Anda di halaman 1dari 14

Analisis Physical Evidence dan Promosi

terhadap Keputusan Berkunjung


Wisatawan : Studi Kasus pada Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) Kabupaten Blitar
Khairunnisa Umi Azizah dan Sandi Eka Suprajang
Jurusan Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara
Jl. Mastrip No. 59 Blitar, 66111, Jawa Timur

Abstrak
Wonderful Indonesia merupakan slogan Pariwisata Indonesia. Sektor ini adalah
sektor yang unik dan menarik untuk dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisapengaruh physical evidence dan promosi terhadap
keputusan berkunjungwisatawan pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) Kabupaten Blitar. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
wisatawan Wisata Alam Sumberasri tahun 2018. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 100responden dengan menggunakan metode
purposive sampling dan metode pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil
dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Hasil uji T diketahui
nilai thitung= 5.293 dan 10.857 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak Ha diterima. Hasil uji F adalah F hitung sebesar
178.177 dengan signifikansi 0,000 yang berarti terdapat pengaruh physical
evidence dan promosi secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan
berkunjung. Hasil Uji determinasi menunjukkan nilai adjust r square 0.782
yang berarti bahwa physical evidence dan promosi secara simultan terhadap
keputusan berkunjung adalah sebesar 78.2 % dan sisanya dipengaruhi oleh
variabel independen lainnya sebesar 21.8 %. Kesimpulan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin baik physical evidence dan semakin baik promosi
dari Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) Kabupaten Blitar,
maka semakin tinggi pula tingkat keputusan berkunjung wisatawan.

Kata Kunci : Physical Evidence, Promosi, Keputusan Berkunjung Wisatawan

PENDAHULUAN
‘Wonderful Indonesia’ yang berarti Indonesia yang indah merupakan slogan yang tidak
bisa dipisahkan dari Pariwisata Indonesia. Slogan ini merupakan janji Pariwisata
Indonesia kepada dunia bahwa Indonesia kaya dengan keindahan dan ketakjuban dari
alam maupun dari budayanya. Keputusan Berkunjung Wisatawan merupakan faktor
penunjang keberhasilan suatu kawasan wisata. Keputusan berkunjung wisatawan
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah motivasi wisatawan terhadap daya
tarik suatu kawasan wisata yang berupa physical evidence (bukti fisik) serta dipengaruhi
dari promosi yang dilakukan oleh pihak manajemen atau pengelola suatu kawasan

32
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

wisata tersebut. Physical Evidence (bukti fisik) suatu kawasan wisata merupakan salah satu
hal yang sangat penting untuk terus dikembangkan menjadi lebih baik agar mampu
membuat wisatawan betah untuk tinggal lebih lama, merasa puas atas kunjungannya,
dan dapat memberikan kenangan indah dalam hidupnya. Physical Evidence atau bukti
fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi
dengan konsumen. Physical Evidence termasuk salah satu dari tujuh elemen bauran
pemasaran yang terdiri dari semua variabel yang bisa dikendalikan oleh perusahan-
perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen
sasaran pada suatu destinasi wisata.
Salah satu destinasi wisata yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Timur adalah
Wisata Alam Sumberasri atau yang dikenal masyarakat luas dengan sebutan Wisata Bukit
Teletubbies yang menawarkan pemandangan alam perbukitan “teletubbies” yang indah
serta suasana yang sejuk karena berada di lereng Gunung Kelud tepatnya di desa
Sumberasri, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Physical Evidence dalam objek Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) lebih ditujukan kepada bukti fisik
lingkungan tempat jasa disampaikan baik lingkungan eksterior, interior maupun
lingkungan berwujud lainnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti
menemukan hal-hal yang sudah dilakukan dengan baik oleh pihak pengelola seperti
spot-spot foto yang unik, adanya gazebo untuk istirahat wisatawan, toilet, gazebo untuk
penjual makanan dan lain-lain, namun peneliti merasa perlu adanya pengembangan lebih
baik lagi. Selain itu ada juga beberapa hal yang perlu ditampilkan seperti papan penunjuk
lokasi, papan peraturan dan larangan untuk wisatawan, gerbang masuk yang unik dan
sebagainya.
Ananda, Rizka Putri, Eeng Ahman dan Oce Riwanudin (2013) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa Physical Evidence (bukti fisik) sangat penting dalam membentuk
image atau persepsi karena melalui bukti fisik ini konsumen siap untuk
mengidentifikasikan dan membandingkan suatu perusahaan jasa dengan perusahaan jasa
lainnya sehingga dalam pengambilan keputusan penggunaan jasa konsumen tidak salah
pilih.
Promosi produk pariwisata yang merupakan pemasaran di bidang jasa merupakan
bagian terpenting selain pengembangan di bidang physical evidence, hal ini dikarenakan
dengan adanya promosi suatu kawasan wisata yang optimal akan membuat pasar luas
mengenal suatu kawasan wisata dengan baik. Kotler dan Keller (2010:496)
mendefinisikan promosi merupakan sarana yang digunakan untuk memberikan
informasi, membujuk, dan member ingatan kepada pelanggan mengenai produk yang
dijual perusahaan. Maka promosi suatu kawasan wisata menjadi hal yang sangat penting
dengan tujuan diantaranya meningkatkan citra suatu daerah kawasan wisata tersebut,
memberikan kebanggan tersendiri bagi masyarakat lokal terhadap daerahnya serta
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui terbukanya lapangan
pekerjaan untuk membangun atau mengelola kawasan wisata tersebut dalam rangka
meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan di daerah mereka. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini pihak pengelola Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) memiliki promosi yang kurang maksimal karena
belum dapat memaksimalkan kemajuan teknologi yang ada seperti media cetak (belum
adanya brosur atau kartu bisnis yang bisa dibagikan kepada wisatawan), kurang
maksimalnya promosi melalui media elektronik maupun media sosial yang ada seperti
facebook, website maupun instagram.

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 33
(Azizah dan Suprajang)

TINJAUAN PUSTAKA
Physical Evidence
Zeithaml, Bitner and Gremler (2013:26), mendefinisikan physical evidence sebagai “The
environment in which the service is delivered and where firm and costumer interact and any
tangible component that facilitate performance or communication of the service”. Artinya, physical
evidence sebagai "Lingkungan di mana layanan dikirimkan dan dari perusahaan dan
pelanggan berinteraksi dan setiap komponen nyata yang memfasilitasi kinerja atau
komunikasi Layanan". Unsur-unsur dalam physical evidence antara lain:
1. Facility Exterior (Fasilitas Eksterior) yang terdiri dari Exterior design (Desain Eksterior)
yaitu cerminan awal dari pengunjung dalam beraktivitas pada sebuah lingkungan jasa,
Exterior Signage adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi
kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang
dicari ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/di luar bangunan.,Parking
(Area Parkir) yaitu fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa
taman parkir dan/atau gedung parkir. Landscape yaitu Pemandangan terdiri dari fitur
yang terlihat seperti luas tanah, termasuk elemen-elemen fisik seperti bentang alam,
unsur-unsur hidup flora dan fauna, unsur-unsur abstrak seperti pencahayaan dan
kondisi cuaca, dan unsur-unsur manusia seperti aktivitas manusia dan lingkungan
binaan.
2. Facility Interior (Fasilitas Interior) antara lain Interior design (Desain Interior) yaitu
desain diciptakan sebagai respon terhadap dan terkoordinasi dengan kode dan
persyaratan peraturan dan mendorong prinsip-prinsip lingkungan yang ada di dalam
ruangan. Interior Signage yaitu setiap jenis grafik visual yang dibuat untuk
menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam
bentuk informasi jalan yang dicari ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam
ruangan (nama perusahaan, penunjuk arah, peraturan). Equipment (peralatan) yaitu
segala keperluaan yang digunakan manusia untuk mengubah lingkungan sekitar,
termasuk dirinya dan orang lain, dengan menciptakan alat-alat sebagai sarana dan
prasarana. Layout (tata ruang) mengacu pada cara-cara penyusunan mesin-mesin,
peralatan, dan perabotan sesuai ukuran, bentuk dan fungsinya untuk memfasilitasi
tercapainya tujuan pelanggan., air quality/temperature (kualitas udara dan temperatur)
mengacu pada temperature, kelembaban dan pertukaran udara yang dapat
mempengaruhi kondisi fisik dan emosi seseorang.
3. Sound/music/scent/lighting (Suara/music/bau-bauan/penerangan) mengacu pada
Suara/Kebisingan yang ada pada lingkungan dimana jasa itu disampaikan (Physical
Evidence) sangat mempengaruhi kenyamanan pelanggan yang sedang berkunjung baik
itu berupa instrumen musik, suara alam, suara kendaraan dll. Sedangkan bau-bauan
yang ada pada lingkungan jasa dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Dalam hal
ini perlu adanya perhatian untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu
disekitar lingkungan jasa itu sendiri. Sementara penerangan akan berdampak pada
kenyamanan pelanggan yang sedang berkunjung. Maka dalam hal ini penerangan
harus selalu diperhatikan demi menjaga kenyamanan pelanggan yang sedang
mengunjungi lingkungan jasa tersebut.
4. Other tangibles (fasilitas berwujud lainnya) seperti bussines card (kartu bisnis) yaitu
sebuah kartu yang menyampaikan informasi tentang sebuah perusahaan ataupun
individu yang disampaikan hanya sebagai pengingat dalam sebuah perkenalan formal.
Uniforms (Seragam) yaitu pakaian yang dikenakan oleh karyawan atau penyedia jasa
wisata pada saat jasa wisata itu disampaikan. Brochures (Brosur) yaitu suatu alat untuk
promosi barang, jasa dan lain-lain, yang terbuat dari kertas yang dimana di dalamnya

34 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

terdapat sejumlah informasi dan juga penawaran mengenai jasa atau produk tersebu,
dan web pages (halaman web) yaitu suatu dokumen atau sumber informasi yang sesuai
dan dapat diakses melalui web browser dan ditampilkan di layar komputer.

Promosi
Kotler dan Keller (2010:496) mendefinisikan promosi merupakan sarana yang
digunakan untuk memberikan informasi, membujuk, dan member ingatan kepada
pelanggan mengenai produk yang dijual perusahaan. Menurut Lupiyoadi (2013:97) hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang
terdiri atas Periklanan (Advertising) yaitu segala bentuk presentasi non personal yang
mengeluarkan biaya dan promosi gagasan, barang, atau jasa melalui media cetak, media
penyiaran, media jaringan, media elektronik, dan media tampilan, Penjualan
perseorangan (Personal selling) yaitu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
calon pembeli atau lebih ditujukan untuk menciptakan penjualan. (Sunyoto, 2015:204).
Promosi penjualan (Sales promotion) yaitu aktivitas yang dalam pengaplikasiannya
menggunakan teknik, yang berada dibawah pengendalian penjual/produsen, yang
kemudian dapat menginformasikan secara persuasif baik secara langsung atau dari pihak
yang dapat mempengaruhi pembelian. Informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth-
WOM) yaitu promosi yang didapat dari pengalaman sesorang yang telah membeli
produk kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. Hubungan masyarakat (Public
relation-PR) adalah yang bertanggungjawab dalam membangun danmempertahanan
reputasi, citra, dan komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi dan publik.
Bidang ini akan menyusun berbagai strategi supaya mendapatkan simpati dan agar brand
yang dibangun dengan susah payah tidak gelap begitu saja. Makanya pekerjaan humas
nantinya akan berhubungan dengan pers dan tidak pernah lepas dari ilmu komunikasi.
Surat langsung (Direct mail) yaitu kegiatan yang biasanya dilakukan dengan
menggunakan surat, pengiriman auto-tape kepada target calon-calon konsumen, baik
secara individu maupun secara bisnis. (Clow & Baack, 2012:353).

Keputusan Pembelian Jasa


Keputusan pembelian merupakan salah satu tahapan dalam proses keputusan
pembelian sebelum perilaku pasca pembelian. Alma (2013:96) mengemukakan bahwa
keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi
keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence,
people dan, process. Sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah
segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respon yang muncul produk apa
yang akan dibeli. Kotler & Amstrong (2016:177) mendefinisikan keputusan pembelian
sebagai bagian dari perilaku konsumen perilaku konsumen yaitu studi tentang
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:36) proses pengambilan
keputusan pembelian pada konsumen di bagi menjadi lima tahapan yaitu:
1. Problem Recognition (Pengenalan masalah)
Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan keputusan
dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli akan merasakan
perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 35
(Azizah dan Suprajang)

2. Information search (pencarian informasi)


Konsumen yang ingin memenuhi kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi produk. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat
kelompok :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial : iklan, penjual, pajangan di toko.
c. Sumber publik : media masa, organisasi pemberi peringkat.
d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.
3. Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif)
Setelah pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah pilihan mengenai
produk yang sejenis. Pemilihan alternatif ini melalui beberapa tahap suatu proses
evaluasi tertentu.
4. Purchase decision (keputusan pembelian)
Tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan
pilihan. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima
sub keputusan : merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
5. Postpurchase behavior (perilaku pasca pembelian)
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara garapan dan kinerja anggapan produk.
Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan
maka konsumen puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk
kembali dan menjadi pelanggan setia.

HIPOTESIS
Hipotesa yang dibuat peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha1 : Semakin baik Physical Evidence pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies), maka akan berdampak pada Keputusan Berkunjung Wisatawan
Ho1 : Semakin baik Physical Evidence pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies), maka tidak akan berdampak pada Keputusan Berkunjung
Wisatawan.
Ha2 : Semakin baik Promosi pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies), maka akan berdampak pada Keputusan Berkunjung Wisatawan.
Ho2 : Semakin baik Promosi pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies), maka tidak akan berdampak pada Keputusan Berkunjung
Wisatawan.
Ha3 : Semakin baik Physical Evidence dan Promosi secara bersama-sama pada Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), maka akan berdampak pada
Keputusan Berkunjung Wisatawan.
Ho3 : Semakin baik Physical Evidence dan Promosi secara bersama-sama pada Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), maka tidak akan berdampak pada
Keputusan Berkunjung Wisatawan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikansuatu keadaan atau objek yang menjadi perhatian dalam kegiatan
penelitian dengan menggunakananalisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan secara sistematis. Populasi dalam
penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian yang memenuhi karakteristik yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari oleh selanjutnya akan ditarik kesimpulan oleh
peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan Wisata Alam

36 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) Kabupaten Blitar pada tahun 2018 yang berjumlah
71.112 wisatawan.
Sampel Penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu. Penentuan sampel dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode Non Probability Sampling (sampel nonprobabilitas) yaitu
purposive sampling (sampel berdasarkan kriteria), maksudnya peneliti memilih sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memberikan informasi yang maksimal. Peneliti menentukan jumlah sampel
dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat error detecting yang digunakan adalah
10% (0,1) dengan hasil akhir 100 sampel penelitian dengan kriteria sebagai berikut :
1. Responden yang dipilih adalah Wisatawan yang sudah pernah berkunjung ke Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies).
2. Responden yang dipilih adalah Wisatawan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) yang berkunjung di hari Sabtu dan Minggu, karena hari Sabtu dan
Minggu tersebut merupakan hari efektif untuk melakukan kegiatan wisata.
3. Wisatawan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) dengan kriteria usia
sebagai berikut :
a. Masa remaja awal : 12-16 tahun
b. Masa remaja akhir : 17-25 tahun
c. Masa dewasa awal : 26-35 tahun
d. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun
e. Masa lansia awal : 46-55 tahun
f. Masa lansia akhir : 56-65 tahun
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
kuesioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda berfungsi untuk mencari pengaruh dari dua atau lebih
variabel independen (variabel bebas atau X) terhadap variabel dependen (variabel terikat
atau Y). Dalam penelitin ini, analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur
variabel Physical Evidence (X1), Promosi (X2) terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y).

Tabel 1.
Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -4.090 1.766 -2.317 .023
PHYSICAL
.142 .027 .318 5.293 .000 .611 1.638
EVIDENCE
PROMOSI .581 .053 .653 10.857 .000 .611 1.638
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN BERKUNJUNG
Sumber: Output SPSS 22.0

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 37
(Azizah dan Suprajang)

Model persamaan regresi di atas dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2+e
Y = -4.090 + 0,142X1 + 0,581X2+e
Artinya:
1. a = -4.090 : Hal ini menyatakan bahwa keputusan berkunjung wisatawan akan tetap
konstan, apabila tidak ada kenaikan dari variabel physical evidence dan promosi.
2. β1= 0,142 : artinya apabila variabel physical evidence (X1) naik 1 (satu) satuan dan
variabel lainnya tetap maka keputusan berkunjung (Y) akan naik sebesar 0, 142.
3. β2 = 0,581 : artinya apabila variabel Promosi (X2) naik 1 (satu) satuan dan variabel
lainnya tetap, maka Keputusan Berkunjung (Y) akan naik sebesar 0, 581.
4. Sig = 0,000 : menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap
variabel Y karena 0,000 < 0,1 yang merupakan taraf signifikan.
Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel physical evidene dan promosi
berpengaruh positif terhadap variabel terikatnya yaitu keputusan berkunjung.
Berdasarkan persamaan dapat diketahui bahwa variabel bebas dengan koefisien 0, 142
dan 0, 581.
5. Standar error (e) : merupakan variabel acak dan mempunyai distribusi probabilitas.
Standar error (e) mewakili semua faktor yang mempunyai pengruh terhadap Y tetapi
tidak dimasukkan dalam persamaan.

Hasil Uji Hipotesis


Hasil Uji T (Uji Parsial)
Uji T ini digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh dari dua variabel bebas
yaitu Physical Evidence (X1) dan Promosi (X2) terhadap satu variabel terikat yaitu
Keputusan Berkunjung (Y).
Ketentuan penerimaan hipotesis yaitu:
Ha ditolak apabila sig. > 0,1 atau t hitung < t tabel
Ha diterima apabila sig. < 0,1 atau t hitung < t tabel

Tabel 2.
Uji T (Uji Parsial)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -4.090 1.766 -2.317 .023
PHYSICAL
.142 .027 .318 5.293 .000 .611 1.638
EVIDENCE
PROMOSI .581 .053 .653 10.857 .000 .611 1.638
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN BERKUNJUNG
Sumber: Output SPSS 22.0

Hasil uji T untuk variabel physical evidence (X1) diperoleh nilai thitung= 5.293 > nilai ttabel
yaitu 1,29007 Hal ini menunjukkan bahwa H01 ditolak Ha1 diterima, yang berarti terdapat
pengaruh yang signifikan dari physical evidence terhadap keputusan berkunjung pada
Wisata Alam Gardu Kelud (Wisata Buki Teletubbies) Kapubaten Blitar. Sedangkan untuk

38 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

variabel promosi (X2) diperoleh nilai thitung= 10.857 > nilai ttabel sebesar 1,29007 Hal ini
menunjukkan bahwa H02 ditolak Ha2 diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang
signifikan dari physical evidence terhadap keputusan berkunjung pada Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Buki Teletubbies) Kapubaten Blitar.

Hasil Uji F (Uji Simultan)


Uji simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas
(physical evidence dan promosi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
terikat (keputusan berkunjung).

Tabel 3.
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 1032.824 2 516.412 178.177 .000b
Residual 281.136 97 2.898
Total 1313.960 99
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN BERKUNJUNG
b. Predictors: (Constant), PROMOSI, PHYSICAL EVIDENCE
Sumber: Output SPSS 22.0

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh physical


evidence (X1) dan promosi (X2) secara simultan terhadap keputusan berkunjung (Y) adalah
sebesar 0,000 < 0,1 dan nilai F hitung 178.177 > F tabel 2,14, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ha3 diterima yang berarti terdapat pengaruh physical evidence (X1) dan promosi
(X2) secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan berkunjung (Y)

Hasil Uji Determinasi


Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas/independen berpengaruh terhadap variabel terikat/dependennya. Jika
koefisien determinasi (R2) = 1, artinya variabel independen memberikan informasi yang
digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Jika (R 2) = 0, artinya variabel
independen tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen.Nilai
koefisien determinasi untuk variabel independen lebih dari dua digunakan adjusted R
square, sebagai berikut:

Tabel 4.
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .887 a .786 .782 1.702 2.003
a. Predictors: (Constant), PROMOSI, PHYSICAL EVIDENCE
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN BERKUNJUNG
Sumber : Output SPSS 22.0

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 39
(Azizah dan Suprajang)

Berdasarkan table 4, dapat diketahui nilai Adjust R Square sebesar 0.782, hal ini
mengandung arti bahwa pengaruh variabel physical evidence (X1) dan variabel promosi
(X2) secara simultan terhadap variabel keputusan berkunjung (Y) adalah sebesar 78.2%
dan sisanya dipengaruhi oleh variabel independen lainnya sebesar 21.8%.

Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel physical
evidence (X1) dan promosi (X2) terhadap variabel keputusan berkunjung (Y) secara parsial
(individu) maupun secara simultan (bersama-sama). Melalui penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semakin baik physical evidence pada
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) akan semakin tinggi pula keputusan
berkunjung wisatawan. Physical Evidence merupakan salah satu dari tujuh elemen dalam
bauran pemasaran yang terdiri dari semua variabel yang dikendalikan oleh perusahaan
dalam komunikasinya yang terdiri dari lingkungan luar (eksterior) dan lingkungan
dalam (interior) yang akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran dalam hal ini
adalah wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan indikator variabel tertinggi adalah landscape
yang menyatakan bahwa pesona alam Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) sangat indah, selain itu pesona alam Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) menarik wisatawan untuk berkunjung, layout (tata ruang) yang menyatakan
bahwa fasilitas yang ada di Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies)
menunjang kenyamanan dan memberikan kepuasan wisatawan seperti adanya toilet,
gazebo, spot-spot foto dan lain-lain, air quality/temperature (kualitas udara/temperatur)
yang menyatakan bahwa kualitas udara yang ada di Wisata Alam Sumberasri (Wisata
Bukit Teletubbies) sejuk selain itu temperatur udaranya juga normal bahkan cenderung
sejuk sehingga membuat wisatawan merasa nyaman, interior design (desain interior) yang
menyatakan bahwa desain interior yang ada di Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) memiliki spot-spot foto yang unik dan menarik bagi wisatawan,equipment
(peralatan) yang menayatakan bahwa terdapat tempat sampah di kawasan Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) dalam kondisi baik dan layak digunakan, selain itu
terdapat juga gazebo dan toilet, uniform (pakaian) yang menayatakan bahwa penyedia jasa
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) memakai pakaian yang baik dan rapi,
parking (area parkir) yang menyatakan bahwa area parkir pada Wisata Alam Sumberasri
(Wisata Bukit Teletubbies) luas dan juga dekat dengan kawasan wisata, signage eksterior
yang menyatakan bahwa Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies)
membutuhkan grafik visual yang baik dan jelasberupa penunjuk arah menuju lokasi
wisata serta papan nama wisata, interior signage yang menyatakan bahwa Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) membutuhkan grafik visual interior berupa
penunjuk lokasi wisata, peraturan wisatawan ditapilkan dengan jelas, exterior design
(desain eksterior) yang menyatakan bahwa Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) membutuhkan gerbang masuk yang lebih menarik wisatawan untuk
berkunjung, music (musik) yang menyatakan bahwa perlu menambahkan musik di
kawasan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), scent (bau-bauan) yang
menyatakan bahwa bau-bauan selama berada di kawasan wisata harus dijaga demi
kenyamanan wisatawan, lighting (penerangan) yang menyatakan bahwa penerangan
yang ada di kawasan wisata (gazebo penjual makanan) perlu diperbaiki sehingga
membuat wisatawan merasa nyaman, bussines card (kartu bisnis) yang menyatakan bahwa
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) memerlukan kartu bisnis yang berisi
informasi mengenai kawasan wisata yang dapa diberikan kepada wisatawan,brochures
(brosur) yang menyatakan bahwa Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies)

40 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

membutuhkan brosur sebagai tambahan informasi wisata untuk wisatawan, dan web page
(halaman web) yang menyatakan bahwa Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) membutuhkan halaman web yang dapat diakses dengan mudah oleh
wisatawan
Selain dari memperhatikan variabel physical evidence, pihak pengelola Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) perlu memperhatikan variabel promosi. Promosi
atau komunikasi pemasaran merupakan sarana yang igunakan untuk memberikan
informasi, membujuk, dan member ingatan kepada pelanggan mengenai produk yang
dijual oleh Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies). Melalui analisis data
yang telah dilakukan menyatakan bahwa promosi sangat berpengaruh terhadap
keputusan berkunjung wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan variabel indikator tertinggi
adalah periklanan yang menyatakan bahwa Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) melakukan periklanan (advertising) melalui media sosial seperti facebook dan
instagram, promosi penjualan (sales promotion) yang menyatakan bahwa Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) melakukan promosi penjuaan melalui media sosial
yang ada seperti facebook dan instagram, hubungan masyarakat (public reliation) yang
menyatakan hubungan antara Pihak Pengelola Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) dengan masyarakat berjalan dengan baik, informasi dari mulut ke mulut
(word of mouth) yang menyatakan bahwa responden berkunjung ke Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) dari informasi orang lain, surat langsung (direct
mail) yang menyatakan bahwa kelompok sadar wisata (pokdarwis) Gardu Kelud
Sumberasri mengirim surat langsung ke sekolah-sekolah di Blitar agar melakukan
kunjungan wisata,periklanan (advertising) yang menyatakan bahwa Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) membutuhkan periklanan melalui media cetak
seperti poster, banner, dan baliho, periklanan (advertising) yang menyatakan bahwa Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) membutuhkan periklanan melalui media
elektronik, penjualan perseorangan (personal selling) yang menyatakan jasa photographer,
penjual makanan serta jasa ojek diharapkan mampu melakukan presentasi lisan tentang
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubies)kepada wisatawan, dan promosi
penjualan (sales promotion) yang menyatakan bahwa Wisata Alam Sumberasri (Wisata
Bukit Teletubbies) diharapkan dapat berpartisipasi sebagai sponsor dalam kegiatan-
kegiatan tertentu.
Variabel Keputusan berkunjung wisatawan merupakansalah satu penentu
keberhasilan sebuah destinasi wisata, dimana sebuah destinasi wisata akan semakin
berkembang lebih baik apabila dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatanya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa variabel
keputusan berkunjung terbentuk oleh variabel physical evidence dan promosi yang
dilakukan oleh pihak pengelola Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies). Hal
ini dibuktikan dengan variabel indikator tertinggi adalah pencarian informasi (information
search) yang menyatakan bahwa responden melakukan pencarian informasi mengenai
jasa dan produk yang ditawarkan pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies), evaluasi alternatif (evaluation of alternative)yang menyatakan bahwa biaya
yang dikeluarkan sesuai dengan jasa dan produk yang ditawarkan oleh Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), pengenalan masalah (problem recognition) yang
menyatakan bahwa responden berwisata di Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) dengan berbagai tujuan, keputusan pembelian (purchase decision) yang
menyatakan bahwa responden memutuskan berkunjung ke Wisata Alam Sumberasri
(Wisata Bukit Teletubbies) setelah mengevaluasi berbagai informasi yang ada, perilaku
pasca pembelian (postpurchase behavior) yang menyatakan bahwa setelah berkunjung ke

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 41
(Azizah dan Suprajang)

Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) responden ingin berkunjung kembali
serta responden merekomendasikan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies)
kepada orang lain untuk berkunjung.
Dalam hal ini teori yang digunakan untuk keputusan berkunjung adalah keputusan
pembelian jasa. Keputusan pembelian jasa merupakan suatu keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,
promosi, physical evidence, people dan, process. (Alma, 2013:96). Berdasarkan hasil dari
penelitian, keputusan berkunjung wisatawan terbentuk karena dipengaruhi oleh variabel
physical evidence dan promosi pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudi Santoso, Rahayu Shinta,
Achmad Yanu Alif Fianto (2019), yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa
terhadap Keputusan Berkunjung ke Wisata Bahari Jawa Timur” menyatakan bahwa
variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari product (X1), price (X2), location (X3),
promotion (X4), people (X5), physical evidence (X6) dan process (X7) berpengaruh terhadap
variabel keputusan berkunjung (Y) baik secara parsial (individu) maupun secara simultan
(bersama-sama). Hal ini berarti variabel physical evidence (X1) dan promosi (X2)
berpengaruh terhadap keputusan berkunjung (Y). Sehingga, penelitian yang dilakukan
oleh peneliti sesuai dan didukung dengan hasil penelitian terdahulu.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini mengenai physical
evidence dan promosi terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) Kabupaten Blitar, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel bebas yaitu physical evidencedan promosi memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat yaitu keputusan berkunjungsehingga dapat dikatakan bahwa semakin
baik physical evidence dan semakin baik promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) Kabupaten Blitar, maka semakin
tinggi pula keputusan berkunjung wisatawan. Dengan adanya kunjungan wisatawan
terhadap objek Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), maka destinasi
wisata ini akan lebih banyak dikenal oleh pasar yang lebih luas sehingga dapar
mendorong keberhasilan dari Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies)
Kabupaten Blitar dalam bidang usaha jasa pariwisata.

SARAN
Beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan sebagai langkah bagi
manajemen Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) Kabupaten Blitar dalam
penerapan dikegiatan operasionalnya antara lain Physical Evidence (Bukti Fisik) pada
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) yang harus dipertahankan adalah
Landscape (Pesona alam Wisata Alam Sumberasri) yang sangat indah dan menarik
wisatawan untuk berkunjung. Hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan pesona
alam ini adalah dengan cara tetap menjaga kelesatarian alam serta menjaga keseimbangan
ekosistem agar tetap menarik wisatawan untuk berkunjung. Layout (tata ruang ) maupun
fasilitas yang ada di kawasan wisata menunjang kenyamanan dan memberikan kepuasan
wisatawan seperti adanya gazebo, toilet, tempat sampah spot-spot foto (dalam hal ini
juga termasuk ke dalam desain interior) dan lain-lain. Hal yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan fasilitas ini adalah dengan menjaga standar kelayakan pakai atau sesuai
Standar Operasional Perusahaan (SOP) serta melakukan untuk membuat wisatawan
merasa nyaman serta penambahan untuk spot-spot foto yang menarik untuk dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung. Mempertahakankan Air quality/temperature

42 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

(kualitas udara/temperatur) adalah dengan menjaga kualitas udara/temperatur kawasan


Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) agar tetap sejuk dengan cara menjaga
keseimbangan alam atau ekosistem di kawasan wisata.
Hal yang harus dipertahankan terkait Uniform (pakaian) yaitu penyedia jasa wisata
seperti tukang parkir, jasa photographer, jasa ojek, penjual makanan diharapkan tetap
memakai pakaian yang baik (rapi dan sopan). Adapun saran yang bisa saya ajukan
adalah pemakaian seragam yang sama dalam satu kawasan wisata agar wisatawan lebih
mudah mengenali penyedia jasa wisata ketika membutuhkan sesuatu pada saat berada di
kawasan wisata serta agar lebih indah dipandang oleh wisawatan. Hal lain yang saya
cermati adalah icon Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) yaitu berupa
tokoh Teletubbies itu sendiri agar tetap dipertahankan. Namun disamping itu, bagi para
pihak kelompok sadar wisata (pokdarwis) Gardu Kelud Sumberasri perlu menciptakan
icon baru untuk kawasan Wisata Alam Sumberasri. Hal lain yang perlu dipertahankan
adalah Parking (Area Parkir) yang luas dan dekat dengan kawasan wisata yaitu dengan
cara tetap menjaga kebersihan serta kenyamanan area parkir kawasan Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies).
Adapun Physical Evidence (Bukti Fisik) Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) yang masih perlu untuk ditingkatkan dalam rangka meningkatkan tingkat
kunjungan wisatawan antara lain Exterior Signage, yaitu membuat atau memperbaiki
penunjuk arah menuju kawasan wisata, serta membuat papan nama kawasan Wisata
Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) yang unik, menarik serta diharapkan dapat
diingat dengan baik oleh wisatawan. Terkait Interior Signage, Kawasan Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) diharapkan membuat penunjuk nama lokasi di
setiap sudut pada kawasan wisata misalnya lokasi area spot foto, lokasi gazebo
wisatawan, toilet, gazebo penjual makan dan minuman, area ojek, dan lain-lain agar
memudahkan wisatawan mengenali kawasan wisata tersebut. Selain itu, besar harapan
penulis agar kelompok sadar wisata (Pokdarwis) membuat peraturan kawasan wisata dari
benda-benda atau semacamnya yang dibuat sedemikian unik dan menarik sehingga
wisatawan dapat berwisata dengan mematuhi peraturan selama berada di kawasan
Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), serta membuat kalimat edukasi
ataupun kalimat yang bekaitan dengan pariwisata dalam rangka mengedukasi wisatawan
yang berkunjung. Misalnya dengan membuat papan edukasi yang berisi kalimat tentang
“Sapta Pesona” atau Makna dari slogan Pariwisata Indonesia yaitu “Wonderful Indonesia”.
Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah terkait Desain eksterior berupa gerbang
masuk kawasan wisata. Penulis melihat gerbang masuk kawasan Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) ini sudah bagus, namun dalam rangka
peningkatan kualitas jasa yang ditawarkan harapan penulis kelompok sadar wisata
(pokdarwis) bisa memperbaiki gerbang masuk kawasan wisata menjadi lebih unik,
menarik dan dapat mudah diingat wisatawan. Hal ini bertujuan agar ketika menyebut
nama Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), wisatawan sudah mampu
menggambarkan keindahan dan keunikannya yang diharapkan dapat meningkatkan
tingkat kunjungan wisatawan. Dalam hal sound/music/scent/lighting, yaitu kelompok sadar
wisata (pokdarwis) dapat menambah musik yang dapat membuat wisatawan merasa
nyaman dan merasa senang namun tetap sesuai dengan kondisi di kawasan wisata
misalnya musik alam, musik instrumental atau musik-musik yang menenangkan.
Kemudian menjaga bau-bauan (tempat sampah, toilet, dan kawasan lain) serta
penerangan yang ada di kawasan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies)
agar tetap membuat wisatawan merasa nyaman dan tidak terganggu. Terkait Brochure
(Brosur) dan Bisnis Card (Kartu Bisnis), kedepannya kelompok sadar wisata (pokdarrwis)

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 43
(Azizah dan Suprajang)

dapat membuat brosur dan kartu bisnis yang berisi informasi tentang Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) yang dapat diberikan kepada wisatawan yang
berkunjung, sehingga dengan adanya brosur kartu bisnis ini diharapkan wisatawan lebih
mengenal tentang Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) misalnya info asal
usul Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), info paket wisata yang
ditawarkan serta contact person yang bisa dihubungi oleh calon wisatawan. Hal terkahir
yang perlu ditingkatkan adalah pembuatan Web Page (Halaman web) Wisata Alam
Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) Kabupaten Blitar yang dapat diguakan sebagai
sarana pengenalan kawasan wisata dan sebagai media promosi kawasan wisata tersebut
yang dapat dijangkau secara bebas dan luas bagi semua kalangan tanpa terbatas waktu
dan tempat. Sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kunjungan
wisatawan pada Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) di Kabupaten Blitar.
Dalam hal promosi, Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) yang perlu
mempertahankan hal-hal sebagai berikut antara lain Periklanan (Advertising) dan Promosi
Penjualan (Sales Promotion) adalah dengan memperkenalkan sekaligus melakukan
promosi penjualan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) dalam media
sosial seperti facebook maupun instagram serta selalu mengupdate maupun mengupgrade
media social tersebut secara berkala demi kelancaran dalam hal periklanan dan promosi
penjualan. Terkait hubungan masyarakat (public relation) adalah senantiasa menjaga
hubungan yang baik antara pihak pengelola Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit
Teletubbies) baik itu dari pihak perkebunan, pihak kelompok sadar wisata (pokdarwis)
dengan masyarakat luas, dengan wisatawan, dan khususnya dengan masyarakat sekitar.
Hal-hal yang dapat dilakukan salah satunya adalah memberdayakan masyarakat sekitar
untuk bekerja di kawasan Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) serta turut
andil dalam pengembangannya. Selain itu hal lain yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan adalah kembali bekerja sama dengan Dinas terkait dan Desa untuk
perbaikan jalan menuju kawasan wisata, Hal ini dilakukan agar wisatawan yang
berkunjung merasa nyaman dengan akses jalan yang ada.
Hal yang harus dipertahankan lagi adalah mengenai informasi dari mulut ke mulut
(word of mouth). Pihak kelompok sadar wisata (pokdarwis) dapat membuat program
discount and reward kepada wisatawan yang mampu mendatangkan lebih banyak
wisatawan untuk berkunjung ke Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies), hal
ini merupakan salah satu strategi pemasaran efektif yang dapat diterapkan kedepannya.
Hal lain yang perlu dipertahankan adalah mengenai surat langsung (direct mail), yaitu
tetap menjalin kerjasama kepada sekolah-sekolah yang selama ini sudah melakukan
kunjungan wisata ke Wisata Alam Sumberasri (Wisata Bukit Teletubbies) dan
memperluas kerjasama kepada sekolah-sekolah lain. Hal ini akan berdampak pada
jumlah kunjungan wisatawan serta sebagai salah satu sarana pemasaran yang baik.
Adapun hal-hal yang masih harus ditingkatkan terkait promosi adalah sebagai
berikut yaitu periklanan (advertising), pihak kelompok sadar wisata (pokdarwis) gardu
kelud perlu membuat poster, banner maupu baliho tentang Wisata Alam Sumberasri
(Wisata Bukit Teletubbies) yang dapat diketahui oleh masyarakat luas sebagai salah satu
sarana pemasaran melalui media cetak, selain itu bisa ditambahkan juga untuk
melakukan periklanan tentang melalui media elektronik, misalnya radio ataupun stasiun
televisi yang bertujuan untuk mengenalkan kawasan wisata serta dapat menjangkau
masyarakat yang lebih luas yang belum mengetahui tentang Wisata Alam Sumberasri
(Wisata Bukit Teletubbies). Dalam hal penjualan perseorangan (personal selling), yaitu
diharapkan jasa photographer, penjual makan dan minuman,jasa ojek, tukang parkir dan
lain-lain agar dapat melakukan presentasi lisan kepada wisatawan yang berkunjung. Hal

44 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45
(Analisis Physical Evidence dan Promosi terhadap Keputusan Berkunjung...)

ini dilakukan dengan tujuan membuat wisatawan merasa nyaman dan teredukasi
mengenai kawasan wisata tersebut. Hal lain terkait promosi penjualan (sales promotion)
yang dapat dilakukan adalah dengan menjadi sponsor atau partner dari acara “festival
durian” yang diselenggarakan disetiap bulan Februari-Maret berdasarkan informasi yang
peneliti dapatkan ketika wawancara dengan sekretaris kelompok sadar wisata (pokdarwis)
Gardu Kelud. Hal ini akan menajdi sarana pemasaran yang efektif dalam pengenalan
kawasan wisata serta dapat menjadi pemicu jumlah kunjungan wisata, dengan cara
menjadi tempat penyelenggaraan festival tersebut ataupun dijadikan serangkaian
kegiatan tahunan dalam festival tersebut.
Seiring dengan adanya perlombaan perencanaan Desa Wisata yang diselenggarakan
oleh Badan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kabupaten Blitar yang pada saat itu
mendapat apresiasi sebagai Juara III Lomba Perencanaan Desa Wisata di tingkat
Kabupaten Blitar, oleh karena itu peneliti berharap program ini dapat di”hidup” kan
kembali dengan cara dilanjutkan kembali pengembangan desa wisatanya agar apresiasi
yang diberikan oleh Badan Pembangunan Daerah (Bapeda) dapat dinikmati
keberhasilannya secara maksimal oleh wisatawan kedepannya. Selain itu,Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung.
Ananda, Rizka Putri, Eeng Ahman dan Oce Riwanudin. 2013. Pengaruh Physical
Evidence Objek Wisata Pemandian Air Panas Ciwalini terhadap Keputusan
Berkunjung (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-
Ciwidey Kabupaten Bandung). Jurnal Pariwisata dan Perhotelan, 3(1), 2013-461.
Clow, K. E. dan Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion and Marketing
Communication. Pearson. England.
Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2016. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Lane Keller. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi 10. Erlangga. Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran dan Jasa Berbasis Kompetensi Edisi 3.
Salemba Empat. Jakarta.
Sangadji, Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal
Penelitian. Andi. Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Center of Academic
PublishingService. Yogyakarta.
Zeithaml, V.A., M.J. Bitner. 2013. Service Marketing: Integrating Customer Focus Across the
Firm 6th ed. Mc- Graw: Hill. Boston

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 32-45 45

Anda mungkin juga menyukai