Anda di halaman 1dari 3

Maksimisasi Keuntungan dari Sisi Input

Produk total
Produk Total (PT) adalah hubungan teknis/fisik antara output/produk dengan input/faktor
produksi. Hubungan tersebut dinyatakan secara matematis dengan persamaan berikut:
PT = Y = f (X)
Dimana : Y = Output
X = Input
 Nilai penjualan produk yang merupakan penerimaan bagi produsen khusus dari sisi input
dinyatakan dengan NPT (Nilai Produk Total),
 Dan dari sisi output dinyatakan dengan PNT (Penerimaan Total).

Biaya faktor produksi


BTF = Hx* X + K
Dimana : : BT = Biaya Total Faktor Produksi
Hx* = Harga input sebagai konstanta
X = Jumlah input variabel yang digunakan
K = Menyatakan biaya tetap berupa konstanta

Maksimisasi keuntungan
Pengusaha akan memperoleh keuntungan apabila selisih penerimaan dengan biaya
memberikan hasil positif. “Penerimaan – biaya > 0”. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :
π (X) = NPT - BTF

Keuntungan maksimum dapat tercapai dengan syarat :


- Apabila slope NPT sama dengan slope BTF atau NPM = BMF (Syarat Keharusan)
- Apabila slope kurva NPM lebih kecil dari slope kurva BMF, dimana karena slope BMF
bernilai nol (Syarat Kecukupan)
Untuk memaksimalkan keuntungan (π) produsen harus memaksimalkan selisih antara
penerimaan dan biaya produksi.

Hubungan Elastisitas Produksi dengan Daerah Produksi


Daerah produksi pertama disebut daerah tidak rasional karena pada daerah ini (NPM >
BMF) sehingga pada daerah ini keuntungan masih bisa ditingkatkan. Pada daerah produksi
pertama keuntungan yang diperoleh perusahaan bernilai positif dan masih bisa ditingkatkan
dimana nilai Ep lebih besar dari satu (Ep > 1).
Daerah produksi kedua disebut daerah rasional karena pada daerah ini bisa dicapai (NPM
= BMF) sehingga pada daerah ini dapat dicapai keuntungan maksimum. Pada daerah ini nilai Ep
masih positif akan tetapi sudah lebih kecil dari satu (0 < Ep < 1).
Daerah produksi ketiga disebut daerah tidak rasional karena pada daerah ini (NPM <
BMF) sehingga keuntungan sudah mulai menurun bahkan bisa negatif. Hal ini menyebabkan
kerugian atau tidak menguntungkan lagi, dimana nilai Ep < 0.

Analisis Marjinal pada Maksimisasi Keuntungan


Jika NPM/BMF > 1, misal bernilai 3 maka pengusaha berproduksi pada daerah pertama
(DP I) dan angka 3 tersebut mengandung arti bahwa: Nilai dari input terakhir yang digunakan
dalam proses produksi tersebut adalah tiga kali lebih besar dari biaya yang dibutuhkan untuk
membeli (memperoleh) input tersebut.
Jika NPM/BMF < 1 , misal bernilai 0,5 maka pengusaha berproduksi pada daerah
produksi kedua (DP II) dan angka 0,5 tersebut mengandung arti bahwa: Nilai dari input terakhir
yang digunakan dalam proses produksi tersebut adalah separuh (setengah) dari besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk membeli input tersebut.
Jika NPM/BMF = 0, pengusaha berproduksi pada perbatasan daerah produksi kedua (DP
II) dan ketiga (DP III) dimana mengandung arti bahwa: Nilai input terakhir yang digunakan tidak
memberikan tambahan nilai (kontribusi pada penerimaan perusahaan adalah nol).
Jika NPM/BMF < 0, misal bernilai - 0,25 maka pengusaha berproduksi pada daerah
produksi ketiga (DP III) dan angka - 0,25 tersebut mengandung arti bahwa: Penggunaan input
terakhir justru mengurangi penerimaan (bahkan menyebabkan kerugian) sebesar 0,25 dari
tambahan biaya (harga input) yang dikeluarkan tersebut.
Daftar Pustaka

L. Debertin, Koerniawati. 2009. Ekonomi Produksi Pertanian: Pendekatan Neoklasik.


Agricultural Production Economics dengan Penyesuaian dan Pengayaan Materi

Diktat ibu…

Anda mungkin juga menyukai