Anda di halaman 1dari 109

Pengaruh Modal, Lama Usaha dan Sumber Daya Manusia

Terhadap Pendapatan Pengusaha Tempe di Kecamatan Rantau


Rasau

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Stara Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh :

Junianto

Ses141344

Kosentrasi Perbankan Syariah

Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi Syariah dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Tahun 2018
ii
iii
iv
MOTTO

ِ ‫ﻳ َ ﺎ ﺃ َﻳ ﱡ َﻬ ﺎ ﺍﻟ ﱠ ِﺬ ﻳ َﻦ ﺁ َﻣ ﻨ ُﻮﺍ َﻻ ﺗ َﺄ ْﻛُ ﻠ ُﻮﺍ ﺃ َ ْﻣ َﻮ ﺍ ﻟ َ ﻜُ ْﻢ ﺑ َ ﻴْ ﻨ َ ﻜُ ْﻢ ﺑ ِ ﺎﻟْ ﺒ َ ﺎ‬


‫ﻁ ِﻞ ﺇ ِ ﱠﻻ‬

‫ﺍﺽ ِﻣ ﻨْ ﻜُ ْﻢ ۚ َﻭ َﻻ ﺗ َﻘْ ﺘ ُﻠ ُﻮﺍ ﺃ َﻧْ ﻔ ُﺴَ ﻜُ ْﻢ ۚ ﺇ ِ ﱠﻥ‬ َ ‫ﺃ َ ْﻥ ﺗ َﻜُ ﻮ َﻥ ﺗ ِ َﺠ‬


ٍ ‫ﺎﺭ ﺓ ً ﻋَ ْﻦ ﺗ َ َﺮ‬

‫ﱠ َ ﻛَ ﺎ َﻥ ﺑ ِ ﻜُ ْﻢ َﺭ ِﺣ ﻴ ًﻤ ﺎ‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S. An-Nisa : 29)

v
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT. Sebagai


pencipta, pengatur alam semesta ini, dan pemberi kehidupan bagi seluruh
kehidupan didunia. Hanya beribu terimakasih dan ucapan syukur yang bisa
saya ucapkan atas kemudahan dan kelancaran yang telah engkau berikan
akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Serta Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku ayahanda dan ibunda
yang sangat aku hormati dan sangat kucintai yang telah membimbingku,
menuntunku, melahirkan, membesarkan serta mendidikku dengan penuh
kasih sayang. Karena berkat do’a,dorongan kasih dan tetesan keringatmu
membangkitkan semangatku untuk terus memperjuangkan cita-citaku.
Dan terima kasih juga saya tujukan kepada adikku yang telah membantu
memotifas untuk tidak menyerah.

Buat keluarga besar yang telah banyak membantu, memberikan motivasi


sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini. Tidak lupa terima kasih juga
saya tujukan kepada teman yang sama sama berjuang untuk meraih gelar
s1 ini untuk motifasi dan semangat yang terus kalian berikan.

Terima kasih juga tidak lupa saya ucapkan untuk kedua dosen pembimbing
yang sudah begitu banyak membantu dalam membimbing untuk
menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Kebaikan dan keikhlasan kalian semua mendapat pahala dari Allah
SWT Amin Ya Rabbal ’Alamin.

vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, lama usaha
dan sdm terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan
data melalui penyebaran angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian dan analisis data melalui uji F, uji T dan Uji Determinasi (R2)
menunjukan bahwa variabel modal, lama usaha dan SDM secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha
tempe.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa Hasil penelitian dan analisis data
melalui uji F menunjukan bahwa diperoleh nilai fhitung ftabel atau 83,165  2,76
nilai signifikansi yang di hasilkan 0,000 lebih kecil dari level of signifikan 0,05
karenafhitung ftabel maka variabel modal usaha, lama berdirinya usaha dan kualitas
sumber daya manusia secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau
Rasau. Hasil pengujian secara parsial (uji t) atau uji signifikan individual ketiga
variabel modal usaha, lama berdirinya usaha dan kualitas sumber daya manusia
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau. Berdasarkan nilai
analisis regresi maka diperoleh nilai Adjusted R2 adalah adalah 0,822. Hasil ini
menunjukan bahwa 0.824 % nilai pendapatan pengusaha tempe mampu di
jelaskan oleh variasi perubahan variabel modal usaha, lama usaha dan sumber
daya manusia. Sedangkan sisanya 17,7 % menunjukan nilai pendapatan di
tentukan oleh variasi perubahan variabel lainnya yang yang tidak di teliti dalam
penelitian.

Kata Kunci: Modal, Lama Usaha, SDM dan Pendapatan

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi alladzi ‘allamal insane maalam ya’lam...segala puji bagi


Allah yang telah mengajarkan manusia apa yang manusia tidak ketahui.
Sholawat dan salam kepada baginda Rasul SAW yang dengan hadits dan
sunnahnya kita dapat lebih mengetahui hukum yang terkandung dalam Al
Qur’an. Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya.
Terima kasih atas bantuan dan berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, M.EI, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto.M.E, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr Sucipto, S.Ag, M.A selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Islam
UIN STS Jambi.
7. Ibu G.W.I Awal Habibah, SE,M.E.Sy selaku sekretaris Jurusan Fakultas
Ekonomi Islam UIN STS Jambi.
8. Bapak Dr. Novi Mubyarto.M.E, selaku pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan demi ketuntasan
penulisan skripsi.
9. Ibu Efni Anita, ME.Sy, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan sehingga
terselesaikannya skripsi ini.

viii
10. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Islam semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara ini.
11. Seluruh Staff dan Karyawan khususnya di bagian Tata Usaha (TU) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, terima kasih atas pelayanan yang diberikan selama
ini.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.

Disamping itu, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir


Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat dibutuhkan guna menyempurnakan tugas akhir skripsi ini.
Semoga hasil yang terkandung dalam skripsi ini harapan penulis dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Jambi, Oktober 2018


Penulis

JUNANTO
SES.141344

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Batasan Masalah ................................................................................ 9
D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian......................................... 9
E. Kerangka Teori .................................................................................. 10
F. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 32
G. Studi Pustaka ...................................................................................... 32
H. Sistematika Penulisan......................................................................... 34

BAB II METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 37
B. Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 38
C. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 39
D. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 42
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 43

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Luas Dan Batas Wilayah .................................................................. 50

x
B. Keadaan Masyarakat ......................................................................... 51
C. Keadaan Struktur Organisasi Kecamatan Rantau Rasau .................. 53
D. Visi Dan Misi Kecamatan Rantau Rasau .......................................... 55
E. Potensi Kecamatan Rantau Rasau ...................................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


A. Keadaan Karakteristik Responden ................................................... 59
B. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 62
C. Hasil Analisis Instrumen .................................................................. 66
D. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 70
E. Pembahasan ...................................................................................... 75

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Keadaan Pendidikan Pengusaha Tempe................................... 5


Tabel 1.2 : Keadaan Lama Usaha ............................................................... 6
Tabel 2.1 : Keadaan Modal Pengusaha ..................................................... 40
Tabel 3.1 : Keadaan Agama Masyarakat................................................... 52
Tabel 3.2 : Keadaan Mata Pencaharian Penduduk .................................... 52
Tabel 4.1 : Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 60
Tabel 4.2 : Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia ....................... 61
Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas ............................................................... 62
Tabel 4.4 : Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 63
Tabel 4.5 : Hasil Uji Heteroskesdatisitas Corelations ............................... 64
Tabel 4.6 : Hasil Uji Heteroskesdatisitas .................................................. 65
Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokorelasi............................................................. 66
Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Uji Validitas Modal ...................................... 66
Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Uji Validitas Lama Usaha ............................. 67
Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Uji Validitas SDM ........................................ 67
Tabel 4.11 : Hasil Pengujian Uji Validitas Pendapatan .............................. 68
Tabel 4.12 : Hasil Pengujisn Uji Reliabilitas Modal ................................... 69
Tabel 4.13 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Lama Usaha ......................... 69
Tabel 4.14 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas SDM .................................... 69
Tabel 4.15 : Hasli Pengujian Uji Reliabilitas Pendapatan .......................... 70
Tabel 4.16 : Hasil Pengujian Uji F .............................................................. 71
Tabel 4.17 : Hasil Pengujian Uji T .............................................................. 72
Tabel 4.18 : Hasil Pengujian Uji R square ................................................. 74

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Pemikiran ............................................................... 32

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sektor ekonomi indonesia beberapa tahun terakhir ini
mengalami pelemahan dan cenderung lesu. Hal ini adalah imbas dari krisi
ekonomi global yang menyeabkan banyak perusahaan-perusahaan besar yang
tidak dapat melanjutkan usahanya dan berakibat pada berkurangnya lapangan
pekerja. Dampaknya antara pertumbuhan penduduk dan penyediaan lapangan
kerja terjadi ketidakseimbangan, sehingga timbul banyaknya permasalahan
pengangguran yang terjadi hampir diseluruh wiayah indonesia.2
Keadaan perekonomian Indonesia semakin terpuruk sejak adanya krisis tahun
1997 lalu. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di sektor formal
menutup usahanya karena tidak mampu bertahan, sehingga membawa dampak
buruk seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat
jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat yang pada akhirnya
kesempatan kerja berkurang dan ketimpangan distribusi pendapatan semakin
besar.
Adanya pertumbuhan yang tidak seimbang antara angkatan dan kesempatan
kerja dengan segala dampak secara sosial ekonomi inilah yang akan menjadikan
penciptaam lapangan kerja sebagai prioritas utama di indonesia. Akibat dari
sulitnya bekerja disektor formal inilah yang membuat masyarakat berfikir untuk
mendirikan usaha sendiri tanpa harus berupaya mendapatkan pekerjaan di sektor
formal. Sejalan dengan keadaan itu, pemerintah menyadari untuk mengurangi
tingkat pengangguran di indonesia hanyalah dengan menciptakan lapangan usaha
baru yang dikelola oleh wiraswasta-wiraswasta sebagai pelaku bisnis yang siap
untuk terjuan pada persaingan. Jenis usaha yang banyak dipilih untuk menjadi
awal karir masyarakat adalah Usaha Kecil dan menengah, karena keterbatasan
modal dan kemampuan yang dimiliki masyarakat.

2
Irham Baehaqi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha
Pembuatan Pangsit Di Kabupaten Klaten.(Surakarta: Universitas Sebelas Maret , 2011). Hal 1

1
2

Sektor informal seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus
tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus berperan dalam
meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat terutama masyarakat pedesaan. Hal
tersebut diperjelas oleh Mudrajat Kuncoro (2007:363), bahwa usaha kecil dapat
menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah angkatan kerja,
pengangguran, jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan
pembangunan ekonomi pedesaan. Industri kecil dan menengah sebagai sifat usaha
yang potensial dalam penciptaan lapangan pekerjaan dirasakan perlu
dikembangkan, khususnya di daerah-daerah yang kurang disentuh oleh industri
besar.3
Pengembangan industri kecil secara berkelanjutan dapat memberikan
sumbangan terhadap industri nasional jika melaksanakan efisiensi dalam produksi
dan diversifikasi produk. Sektor industri kecil atau rumah tangga atau menengah
telah terbukti lebih fleksibel dalam berbagai kondisi perekonomian yang tidak
menguntungkan, seperti krisis ekonomi. Pada saat industri besar gulung tikar,
industri kecil dan menengah yang berorientasi ekspor malah memperoleh
keuntungan berlipat, karena industri kecil lebih banyak memakai bahan baku
(intermediate goods) dari dalam negeri, sehingga tidak membebani nilai impor
seperti yang selama ini dialami oleh usaha besar.
Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah pemilik usaha harus
berfikir bagaimana cara untuk dapat bersaing dengan pemilik usaha-usaha lainya
yang sejenis lainnya yang memiliki pengaturan manajemen yang lebih baik dan
agar dapat menjalankan usaha sesuai dengan yang di inginkan dan tentunya
mendapatkan laba yang di inginkan pengusaha tersebut.4 Menjalankan sebuah
usaha agar dapat berjalan dengan baik, harus menjalankan manajemen dengan
baik salah satunya mengenai pembiayaan atau modal usaha. Pada prinsipnya,
setiap usaha membutuhkan modal atau dana. Pemenuhan modal atau dana terebut

3
Putri Jamaika, I Wayan Subagirta, Sebastiana Viphindrartin, Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pengusaha Mebel Di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, (Universitas
Jember, 2014). Hal 2
4
Mohamad Rizal Nur Irawan 2016, Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan terhadap
laba usaha pada perusahaan penggilingan padi UD. Sari Tani Tenggerejo Kedungpring
Lamongan
3

dapat berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. kebutuhan dana suatu
usaha pada umumnya merupakan gabungan antara dana jangka pendek dan dana
jangka panjang. Untuk memenuhi kebutuhan jangaka pendek di gunakan sumber
pembiayaan dari hutang jangka pendek atau hutang lancar, misalnya hutang
dagang. Sedangkan dana jangka panjang seperti pemenuhan dana untuk
peningkatan produksi maka hendaknya di gunakan pembiayaan jangka panjang.
Selain modal dan lama usaha, sumber daya manusia juga sangat
mempengaruhi pendapatan sebuah usaha, hal ini dikarenakan sumber daya
manusia sebagai pendukung pembangunan adalah perilaku produktif dari
manusia dalam bentuk tindakan nyata, sikap dan pengetahuan yang kondusif bagi
terjadinya perubahan-perubahan dari tradisi, sikap dan fikiran dalam menghadapi
hari depan dan perubahan dalam arti pembaharuan. Sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam pembangunan. Oleh karena itu dalam
melaksanakan pembangunan suatu usaha perlu diketahui keadaan sumber daya
manusia yang ada. Semakin lengkap dan tepat keadaan mengenai sumber daya
manusia yang tersedia, semakin mudah dan tepat pula perencanaan
pembangunan sebuah usaha yang di buat.
Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan
usaha. Tanpa diperoleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya
yaitu pertumbuhan yang terus menerus(going concern) dan tanggung jawab
sosial(corporate social responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu
menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencanakan dan
mengendalikan laba. Dua faktor penentu laba yaitu (1) pendapatan merupakan
arus masuk atau peningkatan nilai aset darisuatu entity atau penyelesaian
kewajiban dari entity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang
berasal dari penyerahan/ produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan
kegiata lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang
berjalan. (2) biaya merupakan semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk
4

suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.5
Berdasarkan pengamatan peneliti di Kecamatan Rantau Rasau menemukan
bahwa salah satu alasan yang mendorong masyarakat untuk membuka usaha
kecil menengah adalah karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang cocok
untuk mereka ditekuni yang umumnya tidak banyak memiliki keahlian, dan
pendidikan yang tinggi, masih kurangnya sumber daya manusia khusunya pada
pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau ini dapat dilihat dari latar
belakang pendidikan para pengusaha tempe yang rata-rata memang hanya
lulusan SMP, data tentang keadaan SDM pengusaha tempe dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1:
Keadaan Pendidikan Pengusaha Tempe di Kecamatan Rantau Rasau
No Tingkat Pendidikan Jumlah Pengusaha
1 Sarjana (S.1) -
2 SMA 4
3 SMP 15
4 SD 25
5 Tidak Sekolah 21
Jumlah Total 65
Sumber Data: Dokumentasi Keadaan Pendidikan Pengusaha
Tempe, 2018
Berdasarkan keadaan data pada tabel dapat dijelaskan bahwa rata-rata latar
belakang pendidikan para pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau masih
cukup rendah, karena daru jumlah responden penelitian yaotu 65 orang, latar
belakang pendidikan adalah tidak sekolah dan hanya tamatan Sekolah Dasar,
sedangkan pengusaha tempe yang lulusan SMP hanya 15 orang dan lulusan SMA
hanya 4 orang, hal ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan yang masih kurang

5
Astri fitrihartini s, pengaruh volume penjualan dan biaya operasional terhadap laba
bersih(studi kasus pada perusahaan batubara yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2011-2014)
5

tentunya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia khususnya dalam
mengelola usaha tempe. Keadaan kualitas sumber daya manusia yang dapat
dilihat dari latar belakang pendidikan para pengusaha tempe, juga
menggambarkan lama tidaknya usaha para pengusaha tempe, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 1.2:
Keadaan Lama Usaha yang didirikan Pengusaha Tempe
No Lama Usaha yang di Dirikan Jumlah Pengusaha
1 10 Tahun 4
2 9 Tahun -
3 8 Tahun 6
4 7 Tahun 3
5 6 Tahun 5
6 5 Tahun 7
7 4 Tahun 12
8 3 Tahun 9
9 2 Tahun 8
10 1 Tahun 5
11 Kurang dari 1 Tahun 6
Jumlah 65
Sumber Data: Dokumentasi Keadaan Lama Usaha Pengusaha Tempe,
2018
Data pada tabel dapat dijelaskan bahwa lama usaha tempe yang didirkan
oleh pengusaha di Kecamatan Rantau Rasau berbeda-beda, untuk kisaran waktu
mengelola usaha tempe mulai dari 10 tahun sampai kurang dari 1 tahun.
Pengusaha tempe yang telah membuka dan menekuni usaha ini dari kisaran waktu
lama usaha 10 tahun sampai 6 tahun yaitu sebanyak 18 orang, untuk waktu yang
cukup lama para pengusaha tempe ini sudah mencapai omset/pendapatan yang
cukup menjanjikan dan menunjang perekonomian keluarganya, selain itu mereka
memiliki kemampuan dan skill yang cukup profesional dalam mengelola usaha
tempe. sedangkan para pengusaha tempe yang belum cukup lama mengelola
6

usaha tempe cukup banyak jika dibandingkan dengan pengusaha tempe yang
sudah profesional. pengusaha tempe yang lama usahanya mencapai kisaran 5
sampai 3 tahun sebanyak 28 orang, para pegusaha ini sudah cukup baik dalam
meningkatkan perekonomian keluarga meskipun belum profesional dalam
mengelola usaha tempe, sedangkan untuk pengusah tempe yang belum lama
usahanya atau dalam kategori pemula mencapai 19 orang. hal ini karena lama
usaha yang mereka dirikan baru mencapai kisaran wakti 2 sampai kurang dari satu
tahun. berdasarkan perbedaan lama usaha yang dikelola oleh para pengusaha
tempe berdampak pada pendapatan dan mempengaruhi peningkatan ekonomi.
Oleh sebab itu banyak bermunculan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
namun banyak dari masyarakat yang menekuni usaha pengolahan tempe tetapi
belum mencapai pendapatan yang sesuai, meskipun menurut mereka menjadi
pengusaha tempe cukup menjanjikan karena dari segi pemasaran mereka tidak
perlu jauh-jauh untuk memasarkannya dan bahan baku yang terbilang mudah
untuk didapat. Ini dikarenakan lokasi mereka tinggal kebanyakan tidak jauh dari
pasar yang menjadi pusat perbelanjaan seluruh masyarakat Kecamatan Rantau
Rasau.
Permasalahan lain yang penulis temukan yaitu manajemen usaha yang
diterapkan oleh para pengusaha-pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau
Kelurahan Bandar Jaya seperti manajemen pengelolaan modal belum terlaksana
dengan baik sehingga pengelolaan modal usaha terhadap pendapatan usaha belum
seluruhnya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, kurangnya kualitas sumber
daya manusianya juga masih rendah, karena rata-rata pekerja usaha tempe ini
terdiri dari masyarakat yang berpendidikan rendah. Berdasarkan alasan tersebut
diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian:“Pengaruh Modal,
Lama Usaha dan Sumber Daya Manusia Terhadap Pendapatan Pengusaha
Tempe di Kecamatan Rantau Rasau”.
7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
merumuskan masalah:
1. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama variabel modal, lama usaha dan
Sumber Daya Manusia terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan
Rantau Rasau?
2. Bagaimana pengaruh variabel modal, lama usaha dan SDM secara parsial
terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau?
3. Variabel manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap pendapatan
pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau?

C. Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan, dan kemampuan penulis,
maka penulis membatasi masalah pada pengelolaan modal usaha, jangka waktu
lama berdirinya usaha dan kualitas SDM pengelola usaha khuusnya di
Kecamatan Rantau Rasau Kabupetan Tanjung Jabung Timur.

D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal, lama usaha
dan sdm terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau,
dengan beberapa permasalahan:
a. Ingin mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel modal, lama
usaha dan SDM terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan
Rantau Rasau.
b. Ingin mengetahui pengaruh variabel modal, lama usaha dan SDM secara
parsial terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau.
c. Ingin mengetahui variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap
pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau.
8

2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Memberikan manfaat kepada pelaku ekonomi khususnya yakni khususnya
pengelola usaha pembuatan tempe untuk dapat lebih mengembangkan
potensi ekonominya.
b. Guna membantu mahasiswa maupun masyrarakat dalam membahas dan
memcahkan permasalah yang sama, dapat menambah informasi masyarakat
tentang potensi bisnis pembuatan tempe.
c. Bermanfaat bagi instansi yang terkait guna membantu mengambil kebijakan
pengembangan wilayah dalam hal pembangunan ekonomi.

E. Kerangka Teori
1. Pengertian Modal
Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik, pada akhir periode
tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut,
pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha yang biasa dikenal
dengan deviden.6 Teori Islam mengartikan modal lebih realistik, luas,
mendalam dan etik dari pada teori modren.7 Realistik karena produktivitas
modal yang mengalami perubahan berkaitan dengan kenyataan produksi yang
dianggap mudah berubah dalam keadaan pertumbuhan yang dinamis. Luas dan
mendalam karena ia memperhatikan semua variabel seperti mata uang, jumlah
penduduk, penemuan baru, kebiasaan selera, tingkat hidup, ketinggalan waktu
dan sebagainya. Etik karena keikutsertaanya dalam berbagai bidang disuatu
negara Islam harus bersifat adil dan wajar, juga harus bebas dari pengisapan
para pelaku produksi lainya, sehingga menyumbang terciptanya kekayaan
nasional.
Modal adalah harta benda, uang atau barang yang dapat dipergunakan
uantuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan yang dipakai sebagai

6
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktik, (Jakarta: Tazkia
Cendekia, 2012), hlm. 146-147
7
Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, (Jakarta: Intermasa,
1992), hlm. 124.
9

pokok atau induk dalam perdagangan dan sebagainnya. Modal dapat


didapatkan dengan berbagai cara, di antaranya: utang, kerja sama dengan
pemilik modal lain, modal sendiri, kerja sama dengan keluarga, modal dari
pemerintah dan lain-lain.8
Modal adalah faktor produksi yang ke 3 yang digunakan untuk membantu
manusia mengeluarkan aset lainnya. Distribusi berskala besar dan kemauan
industri yang telah dicapai saat ini adalah akibat penggunaan modal. Modal
juga merupakan aset yang digunakan untuk membantu distribusi aset yang
berikutnya, modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan membantu untuk
menghasilkan kekayaan lebih banyak.
Pemilihan bentuk sumber pembiayaan sangat berpengaruh terhadap
struktur modal perusahaan. Di samping itu, baik buruknya struktur modal
akan mempunyai pengaruh yang berakibat langsung terhadap posisi keuangan
perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak
baik yaitu mempunyai hutang yang terlalu besar karena akan memberikan
beban yang lebih besar bagi perusahaan yang bersamgkutan. Oleh karena itu,
sebelum suatu perusahaan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan struktur modal, maka harus di perhatikan dulu hal-hal yang
berhubungan dengan struktur modal.9
Dalam ilmu ekonomi Islam modal diartikan sebagai alat yang digunakan
untuk produksi selanjutnya. Alat ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk yang
digunakan untuk menghasilkan lebih lanjut. Dalam bahasa lnggris, modal
yang digunakan sebagai dasar memulai usaha biasa disebut financial capital.
Mendapatkan modal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik
berutang maupun tidak berutang. Jenis modal yang akan dipakai tergantung
pada pilihan pengusaha itu sendiri.10 Jenis dan sumber financial capital ini

8
Senja Nilasari, Sukses Mendapatkan Modal (Tanpa Modal Dan Tanpa Utang), (Jakarta
Timur: Laskar Aksara, 2013), hlm. 2-10.
9
Erwita Dewi, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Optimalisai Laba (Jurnal: Studi
Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public Masuk Kedalam Daftar Jakarta Islamic Index
Periode 2001-2005)
10
Senja Nilasari, Sukses Mendapatkan Modal (Tanpa Modal Dan Tanpa Utang), (Jakarta
Timur: Laskar Aksara, 2013), hlm. 3-4.
10

berpengaruh terhadap kelangsungan keuangan perusahaan. Jika berasal dari


utang, tentu akan ada kewajiban yang harus dibayar. Modal atau modal awal
dalam sebuah usaha memang dapat berupa uang ataupun barang. Modal
berupa barang sering disebut sebagai aset perusahaan. Misalnya, sebuah
gedung atau sebuah kendaraan.
Modal diartikan sebagai semua barang kongkrit yang terdapat pada neraca
sebelah debet dan daya beli atau nilai tukar dari barang-barang tersebut yang
dicatat disebelah kridit.11 Dalam Islam modal tidak boleh dibiarkan diam tapi
haruslah harta itu dibuat atau digunakan untuk lebih menghasilkan. Uang atau
harta yang dibuat menjadi modal membuka usaha dan memberikan lapangan
pekerjaan bagi sesama kaum muslimin, dengan menampung, mendidik,
mengembangkan potensinya sehingga mampu mandiri adalah salah satu
bentuk fungsi sosial dari harta menurut ajaran Islam.
Diluar bidang ekonomi, modal dapat diartikan bermacam-macam.
Misalnya, modal seorang aktor dapat berupa bakat, ini adalah modal dalam
bidang ekonomi atau keuangan. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,
modal dapat berupa uang ataupun barang. Modal dalam akuntansi
dikelompokkan menjadi beberapa jenis diantaranya:
a. Jenis Modal Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi atas aktiva lancar dan aktiva
tetap. Aktiva lancar merupakan uang tunai atau aktiva-aktiva lain yang
dapat direalisasikan menjadi uang kas dalam jangka waktu satu tahun.
Yang termasuk aktiva lancer antara lain: kas, cek, wesel, money order, dan
sejenisnya. Surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.
Piutang-piutang yang akan diterima dalam jangka pendek (satu tahun); dan
biaya dibayar dimuka.12

11
Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan, (Yokyakarta: Liberty, 2005), hlm. 317
12
Senja Nilasari, Sukses Mendapatkan Modal (Tanpa Modal Dan Tanpa Utang), (Jakarta
Timur: Laskar Aksara, 2013), hlm. 4-8.
11

1) Modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang di peroleh dari


pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan,
sumbangan, hibah dan lain sebagainya.
2) Modala Asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya
diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari
pinjaman.
3) Modal patungan. Selain modal sendiri dan modal asing (pinjaman),
juga bisa dengan modal usaha dengan cara berbagi kepemilikan
dengan orang lain. Cara dengan menggabungkan modal sendiri
dengan modal satu orang teman atau beberapa orang yang berperan
sebagai mitra usaha.13
Modal berupa uang masih menjadi idola bagi sebagian orang.
Uang memang lebih mudah dijalankan dari pada jenis modal lainnya.
Namun, jenis modal lain pun harus mulai dipelajari oleh para pengusaha.
Misalnya, masalah surat-surat berharga seperti cek. Hal itu perlu diketahui
agar pengusaha dapat menggunakan fasilitas selain uang tunai dalam
bertransaksi.
Pengusaha kecil dan menengah biasanya fokus pada pekerjaan
produksi. Belajar mengenai keuangan juga sebenarnya dapat dilakukan
secara sederhana dengan pengelolaan modal yang baik. Berikut ini
merupakan beberapa macam aktiva lancar beserta pengertiannya:
1) Cek: Sebuah perintah tertulis dari nasabah kepada bank untuk memberikan
dananya dengan jumlah tertentu atas nama atau orang yang ditunjuk.
2) Wesel: Surat pembiayaan yang oleh pemegangnya dapat diuangkan di bank.
3) Money order: Surat perintah dari lembaga keuangan, kantor pos, agen bank,
atau kantor lain untuk membayar sejumlah uang kepada penerima yang
ditunjuk dalam Surat Perintah Pembayaan (SPP).

13
Teddy Wirawan Trunodipo, http://wirausahaumy.blogspot.com diakses tanggal 10
Desember 2012 pukul 15:08.
12

4) Piutang: merupakan hak perusahaan untuk mendapatkan pembayaran atas


piutang yang diberikan pada perusahaan lain. Piutang ada bermacam-
macam, misalnya piutang dagang atau piutang penjualan.
5) Biaya dibayar di muka: biaya dibayar di muka bukan jenis aktiva yang dapat
diuangkan. Namun, karena biaya tersebut diperoleh menggunakan aktiva
lancar, maka digolongkan dalam aktiva lancar. Contoh biaya di muka,
misalnya biaya asuransi yang dibayar terlebih dahulu.14
Pengertian masing-masing modal dilihat dari sumber asalnya dapat
diuraikan sebagai berikut:
1). Modal Sendiri.
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham-saham yang dikeluarkan perusahaan dapat
dilakukan secara tertutup atau terbuka. Keuntungan menggunakan modal
sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga,
tetapi hanya akan membayar dividen. Pembayaran dividen dilakukan apabila
perusahaan memperoleh keuntungan dan besarnya dividen tergartung dari
keuntungan perusahaan. Kemudian, tidak ada kewajiban untuk
mengembalikan modal yang telah digunakan. Kerugian menggunakan modal
sendiri adalah jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk
memperolehnya.
Bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan, modal
selain berupa saham dapat juga diambil dari cadangan laba atau laba yang
belum dibagi. Namun, modal ini hanya dapat digunakan perusahaan untuk
sementara waktu. Untuk usaha tertentu, seperti yayasan dapat menggunakan
modal sumbangan atau hibah dari pihak lainnya.
2) Modal Asing atau Pinjaman
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan
modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban

14
Senja Nilasari, Sukses Mendapatkan Modal (Tanpa Modal Dan Tanpa Utang), (Jakarta
Timur: Laskar Aksara, 2013), hlm. 4-8.
13

biaya bunga, biaya administrasi, serta biaya provisi dan komisi yang besarnya
relatif. Penggunaan modal pinjaman mewajibkan pengembalian pinjaman
setelah jangka waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas,
artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan
modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Sumber dana dari modal asing
dapat diperoleh dari:
a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta pemerintah,
maupun perbankan asing;
b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal
ventura, asuransi, leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga
pembiayaan lainnya.
c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.15
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam proses
administrasi perusahaan atau untuk kegiatan produksi barang dan jasa yang
diharapkan dapat digunakan dalam jangka waktu satu tahun, yang termasuk
dalam aktiva tetap, antara lain: tanah, gedung, mesin, kendaraan yang
digunakan dalam proses produksi perusahaan, peralatan kantor dan aktiva
tetap tak berwujud.

b. Jenis Modal Berdasarkan Sumbernya


Seperti yang telah disebutkan, berdasarkan sumbernya, modal
dibagi dua, yaitu modal intern dan ekstern. Modal intern sudah jelas
berasal dari dana yang ada di perusahaan, lalu bagaimana dengan
modal ekstern atau modal asing. Modal asing memang dapat dikatakan
sebagai utang karena sebagian perusahaan mendapatkannya dengan
berhutang dari orang lain di luar perusahaan. Modal utang dari luar ini
dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

15
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 96.
14

1) Short term debt, modal asing yang harus dikembalikan dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun.
2) lntermediate term debt, modal asing yang harus dikembalikan dalam
jangka waktu satu tahun sampai dengan sepuluh tahun.
3) Long term debt, modal asing yang harus dikembalikan dalam jangka
waktu lebih dari sepuluh tahun.16
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa modal semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik
perusahaan baik berupa materi maupun non materi serta selisih antara
pendapatan dan pengeluaran yang digunakan untuk keperluan
perusahaan, oleh karena itu meningkatkan jumlah modal maka
perusahaan harus terus berusaha meningkatkan pendapatannya, hemat
dan cermat dalam membelanjakan pendapatan, menghindari
pengeluaran yang berlebihan

2. Lama Usaha
Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan,
lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis menekuni bidang
usahanya akan mempengaruhi kemampuan atau keahliannya, sehingga
dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil
dari pada hasil penjualan.17Keahlian usaha merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengorganisasikan dan menggunakan faktor-
faktor lain dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat.
Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro,
khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan
individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak
bekerja dengan konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya

16
Senja Nilasari, Sukses Mendapatkan Modal (Tanpa Modal Dan Tanpa Utang), (Jakarta
Timur: Laskar Aksara, 2013), hlm. 4-8.
17
Darwis Saputra, Pengaruh Etos Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan, Jurnal
Mahasiswa Jurusan Management STIE MDP, 2013.
15

ia dapatkan. Kesediaan tenaga kerja untuk bekerja dengan jam kerja


panjang ataupun pendekadalah merupakan keputusan individu.18 Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan jam kerja adalah lamanya waktu
yang digunakan untuk menjalankan usaha. Di mulai sejak usaha tersebut
buka sampai usaha jualannya tutup, tiap harinya.Semakin lama jam kerja
yang digunakan pedagang untuk menjalankan usahanya, berdasarkan
jumlah barang yang ditawarkan, maka semakin besar peluang untuk
mendapatkan tambahan penghasilan.
Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha,
dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam
bertingkah laku. Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya tu
keahliannya, sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan
biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama
menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan
pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen.
Jafar dan Tjiptoroso dalam Firdausa (2012) membuktikan adanya
hubungan langsung antara lama usaha khususnya jam kerja dengan
tingkat pendapatan. Setiap penambahan waktu operasi akan makin
membuka peluang bagi bertambahnya omzet penjualan. Pedagang
biasanya mempunyai jumlah jam kerja yang tiadak sama antara pedagang
yang satu dengan pedagang yang lain. Hal tersebut juga mempengaruhi
tingkat pendapatan yang akan diterima masing-masing pedagang.19
Menurut Halim, (2011) jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan
untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan
bagi pegawai untuk bekerja. Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan
efisiensi dan produktivitas kerja. Sedangkan menurut Arifin (2002 : 15),

18
Wahyudin, Manajemen Prestasi Kerja, (Bandung: Rosda Karya, 2009), hlm. 17
19
Wiily Saputri, Pengaruh Budaya organisasi terhadap Kinerja Karyawan, Skripsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi IAIN Wali Songo (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1
September 2011) hlm 108
16

mengemukakan secara umum bahwa “semakin banyak jam kerja yang


dipergunakan, berarti akan semakin produktif”. Hal ini berarti dengan
jumlah jam kerja yang panjang secara tidak langsung akan membuat suatu
pekerjaan semakin produktif dan dengan bekerja secara produktif
diharapkan dapat menghasilkan pendapatan yang baik.20
Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah jumlah jam kerja yang
dilakukan oleh seseorang (tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam
kerja yang digunakan untuk hal-hal diluar pekerjaan) selama seminggu
yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja di hitung mulai
berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang
tidak merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah saudara atau teman
dan sebagainya.
Lamanya seseorang mampu bekerja sehari secara baik pada
umumnya sampai 8 jam, sisanya 16 sampai 18 jam digunakan untuk
keluarga, masyarakat, untuk istirahat dan lain-lain. Jadi satu minggu
seseorang bisa bekerja dengan baik selama 40 sampai 50 jam. Selebihnya
bila dipaksa untuk bekerja biasanya tidak efisien. Akhirnya produktivitas
akan menurun, serta cenderung timbul kelelahan dan keselamatan kerja
masing-masing akan menunjang kemajuan dan mendorong kelancaran
usaha baik individu ataupun kelompok. Menurut Halim (2011) jam kerja
dalam kriteria lama usaha meliputi berbagai hal berikut:
a. Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik.
b. Hubungan antara waktu kerja dengan waktu istirahat.
c. Jam kerja sehari meliputi pagi, siang, sore dan malam.21
Pekerja diperbolehkan untuk istirahat sebanyak 1 sampai 1,5 jam
tiap hari kerja dalam 8 jam, pekerja memerlukan istirahat agar dapat
mempertahankan tingkat kerjanya dari hari kehari. Segi Undang-Undang
Perburuhan, jam kerja adalah jam atau waktu yang dilakukan di bawah
pengawasan pimpinan dari pihak kantor. Banyaknya jumlah jam kerja

20
Darwis, Saputra, Pengaruh Etos Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan, (Jurnal
Mahasiswa Jurusan Management STIE MDP, 2013.
21
Ibid.,
17

tergantung dari pihak kantor yang mempekerjakan para


karyawan tersebut. Pada dasarnya jam kerja adalah 40 (empat puluh) jam
dalam seminggu, 8 (delapan) jam sehari (tidak termasuk jam istirahat).
Tentang jam kerja berdagang, usaha perfilman, usaha kesehatan,
kebersihan, penerima tamu/receptinost, atau usaha sampingan adalah 44
(empat puluh empat) jam dalam seminggu.

3. Pengertian SDM
Sumber daya manusia adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan untuk mencapai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.22 Pengembangan sumber daya manusia (human resources
development) adalah proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Proses
peningkatan ini mencakup perencanaan, pengembangan dan pengelolaan
sumber daya manusia. Selain itu pengembangan sumber daya manusia
juga bisa diartikan sebagai proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan
pengelolaan pegawai/karyawan untuk mencapai hasil yang optimal.
Proses pengembangan sumber daya manusia itu terdiri dari perencanaan
(planning), pendidikan dan pelatihan (education and training) dan
pengelolaan (management).
Setiap perusahaan biasanya selalu melakukan peningkatan kualitas
SDM karyawannya. Peningkatan kualitas karyawan yang terlihat dari
meningkatknya jumlah karyawan yang berpendidikan S.1 dan S.2, dan
berkurangnya karyawan yang berpendidikan SD sampai dengan D.3. 23
Manajemen pengembangan sumber daya manusia dapat dari dua aspek,
yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Aspek kuantitas menyangkut jumlah
sumber daya manusia (penduduk), sedangkan aspek kualitas menyangkut

22
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,
(Bandung:Refika Aditama, 2007), hlm. 9
23
Frianto Pandia dan Elly Santi Ompusunggu, Lembaga Keuangan, (Jakarta Rineka Cipta,
2005), hlm. 72
18

mutu sumber daya manusia yakni kualitas fisik maupun kualitas nonfisik
(kecerdasan dan mental). Untuk meningkatkan kualitas fisik dapat
diupayakan melalui program peningkatan kesehatan dan gizi, sedangkan
untuk meningkatkan kualitas kecerdasan dan mental ditempuh melalui
pendidikan dan pelatihan
Sumber daya manusia dapat di rekrut oleh perusahaan, rekrutmen dan
pelatihan sumber daya manusia biasanya melalui:
d. Menggunakan rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan internal.
e. Menggunakan rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan eksternal.
f. Membentuk program pengembangan manajemen
g. Menghubungkan jalur kurir kepada strategi perusahaan dan bisnis
h. Membuat pelatihan keterampilan kerja khusus
i. Membuat pusat penilaian untuk seleksi dan pengembangan.24
Pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan
susunan masyarakat dan ekonomi, dimulai dari keluarga, yakni untuk
mengasah kemampuan kerja seseorang agar perlu ditingkatkan secara
khusus. Pengembangan sumber daya manusia adalah pendidikan dan
pelatihan formal. Orang dididik atau dilatih bukan saja untuk
memperoleh pengetahuan tertentu, melainkan juga untuk meningkatkan
kemampuan kerja serta penghasilannya. Masalah pokok dalam bidang
pengembangan sumber daya manusia yang perlu ditangani secara baik,
kurangnya pengembangan (underdevelopment) sumber daya manusia
menyangkut berbagai aspek, antara lain individualitas, etika,
pengetahuan, keterampilan, bakat, apresiasi terhadap bekerja secara
tekun.
Pentingnya pengembangan sumber daya manusia dapat
diklasifikasikan menurut manfaatnya bagi masing-masing subjek yang
ada, yakni bagi indivudu selaku tenaga kerja, dan untuk personal,
hubungan manusia, dan pelaksanaan kebijakan. Kualitas sumber daya

24
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, (Yokyakarta: Andi:
2012 ) hlm.275
19

manusia merupakan merupakan komponen penting dalam setiap gerak


pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas
tinggilah yang dapat mempercepat pembangunan bangsa.
Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.25 Manusia sebagai sumber
daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara
fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha mengambil
manfaat materi yang tersedia dilingkungannya guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Banyak sedikitnya jumlah penduduk serta unsur-unsur yang
berkaitan dengan jumlah dalam batas tertentu merupakan potensi dalam
bidang pembangunan. Dengan jumlah penduduk yang banyak merupakan
sumber daya manusia untuk melakukan pembangunan.
Sumber daya manusia sebagai pendukung pembangunan adalah
perilaku produktif dari manusia dalam bentuk tindakan nyata, sikap dan
pengetahuan yang kondusif bagi terjadinya perubahan-perubahan dari
tradisi, sikap dan fikiran dalam menghadapi hari depan dan perubahan
dalam arti pembaharuan. Sumber daya manusia memegang peranan
penting dalam pembangunan. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pembangunan suatu wilayah atau negara perlu diketahui keadaan sumber
daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Semakin lengkap dan tepat
data mengenai sumber daya manusia yang tersedia, semakin mudah dan
tepat pula perencanaan pembangunan yang di buat.
Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan,
seleksi,pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya
manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuanindividu maupun organisasi.26
Kualitas sumber daya manusia merupakan merupakan komponen penting
dalam setiap gerak pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang

25
Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam Memahami Konsep
dan Faktor-faktor Etika Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktir, (Jakarta: Raja Grafindo Persada:
2011), hlm.76
26
T.Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yokyakarta:
Anggota IKAPI: 2014), hlm. 4
20

berkualitas tinggilah yang dapat mempercepat pembangunan bangsa.


Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang
memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan. Kualitas
penduduk adalah keadaan penduduk baik secara perorangan maupun
kelompok berdasarkan tingkat kemajuan yang telah dicapai. Agar
menjadi sumber daya manusia yang tangguh penduduk harus mempunyai
kualitas yang memadai sehinga dapat menjadi modal pembangunan yang
efektif. Tanpa adanya peningkatan kualitas, jumlah penduduk yang besar
akan menimbulkan berbagai masalah dan menjadi beban pembangunan.
Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi
tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas
non fisik meliputi kualitas spiritual keagamaan, kekaryan, etos kerja,
kualitas kepribadian bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras
dengan lingkungannya. Pengelolaan sumber daya alam dalam rangka
pelaksanaan pembangunan menuju masyarakat yang sejahtera masih
sangat membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah yang tidak
sedikit. Karena sumber daya manusia yang berlimpah tersebut sebagian
besar dengan kualitas yang sangat rendah.
Kualitas suatu sumber daya manusia sangat mempengauhi suatu
pembangunan dalam suatu pencapaianya. Kuantitas sumber daya manusia
tanpa disertai dengan kualitas akan menjadi beban bagi pembangunan
suatu bangsa. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan tinggi
mempunyai peran dalam pembangunan bangsa, karena akan mendidik
secara berwawasan dan tenaga kerja professional yang mampu terampil
untuk melaksanakan tugas pembangunan juga untuk mengatasi suatu
permasalahan yang terjadi di dalam suatu sistem. Disini sangat
diperlukan keterampilan dan kualitas sebagai penangkis suatu
permasalahan dengan mengeluarkan berbagai solusi-solusi yang
berkualitas, efektif dan efisien. Pada umumnya, perusahaan lebih
mementingkan pendanaan internal dalam mambiayai usahanya. Akan
21

tetapi, ada juga perusahaan yang memenuhi kebutuhan nya melalui


pendanaan external. pemenuhan dana external dapat di peroleh dengan
melakukan penerbitan saham dan surat hutang, akan tetapi pendanaan
external dalam bentuk hutang lebih di sukai karena pertimbangan biaya
emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi biaya
saham baru.
Pengembangan sumberdaya manusia juga harus mempersiapkan
seseorang untuk memainkan peranan sosial secara mantap sesuai dengan
kedudukan-kedudukannya di masyarakat. Oleh karena itu praktek
komunikasi atau interaksi sosial yang efektif itu hanya mungkin
terselenggara jika ada pranata yang terwujud atas dasar nilai-nilai, maka
pengembangan sumberdaya manusia berarti usaha aktif penanaman sikap
dan keterampilan pada anggota masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku sebagai pedoman hidup yang mengembalikan pola tingkah laku
sosial mereka.
4. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam
liabilitas atau gabugan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh
pernyataan pendapatan yang berakibat dari berinvestasi yang halal.27
Pedapatan merupakan aset bersih sebagai akibat dari memegang aset
yang mengalami peningkatan nilai selama satu periode yang dipilih oleh
pernyataan pendapatan. Keuntungan juga bisa diperoleh dari pemindahan
saling ketergantuangan insidental yang sah dan yang tidak saling
tergantung, kecuali transfer yang tidak saling tergantung dengan
pemegang saham tidak terbatas dengan setara denganya.
Jika pendapatan tidak mengalami perubahan, maka kenaikan harga
akan menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit, kemampuan
pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi
bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan

27
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Tazkia
Cendekia, 2007), hal. 204
22

konsumen mengurangi jumlah berbagi barang yang dibelinya.28


Pendapatan atau renenue merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah
usaha. Dengan adanya pendapatan berarti sebuah usaha masih berjalan
layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal
yang lain selain pendapatan yang menjadi bahan pertimbangan untuk
meneruskan sebuah usaha. Dengan memperhatikan pendapatan tersebut
akan diketahui apakah suatu usaha mendapatkan untung atau rugi.29

Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator


keberhasilan suatu pembangunan sering kali digunakan utuk mengukur
kualitas hidup manusia, sehingga semakin tinggi nilai pertumbuhan
ekonomi maka semakin tinggi pula taraf hidup manusia.30

Pendapatan ialah penetapan keuntungan dari harga jual sejumlah


tertentu dangan mempertimbangkan keuntungan yang akan diambil,
biaya-biaya yang ditanggung termasuk antisipasi timbulnya kemacetan
dan jangka waktu pengembalian. Secara teknis yang dimaksud dengan
keutungan adalah prosentase tertentu yang ditetapkan per tahun
perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam
setahun ditetapkan 360 hari; perhitungan margin keuntungan secara
bulanan, maka satahun ditetapkan 12 bulan.31
Pendapatan merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk
mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan.
Makin rendah biaya operasi per rupiah penjualan, makin tinggi margin
yang diperoleh. Rasio margin keuntungan dapat pula menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu produk,

28
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teor pengantar, (Jakarta: Raja Wali Pres, 2008), hal.
159
29
Putu Pikadana, skripsi: Pengaruh Kredit PT. BPR Suryajaya Kututambahan terhadap
pendapatan usaha kecil menengah kecamatan Sawan Kab. Buleleng. Tahun 2013.
30
Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),
hal. 114
31
Todaro dan Smith dalam Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Investasi, Dan IPM Terhadap Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah”.
Skripsi (2012), hal. 17.
23

relatif terhadap biaya- biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan


produk tersebut. Margin keuntungan adalah nilai keuntungan yang
tetapkan oleh perusahaan berdasarkan biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi. Penetapan pendapatan merupakan salah satu manajemen
risiko dari perusahaan agar penjualannya tidak mengalami kerugian.
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun
berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang
dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu.
Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup dan penghidupan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan merupakan suatu
unsur yang harus dilakukan dalam melakukan suatu usaha karena dalam
melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah
pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha.
Masyarakat atau Negara harus memecahkan masalah-masalah ekonomi
yang mendasar tersebut dengan berbagai cara, yaitu dengan adap dan
naluri dengan kekuasaan dan pengendalian terpusat serta ada
perekonomian persaingan akan dilakukan dengan sistem harga dan
pasar.32Pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi
tingkat hidup masyarakat, dimana dengan adanya pendapatan yang
dimiliki oleh setiap jiwa disebut dengan pendapatan perkapita dimana
pendapatan perkapita menjadi tolok ukur kemajuan atau perkembangan
ekonomi. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan suatu usaha,
semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar
kemampuan suatu usaha untuk membiayai segala pengeluaran dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Kondisi seseorang dapat diukur

32
Rahardjo Adisasmito, Analisis Kebiakan Publik, (Yokyakarta: Graha Ilmu, 2015), hlm.
7-8
24

dengan menggunakan konsep pendapatan yang menujukkan jumlah


seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama
jangka waktu tertentu. Pendapatan dikatakan sebagai jumlah penghasilan
yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang
dihitung setiap tahun atau setiap bulan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan adalah:
1. Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan kerja
yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari
hasil kerja tersebut. 2. Jenis pekerjaan, terdapat banyak jenis pekerjaan
yang dapat dipilih seseorang dalam melakukan pekerjaannya untuk
mendapatkan penghasilan. 3. Kecakapan dan keahlian, dengan bekal
kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap
penghasilan. 4. Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah
penghasilan, semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan
pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh. Selain itu juga
lokasi bekerja yang dekat dengan tempat tinggal dan kota, akan membuat
seseorang lebih semangat untuk bekerja 5. Keuletan kerja, pengertian
keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian untuk
menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan
maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meneliti ke arah
kesuksesan dan keberhasilan. Banyak sedikitnya modal yang digunakan,
besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh
besar kecilnya modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan
dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang
akan diperoleh.
F. Kerangka Pemikiran
Kemampuan sebuah usaha untuk menghasilkan pendapatan/laba harus
terus ditingkatkan karena tujuan utama sebuah usaha adalah mendapatkan
pendapatan/laba yang tinggi. Dengan cara pengendalian internal yang baik,
dan bagaimana pengaruh modal, jangka waktu atau lama berdirinya usaha dan
25

sdm dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan/laba sebuah usaha.


Pengaruh antara variabel bebas (variabel independen ) terhadap variabel
terikat (variabel dependen).
Gambar 1.1:
Kerangka Pemikiran Hubungan Antar Variabel Penelitian

Variabel independen Variabel Dependen

Modal (X1)

Lama Usaha Pendapatan (Y)


(X2)
SDM(X3)

G. Studi Pustaka
Penelitian ini mengacu pada beberapa hasil penelitian terdahulu
sehingga hasil penelitian tersebut dapat dijadikan acuan terhadap hasil
penelitian yang telah dilakukan, adapun hasil penelitian terdahulu dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
No Nama Judul penelitian Metode Hasil penelitian
1 Irham Analisis faktor- Deskriptif Dari hasil penelitian ini
Baehaki faktor yang kuantitatif disimpulkan bahwa kelima
mempengaruhi variabel modal, jam kerja,
keuntungan jumlah tenaga kerja, merk
pengusaha dagang, dan lama usaha
pembuatan pangsit dengan tingkat signifikan 5 %
di Kabupaten dalam penelitian ini
Klaten berpengaruh secara signifikan
terhadap keuntungan usaha
pembuatan pangsit di
Kabupaten Klaten.
26

2 Otto Randa Implementasi Kualitatif Melalui Continuous


Payangan “Countinous Improvement Mindset dapat
Improvment diwujudkan sistem
Mindset dan pengendalian manajemen
Change berupa peningkatan kualitas,
Management” keandalannya, kecepatan, dan
dalam supply dan efisiensi biaya. Karena CIM,
demand pariwisata manajemen puncak dapat
dalam organisasi merumuskan dan
bisnis di indonesia mengkomunikasi kan
paradigma tersebut melalui
pendekatan sistem terhadap
personal behavior dan
operational behavior.
3 Lisnawati Analisis faktor Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan
Iryadini produksi industri kuantitatif bahwa seluruh variabel
kecil kerupuk independen yaitu modal kerja,
Kabupaten Kendal tenaga kerja, dan bahan baku,
berpengaruh positif terhadap
variabel dependen (output
produksi kerupuk), dengan
masing-masing koefisien
regresi 0,010 untuk modal
kerja, 0,018 untuk tenaga kerja,
dan 0,988 untuk bahan baku.
Namun demikian hanya
variabel bahan baku yang
berpengaruh signifikan
terhadap output produksi
kerupuk. Hal ini dikarenakan
jumlah bahan baku yang
27

digunakan dalam produksi


menghasilkan kerupuk dalam
jumlah yang hampir sama.
Secara simultan melalui uji F,
seluruh variabel independen
berpengaruh signifikan
terhadap hasil produksi
kerupuk. Dan dari hasil
pengujian terhadap
penyimpangan asumsi klasik,
model regresi yang digunakan
terbebas dari penyimpangan
asumsi klasik.
4 Rosy Analisis pengaruh Desktiptif Berdasarkan penelitian yang
Pradipta modal, tenaga kuantitatif dilakukan dapat disimpulkan
Angga kerja, lama usaha bahwa secara bersama – sama
Purnama dan teknologi terdapat pengaruh yang nyata
proses produksi dari variabel Modal (X1),
terhadap produksi Tenaga Kerja (X2), Lama
kerajinan kendang Usaha (X3), dan Teknologi
jimbe di Kota Blitar Proses Produksi (X4) D1 dan
D2 terhadap variabel Produksi
(Y) dengan tingkat batas
kesalahan 5%.

H. Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan dalam penelitian ini memberikan gambaran
penulisan skripsi dari awal sampai akhir. Dalam sistematika penulisan
terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri dari sub-sub. Masing-
masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi saling berkaitan
28

antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika pembahasan


adalah:
BAB I : Pendahuluan. Isi Bab ini yaitu latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah,
kerangka teori, tinjauan pustaka serta hipotesis penelitian.
BAB II : Metode Penelitian yang mencakup pendekatan penelitian, jenis
dan sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis
data, dan sistematika penulisan.
BAB III : Menjelaskan gambaran umum tentang variabel penelitian yaitu
mengenai modal, lama usaha dan sumber daya manusia serta
pendapatan para pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau.
BAB IV: Hasil Penelitian dan pembahasan, dalam bab ini penulis akan
membahas tentang pengujian dan hasil analisa data, pembuktian
hipotesis, pembahasan hasil analisa data dan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan
masalah, khususnya mengenai pengaruh modal, lama usaha dan
sdm terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan
Rantau Rasau.
BAB V: Penutup yang terdiri dari kesimpulan yang menjelaskan hasil
penelitian dan saran yang tujukan untuk beberapa intansi terkait.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh data maka diperlukan sebuah metode atau cara untuk

memperolehnya, setelah selesai penelitian, maka data yang di peroleh

terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan

dianalisis melalui segi kuantitatif.

Desain dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, desain yang

digunakan yaitu dengan memilih sebagian sampel penelitian dari keseluruhan

jumlah populasi yang ada, pengambilan sampel penelitian dilakukan secara

acak dan didasarkan pada karakteristik yang sangat berhubungan dengan

penelitian. Jadi dalam penelitian ini kelompok yang sama diobservasi atau

diselidiki pada waktu yang berlainan. Variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun

definisi kedua variabel tersebut yaitu:

1. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel yang menjadi pusat penelitian utama peneliti. Hakikat sebuah

masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen

yang digunakan dalam sebuah model. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependen adalah pendapatan (Y). Semakin detail dan terinci data

yang diperoleh, pengambil keputusan dapat merumuskan kebijakan

dengan lebih tepat.

29
30

2. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang

pengaruh positif maupun yang pengaruhnya negative. Variabel independen

dalam penelitian ini yaitu modal, lama usaha dan sumber daya manusia.

Dengan desain penelitian:

X1 : Modal

X2 : Lama Usaha

X2 : Sumber Daya Manusia.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Data dalam sebuah penelitiaan merupakan bahan pokok yang akan

diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian.

Jenis data yang digunakan dalam sebuah penelitian dalam menyusun karya

ilmiah ataupun penyusunan skripsi biasanya berupa data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

langsung dari sumber utamanya.33

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau

pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah

terhadap dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau

literature laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan

penelitian. Data sekunder merupakan data yang bukan di usahakan

33
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM,
2007), hlm. 182
31

sendiri pengumpulanya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah,

Koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainya.

2. Sumber Data

Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya harus

diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan

isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penlitian.34 Sumber data

merupakan bahan pokok yang dapat diolah dan dianalisis untuk

menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian, sumber data bersifat

umum yang memiliki informasi tentang objek penelitian.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek penelitian dengan

ciri yang sama.35 juga merupakan seluruh data yang menjadi perhatian

atau keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda,

hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau pristiwa-pristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu

penelitian. adapun jumlah populasi penelitian berdasarkan keadaan modal

usaha dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1:
Keadaan Modal Pengusaha Tempe
di Kecamatan Rantau Rasau
No Asal Modal Usaha Jumlah Pengusaha

34
Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung
Persada Pers, 2008), hlm. 27
35
Gempur Santoso, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), hlm.46
32

1 Modal Sendiri 69
2 Modal Pinjaman Koperasi 43
3 Modal Pinjaman Keluarga 22
4 Modal Pinjaman Bank 29
5 Modal Pinjaman teman 8
6 Modal Jual Aset 7
Jumlah 178

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel adalah

bagian dari populasi, dimana pada umumnya untuk bisa mengadakan

penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu

banyak, maka dapat dilakukan dengan mengambil beberapa representatif

dari suatu populasi dan kemudian diteliti. Untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik acak dan harus

dipertimbangkan dengan masak-masak berdasarkan ciri-ciri yang ada.

. Rumus slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

𝑁
n=
1+𝑁𝑒 2

keterangan :

n : ukuran sampel/ jumlah responden

e : persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel

yang masih bisa ditolelir ;e=0,1

N : ukuran populasi
33

Maka dalam penelitian ini, sampel penelitian yang diperoleh dari

populasi sebanyak 178 nasabah, dengan tingkat kesalahan sebesar 10%

adalah sebagai berikut :

N
n=

1 + N.e2
Dimana :

n :Sampel

N : Jumlahpopulasi

e : error (Kesalahan yangditerima)

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah

sampel yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

178

n=

1 + 178 (0,1)2

178

n=

2.78

n = 64.02 dibulatkan menjadi 65 Responden


34

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 Responden.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Angket (Kuesioner)

Angket adalah suatu daftar yang berisikan serangkaian pertanyaan

mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti, untuk memperoleh

data angket disebarkan kepada responden.36 Angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden utuk menjawabnya.

Kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden. Metode ini dilakukan dengan mengajukan

daftar pertanyaan kepada responden.Pertanyaan-pertanyaan diukur dengan

menggunakan skala likert 1-5,

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan cara mengungkapkan pertanyaan kepada

para responden.37 Dalam wawancara peneliti akan mendapatkan beberapa

jawaban dari hasil Tanya jawab kepada pihak-pihak yang bersangkutan

mengenai masalah penelitian. Adapun cara yang dilakukan yaitu

36
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), hlm. 76
37
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), hlm. 39
35

menemuiresponden penelitian, memberikan kuesioner pernyataan, lalu

peneliti menerima kembali hasil jawaban pelanggan dan diolah

menggunakan alat analisis.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan

oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui

catatan pribadinya.38 Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan

informasi non manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa

catatan-catatan, pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan,

keputusan atau surat-surat lainnya, catatan-catatan dan arsip-arsip yang

ada kaitannya dengan fokus penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan hipotesis

dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-data yang

diperoleh, akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif-deskriptif.

1. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Sebelum masuk pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan

diuraikan hasil dari analisis deskriptif untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

38
Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.112.
36

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang.39 Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki.

j. Uji Asumsi Klasik

1). Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Untuk

mendeteksi masalah autokorelasi dalam model regresi penelitian ini

digunakan metode dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan

uji serial correlation LM. Jika nilai chi square (X) hitung > chi square

(X²) tabel maka hipotesis yang digunakan yang menyatakan bahwa

model bebas dari masalah autokorelasi adalah ditolak dan sebaliknya.

2). Uji Normalitas

Model yang baik dalam regresi adalah model dimana datanya

tersebar secara normal. Model regresi yang diperoleh harus dilakukan

uji normalitas melalui test normality pada residual test histogram. Cara

mendeteksi apakah residualnya normal atau tidak dengan

membandingkan nilai Jarque (JB) dengan Chi Square (X²) tabel, yaitu :

39
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,
2007), hlm. 182
37

Jika Nilai JB > Chi Square (X²) tabel maka residualnya berdistribusi

tidak normal dan sebaliknya.40

3). Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah hubungan linear antara variabel

independen di dalam regresi. Masalah multikolinearitas muncul jika

terdapat hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa

variabel atau semua variabel independent dalam model. Pada kasus

multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan

pengaruh murni dari variabel independent dalam model. Ada beberapa

model untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Untuk mendeteksi

adanya multikolinearitas dalam model persamaan dalam penelitian ini

digunakan korelasi antara variabel independen.

4). Uji Heterokedastisitas

Dalam regresi berganda salah satu asumsi yang harus dipenuhi

agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE (Best,

Liniar, Unbiased, dan Estimator) adalah Var (ui) = oZ mempunyai

variasi berubah-ubah. Cara mendeteksi gejala heterokedastisitas

dengan model regresi pada penelitian ini dilakukan uji

heterokedastisitas melalui metode whitw tanpa cross terms.41

k. Analisis Data

Penggunaan analisis Kuantitatif dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa rumus statistik diantaranya sebagai berikut:

40
Gempur Santoso, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), hlm.46
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.156
38

1). Regresi Berganda

Analisis Regresi berganda merupakan analisis yang mengukur

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengukuran

pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat

(Y). Metode analisis data ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara modal, penjualan dan sumber daya manusia terhadap laba

perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode analisis regresi berganda. Untuk menghitung

regresi berganda maka digunakan rumus:

Yit = a+b1x1 + b2 x2 + b3 x3

Dimana:

Y = Pendapatan

a = Elemen konstanta

b 1 s/d n = Koefesien Regresi veriabel Independent

X1 = Modal

X2 = Lama Usaha

X3 = Sumber daya manusia

e = error.42

2). Uji F

Pada hasil uji F dapat ditunjukkan proporsi variabel dalam

independent yang dijelaskan oleh variabel independent secara

bersama-sama dapat dilakukan dengan menggunakan uji analisis (uji

42
Ibid,. hlm. 29
39

F). Tujuannya adalah untuk menguji variabel independent manakah

yang paling signifikan berpengaruh terhadap variabel dependent.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Untuk uji F maka langkah-langkah pengujianya adalah

sebagai berikut:

a). Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif

Ho : ß1 = ß2 > 0, artinya modal, penjualan dan sumber daya manusia

tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan.

Ha : ß1 ≠ ß2 > 0, artinya artinya modal, penjualan dan sumber daya

manusia berpengaruh terhadap laba perusahaan.

b). Level of significance a = 0.05:

Derajat kebebasan (dk) : k: (n-1-k)

Nilai Ftabel : F = 0.05 : (k): (n-1)-k)

c). Kriteria dan aturan pengujian:

Apabila nilai FHitung > FTabel maka hipotesisi Ha (diterima) Ho di tolak

Apabila nilai FHitung < FTabel maka hipotesisi Ha (ditolak) Ho di

terima.43

3). Uji T

Uji t atau uji parsial, dalam penelitian ini untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikatnya. Uji t dalam penelitian ini digunakan

43
Sugiyono, Metode Penelitian (Penelitian Kuanti, Kualitatif dan R dan D), (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 317
40

untuk mambandingkan thitung dengan ttabel atau dengan melihat

signifikansi pada masing-masing thitung. Dasar pengambilan keputusan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Ha : artinya secara parsial variabel independen ada pengaruh yang

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ho : artinya secara parsial variabel independen tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Jika nilai THitung > TTabel maka hipotesis Ha (diterima) Ho di tolak

Jika nilai THitung < TTabel maka hipotesis Ha (ditolak) Ho di terima

Atau jika nilai THitung > α 5% maka hipotesis Ha (diterima) Ho di tolak,

dan jika nilai THitung < α 5% maka hipotesis Ha (ditolak) Ho di

terima.44

4). Koefisein Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merujuk kepada kemampuan dari variabel

independen (X) dalam menerangkan variabel dependen (Y).

Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dalam penelitian

ini perhitungan Koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel bebas (artinya modal, lama usaha dan sumber

daya manusia) dalam menjelaskan variabel terikat (pendapatan).

44
Ibid,. hlm. 96
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Luas dan Batas Wilayah

Kecamatan Rantau Rasau merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, dengan jarak tempuh 35 km ke ibukota Kecamatan.

Kecamatan Rantau Rasau merupakan salah satu daerah yang

menjadi sentral produksi tanaman pertanian dan perkebunan. Luas wilayah

Kecamatan Rantau Rasau sekitar 1.020,26 km2. Adapun batas wilayah

Kecamatan Rantau Rasau mempunyai batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah masyarakat

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan

Usaha tempe terletak di Kecamatan Rantau Rasau, merupakan salah satu

kecamatan di mana penduduknya mempunyai bermacam karakteristik dalam

mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tempat

pembuatan tempe ini sangat strategis dapat di jangkau oleh konsumen.

Dalam mengembangkan usaha tempe ini tidak terlalu besar karena usaha

tempe ini hanya usaha yang di jalankan dari keluarga untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Selain itu usaha pembuatan tempe ini

juga dapat membantu

41
42

perekonomian rumah tangga dalam membiayai pendidikan anak-anak

mereka.

B. Keadaan Masyarakat

Melihat dari awal berdirinya Kecamatan Rantau Rasau pada tahun 1956

yang secara administrasi masih satu wilayah dengan darat dan laut yang

dipimpin oleh seorang Mangku karena jarak antara Kelurahan dengan

kabupaten cukup jauh sehingga pemerintahan cukup berjalan dengan baik

dan efektif. Pada tahun 1971 Kecamatan Rantau Rasau berpisah dari wilayah

kabupaten dan telah memiliki lurah sendiri dengan maksud dan tujuan agar

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berjalan dengan baik.

Sejalan dengan itu dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat

maka pada tahun 1970 pemerintah kecamatan bersama perangkatnya dan

masyarakat membangun kecamatan sendiri secara swadaya dan bantuan

pemerintah sampai sekarang. Kelompok pendatang ini kemudian mendirikan

pemukiman di sekitar sungai dan beberapa saat kemudian diikuti dengan

kelampok keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau Sulawesi maupun

suku lain terutama suku Jawa, Cina, Kerinci, Batak. Melayu Jambi, dan

lainya.

Keadaan Demografi/Kependudukan dari data penduduk berdasarkan hasil

sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statisfik (BPS)

jumlah penduduk Kecamatan Rantau Rasau tercatat sekitar 8.817 Jiwa.

Penduduk Kecamatan ini didaminasi dari agama Islam sekitar 98%. Adapun
43

keadaan agama yang dianut oleh masyarakat Kecamatan Rantau Rasau dapat

dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel 3.1: Keadaan Agama Masyarakat.

No Agama Jumlah Jumlah Presentase

(KK) jiwa

1 Islam 1.220 4.761 98.00

2 kristen 4 78 1.61

3 Hindu 0 0 000

4 Budha 5 19 0,39

5 Lainnya 0 0 0,00

jumlah 1.229 4.859 100

Selain itu, mata pencaharian utama penduduk Kecamatan Rantau Rasau

adalah petani, pekebun dan nelayan. Sehingga Kecamatan ini

menunjukkan ciri khas sebagai Kecamatan pertanian padi, perkebunan

kelapa dan perikanan/laut. Lebih dari separuh penduduk Kecamatan

Rantau Rasau merupakan petani padi, pekebun (kelapa) sekitar 27,57%

merupakan nelayan. Perkembangan usaha penggilingan padi, kopra dan

pengusaha ikan dan udang. Berikut ini keadaan mata pencaharian

masyarakat Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Propinsi Jambi dapat dilhat pada tabel:

Tabel.3.2: Keadaan Mata Pencaharian Penduduk


44

No Mata Jumlah

Pencarian (KK)

1. PNS 32

2. Dagang 196

3. Tukang 59

4. Petani 1.626

5. Pekebun 286

6. Buruh 13

7. Pengusaha / 17

Take

8. Nelayan 857

9. Guru 25

Jumlah 3.109

C. Keadaan Struktur Organisasi Kecamatan Rantau Rasau

Pada prinsipnya suatu organisasi merupakan suatu badan apapun yang

dalam bentuk kegiatannya juga sudah jelas tidak terlepas dari tujuan-tujuan

tertentu yang ingin dicapainya. Sebagai lembaga sudah pasti memiliki struktur

organisasi yang jelas dengan pembagian tugas dan wewenang masing-masing

bagian, sehingga tugas, dan tanggung jawab menjalankan program pendidikan

nasional dapat terwujud sesuai dengan tujuan dan harapan. Dari aspek

pemerintah, struktur pemerintahan Kecamatan telah memadai untuk

menjalankan roda pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang didukung


45

dengan adanya kelembagaan baik formal maupun informal.Adapun keadaan

struktur organisasi Kecamatan Rantau Rasau dapat dilihat pada bagan sebagai

berikut:

Stuktur Organisasi
Kecamatan Rantau Rasau

Camat

Pelaksana Sekretaris
Teknis

Kepala BPK
Bidang

Kasi Kasi Bagian Umum Kasi Pembangunan


Pemerinta
han
Berdasarkan bagan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa keadaan Lembaga

pemerintahan sebagai lembaga formal dan sebagai penyelenggaraan

organisasi kerja, diselenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah,


46

karena organisasi dilaksanakan untuk menciptakan proses serangkaian yang

terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai organisasi kegiatan kerja

maka untuk mencapai tujuan organisasi itu harus disusun sebagai tata laksana

yang dapat melaksanakan tugasnya masing-masing baik tujuan umum

maupun tujuan khusus menurut jenis dan tingkatnya masing-masing. Begitu

juga dengan keadaan organisasi masyarakat di Kecamatan Rantau Rasau

yang juga memiliki sebuah struktur organisasi untuk melaksanakan

pembangunan dan kegiatan Kecamatan tersebut.

D. Visi dan Misi Kecamatan Rantau Rasau

1. Visi

Berdasarkan kondisi Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung

Jabung Timur Propinsi Jambi, dan tantangan yang akan dihadapi serta

dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh Kecamatan

Rantau Rasau, maka visi pembangunan Kecamatan Rantau Rasau pada

tahun 2011 sampai sekarang adalah “Mewujudkan Masyarakat Yang

mandiri, berbudaya dan bertakwa”. Pemahaman terhadap visi tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Kecamatan Rantau Rasau yang mandiri, bermakna terwujudnya

masyarakat yang dapat mengenali permasalahan dan mampu

mengatasi permasalahanya tersebut.

b. Kecamatan Rantau Rasau yang berbudaya bermakna terciptanya

masyarakat yang mengembangkan adat istiadat dan menjunjung tinggi

nilai-nilai kesusilaan.
47

c. Kecamatan Rantau Rasau bertakwa bermakna bahwa masyarakat

menjadikan agama dan moralitas sebagai landasan hidup dalam

kehidupan dan pembangunan Kecamatan.

Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Propinsi Jambi adalah Kecamatan yang mandiri. Jika pemerintah

Kecamatan dan masyarakat sepakat untuk secara optimal menjawab

tantangan, menyelesaikan permasalahan, serta memanfaatkan potensi dan

peluang yang ada. Kebersamaan adalah sebuah kata kunci untuk

mewujudkan itu semua. Kepemimpinan adalah jawaban terhadap setiap

tantangan. Tata kelola pemerintah Kecamatan yang baik adalah titik tolak

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan modal kebersamaan,

kepemimpinan yang baik maka masyarakat akan lebih mampu

memanfaatkan segala potensi kekayaan alam dan peluang yang tersedia.

Lambur yang mandiri, berbudaya dan bertakwa adalah visi dalam

memperjuangkan dan menjalankan roda pemerinytahan Kecamatan Rantau

Rasau.

2. Misi

Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka formulasi misi

yang digagaskan adalah:

a. Membangun masyarakat yang cerdas melalui jalur pendidikan formal

dan non formal.

b. Mengupayakan masyarakat mampu untuk bekerja keras, ulet dan

pantang menyerah.
48

c. Membudayakan masyarakat denagn pemberian otoritas untuk

mengenali permasalahan yang dihadapi serta mengupayakan

pemecahanya, baik dibidang ekonomi, social dan budaya.

d. Membangun masyarakat beradat istiadat, gotong royong dan

mempererat persatuan dan kesatuan.

e. Membangun sarana dan prasarana Kecamatan yang menjamin

kenyamanan masyarakat untuk beribadah terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

f. Menciptakan lingkungan Kecamatan yang harmonis, dinamis, aman

dan sejahtera.

E. Potensi Kecamatan Rantau Rasau

Berdasarkan kondisi tata ruang Kecamatan denagn luas wilayah daratan

6.400 ha atau 8 km2 Kecamatan Rantau Rasau banyak memiliki potensi

sumber daya alam daratan dan lautan, yang dapat dipergunakan baik untuk

pengembangan pemukiman, pertaniandan perkebunan serta perikanan yang

dapat menjadi daya dukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dari sector

pertanian dan perkebunan terdapat 1.157 Ha atau 1.626 penduduk yang

berprofesi sebagai petani dengan luas lahan 419 Ha atau 6,55 %, sementara

daya dukung lahan produktif yang sebelum tergarap sangat memungkinkan

untuk melakukan pengembangan (Exspansi) disektor pertanian karena daya

dukung lahan produktif yang belum tergarap masih sangat luas yakni

mencapai 677,05 Ha.


49

Sebagai wilayah yang terletak disebelah selatan lautan Cina Selatan

mengakibatkan Kecamatan ini memiliki pantai laut yang sedikit berpasir

dengan garis pantai sepanjang 5 km menjadikan Kecamatan ini merupakan

Kecamatan pasang surut yang sangat berpotensi untuk sector kelautan,

perikanan, pertanian dan perkebunan. Sehingga Kecamatan ini juluki dengan

istilah Kecamatan Rantau Rasau sangat berpotensi sekali untuk sumber

pertanian padi, lautan dan perikanan, hal ini dibuktikan dengan jumlah orang

yang berprofesi dan bergerak dibidang ini sebanyak 2.769 orang.

Sementara itu, penduduk usia kerja mencapai 3.519 orang. Populasi ini

merupakan potensi yang dapat menunjang pembangunan berbagai sektor

dengan didukung oleh berbagai potensi sebagaimana yang dikemukakan baik

dari sumber daya lahan pertanmian/perkebunan, kelautan, perikanan, ditambah

dengan potensi mendukung pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana

baik berupa material, alam dan tenaga ahli yang ada di Kecamatan maupun

tenaga potensial yang ditempatkan oleh pemerintah guna melakukan

pelayanan terhadap masyarakat.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Keadaan Karakteristik Responden

Data-data penelitian dalam bentuk data kuantitatif untuk mengetahui

pengaruh yang signifikan antara variabel modal, lama usaha dan sumber daya

manusia terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau

terkumpul melalui instrumen angket maka data dianalisis sehingga dapat

diketahui ada tidaknya modal, lama usaha dan sumber daya manusia terhadap

pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau.

Sebelum melakukan uji analisis data menggunakan analisis regresi

berganda, uji Parsial, (Uji t), uji Simultan (uji f) dan uji Determinasi R Square

peneliti terlebih dahulu mendeskripsikan keadaan responden penelitian.

Sebelum menganalisi data, pada pembahasan penelitian berikut disajikan

deskripsi data yang telah diperoleh dalam penelitian. Data hasil penelitian di

peroleh secara lansung dari responden, yaitu dengan angket penelitian

mengajukan pertanyaan yan berbagai pernyataan yang diajukan kepada 65

responden yang membuka usaha tempae sehingga dapat diketahui informasi

tentang modal, lama usaha dan sumber daya manusia terhadap pendapatan

pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau. Pada penelitian ini menyajikan

informasi mengenai keadaan umum responden berdasarkan jenis kelamin,

pekerjaan dan usia. Secara lebih jelas disajikan dalam tabel-tabel di bawah

ini:

50
51

1. Jenis Kelamin Responden

Karakteristik pengusaha tempe laki-laki maupun perempuan

memiliki perbedaan dimana biasanya pada pengusaha tempe laki-laki

secara mental lebih memiliki ketegasan dalammembuka sebuah usaha,

sedangkan pada pengusaha tempe perempuan biasanya lebih banyak

menggunakan tutur kata yang lembut dan sikap yang hangat dalam

bertindak sebagai pengusaha.

Tabel 4.1
Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 27

Perempuan 38

Total 65
Sumber:
Dokume
ntasi pengolahan data responden berdasarkan Jenis Kelamin

Menunjukan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Pada

tabel tersebut menggambarkan bahwa yang keadaan jenis kelamin yang

paling banyak yaitu didominasikan berjenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 38 orang, sedangkan laki-laki sebanyak 27 orang, artinya

pengusaha tempe di Kecamatan rantau Rasau lebih banyak dilakukan oleh

para ibu-ibu atau wanita dibandingkan laki-laki.

Citra sebuah produk yang diinginkan dibentuk dari realitas mendasar

dan kredibel dari kondisi perkembangan produk yang telah ada.

Pembentukan citra yang tidak didasari dengan informasi realitas dengan


52

kredibilitas tinggi tentu akan menghasilkan citra yang lemah. Karena

akan muncul banyak celah yang bisa dilihat oleh konsumen, termasuk

pihak lain yang memiliki kepentingan berseberangan, untuk dengan

mudah mengubah citra produk menjadi negatif, begtu pula dengan citra

usaha tempe yang dibangun oleh para pengusaha tempe di Kecamatan

Rantau Rasau

2. Keadaan Usia responden

Berdasarkan usia keadaan responden penelitian dapat di sajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.2
Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
Kelompok Usia Jumlah

15-25 tahun 7

26-35 tahun 23

36-45 tahun 29

≥55 tahun 6

Total 65

Sumber: Dokumentasi pengolahan data responden berdasarkan usia

Berdasarkan tabel 4.3 keadaan tabel di atas maka dapat di

simpulkan bahwa keadaan karakteristik pengusaha tempe jika dilihat dari

umur ataupun usia yaitu sebagai berikut : pengusaha tempe yang berusia

15 sampai 25 tahun sebanyak 17 orang , pengusaha tempe yang berusia 26

sampai 35 tahun sebanyak 23 orang sedangkan pengusaha tempe yang


53

berusia 36 sampai 45 tahun sebanyak 19 orang dan usianya diatas 55

tahun sebanyak 6 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa persentase pasar pada semua rentan usia konsumen mulai dari 15

tahun sampai 55 tahun ke atas merupakan pengusaha tempe yang cukup

banyak, dalam hal ini pengusaha tempe lebih banyak dalam kondisi

produktif dalam mengelola usaha tempe.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan

dalam model regresi, variabel independent dan variabel dependen atau

keduanya telah terdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi

normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai

signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov >0,05, maka asumsi

normalitas terpenuhi. Berikut adalah hasil analisis dari hasil uji

Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas -One Sample Kolmogorof –Smirnov
Unstandardizet
N Residual
65
Mean .0000000
Normal Parametersa Std. Deviation 1.039
Absolute .254
Most Extreme Positive .254
Differences Negative -.208
Kolmogorov-Smirnov Z 1.971
Asymp.Sig. (2 Tailed) .305
54

Hasil pengujian statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov di atas

menunjukkan nilai. Sig. Sebesar 0,305. Artinya nilai tersebut lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi

normal atau memenuhi syarat uji normalitas.

2. Uji Multikolinieri

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat

dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai

dasar acuannya dapat disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam

model regresi.

b. Jika nilai tolerance< 0,10 dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan

bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi.

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Variabel VIF

Modal (X1) 1.349

Lama Usaha (X2) 1.215

SDM (X3) 1.218

Pendapatan (Y) 1.324


55

Tabel di atas menunjukkan nilai tolerance untuk semua variabel

independen memiliki nilai VIP disekitar angka 1 dan tidak lebih dari 10.

Hal ini sesuai dengan syarat multikolinieritas, sehingga semua variabel

independen yang terdiri dari perdagangan mulai dari hari Senin, Selasa,

Rabu, Kamis dan Jumat adalah berdistribusi normal.

3. Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansdari residual suatu

pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut

heterokedastisitas.

Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations
Unstandardized
Residual
Spearman’s Correlation -079
rho Modal (X1) Coefficient
Sig. (2-Tailed) -547
Correlation -129
Lama Usaha Coefficient
(X2) Sig. (2-Tailed) -326
Correlation -114
SDM (X3) Coefficient
Sig. (2-Tailed) -380
56

Correlation -045
Pendapatan (Y) Coefficient
Sig. (2-Tailed) -433

Berdasarkan hasil output pada tabel diatas maka diperoleh interpretasi

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Sig. Keterangan Keputusan

Modal (X1) 0.547 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

Lama Usaha (X2) 0.326 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

SDM (X3) 0.386 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

Pendapatan (Y) 0.433 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak mengandung

heteroskedastisitas. Artinya tidak ada korelasi antara besarnya data

dengan residual sehingga bila data dalam penelitian ini diperbesar tidak

akan menyebabkan residual (kesalahan) semakin besar pula.

4. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan

kesalahan penganggu pada periode t-1. Uji ini menghasilkan nilai DW

(Durbin-Watson), jika nilai Durbin-Watson mendekati angka 2 maka


57

tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi-Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Adjusted Std. Error Change
Sq R of Statistic
ua Squ the s
re are Esti
R Square
mate
Change

1 .518a 1.654
.2 .60 .1.08
68 0 6

Berdasarkan keputusan uji d Durbin-Watson, maka dapat diketahui

bahwa nilai DW (d) sebesar 1,654 kemudian nilai DW tersebut

bandingkan dengan nilai 2, karena nilai ini sangat dekat dengan 2, maka

asumsi tidak terjadinya autokorelasi terpenuhi.

C. Hasil Analisis Instrumen

1. Uji Validitas

Tabel 4.8

Item
Pertanyaa
n r hitung r tabel Keterangan
1 0,911 0,244 Valid
58

2 0,869 0,244 Valid


Hasi
3 0,314 0,244 Valid
l
Pen 4 0,886 0,244 Valid
guji
an 5 0,598 0,244 Valid
Uji
Validitas Modal (X1)

Sumber Data: Hasil olah data 2018

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel setiap pertanyaan

menghasilkan koefesien kolerasi rhitung yang lebih besar dari rtabel. Masing-

masing instrumen angket yang diajukan kepada responden memiliki nilai

validitas atau rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan kata lain, instrumen

penelitian yang berjumlah 5 pertanyaan untuk variabel modal (X1) dinilai

semua butir pertanyaan valid.

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Uji Validitas Lama Usaha (X2)

Item
Pertanyaa r hitung r tabel Keterangan
n
1 0,833 0,244 Valid
2 0,316 0,244 Valid
3 0,813 0,244 Valid
4 0,310 0,244 Valid
5 0,825 0,244 Valid
Sumber
6 0,368 0,244 Valid
Data: Hasil

olah data 2018


59

Berdasarkan data pada tabel setiap pertanyaan menghasilkan

koefesien kolerasi rhitung yang lebih besar dari rtabel. Dengan kata lain,

instrumen penelitian yang berjumlah 6 pertanyaan untuk variabel lama

usaha (X2) dinilai semua butir pertanyaan valid.

Tabel 4.10
Hasil Pengujian Uji Validitas SDM (X3)
Item
Pertanyaa
n r hitung r tabel Keterangan
1 0,746 0,244 Valid
2 0,655 0,244 Valid
3 0,611 0,244 Valid
4 0,528 0,244 Valid
5 0,779 0,244 Valid
S
u 6 0,525 0,244 Valid
m
ber: Hasil olah data 2018

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel setiap pertanyaan

menghasilkan koefesien kolerasi rhitung yang lebih besar dari rtabel. Dengan

kata lain, instrumen penelitian yang berjumlah 6 pertanyaan untuk

variabel SDM (X3) dinilai semua butir pertanyaan valid.

Tabel 4.11
Hasil Pengujian Uji Validitas Pendapatan (Y)

Item

Pertanyaa

n r hitung r tabel Keterangan

1 0,403 0,244 Valid


60

2 0,889 0,244 Valid

3 0,805 0,244 Valid

4 0,420 0,244 Valid

5 0,861 0,244 Valid


S
u
6 0,411 0,244 Valid
m
b 7 0,602 0,244 Valid
e
r
Data: Hasil olah data 2018

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel setiap pertanyaan

menghasilkan koefesien kolerasi rhitung yang lebih besar dari rtabel. Ketujuh

pernyataan-pernytaan yang berhubungan dengan pendapatan pengusaha

tempe dinyatakan valid karena nilai rhitung tidak ada yang lebih rendah

dari nilai rtabel. Dengan kata lain, instrumen penelitian yang berjumlah 7

pertanyaan untuk variabel pendapatan (Y) dinilai semua butir pertanyaan

valid.

2. Uji Realibilitas

Tabel 4.12
Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Modal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,783 5

Sumber: Hasil olah data 2018

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuisioner Keputusan

Pembelian menghasilkan Cronbach Alphasebesar 0,783. Hal ini dapat


61

dinyatakan bahwa semua pertanyaan variabel modal (X1) dinyatakan

reliabel karena 0,783 lebih besar dari 0,60.

Tabel 4.13
Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Lama Usaha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,766 6

Sumber: Hasil olah data 2018

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuisioner lama usaha

menghasilkan Cronbach Alpha sebesar 0,766 .Hal ini dapat dinyatakan

bahwa semua pertanyaan Harga (X2) dinyatakan reliabel karena 0,766

lebih besar dari 0,60.

Tabel 4.14
Hasil Pengujian Uji Reliabilitas SDM
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,755 6

Sumber: Hasil olah data 2018

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuisioner SDM menghasilkan

Cronbach Alpha sebesar 0,755. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semua

pertanyaan SDM (X3) dinyatakan reliabel karena 0,755 lebih besar dari

0,60.
62

Tabel 4.15
Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Pendapatan

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,758 7

Sumber: Hasil olah data 2018

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuisioner pendapatan

menghasilkan Cronbach Alpha sebesar 0,758. Hal ini dapat dinyatakan

bahwa semua pertanyaan pendapatan (Y) dinyatakan reliabel karena 0,758

lebih besar dari 0,60

D. Hasil Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Model regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk

menyatakan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel

terikat. Anlaisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan program

SPSS. Persaman regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 0,048+ 0,255 (X1) + 0,419 (X2) + 0,328X3)

2. Pengaruh Modal, Lama Usaha dan SDM Terhadap Pendapatan

secara Simultan

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji f di maksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

independen (kualitas pelayanan,harga dan promosi) secara simultan atau


63

bersama-sama terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) hasil

perhitungan uji F dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Hasil Pengujian Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 189,157 4 64,252 83,165 ,000b

1 Residual 43,204 61 ,708

Total 242,862 65

a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x3, x2, x1

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.13, diketahui bahwa modal,

lama usaha dan sumber daya manusia yang diharapkan secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengusaha tempe

karena nilai fhitung ftabel atau 83,1652,76 nilai signifikansi yang di

hasilkan 0,000 lebih kecil dari level of signifikan 0,05 karenafhitung ftabel

maka hal ini berarti bahwa variabel modal, lama usaha dan sumber daya

manusia secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh terhadap

pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau.

3. Pengaruh Modal, Lama Usaha dan Sumber Daya Manusia secara

Parsial

Hasil Uji Persial (Uji T)

Hasil uji t ini di maksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel

secara individual (persial) variabel-variabel independen (modal, lama


64

usaha dan sumber daya manusia) terhadap variabel dependen (pendapatan

pengusaha tempe). Hasil perhitungan uji t dapat di kemukakan pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.17
Hasil Pengujian Uji T
Model Unstandardized Standardized T Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,048 1,658 ,035 ,114

Modal ,255 ,119 ,211 2,224 ,020


1
Lama Usaha ,419 ,112 ,577 6,175 ,000

Sumber Daya Manusia ,328 ,087 ,200 2,615 ,011

a. Dependent Variable: y

Berdasarkan hasil olahan data statistik data pada tabel, maka dapat

di lihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial adalah sebagai berikut:

a. Kontanta (0)

Nilai konstanta yang di peroleh sebesar 0,048 . bernilai konstan

(modal, lama usaha dan sumber daya manusia) tidak berubah atau

bernilai nol. Maka besarnya dalam nilai pendapatan yang terjadi adalah

sebesar 0,058.

b. Koefesien Modal (X1)

Modal usaha berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan

karena nilai thitung>ttabel atau 0,255>0,1998 dan nilai signifikan yang


65

dihasilkan 0,030 lebih kecil dari 0,05 maka hal ini menunjukan bahwa

setiap peningkatan modal usaha akan menyebabkan kenaikan

pendapatan pengusaha tempe.

c. Koefesien regresi variabel Lama Usaha (X2)

Lama usaha atau lama berdirinya usaha berpengaruh positif paling

dominan terhadap pendapatan pengusaha tempe karena nilai thitung>ttabel

atau 0,419 > 0,1998. dan nilai signifikan yang di hasilkan 0,000 lebih

kecil dari 0,05 bahwa hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan

lama usaha yang dilakukan oleh para pengusaha tempe menyebabkan

kenaikan pendapatan para pengusaha tempe tersebut.

d. Koefesien regresi variabel Sumber Daya Manusia (X3)

Sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap pendapat

pengusaha karena thitung>ttabel atau 0, 328 > 0,1998. dan nilai signifikan

yang dihasilkan 0,011 lebih kecil dari 0,05 bahwa hal ini menunjukan

bahwa setiap peningkatan sumber daya manusia yang dilakukan oleh

pengusaha tempe akan menyebabkan kenaikan pendapatan usaha para

pengusaha tempe.

4. Determinasi R Square

Koefesien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya variasi

perubahan variabel independen (modal, lama usaha dan sumber daya

manusia) terhadap variabel dependen (pendapatan pengusaha tempe)


66

Tabel 4.18
Hasil Pengujian Uji R Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,907a ,822 ,824 ,842

a. Predictors: (Constant), X3,X2,X1

Berdasarkan tabel 4.15 di atas di peroleh besarnya Adjusted R2

adalah 0,822. Hasil ini menunjukan bahwa 0.822 % nilai pendapatan

pengusaha tempe mampu di jelaskan oleh variasi perubahan variabel

modal usaha (X1), lama usaha (X2), dan sumber daya manusia (X3).

Sedangkan sisanya 17,7 % nilai pendapatan pengusaha tempe di tentukan

oleh variasi perubahan variabel lainnya yang yang tidak di teliti dalam

penelitian ini, atau masih ada faktor lain yang mempengaruhi pendapatan

pengusaha tempe selain faktor modal usaha, lama berdirinya usaha dan

juga sumber daya manusia.

E. Pembahasan

1. Modal

Modal, merupakan pondasi penting dalam membangun bahkan

mengembangkan sebuah bisnis. Tidak hanya perusahaan besar, bisnis

usaha kecil dan menengah juga memerlukan modal. Meski begitu, pegiat

usaha sekarang ini banyak menemui hambatan atau bahkan jalan buntu

ketika ingin mendapatkan akses permodalan. Apalagi banyak instansi-


67

instansi peminjaman memberikan banyak persyaratan yang menyulitkan

mereka untuk mendapatkan modal. Untuk menjalankan sebuah usaha

yang sukses, dibutuhkan tidak hanya produk dan pelayanan terbaik untuk

dijual demi mendapatkan keuntungan. Ada beberapa faktor yang

menentukan apakah bisnis dapat berkembang hingga periode tertentu atau

bahkan hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Salah satu hal

terpenting yang membedakan apakah sebuah usaha bisa sukses untuk

dijalankan adalah bila pengusaha mampu mengakses permodalan dengan

mudah atau tidak.

Modal merupakan barang-barang atau peralatan yang dapat

digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan

berdasarkan sumber bentuknya, berdasarkan kepemilikannya serta

berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya modal dapat dibagi 2 yakni :

modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal

dari perusahaan sendiri. Sedangkan modal asing adalah modal yang

bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berasal dari

pinjaman bank. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal

kokret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat

secara nyata dalam proses produksi. Sedangkan modal abstrak adalah

modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi

perusahaan misalnya hak paten, hak merk, dan lainnya. Berdasarkan

pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal

masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari


68

perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya.

Sedangkan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah

dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi.

Contohnya adalah rumah sakit umum, jalan, dan sebagainya. Kemudian,

modal dibagi berdasarkan sifatnya, yakni modal tetap dan modal lancar.

Modal tetap adalah modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang.

Misalnya bangunan pabrik dan mesin-mesin. Sedangkan modal lancar

adalah modal yang harus digunakan dalam satu kali proses produksi,

misalnya bahan-bahan baku.

2. Lama Usaha

Lama usaha merupakan jangka waktu dalam melakukan usaha yang

memberikan pengaruh penting bagai pemilihan strategi dan cara

melakukan usaha. Pengusaha lebih lama dalam melakukan usahanya akan

memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam mengelola,

memproduksi dan memasarkan produknya, karena pengusaha memiliki

jam terbang tinggi dalam mengelola usahanya akan memiliki pengalaman,

pengetahuan serta mampu mengambil keputusan dalam setiapkondisi dan

keadaan. selain itu, pengusaha dengan pengalaman dan lama usaha yang

lebih banyak secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau

koneksi yang luas dan berguna untuk memasarkan produknya.

Menjalankan suatu usaha lama usaha memegang peranan penting

dalam proses melakukan usaha perdagangan, lama usaha dapat

menimbulkan suatu pengalaman berusaha dimana pengalaman dapat


69

mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkahlaku. lama

pembukaan usaha mempengaruhi tingkat pendapatan, lamanya seorang

pelaku usaha bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi

produktifitas (kemampuan/keahlian) sehingga dapat menambah efesiensi

dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan.

Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin

meningkatkan pengetahuan tentang selera maupun perilaku konsumen,

keterampilan berdagang semakin bertambahdan semakin banyak pula

relasi bisnis maupun pekanggan yang berhasil dijaring. keahlian

keusahwanan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mengorganisasikan dan menggunakan faktor-faktor lain dalam kegiatan

memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat ataupun

konsumen.

3. Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia strategis merupakan suatu kunci

bagi perusahaan untuk memperoleh persaingan yang berkelanjutan dengan

mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis.

Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh penduduk harus

mempunyai kualitas yang memadai sehinga dapat menjadi modal

pembangunan yang efektif. Tanpa adanya peningkatan kualitas, jumlah

penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan menjadi

beban pembangunan. Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia

sering dibedakan menjadi kualitas fisik dan kualitas non fisik. Indikator
70

yang dapat menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi tingkat

pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas non fisik

meliputi kualitas spiritual keagamaan, kekaryan, etos kerja, kualitas

kepribadian bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan

lingkungannya.

Sumber daya manusia juga sangat mempengaruhi pendapatan sebuah

usaha, hal ini dikarenakan smber daya manusia sebagai pendukung

pembangunan adalah perilaku produktif dari manusia dalam bentuk

tindakan nyata, sikap dan pengetahuan yang kondusif bagi terjadinya

perubahan-perubahan dari tradisi, sikap dan fikiran dalam menghadapi

hari depan dan perubahan dalam arti pembaharuan. Sumber daya manusia

memegang peranan penting dalam pembangunan. Oleh karena itu dalam

melaksanakan pembangunan suatu usaha perlu diketahui keadaan sumber

daya manusia yang ada. Semakin lengkap dan tepat keadaan mengenai

sumber daya manusia yang tersedia, semakin mudah dan tepat pula

perencanaan pembangunan sebuah usaha yang di buat.

4. Pendapatan

Pendapatan merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk

mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan.

Makin rendah biaya operasi per rupiah penjualan, makin tinggi margin

yang diperoleh. Rasio margin keuntungan dapat pula menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu produk.


71

Pendapatan merupakan suatu unsur yang harus dilakukan dalam

melakukan suatu usaha karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin

mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama

melakukan usaha.

Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep

pendapatan yang menujukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh

seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan

dikatakan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan

dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.

Banyak masyarakat yang tergiur untuk membuka usaha tempe.

Bisnis tempe memiliki potensi ekonomi yang sangat menguntungkan, hal

ini dikarenakan pengusaha hanya perlu membuat tempe saja sehingga

tidak perlu menggolahnya untuk dijadikan sebuah makanan, selain itu

membuat tempe bisa dilakukan dengan mudah dan siapa saja bisa

melakukannya, dan dalam proses pembuatan tempe sangat mudah tidak

semua orang mau menjalankan bisnis tempe. Peningkatan usaha tempe ini

juga terlihat dari peningkatan pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan

Rantau Rasau. Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai fhitung ftabel atau

83,1652,76 nilai signifikansi yang di hasilkan 0,000 lebih kecil dari level

of signifikan 0,05 karenafhitung ftabel maka hal ini berarti bahwa variabel

modal, lama usaha dan sumber daya manusia secara bersama-sama atau

secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha tempe di

Kecamatan Rantau Rasau.


72

Selain itu, untuk uji T, dipereleh nilai konstanta sebesar 0,048

dengan modal usaha berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan

karena nilai thitung>ttabel atau 0, 2224 > 0,1998 dan nilai lama usaha atau

lama berdirinya usaha berpengaruh positif paling dominan terhadap

pendapatan pengusaha tempe karena nilai thitung>ttabel atau 0,6175 > 0,1998

serta nilai sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap pendapat

pengusaha karena thitung>ttabel atau 0, 2615 > 0,1998, artinya variabel

sumber daya manusia berpengaruh pada pendapatan pengusaha tempe.

Berdasarkan hasil uji F dan uji T, di peroleh besarnya Adjusted R2

adalah 0,822. Hasil ini menunjukan bahwa 0.822 % nilai pendapatan

pengusaha tempe mampu di jelaskan oleh variasi perubahan variabel

modal usaha, lama usaha dan sumber daya manusia. Sedangkan sisanya

17,7 % nilai pendapatan di tentukan oleh variasi perubahan variabel

lainnya yang yang tidak di teliti atau tidak termasuk dalam variabel

penelitian. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disinteisi bahwa modal

usaha, lama berdirinya usaha dan kualitas sumber daya manusia secara

signifikan memiliki pengaruh terhadap pendapatan.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pengaruh modal,

lama usaha dan SDM terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan

Rantau Rasau, maka dapat diketahui berdasarkan hasil thitung nilai lama

usaha atau lama berdirinya usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan,

dan nilai variabel lama usaha paling dominan terhadap pendapatan

pengusaha tempe karena nilai thitung>ttabel atau 0,6175 > 0,1998, artinya
73

lama usaha memegang peranan penting dalam proses melakukan usaha,

karena lama usaha dapat menimbulkan suatu pengalaman, pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan dimana hal tersebut dapat mempengaruhi

pendapatan sebuah usaha.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengujian terhadap data-

data yang diperoleh maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Secara bersama-sama variabel modal, lama usaha dan SDM memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pengusaha tempe di

Kecamatan Rantau Rasau, hal ini terlihat dari nilai Adjusted R2 adalah

0.824 % artinya pendapatan pengusaha tempe mampu di jelaskan oleh

variasi perubahan variabel modal usaha, lama usaha dan sumber daya

manusia.

2. Hasil pengujian secara parsial dimana uji signifikan individual ketiga

variabel modal usaha, lama berdirinya usaha dan kualitas sumber daya

manusia secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau

Rasau.

3. Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap pendapatan

pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau adalah nilai lama usaha

merupakan variabel yang paling dominan terhadap pendapatan pengusaha

tempe karena nilai thitung>ttabel atau 0,6175 > 0,1998, artinya lama usaha

memegang peranan penting dalam proses melakukan usaha untuk

meningkatkan pendapatan.

74
75

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis

mencoba memberikan beberapa saran atau masukan yang mungkin dapat

berguna dan menjadi pertimbangan bagi kemajuan perusahaan di masa yang

akan datang diantaranya :

1. Berdasarkan penelitian ini diharapkan besarnya keuntungan/laba yang

akan diperoleh perusahaan perlu menjadi pertimbangan. Estimasi

keuntungan diperoleh dari selisih biaya dengan pendapatan dalam suatu

periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam

pengembalian pinjaman modal suatu usaha.

2. Pendapatan yang akan diperoleh di masa yang akan datang perlu

diperhitungkan secara teliti dan cermat dengan membandingkan data dan

informasi yang ada sebelumnya

3. Perusahaan lebih memperhatikan pengelolaan modal, mengawasi penjulan,

serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu kualitas karyawan

karena personal selling tidak dapat berdiri sendiri. Akan lebih baik jika

indicator-indikator tersebut lebih ditingkatkan sehingga dapat

meningkatkan laba perusahaan dengan jumlah konsumen yang meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku

Anonim, Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan


Terjemahanya, Jakarta: Nurul Iman, 2010

Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan


Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta, 2011

Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam
Memahami Konsep dan Faktor-faktor Etika Bisnis dengan
Beberapa Contoh Praktir, Jakarta: Raja Grafindo Persada:
2011

Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,


Bandung:Refika Aditama, 2007

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:


Bumi Aksara, 2010

Frianto Pandia dan Elly Santi Ompusunggu, Lembaga Keuangan,


Jakarta Rineka Cipta, 2005

Gempur Santoso, Metodologi Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012

Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif),


Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis,


Yokyakarta: Andi: 2012

Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014

Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, Jakarta:


Intermasa, 1992

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktik,


Jakarta: Tazkia Cendekia, 2012

Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar


Ekonomi Perusahaan, Yokyakarta: Liberty, 2005

Rahardjo Adisasmito, Analisis Kebiakan Publik, Yokyakarta: Graha


Ilmu, 2015

76
77

Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,


Jakarta: PPM, 2007

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teor pengantar, Jakarta: Raja Wali


Pres, 2008

Senja Nilasari, Sukses Mendapatkan Modal (Tanpa Modal Dan Tanpa


Utang), Jakarta Timur: Laskar Aksara, 2013

Sugiyono, Metode Penelitian (Penelitian Kuanti, Kualitatif dan R dan


D), Bandung: Alfabeta, 2009

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

T.Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,


Yokyakarta: Anggota IKAPI: 2014

B. Referensi Internet

Teddy Wirawan Trunodipo, http://wirausahaumy.blogspot.com

Wiily Saputri, Pengaruh Budaya organisasi terhadap Kinerja


Karyawan, Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi IAIN
Wali Songo, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No.
1 September 2011

Darwis, Saputra, Pengaruh Etos Kerja Islam terhadap Kinerja


Karyawan, Jurnal Mahasiswa Jurusan Management STIE
MDP, 2013.

Putu Pikadana, skripsi: Pengaruh Kredit PT. BPR Suryajaya


Kututambahan terhadap pendapatan usaha kecil
menengah kecamatan Sawan Kab. Buleleng. Tahun 2013.

Todaro dan Smith dalam Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh


Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM Terhadap
Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah”.
Skripsi 2012

Irham Baehaqi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Keuntungan Usaha Pembuatan Pangsit Di Kabupaten
Klaten.Surakarta: Universitas Sebelas Maret , 2011

Putri Jamaika, I Wayan Subagirta, Sebastiana Viphindrartin, Analisis


Faktor Yang Mempengaruhi Pengusaha Mebel Di
78

Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, Universitas


Jember, 2014

Astri fitrihartini s, pengaruh volume penjualan dan biaya operasional


terhadap laba bersih(studi kasus pada perusahaan
batubara yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2011-2014
KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Wr,Wb

Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian yang akan saya lakukan

untuk meraih gelar serjana strata 1 Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI), saya

sangat mengharapkan partisipasi bapak/ibu/saudara/I untuk bersedia meluangkan

waktu memberikan pendapat mengenai:“pengaruh modal, lama usaha dan SDM

terhadap pendapatan pengusaha tempe di Kecamatan Rantau Rasau”, sesuai

dengan kuesioner yang telah disediakan.

Bapak/ibu/saudara/I kami harap bisa memberikan informasi yang sebenarnya

secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada (kerahasiaan identitas dan jawaban

bapak/ibu/saudara/i saya jamin sepenuhnya), sehingga dapat memberikan

sumbangan yang berarti pada penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama yang

telah bapak/ibu/saudara/I berikan, kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb.

Hormat Saya,
Peneliti

Junianto
NIM: SES.

79
80

KUESIONER

Petunjuk Pengisian

Tekhnik memberikan jawaban dengan cara melingkari nomor pilihan yang tersedia atau

dengan cara mengisi tempat kosong yang tersedia.


A. Identitas Responden

1. Nomor Responden ( )

2. Usia……………….. tahun

3. Jenis kelamin : 1. Pria 2.wanita

4. Pendidikan terakhir :

1) Tidak sekolah

2) SD

3) SLTP

4) SMA

5) Diploma/S.I

6) Lain-Lain

4. Pekerjaan Di Bidang :

1) Pengusaha

2) Swasta

3) PNS

4) Wiraswasta

5) Buruh/Petani/Pekebun
81

PERTANYAAN PENGISIAN

Tekhnik memberikan jawaban dengan cara mencontreng tempat kosong yang telah
tersedia dengan berbagai pilihan jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-Ragu

TS = Tidak Setuju

Modal (XSTS
1) = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Modal yang saya


gunakan sangat
berpengaruh pada
pendapatan
2 Saya memiliki modal
sendiri untuk
mengelola usaha
tempe
3 Saya menggunakan
modal pinjaman
keluarga untuk
mengelola usaha
tempe
4 Semakin besar modal
yang saya gunakan
pendapatan saya
82

semakin meningkat
5 Modal yang lancar
mempengaruhi
kelanjaran usaha
tempe

Lama Usaha (X 2)
No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Saya menjalankan
usaha tempe sudah
mencapai 5 tahun
2 Usaha tempe yang
saya dirikan sudah
cukup lama dan
mempengaruhi
pendapatan
3 Semakin lama sya
membuka usaha
tempe saya semakin
ahli membuat tempe
4 Lama usaha
membuat saya
memperoleh
pendapatan yang
memuaskan
5 Lama usaha tempe
saya mempengaruhi
peningkatan
ekonomi keluarga
83

6 Saya menjalankan
usaha tempe baru 1
tahun

SDM (X 3)
No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Kesempatan kerja
membuka usaha
tempe di Kecamatan
Rantau Rasau
terbuka
untuk semua orang.
2 Membuka usaha
tempe tidak terbuka
untuk semua orang.
3 Saya memiliki
kemampuan
membuka usaha
sudah cukup lama
4 Saya tidak memiliki
kemampuan
membuka usaha
5 Menjalankan sebuah
usaha harus sesuai
dengan kemampuan
6 Menjalankan sebuah
usaha tidak harus
sesuai dengan
kemampuan
84

PENDAPATAN Y
No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Membuka usaha
tempe menjadi
sumber pendapatan
saya
2 Pendapatan
membuka usaha
tempe cukup
menjanjikan
3 Pendapatan dari
mengelola usaha
tempe mampu
mencukupi
kebutuhan
4 Pendapatan saya
menjadi bertambah
ketika membuka
usaha tempe
5 Pendapatan dari
usaha tempe bisa
menunjang
kebutuhan keluarga
6 Untuk
meningkatkan
pendapatan saya
menambah jumlah
pembuatan tempe
7 Saya selalu
85

meningkatkan
pendapatan dari
penjualan tempe
DATA TABULASI
KUESIONER
Variabel Variabel Variabel
Modal Variabel Lama usaha SDM Pendapatan
N Tota Tota Tota Tota
o 1 2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 6 l 1 2 3 5 6 7 l 1 2 3 4 5 6 7 l
1 5 5 4 5 4 23 5 4 5 4 5 5 28 3 4 5 4 4 4 24 4 5 5 4 5 4 4 31
2 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 4 3 4 4 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 3 3 4 4 3 4 21 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 3 3 4 4 3 4 21 4 4 4 4 4 4 3 27
5 4 4 4 3 4 19 3 4 3 4 3 4 21 3 3 3 4 3 4 20 4 3 3 4 3 4 3 24
6 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 5 25 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
7 4 3 4 4 4 19 3 4 3 4 3 4 21 5 5 3 4 5 4 26 4 3 3 4 3 4 3 24
8 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
9 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
10 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
11 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
13 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 3 27
14 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 3 27
16 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 2 26
17 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 3 27
19 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 5 29

86
87

21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
22 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
23 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
24 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
25 5 5 4 5 4 23 5 4 5 4 5 5 28 5 4 5 4 5 4 27 4 5 5 4 5 4 4 31
26 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
27 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
28 4 4 3 4 4 19 4 3 4 3 4 5 23 4 3 4 3 3 3 20 3 4 4 3 4 3 3 24
29 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
30 5 4 4 5 4 22 5 4 5 4 5 4 27 5 4 5 4 5 4 27 4 5 5 4 5 4 5 32
31 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
32 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
33 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 5 29
34 4 4 4 4 4 20 3 4 3 4 3 4 21 3 4 3 4 3 4 21 4 3 3 4 3 4 3 24
35 5 5 4 5 4 23 5 4 5 4 5 5 28 5 4 5 4 4 4 26 4 5 5 4 5 4 3 30
36 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
37 4 4 3 4 3 18 4 3 4 3 4 5 23 4 3 4 3 3 3 20 3 4 4 3 4 3 4 25
38 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
39 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
40 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
41 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 5 4 25 4 4 4 4 4 4 3 27
42 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 2 4 22 4 4 4 4 4 4 2 26
43 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
44 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
45 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
46 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
47 5 5 4 5 4 23 5 4 5 4 5 4 27 5 4 5 4 5 4 27 4 5 5 4 5 4 4 31
88

48 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
49 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 28
50 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28
51 3 3 4 3 4 17 3 4 3 4 3 4 21 3 4 3 4 4 4 22 4 3 3 4 3 4 3 24
52 3 3 4 3 3 16 3 4 3 4 3 5 22 3 4 3 4 3 4 21 4 3 3 4 3 4 4 25
53 5 5 4 5 3 22 5 4 5 4 5 4 27 5 4 5 4 5 4 27 4 5 5 4 5 4 5 32
54 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
55 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
56 3 3 4 3 2 15 3 4 3 4 3 4 21 3 4 3 4 4 4 22 4 3 3 4 3 4 3 24
57 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 5 29
58 3 3 4 3 3 16 3 4 3 4 3 4 21 3 4 3 4 3 4 21 4 3 3 4 3 4 2 23
59 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 5 29
60 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 5 20 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 4 22
61 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 27
62 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
63 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
64 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27
65 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 3 27

a
UJI REALIBILITAS

Uji Reliabilitas Modal


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,783 5

Uji Reliabilitas Lama Usaha

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,766 6

Uji Reliabilitas SDM

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha

,755 6

Uji Reliabilitas Pendapatan

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,758 7

89
90

UJI REGRESI BERGANDA

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,048 1,658 ,035 ,114

Modal ,255 ,119 ,211 2,224 ,020


1
Lama Usaha ,419 ,112 ,577 6,175 ,000

Sumber Daya Manusia ,328 ,087 ,200 2,615 ,011

a. Dependent Variable: Pendapatan

Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 189,157 4 64,252 83,165 ,000b

1 Residual 43,204 61 ,708

Total 242,862 65

a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
91

Uji T
Model Unstandardized Standardized T Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,048 1,658 ,035 ,114

Modal ,255 ,119 ,211 2,224 ,020


1
Lama Usaha ,419 ,112 ,577 6,175 ,000

Sumber Daya Manusia ,328 ,087 ,200 2,615 ,011

a. Dependent Variable: y

Uji R Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

1 ,907a ,822 ,824 ,842

a. Predictors: (Constant), X3,X2,X1


92

UJI VALIDITAS
VARIABEL MODAL (X1)
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 total_skor

Pearson
1 ,912** ,165 ,958** ,278* ,911**
Correlation
item_1
Sig. (2-tailed) ,000 ,188 ,000 ,025 ,000

N 65 65 65 65 65 65
Pearson
,912** 1 ,146 ,871** ,238 ,869**
Correlation
item_2
Sig. (2-tailed) ,000 ,245 ,000 ,056 ,000
N 65 65 65 65 65 65
Pearson
,165 ,146 1 ,149 ,085 ,314*
Correlation
item_3
Sig. (2-tailed) ,188 ,245 ,236 ,501 ,011
N 65 65 65 65 65 65
Pearson
,958** ,871** ,149 1 ,247* ,886**
Correlation
item_4
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,236 ,047 ,000
N 65 65 65 65 65 65
Pearson
,278* ,238 ,085 ,247* 1 ,598**
Correlation
item_5
Sig. (2-tailed) ,025 ,056 ,501 ,047 ,000
N 65 65 65 65 65 65
Pearson
,911** ,869** ,314* ,886** ,598** 1
Correlation
total_skor
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,011 ,000 ,000

N 65 65 65 65 65 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
93

UJI VALIDITAS

LAMA USAHA (X2)

Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 total_skor
Pearson
1 ,144 1,000** ,124 1,000** ,131 ,833**
Correlation
item_1
Sig. (2-tailed) ,253 ,000 ,231 ,000 ,286 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,144 1 ,144 1,000** ,144 -,217 ,316*
Correlation
item_2
Sig. (2-tailed) ,253 ,253 ,000 ,253 ,083 ,010
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
1,000** ,144 1 ,135 1,000** ,134 ,813**
Correlation
item_3
Sig. (2-tailed) ,000 ,253 ,245 ,000 ,288 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,144 1,000** ,142 1 ,138 -,217 ,310*
Correlation
item_4
Sig. (2-tailed) ,253 ,000 ,250 ,241 ,083 ,010
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
1,000** ,147 1,000** ,138 1 ,134 ,825**
Correlation
item_5
Sig. (2-tailed) ,000 ,255 ,000 ,241 ,288 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,134 -,217 ,134 -,217 ,134 1 ,368**
Correlation
item_6
Sig. (2-tailed) ,288 ,083 ,288 ,083 ,288 ,003
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,937** ,316* ,937** ,316* ,937** ,368** 1
Correlation
total_skor
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,000 ,010 ,000 ,003
N 65 65 65 65 65 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
94

UJI VALIDITAS
VARIABEL SDM (X3)
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 total_skor

Pearson
1 ,336** ,543** ,088 ,411** ,088 ,746**
Correlation
item_1
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,484 ,001 ,484 ,000

N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,336** 1 ,080 ,590** ,447** ,590** ,655**
Correlation
item_2
Sig. (2-tailed) ,006 ,526 ,000 ,000 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,543** ,080 1 ,144 ,384** ,144 ,661**
Correlation
item_3
Sig. (2-tailed) ,000 ,526 ,253 ,002 ,253 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,088 ,590** ,144 1 ,247* 1,000** ,528**
Correlation
item_4
Sig. (2-tailed) ,484 ,000 ,253 ,048 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,411** ,447** ,384** ,247* 1 ,247* ,779**
Correlation
item_5
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,002 ,048 ,048 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,086 ,589** ,144 1,000** ,246* 1 ,525**
Correlation
item_6
Sig. (2-tailed) ,484 ,000 ,253 ,000 ,048 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,746** ,655** ,661** ,528** ,779** ,528** 1
Correlation
total_skor
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 65 65 65 65 65 65 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
95

UJI VALIDITAS VARIABEL PENDAPATAN (Y)

Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 total_skor
Pearson
1 ,132 ,144 1,000** ,144 1,000** -,025 ,403**
Correlation
item_1
Sig. (2-tailed) ,241 ,253 ,000 ,253 ,000 ,843 ,001
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,144 1 1,000** ,144 1,000** ,144 ,330** ,889**
Correlation
item_2
Sig. (2-tailed) ,253 ,000 ,253 ,000 ,253 ,007 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,133 1,000** 1 ,144 1,000** ,144 ,330** ,805**
Correlation
item_3
Sig. (2-tailed) ,242 ,000 ,253 ,000 ,253 ,007 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
1,000** ,144 ,144 1 ,144 1,000** -,025 ,420**
Correlation
item_4
Sig. (2-tailed) ,000 ,253 ,253 ,253 ,000 ,843 ,001
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,124 1,000** 1,000** ,144 1 ,147 ,330** ,861**
Correlation
item_5
Sig. (2-tailed) ,231 ,000 ,000 ,253 ,255 ,007 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
1,000** ,138 ,144 1,000** ,142 1 -,025 ,411**
Correlation
item_6
Sig. (2-tailed) ,000 ,241 ,253 ,000 ,250 ,843 ,001
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
-,025 ,330** ,330** -,025 ,330** -,025 1 ,602**
Correlation
item_7
Sig. (2-tailed) ,843 ,007 ,007 ,843 ,007 ,843 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65
Pearson
,420** ,889** ,889** ,420** ,889** ,420** ,602** 1
Correlation
total_skor
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Junianto
NIM : SES 141344
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Rantau Rasau, 17 Juni 1996

Alamat : Desa Bandar Jaya Kec. Rantau Rasau Kab.


Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Domisili : Perumahan Permindo Asri Blok E No.26


No Telp/Hp : 082184569490
Nama Orang Tua
Ayah : Jumadi
Alamat : Desa Bandar Jaya Kec. Rantau Rasau Kab.
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi
Ibu : Suti
Alamat : Desa Bandar Jaya Kec. Rantau Rasau Kab.
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi
B. Riwayat Pendidikan
SDN 44 Kec. Rantau Rasau Kab. Tanjung Jabung Timur
MTsN Bandar Jaya Kabupaten Tanjung Jabung Timur
MAN Bandar Jaya Kabupaten Tanjung Jabung Timur

96

Anda mungkin juga menyukai