atau produk yang ingin kita pasarkan, dari yang kita tahu jangkauan dari
media sosial itu cukup luas. Hal ini karena media sosial merupakan strategi
Berdasarkan data jumlah UMKM Kota Jambi berkembang pada tahun 2013 itu
Data UMKM kota jambi pada tahun 2014 itu sebanyak 10.274 yang terdiri dari:
7
Jurnal Hario Tamtomo, S.Ei.,M.M , Nor Qomariyah, S.HI , “Strategi Pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi”
5
sebagai berikut :
Tabel 1.3
Revolusi industri terdapat perubahan cara hidup dan proses kerja manusia
disiplin ilmu yang mengadopsi keahlian seseorang kedalam suatu aplikasi yang
8
http://bappeda.jambikota.go.id/renstra-diskop-umkm di akses pada 7 Maret 2019
6
berbasis teknologi dan melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang
Teknologi digital hadir pada revolusi industri 4.0, yang berdampak terhadap
kehidupan manusia diseluruh dunia. Dalam Revolusi industri 4.0, semua proses
menghubungkan manusia seluruh dunia namun juga menjadi suatu basis bagi
Pada kota Jambi, pemanfaatan teknologi juga sudah mulai diterapkan pada
usaha kecil menengah dan para pelaku usaha kecil menengah saat ini sudah
dari usahanya tersebut. Yang dulunya hanya mempromosikan lewat koran atau
selebaran kertas. Saat ini, para pelaku usaha kecil menengah dapat
Provinsi Jambi, serta banyaknya aktivitas yang terjadi di kawasan tersebut dan
para pelaku usaha untuk mendirikan usahanya ditempat tersebut. Maka hal itulah
9
Jurnal Musamba Vol 3 No 2 oktober 2018, “Pengaruh Revolusi industri pada kewirausahaan
demi kemandirian ekonomi”.
7
menengah dibidang kuliner mengetahui tentang revolusi industri 4.0 serta dapat
pelaku usaha kecil menengah dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang akan
Maka dari itu, penelitian ini penting untuk dilanjutkan dengan judul “
B. Rumusan Masalah
Manfaatnya
D. Batasan Masalah
E. Landasan Teori
Revolusi Industri terdiri dari dua kata yaitu revolusi dan industri. Revolusi berarti
pelaksanaan proses produksi, dimana yang semula pekerjaan proses produksi itu
mengubah cara kerja manusia dari penggunaan manual menjadi otomatisasi atau
Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi industri ini pun sedang
berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat disebut memasuki
fase ke empat 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi
kegunaaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada penemuan mesin yang menitik
beratkan (stressing) pada mekanisasi produksi. Fase kedua (2.0) sudah beranjak
pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan
standarisasi. Fase ketiga (3.0) memasuki tahapan keseragaman secara massal yang
menyimpan beragam keuntungan dan tantangan besar yang harus dihadapi bagi
setiap orang yang terlibat didalamnya. Khususnya soal ekonomi bagi suatu bangsa
dan negara. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah menemukan peluang
baru yang diikuti oleh tantangan baru. Disisi lain, keadaan tersebut memunculkan
kompetisi yang makin ketat baik antar sesama individu/perusahaan dalam negeri
lebih dikenal dengan ekonomi digital. Pada era ini, potensi Indonesia lebih besar
11
BKSTI ub.ac.id /wp-content/upload/2017/10/keynote Speker Drajad Irianto.pdf
10
kepada dunia. Indonesia merupakan empat negara besar dengan jumlah penduduk
sekitar 260 juta penduduk yang terdiri dari multikultural dan terbagi pada daerah
kepulauan yang terpisah jarak, ruang dan waktu. Jumlah penduduk yang besar ini
dan mayoritas penduduknya ada pada rentang usia 15-64 tahun, dimana usia
Besarnya angka usia produktif ini dapat dikatakan sebagai bonus demografi.
oppurtunity) yang dinikmati suatu negara akibat dari besarnya proporsi penduduk
pendidikan karakter bangsa, maka bangsa tersebut akan maju pula dalam ilmu
yang salah satunya adalah makanan dan minuman. Disisi lain jumlah penduduk
Indonesia yang setiap tahun terus meningkat, hal ini yang menyebabkan
tetap menjadi andalan dari sektor industri pengolahan non migas. Pertumbuhan
industri kuliner tetap tumbuh dan menjadi sektor unggulan, karena didukung oleh
terbukanya pasar di dalam negeri yang menjadi daya tarik, namun akan
menimbulkan ancaman masuknya produk sejenis dari negara lain. Maka dari itu,
dibutuhkan upaya yang serius dalam meningkatkan daya saing, dengan mengatasi
(Detiknews, 3/2/2018). 14
Berbagai inovasi digital ekonomi telah lahir dan terus berkembang, antara
lain Tokopedia, Bukalapak, Go-Jek, Ruang Guru dan berbagai start-up yang terus
digital akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dalam 7 tahun mendatang dan
13
https://sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhan-industri-makanan-akan-tetap-
naik/32680, diakses pada 20 oktober 2019, pukul 17.05
14
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis-/d-3848673/bicara-era-digital-sri-mulyani-
akan-ada-pergeseran-jenis-tenaga-kerja . (Diakses 26 februari 2019)
12
diri (skill) yang harus ditingkatkan dengan cara yang tepat pula dan kemauan
Industri kreatif kini telah menjelma menjadi kekuatan baru menjadi sektor
cara memahami dengan selalu inovatif dan adaptif terhadap permintaan minat dan
2. UMKM
berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Undang-Undang ini.
15
Hendra Suwardana “Revolusi Industri 4.0 berbasis Revoluisi Mental (Jurnal Vol 1 No 2 “
Hal 102-110(2017).
13
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dimaksud dengan Usaha Kecil (UK) adalah entitas usaha yang mempunyai
dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp
milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp
kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk industri rumah tangga memiliki jumlah tenaga
kerja 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan
orang 18 .
A. Klasifikasi UMKM
16
UU Republik Indonesia No 20 tahun 2008 tentang UMKM
17
Dekpod.go.id : data umkm
18
Badan Pusat Statistik : Ukm Berdasarkan Kuantitas Tenaga Kerja
14
kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
b. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum
Persamaan. 19
19
Jurnal Arief Rahmana : Peranan Teknologi Informasi dalam peningkatan daya saing usaha
kecil menengah (Yogyakarta, Juni 2009)
20
UU Republik Indonesia No 20 tahun 2008 , “Usaha Mikro , Kecil ,Dan Menengah di bagian
tentang Penjelasan”
15
berkesinambungan.
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam
maksimum. 21
saat ini, banyak bermunculan makanan yang unik, adanya wisata kuliner, dan tren
kuliner sebagai gaya hidup masyarakat, menjadi bukti bahwa bisnis ini
masakan daerah yang bisa dibanggakan. Persaingan antara produk industri kuliner
lokal mengalami persaingan dengan produk industri yang berasal dari luar. Setiap
industri kuliner memiliki pembeli sesuai selera masing-masing, baik yang senang
21
Dani Danuar Tri U, “Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis
Ekonomi Kreatif Di kota Semarang”. (Semarang , 2013)
22
Akbar Faisal, Tesis: “Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Bisnis Kuliner Studi
Pada Beberapa Usaha Kuliner Skala Kecil Dan Menengah Di Yogyakarta”, (Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada, 2014), hlm 1.
16
untuk memiliki minat terhadap produk industri kuliner lokal maupun yang
berpikir kreatif untuk menciptakan hal baru agar tidak tertinggal, salah satunya
dalam bidang kuliner. Usaha kuliner adalah suatu bisnis yang paling banyak
digeluti bahkan hingga di kalangan anak muda, karena daya jual dalam bidang ini
Bisnis makanan menjadi usaha yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia,
usaha itu nantinya akan banyak menghadapi masalah-masalah yang cukup berat,
tetapi permasalahan itu tidak menjadi alasan bagi masyarakat Indonesia untuk
negaranya, tidak ke negara yang lain. Advantage di sini adalah situasi yang
Misalnya dengan menyediakan lahan murah, upah buruh murah, dan suplai bahan
mentah produksi yang terjamin keberlansungannya dengan harga yang lebih murah
23
Linsia Portia Dam Lea Emilia Farida, “Prospek Dan Tantangan Bisnis Kuliner (Kelompok
Makanan Jadi) di Banjarmasin”, Issn 2541-6014, (Kalimantan Selatan : Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2018)
17
daripada harga yang ditawarkan oleh negara lain. Artinya, kekuatan modal dan
produk yang dihasilkan oleh satu bangsa disandingkan dengan produk bangsa-
bangsa lain, harus dipastikan bahwa produk itu sudah dijual kepada bangsa itu
sendiri. Untuk bisa benar-benar menghasilkan produk unggulan atau pemilik usaha
tiap tingkatan masyarakat. Hanya melalui persaingan internal maka satu bangsa
daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan
nasional didahului dengan mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar
pengukurannya. 26
24
Riswandha Imawan, “Peningkatan Daya Saing: Pendekatan Paradigmatik- Politis”, Volume
6, Nomor I, Juli 2002 (79‐104),Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2002, hlm. 84‐85
25
Ibid., hlm. 85
26
Sudaryanto Dkk: Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean
(Oktober,2011)
18
hambatan dan kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dalam hal
produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi,
masyarakat,
Dengan adanya teknologi, banyak sekali keuntungan yang di dapat yaitu, adanya
efisiensi waktu dan proses produksi akan lebih mudah. Dengan itu dalam sehari
hasil, produksi akan lebih banyak. Dengan jumlah produksi yang lebih banyak,
27
Ekonomi Modernisasi Vol 3 no 3, Mohamad Nur Singgih : Strategi penguatan usaha mikro
kecil menengah (UMKM) sebagai refleksi pembelajaran krisis ekonomi indonesia (Oktober, 2007)
19
F. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.4
Tinjauan Pustaka
tersebut dengan
28
Darwanto , “Peningkatan daya saing Umkm berbasis inovasi dan kreativitas (Strategi
Penguatan Properti Right Terhadapa Inovasi Dan Kreativitas)
20
serta rendahnya
ketersediaan dalam
investasi
manusia merupakan
29
Tona Aurora Lubis, “Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Kota Jambi
30
Junaidi, “ Kualitas Sumberdaya manusia dan sifat kewirausahaan pelaku industri kreatif
usaha mikro kecil dan menengah di Kota Jambi
21
memaparkan
pangkalpinang
dikarenakan tidak
memenuhi syarat.
Kesiapan Identifikasi
Minuman Dan
31
Rulyanti Susi Wardhani, Yulia Agustina , “Analisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya
saing Pada sentra industri makanan khas bangka di kota pangkal pinang”
32
Steven Wijaya , “Identifikasi Tingkat Kesiapan Industri Makanan dan Minuman dalam
Revolusi Industri 4.0 (Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, 2019)
22
4.0, menjelaskan
tentang kesiapan
industri makanan
dan minuman
dalam menghadapi
revolusi industri
4.0. Steven
Wijaya mengambil
empat perusahaan
sebagai
penelitiannya
Untuk itu penulis ingin mengkaji lebih mendalam tentang Faktor – faktor
penghambat pada daya saing UMKM Kuliner dalam menghadapi revolusi industri
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kualitatif menurut strauss dan corbin (1997), yang dimaksud dengan penelitian
yang bermaksud untuk memberi fenomena tentang apa yang dialam oleh subyek
pengumpulan data diperlukan metode dalam suatu penelitian, dalam penelitian ini
memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang
adalah metoda sampling dimana sampel didapatkan melalui proses bergulir dari
teknik yang multitahapan, didasarkan pada analogi bola salju, yang dimulai
33
V. Wiratna Sujarweni : metodologi penelitian bisnis & ekonomi (2015)hal.10
34
Ibid: hal.21
24
dengan bola salju yang kecil kemudian membesar secara bertahap karena ada
1. Setting Penelitian
merupakan suatu keadaan atau tempat dimana subjek penelitian itu berada.
merupakan kawasan yang padat dan menjadi lokasi yang strategis bagi pelaku
2. Subyek penelitian
Ada dua cara yang dilalui untuk kepentingan pengumpulan data dalam
penelitian ini :
Dalam riset lapangan ini , ada tiga metode dalam mendapatkan data primer
1. Observasi
35
Nina nurdiani, “Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan” , ComTech Vol. 5
No. 2 Desember 2014 : 1110-1118, (Dki Jakarta : universitas binus, 2014) ,hlm1112-1114
25
2. Wawancara
secara langsung ataupun tanpa tatap muka dengan cara melakukan tanya
dapatkan.
3. Dokumentasi
yang akan penulis gunakan sebagai landasan berpikir dan analisa melalui
36
Metode pengumpulan data penilitian kualitatif : materi kuliah metodologi penelitian PPs UIN
Maliki Malang.
26
proses penulisan. Data yang diperoleh melalui data ini merupakan data
sekunder.
masalah yang ingin dijawab 37 .analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian
antara data satu dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian
dijadikan data yang pada akhirnya bisa ditarik menjadi sebuah kesimpulan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan analisis interaktif
penelitian ini, maka dilakukan pengolahan data dari hasil Observasi, wawancara
dan dokumentasi, data yang diperoleh terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok
1. Analisis SWOT
berorientasi Profit dan Non Profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan
37
Ibid. Hal:33
38
Mattway B. Miles dan A. Michael Huberman. Quallitative data analysis. London, Baverly
Hills, 1984, Hal.18-21.
27
didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
SWOT adalah :
1) Kekuatan (strengths)
terhadap pesaing atau kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh
perusahaan.
2) Kelemahan (weaknesses)
kinerja.
3) Peluang (opportunity)
4) Ancaman (threats)
lingkungan perushaan. 39
39
Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2013,
hlm118
28
sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Dan trianggulasi ini dipilih agar dapat menguji tingkat
kepercayaan data dilapangan. Agar dapat tercapai perlu dilakukan antara lain:
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
berkaitan. 40
40
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian kualitatif(Bandung: PT Remaja rosdakarya,2006).
Hal.331
29
BAB III
Kota jambi merupakan ibu kota dari provinsi jambi dipisahkan oleh sungai
batanghari, jembatan aur duri menjadi penghubung antara dua kawasan tersebut,
luas dari kota jambi sekitar 205,43km2 dan jumlah penduduknya berjumlah
610.854 jiwa pada tahun 2018. Kota jambi berdiri pada tanggal 28 mei 1401 dan
Tengah. Kemudian kota Jambi resmi menjadi Provinsi Jambi pada tanggal 6
Dalam segi penamaan, kecamatan Telanaipura berasal dari nama Raja yaitu
Gubernur Jambi 42 . Telanaipura menjadi nama baru untuk kota Jambi pada
no. 1/KPTS/1963, yang isinya merubah nama kota Jambi menjadi Telanaipura
41
Wikipedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Jambi (Diakses pada 4 Oktober 2019, pukul
09.34 WIB)
42
Nurul Fahmi : ”Lagak Budak Jambi”, media inspirasi 2013, Jelutung , Jambi, hlm. 11.
43
Tim penyusun cerita rakyat jambi : “Tan Talanai Beserta dua buah cerita rakyat daerah
jambi lainnya” Proyek pengembangan media kebudayaan departemen pendidikan kebudayaan jakarta,
Hlm 1
30
1. Letak Geografis
yang ada di wilayah Kota Jambi dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan secara signifikan dan memiliki luas total 30,39 km2,
kecamatan Telanaipura memiliki letak strategis yang dilalui oleh jalur transportasi
darat yaitu Jalur Lintas Sumatera dan jalur transportasi air yaitu sungai
Tingkat I Jambi dan juga merupakan daerah yang memiliki karakteristik kota dan
desa karena letaknya dekat dengan pusat kota dan berbatasan langsung dengan
sedikit berbukit, dengan memiliki luas wilayah sebesar 30,39 Km2. Dalam
44
Laporan Kinerja (Lkj) Kecamatan Telanaipura Kota jambi tahun 2018
31
Gambar Peta Kecamatan Telanaipura 3.1
Kelurahan meliputi luas kelurahan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
- Selamat 1,40
- Legok 3,41
- Murni 0.36
32
- Solok 1,12
JUMLAH 30,39Km2
1. Penduduk
Kotabaru dan Jambi Selatan. Luas wilayah Kecamatan Telanaipura adalah 30,39
km2. 45 Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Penyengat Rendah dan yang
3.2
45
Badan Pusat Statistik Kota Jambi : Kecamatan Telanaipura Dalam angka 2018
33
pada tahun 2019 berjumlah 5468 orang. Laki-laki berjumlah 2834 orang dan
2. Ekonomi
baik di Kota Jambi. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan industri kecil dan
rumah tangga. Kecamatan Telanaipura juga banyak terdapat unit usaha yang
kecamatan sekitarnya.
Tabel 3.3
Telanaipura bagi yang berumur 10 tahun keatas, yaitu pengusaha yang berjumlah
225 orang, buruh bangunan berjumlah 306 orang, pedagang berjumlah 569 orang,
34
orang. 46
Tabel 3.4
1 Januari 27 UMKM
2 Februari 35 UMKM
3 Maret 23 UMKM
4 April 13 UMKM
5 Mei 27 UMKM
terdaftar di kecamatan telanaipura ialah 125 UMKM dan ada 18 UMKM dibidang
kuliner.
3. Pemerintahan
46
BAPPEDA KOTA JAMBI, Kelurahan telanaipura
35
132 RT. 48
Kecamatan Telanaipura melanjutkan visi dan misi yang digagas oleh bapak
Sy.Fasha selaku walikota jambi. Dengan visi dan misi sebagai berikut
pemukiman penduduk yang handal dengan didukung sumber daya manusia yang
sebagai berikut :
lingkungan
berdaya saing
bersih.
47
Hartono, S.E , Sekretaris Camat Telanaipura, wawancara, Jambi, 8 Oktober 2019
48
Badan Pusat Statistik Kota Jambi : “Kecamatan Telanaipura dalam angka 2018”
36
Gambar 3.2
Camat
Drs. Noviarman
Sumarlin, S.Kom
BAB IV
Pada Bab ini penulis akan memaparkan hasil riset lapangan yang peneliti
lakukan kepada pelaku UMKM Kuliner yang ada di kecamatan telanaipura. Pada
bab ini akan memfokuskan pada pembahasan faktor penghambat pada daya saing
umkm kuliner di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dan Kesiapan para pelaku
Telanaipura
menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan
menggunakan kinerja atau melihat indikator tertentu sebagai acuan, maka dapat
49
Permendiknas No 41 Tahun 2007 : Standar Proses
38
pada upaya memproduksi produk standar dengan biaya per unit yang sangat
rendah.
yang jadi sasarannya. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen
3. Strategi Fokus
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani
biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/ khas dalam
pasar tertentu). 50
dasar dari penghambat berarti membuat sesuatu menjadi lambat atau tidak lancar.
Penghambat bisa diartikan orang yang menghambat, alat yang digunakan untuk
50
Melissa Carmia Elias : Analisistrategi bersaing pada perusahaan biro perjalanan di
Malang” Volume 6, No. 2, (2018) 1-6 Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya.
39
faktor eksternal. Faktor internal dalam permasalahan yang dialami oleh pelaku
UMKM adalah Modal , Sumber daya manusia rendah yang terkendala dari segi
pasar yang ada dan rendahnya penetrasi pasar yang dikarenakan produktifitas
yang terbatas dan kualitas produk tidak mampu bersaing di dunia pasar. Faktor
Eksternal adalah iklim usaha yang belum kondusif, terbatasnya sarana dan
prasarana usaha.
penjual Roti Bakar tentang faktor yang menghambat daya saing usahanya :
Bapak Rahmad Suhardiman adalah penjual roti bakar yang memiliki varian
rasa yang beragam dan mengikuti selera pasar. beliau telah menjalani usaha
tersebut selama 4 tahun dan dalam membuka usaha tersebut, pelaku usaha ini
warung yang menyajikan sarapan pagi mengenai faktor yang menghambat daya
saing usahanya :
51
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penghambat (diakses jambi pada 17 oktober 2019)
52
Wawancara : Rahmad Suhardiman , selaku pemilik usaha Roti Bakar , 13 Oktober 2019, jam
20.17 WIB
40
Bapak muhammad ikhsan merupakan pemilik warung sarapan pagi beliau telah
memakai modal sendiri. Beliau memanfaatkan era digitalisasi dengan baik, yaitu
mempromosikan usahanya.
Ibu megawati ialah pemilik dari warung Gado-gado yang mana ibu megawati
ini sudah menjalankan usahanya selama 3 Tahun, dimana awal membuka usahanya
beliau memakai modal sendiri, serta usaha ibu megawati ini sudah memiliki 2
cabang yaitu di karya maju dan di simpang pulai, yang mana setiap harinya usaha
ibu megawati ini ramai, dari kalangan pekerja, mahasiswa, serta pengemudi Ojek
Online.
53
Wawancara : Muhammad Ikhsan, selaku pemilik warung sarapan pagi, 15 Oktober 2019,
jam 10.39 WIB
54
Wawancara : Megawati, selaku pemilik warung Gado-gado , 16 Oktober 2019, jam 10.44
WIB
41
Berdasarkan wawancara dengan bapak Jefri selaku pemilik usaha Roti Bakar
Bapak Jefri merupakan pemilik usaha roti bakar yang mana dalam membuka
saing usahanya :
Ibu Rosdiana adalah pemilik warung sarapan pagi yang menyediakan seperti
nasi gemuk, lontong, gado-gado dan yang lainnya, ibu rosdiana ini sudah
menjalankan usahanya selama 3.5 tahun, yang mana beliau masih menggunakan
Bapak Habibi merupakan pemilik kafe analogi dan ketua satu bidang kaderisasi
Rumah Makan mengenai faktor faktor yang menghambat daya saing usahanya :
Bapak Arif pratama selaku pemilik usaha rumah makan yang mana
usahanya telah ia jalani selama 6 tahun dan usahanya masih menggunakan sistem
“ Hal yang menghambat kami dalam usaha kami yaitu cuaca yang panas,
karena yang kami sajikan adalah gorengan. Dengan cuaca yang dingin
maka penjualan kami sedikit meningkat. Meskipun gadget membantu
57
Wawancara :Habibi, selaku pemilik usaha Kafe Analogi, 12 Oktober 2019, jam 22.19 WIB
58
Wawancara : Arif pratama, selaku pemilik usaha Rumah Makan, 5 Oktober 2019, jam 14.25
WIB
43
Bapak Arif pratama merupakan pemilik usaha tahu sumedang yang mana ia
telah menjalankan usahanya selama 4 tahun, serta beliau memakai modal sendiri
karena beliau takut kalau meminjam di bank, karena bunga yang harus dibayarnya
cukup tinggi.
dan Mie Ayam mengenai faktor faktor yang menghambat daya saing usahanya :
Bapak Suhartono adalah pemilik usaha Bakso dan Mie Ayam yang sudah 5
penjualan konvensional.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian selaku pemilik usaha Nasi Goreng
“ Pedagang yang tidak rutin menjual. Pedagang jenis ini hanya menjual
dagangannya di waktu-waktu tertentu sesuai keinginan. Penjual ini tidak
59
Wawancara : Hermawan, selaku pemilik usaha Tahu Sumedang, 28 September 2019, jam
16.30 WIB
60
Wawancara : Suhartono, selaku pemilik usaha Bakso dan Mie Ayam, 20 September 2019,
jam 19.35 WIB
44
Ibu Dian merupakan pemilik usaha Nasi Goreng yang mana Ibu Dian baru
menjalankan usahanya selama 2 tahun, pada awal membuka usahanya Ibu Dian
usahanya Ibu Dian selalu menawarkan sesuatu yang menjadi ciri khas pada Usaha
Gado-gado dan Soto Ayam mengenai faktor faktor yang menghambat daya saing
usahanya :
Ibu Dewi Maryanti ini selaku pemilik usaha yang telah menjalankan usahanya
selama 3 tahun, dalam membuka usahanya beliau menggunakan modal dari uang
anaknya yang sudah bekerja, Ibu Dewi ini menerima pesanan dalam skala banyak.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Fitri selaku pemilik usaha Bubur Ayam
61
Wawancara : Dian selaku pemilik usaha Nasi Goreng, 17 September 2019, jam 20.20 WIB
62
Wawancara : Dewi Maryanti selaku pemilik usaha Gado-gado dan Soto Ayam, 13
September 2019, jam 07.45 WIB
45
Ibu Fitri adalah seorang pelaku usaha yang telah membuka usahanya selama
hampir 4 tahun dalam membuka usahanya Ibu Fitri menggunakan modal sendiri,
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Aryani selaku pemilik usaha Mie Ayam
Ibu Aryani adalah seorang pelaku usaha Mie Ayam yang mana dalam
menjalankan usahanya Ibu Aryani ini mengalami kesulitan dalam modal usahanya
yang hanya sekedar cukup dan Ibu Aryani meminjam uang kepada bank untuk
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Fenti selaku pemilik usaha Sate Ayam dan
63
Wawancara : Fitri selaku pemilik usaha Bubur Ayam, 10 September 2019, jam 07.35 WIB
64
Wawancara : Aryani selaku pemilik usaha Mie Ayam, 22 September 2019, jam 17.37 WIB
46
Ibu Fenti merupakan pelaku usaha yang menjual Sate Ayam dan Sate Daging
serta melakukan peminjaman di bank untuk menambah modal usahanya dan sudah
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Nurlia selaku pemilik usaha Pecel Lele
Ibu Nurlia pelaku usaha yang menjual Pecel Lele yang menggunakan modal
modal usaha maka Ibu Nurlia memilih untuk mengambil pinjaman kepada
seseorang yang mempunyai dana lebih dan memang orang tersebut membuka
peminjaman dan Ibu Nurlia telah menjalankan usahanya tersebut selama 4 tahun.
65
Wawancara : Fenti selaku pemilik usaha Sate Ayam dan Sate Daging, 10 Oktober 2019, jam
19.07 WIB
66
Wawancara : Nurlia selaku pemilik usaha Pecel Lele, 13 September 2019, jam 21.09 WIB
47
Bapak Toni Suherman adalah pemilik usaha rumah makan yang mana beliau
“ Saya senang dengan adanya teknologi seperti saat ini. Saya merasa
terbantu dengan adanya hal tersebut. Ada hal yang memang
menghambat saya dalam berusaha pada masa saat ini. Penghambatnya
yaitu persaingan yang kurang sehat dalam perdagangan. Karena pada
masa saat ini, banyak pelaku usaha yang mulai memasukan usahanya
dalam aplikasi pembantu ” 68
Ibu Marlina adalah pemilik usaha Pangsit yang mana sudah menjalankan
usahanya selama 6 Tahun, yang mana dalam menjalankan usahanya Ibu Marlina
konvensional.
Rumah Makan Pitaruah mengenai faktor yang menghambat daya saing usahanya :
67
Wawancara : Toni Suherman selaku pemilik usaha Rumah Makan, 7 September 2019, jam
11.37 WIB
68
Wawancara : Marlina selaku pemilik usaha Pangsit, 7 September 2019, jam 15.43 WIB
48
atau revolusi industri 4.0 serta kurangnya pelatihan yang diberikan oleh
pemerintah”. 69
Dari wawancara tersebut, dapat saya simpulkan usaha yang dijalankan oleh
bapak hengki ini memiliki faktor penghambat dalam menjalankan usahanya ialah
secara otodidak tanpa adanya peran pemerintah dalam memberikan suatu pelatihan,
Dapat disimpulkan dalam hasil wawancara ini bahwa faktor penghambat pada
daya saing yang dihadapi oleh pelaku UMKM ialah Modal, Sumber daya manusia
yang rendah, keahlian dari segi marketing, kurangnya inovasi yang dilakukan
pelaku UMKM
4.0
Revolusi Industri adalah perubahan cepat dari segi usaha mencapai produksi
Industri pertama kali terjadi pada periode antara tahun 1750-1850 dimana
terhadap bidang sosial, ekonomi dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai
69
Wawancara : Hengki , selaku pemilik Rumah Makan Pitaruah, 14 Oktober 2019, jam 14.06
WIB
49
dari Britania Raya (Kerajaan Inggris = United Kingdom ) dan setelah itu menyebar
ke Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang dan pada akhirnya menyebar ke seluruh
dunia. 70
Revolusi Industri 2.0 atau juga dikenal sebagai revolusi teknologi , yaitu
merupakan peristiwa fase pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal
Revolusi industri 2.0 terjadi pada saat ditemukannya listrik, alat komunikasi,
kimia dan minyak tahun 1870-1900. Pada masa ini penggunaan produksi besi dan
baja semakin meluas juga penggunaan telegraph serta pemanfaatan minyak bumi
yang dapat dirasakan seperti penggunaan energi listrik untuk menggerakan mesin
dan produksi masal yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi listrik pada
Revolusi industri 3.0 terjadi pada saat ditemukannya komputer, internet dan
telpon genggam tahun 1960 sampai sekarang. Pada revolusi industri ke tiga industri
listrik dan kemudian menjadi industri digital. Pola komunikasi dengan teknologi
70
Gunawan, Mencari Peluang di Revolusi Industri 4.0 untuk Melalui Era Disrupsi 4.0,
Maslamah Media Mandiri, Jakarta, 2019, hlm. 3-4.
71
Ibid., hlm. 14.
72
Almatius Setya Marsudi dan Yunus Widjaja, “Industri 4.0 Dan Dampaknya Terhadap
Financial Technology Serta Kesiapan Tenaga Kerja Di Indonesia”, Ikraith Ekonomika, Vol 2 No 2
Bulan Juli 2019, Jakarta : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019, hlm. 3.
50
Ekonomi digital adalah ekonomi yang berdasarkan pada barang dan jasa yang
elektronik. Dalam konomi digital terdapat bisnis yang memiliki hubungan dengan
produksi elektronik dan proses manajemen yang berhubungan dengan mitra yang
masuk digital ekonomi, seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan India yang sudah
adalah keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang rendah dan kurang
dari segala bidang, termasuk pula bidang ekonomi. Pada bidang ekonomi,
minim. Hal ini dikarenakan masyarakat Jambi belum mampu untuk menghadapi
era digitalisasi, khususnya pelaku usaha. Masyarakat Jambi bahkan masih banyak
yang belum mengetahui tentang revolusi industri 4.0 atau era digitalisasi. Tetapi,
ada juga beberapa pelaku usaha yang menggunakan digitalisasi dalam usahanya.
penjual roti bakar tentang kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 :
sarapan pagi mengenai kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi revolusi industri
4.0 :
77
Wawancara : Habibi selaku pemilik cafe analogi , Sabtu 12 Oktober 2019, Jam 22.19 WIB
78
Wawancara : Megawati selaku pemilik Gado-gado, 16 Oktober 2019, Jam 10.44 WIB
79
Wawancara : Rahmad Suhardiman selaku pemilik usaha roti bakar, 13 Oktober 2019, Jam
20.20 WIB
80
Wawancara : Rosdiana selaku pemilik usaha warung sarapan pagi,7 Oktober 2019 , Jam
08.05 WIB
53
Bakar mengenai kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi revolusi industri 4.0:
industri 4.0 :
Bakso dan Mie Ayam mengenai kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi
81
Wawancara : Jefri selaku pemilik usaha roti bakar,10 Oktober 2019 , Jam 19.15 WIB
82
Wawancara : Arif pratama, selaku pemilik usaha Rumah Makan, 5 Oktober 2019, jam 14.25
WIB
83
Wawancara : Hermawan, selaku pemilik usaha Tahu Sumedang, 28 September 2019, jam
16.30 WIB
54
Berdasarkan wawancara kepada Ibu Dian selaku pemilik usaha Nasi Goreng
Gado-gado dan Soto mengenai kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 :
Berdasarkan wawancara kepada Ibu Fitri selaku pemilik usaha Bubur Ayam
Berdasarkan wawancara kepada Ibu Aryani selaku pemilik usaha Mie Ayam
Berdasarkan wawancara kepada Ibu Fenti selaku pemilik usaha Sate Ayam
dan Sate Daging mengenai kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 :
Berdasarkan wawancara kepada Ibu Nurlia selaku pemilik usaha pecel lele
88
Wawancara : Aryani selaku pemilik usaha Mie Ayam, 22 September 2019, jam 17.37 WIB
89
Wawancara : Fenti selaku pemilik usaha Sate Ayam dan Sate Daging, 10 Oktober 2019, jam
19.07 WIB
90
Wawancara : Nurlia selaku pemilik usaha Pecel Lele, 13 September 2019, jam 21.09 WIB
91
Wawancara : Toni Suherman selaku pemilik usaha Rumah Makan, 7 September 2019, jam
11.37 WIB
56
memperhatikan kualitas dan keberadaan produk. Islam melarang jual beli produk
yang belum jelas (gharar) bagi pembelinya. Pasalnya disini berpotensi terjadinya
penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Selain keberadaan suatu
yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan
mudah memberi penilaian. 94 Tentang kualitas dan keberadaan produk Allah SWT.
92
Wawancara : Marlina selaku pemilik usaha Pangsit, 7 September 2019, jam 15.43 WIB
93
Wawancara : Hengki selaku pemilik rumah makan pitaruah , 14 Oktober 2019, Jam 14.25
WIB
94
Muhammad Firdaus. : Dasar dan strategi pemasaran syariah (Jakarta: Renaisan,2005), hal
23
57
hasil usahamu dan dari apa yang kami tumbuhkan untukmu dari bumi. Dan jangan
sengaja memilih yang busuk untuk kamu sedekahkan, padahal kamu sendiri tidak
usaha yang baik berupa barang maupun pelayanan atau jasa hendaknya
mengenai teknologi, serta kebanyakan para pelaku umkm ini tidak melakukan
95
Q.S Al Baqarah : ayat 267
96
Wawancara : Muhammad Ikhsan selaku pemilik warung sarapan pagi , 15 oktober 2019, Jam
10.45 WIB
58
Klasifikasi UMKM Kuliner Di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi yang sudah siap
menghadapi Revolusi Industri 4.0 :
Tabel 4.1
Klasifikasi UMKM Kuliner Di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi yang belum siap
menghadapi Revolusi Industri 4.0
Tabel 4.2
Tabel 4.3
ada internetnya
14 Aryan
ni 45 tahun Mie Ayam
m Menerima Pesanan
hanya
menggunaakan
Gawai yanng belum
ada interneetnya
15 Fenti 36 tahun Sate Ayamm Dan Sate Menerima Pesanan
Daging hanya
menggunaakan
gawai yanng belum
ada interneetnya
16 Nurliaa 43 tahun Pecel Lelee Menerima Pesanan
hanya
menggunaakan
gawai yanng belum
ada interneetnya
17 Toni Suherman
S 54 tahun Rumah Maakan Menerima Pesanan
hanya
menggunaakan
gawai yanng belum
ada interneetnya
18 Marlin
na 40 tahun Pangsit Tidak
menggunaakan
teknologi dan
gawai dalam
menjalankkan
usahanya
Gambar 4..1
Presenta
P se UMKM dalam m mengh hadapi
revolussi industrri 4.0
UM
MKM yang siap p
m
menghadapi UMKM yaang
revvolusi industri belum siap
4.0 menghad dapi
28% revolusi ind
dustri
4.0
72%
62
revolusi industri 4.0 berjumlah lima UMKM dan UMKM Kota Jambi yang belum siap
menghadapi Revolusi Industri 4.0 berjumlah 13 UMKM. Dari gambar diatas berarti
masih sedikit UMKM yang sudah bisa menghadapi revolusi industri 4.0 dan hanya
sedikit UMKM yang menggunakan aplikasi pembantu dalam promosi usahanya. 28%
UMKM yang siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan 72% UMKM yang belum siap
menghadapi revolusi industri 4.0 Bentuk siapnya UMKM dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 dilihat dari sumber daya manusia, modal, pengetahuan tentang teknologi
Alasan pelaku usaha tidak menggunakan teknologi dalam UMKM di kota Jambi, yaitu
3. Modal
Kota Jambi :
Tabel : 4.4
karyawan sebagian besar tamatan SMA dan sebagian kecil tamatan SMP. Untuk
Analisis SWOT merupakan analisa yang tepat digunakan dalam penelitian ini.
kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu,
a. Kekuatan / Strengths
5. Terus berinovasi
b. Kelemahan / Weaknesses
c. Peluang/ Opportunities
d. Ancaman / Thtreats
99
Wawancara : Hengki selaku pemilik rumah makan pitaruah , 14 Oktober 2019, Jam 14.25
WIB
100
Wawancara : Megawati selaku pemilik Gado-gado, 16 Oktober 2019, Jam 10.44 WIB
101
Wawancara : Muhammad Ikhsan selaku pemilik warung sarapan pagi , 15 oktober 2019,
Jam 10.45 WIB
66
Tabel 4.5 :
Kuliner, maka dapat menggunakan matriks SWOT untuk mengetahui strategi yang
digunakan oleh pelaku usaha dalam bersaing di era digitalisasi atau revolusi industri
4.0. dari matriks SWOT tersebut, bisa dipahami mengenai strategi yang dilakukan oleh
keuntungan.
puas.
4. Selalu menjaga kualitas produk usaha dan memaksimalkan promosi pada era
usaha.
9. Menjaga cita rasa dari produk usaha tersebut, sehingga penjualab dapat
mandiri, sehingga dengan mudahnya akses dari segi promosi dan penjualan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang dimiliki pelaku UMKM, kurangnya sarana prasarana yang disediakan oleh
pemerintah, faktor cuaca yang tidak menentu, kurangnya pelatihan yang diberikan
oleh pemerintah dalam melakukan usaha, tidak adanya link dalam peminjaman
modal, Harga jual yang terlalu tinggi, tidak mampu membaca keinginan dari
4.0
digitalisasi, faktor usia menjadi penyebab dalam kesiapan para pelaku UMKM
Saran
Berdasarkan penelitian ini saran yang bisa diberikan oleh penitili adalah :
1. Kepada Pemerintah
4.0 terhadap pelaku umkm sehingga para pelaku umkm lebih siap dalam
pokok sehingga para pelaku umkm terbantu akan murahnya harga barang
tersebut dan tidak menjadikan patokan para pelaku umkm untuk menaikkan
khususnya terhadap era digitalisasi atau revolusi industri 4.0; pelaku umkm
harus menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi pada era digitalisasi atau
3. Kepada Konsumen
bisa menghindari penipuan yang sering terjadi pada transaksi jual beli online.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Muhamad alimul basar 2015. Peranan Usaha kecil menengah (UKM)
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan
cibeureum kabupaten kuningan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Tim penyusun cerita rakyat jambi : “Tan Talanai Beserta dua buah cerita
rakyat daerah jambi lainnya” Proyek pengembangan media
kebudayaan departemen pendidikan kebudayaan jakarta, Hlm 1
https://sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhan-industri-makanan-
akan-tetap-naik/32680, diakses pada 20 oktober 2019, pukul 17.05
Http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1562040307_Sandingan_Data_um
km2012-2017.pdf
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis-/d-3848673/bicara-era-
digital-sri-mulyani-akan-ada-pergeseran-jenis-tenaga-kerja . (Diakses
26 februari 2019)
Wawancara
1. Apakah Anda Mengetahui Tentang Revolusi Industri 4.0 atau Era Digitalisasi ?
5. Apakah ada sosialisasi tentang revolusi industri 4.0. dari pemerintah. Jika ada,
Bagaimana bentuknya ?
6. Bagaimana kesiapan saudara/i sebagai pelaku usaha dalam menghadapi Era Digitalisasi
7. Bagaimana tanggapan pelaku usaha dalam menghadapi persaingan secara sehat yang
terjadi diantara masing-masing pelaku usaha di era digitalisasi atau revolusi industri 4.0 ?
8. Apa yang menjadi penyebab pelaku usaha untuk tidak menggunakan teknologi dalam
kegiatan berusaha ?
9. Bagaimana dampak revolusi industri 4.0 yang dirasakan oleh pelaku usaha ?
10. Bagaimana bentuk saudara/i dalam memanfaatkan teknologi di era revolusi industri
Nama : Fadhul
Riwayat Pendidikan
1. SD : SD-IT Al-Faqih
Pengalaman Organisasi