Anda di halaman 1dari 108

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI

KINERJA PERUSAHAAN PT. TELEKOMUNIKASI


INDONESIA Tbk. (Periode 2003-2006)

SKRIPSI

Oleh

ROSYIDA
NIM: 03220066

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2008
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI
KINERJA PERUSAHAAN PT. TELEKOMUNIKASI
INDONESIA Tbk. (Periode 2003-2006)

SKRIPSI

Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh

ROSYIDA
NIM: 03220066

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2008

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini saya :

Nama : Rosyida
Nim : 03220066
Alamat : Jl Raya Banyuanyar Kidul Probolinggo

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenihi kelulusan pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang,
dengan judul :

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PT.


TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. (Periode 2003-2006)

adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila dikemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi
tanggung jawab dosen pembimbing dan atau pihak fakultas ekonomi, melainkan
tanggung jawab saya sendiri.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarya dan tanpa paksaan dari
siapapun.

Malang, 25 Juli 2008


Hormat Saya,

Rosyida
Nim: 03220066
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI


KINERJA PERUSAHAAN PT. TELEKOMNIKASI
INDONESIA Tbk. (Periode 2003-2006)

SKRIPSI

Oleh

ROSYIDA
Nim : 03220066

Telah Disetujui 25 Juli 2008


Dosen Pembimbing,

Drs. H. Abdul Kadir Ursy, AK,. MM

Mengetahui :
Dekan,

Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA


NIP. 150231828

ii
LAMBAR PENGESAHAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILA


KINERJA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
(Periode 2003-2004)

SKRIPSI

Oleh

ROSYIDA
NIM : 03220066

Telah Dipertahankankan di Dewan Penguji


Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada Agustus 2008

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan


1. Ketua Penguji
H. Surjadi, SE., MM : ( )

2. Sekretaris/Pembimbing
Drs. H. Abdul Kadir Usry, MM., Ak. : ( )

3. Penguji Utama
Drs. HA. Muhtadi Ridwan, MA : ( )
NIP: 150231828

Disahkan Oleh:
Dekan,

Drs. HA. MUHTADI RIDWAN,MA


NIP: 150231828

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur yang teramat dalam,


kupersembahkan karya ini sebagai baktiku kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang telah mengasuh, membimbing, mengayomi, mengasihiku
dengan setulus hati dan memberikan motivasi, nasehat serta sesuci doa
yang tak terputus.
Guru-guruku yang mulia yang telah banyak mencurahkan ilmunya dan
mendidikku.
Mbak hindun dan adikku jamila, sofia, salman al farizi dan siti fatima.
Terima kasih untuk keceriannya dan kasih sayang yang mengalir tiada
henti yang telah diberikan kepada ananda semoga kesuksesan menyertai
kalian. “Amin”.
Tunanganku Anton Hidayat Putra yang telah menemani dengan segala
kesetiaan dan kesabarannya dalam memberikan semangat, motivasi, kasih
sayang serta doa sehingga terselesainya SKRIPSI ini.

iv
MOTTO

4ët ™  )Î 
y $Βt ω Ç ≈¡ M 9Ï §
| Σ∼ } Šø 9© β&r ρu

Dan bahwasannya seorang manusia tidak akan memperoleh melainkan


apa yang telah diusahakannya (An Najm:39).

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan karunia,


rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “ Analisis Laporan Keuangan Untuk
Menilai Kinerja PT. Telekomunikasi Tbk ”.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabat-sahabat-Nya
yang telah mengantar kita pada ad-dinul Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada yang terhormat sebagai berikut:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. Selaku rektor Uninersitas
Islam Negeri Malang.
2. Bapak Drs. H. A. Muhtadi Ridwan, M,A. Selaku dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.
3. Bapak Drs. H. Abdul Kadir Ursy AK, MM. Selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing dan arahan yang diberikan demi terselesainya skripsi
ini.
4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf-stafnya, fakultas ekonomi
Universitas Islam Negeri Malang.
5. Para staff dan karyawan pojok BEJ Universitas Islam Negeri
Malang, yang telah membantu dalam proses pengambilan data.
6. Tak lupa saya haturkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang dengan pancaran kasihnya, ketulusan hati serta

vi
pengorbanan yang tulus ikhlas tampah pamrih demi kesuksesan
penulis.
7. Mbak hindun dan adikku jamila, sofia, salman al farizi dan siti
fatima. Yang selalu memberikan dorongan, dukungan, doa dan
senyum kalian yang menambahkan semangat dalam hidupku.
8. Tunanganku Anton Hidayat Putra yang telah menemani dengan
kesetiaan dan kesabarannya dalam memberikan semangat,
motivasi, dan doa.
9. Keluarga besar Indah Famili khususnya mas dian dan mbak elmi
yang telah banyak membantu baik yang berupa moriil dan materiil.
10. Segenap karyawan Indah Collection ibu sumarlik, fauqis watin,
indara wahyuni, herlina, dan riswin wati. Terima kasih atas semua
motivasi, perhatian dan canda tawanya sehingga membuat aku
tersenyum.
11. Sahabat-sahabatku seperjuangan mbak mahlatin, fita nilasari dan
reni rahmawati yang selalu membantu aku, semoga kesuksesan
selalu menyertai kalian “Amin”.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua


kebaikan yang diberikan kepada penulis. Di samping itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menbangun, karena penulis
menyadari dalam penulisan ini tidak luput dari kesalahan, baik sengaja
maupun tidak sengaja. Harapan penulis laporan ini semoga bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan.
Amiin yaa robbal’aalamiin
Malang, 25 Juli 2008

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv
MOTTO................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xii
ABSTRAK ........................................................................................................ xiii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 8


A. Penelitian Terdahulu ............................................................. 8
B. Kajian Teoritis ........................................................................ 10
1. Laporan Keuangan............................................................ 10
a. Pengertian Laporan Keuangan ................................... 11
b. Tujuan Laporan Keuangan.......................................... 18
c. Manfaat Laporan Keuangan ........................................ 19
d. Keterbatasan Laporan Keuangan ............................... 21
e. Karakteristik Laporan Keuangan................................ 22
f. Komponen Laporan Keuangan ................................... 23
2. Analisis Laporan Keuangan ............................................. 24
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan .................... 24
b. Metode Analisis Laporan Keuangan ......................... 25
c. Teknik Analisis Laporan Keuangan ........................... 26
d. Tujuan Analisis Laporan Keuangan .......................... 27
e. Keunggulan Analisis Laporan Keuangan ................. 29
f. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan................. 30
3. Analisis Rasio Keuangan .................................................. 31
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ......................... 31
b. Tujuan Analisis Rasio Keuangan................................ 32
c. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan........................... 33

viii
C. Kinerja Perusahaan ............................................................... 38
1. Pengertian Kinerja ............................................................. 38
2. Tujuan Penilaian Kinerja .................................................. 39
D. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan .......................... 39
E. Hubungan Rasio Keuangan Dengan Penilaian Kinerja.. 40
F. Kerangka berfikir ................................................................ 42

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43


A. Lokasi Penelitian ................................................................. 43
B. Jenis Penelitian ..................................................................... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 44
D. Data dan Sumber Data ....................................................... 44
E. Analisis Data ........................................................................ 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 48


A. Hasil Penelitian ....................................................................... 48
1. Sejarah Singkat PT. Telkomunikasi ................................ 48
2. Visi dan Misi Telekomunikasi.......................................... 51
3. Restrukturisasi Internal PT. Telekomunikasi ................ 51
4. Tujuan Perusahaan ............................................................ 54
5. Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi ...................... 56
6. Wewenang dan Tanggungjawab ..................................... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 60
1. Analisis Rasio Likuiditas................................................... 61
2. Analisis Rasio Solvabilitas ................................................ 71
3. Analisis Rasio Aktivitas ................................................... 76
4. Analisis Rasio Profitabilitas.............................................. 79

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 87


A. Kesimpulan ............................................................................. 87
B. Saran...................................................................................... 858

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 90
LAMPIRAN......................................................................................................... 92

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir .................................................................... 42

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Tbk .................... 56

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu dan Hasilnya..............................................8

Tabel 4.2 : Hasil Penghitungan Current Ratio .............................................67

Tabel 4.3 : Hasil Penghitungan Cash Ratio ................................................69

Tabel 4.4 : Hasil Penghitungan Debt Ratio................................................... 72

Tabel 4.5 : Hasil Penghitungan Debt to Equity .............................................74

Tabel 4.6 :HasilPenghitungan Total Asset Turnover ..................................76

Tabel 4.7 : Hasil Penghitungan Fixet Asset Turnover ..............................79

Tabel 4.8 : Hasil Penghitungan Gress Profit Margin.................................... 80

Tabel 4.9 : Hasil Penghitungan Net Profit Margin .......................................83

Tabel 4.10 :HasilPenghitungan Return On Equity ........................................85

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Laporan Neraca PT. Telkom 2003-2004


Lampiran 2 : Laporan Laba-Rugi PT. Telkom 2003-2006
Lampiran 3 : Bukti Konsultasi
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian

xii
ABSTRAK

Rosyida. 2008. SKRIPSI. Judul: “ Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai


Kinerja Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Periode
2003-2006)”.
Pembimbing : Drs. H. Abdul Kadir Usry, MM., AK

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan

Untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan dilakukan dengan


penilaian terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui
kinerja perusahaan tersebut, maka perlu melakukan analisis terhadap kinerja
keuangan perusahaan guna untuk menilai perubahan potensi sumber daya dan
kelemahan kinerja yang bisa di kendalikan dimasa depan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan diskrifti.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan
sumber data sekunder yaitu laporan keuangan 2003 sampai dengan tahun 2006
yang meliputi Neraca dan Laporan-Rugi laba. Teknik analisis rasio yang meliputi
rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Sedangkan metode yang
digunakan adalah time series analysis.
Setelah dilakukan analisis dapat diketahui bahwa kinerja keuangan
perusahaan yang dilakukan dari tingkat likuiditas kurang baik dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, dikarenakan current ratio, quik ratio, dan cas ratio
tidak mampu membayar hutang lancar dan biaya operasional. Nilai rasio aktivitas
yakni total asset turnover dan fixet asset turnover yang perputarannya sangat
lambat. Rasio solvabilitas yakni debt ratio dan debt equity ratio nilainya sangat
besar dan cenderung meningkat tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva
perusahaan banyak dibiayai oleh kreditur. Sedangkan pada rasio profitabilitas
perusahaan sudah cukup baik, dimana masing-masing rasio yakni gross profit
margin, net profit margin, dan return on equity nilainya cenderung meningkat tiap
tahunnya.

xiii
ABSTRACT

Rosyida. 2008. THESIS. Title: “Analysis on financial report to evaluate the


achievement of PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
company (2003-2006 period)”.
Advisor : Drs. H. Abdul Kadir Usry, MM., Ak

Key Words : Financial Ratio, Financial Ratio

To know the level of health of a company is by having a


measurement or evaluation of company’s achievement. That is why, to
know the achievement of this industry clearly, it is needed to analyze the
achievement of financial industry to evaluate the economic resource
potential changes and its wekness that are controlled in the future. The
aim of this research is to analyze the achievement of the financial of PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
This research is including into descriptive qualitative research
which is used descriptive approach. The technique to collect the data are
used documentation, and it is used the secondary data as the financial
account from 2003-2006 which is formed from balance and forecast income
statement. The technique of ratio that is used is liquidity ratio, solvability,
activity, and profitability. The researcher used time series analysis as the
method.
The result of the research shows that the condition of financial
company is fluctuated. It is caused by the disabilities of the current ratio,
quick ratio, and cash ratio to pay the debt and operational cost. Ratio activity
is the total of asset turnovel and fixet asset turnover which their rotation
are moving slowly. Solvability ratio is the ratio debt and equidity ratio
debt which their account are very large and tend to increase every year.
These show that the activity of the company are sponged by creditor.
Profitability ratio of the company is good whereas each ratio tends to
increase every year.

xiv

&'!
()' * #  !"!# $ %" : .  . .

."(/– -
!, ) Telkom Indonesia.Tbk
34 5!67 !"89 : ;< => ? '  :1!2

& A &? B&  & A: :&  @! &A9
& A: G: &H AI >7 &J &6D $AC B&6D &E &#F 1! 
$  $A" K7 L , B&6D & A MC 1!" K7 N O  MP> .&6D
5P A Q :>
# NH R)H 3 SC TAI" 9 &6D&  & A: G:
T9X U &  & A: $   PY 1 Z" .$# U V9W K7 N O"
.Tbk &  ?> ?] & EC] PT U V[\ M
PY U &?  Na & H#C> .)^ $_ \ ) 9 ` Y  PY
K9" 5P / dJ - &  !"!#C b" & :!) &? \ & # c> Y 
&? T K9C d &H $  & H#C .e\! !f !"!#> Kg  T
Y $A" 5P  ;ZH 7 .& ` > B&  &?> solvabilitas &?B& 6
.Time Series Analysis
T $AC d &6D &  & A: K7 1!" K7 N O" $  $A" \
current ratio, quik ratio, Kh B
3Ei
!, U V4> j U TJ 3k &  &J!

b" &  &H &A i .& A &)9C> l T"  N, " K7 N O" m and cas ratio
solvabilitas &? .nO\ o >8 5P total asset turnover and fixet asset turnover

p " p< PY .&H6 $' N)C!>


3' VA i debt ratio and debt equity ratio b"
&? $' U B&HJ &6D & ` &? G: 7 .T@  T pHC &6D &  K7
$' N)C! VA i gross profit margin, net profit margin, and return on equity b"
.&H6

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi di mana tingkat persaingan perusahaan itu

sangat kompetitif, sehingga perusahaan membutuhkan adanya

informasi yang cepat, baik antar daerah maupun antar negara. Hal ini

membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Oleh

karena itu, telekomunikasi sebagai wahana dalam pertukaran

informasi dibutuhkan untuk lebih memperhatikan kualitasnya,

terutama dari aspek jasa. Selain itu, perkembangan di bidang

informasi saat ini begitu cepat, baik dari segi jaringan maupun

teknologi.

Bisnis telekomunikasi merupakan bisnis yang dinamis, strategis

dan merupakan pelopor dalam ekspansi global. Berbagai bukti

empirik telah membuktikan bahwa telekomunikasi merupkan sektor

bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam

kerangka ekspansi global. Hal Ini terjadi baik dalam rangka

swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di

negara-negara maju maupun dalam ekspansi ke negara-negara

berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah, struktur pasar jasa

telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-


2

perusahaan yang akan masuk mengalami proses seleksi terlebih

dahulu. Perusahaan yang sudah memiliki identitas merek yang

biasanya merupakan nama dari perusahaan itu sendiri maupun jasa

yang ditawarkan sebagai unggulan.

Setiap perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang harus

mampu mengontrol jalannya operasi perusahaan tersebut. Oleh karena

itu, diperlukan informasi tentang banyak hal, antara lain informasi

yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. Tanpa data

keuangan, kita tidak akan dapat menilai efektifitas kinerja perusahaan.

Dengan data keuangan, kita dapat mengetahui kondisi perusahaan

apakah dalam keadaan sehat atau tidak dan apakah perusahaan

tersebut cenderung, baik dari tahun ketahun atau sebaliknya.

Analisis keuangan yang merupakan pondasi manajemen

keuangan, dapat memberikan gambaran kesehatan keuangan

perusahaan, baik saat ini maupun di masa lalu, sehingga dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan bagi para manajer

perusahaan yang berkaitan dengan itu dalam rangka meningkatkan

kinerja di masa mendatang.

Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil dan maju apabila

kondisi keuangan itu baik. Dan untuk menilai baik tidaknya kondisi

keuangan suatu perusahaan diperlukan suatu tolak ukur. Tolak ukur

yang sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio ini,


3

menghubungkan atau membandingkan dua data keuangan satu

dengan yang lainnya.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi

perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator

keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam

kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu

menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian

menunjukkan rasio dan peluang yang melekat pada perusahaan yang

bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek

bisnis pada hakekatnya bersifat subjektif tergantung untuk apa suatu

analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut

diaplikasikan.

Pengukuran kinerja keuangan tidak hanya berguna bagi para

manajer sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan tetapi juga

berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti para pemilik

perusahaan, para investor dan calon investor, serta para kreditor dan

calon kreditor (IAI,2002:3-4). Bagi pemilik perusahaan dan para

investor maupun calon investor, pengukuran kinerja keuangan

berguna untuk mengevaluasi dan menilai apakah modal yang

ditanamkan dalam bentuk asset maupun tunai yang telah dikelola dan

digunakan dengan baik sehingga menghasilkan suatu keuntungan

yang diharapkan, sedangkan bagi para kreditur dan calon kreditur


4

berguna menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi

hutang-hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat

jatuh tempo dan berguna untuk mengetahui seberapa besar hutang

dalam perusahaan tersebut.

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan

perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi finansial

perusahaan tersebut, dan kondisi finansial suatu perusahaan akan

dapat diketahui dari laporan finansial perusahaan yang bersangkutan,

yang terdiri dari neraca dan laporan penghitungan laba-rugi. Dengan

mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui

atau diperoleh gambaran tentang posisi finansialnya. Sedangkan

analisis terhadap laporan rugi-labanya akan memberikan gambaran

tentang hasil atau perkembangan hasil perusahaan yang bersangkutan

(Riyanto dan Munawir, 1977: 1)

PT. Telekomunikasi adalah salah satu bisnis yang juga pernah

dikuasai oleh negara secara monopoli dalam bentuk BUMN. Dalam

hal ini negara dapat dengan mudah mendominasi peran sebagai

regulator sekaligus sebagai operator, karena mereka dijamin dalam

Undang-Undang No. 3 Tahun 1989 (UU Telekomunikasi 1989) yang

menyatakan bahwa hanya badan penyelenggara milik negara (BUMN)

yang diberi izin untuk melakukan penyelenggaraan telekomunikasi

sebagai hak eksklusif (monopoli). Tetapi, setelah memasuki era


5

persaingan global, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

mengamandemen UU No 3 Tahun 1989 menjadi UU No 36 Tahun 1999

tentang telekomunikasi pada tanggal 8 september 2000 (UU

Telekomunikasi 1999). Secara umum, mengamandemen Undang-

Undang Telekomunikasi ini sebagai upaya pemerintah untuk

menghindari konsep monopoli secara mutlak, sehingga dapat

memberikan ruang bagi kompetisi usaha untuk bersaing dengan sehat

dan lebih berorientasi bagi kepentingan konsumen penggunaan

telekomunikasi.

Dengan adanya persaingan telekomunikasi yang cukup

signifikan dalam usaha di bidang telekomunikasi, pemerintah

berupaya agar PT. Telkom sebagai salah satu BUMN yang memiliki

potensi cukup tinggi agar dapat bersaing dengan perusahaan

telekomunikasi lainnya. Untuk mengetahui lebih jauh tentang prestasi

atau kinerja dari suatu perusahaan BUMN PT. Telkom Tbk. Yang

harus dilakukan adalah dengan menganalisisnya sehingga diketahui

apakah suatu perusahaan mempunyai prestasi yang lebih baik

dibandingkan sebelumnya.

Alasan utama penulis mengadakan penelitian di PT. Telkom

adalah badan penyelenggara jasa informasi dan komunikasi, beserta

memberikan layanan “ On Stop Incom ” dengan kualitas yang prima

dan harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara terbaik dengan


6

mengoptimalkan SDM yang unggul,dengan teknologi yang kompetitif

dan dengan business partner yang sinergi.

Mengingat pentingnya informasi yang dibutuhkan dalam

penentuan kebijaksanaan perusahaan yang berguna untuk mengukur

perusahaan, maka penulis mengajukan judul sebagai berikut:

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

PERUSAHAAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.

(Periode 2003-2006)”.

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan

masalah sebagai berikut:

“Bagainama kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jika

dilihat dari rasio keuangan” ?

C. Tujuan Penelitian

“Untuk mengetahui sampai sejauhmana perkembangan kinerja

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Malang jika dilihat dari rasio

keuangan”.
7

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat penelitian yang dipetik dari pelaksana

penelitian antara lain:

1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh pengetahuan serta

pengalaman untuk mengaplikasikan teori yang didapat selama ini.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pedoman perusahaan dalam melakukan tindakan-

tindakan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambahkan

diperpustakaan dan dapat dijadikan bahan referensi untuk

penelitian.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dilakukan telah ada penelitian terdahulu

yang juga membahas mengenai pengaruh analisis rasio keuangan

terhadap penilaian kinerja perusahaan. Diantaranya adalah penelitian

yang dilakukan oleh: Khamim Tohari (2003), Nanik Sofiyati (2004) dan

Lilik Dwi Suryani (2006).

Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu dan Hasil-Hasilnya

No Penelitian Judul Variabel Objek Hasil


(Tahun) Penelitian Peneli
Penelitian Penelitian
tian
1 Khamim Analisis Rasio - Rasio PT. Pt. Gudang Garam Tbk

Tohari Gudang dengan Pt. HM Sampoerna


Keuangan Likuiditas
dan Pt. BAT tahun 2003,dari
2003 Garam
Sebagai Salah (ATR, CR,
hasil penelitian tersebut
Tbk.
Satu Penilaian WC, TA) maka dapat diketahui bahwa

Kinerja - Rasio Rasio Likuiditas


menunjukkan kurang
Perusahaan. Aktivitas
produktif karena Quick Ratio
(TATO, TO,
dan Loan To Asset Ratio
ACP, ITO, belum memenuhi dari

ADI) Likuiditas perusahaan.


Sedangkan untuk Rasio
- Rasio
Solvabilitas cukup baik
leverege (DR,
beserta Rasio Rentabilitas dan
DER, TOTC) efisiensi usahanya cukup

- Rasio baik.dan dengan sistem Du


Pond menitik beratkan
profitabilitas
interaksi antara laba bersih
(GPM, OPM,
sesudah pajak dan

8
9

NPM) Rentabilitas.

2 Nanik Analisis Rasio - Rasio PT. Hasil analisis menunjukkan

Sofiyati Gudang bahwa terjadi penurunan


Keuangan likuiditas
tingkat Likuiditas karena
2004 Garam
Sebagai Salah (CR, QR, kenaikan aktiva berada pada
Tbk.
piutang dan persediaan,
Satu Alat CR, NWC)
khususnya pada bahan baku.
Untuk - Rasio Sedangkan dari analisis Rasio
Menilai leverage Leverage menunjukkan
bahwa kemampuan
Kinerja (DR, DER,
perusahaan untuk memenuhi
Keuangan TER) kewajiban jangka pendeknya

Perusahaan. - Rasio mengalami perbaikan kecuali


pada tahun 2004, hal tersebut
akivitas
disebabkan karena banyak
(ITO, ADI, terjadinya PHK. Dari analisis
Rasio Aktivitas menunjukkan
TATO,
efektifitas perusahaan dalam
FATO) menggunakan modal
- Rasio mengalami penurunan
karena kenaikan aktivanya
profitabilita
tidak sesuai dengan kenaikan
s (GPM, penjualan. Dari analisis

NPM, ROI, Profitabilitas dan penilaian


pasar secara umum
ROE)
cenderung menurun hal
- Rasio nilai tersebut disebabkan karena
tingkat kenaikan penjualan
pasar (EPS).
semakin turun karena
persaingan dengan industri
lain yang memiliki harga
lebih murah.

3 Lili Dwi Analisis - Rasio PT. Rasio Likuiditas kurang


Suryani Likuiditas Indofood baik (cenderung
Laporan
(CR,QR,ROIS). Sukses
2006 menurun). Rasio Leverage
Keuangan - Rasio Leverage Makmur
kurang baik (berfluktuasi
LTDER, TIER. Tbk.
Untuk dan cenderung
- Rasio Aktivitas
Menilai ITO, TATO,ADI.
meningkat). Rasio

Kinerja - Rasio Akivitas kurang evisien


Profitabilitas (berfluktuasi cenderung
10

Keuangan GPM, NPM, menurun). Rasio


ROI, ROE Profitabilitas kurang
Perusahaan.
efektif (cenderung
menurun).

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

adalah selain tempat yang berbeda, variabel serta tahun yang diteliti

juga berbeda. Penelitian ini dilakukan pada PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk. Dengan metode time series analisis, yang berdasarkan

pada laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan tahun 2006

dengan variabel penelitian yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,

Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas.

B. Kajian Teoritis

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar

mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.

Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam,

yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan

laporan aliran kas (Martono dan Harjito, 2003: 51).

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi

yang meliputi dua laporan utama yaitu neraca dan laba-rugi. Laporan

keuangan ini dibuat dengan maksud untuk menyediakan informasi


11

keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil keputusan.

a. Pengertian Laporan Keuangan

Beberapa pengertian laporan keuangan yang diungkapkan

oleh para ahli diantaranya adalah menurut Munawir (2002:5) yang

menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan adalah dua faktor yang disusun akuntan pada

akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar ini adalah

daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan

atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir sudah menjadi

kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar

ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan

(laba ditahan).

Sedangkan menurut Baridwan (1992:17) laporan keuangan

adalah ringkasan suatu proses pencatatan yang merupakan suatu

ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahunan yang bersangkutan.

Dari kedua uraian tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari proses

akuntansi yang meliputi kegiatan mencatat dan mengklasifikasikan

kedalam jurnal, mengklasifikasikan kedalam buku besar dan

melaporkan dalam bentuk laporan keuangan.


12

Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan

tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya. Disamping itu laporan keuangan dapat

juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai

laporan kepada pihak luar perusahaan. Berdasarkan hal tersebut

laporan keuangan sangat penting dalam penyediaan informasi bagi

pihak-pihak yang membutuhkan atau berkepentingan terhadap

laporan keuangan yang mana dapat digunakan sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang

membutuhkan dalam menggunakan laporan keuangan tersebut.

Adanya laporan keuangan pertama kali hanya sebagai

pertanggung jawaban terhadap publik yang memiliki keterkaitan

dengan informasi yang disampaikan oleh sipembuat laporan

keuangan tersebut. Sehingga pada era 70-an, laporan keuangan

sebagai ilmu pengetahuan yang bebas dari nilai (value free) sudah

tidak semuanya relevan, dan pada saat era globalisasi akan

membawa masyarakat kepada apa yang terjadi akibat perubahan

global pada seluruh tatanan masyarakat.

Pencatatan laporan keuangan dalam Islam telah

digambarkan dari peradaban Islam yang pertama kali yaitu di

Baitul Mal, merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

bendahara negara serta menjamin kesejahteraan sosial pada saat itu


13

(Harahap, 2001:137). Pemerintah melakukan pencatatan dari

seluruh transaksi setelah dinyatakan dalam QS. Al Baqarqh:282

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bernuamalah tidak


secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah setiap seorang penulis diantara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menulisnya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun dari pada hutangnya. Jika yang berutang itu orang
14

yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri


tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan, persaksikanlah dengan dua
orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan
dari saksi-saksi yang kamu ridlai, supaya jika seorang lupa maka
seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah
kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar, sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di sisi
Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (tulislah muamalahmu
itu) kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu
tidak menulisnya. Dan, persaksikanlah apabila kamu berjual beli
dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan, bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
(QS.AlBaqarah:282).

Dari ayat diatas jelas bagi kita untuk memelihara tulisan

dari hasil transaksi muamalah. Karena dengan adanya pencatatan

itu merupakan pertanggung jawaban atau sebuah bukti transaksi.

Berikut ini ada tiga prinsip dalam operasional akuntansi

islam (Muhammad, 2002.11) yaitu:

1) Prinsip Pertanggung Jawaban

Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa

individu yang terlibat harus mempertanggung jawabkan segala

sesuatu yang terbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud

dari pertanggung jawaban biasanya berbentuk laporan

keuangan. Hal ini diterangkan dalam QS. Al Mu’minun: 62


15

Ÿω óΟèδuρ 4 Èd,ptø:$$Î/ ß,ÏÜΖtƒ Ò=≈tGÏ. $oΨ÷ƒt$s!uρ ( $yγyèó™ãρ ωÎ) $²¡øtΡ ß#Ïk=s3çΡ Ÿωuρ

∩∉⊄∪ tβθçΗs>ôàãƒ

Artinya : Dan kami tiada membebani seseorang melainkan menurut


kesanggupannya, dan pada kami ada suatu cacatan yang
membicarakan kebenarannya, dan mereka tidak dianiaya
(dirugikan). (QS. Al Mu’minun: 62)

Pertanggung jawaban juga dijelasklan dalam sabda

Rosulullah SAW.

Artinya: “sesungguhnya Abdullah Ibn Umar berkata: Saya

mendengar Rosulullah bersabda: Setiap kamu adalah pemimpin

dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, imam adalah

seorang pemimpin dan bertanggung jawab atas

kepemimpinannya, seorang lelaki adalah pemimpin dalam

keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya,

perempuan juga adalah pemimpin dalam rumah tangga suami

dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, begitu juga

dengan pembantu yang bertanggung jawab atas harta

majikannya. (HR. Bukhori: 844)

Dari keterangan hadits diatas seorang manajer tidak hanya

dimintai pertanggung jawaban oleh atasannya saja, tetapi dia

juga akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT atas

segala tindakannya. Oleh karena itu seorang manajer akan


16

bekerja secara sungguh-sungguh karena jabatan yang

disandangnya itu tidak dibuat sebagai kesempatan untuk

menghasilkan keuntungan pribadi. Setiap kegiatannya

diupayakan menjadi amal shaleh yang bernilai abadi.

2) Prinsip Keadilan

Dalam praktek akuntansi kata adil sangat berkait dengan

praktek moral yaitu kejujuran yang merupakan faktor yang

dominan. Ini tersirat dalam QS. Al Maidah: 8

( ÅÝó¡É)ø9$$Î/ u!#y‰pκà− ¬! šÏΒ≡§θs% (#θçΡθä. (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ

uθèδ (#θä9ωôã$# 4 (#θä9ω÷ès? ωr& #’n?tã BΘöθs% ãβ$t↔oΨx© öΝà6¨ΖtΒÌôftƒ Ÿωuρ

šχθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ 71Î6yz ©!$# χÎ) 4 ©!$# (#θà)¨?$#uρ ( 3“uθø)−G=Ï9 Ü>tø%r&

u!#y‰pκà− ¬! šÏΒ≡§θs% (#θçΡθä. (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ∩∇∪

4 (#θä9ω÷ès? ωr& #’n?tã BΘöθs% ãβ$t↔oΨx© öΝà6¨ΖtΒÌôftƒ Ÿωuρ ( ÅÝó¡É)ø9$$Î/

$yϑÎ/ 71Î6yz ©!$# χÎ) 4 ©!$# (#θà)¨?$#uρ ( 3“uθø)−G=Ï9 Ü>tø%r& uθèδ (#θä9ωôã$#

∩∇∪ šχθè=yϑ÷ès?

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-


orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
17

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu


kerjakan.(QS. Al Ma’idah: 8

3) Prinsip Kebenaran

Prinsip kebenaran tidak dapat dilepaskan dengan keadilan

karena dalam akuntansi selalu dihadapkan pada masalah

pengakuan, pengukuran dan laporan. Maka dari itu seorang

akuntansi dalam menulis laporan keuangan harus dengan

kebenaran, tidak boleh dibuat-buat atau dimanipulasi. hal ini

terdapat pada QS. Al Anfal: 60

È≅ø‹y⇐ø9$# ÅÞ$t/Íh‘ ∅ÏΒuρ ;ο§θè% ÏiΒ ΟçF÷èsÜtGó™$# $¨Β Νßγs9 (#ρ‘‰Ïãr&uρ

Ÿω óΟÎγÏΡρߊ ÏΒ tÌyz#uuρ öΝà2¨ρ߉tãuρ «!$# ¨ρ߉tã ϵÎ/ šχθç7Ïδöè?

«!$# È≅‹Î6y™ †Îû &óx« ÏΒ (#θà)ÏΖè? $tΒuρ 4 öΝßγßϑn=÷ètƒ ª!$# ãΝßγtΡθßϑn=÷ès?

∩∉⊃∪ šχθßϑn=ôàè? Ÿω óΟçFΡr&uρ öΝä3ö‹s9Î) ¤∃uθãƒ

Artinya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja


yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada
jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu
dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
18

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi alat untuk berkomunikasi

antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang

berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.

Maka untuk itu laporan keuangan bertujuan sebagai berikut sesuai

dengan Standar Akuntansi Indonesia (1999, paragrap 12-14):

1) Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan

pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan yang disusun memenuhi kebutuhan

bersama sebagai besar pemakai. Namun demikian, laporan

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin

dibutuhkan pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi

karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari

kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi non keuangan.

3) Laporan keuangan menunjukkan apa yang dilakukan oleh

manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber

daya yang di percayakan kepadanya.


19

Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau

pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka

dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup

misalnya keputusan untuk menjual atau menahan investasi mereka

dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau

mengganti manajemen.

c. Manfaat Laporan Keuangan

Manfaat laporan keuangan tidak dapat dipisahkan dari

tujuan penyusunan laporan keuangan, maka dapat diketahui

manfaat apa yang diharapkan dari laporan keuangan tersebut.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Sedangkan manfaat dari laporan keuangan

yaitu:

1) Laporan keuangan merupakan data histories yang berguna

sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas data

kepercayaan yang diberikan oleh pemilik kepadanya. Dan

laporan keuangan juga merupakan amanat bagi manajemen

yang harus disampaikan kepada yang berhak menerima,

dalam hal ini adalah peran investor. Dalam Al-qur’an QS. An

Nisa’;58
20

ΟçFôϑs3ym #sŒÎ)uρ $yγÎ=÷δr& #’n<Î) ÏM≈uΖ≈tΒF{$# (#ρ–Šxσè? βr& öΝä.ããΒù'tƒ ©!$# ¨βÎ)

3 ÿϵÎ/ /ä3ÝàÏètƒ $−ΚÏèÏΡ ©!$# ¨βÎ) 4 ÉΑô‰yèø9$$Î/ (#θßϑä3øtrB βr& Ĩ$¨Ζ9$# t÷t/

∩∈∇∪ #Z1ÅÁt/ $Jè‹Ïÿxœ tβ%x. ©!$# ¨βÎ)

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.”

2) Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu proses

akuntansi yang bermanfaat sebagai alat komunikasi antara

data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan.

3) Laporan keuangan dapat digunakan manajemen untuk

mengetahui biaya-biaya dari berbagai kegiatan, mengukur

efisiensi tiap-tiap bagian, proses prediksi dan menentukan

tingkat keuntungan yang dicapai tiap-tiap kegiatan atau

bagian tersebut.

4) Laporan keuangan berguna untuk mengkorfirmasi informasi

yang dipublikasikan sumber-sumber lain.


21

d. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai sumber informasi yang

mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Dengan adanya

keterbatasan-keterbatasan tersebut maka pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan hendaknya

memanfaatkan laporan keuangan tersebut secara wajar dan hati-

hati. Adapun keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir

(2002:9) adalah:

1) Laporan keuangan secara periodik pada dasarnya merupakan

intern report dan bukan merupakan laporan final, sehingga hal-

hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak

menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi.

2) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan

transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau

tanggal periode yang lalu, dimana daya beli uang tersebut

semakin menurun, jadi melalui kegiatan analisis dengan

memperbandingkan dan beberapa tahun tanpa membuat

penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan

memperoleh kesimpulan yang keliru.

3) Laporan keuangan menunjukkan angka yang kelihatan bersifat

pasti dan tepat, yang sebenarnya dasar penyusunannya

menggunakan standar nilai yang mungkin berubah-ubah.


22

4) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan

perusahaan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat

dinyatakan dengan suatu uang.

e. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi

pemakai. Menurut standar akuntansi keuangan (PSAK,2002:7),

menjelaskaan bahwa laporan keuangan mempunyai 4 karakteristik

kualitatif yaitu:

1) Dapat dipahami, Kualitas penting infomasi yang ditampung

dalam laporan kuangan adalah kemudahannya untuk segera

dapat dipahami oleh pemakai. Untuk penjelasan di atas,

pemakaian diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan

untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2) Relevan, Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk

memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi dapat dikatakan relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa


23

kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil

evaluasi mereka dimasa lalu.

3) Kehandalan, bahwa laporan keuangan bebas dari pengertian

yang menyesatkan dan kesalahan material sehingga

diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau

jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar

diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat Dibandingkan, bahwa pemakaian harus dapat

memperbandingkan laporan keuangan antara periode untuk

mengidentifikasi (trend) kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan.

f. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan dalam memberikan informasinya

mempunyai beberapa komponen yaitu:

1) Neraca (Balance sheet)

Adalah laporan keuangan perusahaan yang menyajikan nilai

atau informasi mengenai aktiva (aset), kewajiban atau utang

(leabilitas), dan ekuitas atau modal (equity) pada waktu

tertentu. Dengan kata lain adalah posisi keuangan pada waktu

tertentu.
24

2) Laporan laba-rugi

Adalah perbedaan antara total pendapatan dengan beban atau

biaya dari sebuah aktivitas bisnis untuk periode waktu

tertentu.

3) Laporan Arus kas

Laporan arus kas menggambarkan penerimaan, pengeluaran,

serta saldo kas pada suatu periode tertentu. Yaitu terdiri dari

kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Prastowo (2002:52) yang dimaksud analisis laporan

keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi

perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan

yang utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling

mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan.

Alat ukur yang sering digunakan dalam analisis laporan

keuangan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.

Menurut pendapat Munawir (2002:37) analisis rasio keuangan

adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan suatu

pos-pos tertentu dalam neraca ataupun laba-rugi secara individu


25

atau kombinasi dari dua laporan keuangan tersebut. Analisis

keuangan merupakan alat analisis yang umum digunakan untuk

mengukur kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang

keuangan.

Di samping itu analisis rasio keuangan yang

menghubungkan unsur-unsur neraca dan penghitungan laba rugi

atau dengan yang lainnya, dapat diberikan gambaran atau sejarah

perusahaan dan posisinya pada saat itu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis

laporan keuangan adalah Suatu proses yang penuh pertimbangan

dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil

operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan

tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling

mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan.

b. Metode Analisis Laporan Keuangan

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis laporan

keuangan menurut Munawir (1995:36) dibedakan sebagai berikut:

1). Analisis Horizontal

Adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan

keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga

akan diketahui perkembangannya. Metode ini juga dinamakan

metode dinamis.
26

2). Analisis Vertikal

Adalah analisis yang membandingkan antara pos yang satu

dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan. Dan laporan

keuangan yang di analisis tersebut hanya meliputi satu periode

atau satu saat saja, sehingga hanya akan diketahui keadaan

keuangan atau hasil operasi pada saat itu. Metode analisis

vertikal ini juga dinamakan metode analisis statis.

c. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik atau acara analisis yang biasa digunakan untuk

menganalisis laporan keuangan terdiri dari berbagai teknik

penggunaannya disesuaikan dengan tujuan dilakukannya analisis.

Tujuan dilakukan analisis salah satunya adalah untuk

mengetahui prestasi atau kemampuan manajemen dalam

menunjang kestabilan perusahaan, yang dapat dilihat dari laba

yang dihasilkan selama periode tertentu. Yang disebut juga dengan

rentabilitas atau profitabilitas suatu perusahaan. Karena dengan

rentabilitas ini akan diketahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba merupakan kemampuan hidup perusahaan,

sehingga dengan adanya laba kontinuitas hidup suatu perusahaan

akan tercapai.

Demikian juga dengan badan usaha milik negara yang

berbentuk perseroan terbatas, yang secara umum memiliki tujuan


27

utama mencari keuntungan optimal dan mencapai tingkat

rentabilitas yang tinggi dengan demikian kelangsungan hidup dari

badan usaha tersebut akan terjaga, dan untuk tujuan

mensejahterakan masyarakat umum akan tercapai.

Sesuai dengan permasalahan yang ada, mengukur semakin

efisien tidaknya manajemen dalam mengelola usahanya khususnya

dalam mengelola modal secara teknik yang digunakan untuk

menganalisa adalah “Analisis Rasio”.

d. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan mencakup mengaplikasikan

berbagai alat dan teknik analisis laporan serta data keuangan

dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-

hubungan yang berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis

laporan keuangan misalnya sebagai alat screening awal dalam

memilih alternatif investasi. Sebagai alat forecasting mengenai

kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Sebagai proses

diagnosis dan alat evaluasi terhadap manajemen (Prastowo. 1995,

31).

Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk mengukur

kelemahan-kelemahan di dalam kinerja perusahaan yang dapat

menyebabkan masalah-masalah di masa mendatang dan untuk


28

menentukan kekuatan-kekuatan perusahaan yang nantinya dapat

dihandalkan dan dikaitkan dengan tujuan analisis laporan

keuangan ( Martin. 1993, 495).

Jadi dengan menganalisis laporan keuangan akan dapat

memperoleh jawaban yang behubungan dengan masalah posisi

keuangan perusahaan dimasa lalu serta dapat digunakan untuk

mengetahui kemajuan dan perkembangan perusahaan. Islam juga

menerangkan, yang terdapat pada QS. Ar-Ra’d:11 yaitu:

3 «!$# ÌøΒr& ôÏΒ …çµtΡθÝàxøts† ϵÏù=yz ôÏΒuρ ϵ÷ƒy‰tƒ È÷t/ .ÏiΒ ×M≈t7Ée)yèãΒ …çµs9

yŠ#u‘r& !#sŒÎ)uρ 3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉi1tóム4®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉi1tóムŸω ©!$# χÎ)

∩⊇⊇∪ @Α#uρ ÏΒ ϵÏΡρߊ ÏiΒ Οßγs9 $tΒuρ 4 …çµs9 ¨ŠttΒ Ÿξsù #[þθß™ 5Θöθs)Î/ ª!$#

Artinya : “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikatnya yang selalu


menjaganya bergiliran, dari depan dan belakang. Mereka
menjaga atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah keadaan sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung bagi meraka selain Dia.
(QS.Ar Ra’d: 11).

Dari ayat di atas jelas bahwa bagi tiap-tiap manusia ada

beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan

ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya.


29

Serta malaikat yang dimaksud dalam ayat ini ialah malaikat yang

menjaga secara bergiliran yaitu malaikat Hafazhah.

Tuhan tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka

tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

e. Keunggulan Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan mempunyai keunggulan dan

keterbatasan dibandingkan dengan tehnik analisis lainnya.

Keunggulan tersebut adalah:

1) Rasio mempunyai angka-angka atau ikhtisar yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan.

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi

yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan

rumit.

3) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lainnya.

4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-

model pengambilan keputusan dan model prediksi.

5) Menstandarisasi ukuran perusahaan.

6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan

perusahaan lain atau melihat perusahaan secara periodik

atau “Time Series”.

7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan

prediksi di masa yang akan datang.


30

f. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan

1) Sulit dalam memilih rasio yang tepat, yang dapat digunakan

untuk kepentingan pemakainya.

2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan

juga menjadi keterbatasan tehnik ini seperti:

(a). Perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak

mengambil tafsiran dan budgetmen yang dapat dinilai

biasa atau subjektif.

(b). Nilai yang terkandung dalam nilai laporan keuangan dan

rasio adalah harga perolehan atau cost bukan harga

pasar.

(c). Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak

pada angka rasio.

(d). Metode pencatatan yang dapat tergambar dalam standar

akuntansi bisa diterapkan berbeda untuk perusahaan

yang berbeda.

3) Jika dana untuk menghitung rasio tidak tersedia maka

menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

4) Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik dan

standar akuntansi yang dipakainya tidak sama. Oleh karena

itu jika dilakukan perbandingan dapat menimbulkan

kesalahan.
31

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kinerja perusahaan, pihak manajemen harus

melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan

perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan adalah rasio

keuangan yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan

membagi satu data dengan data yang lainnya. Sedangkan rasio

keuangan itu sendiri mempunyai beberapa pengertian. Menurut

Baridwan (1999:74-75) rasio keuangan adalah suatu metode

perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja

suatu perusahaan. Setelah mengetahui pengertian tersebut maka

dapat melakukan analisis terhadap rasio-rasio tersebut, adapun

analisis rasio keuangan mempunyai pengertian yang perlu

dipahami terlebih dahulu tentang arti analisis rasio keuangan.

Analisis keuangan menurut Riyanto (2001:329) adalah

analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan yang

lain, yang memberikan gambaran tentang sebuah perusahaan serta

penilaian terhadap keadaan sesuatu perusahaan.

Analisis rasio keuangan berhubungan dengan bidang

akuntansi. Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan

pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi dan akibat dari

transaksi tersebut terhadap aktiva, hutang, modal, penghasilan,


32

dan biaya dalam perusahaan. Transaksi-transaksi tersebut

kemudian di analisis, di klasifikasi dan disajikan dalam bentuk

laporan keuangan. Dengan adanya analisis ini perusahaan dapat

mengetahui perubahan yang telah dilakukan oleh perusahaan dan

membantu menggambarkan kecenderungan yang timbul dalam

suatu periode perusahaan.

Dari pengertian diatas maka analisis rasio keuangan adalah

analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan dalam periode

tertentu dengan membuat perbandingan antara pos yang relevan.

b. Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Adapun tujuan analisis rasio keuangan adalah sebagai

berikut:

1) Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

2) Mengukur sejauhmana efektifitas penggunaan aset dengan

melihat tingkat efektifitasnya.

3) Mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

jangka panjangnya.

4) Mengukur kemampuan laba sebuah perusahaan.

5) Melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai

buku perusahaan.
33

c. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan banyak sekali karena rasio tersebut

menurut kebutuhan penganalisa. Dalam bukunya Sawi (2005:13-

21), mengelompokkan rasio yaitu sebagai berikut:

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimum satu tahun)

dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki.

(a). Current Ratio

Rasio ini disebut rasio lancar. Rasio yang membandingkan

antara akiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini juga

menunjukkan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari

kreditur dapat dipenuhi.

AktivaLancar
Current Ratio = x100%
Hu tan gLancar

( b). Cash Ratio

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan untuk

membayar kewajiban yang harus dipenuhi dengan kas yang

tersedia didalam perusahaan dan efek yang segera dapat

dicarikan.

Kas + Effec
Cash Ratio = x100%
Hu tan gLancar
34

2) Rasio Solvabilitas

Yaitu rasio yang mengukur hingga sejauhmana perusahaan

dibiayai oleh hutang. Rasio-Rasio solvabilitas mengukur

perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik

perusahaan dengan dana yang berasal dari kredit perusahaan.

(a). Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menjamin hutang dengan sejumlah aktiva yang

dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah

modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan

keuntungan dibandingkan aktiva yang dimiliki.

TotalHu tan g
Deb Ratio = x100%
TotalAktiva

(b). Deb To Equity Ratio

Ratio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang

jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal

sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui

financial leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka

semakin besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding

dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

TotalHu tan g
Deb To Equiy Ratio =
ModalSendiri
35

3) Rasio Aktivitas

Rasio yang digunakan untuk mengukur ke efektifan

penggunaan dana-dana perusahaan.

(a). Total Asset Turnover

Rasio perputaran total aktiva, dimana rasio tersebut

mengukur perputaran dari semua aktiva perusahaan dalam

rangka penghasilan penjualan.

Penjualan
Total Asset Tturnover =
TotalAktiva

(b). Fixet Asset Turnover

Rasio ini mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang

dimiliki oleh perusahaan.

Penjualan
Fixet Asset Turnover=
TotalAktiva

4) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah hubungan dengan penilaian

tehadap kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

( a). Margin Laba Kotor

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar laba

kotor yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penjualan

bersih perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa


36

perusahaan menekankan kenaikan harga pokok penjualan pada

presentase dibawah kenaikan penjualan.

LabaKotor
Gross Profit Magin = x100%
Penjualan

(b). Margin Laba Bersih

Rasio laba bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba

bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Rasio ini

yang umumnya digunakan dan dibandingkan dengan rasio

terdahulu mengingat laba yang dihasilkan merupakan laba bersih

perusahaan.

LabaBersih
Net Profit Margin = x100%
Penjualan

(c). Return On Equity

Merupakan rasio pengukuran terhadap yang dicapai bagi

pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun

pemegang saham referend) atas modal diinvestasikan pada

perusahaan. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula

penghasilan yang diterima pemilik perusahaan yang berarti pula

semakin baik kedudukannya dalam perusahaan.

LabaBersih
Return On Equity = x100%
ModalSendiri
37

Weston dan Bigham (2001:95), mengelompokkan rasio

menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio Lancar (current Ratio), Rasio Cepat (Quik/Acit Ratio)

2. Rasio Pengelolaan Aktiva

Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio),

jangka waktu penagihan (Days Sales Ousttanding=DSO),

Peputaran Aktiva Tetap (Fixd Assets Turover Ratio),

Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover).

3. Rasio Pengelolaan Utang (Leverage)

Rasio utang (Deb Ratio), Rasio Kemampuan Membayar Bunga

(Time Interest Earned), Rasio Kemampuan Membayar Beban

Tetap (Fixed Change Coverage Ratio).

4. Rasio Profitabilitas

Margin laba atas penjualan (Profit margin on sales), rasio dasar

menghasilkan laba (Retunr on total ratio), pengambilan atas

total aktiva (retunr on common equity), tingkat pengambilan

atas saham biasa (retunr on common equity).


38

C. Kinerja Perusahaan

1. Pengertian Kinerja

Banyak pendapat yang menjelaskan pengertian dari kinerja,

antara lain adalah “Kinerja adalah kemampuan dari suatu perusahaan

dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efisien dan efektif

guna mendapatkan hasil yang sempurna.

Weston, Copelan dan Thomas (1992: 36), menerangkan bahwa

kinerja keuangan adalah alat untuk mengukur prestasi kerja keuangan

perusahaan melalui struktur permodalannya. Tolak ukur yang

digunakan pada posisi keuangan perusahaan didaur hidup bisnis.

Penilaian kinerja manajemen perusahaan adalah penentuan

secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan

karyawannya, berdasarkan sasaran standat dan kriteria yang teleh

ditetapkan sebelumnya.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan harus diketahui output

dan inputnya. Output yang dimaksud adalah hasil dari kinerja

karyawan, sedangkan input yang dimaksud adalah keterampilan yang

dimiliki untuk mendapatkan hasil tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari

kinerja adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat

secara terus menerus oleh manajemen perusahaan untuk


39

menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien guna

mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Munawir (2004, 30-33), tujuan dari penilaian suatu

kinerja dari suatu perusahaan adalah:

a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas suatu perusahaan, yaitu

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban saat ditagih.

b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas atau leverage suatu

perusahaan, yaitu kemampuan dilikuidasi baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

c) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu

kemampuan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.

d) Untuk mengetahui stabilitas usaha suatu perusahaan yaitu

kemampuan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang

diukur dengan pertimbangan kemampuan perusahaan

membayar beban bunga atas hutangnya termasuk kemampuan

perusahaan membayar deviden secara teratur kepada pemegang

saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

D. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan

Penilaian kinerja perusahaan merupakan penilaian perilaku

manusia dalam suatu organisasi untuk tercapainya prestasi atau hasil


40

nyata yang positif. Menurut Mulyadi (2001:477) penilaian kinerja

adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu

organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria sebelumnya.

Kinerja keuangan dapat dilihat dari dua segi yaitu:

1. Segi kualitatif adalah suatu kinerja perusahaan yang dapat diukur

dari keunggulan produk dipasar, sumber daya manusia,

kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap kemasyarakat.

2. Segi kuantitatif adalah kinerja perusahaan yang dapat diukur

dengan menggunakan suatu analisis tertentu, seperti kemampuan

unit organisasi dalam menghasilkan laba.

Melalui penilaian kinerja usaha tersebut maka dapat diukur

pengevaluasian laporan keuangan perusahaan. Dengan kinerja itu

merupakan prospek pertumbuhan serta potensi yang sebanding

dengan waktu dan dapat juga ditentukan kriteria yang digunakan

untuk menilai keefektifan suatu perusahaan yaitu dengan melihat

tercapai tidaknya program yang telah dibuat pada tiap perusahaan

tahun anggaran atau periode sehingga sesuai dengan rencana

pencapaian tujuan perusahaan.

E. Hubungan Rasio Keuangan Dengan Penilaian Kinerja

Rasio keuangan dapat diartikan dalam artian relatif maupun

absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu


41

dengan rasio yang dapat dihitung berdasarkan finansial statemen

yang telah tersedia yaitu:

1. Income statemen yaitu laporan rugi laba yang merupakan

laporan operasional perusahaan selama periode tertentu.

2. Balance sheet yaitu neraca yang menunjukkan posisi finansial

perusahaan pada suatu saat.

Jadi dengan menggunakan analisis rasio keuangan pihak

perusahaan dapat mengatur apa yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk mengukur kekuatan atau kelemahan dalam meningkatkan

keuntungan pencapaian tujuan perusahaan.


42

Kerangka Berfikir

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

Laporan Keuangan
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Tahun 2003 - 2006

Data:
- Neraca
- Laba-Rugi

Rasio Keuangan:
- Rasio Likuiditas
- Rasio Aktivitas
- Rasio Laverage
- Rasio Profitabilitas

Metode time series


analisis

Hasil

Kesimpulan dan saran

Sumber: Data Diolah


BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, tetapi tidak secara langsung keperusahaan,

pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Propectus Annual

Report di pojok BEJ Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

B. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriftif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

dinyatakan dalam skala numerik. (Algifani, 2003:9), sedangkan

pendekatan deskriftif merupakan kegiatan mengumpulkan,

mengelola dan kemudian menyajikan data observasi agar pihak lain

dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat

(karakteristik) objek dari data penelitian.

43
44

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data merupakan suatu cara

yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam

penelitian (Arikunto, 2002: 21).

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencari data,

mengumpulkan, mempelajari, mengklasifikasikan dan menggunakan

data yang sudah ada mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya

yang masih berkaitan dengan perusahaan.

Dalam penelitian ini data dokumentasi diperoleh dari catatan

prospectus dan annual report yang sudah di sediakan oleh BEJ baik

melalui internet maupun media lainnya.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Pimer

Yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dari

tempat penelitian (tempat melalui perantara).

2. Data Sekunder

Yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

tidak langsung atau data yang diperoleh melalui pengamatan

literatur, dokumen-dokumen dari perusahaan dan lain-lainnya.


45

E. Analisis Data

Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan digunakan

suatu alat analisis yang berupa rasio-rasio keuangan atau laporan

keuangan yang mengukur atau mengidentifikasi tingkat kinerja

perusahaan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua

pendekatan analisis yaitu:

1. Analisis Kuantitatif, yaitu mengklasifikasi kemudian menghitung,

membandingkan dan menganalisa data yang ada menggunakan

bantuan rasio-rasio atau pertimbangan antara satu jumlah tertentu

dalam satuan-satuan hitungan.

2. Analisis Kualitatif, yaitu analisis dengan menggunakan

pertimbangan selain angka-angka yang ada dengan bantuan teori

dan kenyataan pada praktek yang terjadi.

Adapun data yang berwujud angka-angka hasil perhitungan

dianalisis dengan menggunakan analisis time series, yaitu analisis

yang dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial

suatu perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Perbandingan

antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio dimasa lalu akan

memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

kemunduran.
46

Dalam hal ini peneliti menggunakaan analisis rasio dalam empat

kelompok besar (variabel empat besar) antara lain:

a. Rasio Likuiditas

1) Current Ratio

AktivaLancar
Current Ratio = x100%
U tan gLancar

2) Cash Ratio

Kas + Efek
Cash Ratio = x100%
Hu tan gLancar

b. Rasio Solvabilitas

1). Debt Ratio

TotalHu tan g
Debt Ratio = x100%
TotalAktiva

2). Debt To Equity Ratio

Hu tan gLancarxHu tan gJangkaPanjang


Debt To Equity Ratio =
ModalSendiri

c. Rasio Aktivitas

a. Total Asset Turnover

Penjualan
Total Asset Turnover =
TotalAktiva
47

b. Fixet Asset Turnover

Penjualan
Fixet Asset Turnover =
AktivaTetap

d. Rasio Profitabilitas

1). Gross Profit Magin

LabaKotor
Gross Pofit Magin = x100%
Penjualan

2). Net Pofit Margin

LabaBersih
Net Prefit Margin = x100%
Penjualan

3). Ratio Return On Equity

LabaBersih
Ratio Return on Equity = x100%
ModalSendiri
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Indonesia

Cikal bakal telkom adalah suatu badan usaha bersama Post-en

Telegraafdlenst yang didirikan dengan Staatblad No. 25 tahun 1884.

penyelenggaraan telekomunikasi di Hindia Belanda pada waktu itu

pada mulanya diselenggarakan oleh swasta. Bahkan sampai tahun

1905 tercatat 38 perusahaan telekomunikasi, yang pada tahun 1906

diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkan

Staatblad No.395 tahun 1906. sejak itu berdirilah Post, Telegraaf en

Telefoondients atau disebut PTT-Dienst. PTT Dienst ditetapkan

sebagai perusahaan Negara berdasarkan Staatblad No. 419 tahun 1927

tentang Indonesia Bedrijvenwet (IBW, Undang-Undang Perusahaan

Negara).

Jawatan PTT ini berlangsung sampai dikeluarkannya peraturan

pemerintah pengganti Undang-undang (Perpu) No. 19 tahun 1960 oleh

Pemerintah Republik Indonesia, tentang persyaratan suatu Perusahaan

Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk setiap menjadi suatu

Perusahaan Negara (PN). Kemudian berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 240 tahun 1961, tentang pendirian perusahaan Negara

48
49

Pos dan Telekomunikasi tersebut, bahwa perusahaan Negara Pos dan

Telekominikasi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 21.B, dilebur

ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan

Telekomunikasi).

Dalam perkembangan selanjutnya pemerintah memandang

perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi dua

Perusahaan Negara yang berdiri sendiri. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 29 tahun 1965, maka berdirilah perusahaan Pos dan

Giro (PN Pos dan Giro) dan pendirian Perusahaan Negara

Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) diatur dalam peraturan

Pemerintah No. 30 tahun 1965. bentuk ini pun dikembangkan menjadi

Perusahaan Umum (Perum) Telekomunikasi melalui peraturan

Pemerintah No. 36 tahun 1974. Dalam peraturan tersebut dinyatakan

pula Perusahaan Umum Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa

telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam

negeri maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar

Negeri pada saat itu juga diselenggarakan oleh PT. Indonesia Statelite

Corporation (Indosat), yang masih berstatus perusahaan asing, yakni

dari Amerikan Cable dan Radio Corporatio, suatu perusahaan yang

didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Negara bagian

Delawere, Amerika Serikat. Seluruh saham PT. Indosat dengan modal

asing ini pada akhir tahun 1980 dibeli oleh Negara Republik Indonesia
50

dari American Cable dan Radio Corporatio. Dalam rangka

meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum,

pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.53 tahun 1980

tentang telekomunikasi untuk umum yang isinya tentang perubahan

atas peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1974. berdasarkan peraturan

Pemerintah No. 53 tahun 1980, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan

usaha yang berwenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk

umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha

penyelenggara telekomunikasi untuk umum internasional.

Memasuki Repelita V pemerintah merasakan perlunya

percepatan pembangunan telekomunikasi, karena sebagai

infrastruktur diharapkan dapat memacu pembangunan sektor lainnya.

Karena sebagai hal tersebut penyelenggara telekomunikasi

membutuhkan manajemen yang lebih provisional, oleh sebab itu perlu

menyesuaikan bentuk perusahaan. Untuk itu berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 25 tahun 1991, maka bentuk perusahaan umum

(Perum) dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), sebagai

dimaksud dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969. sejak itulah

Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia atau

Telekomunikasi.
51

2. Visi dan Misi Telekomunikasi

a). Visi Telekomunikasi

Visi telekomunikasi "To Become a Leading Incom Player in the

region", menunjukkan suatu tekat bahwa TELKOM untuk menjadi

penyelenggara jasa Informasi dan Komunikasi yang handal di

level Regional.

b). Misi Telekomunikasi

Memberikan layanan "One Stop Infocom " dengan kualitas yang

prima dan harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang

terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, dengan

teknologi yang kompetitif dan dengan Business Partner yang

tinggi.

3. Restrukturisasi Internal Telekomunikasi

Mengantisipasi era globalisasi, seperti di tetapkannya

perdagangan bebas baik internasional, maupun regional, maka

telekomunikasi pada tahun 1995 melaksanakan tiga program besar

secara simultan. Program-program tersebut adalah restrukturisasi

internal, penerapan Kerja Sama Operasi (KSO) dan persiapan Go

Publik atau Internasional atau juga dikenal dengan Intial Public

Offering. Restrukturisasi Internal meliputi bidang usaha sekaligus

mengorganisasiannya bidang usaha telekomunikasi yang dibagi

menjadi tiga, yaitu bidang usaha utama, bidang usaha terkait dan
52

bidang usaha pendukung. Bidang utama telekomunikasi adalah

menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam negeri,

sedangkan bidang terkait termasuk sistem telepon bergerak selular

(STBS), sirkit langganan, teleks, penyewaan transponder satelit, VSAT

dan jasa nilai tambahan tertentu.

Bidang usaha terkait ini ada yang diselenggarakan telkom dan

ada juga yang diselenggarakan bekerja sama dengan pihak ketiga

melalui perusahaan patungan. Sedangkan bidang usaha pendukung

adalah bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan

pelayanan jasa telekomunikasi, namun keberadaannya mendukung

kelancaran bidang usaha dan bidang terkait. Yang termasuk bidang

pendukung adalah pelatihan, sistem informasi, atelir, properti, dan

riset teknologi informasi.

Untuk menampung bidang-bidang usaha tersebut, maka sejak 1

juni 1995 Telkom telah menghapuskan struktur Wilayah Usaha

Telekomunikasi (WITEL) dan secara defacto meresmikan dimulainya

era devisi. Sebagai pengganti Witel, bisnis utama dikelola oleh tuju

Divisi Regional dan satu Devisi Network. Devisi Regional

menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing,

sedangkan Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi

jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur

utama nasional.
53

Divisi Regional Telkom mencakup wilayah-wilayah yang

dibagi-bagi sebagai berikut:

a) Divisi Regional 1, Sumatra

b) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya

c) Devisi Regional III, Jawa Barat

d) Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

e) Divisi Regional V, Jawa Timur

f) Divisi Regional VI, Kalimantan

g) Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia yang meliputi

Sulawesi Nusantara, Maluku, dan Irian Jaya.

Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang

terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai

pusat investasi (Divisi Regional) dan pusat keunggulan (Divisi

Network dan Divisi lainnya) serta mempunyai laporan keuangan

internal yang terpisah. Sedangkan divisi-divisi pendukung terdiri dari

Divisi Pelatihan, Divisi Properti, Divisi Sistem Informasi. Beralihnya

kebijakan sentralisasi ke kebijakan dekonsentrasi dan desentralisasi

kewenangan maka struktur dan fungsi kantor pusat juga mengalami

perubahan. Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat

diubah menjadi pusat biaya (cost center). Berlakunya kebijakan

dekonsentrasi menjadi jumlah sumber daya manusia kantor

perusahaan juga menjadi sedikit.


54

Kantor perusahaan Telkom berdasarkan akte perubahan yang

terakhir berkedudukan di Jl. Japati No.1 Bandung, bertanggung jawab

atas penyampaian sasaran pengelolaan perusahaan melalui kegiatan

unit kerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan

divisi, kantor perusahaan hanyalah menetapkan hal-hal yang strategis,

sedangkan penjabaran operasionalnya dilaksanakan oleh masing-

masing divisi.

4. Tujuan Perusahaan

Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini

dilakukan dengan membuat perencanaan-perencanaan yang dianalisa

terlebih dahulu dengan matang dan disesuaikan dengan kemampuan

dari perusahaan tersebut. Adapun yang menjadi tujuan perusahaan

terbagi atas tujuan jangka pendek dan jangka panjang, yaitu:

a) Tujuan jangka Pendek

(1) Menyelenggarakan pelayanan yang optimal dalam bidang

telekomunikasi bagi masyarakat di sekitar daerah Indonesia.

(2) memelihara dan meningkatkan kualitas sarana dan jaringan

telepon yang ada di Indonesia.

(3) memelihara hubungan baik yang sudah terjalin dengan pihak

swasta dan pemerintah.


55

b) Tujuan Jangka Panjang

Adapun yang menjadi tujuan jangka panjang perusahaan

adalah menyelenggarakan pelayanan jasa telekomunikasi dan

informasi yang bermutu tinggi berupa jasa POTS, Leased Channel,

ValueAdded Services, Multi Media dan teleservices dengan menerapkan

sistem manajemen mutu telekomunikasi yang merupakan perwujudan

budaya kerja yang berorientasi kepada proses untuk memenuhi

kepuasan pelanggan, karyawan dan pemilik perusahaan serta

meningkatkan mutu secara berkesinambungan untuk menjadi

operator kelas dunia dengan melibatkan seluruh karyawan secara

aktif.
5. Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Gambar 4.2
Stuktur Organasasi
Direktur Utama
(CEO)

Wakil Direktur Utama


(COO)

Corporate Office Group

Head of Head of Corporate Head of


Corporate Affair Communication Internal Audit
Para VP Para VP Para VP

Business Operations Group

Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur EVP Strategic


Network & Konsumer Enterprise & Information Keuangan Human Compliance & Investment
Solution Wholesale Technology (CIO) (CFO) Capital & GA Risk Management & Corporate
Para VP Para VP Para VP Para VP Para VP Para VP Para VP Planning
SGM & EGM & SGM & SGM & SGM & SGM & SGM SGM & EGM Para VP
Sumber:www.Telkom.co.id

56
57

6. Wewenang dan Tanggung Jawab

Adapun uraian secara umum, tugas, wewenang, dan

tanggung jawab dari masing-masing adalah sebagai berikut:

a) Direktur Utama (CEO)

Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab: memimpin dan mengurus

perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha

meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan, memelihara dan

mengurus kekayaan Perusahaan. Melakukan segala tindakan dan

perbuatan baik mengenai pengurusan maupun yang mengenai

pemilikan serta mengikat perusahaan dengan pihak lain, dan pihak

lain dengan perusahaan.

b) Wakil Direktur Utama (COO)

c) Head of Corporate Affair

d) Head of Corporate Communication

Sebagai Corporate office function, di sana terdapat beberapa unit

yang mempunyai level sama sebagai direktur, strategic investment and

corporate running unit, yang fokus terhadap corporate running function

and strategic business planning, and corporate support units, yang dikenal

dengan corporate communication, corporate affair and internal audit unit.

e) Head of Internal Audit

Bertanggung jawab: mengawasi kegiatan unit internal audit

dalam melakukan audit dan penilaian secara independen mengenai

kehandalan dan efektivitas sistem dan mekanisme pengendalian


58

internal Telkom, serta mengawasi unit internal audit dalam membantu

manajemen dalam mencapai target mereka masing-masing.

f) Direktur Network and Solution

Ruang Lingkup dan tanggung jawab: fokus dalam menjalankan

penyelengaraan operasional operating Business, sebagai unit bisnis dan

fokus dalam menyelenggarakan pengelolaan infrastruktur dan jasa di

Direktorat Network & Solution, sebagai unit bisnis dan

mengkonsolidasikan unit-unit bisnis yaitu; Divisi Long Distance, Divisi

Multimedia, Divisi Fixed Wireless Network, dan unit-unit Support Service,

yaitu; Pusat Riset dan Pengembangan (Researce & development atau

R&D Center), Pusat Pelayanan Pemeliharaan dan Perbaikan Alat

Produksi Perusahaan (Maintenance Service Center atau MSC), dan Pusat

Pelaksana Pembangunan (Telkom Consruction Center atau TCC).

g) Direktur Konsumer

Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab: fokus dalam

menyelenggarakan pengelolaan Dilivery Channel dan Customer di

Direktorat Konsumer; sebagai unit bisnis yang fokus pada

penyelenggaraan pengelolaan fungsi Dilivery Channel dan Customer

Segmen Retail Consumer.

h) Direktur Interprise and Wholesale

Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab: fokus dalam

menyelengarakan pengelolaan fungsi Dilivery Channel dan Customer di

Direktorat Interprise & Wholesale; sebagai unit bisnis yang fokus pada
59

penyelenggaraan pengelolaan fungsi Dilivery Channel dan Customer

Segmen Corporate dan Wholesale, dan mengkonsolidasikan unit-unit

bisnis di Divisi Enterprise Service (ESC), dan Divisi Pelayanan Mitra

Operator dan Interkoneksi (CISC).

i) Direktur Information Technology (CIO)

Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab: fokus dalam pengelolaan

pendayagunaan Teknologi Informasi Perusahaan dan pengelolaan

fungsi Supply Management di Direktorat IT & Supply, mengendalikan

Information Center dan Supply Center.

j) Direktur Keuangan (CFO)

Ruang lingkup dan Tanggung Jawab: fokus dalam menjalankan

penyelenggaraan fungsional korporasi di lingkungan Direktorat

Keuangan, menyelenggarakan fungsi keuangan secara terpusat yang

mencakup penyelenggaraan operasional di seluruh unit bisnis yang

dilaksanakan melalui unit finance center, serta mengendalikan

efektifitas investasi pada anak perusahaan.

k) Direktur Human Capital & GA

Ruang lingkup dan Tangung Jawab: fokus dalam menjalankan

penyelenggaraan fungsional korporasi di lingkungan Direktorat SDM,

menyelengarakan fungsi SDM secara terpusat yang mencakup

penyelenggaraan operasional SDM di seluruh unit bisnis yang

dilaksanakan melalui unit Human Resource Center. Juga bertanggung

jawab dalam mengendalikan beberapa unit Corporate Service, Support


60

Service, dan Enterprise Service yaitu Human Resource Center (HRCenter),

Training Center (TTC), Pusat Pelayanan Jasa Konsultan Manajemen

(MCC), Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan (CDC), Dana Pensiun dan Yayasan-Yayasan.

l) Direktur Compliance and Risk Management

Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab: fokus dalam pengeloaan

kepatuhan, hukum dan pengelolaan risiko di Direktorat Compliance &

Risk Management.

m) EVP Strategic Investment and Corporate Planning

Bertanggung Jawab: memberikan saran kepada Dewan Direksi

dalam Perumusan rencana bisnis Telkom baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Banyak alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja

keuangan suatu perusahaan, dalam penilaian ini hanya menggunakan

analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas yang

berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya, rasio aktivitas berfungsi untuk

mengetahui berapa besar efisiensi investasi perusahaan pada berbagai

aktivanya dan profitabilitas berfungsi untuk mengukur seberapa

efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan. Ke


61

emptat rasio keuangan tersebut dianggap yang paling efektif untuk

mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Laporan keuangan berisi beberapa laporan keuangan standar

seperti neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan

laporan arus kas. Secara teoritis bagi seorang investor laporan

keuangan merupakan gerbang masuk untuk melihat sehat tidaknya

suatu perusahaan. Untuk melihat sehat atau tidaknya perusahaan

umumnya para investor menggunakan alat analisis yang berupa rasio

keuangan. Pada intinya rasio keuangan menggambarkan resiko rasio

keuangan Dan hasil kinerja keungan perusahaan, perusahaan yang

dianggap sehat menurut analisis rasio keuangan adalah perusahaan

yang resiko yang relativ rendah dan timbal hasil yang tinggi. Dan

berikut adalah penilaian kinerja keuangan perusahaan PT.

Telekomunikasi Tbk dari periode 2003 sampai dengan periode 2006.

1. Analisis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimum satu tahun)

dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki.

a). Current Ratio

Rasio ini disebut rasio lancar. Rasio yang membandingkan

antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini juga

menunjukkan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari

kreditur dapat dipenuhi.


62

Berdasarkan data lampiran laporan keuangan neraca tahun

2003-2006 menunjukkan bahwa kondisi riil PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, adalah sebagai berikut:

AktivaLancar
Current Ratio = x100%
Hu tan gLancar

8.942.590
2003 = x100% = 80,06%
11.169.814

9.203.934
2004 = x100% = 78,82%
11.677.042

10.304.550
2005 = x100% = 76,26%
13.513.168

13.920.792
2006 = x100% = 67,76%
20.535.685

Sedangkan data laporan keuangan 2003-2006 yang berupa

neraca, laporan laba-rugi, rincian biaya administrasi, dan umum.

Yang berada pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk menunjukkan bahwa current ratio optimal yang

dibutuhkan sebagai berikut:

(1) Tahun 2003

AKTIVA LANCAR = 8.942.590

Biaya Operasional/tahun = 15.139.984

(dikurangi) Penyusutan = (4.779.520)

(1.196.397)
Persekot 2003-2004 =
9.164.067

Bebab Usaha
63

(ditambah) Gaji Karyawan = 4.440.096

Operasi, Peml &jasa = 3.338.693

Umum & Administrsi = 2.078.777

Pemasaran = 502.898

Beban bunga = 1.383.446

Bagian laba (asosiasi) = 2.819

Pajak = 3.791.280

Hak minorits laba b. = 1.503.478


26.205.554 : 12 Bln

Rata-rata b. operasional/bln = 2.183.796

(ditambah) Utang lancar = 11.169.814

= (13.353.610)

Sisa modal kerja bersih 4.411.020

13.353.610
Curren ratio yang minimal = x100%
11.169.814

= 120%

jadi current ratio minimal Pt. Telkomunikasi ± 120%,

sementara kondisi riil current ratio berjumlah 80,06%. Jadi kurang

40%.

(2) Tahun 2004

AKTIVA LANCAR = 9.203.934

Biaya Operasional/tahun = 19.359.886

(6.438.557)
(dikurangi) Penyusutan =
12.921.329
64

Beban Usaha

(ditambah) Gaji Karyawan = 4.909.965

Operasi, Peml &jasa = 4.529.587

Umum & Administrsi = 2.599.847

Pemasaran = 881.930

Beban bunga = 1.270.130

Bagian laba (asosiasi) = 3.420

Pajak = 4.267.111

Hak minorits laba b. = 1.956.301


33.339.620 : 12 Bln

Rata-rata b. operasional/bln = 2.778.302

(ditambah) Utang lancar = 11.677.042

= (14.455.344)

Sisa modal kerja bersih 5.251.410

14.455.344
Curren ratio yang minimal = x100%
11.677.042

= 124 %

jadi current ratio minimal Pt. Telkomunikasi ± 124%,


sementara kondisi riil current ratio berjumlah 78,82%. Jadi kurang
45%.
(3) Tahun 2005

AKTIVA LANCAR = 10.304.550

Biaya Operasional/tahun = 24.636.434

(dikurangi) Penyusutan = (7.570.739)


65

(508.246)
Persekot 2005-2006 =
16.557.449

Beban Usaha

(ditambah) Gaji Karyawan = 6.563.047

Operasi, Peml &jasa = 5.916.341

Umum & Administrsi = 2.763.951

Pemasaran = 1.126.229

Beban bunga = 1.177.268

Bagian laba (asosiasi) = 10.879

Pajak = 5.719.644

Hak minorits laba b. = 3.063.971


42.898.779 : 12 Bln

Rata-rata b. operasional/bln = 3.574.898

(ditambah) Utang lancar = 13.513.168

= (17.088.066)

Sisa modal kerja bersih 6.783.516

17.088.066
Curren ratio yang minimal = x100%
13.513.168

= 126 %

jadi current ratio minimal Pt. Telekomunikasi ± 126%,

sementara kondisi riil current ratio berjumlah 76,26%. Jadi kurang

50%.

(4) Tahun 2006

AKTIVA LANCAR = 13.920.792


66

Biaya Operasional/tahun = 29.700.767

(dikurangi) Penyusutan =
(9.178.343)
20.522.424

Beban Usaha

(ditambah) Gaji Karyawan = 8.513.765

Operasi, Peml &jasa = 7.495.728

Umum & Administrsi = 3.271.427

Pemasaran = 1.241.504

Beban bunga = 1.286.354

Bagian laba (asosiasi) = 6.619

Pajak = 7.097.202

Hak minorits laba b. = 3.948.101


53.383.124 : 12 Bln

Rata-rata b. operasional/bln = 4.448.594

(ditambah) Utang lancar = 20.535.685

= (24.984.279)

Sisa modal kerja bersih 11.063.487

24.984.279
Curren ratio yang minimal = x100%
20.535.685

= 122%

jadi current ratio minimal Pt. Telkomunikasi ± 122%,

sementara kondisi riil current ratio berjumlah 67,76%. Jadi kurang

54%.
67

Adapun kondisi Current ratio PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2
Hasil Penghitungan Current Ratio

Tahun 2003 2005 2005 2006


Rasio
(Current 80,06 % 78,82 % 76,26 % 67,76 %
Ratio)
Riil
(Current 120% 124% 126% 122%
Ratio)
Minimal
Sumber: Data Sekunderdi Olah

Berdasarkan hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa

adanya aktiva lancar yang kurang. Hal ini dapat dilihat pada

kondisi riil current ratio yang jumlahnya lebih kecil dibandingkan

dengan current ratio optimal yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Pada tahun 2003-2006 mengalami penurunan yaitu sebesar

80,06% pada tahun 2003 sementara current ratio optimal yang

dibutuhkan sebesar 120% jadi kekurangan adalah 40%, tahun 2004

kondisi riil current ratio 76,82 sementara rasio optimal 124% jadi

kekurangan adalah 45%, di tahun 2005 kondisi riilnya sebesar

76,26% sementara rasio optimalnya 126% jadi kurang 50%, dan di

tahun 2006 67,76% kondisi riilnya 67,76 sementara rasio minimalnya

122% jadi kekurangannya adalah 54%.

Penurunan nilai rasio ini dikarenakan meningkatnya utang

perusahaan yang terlalu tinggi, dimana jumlah utang lancar lebih


68

tinggi dari jumlah aktiva lancarnya. Sehehingga dari aktiva lancara

ini menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk kurang

efektif dalam mengelola aktivanya, hal ini berarti masih banyaknya

yang belum bisa mencukupi hutang lancar perusahaan yang terlalu

tinggi.

Dengan memperhatikan kondisi Carrent Ratio perusahaan PT.

Telekomunikasi Tbk yang relativ menurun tersebut, maka pihak

manajemen perusahaan tersebut harus melakukan efisiensi atau

penekanan jumlah hutang jangka pendek perusahaan dengan

menambah hutang jangka panjang. Hal ini dapat digunakan Debt to

Equity Ratio, dan sebaliknya jika Debt to Equity Ratio kurang baik

maka bisa menjual penyertaan sementara (Investasi).

Hal ini berarti bahwa nilai rasio setiap Rp. 1,00 hutang

perusahaan dijamin dengan aktiva lancar senilai 0,800 pada tahun

2003, dan senilai 0,788 pada tahun 2004, dan senilai 0,762 pada tahun

2005, dan senilai 0,677 pada tahun 2006. Tingkat pengambilan

hutang yang relativ menurun tersebut disebabkan oleh kenaikan

aktiva lancar yang diikuti oleh kenaikan hutang lancar.

Jadi kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

dalam membayar hutang atau kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki kurang baik, karena tidak

bisa untuk membayar hutang dan biaya operasionalnya sehingga

perusahaan tidak mampu berproduksi.


69

b). Cash Ratio

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan untuk

membayar kawajiban yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia

di dalam perusahaan dan efek yang segera dapat dicarikan.

Berdasarkan data laporan keuangan neraca tahun 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

Kas + Efec
Cash Ratio = x100%
Hu tan gLancar

5.094.472 + 4.006
2003 = x100% = 45,64%
11.169.814

4.856.123 + 19.949
2004 = x100% = 41,76%
11.677.042

5.374.684 + 22.064
2005 = x100% = 39,94%
13.513.168

8.315.836 + 84.429
2006 = x100% = 40,91%
20.535.685

Tabel 4.3
Hasil Penghitungan Cash Ratio

Tahun 2003 2005 2005 2006


Rasio
Cash Ratio 45,64 % 41,76 % 39,94 % 40,91 %
Sumber: Data Sekunderdi Olah

Berdasarkan hasil penghitungan di atas menunjukkan nilai

cash ratio cenderung menurun yaitu di tahun 2003 sebesar 45,64%, di


70

tahun 2004 turun 41,76%, di tahun 2005 turun sebesar 39,94% dan

naik 40,91% di tahun 2006.

Penurunan nilai rasio ini pada tahun 2003-2006 disebabkan

karena besarnya jumlah piutang yang dimiliki perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya hutang lancar yang semakin

tinggi, perusahaan justru lebih memilih untuk tidak mengalokasikan

pada kas, bahkan lebih meningkatkan jumlah piutang, dimana

jumlah kas perusahaan menempati posisi yang paling sedikit jika

dibandingkan dengan piutang.

Ini menunjukkan perusahaan kurang efektif dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas yang tersedia.

Oleh karena itu perusahaan harus memperbaiki manajemen

kebijakan kebijakan piutang sebaik mungkin agar bisa

meningkatkan kas yang dimiliki.

Nilai rasio diatas mengandung arti bahwa setiap utang

lancar Rp. 1,00 hutang perusahaan dijamin dengankas dan efek

0,456 pada tahun 2003, senilai 0,417 pada tahun 2004, dan sebesar

0,399 pada tahun 2005, dan sebesar 0,409 pada tahun 2006. kenaikan

Cash Ratio dari tahun 2003-2006 disebabkan adanya kenaikan kas

dan efek yang sangat besar, sehingga dengan adanya kenaikan

tersebut menambah jumlah kas dalam perusahaan.

Walaupun demikian namun jumlah Cash Ratio perusahaan

masih kurang baik, karena lebih besar hutang dibandingkan kas dan
71

efek sehinga kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan kas dan setara kas dalam keadaan kurang baik karena

perusahaan belum mampu untuk membayar hutang dan biaya

operasionalnya.

2. Analisis Rasio Solvabilitas

Yaitu rasio yang mengukur hingga sejauhmana perusahaan

dibiayai oleh hutang. Rasio-Rasio solvabilitas mengukur

perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan

dengan dana yang berasal dari kredit perusahaan.

a). Debt Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menjamin hutang dengan sejumlah aktiva yang

dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah

modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan

keuntungan dibandingkan aktiva yang dimiliki.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

TotalHu tan g
Deb Ratio = x100%
TotalAktiva

18.092.403
2003 = x100% = 35,98%
50.283.249
72

36.007.750
2004 = x100% = 63,99%
56.269.092

38.878.643
2005 = x100% = 62,53 %
62.171.044

47.067.056
2006 = x100% = 62,64%
75.135.745

Tabel 4.4
Hasil Penghitungan Debt Ratio
Tahun 2003 2004 2005 2006
Rasio
Debt Ratio 35,98 % 63,99 % 62,53 % 62,64 %

Sumber: Data Sekunder di Olah

Berdasarkan hasil tabel penghitungan di atas menunjukkan

nilai debt ratio mengalami fluktuatif yaitu pada tahun 2003 sebesar

35,98%, di tahun 2004 naik 63,98%. Kenaikan ini disebabkan oleh

naiknya jumlah utang yaitu utang lancar dan utang jangka panjang.

Ini menunjukkan bahwa modal pinjaman yang digunakan oleh

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan usahanya semakin besar.

Tahun 2005 turun sebesar 62,53%, hal ini disebabkan oleh

menurunnya jumlah utang jangka panjang meskipun utang lancar

sedikit mengalami kenaikan. Ini menunjukkan semakin

berkurangnya operasi perusahaan yang dibiayai oleh dana

pinjaman.

Tahun 2006 debt rasio naik sebersar 62,64%. Kenaikan ini

disebabkan oleh naiknya jumlah utang yang terlalu besar sehingga

menyebabkan nilai debt rasio menjadi meningkat. Meningkatnya


73

rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar aktiva yang dibiayai

dengan utang atau dibiayai oleh pihak luar. Semekin tinggi rasio

utang perusahaan maka akan semakin besar pengaruh keuangan

perusahaan.

Untuk itu perusahaan harus lebih mengoptimalkan kegiatan

usahanya. Sehingga nantinya dapat meningkatkan asset perusahaan

dan dapat memenuhi kewajibannya dengan baik. Sehingga beban

yang ditanggung perusahaan semakin berkurang.

Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 0,28 hutang perusahaan

dijamin dengan aktiva senilai 0,359 pada tahun 2003, dan senilai

0,639 pada tahun 2004, dan senilai 0,625 pada tahun 2005, dan senilai

0,624 pada tahun 2006.

Jadi kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

dalam membayar hutang jangka panjang dengan menggunakan

aktiva yang dimiliki dalam keadaan kurang baik, karena semakin

besar jumlah modal pinjaman yang digunakan dengan

menghasilkan keuntungan di banding dengan aktiva yang dimiliki.

b). Debt To Equity Ratio

Ratio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang

jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal

sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui

financial leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin


74

besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding dengan modal

sendiri yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

TotalHu tan g
Debt To Equity Ratio =
ModalSendiri

11.169.814 + 18.092.403
2003 = x100% = 169,01%
17.312.877

11.677.042 + 19.392.276
2004 = x100% = 153,59%
20.261.342

13.513.168 + 19.060.282
2005 = x100% = 139,85%
23.292.401

20.535.685 + 18.344.284
2006 = x100% = 138,52%
28.068.689

Tabel 4.5
Hasil Penghitungan Debt to Equity

Tahun 2003 2004 2005 2006


Rasio
Debt to 169,01 % 152,59 % 139,85 % 138,52 %
Equity
Sumber: Data Sekunder di Olah

Berdasarkan hasil data penghitungan di atas menunjukkan

bahwa nilai debt to equity ratio perusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, cenderung menurun yaitu sebesar 169,01% pada

tahun 2003, di tahun 2004 turun 152,59%, di tahun 2005 turun

sebesar 139,85%, dan turun lagi sebesar 138,52% pada tahun 2006.

penurunan nilai rasio ini disebabkan karena menurunnya jumlah


75

utang, yaitu pada hutang jangka panjang yang tidak bisa

meningkatkan pada modal sendiri.

Oleh karena itu, alternatif yang bisa dilakukan perusahaan

adalah harus mencari investor baru sebagai penanaman modal yang

dapat mendukung perkembangan operasional perusahaan, sehingga

perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dengan baik. Sehingga

dengan demikian beban yang ditanggung perusahaan akan

berkurang.

Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang perusahaan

dijamin dengan aktiva senilai 1,69% pada tahun 2003, dan senilai

1,52% pada tahun 2004, dan senilai 1,39% pada tahun 2005, dan

senilai 1,38% pada tahun 2006. tingkat pengambilan hutang yang

relativ menurun tersebut disebabkan oleh besarnya hutang

perusahaan, sedangkan modal yang dimiliki belum bisa mencukupi

untuk meningkatkan jumlah pengambilan hutangnya.

Jadi kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

dalam membayar hutang atau kewajiban jangka panjangnya dengan

menggunakan modal yang dimiliki dengan keadaan kurang baik,

maka dengan cara menjual aktiva tetapnya supaya perusahaan bisa

menutupi beban hutang dan biaya operasionalnya.


76

3. Analisis Rasio Aktivitas

a). Total Asset Turnover

Rasio Perputaran total aktiva, dimana rasio tersebut

mengukur perputaran dari semua aktiva perusahaan dalam

rangka penghasilan penjualan.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

Penjualan
Total Asset Turnover =
TotalAktiva

27.115.923
2003 = = 0,53
50.283.249

33.947.766
2004 = = 0,60
56.269.092

41.807.184
2005 = = 0,67
62.171.044

51.294.00
2006 = = 0,68
75.135.745

Tabel 4.6
Hasil Penghitungan Total Aset Turnover

Tahun 2003 2004 2005 2006


Rasio
Total Aset 0,53 0,60 0,67 0,68
Turnover
Sumber: Data Sekunder di Olah

Berdasarkan penghitungan tabel diatas nilai Total Asset

Turnover cenderung meningkat meskipun peningkatannya sangat

minim sekali selama 4 periode terakhir, yaitu sebesar 0,53 pada


77

tahun 2003, naik 0,60 pada tahun 2004, naik sebesar 0,67 pada tahun

2005 dan naik 0,68 pada tahun 2006.

Tahun 2003 nilai rasionya lebih besar di tahun 2004, tahun

2005, dan tahun 2006. Ini disebabkan karena dana yang

diinvestasikan mampu menghasilkan penjualan yang jumlahnya

lebih besar dari total aktiva. Ini menunjukkan investasi yang

ditanamkan membuahkan hasil, hal ini mengindikasikan bahwa

perputaran dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva sudah

baik.

Disini sudah jelas bahwa Total Aset Turnover dari

perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, kurang begitu

optimal dalam mengelola seluruh aktivanya. Tampak bahwa rasio

perputaran aktiva perusahaan sangat lambat. Oleh karena itu

perusahaan harus dapat mengurangi investasi yang berlebihan pada

aktiva lancar supaya tidak terdapat dana yang menganggur.

Nilai rasio diatas menunjukkan dana yang tertanam

keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 0,6 x. Hal ini

yang menyebab lambatnya perputaran total aktiva adalah besarnya

total aktiva yang memperbesar penyebab rasio. Hal ini menjelaskan

bahwa pihak manajemen kurang optimal dalam mengelola seluruh

aktiva perusahaan.

Jadi kondisi perusahaan dilihat dari Total Asset Turnover bisa

dikatakan cukup baik, karena semakin tinggi Turnover yang


78

diperoleh maka semakin optimal perusahaan dalam mengelola

seluruh aktiva perusahaan, begitu pula sebaliknya.

b). Fixet Asset Turnover

Rasio yang mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang

dimiliki oleh perusahaan.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

Penjualan
Fixet Asset Turnover =
AktivaTetap

27.115.923
2003 = = 0,65
41.340.659

33.947.766
2004 = = 0,72
47.065.158

41.807.184
2005 = = 0,80
51.866.494

50.294.008
2006 = = 0,83
61.214.953

Tabel 4.7
Hasil Penghitungan Fixet Asset Turnover
79

Tahun 2003 2004 2005 2006


Rasio
Fixet Asset 0,65 0,72 0,80 0,83
Turnover
Sumber: Data Sekunder di Olah

Nilai fixed asset turnover pada tabel diatas mengalami

kenaikan. Tahun 2003 sebesar 0,65 x, naik sebesar 0,72 x pada tahun

2004, naik 0,80 x pada tahun 2005 dan naik sebesar 0,83 x pada tahun

2006. walaupun kecil, tetapi perputaran tersebut dari tahun ketahun

terus meningkat. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah

aktiva tetap dan meningkatnya jumlah penjualan.

Nilai aktiva tetap turnover dari tahun 2003-2006 sudah

cukup baik. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan cukup

efektif dalam mempergunakan aktiva tetapnya menjadi aktiva yang

produkif untuk menghasilkan penjualan.

Rasio diatas menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 yang di

investasikan pada aktiva tetap, dapat menghasilkan pendapatan

sebesar 0,65 tahun 2003, 0,72 pada tahun 2004, 0,80 pada tahun 2005

dan 0,83 pada tahun 2006.

4. Analisis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah hubungan dengan penilaian

tehadap kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

a). Gross Profit Margin


80

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar laba

kotor yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penjualan bersih

perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa

perusahaan menekankan kenaikan harga pokok penjualan pada

presentase dibawah kenaikan penjualan.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

LabaKotor
Gross Profit Magin = x100%
Penjualan

779.526
2003 = x100% = 28,74%
27.115.923

14.587.880
2004 = x100% = 42,97%
33.947.766

17.170.750
2005 = x100% = 41,07%
41.807.184

21.593.241
2006 = x100% = 42.09%
51.294.088

Tabel 4.8
Hasil Penghitungan Gross Profit Margin

Tahun 2003 2004 2005 2006


Rasio
Gross Profit 28,74% 42,97% 41,07% 42,09%
Margin
Sumber: Data Sekunder di Olah
81

Gross Profit Margin menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba kotor yang di peroleh dari setiap rupiah

dari tahun ketahun.

Berdasarkan hasil penghitungan di atas menunjukkan

bahwa nilai Gross Profit Margin perusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, cenderung berfluktuasi sebesar 28,74% pada tahun

2003, di tahun 2004 naik sebesar42,97%, di tahun 2005 turun 41,07%,

dan naik sebesar 42,09% pada tahun 2006.

Tahun 2003 lebih besar dari tahun 2004. Ini disebabkan

naiknya jumlah penjualan lebih besar dari pada laba kotor

penjualan. hal ini menunjukkan bahwa perputaran yang ada dalam

perusahaan sudah cukup baik.

Tahun 2005 menurun 0,1% menjadi 41,07%. Penurunan ini

disebabkan adanya kenaikan laba kotor yang terlalu tinggi sehingga

jumlah penjualan lebih kecil. Besarnya laba kotor akan

memperlambat perputaran rasio ini, sehingga akan berpengaruh

pada tingkat penjualan dan pada akhirnya akan berdampak pada

penurunan laba bersih yang dihasilkan.

Tahun 2006 naik 0,03 % menjadi 42,09%. Peningkatan ini

karena jumlah penjualan yang sangat tinggi. Ini menandakan dana

yang tertanam dalam aktiva sudah dapat berputar dengan baik,

sehingga mampu meningkatkan penjualan dan laba bersih yang

cukup besar pula.


82

Masing-masing nilai rasio tersebut menunjukkan bahwa

setiap Rp. 1,00 penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan dapat

dihasilkan laba kotor sebesar 0,87% pada tahun 2003, dan sebesar

0,42% pada tahun 2004, dan sebesar 0,41% pada tahun 2005, dan

sebesar 0,42% pada tahun 2006,

Jadi kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

dalam menghasilkan keuntungan relativ cukup baik dan dapat

dikatakan sehat karena keuntungan yang di hasilkan dari tahun

ketahun cukup baik.

b) Net Profit Margin

Rasio laba bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba

bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Rasio ini yang

umumnya digunakan dan dibandingkan dengan rasio terdahulu

mengingat laba yang dihasilkan merupakan laba bersih perusahaan.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

LabaBersih
Net Profit Margin = x100%
Penjualan

6.087.227
2003 = x100% = 22,44%
27.115.923

6.614.568
2004 = x100% = 19,78%
33.947.766
83

7.993.566
2005 = x100% = 19,12%
41.807.184

11.005.577
2006 = x100% = 21,45%
51.294.008

Tabel 4.9
Hasil Penghitungan Net Profit Margin

Tahun 2003 2004 2005 2006


Rasio
Net Profit
Margin 22,44 % 19,78 % 19,21 % 21,45 %
Sumber: Data Sekunder di Olah

Net Profit Margin menunjukkan besarnya pendapatan bersih

atau laba bersih yang di peroleh dari setiap penjualan. Semakin

besar rasio ini maka semakin baik, karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan keuntungan cukup tinggi.

Berdasarkan hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa

Net Profit Margin perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

cenderung berfluktuasi yaitu sebesar 22,44% pada tahun 2003, di

tahun 2004 turun 19,78, di tahun 2005 turun sebesar 19,21%,

penurunan ini disebabkan karena kecilnya laba bersih yang

diperoleh dari setiap penjualan.

Tahun 2006 naik 21,45%. Kenaikan ini disebabkan besarnya

pendapatan laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

semakin tinggi rasio ini maka semakin baik, karena dianggap

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan cukup

tinggi.
84

Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 penjualan dapat

dihasilkan laba bersih sebesar 0,244% pada tahun 2003, dan sebesar

0,197% pada tahun 2004, dan sebesar 0,191% pada tahun 2005, dan

sebesar 0,214% pada tahun 2006.

Jadi kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

dalam menghasilkan keuntungan relativ cukup baik dan dapat di

katakan sehat karena keuntungan yang dihasilkan dari tahun

ketahun cukup tinggi.

c) Return On Equity

Merupakan rasio pengukuran terhadap yang dicapai bagi

pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun

pemegang saham referend) atas modal diinvesasikan pada

perusahaan. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula

penghasilan yang diterima pemilik perusahaan yang berarti pula

semakin baik kedudukannya dalam perusahaan.

Berdasarkan data laporan tahun keuangan neraca 2003-2006

pada lampiran laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, adalah sebagai berikut:

LabaBersih
Return On Equity = x100%
ModalSendiri

6.087.227
2003 = x100% = 35,16%
17.312.877

6.614.568
2004 = x100% = 32,65%
20.261.341
85

7.993.566
2005 = x100% = 34,32%
23.292.401

11.005.577
2006 = x100% = 39,21%
28.068.689

Tabel 4.10
Hasil Penghitungan Return On Equity

Tahun 2003 2004 2005 2006


Rasio
Return On
Equity 35 % 32,65 % 34,32 % 39,21 %
Sumber: Data Sekunder di Olah

Return On Equity merupakan penghasilan atau laba yang

bersih yang di peroleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang di

investasikan di dalam perusahaan atau laba bersih yang di peroleh

dari pemilik modal.

Dari penghitungan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

Return On Equiry perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

semakin naik selama empat tahun terakhir, pada tahun 2003 sebesar

35%, di tahun 2004 turun sebesar 32,65%, di tahun 2005 naik sebesar

34,32%, di tahun 2005 naik sebesar 39,21%. Kenaikan nilai rasio ini

disebabkan karena penghasilan laba bersih yang diperoleh oleh

pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan lebih besar

modal sendiri dari pada laba bersih.

Nilai rasio diatas menunjukkan laba bersih yang dimiliki

oleh perusahaan untuk menutupi pengeluaran investasi bernilai

besar dan dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan PT.


86

Telekomunikasi Indonesia Tbk, dalam kondisi baik, karena

penghasilan atau laba bersih yang diperoleh perusahaan atas modal

yang di investasikan sangat tinggi.

Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 dana yang dikeluarkan

untuk investasi dapat menghasilkan laba sebesar 0,351% pada tahun

2003, dan sebesar 0,326% pada tahun 2004, dan sebesar 0,343% pada

tahun 2005, dan sebesar 0,392% pada tahun 2006.


87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan interfrstasinya serta penilaian kinerja

keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang telah dibahas

dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulannya sebagai

berikut:

1. Dari hasil analisis rasio likuiditas perusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, pada empat tahun terakhir ini yaitu tahun 2003-

2006 dalam kondisi kurang baik, karena perusahaan tidak mampu

berproduksi sehingga tidak bisa membayar semua hutang dan

biaya operasionalnya (kewajiban jangka pendeknya). Hal ini

disebabkan kenaikan aktiva lancar yang selalu disertai dengan

hutang lancar.

2. Dari hasil analisis rasio solvabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk, pada empat tahun terakhir ini yaitu tahun 2003-2006 dalam

kondisi kurang baik kerana kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka panjangnya relativ rendah. Hal ini

dikarenakan besarnya hutang jangka panjang yang ada dalam

perusahaan, sedangkan aktiva yang dimiliki tidak mencukupi

untuk membayar hutang dan biaya operasionalnya.


88

3. Dari hasil analisis rasio aktivitas jika dilihat dari nilai TATO dan

FATO kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

dalam kondisi kurang baik, karena semakin rendah nilai kedua

rasio tersebut maka menandakan bahwa semakin lambat

perputaran aktiva perusahaanya.

4. Dari hasil analisis rasio profitabilitas perusahaan PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk, dikatakan bahwa kinerja keuangan

perusahaan dalam kondisi baik karena dapat diketahui dari nilai

keseluruhan rasionya. Hal ini menandakan bahwa perusahaan

sangat baik dalam melakukan penjualan produknya untuk

meningkatkan laba perusahaannya.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang diharapkan penulis dari hasil

penelitian ini adalah:

Bagi pihak manajemen perusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, diharapkan dapat memperbaiki rasio likuiditasnya,

karena likuiditas atau modal kerja merupakan rasio yang paling

penting bagi perusahaan. Efisiensi penggunaan modal kerja akan

mempengaruhi rasio-rasio yang lainnya, terutama rasio

profitabilitasnya.

Sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka

pendek dan jangka panjangnya untuk menyeimbangi antara rasio-

rasio yang lainnya, yaitu dilakukan dengan menekankan beban bunga


89

dengan menutup hutang jangka pendek maupun hutang jangka

panjang yang jatuh tempo. Selain itu perusahaan juga dapat

melakukan promosi dan inovasi terhadap produknya, sehingga dapat

meningkatkan pendapatan perusahaan.

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, juga harus memperbaiki

manajemen kebijakan hutang. Karena jika hutang terlalu tinggi, maka

ini menandakan adanya hutang perusahaan menyediakan cash untuk

membiayai hutang-hutangnya. Hutang tersebut dapat diperoleh dari

penjualan instrumen-instrumen pasar modal seperti: saham yang

likuid. Sehingga likuiditas dapat meningkat dan pembiayaan hutang

dapat segera dilunasi dan akhirnya likuiditas Telkom tertanggulangi,

sementara solvabilitas juga terpenuhi.


DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an dan Terjemahannya.

IAI, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Selemba 4, Jakarta.

Riyanto Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE UGM,


Yogyakata.

Harahap Sofyan Syari, 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Pt.
Erlangga, Jakarta.

Munawir S. 1981. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.

Munawir Agnes,2004. Analisis kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahaan. Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Helfert, F. A. 1997. Analisis Laporan Keuangan. Terjemahan Oleh Herman


Wibowo, edisi ketuju, Pt. Erlangga. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas EEC. 1990. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Pt. Erlangga, Jakarta.

Briigham Eugene F dan Houston Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. edisi


kedelapan, Pt. Erlangga, Jakarta.

Hanafi dan Halim, 1996. Analisis Laporan Keuangan. Pt. LLP-AMPYKPN,


Yogyakarta.

Utomo, 1999. Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja


Manajemen. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Yusanto M. Ismail dan Wijaya Kusuma M. Karebet. 2002. Menggagas Bisnis


Islam. Pt. Gama Islami, Jakarta.

Muhammad, 2002. Pengantar Akuntansi Syari’ah. Selemba Empat (Emban


Patria), Jakarta.

Weston, dan Thomas E. Coperland, Terjemahan Kibrandoko, 1992.


Manajemen Keuangan. Penerbit Earlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Akuntasi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Penerbit


Selemba Empat, Jakarta.

90
91

Baridwan, 1999. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Suryani Dwi Lilik, Skripsi. 2006. Analisis Laporan Keuangan Untuk menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. Universitas Islam Negeri Malang.

Sofiati Nanik, Skripsi. 2004. Analisis Rasio keuangan Sebagai Salah Satu Alat
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Gudang
Garam Tbk. Universitas Islam Negeri Malang.

www.Telkom Indonesia.2008.com

www.Telkom Indonesia.2

Anda mungkin juga menyukai