JAWAB: Latar belakang dari penelitian saya adalah mengenai adanya peningkatan kunjungan wisatawan di Bali yang mendorong pemerintah mulai mengembangkan potensi wisata pesisir salah satunya itu Nusa Lembongan. Nusa Lembongan ini memiliki pemandangan yang indah dengan pantai yang berpasir putih dan air laut yang jernih. Adanya kegiatan pariwisata ini memiliki dampak postif dan negative. Dampak positif nya meningkatnya pertumbuhan ekonomi sedangkan dampak negatifnya meningkatnya timbulan sampah dan meningkatnya akomodasi pariwisata yang secara tidak langsung mengakibatkan keusakan tata lingkungan dan keruangan wilaya di Nusa Lembongan. Kunjungan dan aktivitas wisata di Nusa Lembongan ini dapat menggangu mutu lingkungan di Nusa Lembongan yang nantinya secara tidak langsung mempengaruhi penurunan minat dan kepuasan wisatan. Jadi dengan adanya penelitian mengenai perhitungan daya dukung wisata dan kepuasan wisatawan ini bertujuan untuk mewujudkan keberlanjutan wisata dan wisatawan dapat merasakan kepuasan berwisata dalam berkunjungn dan beraktivitas di Nusa Lembongan. 2. Apa yang menjadi tujuan utama dari penelitian. Anda? JAWAB: Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan daya dukung wisata di Nusa Lembongan dan menganalisis tingkat kepuasan wisatawan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan dalam kunjungannya ke Nusa Lembongan. Serta tujuan penelitian ini juga untuk mewujudkan keberlanjutan wisata dengan meminimalisir terjadinya kerusakan dan eksploitasi alam secara berlebihan. 3. Bagaimana Anda merancang metodologi penelitian Anda? JAWAB: Penelitian mengenai daya dukung wisata dan kepuasan wisatawan di Nusa Lembongan ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dimana data kulitatif ini diperoleh dari hasil wawancara dengan aparat terkait seperti dinas pariwisata, pelaku pariwisata, pokdarwis. Wawancara dilakukan secara terbuka dan terstruktur yang artinya wawancara ini tidak merahasiakan informasi mengenai narasumbernya dan memiliki pertanyaan yang tidak terbatas atau tidak terikat jawabannya dan wawancara ini memiliki prosedur sistematis dengan sudah mempersiapakan urutan pertanyaan yang telah disiapkan oleh pewawancara dan jawabannya direkam. sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pengolahan data kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yatiu kuesioner terbuka dan tertutup dimana peneliti memberi kesempatan responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri dan peneliti juga menyediakan pilihan jawaban dan responden hanya tinggal memilih jawaban sesuai dengan kondisi yang dialami. Kuantitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan angak dan statistic dalam pengumpulan serta analisis daya yang diukur. sedangkan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti motifasi, persepsi, tindakan dan deskripsikan dalam bentuk kata-kata. 4. Mengapa Anda memilih metode penelitian mix method? JAWAB: Pemilihan metode penelitian mix method kulitatif dan kuantitatif memungkinkan untuk pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah yang diteliti selain itu mix method dapat memvalidasi temuan penelitian. Hasil dari pendekatan kuantitatif dapat diperkuat atau dijelaskan lebih lanjut oleh data kualitatif dan sebaliknya serta metode mix method ini memberikan pemahaman yang lebih dalam. 5. Apa yang menjadi kerangka teori yang Anda gunakan? JAWAB: Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Kemampuan Daya Dukung Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Nusa Lembongan adalah • Teori dari Daya Dukung Wisata dimana menurut Muta’ali daya dukung wisata memiliki pengertian mengenai jumlah wisatawan yang dapat ditampung dengan segala aktivitas di dalamnya yang dapat mendukung keberlanjutan suatu kawasan wisata. Untuk mengetahui daya dukung wisata dapat dihitung dengan metode perhitungan yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perhitungan daya dukung fisik, daya dukung rill dan daya dukung efektif. • Teori mengenai kepuasan wisatawan dimana kepuasan menurut Arifin dan Rahaya merupakaan keadaan yang dirasakan seseorang dari hasil membandingkan produk dan jasa yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan wisatawan merupakan output dari interaksi antara harapan wisatawan mengenai suatu objek wisata berdasarkan gambar/cerita yang mereka dengar sebelumnya mengenai daerah tujuan wisata tersebut. • Teori mengenai pariwisata dan wisata, dimana menurut Pariwisata adalah sebuah industri atau sektor ekonomi yang melibatkan perjalanan, perhotelan, restoran, dan sejumlah layanan terkait lainnya.Ini mencakup segala sesuatu yang terkait dengan perjalanan dan mengunjungi tempat- tempat wisata, seperti transportasi, akomodasi, makanan, kegiatan hiburan, dan layanan lainnya. Pariwisata sering berkaitan dengan ekonomi suatu negara atau daerah, karena bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan dan menciptakan lapangan kerja. Tujuan utama dari industri pariwisata adalah menghasilkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. sedangkan wisata adalah tindakan atau kegiatan individu atau kelompok yang melakukan perjalanan atau kunjungan ke tempat-tempat tujuan untuk tujuan rekreasi, belajar, atau hiburan.Ini adalah pengalaman perjalanan yang dialami oleh wisatawan atau pelancong, dan dapat mencakup kunjungan ke tempat wisata, pemandangan alam, museum, situs bersejarah, atau tujuan wisata lainnya.Wisata adalah pandangan atau pengalaman yang diperoleh oleh orang yang melakukan perjalanan atau kunjungan ke tempat-tempat tertentu. Tujuan utama dari wisata adalah untuk mendapatkan pengalaman positif, bersenang-senang, belajar, atau bersantai. Jadi, pariwisata adalah industri atau sektor ekonomi yang mencakup berbagai aspek perjalanan, sementara wisata adalah tindakan atau pengalaman perjalanan yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Wisata adalah hasil dari aktivitas pariwisata yang menciptakan pengalaman bagi mereka yang melakukan perjalanan. • Teori mengenai persepsi dan sikap para pelaku wisata, dimana persepsi wisatawan adalah cara wisatawan dalam menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar mereka selama perjalanan. Ini termasuk cara mereka melihat dan menginterpretasikan berbagai aspek perjalanan seperti tempat tujuan, atraksi wisata, budaya, makanan, cuaca, dan sebagainnya. Persepsi wisatawan dapat sangat berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Ini dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman sebelumnya, ekspetasi dan prefrensi pribadi masing-masing wisatawan, sedangkan sikap pelaku wisata merujuk pada pandangan, pendekatan atau perasaan yang dimiliki oleh wisatawan terhadap destinasu atau orang-orang yang mereka temui selama perjalanan. Sikap bisa positif, negative atau netral tergantung berbagai faktor termasuk pengalaman yang mereka alami, interaksi dengan penduduk lokal. Sikap para pelaku wisata ini mempengaruhi keputusan untuk kembali ke destinasi wisata atau merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain. Persepsi dan sikap wisatawan dapat berdampak pada pengalaman perjalanan mereka, serta memengaruhi bagaimana destinasi pariwisata berkembang dan mempertahankan daya tarik mereka. Oleh karena itu, dalam industri pariwisata, pemasar dan penyedia layanan sering berupaya untuk memahami dan memengaruhi persepsi dan sikap wisatawan melalui kampanye pemasaran, pengelolaan destinasi, dan interaksi dengan pelancong. 6. Bagaimana Anda mengumpulkan data? JAWAB: Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi guna mengetahui kondisi dan keadaan yang sebenarnya di Nusa Lembongan yang terkait dengan daya dukung wisata dan juga mengamati faktor biofisik yang dipilih sebagai faktor koreksi dalam penelitian ini. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan peneliti. Studi pustaka dilakukan untuk mecari data dari berbagai sumber refrensi yang relevan, baik itu dari buku terbitan, jurnal, laporan resmi pemerintahan, berbagai regulasi dan Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang menekankan pada catatan-catatan, gambar atau foto, suara, audio visual yang diambil selama melakukan penelitian. 7. Bagaimana Anda menganalisis data Anda? JAWAB: Pada penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu kulitatif dan kuantitatif yang kemudian dijelaskan secara deskriptif sehingga diperoleh gambaran untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan penelitiannya. Analisis secara deskriptif kuantitatif diperoleh dari perhitungan Cifuentes yang terkait dengan daya dukung wisata dengan metode perhitungan yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perhitungan daya dukung fisik, daya dukung rill dan daya dukung efektif. Ketiga metode perhitungan ini bertujuan unutk menetapkan jumlah kunjungan maksimum suatu area berdasarkan karakteristik fisik, ekologi dan manajemen. Setelah mendapatkan hasil dari ketiga perhitungan tersebut maka hasil tersebut dibandingkan untuk mengetahui daya dukung wisata dan skala liket yang terkait dengan kepuasan wisatawan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan. Hasil dari skorin skala likert tersebut kemudian di olah menggunakan analisis SEM-PLS dibantu dengan aplikasi Smart PLS sedangkan hasil dari wawancara diolah secara deskriptif kualitatif sehingga didapatkan informasi pendukung mengenai pengelolaan wisata, jumalah kunjungan, permasalahan dalam lokasi wisata dan faktor-faktor biofisik untuk melengkapi penelitian ini. 8. Apa temuan utama dari penelitian Anda? JAWAB: Temuan dari penelitian ini adalah • Perhitungan daya dukung fisik, rill dan efektif diperoleh persamaan dengan nilai PCC 12.004 > RCC 3.004 > ECC 1.243 yang artinya pengelola masih dapat melakukan upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan sampai batas nilai perhitungan hasil dari persamaan diatas. • Hasil analisis statistic deskriptif menyatakan bahwa wisatawan merasa setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai penilaian yang berkaitan dengan variabel kepuasan wisatawan. Hasil penilaian ini dipengaruhi oleh empat indikator yaitu kesesuaian harapan, kenyamanana, kunjungan kembali, dan rekomendasi. Penilaian kepuasan wisatawan ini sesuai dengan peryataan beberapa wisatawan yang menyatakan bahwa wisatawan mencintai tempat ini, mereka merasakan kenyamanan dan mereka senang berlibur di Nusa Lembongan. Mereka juga akan merekomendasikan kepada teman dan keluarga untuk mengunjungi Nusa Lembongan selain itu beberapa wisatawan telah merencanakan kunjungannya kembali ke Nusa Lembongan. 9. Apakah temuan Anda mendukung atau menolak hipotesis awal Anda? JAWAB: Hasil dari hipotesis pada penelitian ini menunjukkan jika pengaruh dari setiap variabel yang digunakan terhadap kepuasan wisatawan memiliki pengaruh signifikan dan di terima. 10. Bagaimana temuan Anda berhubungan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam bidang yang sama? JAWAB: Ada di tesis halaman 87 - 94 11. Apa implikasi dari penelitian Anda untuk teori dan praktik? JAWAB: Implikasi dari penelitian mengenai kemampuan daya dukung wisata dan kepuasan wisatawan di Nusa Lembongan ini yaitu hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam menentukan batas daya dukung wisata yaitu jumlah kunjungan maksimum berdasarkan kondisi fisik, ekologi dan manajemen. Penelitian ini juga dapat mendorong pengaturan kepadatan wisatawan yang berlebihan untuk menghindari kerusakan lingkungan dan mengenai hasil dari kepuasan wisatawan dapat mendorong adanyan peningkatan layanan, fasilitas dan infrastruktur termasuk perbaikan fasilitas umum, peningkatan kualitas layanan dan pelatihan staf untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Selain itu hasil temuan penelitian ini dapat digunkan untuk mengembangkan rencana tindakan jangka panjang yang mengutamakan lingkungan, sosial budaya dan kepuasan wisatawan. 12. Apa keterbatasan dari penelitian Anda? JAWAB: Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan sumber daya diaman lokasi penelitian jauh dari pusat kota bahkan beda pulau yang mengharuskan peneliti PP dari lokasi tersebut. Selain itu peneliti membutuhkan cukup banyak responden yang mengakibatkan peneliti harus lebih sering berkunjung ke lokasi penelitian dan terbatasnya sumber daya seperti anggaran dan peralatan penelitian membatasi skala dan cakupan penelitian. 13. Bagaimana Anda mengevaluasi keandalan dan validitas penelitian Anda? JAWAB: Untuk mengevaluasi keandalan dan validitas dari penelitian ini saya menggunakan analisi SMART PLS untuk mengujinya. Jawaban ada di Tesis 14. Apa rekomendasi Anda untuk penelitian masa depan dalam bidang yang sama? JAWAB: Ada pada halaman 97 tesis 15. Bagaimana Anda menyusun kesimpulan dari penelitian Anda? JAWAB: Kesimpulan ada pada halaman 95.
PERTANYAAN SAAT SEMHAS
16. Mengapa jumlah masing-masing variabel berbeda? JAWAB: Setiap variabel dalam penelitian mengukur atau merepresentasikan konsep yang berbeda dan berasal dari teori yang berbeda. Beberapa konsep mungkin kompleks dan memerlukan beberapa indikator untuk mengukurnya secara komprehensif. Jadi sedikit tidak relevan jika indikator per variabel jumlahnya sama. 17. Mengapa menggunakan setuju bukan baik dalam pilihan kuesioner skala likert? JAWAB: Menurut saya pilihan penggunaan kata sangat tidak setuju, tidak setuju dalam pengukuran menggunakan skala likert lebih relevan dan sesuai dengan pernyataan untuk mengukur tingkat persetujuan dalam pertanyaan pada kuesioner saya ketimbang menggunakan pilihan sangat baik, baik dll. Selain itu skala likert sendiri merupakan jenis skala yang digunakan untuk memgukur sikap, pendapat, atau persepsi terhadap pernyataan atau pertanyaan dimana pertanyaan dan pernyataan itu mewakili berbagai tingkat sikap atau tingkat persetujuan terhadap suatu topik isu. 18. Mengapa menggunakan analisis dari SEM-PLS? JAWAB: • Kemudahan bagi pengguna yang tidak memiliki latar belakang statistic yang kuat • Tidak memerlukan sampel yang besar. 19. Apa yang terjadi jika daya dukung efektif (ECC) terlampaui? JAWAB: • Terjadinya kerumunan dan kepadatan wisatawan yang mengakibatkan destinasi Nusa Lembongan menjadi sangat ramai dan padat. Hal ini dapat menggangu pengalaman wisatawan, menciptakan antrian yang panjang dan menciptakan ketidaknyamanan. • Ketika destinasi wisata terlalu padat, pengalaman wisatawan dapat menjadi negative karena kerumunan dan waktu yang dihabiskan untuk menunggu dan ketidakmampuan untuk menikmati destinasi dengan tenang. • Kenaikan harga, jika ECC overcapacity harga akomodasi, makanan, dan layanan lainnya di destinasi wisata tersebut mungkin meningkat karena permintaan yang tinggi. Ini bisa membuat wisatawan merasa bahwa liburan merekan menjadi mahal. 20. Apa solusi penanganan daya dukung efektif (ECC) jika sudah melampaui perhitungan? JAWAB: • Pemantauan dan evaluasi guna memastikan bahwa destinasi tetap dalam batasan daya dukungnya. Ini membutuhkan pengumpulan data mengeni jumlah wisatawan, penggunaan sumber daya, dampak lingkungan dan kepuasan wisatawan. • Pengaturan jumlah wisatawan. Hal ini dapat mencakup penetapan kuota harian atau musiman untuk jumlah kunjungan. 21. Apa yang terjadi jika daya dukung rill (RCC) terlampaui? JAWAB: • Daya dukung rill merupakan jumlah kunjungan maksimal yang diperbolehkan dengan mempertimbangkan variabel biofisik lingkungan. Jika daya dukung rill terlampaui maka akan terjadi penurunan kualitas lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan degradasi habitat alam dan gangguan terhadap ekosistem serta unsur-unsur lanskap pada destinasi tersebut. Selain itu dapat meningkatkan polusi yang diakibatkan dari peningkatan jumlah kendaraan serta dapat berdampak pula pada pencemaran air, 22. Apa yang terjadi jika daya dukung fisik (PCC) terlampaui? JAWAB: • Daya dukung fisik merupakan jumlah kunjungan maksimal yang diperbolehkan dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan berwisata. Jika PCC terlampaui ini dapat menyebabkan kepadatan wisatawan yang berdampak pada ketidaknyamanan wisatawan serta dapat terjadi konflik antara penduduk lokal dan wisatawan yang berpengaruh negative terhadap budaya lokal dan tradisi. 23. Apa yang terjadi jika daya dukung wisata terlampaui? JAWAB: • Kerusakan Lingkungan: Terlampauinya daya dukung wisata dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk degradasi habitat alam, kerusakan ekosistem, peningkatan polusi udara dan air, serta tekanan terhadap sumber daya alam seperti air bersih dan tanah. • Ketidakstabilan Sosial: Peningkatan pariwisata yang tidak terkendali dapat menciptakan ketegangan sosial di antara penduduk lokal yang merasa terganggu oleh dampak wisata, seperti polusi, kebisingan, dan kerumunan. • Keamanan: Terlampauinya daya dukung wisata juga dapat membahayakan keamanan destinasi, karena dapat menciptakan situasi ketidakamanan yang berpotensi merugikan wisatawan dan penduduk lokal.