Anda di halaman 1dari 29

RINGKASAN

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha


pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui
pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan,
kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya
telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan
manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih dan sejuk, suhu
dan sinar matahari yang nyaman, kesunyian), pemandangan alam dan sumber air
kesehatan (air mineral, air panas).

Objek wisata buatan manusia dapat berupa fasilitas atau prasarana, peninggalan
sejarah dan budidaya, pola hidup masyarakat dan taman-taman untuk rekreasi atau olah
raga. Banyak di Indonesia terdapat Agrowisata., Salah satunya di Daerah Istimewa
Yogyakarta yaitu Agrowisata Bhumi Merapi , yang terletak di Jl. Kaliurang Km 20
Sleman Yogyakarta. Agrowisata Bhumi Merapi juga memiliki berbagai macam atraksi
yang menarik. Agrowisata Bhumi Merapi memiliki strategi dan ketegasan langkah
dalam upaya menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Penggunaan startegi yang
tepat dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang untuk berwisata. Strategi pasar
itu meliputi Menukar tiket masuk dengan segelas susu sapi segar, fasilitas objek wisata
bersifat edukasi dan permainan yang lengkap dan menarik , serta ditunjang lokasi yang
strategis dan tempat yang nyaman dikarenakan terletak di jl. Kaliurang yang memiliki
udara sejuk yang berdekatan dengan Gunung Merapi, Mengadakan event menarik setiap
minggu. Hal itu akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk berwisata di
Agrowisata Bhumi Merapi

Dalam upaya peningkatan laba dan mempertahankan kelangsungan usaha,


Agrowisata Bhumi Merapi menetapkan startegi yang tepat dan memahami apa yang
menjadi kebutuhan konsumen. Dengan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Agrowisata
Bhumi Merapi sesuai dengan tren yang diinginkan masyarakat, hal ini digunakan untuk
meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan dan mencapai laba yang ditargetkan.
Apabila keputusan berkunjung konsumen mengalami peningkatan maka laba yang
diperolah semakin besar, hal ini berguna untuk kelangsungan hidup perusahaan dan
digunakan untuk lebih mengembangkan usaha guna memenuhi kebutuhan konsumen di
bidang wisata.

Jukka, Marjukka, Rauli, Heikki (2002)”Price and properties were regarded as the
most important motives affecting the decision to purchase. According to the survey close
to 80 percent and over 85 percent, for price and properties respectively, felt that price
and properties had affected their decision making at least relatively much. Price might
have dominated the decision making in the sample more than it does for the whole
population.” Dari jurnal diatas menunjukkan bahwa harga sangat berpengaruh terhadap
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Dari kutipan jurnal diatas
menunjukkan bahwa lokasi dari suatu usaha akan menarik lebih banyak konsumen dan
membantu menambah jumlah penjualan barang. Agrowisata Bhumi Merapi yang
didirikan di atas lahan seluas yakni 5,2 Ha sebagai lahan pertanian,perkebuanan, serta
peternakan, Agrowisata Bhumi Merapi berbatasan langsung dengan Kali Kuning dan
dengan latar belakang pemandangan indahnya Gunung Merapi.

Menurut Tjiptono (2004: 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum
jasa ditawarkan kepada konsumen. Pada dasarnya fasilitas dalam perusahaan jasa
merupakan faktor yang menentukan pilihan pilihan orang untuk berkunjung ketempat
wisata. Banyak perusahaan jasa mempersepsikan bahwa interaksi pelanggan dengan
fasilitas jasa berpengaruh terhadap jasa tersebut di mata pelanggan.

Thomas W. Dillon, Harry L. Reif (2004) “The shopping tools must be easy to use
and must provide the customer with all of the information necessary to make a purchase
decision. If further support is required, such as telephone interaction to answer personal
questions, the tools must facilitate this linkage and personnel must be available to
provide support.” Kemudahan dalam menggunakan fasilitas menjadi hal yang penting
bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Fasilitas objek wisata yang
menarik dan sesuai dengan tren yang sedang diminati konsumen akan menjadi daya tarik
bagi konsumen untuk berkunjung dan menikmati fasilitas tersebut, tidak hanya itu
kebersihan, kelancaran dan jaminan keamanan dari fasilitas juga menjadi nilai tambah
untuk menarik konsumen untuk berkunjung. Pemilihan obyek wisata lebih banyak
ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di obyek wisata yang akan dikunjungi,
apakah sesuai dengan keinginan wisatawan. Wisatawan akan tertarik untuk
mengunjungi suatu obyek wisata dengan melihat apa saja yang ditawarkan atau
disediakan oleh suatu obyek wisata. Fasilitas yang disediakan pada Agrowisata Bhumi
Merapi sudah cukup lengkap yaitu Area Kemah, Outbound dan didalam Agrowisatanya
sendiri sebagai Edukasi bagi anak-anak untuk lebih mengenal hewan mamalia dan reptil,
alternatif gas alam yang terbuat dari kotoran kambing, serta tanaman
hidroponik ataupun belajar menanam yang dikemas dalam bentuk Fieldtrip.

Selain wisata agro dan alam, Pengunjung Agrowisata Bhumi Merapi dapat
mengunjungi situs sejarah berupa Goa Ponggolo. Goa Ponggolo yang berusia sudah 200
tahun ini memiliki panjang kurang lebih 350 meter dengan aliran air yang cukup deras
sehingga sangat menarik bagi pengunjung yang ingin menguji adrenalinnya. selain itu
infrastruktur lain seperti toilet, tempat ibadah (musholla),gazebo, tempat parkir, kios
souvenir telah banyak mengalami perubahan, pihak pengelola telah memperbaiki
fasilitas yang ada seperti penambahan spot foto yang menarik minat wisatawan,
penambahan atraksi edukasi, dan perbaikan infrastruktur. Di tempat ini juga dilengkapi
fasilitas cafetaria.

Dari pemaparan di atas maka penelitian ini berjudul: “Pengaruh Destinasi Wisata
Dan Harga Terhadap Keputusan Berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi “
B. Rumusan Masalah :
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dikaji
adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengaruh destinasi wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan
ke Agrowisata Bhumi Merapi ?
2. Apakah pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke
Agrowisata Bhumi Merapi?
3. Faktor-faktor apa saja yang mengurangi kepuasan wisatawan selama
mengunjungi Bhumi Merapi?

C. Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian yang hendak dicapai, diharapkan dapat diprediksikan tindakan apa
yang akan dilakukan, sehingga hambatan yang mungkin terjadi dapat dikurangi.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk Menganalisis pengaruh destinasi wisata terhadap keputusan berkunjung


wisatawan ke Agrowisata Bhumi Merapi.
2. Untuk Menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung
wisatawan ke Agrowisata Bhumi Merapi., dan
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mengurangi kepuasan berkunjung
wisatawan ke Agrowisata Bhumi Merapi.
D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Manfaat Akademis
a) Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai
Pengaruh Destinasi Wisata dan Harga terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di
Agrowisata Bhumi Merapi.
b) Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan variabel yang berbeda.
c) Bagi penuilis, penelitian ini bermanfaat untuk sarana pengembangan ilmu
pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Bagi perusahaan, khususnya Agrowisata Bhumi Merapi dapat dijadikan sebagai bahan
masukan untuk meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung
yang datang untuk berwisata.

E. Urgensi Penelitian

Dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui pengaruh harga dan kunjungan
terhadap destinasi Bhumi Merapi yang sebelumnya belum diketahui.
Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1 Konsep Dasar Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung konsumen ke suatu objek wisata pada dasarnya erat


kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting
dalam kegiatan pemasaran pariwisata yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena
perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran
seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan kunjungan
pada suatu objek wisata. Adanya kecenderungan pengaruh harga, lokasi, dan fasilitas
terhadap keputusan berkunjung yang dilakukan oleh konsumen tersebut,
mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek
perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan berkunjung. Kotler dan
Amstrong (2001:226) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap dalam
proses keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Keputusan
pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia
untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya
yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi
terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah
pembelian (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:15).
Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa
keputusan berkunjung adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu
pilihan tempat wisata untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan
konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap
alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
2.2 Konsep Dasar Lokasi

Fitzsimmons dalam Nasution (2004: 34) menjelaskan bahwa lokasi adalah


pemilihan suatu tempat yang menentukan suatu usaha produksi atau penyedia jasa
berdasarkan pertimbangan tertentu dan sering kali menentukan kesuksesan suatu
usaha, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial suatu usaha. Lokasi yaitu
keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan
ditempatkan (Lupiyoadi, 2001:80) Lokasi berarti berhubungan dengan di mana
perusahaan harus bermarkas dan beroperasi melakukan kegiatan usahanya.
(Lupiyoadi, 2006:73). Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi
lokasi, yaitu:

a. Konsumen mendatangai pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaannya


seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih
tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain
harus strategis.
b. Pemberi jasa mendatangi konsumen : dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap
berkualitas.
c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia
jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telephone,
computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama
komunikasi antara kedua belah pihak terlaksana dengan baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah tempat dimana
perusahaan didirikan untuk melakukan suatu usaha produksi atau penyedia jasa
dengan menggarap pasar potensial yang ada termasuk destinasi wisata.
2.3 Posisi Lokasi Dalam Pemasaran

Lokasi seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat


kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Lokasi juga berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi strategik seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen
permintaan, dan fokus. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu
jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah. Karena keputusan
pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek
yang sifatnya kapital insentif, maka suatu perusahaan jasa haruslah benar-benar
mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsive terhadap perubahan-
perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan dimasa mendatang.
Competitive Positioning adalah metode-metode yang digunakan agar perusahan dapat
mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para pesaing.
Manajemen permintaan merupakan kemampuan penyedian jasa untuk
mengendalikan kuantitas, kualitas, dan timing permintaan.Tjiptono (2007:92)
menjelaskan bahwa pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan terhadap
faktor-faktor berikut:
a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau oleh transportasi
umum.
b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
pandang normal.
c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:
 Banyaknya orang yang lalulalang bisa memberikan peluang besar
terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang
sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui
usaha-usaha khusus.
 Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan,
misalnya terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran atau
ambulans.
d. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua
maupun roda empat.
e. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
dikemudian hari.
f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
Sebagai contoh, warung makan berdekatan dengan daerah pondokan, asrama
mahasiswa, kampus, sekolah atau perkantoran.
g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi
wartel (warung telekomunikasi), perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau
daerah yang sama terdapat banyak wartel lainnya, menariknya, dalam
sejumlah industri, justru ada kecenderungan usaha sejenis menempati lokasi
berdekatan, dan contohnya: bengkel, showroom mobil., pengecer sepatu dan
pakaian, toko mebel, dan lain lain.
h. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan
bermotor berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.

2.4 Konsep Dasar Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu obyek
wisata untuk menunjang atau mendukung aktivitas-aktivitas wisatawan yang
berkunjung di suatu objek wisata. Apabila suatu objek wisata memiliki fasilitas yang
memadai serta memenuhi standar pelayanan dan dapat memuaskan pengunjung maka
dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi melalui kesan-kesan baik dari pengunjung
sebelumnya. Menurut Tjiptono (2004: 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang
harus ada sebelum jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang ada yaitu kondisi
fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus
dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan konsumen
secara langsung. Sumayang (2003: 124) menjelaskan bahwa fasilitas adalah
penyediaan perlengkapan fisik yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk
melakukan aktivitasnya sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah perlengkapan fisik
yang disediakan oleh penyedia jasa untuk dapat digunakan oleh konsumen dalam
melakukan aktivitasnya.
Sumayang (2003: 124) menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyediaan fasilitas antara lain:
a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan adalah
keadaan fasilitas perusahaan yang dilengkapi oleh atribut yang menyertainya
dan didukung dengan kebersihan dan kerapian saat konsumen menggunakan
fasilitas tersebut.
b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan adalah fasilitas yang
berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan adalah fasilitas yang
ditawarkan kepada konsumen adalah fasilitas yang sudah familier bagi
konsumen sehingga konsumen dapat menggunakannya dengan mudah.
d. Kelengkapan alat yang digunakan adalah alat yang digunakan oleh konsumen
sesuai dengan spesifikasinya.

Menurut Nirwana (2004: 47) terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam merancang dukungan fisik atau fasilitas fisik, yaitu:
a. Desain fasilitas
b. Nilai fungsi
c. Estetika
d. Kondisi yang mendukung
e. Peralatan penunjang
f. Seragam pegawai
g. Laporan-laporan
h. Garansi

Persepsi pelanggan terhadap suatu jasa dapat dipengaruhi oleh atmosfir (suasana)
yang dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas jasa bersangkutan. Tjiptono
(2000:43-45) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan
persepsi pelanggan. Persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas
jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa meliputi:


a. Sifat dan tujuan organisasi jasa
Sifat suatu jasa sering kali menentukan berbagai persyaratan desainnya.
Desain yang baik dapat memberikan manfaat, misalnya perusahaan mudah dikenali,
desain eksterior bisa menjadi tanda atau petunjuk mengenai sifat jasa di dalamnya.
Banyak organisasi jasa yang memperoleh manfaat langsung dari desain khusus yang
disesuaikan dengan sifat dan tujuannya.
b. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat Setiap perusahaan
jasa yang membutuhkan tanah untuk mendirikan lokasi fasilitasnya perlu
mempertimbangkan kemampuan finansialnya, peraturan pemerintah
berkaitan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain-lain.
c. Fleksibilitas
Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering
berubah dan apabila spesifikasi jasa cepat berkembang sehingga risiko
keusangan menjadi besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa
harus dapat disesuiakan dengan mudah dan memperhitungkan pula
kemungkinan perkembangan di masa datang.
d. Faktor estetis
Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik, dan estetis akan dapat
meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa. Selain itu sikap
karyawan terhadap pekerjaannya juga dapat meningkat.
e. Masyarakat dan lingkungan sekitar
Masyarakat (terutama pemerhati masalah sosial dan lingkungan hidup)
dan lingkungan di sekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan
berpengaruh besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak
mempertimbangkan factor ini maka kelangsungan hidup perusahaan bisa
terancam.
f. Biaya konstruksi dan operasi
Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya
operasi dipengaruhi oleh kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan
perubahan suhu. Sumayang (2003: 124) menjelaskan ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyediaan fasilitas, pada penelitian ini
indikator fasilitas yang digunakan adalah:
 Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan
 Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan
 Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan
2.5 Konsep Dasar Harga
Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar.Harga
dapat mempengaruhi posisi persaingan antar perusahaan dan juga bisa mempengaruhi
market share-nya. Harga suatu barang atau jasa juga dapat mempengaruhi program
pemasaran perusahaan karena itu harga merupakan satu satunya bauran pemasaran
yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swasta & Irawan, 1999:241).
Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai
sejumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang mengandung
utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa (Tjiptono,
2007:178).
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah
sejumlah uang dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang digunakan untuk mendapatkan
produk barang atau jasa. Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting
dalam proses bauran pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya
dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga juga
sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa yang dinilai
oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra. Penentuan harga juga
memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas. Penentuan harga biasanya dilakukan
dengan menambah presentase di atas nilai atau besarnya biaya produksi (Lupiyoadi
2008:98)

a. Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan
daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli
untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau
jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian
memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam
“mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk
menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif.persepsi yang sering berlaku
adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
Bab III
Metode Penelitian

3.1. Metode Penelitian


Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan
(Hasan, 2002: 21). Pengertian lain dari metode penelitian ialah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara, observasi,
tes maupun dokumentasi (Arikunto, 2002: 136). sedangkan menurut Subagyo (2006:
2) metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali
pemecahan terhadap segala permasalahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Bodgan dan Taylor dalam Barowi dan Suwandi, 2009: 21), sedangkan tujuan
dari penelitian kualitatif menurut Sulistyo-Basuki (2010: 78) ialah bertujuan untuk
memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia
yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau
kepercayaan orang yang diteliti yang kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka-
angka. Sedangkan menurut Prastowo (2012: 45) penelitian kualitatif menekankan
pada analisis induktif, bukan analisis deduktif. Data yang dikumpulkan bukan
dimaksudkan untuk mendukung atau menolak hipotesis yang telah disusun sebelum
penelitian dimulai, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul
dan dikelompokkan bersama lewat proses pengumpulan data yang dilaksanakan
secara teliti. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun
fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis melalui perhitungan angka-angka.
Metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
Pengaruh Destinasi Wisata Dan Harga Terhadap Keputusan Berkunjung ke
Agrowisata Bhumi Merapi

3.2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran
penelitian (Sudjarwo dan Basrowi, 2009: 255). Populasi dalam penelitian ini ialah
pengunjung Agrowisata Bhumi Merapi.

3.3. Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:

3.3.1. Data Primer


Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Data primer ini antara lain;
1) Catatan hasil wawancara.
2) Hasil observasi lapangan.

3.3.2. Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini
digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan penelitian,
karena pengumpulan data tersebut akan menentukan berhasil tidaknya suatu
penelitian. Sehingga dalam pemilihan teknik pengumpulan data harus cermat. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden
dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Sedangkan maksud dari wawancara menurut
Lincon dan Guba (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 127) ialah
mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa
yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang
lain. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh
Destinasi Wisata Dan Harga Terhadap Keputusan Berkunjung ke Agrowisata Bhumi
Merapi

2) Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung pada objek kajian. Menurut Hasan (2002: 86) Observasi ialah pemilihan,
pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Observasi yang di
maksud dalam teknik pengumpulan data ini ialah observasi pra-penelitian, saat
penelitian dan pasca-penelitian yang digunakan sebagai metode pembantu, dengan
tujuan untuk mengetahui Pengaruh Destinasi Wisata Dan Harga Terhadap Keputusan
Berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi dan pengembangan apa saja yang perlu
dilakukan .

3) Studi Pustaka
Menurut Martono (2011: 97) studi pustaka dilakukan untuk memperkaya
pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar atau
pedoman dalam proses penelitian. Peneliti juga menggunakan studi pustaka dalam
teknik pengumpulan data. Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini
merupakan jenis data sekunder yang digunakan untuk membantu proses penelitian,
yaitu dengan mengumpulkan informasi yang terdapat dalam artikel surat kabar, buku-
buku, maupun karya ilmiah pada penelitian sebelumnya.

3.5. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Proses analisis yang digunakan
dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan model Miles dan Huberman dalam
Prastowo (2012: 242) yaitu melalui proses reduksi data, penyajian data, penarikan
simpulan serta triangulasi. Adapun penjabaran analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

3.5.1 Data Reduction (Reduksi data)


Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini berlangsung secara terus-
menerus selama penelitian kualitatif berlangsung. Selama proses reduksi data
berlangsung, tahapan selanjutnya ialah:
1) Mengkategorikan data (Coding) ialah upaya memilah-milah setiap satuan data
ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2011: 288).
2) Interpretasi data ialah pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang
telah dianalisis atau dengan kata lain, interpretasi merupakan penjelasan yang terinci
tentang arti yang sebenarnya dari data penelitian (Hasan, 2002: 137).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan data yang diperoleh pada
saat penelitian mengenai Pengaruh destinasi wisata dan harga terhadap keputusan
berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi dan strategi pengembangan apa saja yang
perlu dilakukan, kemudian data tersebut diklasifikasikan dan dipilih secara sederhana.

3.5.2 Data Display (Penyajian data)


Pada tahap ini, peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun
untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lazim
digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk teks naratif. Maksud dari teks naratif
ialah peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya
mengenai mengetahui Pengaruh Destinasi Wisata Dan Harga Terhadap Keputusan
Berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi dan strategi pengembangan apa saja yang
perlu dilakukan yang kemudian dibentuk simpulan dan selanjutnya simpulan tersebut
disajikan dalam bentuk teks naratif.

3.5.3 Conclusion/Verying (Penarikan simpulan)


Peneliti berusaha menarik simpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari
makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan
konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan proporsi. Pada tahap
ini, penulis menarik simpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya,
kemudian mencocokkan catatan dan pengamatan yang dilakukan penulis pada saat
penelitian.

3.5.4 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data yang telah diperoleh.
Terdapat tiga macam teknik triangulasi antara lain:
1) Triangulasi dengan sumber
yaitu teknik pengecekan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, agar sesuai
dengan tujuan penelitian mengenai Pengaruh Destinasi Wisata Dan Harga
Terhadap Keputusan Berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi dan strategi
pengembangan apa saja yang perlu dilakukan.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik ialah teknik pengecekan data yang dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini, peneliti memperoleh data dengan wawancara, kemudian dicek
dengan observasi, dokumentasi.
Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Kondisi Riil Tempat Penilitian


.
Agrowisata Bhumimerapi adalah salah satu wisata edukasi di Yogjakarta yang
letaknya dijalan kaliurang km20 , Sawungan, Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta.
Dengan luas lahan yakni 5,2 Ha sebagai lahan pertanian,perkebuanan, serta
peternakan, Agrowisata Bhumi Merapi berbatasan langsung dengan Kali Kuning dan
dengan latar belakang pemandangan indahnya Gunung Merapi.
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki fasilitas sebagai Area Kemah, Outbound
dan didalam Agrowisatanya sendiri sebagai Edukasi bagi anak-anak untuk lebih
mengenal hewan mamalia dan reptil, alternatif gas alam yang terbuat dari kotoran
kambing, serta tanaman hidroponik ataupun belajar menanam yang dikemas dalam
bentuk Fieldtrip.
Selain wisata agro dan alam, Pengunjung Agrowisata Bhumi Merapi dapat
mengunjungi situs sejarah berupa Goa Ponggolo. Goa Ponggolo yang berusia sudah
200 tahun ini memiliki panjang kurang lebih 350 meter dengan aliran air yang cukup
deras sehingga sangat menarik bagi pengunjung yang ingin menguji adrenalinnya.

Fasilitas yang kami miliki :


1. Bumi Perkemahan ( sedang dalam masa perbaikan)
2. Field Trip
a. Wahana Taman Kambing
– Praktek memberi makan kambing
– Praktek memberi dot (ngedot) anak kelinci
– Mendapat segala informasi terkait kambing jenis PE dan pengaplikasian limbahnya

b. Wahana Taman Reptile


– Berinteraksi dengan hewan reptile seperti ular, kura-kura, dll, secara langsung
– Berfoto dengan hewan reptile
– Mendapat segala informasi terkait hewan reptile

c. Wahana Taman Kelinci


– Berinteraksi langsung dengan kelinci hias maupun pedaging
– Dapat memegang, mengejar, dll dengan kelinci yang telah disediakan
– Mendapat segala informasi terkait kelinci dan pengaplikasian limbahnya

d. Wahana Taman Hidroponik


– Mengetahui cara/teknik bercocok tanam dengan sistem hidroponik
– Praktek menanam tanaman dengan tanah dengan memanfaatkan barang bekas
– Mendapat segala informasi terkait tanaman dan informasi tentang hidroponik

e. Wahana Biogas & Hidram


– Pengamatan langsung pengaplikasian limbah kotoran kambing dan kelinci
– Pengamatan langsung pengaplikasian teknologi pembangkit air tanpa listrik
menggunakan Hidram ( Hidraulic Ram Pump )

3. OutBuond
Peserta outbuond dapat bermain outbuond yang menarik dan menyenangkan
serta dapat menikmati kesegaran hutan sengon yang teduh dan sejuk. Variasi
permainan outbond kami sangat banyak sehingga pengunjung dapat memilih langsung
jenis permainan yang dikonsultasikan oleh bagian marketing saat pemesanan
outbuond. Salah satu keunggulan kami yaitu arena outbuond di kali kuning seperti
menangkap ikan, permainan pipa bocor dan permainan air lainnya.
Beberapa jenis permainan :
– Menjinakkan bom (permainan tali ; melatih kekompakan tim)
– Tank Buldoser (permainan strategi & kerjasama tim)
– Candi Perusahaan (permainan air)
– Aneka permainan kolam air
– Dll.
4. Wisata Goa Ponggolo
Penelusuran goa air sepanjang 350 meter ( peserta dilengkapi dengan peralatan safety
seperti, helm dan pelampung dan ditemani oleh pemandu )
5. Wisata Adrenalin lainnya
Wisata lain yang kami tawarkan yaitu turun tebing menggunakan tali ( Rapling ) dan
panjat tebing ( Climbing ) di kali kuning.
” Semua kegiatan adrenalin dan ekstreme akan dipandu khusus oleh pemandu
profesional dan dilengkapi oleh peralatan safety”.

Fasilitas Umum :
 4 pendopo besar sebagai tempat transit dan berkegiatan
 5 gazebo untuk bersantai yang tersebar di dalam agrowisata
 33 kamar mandi
 Lapangan besar sebagai tempat parkir dan juga berkegiatan
 Aneka minuman seperti susu kambing, sirup jahe, eskrim/yogurt susu
kambing, dll.
 Restoran yang menyediakan berbagai makanan khas kearifan daerah
 Dll

B. Hasil Analisis Deskriptif ( belum dikerjakan)


C. Hasil Analisis Infrensial ( belum dikerjakan)
D. Pembahasan ( belum dikerjakan)
Bab V
Kesimpulan dan Saran
Jadwal Penelitian

No KEGIATAN Waktu Penelitian


November Desember
Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
 Mengidentifikasi Judul
Makalah yang
diberikan
 Menentukan Lokasi
 Pembagian Tugas
dalam pengerjaan
makalah.

2 Tahap Pelaksanaan
 Observasi ke lokasi
tujuan ( Agrowisata
Bhumi Merapi )
 Pengumpulan Data
 Analisis Data

Jadwal Penelitian

No KEGIATAN Waktu Penelitian


November Desember
Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4
3. Tahap Penyusunan Makalah

4. Tahap Akhir 11
 Pengumpulan Makalah

Referensi

Lampiran

Biodata Kelompok :

Ketua :

Nama : Mahardika Fortuna


Tempat , Tanggal lahir : Yogyakarta , 27 April 1995

Daerah Asal : Sleman , Yogyakarta

Anggota Tim Pengusul :

Anggota I :

Nama : Putri Sari Ferdian

Tempat , Tanggal lahir : Pekanbaru , 27 Juli 1998

Daerah Asal : Pekanbaru , Riau

Anggota II :

Nama : Novia R.Subur

Tempat , Tanggal lahir : Jailolo , Kec. Sahu , 11 November


1998

Daerah Asal : Ternate , Maluku Utara


Anggota III :

Nama : Lidiawati

Tempat , Tanggal lahir : Ciamis , 13 Juni 1997

Asal Daerah : Pangandaran , Jawa Barat

Susunan Organisasi Tim Peneliti

Pembagian Tugas

Anda mungkin juga menyukai