Anda di halaman 1dari 19

Bab XII

BEBERAPA BENTUK FUNGSI


PRODUKSI PERTANIAN
Pengertian Fungsi Produksi

Fungsi produksi menjelaskan hubungan teknis


yang merubah input (sumberdaya) menjadi output (komoditi).

Definisi secara matematik merumuskan fungsi produksi


dengan bentuk umum (general form) sebagai berikut:
Y = f (x),
Y = Jumlah output yang dihasilkan dalam satuan fisik
X = Jumlah input yang digunakan dalam satuan fisik,
dimana nilai x tidak boleh negatif ( x > 0 )
1
FUNGSI PRODUKSI PERTANIAN

(1) menyebut dan menjelaskan satu persatu jenis


input yang digunakan dan output yang dihasilkan
(2) menyajikan hubungan input dan output dalam
suatu tabel
(3) menggambarkan hubungan input dan output
berupa grafik/diagram
(4) menyatakan hubungan input dan output dalam
bentuk persamaan matematis.

2
Bentuk fungsi khusus:
Y = bX (fungsi linier)
Y = a + bX (fungsi linier)
Y = a + b X + c X2 (fungsi kuadratik)
Y = a + b X + c X2 + d X3 (fungsi kuadratik)
Y = a Xb (fungsi pangkat)
dan sebagainya

• Menurut Debertin (1986): Fungsi produksi menggambarkan juga


hukum proporsi yaitu transformasi sekumpulan input ke dalam satu
atau beberapa output.

• Selanjutnya untuk menyatakan fungsi produksi ada beberapa cara:


1. Menyebut dan menjelaskan satu persatu jenis input yang
digunakan dan output yang dihasilkan.
2. Menyajikan hubungan input dan output dalam suatu tabel.
3. Menggambarkan hubungan input dan output berupa
grafik/diagram.
4. Menyatakan hubungan input dan ouput dalam bentuk persamaan
3
matematis.
4
Fungsi ini bisa juga dinyatakan dengan cara lain (secara
tabulasi). Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini :

Jika X = 10, maka Y = 25


X = 20, maka Y = 50
X = 30, maka Y = 60
X = 40, maka Y = 65
X = 50, maka Y = 60

5
Penyajian data secara tabulasi untuk menjelaskan
hubungan produksi tersebut di atas mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain:

• Hanya dapat menunjukkan hubungan X dan Y pada


beberapa titik tertentu saja sesuai dengan nilai X yang
terdapat pada tabel.

• Kurva yang dihasilkan apabila titik-titik koordinat tersebut


dihubungkan akan menghasilkan kurva yang tidak mulus
(patah-patah) akibat tidak menggunakan fungsi kontinyu.

• Data yang tidak kontinyu akan memberikan informasi


yang tidak lengkap atau kemungkinan ada informasi
yang hilang.
6
INPUT TETAP DAN INPUT VARIABEL
Komoditi pertanian umumnya menggunkan
beberapa jenis input yang digolongkan sebagai
input tetap (fixed input) dan input variabel
(variable input). Bentuk umum fungsi produksi ini
dengan memperhatikan jenis-jenis input yang
digunakan dapat dinyatakan:

Y= f (X1/X2, X3, X4, ... Xn­­)


Y= output dalam satuan tertentu
X1 = input variabel dalam satuan tertentu
X2 ... Xn= input tetap dalam satuan tertentu
Tanda “/” dipakai untuk memisahkan input tetap
dan input variabel dan bisa dibaca sebagai kata
“diberikan (given)”. 7
Kategori input apakah sebagai input tetap
atau variabel adalah sangat erat kaitannya
dengan jangka waktu produksi

Jangka waktu produksi dibagi atas:

1. Jangka pendek (short run)


2. Jangka menengah (intermediate run)
3. Jangka panjang (long run)

8
Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang

(The Law Of Diminishing Returns)

Hukum ini berbunyi :

Bahwa setiap satuan input variabel yang


ditambahkan pada setiap satuan input
tetap akan menghasilkan output dengan
kenaikan hasil yang makin lama makin
berkurang (kenaikan hasil berkurang).
9
Ada 3 ilustrasi fungsi produksi yang mempunyai tingkat kelengkungan
(curvature) berbeda sehingga mencerminkan berlaku tidaknya hukum
kenaikan hasil semakin berkurang (The LDR).

1. Fungsi produksi dengan Y Y = 2X


kenaikan hasil tetap
(Constant marginal 2
return)
X
1
2. Fungsi produksi dengan Y
kenaikan hasil yang
semakin bertambah
(increasing marginal
returns). X

Y
3. Fungsi produksi dengan
kenaikan hasil yang
semakin berkurang
(decreasing marginal
X
returns)
10
Produk Marjinal dan Produk Rata-rata

Produk Marjinal (PM) atau Marginal Physical


Product (MPP) dan Produk Rata-rata (PR) atau
Averange Physical Product (APP) merupakan
dua macam ukuran produktifitas yang sering
dipakai dalam teori ekonomi produksi.

Contoh: Produksi rata-rata padi dilahan rawa


lebak adalah 3 ton/ha/tahun bukan produksi
marjinal karet rakyat adalah 300 kg/ha/tahun.

11
Produk Marjinal (PM) :
• Menunjukkan perubahan output sehubungan dengan perubahan
satu-satuan input.
• Penambahan produk yang diperoleh karena penambahan faktor
produksi dengan satu-satuan yang amat kecil.
• Kurva menunjukkan hubungan antara faktor produksi dengan
produk marjinal adalah Kurva Produk Marjinal (KPM).
• Fungsi Produk Marjinal (PM) menunjukkan fungsi yang menyatakan
tingkat perubahan pada fungsi Produk Total.
• Fungsi PM juga merupakan kemiringan (slope) dari fungsi Produk
Total (PT).
• Secara matematis fungsi PM diperoleh dari derivatif pertama fungsi
PT bila data yang tersedia data kontinyu, yaitu;
y  (PT)
Y
PM = = = f’ (X)
x x C
D

∆X Y
Sedangkan pada kasus data tabulasi (data diskrit) maka: B

Y Gambar Produk Fisik Marjinal taksiran X


0 A
PM=
dan yang sebenarnya
X
12
Produk Rata-rata (PR)
• Menunjukkan jumlah output untuk penggunaan setiap satu satuan
input.
• Nilai PR selalu positif yang ditunjukkan dengan rasio output (selalu
positif) dibagi dengan jumlah input (selalu bernilai positif).
• Produk Rata-rata (PR) sering dinyatakan secara matematis dengan
rumus:

Y
PT PR = atau PR =
X X

Contoh 1 :Penentuan PM dan PR pada suatu fungsi PT :


Y = 3 X2

y (PT)
maka fungsi: PM = = =6X
x x
(slope fungsi PT adalah PM = 6 X )
Y PT 3X2
fungsi PR = = = =3X
13
X X X
Contoh 2 : Penentuan PM dan PR pada data tabulasi:

YY Y
Y
No Y X ∆Y ∆X PMPM  X
X
PR PR
X
X

1 0 0 50 10 50/10 = 5 0
2 50 10 25 15 75/25 = 1,6 50/10 = 5
3 75 25 5 15 5/15 = 0,3 75/25 = 3
4 80 40 5 10 5/10 = 0,5 80/40 = 2
5 85 50 85/50 = 1,7

Nilai PM dan PR dapat ditentukan pada tingkat penggunaan input


tertentu. Misal pada contoh 1 di atas dimana PM = 6 X, maka
X = 3 maka nilai PM = 6 (3) = 18
nilai PR = 3 (3) = 9
untuk nilai PM dan PR yang lain dapat dihitung berdasarkan nilai X
yang ditentukan.

14
Fungsi Produksi Neo Klasik dan Hubungan PT, PM dan PR

1. Fungsi produksi neo klasik (The Neo-classical


Production Funtion) merupakan bentuk fungsi produksi
yang mempunyai tiga daerah produksi (Daerah I, II
dan III).

2. Fungsi produksi ini sangat populer dan sudah lama


digunakan untuk menjelaskan hubungan input output
dalam bidang pertanian.

3. Melalui kurva fungsi produksi ini dapat tergambar jelas


hubungan antara KPT denga KPM serta hubungan
atara KPR dengan KPM itu sendiri. Selain itu dapat
terlihat jelas tiga daerah produksi dengan batas daerah
berdasarkan nilai Elastisitas produksi (Ep).
15
Daerah
Y Daerah Produksi Produksi Daerah Produksi
I II III

KPT

E1 = 1 E1 = 0
E1 > 1 0 < E1 < 1 E1 < 0

KPR

0 X1│X2
KPM

Gambar Fungsi produksi klasik dengan tiga daerah 16


Tabel Hubungan PT, PR dan PM serta Ep dengan
menggunakan data hipotesis

Input Output PR PM Ep
Daerah
No X X Y Y (Y/X) (Y/X) (PM/ Produ
PR) ksi

1 0 75 0 10 0 0,13 3,07 I
2 75 75 10 30 0,13 0,40 1,74
3 150 75 40 35 0,27 0,47 1,33
4 225 75 75 32 0,33 0,43 1,19
5 300 75 107 13 0,36 0,17 0,53
6 375 75 120 6 0,32 0,08 0,25 II
7 450 75 126 4 0,28 0,05 0,18
8 525 75 130 2 0,25 0,03 0,12
9 600 75 132 -2 0,22 -0,03 -0,14 III
10 675 75 130 -5 0,19 -0,06 -0,35
11 750 75 125 0,17 17
Keterangan :
• I: Tahap kenaikan hasil dengan semakin
bertambah (increasing rate) dimana nilai
PM > 0 dan terus bertambah
• II : Tahap kenaikan hasil semakin berkurang
(decreasing rate) dimana nilai PM > 0
tetapi terus menurun
• III : Tahap penurunan hasil (negative decreasing
rate) dimana nilai PM < 0

• D I :Daerah Produksi I dengan Ep > 1


• D II :Daerah Produksi II dengan 0 < Ep < 1
• D III :Daerah Produksi III dengan Ep < 0
18
PM PM PM PM
F1 > 0
F2 < 0
F1 > 0 F3 < 0 F1 > 0
F2 < 0 F2 < 0 F1 > 0
F3 > 0 F3 = 0 F2 > 0
F3 < 0

0 X 0 X 0 X 0 X

PM PM PM PM
+
F1 < 0
F1 > 0 F2 < 0
F2 > 0 F3 = 0
F3 > 0 F1 > 0 F1 > 0
F2 > 0 F2 = 0 0 X
F3 = 0 F3 = 0
-
0 X 0 X 0 X

PM PM
+ F1 < 0 + F1 < 0
Gambar 2.4. Beberapa kemungkinan PM untuk fungsi F2 < 0 F2 < 0
produksi Y = f (X), f1 = PM, f2 = F3 < 0 F3 > 0
kemiringan PM, f3 = kelengkungan PM 0 X X

- -
19

Anda mungkin juga menyukai